kalsel. telp. (0511) 3250050, fax (0511) 3250050 sop...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN TES PROVOKASI
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan pengaturan pernafasan 2. Menjelaskan hasil tes provokasi hiperventilasi naracoba
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat : 1. Stopwatch
Cara Kerja 1. Hitung frekuensi pernafasan normal seorang probandus. 2. Lakukan inspirasi semaksimal mungkin, tahan selama 20 detik kemudian lakukan
ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan sekarang. 3. Lakukan inspirasi dan ekspirasi dalam dan cepat selama sekurang-kurangnya 20
detik. 4. Hitung frekuensi pernafasan sekarang.
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN KARDIOVASA
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan dan membedakan cirri-ciri suara jantung I dan II 2. Menjelaskan dan mengukur denyut nadi permenit 3. Menjelaskan dan mengukur tekanan darah arterial
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat : 1. Sphygnomanometer 2. Stetoskop
Cara Kerja I. Suara jantung I a. Probandus dalam keadaan tenang, di minta melepas pakaian bagian atas dan
berbarimg terlentang di meja periksa b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan probandus c. Letakkan corong stetoskop di dinding dada, yaitu di titik pertemuan antara ruang
intercosta Vkiri dengan garis yang melalui pertengahan klavikula kiri ke bawah sejajar dengan sternum dan dengarkan suara jantung dengan jelas.
d. Perhatikan apakah suara jantung itu ritmis atau teratur,adakah kelainan suara jantung
2. Palpasi Nadi
a. Probandus berbaring terlentang,dalam keadaan istirahat dan tenang b. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan probandus c. Peganglah tangan kanan probandus dengan tangan kiri pemeriksa. Carilah arteria
radialis probandus, dan letakkan jari telunjuk jari tengah dan jari manis sedangkan ibu jari pemeriksa memegang bagian dorsal pergelangan tengah pada sisi vena
d. Perhatikan nadi tersebit dan hitunglah frekuensinya dalam 1 menit e. Selanjutnya probandus diperintahkan lari ditempat dengan cepat selama 5 menit
dan ulang point c dan d diatas 3. Tekanan Darah
a. Cara palpatoir - Tidak menggunakan stetoskop - Probandus di minta berbaring terlentang pasang manset pada lengan atas dengan
rapi - Raba denyut nadi arteria radialis dengan jari-jari tangan kanan sampai terasa
denyut nadi yang pasti - Katup jarum ditutup hingga rapat - Bola karet dipegang dengan tangan kiri dan pompa sampai pulsus radialis hilang - Buka katup jarum sedemikian rupa sehingga udara keluar pelan-pelan - Bacalah tekanan manometer pada waktu terasa denyut nadi lemah yang pertama
pada pergelangan tangan tersebut. Manometer pada waktu itu menunjukkan tekanan systole
b. Cara auskultatoir - Menggunakan stetoskop - Probandus di minta berbaring terlentang - Pasang manset pada lengan atas dengan rapi - Tempatkan corong stetoskop pada arteria brachialis tepat di bawah manset - Bola karet dipompa sampai nadi radialis hilang, teruskan memompa sampai
puncak air raksa mencapai nilai sekitar 20 mmHg diatas tekanan saat nadi radialis hilang tadi.
- Perlahan-lahan manset di buka sehingga pada suatu saat mulai terdengar suara yang dapat kita bedakan 5 fase yaitu: Fase 1 : Di mulai saat terdengarnya bunyi disebut tekanan sistolik. Fase 2 : Aliran darah yang melewati pembuluh meningkat dan menimbulkan bunyi mendesir Fase 3 : Bunyi menjadi lebih keras dan lebih nyaring Fase 4 : Bunyi tiba-tiba menjadi redup lemah dan meniup Fase 5 : Bunyi sama sekali tidak terdengar
- Tekanan systole adalah tekanan sesuai dengan suara fase 1 dan tekanan diastole sesuai dengan fase 4
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN BUTA WARNA
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan proses pemeriksaan buta warna 2. Menjelaskan proses timbulnya buta warna 3. Menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan buta warna
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat : Pseudo isochromatis dari ishihara
Cara Kerja 1. Siapkan buku ischihara atur penerangan, tentukan naracoba dan seorang yang bertindak sebagai pemeriksa
2. Siapkan 2 bangku dan 1 meja. Aturlah posisi sehingga pemeriksa dan naracoba duduk saling berhadapan dengan meja diantara keduanya
3. Letakkan buku ischihara diatas meja menghadap naracoba, pemeriksa kemudian membuka tiap halaman gambar buku satu persatu, sambil meminta naracoba membaca dan menyebutkan huruf atau angka yang terlihat.Pemeriksa harus mencatat setiap jawaban naracoba untuk setiap gambar yang dilihat oleh naracoba
4. Bandingkan hasil jawaban naracoba dengan table yang tersedia
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan mekanisme penghantaran dan penangkapan bunyi oleh telinga 2. Menjelaskan proses pengujian kepekaan indera pendengaran 3. Menjelaskan proses penghantaran bunyi oleh tulang dan oleh udara 4. Menjelaskan mekanisme terjadinya 2 jenis ketulian
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat: 1. I set Garputala 2. Penggaris panjang 3. Arloji
Bahan:
1. Kapas 2. Saputangan
Cara Kerja 1. Pemeriksaan Kepekaan Indera Pendengaran - Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan , tunjuk 2 orang naracoba yang
akan diperiksa kepekaan indera pendengarannya dan 1 orang penguji - Catatlah data kedua naracoba pada lembar kerja - Tutuplah telinga kanan dan kedua mata naracoba 1 dengan kapas dan sapu
tangan - Penguji menggerakkan arloji mendekati telinga kiri naracoba I, sampai
naracoba 1 mendengar suara arloji untuk pertama kalinya. Ukur dan catatlah jarak antara arloji tangan dengan telinga kiri naracoba I. Ulangi percobaan ini sampai 3 kali. Lakukan percobaan yang sama untuk telinga kanan( telinga kiri disumbat dengan kapas).. Catat hasil yang diperoleh pada lembar kerja. Bandingkan hasil percobaan untuk telinga kiri dan kanan
- Lakukan percobaan yang sama pada naracoba II. Catat hasilnya pada lembar kerja.
2. Pemeriksaan Jenis Ketulian a. Percobaan Rinne
- Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah di getarkan pada puncak kepala atau prosesus mastoideus naracoba. Mula-mula naracoba akan mendengar suara garputala tersebut keras. Makin lama suara garputala itu makin lemah dan akhirnya tidak terdengar lagi
- Pada saat naracoba tidak mendengar suara garputala, penguji dengan segera memindahkan garputala itu dekat atau didekat telinga kanan naracoba. Dengan pemindahan letak garputala itu, maka ada dua kemungkinan yang bisa diperoleh yaitu:
• Naracoba akan mendengar suara garputala lagi yang disebut Rinne positif atau
• Naracoba tidak mendengar lagi suara garputala itu yang disebut Rinne negative
- Lakukan percobaan itu untuk telinga kiri dan juga ulangi percobaannya sebanyak tiga kali. Catat hasilnya dilembar kerja. Bandingkan hasilnya antara telinga kanan dan telinga kiri
b. Percobaan Weber
- Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada kepala naracoba
- Naracoba memperhatikan intensitas suara dikedua telinga dan untuk itu ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu:
• Suara terdengar sama keras pada kedua telinga
• Suara terdengar lebih keras pada telinga kiri kiri
• Suara terdengar lebih keras pada telinga kanan
c. Percobaan schwabach - Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak
kepala naracoba - Naracoba akan mendengar suara garputala itu yang makin lama makin
lemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi - Pada saat naracoba mengatakan tidak mendengar suara garputala lagi,
maka penguji dengan segera memindahkan garputala itu kepuncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya
- Bagi pembanding ada dua kemungkinan dapat terjadi:
• Akan terdengar suara
• Tidak mendengar suara - Ulangi percobaan ini sampai tiga kali dan catat hasilnya dilembar kerja
d. Percobaan Bing - Penguji Meletakkan pangkal garputala yang sudah di getarkan
dipuncaklkepala naracoba - Naracoba memperhatikan kerasnya suara pada telinga kanan. Sebelum
suara menghilang sumbatlah liang telinga kanan tersebut dengan akapas atau ujung jari.
- Kemungkinan naracoba akan mendapatkan bahwa:
• Suara garputala kedengaran bertambah keras (percobaan Bing positif)
• Keras garputala tidak mengalami perubahan ( percobaan Bing Indifferent)
• Ulangi percobaan ini sampai tiga kali - Lakukan percobaan seperti diatas untuk telinga kiri - Catatlah hasil yang diperoleh di lembar kerja. Bandingkan hasil yang
diperoleh.
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan Untuk melihat jantung dari berbagai arah yang berbeda
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat: 1. 1 set EKG
Bahan: 1. Tissue 2. Kapas 3. Jelly Ekg 4. Alkohol 70%
Cara Kerja 1. Naracoba yang akan dilakukan perwekaman EKG harus dalam keadaan berbaring dan rileks
2. Pasang penfghantar ekstremitas (limb lead) dan pastikan bahwa penghantar terpasang pada ekstremitas yang benar, serta telah diolesi dengan pasta elektroda (ECG cream) sebelumnya
3. Pasang penghantar dada dengan sebelumnya diolesi pasta secukupnya pada temnpat yang telah di tentukan
4. Siapkan alat perekam EKG sesuai dengan petunjuk spesifikasinya. Pastikan menggunakan sumber tenaga yang tepat ( listrik atau batrai)
5. Lakukan kalibrasi dengan sinyal 1 mV 6. Buat terlebih dahulu rekaman dengan keenam penghantar standar,cukup 3 atau 4
kompleks untuk masing-masing penghantar 7. Kemudian buat keenam penghantar V 8. Potong kertas rekaman dengan hati-hati jangan sampai merusak hasil rekaman 9. Tandai kertas rekaman sesuai dengan urutan perekaman. Tulis identitas naracoba,
jenis kelamin, umur,keluhan(kalau ada) tanggal dan waktu pertekaman pada awal kertas perekaman
10. Simpan kembali alat perekam ditempatnya semula, dan pastikan bahwa tidak ada lagi kotoran-kotoran (bekas pasta) yang masih menempel pada elektroda
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN WAKTU REAKSI
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan proses pengukuran waktu reaksi 2. Menjelaskan penggunaan waktu reaksi dalam kehidupan sehari-hari
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat: 1. Stopwatch biasa 2. Stopwatch elektronik 3. Garputala 1 set 4. Alat peraga cahaya dengan lempeng-lempeng angka dan huruf
Cara Kerja A. Waktu Reaksi Sederhana 1. Siapkan peralatan, tentukan 1 orang naracoba 1 orang pemeriksa 1 pencatat 2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu antara stopwatch biasa dan stopwatch
elektronik dengan cara menekan stopwatch secara bersamaan untuk memulai dan menghentikannya secara bersamaan pula. Catat selisih waktu yang dicatat oeh kedua stopwatch tersebut
3. Rangsang sentuhan Mula-mula naracoba disuruh memegang stopwatch tekan pada tangan kiri di julurkan lurus diatas meja. Mata orang coba ditutup peneliti juga memegang stopwatch yang sama kecepatannya dengan stopwatch tekan, namun waktu ditekan tidak menimbulkan suara( stopwatch elektronik) selanjutnya peneliti menekan stopwatchbersamaan menyentuh tangan kirui naracoba. Naracoba di minta menekan stopwatch secepat-cepatnya pada saat tangan kirinya mendapat sentuhan. Lakukan hal tersebut,perbedaan waktu antara penekanan stopwatch oleh peneliti dan orang coba merupakan suatu reaksi sederhana
4. Rangsangan suara Dengan cara yang sama pada percobaan 1, tetapi percobaan ini yang diberikan adalah rangsangan suara. Orang coba disuruh menekan stopwatch bila ia mendengar bunyi garputala( stopwatch) bukan sentuhan
5. Rangsangan cahaya Pada percobaan ini rangsang yang di berikan ialah cahaya lampu baterai sedang percobannya seperti percobaan 1.
B. Waktu Reaksi Pilihan 1. Sebelum melakukan percobaan orang coba terlebih dahulu disuruh memilih satu
sinyal dan memilih satu jawaban tanpa mengetahui sesungguhnya yang akan di berikan .
2. Sinyal yang akan di berikan terdiri atas 4 macam sinyal yaitu hurufA1,A2,B1 dan B2.
3. Naracoba menjawab dengan menekan stopwatch 4. Pada saat itu peneliti memperlihatkan satu sinyal yang harus di jawab
bersamaan dengan menekan stopwatch. 5. Setelah latihan beberapa saat , percobaan di mulai. Langkah percobaan seperti
langkah pada percobaan waktu reaksi sederhana
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan proses oksigenasi pada hemoglobin 2. Menjelaskan hasil perhitungan kadar Hb dan indeks warna Hb pada naracoba
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
Alat: 1. Jarum francke/lanset/jarum suntik 2. Satu set hemometer sahli 3. Pipet eritrosit 4. Kapas alcohol 5. Larutan HCl 0,1 N 6. Aquadest
Cara Kerja A. Pengambilan Darah 1. Disiapkan alat-alat yang diperlukan 2. Sebelum ditusuk peredaran darah diperlancar dengan mengayun-ayunkan tangan
dan memijat jari yang akan ditusuk 3. Untuk membatasi penjalaran infeksi yang mungkin timbul dari tusukan biasanya
dipakai jari kiri ( jari cincin) untuk mengambil darah 4. Setelah ditusuk , darah harus dapat keluar dengan spontan dan jari tidak boleh
dipijat-pijat lagi karena nanti cairan jaringan akan ikut keluar yang akan mengencerkan darah.
B. Penentuan kadar Hb dengan metode sahli 1. Pilihlah seorang naracoba,seorang praktikan dan 3 asisten praktikan.Naracoba
adalah orang . Praktikan adalah orang yang menghisap darah dari jari naracoba,memasukkan darah kedalam tabung hemometer dan membilas pipet pengisap. Asisten praktikan 1 bertugas menusuk jari naracoba dan merawat luka. Asisten praktika 2 Bertugas mengencerkan larutan hematin –HCl yang terbentuk dan membaca hasilnya.
Asisten praktikan 3 bertugas mengerjakan hal-hal lain yang diperlukan untuk kelancaran praktikum.
2. Sebelum jari ditusuk isilah tabung hemometer sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2
3. Tusuk lah jari yang dipilih dengan jarum francke/lanset jangan lupa melakukan tindakan antisepsis terlebih dahulu pada tempat yang ditentukan sebelum
melakukan penusukan. Isaplah segera darah yang keluar dari jari yang telah ditusuk tadi dengan pipet erityrosit sampai tanda 20.
4. Segera setelah darah diisap dan sebelum menjendal, masukkan ujung pipet kedalam tabung yang telah diisi larutan HCL 0,1 N tadi sampai menyentuh dasar tabung. Hembuskan dengan perlahan seluruh darah dalam pipet tadi ke dalam tabung ,uasahakan agar darah yang dimasukkan tidak tercampurrata dahulu dengan larutan HCl 0,1 N
5. Tarik keatas sedikit pipet sehingga ujungnya terangkat dan berada kira-kira pada pertengahan ketinggian larutan HCl 0,1 N
6. Bilaslah pipet dengan mengisap dan menghembuskan larutan HCl 0,1 N didalam tabung sampai 3 kali. Usahakan pada isapan pertama hanya larutan HCl 0,1 N saja yang terisap
7. Kocoklah tabung agar darah tercampur merata dengan larutan HCl 0,1 N . Letakkan tabung pada tempatnya pada hemometer sahli. Diamkan dan tunggu sekitar 1-2 menit. Berturut-turut akan terjadi hemolisa eritrosit dan Hb yang keluar oleh HCl akan dipecah menjadi heme dan globin, kemudian heme dengan HCl akan membentuk hematin-HCl.Hematin HCl merupakan senyawa berwarna coklat yang lebih stabil diudara daripada Hb.
8. Encerkan larutan hematin-HCl dengan aquadestilata memakai pipet penetes sedikit demi sedikit sampai warnanya sesuai dengan warna larutan hematin-HCl standart yang telah ada disebelah kiri-kanan tabung tada pada hemometer sahli tersebut.
9. Catatlah angka yang tertera yang ditunjukkan oleh batas terendah (miniskus) permukaan larutan yang diencerkan pada pengenceran terakhir saat warna larutan di dalam tabung terlihat sama dengan warna pada larutan standart.
10. Buanglah larutan tadi, bereskan dan bersihkan peralatan. Catat hasil yang diperoleh
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Mempersiapkan transfusi darah secara cermat dengan mencari kepastian: a. Apakah golongan darah dan resipien b. Apakah darah donor sesuai untuk resipien
2. Banyak bencana alam dan kecerobohan penggunaan jalan raya,seyogyanyalah setiap orang memiliki kartu golongan darah
3. Untuk mendapatkan ketelitian dan kecermatan dalam melaksanakan transfuse darah mutlak harus dilakukan cross matching yaitu suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
1. Gelas objek 2. Lidi pengaduk 3. Satu set larutan antisera
Cara Kerja 1. Teteskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah B satu tetes serum anti B dengan pipet yang telah tersedia (jangan sampai tertukar)
2. Kemudian teteskan pada masing-masing anti serum satu tetes darah kemudian diaduk dengan pipet masing-masing.
3. Lihat ada tidaknya aglutinasi
Interpretasi Hasil
1. Bila terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B tidak terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa A
2. Bila tidak terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa B
3. Bila terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa AB
4. Bila tidak terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B tidak terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa O
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050
SOP PEMERIKSAAN REFLEKS PADA MANUSIA
Tanggal Terbit:
Tanggal Revisi:
Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi
Yuni Rohani NIP: 198006252001122002
Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi
dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002
Tujuan 1. Menjelaskan pengertian reflex 2. Menjelaskan mekanisme penyebab timbulnya refleks
Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi
Alat dan Bahan
1. Martil reflex 2. Kapas 3. Aquadest
Cara Kerja 1. Refleks Lutut a. Naracoba duduk bertumpang kaki kanan diatas dan mengalihkannya ke sekeliling b. Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan naracoba ( kaki yang tertumpang
diatas) dengan martil reflex c. Amati gerak reflex yang terjadi. d. Catatlah hasilnya pada lembar kerja
2. Refleks Tumit
a. Naracoba berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan pada kursi. Naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekeliling
b. Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri naracoba( yang dibengkokkan) dengan martil reflex
c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi
3. Refleks Biseps a. Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakkan diatas meja.
Naracoba mengalihkan perhatiannya kesekelilingnya b. Penguji memukul tendo m. biseps brakii lengan tersebut dengan martil reflex c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi
4. Refleks Triseps
a. Lengan kiri naracoba dibengkokkan secara pasif. Alihkan perhatian naracoba ke sekelilingnya
b. Penguji memukul tendo m. triseps brakii tersebut dengan martil reflex c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi