kata pengantar - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · web viewbudaya jawa dan eksistensinya....

28
BUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA Oleh Nurlina Wijaya Kusumawati A.410080051 (2008/2009) 1

Upload: vandan

Post on 04-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

BUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA

Oleh

Nurlina Wijaya KusumawatiA.410080051 (2008/2009)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASURAKARTA

2009

1

Page 2: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesaikannya makalah ini. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas akhir

mata kuliah Bahasa Indonesia semester dua FKIP Matematika Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Di dalam makalah ini kami membahas tentang Budaya Jawa dan

eksistensinya di dalam masyarakat Jawa saat ini. Karena mengingat sekaran

fenomena yang dapat kita saksikan yang menunjukkan semakin g ini banyak sekali

lunturnya kesadaran masyarakat terhadap budaya kita ini.

Makalah ini sudah barang tentu jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat

kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Tidak luput kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas terselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kemaslahatan umum.

Penyusun

2

Page 3: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................... 3

ABSTRAKSI ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................... 5

B. Rumusan Masalah .............................................................. 5

C. Tujuan ................................................................................ 6

D. Luaran yang Diharapkan.................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka............ .................................................... 6

F. Metode Pendekatan........... .......................... .................... 7

G. Budaya Jawa dan Eksistensinya........................................ 7

H. Kesimpulan....... ................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 17

3

Page 4: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

ABSTRAKSI

Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang

dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada

sekarang.

Jawa Tengah yang merupakan salah satu dari sepuluh daerah tujuan wisata di

Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru baik darat, laut,

maupun udara.

Globalisasi berjalan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi, di

samping membawa kemajuan di dalam pribadi pemuda dan setiap elemen

masyarakat, globalisasi juga memberikan dampak buruk terhadap sebuah budaya.

Eksistensi budaya menjadi terancam, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap budaya mereka adalah tujuan yang paling utama.

Dengan adanya kesadaran dari masing-masing pribadi masyarakat akan dapat

sangat membantu tetap bertahannya budaya kita, karena kesadaran akan

menggerakkan hati mereka untuk mencintai budaya mereka. Dengan demikian, hal

tersebut akan mendorong mereka untuk selalu berusaha menjaga keberadaannya,

sehingga eksistensi budaya ini akan terus tetap terjaga.

Kata kunci : budaya, Jawa, eksistensi

4

Page 5: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jawa adalah bagian dari kepulauan NKRI yang paling padat

penduduknya. Pulau Jawa itu sendiri terbagi menjadi provinsi Banten, Jawa

Barat, Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain padat

penduduknya, Jawa juga kaya akan khasanah budaya, karena dari masing-

masing provinsi tersebut memiliki budaya, tradisi, dan latar belakang yang

berbeda-beda.

Dewasa ini kelangsungan budaya di pulau Jawa semakin terancam

keberadannya, terlebih lagi dengan adanya modernisasi, globalisasi, dan

kemajuan teknologi maka mengakibatkan semakin mudah pula merasuknya

budaya asing yang sangat berpeluang merusak budaya tersebut.

Kini semakin terlihat dengan jelas bahwa tidak dapat dipungkiri budaya

kita kini semakin tersingkir. Pemuda lebih condong kepada budaya Barat dan

semakin jarang masyarakat yang peduli dengan budaya leluhur mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan seperti yang telah

dikemukakan di atas, perlu dicari jawab atas pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut

(1) Apakah budaya Jawa itu?

(2) Bagaimanakah eksistensinya sekarang ini?

(3) Apakah yang menyebabkan terancamnya eksistensi budaya Jawa?

(4) Langkah apa sajakah yang harus kita lakukan untuk tetap menjaga eksistensi

budaya Jawa?

5

Page 6: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

C. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan

masyarakat tentang budaya dan untuk membangkitkan semangat mereka untuk

mencintai budayanya.

D. Luaran yang Diharapkan

Makalah ini disusun supaya masyarakat lebih faham akan budaya Jawa

“Tengah” yang menjadi budaya leluhur mereka, selain itu meningkatkan

kesadaran masyarakat terhadap budaya mereka adalah tujuan yang paling utama.

Dengan adanya kesadaran dari masing-masing pribadi masyarakat akan dapat

sangat membantu tetap bertahannya budaya kita, karena kesadaran akan

menggerakkan hati mereka untuk mencintai budaya mereka. Dengan demikian,

hal tersebut akan mendorong mereka untuk selalu berusaha menjaga

keberadaannya, sehingga eksistensi budaya ini akan terus tetap terjaga.

E. Tinjauan Pustaka

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi atau akal )

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Budaya didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai

makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan

pengalamannya dan menjadi landasan bagi tingkah lakunya.

Sebuah kebudayaan adalah milik bersama anggota masyarakat atau suatu

golongan sosial, yang penyebaran dan pewarisan kepada anggota-anggotanya

yakni kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan

menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan

maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh mereka).

6

Page 7: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Kejawen adalah peradaban yang terbentuk di Jawa merupakan aturan

moral yang terapi unsur-unsur religius. Bagi masyarakat Jawa, mitos adalah

sebuah sistem ide yang digunakan sebagai “cara untuk menjelaskan dunia”.

Digelar dua buah kongres untuk mengembalikan kejayan budaya Jawa.

Kongres yang pertama, kongres sastra Jawa (KSJ) diadakan di Solo (6-7 Juli

2009) . Kongres kedua , Kongres Bahasa Jawa (KBJ) digelar di jantung

peradaban Jawa, Yogyakarta (15-21 Juli 2009).

F. Metode Pendekatan

Untuk mencari penyelesaian dari rumusan masalah yang telah ada, maka

kami melakukan pengamatan terhadap problematika yang terjadi di masyarakat

melalui fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sehari-

hari dan dari internet. Dan untuk memberikan keluaran maka kami mencari

solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang ada.

G. Budaya Jawa dan Eksistensinya

1. Asal-Usul Budaya Jawa

“Dalam catatan Yunani, yang ditulis Claucius Ptolomeus (tahun 165

M) istilah labadiou (jawadwipa) digunakan untuk menyebut pulau Jawa, yang

mana kurang lebih artinya adalah sebuah pulau yang jauh terletak di tenggara

yang kaya akan beras .

Njowo digunakan sebagai sebuah ungkapan untuk mendefinisikan

tingkah laku seseorang, atau dengan kata lain njowo itu adalah mengerti;

paham; beretika sesuai dengan (budaya) Jawa .

Peradaban tertua di Indonesia yang tercatat dalam perjalan pelancong-

pelancong (dari Cina maupun pedagang India ) masa lalu adalah Sakanagara

(abad 1 M) sendiri terletak di pesisir barat Pulau Jawa, di sekitar daerah

Pandeglang. Dari komunitas ini kemudian lahirlah Taramarajuk (abad 4 M).

Sedangkan di bagian tengah Pulau Jawa, peradaban tertua di awali dengan

7

Page 8: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

kerajaan Kalingga (abad 6 M). Kemudian untuk Pulau Jawa bagian timur ,

peradaban pertama yang dicatat adalah kerajaan Kanjuruhan dengan

ditemukannya prasasti Dinoyo (tahun 760) yang ditulis dengan huruf Jawa

Kuno (Kawi). Kemudian dilanjutkan dengan kerajaan yang didirikan oleh

Mpu Sendok, raja terakhir dari Wangsa Sanjaya yang berkuasa di Mataram

pada abad 9 M, yang memindahkan ibukota kerajaan lebih ke timur di tepi

Sungai Brantas. Diduga karena bencana alam meletusnya gunung Merapi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan “peradaban tertua yang pernah

tercatat di Pulau Jawa dimulai dari barat ke timur”. Juga terdapat bentuk

sinkritisme yang paling pas dan harmonis antara ajaran teologi Islam-Hindu-

Buddha-dan Jawa”.

2. Macam –Macam Kesenian dalam Budaya Jawa

Budaya yang terdapat di pulau Jawa sangatlah beragam, namun di sini

kita akan membahas tentang budaya Jawa Tengah yang lebih dikenal oleh

masyarakat Indonesia dengan budaya Jawa. Jawa tengah adalah salah satu

provinsi di pulau Jawa yang memiliki budaya daerah yang sangat beragam.

Jawa Tengah yang merupakan salah satu dari sepuluh daerah tujuan

wisata di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru baik

darat, laut, maupun udara. Provinsi ini juga telah melewati sejarah yang

panjang dari jaman purba hingga sekarang.

Di Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang

dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan

yang ada sekarang.

3. Seni Arsitektur Bangunan Jawa Tengah

Pembagunan Jawa Tengah pada umumnya bangunan induk serta

bangunan lain di seputarnya secara keseluruhan merupakan kompleks

perumahan yang dinamakan “Padepokan Jawa Tengah”, seni bangunan dari

jaman Sanjayawangsa dan Syailendrawangsa. Jawa Tengah juga dikenal

8

Page 9: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

dengan sebutan “ The Island of Temples “ karena memang di Jawa Tengah

bertebaran candi-candi.

Pendopo Agung yang berbentuk “Joglo Trajumas”, atapnya yang luas

ditopang 4 Soko Guru (tiang pokok), 12 Soko Goco, dan 20 Soko Rowo.

Kesemuanya membuat penampilan bangunan itu berkesan “momot”, artinya

berkemampuan menampung segala hal, sesuai dengan fungsinya sebagai

tempat menerima tamu. Pendopo Agung dihubungkan dengan ruang

“pringgitan”, yang aslinya sebagai tempat pertunjukan ringgit atau wayang

kulit. Pringgitan ini berarsitektur limas. Bangunan lain adalah bentuk rumah

adat “ Joglo Tajuk Mangkurat”, “Joglo Pangrawit”, dan rumah bercorak

“Doro Gepak”.

4. Tarian Daerah Jawa Tengah

Tari Jawa memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakatnya.

Selain sebagai hiburan, beberapa tarian yang lainnya juga memiliki fungsi

sakral yaitu disajikan dalam pelantikan dan penghormatan raja-raja. Tarian

Jawa itu berwujud seni tari yang adiluhung , sakral , dan religius.Tari Jawa

tersebut banyak jenisnya. Tarian tersebut di antaranya sebagai berikut: (1)

tari Srimpi, (2) tari Bedaya Ketawang, (3) wireng, (4)prawirayudha, (5) dan

(6) tari Kuda-Kuda. Khusus di Mangkunegaran disebut tari Langendriyan ,

yang mengambil kisah Damarwulan .

Tari yang terkenal di Kraton Solo di antaranya adalah Srimpi dan

Bedaya Ketawang. Menurut kitab Wredhapradhangga yang dianggap sebagai

pencipta dari tari Bedaya Ketawang adalah Sultan Agung (1613-1645) yakni

yang menjabat sebagai raja pertama kerajaan Mataram. Tari ini tidak hanya

ditampilkan saat pelantikan raja namun juga ditampilkan setahun sekali ketika

hari-hari besar dan upacara kraton.

Rangakaian tari Bedaya Ketawang dan nama penarinya dengan

urutan sebagai berikut: Batak, Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit ngarep, Apit

mburi, Gulu, Dhada, dan Boncit.

9

Page 10: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Sementara Kraton Kasunanan Pakubuwono juga menciptakan tarian,

yaitu tari Srimpi. Tarian ini menggambarkan perang antara dua satria. Jenis

tari srimpi di antaranya: Srimpi Padelori, Andhong-andhong, Arjuna

Mangsah, Dhempel Sangopati, Elo-elo, Dempel, Gambir Sawit, Muncar,

Gandokusuma, dan Srimpi Lobong. Selain itu juga terdapat tarian Jawa

modern yang biasanya disajikan saat hajatan, di antaranya : (1) tari

Gambyong, (2) tari Merak, (3) tari Golek, (4) tari Gambiranom, (5) tari

Minak Jingggo, (6) tari Karonsih, (7) tari Gatotkaca Gandrung, dan lain-lain.

Tayub juga merupakan salah satu tarian Jawa yang biasa ditampilkan dalam

hajatan.

5. Seni Peran Ketoprak

Ketoprak adalah salah satu kebudayaan daerah Jawa Tengah, yang

mana kesenian ini diperankan oleh sekelompok orang dengan membawakan

peran dan karakter dari tokoh-tokoh dari kisah-kisah cerita rakyat dari Jawa.

Cerita yang sering diangkat dalam ketoprak adalah Ramayana dan

Mahabarata, yang kesemuanya bercerita tentang kebaikan akan selalu menang

melawan keangkaramurkaan.

Karena itulah sebabnya mengapa masyarakat Jawa memiliki sikap “andap

asor”, lemah-lembut, ramah-tamah, sopan-santun, dan penuh filosofi.

6. Wayang

Wayang adalah salah satu tradisi bercerita di Jawa Tengah yang masih

berlanjut hingga saat ini yang paling berkembang dan terkenal hingga ke

penjuru dunia.Wayang merupakan salah satu kesenian Jawa yang hingga

sekarang ini masih eksis.

Kesenian wayang sering disajikan dalam hajatan. Wayang tidak jauh

berbeda dengan ketoprak. Jika ketoprak diperankan oleh manusia, sementara

tokoh-tokoh cerita dalam wayang diperankan dengan properti yang disebut

wayang itu sendiri yakni sejenis miniatur dengan bentuk sosok manusia yang

10

Page 11: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

digambarkan sesuai dengan sifatnya dan berbahan dari kulit . Wayang

dijalankan oleh seorang dhalang.

Beberapa alat yang digunakan dalam pewayangan di antaranya adalah:

“kelir” (background dalam bentuk layar yang berupa kain berwarna putih),

“blencong” (sejenis lampu yng digunakan untuk menambah kesan untuk

menguatkan suasana dari jalan ceritanya), “debog” (batang pisang yang

digunakan sebagai tempat untuk menancapkan wayang-wayang yang hendak

dimainkan), “cempala” dan “kepyak” (sejenis alat untuk menciptakan suara

pengiring saat wayang dijalankan).

7. Lagu Daerah Jawa Tengah

Budaya Intelektual di tanah Jawa pada masa lalu ternyata sudah dapat

dikatakan tinggi, hal ini terbukti banyak karya-karya sastra yang ditulis,

meskipun berbentuk tembang (sastra sekar) macapat yang juga ternyata

memiliki aturan-aturan baku , yang kalau kita pelajari akan tampak nilai-nilai

intelektualitas yang tinggi.

Ciri lain yang menonjol dari karya-karya itu adalah nilai mistiknya,

sehingga membaca karya mereka seakan kita hanya akan mengungkap

khasanah mitos yang tidak rasional. Padahal jika diperhatikan secara seksama

banyak dari karya mereka yang mengandung informasi yang meyakinkan.

Jawa Tengah memiliki lagu daerah, yang dibagi atas : (1) tembang

dolanan(Ilir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng, Gundhul Pacul, dan lain-lain), (2)

tembang macapat (Maskumambang, Pocung, Gambuh, Megatruh, Mijil,

Kinanthi, Durma, Pangkur, Asmaradana, Sinom, dan Dhandanggula), dan (3)

gendhing Jawa kreasi (modern).

8. Kesenian Musik Jawa Tengah

Musik Jawa yang disebut gamelan sering digunakan untuk mengiringi

gendhing-gendhing dan tari , terdiri atas gender,demung, bonang, bonang

penerus, gambang, gong, kempul, kethuk, kenong, saron, peking, siter, rebab,

suling, dan kendhang. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, yang

11

Page 12: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

menuntun suara adalah rebab sementara yang menuntun “sampak” (Tempo)

adalah kendhang.

Gamelan Jawa itu adalah salah satu corak gamelan yang eksis di Jawa

Tengah dan Yoyakarta dan sebagian Jawa Timur. Musik gamelan Jawa

berbeda dengan gamelan dari daerah lainnya. Jika gamelan Jawa pada

umumnya mempunyai nada lembut dan menggunakan tempo lebih lambat,

berbeda dengan gamelan Bali yang mempunyai tempo lebih cepat dan

gamelan Sundha yang mana musiknya mendayu-dayu serta didominasi

dengan suara seruling.

Gamelan Jawa juga mempunyai aturan-aturan yang sudah baku di

antaranya terdiri atas beberapa “puteran dan pathet” (tinggi rendahnya nada).

Juga ada aturan “sampak” (tempo) dan “gongan” (melodi) yang kesemuanya

terdiri atas empat nada. Sementara yang memainkan gamelan disebut

“Panayagan” atau “nayaga” dan yang menyanyi disebut “pesinden”

(wiraswara atau swarawati).

9. Bahasa Daerah Jawa Tengah

Kebudayaan Jawa yang paling melekat dalam pribadi setiap

masyarakatnya adalah bahasa Jawa. Setiap hari di mana saja dan kapan saja

mereka selalu menerapkannya. Dari anak kecil hingga orang dewasa dapat

menggunakannya dengan fasih, meskipun hanya sebagian kecil dari mereka

yang benar-benar menguasai bahasa Jawa tersebut, karena bahasa jawa

memiliki tingkatan-tingkatan dalam penggunaanya. Tingkatan-tingkatan

tersebut menyebabkan tidak semua dari mereka dapat menguasai dengan baik.

Bahasa Jawa terdiri atas bahasa krama inggil, krama alus , krama lugu, krama

madya, dan ngoko.

Krama inggil biasanya digunakan sebagai bahasa para MC hajatan,

krama alus digunakan saat berbicara dengan orang yang dihormati, sedangkan

ngoko digunakan dalam perbincangan antara orang-orang dekat atau biasa

digunakan oleh para orang tua untuk berbicara dengan anak-anak mereka,

12

Page 13: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

atau oleh orang dewasa kepada orang-orang usia di bawah mereka dan dialog

antara teman sebaya. Keanekaragaman ini menambah kekayaan budaya Jawa,

namun hal ini juga justru menjadikan masyarakatnya enggan untuk

menerapkannya.

10. Eksistensi Budaya Jawa

Di balik kekayaan dan keagungan budaya Jawa, kelangsungan

budaya Jawa kini semakin terancam punah. Semakin sedikit pula

masyarakatnya yang sadar akan kebudayaan itu sendiri. Sebagian besar dari

mereka juga kurang mengenal dengan baik budayanya tersebut, hal ini

mengakibatkan semakin rendahnya kesadaran mereka akan budaya serta

keinginan untuk menjaganya juga semakin rendah.

Hal ini terbukti, karena banyak dari mereka yang tidak mengerti dan

tidak mau tahu akan budayanya sendiri, lebih senang dengan budaya asing

yang dianggap “keren”.Banyak dari kalangan masyarakat yang lebih suka

mengenakan produk asing, mengembangkan pemikiran asing yang dianggap

modern, dan hal ini juga melanda pada bahasa yang mereka pergunakan

dalam berkomunikasi. Kenyataan yang terjadi sekarang ini adalah, banyak

dari pemuda daerah yang lupa akan budaya mereka. Banyak dari remaja

yang tidak lagi menguasai bahasa Jawa dengan baik.

Semakin lama Budaya Jawa semakin tergerus oleh jaman , terlihat

dari sebuah fakta bahkan atau mungkin kita mengalami sendiri saat guru

mengajari tembang Jawa justru ditertawakan oleh murid-muridnya.Sebagian

orang menganggap menguasai budaya bukanlah hal yang penting, mereka

menganggap ini adalah hal yang usang dan kuno , dan menghambat

kemajuan.

11. Yang Menyebabkan Lunturnya Budaya Jawa

Globalisasi berjalan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan

tegnologi, di samping membawa kemajuan di dalam pribadi pemuda dan

setiap elemen masyarakat, globalisasi juga memberikan dampak buruk pada

13

Page 14: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

budaya. Eksistensi budaya menjadi terancam, karena masyarakat yang

merasakan kemajuan jaman selalu beranggapan bahwa budaya daerah

tidaklah penting karena yang ada dalam otak mereka adalah bagaimana

caranya dapat terus mengikuti kemajuan iptek yang terjadi.

Ironinya bukan hanya sekedar memberi dampak buruk terhadap

sikap masyarakat, namun juga merasuk ke dalam jiwa mereka kemudian

tertanam kukuh dan kemudian menguasai mereka. Sehingga mengalahkan

kesadaran mereka dalam berbudaya.

Salah satu penyebab utama yang lainnya adalah karena pemerintah

tidak lagi memasukkan pendidikan bahasa Jawa ke dalam kurikulum

pendidikan 1975. Barulah sepuluh tahun kemudian terasa mengapa pemuda

tidak dapat menguasai budaya Jawa dan tata krama Jawa.Namun, di sisi lain

tidak sedikit warga negara asing yang kagum akan budaya Jawa dan sangat

antosias serta berlomba-lomba untuk bisa dan belajar budaya Jawa.

Memang sebuah kenyataan pahit yang harus diterima. Namun hal

tersebut tidak boleh dibiarkan begitu saja. Rasa bangga tidak cukup hanya

diucapakan di bibir saja, namun harus dibuktikan dengan tindakan nyata,

yaitu kita wajib menjaga dan melestarikan budaya kita.

Rupanya karena eksistensi budaya Jawa yang semakin

menhawatirkan keadannya ini, digelar dua buah kongres untuk

mengembalikan kejayannya. Kongres yang pertama, kongres sastra Jawa

(KSJ) diadakan di Solo (6-7 Juli 2009) .

Meskipun belum dapat menghasilkan hasil-hasil yang lebik kongkrit,

delapan puluh sastrawan Jawa yang hadir nampak cukup puas. Kongres

kedua , Kongres Bahasa Jawa (KBJ) digelar di jantung peradaban Jawa,

Yogyakarta (15-21 Juli 2009).

Budaya adalah sebuah identitas yang akan membuat kita bertahan.

Bertahan bukan dengan melawan tetapi dengan menerima. Menerima

beragam berbedaan yang akan selalu hadir dalam perputaran jaman. Dan

14

Page 15: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

masih ada harapan , karena masih banyak anak-anak yang belajar tentang

budaya mereka.Dan mereka akan belajar banyak melalui kisah-kisah heroic

yang akan mempengaruhi keputusan mereka kelak.

Banyak cara yang dapat kita tempuh.Memang tidak sedikit dana

yang dibutuhkan dalam hal ini, tetapi jika harus dibayar mahal dengan

musnahnya sebuah budaya itu tidaklah akan sepadan.

Dengan mendirikan sanggar-sanggar akan sangat membantu dalam

menjaga kelangsun gan budaya ini. Menumbuhkan minat masyarakat adalah

langkah awal yang harus kita kerjakan. Selanjutnya akan menjadi pekerjaan

rumah bagi kita semua, yakni turut ambil bagian di dalamnya.

Bagi yang memiliki kemampuan lebih dapat menyumbangkan

tenaganya sebagai pelatih dalam sanggar tari misalnya. Sebagai guru vokal,

kita juga dapat melestarikan budaya dengan cara mengajarkan tembang-

tembang Jawa dalam kelas.

Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melestarikan budaya ini

dengan cara menerapkan bahasa Jawa dengan baik dan benar.Di dalam

lingkungan sekolah dengan cara menyisipkan mata pelajaran Bahasa Jawa

adalah sebuah langkah yang tepat. Karena mau tidak mau seorang siswa

akan dituntut untuk belajar budaya Jawa ini.

Kita jangan mau kalah dengan orang-orang asing yang antosias

mempelajari budaya kita, karena kalau kita sampai terlena maka hal ini

justru akan menjadi bumerang bagi kita semua. Sebuah fakta Reog

Ponorogo kebudayaan asli Jawa Timur dihak patenkan oleh Malaysia, dan

masih banyak hal-hal kecil lainnya yang seharusnya ini menjadi suatu

kebanggaan bagi kita.

Dulu kita harus kehilangan yaitu tempe yang diakui oleh Jepang,

Reog oleh Malaysia, dan masih banyak identitas kita yang terampas. Ini

adalah suatu hinaan dan pukulan keras bagi kita. Oleh karena itu kita harus

menjaga jangan sampai hal ini terulang lagi untuk kedua kalinya.

15

Page 16: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Ada peribahasa “ Tak ada gading yang tak retak “, ini adalah

peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan budaya kita sekarang

ini. Namun jika dirawat gading yang retakpun dapat dipakai sebagai hiasan,

Begitu pula dengan budaya, jika kita penuh kesadaran dan keikhlasan

menjaga kelangsungannya maka budaya ini akan tetap terjaga

kelestariannya, keindahan, serta kekhasanahannya sehingga dapat kita

nikmati hingga akhir nanti.

Jadikan budaya ini untuk terus dan tetap eksis, sehingga generasi

penerus kita akan tetap dapat menikmati budaya yang elok, agung, dan

mempesona ini. Kita harus bangga memiliki budaya ini, karena budaya

tidak hanya tersohor hingga ke penjuru dunia, tetapi juga merupakan aset

yang begitu luar biasa.

Setiap kebudayaan tanpa ditopang oleh kekuasaan politik tidak akan

bertahan. Sebaliknya kekuasaan politik membutuhkan identas. Dengan

memanfaatkan kebudayaan tertentu , sebuah rezim kekuasaan memiliki

identitas . Di sini kebudayaan menjadi alat kekuasaan.Sehingga campur

tangan dari pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal ini.

H. Kesimpulan

Dengan mengetahui dan memahami budayanya, maka masyarakat akan

tergerak hatinya untuk mencintai dan menjaga budaya mereka. Jika rasa

memiliki telah tumbuh, maka mereka tidak akan pernah mau kehilangan

budayanya. Sehingga mereka akan berusaha dengan keras untuk menjaga

budayanya tersebut dari segala hal yang mengancam keberadaan budaya tersebut

dan mereka akan selalu berusaha untuk melestarikannya.

Kita harus berupaya keras untuk mencari jalan keluar dari permasalahan

ini, sehingga kita semua dapat terus menjaga kelestariannya. Dengan demikian

generasi penerus kita masih dapat menikmati budaya yang elok ini.

Sehingga kekhasanahan budaya bangsa ini juga akan tetap terjaga hingga

akhir nanti. Karena menjaga budaya daerah sama halnya dengan nenjaga budaya

16

Page 17: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

negeri ini. Dan hal ini adalah salah satu perwujudan kecintaan kita kepada tanah

air.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1978. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Jakarta : Balai Pustaka

Maruti,Retno.2009. Asal-Usul Budaya Jawa.http://www.tokohindonesia.com[ 8 Mei 2009]Nasukha, Yaqub, dkk. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah.

Surakarta : Penerbit Media Perkasa

Yudiono, K.S. 1984. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Ilmiah.

Semarang : Universitas Diponegoro

17

Page 18: KATA PENGANTAR - linacintaindonesia.files.wordpress.com  · Web viewBUDAYA JAWA DAN EKSISTENSINYA. Oleh. Nurlina Wijaya Kusumawati. A.410080051 (2008/2009) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

18