keadaan pengetahuan gizi dan pola konsumsi … · b. identifikasi masalah ... terjadi pada remaja...
TRANSCRIPT
KEADAAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA KONSUMSI SISWA PROGRAM KEAHLIAN KOMPETENSI JASA BOGA
DI SMK N 2 GODEAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
NURJANAH
NIM 09511242003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesuatu kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain). Dan hanya
kepada Tuhanmu hendaknya engkau berharap”
-QS Al-Insyiraah 6:8-
”Hidup tanpa usaha dan Do’a adalah mimpi, sehingga apa
yang ingin kita dapatkan harus dengan usaha dan doa
kepada sang pencipta”
-Penulis-
Alhamdulillah, sepenggal asa telah kuraih, Puasnya hati
setelah selesainya usaha yang diperjuangkan selama ini.
Setetes kebahagiaan kupersembahkan karya sederhana
dengan perjuangan besar ini untuk :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta, kasih sayang pengorbanan
dan perhatian yang selama ini saya rasakan sehingga
menjadikan saya lebih baik.
2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Kakak ku, dwi terimakasih atas segala bantuan kalian
4. Mas duli, terima kasih untuk semua pengorbananmu”
5. Seluruh teman-teman PKS 2009 terimakasih atas
dukungan dan kebersamaannya selami ini.
vi
Keadaan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Siswa Program Keahlian Kompetensi Jasa Boga
Oleh :
Nurjanah (09511242003)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui pengetahuan gizi pada siswa
program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean; 2) Mengatahui pola konsumsi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean .
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011 sampai dengan April 2012. Tempat penelitian di SMK N 2 Godean. Jenis penelitian ini adalah ex post facto dengan populasi 102 dan mengambil sampel penelitian sebanyak 78 subjek dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengetahuan gizi dan pola konsumsi menggunakan angket. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah validitas konstrak (construct validity), dengan uji validitas oleh para ahli (expert judgment) dan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows . Uji coba instrumen dilakukan terhadap 24 siswa yang tidak menjadi responden penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, penentuan mean, median, modus dengan bantuan SPSS 16.0 For Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengetahuan gizi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga dalam kategori tinggi (56,42%), konsep remaja dalam kategori sangat tinggi (39,74%), konsep gizi remaja dalam kategori cukup (39,74%), kebutuhan gizi dalam kategori tinggi (44,87%), menu, ragam dan hidangan dalam kategori sangat tinggi (52,56%) ; 2) Pola konsumsi pangan makanan pokok adalah nasi putih dikonsumsi lebih dari satu kali sehari, pengganti nasi adalah roti dikonsumsi kurang dari tiga kali perminggu, lauk hewani adalah telur dikonsumsi kurang dari tiga kali perminggu, lauk nabati adalah tempe dikonsumsi lebih dari satu kali sehari, sayuran adalah wortel dikonsumsi tiga kali perminggu, buah-buahan adalah jeruk dikonsumsi tiga kali perminggu, cemilan kering adalah cemilan berbahan terigu dikonsumsi kurang dari tiga kali perminggu, cemilan basah adalah gorengan dikonsumsi satu kali perhari, minuman adalah teh manis dikonsumsi satu kali sehari, susu adalah susu kental manis dikonsumsi kurang dari satu kali perminggu, junk food adalah fried chicken dikonsumsi kurang dari satu kali perminggu.
Kata kunci : pengetahuan gizi, pola konsumsi dan frekuensi penggunaan bahan makanan, siswa Jasa Boga
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir skripsi
yang berjudul “Hubungan Tingkat Kedisiplinan Kerja dalam Praktik terhadap
Sikap Professional Siswa Program Keahlian Jasa Boga di SMK N 1 Sewon”
dengan baik.
Selama menyelesaikan laporan ini banyak pihak yang telah membantu
sehingga dapat terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Noor Fitrihana, M.Eng, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
3. Sutriyati Purwanti, M.Si, selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd selaku Penasehat Akademik mahasiswa
Pendidikan Teknik Boga 2007.
5. Dr. Siti Hamidah, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang bermanfaat bagi saya.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan jurusan Pendidikan Teknik Boga dan
Busana yang telah membantu dengan memberikan pelayanan yang sebaik-
sebaiknya.
viii
7. Bapak, Ibu, serta teman-teman yang telah memberikan doa, motivasi dan
dukungannya.
Penyusun sadar bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penyusun sangat membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan
laporan skripsi ini semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, Juni 2012
Penyusun
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR SKRIPSI …………….…
MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………..………..
ABSTRAK ………………………………………………………………..…..
KATA PENGANTAR ……………………………………………………..…
DAFTAR ISI....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….…….
B. Identifikasi Masalah……………………………………………….
C. Batasan Masalah………………………………………………….
D. Rumusan Masalah………………………………………………...
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………...
F. Manfaat Penelitian…………………………………………………...
BAB II. KAJIAN TEORI…………………………………………………...
A. Pengetahuan gizi …………………………………………….............
B. Pola konsumsi pangan……………………………………………..
C. Penelitian yang relevan ……………………………………………
D. Kerangka berfikir…………………………………………………
E. Pertanyaan Penelitian………………………………………………
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………..
A. Desain Penelitian…………………………………….….....................
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………...
C. Definisi Operasioanal………………………………………………...
D. Populasi dan Sampel Penelitian...…...……………………….............
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xiii
xv
1
1
5
6
6
6
7
8
9
22
32
33
35
37
37
37
38
38
x
E. Teknik pengumpulan data…………………………………………
F. Instrument penelitian………………………………………………..
G. Uji Coba Instrumen…………………………………………….
H. Teknik Analisis Data………………………………….……………
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................
A. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………….
B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40
42
45
48
51
51
68
74
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Tumpeng gizi seimbang ……………………………………… 31
Gambar 2 Diagram kerangka berfikir………………………………….. 35
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kecukupan gizi rata-rata bagi remaja ............................................. 21
Tabel 2 Jumlah porsi makanan yang dianjurkan ............................................ 31
Tabel 3 Jadwal kegiatan penelitian ............................................................... 37
Tabel 4 Jumlah responden setiap kelas ………………………..................... 39
Tabel 5 Jumlah sampel setiap kelas ................................................................ 40
Tabel 6 Kisi-kisi instrument penelitian ……………………………………. 43
Tabel 7 Kategori frekuensi penggunaan bahan makanan ………................. 44
Tabel 8 Pedoman memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi….. 47
Tabel 9 Distribusi frekuensi variabel pengetahuan gizi ………………… 52
Tabel 10 Identifikasi kategori kecenderungan variabel Pengetahuan gizi…… 53
Tabel 11 Identifikasi kategori kecenderungan indikator konsep remaja.......... 53
Tabel 12 Identifikasi indikator kecenderungan konsep gizi remaja ………… 54
Tabel 13 Identifikasi kategori kecenderungan indikator kebutuhan gizi …… 55
Tabel 14 Identifikasi kategori kecenderungan indikator menu, ragam dan
hidangan.....................................................................................
56
Tabel 15 Frekuensi Makanan pokok …………………................................. 56
Tabel 16 Frekuensi Pengganti nasi…………………………………………… 57
Tabel 17 Frekuensi Lauk hewani …………………………………………….. 58
Tabel 18 Frekuensi Lauk nabati ……………………………………………….. 60
Tabel 19 Frekuensi Sayuran …………………………………………………. 60
Tabel 20 Frekuensi Buah-buahan ………………………………………… 62
Tabel 21 Frekuensi Cemilan kering ………………………………………….. 63
Tabel 22 Frekuensi Cemilan basah ………………………………………….. 64
Tabel 23 Frekuensi Minuman………………………………………………… 65
Tabel 24 Frekuensi Susu…………………………………………………… 66
Tabel 25 Frekuensi Junk food ……………………………………....... 67
Tabel 26 Pola konsumsi bahan pangan ………………………………. 74
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian
Lampiran 2. Hasil Validasi Judgment
Lampiran 3. Hasil Uji Coba Instrumen
Lampiran 4. Data Mentah pengetahuan gizi dan frekuensi bahan makanan
Lampiran 5. Analisis Deskriptif
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan adalah untuk
mempertinggi derajat kesehatan, termasuk di dalamnya keadaan gizi masyarakat
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan kesejahteraan
pada umumnya (Suhardjo, 2003 : 3)
Perilaku gizi yang baik dan benar pada setiap individu dapat mengacu
pada Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang terdiri dari 13 pesan (Ray
1997). Penerapan pesan gizi seimbang keluarga dan perilaku KADARZI
merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi pola makan remaja,
mengingat bahwa pola makan pada masa remaja sangat tergantung dari orang tua
dan keluarga. Keluarga sadar gizi (KADARZI) merupakan salah satu sasaran
prioritas dalam melaksanakan rencana strategi Departemen 2005-2009 dalam
rangka mencapai sasaran menurunkan prevalensi gizi kurang (Depkes 2007).
Salah satu sebab timbulnya masalah kesehatan bagi siswa karena pola
makan yang kurang baik, siswa yang berkecukupan dan tinggal diperkotaan
masalah gizi yang sering dihadapi adalah masalah gizi lebih. Siswa ini
mempunyai resiko tinggi menderita penyakit degenaratif seperti : penyakit
2
jantung, darah tinggi, diabetes, (Soekirman 2002:11). Masalah gizi pada remaja
muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidak seimbangan antara
konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat
terjadi pada remaja adalah gizi kurang, obesitas dan anemia. Kurang gizi pada
remaja terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kekurangan gizi pada remaja putri umumnya
terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi makanannya.
Adanya masalah gizi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menjadi
semakin kompleks dan perlu mendapatkan perhatian ekstra. Selain kecenderungan
busung lapar yang terus meningkat secara bersamaan dari tahun ke tahun, dan
kasus gizi buruk yang masih banyak terjadi di berbagai wilayah miskin, saat ini
ada kecenderungan kelebihan gizi atau obesitas di sejumlah kelompok
masyarakat khususnya dari kalangan menengah keatas. Hal ini menjadi masalah
baru di bidang gizi. Para ahli gizi menyebutnya sebagai masalah gizi ganda.
(http://iqbalali.com/2008/04/21/masalah-gizi-di-indonesia-kondisi-gizi-
masyarakat-memprihatinkan/ diakses tanggal 15 november 2010)
Remaja merupakan salah satu konsumen makanan yang aktif dan mandiri
dalam menentukan makanan yang dikehendaki. Kecepatan pertumbuhan anak
sekolah meningkat bersama dengan datangnya masa remaja. Pada tahap
pertumbuhan ini anak mendapatkan pengalamannya dengan makanan yang
diperoleh dari lingkungan keluarga dan diluar rumah. Remaja yang memperoleh
konsumsi pangan yang memenuhi kecukupan gizi semenjak masa anak-anak akan
3
memiliki perkembangan tubuh yang baik, dengan postur tubuh yang lurus, otot
yang kuat dan simpanan lemak yang cukup.
Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan
fisik karena bertambahnya jaringan lemak dalam tubuh, juga terjadi perubahan
hormonal. Perubahan-perubahan itu mempengaruhi kebutuhan gizi dari
makanan mereka. (http://www.masbied.com/2010/06/04/gizi-dan-makanan-usia-
remaja/diakses tanggal 15 november 2010). Usia anak SMK di Indonesia pada
umumnya berkisar antara 16-18 Th.
Siswa SMK termasuk remaja yang mempunyai karakteristik tertentu
dibanding siswa sekolah menengah umum lainnya. Karakteristik tersebut yaitu 1)
rata-rata siswa SMK adalah remaja perempuan yang menurut Andi Mappiare (
1982 : 80 ), termasuk dalam remaja akhir yang mempunyai masa yang kritis bagi
pembentukan kepribadian. Kritis karena pada masa ini sikap, kebisaan dan pola
perlakuan sedang dimapankan untuk kearah dewasa kelak. Pada masa ini tindakan
siswa dalam memutuskan sesuatu sangat tergantung pada informasi pengetahuan
yang di terima baik berupa informasi tulisan dan berwujud tingkah laku yang
dapat diamati, 2) siswa SMK sudah mengetahui tentang makanan sehat yang
diterima dari mata pelajaran disekolahnya terutama siswa program keahlian
kompetensi jasa boga. Hal ini yang menarik untuk diteliti yaitu untuk mengetahui
apakah ilmu pengetahuan yang didapat sudah diaplikasikan dalam kehidupan
nyata sesuai dengan pendidikan yang berorentasi pada kecakapan hidup.
4
Pembelajaran ilmu gizi di sekolah memberikan ajaran sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, namun guru dapat mengembangkan
materi diluar standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru memberikan
pemahaman yang berkaitan dengan gizi yang cukup untuk remaja. Materi-materi
yang diajarkan di SMK antara lain menjelaskan aturan makan atau diet,
mengidentifikasi kebutuhan gizi, membuat rencana menu sesuai kebutuhan gizi,
menghitung kandungan gizi bahan makanan, mengevaluasi menu dan makanan
yang diolah.
Pemahaman materi yang disampaikan oleh guru memiliki fungsi untuk
digunakan siswa didalam memilih dan mengkonsumsi makanan sehari-hari. Siswa
SMK yang memiliki pengetahuan atau wawasan yang baik tentang gizi makanan
tertentu akan cenderung mempunyai pola makan yang baik. Kebiasaan makan
yang baik dicerminkan oleh konsumsi pangan yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang seimbang dan memenuhi gizi individu yang
bersangkutan, sesuai dengan jenis kelamin dan kondisi kegiatan fisik seseorang.
Kebiasaan tersebut dapat tercapai jika ditunjang oleh proses pendidikan yang
membuat seseorang memiliki wawasan atau pengetahuan yang luas dan mendalam
tentang makanan yang akan dikonsumsi.
Berdasarkan hasil pra penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Siswa
SMK N 2 Godean berasal dari keluarga menengah kebawah jadi pola makan
mereka tergantung pada keluarga. Setiap paginya sebagian besar siswa sarapan.
Untuk makan siang sebagian besar siswa membawa bekal dari rumah karena jam
istirahat yang singkat hanya 15 menit. Dalam satu hari menu maka siswa berbeda,
5
artinya ada variasi hidangan dalam satu hari, mulai dari makan pagi sampai makan
malam. Namun kombinasinya belum beragam masih harus ditelusuri, karena
sebagian besar makan sayuran sedit lauk semua itu berefek pada tinggi badan dan
berat badan bahwa terlihat postur tubuh belum memenuhi. Dari hal tersebut secara
sepintas dapat diketahui bahwa siswa masih ada yang belum menerapkan PUGS.
Siswa SMK telah mendapatkan pengetahuan atau wawasan yang baik
tentang gizi, tetapi siswa belum menguasai dan menerapkannya secara benar.
Selain itu siswa juga masih tergantung dengan variasi hidangan dari orang tua,
sehingga variasi bisa sangat terbatas. Siswa SMK N 2 Godean rata-rata tinggi
badan, berat badan masih belum ideal, ini menunjukkan bahwa masih ada masalah
dalam pola konsumsinya yang mungkin kurang baik.
Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
Keadaan Pengetahuan Gzi dan Pola Konsumsi Siswa Program Keahlian
Kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini
dapat diidenntifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Sering timbul masalah kesehatan siswa karena pola makan yang kurang baik.
2. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu
ketidak seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang
dianjurkan
6
3. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang, obesitas dan
anemia.
4. Kurang gizi pada remaja terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat
gizi lain tidak terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
5. Adanya masalah gizi di Indonesia selama beberapa tahun terakhir menjadi
semakin kompleks dan perlu mendapatkan perhatian ekstra
6. Siswa belum menguasai dan menerapkan pengetahuan gizi yang diajarkan oleh
guru.
7. Pola konsumsi siswa kurang baik, ditunjukkan dengan rata-rata berat badan
yang belum ideal.
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas serta karena keterbatasan waktu
dan tenaga maka peneliti ini membatasi masalah pada keadaan pengetahuan gizi
dan pola konsumsi siswa Program Keahlian Kompetensi Jasa Boga di SMK N 2
Godean
D. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penelitian
ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan gizi siswa pada Program Keahlian Kompetensi Jasa
Boga di SMK N 2 Godean ?
7
2. Bagaimana pola konsumsi siswa pada Program Keahlian Kompetensi Jasa
Boga di SMK N 2 Godean ?
E. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengetahuan gizi pada Siswa Program Keahlian Kompetensi Jasa
Boga di SMK N 2 Godean
2. Mengetahui pola konsumsi Siswa Program Keahlian Kompetensi Jasa Boga di
SMK N 2 Godean
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang pola kosumsi untuk siswa
SMK
2. Bagi sekolah
a. Siswa mampu memperbaiki status gizinya menjadi lebih baik
b. Siswa dapat menerapkan pengetahuan tentang makanan dalam kehidupan
sehari-hari
c. Memberi gambaran tentang tingkat konsumsi pangan siswa SMK N 2
Godean
8
3. Bagi masyarakat umum
a. Sebagai informasi kepada masyarakat umum khususnya remaja putri
tentang pentingnya mengkonsumsi makanan sehat dalam kehidupan sehari-
sehari
b. Sebagai pedoman konsumsi makanan bagi para siswa agar terwujudnya
kebiasaan konsumsi makanan yang sehat
c. Berguna untuk bahan pertimbangan program pencegahan dan
penanggulangan kurang gizi pada remaja putri.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengetahuan Gizi Remaja
1. Pengertian Gizi
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952-
1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab “ghidza” yang berarti makanan. Disatu sisi ilmu gizi berkaitan
dengan makanan dan disisi lain dengan tubuh manusia. Secara klasik ilmu gizi
hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy,
membangun, dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh. (Almatsir, 2002:3)
Gizi adalah suatu proses dimana semua makluk hidup memanfaatkan
makanan untuk keperluan pemeliharaan fungsi organ tubuh, pertumbuhan
reproduksi dan sebagai penghasilan energi. Lebih luas gizi diartikan sebagai suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal organ serta untuk menghasilkan tenaga.
2. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga
tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi
10
dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmojo, 2003: 98).
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan
gizi yang bersangkutan.
Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang
kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi
dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan
produktifitas. Peningkatan pengetahuan gizi bisa dilakukan dengan program
pendidikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah. Program pendidikan gizi dapat
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap
kebiasaan makannya (Soekirman, 2000:55). Menurut (Almatsir, 2002:4)
Pengetahuan gizi adalah sesuatu yang diketahui tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi
sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi
kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi
dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.
11
3. Gizi remaja
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu diberikan
kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang optimal dapat
dicapai. Alasannya remaja perempuan akan menjadi seorang ibu yang akan
melahirkan generasi penerus yang lebih baik. (Dedeh dkk, 2010 : 12)
Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja ditunjukkan untuk deposisi
jaringan tubuhnya. Total kebutuhan energi dan zat gizi remaja juga lebih tinggi
dibandingkan dengan rentan usia sebelum dan sesudahnya. Apalagi masa remaja
merupakan masa transisi penting pertumbuhan dari anak-anak menuju dewasa.
Gizi seimbang pada masa tersebut akan sangat menentukan kematangan mereka
dimasa depan. (Dedeh dkk, 2010 :16 ) Intinya masa remaja adalah saat terjadinya
perubahan-perubahan cepat, sehingga asupan zat gizi remaja harus diperhatikan
benar agar mereka dapat tumbuh optimal. Apalagi dimasa ini aktifitas fisik remaja
pada umumnya lebih banyak. Selain disibukkan dengan berbagai aktifitas
disekolah, umumnya mereka mulai pula menekuni berbagai kegiatan seperti olah
raga, hobi, kursus. Semua itu tentu akan menguras energi, yang berujung pada
keharusan menyesuaikan dengan asupan zat gizi seimbang.
Periode Window of Opportunity adalah kesempatan singkat untuk
melakukan sesuatu yang menguntungkan. Kesempatan tersebut harus
dimanfaatkan, karena bila terlewatkan, risiko akan terjadi dikemudian hari. Istilah
ini digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti astronomi, ekonomi,
12
kedokteran, dan kesehatan masyarakat termasuk gizi. Dibidang gizi periode
Window of Oppurtunity ‘hanya’ berkisar dari sebelum kehamilan sampai umur
anak sekitar dua tahun. Jika calon ibu hamil kekurangan gizi dan berkelanjutan
hingga hamil, janin pun akan kekurangan gizi. Hal ini dapat menimbulkan beban
ganda masalah gizi, yakni anak kurang gizi, lambat berkembang, mudah sakit,
kurang cerdas, serta ketika dewasa kegemukan dan berisiko terkena penyakit
degenerative. (Dedeh dkk, 2010 : 10)
Penentuan kebutuhan akan zat gizi secara umum didasarkan pada
Recommended Daily Allowances (RDA) yang disusun berdasarkan perkembangan
kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi remaja kurang
dari jumlah yang dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya berdasarkan data yang
diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometris, diet serta
psikososial.
3. Pemenuhan Gizi Remaja
Energi dan protein yang dibutuhkan remaja lebih banyak dari pada orang
dewasa, begitu juga vitamin dan mineral. Seorang remaja laki-laki yang aktif
membutuhkan 3.000 kalori atau lebih perhari untuk mempertahankan berat badan
normal. Seorang remaja putri membutuhkan 2.000kalori perhari untuk
mempertahankan badan agar tidak gemuk. Vitamin B1, B2 dan B3 penting untuk
metabolism karbohidrat menjadi energi, asam folat dan vitamin B12 untuk
pembentukan sel darah merah, dan vitamin A untuk pertumbuhan jaringan.
Sebagai tambahan, untuk pertumbuhan tulang dibutuhkan kalsium dan vitamin D
yang cukup. Vitamin A, C dan E penting untuk menjaga jaringan-jaringan baru
13
supaya berfungsi optimal. Dan yang amat penting adalah zat besi terutama untuk
perempuan dibutuhkan dalam metabolism pembentukan sel-sel darah merah.
(Husaini, 2006 : 96)
Remaja membutuhkan energi dan nutrisi untuk melakukan deposisi
jaringan. Peristiwa ini merupakan suatu fenomena pertumbuhan tercepat yang
terjadi kedua kali setelah yang pertama dialami pada tahun pertama kehidupannya.
Nutrisi dan pertumbuhan mempunyai hubungan yang sangat erat. Kebutuhan
nutrisi remaja dapat dikenal dari perubahan tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin
akan membedakan komposisi tubuhnya, dan selanjutnya mempengaruhi
kebutuhan nutrisinya.
Kecukupan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari dan proses
metablisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat
dilihat dari BB-nya. Pada remaja perempuan usia 10-12 tahun, kebutuhan
energinya sebesar 50-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 40-
50 kkal/kg BB/hari. Pada remaja laki-laki usia 10-12 tahun, kebutuhan energiya
sebesar 55-60 kkal/kg BB/hari, sedangkan usia 13-18 tahun sebesar 45-55 kkal/kg
BB/hari. (Dedeh dkk, 2010:21)
Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan,
aktifitas otot, fungsi metabolik lainnya (menjaga suhu tubuh, menyimpan lemak
tubuh), dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan dan tulang disebabkan oleh
karena sakit dan cedera. Sumber energi makanan berasal dari karbohidrat, protein,
lemak, menghasilkan kalori masing-masing, sebagai berikut : karbohidrat 4 kkal/g
dan lemak 9 kkal/g didalam nutrisi ini ada yang memasukkan alkohol sebagai
14
salah satu diantara sumber energi yang menghasilkan kalori 7 kkal/g. energi yang
diperlukan seseorang remaja tergantung dari BMR individu masing-masing
tingkat pertumbuhan dan aktifitas fisik remaja yang kurang aktif dapat menjadi
kelebihan BB atau mungkin obesitas. Asupan energi yang rendah menyebabkan
retardasi pertumbuhan. Energi merupakan kebutuhan yang terutama ; apabila
tidak tercapai, diet protein, vitamin, dan mineral tidak dapat digunakan secara
efektif dalam berbagai fungsi metabolik.
WHO menganjurkan rata-rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-
15% berasal dari protein, 15-30% dari lemak, dan 55-75% dari karbohidrat
(Almatsier, 2002:132).
a. Karbohidrat
Karbohidrat dikenal sebagai zat gizi makro sumber “bahan bakar” (energi)
utama bagi tubuh. Sumber karbohidrat utama dalam pola makanan Indonesia
adalah beras. Di beberapa daerah, selain beras digunakan juga jagung, ubi, sagu,
sukun dan lain-lain. sebagian masyarakat, terutama dikota, juga menggunakan mie
dan roti yang dibuat dari tepung terigu. Karena sebagian besar energi berasal dari
karbohidrat, maka makanan sumber karbohidrat digolongkan sebagai makanan
pokok. Dalam TGS, makanan sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar
tumpeng. (Dedeh dkk , 2010:35)
Sumber karbohidrat yang baik pada diet adalah : karbohidrat simple (buah-
buahan, sayur-sayuran, susu, gula, pemanis berkalori lainnya), dan karbohidrat
komplek (produk padi-padian dan sayur-sayuran). Asupan yang tidak
15
menyebabkan ketosis ; sebaiknya asupan yang berlebih-lebihan mengarah pada
kelebihan kalori.
b. Protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolic, terutama
pertumbuhan, perkembangan, dan mainteen/merawat jaringan tubuh. Asam amino
merupakan elemen struktur otot, jaringan ikat, tulang, enzim, hormone, antibody,
protein juga mensuplai sekitar 12%-14% asupan energi selama masa anak-anak
dan remaja.
Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Kelebihan protein memberatkan ginjal dan hati yang harus
memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Batas yang dianjurkan
untuk konsumsi protein adalah dua kali Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk
protein. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI (WKNPG VI) tahun 1998
menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) protein untuk remaja 1,5 - 2,0 gr/kg
BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk
perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Kelebihan asupan protein dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau
sampai obesitas. Bila asupan energi terbatas diet protein lebih banyak
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi, dan tidak bisa dipakai untuk
mensintesis jaringan baru. Pertumbuhan mengalami kegagalan atau terjadi, kurang
energi protein (KEP). Sumber diet protein yang baik adalah : daging, unggas,
ikan, telur, susu, dan keju.
16
Dalam TGS, makanan sumber protein hewani dan nabati diletakkan
berdekatan pada level yang sama dibawah puncak tumpeng. Konsumsi kedua jenis
protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama. (Dedeh dkk, 2010:41)
c. Lemak
Kebutuhan lemak belum direkomendasikan sebelumnya. Hanya saja pesan
dala pedoman gizi seimbang menganjurkan bahwa kebutuhan lemak sebaiknya
seperempat dai kebutuhan enegi. Saat ini kebutuhan lemak ditentukan sebesar
20% dari kebutuhan energi. (Soekirman, 2006:20)
Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh
pertumbuhan, sebagai sumber suplay energi yang berkadar tinggi, dan sebagai
pengangkut vitamin yang larut dalam lemak. Cara yang digunakan untuk
mengurangi diet berlemak adalah dengan memanfaatkan aneka buah dan sayur
dan produk padi-padian dan serelia : juga dengan memilih makanan rendah lemak
dan daging tanpa emak.
Asupan lemak yang kurang, akan terjadi gambaran klinis defesiensi asam
lemak esensial dan nutrisi yang larut dalam lemak, serta pertumbuhan yang buruk.
Sebaliknya kelebihan asupan beresiko kelebihan BB, obesitas, mungkin
meningkatnya resiko penyakit kardiovaskuler dikemudian hari. Sumber berbagai
lemak tertentu misalnya : lemak jenuh (mentega, lemak babi), asam lemak tek
jenuh tunggal (minyak olive), asam lemak jenuh ganda (minyak kacang kedelai),
kolestrol (hati, ginjal, otak, kuning telur, daging, unggas, ikan dan keju)
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO menganjurkan
konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari kebutuhan energi total dianggap baik
17
untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak essensial dan
untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (Almatsier, 2002:72). Dalam
TGS makanan sumber lemak, seperti diuraikan diatas, diletakkan pada puncak
TGS karena penggunaannya dianjurkan seperlunya. (Dedeh dkk : 2010)
d. Serat
Serat pada diet jumlahnya berlimpah, fungsinya pada tubuh adalah untuk
melancarkan proses pengeluaran tubuh. Sumber yang baik dari diet, misalnya ;
seluruh produk padi-padian, beberapa jenis buah dan sayur, kacang-kacangan
kering, dan biji-bijian. Bila kekurangan asupan mungkin menimbulkan absorpsi
mineral berkurang.
Meskipun serat bukan zat gizi tetapi keberadaan serat diperlukan sekali.
Serat tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat dicerna oleh bakteri dan
organism lain. serat diperlukan untuk membentuk ‘bulk’ (volume) dalam usus.
(Soekirman, 2006 : 31)
e. Zat besi
Remaja adalah salah satu kelompok yang rawan terhadap defesiensi zat
besi, dapat mengacu semua kelompok status sosial ekonomi, terutama yang
berstatus ekonomi rendah. Penyebab sebagian besar oleh karena ketidakcukupan
asimilasi zat besi yang berasal dari diet, zat besi dari cadangan dalam tubuh
dengan cepatnya pertumbuhan dan kehilangan zat besi. Prevalansi zat besi pada
gadis umur 11-14 tahun sekitar 2,8% dan pada anak laki-laki 4,1 % seangka umur
15-19 tahun defesiensi zat besi pada gadis ditemukan sekitar 7,2 % dan laki-laki
0,6%.
18
Kebutuhan zat besi meningkat pada remaja oleh karena terjadi
pertumbuhan yang meningkat ekspansi volume darah dan masa otot. Peran zat
besi penting untuk mengangkut oksigen dalam tubuh dan peran lainnya dalam
pembentukan sel darah merah gadis yang menstruasi membutuhkan tambahan zat
besi yang lebih tinggi.
Kebutuhan zat besi rata-rata pada saat anak prapubertas adalah 10 mg/hari
diet remaja hanya mengandung 6 mg/1000 kkal, sehingga pada gadis yang
umumnya membutuhkan kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk
mencukupi kebutuhan zat besinya. Kekurangan zat besi akan menyebabkan
defesiensi besi, atau anemia besi, sebaliknya kelebihan asupan pada pasien dengan
predisposisi genetic tertentu menyebabkan overioad zat besi, sumber zat besi yang
baik dalam diet, hati, daginng sapi, kacang kering, bayam, dan padi-padian dan
serelia yang diperkaya. (http://mommiesdaily.com/2011/09/22/zat-besi-dan-zink-
perlu/,diakses tanggal 27 Desember 2011)
Kebutuhan mineral seluruhnya meningkatnya pada masa kejar tumbuh
remaja. Mineral berperan penting pada kesehatan, kalsium, zat besi dan seng,
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. (Soekirman, 2006 : 31). Fungsi
mineral dalam tubuh sebagai berikut: memelihara keseimbangan asam tubuh
dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan
mineral pembentukan basa (kapur, besi, magnesium, kalium dan natrium),
mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan
protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh, sebagai bagian dari cairan
usus. Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama dengan
19
protein dan itamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan tubuh
lain.(Soekirman, 2006:26)
f. Kalsium
Pertumbuhan tinggi pada masa remaja mencapai 20 % pertumbuhan
tingginya dewasa dan 40 % masa dewasa. Kebutuhan kalsium pararel dengan
pertumbuhan, dan meningkat dari 800 mg/hari menjadi 1200 mg/hari pada kedua
jenis kelamin pada umur 11-19tahun. Retensi kalsium pada remaja mencapai 200
mg/hari dan pada laki-laki antara 300-400 mg/hari. Kebutuhan kalsium sangat
tergantung pada jenis kelamin, umur fisiologis, dan ukuran tubuh.
Kalsuim yang penting pada remaja untuk pembentukan dan pertumbuhan
tulang sehingga tulang dapat terpenuhi. Pada remaja putri asupan kalsium lebih
rendah dari kebutuhan sehari-hari yang dianjurkan sekitar lebih dari 50% remaja
putri diet dengan kalsium kurang dari 70% kebutuhan kalsium sehari. Faktor
utama yang mempengaruhi kalsium adalah kecukupan asupan vitamin baik dari
diet maupun sinar matahari.
g. Seng
Seng merupakan mineral mikro esensial. Seng diperlukan untuk sistem
reproduksi, pertumbuhan janin, system pusat syaraf, dan fungsi kekebalan
tubuh.(Soekirman, 2006 : 32). Seng didapatkan sebagai komponen sekitar 40
metaloenzim terlibat dalam proses metabolism, seperti sistesis protein,
penyembuhan luka, pembentukan sel darah, fungsi imun, untuk pertumbuhan, dan
pematangan seksual, terutama saat pubertas.
20
Defesiensi ada hubungan dengan diet sudah diketahui sejak tahun 1960
pada remaja laki-laki di Mesir dan iran. Gejala klinisdan defesiensi seng antara
lain : gagal tumbuh, nafsu makan berkurang, perubahan kulit, dan pematangan
seksual yang terlambat, tetapi seng dapat meningkatkan pertumbuhan dan
pematangan seksual, sedangkan gejala kelebihan asupan seng adalah
emesis/intiksikasi akut. Sumber seng yang baik dalam ; kerang laut, daging
merah, unggas, keju, seluruh padi-padian sereal, kacang kering dan telur.
h. Vitamin
1) Vitamin A
Vitamin A merupakan nutrisi yang larut dalam lemak, esensial untuk
mata, tulang, pertumbuhan, pertumbuhan gigi, sel reproduksi dan intregitas
system imun. Vitamin A masih merupakan masalah nutrisi utama yang
berakibat kebutaan di Negara berkembang termasuk di Indonesia. Kelebihan
asupan vitamin A menimbulkan teraogenitas, gejala toksisitas termasuk efek
pada kulit dan tulang.
2) Vitamin C
Fungsi vitamin C dalam pembentukan kolagen, tulang dan gigi,
promasi absorpsi zat besi ; melindungi vitamin lain dan mineral dari oksidasi
(antioksidan). Rata-rata asupan vitamin C remaja laki-laki 121 mg/hari, dan
pada gadis 80 mg/hari. Asupan ini termasuk lebih tinggi dari RDA, yakni 50
mg/hari untuk usia remaja 11-14 tahun, dan 60 mg/hari untuk usia 15-18
tahun. Buah-buahan segar seperti jeruk, tomat, kentang, sayur hijau tua, dan
strawberi yang dijus merupakan asupan vitamin C yang sangat baik.
21
Asupan vitamin C menimbulkan gejala defesiensi vitamin C, berupa
pendarahan kulit dan gusi, lemah, efek perkembangan tulang. Sebaliknya
kelebihan asupan menimbulkan keluhan gastrointestinal.
(http://medicastore.com/artikel/279/index.html,diaksese tanggal 27 desember
2011)
3) Vitamin E
Fungsinya sebagai antioksidan sumber vitamin E yang baik dalam
dalam diet, minyak dan lemak sayur-sayuran, beberapa produk sereal, kacang-
kacangan dan beberapa ikan laut. Asupan yang tidak menimbulkan frogilitas
sel darah merah.
Perannya folat dalam pembentukan hemoglotin dan mineral genetic.
Kebutuhan folat untuk remaja diperkirakan 3 g/kg BB, terhadap 400 remaja
laki-laki dan gadis untuk melihat status folat mendapatkan 40% remaja
memiliki kadar total sel darah merah rendah (<140 mg/ml). Folat terjadi
sebagian besar oleh karena asupan folat yang tidak cukup. Sumber folat
ditemukan pada sayur berwarna hijau tua, kacang kering, benih gandum, dan
hati. Beberapa makanan sumber asam folat ini , kebetulan tidak disukai
remaja, sehingga beresiko timbulnya defesiensi. Gejala defesiensi folat berupa
; lemah, pucat, perubahan neurologis, dan anemia.
22
Table 1. Kecukupan Gizi Rata-rata bagi Remaja (10-19 tahun) Per Orang Per Hari
No Zat gizi Anak Pria (tahun) Wanita (tahun) 7 – 9 10-12 13-15 16-19 10-12 13-15 16-19
1 Energi (Kal) 1860 1950 2200 2360 1759 1900 1850 2 Protein (g) 36 45 57 62 49 57 47 3 Vit. A (RE) 400 450 600 600 500 500 500 4 Vit. B1, (mg) 0.6 0.8 0.9 1.0 0.7 0.8 0.8 5 Vit. B2 (mg) 0.9 1.0 1.1 1.2 0.9 1.0 0.9 6 Niasin (mg) 8.1 8.6 9.7 10.0 7.7 8.4 8.1 7 Vit. B12 (mg) 0.9 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 8 A. Folat (ug) 80 90 125 165 100 130 150 9 Vit. C (mg) 25 30 40 40 30 30 30
10 Kalsium (mg) 500 700 600 600 700 700 600 11 Fosfor (mg) 400 500 500 500 450 450 450 12 Besi (mg) 10 14 23 23 14 19 25 13 Seng (mg) 10 15 15 15 15 15 15 14 Iodium (ug) 120 150 150 150 150 150 150
B. Pola konsumsi pangan
Pola konsumsi menurut Suhardjo (2006: 220) merupakan serangkaian cara
bagaimana makan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan
yang mereka makan dan pola hidup mereka, termasuk beberapa kali makan atau
frekuensi makan. Pola konsumsi seseorang adalah salah satu bagian dari aspek
anthropologi mempelajari tingkah laku manusia sebagai suatu kelompok, tingkah
laku ini mencakup juga soal-soal yang berhubungan dengan pangan atau
makanan, misalnya cara manusia mendapatkan, mengolah dan mengkonsumsi
makanan yang berlangsung sejak zaman purba sampai zaman modern sekarang
ini.
Menurut Margaret Mead dalam (Sunita Almasiter, 2002:280)
mengemukakan bahwa pola pangan, food patern adalah cara seseorang atau
sekelompok orang memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap
23
tekanan eknomi dan sosial budaya yang dialaminya. Pola konsumsi pangan
merupakan kegiatan sosial budaya yang mempunyai pengaruh kuat terhadap apa
dan bagaimana pangan tersebut dimakan. Manifeestasi yang dihasilakan keluarga
inilah yang akan menghasilkakn food inatake behavior atau struktur perilaku
konsumsi pangan atau lebih dikenal dengan kebiasaan makan.
Pola konsumsi atau kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia oleh
kelompok manusia dalam memenuhi kebtuhannya akan pangan ; meliputi sikap,
kepercayaan, dan pemmilihan makanan. Sikap berdasarkan pada nilai-nilai
“afektif” yang berasaldari lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi.
Sedangkan kepercayaan orang yang berkaitan degn nilai-niai “kognitif”
selanjutnya pemihan makanan berdsarkan sikap dan kepercayaan merupka proses
“psikomotor”.
1. Pembentukan Pola Konsumsi Pangan
Pola makan seseorang individu ditinjau dari frekuensi makan dirumah
yaitu apabila frekuensi makan individu dirumah itu baik mislnya 3 kali makan
utama dengan 1-2 kali makn selingan maka konsumsi makanan jajanannya akan
berkurang karena sudah kenyang terlebih dahulu sehingga nafsu memakan
makanan jajanan berkurang. Sedang pola makan ditinjau dari penggunaan bahan
makanan yang beraneka ragam pada makanan yang dihidangkan kesehariannya
dapat mengurangi konsumsi makanan jajanannya karena variasi bahan makanan
sudah terpenuhi dan zat-zat gizi yang diperlukannya sudah tersedia dalam
makanan yang menjadi menunya.
24
Pada usia remaja harus dibiasakan menyukai makanan yang beraneka
ragam. Remaja perlu diperkenalkan variasi, baik jenis maupun rasa, makanan.
Misalnya untuk karbohidrat tidak hanya pada sepiring nasi, tetapi juga terdapat
pada semangkuk mie, setangkup roti, sepiring irisan kentang goreng, dan lain-lain.
kemudian dibiasakan untuk menyukai berbagai macam sayur dan buah. Jika
memungkinkan, bawa bekal makan siang dari rumah. Selain dapat menghemat,
bekal dari rumah bisa terjamin kesehatan dan keamanannya. (Dedeh dkk,
2010:55)
Remaja sebaiknya tahu atau memahami makanan yang dikonsumsi. Banyak remaja menyenangi makanan berkalori tinggi yang kurang mengandung vitamin dan mineral, sehingga membuat badan lebih gemuk. Remaja sulit mengubah kebiasaan makannya, kecuali melihat ada keuntungannya. Mereka harus melihat hubungan antara kondisi yang diinginkan dengan makanan yang harus dimakan, sebelum mengambil keputusan. Dalam konteks ini, bukan diet yang mesti diambil, tetapi seharusnya sikap untuk menyukai makanan yang bergizi. (Husaini, 2006 : 116)
Anak sekolah terutama pada masa remaja tergolong pada masa
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental serta peka terhadap
rangsangan dari luar. Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor penting
yang turut menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan remaja.
2. Penyusunan Menu Seimbang untuk Remaja
Menu seimbang adalah rangkaian dari beberapa macam hidangan untuk
tiap kali makan yang dapat menyehatka tubuh orang yang memakannya dengan
menggunakan semua golongan bahan makanan dan penggantinya dengan
memperhatikan keseimbangan zat-zat gizi yang terkandung didalamnya.
25
Tujuan penyusunan menu seimbang bagi remaja :
a. Agar makanan yang akan dihidangkan dapat menjamin terpenuhinya
kecukupan gizi atau kebutuhan gizi seseorang karena syarat pertama yang
harus diperhatikan dalam menyusun menu adalah terpenuhinya kebutuhan gizi
bagi tubuh.
b. Terciptanya keanekaragaman dan kombinasi bahan makanan sehingga rasa
bosan dapat dihindari
c. Alokasi keuangan untuk pembelian bahan makanan dapat diatur sehingga tidak
terjadi pengeluaran uang yang berlebihan
d. Waktu dan tenaga tidak terbuang sia-sia hanya untuk keperluan dapur saja.
e. Makanan yang disajikan dapat dipilih berdasarkan kesukaan keluarga.
Pilihan terbaik adalah membiasakan diri berperilaku makan sehat setiap
hari. Menu makan harus beraneka ragam agar semua macam zat gizi yang
dibutuhkan terpenuhi dari makanan. Dengan terpenuhi zat-zat gizi dari makanan
tidak ada alasan untuk menggunakan suplemen. Jika belum jelas betul
manfaatnya, sebaiknya suplemen dimanfaatkan untuk kebutuhan jangka pendek
dan upayakan tida menjadi kebiasaan untuk jangka waktu yang panjang. (Husaini,
2006 :59)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah :
1) Kecukupan gizi
Makanan yang dihidangkan harus memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan
oleh tubuh, baik kwalitas maupun kwantitasnya. Ukuran kwalitas adalah meliputi
nilai sosial, ragam jenis bahan makanan dan nilai cita rasa. Sedangkan nilai
26
kwalitasnya yang umum dipergunakan yaitu kandungan zat gizi. Penentuan
kebutuhan bahan makanan berbeda-beda pada setiap orang tergantung dari : umur,
jenis kelamin, aktifitas, tinggi dan berat badan, iklim, keadaan fisiologis, status
kesehatan.
2) Pemilihan bahan pangan
Pemilihan bahan makanan merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam penyusunan menu, karena mutu bahan yang akan digunakan
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas mutu yang dihasilkan dari penyusunan
menu. Pemilihan bahan pangan meliputi : pengetahuan bahan pangan, daya beli,
ketersediaan bahan pangan dan musim, kultur sosial budaya, kombinasi dan
variasi makanan.
3) Pengolahan pangan
Pengolahan pangan yaitu hal-hal yang dapat menunjang keberhasilan
seseorang dalam penyusunan menu sehari-hari. Pengolahan pangan meliputi : alat,
fasilitas, tenaga dan waktu. Menu yang telah disusun dapat diterapkan dengan
baik dengan menggunakan alat-alat dan perlengkapan dapur yang tersedia. Bila
alat dan fasilitas terbatas maka menu yang disusun juga harus menu sederhana,
bila alat dan fasilitas modern maka menu yang disusun akan lebih luwes dan
bervariasi. Dengan tesedinya alat-alat dan vasilitas yang baik maka efisiensi dan
efektifitas dapat tercapai. Ada berbagai macam teknik memasak, yaitu
menggoreng, menumis, mengukus, memanggang, merebus dan lain-lain. Dalam
pengolahan makanan bisa menggunakan salah satu teknik tersebut.
27
3. Perilaku makan remaja
Perilaku makan pada remaja putri adalah suatu tingkah laku obsevable,
yang dapat dilihat dan diamati, yang dilakukan remaja putri dalam rangka
memenuhi kebutuhan makannya. Aktivitas ini tidak hanya terkait dengan aspek
fisiolofis saja, tapi juga terkait dengan aspek psikologis dan sosial remaja putri.
Menurut Levi dkk (dalam Witari,1997:12) aspek-aspek perilaku makan adalah
sebagai berikut :
a. Keteraturan makan, seperti memperlihatkan waktu makan (pagi, siang, dan
malam)
b. Kebiasaan makan. Kebiasaan makan dalam hal ini dapat dilihat dari beberapa
hal, diantaranya dari cara makan, tempat makan dan beberapa aktivitas yang
dilakukan ketika makan. Dilihat dari cara makan seperti duduk, berdiri atau
sambil berbaring ketika makan.
c. Alasan makan. Makan dilakukan karena menurut kebutuhan fisiologis (rasa
lapar), kebutuhan psikologis (mood, perasaan, suasana hati), dan kebutuhan
sosial (konformitas antara teman sebaya, gengsi)
d. Jenis makanan yang dimakan
e. Perkiraan terhadap kalori-kalori yang ada dalam makanan.
Aspek-aspek perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan
makanan yang meliputi sikap, kepercayaan, jenis makanan, frekuensi, cara
pengolahan, dan pemilihan makanan. Berdasarkan teori-teori di atas dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek perilaku makan adalah (1) praktek terhadap
28
makan, (2) alasan makan, (3) jenis makanan yang dimakan, dan (4) pengetahuan
mengenai gizi.
4. Pola makan dilihat dari ragam dan frekuensi bahan makanan yang
dikonsumsi.
a. Ragam
Bahan makanan yang dikonsumsi oleh siswa sangat beragam,
membiasakan makan makanan yang beraneka ragam adalah prinsip pertama dari
gizi seimbang yang universal. Artinya, setiap manusia dimana saja membutuhkan
makanan yang beraneka ragam atau bervariasi, karena tak ada satupun makanan
yang mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Makin beragam pola
hidangan makanan, makin mudah terpenuhi kebutuhan akan berbagai zat. Bahan
makanan yang dikonsumsi dikelompokkan kedalam bahan makanan pokok, lauk
hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
1) Makanan pokok
Makanan pokok merupakan bahan makanan yang mengandung
karbohidrat. Makanan pokok terdiri atas bahan makanan serelia dan umbi-umbian.
Yang termasuk makanan pokok antara lain : beras, jagung, tepung terigu, roti,
kentang, singkong, ubi jalar, gembili, talas, uwi, mie gandum, tepung beras dan
lain-lain.
2) Lauk hewani dan lauk nabati
Bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber protein
yang berasar dari hewan. Yang termasuk dalam bahan lauk hewani antara lain :
daging sapi, kambing, ayam, telur, jerohan, keju, bebek, menthok, ikan, udang,
29
cumi-cumi. Bahan lauk nabati adalah lauk berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hasil olahannya, antara lain : tempe, tahu, kacang-kacangan, lauk nabati
merupakan sumber protein.
3) Sayuran
Sayuran merupakan bagian dari tubuh yang dapat dimakan, antara lain
daun, bunga, umbi, maupun batang, sayuran merupakan sumber mineral dan
vitamin, setiap jenis sayuran memiliki warna, rasa, aroma dan kekerasan yang
berbeda-beda, sehingga bahan pangan sayur-sayuran dapat menambah variasi
makanan, yang termasuk sayuran antara lain, kol, wortel, kentang, loncang,
buncis, sawi hijau dan lain-lain.
4) Buah-buahan
Buah adalah bagian tanaman hasil perkawinan putik dan benang sari pada
umumnya buah merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah
diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai “pencuci mulut”. Yang
termasuk buah antara lain mangga, jeruk, apel, pisang, semangka dan lain-lain.
b. Frekuensi
Penilaian frekuensi penggunaan bahan makanan mengunakan food
frekuensi yang memutar daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan bahan
makanan tersebut dalam periode tertentu yaitu :
1) Lebih dari satu kali perhari (> 1 x perhari), artinya bahan makanan dikonsumsi
setiap kali makan.
2) Satu kali perhari (1 x perhari ), bahan makanan dikonsumsi 4 sampai 6 kali
seminggu
30
3) Tiga kali perminggu ( 3x perminggu)
4) Kurang dari 3 x perminggu ( < 3 x perminggu), bahan makanan dikonsumsi
satu sampai dua kali perminggu.
5) Kurang dari satu kali perminggu (< 1 x perminggu), bahan makanan jarang
dikonsumsi
6) Tidak pernah
(Suhardjo, 1989 : 155)
Ragam bahan makanan itu berhubungan dengan frekuensi makan, dan
semua itu bisa kita lihat dari pedoman gizi seimbang. Dalam TGS, makanan
sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar tumpeng, sumber lemak diletakkan
pada puncak TGS karena penggunaanya dianjurkan seperlunya, sumber protein
hewani dan nabati diletakkan berdasarkan level yang sama dibawah puncak
tumpeng konsumsi kedua protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama.
Dalam TGS sayur dan buah-buahan dianjurkan dikonsumsi sesering mungkin tiap
hari, dalam TGS setiap hari minum air putih paling sedikit 2 liter atau 8
gelas.(Dedeh, dkk, 2010:63)
Prinsip kedua dari pola makan dengan Gizi Seimbang adalah pentingnya
hidup bersih. Pola makan ber-Gizi Seimbang akan menjadi tak berguna bila tidak
diikuti dengan penerapan prinsip dan kebiasaan hidup bersih. Prinsip lain Gizi
Seimbang adalah kesesuaian atau keseimbangan antara asupan dan pengeluaran
energi untuk beraktivitas. TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih
makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai kebutuhan
31
menurut usia dan sesuai dengan keadaan kesehatan. Gizi seimbang bisa dilihat
pada gambar tumpeng dibawah ini :
Gambar 1. Tumpeng Gizi Seimbang
Jumlah atau porsi makanan sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja
yang disajikan pada tabel. 2 berikut :
Tabel 2. Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja
Makan pagi 06.00-07.00 WIB
Makan siang 13.00-14.00 WIB
Makan malam 20.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras Telur 1 butir 50 gr Susu sapi 200 gr
Nasi 2 porsi 200 gr beras Daging 1 porsi 50 gr Tempe 1 porsi 50 gr Sayur 1 porsi 100 gr Buah 1 porsi 75 gr
Nasi 1 porsi 100 gr beras Daging 1 porsi 50 gr Tahu 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr Buah 1 porsi 100 gr Susu skim 1 porsi 20 gr
32
C. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rofiul Asna Mufida “Pola
Makan dan Pengetahuan Ibu-ibu Kegemukan di Dusun Tegalsari dan Sorogenen
Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo Daerah Istimewa Yogyakarta
(2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Pada variable pola makan
diperoleh hasil frekuensi makan ibi-ibu termasuk kategori baik sebanyak 12 orang
(37,5%), kategori sedang sebanyak 7 orang (21,87%), dan kategori kurang
sebanyak 13 orang (40,63%), rerata skor yang diperoleh sebesar 95,06,
menunjukkan frekuensi makan ibu-ibu dalam kategori sedang. Rata-rata asupan
kalori ibu-ibu diperoleh kategori baik sebanyak 28 orang (87,50%) dan kategori
sedang sebanyak 4 orang (12,50%). Jika dilihat skor rata-rata status gizi sebesar
121.8713, menunjukkan asupan kalori ibu-ibu dalam kategori baik. Kebiasaan
makan ibu-ibu kategori tinggi sebanyak 19 orang (59%), kategori sedang
sebanyak 5 orang (16%), dan kategori kurang sebanyak 8 orang(25%). Jika dilihat
dari skor rata-rata sebesar 19.03 maka kebiasaan makan ibu-ibu dalam kategori
baik. 2) Pada variable aktivitas fisik diperoleh aktifitas kesehatan ibu-ibu
termasuk kategori ringan sebanyak 11 orang (32,35%), kategori sedang sebanyak
21 orang (61,75%) dan kategori berat sebanyak 2 orang (5,88%). Rata-rata
aktivitas olah raga termasuk dalam kategori kurang. 3) Pola makan ibu-ibu Dusun
Tegalsari dan Sorogenen didapat bahwa frekuensi makan ibu-ibu dalam kategori
sedang, asupan kalori termasuk tinggi. Aktivitas fisik ibu-ibu didapat bahwa
aktivitas keseharian ibu-ibu termasuk dalam kategori sedang, dan aktivitas olah
raga termasuk dalam kategori kurang.
33
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Tree Apri L.W.R.A
“Konsumsi Mie Instant Pada Mahasiswa Kos di Lihat Dari Pengetahuan gizi dan
Besarnya Uang Saku” (2007). Hasil penelitian yaitu : 1) Konsumsi mie instant
pada mahasiswa kos berdasarkan pada jenis konsumsi mie instant yang terbanyak
yaitu mie goreng sebanyak 135 responden (45%). Berdasarkan frekuensi
konsumsi mie instant mahasiswa kos didusun karang malang yang terbanyak yaitu
1-2 kali/minggu sebanyak 269 responden (89,7%). 2) Pengetahuan gizi mahasiswa
kos didusun karang malang pada kategori sedang 266 responden (88,6%) dan
pada kategori rendah 34responden (11,3%). 3) besar uang untuk keperluan makan
pada mahasiswa kos di karang malang yaitu kurang dari Rp 200.000 sebanyak 197
responden (65,3%), pada interval Rp200.000 - Rp 250.000 sebanyak 51 responden
(17,0%) sedang pada interval Rp 250.000 – Rp 300.000 sebanyak 44 responden
(14,7%) dan lebih dari Rp 300.000 sebanyak 9 responden (3,0%). 4) Ada
hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi mie goreng dan tidak ada
hubungan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi mie rasa ayam, mie rasa
ayam baeang, mie rasa soto. 5) Tidak ada hubungan antara uang saku dengan
konsumsi.
D. Kerangka Berfikir
Pembelajaran di SMK N 2 Godean melingkupi 2 macam jenis
pembelajaran yaitu pembelajaran teori dan pembelajaran praktik. Dalam
pembelajaran teori salah satu mata pelajaran adalah ilmu gizi, yang diharapkan
agar siswa mempunyai pengetahuan gizi yang baik. Seluruh pengetahuan gizi
34
tersebut, merupakan suatu pemebelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan
tentang gizi sehingga dapat membentuk pola konsumsi yang baik
Seseorang individu yang telah mempunyai pengetahuan akan sesuatu hal,
maka dengan sendirinya pengetahuan tersebut akan digunakannya dalam
pertimbangan pada pengambilan keputusan yang dilakukannya. Demikian pula
seorang siswa SMK yang sudah mempunyai pengetahuan tentang makanan yang
bergizi lengkap dan seimbang dan bebas dari pencemaran zat-zat kimia yang
bersifat racun, akan menggunakan pengetahuannya tersebut dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini terkait dengan mengkonsumsi makanan sehari-
hari. Dengan demikian dapat dinyatakan semakin baik pengetahuan tentang gizi
maka akan baik pula perilaku konsumsi makanan sehari-hari.
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi
sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk
fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh
terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi
apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Pola konsumsi seseorang berbeda-beda, pola konsumsi merupakan salah
satu istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan
dengan makanan dan makan. Pola konsumsi seseorang dapat dilihat dari frekuensi
penggunaan bahan makanan, ragam bahan makanan yang dikonsumsi serta
konsumsi zat gizi. Ragam bahan makanan yang dikonsumsi keluarga dapat
memberikan gambaran tentang variasi bahan maknan yang dikonsumsi oleh
keluarga. Keluarga yang menggunakan bahan makanan yang bervariasi, gambaran
35
ragam hidangan akan terlihat baik. Sedangkan keluarga yang menggunakan bahan
makanan yang kurang bervariasi, ragam hidangannya akan terlihat kurang baik.
Frekuensi penggunaan bahan makanan menggambarkan keseringan menggunakan
bahan makanan. Bahan maknan yang sering dikonsumsi, frekuensi
penggunaannya akan lebih banyak. Bahan makanan yang jarang dikonsumsi,
frekuensi penggunaan bahannya lebih sedikit.
`
Gambar 2. Diagram kerangka berfikir
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
E. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengetahuan gizi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga
di SMK N 2 Godean ?
2. Bagaimana pola konsumsi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di
SMK N 2 Godean ?
Pengetahuan Gizi - Konsep - Menu Remaja
Pola Konsumsi Remaja - Frekuensi - Ragam
Pembelajaran Gizi
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, menurut pendapat
Sugiyono (2000 : 16), penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menurut
kebelakang melalui atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa
yang diteliti dan dalam penelitian ini tidak ada manipulasi langsung terhadap
variabel independen
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK SMK N 2 Godean, yang beralamat di Jalan
Jae Sumantoro Godean Sleman Yogyakarta. Penelitian berlangsung dari bulan
November 2011 sampai dengan Mei 2012, dengan jadwal kegiatan sebagai
berikut
Tabel 3. Jadwal kegiatan penelitian
No Waktu Penelitian Kegiatan
1 November 2011 Observasi sekolah
2 November 2011 – Februari 2012 Pembuatan proposal
3 Februari 2012 Pengajuan surat ijin penelitian
4 Maret – April 2012 Penelitian
5 April – Juni 2012 Analisis data dan pembahasan
37
C. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka akan kami kemukakan beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Pengetahuan Gizi Siswa
Segala sesuatu yang diketahui oleh siswa yang meliputi tentang
pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan
memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
2. Pola konsumsi Siswa
Susunan jenis makanan dan frekuensi bahan pangan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu, merupakan serangkaian cara
bagaimana makanan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan
yang mereka makan dan pola hidup mereka termasuk beberapa kali makan atau
frekuensi makan.
Frekuensi penggunaan bahan makanan adalah frekuensi perjenis bahan
makanan yang terbagi dari bahan makanan pokok, pengganti nasi, lauk hewani,
lauk nabati, sayuran, buah-buahan, cemilan kering, cemilan basah, minuman,
susu, junk food yang dihitung berdasarkan periode harian, mingguan.
D. Popolasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
38
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti
(Sugiyono, 2007:61). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek pada penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian kopetensi Jasa Boga di
SMK N 2 Godean yang berjumlah 102 siswa. Dasar pertimbangan dalam
menentukan kelas XI sebagai populasi karena kelas XI sudah sama-sama
mendapatkan pembelajaran Ilmu gizi.
Populasi penelitian ini adalah siswa SMK N 2 Godean kelas XI yang
berjumlah 102 siswa, adapun perincian sebagai berikut :
Tabel 4. Jumlah responden setiap kelas
No Nama kelas Jumlah responden
1
2
3
Boga I
Boga II
Boga III
33
33
36
Jumlah 102
2. Sampel Penelitian
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2007: 62), adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
39
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai macam teknik sampling
yang digunakan (Sugiyono, 2007: 62). Dalam pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu Purposive random sampling.
Berdasarkan tabel Isaac (Endang Mulyatiningsih, 2011:19), populasi yang
berjumlah 102, sampel minimal yang harus diambil dengan taraf kesalahan 5 %
adalah sebanyak 78 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
program keahlian kopetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean yang berjumlah 78
siswa. Dasar pertimbangan dalam menentukan kelas XI sebagai sampel karena
kelas XI sudah sama-sama mendapatkan pembelajaran Ilmu gizi.
Tabel 5. Jumlah sampel setiap kelas
No Nama kelas Jumlah responden
1
2
3
Boga I
Boga II
Boga III
26
24
28
Jumlah 78
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mengumpulkan data secara sistematis. Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data menggunakan metode angket (kuesioner). Menurut
Suharsimi “Metode angket adalah metode pengumpulan data dengan cara mengisi
sebuah daftar pertanyaan / pernyataan, sehingga dapat diketahui keadaan atau
upaya dari pengetahuan, sikap dan pendapat” (1988 : 24). Adapun jenis angket
40
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang
terdiri atas pertanyaan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan,
responden mencek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya.
1. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh sejumlah informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 128)
Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
pengetahuan gizi siswa. Angket ini berupa kuisioner atau mengungkap data
primer dengan cara menyebarkan angket kepada para siswa yang menjadi sampel
penelitian
Food frekuensi merupakan metode kualitatif dalam survey konsumsi
pangan. Metode ini ditunjukkan untuk mengetahui frekuensi penggunaan bahan
makanan yang terbagi dari bahan makanan pokok, pengganti nasi, lauk hewani,
lauk nabati, sayuran, buah-buahan, cemilan kering, cemilan basah, minuman,
susu, junk food. Dalam tahap ini disediakan daftar bahan makanan menurut
kelompok bahan makanan dan frekuensi penggunaan bahan makanan tersebut.
Food Frequency merupakan cara pengumpulan data dengan cara responden
diminta untuk memberikan tanda pada daftar makanan yang tersedia pada
kuisioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran porsinya (Supariasa
dkk, 2002 : 98)
41
F. Instrumen Penelitian
1. Pengetahuan gizi
Instrument penelitian ini adalah “ alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah”(Suharsimi Arikunto, 2002 : 136)
Insrtumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket/kuesioner. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap
tingkat pengetahuan gizi siswa, yang dilakukan oleh siswa dengan alternatif
jawaban untuk angket tertutup adalah lima pilihan a, b, c, d, e, dengan memilih
tiga jawaban yang benar, sistem penilaian 3, 2, 1 dan 0 untuk jawaban salah.
2. Frekuensi penggunaan bahan makanan
Mengungkap informasi tentang jenis bahan makanan menurut kelompok
bahan makanan meliputi makanan pokok, pengganti nasi, lauk hewani, lauk
nabati, sayuran, buah-buahan, cemilan kering, cemilan basah, minuman, susu,
junk food serta frekuensi penggunaan bahan makanan.
Adapun langkah-langkah penyusunan instrument penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Menurut tujuan yang akan tercapai
b. Merumuskan definisi operasional dari setiap variabel yang akan diungkap
c. Menentuka indikator setiap variabel
d. Menentukan kisi-kisi angket dari setiap variabel
e. Merumuskan pernyataan atas dasar kisi-kisi yang dibuat
42
f. Menyusun angket sementara untuk selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing.
Adapun kisi-kisi keseluruhan instrument angket ini adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Kisi-kisi Instrument Penelitian
Variabel Sub Indikator item Pengetahuan gizi Pengetahuan gizi remaja
- Konsep remaja - Konsep gizi
remaja - Kebutuhan gizi
- Menu, ragam dan
hidangan
1, 2 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 10, 11, 13, 14, 15,16, 17, 18, 19, 20
Pola konsumsi Informasi yang menggambarkan tentang konsumsi makanan meliputi frekuensi makan dan jenis bahan makanan
- Makanan pokok - Pengganti nasi
- Lauk hewani
- Lauk nabati - Sayuran
- Buah-buahan
- Cemilan kering - Cemilan basah
- Minuman
- Susu
- Junk food
1. a, b, c 2. a, b, c, d, e, f, g, h, i 3. a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, 4. a, b, c 5. a, b, c, d, e, f, g, h, I, j, k, l 6. a, b, c, d, e, f, g, h, I, j 7. a, b. c 8. a, b , c, d, e, f, g 9. a, b, c, d, e, f 10. a, b, c, d, e 11. a, b, c, d
43
1. Skoring
a. Pengetahuan gizi
Skoring pengetahuan gizi mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Skoring bergerak dari angka 0, 1, 2, 3.
2) Pemberian skor ditentukan berdasarkan jumlah yang benar dengan ketentuan
sebagai berikut : :
Skor 0 = tidak ada jawaban yang benar
Skor 1 = jawaban yang benar 1
Skor 2 = jawaban yang benar 2
Skor 3 = jawaban yang benar 3
Kategori penilaian pengetahuan gizi dilakukan berdasarkan jumlah skor ideal
yang diperoleh, maka pengetahuan gizi bisa dikategorikan.
skor total 41-60 berarti pengetahuan gizinya tinggi
skor total 21-40 berarti pengetahuan gizinya sedang
skor total 0-20 berarti pengetahuan gizinya rendah
b. Frekuensi penggunaan bahan makanan
Frekuensi penggunaan bahan makanan yang biasa dikonsumsi siswa
Penilaiannya adalah :
Tabel 7. kategori frekuensi penggunaan bahan makanan
Kategori Skor Keterangan A 50 Setiap hari (1 hari mengkonsumsi ) B 25 1 x sehari (4-6 x seminggu) C 15 3 x perminggu D 10 1-2 x seminggu E 1 Kurang dari 1 x seminggu F 0 Tidak pernah
Sumber : Suhardjo (1989 : 155)
44
Cara menghitung skor tiap rata-rata masing-masing bahan makanan
∑ (skor tiap kategori x jumlah responden pada kategori Jumlah seluruh responden G. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum instrument digunakan untuk penelitian, instrument ini akan
diujicobakan terlebih dahulu. Tujuan pengedaan uji coba ini adalah untuk
mengetahuivaliditas dan reliabilitas instrument sehingga dapat diketahui layak
atau tidaknya instrument yang akan digunakan dalam pengambilan data
penelitian. Uji coba instrument pada penelitian ini dilakukan di SMK N 2 Godean
sebanyak 24 siswa. Pengambilan lokasi uji coba instrument didasarkan pada
keberadaan siswa sebagai responden. Setelah diperoleh data melalui angket, tahap
selanjutnya adalah mengadakan analisis untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan
secara tepat. Sedangkan instrument dikatakan reliable apabila instrument tersebut
memiliki konsistensi atau keajegan dalam mengukur yang hendak diukur. Uji
validitas dilakukan dengan analisis butir pertanyaan, yaitu dengan
mengkorelasikan skor item dengan skor total. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan
dengan membandingkan varian butir dengan varian total. Item-item yang tidak
sahih tidak dipergunakan dalam pengumpulan data.
1. Mengukur tingkat validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 :168) “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.
Pengujian validitas instrument dimaksudkan untuk mendapatkan alat ukur yang
sahih dan terpercaya. Menurut Suharsimi Arikunto (2003 : 72). Selain itu validitas
45
juga diartikan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana suatu alat
ukur itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrument dapat
dilakukan terhadap validitas isi dan validitas konstruk.
Validitas instrument yang digunakan adalah validitas konstruk (construct
validity), diperoleh dengan cara uji validitas oleh para ahli (expert judgment) yaitu
2 orang dosen. Cara ini untuk menganalisa dan mengevaluasi secara sistematis
apakah butir instrument telah memenuhi apa yang hendak diukur. Tahapan
pengujian validitas instrument merupakan pengukuran butir-butir kuesioner
variabel pengetahuan gizi siswa. Butir-butir kuesioner tersebut disusun dan diukur
validitasnya apakah butir-butir tersebut valid (reliabel) atau tidak valid (tidak
reliabel). Apabila terdapat butir kuesioner yang tidak valid, maka butir kuesioner
tersebut gugur dan tidak digunakan.
Setelah butir-butir soal yang valid atau sahih, penulis menyusun kembali kisi-
kisi dari variabel pengetahuan gizi siswa, selanjutnya butir-butir soal tersebut
digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya.
2. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik” (Suharsimi Arikunto, 2002 : 154).
Dalam penelitian ini uji reliabilitas diperoleh dengan cara menganalisis data
dari satu kali pengetesan. Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach
dengan bantuan computer seri program statistic (SPSS).
46
2
2
11 t
ii s
sk
kr
Rumus koefisiensi Alpha Cronbach:
Keterangan :
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
∑St2 = jumlah varian butir
St2 = varians total
(Sugiyono, 2007 : 365)
Menurut Sugiyono untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada
ketentuan yang tertera pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 8. Pedoman memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan 0,800 sampai dengan 1,000 0,600 sampai dengan 0,799 0,400 sampai dengan 0,599 0,200 sampai dengan 0,399 0,000 sampai dengan 0,199
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
Dari kelima tingkat keandalan koefisien diatas, yang digunakan sebagai
indikator instrumen dinyatakan reliabel adalah 0,400. Jadi instrumen dikatakan
reliabel jika mempunyai tingkat keandalan koefisien ≥ 0,400. Berdasarkan uji
reliabilitas instrumen yang telah dilakukan dengan bantuan komputer spss 16,
hasilnya untuk uji reliabilitas pengetahuan gizi menunjukkan harga keandalan
47
koefisien sebesar 0,501 > 0,400, ini berarti bahwa instrumen pengetahuan gizi
dikatakan reliabel pada tingkat keandalan koefisien sedang. Hasil uji reliabilitas
instrumen dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 2.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih dahulu
secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban yang
tepat dari permasalahan yang diajukan. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Teknik analisis deskriptif kuantitatif adalah mengubah data dalam bentuk
angka dengan menggunakan statistik deskriptif, tujuanya untuk meringkas data
agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti. Analisis deskriptif dilakukan
terhadap data yang sudah terkumpul untuk memperjelas data dari masing-masing
variabel. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif kuantitatif untuk menganalisis
data dari pengetahuan gizi dan siswa berbeda. Berikut ini penjelasan analisis
deskriptif kuantitatif untuk masing-masing responden.
a. Mean, Median dan Modus
Mean merupakan nilai rata-rata yaitu jumlah total dibagi jumlah individu.
Modus adalah nilai variable yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam
distribusi. Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi sebelah
atas dan 50% dari frekuensi distribusi dari sebelah bawah. Penentuan mean,
Median dan Modus dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 For Windows.
48
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan kelas interval
Untuk menentukan panjang interval digunkan rumus srurgess yaitu :
K = 1+3,3 log n
Keterangan :
K = jumlah kelas interval
N = jumlah data
Log = logaritma
2) Menghitung rentan data
Untuk menghitung rentan data digunkan rumus sebagai berikut :
Rentan = skor tertinggi – skor terendah
3) Menentukan panjang kelas
Untuk menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut :
Panjang kelas = rentang/jumlah kelas
c. Table Kecenderungan Variabel
Deskripsi selanjutnya adalah melakukan pengkatagorian skor masing-
masing variable. Dari skor tersebut kemudian dibagi 4 kategori. Pengkategorian
dilaksanakan berdasarkan Mean (M) dan Standar Deviasi (SD) yang diperoleh.
Pengkategorian variable sebagai berikut :
Sangat tinggi = > M + 1. SD
Tinggi = M Sd (M + 1. SD)
Sedang = (M – 1. SD) Sd M
49
Rendah = <M – 1. SD
Keterangan :
M = skor yang dicapai siswa
SD = simpang baku skor keseluruhan siswa dalam satu kelas
(Djemari Mardapi, 2008 : 123)
2. Analisis Deskriptif Kualitatif
Teknik analisis data dimaksudkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan
penelitian atau tentang permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif
kualitatif dengan persentase berdasarkan pada frekuensi responden terhadap setiap
pilihan jawabannya
Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif untuk mengungkapkan
informasi-informasi yang diperoleh pada penelitian berupa data frekuensi
penggunaan bahan makanan. Data disajikan dalam bentuk angka dan tabel yang
dijelaskan dengan kalimat.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Setelah mendapatkan data yang diinginkan, data yang terkumpul dalam
penelitian ini kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif.
Analisis deskriptif merupakan teknik yang menfokuskan pada data yang
diperoleh, kemudian disusun berdasarkan distribusi frekuensi dan kategorinya.
Analisis ini menjelaskan sebaran data dan kategori kecenderungan tiap variabel
penelitian.
1. Deskripsi Data secara Keseluruhan
a. Variabel Pengetahuan Gizi
Jumlah butir instrumen untuk mengetahui tingkat pengetahuan gizi siswa
adalah 20 butir soal dengan alternatif jawaban untuk angket tertutup adalah lima
pilihan a, b, c, d, e, dengan memilih tiga jawaban yang benar, sistem penilaian 3,
2, 1 dan 0 untuk jawaban salah. Dari angket yang dibagi kepada 78 responden
diperoleh data variabel pengetahuan gizi dengan skor tertinggi yang dicapai siswa
adalah 55 dan skor terendah 33 . Selanjutnya rata-rata (M) sebesar 40 dan standar
deviasi 6,66. Adapun distribusi frekuensi data variabel dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
51
Tabel 9. Distribusi frekuensi variabel pengetahuan gizi
Interval Frekuensi Frekuensi relatif 35 – 37 4 5,13 % 38 – 40 5 6, 41% 41 – 43 12 15,38 % 44 – 46 15 19,23 % 47 – 49 30 38,46 % 50 – 52 10 12,82% 53 - 55 2 2,56% Total 78 100 %
Selanjutnya skor rerata ideal (Mi) variabel dijadikan kriteria bandingan untuk
mengetahui kecenderungan skor masing-masing. Skor ideal tertinggi adalah 60
dan skor ideal terendah adalah 20. Harga Mean ideal (Mi) = ½ (60 + 20) = 40 dan
Simpangan baku ideal (SDi) = 1/6 (60 - 20) = 6,66.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka selanjutnya dapat dibuat identifikasi
kategori kecenderungan sebagai berikut:
Tabel 10. Identifikasi kategori kecenderungan variabel
Pengetahuan gizi
No Kriteria penilaian Kategori F Prosentase 1. X > 48,16 Sangat tinggi 27 34,61 % 2. 40 < X ≤ 48,16 Tinggi 44 56,42 % 3. 30,01 < X ≤ 40 Cukup 7 8,97 % 4. X ≤ 30,01 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
Berdasarkan hasil data diatas secara keseluruhan menunjukkan bahwa
responden yang mempunyai skor sangat tinggi sebanyak 27 responden atau
sebanyak 34,61% dan responden yang memiliki skor tinggi sebanyak 44
responden atau 56,42%, dan responden yang memiliki skor cukup sebanyak 7
responden atau 8,97%. Dari data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa pengetahuan gizi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N
52
2 Godean termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari frekuensinya
sebesar 56,42 % dari keseluruhan responden.
2. Deskripsi Data masing-masing Indikator Variabel
a. Pengetahuan Gizi
Variabel pengetahuan gizi dibagi menjadi 4 indikator. Masing masing
indikator mempunyai beberapa pernyataan yang juga diuraikan pada angket
penelitian. Berikut akan diuraikan kategori kecenderungan pengetahuan gizi
seluruh responden untuk masing-masing indikator.
1) Konsep Remaja
Remaja merupakan salah satu konsumen makanan yang aktif dan mandiri
dalam menentukan makanan yang dikehendaki. Kecepatan pertumbuhan anak
sekolah meningkat bersama dengan datangnya masa remaja. Pada tahap
pertumbuhan ini anak mendapatkan pengalamannya dengan makanan yang
diperoleh dari lingkungan keluarga dan diluar rumah. Remaja yang memperoleh
konsumsi pangan yang memenuhi kecukupan gizi semenjak masa anak-anak akan
memiliki perkembangan tubuh yang baik, dengan postur tubuh yang lurus, otot
yang kuat dan simpanan lemak yang cukup, hal ini dapat dilihat pada tabel
Tabel 11. Identifikasi kategori kecenderungan indikator konsep remaja
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 5,95 Sangat tinggi 31 39,75 % 2. 4 < X ≤ 5,95 Tinggi 30 38,46 % 3. 2,05 < X≤ 4 Cukup 17 21,79 % 4. X ≤ 2,05 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
53
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata sebagian besar siswa
(39,75%) berada pada kategori sangat tinggi untuk konsep remaja. Siswa yang
berada pada kategori tinggi ada 38,46%, sedangkan kategori cukup ada 21,79%.
2) Konsep Gizi Remaja
Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan masa transisi
antara anak-anak dan dewasa. Gizi Seimbang pada masa ini akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Perhatian khusus perlu diberikan
kepada remaja perempuan agar status gizi dan kesehatan yang optimal dapat
dicapai, hal ini dapat dilihat pada tabel
Tabel 12. Identifikasi indikator kecenderungan konsep gizi remaja
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 16,99 Sangat tinggi 30 38,46 % 2. 15 < X ≤ 16,99 Tinggi 17 21,79 % 3. 1,99 < X ≤ 15 Cukup 31 39,74 % 4. X ≤ 1,99 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
Menurut data yang diperoleh mengenai konsep gizi remaja adalah 38,46%
konsep gizi remaja menunjukkan kategori sangat tinggi, 21,79% menunjukkan
kategori tinggi, 39,74% berada pada kategori cukup.
3) Kebutuhan Gizi
Energi dan protein yang dibutuhkan remaja lebih banyak dari pada orang
dewasa, begitu juga vitamin dan mineral. Seorang remaja laki-laki yang aktif
membutuhkan 3.000 kalori atau lebih perhari untuk mempertahankan berat badan
normal. Seorang remaja putri membutuhkan 2.000 kalori perhari untuk
mempertahankan badan agar tidak gemuk. Vitamin B1, B2 dan B3 penting untuk
54
metabolism karbohidrat menjadi energi, asam folat dan vitamin B12 untuk
pembentukan sel darah merah, dan vitamin A untuk pertumbuhan jaringan.
Sebagai tambahan, untuk pertumbuhan tulang dibutuhkan kalsium dan vitamin D
yang cukup. Vitamin A, C dan E penting untuk menjaga jaringan-jaringan baru
supaya berfungsi optimal. Dan yang amat penting adalah zat besi terutama untuk
perempuan dibutuhkan dalam metabolism pembentukan sel-sel darah merah
Tabel 13. Identifikasi kategori kecenderungan indikator kebutuhan gizi
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 12,24 Sangat tinggi 21 26,92 % 2. 10,5 < X ≤ 12,24 Tinggi 35 44,87 % 3. 8,76 < X ≤ 10,5 Cukup 17 21,79 % 4. X ≤ 8,76 Rendah 5 6,42 %
Jumlah 78 100%
Hasil penelitian mengenai kebutuhan gizi menunjukkan bahwa 26,92% siswa
berada pada kategori sangat tinggi, yang menjadi dominan adalah kategori tinggi
yaitu sebesar 44,87%. Meski demikian ada 21,79% siswa yang berada dalam
kategori cukup dan 6,42% masih berada pada kategori rendah, siswa mendapat
skor rendah pada soal “faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu
seimbang” dan soal “berapa prosentase konsumsi energi makan sehari yang
dibutuhkan tubuh remaja yang berasal dari protein, karbohidrat, lemak”. Mungkin
pada soal tersebut siswa belum begitu memahami sehingga akhirnya masih ada 5
siswa yang mendapatkan kategori rendah.
55
4) Menu, ragam, dan hidangan
Pilihan terbaik adalah membiasakan diri berperilaku makan sehat setiap hari.
Menu makan harus beraneka ragam agar semua macam zat gizi yang dibutuhkan
terpenuhi dari makanan. Dengan terpenuhi zat-zat gizi dari makanan tidak ada
alasan untuk menggunakan suplemen.
Tabel 14. Identifikasi kategori kecenderungan indikator menu, ragam dan hidangan
No Kriteria penilaian Kategori f presentase 1. X > 15,24 Sangat tinggi 41 52,56 % 2. 13,5 < X ≤ 15,24 Tinggi 28 35,89 % 3. 10,76 < X ≤ 13,5 Cukup 8 10,25 % 4. X ≤ 10,76 Rendah 1 1,28 %
Jumlah 78 100%
Dari hasil penelitian mengenai menu, ragam dan hidangan menunjukkan
bahwa 52,56% siswa memahami menu, ragam dan hidangan, selanjutnya ada
35,89% siswa berada pada kategori tinggi. Siswa yang menunjukkan kategori
cukup ada 10,25% dan ternyata ada 1,28% siswa yang menunjukkan bahwa tidak
memahami menu, ragam dan hidangan.
3. Deskripsi Data Variabel Pola Konsumsi
a. Pola konsumsi siswa dilihat dari frekuensi penggunaan bahan makanan
1) Makanan pokok
Tabel 15. Frekuensi Makanan pokok
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh 1. Nasi putih 78 78 2. Nasi merah 15 18 45 78 3. Mie 24 30 24 78
56
Berdasarkan tabel diatas 78 responden mengkonsumsi nasi putih lebih dari 1
kali sehari. Nasi merah dikonsumsi 15 Responden 3 kali seminggu ; 1-2 kali
seminggu 18 responden ; kurang 1 kali seminggu 45 responden. Mie dikonsumsi
24 responden 1 kali sehari ; 30 responden 3 kali seminggu ; 24 responden 1-2 kali
seminggu.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa nasi putih merupakan bahan
makanan pokok yang paling sering dikonsumsi. Nasi putih dikonsumsi sebagai
makanan pokok dengan frekuensi penggunaan lebih dari satu kali sehari atau
dikonsumsi setiap kali makan. Selanjutnya bahan makanan pokok lain yang sering
dikonsumsi berturut-turut dari skor tertinggi sampai skor terendah adalah nasi
putih, mie, nasi merah.
2) Pengganti nasi
Tabel 16. Frekuensi Pengganti nasi
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh
>1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk perh
1. Jagung 78 78 2. Kentang rebus 55 23 78 3. Singkong rebus 78 78 4. Ubi jalar rebus 78 78 5. Gembili 78 78 6. Uwi rebus 78 78 7. Roti 21 19 38 78 8. Talas 78 78 9. Bubur tepung beras 12 50 16 78
Berdasarkan tabel diatas 78 responden mengkonsumsi jagung kurang dari 1
kali seminggu. Kentang rebus dikonsumsi 55 responden 1-2 kali seminggu; 23
responden kurang dari 1 kali seminggu. Singkong rebus dikonsumsi 78
57
Responden kurang dari 1 kali seminggu. Ubi jalar rebus dikonsumsi 78 responden
kurang dari 1 kali seminggu. Gembili dikonsumsi 78 responden kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak. Uwi rebus dikonsumsi 78 responden kurang dari 1 kali
seminggu. Roti dikonsumsi 21 responden 1 kali sehari ; 3 kali seminggu sebanyak
19 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 38 responden. 78 responden tidak
mengkonsumsi talas. Bubur tepung beras dikonsumsi 3kali seminggu sebanyak 12
responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 50 responden ; 16 responden kurang dari
1 kali seminggu.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa roti merupakan bahan pengganti
nasi yang paling sering dikonsumsi. Selanjutnya bahan pengganti nasi lain yang
sering dikonsumsi berturut-turut adalah bubur tepung beras, kentang rebus,
jagung, singkong rebus, ubi jalar rebus, gembili, uwi rebus,talas.
3) Lauk hewani
Tabel 17. Frekuensi Lauk hewani
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh 1. Telur 13 25 40 78 2. Daging ayam 38 40 78 3. Daging kambing 78 78 4. Daging sapi 18 60 78 5. Jeroan 78 78 6. Ikan 28 25 25 78 7. Bebek 8 70 78 8. Menthok 28 50 78 9. Udang 78 78 10. Cumi-cumi 78 78 11. Kepiting 78 78
58
Berdasarkan tabel diatas telur dikonsumsi 13 responden 1 kali sehari ; 25
responden mengkonsumsi 3 kali seminggu; 40 responden mengkonsumsi 1-2 kali
seminggu. Daging ayam dikonsumsi 38 responden 1-2 kali seminggu ; kurang dari
1 kali seminggu sebanyak 40 responden. Untuk daging kambing dikonsumsi
kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78 responden. Daging sapi dikonsumsi 1-
2kali seminggu sebanyak 18 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 60
responden. Jeroan dikonsumsi 78 responden kurang dari 1 kali seminggu.
Ikan dikonsumsi 28 responden 3 kali seminggu; 1-2 kali seminggu sebanyak
25 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 25 responden. Bebek
dikonsumsi 8 responden 1-2 kali seminggu; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak
70 responden. Untuk menthok dikonsumsi 28 responden 1-2 kali seminggu ;
kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 50 responden. Udang dan cumi dikonsumsi
kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78 responden. Sedangkan kepiting 78
responden tidak pernah mengkonsumsi.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lauk hewani yang paling sering
dikonsumsi adalah telur. Lauk hewani yang sering dikonsumsi berturut-turut
adalah telur, ikan, daging ayam, menthok, daging sapi, bebek, daging kambing,
jeroan, udang, cumi, kepiting.
59
4) Lauk nabati
Tabel 18. Frekuensi Lauk nabati
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh
>1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk perh
1. Tahu 45 33 78 2. Tempe 54 24 78 3. Kecap 16 62 78 Berdasarkan tabel diatas responden yang mengkonsumsi tahu setiap hari
sebanyak 45 responden ; 1 kali sehari sebanyak 33 responden. Tempe dikonsumsi
54 responden setiap hari; 1 kali sehari sebanyak 24 responden. Sedangkan kecap
dikonsumsi setiap hari sebanyak 16 responden ; 1 kali sehari sebanyak 62
responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa lauk nabati yang paling sering
dikonsumsi adalah tempe. Lauk nabati yang sering dikonsumsi berturut-turut
adalah tempe, tahu, kecap.
60
5) Sayuran
Tabel 19. Frekuensi Sayuran
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh 1. Bayam 42 18 18 78 2. Kangkung 19 36 23 78 3. Selada sendok 46 32 78 4. Daun singkong 53 25 78 5. Daun papaya 20 34 24 78 6. Kol 40 38 78 7. Brokoli 17 21 40 78 8. Sawi 31 47 78 9. Kacang panjang 26 2 50 78 10. Buncis 16 62 78 11. Wortel 15 63 78 12. Kentang 12 28 38 78
Berdasarkan table diatas bayam dikonsumsi 42 responden 3kali seminggu; 1-
2 kali seminggu sebanyak 18 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak
18 responden. Kangkung dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 19 responden ; 1-
2 kali seminggu sebanyak 36 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak
23 responden. Selada sendok dikonsumsi 1-2 kali seminggu sebanyak 46
responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 32 responden. Daun singkong
dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 53 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak
25 responden. Daun papaya dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 20 responden ;
1-2 kali seminggu sebanyak 34 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak
24 responden.
Kol dikonsumsi 1-2 kali seminggu sebanyak 40 responden ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 38 responden. Brokoli dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak
61
17 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 21 responden ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 40 responden. Sawi dikonsumsi 1-2 kali seminggu sebanyak
31 responden ; kurang dari kali seminggu sebanyak 47 responden. Kacang
panjang dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 26 responden ; 1-2 kali seminggu
sebanyak 2 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 50 responden.
Buncis dikonsumsi 16 responden 1-2 kali seminggu; kurang dari 1 kali seminggu
62 responden. Wortel dikonsumsi 15 responden 1 kali sehari ; 3 kali seminggu
sebanyak 63 responden. Kentang dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 12
responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 28 responden ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 38 responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa sayuran yang paling sering
dikonsumsi adalah wortel. Sayuran yang sering dikonsumsi berturut-turut adalah
wortel, daun singkong, bayam, kangkung, daun papaya, brokoli, kentang, selada
sendok, kacang panjang, kol, sawi, buncis.
6) Buah-buahan
Tabel 20. Frekuensi Buah-buahan
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh 1. Alpukat 78 78 2. Apel 32 46 78 3. Jeruk 27 15 36 78 4. Pisang 13 25 40 78 5. Semangka 78 78 6. Melon 36 42 78 7. Mangga 78 78 8. Jambu biji 58 20 78 9. Anggur 78 78
62
Berdasarkan tabel diatas alpukat dikonsumsi 78 responden kurang dari 1 kali
seminggu. Apel dikonsumsi 32 responden 1-2 kali seminggu; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 46 responden. Jeruk dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 27
responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 15 responden ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 36 responden. Pisang dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak
13 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 25 responden ; kurang 1 kali
seminggu sebanyak 40 responden.
Semangka dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78 dengan.
Melon dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 36 responden ; tidak
pernah sebanyak 42 responden. Mangga dikonsumsi kurang dari 1 kali sehari
sebanyak 78 responden. Jambu biji dikonsumsi 1-2 kali seminggu sebanyak 58
responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 20 responden. Anggur
dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78 responden. Berdasarkan
data tersebut dapat dilihat bahwa buah-buahan yang paling sering dikonsumsi
adalah jeruk. Buah-buahan yang sering dikonsumsi berturut-turut adalah jeruk,
jambu biji, pisang, apel, melon, alpukat, semangka, mangga, anggur.
7) Cemilan kering
Tabel 21. Frekuensi Cemilan kering
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh 1. Berbahan terigu 18 25 35 78 2. Berbahan umbi-
umbian 16 20 42
78
3. Kue kering 4 19 55 78
63
Berdasarkan tabel diatas cemilan kering dikonsumsi 18 responden berbahan
terigu 1 kali seminggu; 3 kali seminggu 25 responden ; 1-2 kali seminggu
sebanyak 35 responden. Cemilan kering berbahan umbi-umbian 1 kali seminggu
sebanyak 16 responden ; 3 kali seminggu 20 responden ; 1-2 kali seminggu
sebanyak 42 responden. Kue kering dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 4
responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 19 responden ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 55 responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa cemilan kering yang paling
sering dikonsumsi adalah cemilan berbahan terigu. Cemilan kering yang sering
dikonsumsi berturut-turut adalah cemilan berbahan terigu, berbahan umbi-
umbian, kue kering.
8) Cemilan basah
Tabel 22. Frekuensi Cemilan basah
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh
>1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk perh
1. Cake 12 66 78 2. Gorengan 27 13 38 78 3. Jajanan pasar 49 29 78 4. Roti bakar 11 67 78 5. Martabak telur 5 73 78 6. Martabak manis 37 41 78 7. Roti/bakry 9 28 40 78
Berdasarkan tabel diatas cake dikonsumsi 12 responden 1-2 kali seminggu;
kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 66 responden. Gorengan dikonsumsi 1 kali
sehari sebanyak 27 responden ; 3 kali seminggu sebanyak 13 responsden ; 1-2 kali
seminggu sebanyak 38 responden. Jajanan pasar dikonsumsi 1-2 kali seminggu
64
sebanyak 49 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 29 responden.
Roti bakar dikonsumsi 11 responden 1-2 kali seminggu; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 67 responden.
Martabak telur dikonsumsi 5 responden 1-2 kali seminggu ; kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 73 responden. Martabak manis dikonsumsi 1-2 kali seminggu
sebanyak 37 responden ; kurang 1 kali seminggu sebanyak 41 responden.
Roti/bakry dikonsumsi 9 responden 3 kali seminggu; 1-2 kali seminggu sebanyak
28 responden ; kurang dari 1 kali seminggu senbanyak 40 responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa cemilan basah yang paling
sering dikonsumsi adalah gorengan. Cemilan basah yang sering dikonsumsi
berturut-turut adalah gorengan, jajanan pasar, roti/bakery, martabak manis, cake,
roti bakar, martabak telur.
9) Minuman
Tabel 23. Frekuensi Minuman
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh >1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/
mgg <1x/mgg tdk perh
1. Soft drink 18 60 78 2. Kopi 22 33 23 78 3. Kopi susu 15 29 34 78 4. Sirup 8 70 78 5. Teh manis 36 22 20 78 6. Teh tawar 78 78
Berdasarkan tabel diatas soft drink dikonsumsi 18 responden 1-2 kali
seminggu; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 60 responden. Kopi dikonsumsi
3 kali seminggu sebanyak 22 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 33
65
responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 23 responden. Kopi susu
dikonsumsi 3 kali seminggu sebanyak 15 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak
29 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 34 responden. Responden
yang mengkonsumsi sirup 1-2 kali seminggu sebanyak 8 responden ; kurang dari
1 kali seminggu 70 responden. Teh manis dikonsumsi 36 responden 1 kali sehari;
3 kali seminggu sebanyak 22 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 20
responden. Teh tawar dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78
responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa minuman yang paling sering
dikonsumsi adalah teh manis. Minuman yang sering dikonsumsi berturut-turut
adalah teh manis, kopi, kopi susu, soft drink, sirup, teh tawar.
10) Susu
Tabel 24. Frekuensi Susu
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh
>1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg
<1x/mgg
tdk perh
1. Susu bubuk 59 19 78 2. Susu kental manis 14 27 37 78 3. Keju 78 78 4. Yoghurt 5 73 78 5. Coklat 21 57 78
Berdasarkan tabel diatas responden yang mengkonsumsi susu bubuk kurang
dari 1 kali seminggu sebanyak 59 responden ; tidak pernah sebanyak 19
responden. Susu kental manis dikonsumsi 14 responden 3 kali seminggu; 1-2 kali
seminggu sebanyak 27 responden ; kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 37
responden. Keju dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 78 responden.
66
Yoghurt dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu sebanyak 5 responden ; tidak
pernah sebanyak 73 responden. Coklat dikonsumsi kurang dari 1 kali seminggu
sebanyak 21 responden ; tidak pernah sebanyak 57 responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa susu yang paling sering
dikonsumsi adalah susu kental manis. susu yang sering dikonsumsi berturut-turut
adalah keju, susu bubuk, coklat, yoghurt.
11) Junk food
Tabel 25. Frekuensi Junk food
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan Jmlh
>1x/hari 1x/hari 3x/mgg <3x/ mgg <1x/mgg tdk
perh a. Fried chicken 12 29 37 78 b. Donat 6 14 58 78 c. Humburger 78 78 d. Pizza 78 78
Berdasarkan tabel diatas yang mengkonsumsi fried chicken dikonsumsi 12
responden 3 kali seminggu; 1-2 kali seminggu sebanyak 29 responden ; kurang
dari 1 kali seminggu sebanyak 37 responden. Donat dikonsumsi 3 kali seminggu
sebanyak 6 responden ; 1-2 kali seminggu sebanyak 14 responden ; kurang dari 1
kali seminggu sebanyak 58 responden. Humburger dikonsumsi kurang dari 1 kali
seminggu sebanyak 78 responden. Sedangkan pizza tidak pernah 78 responden.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa junk food yang paling sering
dikonsumsi adalah fried chicken. Junk food yang sering dikonsumsi berturut-turut
adalah fried chicken, donat, humburger, pizza.
67
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Gambaran tingkat pengetahuan gizi siswa program keahlian kompetensi
Jasa Boga
Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS Versi 16 diperoleh data pengetahuan
gizi siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga dengan jumlah responden 78
siswa, yang masuk dalam kategori sangat tinggi 27 siswa (34,61%), kategori
tinggi 44 siswa (56,42%), kategori cukup yaitu 7 siswa (8,97%), dan kategori
rendah 0 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan data berpusat
pada kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
gizi siswa termasuk dalam kategori tinggi.
Diperoleh hasil data tersebut dikarenakan siswa memperoleh mata pelajaran
Ilmu gizi, dengan demikian tidak diragukan lagi pengetahuan gizi siswa program
keahlian kompetensi Jasa Boga tergolong tinggi.
Variabel pengetahuan gizi terdiri dari 4 indikator yaitu konsep remaja, konsep
gizi remaja, kebutuhan gizi remaja, menu ragam dan hidangan. Untuk indikator
pengetahuan gizi, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
siswa pada taraf sangat tinggi. Hal ini disebabkan siswa memahami pentingnya
konsep remaja. Hasil tersebut dibuktikan dengan hasil perolehan jumlah skor
tertinggi pada taraf sangat tinggi yaitu 39,74 %.
Indikator konsep gizi remaja menunjukkan bahwa siswa kecenderungan
mempunyai kemampuan yang cukup. Namun ada 38,46 % siswa yang berada
pada kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang
belum mampu menguasai konsep gizi remaja.
68
Indikator kebutuhan gizi menunjukkan bahwa siswa kecenderungan
mempunyai kemampuan tinggi. Dalam hal kebutuhan gizi yaitu sebesar 44,87 %.
Meski demikian ada 21,79 % siswa yang memiliki kategori cukup dan 6,42 %
kategori rendah untuk indikator menunjukkan hasil memuaskan. Dalam hal ini
disebabkan sebagian siswa tidak memahami akan kebutuhan gizi dirinya sendiri.
Menu, ragam dan hidangan termasuk kategori sangat tinggi, karena 52,56%
siswa berada pada kategori sangat tinggi dan 35,89% tinggi. Dalam hal ini siswa
sangat mengerti apa itu menu, ragam, dan hidangan, tapi untuk menerapkannya
belum bisa.
2. Gambaran tingkat pola konsumsi siswa program keahlian kompetensi
Jasa Boga
Pola konsumsi pangan siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di
SMK N 2 Godean dilihat dari frekuensi penggunaan bahan makanan.
Menunjukkan bahwa nasi putih >1 kali sehari, mie dikonsumsi 3-6 kali seminggu,
nasi merah 1-3 kali seminggu. Siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di
SMK N 2 Godean menggunakan nasi putih sebagai makanan pokok. Bahan
makanan pokok lain masih dikonsumsi yaitu mie dan nasi merah.
Frekuensi pengganti nasi diketahui bahwa, roti dikonsumsi 4-6 kali
seminggu, bubur tepung beras dikonsumsi 1-3 kali seminggu, kentang rebus
dikonsumsi 1-2 kali seminggu, bahkan yang dikonsumsi kurang dari 1 kali
seminggu adalah jagung, singkong rebus, ubi jalar rebus, gembili, uwi rebus.
Yang tidak pernah dikonsumsi adalah talas. Pengganti nasi jarang dikonsumsi
69
siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean, akan tetapi
pengganti nasi yang sering dikonsumsi seperti roti.
Berdasarkan hasil penelitian tentang frekuensi penggunaan bahan makanan
lauk hewani diketahui bahwa, telur dikonsumsi 3-6 kali seminggu, ikan
dikonsumsi 1-3 kali seminggu, daging ayam dikonsumsi 1-2 kali seminggu,
menthok dikonsumsi 1-2 kali seminggu, daging sapi dikonsumsi 1-2 kali
seminggu, bebek dikonsumsi 1 kali seminggu, bahan makanan yang dikonsumsi
<1 kali seminggu adalah daging kambing, jeroan, udang, cumi, dan kepiting tidak
pernah dikonsumsi. Lauk hewani jarang dikonsumsi siswa program keahlian
kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean, akan tetapi lauk hewani yang sering
dikonsumsi seperti telur karena harganya termasuk murah dari pada bahan lauk
hewani lainnya.
Frekuensi penggunaan bahan makanan nabati menunjukkan bahwa tempe dan
tahu dikonsumsi 1- lebih dari 1 kali sehari, kecap dikonsumsi lebih dari 1 kali
sehari. Lauk nabati yang sering dikonsumsi siswa program keahlian kompetensi
Jasa Boga di SMK N 2 Godean adalah tempe, tahu karena harganya murah dan
terjangkau. Tempe dan tahu merupakan lauk pokok yang biasa dikonsumsi tiap
hari, bahkan ada beberapa siswa yang mengkonsumsi tahu maupun tempe lebih
dari 1 kali sehari.
Frekuensi penggunaan bahan makanan sayuran meunjukkan bahwa wortel
dikonsumsi 4-6 kali seminggu, daun singkong dikonsumsi 1-3 kali seminggu,
bayam dikonsumsi 1-3 kali seminggu, kangkung dikonsumsi, angkung
dikonsumsi 1-3 kali seminggu, daun pepaya dikonsumsi 1-3 kali seminggu,
70
brokoli dikonsumsi 1-3 kali seminggu, kentang dikonsumsi 1-3 kali seminggu,
selada sendok dikonsumsi 1-3 kali seminggu, kacang panjang dikonsumsi 1-3 kali
seminggu, kol dikonsumsi 1-3 kali seminggu, sawi dikonsumsi 1-2 kali seminggu,
buncis dikonsumsi 1-2 kali seminggu. Sayuran yang biasa dikonsumsi adalah
wortel, daun singkong, bayam karena dipetik dari hasil pekarangannya sendiri
kecuali wortel. Siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2
Godean sangat tergantung dari bahan makanan yang dihasilkan dari
pekarangannya.
Frekuensi penggunaan buah-buahan menunjukkan bahwa jeruk dikonsumsi 1-
3 kali seminggu, jambu biji dikonsumsi 1-2 kali seminggu, pisang dikonsumsi 1-2
kali seminggu, apel dikonsumsi 1-2 kali seminggu, yang dikonsumsi <1 kali
seminggu adalah alpukat, semangka, mangga, anggur dan melon. Siswa program
keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean jarang mengkonsumsi buah-
buahan, mereka mengkonsumsi buah-buahan jika panen tiba. Buah yang biasa
dikonsumsi adalah jeruk, jambu biji, pisang. Buah seperti mangga, anggur
semangka, melon, alpukat, jarang dikonsumsi dengan frekuensi <1 kali seminggu,
akan tetapi bila tiba musim panen buah-buahan tersebut bisa dikonsumsi 1 kali
sehari atau lebih dari 1 kali sehari.
Frekuensi penggunaan bahan makanan cemilan kering menunjukkan cemilan
kering berbahan terigu dan cemilan berbahan umbi-umbian dikonsumsi 3-6 kali
seminggu, kue kering dikonsumsi 1-3 kali seminggu. Cemilan kering lumayan
sering dikonsumsi yang berbahan terigu maupun umbi-umbian karena harganya
relatif murah dan terjangkau, cemilan yang berbahan umbi-umbian malah bisa
71
didapat dipekarangan sendiri oleh karena itu mereka sering mengkonsumsi
cemilan tersebut.
Frekuensi penggunaan bahan makanan cemilan basah menunjukkan bahwa
gorengan dikonsumsi 4-6 kali seminggu, jajanan pasar dikonsumsi 1-2 kali
seminggu, roti/bakry dikonsumsi 1-3 kali seminggu, martabak manis dikonsumsi
1-2 kali seminggu, cake dikonsumsi 1-2 kali seminggu, roti bakar dikonsumsi 1-2
kali seminggu, martabak telur dikonsumsi 1-2 kali seminggu. Cemilan basah yang
paling sering dikonsumsi adalah gorengan karena mudah didapat dan harganya
juga murah terjangkau untuk siswa.
Frekuensi penggunaan bahan minuman menunjukkan bahwa teh manis
dikonsumsi 1 kali sehari, kopi dan kopi susu dikonsumsi 1-3 kali seminggu, soft
drink dan sirup dikonsumsi 1-2 kali seminggu, teh tawar dikonsumsi >1 kali
seminggu. Minuman yang paling sering dikonsumsi adalah teh manis, karena teh
manis merupakan minuman yang paling murah dari pada minuman lainnya dan
selalu tersedia dirumah.
Frekuensi penggunaan bahan makanan susu menunjukkan bahwa susu kental
manis dikonsumsi 1-3 kali seminggu, keju dikonsumsi <1 kali seminggu, bahan
yang dikonsumsi <1 kali seminggu- tidak pernah adalah susu bubuk, yoghurt,
coklat. Susu yang paling sering dikonsumsi adalah susu kental manis, karena
diantara susu lain susu kental manis itu yang paling murah dan terjangkau
Frekuensi penggunaan bahan makanan junk food menunjukkan bahwa fried
chicken dan donat dikonsumsi 1-3 kali seminggu, humburger dikonsumsi <1 kali
seminggu, pizza tidak pernah dikonsumsi. Makanan jenis Junk food bagi sebagian
72
siswa sudah tidak asing lagi, tapi makanan yang paling sering dikonsumsi adalah
fried chicken karena makanan tersebut mudah sekali dijumpai disekitar mereka.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi makanan pokok
siswa program keahlian kompetensi Jasa Boga di SMK N 2 Godean adalah nasi
putih. Pola konsumsi pengganti nasi adalah roti; lauk hewani adalah telur, ikan,
daging ayam; lauk nabati adalah tempe, tahu; sayuran adalah wortel, daun
singkong, bayam; buah-buahan adalah jeruk, jambu biji, pisang; cemilan kering
adalah cemilan berbahan terigu, berbahan umbi-umbian; cemilan basah adalah
gorengan, roti/bakry; minuman adalah teh manis, kopi; susu adalah susu kental
manis; junk food adalah fried chicken.
73
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka peneliti dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran tingkat pengetahuan gizi siswa tinggi. Hal itu ditunjukkan
dengan siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi 27 siswa (34,61%),
kategori tinggi 44 siswa (56,42%), kategori cukup yaitu 7 siswa (8,97%),
dan kategori rendah 0 siswa
2. Pola konsumsi pangan siswa SMK N 2 Godean program keahlian
kompetensi Jasa Boga dilihat dari frekuensi penggunaan bahan makanan
menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan makanan pokok adalah nasi
putih dikonsumsi lebih dari satu kali sehari, pengganti nasi adalah roti
dikonsumsi kurang dari tiga kali perminggu, lauk hewani adalah telur
dikonsumsi kurang dari tiga kali perminggu, lauk nabati adalah tempe
dikonsumsi lebih dari satu kali sehari, sayuran adalah wortel dikonsumsi
tiga kali perminggu, buah-buahan adalah jeruk dikonsumsi tiga kali
perminggu, cemilan kering adalah cemilan berbahan terigu dikonsumsi
kurang dari tiga kali perminggu, cemilan basah adalah gorengan
dikonsumsi satu kali perhari, minuman adalah teh manis dikonsumsi satu
kali sehari, susu adalah susu kental manis dikonsumsi kurang dari satu kali
74
perminggu, junk food adalah fried chicken dikonsumsi kurang dari satu
kali perminggu.
B. Saran
Berdasarkan hasil keseluruhan dalam penelitian ini, maka dapat diberikan
saran sebagai berikut:
1. Siswa diharapkan meningkatkan pengetahuan gizi dan kesadaran gizi agar
dapat terpenuhi kecukupan gizinya.
2. Sebaiknya siswa menerapkan pengetahuan gizi yang didapat dari sekolah,
supaya pola konsumsi siswa lebih baik lagi.
3. Siswa diharapkan mendapatkan pengetahuan gizi tidak hanya dari sekolah.
4. Bahan makanan yang dikonsumsi siswa program keahlian kompetensi Jasa
Boga di SMK N 2 Godean sebaiknya beragam, agar semua kebutuhan
tubuh akan zat gizi dapat terpenuhi baik kualitas maupun kuantitas.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Anonim. (2010). Gizi dan Makanan (http://www.masbied.com/2010/06/04/gizi-dan-makanan-usia-remaja/)diakses tanggal 15 november 2010).
Anonim.(2010). Masalah gizi di Indonesia.(Htpp://iqbalali.com./2008/04/21/masalah-gizi-di-indonesia-kondisi-gizi-masyarakat-memprihatinkan/) Diakses tanggal 15 november 2010
Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Hidup. Jakarta : EGC
Dedeh dkk. (2010). Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Penerbit Sarana Bobo. Jakarta
Depkes RI. (2007). Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Jakarta : Depkes RI
Djarwanto. (2007). Statistik Nonparametis. Yogyakarta. BPFE
Dr. Husaini Mahdin Anwar, M.Sc, A.P.U. (2006). Hidup Sehat Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia. PT Primamedia Pustaka. Jakarta
Mappiare Andi. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Notoatmodjo,S, 1993. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Notoatmojo S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prof. Dr. Soekirman. (2006). Hidup Sehat Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia. PT Primamedia Pustaka. Jakarta
Retno Tree April.L.W.R.A, 2007. Konsumsi Mie Instant Pada Mahasiswa Kos di Lihat Dari pengetahuan Gizi dan Besarnya Uang Saku. Skripsi tidak diterbitkan.UNY. Yogyakarta
Rofiul Asna Mufida, 2008. Pola Makan Dan Pengetahuan Ibu-ibu Kegemukan di Dusun Tegalsari dan Sorogenen Kelurahan Umbulharjo Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. UNY. Yogyakarta
Sediaetama, AD, 2004. Ilmu Gizi Untuk Masyarakat & Profesi Jilid I. PT. Dian Raya Jakarta
Soekirman. 2000. Ilmu gizi dan Aplikasinya: untuk Keluarga dan Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi., Departemen Pendidikan Nasional
Sugiyono. (2000). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabet.
Suhardjo dkk. (1992). Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Yogyakarta
Suhardjo. (1985). Pangan Gizi dan Pertanian. Universitas Indonesia press
Suhardjo. (1989). Berbagai Cara Pendidik Gizi. Institut Pertanian. Bogor
Suhardjo. (1996). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Suharsimi arikuntoro. (1989). Manajemen Penelitian. Jakarta : Dekdikbud RI
Sutrisno Hadi. (2001). Metodologi Research I. Yogyakarta : Andi Offset.
Witari, D. 1997. Perilaku Makan pada Remaja Ditinjau dari Harga Diri. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrument / Angket Penelitian
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP POLA KONSUMSI
SISWA
Petunjuk pengerjaan:
Para siswa yang terhormat, dengan kerendahan hati dimohon keihklasan
dan bantuan saudara untuk meluangkan waktu guna menjawab pertanyaan dalam
angket ini. Angket ini untuk mengetahui gambaran hubungan pengetahuan gizi
terhadap pola konsumsi siswa program keahlian Jasa Boga di SMK N 2 Godean.
Angket ini adalah suatu pertanyaan yang berhubungan dengan
pengetahuaan gizi remaja dan tentang frekuensi makan jadi anda tringgal memilih
jawaban yang menurut anda benar. Jawaban yang baik adalah yang sesuai dengan
keadaan diri saudara sebenarnya. Seluruh pernyataan dalam angket ini tidak
mengandung unsur penilaian yang berpengaruh terhadap nama baik, nilai maupun
prestasi anda di sekolah, serta apapun yang anda isi pada lembar jawaban akan
dijamin kerahasiaannya.
Atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan terimakasih
Nama : ………………………………………. Kelas : ………………………………………. NIS : ……………………………………….
1. Pengetahuan Gizi
Bacalah dengan cermat dan teliti setiap pernyataan dari angket ini, saudara
cukup memilih 3 jawaban yang menurut anda benar dengan cara disilang (X) dari
5 jawaban yang ada.
No Pertanyaan Kolom jawaban 1. Apa saja yang merupakan masalah
gizi pada remaja putri maupun putra…
a. Kegemukan b. Diabetes c. Kurang energi kronis (KEK) d. Jantung e. anemia
2. Apa dampak yang kurang baik, yang akan terjadi pada remaja yang mengalami obesitas…
a. Bermalas-malas b. Menyendiri c. Rendah gairah hidup d. Depresi e. Bersemangat hidup
3. Pengetahuan tentang gizi dipengaruhi oleh 3 kenyataan yaitu…
a. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar dengan menggunakan pangan dengan lebih baik
b. Ilmu gizi tidak perlu diperhatikan dengan baik dan benar karena tidak mempengaruhi kesehatan
c. Setiap orang akan cukup jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal
d. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh
e. Setiap gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan
4. Vitamin yang penting untuk menjaga jaringan-jaringan baru supaya berfungsi optimal antara lain…..
a. A b. B c. C d. D
e. E 5. Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk
mendukung… a. Pertumbuhan b. Aktivitas otot c. Belajar d. Menjaga suhu tubuh e. Kerja otak
6. Sumber protein yang baik antara lain….
a. Daging b. Kedelai atau kacang-
kacangan c. Hati d. Telur e. unggas
7. Cara yang digunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah….
a. Memilih makanan rendah lemak
b. Memilih sayur dan serat c. Memilih mie dan roti d. Memilih kuning telur e. Memilih daging tanpa lemak
8. Kelebihan asupan lemak akan menyebabkan….
a. Kanker b. Ginjal c. Obesitas d. Meningkatnya resiko
penyakit e. Beresiko kelebihan berat
badan 9. Sumber karbohidrat yang
dikonsumsi remaja antara lain… a. Beras b. Gandum c. Kacang d. Buah e. Tempe
10. Sumber karbohidrat yang baik pada diet remaja adalah….
a. Sayur-sayuran b. Susu c. Gula d. Roti e. Mie
11. Pada masa remaja kebutuhan mineral meningkat, mineral berperan penting untuk….
a. Melancarkan proses pengeluaran tubuh
b. Memperbaiki kerusakan jaringan
c. Kesehatan d. Perkembangan e. Pertumbuhan
12. Bahan pangan yang mengandung zat besi berkualitas tinggi adalah….
a. Hati b. Ikan c. Ayam d. Tahu e. Tempe
13. Cara meningkatkan kualitas makanan antara lain dengan….
a. Memperbanyak konsumsi zat besi
b. Memperbanyak konsumsi bahan makanan yang kaya vitamin C
c. Memperbanyak konsumsi lemak
d. Memperbanyak konsumsi karbohidrat
e. Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung inhibitor seperti teh, kopi dll
14. Tujuan penyusunan menu seimbang bagi remaja adalah….
a. Agar waktu dan tenaga terbuang sia-sia untuk keperluan dapur saja
b. Agar makanan yang akan dihidangkan dapat menjamin terpenuhinya kecukupan gizi atau kebutuhan gizi seseorang
c. Terciptanya keanekaragaman dan kombinasi bahan makanan
d. Makanan yang disajikan dapat dipilih berdasarkan kesukaan
e. Alokasi keuangan untuk pembelian bahan makanan tidak dapat diatur
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah…
a. Kecukupan gizi b. Perilaku remaja c. Pemilihan bahan makanan d. Keteraturan makan e. Pengolahan pangan
16. Yang termasuk makanan jenis junk food adalah….
a. Pizza b. Lumpia c. Humburger
d. Soto e. Frien chicken
17. Yang termasuk dalam lauk hewani antara lain….
a. Belut b. Sate tempe c. Sate ayam d. Lele e. Sate jamur
18. Yang termasuk sayuran hijau antara lain….
a. Kangkung b. Sawi hijau c. Loncang d. Kacang tanah e. Talas
19. Yang termasuk makanan pokok antara lain….
a. Beras b. Jagung c. Sereal d. Kue kering e. Sagu
20. Untuk no 20. Ada 3 macam jawaban tiap a, b, c pilihlah salah satu. Berapa prosentase konsumsi energi makanan sehari yang dibutuhkan tubuh remaja yang berasal dari :
a. Protein
b. Karbohidrat
c. Lemak
a. 10 - 15 % b. 10 - 25 % c. 20 - 30 %
a. 40 - 65 % b. 50 – 70 % c. 55 – 75 %
a. 15 – 30 % b. 15 – 35 % c. 20 – 35 %
2. FREKUENSI PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan
Jumlah Skor rata-rata
>1x/hari 1x/hari 3x/minggu <3x/ minggu <1x/minggu Tidak pernah
A B C D E F 1. Makanan pokok
a. Nasi putih b. Nasi merah c. Mie
2. Pengganti nasi a. Jagung b. Kentang rebus c. Singkong rebus d. Ubi jalar rebus e. Gembili f. Uwi rebus g. Roti h. Talas i. Bubur tepung beras
3. Lauk hewani a. Telur b. Daging ayam c. Daging kambing d. Daging sapi e. Jeroan f. Ikan g. Bebek
h. Menthok i. Udang j. Cumi-cumi k. Kepiting
4. Lauk nabati a. Tahu b. Tempe c. Kecap
5. Sayuran a. Bayam b. Kangkung c. Selada sendok d. Daun singkong e. Daun papaya f. Kol g. Brokoli h. Sawi i. Kacang panjang j. Buncis k. Wortel l. Kentang
6. Buah-buahan a. Alpukat b. Apel c. Jeruk d. Pisang e. Semangka
f. Melon g. Mangga h. Jambu biji i. Anggur
7. Cemilan kering a. Berbahan terigu b. Berbahan umbi-
umbian
c. Kue kering 8. Cemilan basah
a. Cake b. Gorengan c. Jajanan pasar d. Roti bakar e. Martabak telur f. Martabak manis g. Roti/bakry
9. Minuman a. Soft drink b. Kopi c. Kopi susu d. Sirup e. Teh manis f. Teh tawar
10. Susu a. Susu bubuk b. Susu kental manis
c. Keju d. Yoghurt e. Coklat
11. Junk food a. Fried chicken b. Donat c. Humburger d. Pizza
LAMPIRAN 2
HASIL VALIDASI JUDGEMENT
PERMOHONAN JUDGMENT
Kepada Yth : Dr. Mutiara Nugraheni
Di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka melaksanakan uji validitas instrumen penelitian skripsi
dengan judul “Keadaan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Siswa Program
Keahlian Kompetensi Jasa Boga di SMK Negeri 2 Godean ”, maka saya :
Nama : Nurjanah
NIM : 09511242003
Program Studi : Pendidikan teknik Boga
Pembimbing : Dr. Siti Hamidah
Dengan ini, saya mohon kepada Ibu untuk bersedia memberikan validitas
angket sehingga dapat diujikan pada sampel penelitian. Demikian permohonan ini
saya sampaikan. Atas kerjasama, perhatian, dan kesediaan Ibu, saya ucapkan
terima kasih.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dr. Siti Hamidah
NIP. 19530820 197903 2 001
Yogyakarta, Februari 2012
Pemohon
Nurjanah
NIM. 09511242003
SURAT PERNYATAAN JUDGEMENT
INSTRUMEN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dr. Mutiara Nugraheni
NIP : 19770131 200212 2 001
Jabatan : Dosen Pendidikan Teknik Boga UNY
Menerangkan bahwa tersebut dibawah ini :
Nama : Nurjanah
NIM : 09511242003
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga
Telah mengadakan konsultasi tentang instrumen penelitian dengan judul
“Keadaan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Siswa Program Keahlian
Kompetensi Jasa Boga di SMK Negeri 2 Godean ”. Setelah saya melakukan
pengkajian, maka instrumen ini valid / tidak valid * ) siap diujikan dengan saran-
saran sebagai berikut :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Yogyakarta, Februari 2012
Validator
Dr. Mutiara Nugraheni
NIP. 19770131 200212 2 001
PERMOHONAN JUDGEMENT
Kepada Yth : Rizqie Auliana, M.Kes
Di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka melaksanakan uji validitas instrumen penelitian skripsi
dengan judul “Keadaan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Siswa Program
Keahlian Kompetensi Jasa Boga di SMK Negeri 2 Godean ”, maka saya :
Nama : Nurjanah
NIM : 09511242003
Program Studi : Pendidikan teknik Boga
Pembimbing : Dr. Siti Hamidah
Dengan ini, saya mohon kepada Ibu untuk bersedia memberikan validitas
angket sehingga dapat diujikan pada sampel penelitian. Demikian permohonan ini
saya sampaikan. Atas kerjasama, perhatian, dan kesediaan Ibu, saya ucapkan
terima kasih.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Dr. Siti Hamidah
NIP. 19530820 197903 2 001
Yogyakarta, Februari 2012
Pemohon
Nurjanah
NIM. 09511242003
SURAT PERNYATAAN JUDGEMENT
INSTRUMEN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rizqie Auliana, M.Kes
NIP : 19670805 199303 2 001
Jabatan : Dosen Pendidikan Teknik Boga UNY
Menerangkan bahwa tersebut dibawah ini :
Nama : Nurjanah
NIM : 09511242003
Program Studi : Pendidikan Teknik Boga
Telah mengadakan konsultasi tentang instrumen penelitian dengan judul
“Keadaan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Siswa Program Keahlian
Kompetensi Jasa Boga di SMK Negeri 2 Godean ”. Setelah saya melakukan
pengkajian, maka instrumen ini valid / tidak valid * ) siap diujikan dengan saran-
saran sebagai berikut :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Yogyakarta, Februari 2012
Validator
Rizqie Auliana, M.Kes
NIP. 19670805 199303 2 001
LAMPIRAN 3
HASIL UJI COBA INSTRUMEN
Tabel Data Uji Instrument Pengetahuan Gizi
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 3 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 37
2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 2 1 1 3 2 2 40
3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 1 3 2 46
4 3 2 3 2 1 1 3 3 1 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 1 43
5 3 2 1 1 3 1 2 3 1 3 2 2 3 1 2 3 3 2 3 2 43
6 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 3 1 3 1 3 2 46
7 3 1 3 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 3 3 2 3 3 1 46
8 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 44
9 2 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 46
10 3 2 3 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 3 1 42
11 2 1 2 3 2 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 1 2 38
12 2 3 2 3 2 1 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 49
13 3 2 2 2 3 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 43
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 2 42
15 3 2 2 3 1 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 50
16 2 1 2 2 1 3 2 3 1 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 37
17 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 36
18 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 3 2 41
19 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 44
20 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 36
21 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 43
22 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 45
23 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 47
24 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 47
UJI VALIDITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.501 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 40.4167 15.732 .508 .414
VAR00002 41.2083 13.563 .561 .423
VAR00003 40.7917 16.085 .580 .425
VAR00004 40.8333 15.188 .187 .485
VAR00005 41.0000 15.826 .580 .426
VAR00006 41.2500 18.109 .462 .488
VAR00007 40.6250 13.897 .366 .447
VAR00008 40.5417 14.346 .217 .475
VAR00009 40.9583 14.824 .154 .488
VAR00010 41.1250 16.288 .157 .437
VAR00011 41.0833 16.341 .142 .448
VAR00012 40.7917 14.085 .241 .469
VAR00013 40.7917 14.520 .230 .474
VAR00014 40.5833 13.123 .468 .420
VAR00015 40.6250 14.418 .252 .469
VAR00016 40.7083 13.781 .314 .453
VAR00017 40.5000 14.957 .128 .492
VAR00018 40.7500 14.717 .177 .483
VAR00019 40.4583 11.998 .635 .369
VAR00020 41.1667 15.362 .156 .489
UJI RELIABILITAS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 24 100.0
Excludeda 0 .0
Total 24 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.501 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 40.4167 15.732 .508 .414 VAR00002 41.2083 13.563 .561 .423 VAR00003 40.7917 16.085 .580 .425 VAR00004 40.8333 15.188 .187 .485 VAR00005 41.0000 15.826 .580 .426 VAR00006 41.2500 18.109 .462 .488 VAR00007 40.6250 13.897 .366 .447 VAR00008 40.5417 14.346 .217 .475 VAR00009 40.9583 14.824 .154 .488 VAR00010 41.1250 16.288 .157 .437 VAR00011 41.0833 16.341 .142 .448 VAR00012 40.7917 14.085 .241 .469 VAR00013 40.7917 14.520 .230 .474 VAR00014 40.5833 13.123 .468 .420 VAR00015 40.6250 14.418 .252 .469 VAR00016 40.7083 13.781 .314 .453 VAR00017 40.5000 14.957 .128 .492 VAR00018 40.7500 14.717 .177 .483 VAR00019 40.4583 11.998 .635 .369 VAR00020 41.1667 15.362 .156 .489
LAMPIRAN 4
DATA MENTAH PENGETAHUAN GIZI & FREKUENSI PENGGUNAAN BAHAN PANGAN
Data Mentah Pengetahuan Gizi
Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 1 44
2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 1 47
3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 1 48
4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 45
5 3 2 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 49
6 3 1 3 1 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 48
7 2 1 3 2 1 1 1 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 1 43
8 3 1 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 45
9 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 1 44
10 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 3 3 3 1 44
11 3 1 2 2 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 45
12 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 1 43
13 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 44
14 3 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 47
15 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 49
16 2 2 3 1 2 2 3 3 1 2 1 2 2 1 1 3 3 3 3 1 41
17 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 49
18 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 48
19 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 49
20 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 1 47
21 3 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 43
22 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 47
23 3 2 2 2 1 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 46
24 3 2 1 3 1 1 3 3 1 2 2 1 1 3 1 3 3 3 3 1 41
25 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 1 46
26 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 47
27 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 2 2 1 2 3 3 1 1 37
28 3 1 3 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 43
29 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 46
30 3 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 47
31 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 45
32 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 1 49
33 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 47
34 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 40
35 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 1 47
36 2 1 3 1 3 1 2 2 2 1 1 1 3 2 1 3 3 3 3 2 40
37 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 1 45
38 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 1 47
39 3 2 2 1 1 1 2 3 3 2 1 2 3 2 2 1 3 3 3 1 41
40 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 1 46
41 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 50
42 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 1 1 42
43 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 50
44 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 51
45 3 3 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 3 3 3 1 46
46 2 1 3 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 3 1 43
47 1 1 1 1 2 1 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 1 2 2 41
48 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 51
49 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 52
50 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 55
51 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 53
52 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 49
53 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 50
54 3 3 2 2 2 2 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 50
55 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 52
56 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 49
57 3 2 2 2 1 1 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 40
58 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 50
59 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 48
60 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 48
61 3 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 48
62 3 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 49
63 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 48
64 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 48
65 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 48
66 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 50
67 3 2 3 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 48
68 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 45
69 3 3 3 1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 48
70 3 2 3 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 49
71 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 37
72 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 1 42
73 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 41
74 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 48
75 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 36
76 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 1 40
77 3 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 2 37
78 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 35
2. FREKUENSI PENGGUNAAN BAHAN MAKANAN
Nama Bahan Makanan
Frekuensi Konsumsi Bahan Makanan
Jumlah Skor rata-rata
>1x/hari 1x/hari 3x/minggu <3x/ minggu <1x/minggu Tidak pernah
A B C D E F 1. Makanan pokok
a. Nasi putih 78 b. Nasi merah 15 18 45 c. Mie 24 30 24
2. Pengganti nasi a. Jagung 78 b. Kentang rebus 55 23 c. Singkong rebus 78 d. Ubi jalar rebus 78 e. Gembili 78 f. Uwi rebus 78 g. Roti 21 19 38 h. Talas 78 i. Bubur tepung beras 12 50 16
3. Lauk hewani a. Telur 13 25 40 b. Daging ayam 38 40 c. Daging kambing 78 d. Daging sapi 18 60 e. Jeroan 78 f. Ikan 28 25 25 g. Bebek 8 70
h. Menthok 28 50 i. Udang 78 j. Cumi-cumi 78 k. Kepiting 78
4. Lauk nabati a. Tahu 45 33 b. Tempe 54 24 c. Kecap 16 62
5. Sayuran a. Bayam 42 18 18 b. Kangkung 19 36 23 c. Selada sendok 46 32 d. Daun singkong 53 25 e. Daun papaya 20 34 24 f. Kol 40 38 g. Brokoli 17 21 40 h. Sawi 31 47 i. Kacang panjang 26 2 50 j. Buncis 16 62 k. Wortel 15 63 l. Kentang 12 28 38
6. Buah-buahan a. Alpukat 78 b. Apel 32 46 c. Jeruk 27 15 36 d. Pisang 13 25 40 e. Semangka 78
f. Melon 36 42 g. Mangga 78 h. Jambu biji 58 20 i. Anggur 78
7. Cemilan kering a. Berbahan terigu 18 25 35 b. Berbahan umbi-
umbian 16 20 42
c. Kue kering 4 19 55 8. Cemilan basah
a. Cake 12 66 b. Gorengan 27 13 38 c. Jajanan pasar 49 29 d. Roti bakar 11 67 e. Martabak telur 5 73 f. Martabak manis 37 41 g. Roti/bakry 9 28 40
9. Minuman a. Soft drink 18 60 b. Kopi 22 33 23 c. Kopi susu 15 29 34 d. Sirup 8 70 e. Teh manis 36 22 20 f. Teh tawar 78
10. Susu a. Susu bubuk 59 19 b. Susu kental manis 14 27 37
c. Keju 78 d. Yoghurt 5 73 e. Coklat 21 57
11. Junk food a. Fried chicken 12 29 37 b. Donat 6 14 58 c. Humburger 78 d. Pizza 78
LAMPIRAN 5
ANALISIS DESKRIPTIF
ANALISIS DESKRIPTIF
1. Variabel Pengetahuan Gizi
a. Penentuan distribusi frekuensi
1) Menghitung jumlah kelas interval
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 78
= 1 + 3,3 . 1,892094603
= 1 + 6,2439121899
= 7,2439121899 = 7
2) Menghitung rentang data
Yaitu data terbesar dikurangi data terkecil ditambah 1
Data terbesar 55, data terkecil 35
Jadi rentang data = skor tertinggi – skor terendah + 1
= 55 – 35 + 1
= 20 + 1
= 21
3) Menghitung panjang kelas
Rentang dibagi jumlah kelas
Panjang kelas = 21 : 7
= 3
4) Membuat data interval , menghitung frekuensi dan memasukkan data
dalam tabel
fi = frekuensi
xi = rata-rata batas bawah dan batas atas pada setiap interval data
x = rata-rata
Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel pengetahuan gizi Interval Frekuensi Frekuensi relatif 35 – 37 4 5,13 % 38 – 40 5 6, 41% 41 – 43 12 15,38 % 44 – 46 15 19,23 % 47 – 49 30 38,46 % 50 – 52 10 12,82% 53 - 55 2 2,56% Total 78 100 %
b. Penentuan kategori kecenderungan
1) Secara keseluruhan
Mi = ½ ( maksimum ideal + minimum ideal )
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
Penentuan kategori :
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat tinggi
Mi s/d Mi +1,5 (SDi) = tinggi
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = cukup
Mi - 1,5 (SDi) kebawah = rendah
Skor max ideal = 60
Skor min ideal = 20
Mi = ½ (maksimum ideal + minimum ideal )
= ½ (60 + 20)
= 40
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
= 1/6 (60 - 20)
= 6,66
Penentuan kategori :
Golongan sangat tinggi : Mi + 1,5 (SDi) keatas
: 40 + 1,5(6,66)
: 48,16 keatas
: X > 48,16
Golongan baik : Mi s/d Mi +1,5 (SDi)
: 40 s/d 40 + 1,5(6,66)
: 40 s/d 48,16
: 40 < X ≤ 48,16
Golongan tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
: 40 - 1,5(6,66) s/d 40
:30,01 s/d 40
: 30,01 < X ≤ 40
Golongan sangat tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) kebawah
: 40 - 1,5(6,66)
: 30,01 kebawah
: X ≤ 30,01
Tabel 2. Identifikasi kategori kecenderungan variabel
Pengetahuan gizi No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase
1. X > 48,16 Sangat tinggi 27 34,61 % 2. 40 < X ≤ 48,16 Tinggi 44 56,42 % 3. 30,01 < X ≤ 40 Cukup 7 8,97 % 4. X ≤ 30,01 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
2) Indikator konsep remaja
Mi = ½ ( maksimum ideal + minimum ideal )
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
Penentuan kategori
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat tinggi
Mi s/d Mi +1,5 (SDi) = tinggi
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = cukup
Mi - 1,5 (SDi) kebawah = rendah
Skor max ideal = 6
Skor min ideal = 2
Mi = ½ (maksimum ideal + minimum ideal )
= ½ (6 + 2)
= 4
SDi = 1/6 (maksimum ideal - minimum ideal )
= 1/6 (6 + 2)
= 1,3
Penentuan kategori
Golongan sangat baik : Mi + 1,5 (SDi) keatas
: 4 + 1,5 (1,3)
: 5,95 keatas
: X > 5,95
Golongan baik : Mi s/d Mi +1,5 (SDi)
: 4 s/d 4 + 1,5 (1,3)
: 4 s/d 5,95
: 4 < X ≤ 5,95
Golongan tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
: 4 - 1,5 (1,3) s/d 4
: 2,05 s/d 4
: 2,05 < X≤ 4
Golongan sangat tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) kebawah
: 4 - 1,5 (1,3)
: 2,05 kebawah
: X ≤ 2,05
Tabel 3. Identifikasi kategori kecenderungan indikator konsep remaja
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 5,95 Sangat tinggi 31 39,75 % 2. 4 < X ≤ 5,95 Tinggi 30 38,46 % 3. 2,05 < X≤ 4 Cukup 17 21,79 % 4. X ≤ 2,05 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
3) Indikator konsep gizi remaja
Mi = ½ ( maksimum ideal + minimum ideal )
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
Penentuan kategori
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat tinggi
Mi s/d Mi +1,5 (SDi) = tinggi
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = cukup
Mi - 1,5 (SDi) kebawah = rendah
Skor max ideal = 19
Skor min ideal = 11
Mi = ½ (maksimum ideal + minimum ideal)
= ½ (19 + 11)
= 15
SDi = 1/6 (maksimum ideal - minimum ideal)
= 1/6 (19 - 11)
= 1,33
Penentuan kategori
Golongan sangat baik : Mi + 1,5 (SDi) keatas
: 15 + 1,5 (1,33)
: 16,99 keatas
: X > 16,99
Golongan baik : Mi s/d Mi +1,5 (SDi)
: 15 s/d 15 + 1,5 (1,33)
: 15 s/d 16,99
: 15 < X ≤ 16,99
Golongan tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
: 15 - 1,5 (1,33) s/d 15
: 1,99 s/d 15
: 1,99 < X ≤ 15
Golongan sangat tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) kebawah
: 15 - 1,5 (1,33)
: 1,99 kebawah
: X ≤ 1,99
Tabel 4. Identifikasi indikator kecenderungan konsep gizi remaja
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 16,99 Sangat tinggi 30 38,46 % 2. 15 < X ≤ 16,99 Tinggi 17 21,79 % 3. 1,99 < X ≤ 15 Cukup 31 39,74 % 4. X ≤ 1,99 Rendah 0 0 %
Jumlah 78 100%
4) Indikator kebutuhan gizi
Mi = ½ ( maksimum ideal + minimum ideal )
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
Penentuan kategori
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat tinggi
Mi s/d Mi +1,5 (SDi) = tinggi
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = cukup
Mi - 1,5 (SDi) kebawah = rendah
Skor max ideal = 14
Skor min ideal = 7
Mi = ½ (maksimum ideal + minimum ideal )
= ½ (14 +7)
= 10,5
SDi = 1/6 (maksimum ideal - minimum ideal )
= 1/6 (14 - 7)
= 1,16
Penentuan kategori
Golongan sangat baik : Mi + 1,5 (SDi) keatas
: 10,5 + 1,5 (1,16)
: 12,24 keatas
: X > 12,24
Golongan baik : Mi s/d Mi +1,5 (SDi)
: 10,5 s/d 10,5 + 1,5 (1,16)
: 10,5 s/d 12,24
: 10,5 < X ≤ 12,24
Golongan tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
: 10,5 - 1,5 (1,16) s/d 10,5
: 8,76 s/d 10,5
: 8,76 < X ≤ 10,5
Golongan sangat tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) kebawah
: 10,5 - 1,5 (1,16)
: 8,76
: X ≤ 8,76
Tabel 5. Identifikasi kategori kecenderungan indikator kebutuhan gizi
No Kriteria penilaian Kategori f Prosentase 1. X > 12,24 Sangat tinggi 21 26,92 % 2. 10,5 < X ≤ 12,24 Tinggi 35 44,87 % 3. 8,76 < X ≤ 10,5 Cukup 17 21,79 % 4. X ≤ 8,76 Rendah 5 6,42 %
Jumlah 78 100%
5) Indikator menu, ragam dan hidangan
Mi = ½ ( maksimum ideal + minimum ideal )
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
Penentuan kategori
Mi + 1,5 (SDi) keatas = sangat tinggi
Mi s/d Mi +1,5 (SDi) = tinggi
Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi = cukup
Mi - 1,5 (SDi) kebawah = rendah
Skor max ideal = 17
Skor min ideal = 11
Mi = ½ (maksimum ideal + minimum ideal )
= ½ 17 + 10)
= 13,5
SDi = 1/6 ( maksimum ideal - minimum ideal )
= 1/6 (17 - 10)
= 1,16
Penentuan kategori
Golongan sangat baik : Mi + 1,5 (SDi) keatas
: 13,5 + 1,5 (1,16)
: 15,24 keatas
: X > 15,24
Golongan baik : Mi s/d Mi +1,5 (SDi)
: 13,5 s/d 13,5 + 1,5 (1,16)
: 13,5 s/d 15,24
: 13,5 < X ≤ 15,24
Golongan tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) s/d Mi
: 13,5 - 1,5 (1,16) s/d 13,5
: 10,76 s/d 13,5
: 10,76 < X ≤ 13,5
Golongan sangat tidak baik : Mi - 1,5 (SDi) kebawah
: 13,5 - 1,5 (1,16)
: 10,76 kebawah
: X ≤ 10,76
Tabel 6. Identifikasi kategori kecenderungan indikator
menu, ragam dan hidangan No Kriteria penilaian Kategori f presentase 1. X > 15,24 Sangat tinggi 41 52,56 % 2. 13,5 < X ≤ 15,24 Tinggi 28 35,89 % 3. 10,76 < X ≤ 13,5 Cukup 8 10,25 % 4. X ≤ 10,76 Rendah 1 1,28 %
Jumlah 78 100%
HASIL ANALISIS DATA VARIABEL 1
A. PENGETAHUAN GIZI 1. Secara keseluruhan
Statistics
VAR00001
N Valid 78
Missing 0
Mean 45.8462
Median 47.0000
Std. Deviation 4.13436
Minimum 35.00
Maximum 55.00
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 35 1 1.3 1.3 1.3
36 1 1.3 1.3 2.6
37 3 3.8 3.8 6.4
40 4 5.1 5.1 11.5
41 5 6.4 6.4 17.9
42 2 2.6 2.6 20.5
43 5 6.4 6.4 26.9
44 4 5.1 5.1 32.1
45 6 7.7 7.7 39.7
46 5 6.4 6.4 46.2
47 9 11.5 11.5 57.7
48 12 15.4 15.4 73.1
49 9 11.5 11.5 84.6
50 6 7.7 7.7 92.3
51 2 2.6 2.6 94.9
52 2 2.6 2.6 97.4
53 1 1.3 1.3 98.7
55 1 1.3 1.3 100.0
Total 78 100.0 100.0
2. Indikator Konsep Remaja
Statistics
VAR00001
N Valid 78
Missing 0
Mean 4.6795
Median 5.0000
Std. Deviation .82955
Minimum 2.00
Maximum 6.00
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 1 1.3 1.3 1.3
3 6 7.7 7.7 9.0
4 19 24.4 24.4 33.3
5 43 55.1 55.1 88.5
6 9 11.5 11.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
3. Indikator Konsep Gizi Remaja
Statistics
VAR00001
N Valid 78
Missing 0
Mean 15.4231
Median 15.0000
Std. Deviation 1.84123
Minimum 11.00
Maximum 19.00
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 11 1 1.3 1.3 1.3
12 4 5.1 5.1 6.4
13 8 10.3 10.3 16.7
14 9 11.5 11.5 28.2
15 19 24.4 24.4 52.6
16 14 17.9 17.9 70.5
17 12 15.4 15.4 85.9
18 8 10.3 10.3 96.2
19 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
4. Indikator Kebutuhan Gizi
Statistics
VAR00001
N Valid 78
Missing 0
Mean 10.9231
Median 11.0000
Std. Deviation 1.58540
Minimum 7.00
Maximum 14.00
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 7 2 2.6 2.6 2.6
8 4 5.1 5.1 7.7
9 7 9.0 9.0 16.7
10 17 21.8 21.8 38.5
11 18 23.1 23.1 61.5
12 18 23.1 23.1 84.6
13 9 11.5 11.5 96.2
14 3 3.8 3.8 100.0
Total 78 100.0 100.0
5. Indikator menu, ragam, dan hidangan
Statistics
VAR00001
N Valid 78
Missing 0
Mean 14.8205
Median 15.0000
Std. Deviation 1.72637
Minimum 10.00
Maximum 17.00
VAR00001
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 10 2 2.6 2.6 2.6
11 5 6.4 6.4 9.0
12 1 1.3 1.3 10.3
13 3 3.8 3.8 14.1
14 18 23.1 23.1 37.2
15 16 20.5 20.5 57.7
16 23 29.5 29.5 87.2
17 10 12.8 12.8 100.0
Total 78 100.0 100.0