kata pengantartarulh.com/wp-content/uploads/2018/10/21.-laporan-bulan-september... · dengan...

38

Upload: phungdang

Post on 04-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i Laporan Kegiatan Bulan September 2018

KATA PENGANTAR

Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban Kedepu-

tian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik sepanjang bulan September 2018. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkem-bangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedeputian serta dalam penyelesaian laporan ini.

Jakarta, September 2018 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Dr. Ir Oswar M. Mungkasa

ii Laporan Kegiatan Bulan September 2018

RINGKASAN EKSEKUTIF

Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta, selama Bulan September 2018 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama bulan September 2018 sebanyak 46 Kegiatan, terdiri dari 7 Kegiatan Internal, 16 Kegiatan Eksternal, dan 23 Kegiatan Komunikasi Publik.

iii Laporan Kegiatan Bulan September 2018

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Ringkasan Eksekutif ............................................................................................. ii

Daftar Isi ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan

Hidup ............................................................................................................... 1

1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi ........................................................................ 1

1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ...... 1

1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang ...................................................... 1

1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup .......................................... 2

BAB II KINERJA

2.1 Bidang Tata Ruang .......................................................................................... 3

2.1.1 Rapat Koordinasi Awareness Raising Penerapan Surya Atap Dan

Konservasi Energi Di Sekolah ................................................................ 3

2.1.2 Acara Peresmian Pembukaan Konvensi Dan Pameran

Internasional Ke-6 Panas Bumi Indonesia 2018 oleh wakil

presiden RI ............................................................................................... 4

2.1.3 Focus Group Discussion (FGD) Building Energy Codes and

Standards Kementerian ESDM ............................................................. 6

2.1.4 Pertemuan Dengan Jakarta Osoji Club Terkait Sungai

Ciliwung .................................................................................................... 8

2.2 Bidang Lingkungan Hidup .............................................................................. 9

2.2.1 Rapat Kelompok Kerja Terbatas (RAKERTAS) dengan judul

Percepatan Penataan Kembali DAS Ciliwung Meningkatkan

Kualitas Lingkungan Dan Masyarakat Dalam Rangka

Kesejahteraan Nasional ........................................................................... 9

2.2.2 Pertemuan dengan Tim Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) ....................... 10

2.2.3 Pertemuan dengan World Bank dan IFC tentang Affordable

Housing ..................................................................................................... 11

iv Laporan Kegiatan Bulan September 2018

2.3 Komunikasi Publik ......................................................................................... 12

2.3.1 Narasumber pada Acara 8th Northeast Asian International Forum

On Air Quality Improvement di KOREA ................................................... 12

2.3.2 Menerima Audiensi Dubes RI Abu Dhabi-UAE Membahas Kerjasama

Investasi Energi Sampah Dan Air Bersih Indonesia-PEA) ..................... 12

2.3.3 Pertemuan dengan MURIA (Agenda: Rencana Penyusunan

Panduan Grand Design) ........................................................................... 13

2.3.4 Diskusi Perkembangan Penyusunan Grand Design Udara ................... 15

2.3.5 Invitation To Attend The 7th UCLG ASPAC Congress on

Innovation-driven Development for Sustainable Cities, Surabaya .... 16

2.3.6 Human City Forum dari PemKot SUWON dan CityNet,

Korea Selatan ............................................................................................ 16

2.3.7 Pertemuan Tim Inti Air Tanah ................................................................... 17

2.3.8 PD. PAL Jaya Goes to School .................................................................. 18

2.3.9 Wawancara Dengan IFC Untuk Pembuatan Video terkait

Pembangunan Rusunawa Daan Mogot ................................................... 19

2.3.10 Diskusi dengan C40, ICLEI dan Sekretariat Jakarta Berketahanan

perihal: Polusi Udara Pemerintah DKI Jakarta ........................................ 20

2.3.11 Rapat Persiapan untuk Workshop penyusunan GD Udara .................... 21

2.3.12 Pertemuan dengan ICLEI - membicarakan Agenda Public Hearing

Program ACP percepatan penurunan emisi Gas Rumah Kaca

DKI Jakarta ................................................................................................. 22

2.3.13 Lokakarya Perdana Program Prioritas Jakarta Berketahanan ............... 23

v Laporan Kegiatan Bulan September 2018

2.4 Kegiatan Internal ............................................................................................ 24

2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur ...................................................................... 24 2.4.2 Rapat Staff Kedeputian TRLH (3 September 2018) ............................... 24 2.4.3 Rapat Staff Kedeputian TRLH (10 September 2018) ............................. 25 2.4.4 Rapat Staff Kedeputian TRLH (17 September 2018) ............................. 26 2.4.5 Rapat Staff Kedeputian TRLH (24 September 2018) ............................. 27

BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT ......................... 29 BAB IV KENDALA DAN SARAN ........................................................................... 31 BAB V PENUTUP ................................................................................................... 32

1 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

BAB I PENDAHULUAN

Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,

efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan sa-lah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang Tu-gas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk mem-bantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Ling-kungan Hidup memiliki fungsi antara lain:

1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.

2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.

3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.

1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi

Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: 1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja

perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah. 2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan

Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok pa-kar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.

3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.

4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusu-nan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.

1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:

a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang. b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.

1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:

a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.

2 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.

c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.

1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:

a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.

b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.

c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup ling-kungan hidup.

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.

3 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

BAB II

KINERJA KERJA

2.1. Bidang Tata Ruang

2.1.1. Rapat Koordinasi Awareness Raising

Penerapan Surya Atap Dan Konservasi En-

ergi Di Sekolah (5 September 2018)

Rapat ini adalah tindak lanjut dari

Rapat Pleno Bangunan Gedung Hijau yang

diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus

2018 lalu oleh Kedeputian Gubernur bidang

Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. IIEE da-

lam kesempatan tersebut diundang sebagai

salah satu narasumber dengan membawakan

materi program Duta Energi Awareness Rais-

ing Penerapan Surya Atap dan Konservasi

Energi di Sekolah.

Hasil pertemuan

i) IEE merupakan organisasi nirlaba dan

non-pemerintah yang didirikan dengan

tujuan untuk meningkatkan studi ekonomi

energi, serta memotivasi dan mendukung

kebijakan-kebijakan nasional tentang

pengembangan baik kebijakan maupun

pemanfaatan sumber daya energi di In-

donesia.

ii) Salah satu program IIEE adalah Program

Peningkatan Kesadaran Efisiensi Energi

dan Konservasi Energi di Sektor Pendidi-

kan dan Lomba Konservasi Energi melalui

kopetensi pemilihan Duta Hemat Energi

kepada guru sekolah

iii) Tujuan dari program IIEE: Untuk

melakukan peningkatan kesadaran pem-

anfaatan energi terbarukan dan kon-

servasi energi serta program peningkatan

kapasitas warga Sekolah melalui kompe-

tisi penghematan energi

iv) Aktivitas yang dilakukan oleh IIEE dalam

programnya adalah:

Pemilihan Manajer Energi dan Duta

Hemat Energi

Pelatihan kepada Manajer Energi

Guru

Pelatihan dan peningkatan kapasitas

bagi siswa sebagai Duta Hemat Ener-

gi

Melakukan penggantian lampu hemat

energi di sekolah-sekolah

Evaluasi dan Pendampingan

Terselenggaranya kompetisi

Penghematan Energi

v) Harapan yang ingin dicapai melalui pro-

gram IIEE:

Meningkatnya penggunaan energi

terbarukan (Solar PV) di bangunan

Sekolah melalui terpasangnya surya

atap di bangunan sekolah

Meningkatnya kesadaran warga

Sekolah (Guru dan Siswa) akan pent-

ingnya energi terbarukan dan kon-

servasi energi

- Warga Sekolah (Guru dan Siswa)

teredukasi akan pentingnya energi

terbarukan dan konservasi energi

- Meningkatnya pengetahuan warga

sekolah dalam pengelolaan energi

terbarukan (solar PV)

- Meningkatnya pengetahuan warga

sekolah dalam konservasi energi

- Warga sekolah terlibat aktif dalam

upaya konservasi energi

Menurunnya konsumsi energi di

Sekolah

- Menurunnya pemakaian listrik un-

tuk sekolah

- Perilaku Hemat energi (konservasi

energi) menjadi kebiasaan bagi

warga sekolah

vi) Saat ini, IIEE untuk bekerjasama dengan

Pemprov.DKI Jakarta memerlukan biaya

untuk program pendampingan tersebut.

IIEE menyampaikan diperlukan adanya

kerjasama dengan donor untuk men-

dukung program IIEE.

4 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

I. Dinas Pendidikan

1. Dinas Pendidikan memiliki rencana akan

melakukan rehabilitasi terhadap 100 ge-

dung sekolah. Kontraktor yang terpilih un-

tuk rehabilitasi gedung sekolah tersebut

adalah WIKA, Adi Karya dan PT. Jaya

Konstruksi Manggala (JAKON)

2. Kontrak terhadap kontraktor untuk rehabil-

itasi bangunan gedung sekolah telah

ditandatangani pada tanggal 16 Juli 2018

dan pengerjaan sudah berjalan selama

1,5 bulan hingga periode bulan Septem-

ber 2018.

3. Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa

Ketua Tim TGUPP telah berkoordinasi

dengan Dinas Pendidikan, untuk men-

gusulkan penerapan Atap Surya pada 100

bangunan gedung sekolah yang direhabil-

itasi di tahun 2018. Hasil dari pertemuan

tersebut:

a. Dinas Pendidikan dalam DPA T.A

2018 belum menganggarkan untuk

atap surya. Sehingga saran/usulan

dari Tim TGUPP untuk penggunaan

atap surya pada 100 bangunan ge-

dung sekolah yang akan direhabilitasi

tersebut tidak dapat dilaksanakan

oleh Dinas Pendidikan untuk tahun

2018

b. Rencana penerapan atap surya ter-

sebut, di usulkan oleh Dinas Pendidi-

kan menjadi proyek pencontohan ter-

lebih dahulu di 6 sekolah yang terma-

suk dalam daftar sekolah yang dire-

habilitasi di tahun 2018.

c. Terkait rencana proyek percontohan

tersebut, Dinas Pendidikan menyam-

paikan program dari IIEE dapat mem-

bantu dalam implementasi rencana

pemasangan atap surya pada ke-6

sekolah tersebut. Sekaligus untuk

pendampingan penuntunan program

hemat energy kepada murid dan guru

di sekolah tersebut

II. IIEE untuk melakukan kerjasama pendamp-

ingan program hemat energi pada sekolah

memerlukan dana yang dapat berasal dari

DPA DKI Jakarta (APBD) atau melalui do-

nor. Untuk dana melalui donor, IIEE

menyampaikan memerlukan surat permo-

honan pendukungan dari Pemprov.DKI Ja-

karta kepada IIEE. Surat tersebut akan

menjadi modal IIEE untuk mencari donor

III. Dinas Pendidikan akan melakukan rehabili-

tasi terhadap 100 gedung sekolah di DKI

Jakarta di tahun 2018. 6 diantara sekolah

tersebut akan dijadikan proyek percontohan

dalam penerapan atap surya

IV. Dalam implementasi atap surya pada

sekolah percontohan tersebut, Dinas Pen-

didikan memerlukan bantuan konsultasi un-

tuk kebutuhan dan desain dari penerapan

atap surya pada tiap sekolah. Dinas Pen-

didikan menyampaikan permohonannya

kepada Kedeputian Gubernur bidang TRLH

agar memasilitasi pertemuan selanjutnya

untuk membicarakan mengenai detaik kon-

struksi bangunan untuk pemasangan atap

surya

Tindak Lanjut

Kedeputian Gubernur bidang TRLH

akan memasilitasi pertemuan berikutnya untuk

membicarakan masalah teknis dari implemen-

tasi atap surya pada sekolah percontohan.

2.1.2 Acara Peresmian Pembukaan Kon-

vensi Dan Pameran Internasional Ke-6

Panas Bumi Indonesia 2018 oleh wakil

presiden RI (6 September 2018)

Tujuan acara tersebut adalah untuk

memfasilitasi diskusi antarpemangku kepent-

ingan untuk menemukan terobosan dalam bi-

dang pemafaatan energi terbarukan dan kon-

servasi energi.

5 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Hasil pertemuan

1. Laporan Ketua Asosiasi Panas Bumi Indo-

nesia

a. Indonesia merupakan negara ke dua

terbesar di dunia setelah USA yang

kaya akan sumber energi panas bumi

yang tidak akan habis karena lokasinya

yang berada di daerah ring of fire.

b. Indonesia menargetkan pencapaian

bauran energi sebesar 23 persen be-

rasal dari energi terbarukan di tahun

2025. Salah satu jenis energi terba-

rukan yang mampu diberdayakan ada-

lah energi panas bumi yang ramah

lingkungan.

c. Sampai bulan September 2018, Indo-

nesia telah memasang pembangkit

listrik tenaga panas bumi dengan ka-

pasitas kolektif sebesar 1.948,5 MW.

Hal tersebut meletakkan Indonesia da-

lam peringkat kedua dalam pemanfaa-

tan panas bumi sebagai pembangkit

tenaga listrik.

d. Capaian Direktorat Jenderal EBTKE

pada tahun 2018 adalah ditunjuknya 8

(delapan) Penugasan Survey Penda-

huluan dan Eksplorasi (PSPE) kepada

sektor swasta, penugasan 3 (tiga)

Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP)

kepada PT. PLN Persero dan penu-

gasan Program Government Drilling

kepada PT. Sarana Multi Infrastruktur

Persero untuk WKP Waesano.

2. Penandatanganan 2 (dua) naskah kese-

pahaman kerjasama / Memorandum of

Understanding (MoU)

a. Partnership Agreement New Zealand

Support for Training in The Indonesia

Geothermal Sector (Activity) antara

Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Kementrian ESDM (Kepala

BPSDM Kementian ESDM / Bapak

I.G.N. Wiratmaja Puja) dan Kedutaan

Besar Selandia Baru (Duta Besar Se-

landia Baru untuk Indonesia / Mr.

Trevor Mattheson)

b. Nota Kesepahaman Pembiayaan an-

tara PT. Geodipa Energi Persero

(Direktur Keuangan / Bapak M. Ikbal

Nur) dengan PT. Sarana Multi Infra-

struktur Persero (Direktur Pem-

biayaan dan Investasi / Bapak Edwin

Syahruzad) untuk lokasi panas bumi

Dieng.

3. Penyerahan Surat Penugasan Survey

Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE)

oleh Meteri ESDM kepada:

a. PT. Star Energy untuk:

i. PSPE di daerah Gunung Ha-

miding, Maluku Utara dengan

rencana investasi sebesar

23.697.000 dollar AS.

ii. PSPE di daerah Sekincau Se-

latan, Lampung dengan rencana

investasi sebesar 15.539.975

dollar AS.

b. PT. Hitay Tanjungsakti Energy dan

PT. Hitay Bumi Energy untuk:

i. PSPE di daerah Tanjungsakti,

Sumatera Selatan dan provinsi

Bengkulu dengan rencana inves-

tasi sebesar 6.180.454 dollar AS.

ii. PSPE di daerah Geureudong

Provinsi Aceh dengan rencana

investasi sebesar 29.250.000

dollar AS.

c. PT. EDC Indonesia untuk:

i. PSPE di daerah Graho Nyabu,

Provinsi Jambi dan Kabupaten

Muko-Muko Provinsi Bengkulu

dengan rencana investasi sebe-

sar 10.057.000 dollar AS.

d. PT. Optima Nusantara Energi untuk:

i. PSPE di daerah Simbolon, Sa-

mosir, Provinsi Sumatera Utara

dengan rencana investasi sebe-

sar 39.500.000 dollar AS.

e. PT. Sumbawa Timur Mining untuk:

i. PSPE di daerah Huu Daha,

Provinsi Nusa Tenggara Barat

dengan rencana investasi sebe-

sar 11.574.689 dollar AS.

f. PT. ORMAT Geothermal Indonesia

untuk:

6 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

i. PSPE di daerah Kiabat Wineru,

Provinsi Sulawesi Utara dengan

rencana investasi sebesar

11.192.600 dollar AS.

g. Penyerahan Surat Keputusan Penu-

gasan Pengusahaan Panas Bumi

oleh Menteri ESDM kepada PT. PLN

Persero untuk 3 (tiga) Wilayah Kerja

Panas Bumi:

i. WKP di daerah Oka Ile Ange,

Nusa Tenggara Timur, rencana

pengebangan sebesar 2 x 2,5

MW dan rencana investasi

sebesar 31,7 juta dollar AS.

ii. WKP di daerah Gunung Sirung,

Nusa Tenggara Timur dengan

rencana pengembangan sebe-

sar 2 x 2,5 MW dan rencana in-

vestasi sebesar 48,6 juta dollar

AS.

Tindak lanjut

1. WKP di daerah Danau Ranau, Provinsi

Lampung dan Sumatera Selatan dengan

rencana pengembangan sebesar 20

sampai 40 MW dan rencana investasi

sebesar 99,7 hingga 189,5 juta dollar

AS.

2. Acara The 6th Indonesia International

Geothermal Convention and Exhibition

2018 yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terba-

rukan dan Konservasi Energi / EBTKE

Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral dan kejasama dengan Asosiasi

Panas Bumi Indonesia diharapkan

mampu memfasilitasi diskusi antarpe-

mangku kepentingan untuk menemukan

terobosan dalam bidang pemafaatan

energi terbarukan dan konservasi

energi.

2.1.3 Focus Group Discussion (FGD) Build-

ing Energy Codes and Standards Kemen-

terian ESDM (20 September 2018)

Tujuan pertemuan tersebut adalah

membahas pembentukan grup pelaksana

teknis yang akan mendukung revisi SNI terkait

konservasi energi di bangunan gedung.

Mendiskusikan indikator efisiensi energi pada

sektor bangunan gedung untuk mendukung

perkembangan kebijakan serta pengawasan

dan pelaporan pencapaian kegiatan kon-

servasi energi di sektor bangunan.

Hasil pertemuan

Latar Belakang Inisiasi Revisi Standar

Efisiensi Energi Bangunan Gedung

Bangunan gedung merupakan salah

satu pengguna energi final dan

penyumbang emisi Gas Rumah Kaca

(GRK) yang cukup signifikan. Secara

global, sektor bangunan mengkonsum-

si 40% energi dan menghasilkan 1/3

emisi GRK.

Bangunan gedung di Indonesia mem-

iliki potensi penghematan energi seki-

tar 10-30%. Dengan menerapkan

standar efisiensi di bangunan, maka

potensi penghematan energi dapat

direalisasikan untuk membantu pen-

capaian target konservasi energy na-

sional sebesar 17% pada tahun 2025.

Untuk mendukung implementasi ge-

dung ramah lingkungan, saat ini Indo-

nesia telah memilki regulasi bangunan

hijau yang telah ditetapkan melalui

Permen PUPR No. 02/2015 dan SNI

terkait konservasi energi pada

bangunan gedung tahun 2011.

7 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Meskipun telah memiliki landasan

hukum, namun masih terdapat bebera-

pa kendala dalam implementasinya,

diantaranya yakni standar yang ter-

bilang kurang update dan tidak terse-

diany data konsumsi energi bangunan

yang memadai.

Hal tersebut yang mendasari diper-

lukannya revisi/perubahan dari SNI

6179:2011 tentang Sistem Pencaha-

yaan, SNI 03-6389:2010 tentang

Selubung Bangunan dan SNI 03-6390:

2011 tentang Sistem Tata Udara.

Pembahasan Isu Terkait pada FGD

Dikarenakan sudah 7 (tujuh) tahun

lamanya SNI standar bangunan terse-

but, seluruh pemangku kepentingan

sepakat untuk melakukan revisi terkait

SNI tersebut.

Perlu adanya upaya dari pemerintah

pusat agar 80% dari bangunan gedung

turut berpartisipasi dalam gerakan

penghematan energi.

Adapun regulasi Threshold yang dis-

yaratkan oleh para pemangku kepent-

ingan ahli pada gedung yang perlu

mengimplementasikan penghematan

energi yakni berkisar 10 lantai atau

seluas 15.000 m2

Selain itu, adapun saran penerapan

building code berdasarkan pendekatan

pasar perlu diterapkan pada gedung

yang memproduksi energi minimal 100

Kwh.

Selain itu, para pemangku kepentingan

bersepakat bahwa perlu adanya pen-

erapan insentif dan disinsen-

tif/konsekuensi bagi para pihak yang

turut mendukung maupun yang tidak

mendukung gerakan penghematan en-

ergi pada bangunan tersebut.

Sebagai contoh, India berhasil menye-

lenggarakan sebuah kompetisi yang

bertujuan untuk mengajak bangunan-

bangunan untuk andil dalam konserva-

si energi dengan insentif berupa uang

dan penghargaan nasional. Acara ter-

sebut sukses mengikutsertakan sedi-

kitnya 800 bangunan untuk ber-

partisipasi dalam konservasi energi.

Selain itu, para pemangku kepentingan

berpendapat bahwa sebaiknya dana

subsidi energi dari pemerintah dikon-

versi pada program konservasi energi.

Terkait data bangunan gedung, para

pemangku kepentingan ahli

menyarankan Kementerian ESDM un-

tuk bersurat kepada BMKG terkait

permintaan data bangunan.

Para pemangku kepentingan ahli perlu

melakukan studi banding ke negara

Singapura ataupun Australia, dikare-

nakan negara tersebut dianggap mem-

iliki kemiripan karakteristik.

Kesimpulan

1. Dari hasil FGD, dapat disimpulkan

bahwa:

Forum menyepakati bahwa diper-

lukan adanya revisi terkait SNI

6179:2011 tentang Sistem Pen-

cahayaan, SNI 03-6389:2010 ten-

tang Selubung Bangunan dan SNI

03-6390: 2011 tentang Sistem Tata

Udara yang dianggap sudah tidak

relevan untuk digunakan.

Pendekatan regulasi yang relevan

dan mengikat dirasa sangat penting

untuk dapat mengimplementasikan

program konservasi energi sebagai

bentuk dari kewajiban dasar yang

harus diterapkan.

2. Tindak lanjut yang diperlukan dari

diskusi tersebut yakni:

Pembentukan TWG/tim teknis yang

terbagi menjadi 3 (tiga) yakni bagi-

an selubung bangunan, tata caha-

ya dan tata udara dalam rangka

penyusunan revisi SNI konservasi

energi pada bangunan gedung

dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan terkait.

Pelaksanaan FGD secara intensif

berdasarkan masing-masing fokus

pembahasan tim teknis.

8 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Kementerian ESDM akan

berkoordinasi dengan Kementerian

PUPR terkait tanggung jawab dari

tupoksi yang beririsan dengan Ke-

menterian ESDM.

Kementerian ESDM akan bersurat

kepada BMKG terkait permohonan

permintaan data bangunan ge-

dung.

2.1.4 Pertemuan Dengan Jakarta Osoji Club

Terkait Sungai Ciliwung (21 September

2018)

Komunitas Peduli Ciliwung menerima

undangan dari NPO Tamagawa Eco Museum

untuk merayakan hari sungai Ciliwung bersa-

ma di jepang pada tanggal 9-12 November

2018. Undangan tersebut merupakan salah

satu tindaklanjut dari kerjasama yang sudah

berjalan antara relawan sungai Ciliwung dan

Sungai Gawa di Jepang.

Audiensi dengan Deputi Gubernur bi-

dang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ber-

tujuan untuk membahas mengenai kesiapan

relawan sungai Ciliwung untuk berangkat ke

Jepang dalam rangka memperingati hari

sungai Ciliwung.

Hasil pertemuan

- Komunitas Pecinta Ciliwung yang di

singkat KPC adalah komunitas yang

berdiri dengan tujuan ingin meningkatkan

rasa kepedulian terhadap keberlangsun-

gan sungai Ciliwung. Komunitas ini diben-

tuk karena adanya rasa prihatin terhadap

keadaan sungai Ciliwung yang sangat pri-

hatin. Saat ini KPC sendiri sudah memiliki

26 Komunitas di antaranya KPC Lenteng

Agung, KPC Bogor, KPC Depok, KPC Ja-

karta.

- Jakarta Osoji Club disingkat JOC adalah

komunitas nirlaba (non profit) berbasis

kesukarelawanan yang peduli dengan ling-

kungan dan permasalahan sampah yang

ada di kota Jakarta. Komunitas ini telah di

bentuk sejak 2012. Salah satu program

yang difokuskan yaitu bagaimana

mengedukasi masyarakat agar cinta ter-

hadap lingkungan dan tidak membuang

sampah sembarangan.

- Para perwakilan dari KPC Bogor, KPC

Lenteng Agung, dan KPC Jakarta me-

maparkan mengenai kondisi eksisting dari

sungai Ciliwung, dimana saat musim ke-

marau tiba sungai dipenuhi dengan sam-

pah. Selain itu juga di sampaikan

mengenai beberapa program yang dil-

akukan seperti membersihkan sampah di

sungai Ciliwung, selain itu komunitas ini

sering memperingati hari-hari besar ber-

tempat di sungai Ciliwung seperti salah

satunya melakukan upacara bendera

memperingati hari kemerdekaan RI.

Perwakilan dari Jakata Osoji Club menga-

takan jika, JOC siap menjadi penghubung

anatara relawan sungai Ciliwung dengan

komunitas sungai Gawa di jepang

Kesimpulan dari pertemuan tersebut dapat

disimpulkan secara umum bahwa:

Kedeputian Gubernur bidang TRLH

menyambut baik rencana kunjungan

relawan sungai Ciliwung ke Jepang

sebagai bentuk kerjasama yang telah

berjalan antara relawan sungai Cili-

wung dan sungai Gawa di Jepang

Relawan sungai Ciliwung agar dapat

menyiapkan usulan terkait program-

program kerja sama dengan komunitas

sungai Gawa di Jepang. Draft proposal

tersebut nanti akan direview secara

bersama dalam rapat tindak lanjut

8. Tindak lanjut dari pertemuan tersebut

yakni:

Akan ada pertemuan atau rapat kedua

yang akan diselenggarakan, dengan

usulan yang di sampaikan DepGub

9 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

agar setiap Relawan Sungai Ciliwung

yang akan berangkat ke Jepang me-

nyiapkan usulan dalam hal ini program-

program kerjasama dengan Komunitas

sungai Gawa di Jepang.

Rapat lanjutan akan mengundang Di-

nas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber

Daya Air, dan Biro KDH-KLN

2.2. Bidang Lingkungan Hidup

2.2.1 Rapat Kelompok Kerja Terbatas

(RAKERTAS) dengan judul Percepatan Pe-

nataan Kembali DAS Ciliwung Meningkat-

kan Kualitas Lingkungan Dan Masyarakat

Dalam Rangka Kesejahteraan Nasional (18

September 2018)

Pertemuan ini bertujuan Meningkatkan

Kualitas Lingkungan Dan Masyarakat Da-

lam Rangka Kesejahteraan Nasional.

Hasil pertemuan

1. Isu strategis sungai Ciliwung antara

lain :

a) Konservasi SDA

Perubahan tata guna lahan yaitu

berkurang nya daerah yang

berfungsi sebagai resapan air

Sanitasi yaitu masalah pembuangan

air limbah rumah tangga ke saluran

drainasi yang langsung menuju ke

sungai

Sempadan sumber air (mata air,

sungai, situ) daerah perkotaan

Luas hutan di DAS belum memenuhi

ketentuan minimal 30 % luas DAS,

Luas hutan di daerah perkotaan

belum memenuhi ketentuan minimal

30 % luas kota

Penurunan fungsi

penyimpan/penampung air

Penggunaan air tanah tidak

terkendali secara optimal

Pencemaran sumber air

b) Pendayagunaan SDA

Penyediaan air baku dari wilayah

sungai belum optimal

c) Pengendalian Daerah Resapan Air

Banjir dan genangan banjir

Kerusakan sungai, tebing longsor

Penurunan muka air tanah

Intrusi air laut

d) Sistem Informasi Sumber Daya Air

(SISDA)

Pengelolaan data dan informasi

SDA belum terpadu dan

terkoordinasi antar instansi

e) Pemberdayaan dan Peningkatan Peran

Masyarakat

Peran masyarakat belum optimal

2. Dari identifikasi permasalahan yang

terjadi, akar permasalahan antara lain

:

a. Disintegrasi kebijakan dan atau

inharmonisasinya regulasi sektoral

yang mengatur pengelolaan DAS;

b. Tidak tersedianya satu data yang

valid dan akurat. Secara definisi

data adalah suatu fakta-fakta

tertentu shingga menghasilkan

suatu kesimpulan untuk menarik

kesimpulan (wikipedia). Dlam hal

ini satu data yang valid dan akurat

akan sangat dibutuhkan sebagai

dasar penyusunan kebijakan yang

tepat.

c. Belum samanya persepsi LKD

dalam pengelolaan DAS, maslah

sungai harus dipandang sebagai

suatu ekologi, pemecahan

maslahnya harus secara sistematis

dan bersinergi. Saat ini

pengelolaan DAS masih dilkaukan

secara sektoral dan tdk ada

10 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

synergitas antar Kemetrian dan

Lembaga serta Daerah.

d. Walaupun Pengelolaan DAS

merupakan Program prioritas

namun belum didukung dengan

dana yang cukup dalam

APBN/APBD atau sumber lainnya.

e. Kurangnya peran serta masyarakat

dalam upaya-upaya kelestarian

lingkungan sungai; hal ini bisa

diakibatkan karena

ketidakpahaman, ketidakpedulian

atau tidak terkomunikasikan

dengan pihak-pihak yang memiliki

kewenangan;

f. Lemahnya penegakan hukum.

g. Adanya abandonland/ tanah

negara bebas di hulu sungai

Ciliwung;

3. Kementerian LH menyampaikan,

a. Kondisi Obyektif Sungai Ciliwung :

Kurangnya pengawasan

penaatan perizinan lingkungan.

Perizinan Lingkungan yang tidak

memiliki daya tegak (enforceable)

Keterbatasan jumlah fungsional

PPLH di daerah.

Keterbatasan anggaran untuk

pengawasan lingkungan.

Status Mutu Air Sungai Tercemar

Berat

b. Langkah-Langkah Yang Akan Dil-

akukan Oleh Ditjen Gakkum

Melakukan pengawasan ter-

hadap izin yang diterbitkan oleh

MENLHK

Melakukan penanganan pen-

gaduan masyarakat

Melakukan penegakan hukum

terhadap pelaku pelanggaran

perizinan lingkungan

kesimpulan

1. Persoalan DAS tidak dapat

dipandang secara sektoral harus

dilakukan secara sinergi antara

regulasi, data, perencanaan, dana

dan implementasi secara terintegrasi

dan terukur dimana masing masing

pihak harus memiliki

kesepemahaman yg sama bahwa

penyelesaian DAS harus dilakukan

secara sistemik dan berdasrakan

ekologi, dan berkesinambungan.

2. Mendorong semua pihak untuk

menyelesaikan permasalahan,

dengan dimulai dari regulasi (payung

hukum), data yang sama,

perencanaan yang sama, dukungan

dana dan implementasi yg synergi

dan terintegrasi serta penegakan

hukum melalui Peraturan Presiden.

2.2.2 Pertemuan dengan Tim Kota Tanpa

Kumuh (KOTAKU) (21 September 2018)

Pertemuan ini bertujuan membahas

masalah permukiman kumuh DKI Jakarta.

Dalam mengatasi kumuh perlu bekerja sa-

ma dengan daerah asal untuk mengurangi

urbanisasi (buat MoU). Dana bantuan/hibah

ke daerah asal yang bisa dimanfaatkan un-

tuk kegiatan pelatihan-pelatihan di daerah,

sehingga orang yang datang ke Jakarta

orang yang punya skill.

Hasil pertemuan

1. Penataan kawasan permukiman dengan

menyediakan hunian sewa untuk peker-

ja yang sesuai standar kebutuhan DKI

(affordable)

2. Identifikasi Isu

Penyelesaian urbanisasi (urban mi-

grant linkages)

Pokja -> isunya apa -> outputnya apa

11 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Urban yang datang sudah punya

keahlian sesuai kebutuhan DKI Ja-

karta

Faktor sosial di daerah slump

3. Dalam Grand Design memuat langkah-

langkah strategis penyelesaian masalah

4. Cetak Biru Data -> ada GAP -> Grand

Design memuat kesepakatan data

Indikator, kriteria, metode perhitungan

5. Bentuk Pokja, Target, Roadmap, dan

Rencana Aksi

- Lokakarya pleno antar pokja

- Berbicara tentang target dengan policy

- Cetak Biru -> skeleton

- Lokakarya action plan

6. Mengumpulkan bahan, menulis, me-

nyusun policy Rangkaian pertemuan ->

Proceeding -> bahas -> buku putih

Tindak Lanjut

7. Dijadwalkan akan dilaksanakan per-

temuan berikutnya Selasa pada 2 Ok-

tober 2018.

8. Kotaku Menyusun TOR Lokakarya per-

tama

2.2.3 Pertemuan dengan World Bank

dan IFC tentang Affordable Housing (24

September 2018)

Pertemuan ini bertujuan untuk diskusi

dengan World Bank dan IFC tentang Af-

fordable Housing dan permukiman kumuh.

Hasil pertemuan

1. Dalam mengatasi kumuh perlu bekerja

sama dengan daerah asal untuk men-

gurangi urbanisasi (buat MoU)

2. Dana bantuan/hibah ke daerah asal

yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan

pelatihan-pelatihan di daerah, sehingga

orang yang datang ke Jakarta orang

yang punya skill

3. Penataan kawasan permukiman

dengan menyediakan hunian sewa un-

tuk pekerja yang sesuai standar kebu-

tuhan DKI (affordable)

Pembahasan

1. Identifikasi Isu

Penyelesaian urbanisasi (urban mi-

grant linkages)

Pokja -> isunya apa -> outputnya

apa

Urban yang datang sudah punya

keahlian sesuai kebutuhan DKI Ja-

karta

Faktor sosial di daerah slump

2. Dalam Grand Design memuat langkah-

langkah strategis penyelesaian masalah

3. Cetak Biru Data -> ada GAP -> Grand

Design memuat kesepakatan data

Indikator, kriteria, metode perhitungan

4. Bentuk Pokja, Target, Roadmap, dan

Rencana Aksi

- Lokakarya pleno antar pokja

- Berbicara tentang target dengan pol-

icy

- Cetak Biru -> skeleton

- Lokakarya action plan

5. Mengumpulkan bahan, menulis, me-

nyusun policy Rangkaian pertemuan ->

Proceeding -> bahas -> buku putih

12 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

2.3. Kegiatan Komunikasi Publik

2.3.1 Narasumber pada Acara 8th North-

east Asian International Forum On Air

Quality Improvement di KOREA (4-5 SEP-

TEMBER 2018)

Kegiatan ini merupakan bentuk

dukungan Pemerintah Kota Seoul dan ICLEI

kepada kota-kota di Asia dan anggota ICLEI,

dalam upaya mencapai pembangunan

perkotaan yang berkelanjutan dan rendah

karbon. Program tahun ini berfokus pada pen-

erapan kebijakan terbaik terkait adaptasi dan

mitigasi perubahan iklim, termasuk transisi

energi, ecomobility, tata kelola limbah dan

emisi gas rumah kaca.

Hasil pertemuan

1. Menindaklanjuti disposisi Gubernur DKI

Jakarta atas undangan dari Park Won

Soon, Mayor of Seoul tanggal 27 Juni

2018 dan undangan dari Shu Zhu, Re-

gional Director and China Representative

ICLEI East Asia Secretariat tanggal 7

Juli 2018 (Disposisi dan Undangan ter-

lampir), Deputi Gubernur bidang Tata Ru-

ang dan Lingkungan Hidup hadir sebagai

perwakilan dari Provinsi DKI Jakarta

dengan didampingi oleh 1 (satu) staf

teknis dari Dinas Lingkungan Hidup.

2. Pada kesempatan tersebut, Deputi Gu-

bernur bidang TRLH turut hadir sebagai

pembicara pada kegiatan 8th Northeast

Asian International Forum on Air Quality

Improvement di tanggal 5 September

2018, dengan mengusung tema Citizen

Participation for Jakarta Clean Air

2.3.2 Menerima Audiensi Dubes RI Abu

Dhabi-UAE Membahas Kerjasama Investasi

Energi Sampah Dan Air Bersih Indonesia-

PEA (10 September 2018)

Tujuan audiensi tersebut yakni dalam

rangka memulai penjajakan kerjasama Indo-

nesia-Abu Dhabi terkait investasi energi

Latar Belakang Inisiasi Penjajakan Ker-

jasama DKI Jakarta-Abu Dhabi

Terdapat 3 perusahaan besar Abu

Dhabi yang berkeinginan untuk inves-

tasi di Indonesia, diantaranya perus-

ahaan Masdar, Lulu Group Interna-

tional dan Sobha.

Perusahaan-perusahaan tersebut ber-

fokus utama pada pengembangan

energi berkelanjutan dan properti. Su-

dah terjalin kerjasama sebelumnya

antara perusahaan Lulu dengan PD.

Pasar jaya dan PD. Dharma Jaya.

Sama halnya dengan perusahaan

Shoba yang telah melakukan penja-

jakan kerjasama dengan PT. Jakpro

terkait pembangunan Waterfront city

di Ancol, yang saat ini sedang me-

masuki tahap finalisasi dokumen.

Di Indonesia sendiri, Abu Dhabi telah

bekerjasama dengan PLN terkait

pemasangan panel surya/solar cell di

Jawa Barat.

Pada bula Oktober mendatang, Abu

Dhabi Investment Group akan

melakukan audiensi di DKI Jakarta,

sehingga Dubes RI menyarankan

agar DKI Jakarta mengajukan pro-

posal perihal program yang ingin dik-

erjasamakan.

13 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Program Prioritas DKI Jakarta

Pada saat ini DKI Jakarta sedang

memfokuskan program pembangunan

terkait urban renewal, penyediaan air

bersih dan pengolahan sampah.

Fokus pada urban renewal yakni men-

ciptakan kawasan TOD di Jakarta dan

penyediaan rusun bagi Masyarakat

Berpengahsilan Rendah (MBR) dalam

rangka mengatasi kawasan kumuh Ja-

karta. Hal tersebut dikarenakan ter-

dapat backlog yang cukup tinggi terkait

ketersediaan rumah di Jakarta.

Untuk ketersediaan air bersih, saat ini

DKI Jakarta hanya mampu menye-

diakan akses layanan air bersih sebe-

sar 60% kepada penduduknya. Hal

tersebut dikarenakan beberapa hal,

antara lain:

Belum adanya upaya pengelolaan

dan pembersihan air sungai (nor-

malisasi sungai)

Kurangnya ketersediaan air baku,

sehingga masih harus bergantung

kepada Tangerang dalam hal

penyediaan air.

Belum optimalnya pengolahan air

limbah

Belum optimalnya penerapan rain

water harvesting

Mahalnya biaya produksi proses

desalinasi dibandingkan pen-

golahan air limbah

Terkait sampah, saat ini DKI Jakarta

menghasilkan setidaknya 7000 ton sam-

pah/hari atau setara dengan 130 truk

sampah. Berkaitan dengan hal tersebut,

DKI Jakarta saat ini mencoba fokus pada

3 hal, yakni:

Pembangunan ITF (Intermediate

Treatment Facilitiy)

DKI Jakarta saat ini sedang me-

rencanakan pembangunan ITF di 4

lokasi. 3 dari 4 lokasi masih tahap

status lelang, sehingga sangat

dimungkinkan apabila perusahaan

Abu Dhabi tertarik untuk berinves-

tasi terkait pengelolaan sampah.

Penanganan Limbah Medis

Pengelolaan limbah medis di DKI

Jakarta terbilang sangat tertinggal.

Hal tersebut dikarenakan banyaknya

jumlah RSUD dan klinik di Jakarta.

Pengurangan Food Waste

3. Dari hasil audiensi dapat disimpulkan

bahwa:

Pemprov DKI Jakarta menyambut baik

inisiasi penjajakan kerjasama antara

perusahaan besar Abu Dhabi melalui

Dubes RI untuk investasi di DKI Ja-

karta pada pembangunan multisektor.

Belum adanya peluang bermitra

dengan pihak PAM Jaya sampai

dengan 2023

Banyak peluang bermitra yang dapat

dilakukan antara Pemprov DKI Jakar-

ta dengan Abu Dhabi.

4. Tindak lanjut yang diperlukan dari diskusi

tersebut yakni:

Selagi menunggu kedatangan Abu

Dhabi Investment Group pada bulan Ok-

tober mendatang, Pemprov DKI Jakarta

akan menyiapkan proposal terkait pro-

gram-program kerjasama yang ingin di-

ajukan.

2.3.3 Pertemuan dengan MURIA (Agenda:

Rencana Penyusunan Panduan Grand De-

sign) (10 September 2018)

Pertemuan ini membahas beberapa hal

sebagai berikut:

a. Rencana Kegiatan di Australia.

Pertemuan di Australia akan banyak

membahas kegiatan yang berkaitan

dengan Multi Stake Holder Platform.

Sekretariat Jakarta Berketahanan juga

14 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

akan diundang karena sudah bekerjasa-

ma dengan Platform MURIA dan Partner

for Resilience (PfR). Dalam hal kerjasa-

ma dengan MURIA lebih pada kegiatan

teknis dilapangan sedangkan PfR fokus

pada kebijakan. Beberapa kebijakan PfR

adalah (i) Penanggulangan

Kebencanaan, (ii) Perubahan Iklim dan

(iii) Pelestarian Ekosistem dan Ling-

kungan Hidup. Direncanakan kegiatan di

Australia akan dilaksanakan pada tanggal

7 s.d 8 November 2018. Deputi Gubernur

DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup akan menjadi salah

satu Narasumber pada acara tersebut.

Diperkirakan surat dan Term Of Refer-

ence terkait keberangkatan ke Australia

akan selesai pada minggu depan.

b. Pembahasan Rencana Kelanjutan

Penyusunan Desain Besar Penanggulan-

gan Bencana.

International Federation of Red Cross

and Red Cressent Societies (IFRC) ber-

encana membantu Palang Merah Interna-

tional dengan pendanaan dari American

Red Cross yang salurkan melalui PMI Ja-

karta. Saat ini American Red Cross se-

dang dalam transisi kepengurusan serta

dalam koordinasi ulang dengan PMI DKI

Jakarta. Pada prinsipnya secara teknis

kelanjutan penyusunan Desain Besar

Penanggulangan Bencana tidak ada ma-

salah akan tetapi masih menunggu hasil

diskusi dengan PMI. Substansi Desain

Besar Penanggulangan Bencana adalah

mengutamakan peran masyarakat dan

pemerintah dari segi regulasinya. Dengan

adanya Desain Besar Penanggulangan

Bencana diharapkan DKI Jakarta meli-

batkan secara langsung dalam penggu-

langan bencana.

c. Penyusunan Panduan Grand Desain

salah satu peran dan keterlibatan

masyarakat termuat dalam Grand Design

tetapi metode dan cara penyusunan

Grand Design belum ada atau belum ba-

ku. Penyusunan Grand Design akan mu-

dah dipahami bila ada panduan sehingga

dapat menjaga kualitas dari dokumen ter-

sebut. Dalam panduan penyusunan

Grand Design salah satu yang perlu

ditekankan adalah rekomendasi fasilita-

tor. Panduan sebaiknya dibuat dalam

bentuk Leafflet dengan tambahan uraian

sekitar 20 (dua puluh) lembar serta con-

toh Dokumen Grand Design yang ada.

Dalam panduan tersebut perlu mencakup

proses penyusunan, minimum requare-

ment dan hasil Grand Desain itu sendiri.

Dalam pertemuan berikut untuk memba-

has panduan penyusunan Grand Design

perlu mengundang SKPD jangkar, Mitra

NGO dan Champion (perwakilan warga).

Time Line pertemuan penyusunan pan-

duan GD akan diatur Tim MURIA. Se-

bagai informasi tambahan bahwa Forum

Pertanian Perkotaan akan mulai di Bulan

Oktober sebagai bentuk Implemtasi GD.

Tindak lanjut

1. Tim MURIA (Ibu Diah) akan menyam-

paikan Draft Surat dan TOR terkait

rencana kegiatan di Australia pada

Minggu Depan;

2. Pada pertemuan dengan Tim PMI pada

tanggal 21 September 2018 akan diun-

dang pula Tim dari IFRC untuk mem-

bicarakan kelanjutan penyusunan GD

Penanggulangan Bencana.

3. Tim MURIA (Bapak Chasan) akan

membuat pertemuan terkait pembuatan

panduan penyususunan Grand Desain

yang melibatkan SKPD Jangkar, Mitra

NGO dan Para Champion

15 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

2.3.4 Diskusi Perkembangan Penyusunan

Grand Design Udara (10 September 2018)

Tujuan rapat adalah untuk membahas

perkembangan penyusunan desain besar

polusi udara. Agenda rapat pada tanggal 10

September 2018, adalah:

a) Priority Issues and Working Groups

b) Pemetaan Stakeholder dan main re-

sponsibilities pada issue

c) Road Map (goals dan objectives., time-

line., milestones and deliverables)

d) Pembentukan Kelompok Kerja (POK-

JA)

Persiapan Lokakarya:

TOR untuk Lokakarya

A. Issue Utama dan Kelompok Kerja

Beberapa aspek yang perlu difokuskan

terkait issue, adalah:

1) Aspek Energi., 2) Aspek Teknologi

Bersih., 3) Aspek Lahan yang

digunakan/Landuse, Industri, Mana-

jemen transportasi/lalu lintas., 4) Aspek

Standar emisi (cerobong asap / knal-

pot)., 5) Aspek dampak pencemaran

udara., dan 6) Aspek Penegakan Hukum

- ICLEI:

Perlu menambahkan Partisipasi Publik

dari private sektor dan pribadi

(masyarakat umum)

- Dinas Lingkungan Hidup:

Masalah/Issue harus dibagi ber-

dasarkan kontrol, pemantauan,

pengawasan, pencegahan,

partisipasi masyarakat, dan pemuli-

han

Polusi udara "dalam ruangan" perlu

dimasukkan juga. Kami biasanya

menganggap polusi udara sebagai

di luar ruangan, tetapi udara di ru-

mah atau kantor kami juga bisa

tercemar. Staf Laboratorium kami

sering mengambil sampel polusi da-

lam ruangan, dan hasilnya sangat

buruk

Paparan jangka panjang terhadap

polusi udara juga dapat berbahaya

bagi kesehatan (pada orang de-

wasa dan juga anak-anak), penting

untuk juga mengemukakan hal ini

sehingga banyak orang akan men-

jadi sadar akan efek polusi udara

Secara umum, beberapa hal yang

dirasa perlu untuk di perhatikan

terkait issu adalah: (i) Perlu

menambahkan cara strategis ten-

tang bagaimana memperkuat pera-

turan pemerintah., (ii) Perlu

menemukan cara bagaimana me-

nyebarkan informasi yang berkaitan

dengan efek polusi udara ke publik.,

(iii) Perlu cara baru untuk menginte-

grasikan data dari semua sumber

mereka., dan (iv) diperlukan adanya

inventarisasi sumber emisi

- LAPAN:

Untuk pelaksanaan pengendalian, per-

lu dibagi berdasarkan: Sumber

Pencemaran (transportasi, Industri)

dan vegetasi (pohon / tanaman yang

dapat menyerap polusi)

Lingkungan polusi udara di Jakarta ju-

ga dipengaruhi oleh polusi udara dari

daerah sekitarnya: Jabodetabekpun-

jur, Jadi diperlukan fokus pada kerja

sama dengan kota-kota satelit - se-

bagai salah satu masalah.

- Kesimpulan/Kesepakatan untuk Priority

Issue desain besar polusi udara adalah:

Data and Information (Emis-sion/Pollution sources and effect, Monev)

Koordinasi dan Perencanaan

Tata Ruang dan Transportasi (mobili-ty, public transportation)

Teknologi Bersih dan Mitigasi

16 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Regulation and Law enforcement (control, monitoring and prevention)

Partisipasi Stakeholder dan Kemitraan (colaboration with satellite cities/ inter-regional cooperation)

Strategi Komunikasi

Kedutaan Amerika (Sdr Murniati) akan tetap berhubungan dengan Dr. Bryan dari NASA melalui email. Ibu Puji juga dalam komunikasi aktif juga dengan Bryan. Setiap berita dari NASA, akan dikirimkan melalui US.Embassy atau melalui diskusi dengan Ibu Puji

NASA juga menunggu masukan/tanggapan dari Dinas Lingkungan Hidup dan pemangku kepentingan utama lainnya (LAPAN / BMKG) terkait proposal mereka

Staf Kedeputian TRLH akan mendistri-busikan draft pembagian POKJA, dan tabel pemetaan stakeholder melalui email bersama dengan MoM kepada se-luruh stakeholder untuk dilengkapi

Rancangan ToR untuk lokakarya per-

tama (pada tanggal 3 Oktober) telah

diserahkan oleh UNICEF kepada

Kedeputian TRLH Rancangan ini juga

akan dibagikan kepada semua

pemangku kepentingan untuk masukan.

2.3.5 Invitation To Attend The 7th UCLG

ASPAC Congress on Innovation-driven

Development for Sustainable Cities, 12-15

September 2018, Surabaya

Kongres bertujuan untuk memperkuat

komitmen dan kapasitas dari para pemimpin

nasional dan lokal dalam menciptakan inovasi

kreatif untuk mencapai SDG dan NUA.

Sekaligus menjadi ajang untuk bertukar ide,

pengalaman dan membentuk kemitraan baru

untuk mencapai target agenda global seperti

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

dan Agenda Urban Baru (NUA) khususnya di

kawasan Asia Pasifik.

Hasil pertemuan

Pada kegiatan the 7th UCLG ASPAC Con-

gress Innovation-driven Development for

Sustainable Cities, Deputi Gubernur bidang

Tata Ruang dan Lingkungan Hidup diundang

oleh Secretary General UCLG ASPAC, men-

jadi pembicara pada tanggal 12 September

2018 di sesi networking event 7: Peer-

Learning Workshop on Building a Local Gov-

ernment Alliance for Localising Sendai

Framework for Disaster Risk Reduction

(SFDRR) 2015-2030 in the Asia-Pacific Re-

gion. Selain itu, Deputi Gubernur bidang

TRLH turut mendampingi Gubernur DKI Ja-

karta pada pertemuan dengan Pemerintah Ko-

ta Guangzhou untuk membicarakan kerjasa-

ma antara DKI Jakarta dengan Guangzhou

2.3.6 Human City Forum dari PemKot

SUWON dan CityNet, Korea Selatan (17

September 2018)

ata Kunjungan kerja dilaksanakan dalam

rangka memenuhi undangan dari Yeom Tae-

young (Walikota Suwon) dan Vijay Jaganna-

than (Sekretaris Jenderal CityNet) untuk

menghadiri 2018 Suwon Forum on Asian Hu-

man City bertema Human City for All yang

diselenggarakan pada tanggal 1718 Sep-

tember 2018 di Suwon, Korea Selatan.

Hasil pertemuan

a. Menjadi salah satu pembicara dalam

Mayors Dialogue yang dimoderatori oleh

Mary Jane Ortega (Penasehat Khusus

CityNet), dengan peserta lainnya yaitu:

17 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

- Kishani Jayasinghe (Chairperson of

Colombo Municipal Council, Sri Lang-

ka);

- Kim Hong-jang (Walikota Dangjin, Ko-

rea Selatan);

- Datuk Haji Mahadi C Ngah (Wakil Wal-

ikota Kuala Lumpur, Malaysia);

- Yeom Tae-young (Walikota Suwon,

Korea Selatan);

- Dato Sr. HJ Rozali HJ Mohamud

(Presiden Seberang Perai, Malaysia);

dan

- Jiunn-Ming Chiou (Deputy Secretary of

Taoyuan, Taiwan).

Dalam sesi ini Deputi Gubernur Provinsi

DKI Jakarta menyampaikan tantangan

yang dihadapi metropolitan Jakarta seperti

pertumbuhan kota yang cepat serta

(ke)pemerintahan yang terfragmentasi

(fragmented government/governance).

Kendala kritis ini mengharuskan penera-

pan tata kelola pemerintahan yang kolabo-

ratif, tidak bekerja secara sektoral, dan

menciptakan solusi terintegrasi untuk isu

spesifik di Jakarta. Juga disampaikan sa-

lah satu bentuk solusi adalah mengem-

bangkan konsep Grand Design/Desain

Besar, yang merupakan Dokumen Kon-

sensus yang dihasilkan menggunakan

pendekatan kolaboratif, melibatkan

partisipasi dan komitmen pemangku

kepentingan dari berbagai tingkat

pemerintahan, masyarakat sipil, LSM,

swasta, akademisi dan media massa.

Konsep Desain Besar adalah salah satu

perwujudan Jakarta sebagai City 4.0

(pemerintah sebagai kolaborator dan

masyarakat sebagai co-creator).

b. Menghadiri Sesi 1: City where Everyone

is Happy (Urban Regeneration and Hous-

ing Welfare), yang dimoderatori oleh Ahn

Sang-wook (Chairman of the Board,

Suwon Sustainable City Foundation)

dengan panelis:

- Park Yong-nam (Director, Research

Center for Sustainable Cities);

- Yoko Suzuki (Director of Development

Cooperation, Yokohama, Jepang);

- Goak Ho-pil (Executive Director of Ur-

ban Policy Office, Kota Suwon);

- Datuk Haji Mahadi C Ngah (Wakil Wal-

ikota Kuala Lumpur, Malaysia);

- Chung Seok (Profesor Universitas

Seoul);

- Lee Jae-joon (Profesor Universitas

Ajou); dan

- Daniel Lim (Senior Programme Man-

ager, Think City, Malaysia).

Salah satu topik menarik disampaikan oleh

Wakil Walikota Kuala Lumpur terkait penu-

aan, regenerasi dan penyegaran kota.

Bagaimana tantangan yang dihadapi Kuala

Lumpur terkait bagian kota yang sudah

menua dan tertinggal dalam perkem-

bangannya, ditangani dengan proyek urban

regeneration dan urban rejuvenation, sep-

erti Regenerasi Sungai Gombak dan Klang

yang dikenal dengan River of Life Project,

penyegaran lorong-lorong kota, dan pem-

bangunan kembali perumahan publik yang

sudah menua.

2.3.7 Pertemuan Tim Inti Air Tanah (20 Sep-

tember 2018)

Tujuan rapat adalah mendiskusikan

persiapan dalam penyusunan Desain Besar

Air Tanah di DKI Jakarta.

Hasil pertemuan

(i) Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang

dan Lingkungan Hidup memberikan

pengantar bahwa di DKI Jakarta air

tanah masih memegang peranan besar

oleh karena itu diharapkan dengan

adanya penyusunan Desain Besar Air

Tanah dapat menyelesaikan permasa-

lahan-permasalahan terkait Air Tanah

18 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

di DKI Jakarta. Deputi Gubernur Bidang

Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

mengatakan bahwa OPD (Organisasi

Pemerintah Daerah) dan institusi terkait

memiliki peranan yang sangat penting

dalam Penyusunan Desain Besar Air

Tanah DKI Jakarta karena OPD akan

terlibat secara langsung dalam

Penyusunan Desain Besar ini.

(ii) Rapat bulan September ini sebagai

rapat pertama yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui Stakeholders

yang akan berkontribusi dalam

penyusunan Desain Besar Air Tanah,

serta membahas mengenai data apa

saja yang di butuhkan serta data apa

saja yang sudah ada.

(iii) Adapun jadwal yang telah di sepakati

dalam penyusunan Desain Besar Air

Tanah yaitu dimulai dengan rapat per-

tama pada minggu ke-3 bulan Septem-

ber ini dengan tujuan mengidentifikasi

Stakeholders yang akan terlibat dan da-

ta apa saja yang di butuhkan, kemudian

rapat ke dua akan di adakan pada

minggu ke-4 bulan September hingga

pada minggu ke-4 November dengan

target penyusunan laporan atau Draft 0

yang membahas mengenai data, is-

sues, strategi dan rekomendasi.

(iv) USAID IUWASH PLUS bersedia mem-

bantu dalam pengembangan peta Inter-

katif yang memuat titik lokasi sumur air

tanah dalam. Peta ini diharapkan dapat

menjadi alat bantu dalam memetakan

isu dan masalah terkait air tanah di DKI

Jakarta.

(v) Perwakilan Dinas Perindustrian dan En-

ergi menambahkan bahwa Dinas PE

memiliki seksi yang khusus memegang

data tersebut seperti pemanfaatan air

tanah, geologi, dan seksi konservsi air

tanah. Sehingga kebutuhan data yang

diperlukan dapat menghubungi bagian

tersebut

Tindak lanjut

a. IUWASH PLUS akan mengadakan rapat

ke dua pada minggu ke-4 Bulan Sep-

tember dengan tujuan mengkonfirmasi

Stakeholders yang akan terlibat dalam

penyusunan Desain Besar Air Tanah

DKI Jakarta.

b. Rapat ke dua pada minggu ke-4 Bulan

September akan fokus membahas

mengenai isu-isu terkait dengan Air

Tanah di DKI Jakarta.

2.3.8 PD. PAL Jaya Goes to School (24

September 2018)

Tujuan kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan kesadaran anak SD BPK

Penabur 9 Jakarta akan pentingnya pen-

golahan air limbah dan sanitasi.

Pemaparan dari PD PAL Jaya

Air limbah adalah air kotor yang dihasilkan

dari kegiatan manusia seperti industri dan

rumah tangga. Air limbah dapat dikategori-

kan menjadi black water / air kakus yang

dihasilkan dari ekskresi manusia dan grey

water / air sadah yang dihasilkan dari

kegiatan seperti industri dan air cuci.

Air limbah tidak boleh dibuang secara sem-

barangan sehingga tidak terjadi pencema-

ran lingkungan dan menimbulkan

gangguan kesehatan terhadap masyarakat.

PD PAL Jaya bertanggung jawab dalam

mengumpulkan dan mengolah air tersebut

sehingga dapat dikembalikan ke sungai

atau laut serta mengolah kotoran limbah

menjadi bahan yang aman untuk dibuang

atau memiliki nilai tambah sebagai energi

alternatif.

PD PAL Jaya berharap dengan adanya

kegiatan ini, anak-anak SD BPK Penabur 9

Jakarta dapat berikut serta dalam pening-

katan kesadaran masyarakat terutama di

19 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

kalangan anak-anak akan pentingnya pe-

nanganan air limbah dan mempraktikan

upaya sanitasi yang baik dan benar.

Tindak Lanjut

1. Selain pemaparan informasi terkait air

limbah dan sanitasi, PD PAL Jaya juga

menarik partisipasi anak-anak SD BPK

Penabur 9 Jakarta melalui dongeng in-

teraktif dan lomba mewarnai.

2. Kegiatan PAL Jaya Goes to School ada-

lah acara interaktif yang dilakukan oleh

PD PAL Jaya untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat, terutama anak-

anak, akan pentingnya pengolahan air

limbah dan sanitasi.

2.3.9 Wawancara Dengan IFC Untuk Pem-

buatan Video terkait Pembangunan

Rusunawa Daan Mogot (25 September

2018)

Tujuan wawancara tersebut yakni

mencari informasi terkait bangunan gedung

hijau Jakarta dalam rangka pelaporan agenda

tahunan pihak IFC yang akan disampaikan

pada acara IMF- World Bank Annual Meeting

di Bali pada bulan Oktober mendatang.

Hasil pertemuan

Bangunan gedung hijau merupakan praktik

peningkatan efisiensi dalam penggunaan

sumber daya energi, air dan material,

sekaligus mengurangi dampak negatif ter-

hadap kesehatan manusia dan lingkungan

sekitar

Berdasarkan hasil riset, diketahui bahwa

bangunan menghasilkan sekitar 40% emisi

Gas Rumah Kaca (GRK) secara global

dan emisi GRK merupakan salah satu

yang mempercepat terjadinya perubahan

iklim. Maka dari itu, gagasan bangunan

gedung hijau menjadi penting untuk dit-

erapkan.

Selain itu, operasional bangunan gedung

hijau dapat menghemat biaya 20-40%

apabila dibandingkan bangunan pada

umumnya. Sehingga penghematan biaya

tersebut dapat dialokasikan pada sektor

lainnya.

Penerapan dari bangunan gedung hijau

juga dapat berdampak pada penciptaan

lapangan kerja baru, peningkatan nilai

properti dan kesehatan serta produktivitas

penghuninya.

Berdasarkan hasil riset dari EEPSEA

(Economy and Environment Program for

South East Asia), Jakarta dinobatkan se-

bagai kota yang paling rentan terhadap pe-

rubahan iklim di Asia Tenggara. Hal terse-

but dibuktikan dengan berbagai fenomena

diantaranya penurunan muka air tanah se-

tiap tahunnya, banjir rob serta krisis ling-

kungan.

Karena dirasa penting, DKI Jakarta men-

coba menginisiasi dukungan pem-

bangunan gedung hijau dengan menge-

luarkan Pergub Nomor 38 Tahun 2012 ten-

tang Bangunan Gedung Hijau yang

didukung oleh IFC dan Pemerintah Swiss

serta Hungaria.

3 tahun pasca keluarnya Pergub tersebut,

DKI Jakarta telah menghasilkan 260

bangunan gedung hijau dengan potensi

penghematan Emisi CO2 sebesar 605.425

Metrik Ton/tahun dan potensi penghema-

tan biaya listrik sebesar 68.313 juta USD.

Karena dirasa kurang optimalnya imple-

mentasi dari Pergub tersebut, pada tahun

2016 Deputi Gubernur bidang TRLH

menginisiasi adanya Desain Besar

Bangunan Gedung Hijau/Green Building

dengan menghasilkan konsensus berupa

komitmen 30:30 Jakarta sebagai Center of

Excellence.

Dalam komitmen 30:30 tersebut, disepaka-

ti bahwa pada tahun 2030 target Pemprov

20 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

DKI dalam konservasi energi, air dan CO2

sebesar 30%.

Pada acara penutupan lokakarya Desain

Besar Bangunan Gedung Hijau pada tahun

2016, Pemprov DKI menyepakati adanya

penerapan lokasi percontohan bangunan

gedung hijau berupa rusunawa sebanyak 7

tower/blok yang bertempat di Daan Mogot,

Jakarta Barat. Hal ini merupakan bentuk

upaya Pemprov DKI untuk melakukan mit-

igasi perubahan iklim melalui sektor

bangunan gedung.

Kesimpulan

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan

bahwa:

DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara

memiliki kerentanan yang signifikan

terhadap perubahan iklim. Salah satu

penyebab terjadinya kerentanan terse-

but diakibatkan oleh emisi GRK yang

dihasilkan bangunan gedung.

Isu tersebut yang membuat para

pemangku kepentingan bersepakat,

sehingga penerapan bangunan ge-

dung hijau sudah menjadi mandatory

bagi seluruh pemangku kepentingan di

DKI Jakarta.

Dalam mewujudkan Jakarta sebagai

Center of Excellence bangunan ge-

dung hiaju melalui Pergub Nomor 38

Tahun 2012 tentang Bangunan Ge-

dung Hijau dan Komitmen 30:30,

Pemprov DKI Jakarta sedang menco-

ba menginisiasi pembangunan lokasi

percontohan bangunan gedung hijau di

Daan Mogot, Jakarta Barat yang saat

ini sedang dalam tahap proses pem-

bangunan.

2.3.10 Diskusi dengan C40, ICLEI dan

Sekretariat Jakarta Berketahanan perihal:

Polusi Udara Pemerintah DKI Jakarta (26

September 2018)

Tujuan pertemuan ini adalah berdiskusi

dengan C40, ICLEI dan Sekretariat Jakarta

Berketahanan perihal Polusi Udara DKI Ja-

karta.

Pemerintah DKI Jakarta saat ini berker-

ja sama dengan ICLEI Local Governments

for Sustainability dalam program Ambitious

City Promises/ Ikhtiar Ambisi Kota: Komitmen

pembangunan rendah rendah karbon kota-

kota besar di Asia Tenggara dalam kerjasama

ini ICLEI akan memberi dukungan teknis

kepada kota model dalam menyusun komit-

men pengurangan emisi gas rumah kaca dis-

ertai dengan aksi kongkrit dan keterlibatan

aktif dari masyarakat sipil dan sektor swasta.

Terkait program ACP, Antara ICLEI dengan

C40 akan berkolaborasi untuk bergabung

membantu DKI Jakarta.

Hasil pertemuan

- C40 menyampaikan ketertarikannya untuk

membantu Jakarta dalam memetakan Lo-

cal ACtion Plan terkait mitigasi perubahan

iklim Antara ICLEI dan C40 memiliki

kemiripan program kerjasama, akan dil-

akukan pembicaraan internal lebih lanjut

anatara ke dua pihak agar tidak terjadi

overlaping kegiatan dengan Pemprov DKI

Jakarta

- ICLEI menegaskan kembali bahwa, fokus

utama dukungan ICLEI terhadap Pemprov

DKI Jakarta adalah dalam hal Citizen

Engement. Salah satu kegiatannya ada-

lah, Public Hearing yang akan diseleng-

21 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

garakan melalui fasilitasi Kedeputian

TRLH pada tanggal 18 Oktober 2018.

- C40 telah berkoordinasi juga dengan

TGUPP melalui Biro KDH KLN.

Rencananya C40 akan rapat dengan Biro

KDH KLN dan TGUPP. Kedeputian TRLH

akan turut di undang dalam rapat tersebut

- C40 menyampaikan akan memberikan

dukungan teknis kepada Pemprov DKI

Jakarta berupa menyediaan dana untuk

tenaga ahli yang akan ditempatkan di

lingkungan Pemrov DKI Jakarta untuk

membantu menginventarisasi rencana

aksi daerah terkait mitigasi perubahan

iklim

Tindak lanjut

1. Kedeputian TRLH akan memasilitasi

C40 dalam kegiatan lainnya yang di-

perlukan

2. C40 akan dilibatkan pada kegiatan

penyusunan desain besar polusi

udara yang saat ini tengah di inisiasi

oleh Kedeputian TRLH

3. Akan dilakukan rapat internal lebih de-

tail antara C40 dengan Dinas Ling-

kungan Hidup (melalui Ibu Fitri dan

Ibu Susi)

2.3.11 Rapat Persiapan untuk Workshop

penyusunan GD Udara (27 September

2018)

Tujuan rapat adalah untuk

mendiskusikan persiapan Lokakarya Per-

dana Kick Off Meeting Penyusunan Desain

Besar Polusi Udara yang rencananya akan

diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober

2018. Agenda rapat pada tanggal 27 Sep-

tember 2018:

a) Review KAK Lokakarya

b) Penyusunan Agenda Lokakarya

c) Mengenalkan pembagian kelompok ker-

ja beserta Kordinator dan Co-Kordinator

tiap kelompok

d) Skenario Lokakarya (pengelompokan

kelas kelompok kerja, pemetaan stake-

holder, rencana aksi, output, roadmap)

Hasil pertemuan

- Setiap kelompok kerja akan melakukan

pemetaan stakeholder: tupoksi tiap in-

stansi, kegiatan yang sudah dilakukan

dan yang akan dilakukan

- Menyepakati output, benchmark dan mile-

stone dari setiap kelompok kerja

- Salah satu output dari kelompok kerja

regulasi adalah: cetak biru produk hUkum

terkait polusi udara (perda, permen,

pergub, ingub)

- Pemetaan kelompok kerja kedalam GA

(Guidance Area) 1-6

- Pemetaan peranan setiap kelompok kerja

dalam menjalankan 11 rencana aksi (road

map penyusunan desain besar)

Ke-11 langkah tersebut adalah:

memetakan semua pemangku kepent-

ingan beserta tanggung jawab utama

(sebelumnya, sekarang dan mendatang)

Menetapkan forum tentang Manajemen

Kualitas Udara di Jakarta

Peluncuran Desain Besar dan Lokakarya

Polusi Udara

Sesi kerja untuk menentukan visi, misi,

dan target

Sesi Kerja untuk menentukan kebijakan,

dan strategi

Konsultasi Publik dan Lokakarya tentang

Visi, Misi, Target, Kebijakan dan Strategi

Sesi Kerja untuk mengembangkan Peta

Jalan dan Rencana Aksi

Sesi Kerja Strategi Komunikasi dan In-

ternalisasi GD ke dalam Dokumen

Pemerintah Daerah

Konsultasi Publik dan Lokakarya tentang

Rancangan Akhir Desain Besar

22 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Meluncurkan GD

Road Show to All Stakeholders

- Akan dilakukan rapat persiapan lokakar-

ya bersama fasilitator untuk membicara-

kan skenario diskusi pada tanggal 1 Ok-

tober 2018

- KAK Lokakarya dan Undangan Lokakar-

ya beserta undangan rapat persiapan

untuk tanggal 1 Oktober untuk segera

disusun dan disebarkan

- Materi pembukaan pada kegiatan loka-

karya akan dipersiapkan oleh staf TRLH

2.3.12 Pertemuan dengan ICLEI - membic-

arakan agenda Public Hearing prograM

ACP percepatan penurunan emisi Gas

Rumah Kaca DKI Jakarta (28 September

2018)

Tujuan rapat adalah mendiskusikan

rencana penyelenggarakan egiatan Konsultasi

Publik/Public Hearing Program ACP per-

cepatan penurunan emisi Gas Rumah Kaca

DKI Jakarta, yang akan dilangsungkan pada

bulan Oktober 2018. Acara Public Hearing

tersebut akan mengundang seluruh

pemangku kepentingan.

Hasil pertemuan

- Kegiatan konsultasi publik bertujuan untuk

(i) memperkenalkan program ACP, (ii)

mendapatkan inisiatif yang dapat di-

masukkan kedalam program/kegiatan

penurunan perubahan iklim sebagai ma-

sukkan untuk percepatan RAD GRK, (iii)

memaparkan RAD GRK yang memuat ke-

bijakan pelaksanaan penurunan emisi

GRK kepada publik yang terdiri dari

berbagai pemangku kepentingan, (iv) se-

bagai wujud transparansi dan akuntabilitas

pelaksanaan penurunan emisi GRK, dan

(v) untuk membuka peluang kerjasama

dengan pihak-pihak terkait dan sekaligus

untuk membuka komunikasi awal bagi

pengumpulan data.

- Hasil dari program ACP outputnya berupa

dokumen Promise of Jakarta komitmen

dalam mencapai upaya penurunan emisi

GRK

- ICLEI dengan difasilitasi Kedeputian Gu-

bernur bidang TRLH akan menyeleng-

garakan kegiatan Konsultasi Publik pada

tanggal 18 Oktober 2018. Staf TRLH (DW)

ditugaskan oleh DepGub TRLH untuk

mem-booking ruangan untuk lokasi

kegiatan (ruang lantai 22 atau lantai 23)

- DepGub TRLH menyarankan kepada Di-

nas Lingkungan Hidup untuk memetakan

RAD GRK: (i) Mengidentifikasi aksi miti-

gasi yang tertuang dalam RPJMD, (ii)

mengidentifikasi program dan kegiatan

mitigasi perubahan iklim yang sedang ber-

jalan (existing actions) dari RPJMD

- Perlu dibentuk forum climate change se-

bagai salah satu tindak lanjutnya

Tindak lanjut

- Sebelum diselenggarakannya kegiatan

konsultasi publik, ICLEI merencanakan

akan ada press release

- Kedeputian TRLH akan memasilitasi

penyelenggaraan konsultasi publik. Staf

TRLH (DW) ditugaskan untuk melakukan

pemesanan ruang yang akan digunakan

- ICLEI akan mengadakan survey peru-

bahan perilaku terhadap perubahan iklim

(city perception) sebelum kegiatan kon-

sultasi publik. Questionnaire akan dil-

akukan secara offline. Kedepannya se-

dang dipersiapkan untuk online. Kedepu-

tian TRLH melalui DepGUb TRLH akan

membantu menyebarkan questionnaire

tersebut kepada mitra dan jejaring

Kedeputian TRLH

23 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

- Akan dilakukan rapat persiapan untuk

membahas KAK, skenario acara dan

pembagian gugus tugas

2.3.13 Lokakarya Perdana Program Priori-tas Jakarta Berketahanan (26 September 2018)

Telah terselenggaranya acara Loka-karya Perdana Program Prioritas Jakarta Ber-ketahanan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jakarta Berketahanan dengan dibantu oleh Jakarta Konsultindo dan Ruang Waktu. Hal tersebut merupakan bentuk tindak lanjut dari serangkaian sesi kerja tahap II yang telah dilakukan oleh tim dari Sekretariat Jakar-ta Berketahanan untuk menemuke-nali program prioritas Jakarta berketahanan berdasarkan temuan fokus utama dari loka-karya yang telah dilakukan sebelumnya. Da-lam acara lokakarya tersebut turut melibatkan beberapa pemangku kepentingan, dian-taranya pemerintah lokal, pemerintah pusat, organisasi internasional, kelembagaan luar negeri, lokal NGO, Akademisi dan Bisnis sektor. Dalam lokakarya tersebut dibagi men-jadi 3 tahapan yakni diskusi panel, workshop masing-masing kelompok, serta pemaparan hasil workshop dari masing-masing kelompok. Sebelum tahapan dimulai, Deputi Gubernur DKI Jakarta mewakili Gubernur DKI Jakarta menyampaikan kata sambutan dalam rangka menyungsung Jakarta City 4.0 yang mengedepankan pendekatan kolaboratif, di-mana dalam menjadikan Jakarta Berketahan-an turut melibatkan kolaborasi masyarakat. Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi panelis yang terdiri dari 3 pembicara. Adapun pembicara tersebut antara lain Deputi

Gubernur bidang TRLH, Managing Director 100 RC ASPAC dan Direktur Perkotaan, Pe-rumahan dan Permukiman BAPPENAS. Pada sesi 1 Panelis, Deputi Gubernur bidang TRLH memberikan pemahaman terkait permasalahan guncangan di DKI Jakarta, pemahaman/konsep dari kota kebertahanan serta kemajuan program dari Jakarta Ber-ketahanan dengan menggunakan pendekatan kolaboratif guna memecah silos yang ada. Pada sesi 2 Panelis, Lauren Sorkin selaku Managing Director 100 RC ASPAC memberikan wawasan terkait praktik unggulan dan pembelajaran dari kota anggota 100 RC terkait penyusunan dan implementasi strategi ketahanan kota (City Resilient Strategy). Pada sesi 3 Panelis, Direktur Perkotaan, Perumahan dan Permukiman BAPPENAS memaparkan terkait isu fragmented governance dan konsep urban linkage dalam perspektif kota Berketahanan, dimana pemaparan tersebut menjelaskan terkait kondisi dan fakta terkait urban-isasi, fragmented governance, ketergantungan ketahanan pangan kota, strategi sinergitas urban-rural linkages dan rancangan kebijakan perkotaan nasional. Setelah sesi panelis, peserta lokakarya kemudian dibagi menjadi 5 kelompok kerja yang dibagi berdasarkan fokus utama yang berasal dari City Resilience Frame-work (CRF)/Kerangka Ketahanan Kota. Ada-pun 5 fokus utama terebut antara lain: Fokus utama 1: Meningkatkan Kapasitas

Tata Kelola Pemerintahan dan Manajemen Kota

Fokus utama 2: Mengembangkan Budaya Siap Siaga untuk Menghadapi Berbagai Guncangan

Fokus utama 3: Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan melalui Tata Kelola Air Bersih, Air Limbah dan Sampah

Fokus Utama 4: Meningkatkan Kualitas Mobilitas dan Konektivitas Warga Jakarta

Fokus Utama 5: Memelihara Kohesi Sosial Jakarta

Audiens/peserta dibagi kedalam ru-angan yang berbeda untuk melaksanakan tahapan kedua yang tidak lain merupa-

24 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

kan Workshop, dimana kegiatan dari workshop tersebut terbagi kedalam 3 tahapan. Pada kegiatan pertama, yak-ni menentukan elemen ketahanan kota dan target pencapaian dari fokus uta-ma. Sedangkan kegiatan kedua, menentukan kriteria pemilihan program eksisting dan kegiatan terakhir yakni menentukan program eksisting prioritas DKI Jakarta berdasarkan masing-masing fokus utama. Berdasarkan diskusi/workshop masing-masing kelompok dihasilkan temuan bahwa: Pada Fokus utama 1 dihasilkan 14 Program eksisting prioritas dengan acuan bahwa pro-gram-program terpilih memiliki dampak lang-sung bagi masyarakat dan mengutamakan adanya peningkatan pemahaman terkait kon-sep ketahanan kota. Pada Fokus utama 2 dihasilkan 49 Program eksisting prioritas Pada fokus utama 3 dihasilkan 19 Program eksisting prioritas dengan acuan bahwa pro-gram perlu melibatkan banyak pihak dan so-sialisasi yang lebih intensif. Pada fokus utama 4 dihasilkan 13 program eksisting prioritas dengan acuan bahwa pent-ingnya program-program yang melibatkan tata ruang dan bangunan serta monitoring dan evaluasi. Pada fokus utama 5 dihasilkan 30 program eksisting prioritas. Hasil dari ditemukenalinya program-program prioritas tersebut akan ditindaklanjuti oleh tim Sekretariat Jakarta Berketahanan un-tuk mengkategorisasikan hasil-hasil yang su-dah didapat sehingga dapat dirumuskan pro-gram-program prioritas terkait ketahanan kota DKI Jakarta di tahun-tahun mendatang.

2.4 Kegiatan Internal

2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur

Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ru-

ang dan Lingkungan Hidup menghadiri Rapat

Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta rutin yang di-

adakan setiap bulan. Rapat Pimpinan dihadiri

oleh jajaran Para Pejabat Eselon I dan Pejab-

at Eselon II. Tujuan Rapat adalah membahas

isu-isu terkini di Jakarta yang memerlukan pe-

nanganan segera. Agenda Rapat Pimpinan

yang dihadiri oleh Kedeputian TRLH selama

Bulan Agustus adalah sebagai berikut :

1. Senin, 10 September 2018. Rapat Pimpi-

nan Gubernur Provinsi DKI Jakarta;

2. Kamis, 20 September 2018. Rapim BKPRD

untuk membahas perizinan di bidang pena-

taan ruang;

3. Kamis, 27 Agustus 2018. Rapim BKPRD

untuk membahas perizinan di bidang pena-

taan ruang

2.4.2 Rapat Staff Kedeputian TRLH (3 Sep-

tember 2018)

Tujuan rapat adalah untuk membahas

perkembangan kegiatan dan tindak lanjut

Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI Jakar-

ta, memonitor perkembangan kemajuan dari

laporan-laporan rapat internal Kedeputian Gu-

bernur TRLH, menentukan rencana KPI

Kedeputian TRLH bulan September 2018 dan

memberi arahan kepada para staf TRLH

- Rencana Rapat perihal Penerapan Atap

Surya untuk Bangunan Gedung Sekolah

(i) Rapat ini adalah sebagai tindak lanjut

dari Pertemuan berkala BGH bulan

Agustus 2018. Asdep TR akan mem-

impin rapat tersebut mewakili DepGub

TRLH yang saat ini sedang berada di

Seoul Korea Selatan

(ii) Pelaksanaan rapat tersebut diagenda-

kan pada tanggal 5 September 2018,

jam 08.30. Staf TRLH (DW) akan

membuat undangan rapat

(iii) Dinas yang akan diundang: Dinas Per-

industrian dan Energi, Dinas Ling-

25 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

kungan Hidup, Dinas Pendidikan dan

DPMPTSP

(iv) Asdep TR akan menghubungi Ibu Ade

Djunaenah dari Indonesia Institute for

Energy Economic (IIEE) untuk

berkoordinasi lebih lanjut

- Pemantauan perkembangan rencana

penyusunan desain besar polusi udara

(i) Sudah diadakan rapat pada tanggal

28 Agustus 2018 dengan mitra inti dan

SKPD jangkar (Dinas Lingkungan

Hidup)

(ii) UNICEF telah mengirimkan revisi pro-

posal desain besar polusi udara, dan

staf TRLH (SK) telah menyebarkannya

kepada grup inti untuk diberikan ma-

sukan dan review.

(iii) Sebagai tindak lanjut, akan dil-

aksanakan rapat/diskusi kecil pada

tanggal 10 September 2018 dengan

mengundang: Dinas Lingkungan

Hidup, UNICEF, Vital Strategies,

Kedubes Amerika, Prof Puji Lestari,

KPBB dan ICLEI

- Pertemuan tim kecil Air Tanah pada

tanggal 10 September 2018

Staf TRLH (SM) menyampaikan akan

diadakan pertemuan dengan PUPR

pada tanggal 20 September 2018

- Perkembangan Undangan ASAHI MAS

(i) Staf TRLH (DW) diminta untuk

berkordinasi dengan pihak panitia

(ASAHI MASS) terkait undangan

Narasumber yang ditujukan kepada

DepGub TRLH

(ii) Disposisi DepGub TRLH adalah un-

tuk ditanyakan apakah undangan

Narasumber tersebut dapat diwakil-

kan oleh DPMPTSP

- Pemantauan Perkembangan Lokasi Uji

Coba Pertanian Perkotaan di Grogol

Selatan

(i) Kedeputian TRLH telah bersurat

kepada DCKTRP untuk mengeval-

uasi bagian tanah seluas 1,3 Ha di

area Grogol Selatan untuk dirubah

peruntukkannya menjadi zona Hijau

(sebelumnya peruntukkan untuk

pendidikan dan olahraga)

(ii) Staf TRLH (UW) telah berkoordinasi

langsung dengan Ibu Merry terkait

hal tersebut. Dan kini sedang

menunggu hasil evaluasi tersebut.

2.4.3 Rapat Staff Kedeputian TRLH (10

September 2018)

Tujuan rapat adalah untuk membahas

perkembangan kegiatan dan tindak lanjut

Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI Jakar-

ta, memonitor perkembangan kemajuan dari

laporan-laporan rapat internal Kedeputian

Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI

Kedeputian TRLH bulan September 2018

dan memberi arahan kepada para staf

TRLH.

- Perkembangan rencana penyusunan de-

sain besar polusi udara

(i) Rapat lanjutan akan dilaksanakan

pada tanggal 10 September 2018

dengan mitra inti dan SKPD jangkar

(Dinas Lingkungan Hidup)

(ii) Agenda rapat yang direncanakan un-

tuk tanggal 10 September 2018:

Priority Issues and Working

Groups

Pemetaan Stakeholder dan main

responsibilities pada issue

Road Map (goals dan objectives.,

timeline., milestones and delivera-

bles)

Pembentukan Kelompok Kerja

(POKJA)

Persiapan Lokakarya: TOR untuk

Lokakarya

(iii) Staf TRLH (SK) akan mempersiapkan

table pemetaan stakeholder dan re-

sponsibilitas untuk kemudian di distri-

busikan setelah berakhirnya rapat un-

tuk dilengkapi oleh peserta rapat.

(iv) Sebagai tindak lanjut, akan dil-

aksanakan rapat dengan skala besar

pada tanggal 27 September 2018

dengan mengundang: Dinas Ling-

kungan Hidup, DisHub, DPE, UNICEF,

26 Laporan Kegiatan Bulan September 2018

Vital Strategies, Kedubes Amerika, Prof

Puji Lestari, KPBB dan ICLEI

- Tindak lanjut tim kecil Air Tanah

Staf TRLH (SM) menyampaikan akan di-

adakan pertemuan pada tanggal 20 Sep-

tember 2018. Undangan rapat akan di-

persiapkan oleh staf SM

- Menerima Kunjungan Mahasiswa Podo-

moro University

Kedeputian TRLH mendapat surat

permohonan audiensi dari pihak Pod-

omoro University

Kunjungan terdiri dari 17 Mahasiswa

dengan didampingi dosen pembimb-

ing

Tujuan kunjungan adalah untuk

mempelajari pengembangan keilmuan

dalam bidang perencanaan wilayah

khususnya terkait isu-isu resilience

city di Jakarta

Sehubungan dengan berhalangan

hadirnya Deputi TRLH dikarenakan

adanya perjalanan dinas ke Suraba-

ya, Asisten Deputi bidang Tata Ruang

akan menerima kunjungan tersebut

Staf Sekretariat JakBer akan mem-

persiapkan Undangan dan Materi

Turut mengundang dinas terkait

- Rencana KPI Komunikasi Publik

Kedeputian TRLH bulan September

2018

Deputi Gubernur bidang TRLH menyam-

paikan untuk KPI Komunikasi Publik

adalah:

(i) Laporan Kegiatan ICLEI-SHRDC Ca-

pacity Building Program 2018 in cli-

mate change polices pada tanggal 3-

7 September 2018 di Seoul, Korea

Selatan

(ii) Laporan Menghadiri Acara Seminar

Nasional Jurusan Teknik Sipil 2018

dengan tema Penerapan Infra-