kandungan bahan kimia pada bisa ular dan keuntunganya

Upload: putry

Post on 06-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    1/27

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    2/27

    kandungan bahan kimia pada bisa ular dankeuntunganya (serum racun)

    KANDUNGAN BAHAN KIMIA PADA BISA ULAR DAN

    KEUNTUNGANYA

    (SERUM RACUN)

    Ular adalah salah satu binatang reptilia yang tersebar luas di seluruh benua baikspesies yang berbisa ( berbahaya ) maupun spesies yang tidak berbisa ( tidak

     berbahaya ). Ular yang berbisa menghasilkan bisa untuk melemahkan musuh ataumangsanya serta sebagai alat untuk mempertahankan diri. Racun / bisa ular akan di

    injeksikan pada tubuh mangsanya melalui gigitan bila merasa terancam , ketakutanatau merasa terusik atau jika ular ingin melumpuhkan mangsanya.

    Bisa ular merupakan hasil sekresi kelenjar mulut khusus yang menyerupai kelenjarsaliva pada hewan vertebrata, hal ini bisa dikatakan bisa ular merupakan

    modiikasi dari saliva ini. !etiap spesies ular menghasilkan komponen dankandungan bahan toksik atau non toksi k yang berbeda beda. "etapi jika ular

    tersebut memiliki kekerabatan maka komponen penyusun bisanya akan mirip.Umumnya setiap jenis ular berbisa mengandung hemoragin, kardiotoksin, dan

    neurotoksin dengan kadar yang berbeda beda.

    Racun adalah #at atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara

    yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguankesehatan, penyakit, bahkan kematian. $eracunan sering dihubungkan dengan

     pangan atau bahan kimia. %ada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahankimia saja yang dapat menyebabkan keracunan. &i sekeliling kita ada racun alam

    yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan. !alah satunya adalah gigitanular berbisa yang sering terjadi di daerah tropis dan subtropis. 'engingat masih

    sering terjadi keracunan akibat gigitan ular maka untuk dapat menambah pengetahuan masyarakat kami menyampaikan inormasi mengenai bahaya dan pertolongan terhadap gigitan ular berbisa. Ular merupakan jenis hewan melata

    yang banyak terdapat di ndonesia. !pesies ular dapat dibedakan atas ular berbisadan ular tidak berbisa. Ular berbisa memiliki sepasang taring pada bagian rahang

    atas. %ada taring tersebut terdapat saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalamtubuh mangsanya secara subkutan atau intramuskular.

    Bisa adalah suatu #at atau substansi yang berungsi untuk melumpuhkan mangsa

    dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakanludah yang termodiikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. $elenjar yangmengeluarkan bisa merupakan suatu modiikasi kelenjar ludah parotid yang

    terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya

    terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas en#imatik.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    3/27

    ek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan eisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu

    atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi. Ular berbisa kebanyakan termasuk dalam amili *olubridae, tetapi pada umumnya bisa

    yang dihasilkannya bersiat lemah. *ontoh ular yang termasuk amili ini adalahular sapi (+aocys carinatus), ular tali (&endrelaphis pictus), ular tikus atau ular jali

    (%tyas korros), dan ular serasah (!ibynophis geminatus).

    Ular berbisa kuat yang terdapat di ndonesia biasanya masuk dalam amililapidae, ydropiidae, atau -iperidae. lapidae memiliki taring pendek dan tegak

     permanen. Beberapa contoh anggota amili ini adalah ular cabai ('aticoraintestinalis), ular weling (Bungarus candidus), ular sendok (aja sumatrana), dan

    ular king kobra (phiophagus hannah).-iperidae memiliki taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian

    rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. 0da duasubamili pada -iperidae, yaitu -iperinae dan *rotalinae. *rotalinae memiliki

    organ untuk mendeteksi mangsa berdarah panas (pit organ), yang terletak di antaralubang hidung dan mata. Beberapa contoh -iperidae adalah ular bandotan (-ipera

    russelli), ular tanah (*alloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut("rimeresurus albolabris).

    !usunan kimia dari bisa ular sangat kompleks sekitar 12 3 tersusun atas proteinyang sebagian besar adalah en#im serta mengandung polipeptida, n#im utama

     bisa ular antara lain proteolitik , hialurinidase, asam amino oksidase, kolinesterase,osolipase 0, ribonuklease, deoksiribonuklease, osomonoeterase,

    osodiesterase, nukleotidase, 0"%ase dan &%ase.

    %rotein penyusun bisa ular jika di suntikkan dan masuk ke aliran darah akan

    mempengaruhi sistem kardiovaskuler, sirkulasi, respirasi, syara. Untuk mengatasigigitan ular berbisa maka digunakan antibisa ular yang di suntikkan langsung ke

     pembuluh vena. 0ntibisa ular adalah serum atau antibodi yang diproduksi untukmenetralisir eek sari ineksi bisa ular tersebut. !erum ini diperoleh dengan cara

    menginjeksikan bisa ular yang telah dilemahkan ke dalam tubuh kuda.Ada 2 jenis Racun ua!" #ai$u

    4. 

     eurotoksin 5 &apat melumpuhkan sistim sara pusat, melumpuhkan jantung dansarah pernaasan. Racun jenis ini dimiliki oleh ular $obra, ular 'amba, ular 6aut,

    $rait, Ular $arang.7.  emotoksin5 &apat menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat

    menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, kelumpuhan permanen kemapuan bergerak otot. Racun jenis ini dihasilkan oleh keluarga ular -iperidae misalnya

    Rattle !nake, *oppe head, dan *otton mouth.!ampai saat ini dikenal sekitar 72 jenis en#im yang beracun. Umumnya ular

     berbisa memiliki 8 sampai 47 jenis en#im dalam bisanya. 'asing masing berungsikhusus, misalnya untuk mencerna mangsa, sedangkan en#im yang lain untuk

    melumpuhkan mangsa.Beberapa 9enis en#im yang dimiliki ular berbisa5

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    4/27

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    5/27

     paling tinggi adalah serum kelas yang terbuat dari bisa ular yang benar;benar> berbahaya seperti, bisa ular $obra dan &edak Bromo. 0da pasien yang virus -;

    nya hilang setelah minum serum tingkat ini,= kata "ranstoto.&i nggris dan 0ustralia ada penelitian yang mengatakan serum ular dapat

    mencegah serangan jantung dan stroke. !ayangnya, penelitian itu masih menemui jalan buntu meskipun sudah 7? tahun berjalan. 0dapun masalah yang mereka

    hadapi adalah kesulitan menentukan dosis yang tepat agar serum dapat berungsi baik dan bukannya malah meracuni tubuh si pasien. tulah salah satu alasan

    mengapa sampai kini manaat dan penggunaan serum ular di dunia kedokteranmodern masih jadi perdebatan para ahli. amun, yang jelas, "ranstoto mengklaim,

    hingga hari ini, setidaknya @2.222 orang telah merasakan khasiat serum ular buatan!*. &an, sejauh ini,

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    6/27

    ; !iat Disikokimia 5 ;; $eterangan 5 !erum polivalen yang berasal dari plasma kuda yang dikebalkan

    terhadap bisa ular yang memiliki eek neurotoksik (ular jenis aja sputatri: ; ularkobra, Bungarus asciatus ; ular belang) dan hemotoksik (ular 0nkystrodon

    rhodostoma ; ular tanah)0ntivenom (atau antivenin atau antivenene) merupakan produk biologi yang

    digunakan dalam pengobatan berbisa gigitan atau sengatan. 0ntivenom dibuat olehmemerah racun dari yang diinginkan ular , laba;laba atau serangga . Racun tersebut

    kemudian diencerkan dan disuntikkan ke dalam kuda , domba atau kambing .Binatang subjek akan menjalani reaksi kekebalan terhadap racun, menghasilkan

    antibodi terhadap molekul akti racun itu yang kemudian dapat dipanen dari darah binatang itu dan digunakan untuk mengobati envenomation . !ecara internasional,

    antivenoms harus sesuai dengan standar armakope dan rganisasi $esehatan&unia (E)

    orse !erum 5 Racun ular disuntikkan kedalam tubuh kuda, secara berlahan akanterbentuk anti bodi terhadap racun ular tersebut. !erum dipisahkan dari darah kuda.

     amun sepertiga penerima serum kuda mengalami reaksi alergi.leh karena itu

     perlu prosedur standard untuk menuji kepekaan serum sebelum diberikan kepada penderita gigitan ular.

    !elain untuk memproduksi antivenin, bisa ular ternyata dapat digunakan untuk bidang kesehatan dan kedokteran lain, seperti 5

    • .Racun Ular *opperhead 5 'engobati penderita kanker payudara

    • Racun 'alayan %it -iper5 &imanaatka untuk mencegah pembekuan darah,

    mungkin bermanaat untuk penderita sroke• n#im racun $obra5 sedang diteliti untuk mencegar penyakit %arkin#on,

    0l#eimer, serta leukemia dan kanker.

    • Racun Ular -iper5 &iduga dapat mengatasi osteoporosis dan memperkecil

    tumor tertentu

    • Beberapa jenis ekstrak bisa ular digunakan untuk antikoagulan, penyakit,

    mengobati penyakit jantung atau darah tinggi.

    Te!&in*i An$i+en& a$au se!u& an$i,isa ama FantiveninF berasal dari kata %erancis venin , yang berarti racun , yang pada

    gilirannya berasal dari bahasa 6atin venenum , yang berarti racun . !ecara historisantivenin predominan di seluruh dunia. %enggunaan pertama yang diterbitkan

    dalam semester itu adalah pada tahun 4G1?. %ada tahun 41G4, rganisasi$esehatan &unia memutuskan bahwa istilah yang lebih disukai dalam bahasa

    nggris akan menjadi racun dan antivenom daripada venin dan antivenin atauvenen dan antivenene.

    Pen**unaan Te!a-i

    %rinsip antivenom didasarkan pada bahwa dari vaksin , yang dikembangkan oleh

    dward 9enner , namun, bukannya merangsang kekebalan pada pasien langsung,

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    7/27

    diinduksi dalam hewan inang dan serum hyperimmuni#ed yang ditransusikan ke pasien.

    0ntivenoms dapat diklasiikasikan ke dalam monovalen ( ketika mereka eektiterhadap racun spesies tertentu ) atau polivalen (ketika mereka eekti terhadap

     berbagai spesies, atau spesies yang berbeda pada saat yang sama). %ara antivenom pertama untuk ular (disebut anti;ophidic serum) dikembangkan oleh 0lbert

    *almette , seorang ilmuwan %erancis nstitut %asteur bekerja di perusahaanndochine cabang di 4G1?, melawan *obra ndia (aja naja). -ital Bra#il , seorang

    ilmuwan Brasil, dikembangkan pada tahun 4124 antivenoms monovalen dan polivalen pertama bagi "engah dan 0merika !elatan *rotalus , Bothrops dan laps

    genera, serta untuk beberapa jenis berbisa laba;laba , kalajengking , dan katak .'ereka semua dikembangkan di lembaga Brasil, Butantan nstituto , yang terletak

    di !Ho %aulo , Brasil .0ntivenoms untuk digunakan terapi sering diawetkan sebagai beku;kering ampul ,

    tetapi beberapa hanya tersedia dalam bentuk cair dan harus disimpan dalam lemaries. 'ereka tidak segera dilemahkan oleh panas, bagaimanapun, jadi celah kecildalam rantai dingin tidak bencana. 'ayoritas antivenoms (termasuk semua

    antivenoms ular) yang diberikan secara intravena, namun stoneish dan laba;labaRedback antivenoms diberikan intramuskuler . Rute intramuskular telah

    dipertanyakan dalam beberapa situasi tidak seragam eekti.0ntivenoms mengikat dan menetralisir racun, menghentikan kerusakan lebih

    lanjut, tetapi tidak membalik kerusakan sudah dilakukan. 9adi, mereka harusdiberikan sesegera mungkin setelah racun telah disuntikkan, tetapi dari beberapa

    manaat selama racun hadir dalam tubuh. !ejak munculnya antivenoms, beberapagigitan yang sebelumnya selalu atal telah menjadi hanya jarang atal asalkan

    antivenom ini dikelola cukup cepat.0ntivenoms disucikan oleh beberapa proses tapi masih akan berisi serum lain

     protein yang dapat bertindak sebagai antigen . Beberapa individu mungkin bereaksiterhadap antivenom dengan reaksi hipersensitivitas segera ( anailaksis ) atau

    hipersensitivitas tertunda ( serum sickness ) reaksi dan antivenom harus, karena itu,digunakan dengan hati;hati. 'eskipun hati;hati ini, antivenom biasanya

    merupakan satu;satunya pengobatan yang eekti untuk kondisi yang mengancam jiwa, dan sekali tindakan pencegahan untuk mengelola reaksi;reaksi ini di tempat,

    reaksi anaphylactoid bukan alasan untuk menolak untuk memberikan antivenom jika dinyatakan lain. Ealaupun merupakan mitos yang populer bahwa orang yang

    alergi terhadap kuda Ftidak bisaF diberikan antivenom, eek sampingan dapatdikendalikan, dan antivenom harus diberikan secepat eek samping dapat dikelola.

    &i 0! antivenom hanya disetujui untuk pit viper ( ular , *opperhead dan air sepatusandal ) gigitan ular didasarkan pada produk murni dibuat pada domba dikenal

    sebagai *roDab . ni disetujui oleh D&0 pada bulan ktober, 7222. 0! karang ularantivenom tidak lagi diproduksi, dan saham yang tersisa di;date antivenom untuk

    gigitan ular karang berakhir pada musim semi 7221, meninggalkan 0! tanpaantivenom ular $arang. Upaya yang dilakukan untuk mendapat persetujuan atas

    antivenom ular karang yang diproduksi di 'eksiko yang akan bekerja melawankarang 0! gigitan ular, tetapi persetujuan tersebut masih bersiat spekulati.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    8/27

    &engan tidak adanya antivenom, semua karang gigitan ular harus dirawat di rumahsakit dengan intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanik elekti sampai eek

    neurotoksin ular karang mereda. %enting untuk diingat bahwa kelumpuhan pernaasan pada karang gigitan ular dapat terjadi tiba;tiba, sering hingga 47 jam

    atau lebih setelah gigitan, sehingga intubasi dan ventilasi harus digunakan untukmengantisipasi kegagalan pernapasan dan tidak setelah itu terjadi, ketika mungkin

    terlalu terlambat .0lami $ekebalan dan diperoleh

    'eskipun individu dapat berbeda dalam respon isiopatologis mereka dankepekaan terhadap venoms hewan, tidak ada kekebalan alami kepada mereka pada

    manusia. Beberapa ophiophagic hewan kebal terhadap racun yang dihasilkan oleh beberapa spesies ular berbisa, oleh adanya aktor antihemorrhagic dan

    antineuroto:ic dalam darah mereka. ewan ini termasuk $ingsnakes , oposum ,mongooses, dan landak .

    al ini sangat mungkin untuk mengimunisasi orang langsung dengan dosis kecildan bergradasi racun daripada binatang. 'enurut sejarah Iunani , Raja 'ithridatesmelakukan ini untuk melindungi diri terhadap upaya dari keracunan , sehingga

     prosedur ini sering disebut mithridati#ation . amun, tidak seperti vaksinasiterhadap penyakit yang hanya harus menghasilkan laten kekebalan yang dapat

    membangkitkan jika terjadi ineksi , untuk menetralkan dosis mendadak dan besarracun memerlukan mempertahankan tingkat tinggi antibodi beredar (keadaan

    hyperimmuni#ed), melalui suntikan racun diulang (biasanya setiap 74 hari). ekkesehatan jangka panjang dari proses ini belum diteliti. Untuk beberapa ular besar,

     jumlah total antibodi adalah mungkin untuk mempertahankan dalam satu manusiatidak cukup untuk menetralkan satu envenomation J rujukan> K. !elanjutnya,

    sitotoksik komponen racun dapat menyebabkan rasa sakit dan jaringan parut kecildi tempat imunisasi. 0khirnya, perlawanan adalah khusus untuk racun tertentu

    yang digunakanL mempertahankan ketahanan terhadap berbagai venomsmembutuhkan beberapa suntikan racun bulanan. &engan demikian, tidak ada

    tujuan praktis atau yang menguntungkan biaya / manaat rasio ini, kecuali orang;orang seperti kebun binatang penangan, peneliti, dan seniman sirkus yang

     berhubungan erat dengan hewan berbisa. 'ithridati#ation telah berhasil diuji di0ustralia dan Brasil dan kekebalan total telah tercapai bahkan gigitan beberapa

    kobra yang sangat berbisa dan ular beludak pit. 'ulai tahun 41?2, Bill aast berhasil diimunisasi dirinya pada venoms dari *ape , ndia dan Raja kobra

    $arena neurotoksik venoms harus melakukan perjalanan jauh dalam tubuh untukmelakukan kejahatan dan diproduksi dalam jumlah lebih kecil, lebih mudah

    mengembangkan resistansi terhadap mereka daripada venoms langsung sitotoksik(seperti yang sebagian besar ular berbisa ) yang disuntikkan dalam jumlah besar

    dan melakukan kerusakan segera setelah injeksi.

    Ba*ai&ana.a% Gi*i$an Ua! Da-a$ Te!jadi /

    $orban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang

    ular, pemburu, dan penangkap ular. $ebanyakan gigitan ular terjadi ketika orangtidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    9/27

    tidak sengaja. Migitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ularmemasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.

    Ba*ai&ana Men*enai Ua! Be!,isa /

    "idak ada cara sederhana untuk mengidentiikasi ular berbisa. Beberapa spesiesular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. amun, beberapa ular

     berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yangdikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala

    segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.

    Ci!i0ci!i ua! $ida. ,e!,isa1

    4. Bentuk kepala segiempat panjang7. Migi taring kecil

    N. Bekas gigitan5 luka halus berbentuk lengkungan

    Ci!i0ci!i ua! ,e!,isa14. Bentuk kepala segitiga7. &ua gigi taring besar di rahang atas

    N. Bekas gigitan5 dua luka gigitan utama akibat gigi taring

    Sia$ Bisa" Gejaa" dan Tanda Gi*i$an Ua!

    Berdasarkan siatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisahemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darahL

     bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem sara dan otakL dan bisasitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan. "idak semua ular

     berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada korbannya. rang yangdigigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi

     panik, naas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening. Mejala dan tanda;tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang

    menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban. Mejala dan tanda;tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring (ang marks), nyeri lokal,

     pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh,ineksi lokal, dan nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari amili

    -iperidae).

    GE3ALA KLINIS TERKENA GIGITAN ULAR BERBISA1

    4.  !ecara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitanular.

    7.  Mejala lokal5 edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapankarena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit).

    N.  Mejala sistemik5 hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual,hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur 

    Gi*i$an Ea-idae (misal5 ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular

    anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits)

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    10/27

    4.  !emburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut.

    7.  Mambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak.N.  !etelah digigit ular 

    a. 4? menit5 muncul gejala sistemik. b. 42 jam5 paralisis urat;urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar

     bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulitdingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut.

    $ematian dapat terjadi dalam 7@ jam.

    Gi*i$an 4i-e!idae C!$aidae (ular5 ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo)54.  Mejala lokal timbul dalam 4? menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di

    dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan.7.  Mejala sistemik muncul setelah ? menit atau setelah beberapa jam.

    N.  $eracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalamwaktu 7 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.

    Gi*i$an H#d!-iidae (misalnya5 ular laut)54.  !egera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.

    7.  !etelah N2 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyerimenyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobulinuria

    yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk diagnosis), ginjalrusak, henti jantung.

    Gi*i$an Ra$$esna.e dan C!$aidae (misalnya5 ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo)

    4.  Mejala lokal5 ditemukan tanda gigitan taring, pembengkakan, ekimosis, nyeri didaerah gigitan, semua ini indikasi perlunya pemberian polivalen crotalidae

    antivenin.7.  0nemia, hipotensi, trombositopeni.

    Rasa nyeri pada gigitan ular mungkin ditimbulkan dari amin biogenik, sepertihistamin dan ?;hidroksitriptamin, yang ditemukan pada -iperidae. !indrom

    kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan ular berbisa, yaitu terjadiedem ( pembengkakan ) pada tungkai ditandai dengan ?%5 pain (nyeri), pallor

    (muka pucat), paresthesia (mati rasa), paralysis ( kelumpuhan otot ), pulselesness(denyutan).

    Pena$aa.sanaan Ke!acunan A.i,a$ Gi*i$an Ua!6angkah;langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah5

    56 Pe!$n*an -e!$a&a" %a!us dia.sana.an sece-a$n#a se$ea% $e!jadi

    *i*i$an ua! sebelum korban dibawa ke rumah sakit. al ini dapat dilakukan oleh

    korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. "ujuan pertolongan

     pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidupkorban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    11/27

    rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan. $emudian segera bawa korban ke tempat perawatan medis.

    'etode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang cemasLimobilisasi ( membuat tidak bergerak ) bagian tubuh yang tergigit dengan cara

    mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam

    aliran darah dan getah beningL pertimbangkan pressure ; immobilisation padagigitan lapidaeL hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat

    meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.Pena$aa.sanaan Se,eu& di,a7a .e !u&a% sa.i$1

    • &iistirahatkan dalam posisi hori#ontal terhadap luka gigitan

    • Bila belum tersedia antibisa, ikatlah 7 ujung yang terkena gigitan. "indakanini kurang berguna jika dilakukan lebih dari N2 menit paskagigitan.

    26 K!,an %a!us se*e!a di,a7a .e !u&a% sa.i$ sece-a$n#a" dengan cara yang

    aman dan senyaman mungkin. indari pergerakan atau kontraksi otot untukmencegah peningkatan penyerapan bisa.

    86 Pen*,a$an *i*i$an ua! Pada u&u&n#a $e!jadi saa% -en*e!$ian &en*enai

    -en*eaan *i*i$an ua!. 'etode penggunaan torniket (diikat dengan keras

    sehingga menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberianantihistamin dan kortikosteroid harus dihindari karena tidak terbukti manaatnya.

    96 Te!a-i #an* dianju!.an &ei-u$i14.  Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan aal atau air steril.7.  Untuk eek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan

    lebar O 42 cm, panjang @? m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yangtergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan.Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan

     jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu. %enggunaan tornikettidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran darah dan pelepasan torniket

    dapat menyebabkan eek sistemik yang lebih berat.N.  %emberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputi penatalaksanaan

     jalan naasL penatalaksanaan ungsi pernaasanL penatalaksanaan sirkulasiL penatalaksanaan resusitasi perlu dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa

    hipotensi berat dan shock, shock perdarahan, kelumpuhan sara pernaasan, kondisiyang tiba;tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban, hiperkalaemia

    akibat rusaknya otot rangka, serta kerusakan ginjal dan komplikasi nekrosis lokal@.  %emberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkan toksoid

    maka diberikan satu dosis toksoid tetanus?.  %emberian suntikan penisilin kristal sebanyak 7 juta unit secara intramuskular 

    8.  %emberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik P.  %emberian serum antibisa. $arena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein,

    maka siatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. &i

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    12/27

    ndonesia, antibisa bersiat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. !erum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan

     jaringan lokal yang luasSe$ea% di,a7a .e !u&a% sa.i$1

    Beri !0BU ( !erum 0nti Bisa Ular ) polivalen 4 ml berisi54. 42 ; ?2 6&?2 bisa 0nkystrodon

    7. 7?;?2 6&?2 bisa BungarusN. 7?;?2 6&?2 bisa aya sputari:

    @. Denol 2,7?3 v/v.

    Te.ni. Pe&,e!ian1

    7 vial Q ? ml intravena dalam ?22 ml a*l 2,1 3 atau &e:trose ?3 dengan

    kecepatan @2;G2 tetes per menit. 'aksimal 422 ml (72 vial).normasikan pada pasien mengenai kemungkinan eek samping yang tertunda,

    terutama serum sickness (demam, rash, arthralgias)."indakan pertama pada gigitanular5

    4.  6uka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untukmenghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi.

    7.  nsisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapa menit sebelumnya. nsisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa;

    gesa atau dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak jaringan dibawah kulit dan akan meninggalkan luka parut yang cukup besar.

    N.  0nggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaranracun.

    @.  6akukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.

    ?.  Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.8.  %enderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat diberikan analgetika

    atau sedativa.P.  %enderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk

    menerima perawatan selanjutnya.

    Dsis" Ca!a Pe&,e!ian dan La&a Pe&,e!ian

    %emilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. &osis yangtepat sulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk

     peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. &osis pertama sebanyak 7 vial Q ? ml sebagai larutan 73 dalam garam aali dapat

    diberikan sebagai inus dengan kecepatan @2 ; G2 tetes per menit, kemudiandiulang setiap 8 jam. 0pabila diperlukan (misalnya gejala;gejala tidak berkurang

    atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 7@ jam sampai maksimum( G2 ; 422 ml ). 0nti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai

    suntikan intravena dengan sangat perlahan;lahan. &osis anti serum untuk anak;anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk dewasa.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    13/27

    !tabilitas %enyimpanan !erum antibisa&isimpan pada suhu 7 ; G* dalam lemari es, jangan dalam ree#er. &aluarsa S 7

    tahun.$ontraindikasi !erum antibisa

    "idak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular untuk envenomingsistemik yang nyataL terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk

    menyelamatkan jiwa.

    Ee. Sa&-in* Se!u& An$i,isa6

    4.  Reaksi anailaktikL jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam

    waktu beberapa jam sesudah suntikan.7.  !erum sicknessL dapat timbul P;42 hari setelah suntikan berupa demam, gatal;

    gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya.N.  &emam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara

    intravena.@.  Rasa nyeri pada tempat suntikanL yang biasanya timbul pada penyuntikan serum

    dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 7@ jam.In$e!a.si

    4.  &engan bat 6ain 5 Belum ada interaksi signiikan yang dilaporkan.7.  &engan 'akanan 5 ;

    Pen*a!u%

    4.  "erhadap $ehamilan 5 "idak ada data mengenai penggunaan anti bisa ular padakehamilan. $euntungan penggunaan terhadap ibu dan bayi melebihi kemungkian

    risiko penggunaan serum anti bisa ular.7.  "erhadap bu 'enyusui 5 "idak ada data. $euntungan pengunaan terhadap ibu

    melebihi kemungkinan risiko pada bayi.N.  "erhadap 0nak;anak 5 0nak;anak mempunyai risiko yang lebih besar terhadap

    envenoming yang parah karena massa tubuh yang lebih kecil dan kemungkinanaktivitas isik yang lebih besar. 0nak;anak membutuhkan dosis yang sama dengan

    dewasa, dan tidak boleh diberikan dosis anak berdasarkan berat badan (pediatricweight;adjusted dose)Ldisebabkan hal ini dapat menimbulkan perkiraan dosis yang

    lebih rendah. 9umlah serum anti bisa ular yang diperlukan tergantung dari jumlah

     bisa ular yang perlu dinetralisasi bukan berat badan pasien@.  "erhadap asil 6aboratorium 5 ;

    Pa!a&e$e! Mni$!in*

    'onitor eek dari serum anti bisa ular baik secara klinis maupun laboratorium.'onitor eek samping setelah administrasi serum anti bisa ular. 'onitoring yang

    diperlukan dapat berbeda tergantung dari jenis ular yang menggigit. Bila ragu;ragumengenai jenis ular yang menggigit, monitor coagulopathy, laccid paralysis,

    myolysis dan ungsi ginjal.Bentuk !ediaan

    -ial ? ml, "iap ml !ediaan &apat 'enetralisasi 5• 42;4? 6&?2 Bisa Ular "anah (0nkystrodon Rhodostoma)

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    14/27

    • 7?;?2 6&?2 Bisa Ular Belang (Bungarus Dasciatus)

    • 7?;?2 6&?2 Bisa ular kobra (aja !putatri:), dan mengandung enol 2.7?3v/v

    0nti bisa ular harus diberikan secepatnya setelah gejala atau tanda diatasditemukan. 0nti bisa ular akan menetralkan eek bisa ular walaupun gigitan ularsudah terjadi beberapa hari yang lalu atau pada kasus kelainan hemostatik, anti bisa

    ular masih dapat diberikan walaupun sudah terjadi lebih dari 7 minggu. "etapi beberapa bukti klinis menyebutkan bahwa anti bisa ular eekti jika diberikan

    dalam beberapa jam setelah digigit ular.6ebih dari 423 pasien mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap anti bisa ular,

    reaksinya dapat trejadi secara cepat (dalam beberapa jam) atau lambat (? hari ataulebih). Resiko reaksi tergantung dosis yang diberikan, kecuali pada kasus yang

     jarang, terjadi sensitisasi (g ;mediated type hypersensitivity) oleh serum hewan

    sebelumnya, contohnya 5 g;tetanus, g;rabies.

    Rea.si Anaia.sis

    "erjadi dalam 42;4G2 menit setelah pemberian anti bisa ular, gejalanya gatal,

    urtikaria, batuk kering, demam, mual, muntah, diare dan takikardi. !ebagian kecil pasien akan mengalami reaksi anailaksis yang berat seperti hipotensi,

     bronkospasme dan angioedema.

    Rea.si P#!*eni. (end$.sin)

    "erjadi dalam 4;7 jam setelah pengobatan, gejalanya berupa demam, vasodilatasi

    dan penurunan tekanan darah. Reaksi ini disebabkan kontaminasi pirogen selama proses dipabrik.

    Rea.si La&,a$

    "erjadi dalam 4;47 hari setelah pengobatan, gejala klinisnya berupa demam, mual,

    muntah, diare, gatal, urtikaria berulang, atralgia, mialgia, limpadenopati, proteinuria dengan nephritis kompleks imun, dan encephalopati (jarang).

    Pen*,a$an !ea.si #an* $e!jadi se$ea% -e&,e!ian an$i ,isa ua!

    Rea.si anaia.sis dan -#!*en an$i ,isa ua!pineprin (adrenalin) diberikan intra muskular (lateral paha atas) dengan dosisawal 2,?mg untuk dewasa dan 2,24mg/kgBB untuk anak;anak. 0drenalin harus

    segera diberikan setelah muncul gejala, dosis dapat diulang setiap ?;42 menit jikakondisi tidak membaik.

    %engobatan tambahan berupa antihistamin, anti;4 blocker seperti klorphenaminmaleat (dewasa 42mg, anak;anak 2,7mg/kgBB - dalam beberapa menit) harus

    diberikan dengan hidrokortison (dewasa 422mg, anak;anak 7mg/kgBB). %adareaksi pirogen dapat diberikan anti piretik (contohnya parasetamol oral atau supp).

    *airan intravena harus diberikan untuk mengatasi hipovolemia.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    15/27

    Rea.si a&,a$ (se!u& sic.ness)

    0nti histamin oral diberikan selama ? hari, jika tidak ada respon dalam 7@;@G jam

     berikan prednisolon selama ? hari.&osis 5 chlorphenamine 5 dewasa 7mg/8 jam, anak;anak 2,7?mg/kg/hari

    %rednisolone 5 dewasa ?mg/8 jam, anak;anak 2,Pmg/kg/hari

     REFERENSI 

    4. http5//id.shvoong.com/medicine;and;health/alternative;medicine/41?28P1;  khasiat;serum;ular/

    7. http5//ian2?27G?.wordpress.com/7242/2N/7@/penatalaksanaan;keracunan;akibat;gigitan;ular;berbisa/

    N. http5//wong48G.wordpress.com/7247/27/2N/mengenai;racun;ular/@. http5//dinkes.tasikmalayakota.go.id/inde:.php/inormasi;obat/N8@;serum;anti;

     bisa;ular;polivalen;kuda;4?. http5//tn;bb.com/cara;terapi;pengobatan;dan;penyembuhan;keracunan;bisa;

    ular.htm8. http5//en.wikipedia.org/wiki/0ntivenom

    P. http5//www.popularmechanics.com/science/health/med;tech/how;to;make;antivenom;why;the;world;is;running;out

    G. http5//cdma.jalamobile.net/inde:.php/detil/items/serum;anti;bisa;ular.html

    http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1950679-http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/24/penatalaksanaan-keracunan-http://ifan050285.wordpress.com/2010/03/24/penatalaksanaan-keracunan-http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1950679-

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    16/27

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Komposisi, Sifat dan Mekanisme “Kerja” isa !"ar

    isa !"ar #$enom% terdiri dari 2& ata! "e'i( komponen se(in))a pen)ar!(n*a tidak dapat

    diinterpretasikan se'a)ai aki'at dari sat! jenis toksin saja. +enom *an) se'a)ian 'esar #&-% ada"a(

    protein, terdiri dari 'er'a)ai maam en/im, po"ipeptida non0en/imatik dan protein non0toksik. er'a)ai

    "o)am seperti /ink 'er(!'!n)an den)an 'e'erapa en/im seperti earin #s!at! en/im prokoa)!"an dari.arinat!s $enom *an) men)akti$asi protom'in%. Kar'o(idrat da"am 'ent!k )"ikoprotein seperti serine

    protease anord mer!pakan prokoa)!"an dari .r(odostoma $enom #menekan fi'rinopeptida0A dari

    fi'rino)en dan dipakai !nt!k men)o'ati ke"ainan trom'osis%. Amin 'io)enik seperti (istamin dan 30

    (idroksitriptamin, *an) ditem!kan da"am j!m"a( dan $ariasi *an) 'esar pada +iperidae, m!n)kin

    'ertan))!n)ja4a' ter(adap tim'!"n*a rasa n*eri pada )i)itan !"ar. Se'a)ian 'esar 'isa !"ar

    men)and!n) fosfo"ipase A *an) 'ertan))!n) ja4a' pada akti$itas ne!rotoksik presinaptik, ra'domio"isis

    dan ker!sakan endote" $ask!"ar. n/im $enom "ain seperti fosfoesterase, (ia"!ronidase, ATP0ase, 30

    n!k"otidase, ko"inesterase, protease, 5NA0ase, dan 6NA0ase perann*a 'e"!m je"as. #S!do*o, 2&&7%

    S!do*o, A.8., 2&&7. !k! Ajar I"m! Pen*akit 6a"am. P!sat Pener'itan 6epartemen I"m! Pen*akit

    6a"am. 9ak!"tas Kedokteran Uni$ersitas Indonesia.

    isa !"ar terdiri dari 'e'erapa po"ipeptida *ait! fosfo"ipase A, (ia"!ronidase, ATP0ase, 3 n!k"eotidase,

    ko"in esterase, protease, fosfomonoesterase, 5NA0ase, 6NA0ase. n/im ini men*e'a'kan destr!ksi

     jarin)an "oka", 'ersifat toksik ter(adap saraf, men*e'a'kan (emo"isis ata! pe"epasan (istamin se(in))a

    tim'!" reaksi anafi"aksis. :ia"!ronidase mer!sak 'a(an dasar se" se(in))a mem!da(kan pen*e'aran

    ra!n. #de Jon), 1;% 6e Jon) 8., 1;. !k! Ajar I"m! eda(. /at peradan)an "ain seperti kinin, (istamin dan s!'stansi epat "am'at #S!do*o,

    2&&7%. S!do*o, A.8., 2&&7. !k! Ajar I"m! Pen*akit 6a"am. P!sat Pener'itan 6epartemen I"m! Pen*akit6a"am. 9ak!"tas Kedokteran Uni$ersitas Indonesia.

    2.2 Jenis > jenis !"ar 'er'isa

    iri !"ar tidak 'er'isa=

    − ent!k kepa"a se)i empat panjan)

    −  iri !"ar 'er'isa=

    − Kepa"a se)i ti)a

    − 6!a )i)i tarin) 'esar di ra(an) atas

    − 6!a "!ka )i)itan !tama aki'at )i)i tarin)

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    17/27

    Jenis !"ar 'er'isa 'erdasarkan dampak *an) ditim'!"kann*a *an) 'an*ak dij!mpai di Indonesia ada"a(

     jenis !"ar =

    − :ematotoksik, seperti Trimeres!r!s a"'o"ais #!"ar (ija!%, Ankistrodon r(odostoma #!"ar tana(%,

    akti$itas (emora)ik pada 'isa !"ar +iperidae men*e'a'kan perdara(an spontan dan ker!sakan endote"

    #ra!n prokoa)!"an memi! kaskade pem'ek!an%

    − Ne!rotoksik, !n)ar!sfasiat!s #!"ar 4e"an)%, Na*a Sp!tatri #!"ar sendok%, !"ar ko'ra, !"ar "a!t.

    Ne!rotoksin pasasinaps seperti B0'!n)arotoin dan o'rotoin terikat pada reseptor aseti"ko"in pada

    motor end0p"ate sedan)kan ne!rotoin prasinaps seperti C0'!n)arotoin, rotoin, taipoin dan notein

    mer!pakan fosfo"ipase0A2 *an) mene)a( pe"epasan aseti"ko"in pada ne!rom!s!"ar j!ntion.

    e'erapa spesies +iperidae, (*drop(iidae memprod!ksi ra'domio"isin sistemik sementara spesies *an)

    "ain menim'!"kan mionekrosis pada tempat )i)itan.

    2.D Patofisio"o)i

    5a!n@'isa diprod!ksi dan disimpan pada sepasan) ke"enjar di 'a4a( mata. 5a!n ini disimpan di

    'a4a( )i)i tarin) pada ra(an) atas. 5a(an) dapat 'ertam'a( sampai 2& mm pada !"ar 'er'isa *an)

    'esar. 6osis ra!n per)i)itan 'er)ant!n) pada 4akt! *an) *an) ter"e4ati sete"a( )i)itan *an) terak(ir,

    derajat anaman dan !k!ran man)sa. 5espon "!'an) (id!n) !nt!k panaran panas dari man)sa

    mem!n)kinkan !"ar !nt!k men)!'a( !'a( j!m"a( ra!n *an) dike"!arkan.

    5a!n ke'an*akan 'er!pa air. Protein en/im pada ra!n memp!n*ai sifat mer!sak. Protease,o"a)enase dan (idro"ase ester ar)inin te"a( teridentifikasi pada ra!n !"ar 'er'isa. Ne!rotoksin terdapat

    pada se'a)ian 'esar ra!n !"ar 'er'isa. 6iketa(!i 'e'erapa en/im diantaran*a ada"a( #1% (ia"!ronidase,

    'a)ian dari ra!n diamana mer!sak jarin)an s!'!tan den)an men)(an!rkan m!kopo"isakaridaE #2%

    fosfo"ipase A2 memainkan peran pentin) pada (emo"isis sek!nder !nt!k efek eritro"isis pada mem'ran

    se" dara( mera( dan men*e'a'kan nekrosis ototE dan #D%en/im tro'o)enik men*e'a'kan pem'ent!kan

    "ot fi'rin, *an) akan men)akti$asi p"asmin dan men)(asi"kan koa)!"opati *an) mer!pakan konsek!ensi

    (emora)ik #8arre"",2&&3%.

    2.? tanda 3P #pain, pa""or, parest(esia, para"*sis

    p!"se"esness%, #S!do*o, 2&&7%

    Men!r!t S(4art/ #6epkes,2&&1% )i)itan !"ar dapat di k"asifikasikan se'a)ai 'erik!t=

    Kepada setiap kas!s )i)itan !"ar per"! di"ak!kan =

    − Anamnesis "en)kap= identitas, 4akt! dan tempat kejadian, jenis dan !k!ran !"ar, ri4a*at pen*akit

    se'e"!mn*a.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    18/27

    − Pemeriksaan fisik= stat!s !m!m dan "oka" serta perkem'an)ann*a setiap 12 jam.

    kadan) tekanan dara( renda( dan nadi epat. Kera!nan 'erat ditandai den)an

    pem'en)kakkan di atas sik! dan "!t!t da"am 4akt! 2 jam ata! ditandai den)an perdara(an (e'at.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    19/27

    Ke"ainan perdara(an dan pem'ek!an dara( #+iperidae%

    ∼ Perdara(an dari "!ka )i)itan

    ∼ Perdara(an sitemik spontan > dri )!si, epistaksis, (emopte!, (ematemesis, me"ena, (emat!ri,

    perdara(an per $a)inam, perdara(an pada k!"it seperti pete(iae, p!rp!ra, (*moses dan pada

    m!kosa seperti pada konj!n)ti$a, perdara(an intrakrania"

    Ne!ro"o)ik #"apidae, 5!sse""Gs $iper%

    6ro4siness, paraest(esiae, a'norma"itas dari peni!man dan pera'aan, “(ea$*” e*e"ids, ptosis,

    op(t(a"mop"e)ia eterna", para"*sis dari otot 4aja( dan otot "ai *an) di iner$asi o"e( ner$!s krania"is,

    ap(onia, diffi!"t* in s4a""o4in) seretions, respirator* and )enera"ised f"aid para"*sis

    Htot ran)ka #sea snakes, 5!sse""Gs $iper%

    N*eri men*e"!r!(, stiffness and tenderness of m!s"es, trism!s, m*o)"o'in!ria, (*perka"aemia, ardia

    arrest, )a)a" )inja" ak!t

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    20/27

    men)(am'at a"iran $ena tapi "e'i( renda( dari tekanan arteri. Tekanan diperta(ankan d!a jam.

    Penderita diistira(atkan s!pa*a a"iran dara( terpa!. 6a"am 12 jam pertama masi( ada pen)ar!( 'i"a

    'a)ian *an) ter)i)it direndam da"am air es ata! didin)inkan den)an es.

    Unt!k menetra"isir 'isa !"ar di"ak!kan pen*!ntikan ser!m 'isa !"ar intra$ena ata! intra arteri *an)

    mem$ask!"arisasi daera( *an) 'ersan)k!tan. Ser!m po"i$a"en ini di'!at dari dara( k!da *an) dis!ntik

    den)an sedikit 'isa !"ar *an) (id!p di daera( setempat. 6a"am keadaan dar!rat tidak per"! di"ak!kan !ji

    sensiti$itas "e'i( da(!"! karena 'a(an*a 'isa "e'i( 'esar dari pada 'a(a*a s*ok anafi"aksis.Pen)o'atan s!portif terdiri dari inf!s Na", p"asma ata! dara( dan pem'erian $asopresor !nt!k

    menan))!"an)i s*ok. M!n)kin per"! di'erikan fi'rino)en !nt!k memper'aiki ker!sakan sistem

    pem'ek!an. 6ianj!rkan j!)a pem'erian kortikosteroid.

    i"a terjadi ke"!mp!(an pernapasan di"ak!kan int!'asi, di"anj!tkan den)an memasan) respirator !nt!k

    $enti"asi. 6i'erikan j!)a anti'iotik spektr!m "!as dan $aksinasi tetan!s. i"a terjadi pem'en)kakan

    (e'at, 'iasan*a per"! di"ak!kan fasiotomi !nt!k mene)a( sindrom kompartemen. i"a per"!, di"ak!kan

    !pa*a !nt!k men)atasi faa" )inja". Nekrotomi dikerjakan 'i"a te"a( tampak je"as 'atas kematian

     jarin)an, kem!dian di"anj!tkan den)an an)kok k!"it.

    i"a ra)! > ra)! men)enai jenis !"arn*a, se'aikn*a penderita diamati se"ama ?; jam karena kadan)

    efek kera!nan 'isa tim'!" "am'at.

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    21/27

    ∼ Terapi s!portif "ainn*a pada keadaan =

    o'atan narkotik

    depresan

    ∼ Terapi profi"aksis

    Pem'erian anti'iotika spektr!m "!as. Kaman ter'an*ak *an) dij!mpai ada"a( P.aer!)enosa,

    Prote!s,sp, "ostridi!m sp, .fra)i"is

    eri toksoid tetan!s

    Pem'erian ser!m anti tetan!s= ses!ai indikasi #S!do*o, 2&&7%

    Pet!nj!k Praktis Pene)a(an Ter(adap

    8or"d :ea"t( Hr)ani/ation. 5e)iona" entre for Tropia" Mediine, 9a!"t* of Tropia" Mediine, Ma(ido"

    Uni$ersit*, T(ai"and.

    8arre"",6.A., 2&&3. Treatment of 'ites '* adders and eoti $enomo!s snakes. MJ 2&&3E DD1=12??0

    12?F #27 No$em'er%, doi=1&.11D7@'mj.DD1.F32F.12??. 444.'mj.om.

    sores = (ttp=@@sanira(man.'"o)spot.om@2&&@1&@snake0'ite0pedoman0

    penata"aksanaan.(tm"i//?3S2SD Under reati$e ommons iense= Attri'!tion Non0ommeria"

    http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/snake-bite-pedoman-penatalaksanaan.html#ixzz459S2S93xhttp://sanirachman.blogspot.com/2009/10/snake-bite-pedoman-penatalaksanaan.html#ixzz459S2S93xhttp://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0http://sanirachman.blogspot.com/2009/10/snake-bite-pedoman-penatalaksanaan.html#ixzz459S2S93xhttp://sanirachman.blogspot.com/2009/10/snake-bite-pedoman-penatalaksanaan.html#ixzz459S2S93xhttp://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    22/27

    Radiation vs Rattle Snake Bite

    1.1. Dmitri Popov. PhD. Radiobiology. (Advanced Medical Technologies and Systems,

    Canada); Jeffrey Jones. Prof. (Baylor School of Medicine, USA);

    2.2. Radiation Toxicity VS Snake Radiation Toxins. DOI: 10.13140/RG.2.1.1996.4323

    3.3. Snake Venom. Snake venom toxins are responsible for causing severe pathology

    and toxicity following envenomation including necrosis, apoptosis, neurotoxicity,

    myotoxicity, cardiotoxicity, profuse hemorrhage, and disruption of blood homeostasis. 

    Gasanov et al., J Clinic Toxicol 2014, 4:1 http://dx.doi.org/10.4172/2161-0495.1000181

    4.4. Radiation Toxins Radiation and Radiation toxins are responsible for causing severe

    pathology and toxicity following moderate and high doses of radiation including

    cytotoxicity - necrosis, apoptosis, neurotoxicity, cardiotoxicity, profuse hemorrhage, and

    disruption of blood homeostasis. Radiation Toxins - Effects of Radiation Toxicity,

    Molecular Mechanisms of Action, Radiomimetic Properties and Possible

    Countermeasures for Radiation Injury. By Dmitri Popov, Jeffrey Jones and Vacheslav

    Maliev DOI: 10.5772/338065.5. Snake Venom. Clinically, snake venom toxins therefore represent a significant

    hazard to snakebite victims which underscores the need to produce more efficient anti-

    venom. Gasanov et al., J Clinic Toxicol 2014, 4:1 http://dx.doi.org/10.4172/2161-

    0495.1000181

    6.6. Radiation Toxins Clinically, radiation toxins therefore represent a significant hazard

    to irradiated mammals which represent necessarily the need to produce more efficient

    anti-toxin, antidote. Radiation Toxins - Effects of Radiation Toxicity, Molecular

    Mechanisms of Action, Radiomimetic Properties and Possible Countermeasures for

    Radiation Injury By Dmitri Popov, Jeffrey Jones and Vacheslav Maliev DOI:

    10.5772/33806

    7.7. Snake Venom. …… provide a broad overview of cobra venom cytotoxins,

    catalytically active and inactive phospholipase A2 s (PLA2 s), and Zn2+-dependent

    metalloproteinases. ….also propose biomedical applications whereby snake venom

    toxins can be employed for treating human diseases. Cobra venom cytotoxins, for

    example, may be utilized as anti-cancer agents since they are efficient at destroying

    certain types of cancer cells including leukemia. Gasanov et al., J Clinic Toxicol 2014, 4:1

    http://dx.doi.org/10.4172/2161-0495.1000181

    8.8. Snake Venom. Additionally, increasing our understanding of the molecular

    mechanism(s) by which snake venom PLA2 s promote hydrolysis of cell membrane

    phospholipids can give insight into the underlying biomedical implications for treating

    autoimmune disorders that are caused by dysregulated endogenous PLA2 activity.

    http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-2-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-2-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-3-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-3-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-4-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-4-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-5-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-5-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-6-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-6-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-7-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-7-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-8-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-8-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-2-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-3-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-4-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-5-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-6-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-7-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-8-638.jpg?cb=1434310220

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    23/27

    9.9. Snake Venom. Snake venom is a complex mixture of organic compounds . Many of

    these compounds produce a variety of pathophysiological effects including local tissue

    damage and/or systemic effects in the affected individual . The major types of

    biomolecules found in snake venom are proteins, some of which are enzymes whereas

    other proteins lack catalytic activity. Gasanov et al., J Clinic Toxicol 2014, 4:1

    http://dx.doi.org/10.4172/2161-0495.1000181

    10.10. Snake Venom. 1. León G, Sánchez L, Hernández A, Villalta M, Herrera M, et al.

    (2011) Immune response towards snake venoms. Inflamm Allergy Drug Targets 10: 381-

    398. 2. Dubovskii PV, Konshina AG, Efremov RG (2013) Cobra cardiotoxins: membrane

    interactions and pharmacological potential. Curr Med Chem 21: 270- 287. 3. Vyas VK,

    Brahmbhatt K, Bhatt H, Parmar U, Patidar R (2013) Therapeutic potential of snake venom

    in cancer therapy: current perspectives. Asian Pac J Trop Biomed 3: 156-162. 4. Marsh

    N, Williams V (2005) Practical applications of snake venom toxins in haemostasis.

    Toxicon 45: 1171-1181.

    11.11. Snake Venom.

     The most potent toxins of snake venom, which are responsible forcausing severe pathophysiological effects after envenomation, are α-neurotoxins – non-

    enzymatic nAChRs binding proteins , β-neurotoxins – pre-synaptic phospholipase A2

    (PLA2) and pre- synaptic phospholipase A2 (PLA2 ), β-neurotoxins , cytotoxins [10-16]

    non-neurotoxic PLA2 s [17-20], and Zn2+-dependent metalloproteinases [21]. 

    Gasanov et al., J Clinic Toxicol 2014, 4:1 http://dx.doi.org/10.4172/2161-0495.1000181

    12.12. Snake Venom. 7. Chaisakul, J Parkington HC, Isbister GK, Konstantakopoulos N,

    Hodgson WC (2013) Differential myotoxic and cytotoxic activities of pre-synaptic

    neurotoxins from Papuan taipan (Oxyuranus scutellatus) and Irian Jayan death adder

    (Acanthophis rugosus) venoms. Basic Clin Pharmacol Toxicol 112: 325-334. 8. Paoli M,

    Rigoni M, Koster G, Rossetto O, Montecucco C, et al. (2009) Mass spectrometry analysisof the phospholipase A(2) activity of snake pre-synaptic neurotoxins in cultured neurons.

    J Neurochem 111: 737-744. 9. Rigoni M, Pizzo P, Schiavo G, Weston AE, Zatti G, et al.

    (2007) Calcium influx and mitochondrial alterations at synapses exposed to snake

    neurotoxins or their phospholipid hydrolysis products. J Biol Chem 282: 11238-11245.

    13.13. Snake Venom. Wu M, Ming W, Tang Y, Zhou S, Kong T, et al. (2013) The

    anticancer effect of cytotoxin 1 from Naja atra Cantor venom is mediated by a lysosomal

    cell death pathway involving lysosomal membrane permeabilization and cathepsin B

    release. Am J Chin Med 41: 643-663. 31. Kini RM (1997) Venom Phospholipase A2

    Enzymes: Structure, function and mechanism. John Wiley & Sons, USA. 32. Burke JE,

    Dennis EA (2009) Phospholipase A2 biochemistry. Cardiovasc Drugs Ther 23: 49-59. 33. Teixeira CF, Landucci EC, Antunes E, Chacur M, Cury Y (2003) Inflammatory effects

    of snake venom myotoxic phospholipases A2. Toxicon 42: 947-962. 34. Gutiérrez JM,

    Lomonte B (2004) Phospholipase A2 myotoxins from Bothrops snake venoms. Curr

    Org Chem 1677-1690. 35. Zuliani JP, Fernandes CM, Zamuner SR, Gutiérrez JM,

    Teixeira CF (2005) Inflammatory events induced by Lys-49 and Asp-49 phospholipases

    A2 isolated from Bothrops asper snake venom: role of catalytic activity. Toxicon 45: 335-

    346. 36. Zuliani JP, Gutiérrez JM, Casais e Silva LL, Coccuzzo Sampaio S, Lomonte

    B, et al. (2005) Activation of cellular functions in macrophages by venom secretory Asp-

    49 and Lys-49 phospholipases A(2). Toxicon 46: 523-532.

    14.14. Snake Venom VS Radiation Toxins. Clinically, administering anti-venom to theaffected patient within a very limited time frame ( < 2 hours) efficiently reverses many of

    http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-9-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-9-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-10-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-10-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-11-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-11-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-12-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-12-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-13-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-13-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-14-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-14-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-9-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-10-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-11-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-12-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-13-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-14-638.jpg?cb=1434310220

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    24/27

    the detrimental systemic effects caused by snake venom including nephrotoxicity,

    myotoxicity, and necrosis. Clinically, administering Radiation Antidote to the irradiated

    mammal ( immune-prophylaxis with Antiradiation Vaccine or therapy with Antiradiation

    Antidote) efficiently neutralized radiation toxins and improve clinical picture of Acute

    Radiation Syndromes include neurotoxicity, cardiotoxicity, cytotoxicity, inflammation.

    15.15. Snake Venom VS Radiation Toxins. Snake venom α-neurotoxins, which are non-

    enzymatic, threefingered fold proteins, block nicotinic acetylcholine receptors (nAChR) of

    muscle and are widely used in nAChR studies . However, the pharmacological relevance

    of snake venom α-neurotoxins has not yet been clearly defined. The mechanism of

    action of pre-synaptic PLA2 β- neurotoxins, as opposed to α-neurotoxins, is also not well

    understood, although hydrolysis of phosphatidylcholine (PC), phosphatidylserine (PS),

    and phosphatidylethanolamine (PE) in neuronal membranes appears to be required for

    the onset of pre-synaptic neurotoxicity

    16.16. Snake Venom vs Radiation Toxins. The mode of action of snake venom cytotoxins

    has been characterized based on studies of cytotoxins derived from cobra venom. Thesecytotoxins kill cells by non-selectively disrupting cell membranes [12,14]. Cytotoxins

    exhibit various physiological effects which are mainly regulated by modifying cell

    membrane structure and function. Various pharmacological applications have been

    suggested for cytotoxins such as their ability to destroy various types of cancer cells .

    17.17. Snake Venom vs Radiation Toxins. Castro EN Lomonte B, del Carmen Gutiérrez

    M, Alagón A, Gutiérrez JM (2013) Intraspecies variation in the venom of the rattlesnake

    Crotalus simus from Mexico: different expression of crotoxin results in highly variable

    toxicity in the venoms of three subspecies. J Proteomics 87: 103-121. Fletcher JE,

    Jiang MS (1993) Possible mechanisms of action of cobra snake venom cardiotoxins and

    bee venom melittin. Toxicon 31: 669-695. Konshina AG, Dubovskii PV, Efremov RG

    (2012) Structure and dynamics of cardiotoxins. Curr Protein Pept Sci 13: 570- 584.

    18.18. Snake Venom vs Radiation Toxins. Kini RM (1997) Venom Phospholipase A2

    Enzymes: Structure, function and mechanism. John Wiley & Sons, USA. Burke JE,

    Dennis EA (2009) Phospholipase A2 biochemistry. Cardiovasc Drugs Ther 23: 49-59. 33.

    Teixeira CF, Landucci EC, Antunes E, Chacur M, Cury Y (2003) Inflammatory effects of

    snake venom myotoxic phospholipases A2. Toxicon 42: 947-962. Gutiérrez JM,

    Lomonte B (2004) Phospholipase A2 myotoxins from Bothrops snake venoms. Curr Org

    Chem 1677-1690. Zuliani JP, Fernandes CM, Zamuner SR, Gutiérrez JM, Teixeira CF

    (2005) Inflammatory events induced by Lys-49 and Asp-49 phospholipases A2 isolated

    from Bothrops asper snake venom: role of catalytic activity. Toxicon 45: 335- 346. 

    Zuliani JP, Gutiérrez JM, Casais e Silva LL, Coccuzzo Sampaio S, Lomonte B, et al.

    (2005) Activation of cellular functions in macrophages by venom secretory Asp-49 and

    Lys-49 phospholipases A(2). Toxicon 46: 523-532. Gasanov SE, Rael ED, Martinez M,

    Baeza G, Vernon LP (1994) Modulation of phospholipase A2 activity by membrane-active

    peptides on liposomes of different phospholipid composition. Gen Physiol Biophys 13:

    275-286.

    19.19. Radiation Toxins Acute Radiation Disease (ARD) or Acute Radiation Syndromes

    (ARS) are defined as the collective toxic clinical states observed from the acute

    pathological processes in various doses of irradiated mammals; to include: systemic

    inflammatory response syndrome (SIRS), toxic multiple organ injury (TMOI), toxic

    http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-15-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-15-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-16-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-16-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-17-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-17-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-18-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-18-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-19-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-19-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-15-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-16-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-17-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-18-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-19-638.jpg?cb=1434310220

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    25/27

    multiple organ dysfunction syndromes (TMODS), and finally, toxic multiple organ

    failure (TMOF).

    20.20. Radiation Toxins. Moderate and high doses of radiation induces necrosis of

    radiosensitive cells with the formation of radiation toxins and their induced acute

    inflammatory processes. Radiation necrosis is the most substantial and most severe

    form of radiation induced injury, and when widespread, has grave therapeutic implications

    . Low doses of radiation exposure induces apoptosis (controlled, programmed death of

    radiosensitive cells) without significant levels of specific radiation-induced toxin formation

    and with only low levels of inflammatory response.

    21.21. Radiation Toxins Specific Radiation Toxins are playing an important role as the

    trigger mechanism for inflammation, cell lysis, and damage to vital cellular structures

    such as mitochondria, DNA, ion channels and cell membranes.

    22.22. Radiation Toxins. Phospholipase C (PLC) isozymes play significant roles in

    transmembrane signal transduction. PLC- 1 is one of the key regulatory enzymes in

    signal transduction for cellular proliferation and differentiation. The exact mechanisms ofthis signal transduction of tissue damage and subsequent regeneration, however, were

    not clearly documented. This study was planned to determine the biological significance

    of PLC isozymes following irradiation in rat small intestine.

    23.23. Radiation Toxins. The Korean Journal of Pathology 1998;32(3): 155-

    161.Expression of Phospholipase C Isozymes in Radiation-Induced Tissue Damage and

    Subsequent Regeneration of Murine Small Intestine.Sung Sook Kim, Yeong Ju Woo, Ju

    Ryung Huh, Jung Hyun Ryu, Kyung Ja Lee, Jung Sik Lee, Pann Ghill Suh1Department of

    Pathology, Ulsan University Hospital, Ulsan, Korea. 2Department of Radiology, Medical

    College, Ewha Womans University, Korea. 3Department of Life Science, Pohang Institute

    of Science and Technology, Korea.24.24. Radiation Toxins. “Radiation Excitotoxicity” is an important pathological mechanism

    which damages the central nervous system . After high doses of radiation, some

    specific receptors of CNS such as the are over activated. “Excitotoxins” bind to these

    receptors, as well as pathologically high levels of glutamate, can cause excitotoxicity, by

    allowing high levels of calcium ions to enter the cell. Ca++ influx into cells activates a

    number of enzymes, including phospholipases, endonucleases, and proteases such as

    calpain. These enzymes go on to damage cell structures e.g. components of the

    cytoskeleton, membranes, and DNA.

    :emostasis is a proess 4(i( a!ses '"eedin) to stop, meanin) to keep '"ood

    4it(in a dama)ed '"ood $esse". 9i).1 and its "e)end 'rief"* desri'es t(is omp"e

    proess.

    http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-20-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-20-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-21-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-21-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-22-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-22-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-23-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-23-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-24-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-24-638.jpg?cb=1434310220http://en.wikipedia.org/wiki/Hemostasishttp://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-20-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-21-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-22-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-23-638.jpg?cb=1434310220http://image.slidesharecdn.com/radiationvsrattlesnakebite-150614192719-lva1-app6892/95/radiation-vs-rattle-snake-bite-24-638.jpg?cb=1434310220http://en.wikipedia.org/wiki/Hemostasis

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    26/27

    Mode" 'er'asis se" (emostasis men!nj!kkan 'er'a)ai komponen dari sistem

    (emostatik *an) dipen)ar!(i o"e( protein 'isa !"ar #Saje$i et a", 2&11.%

    9i)!re 1= T(e e""0'ased mode" of (emostasis s(o4s t(e different omponents of t(e

    (emostati s*stem t(at are affeted '* snake $enom proteins #5eprinted from

    Toion, Saje$i et a"., 2&11, O 2&11, 4it( permission from "se$ier.%

    Platelet aggregation: 9o""o4in) $esse" 4a"" inj!r*, p"ate"ets 'ind to eposed s!'0

    endot(e"i!m. T(ro!)( reeptors on t(eir p"asma mem'rane > )"*oprotein omp"e

  • 8/17/2019 Kandungan Bahan Kimia Pada Bisa Ular Dan Keuntunganya

    27/27

    me(anism is t(e protein #P5H% antioa)!"ant pat(4a* t(at is ati$ated at t(e same

    time as t(e ati$ation of oa)!"ation fators. Hn t(e s!rfae of non0ati$ated endot(e"ia"

    e""s, t(rom'in 'inds to t(rom'omod!"in and ati$atesP5H #AP5H% 4(i( t(en, in t(e

    omp"e protein S #PS%, "ea$es 9+a and 9+IIIa.

    Snake venom ontains n!mero!s proteins t(at dist!r' (emostasis. T(e* 'e"on) toa "ar)e $ariet* of protein fami"ies and at at different "e$e"s of (emostasis. T(e*

    a!se (emorr(a)e #see (emorr(a)i toin% '* dama)in) endot(e"ia" e""s or

    dist!r'in) t(eir interations 4it( t(e 'asement mem'rane, dist!r' p"ate"et

    a))re)ation #see p"ate"et a))re). ati$atin) toin andP"ate"et a))re). in(i'itin)

    toin% 4(i( is r!ia" for formin) '"ood "ots, impair t(e '"ood oa)!"ation asade

    #'"ood oa)!"ation asade ati$atin) toin and '"ood oa)!"ation asade in(i'itin)

    toin%, de)rade fi'rino)en #see fi'rino)eno"*ti toin% and e$en "*se a"read* formed

    '"ood "ot #fi'rino"*ti toin%. A"" t(ese effets ep"ain 4(* dist!r'ane of (emostasis

    is amon) t(e most se$ere effets fo""o4in) a snake 'ite.

    In ot(er $enomo!s speies, on"* a fe4 toins (a$e 'een desri'ed to impair

    (emostasis.

    See a"so UniProtK0ke*4ord.

    http://venomzone.expasy.org/by_species/2017.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2018.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/1997.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/1997.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2020.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2019.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2019.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2022.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2021.htmlhttp://www.uniprot.org/keywords/KW-1199http://venomzone.expasy.org/by_species/2017.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2018.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/1997.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/1997.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2020.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2019.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2019.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2022.htmlhttp://venomzone.expasy.org/by_species/2021.htmlhttp://www.uniprot.org/keywords/KW-1199