kalsel. telp. (0511) 3250050, fax (0511) 3250050 sop...

15
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050 SOP PEMERIKSAAN TES PROVOKASI Tanggal Terbit: Tanggal Revisi: Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi Yuni Rohani NIP: 198006252001122002 Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002 Tujuan 1. Menjelaskan pengaturan pernafasan 2. Menjelaskan hasil tes provokasi hiperventilasi naracoba Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Alat dan Bahan Alat : 1. Stopwatch Cara Kerja 1. Hitung frekuensi pernafasan normal seorang probandus. 2. Lakukan inspirasi semaksimal mungkin, tahan selama 20 detik kemudian lakukan ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan sekarang. 3. Lakukan inspirasi dan ekspirasi dalam dan cepat selama sekurang-kurangnya 20 detik. 4. Hitung frekuensi pernafasan sekarang.

Upload: dinhthien

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN TES PROVOKASI

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan pengaturan pernafasan 2. Menjelaskan hasil tes provokasi hiperventilasi naracoba

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat : 1. Stopwatch

Cara Kerja 1. Hitung frekuensi pernafasan normal seorang probandus. 2. Lakukan inspirasi semaksimal mungkin, tahan selama 20 detik kemudian lakukan

ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan sekarang. 3. Lakukan inspirasi dan ekspirasi dalam dan cepat selama sekurang-kurangnya 20

detik. 4. Hitung frekuensi pernafasan sekarang.

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN KARDIOVASA

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan dan membedakan cirri-ciri suara jantung I dan II 2. Menjelaskan dan mengukur denyut nadi permenit 3. Menjelaskan dan mengukur tekanan darah arterial

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat : 1. Sphygnomanometer 2. Stetoskop

Cara Kerja I. Suara jantung I a. Probandus dalam keadaan tenang, di minta melepas pakaian bagian atas dan

berbarimg terlentang di meja periksa b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan probandus c. Letakkan corong stetoskop di dinding dada, yaitu di titik pertemuan antara ruang

intercosta Vkiri dengan garis yang melalui pertengahan klavikula kiri ke bawah sejajar dengan sternum dan dengarkan suara jantung dengan jelas.

d. Perhatikan apakah suara jantung itu ritmis atau teratur,adakah kelainan suara jantung

2. Palpasi Nadi

a. Probandus berbaring terlentang,dalam keadaan istirahat dan tenang b. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan probandus c. Peganglah tangan kanan probandus dengan tangan kiri pemeriksa. Carilah arteria

radialis probandus, dan letakkan jari telunjuk jari tengah dan jari manis sedangkan ibu jari pemeriksa memegang bagian dorsal pergelangan tengah pada sisi vena

d. Perhatikan nadi tersebit dan hitunglah frekuensinya dalam 1 menit e. Selanjutnya probandus diperintahkan lari ditempat dengan cepat selama 5 menit

dan ulang point c dan d diatas 3. Tekanan Darah

a. Cara palpatoir - Tidak menggunakan stetoskop - Probandus di minta berbaring terlentang pasang manset pada lengan atas dengan

rapi - Raba denyut nadi arteria radialis dengan jari-jari tangan kanan sampai terasa

denyut nadi yang pasti - Katup jarum ditutup hingga rapat - Bola karet dipegang dengan tangan kiri dan pompa sampai pulsus radialis hilang - Buka katup jarum sedemikian rupa sehingga udara keluar pelan-pelan - Bacalah tekanan manometer pada waktu terasa denyut nadi lemah yang pertama

pada pergelangan tangan tersebut. Manometer pada waktu itu menunjukkan tekanan systole

b. Cara auskultatoir - Menggunakan stetoskop - Probandus di minta berbaring terlentang - Pasang manset pada lengan atas dengan rapi - Tempatkan corong stetoskop pada arteria brachialis tepat di bawah manset - Bola karet dipompa sampai nadi radialis hilang, teruskan memompa sampai

puncak air raksa mencapai nilai sekitar 20 mmHg diatas tekanan saat nadi radialis hilang tadi.

- Perlahan-lahan manset di buka sehingga pada suatu saat mulai terdengar suara yang dapat kita bedakan 5 fase yaitu: Fase 1 : Di mulai saat terdengarnya bunyi disebut tekanan sistolik. Fase 2 : Aliran darah yang melewati pembuluh meningkat dan menimbulkan bunyi mendesir Fase 3 : Bunyi menjadi lebih keras dan lebih nyaring Fase 4 : Bunyi tiba-tiba menjadi redup lemah dan meniup Fase 5 : Bunyi sama sekali tidak terdengar

- Tekanan systole adalah tekanan sesuai dengan suara fase 1 dan tekanan diastole sesuai dengan fase 4

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN BUTA WARNA

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan proses pemeriksaan buta warna 2. Menjelaskan proses timbulnya buta warna 3. Menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan buta warna

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat : Pseudo isochromatis dari ishihara

Cara Kerja 1. Siapkan buku ischihara atur penerangan, tentukan naracoba dan seorang yang bertindak sebagai pemeriksa

2. Siapkan 2 bangku dan 1 meja. Aturlah posisi sehingga pemeriksa dan naracoba duduk saling berhadapan dengan meja diantara keduanya

3. Letakkan buku ischihara diatas meja menghadap naracoba, pemeriksa kemudian membuka tiap halaman gambar buku satu persatu, sambil meminta naracoba membaca dan menyebutkan huruf atau angka yang terlihat.Pemeriksa harus mencatat setiap jawaban naracoba untuk setiap gambar yang dilihat oleh naracoba

4. Bandingkan hasil jawaban naracoba dengan table yang tersedia

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN FUNGSI PENDENGARAN

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan mekanisme penghantaran dan penangkapan bunyi oleh telinga 2. Menjelaskan proses pengujian kepekaan indera pendengaran 3. Menjelaskan proses penghantaran bunyi oleh tulang dan oleh udara 4. Menjelaskan mekanisme terjadinya 2 jenis ketulian

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat: 1. I set Garputala 2. Penggaris panjang 3. Arloji

Bahan:

1. Kapas 2. Saputangan

Cara Kerja 1. Pemeriksaan Kepekaan Indera Pendengaran - Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan , tunjuk 2 orang naracoba yang

akan diperiksa kepekaan indera pendengarannya dan 1 orang penguji - Catatlah data kedua naracoba pada lembar kerja - Tutuplah telinga kanan dan kedua mata naracoba 1 dengan kapas dan sapu

tangan - Penguji menggerakkan arloji mendekati telinga kiri naracoba I, sampai

naracoba 1 mendengar suara arloji untuk pertama kalinya. Ukur dan catatlah jarak antara arloji tangan dengan telinga kiri naracoba I. Ulangi percobaan ini sampai 3 kali. Lakukan percobaan yang sama untuk telinga kanan( telinga kiri disumbat dengan kapas).. Catat hasil yang diperoleh pada lembar kerja. Bandingkan hasil percobaan untuk telinga kiri dan kanan

- Lakukan percobaan yang sama pada naracoba II. Catat hasilnya pada lembar kerja.

2. Pemeriksaan Jenis Ketulian a. Percobaan Rinne

- Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah di getarkan pada puncak kepala atau prosesus mastoideus naracoba. Mula-mula naracoba akan mendengar suara garputala tersebut keras. Makin lama suara garputala itu makin lemah dan akhirnya tidak terdengar lagi

- Pada saat naracoba tidak mendengar suara garputala, penguji dengan segera memindahkan garputala itu dekat atau didekat telinga kanan naracoba. Dengan pemindahan letak garputala itu, maka ada dua kemungkinan yang bisa diperoleh yaitu:

• Naracoba akan mendengar suara garputala lagi yang disebut Rinne positif atau

• Naracoba tidak mendengar lagi suara garputala itu yang disebut Rinne negative

- Lakukan percobaan itu untuk telinga kiri dan juga ulangi percobaannya sebanyak tiga kali. Catat hasilnya dilembar kerja. Bandingkan hasilnya antara telinga kanan dan telinga kiri

b. Percobaan Weber

- Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada kepala naracoba

- Naracoba memperhatikan intensitas suara dikedua telinga dan untuk itu ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi yaitu:

• Suara terdengar sama keras pada kedua telinga

• Suara terdengar lebih keras pada telinga kiri kiri

• Suara terdengar lebih keras pada telinga kanan

c. Percobaan schwabach - Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak

kepala naracoba - Naracoba akan mendengar suara garputala itu yang makin lama makin

lemah dan akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi - Pada saat naracoba mengatakan tidak mendengar suara garputala lagi,

maka penguji dengan segera memindahkan garputala itu kepuncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman pendengarannya

- Bagi pembanding ada dua kemungkinan dapat terjadi:

• Akan terdengar suara

• Tidak mendengar suara - Ulangi percobaan ini sampai tiga kali dan catat hasilnya dilembar kerja

d. Percobaan Bing - Penguji Meletakkan pangkal garputala yang sudah di getarkan

dipuncaklkepala naracoba - Naracoba memperhatikan kerasnya suara pada telinga kanan. Sebelum

suara menghilang sumbatlah liang telinga kanan tersebut dengan akapas atau ujung jari.

- Kemungkinan naracoba akan mendapatkan bahwa:

• Suara garputala kedengaran bertambah keras (percobaan Bing positif)

• Keras garputala tidak mengalami perubahan ( percobaan Bing Indifferent)

• Ulangi percobaan ini sampai tiga kali - Lakukan percobaan seperti diatas untuk telinga kiri - Catatlah hasil yang diperoleh di lembar kerja. Bandingkan hasil yang

diperoleh.

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan Untuk melihat jantung dari berbagai arah yang berbeda

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat: 1. 1 set EKG

Bahan: 1. Tissue 2. Kapas 3. Jelly Ekg 4. Alkohol 70%

Cara Kerja 1. Naracoba yang akan dilakukan perwekaman EKG harus dalam keadaan berbaring dan rileks

2. Pasang penfghantar ekstremitas (limb lead) dan pastikan bahwa penghantar terpasang pada ekstremitas yang benar, serta telah diolesi dengan pasta elektroda (ECG cream) sebelumnya

3. Pasang penghantar dada dengan sebelumnya diolesi pasta secukupnya pada temnpat yang telah di tentukan

4. Siapkan alat perekam EKG sesuai dengan petunjuk spesifikasinya. Pastikan menggunakan sumber tenaga yang tepat ( listrik atau batrai)

5. Lakukan kalibrasi dengan sinyal 1 mV 6. Buat terlebih dahulu rekaman dengan keenam penghantar standar,cukup 3 atau 4

kompleks untuk masing-masing penghantar 7. Kemudian buat keenam penghantar V 8. Potong kertas rekaman dengan hati-hati jangan sampai merusak hasil rekaman 9. Tandai kertas rekaman sesuai dengan urutan perekaman. Tulis identitas naracoba,

jenis kelamin, umur,keluhan(kalau ada) tanggal dan waktu pertekaman pada awal kertas perekaman

10. Simpan kembali alat perekam ditempatnya semula, dan pastikan bahwa tidak ada lagi kotoran-kotoran (bekas pasta) yang masih menempel pada elektroda

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN WAKTU REAKSI

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan proses pengukuran waktu reaksi 2. Menjelaskan penggunaan waktu reaksi dalam kehidupan sehari-hari

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat: 1. Stopwatch biasa 2. Stopwatch elektronik 3. Garputala 1 set 4. Alat peraga cahaya dengan lempeng-lempeng angka dan huruf

Cara Kerja A. Waktu Reaksi Sederhana 1. Siapkan peralatan, tentukan 1 orang naracoba 1 orang pemeriksa 1 pencatat 2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu antara stopwatch biasa dan stopwatch

elektronik dengan cara menekan stopwatch secara bersamaan untuk memulai dan menghentikannya secara bersamaan pula. Catat selisih waktu yang dicatat oeh kedua stopwatch tersebut

3. Rangsang sentuhan Mula-mula naracoba disuruh memegang stopwatch tekan pada tangan kiri di julurkan lurus diatas meja. Mata orang coba ditutup peneliti juga memegang stopwatch yang sama kecepatannya dengan stopwatch tekan, namun waktu ditekan tidak menimbulkan suara( stopwatch elektronik) selanjutnya peneliti menekan stopwatchbersamaan menyentuh tangan kirui naracoba. Naracoba di minta menekan stopwatch secepat-cepatnya pada saat tangan kirinya mendapat sentuhan. Lakukan hal tersebut,perbedaan waktu antara penekanan stopwatch oleh peneliti dan orang coba merupakan suatu reaksi sederhana

4. Rangsangan suara Dengan cara yang sama pada percobaan 1, tetapi percobaan ini yang diberikan adalah rangsangan suara. Orang coba disuruh menekan stopwatch bila ia mendengar bunyi garputala( stopwatch) bukan sentuhan

5. Rangsangan cahaya Pada percobaan ini rangsang yang di berikan ialah cahaya lampu baterai sedang percobannya seperti percobaan 1.

B. Waktu Reaksi Pilihan 1. Sebelum melakukan percobaan orang coba terlebih dahulu disuruh memilih satu

sinyal dan memilih satu jawaban tanpa mengetahui sesungguhnya yang akan di berikan .

2. Sinyal yang akan di berikan terdiri atas 4 macam sinyal yaitu hurufA1,A2,B1 dan B2.

3. Naracoba menjawab dengan menekan stopwatch 4. Pada saat itu peneliti memperlihatkan satu sinyal yang harus di jawab

bersamaan dengan menekan stopwatch. 5. Setelah latihan beberapa saat , percobaan di mulai. Langkah percobaan seperti

langkah pada percobaan waktu reaksi sederhana

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan proses oksigenasi pada hemoglobin 2. Menjelaskan hasil perhitungan kadar Hb dan indeks warna Hb pada naracoba

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

Alat: 1. Jarum francke/lanset/jarum suntik 2. Satu set hemometer sahli 3. Pipet eritrosit 4. Kapas alcohol 5. Larutan HCl 0,1 N 6. Aquadest

Cara Kerja A. Pengambilan Darah 1. Disiapkan alat-alat yang diperlukan 2. Sebelum ditusuk peredaran darah diperlancar dengan mengayun-ayunkan tangan

dan memijat jari yang akan ditusuk 3. Untuk membatasi penjalaran infeksi yang mungkin timbul dari tusukan biasanya

dipakai jari kiri ( jari cincin) untuk mengambil darah 4. Setelah ditusuk , darah harus dapat keluar dengan spontan dan jari tidak boleh

dipijat-pijat lagi karena nanti cairan jaringan akan ikut keluar yang akan mengencerkan darah.

B. Penentuan kadar Hb dengan metode sahli 1. Pilihlah seorang naracoba,seorang praktikan dan 3 asisten praktikan.Naracoba

adalah orang . Praktikan adalah orang yang menghisap darah dari jari naracoba,memasukkan darah kedalam tabung hemometer dan membilas pipet pengisap. Asisten praktikan 1 bertugas menusuk jari naracoba dan merawat luka. Asisten praktika 2 Bertugas mengencerkan larutan hematin –HCl yang terbentuk dan membaca hasilnya.

Asisten praktikan 3 bertugas mengerjakan hal-hal lain yang diperlukan untuk kelancaran praktikum.

2. Sebelum jari ditusuk isilah tabung hemometer sahli dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2

3. Tusuk lah jari yang dipilih dengan jarum francke/lanset jangan lupa melakukan tindakan antisepsis terlebih dahulu pada tempat yang ditentukan sebelum

melakukan penusukan. Isaplah segera darah yang keluar dari jari yang telah ditusuk tadi dengan pipet erityrosit sampai tanda 20.

4. Segera setelah darah diisap dan sebelum menjendal, masukkan ujung pipet kedalam tabung yang telah diisi larutan HCL 0,1 N tadi sampai menyentuh dasar tabung. Hembuskan dengan perlahan seluruh darah dalam pipet tadi ke dalam tabung ,uasahakan agar darah yang dimasukkan tidak tercampurrata dahulu dengan larutan HCl 0,1 N

5. Tarik keatas sedikit pipet sehingga ujungnya terangkat dan berada kira-kira pada pertengahan ketinggian larutan HCl 0,1 N

6. Bilaslah pipet dengan mengisap dan menghembuskan larutan HCl 0,1 N didalam tabung sampai 3 kali. Usahakan pada isapan pertama hanya larutan HCl 0,1 N saja yang terisap

7. Kocoklah tabung agar darah tercampur merata dengan larutan HCl 0,1 N . Letakkan tabung pada tempatnya pada hemometer sahli. Diamkan dan tunggu sekitar 1-2 menit. Berturut-turut akan terjadi hemolisa eritrosit dan Hb yang keluar oleh HCl akan dipecah menjadi heme dan globin, kemudian heme dengan HCl akan membentuk hematin-HCl.Hematin HCl merupakan senyawa berwarna coklat yang lebih stabil diudara daripada Hb.

8. Encerkan larutan hematin-HCl dengan aquadestilata memakai pipet penetes sedikit demi sedikit sampai warnanya sesuai dengan warna larutan hematin-HCl standart yang telah ada disebelah kiri-kanan tabung tada pada hemometer sahli tersebut.

9. Catatlah angka yang tertera yang ditunjukkan oleh batas terendah (miniskus) permukaan larutan yang diencerkan pada pengenceran terakhir saat warna larutan di dalam tabung terlihat sama dengan warna pada larutan standart.

10. Buanglah larutan tadi, bereskan dan bersihkan peralatan. Catat hasil yang diperoleh

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Mempersiapkan transfusi darah secara cermat dengan mencari kepastian: a. Apakah golongan darah dan resipien b. Apakah darah donor sesuai untuk resipien

2. Banyak bencana alam dan kecerobohan penggunaan jalan raya,seyogyanyalah setiap orang memiliki kartu golongan darah

3. Untuk mendapatkan ketelitian dan kecermatan dalam melaksanakan transfuse darah mutlak harus dilakukan cross matching yaitu suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

1. Gelas objek 2. Lidi pengaduk 3. Satu set larutan antisera

Cara Kerja 1. Teteskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah B satu tetes serum anti B dengan pipet yang telah tersedia (jangan sampai tertukar)

2. Kemudian teteskan pada masing-masing anti serum satu tetes darah kemudian diaduk dengan pipet masing-masing.

3. Lihat ada tidaknya aglutinasi

Interpretasi Hasil

1. Bila terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B tidak terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa A

2. Bila tidak terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa B

3. Bila terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa AB

4. Bila tidak terdapat aglutinasi pada serum A dan pada serum B tidak terdapat aglutinasi berarti golongan darah yang diperiksa O

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

LABORATORIUM FISIOLOGI Jl. Veteran Banjarmasin 70232 – Kalsel. Telp. (0511) 3250050, Fax (0511) 3250050

SOP PEMERIKSAAN REFLEKS PADA MANUSIA

Tanggal Terbit:

Tanggal Revisi:

Dibuat oleh: Teknisi Lab.Fisiologi

Yuni Rohani NIP: 198006252001122002

Ditetapkan oleh: Kepala Bagian Fisiologi

dr. Dona Marisa, M.Biomed NIP: 197403092005012002

Tujuan 1. Menjelaskan pengertian reflex 2. Menjelaskan mekanisme penyebab timbulnya refleks

Referensi Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi

Alat dan Bahan

1. Martil reflex 2. Kapas 3. Aquadest

Cara Kerja 1. Refleks Lutut a. Naracoba duduk bertumpang kaki kanan diatas dan mengalihkannya ke sekeliling b. Penguji memukul ligamentum patellae kaki kanan naracoba ( kaki yang tertumpang

diatas) dengan martil reflex c. Amati gerak reflex yang terjadi. d. Catatlah hasilnya pada lembar kerja

2. Refleks Tumit

a. Naracoba berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan diletakkan pada kursi. Naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekeliling

b. Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri naracoba( yang dibengkokkan) dengan martil reflex

c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi

3. Refleks Biseps a. Lengan kanan naracoba diluruskan secara pasif dan diletakkan diatas meja.

Naracoba mengalihkan perhatiannya kesekelilingnya b. Penguji memukul tendo m. biseps brakii lengan tersebut dengan martil reflex c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi

4. Refleks Triseps

a. Lengan kiri naracoba dibengkokkan secara pasif. Alihkan perhatian naracoba ke sekelilingnya

b. Penguji memukul tendo m. triseps brakii tersebut dengan martil reflex c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi

5. Refleks Mengejap a. Naracoba membuka kedua matanya dan mengarahkan pandangannya ke titik

yang jauh b. Penguji menyentuh permukaan kornea kanan naracoba dengan ujung kapas yang

telah dibasahi dengan aquadest c. Amati dan catat gerak reflex yang terjadi