kata pengantar · 2017. 4. 1. · kredit di dalam ketentuan pasal 1 angka 11 undangundang no. 10...

30
KATA PENGANTAR Atas berkat, rahmat dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, maka dapatlah penulisan tugas akhir yang berjudul, “PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI GEDONG ARTHA DI DESA PEMECUTAN KAJA”, diselesaikan dengan baik dan lancar. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana hukum (S-1) di Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dorongan, bimbingan, arahan dan bantuan semua pihak. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.Hum., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana; 2. Bapak Dr. I Gde Made Swardhana, SH., MH. Wakil Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana; 3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH. Wakil Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana; 4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH,. MH. Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana; 5. Bapak A.A. Ngurah Oka Parwatha, SH., M.Si. Ketua Program Non Reguler Fakultas Hukum Universitas Udayana; 6. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan, SH., MH, Ketua Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana;

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Atas berkat, rahmat dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, maka

    dapatlah penulisan tugas akhir yang berjudul, “PENYELESAIAN

    WANPRESTASI DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI

    GEDONG ARTHA DI DESA PEMECUTAN KAJA”, diselesaikan dengan baik

    dan lancar. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar

    sarjana hukum (S-1) di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas akhir ini dapat

    terselesaikan berkat dorongan, bimbingan, arahan dan bantuan semua pihak.

    Untuk itu, ucapan terima kasih penulis haturkan kepada yang terhormat:

    1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., M.Hum., Dekan Fakultas

    Hukum Universitas Udayana;

    2. Bapak Dr. I Gde Made Swardhana, SH., MH. Wakil Dekan I Fakultas

    Hukum Universitas Udayana;

    3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH. Wakil Dekan II Fakultas Hukum

    Universitas Udayana;

    4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH,. MH. Wakil Dekan III Fakultas Hukum

    Universitas Udayana;

    5. Bapak A.A. Ngurah Oka Parwatha, SH., M.Si. Ketua Program Non

    Reguler Fakultas Hukum Universitas Udayana;

    6. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan, SH., MH, Ketua Bagian Hukum

    Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana;

  • 7. Bapak AA. Gede Agung Dharma Kusuma, SH.,MH. Dosen

    Pembimbing I yang telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan

    dan saran yang berguna dalam penyusunan tugas akhir ini;

    8. Bapak Dr. I Wayan Novy Purwanto, SH,. MKn. Dosen Pembimbing II

    yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengarahkan dan

    membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini;

    9. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, SH., MH, Pembimbing Akademik yang

    selalu memberikan arahan dan saran dalam setiap tindakan yang

    penulis lakukan pada saat menempuh studi;

    10. Bapak I Made Hadi Sumarna. Account Officer (AO) pada Koperasi

    Gedong Artha sekaligus pemberi informasi sehingga tugas akhir

    penulis dapat terselesaikan dengan baik;

    11. Bapak I Nyoman Suantara Kepala Bagian Kredit pada Koperasi

    Gedong Artha sekaligus sebagai pemberi informasi sehingga tugas

    akhir penulis dapat terselesaikan dengan baik;

    12. Bapak I Made Mudiardana Manajer pada Koperasi Gedong Artha

    yang telah memberikan informasi sehingga tugas akhir penulis dapat

    terselesaikan dengan baik;

    13. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah

    membimbing dan mendidik penulis selama studi di Fakultas Hukum

    Universitas Udayana;

  • 14. Staff Pegawai Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah

    membantu dalam penyelesaian administrasi selama penulis menempuh

    studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana;

    15. Serta Bima Basudewa, Warren, Krisna Ary Ananda, Widita Febby,

    Khika Indira, Cia, Agung Prawista, Sangga, Tony, Gita Suputra,

    Bardha, Leonardus Yudi, Komunitas 9CHAT/Cookie Indonesia,

    teman-teman angkatan 2012 Fakultas Hukum Universitas Udayana

    dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

    turut memberikan bantuan dalam menyelessaikan tugas akhir ini.

    Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis berusaha dengan segenap

    kemampuan dan pengetahuan agar dapat memaparkan permasalahan diangkat

    secara terarah dan sistematis. Namun dengan kemampuan yang terbatas, penulis

    menyadari bahwa hasil ini jauh dari sempurna baik dalam teknis penulisan

    maupun materi yang dikaji, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun

    sangat penulis harapkan.

    Denpasar, 30 Nopember 2016

  • DAFTAR ISI

    SAMPUL DALAM ......................................................................................... i

    PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ........................................... ii

    LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    ABSTRAK ....................................................................................................... xiii

    ABSTRACT .................................................................................................... xiv

    HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah .................................................... ....... 1

    1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 6

    1.3. Ruang Lingkup Masalah ..................................................... 7

    1.4. Orisinalitas Penelitian .......................................................... 7

    1.5. Tujuan Penelitian ................................................................ 9

    1.5.1. Tujuan Umum ............................................................ 9

    1.5.2. Tujuan Khusus ........................................................... 9

    1.6. Manfaat Penelitian .............................................................. 9

    1.6.1. Manfaat Teoritis ....................................................... 10

    1.6.2. Manfaat Praktis ......................................................... 10

    1.7. Landasan Teoritis ................................................................ 10

    1.8. Metode Penelitian ................................................................ 15

  • 1.8.1. Jenis Penelitian ................................................................. 15

    1.8.2. Sifat Penelitian……………………………………... ....... 16

    1.8.3. Jenis Pendekatan .............................................................. 16

    1.8.4. Data dan Sumber Data ..................................................... 17

    1.8.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 19

    1.8.6. Teknik Penentuan Sampel Penelitian ............................... 20

    1.8.7. Tenik Pengolahan dan Analisis Data ............................... 21

    BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT,

    WANPRESTASI DAN KOPERASI ..................................

    22

    2.1 Kredit ..............................................................................

    2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Kredit............................

    2.1.2 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit..................................

    2.1.3 Unsur-Unsur Kredit.......................................................

    2.1.4 Pengertian Kredit Macet………………………………

    2.1.4 Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Kredit..........

    22

    22

    23

    25

    27

    30

    2.2 Pengertian Wanprestasi ................................................

    2.2.1 Pengertian Wanprestasi .................................................

    2.2.2 Bentuk-bentuk Wanprestasi ..........................................

    2.2.3 Akibat Hukum Wanprestasi ..........................................

    32

    32

    33

    35

    2.3 Koperasi ..........................................................................

    2.3.1 Pengertian Dan Dasar Hukum Koperasi........................

    2.3.2 Prinsip-prinsip Koperasi ...............................................

    36

    36

    38

  • 2.3.3 Tujuan, Fungsi dan Peranan Koperasi Indonesia..........

    2.3.4 Aspek Permodalan Koperasi..........................................

    40

    41

    BAB III FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

    WANPRESTASI DALAM PEMBERIAN KREDIT

    PADA KOPERASI GEDONG ARTHA DI DESA

    PEMECUTAN KAJA ........................................................

    50

    3.1 Mekanisme Pemberian Kredit Pada Koperasi Gedong

    Artha ............................................................................

    3.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Wanprestasi

    Dalam Pemberian Kredit Pada Koperasi Gedong

    Artha Di Desa Pemecutan Kaja ..................................

    50

    51

    BAB IV BENTUK PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM

    PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI GEDONG

    ARTHA DI DESA PEMECUTAN KAJA .........................

    55

    4.1 Penyelesaian Secara Litigasi .....................................

    4.2 Penyelesaian Secara Non Litigasi .............................

    4.3 Penyelesaian Wanprestasi Yang Ditempuh Oleh

    Koperasi Gedong Artha .............................................

    55

    58

    65

    BAB V PENUTUP ............................................................................ 68

    5.1 Simpulan...........................................................................

    5.2 Saran.................................................................................

    68

    71

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 72

  • LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR INFORMAN

    RINGKASAN SKRIPSI

  • ABSTRAK

    Penelitian ini berjudul “Penyelesaian wanprestasi dalam penyaluran kredit

    pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja”. Permasalahan yang dikaji

    dalam penelitian ini yaitu apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

    wanprestasi dalam penyaluran kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja dan bagaimanakah bentuk penyelesaian wanprestasi dalam

    penyaluran kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja. Metode

    penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum

    empiris. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa

    faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit macet yaitu faktor internal yang

    disebabkan oleh pihak koperasi itu sendiri maupun faktor eksternal yang

    disebabkan oleh debitur dari koperasi tersebut. Bentuk penyelesaian wanprestasi

    pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja yaitu dengan memberikan

    surat peringatan kepada debitur yang tidak membayar kredit, kemudian

    melakukan musyawarah dengan debitur untuk mencari solusi penyelesaian kredit

    macet secara bersama-sama, apabila tidak ditemukan jalan tengah maka diajukan

    ke Pengadilan Negeri Denpasar dan diselesaikan secara lelang apabila telah terjadi

    kesepakatan antara debitur dan koperasi dalam hal debitur sudah tidak bisa lagi

    melunasi sisa kreditnya.

    Kata kunci: Kredit, Wanprestasi, Koperasi

  • ABSTRACT

    This study, entitled "Settlement of defaults in the loan portfolio in Gedong

    Artha at the Village Cooperative Pemecutan Kaja". Issues examined in this study

    is whether the factors that led to a default in the loan portfolio at the Cooperative

    in the village of Gedong Artha Pemecutan Kaja and how is the form completion

    defaults in lending to the cooperative in the village of Gedong Artha Pemecutan

    Kaja. The research method used in this research is the empirical legal research.

    According to the research done can be seen that the factors that cause bad credit

    is internal factor caused by the cooperative itself and external factors caused by

    the debtor of the cooperative. Forms of settlement defaults on Cooperative

    Gedong Artha Village Pemecutan Kaja is to give warning letters to borrowers

    who do not pay the loan, and then conduct deliberations with the borrower to seek

    a solution loan resolution together, if not found a middle ground then submitted to

    the Denpasar District Court and completed in the auction if there was an

    agreement between the debtor and the debtor's co-operative in the case can no

    longer pay off the loan.

    Keywords: Credit, Default, Cooperation.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pembangunan nasional yang berada pada bidang ekonomi yang mengelola

    kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi rill dengan memanfaatkan

    sarana dalam perkembangan di bidang ekonomi saat ini, penyediaan modal sangat

    dibutuhkan. Adanya penyedia modal mendukung jalannya kegiatan perekomian.

    Dalam hal ini, salah satu bentuk usaha penyedia dana adalah koperasi.Koperasi

    berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang

    tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.

    Koperasi dibentuk berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan yang

    berasaskan kekeluargaan, yang dimana pembentukan Undang-undang Nomor 17

    Tahun 2012 tentang Koperasi yang dinyatakan tidak berlaku lagi dan kembali

    pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

    Dalam hal ini pengertian Koperasi didalam Pasal 1 angka 1 UU No. 25

    Tahun 1992 menyatakan bahwa:

    Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, social, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Menurut Pasal 6 ayat (1) huruf d UU No. 25 Tahun 1992 menyatakan

    bahwa “Koperasi merupakan sebagai badan usaha swadaya yang otonom, dan

    independen”. Dikarenakan kelangsungan hidup koperasi sebagai suatu badan

    usaha juga “dipengaruhi oleh besar kecilnya modal, namun pengaruh modal tidak

    1

  • 2

    boleh mengaburkan dan mengurangi makna koperasi. Didalam Koperasi,

    penekanan kepentingan kemanusiaan lebih diutamakan dari pada kepentingan

    kebendaan”.1

    Koperasi merupakan salah satu badan usaha, maka tujuan dari koperasi

    adalah mensejahterakan anggotanya juga untuk memaksimumkan keuntungan,

    memaksimalkan nilai perusahaan, dan meminimalkan biaya. Seperti badan usaha

    lainnya, koperasi ingin mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Agar

    selain bisa mensejahterakan rakyatnya, usaha yang terjadi dalam koperasi bisa

    meningkat. Memaksimalkan nilai perusahaan maksudnya untuk membuat kualitas

    perusahaan lebih baik.

    Salah satu jenis usaha koperasi yang mendominasi adalah usaha simpan

    pinjam. Usaha simpan pinjam saat ini dapat dilakukan oleh Koperasi simpan

    pinjam. Koperasi Simpan Pinjam adalah “Koperasi yang menjalankan usaha

    simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha” Berdasarkan Pasal 1 angka 15 UU

    No.17 tahun 2012.

    Kegiatan usaha perkoprasian memberikan pinjaman ataupun pemberian

    kredit oleh koperasi simpan pinjam dapat meringankan beban masyarakat, karena

    kredit di dalam ketentuan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

    tentang Perbankan, disebutkan bahwa:

    Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

    1Ali Rido, 2001, Badan hukum dan kedudukan badan hukum Perseroan, Perkumpulan,

    Koperasi, yayasan wakaf, Bandung, h.12.

  • 3

    Kredit yang diberikan dalam koperasi simpan pinjam tanpa melalui

    prosedur yang sulit dan yang selama ini menjadi kendala bagi masyarakat

    golongan ekonomi lemah2, yang dengan cara ini masyarakat dapat melakukan

    suatu usaha dalam peminjaman di koperasi yang menjalankan simpan pinjam

    yaitu pemberian kredit. Pemberian kredit kepada debitur hendaknya didahului

    dengan melakukan perjanjian kredit dengan calon penerima kredit. Mengenai

    perjanjian kredit dalam Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan

    dan Kitab Undang-undang Hukum Perdata tidak ada pengaturannya apakah dibuat

    secara tertulis atau lisan, akan tetapi “pada umumnya yang terjadi dalam setiap

    bank adalah setiap debitur yang meminjam uang di bank harus mengajukan

    permohonan kredit yang diajukan secara tertulis kepada pihak bank, tanpa harus

    melihat berapa jumlah kredit yang diminta”.3

    Pemberian kredit tidak selalu berjalan lancar dan baik sesuai yang

    diharapkan, walaupun di pemberian kredit sudah terjadinya perjanjian karena bisa

    saja terjadi kendala dalam pelaksanaan kredit, yang dimana suatu saat pihak

    kreditur dapat mengalami kesulitan untuk meminta angsuran dari pihak debitur

    karena sesuatu hal, kendala yang dihadapinya adalah kredit macet.

    Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono kredit macet adalah “Suatu

    keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh

    kewajibannya kepada bank atau badan usaha lainnya seperti yang telah

    2 H.R. Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya Bakti,

    Bandung, h. 24. 3Hermansyah, 2003, Hukum Perbankan Indonesia, Cet. II, PT. Raja Grafindo Persada,

    Jakarta, h.68.

  • 4

    diperjanjikan”. 4 Seperti halnya kredit macet dalam perjanjian kredit yang ada di

    Koperasi Gedong Artha Desa Pemecutan Kaja Kota Denpasar, salah satunya yang

    diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai faktor-faktor penyebab kredit macet

    yang terjadi pada Koperasi Gedong Artha yang berlokasi di Desa Desa Pemecutan

    Kaja, permasalahan terjadi pada saat koperasi memberikan fasilitas kredit kepada

    debitur namun kemudian debitur wanprestasi dengan tidak memenuhi

    kewajibannya untuk melunasi kreditnya tersebut, sehingga terjadilah kredit macet

    yang merugikan pihak koperasi.

    Pada saat mengajukan permohonan kredit di Koperasi dilakukan perjanjian

    jaminan juga antara koperasi dengan pemohon kredit. Jaminan merupakan sesuatu

    yang diberikan oleh debitur kepada kreditur “untuk memberikan keyakinan

    kepada kreditur bahwa debitur akan membayar hutangnya sesuai dengan yang

    diperjanjikan, karena peran jaminan dilakukan untuk mengantisipasi jika

    terjadinya masalah”. 5

    Jaminan berfungsi sebagai pengamanan pemberian dana atas kredit yang

    akan diberikan. Jaminan merupakan hal yang penting dalam membuat dan

    melaksanakan perjanjian kredit atau perjanjian pinjam meminjam uang, serta guna

    melindungi kepentingan para pihak khususnya kreditur (yang meminjamkan).

    Jaminan utang yang lazim digunakan dalam suatu utang-piutang, secara umum

    jaminan kredit perbankan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :

    “1. Barang bergerak adalah benda yang dapat dipindahkan atau dapat berpindah dari satu tempat ketempat lain. Bersadarkan UU No. 42 Tahun

    4 Mudrajad Kuncoro,2007, Manajemen Perkreditan bagi Bank Komersiil,Edisi 4, BPFE

    Yogyakarta, Yogyakarta, h. 62. 5Hartono Hadisaputro,1996, Pokok-Pokok hukum perikatan dan Jaminan, Liberty,

    Yogyakarta, h.31.

  • 5

    1999 tentang Jaminan Fidusia, barang bergerak terdiri atas yang berwujud dan tidak berwujud :

    a. Benda bergerak yang berwujud adalah segala sesuatu yang dapaat dilihat keberadaannya. Contoh : Perhiasan, kendaraan bermotor, perlengkapan rumah, perlengkapan kantor, alat transportasi laut, udara, maupun sungai surat berharga dan lain-lain.

    b. Barang bergerak yang tidak berwujud adalah barang tersebut tidak memiliki bentuk fisik yang dapaat dilihat, contoh : saham, obligasi, cek, tagihan-tagihan dan lain-lain.

    2. Barang tidak bergerak dapat berupa tanah dan benda- bendayang berkaitan ( melekat ) dengan tanah seperti rumah tinggal, gedung kantor, gudang, hotel dan sebagainya.

    3. Jaminan pribadi ( personal guaranty ) dan jaminan perusahaan ( company /corporate /guaranty )”.6

    Keberadaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak

    Tanggungan Atas benda-benda yang berkaitan dengan tanah (selanjutnya disebut

    UUHT) ini merupakan undang-ndang yang penting bagi sistem hukum Perdata

    khusunya hukum jaminan, yaitu dalam rangka memberikan kepastian hukum

    dalam bidang pengikatan jaminan atas benda-benda yang berkaitan dengan tanah

    sebagai agunan kredit. Hal ini mengingat dalam perjanjian kredit senantiasa

    memerlukan jaminan yang aman bagi pengembalian dana yang telah disalurkan

    melalui kredit. Sehingga akan dapat tercipta suatu jaminan yang ideal.

    “Jaminan yang ideal adalah jaminan yang meberikan kepastian kepada bank, bahwa benda yang dijaminkan itu mudah dijual dan hasilnya akan cukup untuk membayar kembali kredit dan bunga yang harus dibayar. Dengan berlakunya UUHT, maka hipotik yang diatur oleh KUH Perdata dan crediet verband yang sebelumnya digunakan untuk mengikat tanah sebagai jaminan utang,untuk selanjutnya sudah tidak dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengikat tanah sebagai jaminan utang Sejak berlakunya UUHT, pada tanggal 9 April 1996, pengikat objek jaminan utang berupa tanah sepenuhnya dilakukan melalui lembaga jaminan hak tanggungan”.7

    6 M. Bahsan S.H.,S.E, 2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia,

    PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 108. 7R. Subekti, 1996, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kedit (Termasuk Hak

    Tanggugan) Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, h.22.

  • 6

    Permasalahan yang terjadi pada beberapa koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja yaitu karena debitur lalai untuk melakukan kewajibannya

    melunasi kredit dengan jaminan hak tanggungan yang telah diberikan kepada

    kreditur dan tindakan debitur berakibat terjadinya kredit macet. Fakta yang sering

    terjadi dilapangan adalah debitur sering terlambat dalam melakukan pembayaran

    baik angsuran pokok maupun bunga dikarenakan kelalaian debitur itu sendiri. Hal

    tersebut membuat pihak koperasi yang memberikan kredit menjadi macet, untuk

    itu diperlukannya suatu penyelesaian didalam terjadinya kredit macet dengan

    jaminan hak tanggungan ini.

    Berdasarkan masalah diatas terdapat permasalahan tentang kredit macet

    dengan jaminan hak tanggungan, oleh karena itu sangat menarik untuk dikaji lebih

    mendalam dalam skripsi ini dengan mengangkat judul “Penyelesaian Wanprestasi

    Dalam Penyaluran Kredit Pada Koperasi Gedong Artha Di Desa Pemecutan

    Kaja”.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

    dirumuskan beberapa masalah antara lain :

    1. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi dalam

    pemberian kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan

    Kaja ?

    2. Bagaimana bentuk penyelesaian wanprestasi dalam pemberian kredit

    pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja?

  • 7

    1.3 Ruang Lingkup Masalah

    Suatu pembahasan, agar tidak menyimpang dari permasalahan, maka

    dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi permasalahan yang diteliti adalah

    pertama membahas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

    wanprestasi dalam penyaluran kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja dan dibatasi pada pembahasan mengenai bentuk penyelesaian

    wanprestasi dalam penyaluran kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja.

    1.4 Orisinalitas Penelitian

    Penelitian Terhadap penyelesaian wanprestasi sangat menarik, karena

    sangat sering terjadi penyaluran kredit tanpa melalui prosedur yang berlaku dalam

    koperasi sehingga menjadi dapat menimbulkan wanprestasi. Penelusuran

    kepustakaan yang dilakukan, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan

    wanprestasi dalam penyaluran kredit pada koperasi yaitu :

    a. Srikpsi dari Eko Muji Santoso, Nim. 0513010145/FE/EA, alumni Program

    Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional

    “Veteran”, Jawa Timur, Tahun 2011 dengan judul skripsi “Beberapa Faktor

    Yang Mempengaruhi Jumlah Pemberian Kredit Simpan Pinjam Pada

    Nasabah Di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya”. Adapun yang

    menjadi pokok permasalahan dalam penelitian skripsi tersebut yakni:

    1. Apakah pertambahan dana dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah

    pemberian kredit?

  • 8

    2. Faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap pertambahan dana dan

    jaminan Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Surabaya?

    b. Inneke Tania Arsyad, Nim. 012111023, alumni Program Studi Magister

    Kenotariatan, Program Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Tahun

    2014 dengan judul tesis “Pelaksanaan Pemberian Kredit Kepada Koperasi

    Dengan Pembebanan Hak Tanggungan”. Adapun yang menjadi pokok

    permasalahan dalam penelitian ini yakni:

    1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian kredit kepada koperasi dengan

    pembebanan hak tanggungan pada PT. Bank Bukopin di Medan?

    2. Apakah faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan

    pemberian kredit kepada koperasi dengan pembebanan hak tanggungan

    pada PT. Bank Bukopin di Medan?

    3. Bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan oleh bank apabila

    koperasi sebagai debitur wanprestasi?

    Berdasarkan penelusuran dari penelitian dengan judul dan pokok

    permasalahan seperti yang dijelaskan diatas, menunjukkan bahwa penelitian

    dengan judul Penyelesaian Wanprestasi Dalam Penyaluran Kredit Pada Koperasi

    Gedong Artha Di Desa Pemecutan Kaja belum ada yang membahasnya, sehingga

    penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah orisinalitas atau

    keasliannya.

    1.5 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu terdiri dari

    tujuan umum dan tujuan khusus yang dapat diuraikan sebagai berikut:

  • 9

    1.5.1 Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penelitan ini yaitu untuk pengembangan ilmu hukum

    terkait paradigma Science as a process (ilmu sebagai proses). Dengan paradigma

    ini, ilmu hukum tidak akan berhenti dalam penggalian atas kebenaran, khususnya

    terkait dengan materi penyelesaian wanprestasi dalam penyaluran kredit pada

    Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja.

    1.5.2 Tujuan Khusus

    Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini sesuai

    permasalahan yang dibahas adalah :

    1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi

    dalam penyaluran kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja.

    2. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian wanprestasi dalam penyaluran

    kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja.

    1.6 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    pengetahuan maupun kepentingan praktis.

    1.6.1 Manfaat Teoritis

    1. Memperdalam pengetahuan dan wawasan ilmu pengetahuan pada

    umumnya dan pelaksanaan perjanjian kredit pada Koperasi Gedong

    Artha di Desa Pemecutan Kaja.

  • 10

    2. Dapat memberikan bahan masukan dan referensi bagi penelitian yang

    akan dilakukan selanjutnya.

    3. Dapat mengetahui prinsip-prinsip, asas-asas, konsep-konsep, dalam

    rangka perjanjian kredit pada Koperasi Gedong Artha di Desa

    Pemecutan Kaja.

    1.6.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi pihak Koperasi Gedong Artha, penelitian ini diharapkan mampu

    memberikan tambahan referensi agar lebih berhati-hati dalam

    memberikan kredit pada calon nasabahnya, sehingga dapat

    meminimalisisr terjadinya kredit macet.

    2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi

    kepada nasabah atau anggota masyarakat pada umumnya dan semua

    pihak yang berkepentingan pada khususnya.

    1.7 Landasan Teoritis

    Dalam landasan teori ini, sebelumnya akan dijelaskan mengenai

    pengertian dari teori itu sendiri. “Teori diperlukan untuk menerangkan dan

    menjelaskan secara spesifik suatu proses tertentu yang terjadi dan suatu teori

    harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan

    ketidakbenarannya.”8 Apabila dilihat dari pengertian teori tersebut, maka teori itu

    merupakan suatu penjelasan dari suatu proses tertentu yang sesuai dengan fakta-

    fakta atau kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Selanjutnya “teori juga

    8J.J.JM. Wuisaman, 1996, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid I, Fakultas Ekonomi

    Universitas Indonesia, Jakarta, h.203.

  • 11

    merupakan alur penalaran atau logika (flow of reasonic/logic) yang terdiri dari

    seperangkat konsep atau variabel, definisi dan proposisi yang disusun secara

    sistematis.”9 Dalam pengertian teori ini, menjelaskan bahwa teori tersebut

    merupakan suatu konsep pemikiran atau alur logika yang terdiri dari variabel,

    definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. Dengan demikian,

    pengertian teori yang terakhir ini berbeda dengan pengertian teori yang pertama.

    Landasan teoritis merupakan “dukungan teori, konsep, asas, dan pendapat-

    pendapat hukum dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari

    permasalahan yang dianalisis”.10 Oleh sebab itu sebelum mengemukakan asumsi

    terhadap permasalahan, maka terlebih dahulu dikemukakan beberapa pasal dalam

    peraturan perundang-undangan dan beberapa teori berupa pendapat para ahli yang

    relevan dengan permasalahan yang diteliti yang kemudian digunakan sebagai

    dasar untuk menentukan asumsi.

    Dalam kaitannya dengan penelitian ini, adapun teori-teori yang

    dipergunakan sebagai pisau analisis yaitu:

    1. Teori kepastian Hukum

    Teori Kepastian Hukum diungkapkan oleh Gustav Radbruch dalam Theo

    Huijbers yang menyatakan bahwa :

    ”Hubungan antara keadilan dan kepastian hukum perlu diperhatikan. Oleh sebab kepastian hukum harus dijaga demi keamanan dalam negara, maka hukum positif selalu harus ditaati, pun pula kalau isinya kurang adil, atau juga kurang sesuai dengan tujuan hukum. Tetapi terdapat kekecualian, yakni bilamana pertentangan antara isi tata hukum dan keadilan menjadi begitu

    9J. Supranto, 2003, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, h. 194. 10 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju Bandung,

    h. 141.

  • 12

    besar, sehingga tata hukum itu nampak tidak adil pada saat itu tata hukum itu boleh dilepaskan”.11

    Dengan adanya suatu kepastian hukum, maka tujuan dari hukum yaitu

    keadilan akan dapat dicapai. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, maka

    penyaluran kredit hendaknya dibuatkan dalam bentuk tertulis dihadapan

    notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagai pejabat umum yang berwenang

    untuk membuat akta otentik yang dapat memberikan kepastian hukum terutama

    apabila debitur wanprestasi. Sehingga kepastian hukumnya akan lebih terjamin.

    Penyaluran kredit pada koperasi tentunya tidak akan terlepas dari benda

    yang dijadikan jaminan. Dalam penyaluran kredit pada koperasi dapat berupa

    benda yang dibebankan dengan hak tanggungan. Apabila benda yang dijaminkan

    tersebut dibebankan hak tanggungan, maka benda tersebut wajib didaftarkan.

    Pendaftaran jaminan hak tanggungan tersebut dilakukan sampai pada terbit

    sertifikat hak tanggungan memberikan kemudahan bagi kreditur dalam

    menjalankan eksekusi atas objek jaminan hak tanggungan tersebut. Pelaksanaan

    eksekusi hak tanggungan yang dilakukan oleh pihak koperasi sebagai kreditur

    penerima jaminan Hak Tanggungan, maka eksekusi haruslah menerapkan

    ketentuan yang diatur dalam ketentuan Pasal 6 UUHT, hal ini tentunya untuk

    memberikan jaminan kepastian hukum. Teori ini dikemukakan dengan tujuan

    untuk membahas dan menganalisis permasalahan kedua dalam penelitian ini yaitu

    berkaitan dengan penyelesaian wanprestasi dalam penyaluran kredit yang terjadi

    11 Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta,

    h. 163.

  • 13

    pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja. Penyelesaian kredit macet

    dengan jaminan hak tanggungan ini dilihat dari teori kepastian hukum maka

    keberadaan sertipikat hak tanggungan yang dapat memberikan kedudukan

    preference bagi pihak koperasi sebagai pihak kreditur, sehingga apabila debitur

    wanprestasi maka pihak koperasi dapat melaksanakan eksekusi atas obyek

    jaminan hak tanggungan tersebut.

    2. Teori Efektivitas

    Diperlukannya teori efektivitas hukum ini didalam masyarakat, karena

    efektivitas hukum adalah daya kerja hukum dalam mengatur dan memaksa

    masyarakat (law as social control). Dalam bukunya Soerjono Soekanto

    dikemukakan bahwa untuk berlakunya suatu aturan hukum harus memenuhi 3

    (tiga) syarat yaitu :

    1. Kaedah hukum berlaku secara filosofis

    2. Kaedah hukum berlaku secara yuridis

    3. Kaedah hukum berlaku secara sosiologis”.12

    Berlakunya kaedah hukum secara yuridis, mengandung pengertian bahwa

    aturan hukum yang ada harus didasarkan pada kaedah hukum yang lebih tinggi13.

    Berlakunya kaedah hukum secara sosiologis artinya kaedah hukum tersebut

    berlaku dalam masyarakat sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat

    dimana kaedah hukum tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa (teori

    kekuasaan) ataupun karena adanya pengakuan dan penerimaan oleh masyarakat

    12 Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Press,

    Jakarta, h. 72 13 Ibid, h. 78

  • 14

    kepada siapa kaidah hukum tersebut diberlakukan (teori pengakuan). Pada

    dasarnya adanya suatu kaedah hukum tersebut “diakui dan diterima oleh

    masyarakat dengan tanpa perlu dipaksakan oleh penguasa apabila memang sudah

    dirasakan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan dari

    masyarakat yang bersangkutan”14. Sedangkan berlakunya kaedah hukum secara

    filosofis artinya suatu kaedah hukum harus berdasarkan pada cita-cita hukum

    sebagai nilai positif yang tertinggi15. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    hukum itu berfungsi dalam masyarakat yaitu :

    1. Kaidah hukum atau peraturan hukum itu sendiri

    2. Petugas atau penegak hukumnya

    3. Sarana dan fasilitas yang digunakan oleh penegak hukum

    4. Kesadaran masyarakat”.16

    Maka sangat penting Menurut Ravianto bahwa pengertian efektivitas itu

    adalah “ Seberapa baik orang melakukan pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana

    orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa

    apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik dalam

    waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif”17.

    Jadi efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu

    tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa adanya paksaan. Apabila tujuan

    yang dimaksud untuk proses pencapaian perekonomian yang lebih baik, maka

    didalam melakukan pemberian kredit tidak terjadi kemacetan dalam melunasi

    14 Ibid 15 Ibid, h. 79 16 Zainudin Ali, 2009, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 62 17 Raviyanto, J, 1989, Produktivitas dan Manajemen, Lembaga Sarana Informasi Usaha

    dan Productivitas, Jakarta, h. 72

  • 15

    kredit tersebut sudah merupakan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Namun jika

    terjadinya kemacetan dalam melunasi kredit dapat membuat kegiatan ekonomi

    dan pembangunan mengalami kelambatan, dan melihat lagi dari pelaksanaan

    kredit didalam perjanjian kredit.

    Didalam peyaluran kredit yang dilakukan oleh koperasi terdapat potensi

    adanya wanprestasi dan bahkan berpotensi menjadi kredit macet. Wanprestasi

    yaitu tidak terlaksananya suatu perjanjian karena kesalahan atau cidera janji dari

    pihak dalam perjanjian terutama penyelesaian kredit macet didalam perjanjian

    kredit. Dalam kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini

    maka efektivitas hukum dipergunakan sebagai pisau analisis untuk permasalahan

    pertama berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit

    macet pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja. Terjadinya kredit

    macet dikaitkan dengan peraturan hukum yang ada dimasyarakat maka dalam hal

    ini yang dimaksud adalah UU Perbankan, dan UU Hak Tanggungan, sedangkan

    petugas atau penegak hukumnya dalam hal ini adalah pihak kepolisian yang

    membantu dalam pelaksanaan eksekusi hak tanggungan apabila pihak debitur

    merasa keberatan atas eksekusi tersebut, dan juga hakim dan jaksa apabila harus

    melalui proses persidangan, dan tentunya kesadaran masyarakat terutama bagi

    debitur yang memiliki kredit untuk melunasi kredit yang telah diberikan oleh

    pihak koperasi.

    1.8 Metode Penelitian

    1.8.1 Jenis Penelitian

  • 16

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

    penelitian hukum empiris. Jenis penelitian hukum empiris ini yaitu penelitian

    hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuan dan mengenai pemberlakuan atau

    implementasi ketentuan hukum normatif (kodifikasi, Undang-undang atau

    kontrak) secara in action/in abstracto pada setiap peristiwa hukum yang terjadi

    dalam masyarakat (in concreto).18

    1.8.2 Sifat Penelitian

    Sifat penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini bersifat deskriptif

    analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif analitis bertujuan untuk memberikan

    data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya,19

    maka dapat diambil data obyektif karena ingin menggambarkan kenyataan yang

    terjadi pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja.

    1.8.3 Jenis Pendekatan

    Pendekatan dalam penelitian hukum dimaksudkan adalah bahan untuk

    mengawali sebagai dasar sudut pandang dan kerangka berpikir seorang peneliti

    untuk melakukan analisis. Dalam penelitian ini, agar mendapatkan hasil yang

    ilmiah, serta dapat dipertahankan secara ilmiah, maka masalah dalam penelitian

    ini dibahas menggunakan jenis pendekatan sebagai berikut:

    a. Pendekatan perundang-undangan (statute approach) hal ini dimaksudkan bahwa peneliti menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai dasar awal melakukan analisis.

    b. Pendekatan kasus (case approach), pendekatan kasus dalam penelitian hukum bertujuan untuk mempelajari norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan dalam praktik hukum.

    18Abdulkadir Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,

    Bandung, h. 134. 19 Soerjono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, UI press, Jakarta, h. 10.

  • 17

    c. Pendekatan analitis (Analytical Approach), pendekatan ini dilakukan dengan mencari makna pada istilah-istilah hukum yang terdapat didalam perundang-undangan, dengan begitu peneliti memperoleh pengertian atau makna baru dari istilah-istiah hukum dan menguji penerapannya secara praktis”. 20

    1.8.4 Data dan Sumber Data

    Dalam penelitian hukum empiris data dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

    yaitu:

    1. Data primer, yaitu “data yang diperoleh terutama dari penelitian yang

    dilakukan secara langsung didalam masyarakat”.21 Sumber data primer

    yang diperoleh dari penelitian ini dengan melakukan penelitian yang

    berlokasi di Desa Pemecutan Kaja, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara

    dengan informan dan responden yang ada di lokasi penelitian tersebut.

    Informan adalah orang atau individu yang memberikan informasi data

    yang dibutuhkan oleh peneliti sebatas yang diketahuinya. Informan

    diperlukan didalam penelitian empiris untuk mendapatkan data secara

    kualitatif. Sedangkan Responden adalah seseorang atau individu yang

    akan memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh

    peneliti. Responden ini merupakan orang atau individu yang terkait

    secara langsung dengan data yang dibutuhkan”.22

    20 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &

    Empiris, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, h. 185-190. 21Soerjono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, UI press, Jakarta, h. 156 22Ibid, h. 174

  • 18

    2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian

    kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan bahan-bahan

    hukum sebagai berikut:23

    i. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari :

    (a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

    (b) Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

    Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan

    Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996

    Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3632);

    (c) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas

    Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan,

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

    182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790;

    (d) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor

    212, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5355).

    ii. Bahan hukum sekunder yang terdiri dari literatur-literatur, buku-

    buku, makalah, dan jurnal yang ditulis oleh para ahli dan dokumen-

    dokumen yang berkenaan dengan masalah yang dibahas.

    iii. Sedangkan Bahan hukum tersier yang terdiri dari kamus dan

    ensiklopedi”.24

    23Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan I, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 24.

  • 19

    1.8.5 Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

    yaitu :

    1. Teknik Studi Dokumen

    Untuk data kepustakaan dipakai teknik studi dokumen dengan cara

    membaca memahami membandingkan karangan-karangan ilmiah dan para

    sarjana dan dan sumber-sumber lainnya, baik peraturan-peraturan maupun

    tulisan-tulisan ilmiah yang terdapat dalam berbagai literatur atau sumber

    bahan bacaan lain yang relevan dengan permasalahan.

    2. Teknik Wawancara (interview)

    Data lapangan digunakan teknik wawancara (interview) yaitu “proses

    tanya jawab lisan dalam masa dua orang atau lebih berhadap-hadapan

    secara fisik yang satu dapat melihat yang lain dan mendengarkan dengan

    telinganya sendiri”.25 Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan

    menggunakan teknik wawancara kepada para responden dengan

    menggunakan daftar pertanyaan. Pertanyaan tersebut berkisar pada

    penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit. Data ini diperoleh

    dengan penelitian langsung oleh objek penelitian, dimana objek penelitian

    adalah Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja.

    1.8.6 Teknik Penentuan Sampel Penelitian

    24Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, 2004, PT. RajaGrafindo Persada,

    Jakarta, h. 120 25 Sutrisno Hadi, 1984, Methodologi Research, Gajah Mada University, Yogyakarta, h.

    192.

  • 20

    Adapun lokasi yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini yaitu

    pada Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja. Terpilihnya lokasi tersebut

    sebagai sampel lokasi penelitian dikarenakan ditemukan kasus wanprestasi dalam

    penyaluran kredit pada koperasi tersebut.

    Dalam Penelitian ini metode sampel yang digunakan adalah sampel secara

    Non Random Sampling yaitu suatu cara menentukan sampel dimana peneliti telah

    menentukan atau menunjuk sendiri sampel dalam penelitiannya. Sesuai dengan

    judul dalam penelitian skripsi ini maka dalam penelitian ini sampel yang

    digunakan yaitu Koperasi Gedong Artha di Desa Pemecutan Kaja. “Populasi yang

    dipilih menjadi sampel setelah sebelumnya dipilih dan direncanakan oleh peneliti

    karena populasi ini bersifat heterogen, dimana setiap populasi tidak semuanya

    dapat mewakili seluruh unit populasi”.26

    Penentuan responden ataupun informan dilakukan dengan menggunakan

    metode snowball sampling yang dipilih berdasarkan penunjukan atau rekomendasi

    dari sampel sebelumnya. Sampel pertama yang diteliti ditentukan sendiri oleh

    peneliti yaitu dengan mencari responden kunci ataupun informan kunci, kemudian

    responden berikutnya yang akan dijadikan sampel tergantung dari rekomendasi

    yang diberikan oleh responden kunci yang diawali dengan menunjuk sejumlah

    responden yaitu responden yang mengetahui, memahami, dan berpengalaman

    sesuai dengan objek penelitian ini yakni wanprestasi pada Koperasi Gedong Artha

    di Desa Pemecutan Kaja.

    26Amiruddin dan Zainal Asikin, op.cit, hal. 98.

  • 21

    1.8.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

    Data-data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, selanjutnya

    dianalisa dengan menggunakan teknik analisa data secara kualitatif yaitu dengan

    memilih data yang kualitasnya dapat menjawab permasalahan yang diajukan dan

    untuk penyajiannya dilakukan secara deskriptif analisis yaitu suatu cara analisis

    data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga diperoleh

    kesimpulan umum”.27

    27 Ronny Hanitijo Soemitro, Op.cit, h. 98

    Lembaran PengesahanDaftar isi, Abstrak, Bab 1.pdfDaftar isi, Abstrak

    Daftar isi, Abstrak, Bab 1Bab 1