kausalitas granger inflasi dan pertumbuhan ekonomi …eprints.ums.ac.id/70678/11/! revisi naspub...
TRANSCRIPT
KAUSALITAS GRANGER INFLASI DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DI KABUPATEN MAGELANG
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
DANIA AKHMAD
B300140010
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
KAUSALITAS GRANGER INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN MAGELANG
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan
pendapatan yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah produksi barang
dan jasa. Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian yang menunjukkan
adanya kecenderungan kenaikan harga secara umum. Studi ini bertujuan
untuk menguji hubungan kausalitas antara inflasi dan pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Magelang periode 2003 – 2017. Alat analisis yang
digunakan adalah uji kausalitas Granger. Hasil uji kausalitas Granger
variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang tidak
memiliki hubungan kausalitas. Terdapat kemungkinan bahwa
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Magelang lebih di pengaruhi oleh
berbagai variabel lain seperti investasi, konsumsi, tingkat pengangguran,
belanja pemerintah daerah dan lain sebagainya. Di sisi lain, terdapat
kemungkinan bahwa inflasi masih merupakan fenomena moneter di
Kabupaten Magelang, sehingga inflasi di Kabupaten Magelang tidak
disebabkan oleh sektor riil seperti pertumbuhan ekonomi, melainkan
disebabkan oleh sisi moneter seperti jumlah uang yang beredar dan suku
bunga.
Kata kunci: kausalitas, inflasi, pertumbuhan ekonomi, magelang, granger
Abstract
Economic growth is a condition where there is an increase in income
caused by an increase in the amount of production of goods and services.
Inflation is an economic condition that shows a general trend of price
increases. This study aims to examine the causal relationship between
inflation and economic growth in Kabupaten Magelang for the period 2003
- 2017. The analytical tool used in this study is Granger causality test. The
results of the Granger causality test for inflation and economic growth in
Kabupaten Magelang did not have a causal relationship. There is any
possibility that economic growth in Kabupaten Magelang more likely
influenced by another macroeconomic variable such as investation,
consumption, unemployement rate, government expenditure, etc. And
inflation more likely not caused by real sector such as economic growth,
instead caused by monetary factor such as money supply and interest rate.
Keywords: causality, inflation, economic growth, magelang, granger
2
1. PENDAHULUAN
Analisis kaitan antara Inflasi dan Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu topik
yang cukup kontroversial dalam literatur ilmu ekonomi. Diyakini bahwa inflasi
yang moderat dan stabil memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Inflasi yang moderat memicu naiknya tingkat tabungan, meningkatkan
investasi, dan selanjutnya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun disisi
lain, terdapat konsensus yang menunjukkan bahwa stabilitas makroekonomi yang
secara spesifik ditunjukkan oleh inflasi yang rendah, mempunyai hubungan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. (Singh et. al., 2015).
Pada saat dunia mengalami depresi besar pada tahun 1929, kebijakan
ekonomi Keynesian yang diberlakukan untuk mengatasi krisis telah terbukti
efektif dalam meredakan krisis. Sejalan dengan kebijakan tersebut, peningkatan
terhadap Permintaan Agregat menyebabkan tidak hanya peningkatan output
produk, namun juga disertai dengan peningkatan inflasi. Pada era tersebut, inflasi
dianggap memiliki efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pandangan yang
mendukung hal ini adalah hipotesis Phillips Curve yang menyebutkan bahwa
inflasi berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena berkontribusi
terhadap tingkat pengangguran yang rendah.
Namun pada era tahun 1970 an, negara negara yang memiliki tingkat
inflasi yang tinggi, mengalami penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi. Inflasi
tinggi dan Hiperinflasi yang terjadi di negara negara Amerika Latin pada era
tersebut telah memperlihatkan bahwa inflasi memiliki dampak negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini berseberangan dengan pandangan sebelumnya
yang menyebutkan inflasi memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan
ekonomi (Erbaykal dan Okuyan, 2008).
Mundell (1963) dan Tobin (1965) menjelaskan dampak dari inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi berdasarkan teori pertumbuhan neo klasik.
Mereka berpendapat bahwa peningkatan pada tingkat bunga nominal yang
disebabkan oleh inflasi, mengakibatkan pilihan terhadap keputusan investasi
3
lebih menarik daripada konsumsi. Hal ini, pada gilirannya akan meningkatkan
akumulasi modal dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Relasi ini dikenal
sebagai Efek Mundell-Tobin (Sattarov, 2011).
Namun disisi lain, terdapat banyak studi yang menyimpulkan bahwa
inflasi mempunyai efek negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
disebabkan karena inflasi yang tinggi meningkatkan ketidakpastian
makroekonomi, dan hal tersebut seringkali memicu rendahnya tingkat investasi
dan pada akhirnya berujung pada penurunan aktifitas ekonomi (Bittencourt, et.al.,
2014).
Pertumbuhan ekonomi kabupaten Magelang antara tahun 2003 hingga
tahun 2017 stabil di kisaran 4 – 6 % , dengan rata rata 4,87 % dan standar deviasi
0,53. Sementara itu tingkat inflasi cukup fluktuatif dengan rata rata 5,73 % dan
standar deviasi 3,31. Terlihat bahwa tingkat inflasi mengalami pergerakan yang
relatif tidak terlalu stabil. Berdasarkan data tersebut, tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pola kausalitas atau hubungan keterikatan dua arah antara
inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang.
2. METODE
Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis Kausalitas Granger.
Adapun model ekonometrinya adalah sebagai berikut:
𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑡 = ∑ 𝛼𝑖𝐼𝑁𝐹𝑡−𝑖 +
𝑛
𝑖=1
∑ 𝛽𝑗𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑡−𝑗 + 𝑢1𝑡
𝑛
𝑗=1
(1)
𝐼𝑁𝐹𝑡 = ∑ 𝜆𝑖𝐼𝑁𝐹𝑡−𝑖 +
𝑛
𝑖=1
∑ 𝛿𝑗𝐺𝑅𝑂𝑊𝑇𝐻𝑡−𝑗 + 𝑢2𝑡
𝑛
𝑗=1
(2)
dimana:
GROWTH = Pertumbuhan ekonomi
INF = Inflasi
α, β, λ, δ = Coefficient
n = Jumlah lag
𝑢 = error term
4
Langkah-langkah estimasi model kausalitas granger di muka adalah sebagai
berikut:
a. Uji stasionaritas variabel Growth dan INF, apabila keduanya stasioner,
lakukan uji kausalitas Granger.
b. Bila kedua variabel tidak stasioner lakukan uji Kointegrasi, bila kedua
variabel berkointegrasi, lakukan uji kausalitas Granger.
c. Bila salah satu variabel tidak stasioner, stasionerkan variabel yang tidak
stasioner, lakukan uji kausalitas Granger.
d. Bila kedua variabel tidak stasioner dan tidak berkointegrasi, stasionerkan
kedua variabel, lakukan uji kausalitas Granger.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data time series
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi Kabupaten Magelang stasioner atau tidak.
Pengujian ini menggunakan uji Augmented Dickey Fuller (ADF). Adapun hasil
dari uji stasioneritas digambarkan oleh Tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Stasioneritas Pertumbuhan Ekonomi
TABEL HASIL UJI ADF GROWTH (LEVEL)
Model δ τ stat τ (0,05) AIC p-value
None 0.010316 0.42191 -1.9684 1.295707 0.7909
Intercept -0.66506 -2.9733 -3.1199 1.029914 0.064
Trend & Intercept -2.11753 -3.9999 -3.9334 0.717947 0.0459
sumber: bps kabupaten magelang (diolah)
Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa model terbaik adalah model
dengan Trend dan Intercept karena memiliki nilai Akaike Information Criterion
(AIC) minimum yaitu sebesar 0.717947. Pada model dengan Trend dan Intercept
ini, terlihat nilai probabilitas (p-value) dari τ statistik adalah sebesar 0,0459
(<0,10), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi
stasioner pada tingkat level dengan tingkat kepercayaan 10%.
5
Untuk hasil uji stasioneritas pada variabel Inflasi ditunjukkan pada Tabel 2
sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas Inflasi
TABEL HASIL UJI ADF INF (LEVEL)
Model δ τ stat τ (0,05) AIC p-value
None -0.21061 -1.5497 -1.974 5.236511 0.11
Intercept -1.20149 -4.1941 -3.0989 5.464558 0.0071
Trend & Intercept -3.40076 -3.5775 -3.9334 4.595365 0.0812
sumber: bps kabupaten magelang (diolah)
Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa model terbaik adalah model
dengan Trend dan Intercept karena memiliki nilai Akaike Information Criterion
(AIC) minimum yaitu sebesar 4.595365. Pada model dengan Trend dan Intercept
ini, terlihat nilai probabilitas (p-value) dari τ statistik adalah sebesar 0,0812
(<0,10), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Pertumbuhan Ekonomi
stasioner pada tingkat level dengan tingkat kepercayaan 10%.
Setelah data stasioner, selanjutnya dilakukan uji Kausalitas Granger. Uji
Kausalitas Granger digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
kedua variabel atau tidak. Hasil uji Kausalitas Granger ditunjukkan dalam Tabel 3
sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Kausalitas Granger
Pairwise Granger Causality Tests
Date: 12/21/18 Time: 22:24
Sample: 2003 2017
Lags: 3
Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.
INF does not Granger Cause GROWTH 12 0.68280 0.5997
GROWTH does not Granger Cause INF 1.37126 0.3526
sumber: bps kabupaten magelang (diolah)
Berdasarkan Tabel 3 di atas, terlihat pada uji kausalitas granger, hipotesis
nol bahwa INF (Inflasi) tidak granger-cause GROWTH (Pertumbuhan
6
Ekonomi) diterima, yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,5997
(>0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak terdapat kausalitas dari Inflasi
terhadap Pertumbuhan Ekonomi.
Sebaliknya, hipotesis nol bahwa GROWTH (Pertumbuhan Ekonomi) tidak
granger-cause INF (Inflasi) juga diterima, yang ditunjukkan dengan nilai
probabilitas sebesar 0,3526 (>0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak
terdapat kausalitas dari Pertumbuhan Ekonomi terhadap Inflasi.
4. PENUTUP
Analisis Kausalitas Granger antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Magelang memperlihatkan tidak terdapat hubungan kausalitas atau
hubungan sebab akibat antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Magelang. Kesimpulan tersebut didapatkan dari hasil uji stasioneritas Augmented
Dickey-Fuller dan uji Kausalitas Granger.
Hasil uji stasioneritas menunjukkan bahwa variabel inflasi dan pertumbuhan
ekonomi telah stasioner di tingkat level. Hal tersebut ditunjukkan dari model
terbaik dengan kriteria nilai Akaike Information Criterion (AIC) minimum
mempunyai nilai probabilitas (p-value) τ-statistik dibawah nilai kritis dengan
tingkat kepercayaan 10 %. Karena kedua variabel telah stasioner, maka dapat
langsung dilakukan uji Kausalitas Granger.
Hasil uji kausalitas granger, menunjukkan bahwa hipotesis nol bahwa INF
(Inflasi) tidak granger-cause GROWTH (Pertumbuhan Ekonomi) diterima, yang
ditunjukkan dengan nilai probabilitas sebesar 0,5997 (>0,10). Dengan demikian
dapat disimpulkan, tidak terdapat kausalitas dari Inflasi terhadap Pertumbuhan
Ekonomi.
Sebaliknya, hipotesis nol bahwa GROWTH (Pertumbuhan Ekonomi) tidak
granger-cause INF (Inflasi) juga diterima, yang ditunjukkan dengan nilai
probabilitas sebesar 0,3526 (>0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak
terdapat kausalitas dari Pertumbuhan Ekonomi terhadap Inflasi.
Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan atau
penurunan tingkat inflasi di Kabupaten Magelang tidak dipengaruhi oleh
7
peningkatan atau penurunan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang.
Demikian juga sebaliknya, peningkatan atau penurunan tingkat Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Magelang tidak dipengaruhi oleh peningkatan atau
penurunan tingkat inflasi di Kabupaten Magelang.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya.
Hal ini dapat dimungkinkan karena Kabupaten Magelang memiliki karakteristik
lokal yang khusus. Sehingga terdapat varibel lain yang lebih berpengaruh
terhadap perubahan tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Magelang. Terdapat kemungkinan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Magelang lebih di pengaruhi oleh berbagai variabel lain seperti investasi,
konsumsi, tingkat pengangguran, belanja pemerintah daerah dan lain sebagainya.
Di sisi lain, terdapat kemungkinan bahwa inflasi masih merupakan
fenomena moneter di Kabupaten Magelang, sehingga inflasi di Kabupaten
Magelang tidak disebabkan oleh sektor riil seperti pertumbuhan ekonomi,
melainkan disebabkan oleh sisi moneter seperti jumlah uang yang beredar dan
suku bunga seperti yang diungkapkan oleh Milton Friedman (1994) : “Inflation is
always and everywhere a monetary phenomenon.” ekonomi.
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang dikemukakan diatas,
maka penulis berharap dapat memberikan saran sebagai berikut:
4.1 Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan
kausalitas antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Magelang. Sehingga pemerintah dan otoritas moneter dapat
mempertimbangkan variabel lain dalam menentukan target atau menjaga
stabilitas Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi.
4.2 Oleh karena tidak adanya kausalitas inflasi dan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Magelang, maka pembuat kebijakan diharapkan untuk konsisten
terhadap proses stabilisasi inflasi agar tingkat inflasi yang dicapai sesuai
dengan target atau lebih rendah. Di samping itu, pemerintah dapat berupaya
terus memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang, tanpa perlu
8
ada kekhawatiran yang berlebihan akan meningkatnya inflasi yang
disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi.
4.3 Bagi Akademisi, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan variabel-
variabel lain yang memiliki keterkaitan dengan Inflasi dan Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Magelang. Sehingga, dapat mengetahui varibel yang
mempengaruhi Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Magelang.
4.4 Bagi Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tambahan yang berkenaan dengan kausalitas yang terjadi antara
tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta dapat menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya sehingga proses pengkajian secara mendalam akan
terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Acyuninda, D, (2012). Analisis Hubungan antara Inflasi dan Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia Menggunakan Pendekatan Kointegrasi dan Kausalitas
Granger pada periode 2000-2012. Universitas Indonesia
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. (2018). Kabupaten Magelang dalam
Angka 2018. Magelang: TM Percetakan.
Barro, R.J. (1995). Inflation and economic growth. NBER Working Paper,
No:5326.
Bittencourt, Manoel, Monaheng Seleteng, dan Reneé van Eyden (2013). Infation
and Economic Growth: Evidence from the Southern African Development
Community. ERSA working paper 405.
Bruno, M. dan W. Easterly, (1998). Inflation crises and long-run growth. Journal
of Monetary Economics, vol. 41, pp. 3-26.
Datta, Kanchan dan Chandan Kumar Mukhopadhyay (2011). Relationship
between Inflation and Economic Growth in Malaysia - An Econometric
Review International Conference on Economics and Finance Research
IPEDR vol.4 (2011) IACSIT Press, Singapore.
Dickey, D.A. and Fuller, W.A. (1981). Likelihood Ratio Statistics for
Autoregressive Time Series with A Unit Root. Econometrica, 49 (4), 1057-
1072.
Dornbusch R., Fischer S. dan Startz R. (2008). Makroekonomi. New York:
McGraw-Hill.
9
Edwards, Jeffrey A. (2006). Politics, Inflation, and the Mundell-Tobin Effect.
MPRA Paper No. 36443. North Carolina A&T State University.
Erbaykal, Erman dan H. Aydın Okuyan (2008). Does Inflation Depress Economic
Growth? Evidence from Turkey. International Research Journal of Finance
and Economics.
Fischer, S. (1993). The role of macroeconomic factors in growth. NBER Working
Paper, No:4565
Granger, C.W.J. (1969). Investigating causal relations by econometric models and
crossspectral methods. Econometrica, 37 (3) August, pp.424-438.
Gregorio, Jose De. (1996). Inflation, Growth and Central Banks: Theory and
Evidence. The World Bank Policy Research Department Macroeconomics
and Growth Division.
Ghosh, Bikash Chandra dan Khairul I. (2012). Inflation and Economic Growth in
Bangladesh. International Refereed Research Journal Vol.– III, Issue–4(2),
October 2012 [85]
Gujarati, D.N. dan Porter, D.C. (2009). Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi 5 Buku
1. New York: McGraw Hill Inc.
Huruta, Andrian Dolfriandra (2017). Kausalitas Inflasi dan Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia Periode 1965-2013. Modus Vol. 29 (1), 2017.
Jones, L.E. dan R.E. Manuelli (1993), Growth and the Effects of Inflation. NBER
Working Paper No. 4523.
Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Erlangga
Lubis, Ismail Fahmi. (2001). Analisis Hubungan Antara Inflasi Dan Pertumbuhan
Ekonomi: Kasus Indonesia. QE Journal Vol.03 No.01 41-52.
Mahmud, Zaini (2017). Analisis Hubungan Kausalitas Antara Inflasi dan
Pertumbuhan Ekonomi di Surakarta tahun 1986-2015. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mallik, G., Chowdhury, A. (2001). Inflation and economic growth: evidence from
four south Asian countries. Asia-Pasific Development Journal, 8 (1) June, pp.
123-135.
Mankiw, N. Gregory. (2007). Makroekonomi edisi keenam. New York: Worth
Publishers.
Mundell, R., (1963). Inflation and Real Interest. Journal of Political Economy,
Vol. 71, No. 3, pp.280-283.
10
Maqrobi, Syaiful, dan Amin Pujiati (2011). Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi :
Uji Kausalitas. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2011, 1 – 16.
Nopirin (2000). Ekonomi Moneter Buku 1. Yogyakarta: BPFE.
Samuelson, Paul A. dan William Nordhaus, (2004). Ilmu Makro Ekonomi. Edisi
Bahasa Indonesia Jakarta : PT.Media Global Edukasi.
Setyawati, Yunita. (2006). Analisis Kausalitas Antara Inflasi dan Pertumbuhan
Ekonomi (kasus perekonomian Indonesia tahun 1994.1-2003.4) Dengan
Motode ECM. Yogjakarta: Fakultas ekonomi UII.
Sidrauski M., (1967). Rational Choice and Patterns of Growth in a Monetary
Economy. American Economic Review Papers, pp.534-544.
Singh, Shailender dan Amar Singh (2015). Causal Nexus between Inflation and
Economic Growth of Japan. Iran. Econ. Rev. Vol.19, No.3, p. 265-278
Solow, R. M., (1956). A Contribution to the Theory of Economic Growth.
Quarterly Journal of Economics (The MIT Press) 70, pp.65–94.
Stockman, A. C., (1981). Anticipated Inflation and the Capital Stock in a Cash-In-
Advance Economy. Journal of Monetary Economics, 8, pp. 387-393.
Suparmoko, M. (1991). Ekonomi Publik Untuk Keuangan Dan Pembangunan
Daerah. Yogyakarta : Andi.
Fernandez, Aristo Dian. (2005). Pengaruh Inflasi Terhadap Return Pertumbuhan
Ekonomi Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata,
Semarang.
Tobin, J., (1965). Money and Economic Growth. Econometrica, Vol. 33, No.4,
pp. 671-684.
Utomo, Yuni Prihadi. (2012). Buku Praktek Komputer Statistik II Eviews.
Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS.
.