karmil perang modern ind

26
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN APARAT KOWIL GUNA MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS KE DEPAN DAN PERANG MODERN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Perkembangan dinamika politik Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak bangkitnya era Reformasi dan tumbangnya rejim Orde Baru, citra TNI dimasa lalu mulai disoroti oleh masyarakat. Banyak kegiatan TNI yang menyimpang dari profesi dan jati diri serta dijadikannya seagai alat kekuasaan, menempatkan TNI sebagai momok masyarakat. Pemerintah yang demikian kuat disegala bidang, menjadikan rakyat sebagai objek pembangunan mengakibatkan rakyat tidak dapat berbuat banyak dan tidak berani mengoreksi atau mengkritik pemerintah. b. Mengambil pelajaran dari pengalaman yang lalu, maka TNI dengan segera merubah paradigma pengabdianya untuk menjawab tantangan jaman seiring dengan perubahan kehidupan bernegara melalui proses reformasi 1998 yang memaksa seluruh komponen bangsa untuk melaksanakan reformasi internal termasuk didalamnya TNI-AD selaku pembina utama teritorial yang secara perlahan dan bertahap akan mengalihkan fungsi-fungsi tersebut kepada pemerintah sipil. c. Setelah reformasi berjalan enam tahun mulai tampak penurunan dari tujuan Reformasi semula karena adanya TERBATAS

Upload: syamarif

Post on 25-Oct-2015

127 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karmil Perang Modern Ind

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN APARAT KOWIL GUNA

MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS KE DEPAN DAN PERANG MODERN

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Perkembangan dinamika politik Negara Kesatuan Republik

Indonesia sejak bangkitnya era Reformasi dan tumbangnya rejim Orde

Baru, citra TNI dimasa lalu mulai disoroti oleh masyarakat. Banyak

kegiatan TNI yang menyimpang dari profesi dan jati diri serta

dijadikannya seagai alat kekuasaan, menempatkan TNI sebagai

momok masyarakat. Pemerintah yang demikian kuat disegala bidang,

menjadikan rakyat sebagai objek pembangunan mengakibatkan rakyat

tidak dapat berbuat banyak dan tidak berani mengoreksi atau

mengkritik pemerintah.

b. Mengambil pelajaran dari pengalaman yang lalu, maka TNI

dengan segera merubah paradigma pengabdianya untuk menjawab

tantangan jaman seiring dengan perubahan kehidupan bernegara

melalui proses reformasi 1998 yang memaksa seluruh komponen

bangsa untuk melaksanakan reformasi internal termasuk didalamnya

TNI-AD selaku pembina utama teritorial yang secara perlahan dan

bertahap akan mengalihkan fungsi-fungsi tersebut kepada pemerintah

sipil.

c. Setelah reformasi berjalan enam tahun mulai tampak penurunan

dari tujuan Reformasi semula karena adanya pengaruh kepentingan

berbagai pihak yang tidak menginginkan negara ini tumbuh dan

menjadi besar. Diantaranya melalui berbagai intrik yang dapat

diidentifikasikan sebagai bagian dari propaganda perang modern

negara-negara besar terhadap NKRI. Dihadapkan dengan

tantangan tugas ke depan, untuk tetap dapat melaksanakan tugas-

tugas kewilayahan melalui fungsi pembinaan teritorial maka perlu

TERBATAS

Page 2: Karmil Perang Modern Ind

2

diupayakan suatu konsep untuk meningkatkan kemampuan aparat

Kowil guna menghadapi tantangan tugas ke depan dan perang

modern.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran

tentang upaya peningkatan kemampuan aparat Kowil guna

menghadapi tantangan tugas ke depan dan perang modern

b. Tujuan. Sebagai masukan bagi komando atas dalam

meningkatkan kemampuan aparat Kowil di masa mendatang

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Tulisan ini dibatasi pada upaya

peningkatan kemampuan aparat Kowil ditinjau dari kemampuan pokok dan

kemampuan pelengkap serta pemahaman tentang Perang Modern dengan

tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan.

b. Landasan pemikiran

c. Kondisi aparat Kowil pada saat ini.

d. Faktor-faktor yang berpengaruh.

e. Kondisi aparat Kowill yang diharapkan.

f. Upaya peningkatan kemampuan aparat Kowil.

g. Penutup.

4. Pendekatan. Tulisan ini menggunakan pendekatan observasi

lapangan dan teoritis keilmuan.

5. Pengertian.

a. Fungsi pembinaan teritorial adalah fungsi yang harus

dilaksanakan oleh TNI-AD guna mewujudkan kemanunggalan

TNI- Rakyat untuk mendukung keberhasilan tugas pokok.

Page 3: Karmil Perang Modern Ind

3

b. Perang Modern yang dimaksud dalam tulisan ini merupakan

wujud dari perang non fisik berupa perang informasi, perang

idiologi, perang psikologi, perang ekonomi dan perang tehnologi

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

6. Umum.    TNI-AD mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab

sesuai dengan ketentuan undang-undang. Dalam melaksanakan tugasnya

tersebut TNI-AD selalu memperhatikan koridor hukum, peraturan dan rambu-

rambu yang ada sejalan dengan tata kehidupan bernegara termasuk

didalamnya melaksanakan pembinaan teritorial.

7. Landasan Idiil. Berpedoman pada Pancasila sebagai pandangan

hidup bangsa dalam mewujudkan NKRI yang berkedaulatan rakyat dan

berdasarkan atas permusyawartan/perwakilan.

8. Landasan Konstitusional. UUD 1945 Sebagai payung hukum

sehingga TNI-AD tidak terkesan jalan sendiri tetapi melalui kesepakatan

bangsa.

9. Landasan Oprasional

a. Sapta Marga.  Merupakan bentuk kesetiaan prajurit TNI-AD

kepada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Sumpah Prajurit. Cerminan loyalitas prajurit TNI-AD akan

nama baik dan kehormatan institusinya.

c. Delapan Wajib TNI. Sebagai pedoman bagi sikap dan prilaku

prajurit terhadap lingkungan dan rakyatnya.

10. Lain-lain.

a. Pengarahan Kasad tentang Visi, Misi dan Pembinaan Teritorial

TNI AD menekankan betapa pentingnya Binter untuk menciptakan

kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai rohnya TNI AD, sehingga perlu

upaya mengoptimalkan pelaksanaan Binter dengan benar.

Page 4: Karmil Perang Modern Ind

4

b. Pokok-pokok Perang Darat diantaranya tentang perang modern

memberikan pemahaman tentang hakekat perang modern sebagai

suatu perang total yang melibatkan seluruh potensi bangsa sehingga

untuk menghadapinya harus dikerahkan seluruh potensi bangsa

sebagai kekuatan tangkal.

BAB III

KONDISI APARAT KOWIL SAAT INI

11. Umum. Gambaran secara umum tentang kondisi saat ini adalah hal-

hal yang dianggap menonjol dilapangan dan dapat menghambat

keberhasilan tugas aparat Kowil dalam interaksinya terhadap

masyarakat dan lingkungan.

12. Kemampuan pokok ( kemampuan teritorial ).

a. Lemahnya proses cegah dini dan deteksi dini. Melihat

beberapa kejadian yang terjadi belakangan ini menunjukkan lemahnya

kepedulian aparat Kowil terhadap perkembangan yang terjadi di

lingkungan tugasnya dan ketidakmampuannya menghimpun informasi

dan kejadian apa yang seharusnya dilaporkan atau dilokalisasi

sehingga yang terjadi di lapangan adalah seakan-akan keberadaan

aparat Kowil benar-benar tidak ada dan tidak berperan untuk dapat

memberikan solusi untuk mengatasi kemungkinan persolan yang

mungkin timbul.

b. Lemahnya fungsi pengawasan dan pengendalian

lapangan. Pada dasarnya fungsi pengawasan dan pengendalian

merupakan bagian dari majemen teritorial yang berbasis kuat pada

tingkat Kodim, sedangkan bagi satuan-satuan di bawah Kodim lebih

cenderung kepada mengikuti dan melaksanakan acuan yang

digariskan satuan atasannya. Persoalan yang kemudian timbul adalah

lemahnya tahap pengaturan kegiatan dan lemahnya fungsi

pengawasan dan pengendalian lapangan yang sangat rentan terhadap

adanya kesalahan penjabaran tugas.

Page 5: Karmil Perang Modern Ind

5

c. Ketidakmampuan penguasaan wilayah. Pemahaman

terhadap kemampuan penguasaan wilayah bagi aparat Kowil masih

terbatas pada data-data demografi dan potensi daerah saja. Para

aparat Kowil tidak mampu atau tepatnya belum dapat memahami

situasi dan kondisi apa yang sedang berlalu di daerahnya sehingga

para aparat Kowil tersebut baru sampai tahap dapat membaca wilayah

secara terbatas.

d. Gamang dalam menghimpun kemampuan perlawanan

rakyat. Kemampuan ini sangat terkait erat dengan kemampuan

pelengkap yaitu kemampuan penguasaan tehnologi, siosiologi dan

informasi. Dalam hal ini harus diakui bahwa aparat Kowil belum dapat

mengolah bagaimana membina kemampuan perlawanan rakyat

seiring dengan maraknya isue-isue nasional dan perkembangan

tantangan global sehingga upaya yang dilakukan tidak tepat guna dan

tidak efektif.

e. Kurangnya kemampuan komunikasi sosial. Apabila

mengacu kepada tuntutan kemampuan komunikasi sosial yang harus

dikuasai oleh aparat Kowil dalam Bujuknik Komunikasi Sosial

(Methode), maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi

sosial aparat Kowil saat ini masih sangat kurang bsehingga diperlukan

kerja keras dan upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapainya.

13. Kemampuan pelengkap. Kemampuan pelengkap yang dimaksud

adalah penguasaan tehnologi, sosiologi dan informasi yang sangat minim

dari aparat Kowil. sebagai bentuk upaya mengimbangi manuver negatif yang

dilakukan oleh pihak-pihak sipil yang bekerja untuk kepentingan pihak asing.

14. Pemahaman tentang Perang Modern.

a. Istilah perang modern mulai mengemuka pasca berakhirnya

perang dingin, untuk menyebut bentuk perang yang mengutamakan

Page 6: Karmil Perang Modern Ind

6

penggunaan kekuatan politik, ekonomi dan sosial budaya untuk

mengalahkan dan menguasai lawannya, namun dengan tetap disertai

penyiapan dan bahkan penggunaan kekuatan militer, baik untuk

memperbesar tekanan psikologis maupun untuk melaksanakan

penaklukan. Untuk menghadapi perang modern diperlukan

kemampuan yang komprehensif yang tidak hanya bertumpu pada

kemampuan penggunaan kemiliteran saja. Sosialisasi pengertian

perang modern masih terbatas dikalangan perwira TNI AD. Aparat

Kowil yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan pengerahan seluruh

potensi negara untuk kepentingan pertahanan justru belum mengerti

perang modern.

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

15. Umum. Sejalan dengan upaya peningkatan kemampuan aparat

Kowil guna menghadapi tantangan tugas ke depan dan perang modern

terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dominan, khususnya yang

berkaitan dengan kondisi citra TNI saat ini dan faktor lingkungan strategis.

16. Faktor Intern.

a. Kekuatan. Adanya dukungan sebagian besar masyarakat dari

berbagai lapisan yang masih membutuhkan keberadaan dan peran

serta TNI untuk bersama-sama memajukan kehidupan berbangsa dan

bernegara dari keterpurukan sejak Reformasi 1998 serta munculnya

kesadaran bahwa kondisi yang terjadi saat ini merupakan dampak dari

adanya upaya sistimatis dan campur tangan asing melalui antek-

anteknya di dalam negri sehingga harus dilawan dengan semangat

nasionalis dan cinta tanah air.

b. Kelemahan

1) Iklim kebebasan berpendapat dan demokrasi dalam

kerangka reformasi telah membuat setiap orang bebas berbicara

tanpa kendali hukum dan seperti tanpa beban moral. Kondisi ini

Page 7: Karmil Perang Modern Ind

7

telah dimanfaatkan oleh sebagian kecil kelompok tertentu yang

tidak senang terhadap TNI untuk mengungkit-ungkit kesalahan

dan kelemahan TNI dalam upaya membentuk opini yang negatif

tentang TNI bagi masyarakat.

2) Adanya kelompok tertentu yang selalu berusaha

memisahkan TNI dengan rakyat dengan membuat fenomena

aktual seperti tuntutan pembubaran koter, penghapusan Babinsa

atau kembalinya TNI kebarak dll.

3) Kondisi keamanan dalam negri yang semakin memburuk

dipolitisir seakan-akan TNI tidak mampu mengatasi keadaan.

17. Faktor ektern.

a. Peluang

1) Opini masyarakat internasional yang memandang militer

Indonesia sudah tidak berkuasa dan tunduk pada supermasi sipil

dalam pemerintahan Republik Indonesia serta mendukung

kehidupan demokrasi di Indonesia.

2) Adanya pandangan positf bahwa pemerintah Indonesia

ikut aktif dalam upaya global internasional untuk memerangi

terorisme internasional dan bersikap kooperatif.

b. Kendala

1) Globalisasi internasional yang sangat gencar telah

menembus berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan

bernegara dengan ditandai dengan isue-isue demokrasi,

keterbukaan dan hak azasi manusia (HAM) serta kelestarian

lingkungan (ekosistem). Isue-isue tersebut oleh kelompok LSM

internasional dikaitkan dengan sepak terjang dari “trade record”

TNI dimasa lalu.

2) Adanya keterlibatan dan tekanan negara lain yang selalu

menyoroti pelaksanaan demokrasi dan HAM di Indonesia

Page 8: Karmil Perang Modern Ind

8

khususnya yang dilakukan oleh TNI dan aparat keamanan

lainnya serta adanya thema sentral globalisasi baru yaitu

terorisme internasional dan senjata pemusnah massal.

BAB V

KONDISI APARAT KOWIL YANG DIHARAPKAN

18. Umum. Sebagai pedoman sebelum menentukan secara tehnis

langkah-langkah upaya peningkatan kemampuan aparat Kowill, maka

terlebih dahulu harus ditetapkan standarisasi tentang aparat Kowil yang

diharapkan.

19. Kemampuan pokok (kemampuan Binter).

a. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat. Mampu dengan

cepat menghimpun informasi dan kejadian secara tepat dan akurat

dengan mendatangi dan mendekati objek kejadian. Mampu

menentukan tindakan apa yang harus diambil termasuk didalamnya

melokalisasi penyebaran masalah dan melaporkannya ke komando

atas pada kesempatan pertama dengan tetap memperhatikan sandi

berita.

b. Memiliki kemampuan manajemen yang baik. Kemampuan

manajemen yang dimaksud bertumpu pada perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian.

Apabila kemampuan manajemen ini dapat dilaksanakan dengan baik

tentunya akan membantu menghindari kesalahan dalam penjabaran

Page 9: Karmil Perang Modern Ind

9

tugas-tugas dan memaksimalkan fungsi pengawasan dan

pengendalian serta akan menciptakan proses kerja yang efektif.

c. Penguasaan wilayah yang baik. Kemampuan yang dituntut

adalah dapat memahami tentang kondisi medan atau objek secara

nyata dan tidak hanya diatas kertas. Selain itu memahami kontur

kependudukan di wilayah binaannya dengan tetap selalu mengikuti

perkembangan situasi dan kondisi daerah yang berlaku.

d. Mampu membina dan memaksimalkan potensi

perlawanan rakyat. Kemampuan membina potensi perlawanan

rakyat harus didasari oleh semangat kemanunggalan TNI- Rakyat,

sehingga bentuk perlawanan rakyat yang akan diorganisir akan mudah

untuk diarahkan. Dalam hal ini para aparat Kowil dituntut untuk dapat

mengorganisir perlawanan rakyat dan mampu menerapkan bagaimana

membina kemampuan bela negara masyarakat dilingkungan tugasnya.

e. Mahir menerapkan komunikasi sosial. Kemampuan ini

adalah mutlak dikuasai dengan baik oleh para aparat Kowil.

Komunikasi sosial sebagai methoda merupakan ujung tombak

keberhasilan fungsi pembinaan teritorial di lapangan untuk dapat

memobilisasi semua komponen masyarakat, bergaul dan berkoordinasi

dengan sesama aparat serta mampu beradaptasi dengan lingkungan

masyarakat sekitarnya. Juga dalam rangka menyampaikan pesan dan

misi Angkatan Darat dalam melancarkan dan melaksanakan tugas

pokoknya atau pada kerangka misi nasional yang lebih luas.

20. Memaksimalkan kemampuan pelengkap. Melatih dan

melengkapi kemampuan pokok dengan kemampuan lain seperti penguasaan

terhadap tehnologi, sosiologi dan informasi untuk mengimbangi kontra

tehnologi, sosiologi dan informasi yang dilancarkan pihak asing dengan

perang modernnya.

21. Pemahaman tentang Perang Modern.

Page 10: Karmil Perang Modern Ind

10

a. Bentuk Perang Modern mulai berkembang pasca keruntuhan Uni

Sovyet dimana perang ini mengutamakan penggunaan kekuatan

politik, ekonomi dan sosial budaya untuk mengalahkan dan menguasai

lawan, namun dengan tetap disertai penyiapan dan bahkan

penggunaan kekuatan militer terbatas, baik untuk memperbesar

tekanan psikologis dan memperkuat posisi tawar maupun untuk

melaksanakan penaklukan/penyelesaian akhir. Menghadapi hal ini dan

dikaitkan dengan kondisi negara saat ini, pimpinan TNI AD sangat

menggaris bawahi penggunaan kekuatan politik, ekonomi dan sosial

budaya sebagai komponen dari

perang modern. Penggunaan kekuatan non-militer tersebut tentunya

sangat berkaitan erat dengan pengerahan komponen yang ada di

masyarakat. Untuk dapat menggerakkan komponen ini, diperlukan

suatu penyiapan secara dini dan terus menerus yang dilakukan melalui

pembinaan teritorial sehingga dapat tercipta kekuatan tangkal politis,

ekonomi maupun sosial yang tangguh dalam menghadapi ancaman

perang modern.

b. Perang Modern sebagai suatu perang dengan totalitas pelibatan

semua komponen negara harus dipahami dengan benar oleh aparat

kewilayahan sehingga pelaksanaan tugas sehari-hari dapat selalu

berorientasi pada penciptaan daya tangkal terhadap kemungkinan

ancaman perang modern. Negara Indonesia yang sampai saat ini

masih belum mampu keluar dari krisis multidimensi sangat rentan

terhadap terjadinya kehancuran. Apabila kita terlibat dalam perang

modern saat ini, maka dapat dikatakan bahwa secara politis, ekonomi

maupun sosial budaya, negara Indonesia telah mengalami kekalahan.

Aparat kewilayahan harus dapat melihat hal tersebut sebagai bagian

dari upaya musuh untuk menghancurkan Indonesia melalui perang

modern. Agar Indonesia tidak mengalami kehancuran total, maka

sendi-sendi kehidupan yang rapuh tersebut harus ditegakkan kembali.

Tentunya penegakan kembali sendi-sendi kehidupan tersebut tidak

dapat dilakukan sendiri oleh aparat kewilayahan, melainkan harus

Page 11: Karmil Perang Modern Ind

11

dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh komponen

masyarakat. Peran aparat kewilayahan dalam hal ini hanyalah

memberikan pemahaman yang sama kepada masyarakat serta

mempengaruhi masyarakat untuk bersama-sama menegakkan

kembali sendi-sendi kehidupan yang rapuh tersebut. Pemahaman

seperti inilah yang diharapkan dapat tertanam pada diri setiap individu

aparat kewilayahan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan berpikir

dan bertindak dalam pelaksanaan tugasnya.

BAB VI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN APARAT WILAYAH

22. Umum.    Berdasarkan kondisi aparat Kowil saat ini dihadapkan

kepada berbagai faktor yang mempengaruhi, maka upaya peningkatan

kemampuan aparat Kowill dalam rangka melaksanakan Binter perlu

dirumuskan tujuan dan sasaran yang jelas serta langkah-langkah nyata yang

diterapkan oleh subyek terhadap obyek melalui metode dan upaya-upaya

yang dilaksanakan.

23. Tujuan dan Sasaran.

Page 12: Karmil Perang Modern Ind

12

a. Tujuan. Mewujudkan aparat Kowil yang memiliki kemampuan

pokok dan pelengkap sehingga mampu menjawab tantangan tugas ke

depan dan dampak perang modern.

b. Sasaran.

1) Kemampuan pokok:

a). Mampu melaksanakan lima kemampuan Binter

dengan baik dan terintegrasi dengan penguasaan sikap

teritorial.

b). Mampu memerankan dan menjadi ujung tombak yang

tangguh sebagai penyambung informasi, misi dan visi

yang berkaitan dengan kepentingan nasional umumnya

dan TNI AD khususnya.

2) Kemampuan pelengkap. Memahami bahwa kemampuan

penguasaan tehnologi informasi seperti komputer dan internet

serta sosiologi adalah kemampuan melekat yang harus dimiliki

para aparat Kowil sebagai sarana yang dapat memudahkan dan

membantu tugas pokok para aparat Kowil dilapangan.

24. Subjek, Objek dan Metoda.

a. Subjek.

1) Komandan satuan wilayah keatas. Sebagai pengambil

keputusan dan kebijaksanaan disatuannya harus tampil

terdepan dalam upaya menjadi contoh meningkatkan

kemampuan aparat Kowil bagi para bawahannya.

2) Para perwira. Sebagai menejer lapangan yang

mendorong percepatan pencapaian kebijaksanaan komando atas

dalam meningkatkan kemampuan aparat Kowil.

b. Objek. Adalah seluruh anggota militer yang bertugas di satuan

kewilayahan.

c. Metode.

1) Keteladanan unsur pimpinan.

Page 13: Karmil Perang Modern Ind

13

2) Ceramah

3) Sosialisasi.

4) Pendidikan formal/dalam satuan.

5) Drill dan aplikasi.

6) Pengawasan dan pengendalian.

7) Koordinasi dan komunikasi tatap muka.

25. Upaya – upaya yang dilaksanakan. Bertitik tolak dari metode

yang dikembangkan maka perlu adanya upaya-upaya yang realistis agar

peningkatan kemampuan aparat Kowil dapat mencapai hasil yang optimal.

a. Meningkatkan kemampuan pokok.

1) Meningkatkan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

a) Meningkatkan kemampuan pelaporan perorangan

yang bersifat teknis sesuai dengan tugas dan jabatannya,

dengan memperbanyak intensitas latihan untuk

melatihkan teknis pelaporan dan pengumpulan informasi

melalui drill teknis dan taktis mulai dari tingkat perorangan

sampai dengan satuan.

b) Membiasakan dan melatih intuitif dan naluri untuk

secara reflek individu membuat keputusan dan pelaporan

secara cepat dan tepat dihadapkan kepada berbagai

perkembangan kondisi lingkup penugasan sesuai jabatan

masing-masing secara bertahap, bertingkat dan berlanjut.

c) Meningkatkan koordinasi dan komunikasi terhadap

sesama aparat untuk mendapatkan bahan dan informasi

sebagai Bapulket dengan data yang akurat dan

mendukung kredibilitas laporan yang akan dibuatnya.

d) Memberikan kesempatan untuk mendapatkan

pendidikan dan latihan dalam rangka peningkatan kualitas

sumber daya aparat Kowil baik melalui lembaga

Page 14: Karmil Perang Modern Ind

14

pendidikan formal maupun pendidikan/penataran dalam

satuan.

2) Meningkatkan kemampuan manajemen teritorial .

a) Memberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan

latihan manajemen umum maupun khusus sesuai dengan

kebutuhan organisasi.

b) Membiasakan pada setiap pekerjaan agar dapat

direncanakan,dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik,

terinci dan berturut-turut sesuai pentahapan yang ada

serta mengoptimalkan pengendalian dan pengawasan

yang melekat dengan menerapkan program dan

mengedepankan kualitas hasil kerja sebagai tolak ukur

keberhasilan dan pembinaan selanjutnya.

c) Berusaha meningkatkan budaya belajar dan berlatih

hingga mencapai tingkat pengalaman yang memadai

sesuai dengan disiplin ilmu manajemen yang pada

akhirnya akan menimbulkan keyakinan dalam pelaksanaan

tugas pokok secara profesional.

d) Bagi unsur pimpinan senantiasa memberikan contoh

praktis dan selalu berupaya menjadi referensi hidup bagi

para bawahan dalam mengatur dan mengerjakan

pekerjaannya secara sistimatis berdasarkan prosedur dan

standar pencapaian yang telah ditentukan.

3) Meningkatkan kemampuan penguasaan wilayah.

a) Mengoptimalkan dan selalu menjaga kualitas

hubungan yang baik dengan unsur-unsur Muspida/Muspika

termasuk di dalamnya aparat kejaksaan, kehakiman,

badan statistik dan unsur Ormas/LSM melalui jalur

koordinasi dan komunikasi yang sehat sepanjang waktu

dengan mengedepankan semangat kekeluargaan dan

saling menghormati.

Page 15: Karmil Perang Modern Ind

15

b) Unsur pimpinan senantiasa meningkatkan dan

menekankan tingkat kewaspadaan melalui pengawasan

dan pengendalian unsur bawahan dengan selalu menjaga

komunikasi dua arah dan rantai komando.

c) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

terhadap kondisii medan / objek nyata , data

kependudukan serta situasi dan kondisi daerah sesuai

wilayah tanggung jawabnya masing-masing.

4) Meningkatkan kemampuan perlawanan rakyat

a) Senantiasa membina kemampuan bela negara

terhadap masyarakat untuk mengetahui tingkat

kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman

yang sewaktu-waktu timbul dan melatih mereka untuk

terbiasa dan mengedepankan semangat nasionalisme dan

wawasan kebangsaan.

b) Memberikan sosialisasi tentang ancaman perang

modern yang sangat membahayakan integritas NKRI

melalui kerangka materi bela negara dan wawasan

kebangsaan.

c) Melaksanakan counter opini terhadap upaya aktif

pihak-pihak LSM tertentu yang selalu mengangkat sisi

buruk dan kelemahan TNI dengan upaya penerangan

masyarakat yang persuasif dan terus menerus tentang

kesungguhan TNI untuk mendukung dan memajukan

kehidupan demokrasi di tanah air.

d) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian

terhadap kegiatan-kegiatan pihak asing dan perpanjangan

tangannya di dalam lingkungan masyarakat yang selalu

memprovokasi/ mengambil keuntungan pribadi dari

berbagai persoalan dan situasi sosial kemasyarakatan

yang mengatasnamakan demokrasi dan kepentingan kaum

tertindas dengan cara selalu menjaga keseimbangan

Page 16: Karmil Perang Modern Ind

16

informasi / counter opini sehingga soliditas mayarakat

lebih kokoh.

5) Meningkatkan kemampuan komunikasi sosial.

a) Meningkatkan kualitas hubungan dan koordinasi

yang baik dengan semua elemen masyarakat terutama

para tokoh agama dan masyarakat melalui komunikasi

tatap muka dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan

keagamaan dan nasional yang ada.

b) Meningkatkan dan menciptakan komunikasi yang

akrab dan saling mengisi dengan unsur-unsur aparat

pemerintah daerah lainnya dengan metoda kunjungan

dinas atau olahraga bersama.

c) Selalu meningkatkan pengetahuan komunikasi sosial

melalui jalur pendidikan, penataran, seminar dan job

trainning tentang pemahaman terhadap pentingnya

komunikasi sosial dan keuntungan yang dapat diambil.

d) Pada tingkat unsur pimpinan berupaya memberikan

dan mengadakan kesempatan dialog interaktif dengan

elemen masyarakat dan sebagai sarana untuk memantau

perkembangan opini masyarakat dikaitkan dengan

kepentingan organisasi TNI khususnya dan negara

umumnya.

e) Meningkatkan naluri adaptasi lingkungan dengan

berupaya berada ditengah-tengah masyarakat dan secara

proaktif membantu kesulitan rakyat sekelilingnya sehingga

tercipta suasana bahwa keberadaan aparat kowil sangat

dibutuhkan masyarakat sekitarnya.

f) Mengoptimalkan metode ketauladanan dari para

aparat Kowil dalam berbagai aspek kehidupan dengan

tetap mengacu kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan

Page 17: Karmil Perang Modern Ind

17

8 Wajib TNI kepada masyarakat melalui prilaku terpuji

dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk komunikasi

sosial yang ampuh dan efektif.

b. Meningkatkan kemampuan pelengkap

1) Meningkatkan budaya belajar dan berlatih secara terus-

menerus dengan selalu mengikuti perkembangan kemajuan

pengetahuan, tehnologi dan informasi sehingga mampu

mengimbangi laju kemajuan masyarakat lingkungannya sesuai

dengan disiplin ilmu yang dibutuhkan oleh organisasi secara

profesional dimulai dari unsur pimpinan ke bawah.

2) Meningkatkan kemampuan tehnis penguasaan tehnologi

informasi dengan memanfaatkan kesempatan pendidikan yang

ada dan jalur pendidikan lainnya guna mempertinggi nilai

sumber daya aparat Kowil.

3) Selalu mempertajam informasi dan wawasan yang

berkembang disesuaikan dengan misi/kepentingan negara

maupun TNI AD sehingga dapat diambil langkah-langkah

penyesuaiannya sebagai bentuk antisipasi bahkan bila

memungkinkan upaya pengecekan terhadap ancaman-ancaman

aktual intelektual yang berkembang di masyarakat sipil dan

militer.

4) Memahami bahwa di era globalisasi informasi saat ini

penguasaan tehnologi komputer, informasi internet dan sosiologi

bukanlah hal yang eksklusif tetapi sangat vital dan mendasar

untuk dikuasai oleh aparat Kowil guna mendukung tercapainya

tugas pokok.

c. Sosialisasi pemahaman tentang Perang Modern.

Sosialisasi tentang perang modern sangat diperlukan agar seluruh

aparat kewilayahan memahaminya dan mampu menyesuaikan diri

Page 18: Karmil Perang Modern Ind

18

untuk selalu mengembangkan daya antisipatif dalam penugasan

sehari-hari sehingga gejala-gejala terjadinya perang modern dapat di

deteksi dengan cepat untuk dilakukan upaya mengatasi. Hal-hal yang

berkaitan dengan perang modern yang harus disosialisasikan kepada

seluruh aparat kewilayahan sampai dengan tingkat terbawah adalah:

1). Hakekat perang modern.

2). Bentuk perang modern.

3) Tahapan perang modern.

4) Kesiapan Angkatan Darat dalam menghadapi perang

modern.

BAB VII

PENUTUP

26. Kesimpulan. Peningkatan kemampuan aparat Kowil guna

menghadapi tantangan tugas dan perang modern adalah mutlak

dilaksanakan sehingga diperlukan suatu upaya yang optimal untuk

mencapainya meliputi bidang kemampuan pokok dan kemampuan

pelengkap serta pemahaman tentang Perang Modern. Dengan

kemampuan tersebut diharapkan dapat menjawab tantangan tugas yang

semakin komplek dan dinamis.

27. Saran. Perlu adanya piranti lunak yang mengatur standar

kemampuan aparat Kowil dengan memperhatikan norma dasar figur prajurit

TNI-AD sehingga dapat dijadikan pedoman bagi pembinaan kemampuan dan

penggunaan aparat Kowill dilapangan.

28. Demikian tulisan ini dibuat dengan segala keterbatasan yang ada.

Saran dan masukan sangat diharapkan demi penyempurnaan isi dari

Page 19: Karmil Perang Modern Ind

19

penulisan ini. Semoga tulisan yang singkat ini dapat membawa manfaat bagi

kita semua.

Page 20: Karmil Perang Modern Ind

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN APARAT KOWIL GUNA MENGHADAPI TANTANGAN TUGAS KE DEPAN DAN PERANG MODERN

SUBYEK OBYEK METODA DANSAT

TER PERWIRA

SELURUH APARAT KOWIL

KETELADANAN CERAMAH/DIALOG AKTIF SOSIALISASI DIK FORMAL/ DLM SATUAN DRILL WAS DAL KOORDINASI DAN KUMUNIKASI TATAP MUKA

ENVIRON MENTAL OUT PUT FAKTOR INTERN - KEKUATAN - KELEMAHAN

FAKTOR EKTERN- PELUANG- KENDALA

TERBATAS

INSTRUMENTAL INPUT

PANCASILA SAPTA MARGA SUMPAH PRAJURIT DELAPAN WAJIB TNI ASAS DAN PRINSIP

BINTER

KONDISI APARAT KOWIL

SAAT INI

KONDISI APARAT KOWIL YANG DIHARAPKAN

MENDUKUNG TUPOK BINTER

UMPAN BALIK

Page 21: Karmil Perang Modern Ind

TERBATAS