kata pengantar aterosklerosis

23
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas referat yang berjudul “ATEROSKLEROSIS”. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kepaniteraan di bagian ilmu penyakit dalam di RS. TK II Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta. Terwujudnya referat ini adalah berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.Dr. Ade Netra Kartika, SpPD 2.Dr. Eny Ambarwati, Sp.PD, FINASIM 3.Dr. Andi Sutanto, Sp.PD, FINASIM 4.Dr. Librantoro, Sp.JP, FIHA 5.Dr. Endah Aryastuti , Sp.P 6.Seluruh Staf di Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penyusunan ini dapat lebih baik sesuai dengan hasil yang diharapkan. Akhir kata dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita semua dan tulisan ini dapat bermanfaat. Jakarta, September 2014

Upload: dika316

Post on 17-Nov-2015

231 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kata pengantar aterosklerosis askadjkasdksadjksadsakjdsad

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tugas referat yang berjudul ATEROSKLEROSIS. Referat ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kepaniteraan di bagian ilmu penyakit dalam di RS. TK II Moh. Ridwan Meuraksa Jakarta. Terwujudnya referat ini adalah berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :1. Dr. Ade Netra Kartika, SpPD2. Dr. Eny Ambarwati, Sp.PD, FINASIM3. Dr. Andi Sutanto, Sp.PD, FINASIM4. Dr. Librantoro, Sp.JP, FIHA5. Dr. Endah Aryastuti , Sp.P6. Seluruh Staf di Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga penyusunan ini dapat lebih baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.Akhir kata dengan mengucapkan Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu meridhoi kita semua dan tulisan ini dapat bermanfaat.

Jakarta, September 2014

( Adhito Karistomo )

DAFTAR ISIHalamanKATA PENGANTAR ...............................1DAFTAR ISI ..............2BAB I. PENDAHULUAN .................3BAB II. ATEROSKLEROSIS.................................................................................71. Definisi...............................................72. Epidemiologi......................................................93. Etiologi.........................................................................................................114. Faktor Resiko..............................................................................................115. Patofisiologi............................................................................................186. Manifestasi klinik...................................................................................217. Kriteria diagnostik.................................................................................248. Pemeriksaan penunjang...........................................................................259. Penatalaksanaan......................................................................................2810. Pencegahan..............................................................................................3311. Prognosis.................................................................................................34BAB III. KESIMPULAN ..................................................................................36DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................37

BAB I PENDAHULUAN

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi dari jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel, kuat dan elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapat mengalir tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan pada arteri dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku, akhirnya akan membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan. Proses ini disebut arteriosklerosis atau pengerasan pembuluh arteri. Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun kedua istilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosis merupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya. Beberapa penelitian menggambarkan perbedaan antara ateriosklerosis, atherosklerosis,and arteriolosklerosis. Dalam konteks ini, atherosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan arteriolosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteriol, sedangkan arteriosklerosis merupakan induk dari kedua terminologi di atas. Arteriosklerosis (pengerasan arteri utama) diakibatkan dari suatu simpanan yang tidak mudah rusak dan kolagen yang kaku di dalam dinding pembuluh darah di sekitar ateroma. Hal ini meningkatkan kekakuan dan menurunkan elastisitas dinding arteri. Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil, arteriol) adalah hasil dari penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan penyimpanan protein ( hyaline). Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang menyebabkan mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterol teroksidasi. Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan perlahan-lahan namun pasti. Diperkirakan bahwa atherosklerosis berawal sebagai atheroma, yaitu tumor jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah. Sel-sel ini bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke posisi tepat di bawah lapisan endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri dan membesar. Kemudian, kolesterol dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal ini membentuk plak. Plak terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisa metabolisme sel, kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapat berkembang pada arteri sedang atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yang parah akibat terkena plak ini menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya. Keadaan seperti ini disebut pengerasan arteri. Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih dari 3500 tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yang dilakukan pada tahun 1931 menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang wanita mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada 200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea menunjukkan 50 persen serdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika Serikat, 46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata. Jumlah penderita atherosklerosis di era globalisasi dan industrialisasi cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan pembuluh darah yang didasari oleh atherosklerosis berkembang menjadi pembunuh utama di Indonesia. Dari penelitian menunjukkan, penyebab kematian dari penduduk dunia yang diteliti adalah jantung (42,9 persen), stroke (25,9 persen), penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen), dan penyakit lain (kurang dari empat persen). Salah satu penyebab fenomena ini adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat .Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1976 menyimpulkan bahwa progresi pengapuran koroner bertambah sebesar 3 persen per tahun sejak usia seseorang melewai 20 tahun. Kenyataan ini membuktikan bahwa progresivitas pengapuran pembuluh koroner sesungguhnya memang menggulir diam-diam dan senantiasa membawa bahaya laten. Check up menjadi penting, terutama bagi seseorang yang sudah melewati usia 40 tahun. Dengan demikian, progresivitas penyakit ini dapat di cegah sedini mungkin. Di negara-negara Barat aterosklerosis merupakan sebagian besar bentuk dari penyakit jantung. Lebih dari 1 1/2 dari semua penderita yang meninggal merupakan hasil langsung maupun tidak langsung dari aterosklerosis.

1.2 Masalah1. Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis? 2. Bagaimana mekanisme terbentuknya aterosklerosis? 3. Apa penyebab aterosklerosis? 4. Apa gejala dan tanda dari aterosklerosis? 5. Siapa yang memiliki factor resiko terhadap aterosklerosis? 6. Bagaimana cara mendiagnosis aterosklerosis? 7. Bagaimana perlakuan ( treatment ) terhadap aterosklerosis? 8. Bagaimana cara mencegah aterosklerosis?

1.3 Tujuan1. Menjelaskan pengertian aterosklerosis. 2. Memahami mekanisme terbentuknya aterosklerosis. 3. Mengetahui penyebab aterosklerosis. 4. Menjelaskan gejala dan tanda dari aterosklerosis. 5. Mengetahui faktor resiko terhadap aterosklerosis. 6. Menjelaskan cara mendiagnosis aterosklerosis. 7. Menjelaskan cara perlakuan terhadap aterosklerosis. 8. Mengetahui cara mencegah dan menghindari aterosklerosis.

1.4 Manfaat1. Menambah khazanah ilmu pengetahuan kedokteran khususnya tentang aterosklerosis2. Memberikan informasi kepada mahasiswa kedokteran mengenai atherosklerosis

BAB IIATEROSKLEROSIS

2.1 Definisi

Aterosklerosis adalah perubahan dinding arteri yang ditandai akumulasi lipid ekstrasel, recruitment dan akumulasi lekosit, pembentukan sel busa, migrasi dan proliferasi miosit, deposit matriks ekstrasel, akibat pemicuan patomekanisme multifaktor yang bersifat kronik progresif, fokal atau difus, bermanifestasi akut maupun kronis, serta menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri. Aterosklerosis disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri, faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut.Atherosklerosis berasal dari kata athero yang dalam bahasa Yunani ( athera ) suatu bentuk gabung yang menunjukan degenerasi lemak atau hubungan dengan atheroma. Sedangkan sklerosis dalam bahasa Yunani berarti indurasi dan pengerasan; seperti pengerasan sebagian peradangan, pembentukan jaringan ikat meningkat atau penyakit zat intersisial. Atherosklerosis adalah suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah besar maupun kecil dan ditandai oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler, dan pembentukan lipid, kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding pembuluh intima. Pembentukan ini meyebabkan plak, pengubahan bentuk vaskuler, obstruksi luminal akut dan kronis, kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu. Plak terbentuk dari lemak, kolesterol, kalsium, dan subtansi lain yang ditemukan dalam darah. Ketika itu tumbuh, membentuk plak di bagian dalam arteri, dan pada saatnya dapat membatasi aliran darah. Ada dua jenis plak:-Stabil dan keras -Tidak stabil dan lembut. Plak yang keras menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah. Plak yang lembut lebih memungkinkan untuk pecah dan terlepas dari dinding pembuluh darah dan masuk aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan penggumpalan darah yang dapat secara parsial atau total memblok aliran darah di dalam arteri. Ketika hal ini terjadi, organ yang disuplai oleh arteri yang terblok akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Akibatnya sel organ tersebut akan mati atau menderita kerusakan yang parah.

Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yang dapat dimulai pada masa kanak-kanak. Aterosklerosis dapat mempengaruhi arteri di otak, hati, ginjal, lengan dan kaki. Karena terjadi pembentukan plak, hal ini dapat menyebabkan penyakit yang serius dan komplikasi. Seperti : Penyakit arteri coronaria1. Angina 2. Serangan Jantung3. Mati mendadak Penyakit Cerebro Vaskuler1. Stroke 2. Transient ischemic attack (TIA) atau mini stroke

2.2 Epidemiologi

Frekuensi terjadinya aterosklerosis yang sebenarnya sangat sulit untuk ditentukan karena sebagian besar menunjukkan gejala yang asimptomatis. Proses aterosklerosis sendiri dimulai pada masa kanak-kanak yang ditandai dengan timbulnya fatty streaks yang akan terus berkembang sampai usia remaja. Lesi tahap lanjut mulai timbul pada dekade kedua dan bermanifestasi klinis pada dekade keempat dan kelima. Aterosklerosis paling sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Tingginya prevalensi pada laki-laki disebabkan karena adanya efek protektif hormon seks pada perempuan dan efek ini akan hilang setelah menopause. Kebanyakan kasus aterosklerosis terjadi pada pasien umur 40 tahun ke atas. Di Amerika Serikat, sekitar 14 juta orang mengalami CAD dan berbagai komplikasi. Gagal jantung kongestif (CHF) yang berkembang karena kardiomiopati iskemik pada penderita hipertensi MI telah menjadi diagnosis debit paling umum untuk pasien di rumah sakit Amerika. Sekitar 80 juta orang, atau 36.3% penduduk, memiliki penyakit kardiovaskular.Setiap tahun, sekitar 1.5 juta orang Amerika memiliki AMI, sepertiga dari mereka mati. Dalam 2009, 785,000 Amerika diperkirakan telah menderita MI pertama, dan tentang 470,000 Amerika diperkirakan memiliki peristiwa berulang. Tambahan 195,000 diam serangan jantung diperkirakan terjadi setiap tahun. Tentang setiap 34 detik, seorang Amerika akan memiliki MI. CAD tetap nomor 1 penyebab kematian untuk pria dan wanita di Amerika Serikat dan bertanggung jawab untuk sekitar 20% dari semua kematian AS. Dari 1995-2005, tingkat kematian akibat CAD menurun 34.3%, namun jumlah sebenarnya kematian menurun hanya 19.4%.Insiden internasional ACS dan AMI, terutama di negara maju, mirip dengan yang diamati di Amerika Serikat. Meskipun konsumsi makanan kaya, penduduk Perancis dan wilayah Mediterania tampaknya memiliki insiden lebih rendah dari CAD. Fenomena ini (kadang-kadang disebut paradoks Perancis) sebagian dijelaskan oleh penggunaan lebih besar alkohol, dengan kemungkinan manfaatnya meningkatkan HDL-, dan dengan konsumsi diet Mediterania, termasuk penggunaan utama dari asam lemak tak jenuh tunggal, seperti minyak zaitun atau minyak canola, serta omega-3 lemak asam, yang kurang aterogenik. Eskimo telah ditemukan memiliki prevalensi yang lebih rendah dari CAD sebagai akibat dari mengkonsumsi minyak ikan mengandung omega-3 asam lemak.Frekuensi penyakit jantung koroner di Timur Jauh secara signifikan lebih rendah daripada yang mendokumentasikan di Barat. Tidak jelas alasan genetik untuk fenomena ini mungkin ada, tetapi bunga yang signifikan mengelilingi peran diet dan faktor lingkungan lainnya dalam ketiadaan penyakit vaskular aterosklerotik klinis dalam populasi. Penyakit kardiovaskular aterosklerotik juga jarang di benua Afrika, meskipun bukti yang berkembang menunjukkan bahwa ini juga berubah, sebagai akibat dari westernisasi yang cepat dan urbanisasi dari populasi Afrika tradisional pedesaan dan agraria. Prevalensi penyakit jantung koroner juga meningkat di Timur Tengah, India, dan Tengah dan Amerika Selatan.Tingkat CAD dalam populasi imigran etnis di Amerika Serikat pendekatan yang penyakit dalam putih, mendukung peran faktor-faktor lingkungan putatif.

2.3 Etiologi

Pada atherosklerosis, dinding arteri menjadi keras dan tebal, kadang-kadang mengacau sirkulasi aliran darah. Kondisi ini merupakan akibat dari proses penuaan alami dari atherosklerosisPara ilmuan belum mengetahui secara pasti bagaimana mekanisme aterosklerosis terjadi ataupun penyebabnya. Penyakit ini berkembang bertahap dan komplek Banyak ilmuwan berpikir hal ini dimulai dengan kerusakan pada lapisan yang paling dalam dari arteri yang disebut endhotelium. Penyebab dari kerusakan endhotlium meliputi Peningkatan kadar kolesterol Tekanan darah tinggi Virus Reaksi alergi Bahan-bahan iritan, seperti nikotin atau drugs atau terlalu banyak homocystein (suatu asam amino yang terdapat pada darah) Penyakit tertentu, seperti diabetes

2.4 Faktor Resiko

Meskipun ilmuwan tidak mengetahui secara pasti penyebab terjadinya atherosklerosis, namun mereka mengetahui bahwa pada kondisi-kondisi tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya atherosklerosis.Beberapa faktor resiko dari penyakit aterosklerosis, yaitu sebagai berikut :1. Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor- faktor aterogenik. Wanita agaknya relatif kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga oleh adanya efek perlindungan estrogen. Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap aterosklerosis daripada orang kulit putih. Riwayat keluarga yang positif terhadap penyakit jantung koroner (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetik dan lingkungan masih belum diketahui. Komponen genetik dapat diduga pada beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti pada gangguan lipid familial. Tetapi, riwayat keluarga dapat pula mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stres atau obesitas.

2. HiperkolesterolemiaPada keadaan hiperkolesterolemi terdapat gangguan homeostasis pembuluh darah yang disebabkana. Penurunan produksi NO akibat ganguan transduksi sinyal protein G1-2b. Peningkatan produksi anion superoksida melalui protein kinase C yang merusak NO.c. Peningkatan reaktivitas Endothelind. Peningkatan adhesi sel akibat peningkatan ekspresi NFKB melalui peningkatan produksi anion superoksidae. Penurunan endothelium dependent vasodilatation.f. Peningkatan adhesi dari monosit bila disertai dengan diabetes mellitus

3. Hipertrigliseridemia Masih merupakan perdebatan antara para ahli, apakah konsentrasi trigliserida plasma yang meningkat adalah faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler3. Diabetes melitusPada diabetes mellitus terjadi peningkatan aktivitas enzim aldosa reduktase yang diperlukan untuk mengubah glukosa yang tinggi menjadi sorbitol. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase menyebabkan peningkatan konversi NADPH yang tereduksi menjadi bentuk teroksidasi NADP. Pemakaian NADPH akan berakibat penurunan produksi NO dan anti oksidan. Penurunan anti oksidan akan menyebabkan radikal bebas yang harusnya didetoksifikasi oleh antioksidan berinteraksi dengan NO menjadi peroksinitrit (NOO) yang dapat merusak pembuluh darah. Ketidakseimbangan inilah yang disebut stres oksidatif. Kadar glukosa yang tinggi juga menyebabkan terjadinya reaksi glikosilasi dengan protein dan molekul lain yang mengandung gugus amin sehingga menghasilkan advance glycocylation end product (AGE). AGE akan berikatan dengan reseptor pada endotel makrofag. Ikatan dengan endotel akan meningkatkan ekspresi ICAM, vascular adhesion molecule 1, dan E-selektin yang memudahkan terjadi adhesi monosit. Monosit yang menempel tersebut akan bermigrasi ke subendotel dan berikatan dengan LDL teroksidasi, sehingga membentuk foam cell yang akan berkembang menjadi fatty streak.Low Density Lipoprotein (LDL) teroksidasi akan mengaktivasi sel limfosit T yang berakibat menurunnya densitas dan fungsi otot polos, sehingga sintesa matriks menurun. Juga akan mengaktivasi makrofag untuk mengeluarkan enzim proteolitik seperti matriks metalloproteinase, sehingga menyebabkan peningkatan degradasi matriks. Peningkatan degradasi matriks dan penurunan sintesis matriks tersebut akan memudahkan ruptur plak4. HipertensiBila tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Berpengaruh buruk pada pria dan wanita dengan komponen diastol sebagai faktor terpenting. Pengaruh hipertensi pada perkembangan aterosklerosis masih belum jelas, mungkin saat terjadi kerusakan pada endotel memungkinkan masuknya protein, lipoprotein, dan sel lain ke lapisan intima. Hipertensi menambah tekanan hidrodinamik intra arteri sehingga suatu saat dapat terjadi robekan pada plaque aterosklerosis, lalu berakibat trombosis akut dan obstruksi arteriPada keadaan hipertensi terdapat disfungsi endotel akibata. Peningkatan kadar anion superoksida (O2-) yang akan menyebabkan stress oksidatif dan dapat merusak NO.b. Penurunan bioavailabilitas prekursor sintetis NO (L arginin).c. Peningkatan angiotensi II menyebabkan peningkatan kadar O2- melalui peningkatan NADH/NADPH membran serta menyebabkan pertumbuhan sel otot polos vaskuler dengan menginduksi growth factor seperti PDGF, bFGF, dan TGT B1.d. Peningkatan endothelin-1 akibat peningkatan AII

5. Penyakit Jantung KoronerPada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak6. Hiperhomosisteinemia Pasien penyakit ini beresiko mendapat penyakit oklusi vaskuler. Mekanisme : merusak sel endotel dan otot polos sehingga menunjang aterosklerosis. Kelainan ini Juga membantu kelainan koagulasi platelet7. Obesitas Penelitian ziccardia P20 membuktikan bahwa wanita dengan obesitas ditemukan adanya disfungsi endotel yang dihubungkan dengan peningkatan lemak tubuh, khususnya lemak viseral. Pada keadaan obesitas terjadi peningkatan mediator proinflamasi, seperti TNF-, IL-6, yang dapat meningkatkan ekspresi kemotaksis dan molekul adhesi pada endotel. Di samping itu juga ditemukan peningkatan vaskular adhesion molecule-1 (VCAM-1), ICAM-1 dan P-selektin. Peningkatan mediator tersebut memegang peran penting dalam terjadinya aterosklerosis. Penurunan berat badan menunjukkan adanya perbaikan endotel yang bermakna dan berkolerasi dengan penurunan sitokin. Petanda inflamasi dalam darah seperti CRP dapat dipakai untuk menduga keadaan kesehatan, terutama kejadian yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskulerBelum merupakan faktor resiko yang spesifik, tetapi biasanya obesitas disertai oleh hipertensi, DM, hiperkolesterolemi, dan hipertrigliseridemi. Meningkatnya berat badan berhubungan dengan meningkatnya LDL dan menurunnya HDL kolesterol, sehingga kenaikan berat badan sering dikaitkan dengan munculnya faktor resiko8. MerokokMerupakan faktor resiko untuk terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Mekanisme terjadinya disfungsi endotel pada perokok melalui mekanisme peningkatan interaksi trombosit dengan dinding pembuluh darah, penurunan ekspresi PGI2, peningkatan kadar kolesterol LDL teroksidasi, penurunan konsentrasi HDL, dan terjadinya stres oksidatif. Selain itu merokok juga menyebabkan peningkatan adhesi dan agregasi trombosit, meningkatkan kadar fibrogen, spasme arteri, dan menurunkan kapasitas oksigen darah.Banyak merokok maka kerusakan bertambah besar. Kematian karena penyakit kardiovaskular pada perokok berat 70 % lebih tinggi daripada non-perokok. Merokok berhubungan dengan penyakit serebrovaskular dan insidens lebih tinggi pada penyakit vaskular perifer. Faktor resiko perokok pasif adalah dua kali lipat pada istri dengan suami perokok daripada istri dengan suami non-perokok. Mekanisme terjadi kelainan kardiovaskular pada perokok akibat vasokonstriksi, agregasi platelet meningkat, dan hipoksemi vaskular yang tidak permanen.9. Kelakuan dan kepribadian Bahwa stress berlebihan berakibat aterosklerosis yang diawali dengan terjadinya disfungsi endotel, namun belum dibuktikan. Yang sedang dikaji bagaimana reaksi pasien terhadap stress, bahwa dengan marah berlebihan akan meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.10. Aktifitas Jasmani Aktifitas jasmani yang teratur memberi potensi untuk mengurangi aterogenesis, seperti meningkatnya konsentrasi HDL kolesterol dan menurunnya tekanan darah. Tidak melakukan aktifitas jasmani adalah faktor resiko aterosklerosis, namun olahraga berlebihan tidak untuk mengatasi penyakit ini.11. HomosisteinuriaAdalah penyakit yang jarang dan diturunkan secara autosom resesif, serta menyebabkan penurunan aktivitas enzim cystathionine B sintetase . peningkatan kadar homosistein penderita ini mempunyai resiko aterosklerosis. Hal ini disebabkan karena pembentukan radikal bebas selama proses autooksidasi homosistein.

12. Shear StressPenelitian membuktikan bahwa shear stress (tekanan gesek) memegang peranan penting dalam mengatur fenotif endotel pada cabang arteri. Shear stress yang melebihi 15 dyne/cm2 menyebabkan penurunan ekspresi vasokonstriktor, growth factor, mediator inflamasi, molekul adhesi dan oksidan serta peningkatan produksi faktor vasodilator, inhibitor pertumbuhan, fibrinolitik, faktor antitrombosit, antioksidan. Sedangkan shear stress yang rendah (0-4 dyne/cm2 ) dapat meningkatkan ekspresi molekul adhesi, vasokonstriktor, prokoagulan, protrombotik, prooksidan, substansi proliferatif yang akan menyebabkan aterosklerosis13.PenuaanBertambahnya usia selalu berhubungan dengan peningkatan stress oksidatif14.Perubahan hormonal Insiden PJK meningkat pada wanita setelah melewati dekade ke-6, sedangkan sebelum dekade tersebut insidensnya separuh pada pria. Beberapa penelitian membuktikan bahwa hormon estrogen bersifat kardioprotektif terhadap wanita. Penelitian lain menunjukkan bahwa terapi estrogen dapat meningkatkan ekspresi NO dan PGI2 pada wanita pasca menopause. Sudah terbukti bahwa estrogen mempunyai sifat antioksidan. Pada wanita pascamenopause terjadi penurunan kolesterol HDL, peningkatan kolesterol LDL, peningkatan fibrinogen & penurunan antitrombin.Infeksi berperan pada patogenesis aterosklerosis dan infark miokard. Infeksi yang terjadi pada patogenesis PJK yaitu infeksi kronik herpes simplex virus (HSV-I), chlamydia pneumoniae (Cpn). Hal itu dapat dilihat dengan adanya peningkatan C-reactive protein (CRP).