kasus etika

5
2. principle of feracity Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien. Dalam hal ini bidan melakukan pelanggaran dalam azas kejujuran yaitu bidan tidak mengatakan secara jujur yang sebenarnya terjadi, yaitu bahwa sebenarnya pasien dalam hal ini ibu “N” pasca bersalin mampu untuk memberikan asi kepada bayinya tanpa disertai bantuan pemberian susu formula. Apalagi dengan keadaan ibu yang sehat dan tidak ada indikasi medis hal ini tentunya wajib bagi bidan untuk memotivasi ibu supaya menyususi bayinya. Serta dalam hal ini bidan tidak memberikan informasi yang akurat, komprenhensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman pasien tentang alasan bidan mengapa bayi nya langsung diberikan susu formula. Padahal dengan pemberian susu formula pada bayi baru lahir terdapat resiko yang bisa terjadi diantaranya yaitu meningkatkan resiko alergi, resiko asma, resiko infeksi saluran pencernaan, resiko kematian bayi dll. Hal itu tidak disampaikan oleh bidan pada pasiennya ibu “N”, karena bidan tersebut mempunyai alasan bisnis dengan salah satu produsen susu formula untuk mendapatkan bonus dalam memberikan pelayanan kebidanan.

Upload: bromego

Post on 11-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

etika kesehatan

TRANSCRIPT

2. principle of feracityNilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien. Dalam hal ini bidan melakukan pelanggaran dalam azas kejujuran yaitu bidan tidak mengatakan secara jujur yang sebenarnya terjadi, yaitu bahwa sebenarnya pasien dalam hal ini ibu N pasca bersalin mampu untuk memberikan asi kepada bayinya tanpa disertai bantuan pemberian susu formula. Apalagi dengan keadaan ibu yang sehat dan tidak ada indikasi medis hal ini tentunya wajib bagi bidan untuk memotivasi ibu supaya menyususi bayinya. Serta dalam hal ini bidan tidak memberikan informasi yang akurat, komprenhensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman pasien tentang alasan bidan mengapa bayi nya langsung diberikan susu formula. Padahal dengan pemberian susu formula pada bayi baru lahir terdapat resiko yang bisa terjadi diantaranya yaitu meningkatkan resiko alergi, resiko asma, resiko infeksi saluran pencernaan, resiko kematian bayi dll. Hal itu tidak disampaikan oleh bidan pada pasiennya ibu N, karena bidan tersebut mempunyai alasan bisnis dengan salah satu produsen susu formula untuk mendapatkan bonus dalam memberikan pelayanan kebidanan.

KASUS PELANGGARAN AZAS ETIK KEBIDANANBerikut ini adalah salah satu contoh kasus nyata yang pernah saya alami saat saya masih berstatus mahasiswa D3 Kebidanan, saat itu saya praktek di bidan praktek swasta (BPS Ny. X) di daerah kabupaten Kediri Jawa Timur. Berhubungan dengan tindakan bidan yang tidak mendukung gerakan Inisiasi Menyusu Dini dan program ASI Eksklusif. Saat itu pasien katakanlah Ibu N datang ke bidan X supaya proses kelahiran ditolong oleh Bidan X. Ibu N baru pertama kali melahirkan dan proses melahirkan Ibu N berjalan dengan normal pervaginam tanpa ada komplikasi baik pada ibu dan bayi yang dilahirkan. Akan tetapi setelah bayi lahir bidan tidak melakukan tindakan IMD pada bayi dan ibu tersebut. Dan selang beberapa jam setelah proses melahirkan. Bidan tidak memberikan edukasi dan informasi pada ibu untuk menyusui bayinya, bidan juga tidak mengajarkan cara menyusui yang benar pada ibu N. Tetapi bidan langsung menganjurkan bayi untuk diberi susu formula pada bayi baru lahir hari pertama tersebut, karena ingin mencapai bonus yang dijanjikan oleh perusahaan susu. Dalam kasus ini bidan telah memanfaatkan pasiennya sebagai objek memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri.

KASUS DILEMA ETIK KEBIDANANBerikut ini adalah salah satu contoh kasus nyata yang pernah saya alami saat saya masih berstatus mahasiswa D3 Kebidanan, saat itu saya praktek di bidan praktek swasta (BPS Ny. X) di daerah kabupaten Kediri Jawa Timur. Saat itu pasien katakanlah Ibu N datang ke bidan X supaya proses kelahiran ditolong oleh Bidan X. Ibu N baru pertama kali melahirkan dan proses melahirkan Ibu N berjalan dengan normal pervaginam tanpa ada komplikasi baik pada ibu dan bayi yang dilahirkan. Tindakan bidan setelah bayi lahir, langsung melakukan IMD pada bayi dan ibu tersebut. Kemudian selang 2 jam proses kelahiran selesei, bidan langsung memberikan edukasi dan informasi pada Ibu N terkait ASI Eksklusif mulai dari manfaat ASI bagi bayi, resiko bila tidak diberikannya ASI baik pada ibu dan bayi, kerugian bila diberikan susu botol dan bidan mengajari secara langsung pada pasien dan bayinya tentang cara dan posisi yang benar saat menyusui bayinya. Dalam hal ini bidan mengharapkan supaya ibu N merasa percaya diri bisa menyusui bayinya mulai dari hari pertama kelahiran sampai usia 6 bulah secara eksklusif.Akan tetapi secara sembunyi-sembunyi ternyata pasien juga memberikan susu formula pada bayinya di hari pertama kelahirannya. Padahal bidan juga sudah memberikan informasi bahwa keadaan pasien sehat, normal tanpa adanya indikasi medis lain sehingga mampu untuk menyusui bayinya. Akan tetapi dalam hal ini pasien mengatakan merasa tidak sanggup untuk selalu menyusui bayinya karena merasa kelelahan setelah proses melahirkan dan pasien merasa ASI nya kurang memenuhi kebutuhan bayi. Sehingga pasien tetap melanjutkan pemberiam susu formula pada bayi tersebut.