kanker payudara

Upload: lismerta-yomanlie

Post on 06-Jul-2015

244 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Kanker Payudara pada wanita

DEFINISIKanker payudara adalah tumor ganas yang berkembang dari sel-sel payudara

ETIOLOGI Masih belum diketahui, tapi ada 3 faktor yg penting: Perubahan genetik Pengaruh hormon Faktor Lingkungan

FAKTOR RESIKO Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara, yaitu: 1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara 2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause 3. Tidak pernah menyusui anak 4. Kegemukan 5. Tidak pernah melahirkan anak 6. Pernah mendapat terapi hormon 7. Pernah mendapat radiasi pada payudaraHasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.

MANIFESTASI KLINIS Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker yang umum dapat dilihat dan dirasakan: 1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan 2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah 3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak 4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu 5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk 6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam

Lokasi Kanker Payudara

PATOGENESISPerubahan genetik: Ekspresi berlebihan protoonkogen ERBB2 Mutasi BRCA1 pd kromosom 17q21.3 Mutasi BRCA2 pd kromosom 13q12-13 Amplifikasi gen RAS dan MYC Mutasi gen penekan tumor RB1 dan TP53 Mergsg pembentukan faktor pertumbuhan o/ sel epitel payudara normal dan o/ sel kanker pajanan estrogen yg tinggi Faktor lingkungan: iradiasi dan estrogen eksogen Pengaruh Hormon, yaitu ketidakseimbangan hormon

Proliferasi berlebihan sel2 payudara Metastasis ke paru, tulang, hati, otak, limpa, dan hipofisis

Dihipotesiskan bahwa reseptor estrogen dan progesteron secara normal terdapat di epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promotor pertumbuhan spt, transforming growth factor (berkaitan dgn faktor pertumbuhan epitel), PDGF dan faktor pertumbuhan fibroblas yg dikeluarkan oleh sel kanker payudara, utk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor Morfologi kanker payudara yg cenderung melekat ke otot pektoralis dan fasia dalam dinding dada menyebabkan terjadinya fiksasi lesi serta melekat ke kulit di atasnya yg menyebabkan retraksi dan cekungan kulit atau puting payudara Keterlibatan jalur limfatik dpt menyebabkan limfedema lokal. Pada kasus ini, kulit mengalami penebalan di sekitar folikel rambut, suatu keadaan yg dikenal sebagai peau dorange (kulit jeruk)

KLASIFIKASI Non-invasif: kanker yg blm menembus membran basal Karsinoma duktus in situ (DCIS; karsinoma intraduktus) Karsinoma lobulus in situ

Invasif: sudah menembus membran basal (infiltratif) Karsinoma duktus invasif (NOS: not other specified) Karsinoma inflamasi Karsinoma lobulus invasif Karsinoma medularis Karsinoma koloid (karsinoma musinosa) Karsinoma tubulus Tipe lain

Mammary Paget Disease

PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis: Umur>30 tahun Anak pertama lahir pada usia ibu>35 tahun (2x) Tidak kawin Menarche55 tahun Pernah operasi tumor jinak payudara Mendapat terapi hormonal yg lama Adanya kanker payudara kontralateral Operasi ginekologi Radiasi dada Riwayat keluarga

Anamnesis: Jumlah anak, disusukan atau tidak Riwayat penyakit kanker dalam keluarga Obat2an yg pernah dipakai terutama yg mengandung hormonal Penurunan nafsu makan Penurunan BB

PENEGAKAN DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik Payudara dipengaruhi o/ hormonal shg pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan saat pengaruh hormonal seminimal mgkn, yaitu + 1 mggu dari hari pertama menstruasi Inspeksi: pasien dlm keadaan duduk Simetri payudara kiri-kanan Kelainan papila; letak dan bentuknya Retraksi puting susu Kelainan kulit, tanda2 radang Peau d orange, dimpling, ulserasi

Pemeriksaan Fisik Palpasi: pasien dlm keadaan berbaring Lokasi tumor mnrt kuadran payudara Ukuran tumor bisa kecil/besar, konsistensi padat keras, batas tidak tegas Mobilitas tumor thd kulit dan m.pektoralis atau dinding dada jika invasif biasanya Pemeriksaan pembesaran KGB Kriteria inoperabilitas Haagensen: Terdapat edema luas pd kulit payudara (lbh dr 1/3) Adanya nodul satelit pada payudara Nodul parasternal, nodul supraklavikular Edema lengan Adanya metastasis jauh Terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced: Ulserasi kulit Kulit terfiksir pada dinding thoraks KGB aksila >2,5 cm KGB aksila melekat satu sama lain

PENEGAKAN DIAGNOSIS Pemeriksaan Penunjang Biopsi (diagnosis pasti): FNAB Mammografi: Dpt mendeteksi tumor yg tidak teraba dg palpasi shg baik u/ skrining dan dx. dini adanya proses keganasan akan memberikan tanda primer dan sekunder Primer: fibrosis reaktif, comet sign, mikrokalsifikasi Sekunder: retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur, infiltrasi jaringan lunak di belakang mammae, adanya metastasis ke kelenjar

USG: u/ membedakan lesi solid atau kistik P. Rontgen thorax: metastasis ke paru coin lession Bone scanning/bone survey: u/ mencari metastasis USG abdomen/Liver metastasis P. lab: alkaline phosphatase u/ mencari metastasis

Non-invasif tidak menginvasi stroma Baik DCIS maupun LCIS dibatasi o/ membran basal danatau saluran limfovaskular DCISCenderung mengisi, mendistorsi, dan membuka lobulus yg terkena shg tampaknya membuka melibatkan rongga mirip-duktus, sering bermetastasis Deteksi ditandai dgn terbentuknya massa yg dpt diraba atau discharge putting payudara Prognosis baik, 97% bertahan hidup lama

LCISBiasanya meluas, tp tdk mengubah struktur dasar lobulus Ditemukan secara tidak sengaja

1/3 perempuan dg LCIS akhirnya menderita karsinoma tipe invasif di kedua payudara tipe lobular

Gambaran Histologi:Pola arsitektur beragam, spt solid, kribiformis, papilaris, mikropapilaris dan clinging, mgkn dgn nekrosis Gbran nukleus bervariasi dari derajat rendah dan monomorfik hingga derajat tinggi dan heterogen Sering disertai kalsifikasi krn bahan sekretorik atau debris nekrotik yg mengalami kalsifikasi

Gambaran Histologi:Gbran uniform Sel bersifat monomorf dgn nukleus polos bundar dan tdp dlm kelompok kohesif di duktus dan lobulus

INVASIFKarsinoma Duktus Invasif Karsinoma tanpa tipe khusus sinonim untuk karsinoma duktus Kanker tipe ini berkaitan dengan DCIS, kadang2 ditemukan LCIS Sebagian besar karsinoma duktus menimbulkan respon desmoplastik, yg menggantikan lemak payudara normal (mghslkan densitas pd mamograf) dan membentuk massa yg teraba keras Mgkn ditemukan invasi ke rongga limfovaskular atau di sepanjang saraf. Kanker tahap lanjut dpt menyebabkan kulit cekung (dimpling), retraksi puting payudara atau fiksasi ke dinding dada 70-80% kanker masuk ke dlm kategori ini 2/3 tumor mengekspresikan reseptor estrogen dan progestagen 1/3 mengekspresikan ERBB2 secara berlebihan

INVASIFKarsinoma Inflamasi Didefinisikan berdasarkan gambaran klinis berupa payudara yg membesar, bengkak, dan eritematosa, biasanya tanpa teraba adanya massa Karsinoma penyebab umumnya bukan tipe khusus dan menginvasi secara difus parenkim payudara Tersumbatnya saluran limfe dermis oleh karsinoma merupakan gbran klinis Sebagian besar tumor ini telah bermetastasis jauh Prognosis buruk

INVASIFKarsinoma Lobulus Invasif Terdiri atas sel yg secara morfologik identik dgn sel pd LCIS Sel-sel scr sendiri2 menginvasi stroma dan sering tersusun membentuk rangkaian. Kadang2 sel-sel tsb mengelilingi asinus atau duktus yg tampak normal atau karsinomatosa, menciptakan apa yg disebut bulls eye (mata sapi) Sebagian tumor bermanifestasi sbg massa yg dpt diraba dan densitas pd mamografi, sbgn mgkn memiliki pola invasi difus tanpa respon desmoplastik Karsinoma lobulus sering bermetastasis ke cairan serebrospinal, permukaan serosa, ovarium, dan uterus, serta sumsum tulang Ca lobulus lebih sering bersifat multisentrik dan bilateral (10%-20%) 20 tahun; melakukan SADARI tiap bulan Wanita 20-40 tahun; tiap 3 tahun memeriksakan diri ke dokter Wanita >40 tahun; tiap 1 tahun Wanita 35-40 tahun; dilakukan base line mammografi Wanita 50 tahun; tiap tahun mammografi kalau bisa Wanita dg riwayat keluarga (+); memerlukan pemeriksaan fisik o/ dokter lebih sering dan pemeriksaan mammografi rutin/periodik sebelum umur 50 th

PROGNOSIS Dubia tergantung: Staging (TNM): makin dini makin baik prognosisnya (Std.0 lbh baik prognosisnya dibandingkan Std.IV) Histopatologi Insitu lebih baik dibadingkan invasif

Disertai gbran mastitis karsinomatosa prognosis sgt buruk

KOMPLIKASI Metastasis ke KGB, paru, hati, tulang

Kanker payudara pada pria Jarang ditemukan Terjadi pada usia lanjut Karena jaringan payudara laki2 sedikit jumlahnya, tumor dgn cepat menginfiltrasi kulit di atasnya dan dinding toraks di bawahnya Secara morfologis dan biologis, tumor ini mirip dg karsinoma invasif pada perempuan Gejalanya hampir sama seperti pd wanita Sayangnya, hampir separuh telah menyebar ke kelenjar regional dan tempat jauh pada saat didiagnosis

Faktor resiko Kanker Payudara pada Pria Males Testicular Abnormalities Undescended testes Congenital inguinal hernia Orchitis Testicular injury

Infertility Positive family history Klinefelter Syndrome Elevated endogenous estrogen Previous irradiation Trauma Jewish ancestry

Penatalaksanaan Sama seperti penatalaksanaan pada perempuan,yaitu bdsrkan staging, tapi ada yg berbeda dengan terapi hormonal pada pria Adjuvant chemotherapy regimens include: CMF: cyclophosphamide plus methotrexate plus fluorouracil. CAF: cyclophosphamide plus doxorubicin plus fluorouracil. Trastuzumab (under clinical evaluation). Tamoxifen (under clinical evaluation).

Locally Recurrent Disease Surgical excision or radiation therapy combined with chemotherapy is Distant Metastases Hormonal therapy, chemotherapy, or a combination of both have been used with some success. Initially, hormonal therapy is recommended. Hormonal modalities include: Orchiectomy. Luteinizing hormone-releasing hormone agonist with or without total androgen blockage (anti-androgen). Tamoxifen for estrogen receptorpositive patients.[1] Progesterone. Aromatase inhibitors.[9-11]

Hormonal therapies may be used sequentially. Standard chemotherapy combinations of CMF and CAF are recommended after failure of hormonal therapy.