kata pengantar (1)
DESCRIPTION
nnknklklTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
-Nya yang telah menuntun kami dalam belajar untuk mencapai hidup yang lebih baik.Dan
dengan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini, sehingga dapat tersusun
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan serta
wawasannya mengenai tujuan pembelajaran yang dibahas pada makalah ini.Dalam
penyusunan makalah ini banyak hal yang belum sempurna.Oleh sebab itu kami selaku
penyusunan makalah ini,mengharapkan adanya masukan yang berupa kritikan ataupun saran
demi kebaikan untuk makalah berikutnya dan tidak lupa juga kami selaku penyusun
berterima kasih pada pihak-pihak yang ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.Semoga semua ini
berguna bagi kita semua khususnya dalam menunjang pembelajaran kita di dunia kedokteran.
HORMAT KAMI
KELOMPOK VII
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN………………………………………………………………...3
BAB. II DATA PELAKSANAAN TUTORIAL………………………………………….4
BAB.III SKENARIO ……………………………………………………………………..5
BAB.IV PEMBAHASAN SKENARIO………………………………………………….6
BAB.V KAJIAN TEORI…………………………………………………………………..7
5.1 KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL…………………………………………..
5.2 DEFINISI SINDROM DOWN……………………………………………………..
5.3 ETIOLOGI SINDROM DOWN……………………………………………………
5.4 EPIDEMIOLOGI SINDROM DOWN…………………………………………….
5.5 PATOFISIOLOGI ………………………………………………………………….
5.6 GEJALA KLINIS…………………………………………………………………
5.7 DIAGNOSIS ………………………………………………………………………..
5.8 DIAGNOSIS BANDING……………………………………………………………
5.9 PENATALAKSANAAN……………………………………………………………
5.10 PENCEGAHAN...……………………………………………………………
5.11 KOMPLIKASI………………………………………………………………………..
5.12 PROGNOSIS………………………………………………………………………
BAB. VI KESIMPULAN AKHIR………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...
LAMPIRAN POWER POINT…………………………………………………………….
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 2
BAB I
PENDAHULUAN
Down sindrom (mongoloid) adalah suatu kondisi dimana materi genetic tambahan
menyebabkan keterlambatan perkembangan anak, dan kadang mengacu pada retardasi
mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 kromosom
trisomi 21, sehingga informasi genetika menjadi terganggu dan anak juga mengalami
penyimpangan fisik. Sindrom Down merupakan sindrom genetic yang paling sering dijumpai.
Dalam praktek sehari-hari penanganan kalainan ini masih belum komprehensif. Tatalasana
Sindrom Down di tempat praktek, masih terbatas pada mengatasi keluhan yang ada. Padahal
penanganan yang komprehensif yang melibatkan multidisiplin ilmu pada setiap tahap tumbuh
kebang anak, akan menetukan kualitas kehidupan anak tersebut.
Kontak awal para dokter dengan anak Sindrom Down pada umumnya terjadi pada masa bayi,
padahal pada masa prenatal pun, Sindrom Down dapat di diagnosis. Setiap jenjang umur pada
Sindrom Down memiliki masalah khusus yang perlu diketahui, sehingga menjadi perhatian
bagi klinis dalam rangka pencegahan primer, sekunder, maupun tersier.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 3
BAB II
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL
JUDUL BLOK :
TUMBUH KEMBANG ANAK
NAMA TUTOR :
dr.Wahyu Saputra
DATA PELAKSANAAN TUTORIAL :
TUTORIAL 1 :
TANGGAL : 25 JANUARI 2016
WAKTU : 07.30-10.00 WIB
TEMPAT : ruang tutorial
TUTORIAL 2 :
TANGGAL : 4 FEBRUARI 2016
WAKTU : 07.30-09.10 WIB
TEMPAT : ruang tutorial
PLENO :
TANGGAL : 5 FEBRUARI 2016
WAKTU : 09.10-10.00 WIB
TEMPAT : ruang pleno
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 4
BAB III
SKENARIO
Anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ibunya ke poliklinik anak, dengan keluhan anaknya tampak tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Anaknya juga selalu ngences dan hingga kini belum bisa bicara satu patah katapun.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai : Sensorium CM, temperature 36ºC, berat baadan 11kg, leher tampak pendek, eksoptalmus (+), hipersalivalis, makroglossia dan sandal gap.
Apa yang terjadi pada anak ini dan tindakan apa yang akan dilakukan?
BAB IV
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 5
PEMBAHASAN SKENARIO
4.1. klarifikasi istilah
1. Eksoptalmus : penonjolan abnormal pada salah satu atau kedua bola mata.2. Macroglossia : pembentukan lidah yang tidak normal.3. Sandal gap : jarak antara ibu jari keduanya melebar.
4.2. penetapan masalah
1. Anak laki-laki berusia 2 tahun, dibawa ke poliklinik anak, dengan keluhan anak tampak tidak peduli dengan lingkungan sekitar, selalu ngences dan belum bisa bicara satu patah katapun hingga saat ini.
2. Pada pemeriksaan fisik dijumpai : leher tampak pendek, eksoptalmus (+), hipersalivasi, makroglossia dan sandal gap.
4.3. analysis masalah
1. - kemungkinan adanya retardasi mental pada anak.- karena lidah yang membesar, sehingga mulut susah untuk menutup.
2. Gejala timbul Karena adanya kelainan kromosom trisemi 21.
4.4. hipothesis
Anak laki-laki berusia 2 tahun kemungkinan mengalami Retardasi Mental.
4.5. learning objective
1. Klasifikasi retardasi mental2. Definisi, etiologi, epidemiologi down sindrom.3. Patofisiologi dan gejala klinis down sindrom.4. Diagnosis dan diagnosis banding down sindrom.5. Penatalaksanaan dan pencegahan down sindrom.6. Komplikasi dan prognosis down sindrom.
BAB V
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 6
KAJIAN TEORI
5.1. KLASIFIKASI RETARDASI MENTAL
5.2. DEFINISI DOWN SINDROM
Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866.Walaupun
sudah lama dikenal,baru pada tahun 1959 ditemukan dan dibuktikan adanya kelainan pada
kromosom.Anak dengan Down Sindrom adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya
dan mempunyai kecerdasan yang terbatas,yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21
yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetic yang berlebih tersebut teretak pada bagian
lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan
suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan
fisik dan susunan saraf pusat.
- Down sindrom merupakan kondisi abnormal kromosom yang sering terjadi dan
dengan mudah dikenal yang berhubungan dengan retardasi mental,muka yang khas
dan tonus hotot lemah (hipotonia)
- Down sindrom merupakan kumpulan kondisi dengan kecacatan intelektual yang
dengan cepat dapat didiagnosa setelah lahir
Jadi,down sindrom merupakan kondisi abnormal kromosom yang sering terjadi dan yang
berhubungan dengan retardasi mental dan keterbelakangan perkembnagan fisik dengan muka
yang khas dan hipotonia yang dengan mudah dapat didiagnosa setelah lahir.
Tipe down sindrom
Standar Trisomi 21 Kelebihan kromosom 21 yang berasal dari sel
telur atau sperma.Standar trisomi 21 yang
terjadi 95% dari kasus penderita down
sindrom.
Translokasi
Saat bagian dari kromosom 21 menempatkan
kromosom lain,dan sering terjadi pada
kromosom 14.Penderita dengan translokasi
21 akan memiliki materi genetic 46
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 7
kromosom tetapi akan memiliki materi
genetic dari 47 kromosom.Karakteristik dari
translokasi 21 sama dengan karakteristik dari
standar trisomi 21.Kasus ini terjadi 4%pada
down sindrom.
Mosaicism Memiliki 2 deretan sel yang berbeda yang
berasal dari zigot tunggal (sel telur yang
dibuahi.
5.3. ETIOLOGI DOWN SINDROM
Anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih ( 3
kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21. Adanya kelebihan
kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal yang mengatur embriogenesis.
Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21
dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang
memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik ( kelainan tulang ), SSP
( penglihatan, pendengaran ) dan kecerdasan yang terbatas. Pada kebanyakan kasus karena
kelebihan kromosom (47 kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom
tersebut berada ditempat yang tidak normal). Selama satu abad sebelumnya banyak hipotesis
tentang penyebab sindrom down yang dilaporkan.Tetapi semenjak ditemukannya adanya
kelainan kromosom pada sindrom down pada tahun 1959,maka sekarang perhatian lebih
dipusatkan pada kejadian “non disjunctional” sebagai penyebabnya ,yaitu :
1.Genetik
Diperkirakan terdapat predisposisi genetic terhadap “non disjunctional”.Bukti yang
mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan
adanya peningkatan resiko berulang bla dalam keluarga terdapat anak dengan down sindrom.
2.Radiasi
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 8
Radiasi diatakan merupakan salah satu penyebab terjainya “non disjunctional” pada sindrom
down ini.Uchida 1981 menyatakan behwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan anak dengan
sindrom down ,pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya
konsepsi.Sedangkan penelitian lain tidak mendapatkan adanya hubungan antara radiasi
dengan penyimpangan kromsom.
3.Infeksi
Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab down sindrom.Tetapi sampai saat ini
belum ada yang mampu memastikan bahwa virus dapat mengakibatkan terjadinya non
dysfunctional.
4.Autoimun
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid,Penelitian Fialkow
1966 mendapatkan adanya perbedaan antara autoantibody tiroid pada ibu yang melahirkan
anak down sindrom dengan ibu yang lainnya.
5.Umur ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun,diperkirakan terdaapat perubahan hormonal yang dapat
menyebabkan “non disfunction” pada kromosom.Perubahan endokrin,seperti meningkatnay
sekresi androgen,menurunnya kadar hidroepiandrosteron ,menurunnya konsentrasi estraadiol
sistemik,perubahan konsentrasi reseptor hormone dan peningkatan kadar LH dan FSH secara
tiba-tiba sebelum dan selama menopause,dapat meningkatkan kemnungkinan terjadinya “non
disfunction”.
6. Umur Ayah.
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus, bahan kimia
dan frekuensi koitus.Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan
bayi dengan Down syndrome. Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim daya
tahan tubuh selama ibu hamil, Kelainan kromosom terletak pada kromosom 21 dan
15,dengan kemungkinan-kemungkinannya ialah:
1.Non disjunction sewaktu osteogenesis (trisomi)
2.Translokasi kromosom 21 dan 15
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 9
3.Postzygotic non disjunction (mosaicism)
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya kelainan kromosom ialah :
1.Umur ibu > 35 tahun
2.Kelainan kehamilan
3.Kelainan endokrin pada ibu : Pada usia tua kemungkinan terjadinya infertilitas
relative,kelainan tiroid atau ovarium
5.4. EPIDEMIOLOGI DOWN SINDROM
Sindrom down merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada
manusia dan terjadi diseluruh dunia pada semua suku bangsa. Menurut catatan Indonesia
Center for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB), Bogor, di Indonesia terdapat lebih dari
300 ribu anak pengidap down syndrom. Sedangkan angka kejadian penderita down syndrome
di seluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa. Angka kejadian kelainan down syndrome
mencapai 1 dalam 1000 kelahiran. Di Amerika Serikat, setiap tahun lahir 3000 sampai 5000
anak dengan kelainan ini. Sedangkan di Indonesia prevalensinya lebih dari 300 ribu jiwa
Dalam beberapa kasus, terlihat bahwa umur wanita terbukti berpengaruh besar terhadap
munculnya down syndrome pada bayi yang dilahirkannya. Kemungkinan wanita berumur 30
tahun melahirkan bayi dengan down syndrome adalah 1:1000. Sedangkan jika usia kelahiran
adalah 35 tahun, kemungkinannya adalah 1:400. Hal ini kemudian menunjukkan bahwa
angka kemungkinan munculnya down syndrome makin tinggi sesuai usia ibu saat
melahirkan.
Diperkirakan angka kejadiannya terakhir adalah 1,0-1,2 per 1000 kelahiran hidup,dimana 20
tahun sebelumnya dilaporkan 1,6 per 1000.Penurunan ini diperkirakan berkaitan dengan
menurunnya kelahiran dari wanita yang berumur diatas 35 tahun,karena dilaporkan sekitar 20
% anak dengan sindrom down dilahirkan dari ibu yang berusia diatas 35 tahun.Diperkirakan
angka kejadian 1,5 : 1000 kelahiran dan terdapat 10% diantara penderita retardasi
mental.Pada golongsn terakhir ini,kelianan kromosomnya berupa suatu translokasi.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 10
5.5. PATOFISIOLOGI DOWN SINDROM
Down syndrom merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh lebih dari 350 gen
yang terdapat pada ekstrakromosom 21. Mekanisme yang menyebabkan munculnya berbagai
fenotipe saat lahir maupun ketika dalam perkembangan ini sangat bervariasi dan masih
menimbulkan perdebatan.
Sekitar 95% orang yang terkena memiliki trisomi 21 sehingga jumlah kromosom
mereka adalah 47, penyebab tersering adalah nondisjunction meiotik yang terjadi di ovum.
Kasus tersebut biasanya familial, dan kromosom yang mengalami translokasi diwarisi dari
salah satu orang tua, yaitu ibu. Ini akan terjadi pada tahap awal embriogenik
Hipotesis yang banyak dianut adalah adanya salinan ekstra pada bagian proksimal
21q22.3yang mengakibatkan munculnya fenotip retardasi mental, gambaran wajah khas,
kelainan pada tangan, dan kelainan jantung kongenital. Analisis molekuler menunjukan
bahwa area 21q22.1-q22.3 mengandung gen yang bertanggung jawab atas kelainan jantung
kongenital yang di temukan pada sindrom down. Gen yang baru terungkap (DSCR1)dan
diidentifikasi pada area 21q22.1-q22.2 terlibat pada pemunculan kelainan jantung dan
retardasi mental
Fenotip sindrom lebih mungkin disebabkan oleh interaksi multiple gen. Mekanisme
gen dapat berupa : dosis tunggal gen, interaksi gen majemuk, variasi alel, heterotrisomi, dan
perubahan minimal pada gen
\
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 11
5.6. GEJALA KLINIS DOWN SINDROM
GEJALA KLINIS :
Derajat gangguan mental bervariasi antara ringan (IQ =50-70), sedang (IQ=35-50), dan kadang berat (IQ=20-35).
Brakisefali Celah antara jari kaki pertama dan kedua Kulit berlebih pada pangkal leher Hiperfleksibilitas Abnormalitas telinga (letak rendah, terlipat stenosis meatus) Protusi lidah akibat palatum kecil dan sempit Batang hidung datar Hipotoni otot Lipatan epikantus Bintik brushfield(cincin bintik-bintik pada iris) Jari kelima pendek Jari kelima benkok ke dalam Tangan pendek dan lebar
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 12
Gen trisomi : Dosis tunggal gen positif ,interaksi majemuk gen
sensitif, variasi alel, heterotrisomi, perubahan kecil pada gen
Ekspresi gen disomik
meningkat/menurunFungsi
sel
Fungsi
sel
Fenotip spesifik sindrom down
Lengkung palatum tinggi Garis tranversal tunggal pada telapak tangan Defek jantung kongenital (berupa defek kanalis atrioventrikularis) Atrsia duodenum
5.7. DIAGNOSIS DOWN SINDROM
I. ANAMNESIS1. Identitas Pasien
Usia dapat menjadi patokan dalam menentukan adanya gangguan pada proses perkembangan dan pertumbuhan pada anaka yang tidak sesuai dengan usia nya. Pada penderita syndrome down usia juga menjadi indicator dalam penatalaksanaan.
2. Identitas Ibu Usia ibu lebih dari 30 tahun dapat menjadi factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya syndrome dowm pada anak. Pekerjaan juga dapat menjadi factor predisposisi terutama pada pekerjaan yang sering terpapar zat-zat teratogenik dan paparan radiasi.
3. Keluhan Utama - Adanya gangguan pada mental (ketidakseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak sesuai dengan usia nya) - Hipotoni
4. Keluhan Tambahan- Anak sering ngences - Tidak mau menyusui
5. Riwayat Persalinan IbuDi tanyakan riwayat persalinan ibu apakah persalinan normal atau sectio caesarea , Persalinan di lakukan di rumah atau di rumah sakit , persalinan di tolong oleh dukun , bidan atau dokter.
6. Riwayat usia kehamilan Di tanyakan usia gestasi ( kehamilan ) ibu , karena usia kehamilan yang kurang atau melebihi normal dapat menjadi factor resiko yang dapat menyebabkan gangguan terhadap janin.
7. Riwayat social dan ekonomiDitanyakan pekerjaan ayah / ibu dan tempat tinggal.
8. Riwayat status gizi ibu pada saat hamilGizi ibu pada saat hamil juga menjadi indicator rendah dan tingginya sistem imunitas seorang anak.
9. Riwayat inisiasi menyusui dini (IMD) Inisiasi menyusui dini segera setelah lahir dapat menigkatkan imunitas seorang bayi. Pada bayi yang tida segera di berikan ASI umumnya sistem imunitas juga rendah dan mudah untuk terserang suatu penyakit.
10. Riwayat kelainan pada ibu sebelumnya - Syndrome down
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 13
11. Riwayat keluarga Di tanyakan jumlah saudara anak tersebut kepada ibu dan di tanyakan apakah saudara yang lain juga pernah mengalami keluhan yang sama seperti yang di rasakan oleh anak tersebut. Di tanyakan apakah saudara yang lain juga ada yang mengalami syndrome down.
I. PEMERIKSAAN FISIK 1. Inspeksi
- Tampak seperti anak autism / gangguan mental - Pada mata terdapat fissure palpebralis miring ke atas - Iris berbintik (brush field spots) - Hidung tampak kecil - Mulut tampak kecil - Lidah besar - Telinga kecil dan turun / tidak sejajar mata - Telapak tangan terdapat simian craess - Sudut ibu jari dengan jari yang lain merenggang - Jarii tangan klinodaktili - Kongjungtiva terdapat bintik kemerahan- Leher pendek
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kariotipe kromosom Pemeriksaan susunan lengkap kromosom dari sebuah sel dari individu atau spesies baik itu bentuk , jumlah , dan ukuran kromosom. Kariotipe merupakan gambaran mikroskopik cahaya dari kromosom pada fase metaphase menurut morfologinya. Setelah pemberian proteolitik dan pewarnaan giemsa akan menghasilkan gambaran karakteristik dari semua kromosom. Kariogram akan menunjukkan kromosom yang homolog, yang berasal satu dari ibu dan satu dari ayah , disusun menurut panjang relatifnya dan posisi dari sentromernya. Kromosom tambahan atau kromosom yang hilang di lambangkan dengan + atau – untuk semua kromosom dengan indikasi jenis abnormalitas bila ada kromosom cincin. Pada penderita syndrome down terdapat penambahan jumlah kromosom pada kromosom 21 (trisomi 21). Kariotipe kromosom dapat di lakukan dengan Aspirasi cairan amnion pada saat kehamilan terutama pada trimester II dan III yang diperiksa di laboratorium genetika klinik. Kelainan pada down syndrome dapat terdeteksi pada 21/22 minggu usia kehamilan yang dimana akan di dapati pertumbuhan sel yang kurang sempurna.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 14
5.8. DIAGNOSIS BANDING DOWN SINDROM1. Hipotiroidisme
Kadang-kadang sulit dibedakan. Secara kasar dapat dilihat dari aktifitsnya, karena anak dengan hipotiroidisme sangat lambat dan malas, sedangkan anak dengan sindrom down biasanya aktif.
2. Akondroplasia Disebakan oleh gangguan osifikasi endokondrial akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblastgrowth factor receptor 3).
3. Rakitis Penyakit tulang dengan manifestasi gangguan pertumbuhan pada anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan oleh kegagalan deposisi kalsium pada osteoid.
4. Sindrom turnerKelainan congenital yang terjadi karena masalah kromosom.
5.9. PENATALAKSANAAN DOWN SINDROMA. Penanganan Secara Medis
Anak dengan kelainan ini memerlukan perhatian dan penanganan medis yang sama dengan anak yang normal. Mereka memerlukan pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kedaruratan medis, serta dukungan, dan bimbingan dari keluarganya. Tetapi terdapat beberapa keadaan dimana anak dengan sindrom Down memerlukan perhatian khusus, yaitu dlaam hal :
1. Pendengarannya 70-80% anak dengan sindrom Down dilaporkan terdapat gangguan pendengarannya. Oleh karenanya diperlukan pemeriksaan telinga sejak awal kehidupannya, serta dilakukan tes pendengarannya secara berkala oleh ahli THT.
2. Penyakit Jantung Bawaan 30-40% anak dengan sindrom Down disertai dengan penyakit jantung bawaan. Mereka memerlukan penanganan jangka panjang oleh seorang ahli jantung anak.
3. Penglihatannya
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 15
Anak dengan kelainan ini sering mengalami gangguan penglihatan atau katarak, sehingga perlu evaluasi secara rutin oleh ahli mata.
4. NutrisiBeberapa kasus, terutama yang disertai kelainan congenital yang berat lainnya, akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi/prasekolah. Sebaliknya ada juga kasus justru terjadi obesitas pada masa remaja atau setelah dewasa sehingga, diperlukan kerjasama dengan ahli gizi.
5. Kelainan Tulang Kelainan tulang juga dapat terjadi pada sindrom Down, yang mencakup dislokasi patella, subluksasio pangkal paha atau ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan yang terakhir ini sampai menimbulkan depresi medulla spinalis, atau apabila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolis, maka diperlukan pemeriksaan radiologi untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurologis.
6. Lain-lain Aspek medis lainnya yang meemrlukan konsultasiu dengan ahlinya, meliputi masalah imunologi, gangguan fungsi metabolism atau kekacauan biokimiawi.
B. Pendidikan
Ternyata anak dengan sindrom Down mampu berpartisipasi dalam belajar melalui program Intervensi Dini, Taman Kanak-kanak, dan melalui Pendidikan Khusus yang positif akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak secara menyeluruh.
1. Intervensi Dini Pada akhir-akhir ini terdapat sejumlah program intervensi dini yang dipakai
sebagai pedoman bagi orangtua untuk memberikan lingkungan yang memadai bagi anak dengan sindrom Down makin meningkat. Anak akan mendapat manfaat dari stimulasi sensori dini, latihan khusus yang mencakup aktivitas motorik kasar dan halus dan petunjuk agar anak mampu berbahasa. Demikian pula dengan mengajari anak agar mampu menolong diri sendiri seperti belajar makan, mandi dan lain-lain sehingga kualitas rangsangan lebih penting daripada jumlah rangsangan, dalam membentuk perkembangan fisik maupun mental anak.
2. Taman Kanak-kanak Mempunyai peranan cukup penting pada awal kehidupan anak, bermanfaat
bagi ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya dan berinteraksi sosial dengan temannya. Dengan member kesempatan bergaul dengan lingkungan diluar rumah maka memungkinkan anak berpartisipasi dalam dunia yang luas.
3. Pendidikan Khusus Program pendidikan khusus pada anak dengan sindrom Down akan membantu
anak melihat dunia sebagai yang menarik untuk mengembangkan diri dan bekerja. Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 16
C. Penyuluhan Pada Orangtua Diharapkan penjelasan pertama kepada orang tua singkat, karena kita
memandang bahwa perasaan orang tua sangat beragam dan kerena kebanyakan orang
tua tidak menerima diagnosa itu sementara waktu, hal ini perlu disadari bahwa orang
tua sedang mengalami kekecewaan. Setelah orang tua merasa bahwa dirinya siap
menerima keadaan anaknya, maka penyuluhan yang diberikan selanjutnya adalah
bahwa anak dengan sindrom down itu juga memiliki hak yang sama dengan anak
normal lainnya yaitu kasih sayang dan pengasuhan.
Pada pertemuan selanjutnya penyuluhan yang diberikan antra lain : Apa itu
sindrom down, karakteristik fisik dan antisipasi masalah tumbuh kembang anak.
Orang tua juga harus diberi tahu tentang fungsi motorik, perkembangan mental dan
bahasa. Demikian juga penjelasan tentang kromosom dengan istilah yang sederhana,
informasi tentang resiko kehamilan berikutnya.
5.10. PENCEGAHAN DOWN SINDROM
1. Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan “ gene targeting “ atau yang dikenal juga sebagai “ homologous recombination “ sebuah gen dapat dinonaktifkan.
2. Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai akan sangat membantu mengurangi angka kejadian Sindrom Down.
5.11. KOMPLIKASI DOWN SINDROM
Komplikasi :
1. Defek jantung congenitalTidak terdapat bising jantung.
2. Defek gastrointestinalBerbagai defek gastrointestinal seperti atresia esophagus, fistula trakeoesofagus, stenosis pylorus, atresia duodenum, divertikulum meckel, penyakit hirspung, dan atresia ani.
3. masalah telinga,hidung,dan tenggorokkanBayi dengan sindrom down lebih rentan terhadap otitis media,sinusitis,atau faringitis.
4. masalah ortopediMasalah ortopedi juga dapat timbul pada sindrom down, seperti instabilitas atlantooksipital, instabilitas atlantoaksial,hiperfleksibilitas,skoliosis,dislokasi panggul lambat (setelah umur 2 tahun), sublukasi atau dislokasi patela dan deformitas kaki.
5. gangguan endokrin
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 17
Gangguan endokrin, pada umumnya penyakit tiroid.6. Masalah perkembangan
Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan waktu 2-3 kali lebih lama dari pada anak normal.
7. Masalah lainPada mata sering ditemukan katarak congenital, nistagmus, strabismus, dakriostenosis, blefaritis, keratokonus, kelainan refraksi, ambliopia, peningkatan vascular retina dan glaucoma. Pada gigi mulut,dapat ditemukan erupsi gig tertunda, pola erupsi atipik, congenital missing.
8. masalah makanhipotoni menimbulkan gangguan pada kemampuan isap dan defek jantung dapat menyulitkan proses awal menyusui, terutama pada bayi premature.
5.12. PROGNOSIS DOWN SINDROM44% kasus dengan sindrom down hidup sampai 60 tahun,bdan 14% sampai
umur 68 tahun.berbagai faktor berpengaruh terhadap harapan hidup penderita sindrome down ;yang terpenting adalah tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan yang mengakibatkan 80% kematian 80% kematian,terutama pada 1 tahun pertama kehidupan Keadaan lain yang lebih sedikit pengaruhnya terhadap hidup adalah meningkatnya kejadian leukemia, yakni sekitar 15 kali dari populasi normal.timbulnya alzheimer yang lebih dini pada kasus ini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun. Anak dengan sindrom down juga rentan terhadap infeksi.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 18
BAB VI
KESIMPULAN AKHIR
Anak laki-laki usia 2 tahun dibawa ibunya datang dengan keluhan anaknya tampak
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, selalu ngences, dan hingga kini belum bisa bicara
satu patah kata pun. Pada pemeriksaan fisik dijumpai : Sensorium Compos Mentis,
Tempereture : 36C, BB 11 kg, leher tampak pendek, eksoptalmus (+), hipersalivasi,
makroglossia, dan sandal gap.
Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan fisik yang ditemukan, anak ini di diagnosa
menderita down sindrom dengan retardasi mental. Yang harus dilakukan pada anak ini
sebagai dokter umum adalah melakukan penatalaksanaan awal kemudian dirujuk ke dokter
spesialis anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, yaitu dilakukan nya general
check up secara rutin, secepatnya dilakukan imunisasi, stimulasi sensori dini berupa aktivitas
motoric kasar dan halus dan petunjuk agar anak mampu berbahasa, dan pendidikan khusus.
Untuk mengurangi hipersalivasi dapat dilakukan Reduce Tang Surgery.
Diberikan penyuluhan kepada orang tua agar orang tua bisa menerima dan
mengetahui apa yang harus dilakukan kepada anak yang menderita Down Sindrom.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 19
DAFTAR PUSTAKA
1. prof. Soetjiningsih, Dr., SpA(K). Dkk. TUMBUH KEMBANG ANAK. Ed 2. Jakarta.
2015. EGC. Hal : 492-493
2. kumar viney,dkk. Buku ajar patologi Robbins. Ed 7. Jakarta. 2013. EGC. Hal:260-262
3. Nelson , 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi keenam. Singapore ; Saunders
Elsevier
4. Soetjiningsih, 2013. Tumbuh Kembang Anak. Edisi kedua. EGC ; Jakarta
5. Prof.soetjiningsih,Dr.SpA.(K),Prof. IGN.Gde.ranuh,Dr.,SpA
(K).2013.Tumbuh kembang anak.edisi kedua;EGC
6. Dr. Soetjin ingsih,SpA(K)TUMBUH KEMBANG ANAK.Jakarta:EGC.2002.
TUMBUH KEMBANG ANAKPage 20