karya tulis ilmiah gambaran pendidikan...
TRANSCRIPT
1
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP
DEBRIS INDEKS DIPANTI ASUHAN DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN
GUARSI AJI NURU P07525015015
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2018
2
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP
DEBRIS INDEKS DIPANTI ASUHAN DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III
GUARSI AJI NURU P07525015015
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI 2018
i
LEMBARAN PERSETUJUAN
JUDUL : GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP DEBRIS INDEKS DI PANTI ASUHAN DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN
NAMA : GUARSI AJI NURU NIM : P07525015015
Telah Diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji
Medan, 02 Juli 2018
Menyetujui, Dosen Pembimbing
drg. Hj. Herlinawati, M. Kes NIP. 196211191989022001
Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
Drg. Adriana Hamsar, M. Kes NIP : 196810091998032001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
JUDUL : GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP DEBRIS INDEKS DI PANTI ASUHAN DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN
NAMA : GUARSI AJI NURU NIM : P07525015015
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji Pada Sidang Akhir Jurusan Keperawatan Gigi
Politekkes Kemenkes RI Medan 2018
Penguji I Penguji II
drg. Adriana Hamsar, M. Kes drg. Hj. Herlinawati, M. Kes NIP : 196802241988032002 NIP : 196211191989022001
Ketua Penguji
drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes
NIP : 196911181993122001
Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
drg. Adriana Hamsar, M. Kes NIP. 19681009199832001
i
PERNYATAAN
GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP DEBRIS INDEKS DI PANTI ASUHAN
DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan,
Guarsi Aji Nuru
NIM. P07525015015
i
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH DENTAL HYGIENE DEPARTMENT SCIENTIFIC PAPER, July 02, 2018 Guarsi Aji Nuru Description of Dental and Oral Health Education –Tooth Brushing - towards the Debris Index At Orphanage of Darul Aitam Aceh Sepakat Medan ix + 22 pages + 1 image + 3 tables + attachments
Abstract
Dental health education is a planned and on-target effort to create an atmosphere so that a person or community group change the old behavior that is harmful to the tooth health. Debris index is the value of the soft deposits attached to the tooth surface. The aim of the study was to find out description of dental and oral health education-tooth brushing - towards the debris index.
The research was a descriptive study with survey method, taking 30 people as the samples taken from entire population, using pre-test and post-test design. This research was conducted in children orphanage.
The results of debris index before the counseling were 2 children (6.7%) in good criteria, 13 children (43,3%) inmoderate criteria and 15 children (50%) in poor criteria, after the counseling, 23 children (76,7%) were in good criteria, 6 children (20%) were in moderate criteria and 1 child (3,3%) in poor criteria.
Through the research it was found that there were differences before and after the counseling. It is expected that children at Orphanage of Darul Aitam Aceh Sepakat Medan elevate their insight about tooth brushing. Keywords : Dental and Oral Health Education, Debris Index
Reference : 9 (2002-2017)
ii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI KTI, 2 Juli 2018 Guarsi Aji Nuru
Gambaran Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Di Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan ix + 22 halaman + 1 gambar + 3 tabel + lampiran
Abstrak
Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan giginya. Debris Indeks adalah nilai atau skor dari endapan lunak yang menempel pada permukaan gigi. Adapun bertujuannya untuk mengetahui gambaran pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar terhadap debris indeks.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode survey, populasi sebanyak 30 orang, dan sampel diambil dari seluruh populasi, dan rancangan yang di gunakan adalah pre-test dan pos-test. penelitian ini di lakukan pada anak-anak panti asuhan. Dengan populasi 30 orang dan sampel diambil dari seluruh populasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan penyuluhan untuk debris yang berkriteria baik sebanyak 2 orang (6,7%), yang memiliki kriteria sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan yang memiliki kriteria buruk sebanyak 15 orang (50 %). Sedangkan sesudah dilakukan penyuluhan Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut yang berkreteria baik menjadi 23 orang (76,7%), yang berkreteria sedang turun menjadi 6 orang (20%) dan yang berkreteria buruk masih terdapat 1 orang (3,3%).
Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan sebelum dan sesudah di lakukan spenyuluhan, dan di harapkan dapat menambah wawasan anak-anak panti asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut, Debris Indeks
Daftar Bacaan : 9 (2002-2017)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan kasih-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judulnya “ GAMBARAN PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TENTANG CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP DEBRIS INDEKS DI PANTI
ASUHAN DARUL AITAM ACEH SEPAKAT MEDAN ”. Karya Tulis Ilmiah
disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan untuk mencapai gelar Ahli Madya
Keperawatan Gigi.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah membantu
dan memberikan bimbingan dan saran. Untuk itu penulis mengucapakan banyak
terimakasih kepada :
1. Ibu Drg. Adriana Hamsar M.Kes selaku Plt Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Medan.
2. Ibu Drg. Hj. Herlinawati, M.Kes sebagai dosen pembimbing utama
sekaligus penguji II yang telah banyak mengeluarkan waktu, tenaga
dalam memberikan bimbingan dan arahan, serta memberikan masukan
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Drg. Ety Sofia Ramadhan, M.Kes selaku ketua penguji yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Drg. Adriana Hamsar M.Kes selaku dosen penguji I yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dosen dan staff pegawai Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Medan yang telah memberikan
bantuan Serta dorongan dan membekali penulis dengan ilmu
pengetahuan.
iv
6. Teristimewa kepada orang tua penulis yaitu ayahanda tercinta Wardi dan
Ibunda tercinta Asmawati Sapena yang telah membesarkan penulis
dengan kasih sayang, selalu mendoakan di setiap sujudnya, selalu
menasehati untuk selalu bersabar berusaha dan berdoa, dan memberikan
dukungan moril dan materil sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan dan kepada adik-adikku tersayang Syarief Abdullah,
Bahrullah, Nurhasan Al-ubaidillah, Risa Risky Utami dan Moh.Majid yang
selalu mendukung penulis.
7. Kepada orang tua angkat penulis yaitu bapak Nano dan ibu Hartini yang
telah merawat, menjaga, memberikan pengertiannya selayaknya anak
kandung dan selalu mendoakan agar dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Bapak Drs. T. Asby Hasan selaku ketua yayasan penyantunan yatim
piatu Darul Aitam Aceh Sepakat Medan yang telah memberikan izin
kepada penulis dalam melakukan penelitian sehingga dapat terselesaikan
Karya Tulis Ilmiah.
9. Sahabat-sahabat perjuangan Putri Nur safitri, Anisah Ulfa, Wiwin Eflin
Cerenina Purba, Ririn khairina Daulay, seluruh teman- teman tingkat III-A
yang tak bisa di sebutkan satu persatu, serta yang teristimewa teman-
teman Mahasiswa/I Jurusan Keperawatan Gigi Stambuk 2018 yang telah
membantu dan memberikan masukan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di Jurusan Keperawatan Gigi.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karna itu, dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari masukan yang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya,
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, khususnya
bagi mahasiswa/I Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Medan.
Medan, juni 2018
Penulis
Guarsi Aji Nuru
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRACT ........................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1. Latar Belakang ....................................................................... 1
2. Perumusan Masalah .............................................................. 3
3. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum ................................................................. 3
C.2 Tujuan Khusus ................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4
1. Tinjauan Pustaka ................................................................... 4
A.1 Pendidikan ...................................................................... 4
A.1.1 Pengertian Pendidikan .......................................... 4
A.1.2 Pengertian Pendidikan Kesehatan ......................... 5
A.1.3 Pengertian Pendidikan Kesehatan Gigi ................. 5
A.1.4 Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi ........................ 5
A.1.5 Proses Pendidikan Kesehatan ............................... 5
A.1.6 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan .................. 6
A.1.7 Teknik Pendidikan Kesehatan Gigi ........................ 7
A.2 Menyikat Gigi .................................................................. 7
A.2.1 Menyikat Gigi Yang Baik ........................................ 7
A.2.2 Teknik Menyikat Gigi Yang Baik ........................... 8
A.2.3 Waktu Lama Penyikat Gigi .................................... 11
vi
A.3 Oral Hygiene Index .......................................................... 11
A.3.1 Pengertian Index ................................................... 11
A.3.2 Kriteria Penilaian Index Kebersihan Gigi dan Mulut 11
A.3.3 Penilaian Secara Umum untuk Debris Index .......... 13
2. Kerangka Konsep................................................................... 13
3. Definisi Operasional ............................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 14
1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................... 14
2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 14
B.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 14
B.2 Waktu Penelitian ............................................................. 14
3. Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 14
C.1 Populasi Penelitian ......................................................... 14
C.2 Sampel Penelitian .......................................................... 14
4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................... 15
D.1 Jenis Pengumpulan Data ............................................... 15
D.2 Cara Pengumpulan Data ................................................ 15
5. Pengolahan dan Analisa Data ................................................ 16
E.1 Pengolahan Data ............................................................ 16
E.2 Analisa Data ................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 18
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 18
B. Pembahasan ......................................................................... 19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 21
A. Simpulan ............................................................................... 21
B. Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris ..................................... 12
Tabel A.1 Distribusi Frekuensi Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut
Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Sebelum
Dilakukan Penyuluhan Dipanti Asuhan Aceh Sepakat Darul
Aitam Medan ............................................................................ 18
Tabel A.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut
Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Sesudah
Dilakukan Penyuluhan Dipanti Asuhan Aceh Sepakat Darul
Aitam Medan ............................................................................ 18
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar A.1.5 Proses Pendidikan Kesehatan .............................................. 6
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Satpel
Lampiran 5 Format Pemeriksaan Penelitian
Lampiran 6 Etical Clearence
Lampiran 7 Master Tabel
Lampiran 8 Daftar Konsultasi
Lampiran 9 Jadwal Penelitian
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal 93 ayat 1
dan 2 yaitu pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dapat dilakukan dengan
tindakan pencegahan penyakit gigi yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat
dan dapat juga dilakukan melalui pelayanan kesehatan gigi peorangan, sekolah
dan masyarakat.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan berasaskan prikemanusian,
berkesinambungan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, gender, nondiskriminatif serta norma-norma agama
(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Pengertian pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk
menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau
mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan giginya.
Kelompok masyarakat diberi motivasi untuk memperbaiki cara pemeliharaan
kesehatan gigi melalui pendidikan kesehatan gigi. Usaha pendidikan kesehatan
gigi belum terwujud dengan baik. Terbukti dari hasil survei kesehatan gigi
Depkes RI tahun 1990, angka penyakit jaringan penyanggah gigi dan gigi
berlubang masih cukup tinggi (Budiharto, 2008).
2
Gigi merupakan organ yang amat vital dalam tubuh kita, salah satu fungsi
gigi dalam rongga mulut adalah untuk mengunyah makanan sehingga tekstur
makanan yang masuk ke dalam lambung telah berubah lembut dan dapat
dicerna lebih lembut lagi dalam usus (Fajar, 2008).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi sebaiknya dilakukan sejak usia dini.
Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan
motorik seorang anak, termasuk diantaranya menyikat gigi. Kemampuan
menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk
pemeliharaan kesahatan gigi. Peran serta orang tua sangat diperlukan didalam
membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas
kepada anak agar anak dapat memelihara kesehatan gigi.
Menurut data Riskesdas 2013, bahwa di Indonesia 91,1% orang
menggosok gigi setiap hari namun hanya 7,3% dari keseluruhan yang mengikuti
petunjuk untuk menyikat gigi. Keadaan ini menyebabkan perlu ditingkatkan
program sikat gigi massal sesuai program anjuran di sekolah.
Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau
sisa makanan benar-benar dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika
tidak dibersihkan akan menimbulkan berbagai masalah antara lain karang gigi,
gigi berlubang bau mulut dan sebagainya. Cara menyikat gigi yang baik dan
benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. Waktu yang paling tepat
untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan malam sebelum tidur
(Ircham, 1995). Penelitian Denloye di Negeria pada anak umur 13-15 tahun yang
di tuangkan dalam jurnalnya membuktikan bahwa besarnya Debris Index (DI)
mencapai 1,57.
Debris Indeks adalah nilai atau skor dari endapan lunak yang menempel
pada permukaan gigi penentu. Debris dapat dibersihkan dengan cara menyikat
gigi, tetapi hanya dalam waktu beberapa menit akan terbentuk selaput tipis dari
ludah kemudian kuman dalam ludah akan menepel bersama sisa makanan akan
membentuk endapan sehingga menjadi plak (Putri, 2010).
Berdasarkan latar belakang dan informasi yang penulis dapat, ternyata
Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat sudah pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, tetapi berdasarkan observasi di
lapangan ternyata masih ditemukan debris index yang masih sedang, untuk itu
peneliti masih merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
3
gambaran pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara menyikat gigi yang
baik terhadap debris indeks dipanti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara
menyikat gigi yang baik terhadap debris indeks dipanti Asuhan Darul Aitam Aceh
Sepakat Medan.
C. Tujuan Peneliti
C.1. Tujuan umum
Penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan
kesehatan gigi dan mulut tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar
terhadap debris indeks.
C.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui rata-rata debris indeks sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut di Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
2. Untuk mengetahui rata-rata debris index sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut di Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan untuk :`
1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak sekolah.
2. Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan
gigi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
3. Sebagai masukan bagi peneliti lain dan sebagai referensi di perpustakaan
Poltekkes Jurusan Keperawatan Gigi Kemenkes Medan.
4. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti
untuk menerapkan ilmu yang diperoleh.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Pustaka
A.1 Pendidikan
A.1.1 Pegertian pendidikan
Pendidikan yang secara luas dikenal dimasyarakat adalah pendidikan
dalam arti formal yaitu pendidikan yang diterima oleh peserta didik melalui
pendidikan dan biasanya dilakukan pada suatu lembaga atau institusi. Dengan
kata lain, esensi pendidikan (usaha dasar) mengandung makna suatu proses
transaksional yang intensional terjadi di lingkungan (sosial budaya) berstuktur
yang disebut sekolah atau sejenisnya. Secara fenomenologis, Langevelt (1952)
dalam buku Herijulianti (2002), mengatakan bahwa pendidikan itu pada
hakikatnya merupakan bantuan yang diberikan seseorang kepada orang lain
yang sedang berusaha mencapai kedewasaannya dalam arti normatif dengan
menggunakan cara berupa alat, bahasa, media.
Pendidikan atau lebih dikenal dengan sebutan guru atau dosen adalah
orang yang diserahi tanggung jawab mendidik. Orang tua adalah pendidik
kodratik. Karena anak merupakan keturunan dari orag tua dan orang tua
mempunyai tanggung jawab kodratik. Sebagian dari tugas mendidik, misalnya
mengajar tidak dapat dilaksanakan oleh orang tua sehingga sekolah sebagai
lembaga formal diserahi tanggung jawab untuk mendidik.
Pendidikan sebagai salah satu bagian penting dari proses pembangunan
nasional merupakan salah satu sumber penentu dalam pertumbuhan ekonomi
suatu Negara. Tujuan pendidikan di Negara kita sudah dijelaskan dalam UUD
1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional dan
ketentuan lainnya.
Oliva (1984) mengemukakan petunjuk dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan melalui asumsi yang bersumber pada pandangan filsafat (Herijulianti,
2002).
Pendidikan merupakan pondasi dasar untuk terbentuknya suatu Negara
yang bermartabat dengan cara mencerdaskan kehidupan bangsa (Hartini, 2012).
5
A.1.2 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang timbul karena
adanya kebutuhan akan kesehatan, dijalankan dengan pengetahuan mengenai
kesehatan dan yang menimbulkan aktifitas perorangan dan masyarakat d engan
tujuan menghasilkan kesehatan yang baik (Herjulianti, 2002).
A.1.3 Pengertian Pendidikan Kesehatan Gigi
Pengertian kesehatan gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
gigi yang setinggi-tingginya, sehingga mereka mampu mengatasi masalah
kesehatan (Herjulianti, 2002).
A.1.4 Tujuan Pendidikan Kesehatan Gigi
Menurut Herijulianti (2002), mengubah perilaku individu merupakan
pekerjaan yang mudah dalam hal ini dibutuhkan keterampilan khusus sebab
perubahan tingkah laku individu selalu melibatkan perubahan mental. Perubahan
itu sendiri dapat terjadi secara alamiyah yaitu karena lingkungan atau
masyarakat sekitarnya. Namun, ada pula perubahan yang terjadi secara
terencana dan dilaksanakan secara sistematis, yaitu yang dikenal sebagai
perubahan melalui pendidikan.
Tujuan pendidikan kesehatan gigi yaitu:
1. Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi
2. Mengingkatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut
3. Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan ke sekolah
4. Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga kebersiahan
gigi dan mulut
5. Menjalin kebersamaan dengan masyarat melalui RT, RW, Kelurahan dalam
memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat.
A.1.5 Proses Pendidikan Kesehatan
Pendidikan dapat diartikan suatu proses sebagai penyampaian informasi,
pengetahuan, keterampilan, dari yang berwewenang (guru, dosen) kepada
peserta didik. Pendidikan sebagai proses karenanya dipengaruhi pula oleh
6
faktor-faktor lain seperti perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware). Perangkat lunak seperti kurikulum, metode pendidikan, tenaga
pelajar dan sebagainya. Adapun perangkat keras yaitu, gedung ruang, alat bantu
pendidikan, perpustakaan dan sebagainya (Herijulianti,2002).
Gambar A.1.5 Proses Pendidikan Kesehatan
`
A.1.6 Ruang lingkup Pendidikan Kesehatan
Pendidikan harus dilaksanakan seumur hidup sesuai dengan proses
perkembangan spikis dan biologis manusia. Lingkungan pendidikan dapat kita
bedakan atas:
1. Keluarga
Pendidikan dasar yang diperoleh oleh setiap individu sebelum
mendapatkan pendidikan lain, penanaman pendidikan kesehatan sedini mungkin
oleh orang tua terhadap anaknya akan berpengaruh besar dalam perubahan
sikap pelihara diri anaknya.
2. Sekolah
Bukti bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan
formal akan memperoleh ijazah atau surat tanda tamat belajar. Penanaman
pendidikan kesehatan akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap pelihara
diri yang diharapkan akan terus tertanam sampai akhir hayat.
Perangat lunak
kurikulum, Metode, Staf
pengajar
Masukkan Proses pendidikan Keluaran
Perangkat Keras
Gedung,Alat Pendidikan ,
Ruang dsb,
7
3. Masyarakat
Pendidikan ini biasa dilakukan untuk menambah atau melengkapi
pendidikan sekolah (Herijulianti, 2002).
A.1.7 Teknik Pendidikan Kesehatan Gigi
Teknik pendidikan kesehatan gigi adalah segala macam cara dan teknik
dengan menggunakan media tertentu yang terencana dan terarah, memakai
prinsip-prinsip pendidikan dan teori komunikasi. Rencana pendidikan kesehatan
gigiharus selaras dengan tahap-tahap perubahan perilaku yaitu:
1. Pada tahap sadar penggunaan media untuk merangsang indera sangat
penting.
2. Pada tahap tertarik pemberian informasi yang perlu amat penting.
3. Pada tahap evaluasi perlu dukungan mental dan sosial serta dorongan dari
orang lain yang berpengalaman disertai contoh nyata.
4. Pada tahap mencoba perlu dukungan mental dan sosial, perlu komunikasi
langsung serta perlu media informasi lebih lanjut.
5. Pada tahap adopsi perlu informasi lebih lanjut. Perlu diadakan variasi motif
dalam rangka penyampaian informasi (Budiharto, 2013)
A.2 Menyikat Gigi
A.2.1 Menyikat Gigi Yang Baik
Menyikat gigi yaitu memelihara atau membersihkan kesehatan mulut
terutama gigi serta jaringan sekitarnya. Menyikat gigi dapat mencegah timbulnya
bakteri yang berasal dari sisa makanan sehingga dapat menyebabkan terjadinya
karies dan reaksi peradangan pada jaringan periodontium.
Menyikat gigi ini bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
mulut terutama gigi serta jaringan sekitarnya. Menyikat gigi dapat mencegah
timbulnya sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaaan. Dimana
penumpukan sisa-sisa makanan ini dapat merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan terjadinya karies
dan reaksi peradangan periodontium. Menyikat gigi ini juga berfungsi untuk
memijat gusi. Memijat gusi bertujuan untuk meningkatkan pertahanan jaringan
gusi pada tempat pemijatan karena secara fisiologis pemijatan ini menimbulkan
stimulasi dari pembulu darah, nutrisi yang baik. Sekresi, ekskresi dan absorsi
8
yang baik sehingga jaringan gusi diderah itu menjadi sehat dan berfungsi dengan
baik. Jika di daerah gusi tersebut kurang mendapatkan nutrisi, akan
menyebabkan gigi geligi mudah goyang dan lepas karna jaringan pendukung
kurang kuat (Monang, 1997).
Menyikat gigi sebaiknya 2 kali sehari dengan menggunakan sikat gigi
dengan bulu sikat lembut dan kepala sikat yang kecil sehingga bisa menjangkau
area didalam mulut. Setidaknya menyikat gigi dilakukan selama 2 menit terutama
diperhatikan didaerah permukaan gigi dan gingiva. Penyikatan gigi sebaiknya
disertai dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung flour untuk mencegah
karies gigi sekaligus (Pantauli, 2012).
A.2.2 Teknik Menyikat Gigi Yang Baik (Pantauli, 2012)
Menurut Pantauli (2012), Ada 9 teknik menyikat gigi yang baik yang di
kembangkan oleh para ahli menyangkut proses pembersihan gigi yaitu:
1. Teknik Horizontal
Teknik horizontal ini adalah teknik maju mundur. Gerakan utamanya
sama seperti penggunaan sikat-sikat gigi pada umumnya, bulu sikat gigi di
letakkan sejajar dengan permukaan oklusal, incisal, bukal, lingual, atau palatinal
gigi dan selanjutnya digerakan maju mundur. Gerakan horizontal ini bisa di
aplikasikan dihampir seluruh permukaan gigi. Namun, utamanya pada gigi yang
memiliki permukaan kunyah, seperti gigi geraham kecil dan gigi geraham besar.
2. Teknik Vertikal
Teknik vertikal adalah salah satu gerakan yang termasuk mudah, dan
secara tidak langsung telah teraplikasikan dalam gerakan vertikal adalah naik
turun, keatas dan kebawah mengikuti arah tumbuh gigi dalam keadaan rahang
atas dan rahang bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang
menghadap ke pipi (bukal/ labial), sedangkan untuk permukaan gigi yang
menghadap labial/ langit (lingual/ palatal), gerakan menyikat gigi keatas dan ke
bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan yaitu bila
menyikat gigi tidak benar seperti menyikat gigi dalam keadaan mulut tertutup di
bagian depan dengan teknik vertikal ini bisa menimbulkan keadaan resensi
gingival/ penurunan gusi sehingga akar gigi terlihat.
9
3. Teknik Roll
Teknik ini dimulai dengan menempatkan bulu sikat gigi pada leher gusi
(bagian perbatasan antara gigi dengan gusi) dengan ujung bulu sikat menghadap
ke bawah dan gerak 180˚ sampai bulu sikat gigi menghadap keatas untuk gigi
atas, ujung bulu sikat menghadap ke atas untuk gigi atas, kemudian melengkung
180˚ sampai menghadap kebawah. Gerakan dilakukan secara perlahan-lahan
supaya tidak merusak atau melukai gusi. Teknik roll ini menyarankan roll jadi
dilakukan 12 kali per gigi. Keuntungan dari teknik ini kalau dilakukan secara tepat
bisa sekali memijat gusi dan membersihkan sisi makanan yang mungkin
menempel di kantung gusi atau daerah daerah interproksimal gigi.
4. Teknik Charters
Teknik bergetar dengan sedikit tekanan untuk membersihkan daerah
interproksimal. Teknik charters memang lebih ditunjukkan untuk daerah
interproksimal. Sikat gigi diletakkan dengan sudut 90˚ terhadap aksis panjang
gigi sehingga bulu sikat akan masuk di antara gigi tetapi tidak menekan gusi.
Kemudian sikat gigi di gerakkan dengan gerakan rotasi perlahan-lahan dengan
bulu sikat tetap menyentuh margin gusi.
5. Tekni Bass
Teknik menyikat ini memiliki tujuan untuk membersihkan daerah sekitar
leher gigi. Berbeda dengan teknik lain,teknik bass memiliki variasi gerakan untuk
gigi depan dan belakang. Untuk gigi belakang pertama-tama, ujung sikat di
pegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45˚ terhadap sumbuh gigi
geligi, sama seperti teknik vertical, roll, charters, dimana ujung bulu sikat
mengarah ke leher gusi, bulu sikat selanjutnya di tekan kearah gusi dan di
gerakkan dengan gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke
leher gusi dan juga terdorong masuk diantara gigi geligi kemudian digerakkan
maju mundur, seperti teknik horizontal. Untuk gigi depan dibagi menjadi 2 yaitu
gigi depan bagian luar dan gigi depan bagian dalam (palatal/lingual). Untuk gigi
depan bagian luar, gerakannya sama seperti gerakan teknik vertikal, yaitu
dengan menarik bulu sikat kearah bawah untuk gigi atas dan kepala sikat
diarahkan sejajar terhadap mahkota gigi sesuai sumbu panjang gigi dan sumbu
panjang kepala sikat, kemudian gerakkan naik turun.
Teknik bass ini utamanya ditunjukkan untuk orang-orang tanpa kelainan
atau penyakit sekitar gusi dan jaringan pendukung gigi. Karna teknik bass ini
10
biasa menimbulkan rasa sakit atau mengenai jaringan pendukung gigi dan atau
gusi yang sedang mengalami peradangan (inflamasi). Bila gusi dalam keadaan
sehat, teknik bass merupakan metode penyikat yang baik karena terbukti
sebagai metode yang paling efektif untuk membersihkan plak.
6. Teknik Stillman
Teknik ini di aplikasikan dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi
secara berulang-ulang. Meskipun mirip dengan beberapa teknik sebelumnya,
yaitu dengan meletakkan bulu sikat gigi pada area batas gusi dan gigi sambil
membentuk sudut 45˚ dengan sumbu tegak gigi, pada teknik stillman bulu sikat
gigi tidak dimasukkan kedalam silkus atau kantung gusi. Bulu silat diletakkan
tanpa penekanan dan selanjutnya digerakkan secara zig-zag atau bergetar dari
arah leher gigi kearah mahkota gigi (permukaan insisal dan oklusal gigi).
7. Teknik Sirkular
Gerakan memutar yang di aplikasikan seluruh gigi baik depan samping
maupun belakang. Pada metode ini sikat di gerakan secara horizontal sementara
gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Teknik ini adalah teknik yang
disarankan saat mengajari anak menyikat gigi untuk pertama kali karena
kemudahannya.
8. Teknik Fisiologis
Teknik ini yaitu Bulu sikat diletakkan tegak lurus pada permukaan gigi,
dengan tangkai sikat dipegang secara horizontal atau mendatar, selanjutnya
sikat digerakkan dari arah bawah keatas untuk gigi atas, dan dari atas kebawah
untuk gigi bawah sesuai teknik horizontal (kiri, kanan, kiri). Teknik ini
menggunakan sikat gigi yang lembut, tujuannya untuk menghindari kemungkinan
terjadi resensi.
9. Teknik Kombinasi
Teknik ini adalah teknik yang paling sering digunakan masyarakat pada
umumnya. Menggabungkan teknik horizontal (maju-mundur), teknik vertical
(atas-bawah), dan teknik sirkular (memutar). Teknik kombinasi ini termasuk baik
karena menggunakan tekanan berbeda untuk tiap gigi berdasarkan letaknya,
seperti yang seharusnya dilakukan. Namun, kekurangan teknik ini adalah kadang
teknik yang digunakan tidak tepat guna permukaan gigi tekanan yang digunakan
terlalu keras yang bisa merugikan jaringan sekitar gigi (periodontal) dan gusi
(Agam Ferry, 2015).
11
A.2.3 Waktu Lama Menyikat Gigi
American Dental Association (ADA) menyatakan bahwa menyikat gigi
secara teratur minimal 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa bila disingkirkan setiap
hari secara sempurna, maka tidak dapat menimbulkan efek pada rongga mulut.
Lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga
melairkan 2-2,5 menit (Pantauli, 2008).
A.3 Oral Hygiene Indeks
A.3.1 Pengertian Indeks
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan dari
suatu golongan/ kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Indeks dapat
digunakan untuk mengukur derajat keparahan suatu penyakit mulai dari yang
ringan sampai yang berat (Pantauli, 2012).
Oral debris indeks adalah lapisan lunak yang terdapat diatas permukaan
gigi yang terdiri dari atas bakteri dan sisa-sisa makanan yang berwarna putih
kehijau-hijauan.
A.3.2 Kriteria Penilaian Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut
Menurut Pantauli (2012) menilai kebersihan gigi dan mulut seseorang
dapat dilihat dari adanya debris pada permukaan gigi. Gigi yang diperiksa untuk
mengetahui skor debris pada permukaan gigi tertentu adalah gigi indeks.
Gigi yang diperiksa adalah :
1. Gigi M1 kanan atas bagian bukal
2. Gigi I1 kanan atasbagian labial
3. Gigi M1 kiri atas bagian bukal
4. Gigi M1 kiri bawah bagian lingual
5. Gigi I1 kiri bawah bagian labial
6. Gigi M1 kanan bawah bagian lingual.
Bila ada kasus salah satu gigi-gigi tersebut tidak ada (telah dicabut /sisa
akar), penilaiannya dilakukan pada gigi gigi pengganti yang sudah ditetapkan
untuk mewakilinya, yaitu:
1. Bila gigi M1 rahang atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi
M2 rahang atas/rahang bawah.
12
2. Bila gigi M1 dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, penilaian
dilakukan pada gigi M3 rahang atas atau rahang bawah.
3. Bila gigi M1, M2, dan M3 rahang atas atau rahang bawah tidak ada, tidak
dapat dilakukan penilaian.
4. Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kiri
rahang atas.
5. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang atas tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
6. Bila gigi I1 kiri rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada I1 kanan
rahang bawah.
7. Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang bawah tidak ada, tidak dapat dilakuakan
penilaian.
Bila beberapa gigi diantara keenam gigi yang seharusnya diperiksa tidak
ada debris indeks maka masih dapat dihitung apabila terdapat paling sedikit 2
gigi yang dapat di nilai. Penilaian dapat diperoleh pada gigi permanen.
Table 1. Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris
No KRITERIA NILAI
1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau pewarnaan ekstrinsik.
0
2. 1. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3 permukaan.
2. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debris lunak tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
1
3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
2
4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas 2/3 permukaan atau seluruh permukaan gigi.
3
Debris Index = Jumlah Penilaian Debris Jumlah gigi yang diperiksa
13
A.3.3 Penilaian Secara Umum untuk Debris Index
Penilaian Secara Umum untuk Debris Index dapat digolongkan sebagai
berikut:
Baik (good) : 0,0-0,6
Sedang (fair) : 0.7-1,8
Buruk(poor) : 1,9-3,0
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan antara konsep atau
variable yang akan diamati (diukur) melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2010).
Kerangka konsep penelitian tentang gambaran pendidikan kesehatan gigi
tentang cara menyikat gigi yang terhadap baik debris indeks di Panti Asuhan
Darul Aitan Aceh sepakat Medan.
Kerangka konsep dibagi menjadi 2 bagian :
1. Variable bebas (independen) yang sifatnya mempengaruhi atau sebab
terpengaruh.
2. Variable terikat (dependen) yakni sifatnya tergantung akibat terpengaruh.
Variabel Independen Variabel Dependen
C. Definisi Operasional
1. Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan terarah untuk
menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat mau
mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan gigi,
menjadi lebih menguntungkan bagi kesehatan giginya.
2. Menyikat gigi adalah menjaga dan memelihara kebersihan gigi dan mulut agar
terhindar dari kuman atau bakteri yang menyebabkan terjadinya karies pada
gigi.
3. Debris Indeks adalah angka menunjukkan atau menggambarkan ada
tidaknya debris dalam mulut yang diperiksa pada permukaan gigi yang telah
ditentukan.
Pendidikan Kesehatan Gigi
Tentang
Cara Menyikat Gigi
Debris indeks
14
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan
metode survei, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pendidikan
kesehatan gigi tentang cara menyikat gigi yang baik terhadap debris indeks di
Panti Asuhan Darul Aitan Aceh sepakat Medan.
2. Lokasi Dan Waktu Penelitian
B.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat
Medan.
B.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari s/d Juni 2018.
C. Populasi dan Sampel
C.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak Panti
Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan yang berjumlah 110 orang.
C.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam hal ini
mengarah kepada pendapat Arikuto (2006). Menyatakan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya besardapat diambil antara 10-
15% atau 20-25% atau lebih. Maka sampel dalam penelitian adalah 30 orang.
Dengan teknik simple sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.
15
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
D.1 Jenis Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data yang langsung diambil oleh peneliti dan memberikan kuesioner.
Untuk mengambil data Gambaran pendidikan kesehatan gigi tentang cara
menyikat gigi yang baik diperoleh dari memberikan penyuluhan, sedangkan
debris diperoleh dengan pemeriksaan secara langsung.
Data sekunder adalah data yang dibutuhkan sebagai pelengkap. Data
berupa jumlah siswa, nama siswa, umur, jenis kelamin dan alamat.
D.2 Cara Pengumpulan Data
Pelaksaan penelitian dilakukan dengan membuat sebuah tim pemeriksa
yang terdiri dari empat orang.
1. Orang pertama yaitu peneliti sendiri yang bertugas sebagai pemeriksa dan
pengolah data.
2. Orang kedua bertugas membagikan membantu memeriksa.
3. Orang ketiga dan keempat bertugas memanggil nama sampel satu
persatu,dan sebagai pencatat hasil pemeriksaan pada format pemeriksaan.
4. Sebelum penelitian ,terlebih dahulu dilakukan survei awal pada anak-anak
Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
5. Pengumpulan data dilakukan pada sore hari
6. Dilakukan perkenalan peneliti kepada anak-anak panti asuhan Darul Aitam
Aceh Sepakat Medan.
7. Setelah itu peneliti memeriksa debris indeks di Panti Asuhan Darul Aitam
Aceh Sepakat Medan sebelum dilakukan penyuluhan.
Alat dan bahan yang digunakan untuk memeriksa debris indeks adalah:
1. Kaca mulut
2. Sonde
3. Format pemeriksaan
4. Pensil/pena
5. Gelas kumur
6. Disclosing solution
7. Handscoon
8. Masker
16
9. Handuk bersih
10. Air bersih
11. Sikat gigi
12. Pasta gigi
Kriteria yang digunakan adalah :
Baik (good) : 0,0-0,6
Sedang (fair) : 0.7-1,8
Buruk (poor) : 1,9-3,0
13. Setelah itu peneliti memberikan penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan
mulut tentang cara menyikat gigi yang baik.
14. Melakukan sikat gigi masal sesuai yang telah disampaikan.
15. Dan terakhir setelah 3 hari berikutnya di lakukan pemeriksaan kembali debris
pada anak-anak Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
E. Pengolahan Data dan Analisa Data
E.1 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo, (2010:176) bahwa pengolahan data dilakukan untuk
mencegah GIGO (garbage in garbage out), bila yang masuk sampah maka yang
keluarnya juga sampah. Oleh karena itu proses pengolahan data terdiri beberapa
tahap yaitu:
1. Editing
Untuk memperoleh data yang didapat, kemudian mengolah nya dengan
baik sehingga menghasilkan informasi yang benar, kegiatan yang dilakukan
berupa mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian dan pengambilan
data.
2. Coding
Usaha yang dilakukan yaitu memberi kode jawaban dengan angka atau
kode tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana.
3. Data Entry atau Processing
Data entry adalah memasukkan data yang sudah dilakukan pengkodean
kedalam software computer.
4. Cleaning
Setelah semua data sudah dimasukkan data yang sudah kedalam
software computer kemudian dilakukan pemeriksaan kembali data yang sudah di
17
entry apabila terjadi kesalahan atau ketidaklengkapan maka dilakukan perbaikan
atau koreksi.
5. Tabulating
Data yang diperoleh dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, sedangkan hasil observasi langsung berbentuk data
kuantitatif yang nantinya akan dianalisa, kemudian disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi.
E.2 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah untuk melihat tingkat
pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara menyikat gigi yang baik pada
hasil kuesioner yang telah diberikan sebelumnya dan ada atau tidaknya debris
setelah dilakukan pemeriksaan secara langsung pada anak-anak Panti Asuhan
Darul Aitam Aceh Sepakat Medan.
Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan,
data dihitung sesuai variabel yang telah ditentukan, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan adalah data hasil penelitian yang dilakukan
terhadap anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat Darul Aitam. Penelitian
langsung dilakukan kepada anak-anak dengan melakukan dua kali pemeriksaan
debris sebelum penyuluhan dan sesudah penyuluhan. Dari penelitian yang
dilakukan maka, skor pemeriksaan debris sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan ada perbedaan. Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisa
data dengan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Sebelum Dilakukan Penyuluhan
Dipanti Asuhan Aceh Sepakat Darul Aitam Medan
No Sampel (n)
Kriteria Rata-rata (DI)
Persentase (%)
1 2 3
2 13 15
Baik Sedang Buruk
0,5 1,43 2,0
6,7 43,3 50
Jumlah 30 100
Dari tabel di atas menunjukkan tingkat debris anak-anak panti asuhan
sebelum dilakukan penyuluhan tentang Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut,
untuk debris yang berkriteria baik sebanyak 2 orang (6,7%), yang memiliki kriteria
sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan yang memiliki kriteria buruk sebanyak
15 orang (50 %).
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Sesudah Dilakukan Penyuluhan
Dipanti Asuhan Aceh Sepakat Darul Aitam Medan.
No Sampel (n)
Kriteria Rata-rata (DI)
Persentase (%)
1 2 3
23 6 1
Baik Sedang Buruk
0,24 1,00
2
76,7 20 3,3
Jumlah 30 100
19
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa debris anak-anak dipanti asuhan
sesudah dilakukan penyuluhan Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut yang
berkreteria baik menjadi 23 orang (76,7%), yang berkreteria sedang turun
menjadi 6 orang (20%) dan yang berkreteria buruk masih terdapat 1 orang
(3,3%).
Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat perbedaan debris sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut tentang
Cara Menyikat Gigi yang baik pada anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat
Darul Aitam Medan.
B. Pembahasaan
Anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat Darul Aitam Medan, sebelum
dilakukan penyuluhan tentang Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut, untuk
debris yang berkriteria baik sebanyak 2 orang (6,7%), yang memiliki kriteria
sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan yang memiliki kriteria buruk sebanyak
15 orang (50%). Sedangkan sesudah dilakukan penyuluhan Pendidikan
Kesehatan Gigi dan Mulut yang berkriteria baik menjadi 23 orang (76,7%), yang
berkriteria sedang turun menjadi 6 orang (20%) dan yang berkriteria buruk masih
terdapat 1 orang (3,3%).
Budiharto (2008), Pendidikan kesehatan gigi adalah usaha terencana dan
terarah untuk menciptakan suasana agar seseorang atau kelompok masyarakat
mau mengubah perilaku lama yang kurang menguntungkan untuk kesehatan
gigi, menjadi lebih menguntungkan bagi kesehatan giginya. Salah satu upaya
untuk menghilangkan debris (sisa-sisa makanan) yang berada pada gigi dengan
cara menyikat gigi, yang mana menyikat gigi bertujuan untuk memelihara
kebersihan gigi dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan sekitarnya.
Menyikat gigi dapat menimbulkan rasa segar dalam mulut. Menyikat gigi dapat
mencegah timbulnya sisa-sisa makanan pada sela-sela gigi dan permukaan gigi
dimana penimbunan sisa-sisa makanan ini merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dapat terjadinya karies dan reaksi
peradangan jaringan periodontium.
Menurut Endah Kusumawardani (2011), menyikat gigi adalah suatu cara
untuk membersihkan atau menghilangkan debris dari seluruh permukaan
gigidengan menggunakan sikat gigi dan odol gigi. Menyikat gigi bertujuan untuk
20
memelihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan
sekitarnya. Menyikat gigi dapat menimbulkan rasa segar dalam mulut dan lebih
itu untuk mencegah adanya debris.
Dalam penelitian melakukan pemeriksaan objektif untuk mengetahui
perbandingan debris indeks sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan
kesehatan gigi, hal ini menunjukkan hasil bahwa ada perubahan terhadap debris
sesuai dengan gambaran pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara
menyikat gigi yang baik terhadap debris indeks ,sebelum dilakukan penyuluhan
kriteria debris pada anak-anak masing-masing dikategorikan buruk yaitu 50%
dari 30 0rang anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat Medan, setelah diberikan
penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut tentang cara menyikat gigi
menjadi baik yaitu 76,7% dari 30 orang anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat
Medan.
Nursalam (2007) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
Menurut Ramadhan, A. G. (2010) debris adalah endapan lunak yang
menempel pada permukaan gigi penentu. Debris yang berasal dari sisa makanan
menjadi asam yang cukup kuat untuk merusak gigi, oleh karena itu rutinitas
melakukan penyikatan gigi yang baik atau flossing menggunakan benang gigi
sangat penting untuk mencegah debris.
21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian gambaran pendidikan kesehatan gigi dan mulut
tentang cara menyikat gigi terhadap debris indeks yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pada anak-anak Panti Asuhan Aceh Sepakat Medan dengan
sampel 30 orang anak-anak adalah :
1. Sebelum dilakukan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan gigi dan
mulut, untuk debris yang berkriteria baik sebanyak 2 orang (6,7%), yang
memiliki kriteria sedang sebanyak 13 orang (43,3%), dan yang memiliki
kriteria buruk sebanyak 15 orang (50 %).
2. Sesudah dilakukan penyuluhan pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang
berkreteria baik menjadi 23 orang (76,7%), yang berkreteria sedang turun
menjadi 6 orang (20%) dan yang berkriteria buruk masih terdapat 1 orang
(3,3%).
B. Saran
1. Diharapkan orang tua ikut berperan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan
mulut. Mengingat pentingnya kebiasaan menyikat gigi perlu ditanamkan pada
setiap anak-anak panti asuhan untuk mendapatkan kebersihan gigi dan mulut
yang baik.
2. Pihak panti asuhan sebaiknya mengadakan kerja sama dengan puskesmas
untuk kegiatan usaha kesehatan gigi di panti asuhan, agar diperoleh
kesehatan gigi yang lebih baik, serta memperluas pengetahuan anak-anak
mengenai pemeliharaan kesehatan gigi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Masalah Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta .
Budiharto, 2010.Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC, Jakarta .
Budiharto, 2013.Penghantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi., EGC, Jakarta.
Herijulianti , E., dkk, 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta .
Notoadmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rikekacipta.
Notoadmodjo S., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Pantauli S, T Hamada., 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan Pemeliharaan. Medan : USU press.
Pantauli S, dan T,Hamada., 2012, Menuju Gigi dan Mulut Sehat, USU press, Medan.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2003, https//www.depkes.go.id>Hasil Riskesdas 2013, 118, 17 Maret 2017.
23
Lampiran 1
24
Lampiran 2
25
Lampiran 3
INFORMAD CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya dapat
pejelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang dilakukan
oleh Sisna Wati dengan judul “Gambaran Pendidikan Kesehatan Gigi Dan Mulut
Tentang Cara Menyikat Gigi Terhadap Debris Indeks Di Panti Asuhan Darul
Aitam Aceh Sepakat Medan”.
Nama :…………………………….
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpatisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan
mengundurkan diri , maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun.
Perbaungan April 2018
Sanksi Responden
(……………………….) (…………………………..)
Mengetahui
Pelaksanaan Penelitian
Guarsi Aji Nuru
P07525015015
26
Lampiran 5
27
Lampiran 8
DAFTAR KONSULTASI
JUDUL : Gambaran Pendidikan Kesahatan Gigi Dan Mulut Tentang Cara Menyikat Gigi
Terhadap Debris Indeks Di Panti Asuhan Darul Aitam Aceh Sepakat Medan
NO Hari/Tanggal Materi Bimbingan
Saran Paraf
Mahasiswa Paraf
Pembimbing BAB SUB BAB
1 Senin, 12 Februari 2018
Judul Penelitian
- Lakukan Survey Awal
- Pertimbangkan Waktu dan Lokasi
2 Rabu, 14 Februari 2018
Penyerahan Judul
Acc Judul
3 kamis, 15 Februari 2018
Out Line Lanjut ke Bab I
4 Senin, 12 Maret 2018
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
- Data Terbaru - Data Indonesia
5 Senin, 19 Maret 2018
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Konsep
C. Defenisi Operasinal
- Tambah Referensi
- Perbaiki Definisi Operasional
6 Rabu, 21 Maret 2018
Satpel dan Format Pemeriksaan
Perbaiki Satpel dan Format Pemeriksaan
7 Senin, 26 Maret 2018
BAB III
A. Jenis dan Desain Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
E. Pengolahan dan Analisa Data
- Perbaiki Cara Pengumpulan Data
- Lanjut ke Bab berikutnya
8 Kamis-senin, 06-10 April 2018
Melakukan Penelitian
Jaga Sikap
9 Jumat , 1 juni Master Tabel Lanjut ke
28
2018 Pengolahan Data
10 senin, 04 juni 2018
Pengolahan Data
Lanjut ke BAB IV
11 Selasa, 05 juni 2018
BAB IV
- Perbaiki Pembahasan
- Lanjut ke BAB V
12 rabu, 06 juni 2018
BAB V Perbaiki Kesimpulan
13 Senin, 02 Juni 2018
Konsul dan Revisi
- Buat PP - Surat
Permohonan Seminar
14 jumat, 06 Juli 2018
Revisi dan Konsul
Lanjut Revisi
15 Senin, 09 2018
Penyerahan Hasil Revisi
Selesai diperbaiki
Medan, Juli 2018
Mengetahui, Plt Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Pembimbing, Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan
drg. Adriana Hamsar, M.Kes drg. Hj. Herlinawati, M.Kes NIP. 196810091998032001 NIP. 196211191989022001
29
Lampiran 6
30
Lampiran 7
31
Lampiran 9
Jadwal Penelitian
No.
Uraian
Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1. Pengajuan Judul
2. Persiapan proposal
3. Persiapan Izin Lokasi
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Analisa Data
7. Mengajukan Hasil
Penelitian
8. Seminar Hasil Penelitian
9. Penggandaan Laporan
Penelitian
32
Lampiran 10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Biodata Pribadi
Nama : Guarsi Aji Nuru
Tempat / tanggal lahir : Poso, 22 Januari 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
anak ke : 1 (satu)
Jumlah saudara : 5 (Lima)
Nama ayah : Wardi
Nama ibu : Asmawati, Sapena
Alamat : Jl. Komplek LDII Tolando Kec.Batui Luwuk
Banggai Sulawesi Tengah
No. Hp : 085261362561
2. Riwayat Pendidikan
Tahun 1999-2005 : SDN 1 Pembina Batui
Tahun 2005-2009 : SMP Negeri 1 Batui
Tahun 2009-2012 : SMK Negeri 1 Luwuk
Tahun 2012-2013 : Pondok Gading Mangu Jombang ( MTI)
Tahun 2014-2015 : Pondok Pasantren Wali Barokah Kediri