kata pengantar - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/file/bbuskp full.pdf ·...
TRANSCRIPT
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah limpahan
rahmat dan karunia-Nya, Rencana Startegis (Renstra) Balai Besar uji
Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) Tahun 2015-2019 yang akan
digunakan sebagai pedoman dan arahan pelaksanaan kegiatan BBUSKP
dapat tersusun dengan baik.
Renstra BBUSKP Tahun 2015-2019 disusun sebagai kewajiban bagi instansi
pemerintah dalam bidang akuntabilitas kinerja. Renstra ini diharapkan
berperan dalam membangun komunikasi antara BBUSKP dengan pemberi
kewenangannya, dengan UPT Karantina Pertanian dan instansi terkait
lainnya, serta dengan masyarakat umum.
Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian dan Badan Karantina
Pertanian, Renstra BBUSKP Tahun 2015-2019 disusun mengikuti langkah-
langkah yang telah ditetapkan, sehingga memiliki keterkaitan yang lebih
memadai dalam hubungannya dengan strategi Kementerian Pertanian dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN III 2015-2019)
serta Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 2015-2019.
Melalui Renstra ini, kami mengharapkan instansi terkait dan publik pada
umumnya dapat memahami peran dan fungsi serta tanggung jawab
BBUSKP di bidang penyelenggaraan laboratorium Karantina Hewan,
Karantina Tumbuhan, dan Keamanan Hayati (Hewani dan Nabati). Kami
telah berupaya mengidentifikasi aspek-aspek strategis internal maupun
eksternal dalam peran dan fungsi tersebut sehingga Renstra BBUSKP
Tahun 2015-2019 ini diharapkan sesuai dengan arah kebijakan
pembangunan pertanian dan pelaksanaan tugas sedan fungsi lama kurun
waktu tersebut yang dapat memberikan hasil sesuai harapan serta sejalan
dengan visi BBUSKP, “Menjadi Pusat Standar dan Rujukan Pengujian
Laboratorium Kesehatan Pangan Tahun 2019”.
Renstra BBUSKP akan terus disempurnakan mengikuti perkembangan
lingkungan strategis, kami mengharapkan dapat menerima masukan dari
berbagai pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan Renstra ini.
Jakarta, Januari 2015
Kepala,
Dr. drh. Syafril Daulay
NIP. 19581019 198303 1 001
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page ii
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1
1.2. Kondisi Umum 3
1.2.1. Sumberdaya 3 1.2.2. Sarana dan Prasarana 3 1.2.3. Pelayanan 4
1.3. Kompetensi BBUSKP
1.3.1. Peningkatan Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium 9
1.3.2. Partisipasi Laboratorium BBUSKP pada Program Uji Banding 16
1.3.3. Partisipasi Laboratorium BBUSKP pada Program Uji Profisiensi 17
1.4. Potensi dan Permasalahan 1.4.1. Potensi BBUSKP 18
1.4.2. Lingkungan Internal, Kekuatan dan Kelemahan 19 1.4.3. Permasalahan 21 1.4.4. Tantangan Peran dan Fungsi BBUSKP 2015-2019 25
1.4.5. Faktor Kunci Keberhasilan 29
BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN
2.1. Visi Dan Motto 31
1.4.6. Visi BBUSKP 32 1.4.7. Motto BBUSKP 32
2.2. Misi, Maklumat Layanan dan Kode Etik Layanan BBUSKP 32 1.4.8. Misi BBUSKP 32 1.4.9. Maklumat Layanan BBUSKP 33
1.4.10. Kode Etik Layanan BBUSKP 33
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis BBUSKP 34 1.4.11. Tujuan 34 1.4.12. Sasaran Strategis 34
BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 37
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page iii
3.1. Arah Kebijakan Dan Strategi 37
3.1.1. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Karantina Pertanian 37 3.1.2. Arah Kebijakan dan Strategi BBUSKP 37
3.2. Kerangka Regulasi BBUSKP 39
3.3. Kerangka Kelembagaan 41 3.3.1. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Umum 42
3.3.2. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Pelayanan Pengujian; 43 3.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengendalian Mutu
Laboratorium; 44
3.3.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional 45
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 46
4.1. Target Kinerja 46 4.1.1. Pengembangan Teknik dan Metode Pengujian 49
Laboratorium
4.1.2. Reakreditasi dan Penambahan Ruang Lingkup 50 Akreditasi BBUSKP
4.1.3. Frekuensi Penyelenggaraan Uji Profisiensi Mandiri 52 Provider Sampel Uji
4.1.4. Jumlah Pemenuhan Persiapan Persyaratan Akreditasi/ 56
Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi UPT 4.1.5. Peningkatan waktu penyelesaian layanan pemeriksaan 57
dan pengujian
4.2. Kerangka Anggaran 54
BAB V. PENUTUP 55
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 1
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat global terhadap perkembangan dinamis daripada
masyarakat lingkungan ASEAN khususnya masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) dan Internasional yang terus bergulir perlu dilakukan antisipasi
kegiatan yang bersifat pro aktif dengan melakukan perubahan-
perubahan yang relevan dan memicu peningkatan kinerja organisasi.
Masyarakat Ekonomi ASEAN-2015 (MEA) terdiri dari politik dan
keamanan, ekonomi serta sosial budaya. Pilar ekonomi merupakan
pilar yang perlu diprioritaskan karena berdampak secara langsung
terhadap keberlangsungan dan daya saing perdagangan produk
pertanian Indonesia. Pilar ekonomi ini memiliki 4 (empat) target
strategis, yaitu: Adanya pasar tunggal dan basis produksi; Menuju
kawasan berdaya saing tinggi; Pembangunan ekonomi merata; dan
Integrasi ASEAN ke dalam ekonomi global. Untuk pilar ekonomi ini
target peningkatan daya saing harus mendapatkan prioritas utama
dalam langkah dan upaya tindak lanjut ke depan. Daya saing tidak saja
untuk komoditas atau produk, tetapi juga dalam aspek manajemen dan
organisasi serta pengembangan inovasi dan teknologi.
Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA),
keberadaan tugas, fungsi, dan peran Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian (BBUSKP) memiliki keterkaitan erat dengan butir ke-6 dari
program Nawa Cita yaitu “peningkatan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional”. Keberadaan BBUSKP mendorong dan
menunjang pemberian jaminan kualitas benih unggul melalui jaminan
kesehatan benih dan produk pangan Indonesia. Kualitas benih unggul
dan produk pangan sehat pada kegiatan ekspor dan impor berkontribusi
positif dalam mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional
pada program swasembada pangan nasional.
Satu satunya faktor yang didefinisikan sebagai hambatan teknis adalah
keberadaan/status penyakit, yang berdasarkan ketentuan internasional
berkaitan dengan prevalensi hama dan penyakit serta organisme
pengganggu tumbuhan di suatu area/kawasan, sistem surveilans yang
dimiliki dan dilaksanakan, dan sistem pengendalian yang dibangun.
Keberlanjutan perekonomian yang ditunjang oleh komoditas pertanian,
dan kontribusinya pada perdagangan, serta pasar internasional
ditentukan oleh beberapa faktor, yakni: kualitas dan kontinuitas
komoditas pertanian yang didukung oleh informasi tata kelola produksi
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 2
yang baik (GAP/GFP/SOP); kemampuan promosi dan negosiasi
internasional dengan prinsip saling menguntungkan; dan keberadaan
dan status penyakit.
Tuntutan terhadap pengujian standar dan rujukan laboratorium
kesehatan pangan nasional maka penyempurnaan penyelenggaraan
laboratorium sudah menjadi suatu keharusan mengakomodasikan
perubahan paradigma situasi dinamis lingkungan nasional dan
internasional. Penyempurnaan penyelenggaraan Laboratorium mampu
menjawab tuntutan masyarakat global dan menyelaraskan dengan
kebijakan nasional melalui jaminan ketersediaan benih unggul dan
produk pangan sehat hasil pengujian laboratorium
Menyikapi hal tersebut di atas, BBUSKP sudah perlu menyatakan diri
sebagai organisasi yang siap menghadapi tantangan MEA maupun
global. BBUSKP yang core businessnya sebagai penyelenggaraan
pengujian laboratorium pada tahun 2015 sudah menunjukan
kinerjanya sebagai laboratorium terpercaya dengan ditetapkannya
sebagai penyelenggara uji profisiensi mandiri dan terintegrasi pada
tahun 2010-2015 dari komite akreditasi nasional (KAN).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan dan peningkatan
sistem manajemen mutu secara terus menerus dan konsisten serta
pengembangannya yang selalu mengacu pada Undang-Undang Nomor
25 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012
Tentang Standar Pelayanan Publik serta mengharmonisasikan dengan
International Standard Operating Procedure (SNI ISO 17025:2008, SNI
ISO 9001:2008, ISO 17043:2010).
Harmonisasi pedoman dan standar acuan dalam penyelenggaraan
laboratorium sudah harus diwujudkan melalui keikut sertaan forum
pertemuan internasional dalam bentuk seminar dan workshop serta
fora penyelenggaraan uji profisiensi internasional.
Standar acuan dalam metode pengujian yang telah dikeluarkan oleh
lembaga internasional baik untuk penyakit hewan maupun organisme
pengganggu tumbuhan pada benih tetap perlu di ikuti berikut dengan
perubahan dan perkembangannya. Metode pengujian yang dikeluarkan
di tingkat internasional antara lain International Seed Testing
Association (ISTA) untuk pengujian kesehatan benih tumbuhan; dan
untuk penyakit hewan, metode pengujiannya dikeluarkan oleh Office
International de Epizootis/World of Animal Health (OIE/Badan Kesehatan
Hewan Dunia) serta keamanan pangan untuk logam berat dan cairan
pestisida yang masih relevan dan dibutuhkan acuan standar
implementasinya terpelihara konsistensinya.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 3
Keberhasilan dalam penyempurnaan dan peningkatan peran dan fungsi
BBUSKP, tidak terlepas dari program penyediaan sumberdaya:
ketersediaan anggaran, sumber daya manusia yang kompeten, sarana
dan prasarana yang lengkap. Penyelenggaraan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) dan bersih (clean governance) di bidang
perkarantinaan hewan dan tumbuhan perlu terus dipelihara dan
ditingkatkan guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Balai
Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP).
Keberadaan peran dan fungsi BBUSKP berkontribusi dalam
memberikan jaminan ketersediaan benih unggul dan produk pangan
sehat hasil pengujian laboratorium serta memberikan dampak terhadap
peningkatan kualitas lingkungan maupun produksi pertanian, dan
diterima di pasar domestik maupun internasional yang berkorelasi
positif dengan peningkatan daya saing bangsa.
1.2. Kondisi Umum
1.2.1. Sumberdaya
Jumlah pegawai BBUSKP per 31 Desember 2015 sebanyak 85
orang, sedangkan jumlah tenaga harian lepas sebanyak 4 orang,
sehingga jumlah keseluruhan pegawai adalah 89 orang.
Selanjutnya berdasarkan kualifikasi jabatan struktural, fungsional
dan tenaga administrasi, komposisi pegawai BBUSKP terbagi
menjadi pejabat struktural, terdiri dari 1 (satu) eselon IIB, 3 (tiga)
eselon IIIB, 7 (tujuh) eselon IVA, dan pejabat fungsional, terdiri dari
21 POPT Ahli, 4 (empat) POPT Terampil, 9 (sembilan) Medik
Veteriner, 7 (tujuh) Paramedik Veteriner, 1 (satu) PMHP, 4 (empat)
PMHP Ahli, 2 (dua) PMHP Pelaksana serta 26 tenaga administrasi.
Komposisi pegawai BBUSKP berdasarkan golongan terdiri dari
golongan IV sebanyak 15 orang, golongan III sebanyak 86 orang,
golongan II sebanyak 32 orang , dan golongan I sebanyak 1 orang.
Jumlah dan komposisi pegawai BBUSKP Tahun 2015 ditampilkan
dalam bentuk Daftar Nominatif.
1.2.2. Sarana dan Prasarana
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BBUSKP
memiliki dan menggunakan barang-barang milik negara atau
inventaris. Secara garis besar barang-barang yang dikategorikan
sebagai Barang Milik Negara (BMN) di BBUSKP terbagi menjadi 2
(dua) kelompok besar yaitu barang tidak bergerak seperti tanah,
gedung kantor, gedung laboratorium (karantina tumbuhan,
karantina hewan, keamanan hayati) dan dormitori. Selain gedung
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 4
laboratorium, terdapat juga fasilitas klinik kesehatan, klinik
kesehatan hewan, instalasi hewan coba Mushollah, gedung arsip,
kantin dan wisma pegawai. Barang bergerak seperti kendaraan
dinas, meubelair, alat-alat laboratorium, AC dan lain-lain. Sampai
dengan tahun 2015 pengadaan BMN yang telah dilaksanakan
berupa rehabilitasi gedung untuk laboratorium karantina
tumbuhan, pengadaan AC Split Laboratorium Karantina
Tumbuhan, pengadaan springkle laboratorium karantina
tumbuhan, pengadaan meubeler lab.KT, Pengadaan pengolah data.
Laboratorium Karantina tumbuhan dilengkapi dengan peralatan
utama dan peralatan penunjang yang digunakan pada saat
pengujian berlangsung, Terdapat 7 (tujuh) ruang laboratorium
yaitu ruang virus, bakteri, cendawan, gulma, Serangga, Nematoda
dan Biologi molekuler. Selain ruang utama laboratorium karantina
tumbuhan juga dilengkapi dengan ruang penunjang antara lain
ruang sterilisasi, bahan, alat, penyimpanan sampel, koleksi dan
ruang staf. Pada tahun 2015 gedung laboratorium karantina
tumbuhan sedang direnovasi dan akan dilanjutkan
penyempurnaannya pada tahun 2016.
Sementara Laboratorium Karantina Hewani, ruang pengujiannya
terdiri dari ruang Viral, Bakterial, mikal, parasital, pathologi,
Biologi molekuler, Laboratorium biosafety level 2, Laboratorium
biosafety level 3, laboratorium mikrobiologi pangan yang digunakan
bersama sama dengan laboratorium keamanan hayati (nabati dan
hewani). Selain ruang pengujian terdapat juga ruang penunjang
antara lain sterilisasi, bahan, alat, penyimpanan sampel, koleksi,
kandang hewan dan ruang staf. Untuk laboratorium keamanan
hayati terdiri dari ruang LC MS MS, GC-MS, AAS dan ruang
preparasi. Dilengkapi juga dengan peralatan yang canggih seperti
real time PCR, Sequencing , mikroskop 3D (tiga dimensi), LC-MS
MS, GC-MS dan AAS serta peralatan lainnya yang mendukung
pelaksanaan pengujian.
1.2.3. Pelayanan
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian melayani pengujian
uji standar dan uji rujukan pada laboratorium karantina Hewan,
karantina tumbuhan dan laboratorium keamanan Hayati hewani
serta nabati dari unit pelaksana teknis lingkup Badan Karantina
Pertanian sesuai dengan peraturan mentri pertanian Nomor :
43/Permentan/OT.140/9/2006. Tidak hanya itu, Balai Besar Uji
Standar Karantina Pertanian juga malaksanakan pelayanan uji
konfirmasi terhadap hasil pemantauan hama penyakit hewan
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 5
(HPH)/hama penyakit hewan karantina (HPHK), organisme
penganggu tumbuhan (OPT)/organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK) yang dilaksanakan di seluruh unit pelaksana
teknis lingkup Badan Karantina Pertanian.
Selama tahun 2010-2014, Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian telah melakukan pelayanan pengujian terhadap 21.201
sampel yang berasal dari 2.423 permohonan pengujian. Adapun
rincian pelaksanaan pelayanan pengujian pada setiap tahunnnya
adalah sebagai Berikut:
Tabel 1. Pelaksanaan Pelayanan Pengujian BBUSKP
No. Tahun Jumlah
Sampel
Frekuensi
Permohonan
Laboratorium
1. 2010 6.307 400 KH/KT
2. 2011 1.527 164 KH/KT
3. 2012 3.681 242 KH/KT
4. 2013 4.745 430 KH/KT/Kehati
5. 2014 2.092 454 KH/KT/Kehati
6. 2015 2849 733 KH/KT/Kehati
Total 21.201 2.423
Sampai dengan tahun 2015, masih terdapat beberapa laboratorium
unit pelaksana teknis Karantina Pertanian yang masih mengajukan
permohonan uji rujukan ke laboratorium BBUSKP, yang belum
melakukan uji pendahuluan (screening test) di laboratorium UPT
terlebih dahulu akibat keterbatasan kompetensinya. Kondisi seperti
ini sudah berkurang dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
Meningkatnya kompetensi beberapa UPT dalam melaksanakan
pengujian, memberikan dampak pada berkurangnya jumlah
permohonan uji rujukan dari UPT KP di BBUSKP. Kondisi tersebut
dipercepat dengan adanya komitmen kepala UPT dengan Kepala
Badan Karantina Pertanian untuk mendapatkan status Akreditasi
laboratoriumnya. Permintaan pengujian sebagian besar dilakukan
untuk uji rujukan dengan melampirkan hasil uji pendahuluannya
yang merupakan pelaksanaan pengujian dengan metode uji yang
lebih sederhana dari metode uji yang diminta. Uji rujukan ini juga
dapat dilakukan berkaitan dengan kompetensi kondisi
laboratorium UPT KP yang saat ini baru sampai taraf untuk
pengujian dibawah dari yang telah diklasifikasikan oleh BBUSKP.
(Catatan: Klasifikasi yang dibuat BBUSKP terhadap laboratorium
UPT berkaitan untuk memudahkan BBUSKP memberikan materi
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 6
dan praktikum metode uji pada kegiatan bimbingan teknis
pengujian).
Terkait pelayanan pengujian yang dilaksanakan sesuai dengan
ruang lingkup akreditasi, pada tahun 2015 di laboratorium
karantina hewan terdapat aktifitas pengujian sesuai ruang lingkup
yang sudah terakreditasi antara lain seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. Aktivitas Pengujian BBUSKP
No Jenis Sampel
Target Uji Metode Uji
Frekuensi Pengujian
Jumlah Sampel
1 Bahan Asal Hewan
Cemaran Mikrobiologi
188 188
Total
mikroba
TPC
Coliform MPN 182 182
E-Coli MPN 211 211
Salmonella sp
Kultur 216 216
S.Aereus Kultur 196 196
2 Swab Ayam AI RT -
PCR
11 1
3 Serum Ayam Ab AI HA- HI 54 3
4 Serum Anjing Ab Rabies Elisa 21 4
5 Serum Sapi Ag BVD Elisa - -
Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa sampel serum sapi untuk
untuk mendeteksi antigen Bovine Diarrhea dengan metode Elisa
belum ada permintaan pengujiannya. Sementara metode pengujian
lainnya sudah dilaksanakan.
Laboratorium Karantina tumbuhan juga sudah memiliki ruang
lingkup pengujian yang sudah terakeditasi. Adapun jenis
pelayanan pengujian yang masuk ke dalam ruang lingkup
akreditasi pada tahun 2015 dengan jumlah sampelnya adalah
sebagai berikut:
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 7
Tabel 3. Kompetensi Pengujian Laboratorium Karantina
Tumbuhan BBUSKP
KOMPETENSI PENGUJIAN LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN
Jenis Pengujian Jenis
Sampel
Metode
Pengujian
Jumlah
Sampel
Frekuensi
Pengujian
Cendawan
Helminthosporium solani
Umbi kentang
Kertas Saring 3 2
Tilletia indica Biji
Gandum
Washing tes 7 4
Serangga
Spesimen lalat buah
1. Bactrocera albistrigata
(Meijere)
Spesimen
serangga
Pengamatan
langsung
3 1
2. Bactrocera
carambolae (Drew &
Hancock)
Spesimen
serangga
Pengamatan
langsung
11 4
3. Bactrocera caudata (Fabricius)
Spesimen serangga
Pengamatan langsung
1 1
4. Bactrocera
cucurbitae
(Coquillett)
Spesimen
serangga
Pengamatan
langsung
5 2
5. Bactrocera papayae (Drew & Hancock)
Spesimen serangga
Pengamatan langsung
7 1
6. Bactrocera
umbrosus (Fabricius)
Spesimen
serangga
Pengamatan
langsung
2 1
7. Bactrocera tau
(Walker)
Spesimen
serangga
Pengamatan
langsung
Virus
1. Turnip Mosaic Virus
(TuMV)
Benih &
bag tnmn kubis -
kubisan
Uji DAS
ELISA
13 4
2. Maize Mosaic Virus
(MMV)
Benih &
bag tnmn
jagung
Uji DAS
ELISA
13 4
Bakteri
1. Pantoea stewartii Benih jagung ELISA
2. Clavibacter
michiganensis
subsp. sepedonicus
Umbi
kentang
Uji DAS
ELISA
3 2
3. Clavibacter
michiganensis subsp.
michiganensis
Benih tomat,
benih cabe
Uji DAS
ELISA
3 1
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 8
P
a
d
a
tahun 2015, tidak terdapat permintaan pengujian untuk Bactrocera
tau, namun dari keseluruhan pengujian pada specimen Bactrocera
spp ditemukan spesimen positif B.albistrigata sebanyak 41, B.
carambolae sebanyak 196, B.caudata sebanyak 17, B.cucurbitae
sebanyak 7, B. papayae sebanyak 175, B.umbrosa sebanyak 13
dan B.tau sebanyak 1, yang termasuk ruang lingkup akreditasi.
Laboratorium bakteri selama tahun 2015 melakukan pengujian
cukup banyak untuk target Pantoea stewartii namun bukan pada
sampel benih jagung melainkan sampel bagian tanaman jagung.
Pada laboratorium gulma uji yang dilakukan adalah purity analysis
dengan hasil tidak ditemukan gulma apapun pada pengujian
tersebut.
Laboratorium keamanan hayati nabati sampai tahun 2015 telah
melakukan pengujian sampel dalam rangka pemberian pelayanan
pengujian terhadap sampel pangan segar asal tumbuhan (PSAT).
Jenis pengujian yang dilakukan meliputi : pengujian cemaran E.
Coli dan Salmonella sp., residu pestisida, residu mikotoksin, dan
logam berat (Pb dan Cd).
Nematoda:
1.Globodera rostochiensis
Akar tnmn
kentang &
tanah
Ekstraksi &
identifik sec
morfologi
7
7
Gulma
1. Deteksi Gulma
Biji-bijian
Purity
Analysis Tes
2. Echinochloa sp. Spesimen
gulma
Identifikasi
secara
morfologi
3. Ageratum conyzoides
Spesimen gulma
Identifikasi secara
morfologi
Biomolekuler :
Turnip Mosaic Virus
Benih dan
bagian
tanaman
kubis-kubisan
Reverse Transcryptase Polymerase Chain Reaction (RT-
PCR)
21
6
Lethal Yellowing
Phytoplasma
Benih
kelapa
sawit
PCR 3 3
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 9
Sementara laboratorium keamanan hayati hewani dituntut untuk
membantu kelancaran arus ekspor salah satunya yaitu komoditi
sarang burung walet ke Republik Rakyat Cina karena berdasarkan
petunjuk teknis ekspor sarang burung walet ke RRC, BBUSKP
ditunjuk sebagai satu satunya laboratorium penguji residu kimia
seperti pemutih, nitrit, dan logam berat.
Selain melaksanakan pelayanan pengujian terhadap uji standar
dan uji rujukan, BBUSKP juga memberikan pelayanan uji
konfirmasi terhadap hasil pemantauan hama penyakit hewan
(HPH)/hama penyakit hewan karantina (HPHK), organisme
penganggu tumbuhan (OPT)/organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK), namun mekanisme pelayanan uji konfirmasi ini
yang terkait dengan kegiatan pemantauan UPT lingkup Barantan
saat ini masih belum optimal pelaksanaannya. Untuk itu ditahun
mendatang perlu ditindaklanjuti dengan penetapan mekanisme
yang lebih jelas untuk pelaksanaan uji konfirmasi tersebut.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, laboratorium KH,
KT dan Kehati juga melaksanakan kegiatan koleksi standar untuk
OPT/OPTK, HPH/HPHK dan cemaran biologi dan kimia, yang
didalamnya dilakukan kegiatan pemeliharaan koleksi yang meliputi
kegiatan pembuatan koleksi terhadap sampel uji positif dari hasil
uji (intersepsi), perawatan koleksi, dan up-dating data koleksi.
Kegiatan koleksi yang dilakukan selama ini sifatnya masih untuk
kebutuhan internal BBUSKP, keberadaan koleksi tersebut belum
terintegrasi dengan UPT operasional lain maupun BARANTAN.
Diharapkan ditahun mendatang system koleksi yang terintegrasi
dapat segera dibangun, sehingga manfaat dari koleksi tersebut
dapat lebih ditingkatkan, tgerutama sebagai salah satu bahan
kajian/justifikasi ilmiah terhadap hasil pengujian yang dilakukan
dilaboratorium.
1.3. Kompetensi BBUSKP
1.3.1. Peningkatan Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium
Sebagai laboratorium yang terakreditasi, laboratorium BBUSKP
secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) SNI
ISO/IEC 17025:2008 Tentang Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Periode masa
akreditasi laboratorium BBUSKP akan memasuki periode ke 3 (tiga)
setelah akan berakhirnya masa akreditasi periode ke 2 (dua)
BBUSKP pada 17 Oktober 2016.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 10
Sesuai dengan Amandemen Lampiran Sertifikat Akreditasi
Laboratorium BBUSKP No. LP-390-IDN yang berlaku mulai tanggal
20 Maret 2014 sampai dengan 17 Oktober 2016, ruang lingkup
akreditasi pengujian laboratorium karantina tumbuhan meliputi 21
(dua puluh satu) jenis pengujian terdiri dari: 2 (dua) jenis
pengujian cendawan yaitu pengujian cendawan Helminthosporium
solani dengan metode uji kertas saring (IKMM 001) dan pengujian
cendawan Tilletia indica dengan metode uji washing test,
mikroskopis (IKMM 002), 7 jenis pengujian serangga/spesimen
lalat buah yaitu Bactrocera albistrigata, B. carambolae, B. caudata,
B. cucurbitae, B. papaya, B. umbrosus, dan B. tau masing-masing
dengan metode uji pengamatan langsung (IKME 001), 2 (dua) jenis
pengujian virus yaitu Turnip Mosaic Virus (TuMV) dan Maize Mosaic
Virus (MMV) masing-masing dengan metode uji DAS ELISA (IKMV
001), 2 jenis pengujian biomolekuler yaitu pengujian Lethal
Yellowing Phytoplasma dengan metode uji PCR dan Nested PCR
(IKMBm. 002) dan pengujian Turnip Mosaic Virus (TuMV) dengan
metode uji RT-PCR (IKMBm. 001), 3 (tiga) jenis pengujian bakteri
yaitu bakteri Pantoea stewartii dengan metode uji DAS ELISA (IKMB
001), Clavibacter michiganensis sub sp sepedonicus dengan metode
uji DAS ELISA (IKMB 002) dan Clavibacter michiganensis sub sp
michiganensis dengan metode uji DAS ELISA (IKMB 003), 2 (dua)
jenis pengujian nematoda yaitu nematoda Globodera rostochiensis
dan G. pallida dengan metode uji deteksi dan identifikasi sista
nematoda (IKMN 001), dan 3 (tiga) jenis pengujian gulma yaitu
deteksi gulma, identifikasi Echinochloa sp serta identifikasi
Ageratum conyzoides masing-masing dengan metode uji Purity
Analysis Test (IKMG 001).
Untuk ruang lingkup akreditasi pengujian laboratorium karantina
hewan meliputi 8 (delapan) jenis pengujian terdiri dari: 2 (dua)
jenis pengujian virus yaitu pengujian Avian Influenza dengan
metode uji HA/HI (IKMVH. 001), pengujian antibodi rabies dengan
metode uji ELISA Synbiotik (IKMVH 002) dan ELISA Platelia II
(IKMVH 003), 1 jenis pengujian biomolekuler yaitu pengujian Avian
Influenza dengan metode uji RT-PCR (IKMBMH. 001), dan 5 (lima)
jenis pengujian bakteri yaitu Cemaran Mikroba dengan metode uji
TPC (IKMBH. 001), Cemaran Coliform dengan metode uji MPN
Coliform (IKMBH. 002), Escherichia coli dengan metode uji MPN dan
kultur E. coli (IKMBH. 003), Salmonella sp dengan metode uji Kultur
Salmonella sp (IKMBH. 004) dan pengujian Staphylococcus aureus
dengan metode uji TPC dan kultur S. aureus (IKMBH. 005).
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 11
Di dalam persyaratan manajemen SNI ISO/IEC 17025:2008 elemen
4.10 disebutkan bahwa laboratorium harus meningkatkan
efektivitas sistem manajemen secara berkelanjutan diantaranya
melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit,
tindakan perbaikan dan kaji ulang manajemen. Untuk memenuhi
persyaratan manajemen dan meningkatkan efektivitas sistem
manajemen secara berkelanjutan sesuai persyaratan tersebut,
laboratorium BBUSKP menetapkan kebijakan antara lain melalui
penambahan ruang lingkup akreditasi laboratorium karantina
tumbuhan, karantina hewan dan keamanan hayati nabati dan
hewani lingkup BBUSKP. Untuk penambahan ruang lingkup
akreditasi laboratorium tersebut, laboratorium karantina
tumbuhan, karantina hewan dan keamanan hayati nabati dan
hewani BBUSKP secara berkesinambungan melakukan kegiatan
pengendalian penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
yang bertujuan untuk memelihara/mempertahankan konsistensi
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium antara lain
melalui kegiatan penyusunan/pemutakhiran dokumen mutu
(Panduan Mutu, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja Metode (IKM)
Peralatan Laboratorium Karantina Tumbuhan, IKM Peralatan
Laboratorium Karantina Hewan, IKM Peralatan Laboratorium
Keamanan Hayati Nabati dan Hewani, Instruksi Kerja Khusus (IKK)
dan Form), kalibrasi peralatan laboratorium karantina tumbuhan,
karantina hewan dan keamanan hayati nabati dan hewani,
validasi/verifikasi metode uji laboratorium karantina tumbuhan,
karantina hewan, dan keamanan hayati nabati dan hewani, uji
banding antar laboratorium/partisipasi uji profisiensi untuk ruang
lingkup pengujian laboratorium karantina tumbuhan, karantina
hewan, dan keamanan hayati nabati dan hewani, audit internal
laboratorium karantina tumbuhan, karantina hewan dan
keamanan hayati nabati dan hewani serta kaji ulang manajemen.
Selain itu, peningkatan dilakukan untuk pengajuan penambahan
ruang lingkup akreditasi ke Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Berpedoman pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 88/2011
Tentang Pengawasan Keamanan Pangan Terhadap Pemasukan dan
Pengeluaran Pangan Segar Asal Tumbuhan dan diperkuat dengan
kebijakan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor:
2517/KT.040/L/3/2012 Tanggal 30 Maret 2012 yang menyatakan
bahwa 5 (lima) Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) yaitu BBKP
Tanjung Priok, BBKP Soekarno Hatta, BBKP Belawan, BBKP
Surabaya, dan BBKP Makassar serta Balai Besar Uji Standar
Karantina Pertanian (BBUSKP) untuk segera melakukan langkah-
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 12
langkah persiapan akreditasi laboratorium untuk ruang lingkup
pengujian keamanan pangan, dimana melalui surat tersebut ruang
lingkup pengujian yang harus terakreditasi untuk Laboratorium
Keamanan Hayati Nabati BBUSKP adalah parameter uji Logam
Berat meliputi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd), Formalin dan
Mikroorganisme meliputi Escherichia coli dan Salmonella sp.
Disamping itu, untuk memperkuat sertifikasi pelayanan ekspor
sarang burung walet ke China dan dengan ditunjuknya BBUSKP
oleh Kepala Badan Karantina Pertanian sebagai Laboratorium
Pengujian untuk sampel sarang burung walet tujuan ekspor
tersebut, maka untuk menjamin hasil uji valid dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah, laboratorium BBUSKP
meningkatkan kompetensi pengujian untuk pengujian keamanan
pangan nabati maupun hewani melalui pengajuan penambahan
ruang lingkup akreditasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pada
Tahun 2015, BBUSKP mengajukan penambahan ruang lingkup
akreditasi laboratorium untuk 2 jenis pengujian laboratorium
karantina hewan yaitu pengujian Antigen BVDV (Bovine Viral
Diarrhoea Virus) pada serum dengan metode uji ELISA BVDV
Ag/SERUM PLUS (IKMVH 004) dan pengujian Antibodi Brucella
abortus pada serum dengan metode uji Rose Bengal Test (RBT)
(IKMBH 006). Selain itu penambahan ruang lingkup akreditasi
dilakukan untuk 1 (satu) jenis pengujian keamanan hayati nabati
yaitu pengujian Escherichia coli pada Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) dengan metode uji MPN (Most Prabable Number) dan Kultur
(IKMKHT-N 001) dan 1 (satu) jenis pengujian keamanan hayati
hewani untuk pengujian Nitrit pada sarang burung walet dengan
metode uji Spektrofotometri UV-Vis (IKMKHT-H 001). Secara rinci
sampai dengan Tahun 2015 ruang lingkup akreditasi laboratorium
BBUSKP sebagaimana tercantum pada Tabel di bawah ini:
Tabel 4. Ruang Lingkup Pengujian Laboratorium Karantina
Tumbuhan
RUANG LINGKUP PENGUJIAN LABORATORIUM KARANTINA TUMBUHAN
Jenis Pengujian Jenis Sampel Metode
Pengujian
Metode Acuan
Cendawan
Helminthosporium solani
Tilletia indica
Umbi kentang
Biji Gandum
Metode Kertas Saring
Metode Washing Test, Mikroskopis
IKMM.001 (Metode Kertas
Saring)
IKMM.002
(Metode Washing
Test, Mikroskopis)
Serangga
Spesimen lalat buah
Spesimen lalat buah
Pengamatan
IKME.001
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 13
1. Bactrocera
albistrigata
(Meijere)
2. Bactrocera
carambolae (Drew & Hancock)
3. Bactrocera caudata
(Fabricius)
4. Bactrocera
cucurbitae
(Coquillett) 5. Bactrocera papayae
(Drew & Hancock)
6. Bactrocera
umbrosus
(Fabricius) 7. Bactrocera tau
(Walker)
Langsung
(Pengamatan
langsung)
Virus
1. Turnip Mosaic Virus
(TuMV)
2. Maize Mosaic Virus (MMV)
Benih dan bagian
tanaman kubis –
kubisan
Benih dan bagian tanaman jagung
Uji DAS ELISA
Uji DAS ELISA
IKMV.001 (DAS
ELISA)
IKMV.001 (DAS ELISA
Bakteri
1. Pantoea stewartii
2. Clavibacter
michiganensis subsp. sepedonicus
3. Clavibacter
michiganensis subsp.
michiganensis
Benih jagung
Umbi kentang
Benih tomat, benih
cabe
DAS ELISA
DAS ELISA
Uji DAS ELISA
IKMB.001
(Deteksi Bakteri
Pantoea stewartii
pada benih jagung dengan metode
DAS ELISA)
IKMB.002
(Deteksi Bakteri Clavibacter
michiganensis
subsp.
sepedonicus pada
benih kentang
dengan metode DAS ELISA)
IKMB.003
(Deteksi Bakteri
Clavibacter michiganensis
subsp.
michiganensis
pada benih tomat
dan cabe dengan
metode DAS ELISA)
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 14
Nematoda:
Globodera
rostochiensis dan
Globodera pallida
Tanah, umbi, akar
tanaman kentang
Deteksi dan
Identifikasi
Nematoda Sista
Kentang Globodera rostochiensis
dan Globodera pallida pada
tanah, akar
dan umbi
tanaman kentang
IKMN.001
(Deteksi dan
Identifikasi
Nematoda Sista Kentang
Globodera
rostochiensis dan
Globodera pallida
pada tanah, akar
dan umbi tanaman kentang)
Gulma :
Deteksi Gulma,
Identifikasi
Echinochloa sp. dan
Ageratum conyzoides
Biji-bijian dan
spesimen gulma
Purity Analysis Test
IKMG.001 (Purity
Analysis Test)]
Biomolekuler :
Turnip Mosaic Virus
(TuMV)
Lethal Yellowing
Phytoplasma
Benih dan bagian
tanaman kubis-kubisan
Benih kelapa sawit
RT-PCR
PCR dan
Nested PCR
IKMBm. 001
(Metode RT-PCR)
IKMBm. 002
(Metode PCR dan
Nested PCR)
Tabel 5. Ruang Lingkup Pengujian Laboratorium Karantina
Hewan
RUANG LINGKUP PENGUJIAN LABORATORIUM KARANTINA HEWAN
Jenis Pengujian Jenis Sampel Metode Pengujian Metode Acuan
Virus
1. Avian Influenza
(AI)
2. Antibodi Rabies
3. Antigen BVDV
(Bovine Viral
Diarrhoea Virus)
Serum
Serum Hewan Rabies (Canidae dan
Felidae)
Serum
HA/HI
ELISA Synbiotik
dan ELISA Platelia
II
ELISA Antigen
BVDV
IKMVH.001
(Metode
HA/HI)
IKMVH.002
(Metode ELISA
Synbiotik)
IKMVH. 003
(Metode ELISA Platelia II)
IKMVH. 004
(Deteksi
Antigen Bovine Viral Diarrhoea
(BVD)
denganMetode
ELISA BVDV
Ag/SERUM
PLUS)
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 15
Bakteri
1. Cemaran Mikroba
2. Cemaran Coliform
3. Escherichia coli
4. Salmonella sp.
5. Staphylococcus
aureus
6. Antibodi Brucella
abortus
Bahan Asal Hewan
(BAH)
Bahan Asal Hewan (BAH)
Bahan Asal Hewan
(BAH)
Bahan Asal Hewan
(BAH)
Bahan Asal Hewan
(BAH)
Serum
Metode Total Plate Count (TPC)
Metode MPN Coliform
Metode MPN dan Kultur E. coli
Metode Kultur Salmonella sp.
Metode TPC dan Kultur S. Aureus Rose Bengal Test (RBT)
IKMBH.001
(Metode TPC)
IKMBH.002 (Metode MPN
Coliform)
IKMBH.003
(Metode MPN dan Kultur
E.coli)
IKMBH.004
(Metode Kultur Salmonella
sp.)
IKMBH.005
(Metode TPC
dan Kultur S. aureus)
IKMBH. 006
(Deteksi
Antibodi Brucella
abortus
dengan Metode
Rose Bengal
Test (RBT)
Biomolekuler
Avian Influenza (AI)
Swab kloaka dan
trachea
Metode RT-PCR
IKMBMH.001
(Metode RT-
PCR)
Tabel 6. Ruang Lingkup Pengujian Laboratorium Kehati Nabati
dan Hewani
RUANG LINGKUP PENGUJIAN LABORATORIUM KEHATI NABATI DAN HEWANI
Jenis Pengujian Jenis Sampel Metode Pengujian Metode Acuan
KEHATI NABATI Bakteri
Escherichia coli
PSAT (Pangan
Segar Asal
Tumbuhan)
Metode MPN dan
Kultur
IKMKHT-N 001
(Deteksi Bakteri
Escherichia coli
Pada Pangan Segar
Asal Tumbuhan
dengan Metode MPN (Most
Probable Number)
dan Kultur)
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 16
KEHATI HEWANI
Logam Berat
Nitrit
Sarang burung
wallet
Spektrofotometri
UV-VIS
IKMKHT-H. 001
(Deteksi Kadar
Nitrit pada Sarang
Burung Walet
dengan Spektrofotometri
UV-VIS)
1.3.2. Partisipasi Laboratorium BBUSKP pada Program Uji
Banding
Pada Tahun 2015 Laboratorium BBUSKP berpartisipasi pada
kegiatan uji banding yang diselenggarakan oleh laboratorium lain.
Uji banding ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui objektivitas hasil pengujian, dilakukan dengan
cara membandingkan hasil uji satu laboratorium dengan
laboratorium lainnya dengan menggunakan metode pengujian yang
sama dan sampel/spesimen yang sama.
Dari partisipasi uji banding tersebut diperoleh hasil sebagaimana
tercantum pada Tabel di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Partisipasi Uji Banding Antar Laboratorium
Tahun 2015
No. Laboratorium Parameter Uji Hasil Uji Penyelenggara
1. Karantina
Tumbuhan
DeteksiTurnip Mosaic
Virus (TuMV) dengan Metode Uji ELISA
Memuaskan BKP Kls I
Palembang
Deteksi Lethal
Yellowing
Phytoplasma pada
Kelapa Sawit dengan
Metode Uji PCR dan
Nested PCR
Memuaskan BKP Kls II
Palangkaraya
Deteksi Alfalfa Mosaic
Virus dengan Metode Uji DAS ELISA
Memuaskan BKP Kls I
Pontianak
Identifikasi Tungau Raoiella indica Secara
Morfologi
Hasil Uji Sama dengan Lab.
Penyelenggara
BKP Kls II Tarakan
2. Laboratorium
Karantina
Hewan
Deteksi Antibodi RBT Memuaskan BKP Kls II
Tanjung Pinang
HA/HI AI/ND
RBT
Memuaskan BBKP Surabaya
Rabies Pusvetma Memuaskan BBKP Soekarno
Hatta
RBT Memuaskan BKP Kls I
Pontianak
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 17
HA/HI AI Memuaskan BKP Kls I
Menado
RBT Memuaskan SKP Kls II
Bangkalan
RBT Memuaskan SKP Kls I Pare-
pare
1.3.3. Partisipasi Laboratorium BBUSKP pada Program Uji
Profisiensi
Pada Tahun 2015 Laboratorium BBUSKP berpartisipasi pada
kegiatan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh Penyelenggara
Uji Profisiensi (PUP) untuk parameter uji laboratorium karantina
tumbuhan, karantina hewan, dan keamanan hayati. Uji profisiensi
ini merupakan penentuan unjuk kerja laboratorium melalui cara
uji banding antar laboratorium yang bertujuan antara lain untuk
evaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian tertentu dan
pemantauan kinerja laboratorium berkesinambungan, identifikasi
permasalahan di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk
peningkatan yang berkaitan dengan prosedur pengujian, penetapan
efektivitas dan kesebandingan (comparability) metode uji,
peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium dan
edukasi bagi laboratorium-laboratorium yang berpartisipasi
berdasarkan hasil uji banding.
Dari partisipasi uji banding tersebut diperoleh hasil sebagaimana
tercantum pada Tabel di bawah ini.
Tabel 8. Hasil Partisipasi Uji Profisiensi Tahun 2015
No. Laboratorium Parameter Uji Hasil Uji Penyelenggara
1. Karantina Tumbuhan
Identifikasi Hama Gudang Trogoderma
granarium Everts
Memuaskan BBUSKP
Deteksi dan
Identifikasi
Helminthosporium
solani pada umbi
kentang
Memuaskan BBUSKP
2. Karantina
Hewan
Deteksi Antibodi
Brucella abortus padaSerum Sapi
Memuaskan BBUSKP
Komoditi Isolat Beku Kering “Deteksi
Bakteri Escherichia
coli dan Salmonella
spp.”
Memuaskan KAN
Uji Serologis
Hemaglutinasi
Inhibisi Terhadap
Memuaskan BB LITVET,
Bogor
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 18
Avian Influenza dan
Newcastle Disease
Deteksi Avian
Influenza
Memuaskan BB Vet Wates,
Yogyakarta
3. Kehati Nabati Uji Residu Pestisida
pada Kedelai
Memuaskan BIPEA,
Perancis
Uji Residu Pestisida
pada Apel
Hasil uji tidak
dapat dinilai
karena target
uji yang
dilaksanakan BBUSKP tidak
sama dengan
pihak
penyelenggara
FAPAS,
Inggris
1.4. Potensi Dan Permasalahan
1.4.1. Potensi BBUSKP
Jumlah pegawai BBUSKP per 31 Desember 2015 sebanyak 85
orang, yang terdiri dari Kepala BBUSKP, 23 orang pada Bagian
Umum, 10 orang pada Bidang Pelayanan Pengujian, 5 orang pada
Bidang Pengendalian Mutu Lab, 25 orang Jabatan Fungsional
POPT, 15 orang Jabatan Fungsional KH dan 6 Jabatan Fungsional
PMHP.
A. Sarana dan Prasarana
BBUSKP telah dilengkapi dengan laboratorium BSL 2 enhanced dan
BSL 3 serta peralatan pengujian laboratorium keamanan hayati.
Laboratorium BSL 2 enhanced dan BSL3 disiapkan untuk
pengujian mikroorganisme dengan tingkat keamanan level 2 plus
keamanan level 3 yaitu laboratorium yang dapat melakukan
identifikasi penyakit zoonosis pada level 2 dan level 3 seperti
pengujian mikroorganisme Johne’s Disease serta penyakit-penyakit
lain yang dikategorikan pada level 2 dan level 3. Manfaat
penggunaan laboratorium BSL 2 enhanced dan BSL 3 dapat
mencegah risiko terinfeksinya petugas laboratorium dan atau
mencegah tersebarnya penyakit ke lingkungan.
BBUSKP juga telah dilengkapi beberapa peralatan laboratorium
canggih yang dipergunakan untuk pelayanan pengujian cepat dan
beberapa pengujian penyakit spesifik secara simultan serta
merupakan beberapa jenis penyakit strategis dan menjadi prioritas.
Adapun peralatan laboratorium tersebut meliputi real time
polymerase chain reaction (RT-PCR), sequencer, Atomic Absorbance
Spectophotometry (AAS), mikroskop fluorescens, Gas
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 19
Chromatography (GC), High Performance Liquid Chromatography
(HPLC), freeze dryer, deep freezer minus 80ºC.
B. Teknologi Informasi
Aplikasi teknologi informasi dalam pelayanan BBUSKP telah
diterapkan melalui aplikasi sistem informasi manajemen
laboratorium secara terus menerus dikembangkan dan
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan tehnologi dan informasi.
Aplikasi ini memastikan sistem manajemen laboratorium terekam
dengan baik dan mudah ditelusuri kembali baik untuk kepentingan
internal maupun pelanggan. Sistem aplikasi ini diharapkan dapat
dikembangkan komunikasi secara online dengan pelanggan baik
mulai dari permohonan maupun laporan hasil uji yang dikeluarkan
termasuk sistem pembayaran penerimaan Negara bukan Pajak.
Bentuk teknologi yang digunakan mulai dari komunikasi internal
maupun eksternal menggunakan basis web dan komputerisasi.
Komunikasi internal dalam operasional pelayanan pengujian secara
elektronik, dilakukan mulai dari penerimaan dokumen permintaan
pengujian, penugasan analis, pendistribusian sampel uji
menggunakan barcode, sampai dengan laporan hasil uji yang dapat
diakses oleh personil tertentu secara on-line. Seluruh hasil uji
terekam secara elektronik, sehingga mampu telusur. Formulir yang
dipergunakan terkait dengan pelayanan pengujian implementasinya
dilakukan secara paperless. Proses jaringan sistem komunikasi
diatas diakomodasikan dalam SIMLAB KP, yaitu perangkat lunak
(program komputerisasi) yang digunakan untuk mengakomodir
proses administrasi penyelenggaraan pengujian di laboratorium
BBUSKP.
BBUSKP menyiapkan perangkat penunjang berupa routers, server,
jaringan LAN serta bahan konsep substansi dan format untuk
pembuatan program sementara programnya disediakan oleh kantor
Badan Karantina Pertanian.
1.4.2. Lingkungan Internal, Kekuatan dan Kelemahan
A. Faktor Kekuatan
Beberapa kekuatan yang dimiliki BBUSKP untuk mewujudkan visi,
misi, tujuan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. BBUSKP memiliki landasan hukum yang kuat yang didukung
oleh Peraturan Perundangan yang berlaku yang terdiri dari
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri,
serta Juklak/Juknis dan Manual.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 20
2. Sarana dan prasarana pengujian laboratorium BBUSKP
memiliki kemampuan yang lebih maju sesuai dengan
perkembangan yang ada.
3. Sebagai penyelenggara uji profisiensi mandiri dan provider yang
ditunjuk oleh komite akreditasi nasional.
4. Penyelenggaraan laboratorium uji BBUSKP didanai oleh APBN
rupiah murni dan APBN-Perubahan.
B. Faktor Kelemahan
Berdasarkan hasil evaluasi dan kondisi BBUSKP saat ini terdapat
beberapa kelemahan yang mungkin akan mempengaruhi kinerja 5
(lima) tahun mendatang. Beberapa kelemahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan teknis operasional uji rujukan, konfirmasi, uji coba,
bimtek SMM pelayanan dan laboratorium perlu di uraikan lebih
tegas dalam penerapannya.
2. Perubahan seketika dan penambahan terhadap target uji dari
Negara tujuan yang segera harus dipenuhi.
3. Perlu dilakukan sinkronisasi sistem informasi pendataan asal
sampel untuk jenis sampel tujuan ekspor dalam memastikan
asal sampel.
4. Hasil uji laboratorium masih dalam proses agar dapat di unduh
oleh pelanggan.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 21
Gambar 1. Kekuatan dan Kelemahan BBUSKP
1.4.3. Permasalahan
Pembangunan Periode Jangka Menengah Tahap III (2015-2019)
pada dasarnya merupakan kelanjutan dan peningkatan
pelaksanaan pembangunan pada periode jangka menengah
sebelumnya. Agar pembangunan BBUSKP dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan dan memenuhi target sasaran yang
ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan yang akan
dihadapi pada periode pembangunan jangka waktu 5 (lima) tahun
kedepan.
Berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan BBUSKP yang telah
dilaksanakan sampai saat ini persoalan mendasar yang
diperkirakan masih dihadapi BBUSKP di masa yang akan datang
khususnya jangka waktu 2015-2019, mencakup seperti: struktur
organisasi laboratorium, kuantitas tersedianya tenaga
analis/fungsional untuk tiap jenjang jabatan, penyelenggaraan
laboratorium keamanan hayati belum memadai, lemahnya
kompetensi laboratorium UPT Operasional dan penunjukan
personil penyelenggara laboratorium.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 22
Permasalahan BBUSKP
1. Kuantitas tersedianya tenaga analis/fungsional untuk tiap jenjang jabatan;
2. Penunjukan personil penyelenggara laboratorium;
3. Penyelenggaraan laboratorium keamanan hayati belum
memadai;
4. Struktur organisasi di laboratorium BBUSKP dan UPT
Operasional;
5. Lemahnya kompetensi laboratorium UPT operasional.
Secara lebih lengkap, permasalahan mendasar tersebut di atas
diuraikan sebagai berikut:
A. Kuantitas tersedianya tenaga analis/fungsional untuk tiap jenjang jabatan
Keterbatasan jumlah personil tenaga fungsional untuk
laboratorium karantina hewan dan karantina tumbuhan termasuk
belum tersedianya personil untuk tiap jenjang jabatan fungsional
baik Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, POPT Ahli maupun
POPT Terampil menyebabkan penugasan personil laboratorium
perlu pengaturan penugasan personil secara baik dan terencana
serta memenuhi prinsip-prinsip sistem manajemen mutu yang
transparan, kompeten dan akuntabel dan fungsi pelayanan dapat
tetap berjalan. Dalam upaya memelihara dan menjamin
kompetensi personil yang belum memenuhi tingkat jenjang jabatan
fungsional dilakukan pemberian pelatihan, magang, bimbingan
teknis, validasi personil serta program penyeliaan.
B. Penunjukan personil penyelenggara laboratorium
Keterbatasan jumlah personil tenaga fungsional untuk
laboratorium karantina hewan dan karantina tumbuhan termasuk
belum tersedianya personil untuk tiap jenjang jabatan fungsional
baik Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, POPT Ahli maupun
POPT Terampil menyebabkan penugasan personil laboratorium
perlu pengaturan penugasan personil secara baik dan terencana
serta memenuhi prinsip-prinsip sistem manajemen mutu yang
transparan, kompeten dan akuntabel dan fungsi pelayanan dapat
tetap berjalan.
Proses pelayanan laboratorium selama ini belum terlalu optimal
melibatkan Bagian Umum sehingga belum memenuhi prinsip-
prinsip pelaksanaan sistim pemerintahan yang baik (good
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 23
governance). Fungsi Manajer Administrasi berdasarkan ISO/IEC
17025:2008 perlu disesuaikan dengan ketentuan Permentan No. 43
tahun 2006. Fungsi Manajer Administrasi yang sesuai adalah
fungsi yang ada pada Bagian Umum. Belum optimalnya peran
Bagian Umum dalam proses pelayanan BBUSKP terutama
pelayanan pengujian laboratorium adalah akibat dari penetapan
struktur organisasi laboratorium yang belum harmonis dengan
penetapan struktur organisasi berdasarkan Permentan No.43
tahun 2006.
C. Penyelenggaraan laboratorium Keamanan Hayati belum Optimal
Proses penyelenggaraan laboratorium Keamanan Hayati masih
dalam proses penyempurnaan agar dapat berjalan lancar dengan
terus meminta kepada Badan Karantina Pertanian memenuhi
penyediaan penambahan personil, dan penambahan peralatan
laboratorium yang canggih.
Kelemahan lain disebabkan penerbitan Peraturan Menteri terkait
pemberian tanggungjawab dan wewenang kepada BBUSKP untuk
melakukan target pengujian tertentu tidak secara simultan diikuti
dengan penyediaan sarana dan prasarana serta personil yang
memadai. Selain dari pada itu, Badan Karantina Pertanian belum
menetapkan media pembawa, jenis cemaran, residu dan hormon
yang menjadi prioritas target pengujian untuk laboratorium
keamanan hayati.
D. Struktur Organisasi Laboratorium di laboratorium BBUSKP dan UPT Operasional
Prinsip penyusunan struktur organisasi dalam menerapkan SNI
ISO 17025:2008 telah berhasil dilakukan, namun belum diikuti
dengan penyediaan personil yang kompeten pada manajemen
administrasi sehingga belum optimal melaksanakan amanat fungsi
yang ada pada SNI ISO 17025:2008 sesuai fungsi yang sinkron
dengan Permentan No. 43 tahun 2006. Penempatan personil pada
bidang tugas manajemen yang bersifat birokrasi harus diemban
oleh personil yang bukan teknis fungsional. Penunjukan personil
sebagai penandatangan hasil uji laboratorium diemban oleh pejabat
fungsional sesuai bidang kompetensinya dan yang bersangkutan
bertindak sebagai penyelia serta bertanggung jawab terhadap
seluruh rangkaian proses pengujian.
Selain dari pada itu, peran dan fungsi bagian umum belum optimal
dalam proses pelayanan laboratorium, baik secara administrasi
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 24
maupun fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana. Fungsi
Manajer Administrasi berdasarkan SNI ISO 17025:2008
ditambahkan pada fungsi bagian Umum sesuai Permentan No. 43
tahun 2006. Fungsi lain dari SNI ISO 17025:2008 antara lain
fasilitasi penyediaan bahan uji, akomodasi lingkungan,
pemeliharaan rutin, kalibrasi dan penggantian sarana dan
prasarana yang rusak juga menjadi fungsi Bagian Umum.
Selanjutnya, fungsi manajer teknis berdasarkan SNI ISO
17025:2008 yang telah ditetapkan pada struktur organisasi
laboratorium BBUSKP telah disesuaikan dengan fungsi bidang
Pelayanan Pengujian, namun jumlah personil masih terbatas.
E. Lemahnya kompetensi laboratorium UPT operasional
Masih lemahnya kemampuan dan kompetensi laboratorium UPT
operasional tidak terlepas dari komitmen dan persepsi sebahagian
masyarakat termasuk beberapa UPT terhadap paradigma peran
dan fungsi laboratorium yang masih ditempatkan sebagai
penunjang dalam penentuan status dan kondisi kesehatan hewan
dan produknya termasuk media pembawa OPT/OPTK serta dalam
pengawasan keamanan pangan.
Melihat beberapa kasus yang sering diberitakan di dalam berbagai
media massa, baik dalam bentuk media cetak dan elektronik
terhadap cemaran dan kontaminasi penyakit maupun temuan
terhadap residu dan kandungan hormon serta bahan berbahaya
(hazardous) mendorong kita untuk mengubah paradigmanya
pengujian laboratorium menjadi penentu dalam mengambil
keputusan, kebijakan rekomendasi terhadap kondisi dan status
kesehatan hewan, tumbuhan dan produk-produknya serta
keamanan pangan dan lingkungan.
Menyikapi hal tersebut di atas, Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian perlu antisipasi mempersiapkan diri sebagai institusi
yang core businessnya penyelenggaraan pengujian laboratorium.
Antisipasi persiapan BBUSKP telah dimulai sejak awal tahun 2009
melalui pemenuhan pelayanan hasil uji yang cepat, akurat, presisi
dan akuntabel. Selain daripada itu, BBUSKP telah berhasil
mengembangkan perannya dengan ditunjuknya sebagai
Laboratorium Penyiap Contoh Uji yang akan terus ditingkatkan
menjadi Lembaga Penyiap Uji Profisiensi.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 25
1.4.4. Tantangan Peran dan Fungsi BBUSKP 2015-2019
A. Peningkatan pusat rujukan, konfirmasi, dan standardisasi
pengujian
Perubahan iklim global (climate change) telah menyebabkan
terjadinya perubahan kehidupan alam dan lingkungan berikut
dengan makhluk hidup di dalamnya sebagai suatu ekosistem.
Perubahan lingkungan ini juga menyebabkan terjadinya perubahan
sifat dan patogenitas berbagai agens hayati, penyakit hewan, dan
organism pengganggu tumbuhan termasuk juga munculnya
emerging dan re-emerging diseases. Munculnya berbagai penyakit
baru baik penyakit hewan, organism pengganggu tumbuhan,
emerging dan re-emerging diseases yang memungkinkan
penyebaran dari suatu daerah, wilayah atau bahkan melampaui
lintas batas negara atau beberapa negara.
Kecenderungan meningkatnya lalu lintas media pembawa yang
menembus lintas batas negara atau beberapa negara dan diikuti
perubahan status dan situasi penyakit akibat perubahan iklim
global menuntut kesiapan karantina untuk antisipasi masuk dan
tersebarnya penyakit hewan dan organism pengganggu tumbuhan
ke Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan
banyaknya entry point perlu menyiapkan sarana dan prasarana
laboratorium yang canggih sejalan dengan perkembangan
timbulnya penyakit baru, emerging dan re-emerging diseases.
Antisipasi terhadap timbulnya penyakit baru, emerging dan re-
emerging diseases, BBUSKP sudah harus siap melayani
permohonan pengujian yang terus meningkat dalam jumlah, jenis,
dan metode uji yang mutakhir termasuk kompetensi personil.
Terkait penyakit baru, emerging dan re- emerging diseases,
BBUSKP menjadi pusat rujukan dan konfirmasi terhadap
pengujian dari sampel UPT KP.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan BBUSKP seperti telah
ditunjuknya sebagai Lembaga Penyiap Uji Profisiensi (LPUP) oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) memberi peluang juga sebagai
pusat rujukan terhadap permohonan pengujian dari luar
laboratorium lingkup Badan Karantina Pertanian. Selanjutnya
dengan ditunjuknya sebagai LPUP, BBUSKP harus terus
mengembangkan dan meningkatkan jenis-jenis metode uji yang
standar. Jenis-jenis metode uji yang sudah ditetapkan sebagai
standar pengujian untuk penyebarluasan implementasinya, perlu
diajukan dalam program uji profisiensi agar dapat diikuti oleh
lingkup atau luar laboratorium Badan Karantina Pertanian.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 26
B. Pengembangan pusat kajian ilmiah penyakit karantina
Dengan telah ditunjuknya sebagai LPUP mandiri terintegrasi dan
banyaknya jenis metode uji yang standar serta dilengkapinya
laboratorium dengan tingkat keamanan yang tinggi (Biosafety
Laboratory/BSL 2 enchanced BSL 3) dan banyaknya koleksi
standar, BBUSKP dapat dikembangkan menjadi pusat kajian ilmiah
penyakit karantina.
BBUSKP sebagai LPUP sekaligus dituntut tersedianya sumber daya
manusia yang kompeten dalam penilaian kompetensi pengujian
(Asesor) di laboratorium-laboratorium penguji di Indonesia.
Kompetensi pengujian laboratorium di Indonesia meliputi antara
lain: laboratorium pengujian lingkup Badan Karantina Pertanian
maupun laboratorium yang terkait dengan penyakit hewan
strategis atau laboratorium penguji organisme pengganggu
tumbuhan penting lainnya.
C. Peningkatan kompetensi dan pemberdayaan lab.UPT KP
Dengan banyaknya tempat-tempat pemasukan media pembawa
HPH/HPHK dan OPT/OPTK, tuntutan terhadap Peningkatan
kompetensi dan pemberdayaan laboratorium UPT operasional
karantina pertanian menjadi mutlak dan penting serta segera
untuk direalisasikan. Selain dari pada itu, banyaknya importasi
produk pertanian yang belum dapat dijamin keamanannya dari
cemaran, residu, dan kontaminan material berbahaya terhadap
kesehatan hewan dan manusia, menuntut perlunya pengembangan
kompetensi teknik dan metode pengujian di laboratorium UPT
operasional. Pengembangan teknik dan metode pengujian di
laboratorium UPT operasional perlu dilakukan dan terus
ditingkatkan melalui metode pengujian antara lain seperti Gas
Chromatography (GC), Atomic Absorbance Spectrophotometry (AAS).
D. Peningkatan kemampuan deteksi dini penyakit, cemaran dan residu antibiotik, hormon, logam berat, pestisida
Lalu lintas media pembawa yang cenderung terus meningkat antar
daerah, wilayah bahkan menembus lintas batas negara atau
beberapa negara sekaligus memberi peluang penyebaran penyakit,
penyakit baru, emerging dan re-emerging diseases. Selanjutnya
masih banyak terdapat importasi produk pangan yang belum dapat
dijamin keamanannya dari cemaran, residu, dan kontaminan
material berbahaya terhadap kesehatan hewan dan manusia.
Kondisi dan realitas tersebut menuntut kemampuan laboratorium
BBUSKP untuk dapat melakukan deteksi dini penyakit dan akurasi
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 27
terhadap pengujian keamanan pangan. Selain dari pada itu, lalu
lintas produk pangan juga belum dapat dijamin terhadap adanya
residu antibiotik, hormon, logam berat dan pestisida. Deteksi dini
penyakit pada hewan, benih, dan bibit tanaman maupun pada
produk pangan terhadap cemaran, residu, dan kontaminan
menjadi prioritas peningkatan kemampuan laboratorium BBUSKP.
E. Peningkatan wawasan dan pemberdayaan sumberdaya masyarakat (mahasiswa, sumber daya manusia laboratorium terkait)
Untuk peningkatan wawasan dan pemberdayaan sumberdaya
masyarakat, BBUSKP menyediakan program bimbingan teknis dan
magang bagi personil internal dan eksternal laboratorium lingkup
Badan Karantina Pertanian. Pemberian bimbingan teknis
difokuskan pada personil laboratorium lingkup Badan Karantina
Pertanian, baik yang menjadi program kegiatan BBUSKP maupun
atas permintaan UPT KP. Untuk bimbingan teknis personil
laboratorium UPT KP atas permintaan, menjadi tanggungjawab dan
beban UPT yang bersangkutan, dan pelaksanaan nya disesuaikan
dengan kesiapan BBUSKP. Sementara untuk magang, umumnya
diberikan kepada personil laboratorium eksternal maupun
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.
Adapun jenis magang yang diberikan antara lain berupa pengujian,
pengelolaan koleksi, penerapan sistem manajemen mutu, sarana
dan prasarana, rancang bangun (design) dan tata letak (lay out)
laboratorium.
F. Penyedia data base hasil temuan penyakit (Data base koleksi)
Munculnya penyakit baru dan terjadinya emerging dan re-emerging
diseases akibat adanya perubahan sifat dan patogenitas penyakit,
serta adanya temuan baru organisme pengganggu tumbuhan
karantina menyebabkan terus berkembang dan bertambahnya
jumlah dan jenis penyakit hewan maupun organisme pengganggu
tumbuhan.
Sampai saat ini kondisi dan realitas pendataan hasil temuan
penyakit belum disusun dalam program data base. Penyediaan data
base untuk BBUSKP menjadi sangat penting terutama bila
dikaitkan sebagai pusat rujukan, kajian ilmiah, koleksi standar
serta pusat data dan informasi asal muasal kejadian penyakit
hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Selain temuan penyakit hewan dan organisme pengganggu
tumbuhan baru, emerging dan re-emerging diseases, asal muasal
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 28
kejadian dan munculnya penyakit hewan dan organisme
pengganggu tumbuhan baru dapat dijadikan sebagai data base
penyakit karantina pertanian. Data base penyakit karantina
pertanian tersebut menjadi strategis dalam merumuskan kebijakan
di tingkat nasional maupun internasional.
G. Persaingan kompetensi laboratorium pada tingkat nasional dan internasional
BBUSKP harus terus mengamati dan mengadopsi perkembangan
kemajuan teknologi pengujian untuk peningkatan dan
pemutakhiran teknologi yang digunakan sebagai upaya
pemeliharaan kompetensi dan kesiapan serta keberlangsungan
pelayanan pengujian. BBUSKP mengambil langkah-langkah dalam
menjaga dan memelihara kompetensi serta selalu siap melayani
setiap permintaan pengujian untuk dapat bersaing baik di tingkat
nasional maupun internasional.
Persaingan kompetensi laboratorium di tingkat nasional dan
internasional, sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Oleh karena itu
BBUSKP menduduki peran dan posisi yang strategis dikaitkan
dengan tupoksinya sebagai pusat rujukan, konfirmasi,
standarisasi, dan penanganan pengujian untuk sampel dan
spesimen dari hewan, tumbuhan, produk hewan, produk
tumbuhan serta produk pangan asal luar negeri.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 29
Gambar 2. Permasalahan dan Tantangan BBUSKP
1.4.5. Faktor Kunci Keberhasilan
Berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada maka dapat
diidentifikasi beberapa faktor kunci keberhasilan BBUSKP dalam
kurun perencanaan strategis 2015-2019, antara lain sebagai
berikut:
1. Memiliki SDM dan sarana operasional yang kompeten serta
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 30
mampu dalam penyelenggaraan pengujian laboratorium yang
handal dan menghasilkan teknik dan metoda yang efektif.
2. Memiliki kemampuan mendeteksi dan identifikasi HPH/HPHK
dan OPT/OPTK yang akurat sehingga dapat memberikan
rekomendasi tindak lanjut yang efektif.
3. Memiliki sistem dan prosedur yang efektif berdasarkan standar
nasional dan internasional yang mengacu pada SNI ISO
17025:2008, SNI ISO 9001:2008 dan ISO 17043:2010.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 31
BAB II.
VISI, MISI DAN TUJUAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Pementan/OT.140/9/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Standar Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian BBUSKP
mempunyai tugas melaksanakan uji standar, uji rujukan, dan
bimbingan teknis dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, BBUSKP mennyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan program, sistem informasi dan dokumentasi
pelaksanaan uji standar, uji rujukan dan bimbingan teknis
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
b. Pelaksanaan uji standar laboratorium karantina hewan, karantina
tumbuhan dan keamanan hayati;
c. Pelaksanaan uji rujukan atas hasil uji laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
d. Pelaksanaan uji konfirmasi hasil pemantauan hama penyakit hewan
(HPH)/hama penyakit hewan karantina (HPHK), organisme penganggu
tumbuhan (OPT)/organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK);
e. Pelaksaaan uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
f. pelaksanaan pembuatan koleksi standar HPH/HPHK dan OPT/OPTK;
g. pelaksanaan pengembangan dan uji coba teknik dan metode
pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, dan
pemusnahan HPH/HPHK dan OPT/OPTK;
h. penyusunan standardisasi SDM, metode, alat dan bahan
laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan
hayati;
i. pelaksanaan validasi/verifikasi metode, alat dan bahan uji
laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan
hayati;
j. pemberian pelayanan uji standar dan uji rujukan dan fasilitasi
penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen
mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan, dan
keamanan hayati;
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 32
k. pemberian bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan, dan keamanan hayati;
l. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBUSKP.
2.1. Visi Dan Motto
2.1.1. Visi
Visi Pembangunan Nasional 2015-2019 adalah “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem
pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan
beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi
berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.”
Visi dalam Renstra Kementerian Pertanian di atas, selanjutnya
menjadi acuan dalam penyusunan Visi Badan Karantina Pertanian
(BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi yang Tangguh dan
Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam
Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan”.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Visi BBUSKP adalah :
“Menjadi Pusat Standar dan Rujukan Pengujian Laboratorium
Kesehatan Pangan Tahun 2019”.
2.1.2. Motto BBUSKP
“Prioritas Kepuasan Pelanggan Terhadap Hasil Uji Yang Akurat.”
(Priority in Costumer Satisfaction For Accurarate Test Result)
2.2. Misi, Maklumat Layanan dan Kode Etik Layanan BBUSKP
2.2.1. Misi
Untuk mewujudkan visi Barantan, terdapat 5 misi Badan
Karantina Pertanian, yaitu sebagai berikut :
1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan
tumbuhan dari tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit
Hewan Karantina (HPHK), dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK);
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan;
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 33
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan akses pasar komoditas pertanian;
4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan;
5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik.
Dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi BBUSKP, maka misi
BBUSKP adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan jumlah dan mengembangkan standar pengujian
laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
2. Mengharmonisasikan teknik dan metoda pengujian
laboratorium karantina pertanian dan keamanan hayati lingkup
regional anggota negara-negara MEA maupun Internasional;
3. Meningkatkan strategi pemberian bimbingan teknis pengujian,
dan penerapan pengawasan serta pengendalian sistem
manajemen mutu pelayanan karantina dan laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
4. Mensinergikan dan penguatan kerjasama dan pengembangan
jejaring laboratorium uji tingkat nasional dan internasional;
5. Meningkatkan dan mengembangkan penyelenggaraan uji
profiesiensi secara nasional dan internasional;
6. Meningkatkan citra dan kualitas layanan BBUSKP di mata
masyarakat khususnya pengguna jasa.
2.2.2. Maklumat Layanan BBUSKP
Dalam menjalankan misi tersebut yang menjadi pedoman dan
acuan dalam Maklumat Layanan yaitu “Dengan ini Kami
menyatakan sanggup memberikan pelayanan berkualitas , cepat,
mudah, transparan dan terukur serta akuntabel sesuai penetapan
standar Pelayanan, Kami siap menerima sanksi dan menindak
lanjuti setiap pengaduan melalui prosedur dan mekanisme yang
telah ditetapkan”
2.2.3. Kode Etik Layanan BBUSKP
Adapun penjelasan dalam bertindak dan berperilaku bagi setiap
Layanan dengan berkode etik sebagai berikut:
1. Mengedepankan kepentingan pelanggan;
2. Mentaati kaidah norma dan etika sesuai nilai-nilai budaya dan
hukum;
3. Menjamin kepatuhan dalam pelaksanaan peraturan
perundangan pada pemberian pelayanan.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 34
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis BBUSKP
2.3.1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam koordinasi sebagai penjabaran
dari Visi Misi antara lain:
1. Tersedianya metode uji rujukan dan standar;
2. Terselenggaranya sistem manajemen mutu pelayanan di
lingkup UPT operasional;
3. Terwujudnya Laboratorium terakreditasi di lingkup UPT
Operasional.
2.3.2. Sasaran Kegiatan (Output)
Menurut Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelahaan Rencana Strategis Kementerian/
Lembaga, kedudukan Sasaran Strategis berada pada level
kementerian. Sedangkan pada level eselon I dalam hal ini
BARANTAN, maka istilah yang dipergunakan adalah Sasaran
Program.
Gambar 3. Kerangka Logis Penyusunan Renstra K/L (Sumber: Peraturan Menteri PPN/Ka Bappenas No 5 Tahun 2014)
BBUSKP sebagai eselon II dari Badan Karantina Pertanian
menetapkan sasaran kegiatan (output) kegiatan sebagai gambaran
akan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BBUSKP dalam 5
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 35
tahun mendatang sebagai dampak/hasil dari proses dan input
yang dimiliki dan dilakukan oleh BBUSKP pada 5 (lima) tahun
mendatang.
Sasaran Kegiatan BBUSKP (outcome) yang diharapkan akan
tercapai pada 5 (lima) tahun mendatang sesuai dengan rencana
strategis Badan Karantina Pertanian adalah Pengembangan teknik
dan metode pengujian laboratorium, dimana :
a. BBUSKP memiliki kemampuan implementasi metode uji yang
berkembang di lingkungan nasional dan internasional sesuai
dengan tugas dan fungsinya;
b. Kemampuan BBUSKP sebagai penyelenggara uji profisiensi
mandiri, terpelihara dan berkembang;
c. Laboratorium UPT operasional yang aktifitasnya melayani
ekspor impor dan daerah perbatasa memiliki kemampuan uji
laboratorium yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan.
d. Perbaikan kualitas dan layanan BBUSKP.
.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 36
Gambar 4. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kegiatan BBUSKP
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 37
BAB III.
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1. Arah Kebijakan Dan Strategi 3.1.1. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Karantina Pertanian
Arah kebijakan merupakan penjabaran urusan pemerintahan
dan/atau prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi
presiden yang rumusannya mencerminkan bidang urusan
perkarantinaan. Strategi adalah langkah-langkah berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
BARANTAN. Oleh karena itu, arah kebijakan dan strategi
BARANTAN dalam rangka mendukung perwujudan visi dan misi
presiden, serta implementasi Rencana Strategis Kementerian
Pertanian 2015-2019 sebagai berikut:
A. Memperkuat sistem perkarantinaan pertanian dan
pengawasan keamanan hayati yang modern, tangguh dan
terpercaya melalui strategi:
a. Peningkatan sistem karantina hewan dan keamanan hayati
hewani.
b. Peningkatan sistem karantina tumbuhan dan keamanan
hayati nabati.
c. Peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati
d. Peningkatan kualitas penyelenggaraan laboratorium uji
standar dan uji terap teknik dan metode karantina pertanian
e. Peningkatan kepatuhan, kerjasama dan pengembangan
sistem informasi perkarantinaan.
f. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada
BARANTAN yang meliputi penguatan kelembagaan,
penguatan SDM dan pengembangan infrastruktur
(sarana/prasarana).
B. Mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan
karantina melalui strategi peningkatan kesadaran dan
partisipasi masyarakat tentang perkarantinaan.
3.1.2. Arah Kebijakan dan Strategi BBUSKP
Sebagai keberlanjutan pelaksanaan pencapaian Renstra periode
2010 – 2014 maka untuk Renstra periode 2015-2019 ditujukan
untuk lebih memantapkan penataan kembali BBUSKP di seluruh
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 38
elemen penyelenggaraan pelayanan dengan menekankan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
penguatan kelembagaan.
Upaya perlindungan sumber daya alam hayati khususnya hewan
dan tumbuhan di dalam negeri, serta dukungan akselerasi ekspor
produk pertanian, maka diperlukan adanya penguatan sistem
perkarantinaan. Kemampuan BARANTAN diperlukan guna
melakukan cegah tangkal terhadap HPHK dan OPTK sebagai
wujud dukungan pada swasembada berkelanjutan, khususnya
padi, jagung, serta daging sapi. Ancaman terhadap kelestarian dan
keamanan hayati akan menimbulkan dampak yang sangat luas
pada stabilitas ekonomi, keberhasilan usaha agribisnis dan
kestabilan ketahanan pangan nacional, dilindungi dan dipelihara
kelestariannya dari ancaman dan gangguan HPHK dan OPTK.
Sejalan dengan arah kebijakan dan strategi Badan Karantina
Pertanian, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP)
berupaya untuk terus memantapkan penataan kembali
penyelenggaran pelayanan dengan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pengembangan kelembagaan.
Untuk mewujudkannya, BBUSKP menetapkan arah kebijakan
Tahun 2015-2019 adalah untuk meningkatkan kualitas
penyelenggaraan layanan Balai Besar Uji Standar Karantina
Pertanian dengan strategi sebagai berikut :
1. BBUSKP memprioritaskan terpeliharanya dan terwujudnya
pengembangan metode uji yang menjadi acuan standar
laboratorium UPT operasional melalui terlaksananya
peyelenggaraan uji profisiensi mandiri sesuai dengan
perkembangan dinamis di lingkungan nasional dan
internasional;
2. BBUSKP memastikan terpeliharanya status akreditasi,
memprioritaskan penambahan dan pengembangan ruang
lingkup akreditasi ssuai kebutuhan dan perkembangan yang
dinamis;
3. BBUSKP memprioritaskan fasilitasi akreditasi dan reakreditasi
laboratorium UPT operasional yang melaksanakan pelayanan
ekspor impor dan daerah perbatasan;
4. Meningkatkan kemampuan dan kapasitas SDM serta dukungan
infrastruktur untuk perbaikan pelayanan dan terciptanya good
governance dan clean goverment;
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 39
3.2. Kerangka Regulasi BBUSKP Kerangka regulasi adalah perencanaan pembentukan peraturan
perundang undangan dalam rangka memfasilitasi, mendorong, dan
mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara negara dalam rangka
mencapai tujuan bernegara.
Pendirian Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) merupakan amanat
dari Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan, dan Tumbuhan. Dengan demikian, keberadaan BARANTAN tidak
terlepas dari strategi pemerintah untuk menjaga kelestarian
sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui
penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam perkembangan perencanaan
dan strategi pembangunan nasional, BARANTAN memegang peran besar
dalam mendukung kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan
melalui mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.140/ 9/2006 tanggal 12 September 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
(BBUSKP), BBUSKP adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di
bawah Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian. BBUSKP
mempunyai tugas melaksanakan uji standar, uji rujukan, dan
bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati.
Pelayanan sebagaimana diamanatkan tersebut di atas meliputi antara
lain pelayanan uji rujukan, uji konfirmasi hasil pemantauan,
bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium,
bimbingan teknis internal dan eksternal pengujian, jasa informasi, jasa
tenaga ahli (diantaranya penyusunan PRA, penyusunan modul
pelatihan, penyusunan pedoman juklak/juknis, narasumber,
instruktur), magang kepada unit pelaksana teknis operasional
karantina pertanian di seluruh Indonesia maupun instansi di luar
lingkup karantina pertanian. Disamping itu, BBUSKP membangun
jaringan kerja dan kerjasama dengan laboratorium yang terkait pada
pengujian penyakit hewan, tumbuhan, dan terhadap bahan tambahan
(food additive), residu obat hewan (veterinary drugs), residu antibiotik,
bahan kontaminan (biologi dan kimia), toksin atau organisme penyebab
penyakit pada pangan (disease-causing organisms in food), serta residu
pestisida.
Salah satu fungsi utama Badan Karantina Pertanian yang diperankan
oleh Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian adalah berkaitan
dengan penyediaan sumberdaya pertanian yang berkelanjutan guna
menjamin keamanan pangan. Pelaksanaan fungsi tersebut dilakukan
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 40
melalui kegiatan pengawasan dan sertifikasi impor dan ekspor,
verifikasi dan audit kesesuaian persyaratan teknis, serta penetapan
kawasan/area dan sertifikasi karantina antar area dalam rangka
mewujudkan daya saing pasar internasional.
Pelaksanaan tugas dan fungsi BBUSKP untuk pelayanan pengujian
laboratorium telah menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium
yang mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2008 dan telah 2 periode
dilakukan reakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan
nomor LP-390-IDN. Untuk menyempurnakan sistem manajemen mutu
laboratorium perlu dilakukan harmonisasi terhadap sistem mutu
pelayanan sesuai SNI ISO 9001:2015. Penyempurnaan sistem
manajemen mutu pelayanan BBUSKP ini diharapkan dapat mendukung
terciptanya sistem manajemen pemerintahan yang baik, bersih dan
transparan (good, clean, and transparant governance), yang pada
akhirnya menjadikan BBUSKP dengan profil yang akuntabel.
Dalam upaya menjadikan BBUSKP sebagai instansi pemerintah yang
baik, bersih, transparan dan akuntabel yang sinkron dengan tupoksi,
maka perlu dilakukan proses penyusunan dan penyempurnaan
berbagai jenis kebijakan/peraturan dibidang perkarantinaan.
Berikut adalah Regulasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi BBUSKP, termasuk yang masih dalam proses penyusunan/yang
belum disusun:
1. Revisi UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan
2. Revisi PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan
3. Revisi PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/
9/2006 tanggal 12 September 2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
5. Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian
No.255/Kpts/OT.130/L/6/2008 tanggal 30 Juni 2008 Tentang
Rincian Tugas Unit Kerja UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian.
6. Penyusunan Peraturan Menteri Pertanian terkait Karantina Hewan
dan Karantina Tumbuhan
7. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan
8. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi
9. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Perkarantinaan
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 41
10. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Pengawasan dan Kepatuhan Kegiatan Perkarantinaan Hewan dan
Tumbuhan
11. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Standarisasi Infrastruktur dan Kompetensi SDM BARANTAN
3.3. Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.140/9/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Standar Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) struktur
kelembagaan BBUSKP adalah sebagai berikut :
Gambar 5. Struktur Organisasi BBUSKP
BBUSKP adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian dan
dipimpin oleh seorang Kepala. BBUSKP mempunyai tugas
melaksanakan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan, dan keamanan hayati.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 42
Dalam melaksanakan tugasnya BBUSKP menjalankan fungsi sebagai
berikut :
1. Penyusunan program, sistem informasi dan dukumentasi
pelaksanaan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis
penerapan sistem menajemen mutu laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan, dan keamanan hayati;
2. Pelaksanaan uji standar laboratorium karantina hewan, karantina
tumbuhan, dan keamanan hayati;
3. Pelaksanaan uji rujukan atas hasil uji laboratorium karantina
hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati;
4. Pelaksanaan uji konfirmasi hasil pemantauan hama penyakit hewan
(HPH)/hama penyakit hewan karantina (HPHK), organisme
pengganggu tumbuhan (OPT)/organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK);
5. Pelaksanaan uji profisiensi dan uji banding antar laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati;
6. Pelaksanaan pembuatan koleksi standar HPH/HPHK dan
OPT/OPTK;
7. Pelaksanaan pengembangan dan uji coba teknik dan metode
pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, dan
pemusnahan HPH/HPHK dan OPT/OPTK;
8. Penyusunan standarisasi sumberdaya manusia, metode, alat dan
bahan laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
9. Pelaksanaan validasi/verifikasi metode, alat dan bahan uji
laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan
hayati;
10. Pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan, dan fasilitasi
penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen
mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
11. Pemberian bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan, dan keamanan hayati;
12. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBUSKP
3.3.1. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program, sistem informasi dan dokumentasi dari pelaksanaan
kegiatan uji standar, uji rujukan, dan bimbingan teknis penerapan
system manajemen mutu laboratorium karantina hewan,
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 43
karantina tumbuhan, dan keamanan hayati, serta pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan penyusunan program, anggaran, kerjasama, dan
sistem informasi, dokumentasi, serta evaluasi dan pelaporan;
2) Pelaksanaan urusan kepegawaian, perpustakaan, tata usaha,
dan rumah tangga;
3) Pelaksanaan urusan keuangan dan perlengkapan;
Fungsi-fungsi tersebut terdistribusi pada 3 bagian sebagai
berikut:
a. Sub Bagian Program, Informasi dan Dokumentasi, dengan
tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program,
anggaran, kerjasama, dan sistem informasi, dokumentasi, serta
evaluasi dan pelaporan;
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha, dengan tugas
melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, dan
perpustakaan, serta rumah tangga;
c. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan, dengan tugas
melakukan urusan keuangan dan perlengkapan.
3.3.2. Tugas Pokok dan Fungsi Bagian Pelayanan Pengujian;
Bagian Pelayanan Pengujian mempunyai tugas melaksanakan
pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan dan fasilitasi
penyusunan bahan bimbingan teknis pengujian dalam rangka
penerapan system manajemen mutu laboratorium karantina
hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bagian Pelayanan Pengujian
menyelenggarakan fungsi :
1) Pelaksanaan pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan dan
fasilitasi penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan
system manajemen mutu laboratorium karantina hewan dan
keamanan hayati hewani;
2) Pelaksanaan pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan dan
fasilitasi penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan
system manajemen mutu laboratorium karantina tumbuhan
dan keamanan hayati nabati;
3) Pengelolaan hasil koleksi karantina hewan dan tumbuhan.
Fungsi-fungsi tersebut terdistribusi pada 2 seksi berikut :
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 44
a. Seksi Pelayanan Pengujian Karantina Hewan, dengan tugas
melakukan pemberian pelayanan uji standar, uji rujukan, dan
fasilitasi penyusunan bahan bimbingan teknis penerapan
system manajemen mutu laboratorium karantina hewan dan
keamanan hayati hewani, serta pengelolaan hasil koleksi
karantina hewan;
b. Seksi Pelayanan Pengujian Karantina Tumbuhan, dengan
tugas melakukan pemberian pelayanan uji standar, uji
rujukan, dan fasilitasi penyusunan bahan bimbingan teknis
penerapan system manajemen mutu laboratorium karantina
tumbuhan dan keamanan hayati nabati, serta pengelolaan hasil
koleksi karantina tumbuhan;
3.3.3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pengendalian Mutu
Laboratorium;
Bidang Pengendali Mutu Laboratorium memiliki tugas
melaksanakan pemberian bimbingan teknis, pengawasan dan
pengendalian penerapan system manajemen mutu laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Mutu
Laboratorium menyelenggarakan fungsi :
1) Pemberian bimbingan teknis penerapan system manajemen
mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
2) Pengawasan dan pengendalian penerapan system manajemen
mutu laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
3) Pelaksanaan jejaring kerja laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati.
Fungsi-fungsi tersebut terdistribusi pada 2 bidang tersebut :
a. Bidang Pengendalian Mutu Laboratorium Karantina Hewan,
dengan tugas melakukan penyiapan bahan pemberian
bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian penerapan
system manajemen mutu dan pelaksanaan jejaring kerja
laboratorium karantina hewan, serta keamanan hayati;
b. Bidang Pengendalian Mutu Laboratorium Karantina
Tumbuhan, dengan tugas melakukan penyiapan bahan
pemberian bimbingan teknis, pengawasan dan pengendalian
penerapan system manajemen mutu dan pelaksanaan jejaring
kerja laboratorium karantina tumbuhan, serta keamanan
hayati.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 45
3.3.4. Tugas Pokok dan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional
Medik Veteriner, Paramedic Veteriner, Pengendali Organisme
Penganggu Tumbuhan dan sejumlah jabatan fungsional lainnya
yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional
berdasarkan bidang masing-masing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Paramedik
Veteriner dan Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan
mempunyai tugas :
a. Melaksanakan uji standar laboratorium karantina hewan,
karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
b. Melaksanakan uji hasil rujukan atas hasil uji laboratorium
karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati;
c. Melaksanakan uji konfirmasi pemantauan hama penyakit
hewan (HPH)/hama penakit hewan karantina (HPHK),
organisme penganggu tumbuhan (OPT)/organism penganggu
tumbuhan karantina (OPTK);
d. Melaksanakan uji profisiensi dan uji banding antar
laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
e. Melaksanakan pembuatan koleksi standar HPH/HPHK dan
OPT/OPTK;
f. Melaksanakan pengembangan dan uji coba teknik dan metode
pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, dan
pemusnahan HPH/HPHK dan OPT/OPTK;
g. Menyusun standarisasi sumberdaya manusia, metode, alat dan
bahan laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati;
h. Melaksanakan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Kelompok jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan Jabatan Fungsional masing-
masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Masing-masing kelompok jabatan fungsional
dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang
ditunjuk oleh Kepala. Jumlah tenaga fungsional ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja sedangkan jenis dan
jenjang fungsionalnya diatur berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 46
BAB IV.
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja
Sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja BBUSKP dalam
mengembangkan tugas dan fungsinya, maka indikator kinerja dalam
rangka pencapaian sasaran kegiatan BBUSKP dalam meningkatnya
pengembangan teknik dan metode serta mutu kinerja laboratorium
BBUSKP adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja BBUSKP 2015-2019
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja
Utama
Komponen yang dinilai Target (%)
1. Pengembangan
Teknik dan metode
pengujian
laboratorium serta
peningkatan kualitas
layanan
Jumlah
pengembangan
teknik dan metode
pengujian
laboratorium
Pengembangan Teknik
dan Metode serta uji
coba pengujian
Laboratorium KP
R
ekomendasi metode
pengujian laboratorium
KH/KT dan Kehati
Bimbingan teknis
eksternal pemeriksaan
dan pengujian
laboratorium
Pertemuan teknis
pengujian personil
laboratorium lingkup
Barantan
25
25
25
25
Reakreditasi dan
penambahan ruang
lingkup akreditasi
BBUSKP
Reakreditasi Laboratorium BBUSKP
Pemeliharaan Ruang
Lingkup Akreditasi
Laboratorium (Jenis
sampel, parameter uji dan
metode uji)
25
Pemutakhiran dokumen
SMM
20
Kalibrasi peralatan 20
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 47
Pengendalian penerapan
SMM Laboratorium (Audit
Internal dan Kaji Ulang
manajemen)
20
Assessment ulang/re-
akreditasi laboratorium
10
Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi
Laboratorium
Menambah Ruang
Lingkup Akreditasi
Laboratorium (Jenis
sampel, parameter uji dan
metode uji)
25
Verifikasi/Validasi Metode
Uji
20
Uji banding/uji profisiensi 20
Pengendalian penerapan
SMM Laboratorium (audit
internal, kaji ulang
manajemen)
25
Asesmen Penambahan
Ruang Lingkup Akreditasi
Laboratorium
10
Frekuensi
penyelenggaraan
uji profisiensi
mandiri/provider
sample uji
Dokumen Sistem
Manajemen Mutu
20
Desain skema uji
profisiensi
15
Pelaksanaan skema uji
profisiensi
15
Penyiapan contoh uji dan
distribusi
15
Evaluasi hasil dan
pelaporan
15
Jumlah
pemenuhan
persiapan
persyaratan
akreditasi/penamb
ahan ruang
Dokumen sistem
manajemen mutu
20
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 48
lingkup akreditasi
UPT
Uji profisiensi/uji banding 20
Verifikasi/validasi metode
uji
25
kalibrasi peralatan 10
Penerapan SMM 25
Peningkatan waktu
penyelesaian
layanan
pemeriksaaan dan
pengujian
Fasilitasi bahan pengujian
untuk uji standard dan uji
rujukan laboratorium
Pemeliharaan/kalibrasi
alat dan pemeliharaan
gedung untuk uji standard
an uji rujukan
laboratorium
Peningkatan kompetensi
personil penguji melalui
magang dan inhouse
training
Pemeliharaan Gedung BSL
2 dan BSL 3
25
25
25
25
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 46
4.1.1. Pengembangan Teknik Dan Metode Pengujian
Laboratorium
Diantara misi BBUSKP pada tahun 2015-2016 adalah
meningkatkan jumlah dan mengembangkan standar pengujian
laboratorium karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati
serta mengharmonisasikan teknik dan metode pengujian
laboratorium karantina pertanian dan keamanan hayati lingkup
regional anggota negarra-negara MEA maupun internasional.
Kecenderungan terus meningkatnya jumlah dan jenis lalu lintas
komoditas pertanian dalam negeri dan berbagai negara yang
diketahui masih banyak belum bebas dari berbagai hama dan
penyakit hewan (HPH/HPHK) dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPT/OPTK), maupun beberapa komoditas
yang tidak dapat dijamin keamanannya dari cemaran, residu, dan
kontaminan material berbahaya terhadap kesehatan hewan dan
manusia, menuntut perlunya pengembangan kompetensi teknik
dan metode pengujian di laboratorium UPT KP dan BBUSKP.
Tuntutan terhadap pengembangan teknik dan metode pengujian
perlu terus dilakukan dan ditingkatkan. Tingginya volume, jenis,
dan frekuensi lalu lintas produk pangan sudah tidak mungkin lagi
dilakukan pengujian untuk keseluruhan produk pangan tersebut,
namun perlu dilakukan penilaian terhadap sistem dan mekanisme
produksi, proses handling, pengolahan, dan distribusinya. Hasil
penilaian dikeluarkan dalam bentuk approval terhadap sistem dan
mekanisme tersebut di atas. Selanjutnya dalam pengawasan lalu
lintasnya, pengambilan contoh uji dan pengujiannya bersifat
monitoring melalui komitmen dan kesepakatan antara produsen,
eksportir, dan pemerintah negara penerima.
Banyaknya jenis komoditas pertanian maupun beragamnya bentuk
proses pengolahannya, serta bersumber dari berbagai area dan
negara yang terbatas data dan informasi keamanan pangannya
mendorong BBUSKP untuk melakukan pengembangan teknik dan
metode pengujian. Pengembangan teknik dan metode pengujian di
BBUSKP antara lain pengujian dengan peralatan antara lain High
Performance Liquid Chromatography (HPLC), Gas Chromatography
(GC), Atomic Absorbance Spectrophotometry (AAS) dan High
Performance Liquid Chromatography Mass Spectrofotometer-Mass
Spectrofotometer.
Pengembangan teknik dan metode pengujian serta uji coba teknik
danmetoda laboratorium dilaksanakan untuk memberikan
rekomendasi kepada Badan Karantina Pertanian. Rekomendasi
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 47
ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian dan digunakan
oleh unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian.
Pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium dapat
terukur dari tahun 2015-2019 akan tercapainya komponen-
komponen berikut :
Tabel 10. Target Capaian Pengembangan Teknik dan Metode
Pengujian Laboratorium
No Rekomendasi Jumlah
Rekomendasi
1 Pengembangan Metode Pengujian
laboratorium Karantina Hewan, keamanan
hayati hewani, Karantina tumbuhan dan
keamanan hayati Nabati
20
2 Uji coba teknik dan metode pengujian
laboratorium Karantina Hewan dan Karantina
tumbuhan
10
Total Rekomendasi 30
4.1.2. Reakreditasi dan penambahan ruang lingkup akreditasi
BBUSKP
Laboratorium BBUSKP sudah 2 (dua) kali dilakukan reakreditasi
dengan sertifikat akreditasi Nomor: LP-390-IDN. Sesuai dengan
kebijakan KAN tentang syarat dan aturan akreditasi bahwa masa
akreditasi laboratorium berlaku untuk jangka waktu 4 (empat)
tahun. Reakreditasi ke-3 akan dilakukan tahun 2016. Seiring
dengan masa berlakunya akreditasi dan dalam rangka
pemeliharaan status akreditasi laboratorium, laboratorium
BBUSKP senantiasa mempertahankan status akreditasinya
dengan menerapkan secara konsisten Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium SNI ISO/IEC 17025:2008. Selain itu, setiap
tahunnya berupaya untuk melakukan perluasan/penambahan
ruang lingkup akreditasi laboratorium baik untuk ruang lingkup
pengujian laboratorium karantina tumbuhan, karantina hewan
dan keamanan hayati nabati dan hewani. Pada tahun 2015,
BBUSKP mengajukan perluasan/penambahan ruang lingkup
akreditasi laboratorium untuk 2 (dua) jenis pengujian
laboratorium karantina hewan yaitu: pengujian Antigen BVDV
(Bovine Viral Diarrhoea Virus) pada serum dengan metode uji
ELISA BVDV Ag/SERUM PLUS (IKMVH 004) dan pengujian
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 48
Antibodi Brucella abortus pada serum dengan metode uji Rose
Bengal Test (RBT) (IKMBH 006). Selain itu penambahan ruang
lingkup akreditasi dilakukan untuk 1 (satu) jenis pengujian
keamanan hayati nabati yaitu pengujian Escherichia coli pada
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dengan metode uji MPN
(Most Prabable Number) dan Kultur (IKMKHT-N 001) dan 1 (satu)
jenis pengujian keamanan hayati hewani untuk pengujian Nitrit
pada sarang burung walet dengan metode uji Spektrofotometri UV-
Vis (IKMKHT-H 001). Kegiatan perluasan/penambahan ruang
lingkup akreditasi laboratorium ini akan dilakukan secara rutin
setiap tahun, dimana penetapan ruang lingkup akreditasi
laboratorium sangat tergantung pada trend pengujian
HPHK/OPTK dan keamanan hayati yang meliputi: jenis sampel,
parameter uji dan metode uji.
Untuk tahun 2015-2019, pencapaian indikator reakreditasi dan
penambahan ruang lingkup akreditasi BBUSKP dapat terlihat dari
komponen-komponen berikut :
a. Komponen reakreditasi laboratorium BBUSKP, sebagai berikut :
Pemeliharaan ruang lingkup akreditasi laboratorium (jenis
sampel, parameter uji dan metode uji;
Pemutakhiran dokumen SMM;
Kalibrasi peralatan;
Pengendalian penerapan SMM laboratorium (audit internal
dan kaji ulang manajemen);
Assessment ulang/re-akreditasi laboratorium.
b. Komponen penambahan ruang lingkup akreditasi laboratorium
BBUSKP, sebagai berikut :
Menambah Ruang Lingkup Akreditasi Laboratorium (Jenis
sampel, parameter uji dan metode uji);
Verifikasi/Validasi Metode Uji;
Uji banding/uji profisiensi;
Pengendalian penerapan SMM Laboratorium (audit internal,
kaji ulang manajemen);
Asesmen Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi
Laboratorium.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 49
4.1.3. Frekuensi penyelenggaraan uji profisiensi
mandiri/provider sample uji
Misi BBUSKP pada tahun 2015-2019 diantaranya adalah
meningkatkan dan mengembangkan penyelenggaraan uji
profisiensi secara nasional dan internasional. Dimulai sejak tahun
2010, BBUSKP ditunjuk sebagai Laboratorium Penyiap Contoh Uji
Profisiensi/Provider untuk komoditas penyakit benih tanaman
pada Program Uji Profisiensi KAN/XIII/2010. Adapun parameter
uji yang diminta oleh KAN terkait dengan penyakit benih tanaman
yaitu Deteksi dan Identifikasi cendawan Helminthosporium solani
dan Deteksi bakteri Clavibacter michiganensis sub sp
michiganensis. Berdasarkan hasil kinerja Laboratorium Karantina
Tumbuhan di dalam menyiapkan contoh uji profisiensi penyakit
benih tanaman, maka pada Tahun 2011 Laboratorium BBUSKP
ditunjuk sebagai Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP) terintegrasi
untuk penyakit tanaman dan penyakit hewan. Hal ini terus
berlanjut sampai dengan saat ini, dimana BBUSKP sudah
meningkatkan kompetensinya di dalam menyelenggarakan uji
profisiensi secara manadiri. Secara terinci data perkembangan
penyelenggaraan uji profisiensi BBUSKP dimulai dari Tahun 2010
sampai dengan 2015, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 11. Data Perkembangan Penyelenggaraan Uji Profisiensi
BBUSKP (Periode 2010 S/D 2015)
No. Parameter Uji Tahun
pelaksanaan
Jumlah
Lab.
Peserta
Keterangan
1. Komoditi Isolat Beku
Kering “Deteksi Bakteri Escherichia coli dan
Salmonella spp.”
2015
92 Lab.
B
BBUSKP sebagai Provider pada Program
Uji Profisiensi
KAN/XVIII/2015.
Lab. Peserta berasal
dari Lab. Penguji di Indonesia antara lain
meliputi: Lab. UPT
Lingkup Barantan,
Lab. Swasta dan Lab.
Pemerintah diluar
Barantan.
2. Penyakit Hewan
“Deteksi Antibodi
Brucella abortus pada
Serum Sapi”
2015
26 Lab.
BBUSKP sebagai
Penyelenggara Uji
Profisiensi (PUP)
mandiri.
Lab. Peserta berasal dari Lab. UPT
Lingkup Barantan.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 50
3. Penyakit Tanaman
1. Identifikasi Hama
Gudang Trogoderma
granarium
2. Deteksi dan Identifikasi
Helminthosporium
solani pada Umbi
Kentang
2015
28 Lab.
21 Lab.
BBUSKP sebagai PUP
mandiri.
Lab. Peserta yang
mengikuti kedua
parameter uji tersebut berasal dari
Lab. UPT Lingkup
Barantan.
4. Penyakit Hewan
“Deteksi RNA Virus Avian Influenza”
2014
7 Lab.
BBUSKP sebagai PUP mandiri.
Lab. Peserta berasal
dari Lab. UPT
Lingkup Barantan.
5. Penyakit Tanaman
1. Deteksi dan
Identifikasi Cendawan Tilletia
indica
2. Deteksi Antigen
Bakteri Pantoea stewartii
2014
18 Lab.
14 Lab
BBUSKP sebagai PUP
mandiri. Lab. Peserta yang
mengikuti parameter
uji cendawan berasal
dari Lab. UPT
Lingkup Barantan; Untuk parameter uji
bakteri selain Lab.
UPT Lingkup
Barantan juga diikuti
oleh 1 Lab. Swasta.
6. Penyakit Hewan
1. Deteksi Antibodi Rabies
2. Deteksi Antibodi
Avian Influenza
2013
9 Lab.
12 Lab.
BBUSKP sebagai PUP mandiri.
Lab. Peserta yang
mengikuti kedua
parameter uji
tersebut berasal dari Lab. UPT Lingkup
Barantan.
7. Penyakit Tanaman
1. Deteksi dan
Identifikasi
Cendawan Helminthosporium
solani
2. Deteksi Bakteri
Clavibacter
michiganensis sub sp michiganensis
2013
14 Lab.
9 Lab.
BBUSKP sebagai PUP
mandiri.
Lab. Peserta yang mengikuti kedua
parameter uji
tersebut berasal dari
Lab. UPT Lingkup
Barantan.
8. Bidang Mikrobiologi
1. Deteksi Bakteri
2012
17 Lab.
B
BBUSKP sebagai PUP
mandiri.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 51
Escherichia coli
dan Salmonella
spp.
2. Deteksi Antibodi Rabies
7 Lab.
Lab. Peserta untuk
parameter uji E. coli
dan Salmonella spp
berasal dari Lab.
Penguji di Indonesia antara lain meliputi:
Lab. UPT Lingkup
Barantan, Lab. Swasta
dan Lab. Pemerintah
diluar Barantan.
BBUSKP sebagai PUP mandiri
Lab. Peserta berasal
dari Lab. UPT
Lingkup Barantan.
9. Penyakit Tanaman
1. Identifikasi Cendawan
Helminthosporium
solani
2. Identifikasi
Spesimen Serangga Lalat Buah
Bactrocera spp.
3. Deteksi Bakteri
Clavibacter michiganensis sub
sp michiganensis
2012
10 Lab.
11 Lab.
9 Lab.
BBUSKP sebagai PUP mandiri.
Lab. Peserta untuk
ketiga parameter uji
tersebut berasal dari
Lab. UPT Lingkup
Barantan.
10. Penyakit Hewan
“ Deteksi RNA Virus
Avian Influenza”
2011
5 Lab.
BBUSKP sebagai PUP
terintegrasi dengan
KAN. Lab. Peserta berasal
dari Lab. Penguji di
Indonesia meliputi: 4
Lab. UPT Lingkup
Barantan dan 1 UPT
Lab. Pemerintah diluar Barantan.
11. Penyakit Tanaman
1. Deteksi dan
Identifikasi Sista
Nematoda
Globodera spp.
2. Deteksi Antigen
Bakteri Pantoea
stewartii
3. Identifikasi Spesimen Serangga
Lalat Buah
Bactrocera spp.
2011
14 Lab.
8 Lab.
17 Lab.
BBUSKP sebagai PUP
terintegrasi dengan
KAN.
Lab. Peserta berasal dari Lab. UPT Lingkup
Barantan.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 52
12. Penyakit Benih
Tanaman
1. Deteksi dan
Identifikasi
Cendawan
Helminthosporium solani
2. Deteksi Bakteri
Clavibacter
michiganensis sub
sp michiganensis
3. Deteksi Turnip
Mosaic Virus
2010
21 Lab.
6 Lab.
8 Lab.
BBUSKP sebagai Provider pada Program
Uji Profisiensi
KAN/XIII/2010.
Lab. Peserta berasal
dari Lab. Penguji di Indonesia antara lain
meliputi Lab. UPT
Lingkup Barantan.
Dengan memperhatikan salah satu fungsi BBUSKP sebagaimana
diamanatkan pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
43/Permentan/OT.140/9/2006 terkait dengan pelaksanaan uji
profisiensi laboratorium karantina hewan, karantina tumbuhan
dan keamanan hayati, BBUSKP dituntut untuk memberikan
dukungan bagi laboratorium UPT lingkup Badan Karantina
Pertanian di dalam menyediakan contoh uji profisiensi pada
penyelenggaraan program uji profisiensi yang dilakukan oleh
BBUSKP. Hal ini dilakukan, karena keterbatasan Lembaga
Penyelenggara Uji Profisiensi baik di tingkat nasional maupun
internasional terutama bagi ruang lingkup pengujian yang sesuai
dengan target pengujian OPTK/HPHK.
Ruang lingkup pengujian yang akan dimasukkan di dalam
program uji profisiensi BBUSKP selama 5 tahun kedepan (2015 –
2019) sangat tergantung pada ruang lingkup akreditasi
Laboratorium BBUSKP sesuai dengan Lampiran Amandemen
Sertifikat Akreditasi Nomor: LP-390-IDN. Selain itu,
pertimbangan penetapan parameter uji profisiensi tergantung pada
kebutuhan data jaminan mutu hasil pengujian yang diperlukan
oleh Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian di
dalam menyiapkan pengajuan akreditasi laboratorium maupun
perluasan/penambahan ruang lingkup akreditasi laboratorium di
UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian, sehingga secara
bertahap BBUSKP harus senantiasa meningkatkan kompetensinya
dan memperluas/menambah ruang lingkup akreditasi sesuai
dengan penerapan SNI ISO/IEC 17025:2008 Tentang Persyaratan
Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi. Untuk memperkuat Lembaga Penyelenggara Uji
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 53
Profisiensi BBUSKP, sudah disusun dokumen sistem manajemen
mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17043:2010 Tentang Penilaian
Kesesuaian-Persyaratan Umum Uji Profisiensi.
Beberapa komponen yang akan menjadi perhatian pada tahun
2015-2019 terkait dengan penyelenggaraan uji profisiensi
mandiri/provider sample uji adalah sebagai berikut :
Dokumen sistem manajemen mutu;
Desain skema uji profisiensi;
Pelaksanaan skema uji profisiensi;
Penyiapan contoh uji dan distribusi;
Evaluasi hasil dan pelaporan.
4.1.4. Jumlah pemenuhan persiapan persyaratan
akreditasi/penambahan ruang lingkup akreditasi UPT
Dalam misi nya, Tahun 2015-2019 ini BBUSKP BBUSKP berupaya
untuk meningkatkan strategi pemberian bimbingan teknis
pengujian dan penerapan pengawasan serta pengendalian sistem
manajemen mutu pelayanan karantina dan laboratorium
karantina hewan, tumbuhan dan keamanan hayati untuk
mencapai tujuan tercapainya laboratorium terakreditasi di lingkup
UPT dan terselenggaranya sistem manajemen mutu pelayanan di
UPT operasional. Pemenuhan persyaratan akreditasi bagi UPT-UPT
operasional yang dilakukan secara bertahap dan berencana akan
dapat memudahkan pencapaian target akreditasi/penambahan
ruang lingkup akreditasi.
Dengan semakin bertambahnya UPT operasional yang
terakreditasi/menambah ruang lingkup akreditasinya, terutama
UPT operasional yang aktivitasnya melayani ekspor impor dan
daerah perbatasan, maka aktivitas pelayanan dan upaya
perlidungan negara menjadi lebih optimal.
Beberapa komponen yang akan menjadi perhatian pada tahun
2015-2019 terkait dengan pemenuhan persiapan persyaratan
akreditasi/penambahan ruang lingkup akreditasi UPT adalah
sebagai berikut :
Dokumen sistem manajemen mutu;
Uji profisiensi/uji banding;
Verifikasi/validasi metode uji;
Kalibrasi peralatan;
Penerapan SMM.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 54
4.1.5. Peningkatan waktu penyelesaian layanan pemeriksaan
dan pengujian
Layanan pemeriksaan pengujian merupakan Indeks Kinerja utama
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, Layanan
pemeriksaan dan Pengujian dinilai dari banyaknya pemeriksaan
dan pengujian laboratorium yang sesuai dengan standar waktu
layanan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Adapun Indek Kinerja
Utama tercapai apabila sebagai berikut:
Tabel 12.Target Capaian Penyelesaian Waktu Layanan
Pemeriksaan
No Laboratorium Capaian Waktu
Layanan
Target Capaian Waktu Layanan
1 Karantina Hewan Layanan
Administrasi
99 % dari permohonan pengujian
Layanan Teknis 99 % dari Sertifikat Hasil Uji
2 Karantina Tumbuhan Layanan
Administrasi
99 % dari permohonan pengujian
Layanan Teknis 99 % dari Sertifikat Hasil Uji
3 Keamanan Hayati
Hewani
Layanan
Administrasi
99 % dari permohonan pengujian
Layanan Teknis 99 % dari Sertifikat Hasil Uji
4 Keamanan Hayati
Nabati
Layanan
Administrasi
99 % dari permohonan pengujian
Layanan Teknis 99 % dari Sertifikat Hasil Uji
4.2. Kerangka Anggaran
Kerangka pendanaan unit kerja instansi pemerintah sebagaimana diatur
dalam UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, tidak dapat
dipisahkan dari landasan perencanaan pembangunan yang diatur dalam UU
No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional.
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian 2015-2019 Page 55
BAB VI.
PENUTUP
Rencana Strategis Balai Besar Uji Standar Karantina Tahun 2015-2019
dilaksanakan 5 (lima) tahun kedepan, yaitu tahun 2015-2019, kegiatan-
kegiatan yang belum optimal dilaksanakan secara optimal pada tahun-
tahun sebelumnya akan di optimalkan pada 5 (lima) tahun kedepan.
Dengan demikian, pembuatan rencana strategis (Renstra) Tahun 2010-
2015 adalah suatu kegiatan yang penting.
Penyusunan Renstra ini diharapkan dapat membantu BBUSKP dalam
menyusun kegiatan-kegiatan pada setiap tahunnya dan mencapai
sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Agar pelaksanaan kegiatan berada
pada jalur yang tepat, maka pelaksanaan Renstra perlu di monitoring
dan di evaluasi secara berkala.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam Renstra yang kami
susun, dengan demikian masukan dan saran untuk menyempurnakan
rencana strategis kami akan menjadi bahan pertimbangan yang
berharga.