karya tulis ilmiah gambaran pengetauhan, sikap, …

48
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TENTANGPENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA BOLOK KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR OLEH : ANDREAS MARTINUS TOI NIM : PO.530324116655 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI GIZI ANGKATAN IX 2019

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU

TENTANGPENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA BOLOK

KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH :

ANDREAS MARTINUS TOI

NIM : PO.530324116655

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI GIZI

ANGKATAN IX

2019

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …
Page 3: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …
Page 4: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Oleh

Andreas Martinus Toi

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP

PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA BOLOK KECAMATAN KUPANG

BARAT KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ASBTRAK

Latar Belakang :Berdasarkan data WHO tahun 2005, tercatat ada 130 negara di dunia

mengalami masalah Gangguan akibat kekurangan Yodium(GAKY), sebanyak 48% tinggal di

Afrika, dan dan 41% tinggal di Asia Tenggara dan sisanya di Eropa dan Pasifik Barat (Runselly,

2006). Survei nasional pemetaan GAKY di seluruh Indonesia tahun 2003 (kecuali di Nanggroe

Aceh Darusalam dan Papua), didapatkan 8,8% kabupaten/kota endemik berat, 12,2%

kabupaten/kota endemik sedang, 35,7% endemik ringan dan 43,3% termasuk non endemik.

Walaupun terjadi penurunan yang berarti,Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY) masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat,karena secara umum prevalensinya masih diatas 5%

(Depkes RI, 2008).

Tujuan penelitian : Tujuan umum didalam penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan,

sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Penggunaan Garam Beryodium di Desa Bolok Kabupaten

Kupang ?

Metode Penelitian : Dalam melakukan penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

Serta metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara metode tanya jawab dengan menggunakan

kuesioner kepada masing-masing responden.

Hasil: Menurut asumsi penelitrian bahwa Tingkat pengetahuan ibu terhadap penggunaan garam

beryodium pada umumnya baik sebanyak 28 orang ( 56%), cukup 15 orang (30%), kurangnya

pengetahuan ibu tentang penggunaan garam beryodium disebabkan oleh faktor diantaranya

adalah kurangnya informasi yang ibu peroleh mengenai garam beryodium. Factor lain yang ikut

berpengaruh adalah tidak adanya keinginan ibu untuk mencari informasi mengenai garam

beryodium.

Tingkat sikap ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada umumnya baik sebanyak 13

orang (26%), cukup sebanyak 15 orang sebanyak (30%), dan yang kurang sebanyak 22 orang

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

(44%). Kurangnya sikap ibu tentang penggunaan garam beryodium disebabkan oleh berbagai

factor diantaranya adalah kekurangan informasi yang ibu peroleh mengenai garam beryodium,

tidak adanya keinginan ibu untuk mencari informasi mengenai garam beryodium membuat ibu

bersikap negative terhadap garam beryodium akibat salah menggunakan garam beryodium

sehingga rasa yang dihasilkan selalu pahit.

Tingkat perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada umumnya baik sebanyak 26

orang (56%), cukup sebanyak 6 orang (12%), dan cukup sebanyak 16 orang (32%). Berdasarkan

tabel 10. Diketahui bahwa ibu memiliki tindakan yang paling banyak pada kategori baik yaitu 26

orang (56%). Dari hasil penelitian di dapat bahwa setiap ibu rumah tangga selalu mengunakan

garam pada setiap pengolahan makanan yang akan disajikan. Hal ini di karena garam sangat

berperan dalam menentukan cita rasa dari suatu masakan, sehingga garam sudah menjadi

kebutuhan pokok bagi manusia dan tindakan ibu untuk memilih garam beryodium ibu rumah

tangga di tempat penelitian juga mempunyai pemilihan garam yang berbentuk kasar dari pada

garam yang berbentuk halus.

Kata kunci : pengetahuan, sikap dan perilaku ibu.

BIODATA PENULIS

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Nama: Andreas Martinus Toi Asimu

TTL: Kupang, 03 November 1997

Agama: Kristen Khatolik

Alamat: Lamalera, Lembata

RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. Pada tahun 2004 – 2009 menjalani pendidikan di SD Inpres

Lamalera.

2. Pada tahun 2009 – 2013 menjalani pendidikan di SMPK

APPIS Lamalera.

3. Pada tahun 2014 – 2016 menjalani pendidikan di SMK

Kesehatan SURA DEWA Larantuka.

4. Pada tahun 2016– 2019 menjalani pendidikan D3 Gizi di

Poltekkes Kemenkes Kupang.

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP

PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA BOLOK KABUPATEN

KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DISUSUN

ANDREAS MARTINUS TOI

PO. 530324116655

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Diploma III Gizi ( A.Md,Gz)

Tahun Akademik 2019/2020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDIGIZI

ANGKATAN XI

2019

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

MOTTO

Jangnlah menilai seseorang dari luarnya saja,

tetapi kenali lebih dalam sifatnya.

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria karena atas anugerahnya dan penyertaannya sehingga

dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik dan dapat menyelesaikan

studi saya.

2. Orang tua saya yang tercinta yakni Bapak Konradus bona dan Mama Maria Theresia

Moi , yang selalu ada buat saya dalam keadaan susah dan bahagianya saya, dan

selalu memberikan motivasi untuk saya lewat do,a dan dalam segala hal.

3. Dan untuk adik saya Notik asimu dan serta keluarga besar asimu yang ada di

lamalera Bajawa.

4. Teman-teman seangkatan Gizi XI yang sudah berjuang bersama selama 3 tahun.

5. Almamater tercinta, Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan Gizi.

KATA PENGANTAR

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esakarena telah melimpahkan petunjuk dan rahmatNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN

PERILAKU IBU TERHADAP PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DESA

BOLOK KABUPATEN KUPANG“ Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepasdari

bantuan semua pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimah

kasih kepada :

1. Ibu R. H. Kristina, SKM, M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kupang

2. Ibu Agustina Setia, SST, M. Kes. Selaku Ketua Prodi Gizi kupang,

3. Yohanes Don Bosko Demu, SKM., MPH. Selaku Pembimbing

4. Ibu Agustina Setia, SST, M. Kes. Selaku Penguji.

5. Seluruh Staf dan Dosen

6. Orang Tua tercinta

7. Teman-teman Mahasiswa Gizi Angkatan XI.8. Teman-teman Atoin Amaf Yang Telah Memberikan Dukungan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak senantiasa penulis harapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.Akhir kata penulis ucapkan terimah kasih, semoga penulisan ini dapat bermanfaat.

Kupang, 9 Juni 2019

Penulis, Andreas Martinus Toi

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUHAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................. 3

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Yodium .......................................................................................................4

2.2 Garam Beryodium.......................................................................................6

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Garam Beryodium ...................9

2.4 Kerangka Teori .........................................................................................15

2.5 Kengka Konsep.........................................................................................16

BABIII METODE PENILITIAN

3.1 Jenis Peneltian .................................................................................................... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................... 17

3.3 Populasi dan Sampel........................................................................................... 17

3.4 Defenisi Operasional........................................................................................... 19

3.5 Sumber Data ....................................................................................................... 20

3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 20

3.7 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................. 21

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.8 Pengolahan dan Analisis Data............................................................................. 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................................. 24

4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 28

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...................................................................................................31

5.2 Saran .........................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33

DAFTAR TABEL

Halaman

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

1. Definisi Operasional Variabel…………………………………………2. Karakteristik Responden berdasar kanumur…………………………..

2025

DAFTAR LAMPIRAN

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

1. Lampiran I : Lembar Permohonaan Ijin Penelitian2. Lampiran II : Lembar Permintaan Menjadi Responden3. Lampiran III : Lembar Persetujuan Menjadi Responden4. Lampiran IV : Lembar Kuisioner5. Lampiran V : Gambar Dokumentasi6. Lampiran VI : Surat Selesei Penelitian

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) dalah sekumpulan gejala yang

ditimbulkan karena tubuh kekurangan yodium dalam jangka waktu lama. gangguan akibat

kekurangan yodium (GAKY) ini merupakan saal satu masalah gizi utama di Indonesia.

gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) diketahui mempunya kaitan erat gangguan

perkembangan mental dan kecerdasan. Oleh karena itu semakin besar angka prevalensi

masalah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), akan semakin menurun potensi

sumber daya manusia. apabila disuatu wilayah dijumpai penderita gondok lebih dari 10%,

maka daerah itu dinyatakan daerah gangguan kekurangan akibat yodium (GAKY) dan harus

dilakukan tindakan penanggulangan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY),

(Adriani, 2013).

Berdasarkan data WHO tahun 2005, tercatat ada 130 negara di dunia mengalami

masalah Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY), sebanyak 48% tinggal di Afrika,

dan dan 41% tinggal di Asia Tenggara dan sisanya di Eropa dan Pasifik Barat (Runselly,

2006). Survei nasional pemetaan GAKY di seluruh Indonesia tahun 2003 (kecuali di

Nanggroe Aceh Darusalam dan Papua), didapatkan 8,8% kabupaten/kota endemik berat,

12,2% kabupaten/kota endemik sedang, 35,7% endemik ringan dan 43,3% termasuk non

endemik. Walaupun terjadi penurunan yang berarti,Gangguan akibat kekurangan Yodium

(GAKY) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,karena secara umum prevalensinya

masih diatas 5% (Depkes RI, 2008).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2018), di Provinsi Nusa Tenggara Timur

untuk kandungan yodium cukup (52,4%), kurang (26,5%), tidak ada (21,1%). Selain

penanggulangan yang dilakukan pemerintah tersebut, untuk meningkatkan pengetahuan ibu

dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan. dengan adanya penyuluhan

yang dilakukan maka diharapkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu rumah tangga

dalam penggunaan garam beryodium.

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Berdasarkan keadaan tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat

pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beryodium. Maka dari itu peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan Bagaimana

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku ibu tentang penggunaan garam beryodium di

Desa Bolok Kabupaten Kupang?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Pengetahuan, sikap dan Perilaku Ibu Terhadap

Penggunaan Garam Beryodium di Desa Bolok Kabupaten Kupang ?

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui gambaran pengetahuan, Sikap dan Perilaku ibu terhadap penggunaan

Garam beryodium di Desa Bolok Kabupaten Kupang?

1.3.2.2 Mengetahui Gambaran Sikap ibu terhadap penggunaan garam beryodium di Desa

Bolok Kabupaten Kupang?

1.3.2.3 Mengetahui perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium di Desa Bolok

Kabupaten Kupang?

1.4 Manfaat Penelitiaan

1.4.1 Bagi Peneliti

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya

tentang gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Penggunaan Garam

Beryodium.

1.4.2 Bagi Mahasiswa Gizi

Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan siswa tentang gambaran

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Penggunaan Garam Beryodium.

1.4.3 Bagi Institusi Gizi

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang bermanfaat untuk penelitian

selanjutnya

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

2.1 Yodium

2.1.1 Pengertian yodium

Yodium merupakan salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia karena

yodium sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi otak. Hewanpun

memerlukan yodium untuk pertumbuhannya. Kebutuhan rata-rata perorang dewasa perhari

sangat sedikit yaitu 0,15 mg. Meskipun jumlahnya sangat sedikit tubuh memerlukan yodium

secara teratur setiap hari. Karena itu yodium harus ada dari makanan sehari-hari.

Kekurangan yodium akan mengalami gangguan fisik maupun mental mulai dari yang ringan

sampai berat (I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002).

Zat yodium juga merupakan zat gizi esensial bagi tubuh, karena merupakan

komponen dari hormon thyroxin (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000). Yodium ada didalam

kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin triiodotironin (T3) dan

tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan

perkembangan (Sunita Almatsier, 2003).

2.1.2 Kebutuhan Yodium

Kebutuhan yodium sehari sekitar 1-2 mg/kg berat badan. Widya Karya Pangan dan Gizi

(1998) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) untuk yodium. Pada bay dianjurkan

kebutuhan yodium 50-70 mg/hari, balita dan anak sekolah 70-120 mg/hari, remaja dan

dewasa 150 mg/hari, ibu hamil tambah 25 mg/hari dan ibu menyusui tambah 50 mg/hari

(Tabel 1).

Tabel 1. Kebutuhan yodium.

Golongan Kebutuhan yodium

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Bay 50-70 mg/hari

Balita dan anak sekolah 70-120 mg/hari

Remaja dan dewasa 150 mg/hari

Ibu hamil +25 mg/hari

Ibu menyusui +50 mg/hari

Sumber: Sunita Amatsier (2003)

Mengingat dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam

beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu penyakit tekanan

darah tinggi. Untuk menhindari pengaruh samping dari konsumsi garam beryodium yang

berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram per orang

per hari (2½ gram tiap 1000 kilo kalori), atau satu sendok teh setiap hari (Depkes RI, 2003).

2.1.3 Sumber Yodium

Yodium secara alami dalam tanah dan air sehingga sebenarnya yodium dapat diperoleh dari

tanaman yang tumbuh di tanah yang kaya yodium (BPS, 1995). Sumber utama yodium

diantaranya adalah sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut (Moch. Agus Krisno Budianto,

2004). Laut merupakan sumber utama yodium oleh karena itu, makanan laut berupa ikan,

udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber yodium yang baik. Di daerah

pantai, air tanah mengandung banyak yodium sehingga tanaman yang tumbuh di daerah

pantai mengandung cukup banyak yodium (Sunita Almatsier, 2003).

2.2 Garam Yodium

2.2.1 Pengertian Garam Yodium

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan k103 (kalium Iodat) yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium digunakan

sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) mengandung

sebanyak 30-80 ppm (Depkes RI, 2003).

2.2.2 Uji Garam Beryodium

Garam beryodium memiliki manfaat memiliki manfaat yang sangat penting yaitu

untukmencegah dan menanggulangi GAKY, maka mutu garam beryodium yang beredar di

pasar perlu dilakukan pemantauan. Cara mengetahui kadar yodium dalam garam dengan test

kit yodida yaitu: (1) ambil satu sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan yodida, (2)

tunggu beberapa menit sampai terjadi perubahan warna pada garam dari putih menjadi biru

keunguan (pada garam beryodium), (3) bandingkan dengan warna kit yang tertera pada

kemasan (Depkes RI, 2003).

2.2.3 Akibat Kekurangan Garam Beryodium

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh

kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium,

kreatinin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran,

gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa, sering dengan kadar hormon rendah,

angka lahir dan kematian bayi meningkat (I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2002).

Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta mengurangi produksi T4.

Penurunan T4 dalam darah memicu sekresi TSH yang kemudian meningkatkan kegiatan

kelenjar tiroid, untuk selanjutnya menyokong terjadinya hiperplasia tiroid (Arisman, 2004).

Defenisi yodium pada janin merupakan dampak dari kekurangan pada ibu. Keadaan ini

berkaitan dengan meningkatnya insidensi lahir mati, keguguran, cacat lahir, yang

kesemuanya dapat dicegah melalui intervensi yang tepat. Defisiensi yodium pada bayi baru

lahir selain berpengaruh pada angka kematian, keberfungsian tiroid pada bayi baru lahir

terhubung dengan kenyataan bahwa otak bayi baru lahir hanya seprtiga ukuran normal orang

dewasa. Kekurangan yang parah dan berlangsung lama akan mempengaruhi fungsi tiroid

bayi yang kemudian mengancam perkembangan otak secara dini (Arisman, 2004).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Defisiensi yodium pada anak akan menyebabkan isidensi gondok. Angka kejadian gondok

meningkat bersama usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. defisiensi yodium pada

orang dewasa akan mengakibatkan hipotiroid dan gangguan fungsi mental. Pemberian

yodium dalam bentuk garam, minyak beryodium lebih efektif dalam pencegahan gondok

orang dewasa (Tabel 3).

Tabel 3. Spektrum Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Tahap Perkembangan Bentuk Gangguan

Janin 1. Keguguran 2. Lahir mati3. Kelainan kongenital 4. Kematian perinatal 5. Kematian bayi6. Kretinisme miksedema7. Kerusakan psikomotor8. Gondok neonatus

Bayi baru lahir 1. Hipotiroidisme neonatus

2. Gondok

Anak dan remaja 1. gangguan pertumbuhan

2. hipotiroidisme juvenile 3. gondok dan komplikasinya

Dewasa 1. hipotiroidisme 2. gangguan fungsi mental

Semua usia 1. hipotiroidisme diimbas oleh yodium

2. kepekaan terhadap radiasi nuklir meningkat

Sumber: Arisman (2004).

Kelenjar gondok terdiri dari 2 lobus yang digabung oleh ismus yang melekat pada

permukaan trakea. Berat kelenjar seluruhnya pada orang dewasa hanya diantara 15-20 gram

akan tetapi bervariasi tergantung pada tempat dimana orang tersebut dilahirkan, masukan

yodium dan masukan bahan makanan yang mengandung banyak zat-zat yang menyebabkan

pembesaran kelenjar gondok (goitrogenic).

Menurut WHO (1994) dalam I Dewa Nyoman Supariasa (2002) suatu daerah di

klasifikasikan sebagai daerah endemis gondok apabila memiliki prevalensi Total Goiter Rate

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

(TGR). Prevalensi TGR <5% dikategorikan normal, prevalensi TGR 5,0-19,9%

dikategorikan ringan, prevalensi TGR 20,0-29,9% dikategorikan sedang, prevalensi TGR

≥30% berat (Tabel 3).

Tabel 4. Prevalensi Total Goiter Rate (TGR)

Prevalensi TGR Kategori

<5% Normal

5,0-19,9% Ringan

20,0-29,9% Sedang

≥30% Berat

Sumber: I Dewa Nyoman Supariasa, dkk (2002).

2.2.4 Penanggulangan GAKY

Garam beryodium pernah digunakan oleh pemerintah Swiss pada tahun 1920-an dan sukses.

Biaya yang dikeluarkan cukup murah, terutama juga dibandingkan dengan manfaat sosial

yang dihasilkan yaitu, satu orang diperlukan 3-4 sen dolar amerika pertahun. Namun,

kesulitan memproduksi garam beryodium dalam jumlah besar dalam mempertahankan

mutunya hingga ke tingkat pengguna perna dibuktikan di India. Setiba di tangan pengguna,

garam beryodium itu telah rusak. Kerusakan ini dapat saja terjadi selama penyimpanan

digudang atau di warung, garam tidak ditutup sehingga terpapar dengan sinar matahari.

Kerusakan selama proses memasak dapat disusutkan dengan cara menambahkan garam

setelah selesai memasak (Arisman, 2004).

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Garam Beryodium

2.3.1 Pendidikan Ibu

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan kepribadian

dengan jalan membina potensi pribadinya, yang berupa rohani(cipta,rasa,dan karsa) dan

jasmani (panca indra dan ketrampilan). Pendidikan merupakan hasil prestasi yang dicapai

oleh perkembangan manusia, dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai

tujuannya (Budioro B, 2002). Cara mendapatkan pendidikan dapat dilakukan secara formal

maupun non formal untuk memberi pengertian dan mengubah perilaku (Juli Soemirat

Slamet, 2002). Wanita sangat berperan dalam pendidikan di dalam rumah. Mereka

menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan bagi generasi yang akan datang tentang

perlakuan terhadap lingkungan. Untuk dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik, para

wanita juga perlu berpendidikan baik formal maupun nonformal karena seorang ibu dapat

memelihara dan mendidiknya dengan baik apabila ia sendiri berpendidikan (Juli Soemirat

Slamet, 2002).

2.3.2 Pengetahuan Ibu

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni:

indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

Penetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru,

di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Kesadaran

(Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (obyek), (2) Merasa tertarik (interest) terhadap stimulasi atau obyek

tersebut, dimana sikap subjek sudah mulai timbul, (3) Menimbang-nimbang (evaluation)

terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya yang berarti sikap responden

sudah lebih baik lagi, (4) Trial dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, (5) Adoption di mana subyek telah berprilaku

baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Soekidjo

Notoatmodjo, 2003).

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Mayoritas penduduk Indonesia, bahkan juga para pedagang belum mengetahui

manfaat garam yodium, sehingga dalam transaksi jual beli garam hampir tidak terjadi

pemilihan merek atau kualitas. Hal ini karena mereka tidak mengetahui arti label yodium

dalam kemasan garam (BPS, 1995).

2.3.3 Sikap Ibu

Sikap adalah merupakan reaksi atu respons seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau obyek. Sikap tidak dapat langsung di lihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya

kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Soekidjo Notoatmodjo,

2003).

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi adalah merupakan

“pre-disposisi” tindakan atau prilaku. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai tiga komponen pokok yaitu: (1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep

terhadap suatu obyek, (2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional

terhadap suatu obyek, (3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). (Soekidjo Noto

atmodj, 2003)

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaiutu: (1) Menerima (receiving), diartikan bahwa

orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek), (2) Merespons

(responding) dengan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, (3) Menghargai (valuing), mengajak

orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu

masalah merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga, (4) Bertanggung jawab (responsible)

terhadap sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling

tinggi. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung

dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek.

Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian

ditanyakan pendapat responden (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Manusia hidup dalam lingkungan yang komplek. Lingkungan merupakan himpunan

dari semua kondisi luar yang berpengaruh pada kehidupan dan perkembangan pada suatu

organisme, perilaku manusia atau kelompok masyarakat (Budioro, 2001). Salah satu faktor

yang mempengaruhi keadaan manusia adalah faktor lingkungan sosial. Faktor lingkungan

sosial, merupakan lingkungan yang mencakup hubungan yang komplek antara faktor-faktor

dan kondisi budaya, sistem nilai, adat, kebiasaan, kepercayaan, sikap, moral, agama,

pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, standar hidup, kehidupan masyarakat, tersedianya

pelayanan kesehatan, organisasi sosial dan politik (Budioro B, 2001).

Nilai-nilai kesehatan yang tercermin dalam bentuk perilaku seseorang sangat

dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan. Tetapi, peran pengetahuan untuk

terbentuknya suatu perilaku yang sesuai dengan nilai kesehatan perlu disertai dengan

kepercayaan seseorang terhadap kesehatan. Petugas atau tenaga kesehatan sebagai pembina

masyarakat berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan mereka tentang nilai

kesehatan. Karena dengan mengetahuai arti penting kesehatan dan didukung dengan

kepercayaan tentang nilai baik buruk bagi kesejahteraan serta manfaatnya bagi diri dan

keluarga, maka masyarakat akan menerima nilai kesehatan dalam mereka berperilaku (Eko

Suryani dan Hesty Widyasih, 2008).

Masalah yang saling berkaitan yang dapat menghambat upaya pencapaian “garam

beryodium untuk semua” yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

garam beryodium (BPS, 1995).

2.3.4 Perilaku

2.3.4.1 Pengertian Perilaku

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (maklup hidup) yang bersangkutan.

Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahlukhidup mulai dari tumbuh-

tumbuhan, binatang, sampai dengan manusia itu berperilaku karena mereka mempunyai

aktivitas masing-masing. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas

dari manusia itu sendiri yang mempunyai kegiatan yang sangat luas sepanjang kegiatan yang

dilakukannya, yaitu antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,

menulis, membaca, dan seterusnya. Bedasarkan uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo S,

2003).

2.3.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut (Notoadmojo S, 2005) bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor

utama yaitu:

2.3.4.2.1 Faktor-faktor predisposisi (disposing faktors), adalah faktor yang mempermudah

atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,

keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.

2.3.5 Penyimpanan garam oleh rumah tangga.

Walaupn garam yang dibeli mengandung cukup yodium tetapi penanganan dan cara

penyimpanan oleh rumah tangga dapat menyebabkan kandungan yodium dalam berkurang

atau bahkan hilang. Masih banyak rumah tangga yang menyimpan dalam tempat terbuka,

meletakan garam sembarangan, dan membiarkan basah atau berair (BPS, 2002).

2.3.6 Distribusi Garam Beryodium

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Distribusi garam beryodium dari perusahaan ke masyarakat, tergantung dari kemampuan

produksi dan pemasaran dalam suasana pasar bebas. Distribusi garam beryodium

mempengaruhi ketersediaan garam beryodium di pasaran. Perusahaan yang mampu

melakukan distribusi antar pulau dan antar propinsi, sedangkan perusahaan menengah dan

kecil hanya mampu memasarkann produknya dalam satu propinsi bahkan satu kabupaten

atau kota saja. Pemasaran akhir umumnya melalui pengencer formal (pasar besar,

supermarket, toko bahan pangan), sampai dengan pengencer kecil diperkotaan dan pinggiran

kota (Depkes RI, 2005).

Untuk pasar desa di daerah terpencil umumnya sulit terjangkau oleh distributor garam

beryodium. Secara tradisional kebutuhan mereka dipenuhi distributor informal yang

memasarkan garam krosok non-yodium. Hal lain yang memerlukan perhatian ialah

pemalsuan dan penipuan kandungan yodium dalam garam. Masih banyaknya kemasan

garam yang mengklaim mengandung yodium, namun kandungan yodium kurang dari 30

ppm sebagaimana dipersyaratkan (Depkes RI, 2005).

Penggunaan garam beryodium didaerah produsen garam rakyat cendrung rendah, antara

lain karena (1) Harga garam rakyat jauh lebih murah dibandingkan harga garam beryodium,

(2) Garam rakyat lebih mudah diperoleh dibandingkan garam beryodium, (3) Distribusi

garam beryodium belum merata, karena permintaan dari masyarakat juga kurang (BPS,

1995).

2.4 kerangka Teori

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusun kerangka teori mengenai Gambaran

pengetahuan, sikap dan sikap ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada ibu rumah

tangga (gambar 1.)

Gambar 1.

Kerangka Teori

Sumber: BPS (1995), BPS (2002), Budioro B. (2002) Eko Suryani

dan Hest Wiyasih (2008), Juli Soemirat Slamet (2002), Soekidjo

Notoatmodjo (2003). Depkes RI (2005).

Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah

tingkat

Sikap Ibu

Penyimpanan garam

GaramBeryodium

Ketersediaan Garam

Beryodium di

Distribusi Garam

Beryodium

Tingkat pengetahuan Ibu

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau

variabel-variabel yang akan di amati atau diukur melalui penelitian (Soekidjo Notoatmodjo

2005:44). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu pengetahuan, sikap dan

perilaku ibu dan satu variabel terikat yaitu penggunaan garam beyodium di rumah tangga.

Variabel perancu dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu (gambar 2).

Gambar 2

Kerangka konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Penggunaan garam beryodium di

rumah tanggga1. Pengetahuan2. Sikap3. Perilaku

Pendidikan ibu

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengidentifikasi gambaran

pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap penggunaan garam beryodium di Desa Bolok

kabupaten kupang.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat : Penelitian ini dilakukan di Desa Bolok.

3.2.2 Waktu : Dilaksanakan pada bulan mei sampai April 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti.

Variabel dapat berupa orang, kejadian, perilaku atau suatu yang lain yang akan dilakukan

penelitian (Nursalam, 2008). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi populasi

dalam penenlitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Bolok kabupaten kupang

khususnya ibu rumah tangga yang berjumlah 50 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2010), pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive

Sampling dengan jumlah populasi 50 orang yaitu pengambilan sampel dengan

pertimbangan-pertimbangan tertentu oleh penulis (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

sampel yang di ambil yaitu berjumlah 50 orang yang di ambil secara acak dan tersebar di 5

Dusu.

3.3.2.1 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu proposive sampling. Proposive

sampling adalah metode penempatan sampel dengan memilih beberapa sampel tertentu yang

dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam sebuah populasi (Nursalam,

2008).

3.3.2.2 Kriteria Sampling

3.3.2.2.1 Kriteria Inklusi

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.3.2.2.1.1 Ibu rumah tangga

3.3.2.2.1.2 Bersedia menjadi responden

3.3.2.2.2 Kriteria Eksklusi

3.3.2.2.2.1 Tidak hadir saat penelitian berlangsung

3.3.2.2.2.2 Ibu tidak bersedia menjadi responden

3.3.2.3 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu variabel bebas,

variabel terikat, dan variabel pengganggu, yaitu sebagai berikut:

3.3.2.3.1 Variabel bebas

Menurut Handoko Riwidikdo (2007) variabel bebas merupakan variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (dependen). Variabel bebas pada

penelitian ini adalah pengetahuan sikap dan perilaku ibu.

3.3.2.3.2 Variabel terikat

Menurut Handoko Riwidikdo (2007) variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Independen). Variabel terikat pada

penelitian ini adalah penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

3.3.2.3.3 Variabel pengganggu

Variabel pengganggu merupakan variabel yang mengganggu hubungan variabel bebas dan

variabel terikat sehingga perlu dikendalikan dan dibuat konstan agar tidak mempengaruhi

hasil penelitian (Handoko Riwidikdo, 2007:10). Variabel pengganggu pada penelitian ini

adalah pendidikan ibu.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.4 Defenisi Operasional

Tabe l

Variabel Defenisi Operasional Skala Alat Ukur Skor

Pengetahuan Pengetahuan ibu

tentang garam

beryodium, manfaat

garam beryodium,

gangguan akibat

kekurangan garam

beyodium, cara

penyimpanan dan cara

pengetesan garam

Ordinal Kuesioner 1.Pengetahuan

kurang apabila

jawaban

benar<60%

3. .Pengetahuan

cukup apabila

jawaban benar 60-

80%

3.Pengetahuan baik

apabila jawaban

benar >80%

Sikap Tanggapan atau reaksi

yang dimiliki ibu

terhadap garam

beryodium

Ordinal Kuesioner 1. Baik 90-100%

2. Sedang 60-80%

3. Kurang <80%

Perilaku suatu kegiatan atau

aktifitas organisme

(maklup hidup) yang

bersangkutan

Ordinal Kuesioner 1. Baik 90-100%

2. Sedang 60-80%

3. Kurang<80%

Penggunaan

garam

beryodium

Kandungan yodium

dalam garam yang

telah diperkaya K103

(Kalium Iodat)

Nominal Tes garam

beryodium

dengan

mengguna

kan tes kit

yodina

1.Garam dengan

kandungan yodium

tinggi akan

menunjukan warna

biru keunguan

2.Garam non yodium

tidak menunjukan

warna biru

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

keunguan

Sumber : Arisman 2004

3.5 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber

data skunder

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara langsung pada Ibu Rumah Tangga dengan

memberikan kuesioner untuk mengetahui pendidikan Ibu Rumah Tangga, pengetahuan Ibu

Rumah Tangga tentang garam beryodium, sikap Ibu Rumah Tangga terhadap garam

beryodium, perilaku Ibu Rumah Tangga tentang garam beryodium, motivasi Ibu Rumah

Tangga menggunakan garam beryodium, ketersediaan garam beryodium diwarung/pasar,

jenis garam yang dikonsumsi, pemantauan garam beryodium dan persepsi Ibu Rumah

Tangga tentang konsumsi garam beryodium.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitin ini diperoleh dari sumber informasi dokume yaitu semua

sumber informasi yang berhubungan dengan dokumenresmi atau tidak resmi. Data sekunder

didapat dari:

a. Data RISKESDAS provinsi NTT tahun 2018

b. Data dari Desa Bolok tentang jumlah kepala keluarga.

c. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pemilihan, penggunaan dan penyimpanan

garam yodium Ibu Rumah Tangga .

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah perangkat untuk mengungkap atau memperoleh data (Soekidjo

Notoatmodjo, 2005).

Instrumen penelitian meliputi:

3.6.1 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden (Suharsimi Arikunto, 2002). Kuesioner diajukan secara langsung kepada

subyek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang sudah tertulis

(Nursalam, 2003). Kuesioner ini mengacu pada Badan Pusat Statistika (BPS) berdasarkan

hasil survey konsumsi garam di rumah tangga 2002. Pertanyaan berupa pengetahuan sikap

dan perilaku ibu tentang garam beryodium serta penggunaan garam beryodium di rumah

tangga (BPS, 2002).

3.6.2 Test Garam Beryodium

Test garam beryodium dilakukan untuk mengetahui kandungan yodium dalam garam yang

digunakan oleh rumah tangga (Depkes RI, 2003:28). Rumah tangga dinyatakan mempunyai

“garam cukup yodium (>30 ppm KlO3)” bila hasil tes cepat garam berwarna biru atau ungu

tua, dan mempunyai “garam tidak cukup yodium (<30 ppm KlO3)” bila hasil tes cepat

garam berwarna biru atau ungu muda dan dinyatakan mempunyai “garam tidak beryodium”

bila tes cepat garam dirumah tangga tidak berwarna (Depkes RI, 2008).

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.7 Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Observasi

Observasi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan mencatat jumlah dan taraf aktifitas

tertentu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo S., 2002). Dalam

penelitian ini yang diobservasi ialah pengetahuan IbuRumah Tangga tentang garam

beryodium, perilaku Ibu Rumah Tangga tentanggaram beryodium, sikap Ibu Rumah Tangga

tentang konsumsi garam beryodium,Tangga menggunakan garam beryodium, ketersediaan

garam beryodium, jenisgaram dan pemantauan garam beryodium. Semua yang terlihat dan

didengarkanasalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat dalam

kegiatanobservasi.

3.7.2 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden (Suharsimi Arikunto, 2002). Kuesioner diajukan secara langsung kepada

subyek dari pertanyaan yang sudah tertulis (Nursalam, 2003).

3.7.3 Test Garam Beryodium

Test garam beryodium dilakukan untuk mengetahui kandungan yodium dalam garam yang

dikonsumsi oleh rumah tangga. Test garam beryodium dilakukan dengan Test Kit Yodina

yang tersedia di Puskesmas dan apotik. Dinyatakan mempunyai “garam cukup yodium (>30

ppm KlO3)” bila hasil tes cepat garam berwarna biru atau ungu tua, dan mempunyai “garam

tidak cukup yodium (<30 ppm KlO3)” bila hasil tes cepat garam berwarna biru atau ungu

muda dan dinyatakan mempunyai “garam tidak beryodium” bila tes cepat garam dirumah

tangga tidak berwarna (Depkes RI, 2008).

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

3.8 Pengolahan Dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan data

Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

3.8.1.1 Editing

Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu

atau buku registrasi. Editing bertujuan untuk melengkapi data yang belum lengkap.

3.8.1.2 Koding

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori-

kategori. Koding bertujuan untuk memberikan kode untuk memudahkan memasukkan dan

pengolahan data.

3.8.1.3 Entry data

Entry adalah memasukkan data penelitian pada program komputer untuk pengolahan data

dengan menggunakan komputer.

3.8.1.4 Tabulasi

Tabulasi adalah mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian yang selanjutnya

dimasukkan dalam pengolahan data. Penyusunan data bertujuan untuk memudahkan dalam

menjumlah, menyusun dan menata untuk disajikan dan dianalisis. Penyusunan data pada

penelitian ini menggunakan tabulasi dengan proses komputerisasi.

3.8.2 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitain deskriptif ini adalah analisis univariat.

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian yang meliputi distribusi, frekuensi, dan persentase dari tiap variabel penelitian

(Notoatmodjo S.,2002). Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah data sudah

layak untuk dilakukan analisis dengan melihat gambaran data yang dikumpulkan dan apakah

data sudah optimal.

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum Desa Bolok

Desa Bolok merupakan desa yang berada di kecamatan Kupang barat kabupaten

Kupang. luas wilayah Desa Bolok adalah 521 ha. keadaan penduduk yang berdomisili di

Desa Bolok adalah penduduk yang heterogen karena terdiri dari berbagai suku dengan

mayoritas penduduk berasal dari suku Rote, Sabu, Rote, Alor, Bugis, Flores, Sumba, dan

Jawa. adapun jumlah kepala keluarga yang berada di Desa Bolok kecamatan Kupang barat

yang berjumlah 748 KK yang tersebar di 24 RT dan 12 RW. total penduduk sampai dengan

saat ini adalah 7.130 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.564 jiwa dan perempuan sebanyak

3.566 jiwa.

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Distribusi responden berdasarkan usia

Tabel. 5 Distribusi responden berdasarkan usia

No Usia (tahun) Frekuensi %

1. 20 – 30 16 32

2. 31 – 40 14 28

3. > 40 20 40

Jumlah 50 100

Sumber : data terolah 2019

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukan bahwa responden dengan umur umur yang paling

mudah yaitu 21 tahun dan yang paling tua yaitu 50 tahun. dari data tersebut dapat diketahui

bahwa responden penelitian berusia > 40 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 40 % dan yang

paling sedikit yaitu responden yang berusia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau 28

%.

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

4.2.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan

Tabel. 6 Distribusi responden berdasarkan pendidikan

N0 Pendidikan Frekuensi %

1. SD 2 4

2. SMP 15 30

3. SMA 18 36

4. PT 15 30

Jumlah 50 100

Sumber : data terolah 2019

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukan bahwa reponden yang berpendidikan Sekolah dasar

(SD), yaitu sebanyak 2 orang atau 4%, reponden yang berpendidikan Sekolah menengah

pertama (SMP), yaitu sebanyak 15 orang atau 30 %, responden yang berpendidikan Sekolah

menengah atas (SMA), yaitu sebanyak 18 orang atau 36%, dan responden yang

berpendidikan tinggi/akademi (PT), yaitu 15 orang atau 30%.

4.2.3 Distribusi responden pekerjaan

Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi %

1. Petani 4 8

2. PNS 10 20

3. Pegawai swasta 50 10

4. Pedagang 22 44

5. IRT 9 18

Jumlah 50 100

Sumber : data terolah 2019

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Berdasarkan tabel 7 diatas menunjukan bahwa responden yang bekerja sebagai petani yaitu

4 orang, atau 8%, responden yang bekerja sebagai PNS yaitu 10 orang, atau 20%, responden

yang bekerja sebagai pegawai swasta yaitu 5 orang atau 10%, responden yang bekerja

sebagai pedagang 22 orang atau 44%, dan sebagai seorang Ibu rumah tangga yaitu sebanyak

9 orang atau 18%.

4.2.4 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap penggunaan garam

beryodium.

Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan

No Tingkat pengetahuan Frekuensi %

1. Baik 28 56

2. Cukup 15 30

3. Kurang 7 14

Jumlah 50 100

Sumber data terolah 2019

Berdasarkan tabel 8 diatas tingkat pengetahuan mengenai garam beryodium digolongkan

menjadi 3 kategori yaitu : baik, cukup dan kurang. responden yang pengetahuan baik yaitu

28 orang yaitu 56%, responden yang pengetahuan cukup yaitu 15 orang atau 30%, dan

responden yang pengetahuan kurang yaitu 7 orang atau 14%.

4.2.5 Distribusi responden berdasarkan sikap terhadap penggunaaan garam beryodium.

Tabel 9 distribusi berdasarkan sikap terhadap garam beryodium.

No kriteria sikap Frekuensi %

1. Baik 13 26

2. Cukup 15 30

3. Kurang 22 44

Jumlah 50 100

Sumber : data terolah 2019

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukan bahwa sikap mengenai garam beryodium dibagi

menjadi 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. responden yang sikap baik yaitu 13 orang

atau 26%, responden yang sikap cukup yaitu 15 orang atau 30%, dan responden yang sikap

kurang yaitu 22 orang atau 44%.

4.2.6 Distribusi responden berdasarkan perilaku terhadap garam beryodium

Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan perilaku tentang garam beryodium

No kriteria perilaku Frekuensi %

1. Baik 26 56

2. Cukup 6 12

3. Kurang 16 32

Jumlah 50 100

Sumber data terolah 2019

Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukan bahwa responden yang memiliki perilaku baik

tentang garam berydium yaitu 26 orang atau 56%, responden yang memiliki perilaku cukup

mengenai garam beryodium yaitu 6 orang atau 12%, dan responden yang memiliki perilaku

kurang mengenai garam beryodium yaitu 16 orang atau 32 orang.

4.2.7 Distribusi responden penggunaan garam beryodium tentang uji iodine test garam.

Tabel 11 Distribusi responden penggunaan garam beryodium

No Kriteria Frekuensi %

1. Baik 36 72

2. Kurang 14 28

Jumlah 50 100

Sumber : data terolah 2019

Berdasarkan tabel 11 diatas menunjukan sebagian besar responden yaitu sebanyak 36 orang

arau 72% mengunakan garam beryodium dan hanya 14 orang atau 28% tidak menggunakan

garam berydium.

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

4.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dusun 01,02,03,04 dan 05, di Desa Bolok

Kecamatan Kupang barat Kabupaten Kupang menunjukan bahwa :

4.3.1 Tingkat Pengetahuan ibu terhadap penggunaan garam beryodium .

Tingkat pengetahuan ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada umumnya baik

sebanyak 28 orang ( 56%), cukup 15 orang (30%), kurangnya pengetahuan ibu tentang

penggunaan garam beryodium disebabkan oleh faktor diantaranya adalah kurangnya

informasi yang ibu peroleh mengenai garam beryodium. Factor lain yang ikut berpengaruh

adalah tidak adanya keinginan ibu untuk mencari informasi mengenai garam beryodium.

Hal ini didukung oleh penelitian Mustamin, Chaerunnimah, Sirajuddin, Indo Uleng

tentang Gambaran Pengetahuan dan praktek Penggunaan Garam Beryodium di Lingkungan

Beleng-beleng kelurahan Maccini Baji Kabupaten Maros (2015) menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang garam beryodium pada umumnya kurang sebanyak 54,3%

sedangkan yang baik hanya 45,7%. Kurangnya pengetahuan ibu tentang penggunaan garam

beryodium disebabakan beberapa factor diantaranya ialah kurangnya informasi mengenai

garam beryodium dan tidak adanya keingninan ibu untuk mencari informasi mengenai

garam beryodium.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Gusti Ayu Made Prawini, Ni Komang Ekawati

UPT kesehatan Masyarakat Ubud I tentang Gambaran Pengetahuan, Sikap dan pPerilaku Ibu

Rumah Tangga Terhadap Garam Beryodium di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT

Kesehatan Masyarakat Ubud I Tahun 2013 menunjukan bahwa ibu rumah tangga baik yang

berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah sudah memiliki pengetahuan

tentang manfaat garam beryodium dan perbedaan garam biasa dan garam beryodium.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

4.3.2 Tingkat Sikap Ibu terhadap penggunaan garam beryodium.

Tingkat sikap ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada umumnya baik

sebanyak 13 orang (26%), cukup sebanyak 15 orang sebanyak (30%), dan yang kurang

sebanyak 22 orang (44%). Kurangnya sikap ibu tentang penggunaan garam beryodium

disebabkan oleh berbagai factor diantaranya adalah kekurangan informasi yang ibu peroleh

mengenai garam beryodium, tidak adanya keinginan ibu untuk mencari informasi mengenai

garam beryodium membuat ibu bersikap negative terhadap garam beryodium akibat salah

menggunakan garam beryodium sehingga rasa yang dihasilkan selalu pahit.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Elita Citra Dhewi

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Garam beryodium pada Ibu

Rumah tangga di Desa Agungmulyo Juwana Pati (2009) menyatakan bahwa 56 responden

yang memiliki sikap positif terhadap garam beryodium, 47 diantaranya tidak menggunakan

garam beryodium dan 9 orang diantaranya menggunakan garam beryodium. kurangnya

sikap ibu tentang penggunaan garam beryodium disebabbkan oleh berbagai factor

diantaranya kurang informasi yang ibu peroleh mengenai garam beryodium dan sikap

negative terhadap garam beryodium sehingga masakanya terasa pahit.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Gusti Ayu Made, Ni Komang Ekawati tentang

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan perilaku Ibu Terhadap Penggunaan Garam Beryodium di

Desa Lodhutunduh di Wilayah Kerja UPT Kesehatan Masyarakat Ubud I Tahun 2013.

Menunjukan bahwa hasil penelitinya pada ibu rumah tangga terhadap penggunaan garam

beryodium memiliki sikap positif terhadap penggunaan garam beryodium di tunjukan pada

harga garam beryodium yaitu harga garam beryodium dirasa harganya masih cukup murah.

4.3.3 Tingkat perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium.

Tingkat perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium pada umumnya baik

sebanyak 26 orang (56%), cukup sebanyak 6 orang (12%), dan cukup sebanyak 16 orang

(32%). Berdasarkan tabel 10. Diketahui bahwa ibu memiliki tindakan yang paling banyak

pada kategori baik yaitu 26 orang (56%). Dari hasil penelitian di dapat bahwa setiap ibu

rumah tangga selalu mengunakan garam pada setiap pengolahan makanan yang akan

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

disajikan. Hai ini di karena garam sangat berperan dalam menentukan cita rasa dari suatu

masakan, sehingga garam sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia dan tindakan ibu

untuk memilih garam beryodium ibu rumah tangga di tempat penelitian juga mempunyai

pemilihan garam yang berbentuk kasar dari pada garam yang berbentuk halus.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Etnawati (2011)

dimana ibu rumah tangga lebih memilih garam beryodium yang berbentuk kasar

dibandingkan garam yang berbentuk halus. Hal ini dapat terjadi karena garam yodium yang

berbentuk kasar lebih mudah di gunakan terutama untuk menggiling bumbu, memiliki harga

yang murah dibandingkan harga garam halus dan cukup banyak tersedia diwarung terdekat.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Martha V Sihombing,

Albiner Siagian, Etti Sudaryati tentang Gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam

penggunaan garam beryodium di Desa Bangun Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi

(2014) bahwa setiap ibu rumah tangga selalu menggunakan garam pada setiap pengolahan

makanan yang akan disajikan kepada keluarga. Hal ini menunjukan bahwa ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah memiliki

tindakan dalam kategori cukup dalam penggunaan garam beryodium.

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

a. Gambaran pengetahuan ibu terhadap pengguanaan garam beryodium baik yaitu

sebanyak 28 orang (56%).

b. Gambaran sikap ibu terhadap penggunaan garam beryodium kurang yaitu sebanyak 22

orang (44%).

c. Gambaran perilaku ibu terhadap penggunaan garam beryodium baik yaitu sebanyak 28

orang (56%).

5.2 SARAN

a. Bagi puskesmas Bolok sebaiknya memberikan informasi baik melalui penyuluhan

maupun kunjungan kerumah tentang penggunaan garam beryodium.

b. Bagi pemerintsah Desa Bolok sebaiknya melakukan survey tentang penggunaan garam

beryodium dilakukan secara rutin.

c. Bagi Jurusan Gizi hasil penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan

melaksanakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui permasalahan yang lebih

mendalam berkaitan dengan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu

terhadap penggunaaan garam beryodium.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama, 2000. Ilmu Gizi, Dian Rakyat .

Adriani. 2013. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta; Kencana Media Group.

Astuti Widya.2016. Analisis Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Gizi Ibu Rumah

Tangga Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Wilayah Kabupat Bogor.

Bogor; Institut Pertanian Bogor

Arisman, 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta: EGC

______, 2009.Gizi Dalam daur Kehidupan, Jakarta: EGC

Budiodoro B, 2002, Pengantar Pendidikan ( Penyuluhan ) Kesehatan Masyarakat,

Semarang: FKM UNDIP

BPS, 1995. Garam Beryodium Di Rumah tangga, Jakarta; BPS

____, 2002 Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga. Jakarta:

Departemen Kesehatan dan Bank Dunia

Chairunnisa. 2001 . Pengaruh Penggunaan Garam Beryodium Terhadap Status Gizi Balita

Pendek Di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu sungai Utara Tahun

2010. Banjar Baru; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru

Dhewi E, 2009. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan Penggunaa Garam

Beryodium Pada Ibu Rumah Tangga di Desa Agungmulyo Juwana Pati, Semarang

Depkes RI, 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang ( Panduan Untuk Petugas),

Jakarta; Bakti Husada.

___, 2004. Peningkatan Konsumsi Garam Beryodium, Jakarta; Direktora Giz Masyarakat.

___, 2005. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium. Jakarta; Tim Penanggulan Gaky PUSAT.

_____, 2006. Garam beryodium. jakarta

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

_____, 2007. Pedomaan Pemantuan Wilayah Setempat ( PWS) Konsumsi Garam Beryodium

Untuk Semua ( KGBS) di Rumah Tangga, Jakarta; Tim Koordinasi

Penanggulangan Gaky.

Dhewi C. Elita. 2009. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Denga Penggunaan

Garam Beryodium pada Ibu Rumah Tangga di Desa Agung Mulyo Juwana Pati.

Semarang; Universitas Negeri Malang.

Direktorat Gizi Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat, 2005 Dalam Kartono 2010

Eko Suryani dan Hesty Widyasih, 2008. Psikologi Ibu dan anak, Yogyakarta;

Fitramaya.

Juli Soemirat Slamet, 2002. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadja University press.

Martha V.Sihombing, Albiner Siagian, Etti sudaryati. 2015 Gambaran Perilaku ibu Rumah

Tangga Dalam Penggunaan Garam Beryodium di Desa Bangun

I Kecamatan Parbulan Kabupaten Dairi. Medan; Universitas Sumater Utara.

Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Moch. Agus Krisno Budiyanto, 2004. Dasar Dasar Ilmu Gizi, Malang: UMM Press

Mustamin, Caerunnimah, Sirajuddin, Indo Uleng. Gambaran Pengetauhan Praktek

Penggunaan Garam Beryodium Lingkungan Belang belan Kelurahan Maccini Baji

Kabupaten Maros. Makassar Vol 2.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Jakarta; Salemba Medika.

Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia.

Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: PT.Rineka Cipta

. Solihin Pudjiladi, 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Jakarta: FKUI

Suharsimi Arikanto, 2002 Gambaran Status Yodium Pada Ibu Hamil di Desa Lama,

Desa Baru, dan Desa Hulu Kecamatan Pacur Batu. Universitas Sumatera Utara

Sunita, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …

Supariasa DN, dkk. 2002 Penilaian Status Gizi. Jakarta; Buku Kedokteran EGC

Yanti, Novi. 2005. Gambaran Perilaku dan Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap

Konsumsi Garam Beryodium diWilayah Kerja Puskesmas Toroh I Kabupaten

Grobogan Pada Tahun 2014. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …
Page 48: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAUHAN, SIKAP, …