kata pengantar - depkes.go.id 2018/lkj unit utama/6... · jenderal tahun 2017 sebagai salah satu...
TRANSCRIPT
i
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan ridho-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat
Jenderal tahun 2017 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang telah dilaksanakan oleh Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan.
Dengan semangat dan kerja keras serta dukungan dari semua pihak, kami telah
berhasil menyelesaikan program dan kegiatan pada tahun 2017 sesuai dengan
target yang telah ditetapkan dalam Rencana Aksi Program Inspektorat Jenderal
tahun 2015-2019.
Laporan ini menyajikan data dan informasi terkait target dan capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal tahun 2017 yang telah ditetapkan dalam
dokumen Renstra yaitu “persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian
negara ≤1% serta target dan capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) seluruh unit
eselon II di lingkungan Inspektorat Jenderal.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara objektif mengenai
kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun 2017. Meskipun
secara umum kinerja Inspektorat Jenderal telah memenuhi target, namun kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki serta kelemahan
yang harus disempurnakan. Oleh karena itu dukungan dan kerja keras semua pihak
perlu terus ditingkatkan agar kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Jakarta, Januari 2018 Plt. Inspektur Jenderal
dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP. 196010131989121001
ii
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebagai salah satu unsur penyelenggara negara, Inspektorat Jenderal mempunyai
kewajiban untuk membuat Laporan Kinerja (LKj) yang mengacu pada Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal
dalam mencapai visi dan misi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan
dalam Rencana Startegis Kementerian Kesehatan selama lima tahun yaitu tahun
2015-2019 yang dapat dijadikan lesson learnt untuk perencanaan strategis
pengawasan lingkup Kementerian Kesehatan dalam lima tahun kedepan.
Sasaran program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur adalah
meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi
birokrasi. Target tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal yang diuraikan dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 adalah ”Meningkatnya
pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan” yang
pencapaiannya dinilai dengan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan yaitu ”Persentase Satuan Kerja yang memiliki
temuan kerugian Negara ≤ 1% sebesar 100% pada tahun 2019 sedangkan target
capaian pada tahun 2017 adalah 94%”.
Pada tahun 2017 capaian kinerja Inspektorat Jenderal didasarkan pada 1 indikator
kinerja program dan 6 indikator kinerja kegiatan dengan masing-masing target yang
sudah ditetapkan, keseluruhan indikator telah mencapai target bahkan berhasil
melebihi target yang telah ditetapkan yaitu jumlah satuan kerja di lingkungan Ditjen
Pelayanan Kesehatan dan Itjen, Ditjen Kesmas dan Setjen, Ditjen P2P dan
Balitbangkes serta Ditjen Faralkes dan Badan PPSDMK yang dievaluasi laporan
kinerja dan keuangannya dengan nilai temuan kerugian negara ≤ 1% sebesar
95,78% dari target pada tahun 2017 sebesar 94%. Sedangkan realisasi anggaran
sebesar 94,71% dari Pagu Anggaran tahun 2017 setelah revisi sebesar
Rp96.356.716.000,-.
iii
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Cakupan kegiatan pengawasan seperti reviu laporan keuangan dan RKA-K/L sudah
menjangkau seluruh satuan kerja namun kegiatan pengawasan dan pembinaan
lainnya untuk mempertahankan opini WTP yang telah dicapai belum menjangkau
seluruh satuan kerja karena adanya keterbatasan SDM.
Kerja keras tak kenal lelah telah dilakukan karena menjadi tanggungjawab
Inspektorat Jenderal dalam mengawasi dan mencegah segala bentuk tindakan yang
dapat mengarah kepada korupsi. Dengan dukungan seluruh unit terkait, upaya yang
telah dilakukan membuahkan hasil yang membanggakan, ini terbukti dengan
beberapa prestasi yang diraih oleh Kementerian Kesehatan tahun 2017 dimana
Inspektorat Jenderal mempunyai andil dan memegang peranan penting dalam
pencapaiannya. Prestasi yang telah dicapai oleh Kementerian Kesehatan pada
tahun 2017 yang diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal beberapa di antaranya adalah:
Pembentukan Satgas Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Bersama KPK dan BPJS Kesehatan; Sosialisasi Permenkes 58 tahun 2016 tentang
Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan dengan peserta para pengurus organisasi
profesi/perhimpunan/asosiasi bidang kesehatan, para pengurus
asosiasi/perhimpunan perusahaan/industri bidang kesehatan, serta para pimpinan
Rumah Sakit Umum Vertikal dan Daerah; Mendorong terbitnya Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor: HK.01.07/MENKES/310/2017 tentang Konfirmasi Status Wajib
Pajak Pada Pelayanan Publik Tertentu di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes, KPK dan
BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan dalam Program
JKN; Pelaksanaan Survei Penilaian Integritas di Kementerian Kesehatan yang
Dilakukan oleh KPK Bekerjasama dengan BPS dalam Upaya Peningkatan Integritas
Birokrasi dan Perbaikan Sistem Pencegahan Korupsi; Telaahan Sejawat Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Perhubungan; Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerjasama antara KPK
dengan Kemenkes tentang Koneksitas Whistleblowing System (WBS) online
bersama-sama dengan dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga; Berperan
aktif sebagai salah satu anggota Pokja Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor
Kesehatan dalam Rangka Upaya Pencegahan Korupsi Pada Praktik Bisnis Bidang
Kesehatan; Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
iv
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dengan Memberikan Penganugerahan kepada 13 satuan Kerja yang Telah
Dilakukan Penilaian oleh TPI; Menindaklanjuti Rencana Aksi atas Saran Perbaikan
Hasil Kajian Perizinan dan Pengawasan Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
Evaluasi Internal Audit Capability Model (IACM) oleh BPKP dalam rangka
peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan;
Penghargaan dari Kementerian Keuangan Untuk kategori Kementerian
Negara/Lembaga Pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak Terbaik dan
Kementerian Negara/Lembaga Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan Badan Layanan
Umum Terbaik; Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
terkait Pengelolaan Keuangan Tahun Anggaran 2016; Tiga Satuan Kerja
Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, Balai Besar
Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);
Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga
Dengan Implementasi e-LHKPN Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik Tahun
2017 dari KPK; dan Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai
Kementerian/Lembaga Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017
dari KPK.
v
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…...................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. UMUM......….............................................................................................. 1
B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL.............................................. 2
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA AKSI PROGRAM….................................................................. 3
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017….................................................... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017............... 10
B. REALISASI ANGGARAN........................................................................... 36
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017.................................................................... 46
2. Dokumentasi Kegiatan Tahun 2017............................................................ 65
3. Lampiran Catatan Hasil Reviu Laporan Kinerja Tahun 2017………… 90
1
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB I PENDAHULUAN
A. UMUM
Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi pada Kementerian
Kesehatan, Inspektorat Jenderal sebagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) berperan untuk mengawal dan memastikan berjalannya proses Reformasi
Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk peningkatan peran Inspektorat
Jenderal dalam memberikan keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian
Kesehatan, sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning system)
terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang terjadi karena kelemahan
sistem maupun akibat tindak pelanggaran individu.
Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting
dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui pengawasan intern dapat diketahui
apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan
tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien serta telah sesuai dengan rencana
dan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan intern atas
penyelenggaraan pemerintahaan diperlukan untuk mendororng terwujudnya good
governance dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel, serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29
September 2015, Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dalam melaksanakan
tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan
terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
2
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
B. ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 tahun 2015 Tanggal 29
September 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
organisasi Inspektorat Jenderal terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Inspektorat
Jenderal dan 5 (lima) Inspektorat yaitu Inspektorat I, Inspektorat II, Inspektorat III,
Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. Penjabaran Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Jenderal dapat dilihat sebagai berikut:
3
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA AKSI PROGRAM
Rencana Aksi Program (RAP) Inspektorat Jenderal tahun 2015-2019 merupakan
penjabaran dokumen Rencana Strategis Kementerian Kesehatan di tingkat
Eselon I pada Inspektorat Jenderal yang berisikan Rencana Pengawasan
Tahunan dan Rencana Strategis untuk 5 (lima) tahun. Strategi dalam rangka
pencapaian visi dan misi Inspektorat Jenderal meliputi:
1. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis, dan
ketaatan pada peraturan perundang-undangan;
2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan memperhatikan rasa
keadilan dan kepatuhan;
3. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan Laporan Hasil
Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan serta;
4. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang transparan dan
akuntabel.
Untuk mewujudkan visi dan misi Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan,
maka dilaksanakan program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Kesehatan dengan kegiatan sebagai berikut:
No Program Sasaran Program
Indikator Kinerja Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi
Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
88% 91% 94% 97% 100%
4
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Aktifitas yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal dalam rangka mewujudkan
Sasaran Program “Meningkatnya Transparansi Tata Kelola Pemerintahan dan
Terlaksananya Reformsi Birokrasi” yaitu:
1. Peningkatan fungsi Inspektorat Jenderal sebagai konsultan, katalisator, dan
quality assurance.
a. Memberikan masukan yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas
tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan
(Consulting);
b. Mendorong/memacu terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik di lingkungan Kementerian Kesehatan
(Catalysator);
c. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi
dan etektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian Kesehatan (Quality Assurance);
d. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan
(Anti Corruption Activities).
2. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan dengan upaya:
a. Peningkatan pengawasan terhadap program kesehatan prioritas.
b. Peningkatan pengawasan barang dan jasa melalui probity audit.
c. Penetapan sasaran/objek audit berbasis risiko.
d. Menerapkan pedoman pengawasan secara konsisten.
3. Mempertahankan Opini Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP), melalui:
a. Peningkatan kualitas laporan keuangan melalui kegiatan reviu.
b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan.
c. Pengamanan aset Kementerian Kesehatan.
d. Pendampingan pengadaan barang jasa/konsultasi pengadaan barang dan
jasa.
e. Reviu penyusunan perencanaan anggaran.
f. Evaluasi Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
4. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawas
Fungsional (APF).
5
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
5. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
lain.
6. Penanganan Pengaduan Masyarakat.
7. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik melalui:
a. Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
b. Penerapan Whistleblower’s System dan Justice Collaborator.
c. Penerpan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten dan Melayani (WBBKM).
d. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistim
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dilingkungan Kementerian
Kesehatan.
e. Mengoptimalkan peran Unit Pengendlian Gratifikasi (UPG).
f. Mengoptimalkan Laporan LHKPN sesuai dengan batas waktu pelaporan.
g. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
8. Kegiatan Penunjang.
a. Peningkatan SDM bidang pengawasan.
b. Pengembangan dan pemantapan pelaksanaan kegiatan penunjang
pengawasan dengan teknologi informasi melalui Sistim Informasi
Manajemen (SIM) Pengawasan.
c. Sosialisasi bidang pengawasan.
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) pada satker Badan Layanan
Umum (BLU).
6
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelolanya. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja antara lain untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud
nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah. Perjanjian
Kinerja digunakan sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja aparatur.
Perjanjian Kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017 merupakan kinerja tahun
ketiga dari Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, yang didukung dengan
anggaran sebesar Rp114.153.583.000,-. Dalam Perjanjian Kinerja antara
Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI dengan Menteri Kesehatan RI
yang telah ditandatangani pada tanggal 6 Januari 2017 menyebutkan
kesanggupan pihak pertama dalam hal ini Inspektur Jenderal untuk mewujudkan
target kinerja yang seharusnya berdasarkan lampiran perjanjian dalam rangka
mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian terget kinerja
tersebut menjadi tanggung jawab Inspektur Jenderal. Selanjutnya, pihak kedua
dalam hal ini Menteri Kesehatan RI akan melakukan supervisi yang diperlukan
serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian dan
mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan
sanksi.
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja
Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2017, terdapat efisiensi anggaran Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 16 Agustus 2017. Pagu anggaran
yang semula berjumlah Rp114.153.583.000,- mengalami efisiensi sebesar
Rp17.796.867.000,- sehingga pagu anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan menjadi Rp96.356.716.000,-. Adanya efisiensi anggaran tersebut
berakibat pula pada revisi target dan anggaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun
2017.
7
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
No Program Sasaran Program Indikator Kinerja Target
2017 Angaran
1.
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kesehatan
Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi
Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1%
94% Rp96.356.716.000,-
Sedangkan Perjanjian Kinerja tahun 2017 untuk unit eselon II di lingkungan
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebagaimana tertuang dalam
perjanjian kinerja yang telah ditandatangani oleh Inspektur Jenderal dengan
masing-masing Inspektur pada tahun 2017 sebagai berikut:
UNIT KERJA
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 ANGGARAN
Inspektorat I
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I
yang Direviu Laporan Keuangannya 209 1.109.268.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L
Lingkup Binaan Inspektorat I
304 1.034.672.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup
Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian
Kesehatan
60 531.000.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-
2015) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I
53 3.749.489.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan
yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak
Lanjut Hasil Audit Inspektorat I
20 358.086.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat I
56 1.263.134.000,-
Inspektorat II
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II
yang Direviu Laporan Keuangannya 197 1.353.124.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L
Lingkup Binaan Inspektorat II
223 1.110.776.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II 24 280.060.000,-
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan Kesehatan Haji
16 2.815.960.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan 33 3.029.368.000,-
8
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektorat II
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan
yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak
Lanjut Hasil Audit Inspektorat II
28 401.327.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat II
27 1.204.818.000,-
Inspektorat III
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III
yang Direviu Laporan Keuangannya 281 1.236.212.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L
Lingkup Binaan Inspektorat III
372 1.347.386.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III 83 318.959.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-
2015) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III
76 3.534.673.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan
yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak
Lanjut Hasil Audit Inspektorat III
22 292.257.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/ Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat III
53 1.150.267.000,-
Inspektorat IV
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya
267 1.067.578.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan Inspektorat IV
372 1.586.696.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV
57 289.085.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD) dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV
30 2.951.084.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV
16 180.960.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV
32 942.015.000,-
Inspektorat Investigasi
Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari
Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti
dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan
Tertentu
81 3.806.108.000,-
Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya Atas
Penugasan Khusus 10 174.511.000,-
Persentase Satker di Lingkungan Kementerian
Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian 20 130.550.000,-
9
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi
Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi
Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi
Kerugian Negara
24 650.196.000,-
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah
(KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM 42 1.323.785.000,-
Sekretariat Inspektorat Jenderal
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor
Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan
Korupsi
60% 1.237.504.000,-
Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi
8 75.764.000,-
Jumlah Satker yang Dilakukan
Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/Edukasi
Pengawasan
12 800.236.000,-
Persentase Realisasi Anggaran 90% -
Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
34 2.167.108.000,-
Perjanjian Kinerja sebagaimana dimaksud diatas berisikan penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
Melalui perjanjian kinerja tersebut, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
10
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017
Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja yang dicapai
dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan untuk menilai pencapaian
setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan
rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh
gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut
masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam
perencanaan/program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap
program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya
guna.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran dengan menggunakan strategi yang telah
ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) dan dituangkan dalam
Penetapan Kinerja yang disusun setiap awal tahun berjalan.
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan perubahan paradigma
penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan mengidentifikasi secara jelas
keluaran (output) dari setiap kinerja dan hasil (outcome) dari setiap program.
Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja yang menjadi
bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
sebagaimana disebutkan diatas setidaknya mencakup perkembangan keluaran
dari masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-masing program
11
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja yang menjadi tolok
ukur keberhasilan organisasi.
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang telah direvisi
dengan Kepmenkes Nomor: HK.01.07/MENKES/422/2017, Inspektorat Jenderal
melaksanakan 1 (satu) program dari 9 (sembilan) program yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu
program “Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Kesehatan”.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Inspektorat
Jenderal dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator
Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan. Adapun sasaran kegiatan Inspektorat
Jenderal adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya
Reformasi Birokrasi pada masing-masing unit utama.
2. Meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi kerugian
negara.
3. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
Kementerian Kesehatan.
Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan organisasi secara
menyeluruh yang menggambarkan tugas, peran dan fungsi organisasi tersebut
sebagai langkah yang rasional untuk menilai keberhasilan pelaksanaan. Indikator
kinerja organisasi cukup dilaporkan beberapa indikator kinerja saja yang paling
utama sebagai kriteria keberhasilan kinerja suatu organisasi.
Sesuai dengan dokumen Renstra/Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal, telah
ditetapkan satu indikator utama dalam sasaran hasil program, yaitu: Peningkatan
pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan dengan sasaran
meningkatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya reformasi
birokrasi. Untuk penilaian indikatornya adalah “Persentase Satuan Kerja yang
Memiliki Temuan Kerugian Negara ≤ 1 %”.
12
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Dalam mencapai indikator utama tersebut di atas, didukung oleh beberapa kinerja
kegiatan dengan menghasilkan luaran sebagai berikut:
1. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat I;
2. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat II;
3. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat III;
4. Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat IV;
5. Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian
Kesehatan;
6. Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
pada program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
Kementerian Kesehatan.
Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan sebesar 95,78% dari 94% target yang ditetapkan pada tahun 2017
yang dihitung berdasarkan persentase rata-rata capaian sasaran. Dari 1 (satu)
sasaran program dan 6 (enam) sasaran kegiatan seluruhnya telah memenuhi
target yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan analisa capaian kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan, diuraikan berdasarkan sasaran
pada masing-masing program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Capaian Realisasi Terhadap Target:
Dilihat dari capaian indikator, untuk tahun 2017 Inspektorat Jenderal dapat
melaksanakan tugas-tugas/kegiatan dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan:
a. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator pencapaian sasaran yang berasal Indikator Kinerja Utama
Inspektorat Jenderal pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
tahun 2015 - 2019 adalah sebagai berikut :
13
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sasaran Strategis Indikator Target 2017
Target 2016
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Persentase satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤ 1 %
94% 91%
Definisi operasional dari Indikator Kinerja Utama:
Satuan kerja yang memiliki temuan kerugian negara ≤1% adalah satuan
kerja pengelola APBN Kementerian Kesehatan dengan temuan kerugian
negara ≤1% dari total realisasi anggaran dalam satu periode tahun
anggaran berdasarkan laporan hasil audit (Audit Operasional oleh
Inspektorat Jenderal Kemenkes, Audit Laporan Keuangan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan dan Semua Jenis Audit oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan).
Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2017
adalah 95,78% dari target 94% dengan dasar perhitungan sebagai berikut:
Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes dengan nilai temuan kerugian negara ≤1% berdasarkan hasil audit
Jumlah satker pengelola APBN Kemenkes yang diaudit
x 100%
Jumlah satker yang diaudit oleh APF sebanyak 237 satker yang telah
diaudit baik oleh Itjen Kementerian Kesehatan (135 satker) maupun oleh
BPK (80 satker) serta oleh BPKP (22 satker), terdapat 10 satker yang
memiliki kerugian negara diatas 1 %, sehingga persentase satker yang
memiliki kerugian negara ≤ 1% adalah sebagai berikut:
237 satker – 10 satker = 227 satker
227 satker KN ≤ 1% X 100% = 95,78%
237 satker yang diaudit
b. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Capaian kinerja Indikator Kinerja Utama tahun 2017 tersebut di atas
didukung oleh beberapa kegiatan yang menghasilkan output sebagai
berikut :
14
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
1) Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satuan Kerja
Binaan Inspektorat I
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I
yang Direviu Laporan Keuangannya 209 210
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup
Binaan Inspektorat I
304 304
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup
Binaan Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian
Kesehatan
60 60
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-2015)
yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I
53 53
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang
dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut
Hasil Audit Inspektorat I
20 20
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat I
56 56
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat I
yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 210 dokumen/laporan
dari 209 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,48%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan
Inspektorat I sebanyak 304 dokumen/laporan dari 304
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan
Inspektorat I dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 60
dokumen/laporan dari 60 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-2015) yang
15
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat I sebanyak 53 dokumen/laporan
dari 53 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan
Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat I
sebanyak 20 dokumen/laporan dari 20 dokumen/laporan yang
ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/
Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit
Utama Lingkup Binaan Inspektorat I sebanyak 56 dokumen/laporan
dari 56 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%).
2) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat II
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat II
yang Direviu Laporan Keuangannya 197 197
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup
Binaan Inspektorat II
223 225
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat II 24 24
Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan
Kesehatan Haji 16 16
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan
Inspektorat II
33 35
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang
dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Audit Inspektorat II
28 33
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat II
27 32
16
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat
II yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 197
dokumen/laporan dari 197 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan
Inspektorat II sebanyak 225 dokumen/laporan dari 223
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,71%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Unit Eselon II yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan
Inspektorat II dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 24
dokumen/laporan dari 24 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Laporan Hasil Pengawasan Pelayanan
Kesehatan Haji sebanyak 16 dokumen/laporan dari 16
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-2015) yang
Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat II sebanyak 35 dokumen/laporan
dari 33 dokumen/laporan yang ditetapkan (106,06%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan
Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat II
sebanyak 33 dokumen/laporan dari 28 dokumen/laporan yang
ditetapkan (117,86%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/
Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit
Utama Lingkup Binaan Inspektorat II sebanyak 32 dokumen/laporan
dari 27 dokumen/laporan yang ditetapkan (118,52%).
17
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat III
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat III
yang Direviu Laporan Keuangannya 281 283
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup
Binaan Inspektorat III
372 372
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat III 83 83
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-
2015) yang Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III
76 76
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang
dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut
Hasil Audit Inspektorat III
22 27
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/
Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi Pengawasan dan
Supervisi Kegiatan Unit Utama Lingkup Binaan
Inspektorat III
53 59
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat
III yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 283
dokumen/laporan dari 281 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,71%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan
Inspektorat III sebanyak 372 dokumen/laporan dari 372
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan
Inspektorat III dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 83
dokumen/laporan dari 83 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-2015) yang
18
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat III sebanyak 76 dokumen/laporan
dari 76 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan
Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat III
sebanyak 27 dokumen/laporan dari 22 dokumen/laporan yang
ditetapkan (122,72%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/
Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit
Utama Lingkup Binaan Inspektorat III sebanyak 59 dokumen/laporan
dari 53 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%).
4) Peningkatan pengawasan program/kegiatan lingkup satuan kerja binaan
Inspektorat IV
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Peningkatan Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV
Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat IV yang Direviu Laporan Keuangannya
267 267
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup
Binaan Inspektorat IV
372 372
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan Inspektorat IV 57 57
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD)
dan Dekonsentrasi yang Diaudit Lingkup Binaan
Inspektorat IV
30 30
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang
dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Audit Inspektorat IV
16 16
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah (KD),
dan Dekonsentrasi yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/ Konsultasi/Koordinasi
Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit Utama
Lingkup Binaan Inspektorat IV
32 35
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Jumlah Unit Akuntansi Lingkup Binaan Inspektorat
IV yang Direviu Laporan Keuangannya sebanyak 267
19
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dokumen/laporan dari 267 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Direviu RKA-K/L Lingkup Binaan
Inspektorat IV sebanyak 372 dokumen/laporan dari 372
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Unit Eselon I yang Dievaluasi SAKIP Lingkup Binaan
Inspektorat IV dan Reviu SAKIP Kementerian Kesehatan sebanyak 57
dokumen/laporan dari 57 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD) dan Dekonsentrasi dan/atau Satker TP (TA 2013-2015) yang
Diaudit Lingkup Binaan Inspektorat IV sebanyak 30 dokumen/laporan
dari 30 dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi serta Tugas Pembantuan yang dilakukan
Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat IV
sebanyak 16 dokumen/laporan dari 16 dokumen/laporan yang
ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP), Kantor Daerah
(KD), dan Dekonsentrasi yang Dilakukan Pendampingan/ Pembinaan/
Konsultasi/ Koordinasi Pengawasan dan Supervisi Kegiatan Unit
Utama Lingkup Binaan Inspektorat IV sebanyak 35 dokumen/laporan
dari 32 dokumen/laporan yang ditetapkan (109,37%).
5) Peningkatan penanganan pengaduan masyarakat di lingkungan
Kementerian Kesehatan
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
20
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Peningkatan Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari
Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti
dengan Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan
Tertentu
100% 100%
Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya Atas
Penugasan Khusus 100% 100%
Persentase Satker di Lingkungan Kementerian
Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian
Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Investigasi
100% 130%
Jumlah Satker/Lembaga yang Dilakukan
Pendampingan/Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi
Penanganan Pengaduan Masyarakat Berindikasi
Kerugian Negara
24 25
Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah
(KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM
42 42
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Persentase Pengaduan Berkadar Pengawasan dari
Individu, Satker, atau Masyarakat yang Ditindaklanjuti dengan
Klarifikasi dan/atau Audit dengan Tujuan Tertentu sebanyak 81
dokumen/laporan dari 81 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Persentase Pelaksanaan Pengawasan Lainnya
Atas Penugasan Khusus sebanyak 10 dokumen/laporan dari 10
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
Capaian Indikator Persentase Satker di Lingkungan Kementerian
Kesehatan yang dilakukan Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut
Hasil Audit Inspektorat Investigasi sebanyak 26 dokumen/laporan dari
20 dokumen/laporan yang ditetapkan (130,00%);
Capaian Indikator Jumlah Satker/ Lembaga yang Dilakukan
Pendampingan/ Pembinaan/ Konsultasi/ Koordinasi Penanganan
Pengaduan Masyarakat Berindikasi Kerugian Negara sebanyak 25
dokumen/laporan dari 24 dokumen/laporan yang ditetapkan
(104,17%);
Capaian Indikator Jumlah Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor
Daerah (KD) yang Dilakukan Penilaian Menuju WBK/WBBM
21
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
sebanyak 42 dokumen/laporan dari 42 dokumen/laporan yang
ditetapkan (100,00%).
6) Dukungan Manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada
program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
Kementerian Kesehatan
Indikator yang digunakan untuk mengukur capaian output tersebut,
yaitu:
PROGRAM INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan
Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor Daerah
(KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi 60% 61,21%
Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan Reformasi Birokrasi
8 8
Jumlah Satker yang Dilakukan
Pembinaan/Konsultasi/Koordinasi/Konsolidasi/Edukasi
Pengawasan
12 12
Persentase Realisasi Anggaran 90% 94,71%
Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
34 34
Kondisi yang dicapai:
Capaian Indikator Persentase Satker Kantor Pusat (KP) dan Kantor
Daerah (KD) yang Menerapkan Program Pencegahan Korupsi:
Cara hitung disesuaikan dengan persentase realisasi aksi PPK:
2015 : 43 satker;
2016 : 45 satker;
2017 : 43 satker:
Realisasi = Jumlah aksi PPK s/d tahun 2017
Seluruh satker Kemenkes
= (43+45+43) X 100%
214
= 61,21%
Capaian Indokator Jumlah Unit Utama yang Dilakukan Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan Area Perubahan Penguatan Pengawasan
Reformasi Birokrasi sebanyak 8 dokumen/laporan dari 8
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
22
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Capaian Indokator Jumlah Satker yang Dilakukan Pembinaan/
Konsultasi/ Koordinasi/ Konsolidasi/ Edukasi Pengawasan sebanyak
12 dokumen/laporan dari 12 dokumen/laporan yang ditetapkan
(100,00%);
Capaian Indikator Persentase Realisasi Anggaran sebanyak 94,71%.
Cara hitung alokasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun 2017
setelah efisiensi sebesar Rp96.356.716.000,- penyerapan anggaran
tahun 2017 sebesar Rp91.260.793.000,- (94,71%);
Jumlah Hasil Analisis dan Pemutakhiran Data Pelaporan Tindak
Lanjut Hasil Pengawasan sebanyak 34 dokumen/laporan dari 34
dokumen/laporan yang ditetapkan (100,00%);
2. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 dan Tahun 2016:
Realisasi IKU Inspektorat Jenderal
2017 2016
Target Realisasi Target Realisasi
94,00% 95,78% 91,00% 94,97%
Jika melihat dari tabel diatas, realisasi IKU Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan mengalami kenaikan capaian dari 94,97% pada tahun 2016 menjadi
95,78% pada tahun 2017. Satuan kerja yang diaudit oleh APF pada tahun 2017
sebanyak 237 satker dengan 10 satker memiliki kerugian negara di atas 1 %,
sedangkan tahun 2016 sebanyak 497 satker dengan 25 satker memiliki
kerugian negara di atas 1 %. Semakin sedikit satker yang memiliki kerugian
negara di atas 1% menunjukkan persentase capaian kinerja yang semakin
naik.
3. Perbandingan Capaian Kinerja dengan Target Jangka Menengah:
Apabila capaian kinerja Inspektorat Jenderal diperbandingkan dengan target
capaian kinerja jangka menengah maka dapat dilihat dalam grafik sebagai
berikut:
23
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Grafik Perbandingan Realisasi Kinerja s.d Tahun 2017 dengan Target Jangka Menengah Renstra 2015 - 2019
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
100,00
2015 2016 2017 2018 2019
88,0091,00
94,0097,00
100,0097,68
94,97 95,78
- -
Target(%) Realisasi(%)
Capaian kinerja Inspektorat Jenderal sebesar 95,78% pada tahun 2017 telah
melebihi target kinerja yang direncanakan pada tahun tersebut yakni sebesar
94%. Dan jika diperbandingkan dengan target capaian kinerja jangka
menengah Inspektorat Jenderal, maka target kinerja pada tahun 2017
sebenarnya telah tercapai pada tahun 2015 dan 2016. Namun pada tahun
2019 tantangan Inspektorat Jenderal semakin besar karena seluruh satuan
kerja dibawah Kementerian Kesehatan tidak boleh ada temuan Kerugian
Negara diatas 1%.
4. Keberhasilan Pencapaian Target:
Keberhasilan pencapaian target sasaran Inspektorat Jenderal tahun 2017
dikarenakan telah dilaksanakannya kegiatan reviu, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya secara berkesinambungan terhadap satuan kerja di
lingkungan Kementerian Kesehatan diantaranya sebagai berikut:
a. Reviu Laporan Keuangan
Dalam rangka mempertahankan opini laporan keuangan Kementerian
Kesehatan, maka Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan reviu atas
laporan keuangan. Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan
24
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
keyakinan tentang akurasi, keandalan, dan keabsahan informasi yang
disajikan pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
b. Reviu Pengadaan Barang/Jasa dan Penyerapan Anggaran
Guna meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya, antara lain melalui government spending
atau belanja pemerintah yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang,
belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, bantuan
sosial, dan belanja lain-lain.
c. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Risiko
Pendampingan penyusunan laporan keuangan setiap satuan kerja
diharapkan dapat tersusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP), sehingga terselenggara laporan keuangan yang akuntabel dan
berdasarkan bukti (evidence based).
d. Pengamanan Aset Kementerian Kesehatan
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan dilakukan dalam upaya
mendorong terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola aset sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, terutama pada satuan kerja penerima
dana Tugas Pembantuan (TP) yang dialihkan ke Dana Alokasi Khusus
(DAK).
e. Pendampingan/Konsultasi Pengadaan Barang/Jasa
Pendampingan/konsultasi pengadaan barang/jasa dilakukan dengan tujuan
untuk memelihara tingkat kepercayaan publik dan peserta tender,
meyakinkan keputusan yang dibuat terhindar dari tuntutan hukum,
menciptakan akuntabilitas dalam proses pengadaan barang/jasa, dan
menghindari terjadinya praktik korupsi.
f. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja
Dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja di setiap satuan kerja,
Inspektorat Jenderal melakukan Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP). Evaluasi ini dilakukan sebelum Kementerian
PAN dan RB melakukan evaluasi SAKIP Kementerian Kesehatan. Selain
itu, dilaksanakan pula reviu LAKIP.
g. Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penganggaran
25
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Dalam rangka meningkatkan penyusunan perencanaan dan penganggaran
Kementerian Kesehatan, Inspektorat Jenderal melaksanakan kegiatan
reviu Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) di
masing-masing unit utama atau satuan kerja di lingkungan Kementerian
Kesehatan. Kegiatan ini dilakukan sebelum dilakukan penelaahan oleh
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan.
h. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah memastikan bahwa satuan
kerja telah menindaklanjuti rekomendasi atau saran hasil audit internal
maupun eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam memantau
percepatan tindak lanjut, sehingga tindak lanjut dapat terlaksana tepat
waktu sesuai ketentuan. Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui
pemantauan dan pemutakhiran data, serta dilakukan bimbingan teknis
dalam rangka memberikan masukan kepada satuan kerja untuk
penyelesaian tindak lanjut hasil audit yang dilakukan secara berkala.
i. Kerjasama Pengawasan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) lain
Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat pengawasan lain yaitu
Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota.
j. Penanganan Pengaduan Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan masyarakat,
Kementerian Kesehatan telah membentuk tim untuk menangani
pengaduan masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor: HK.02.02/MENKES/239/2016 tanggal 11 April 2016 tentang Tim
Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu. Dalam pelaksanaannya
dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri PAN Nomor
PER/05/M.PAN/14/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan
Pengaduan Masyarakat bagi Instansi Pemerintah.
k. Koordinasi Integrasi Program
26
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Mengawal terlaksananya integrasi program prioritas 2016-2019 seperti
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Pos
Pembinaan Terpadu (PTM di Posbindu) dan Program Pencegahan dan
Pengendalian Tuberkulosis.
l. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Untuk mencapai tujuan tata kelola yang baik, Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik,
diantaranya:
1) Keterbukaan (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai organisasi.
2) Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organisasi sehingga pengelolaan organisasi
terlaksana secara efektif.
3) Responsibilitas (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan
organisasi terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip
organisasi yang sehat.
4) Independensi (Independency), yaitu organisasi dikelola secara
professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak
manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan prinsip organisasi.
5) Prediktabilitas (Predictability), yaitu implementasi yang konsisten dari
kebijakan pendukung, peraturan dan regulasi.
6) Dinamis (Dynamism), yaitu inovasi atau perubahan positif dalam tata
kelola yang dapat meningkatkan efisiensi kinerja Inspektorat Jenderal.
m. Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi diantaranya
melalui :
1) Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM
2) Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di
lingkungan Kementerian Kesehatan melalui pendampingan penilaian
risiko dalam rangka penerapan SPIP di seluruh satuan kerja di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
27
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3) Pemantapan Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK) melalui
pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan diseminasi pencegahan korupsi
di satuan kerja.
4) Mendorong pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14
Tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi dan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: HK.02.02/MENKES/306/2014 tentang Petunjuk
Teknis Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Kementerian Kesehatan.
5) Mengoptimalkan Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
bagi aparatur wajib lapor di lingkungan Kementerian Kesehatan.
n. Program Penguatan Sistem Pengawasan
Meningkatkan implementasi penangaan pengaduan masyarakat di semua
unit organisasi.
o. Meningkatkan Implementasi Whistleblowing System (WBS) di seluruh
satuan kerja Kementerian Kesehatan.
p. Meningkatkan Pencegahan Benturan Kepentingan.
q. Mendorong Pelaksanaan SPIP pada satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
r. Mendorong satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk
mendapat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
5. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya:
Realisasi capaian Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal tahun 2017
adalah sebesar 95,78% dari target 94%. Alokasi dan target anggaran untuk
mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut sebesar Rp114.153.583.000,-.
Dengan terget fisik sebanyak 3.120 dokumen/laporan. Namun pada Agustus
2017 terdapat perubahan anggaran dan target fisik dari Rp114.153.583.000,-
menjadi Rp96.356.716.000,- dengan target fisik dari 3.120 menjadi 3.415
laporan dalam satu tahun. Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4
tahun 2017, tanggal 16 Agustus 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang
Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2017.
28
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember tahun 2017 sebesar
Rp91.260.793.981,- (94,71%), sedangkan realisasi fisik sebanyak 3.457
laporan (101,23%).
Jika melihat capaian kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017 sebesar 95,78%
dan penyerapan anggaran sebesar 94,71% dengan realisasi fisik sebesar
101,23% maka telah terjadi efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan
Inspektorat Jenderal. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan
pembinaan dan pengawasan kepada auditor dalam satu penugasan mengingat
terbatanya SDM auditor di Inspektorat Jenderal yang hanya berjumlah 155
orang yang terdiri dari Auditor Pertama 77 orang, Auditor Muda 47 orang, dan
Auditor Madya 24 orang.
29
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
6. Kinerja Inisiatif Pencegahan Korupsi:
Selama tahun 2017 terdapat beberapa Kegiatan Inisiatif Pencegahan Korupsi
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal antara lain:
a. Kementerian Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama-sama
membahas pembentukan Satgas Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) pada tanggal 22 Februari 2017;
b. Sosialisasi Permenkes 58 tahun 2016 tentang Sponsorship Bagi Tenaga
Kesehatan dengan peserta para pengurus organisasi profesi /
perhimpunan / asosiasi bidang kesehatan, para pengurus asosiasi /
perhimpunan perusahaan / industri bidang kesehatan, serta para pimpinan
Rumah Sakit Umum Vertikal dan Daerah pada tanggal 11 April 2017;
c. Mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.01.07/MENKES/310/2017 tentang Konfirmasi Status Wajib Pajak Pada
Pelayanan Publik Tertentu di Lingkungan Kementerian Kesehatan. Dimana
ditetapkan 21 (dua puluh satu) pelayanan publik yang harus melaksanakan
Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) di lingkungan Kementerian
Kesehatan pada Tanggal 3 Juli 2017;
d. Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes,
KPK dan BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan
Kecurangan dalam Program JKN pada tanggal 19 Juli 2017;
30
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
e. Survei Penilaian Integritas di Kementerian Kesehatan yang dilakukan oleh
KPK bekerjasama dengan BPS dalam upaya peningkatan integritas
birokrasi dan perbaikan sistem pencegahan korupsi. Survei ini memotret
integritas sebuah lembaga pemerintah melalui dua sumber yaitu internal
pegawai dan dari publik yang pernah berhubungan atau mengakses
layanan lembaga tersebut (eksternal) dimulai pada tanggal 1 Agustus
2017;
f. Evaluasi Internal Audit – Capability Model (IA-CM) pada Inspektorat
Jenderal Kemenkes dilaksanakan oleh BPKP RI. Ruang lingkup evaluasi
tersebut antara lain melakukan validasi terhadap perbaikan yang dilakukan
Inspektorat Jenderal Kemenkes RI dalam upaya meningkatkan
kapabilitasnya ke level yang lebih baik. Dari laporan hasil evaluasi IA-CM
yang diterbitkan pada 10 Agustus 2017, saat ini Aparatur Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) Inspektorat Jenderal Kemenkes RI berada di level 2
dengan perbaikan;
g. Dalam menjaga kualitas hasil audit intern yang dilaksanakan oleh auditor
Kementerian Kesehatan telah dilakukan kegiatan Telaahan Sejawat
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan oleh Inspektorat Jenderal
Kementerian Perhubungan. Kegiatan telaah sejawat ini dilaksanakan
dibawah koordinasi dan pengaturan dari Asosiasi Auditor Internal
Pemerintah (AAIPI). Dengan dilakukannya telaah sejawat ini Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan selaku Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) mendapatkan saran perbaikan kinerja yang dapat
memberikan nilai tambah kepada organisasi, dengan menjamin bahwa
audit telah dilaksanakan oleh auditor yang kompeten dilengkapi pedoman
kerja yang memadai yang dimuali pada tanggal 21 Agustus 2017;
h. Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerjasama antara KPK dengan
Kemenkes tentang Koneksitas Whistleblowing System (WBS) online
bersama-sama dengan dengan 17 (tujuh belas) Kementerian/Lembaga
terpilih bertempat di Auditorium LPSK, Jl.Raya Bogor KM 24, No. 47-49,
Jakarta Timur pada tanggal 27 September 2017;
i. Berperan aktif sebagai salah satu anggota Pokja Komite Advokasi Nasional
Antikorupsi Sektor Kesehatan dalam rangka upaya pencegahan korupsi
pada praktik bisnis bidang kesehatan bersama dengan stakeholder lain
31
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
seperti: Gabungan Perusahaan Alat Kesehatan dan Laboratorium
(Gakeslab), Dirjen Bea dan Cukai, Kamar Dagang dan Industri Indonesia
(Kadin), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP), Gabungan
Perusahaan Farmasi (GP Farmasi), Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), dan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan & PKRT Kemenkes RI;
j. Pembentukan zona integritas dan pembinaan satker berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) atau Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM). Selama tahun 2017 terdapat usulan satker untuk dinilai sebagai
satker WBK/WBBM dari masing-masing unit utama sebanyak 84 satker
dan telah dilakukan Pre Assesment sebanyak 33 satker. Kegiatan
pendampingan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selama tahun
2017 sebanyak 45 satker. Dari 45 satker tersebut telah dilakukakan
kegiatan self assesment pada 25 satker dan yang telah memenuhi satker
berpredikat WBK dari Kementerian Kesehatan sebanyak 13 satker. Satker
yang diusulkan ke Kemenpan RB selaku Tim Penilai Nasional (TPN)
WBK/WBBM sebanyak 6 satker dan yang telah dinilai oleh TPN sebanyak
4 satker;
k. Menindaklanjuti Rencana Aksi atas Saran Perbaikan Hasil Kajian Perizinan
dan Pengawasan Obat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) antara lain:
Revisi KMK No: HK.02.02/MENKES/524/2015 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Formularium Nasional;
Penyusunan Juknis Permenkes Nomor 9 tahun 2017 tentang Apotik
dengan memasukkan klausul pengawasan penjatuhan sanksi
administrasi;
Penyusunan/pembuatan Sistem Monitoring Nasional (SIMONA) sebagai
salah satu tools dalam memantau pelaksanaan pelayanan kefarmasian
di Sarana Pelayanan Kefarmasian;
Penyusunan Revisi Permenkes Nomor 63 tahun 2014tentang
Pengadaan Obat Berdasarkan E-Catalogue (penggantian obat TMS
pada saat proses pengadaan e-katalog obat);
Mengembangkan sistem monitoring baku atas pengawasan terhadap
sarana produksi dan distribusi kefarmasian oleh BPOM dan Dinas
32
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kesehatan, termasuk tindak lanjut hasil pengawasan yang terkoneksi
dengan system e-licensing yang direncanakan dengan konsep single
submission dan single risk managemen;
Memberikan akses kepada Balai/Balai Besar POM terkait pelaporan
SIPNAP;
Mengembangkan sistem e-licensing terintegrasi dengan e-report.
l. Pelaporan Pengendalian Gratifikasi dilingkungan Kementerian Kesehatan
melalui Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian Kesehatan. Pada tahun
2017 terdapat 89 laporan gratifikasi yang diterima oleh UPG Kementerian
Kesehatan yang dikelola oleh Inspektorat Jenderal. Dari 89 barang
gratifikasi yang telah dilaporkan tersebut 69 diantaranya telah
mendapatkan status dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu: 23
menjadi Milik Negara, 3 menjadi Milik Penerima, 42 dikelola UPG, dan 1
sebagian Milik Negara. Sedangkan 20 masih dalam proses;
m. Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaran Negara (LHKPN)
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.03.01/MENKES/066/I/2010 sebagaimana telah diperbaharui dengan
Permenkes No. 35 Tahun 2017 tentang Wajib Lapor Harta Kekayaan bagi
Pejabat di Lingkungan Kementerian Kesehatan, Itjen Kemenkes
mendorong pelaporan LHKPN tersebut kepada seluruh satker di
lingkungan Kemenkes. Sampai dengan 31 Desember 2017 dari jumlah
wajib lapor Penyelenggara Negara sebanyak 3.562, yang telah
menyampaikan LHKPN adalah 3.328 orang (93,00%).
7. Kegiatan Penunjang Keberhasilan:
Beberapa kegiatan penunjang untuk mendukung pencapaian sasaran ini
dilakukan upaya antara lain:
a. Kegiatan Penguatan Kapasitas APIP antara lain:
Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar: Audits and Investigations:
Two Sides Of The Same Coin? Experiences Of Cooperation Efforts.
Sesuai dengan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015 mengenai Struktur
dan Organisasi Tata Kerja di Kementerian Kesehatan, yang memiliki
kewenangan melakukan audit investigasi adalah Unit Eselon II
33
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektorat Investigasi di bawah Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan. Inspektorat Investigasi bertugas melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan terhadap
kasus pelanggaran yang berindikasi kerugian negara, pelanggaran
administrasi, tindak lanjut pengaduan masyarakat dan penugasan lain
berdasarkan instruksi khusus Menteri, serta penyusunan laporan hasil
pengawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan pada tanggal 21
Februari 2017;
Diklat Penyusunan Laporan Hasil Audit Bagi Para Auditor Inspektorat
Jenderal Kemenkes. Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
kembali mengundang Best Practice sebagai penyedia jasa peningkatan
kapasitas SDM untuk melaksanakan pelatihan effective writing skill
audit report kepada para Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) di
lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sebanyak 40
(empat puluh) peserta, kegiatan tersebut berlangsung selama 3 (tiga)
hari mulai tanggal 22 s.d 24 Februari 2017 di Hotel Manhattan Jakarta;
Diklat Training Need Analysis. Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan bekerjasama dengan Best Practice Indonesia
menyelenggarakan diklat Training Need Analysis (TNA). Kegiatan
tersebut diselenggarakan di The Park Lane Hotel, Jakarta dan diikuti
oleh 20 orang, yang terdiri dari pegawai yang berasal dari perwakilan
masing-masing Inspektorat serta perwakilan Sekretariat Inspektorat
Jenderal. Diklat ini akan berlangsung selama 3 (tiga) hari dari tanggal
30 Oktober 2017 s.d 1 November 2017;
FGD dalam Rangka Penyusunan Rekomendasi Roadmap Itjen
Kemenkes atas Hasil Asesmen USAID CEGAH. Bertempat di Park
Lane Hotel, Jakarta, United States Agency for International
Development (USAID) CEGAH menyelenggarakan Focus Group
Discussion (FGD) untuk mendiskusikan rekomendasi dalam rangka
penguatan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan sampai
setidaknya tahun 2019 sekaligus memberikan masukan untuk
Roadmap Kementerian Kesehatan, khususnya yang terkait dengan
34
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektorat Jenderal. Kegiatan diselenggarakan pada tanggal 3
November 2017;
b. Sosialisasi Anti Korupsi antara lain:
Sosialisasi Permenkes No. 58 Tahun 2016 mengenai Sponsorship Bagi
Tenaga Kesehatan pada Rakernas PB PAPDI tahun 2017 yang dihadiri
oleh seluruh pengurus PAPDI dari 36 cabang se-Indonesia yang
diselenggarakan di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta dengan materi
terkait “Pandangan terhadap Gratifikasi di Bidang Profesi Kedokteran
dan Sosialisasi Permenkes No. 58 Tahun 2016
tentang Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan” pada tanggal 18 Maret
2017;
Pembekalan Materi Anti Korupsi Bagi Tim Nusantara Sehat Batch VIII
Tahun 2017 Oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI
bertempat di Pusdikkes Kodiklat TNI AD, Jl. Raya Bogor No. 30,
Kramat Jati, Jakarta Timur pada tanggal 6 Oktober 2017;
Launching Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) “Perisai Anti Korupsi”
oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan (Drs. Purwadi, Apt,
MM, ME) bersama Inspektur Investigasi (drg. Rarit Gempari, MARS,
QIA) pada tanggal 9 November 2017;
Sosialisasi Pengawasan Mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
di Lingkungan Itjen Kemenkes. Inspektorat Jenderal Mengadakan
Sosialisasi Pengawasan mengenai Rancangan Peraturan Presiden No
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
diikuti oleh pegawai dilingkungan Inspektorat Jenderal.
c. Koordinasi Lintas Sektor antara lain:
Rekonsiliasi Tiga Pihak (Tripartit) Antara Kementerian Kesehatan RI,
Kementerian Keuangan RI dan BPK RI Dalam Rangka Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan RI tahun 2016 (Audited).
Rekonsiliasi ini secara umum bertujuan untuk memperoleh keakuratan
dan keyakinan bahwa data yang disajikan dalam LK Pemerintah Pusat
(LKPP) sama dengan data yang disajikan dalam LK
Kementerian/Lembaga, antara lain Kementerian Kesehatan RI. Hasil
rekonsiliasi juga telah memasukkan usulan koreksi audit tim pemeriksa
35
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK RI). Kegiatan dilaksanakan pada
13 April 2017;
Kementerian Kesehatan mengadakan audiensi bersama USAID CEGAH
dan lembaga Indonesian Corruption Watch (ICW) guna membahas
hasil riset yang telah dilakukan ICW dan beberapa perwakilan ICW di
14 Provinsi. Kegiatan tersebut merupakan wujud kerja sama USAID
dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka pemberantasan
dan pencegahan korupsi. Bentuk dari kerjasama USAID tersebut
adalah dengan mengadakan riset dan advokasi terhadap potensi
kecurangan dalam pelayanan BPJS Kesehatan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) – Penerima Bantuan Iuran (PBI),
Pemantauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan dengan berbagai metode,
serta memperkuat mekanisme keluhan di 15 Daerah pada tanggal 15
September 2017;
Evaluasi Reformasi Birokrasi dan SAKIP Kementerian Kesehatan untuk
Tercapainya Good Governance oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tanggal 4-5 Oktober
2017;
Penandatanganan Letter of Commitment (LoC) tentang Optimalisasi
Pengawasan Penerimaan Pajak atas Belanja Pemerintah dan
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Seluruh
APIP Kementerian/Lembaga/Daerah (K/L/D). Penandatanganan LoC
dilaksanakan di ruangan Inspektur Jenderal Lantai II Gedung Adhyatma
Kementerian Kesehatan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13
Oktober 2017;
d. Penguatan Manajemen Pengawasan antara lain:
Rapat Kerja Pengawasan Tahun 2017. Untuk menghasilkan rumusan
perencanaan pengawasan Inspektorat Jenderal yang terintegrasi, maka
pada tanggal 21 s.d 24 Maret 2017 bertempat di Hotel Anvaya Beach
Resort Bali, Kegiatan kali ini mengambil tema “Implementasi Kebijakan
Pengawasan Inspektorat Jenderal Dalam Mengawal Pelaksanaan
Program/Kegiatan Kementerian Kesehtan RI”. Kegiatan Rakerwas
tahun 2017 dihadiri oleh seluruh jajaran eselonn II, eselon III, eselon IV,
36
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
perwakilan auditor, dan fungsional lain di lingkungan Inspektorat
Jenderal serta beberapa perwakilan satuan kerja vertikal Kementerian
Kesehatan yang berada di Provinsi Bali;
Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil
Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK RI. Inspektorat
Jenderal Kementerian Kesehatan menyelenggarakan acara
Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan
Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).
Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 3-6 Mei 2017;
Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindaklanjut Laporan Hasil
Pengawasan Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan
(BPK) Tahun 2017 di Batam Provinsi Kepulauan Riau pada 22
November 2017;
Dalam rangka keterbukaan informasi publik Inspektorat Jenderal secara
berkala mempublikasikan hasil kinerjanya melalui berbagai saluran
informasi baik melalui website maupun media sosial. Informasi yang
diakses seperti Laporan Kinerja, Laporan Triwulanan, pengumumann
LHKPN, Jumlah Pengaduan, dan lainnya.
B. REALISASI ANGGARAN
Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI tahun 2017 didukung oleh dana yang bersumber dari DIPA
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI sesuai Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: DIPA-024.02.1.415366/2017 Tanggal 7 Desember 2016
dengan alokasi sebesar Rp114.153.583.000,-.
Tabel Alokasi Anggaran Belanja Berdasarkan Program Tahun 2016 dan 2017
No Program Sasaran Anggaran
Tahun 2017 Tahun 2016
1
Pengawasan Dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan RI
Meningkaatnya transparansi tata kelola pemerintahan dan terlaksananya Reformasi Birokrasi
114.153.583.000 105.000.000.000
37
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
J U M L A H 114.153.583.000 105.000.000.000
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pagu anggaran program Inspektorat
Jenderal tahun 2017, naik sebesar Rp9.153.583.000,- atau sebesar 8,71%
dibandingkan dengan pagu anggaran tahun 2016. Selama periode berjalan,
Inspektorat Jenderal telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan
belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan
dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Berdasarkan Instruksi Presiden
Nomor 4 tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga
Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2017, terdapat efisiensi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
pada tanggal 16 Agustus 2017. Pagu anggaran yang semula berjumlah
Rp114.153.583.000,- mengalami efisiensi sebesar Rp17.796.867.000,- sehingga
pagu anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan menjadi
Rp96.356.716.000,-.
Tabel Rincian Realisasi Anggaran Tahun 2017
Uraian 2017 2016 % (Kenaikan/ Penurunan)
ANGGARAN AWAL
ANGGARAN SETELAH
REVISI
REALISASI ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
Belanja
Belanja Pegawai 36.675.982.000 36.675.982.000 34.281.666.412 33.096.674.095 3,58
Belanja Barang 75.092.602.000 57.295.735.000 54.807.163.293 59.425.997.242 (7,77)
Belanja Modal 2.384.999.000 2.384.999.000 2.171.964.276 2.624.988.800 (17,26)
Belanja Bantuan Sosial - - - - -
Jumlah Belanja 114.153.583.000 96.356.716.000 91.260.793.981 95.147.660.137 (4,09)
Alokasi Anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan pada tahun
2017 untuk mewujudkan sasaran Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Kesehatan adalah sebesar Rp96.356.716.000,-
(Rp114.153.583.000 - Rp17.796.867.000) terdiri dari Belanja Pegawai
Rp36.675.982.000,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari Belanja Barang
sebesar Rp57.295.735.000,- dan Belanja Modal sebesar Rp2.384.999.000,-.
Dari alokasi yang dianggarkan tersebut, sampai dengan tanggal 31 Desember
2017 telah direalisasikan sebesar Rp91.260.793.981,- (94,71%), terdiri dari
Belanja Pegawai Rp34.281.666.412,- dan Non Belanja Pegawai yang terdiri dari
38
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Belanja Barang sebesar Rp54.807.163.293,- dan Belanja Modal sebesar
Rp2.171.964.276,-. sedangkan anggaran yang tidak terserap sebesar
Rp5.095.922.019 (5,29%).
Realisasi Belanja Pegawai tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah
Rp34.281.666.412,- dan Rp33.096.647.095,- Realisasi belanja pegawai tahun
2017 mengalami kenaikan sebesar 3,58% dari tahun 2016. Hal ini disebabkan
antara lain oleh:
1. Adanya pengangkatan ke dalam jabatan Struktural sebanyak 1 orang;
2. Adanya pengangkatan ke dalam jabatan Fungsional sebanyak 25 orang;
3. Adanya kenaikan pangkat (Golongan) sebanyak 25 orang;
4. Adanya Kenaikan Gaji Berkala (KGB) sebanyak 168 pegawai;
5. Adanya Kenaikan Uang Makan sebesar Rp5.000 per hari, yang berlaku mulai
bulan Juni 2017.
Untuk Realisasi Belanja Barang tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah
sebesar Rp54.807.163.293,- dan Rp59.425.997.242,-. Realisasi Belanja Barang
tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 7,77% dari Realisasi Belanja Barang
Tahun 2016. Hal ini antara lain disebabkan adanya efisiensi penggunaan
anggaran belanja jasa, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan dinas di
tahun 2017.
Belanja Modal tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah sebesar
Rp2.171.964.276,- dan Rp2.624.988.800,-. Realisasi Belanja Modal pada tahun
2017 mengalami penurunan sebesar (17,26%) dibandingkan tahun 2016
disebabkan oleh kebutuhan pembelian aset di tahun 2017 lebih sedikit
dibandingkan tahun 2016.
Tabel Persentase Realisasi Anggaran Tahun 2016
Realisasi Anggaran Tahun 2017
Pagu Awal Pagu Revisi
Target Realisasi % Target Realisasi %
114.153 91.260 79,94 96.356 91.260 94,71
Jika melihat pada tabel diatas maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 adalah sebesar 79,94% jika
39
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
dibandingkan dengan pagu awal, sedangkan jika dibandingkan dengan pagu
revisi maka realisasi anggaran Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
sebesar 94,71%.
Jumlah alokasi dan realisasi anggaran serta persentase realisasi anggaran
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan selama 5 Tahun (2013 – 2017)
dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Itjen Kementerian Kesehatan Tahun 2013 - 2017 (dalam jutaan rupiah)
Pada grafik di atas terlihat realisasi anggaran pada tahun 2017 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya. Perubahan alokasi
dan realisasi anggaran Inspektorat Jenderal tahun 2013 - 2017 dapat terlihat
pada grafik berikut :
Grafik Alokasi dan Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2013 - 2017
40
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Grafik Persentase Realisasi Anggaran Inspektorat Jenderal Tahun 2013 – 2017
Realisasi anggaran per sasaran kegiatan di setiap unit Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat I:
41
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp8.045.649.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31
Desember tahun 2017 sebesar Rp7.707.505.131,- (95,80%).
2017 %
2016 % Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp8.045.649.000,- Rp7.707.505.131,- 95,80 Rp8.713.931.000,- Rp8.565.758.191,- 98,30
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat I dari
Rp8.713.931.000,00,- pada tahun 2016 menjadi Rp8.045.649.000,- pada
tahun 2017.
2. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat II:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp10.195.433.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan
31 Desember tahun 2017 sebesar Rp9.569.491.870,- (93,86%).
2017 %
2016 %
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp10.195.433.000,- Rp9.569.491.870,- 93,86 Rp11.585.145.000,- Rp10.953.581.239,- 94,55
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat II dari
Rp11.585.145.000,- pada tahun 2016 menjadi Rp10.195.433.000,- pada tahun
2017.
3. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat III:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp7.879.754.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31
Desember tahun 2017 sebesar Rp7.586.944.030,- (96,28%).
2017 %
2016 %
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp7.879.754.000,- Rp7.586.944.030,- 96,28 Rp8.102.182.000,- Rp7.637.634.321,- 94,27
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat III
dari Rp8.102.182.000,- pada tahun 2016 menjadi Rp7.879.754.000,- pada
tahun 2017.
4. Pengawasan Program/Kegiatan Lingkup Satker Binaan Inspektorat IV:
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp7.017.418.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31
Desember tahun 2017 sebesar Rp6.728.934.229,- (95,89%).
2017 %
2016 %
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp7.017.418.000,- Rp6.728.934.229,- 95,89 Rp8.052.946.000,- Rp7.740.864.498,- 96,12
42
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat IV
dari Rp8.052.946.000,- pada tahun 2016 menjadi Rp7.017.418.000,- pada
tahun 2017.
5. Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp6.085.150.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan 31
Desember tahun 2017 sebesar Rp5.646.086.793,- (92,78%).
2017 %
2016 %
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp6.085.150.000,- Rp5.646.086.793,- 92,78 Rp6.203.100.000,- Rp5.653.955.051,- 91,15
Jika melihat tabel diatas terdapat penurunan pagu anggaran Inspektorat
Investigasi dari Rp6.203.100.000,- pada tahun 2016 menjadi
Rp6.085.150.000,- pada tahun 2017.
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program
Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian
Kesehatan.
Alokasi dan target anggaran untuk mencapai pelaksanaan kegiatan tersebut
sebesar Rp57.133.312.000,- realisasi penyerapan anggaran sampai dengan
31 Desember tahun 2017 sebesar Rp54.039.831.928,- (94,99%).
2017 %
2016 %
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Rp57.133.312.000,- Rp54.039.831.928,- 94,59 Rp56.344.156.000,- Rp54.596.866.837,- 96,90
Jika melihat tabel diatas terdapat kenaikan pagu anggaran Sekretariat
Inspektorat Jenderal dari Rp56.344.156.000,- pada tahun 2016 menjadi
Rp57.133.312.000,- pada tahun 2017.
Adapun beberapa penyebab penurunan penyerapan anggaran dari TA. 2016
dibanding dengan TA. 2017 Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan adalah
sebagai berikut :
1. Kenaikan dasar pengenaan pajak/PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak),
sehingga pajak yang melekat pada enghasilan pegawai semakin kecil;
2. Adanya pegawai yang pindah di akhir tahun 2016 sebanyak 2 orang dan pada
tahun 2017 sebanyak 6 orang;
3. Kekosongan jabatan struktural Eselon II dan IV selama beberapa bulan.
43
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
C. PENGHARGAAN
Berbagai penghargaan telah diraih Kementerian Kesehatan sepanjang tahun
2017. Dengan adanya penghargaan yang diraih, diharapkan dapat terus memacu
semua lini Kementerian kesehatan untuk meningkatkan kinerja. Berikut adalah
penghargaan yang diterima/diinisiasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan:
1. Kementerian Kesehatan memperoleh penghargaan dari Kementerian
Keuangan
Kementerian Kesehatan mendapatkan penghargaan dari Kementerian
Keuangan untuk kategori Kementerian Negara/Lembaga Pengelola
Penerimaan Negara Bukan Pajak Terbaik dan Kementerian Negara/Lembaga
Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan Badan Layanan Umum Terbaik.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Keuangan pada acara
Stakeholders Gathering Kementerian Keuangan Award 2017.
44
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
2. Inspektorat Jenderal Juara Pertama e-Aspirasi Tingkat Kementerian Kesehatan
Tahun 2017
ASPIRASI adalah singkatan dari Anugerah Situs Inspirasi Sehat Indonesia
yang diselenggarakan oleh Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan. Kriteria penilaian didasarkan pada
aksesibilitas dan penyajian informatif, antara lain arsitektur web desain (web
design architecture), desain antarmuka (interface design), tata kelola (content
management), keamanan website (web security) dan optimasi mesin pencarian
(search engine optimization).
3. Tiga Satuan Kerja memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
dari Kementerian PAN & RB Tahun 2017
Tiga Satuan Kerja Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.Soeradji
Tirtonegoro Klaten, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa
Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima Penghargaan Sebagai Satuan Kerja
Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari Kementerian PAN & RB
45
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
tahun 2017. Predikat diberikan kepada satuan kerja yang telah menerapkan 4
(empat) Indikator Pengungkit dan 2 (dua) indikator hasil.
4. Penghargaan Sebagai K/L Dengan Implementasi e-LHPKN Terbaik Dengan
Kategori Pilot Project Terbaik
Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga
Dengan Implementasi e-LHKPN Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik
Tahun 2017 dari KPK;
5. Penghargaan Sebagai K/L Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik
Tahun 2017
Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian/Lembaga
Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dari KPK.
46
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal merupakan bentuk perwujudan
pertanggungjawaban yang berfungsi sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam pencapaian visi, misi dan
sasaran program Inspektorat Jenderal yang telah ditetapkan dalan Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan juga sebagai upaya dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Penjabaran visi dan misi Inspektorat Jenderal dalam Penetapan Kinerja
Inspektorat Jenderal menitik beratkan pada program peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan yang kemudian diurai dalam indikator
kinerja utama dan indikator kinerja kegiatan yang semuanya berjumlah 6 (enam)
indikator.
Dengan demikian laporan ini menjabarkan tentang capaian kinerja Inspektorat
Jenderal yaitu pengukuran terhadap sasaran program dan kegiatan pengawasan
yang tercermin dalam pencapaian indikator kinerja utama maupun indikator kinerja
kegiatan dan juga dukungan sumber daya keuangan yang sudah mencapai 94,71%.
Dari hasil pengukuran dan analisis sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2017
menunjukkan hasil yang secara umum sudah baik. Hal ini tergambar dari capaian
Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal yang sudah direalisasikan
95,78%, begitupun dengan capaian beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang
sudah memenuhi target yang ditetapkan dengan beberapa terobosan yang sudah
dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya, pembinaan terintegrasi yang
meliputi lingkup wilayah binaan dan pembinaan satuan kerja berdasarkan metode on
going process dan reviu pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
Peran Inspektorat Jenderal dalam mendorong Kementerian Kesehatan untuk
mencapai good governance terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraih oleh
47
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan yang erat kaitannya dengan tugas dan fungsi Inspektorat
Jenderal sebagai instansi pengawas intern Kementerian Kesehatan RI.
Keberhasilan yang telah dicapai Inspektorat Jenderal pada tahun 2017 yang
merupakan tahun ketiga dari periode Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
tahun 2015-2019 ini diharapkan akan menjadi tonggak dan barometer dalam
pelaksanaan program pengawasanan lima tahun kedepan yang lebih efektif, efisien
dan akuntabel sehingga hasil pencapaian pelaksanaan program/kegiatan yang
dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan rencana strategis
dan dokumen perencanaan lainnya yang telah ditetapkan. Dalam upaya
meningkatkan kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan untuk
mendukung capaian renstra Kementerian Kesehatan maka akan dilaksanakan
langkah-langkah sebagai berikut:
Mendorong peningkatan kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan untuk mencapai Internal Audit Capability Model (IACM) level 3;
Peningkatan maturitas SPIP Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
menuju level 3;
Meningkatkan peran APIP dalam area perubahan penguatan pengawasan dalam
pelaksanaan reformasi berokrasi Kementerian Kesehatan;
Melaksanakan pencegahan fraud JKN melalui Tim Bersama dalam satgas
penanganan fraud JKN;
Melaksanakan monev dan joint audit Dana Alokasi Khusus (DAK) bersama
Kementerian Dalam Negeri;
Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan melalui audit kinerja.
48
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
49
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 1 - Perjanjian Kinerja Tahun 2017
50
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
51
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
52
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
53
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
54
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
55
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
56
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
57
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
58
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
59
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
60
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
61
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
62
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
63
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
64
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
65
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
66
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
67
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
68
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Lampiran 2 – Dokumentasi Kegiatan Tahun 2017
Menkes Bersama Pejabat Eselon I Menandatangani Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Rekonsialiasi Laporan Keuangan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Tingkat Eselon I (UAPPA/B E-I)
69
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pertemuan Rekonsiliasi dan Reviu Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016 di Lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
Inspektorat Jenderal Lakukan Reviu LAKIP Unit Organisasi (Eselon I) Kemenkes Tahun 2016
70
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Partisipasi Itjen Kemenkes Dalam Seminar: Audits And Investigations: Two Sides Of The Same Coin? Experiences Of Cooperation Efforts
Best Practice Audit Report : Laporan Hasil Audit Bagi Para Auditor Inspektorat Jenderal Kemenkes
71
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan TA. 2016 oleh APIP Kemenkes
Rencana Kerja Program (RKP) Kementerian Kesehatan Tahun 2018
72
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pembahasanan Pembentukan Satgas Bersama Penanganan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Itjen Ramaikan Pameran Kesehatan Pada Rakerkesnas 2017
73
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Deputi Pencegahan KPK: Pengawasan Pelaksanaan JKN Harus Diperkuat
Kementerian Kesehatan RI Memperoleh Dua Penghargaan Sekaligus Dalam Stakeholders Gathering Kementerian Keuangan Award 2017
74
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sosialisasi Permenkes Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan Pada Rakernas Pb Papdi Tahun 2017
Rapat Kerja Pengawasan Tahun 2017 “Implementasi Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal Dalam Mengawal Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian Kesehatan RI”
75
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektur Jenderal Mendampingi Menteri Kesehatan RI Membuka Pembekalan Tim Nusantara Sehat Batch VI
Itjen Kemenkes Adakan Sosialisasi Permenkes 58 Tahun 2016 Tentang Sponsorship Bagi Tenaga Kesehatan
76
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pembukaan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2017
Irjen Membuka Acara Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindak Lanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal, BPKP, dan BPK RI
77
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penandatanganan Nota Kesepahaman Antara Kementerian Kesehatan Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten “Nusantara Sehat Untuk Indonesia Yang Lebih Sehat”
Kemenkes Boyong Penghargaan Pengelolaan Keuangan (Penghargaan WTP) dari BPK RI
78
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Irjen Dampingi Menkes Dalam Pertemuan Koordinasi Pasca Penugasan Dan Pemulangan Tim Nusantara Sehat Batch I Tahun 2015
Penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Antara Kemenkes, KKP Dan BPJS Kesehatan Tentang Tim Bersama Penanganan Kecurangan Dalam Program JKN
79
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pelepasan Jemaah Haji Kloter I Tahun 2017 Wilayah Provinsi Jawa Barat oleh Irjen Kemenkes Bersama Gubernur Jawa Barat
Peran Serta Aktif AoC Inspektorat Jenderal Kemenkes pada Jambore Agen Perubahan Kementerian Kesehatan Gelombang II tahun 2017
80
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penyerahan Hasil Telaah Sejawat Inspektorat Jenderal Kemenkes Oleh Inspektorat Jenderal Kemenhub
Kemenkes Adakan Audiensi dengan USAID dan Indonesia Corruption Watch (ICW) Terkait Hasil Riset Isu Kesehatan
81
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penandatanganan Dokumen Perjanjian Kerja Sama antara KPK dengan Kemenkes Tentang Koneksitas WBS
Entry Meeting Telaah Sejawat Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
82
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Pembekalan Materi Anti Korupsi Bagi Tim Nusantara Sehat Batch VIII Tahun 2017 Oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Inspektur Jenderal Kemenkes Tandatangani LoC Pengawasan Penerimaan Negara
83
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Entry Meeting BPK atas Efektivitas Pengelolaan obat dalam Penyelenggaraan JKN tahun 2016 Semester I Tahun 2017
KPK Adakan Pertemuan Komite Advokasi Nasional Antikorupsi Sektor Kesehatan di Kemenkes RI
84
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Kerjasama dengan Best Practice Indonesia, Itjen Selenggarakan Diklat Training Need Analysis
Inspektur Jenderal Paparkan Hasil Pengawasan dan Pengendalian Penyelenggaraan Istitha’ah Kesehatan Haji Tahun 1438H/2017M
85
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
FGD dalam Rangka Penyusunan Rekomendasi Roadmap Itjen Kemenkes atas Hasil Asesmen USAID CEGAH
Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Me-launching Sistem Manajemen Audit (SIMENDIT) “Perisai Anti Korupsi”
86
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Rapat Koordinasi Pimpinan Paripurna “Penguatan Pengawasan dan Membudayakan Penggunaan Anggaran Secara Tepat dan Efektif”
Inspektorat Jenderal Meraih Juara I Kompetisi e-Aspirasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI
87
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Rekor MURI untuk Penyelenggaraan Senam Peregangan Dengan Jumlah Peserta Hingga Mencapai 12 Ribu Orang
Kegiatan Rekonsiliasi Pemutakhiran Tindaklanjut Laporan Hasil Pengawasan Inspektorat Jenderal dan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Tahun 2017
88
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Tiga Satuan Kerja Kementerian Kesehatan, Yaitu RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta, dan RS Jiwa Prof Dr. Soeroyo Magelang Menerima Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK)
Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian /Lembaga Dengan Implementasi e-LHKPN Terbaik Untuk Kategori Pilot Project Terbaik
Tahun 2017 dari KPK
89
Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal Tahun 2017
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Sosialisasi Pengawasan Mengenai Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Itjen Kemenkes
Kementerian Kesehatan Meraih Penghargaan Sebagai Kementerian/Lembaga Dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik Tahun 2017 dari KPK