kajian ringkas seputar alquran dan rasm...

120

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

48 views

Category:

Documents


61 download

TRANSCRIPT

  • KAJIAN RINGKAS SEPUTAR ALQURAN DAN RASM UTSMANIPenulis : H. Asmuni M. Noor

    Editor : Ahmad Tholabi Kharlie

    Layout : Rizal Rabas

    Cetakan I, April 2018

    ISBN: 978-979-9152-55-8

    Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-UndangDilarang menggandakan isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbitAll rights reserved

    Diterbitkan oleh:LPTQ Provinsi BantenKompleks Masjid Raya Al-BantaniJl. Syaikh Nawawi KP3B Curug Kota Serang Banten

    Bekerjasama dengan:Gaung PersadaCiputat Mega Mall Blok C/11Jl. Ir. H. Juanda No. 34 Ciputat Tangerang SelatanTelp. 021 747 075 60, Hp. 0878 86200 900Email: [email protected]

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Al-hamd lillâh rabb al-‘âlamîn, proses penulisan buku ini akhirnya rampung. Demikian kata yang terucap dari lubuk hati penulis yang paling dalam. Maka sudah seyogyanya puji syukur dipanjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan karunia dan inayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad Saw., sosok manusia paripurna yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman nuraniyah. Tidak lupa pula shalawat serta salam tercurah kepada keluarga, sahabat-sahabat, tâbi‘în, tabi‘ al-tâbi‘în, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

    Penyusunan buku ini berawal dari sebuah dorongan kuat penulis melihat fenomena Ilmu Rasm ‘Utsmânî yang tidak popular, bahkan dapat dikatakan hampir setiap lapisan masyarakat kurang begitu akrab dengan ilmu tersebut. Demikian juga di dunia kampus dan pesantren. Padahal, Ilmu Rasm ‘Utsmânî sejatinya adalah bagian dari

  • Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    iv

    ilmu yang amat penting untuk diketahui karena ilmu ini berkaitan erat dengan al-Qur’ân al-Karîm.

    Beberapa waktu terakhir, Kementerian Agama mulai melakukan sejumlah sosialisasi mengenai Ilmu Rasm ‘Utsmânî dalam bentuk seminar-seminar nasional maupun internasional dan juga menjadikan ilmu tersebut sebagai matakuliah khusus di setiap kampus Islam.

    Kehadir buku ini merupakan bentuk partisipasi penulis dalam melestarikan dan mempopulerkan Ilmu Rasm ‘Utsmânî serta menjadi solusi ilmiah bagi insan yang ingin mempelajari ilmu tersebut.

    Penulis meyakini bahwa dalam penyusunan buku ini masih jauh dari kesempurnaan, kelemahan dan khilaf. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan buku ini.

    Pada akhirnya, penulis berharap penyusunan buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis demi meraih ridha ilahi. Mengutip perkataan Nabi Syuaib yang diabadikan dalam Al-Qur’an yang artinya, “Tidaklah aku berkehendak melainkan untuk perbaikan selama aku masih sanggup. Tidak ada taufik melainkan hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya aku kembali”.

    Penulis,

    K.H. Asmuni M. Noor

  • v

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR iii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    BAB II PENGERTIAN AL-QUR’AN DAN QIRÂ’AT 5A. Pengertian Al-Qur’an 5B. Rukun Al-Qur’an 9C. Qirâ’at Al-Qur’an di Banten 10D. Al-Tharîqah al-Syâthibiyyah 10E. Qirâ’at ‘Âshim Riwayat Hafsh 11

    BAB III PENJELASAN RASM ‘UTSMÂNÎ 13A. Pengertian Rasm ‘Utsmânî 13B. Pandangan Ulama tentang Rasm ‘Utsmânî 14C. Kaidah Rasm ‘Utsmânî 18

    BAB IV BEBERAPA MASALAH DALAM MUSHAF AL-QUR’AN MENURUT QIRÂ’AT ‘ÂSHIM RIWAYAT HAFS 73A. Masalah Pertama: Saktah 73B. Masalah Kedua: Imâlah, Isymâm, Tashil, dan Naql 74C. Masalah Ketiga: Nûn Kecil 77D. Masalah Keempat: Hâ’ Kinâyah 84

  • Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    vi

    E. Masalah Kelima: Hâ Dhamîr 85F. Masalah Keenam: Lafazh 86G. Masalah Ketujuh: Lafazh 87H. Masalah Kedelapan: Lafazh 88I. Masalah Kesembilan: Lafazh 90

    BAB V WAQF DAN IBTIDÂ’ 93A. Pengertian Waqf dan Ibtidâ’ 93B. Macam-macam Waqf 94

    BAB VI MARÂTIB AL-QIRÂ’ÂT 101A. Tingkatan Qirâ’at dalam Membaca al-Qur’an 101B. Kebiasaan Ulama Ahl al-Qurrâ al-Sab’ah dalam Membaca Al-Qur’an 103C. Bacaan Al-Qur’an yang Diharamkan 105D. Pujian dan Imbalan dari Seseorang

    yang Mengidolakan 107

    PENUTUP 109DAFTAR PUSTAKA 111

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadîm dengan menggunakan bahasa arab yang sifatnya bisa diucapkan dan bisa dibaca, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. tanpa tertulis, diawali dari surah al-‘Alaq ayat 1-5:

    چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ

    dan diakhiri dengan surah al-Baqarah ayat 281:

    ېئ ىئ ىئ ىئ ی یی ی جئ حئ مئ ىئ يئ جب حب خب مب

    Al-Qur’an berbeda dengan kitab-kitab suci lain, seperti

  • Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    2

    Taurat (bahasa Ibrani), Injil, dan Zabûr (bahasa Syiria)1.

    Pada masa Nabi Muhammad Saw., Al-Qur’an ditulis oleh para Sahabat, seperti Zayd bin Tsâbit, Ubay bin Ka‘b, Mu‘adz bin Jabal, Abû Zayd Sa‘ad bin ‘Ubayd al-Awsy, dan lain-lain dengan menggunakan alat yang sangat sederhana. Ditulis pada tulang Onta, pelepah Korma, dan batu-batuan yang tipis.2 Di samping banyak dihapal oleh para Sahabat penghapal Al-Qur’an, walaupun dengan alat yang sangat sederhana ke-afshah-an Al-Qur’an tidak diragukan, karena para penulis Al-Qur’an selalu memperhatikan ucapan Rasulullah Saw.:

    لُقْراِن3ْ َغْيَ ا

    ًالَتَْكُتُبْوا َعىِنّ َشيْئا

    “Janganlah kalian tulis sesuatu dari aku selain Al-Qur’an”.

    Pada masa pemerintahan Khalifah Abû Bakr al-Shiddîq, Zayd bin Tsâbit—penulis Al-Qur’an—dipanggil oleh Sayyidina Abû Bakr dan diminta kesediaannya untuk memimpin pelaksanaan penulisan mushaf Al-Qur’an, walaupun pada waktu itu Zayd bin Tsâbit dengan kerendahan hati tampaknya menolak karena rasa ketawadukan. Akan tetapi, kemudian Abû Bakr meminta kesediaan Zayd bin Tsâbit untuk menulis Al-Qur’an dan mengumpulkannya dengan sebuah ungkapan:

    1 Nawawi Banten, Tîjân al-Darârî, (Surabaya: Al-Hidâyah, t.th.), hlm. 6.2 Badruddîn bin Abî Muhammad Mahmûd bin Ahmad Al-A’ini, ‘Umdah

    al-Qârî, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah,), Cet I, Juz 20, hlm. 37. 3 Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-Asqalânî, Fath al-Bârî Syarh Shahîh

    al-Bukhârî, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000 M), Cet III, Juz 9, hlm. 16-17. Selanjutnya disebut Ibn Hajar al-Asqalânî.

  • Bab I: Pendahuluan

    3

    َوْحَْال تَْكُتُب ْنَت

    ُك ْد

    ََوق َنتَِّهُمَك

    َال َعقٌِل َشابٌّ رَُجٌل اِنََّك

    لَِرُسْوِل اهللِ صىل اهلل عليه وسلم 4“Sesungguhnya engkau adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukan akan kecerdasanmu dan engkau sudah terbiasa menulis wahyu dari Rasulullah Saw.”

    Kemudian pada saat pemerintahan dipimpin oleh Khalifah Sayyidinâ ‘Utsmân bin ‘Affân terjadi kesimpangsiuran terhadap bacaan al-Qur’an. Seperti yang pernah ditemukan oleh Khuzayfah bin Yaman bahwa sebagian masyarakat Syam banyak membaca al-Qur’an dengan Qirâ’at Ubay bin Ka‘ab, sementara masyarakat Irak membaca al-Qur’an dengan Qirâ’at ‘Abd Allâh bin Mas‘ûd, di mana masing-masing kedua kelompok menyatakan saling membenarkan bacaannya sementara bacaan orang lain salah. Seperti pada surah al-Baqarah ayat 196:

    ۓ ڭ ڭ ڭڭSementara yang lain membaca:

    َبْيِتْلُعْمَرَة لِل

    َْجَّ َوا

    ْوا ال تِمُّ

    َوَأ

    Peristiwa ini kemudian dilaporkan oleh Khuzayfah bin Yaman kepada Sayyidina ‘Utsmân bin ‘Affân, dan kemudian ‘Utsmân bin ‘Affân merespons dengan memerintahkan agar para penulis Al-Qur’an membuat panitia secara khusus yang dipimpin oleh Zayd bin Tsâbit.5 Atas perintah

    4 Ibn Hajar al-Asqalânî, Fath al-Bârî Syarh Shahîh al-Bukhârî, hlm. 12.5 Ibn Hajar al-Asqalânî, Fath al-Bârî Syarh Shahîh al-Bukhârî, hlm. 12.

  • Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    4

    Khalifah Sayyidina ‘Utsmân lalu para panitia penulisan Al-Qur’an melaksanakan tugas mulianya dengan sangat hati-hati tidak ada yang berani mengubah dan menukar satu hurufpun harus sama seperti apa yang ada di Lawh al-Mahfûzh, kecuali pada lafazh pada surah Al-Baqarah ayat 248 berikut ini:

    ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ېSurah Thâhâ Ayat 39:

    پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ

    Lafazh tersebut ada yang berpendapat ditulis dengan ta’ marbûthah (ة) dan ada yang berpendapat ditulis dengan ta’ majrârah (ت). Perselisihan ini kemudian dibawa kepada Sayyidinâ ‘Utsmân dan Sayyidinâ ‘Utsmân memberikan jawaban:

    َما اََمَرُهْم بِِهََتُبوْهُ ك

    َك

    ََريٍْش ف

    َُغَة ق

    ُاِنََّها ل

    ََمْجُرْوَرةِ ف

    ُْتُبوْهُ بِاتلَّاءِ ال

    ْاك

    “Tulislah oleh kalian semua lafazh dengan tâ’ majrûrah, karena sesungguhnya lafazh yaitu bahasa Quraysy, maka kemudian mereka menulisnya lafazh tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Sayyidinâ ‘Utsman.”

  • 5

    BAB II

    PENGERTIAN AL-QUR’AN DAN QIRÂ’AT

    A. Pengertian Al-Qur’an

    Al-Qur’an ialah Kalâmullâh yang qadîm dalam bahasa arab ( )1 yang diturunkan kepada Rasulullah Saw. selama 23 tahun diawali dengan surah al-‘Alaq ayat 1-5 dan diakhiri dengan surah al-Baqarah ayat 281, yang susunan mushafnya diawali surah Al-Fatihah dan diakhiri surah Al-Nâs. Bagi mereka yang membaca Al-Qur’an mendapat pahala dan 10 dan ini dihitung bukan dalam huruf muqaththa’ah ( ). Akan tetapi betul-betul dihitung satu persatu, kalau huruf Muqatta’ahnya satu seperti ن ,ق dan lain-lain maka mendapat pahala 10. Dan jika huruf muqatta’ah-nya dua

    1 Nawawi al-Bantani, Tîjân al-Darârî, hlm. 6.

  • 6

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    seperti maka pahalanya 20 dan seterusnya. Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah Hadis sebagai berikut:

    قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم من قرأ حرفا من كتاب اهلل فله به حسنة و السنة بعرش امثلها ال اقول الم حرف، ولكن

    الف حرف والم حرف وميم حرف. )رواه الرتمذى(2“Rasulullah Saw. Bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf kitab Allah (Al-Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan sama dengan 10 kebaikan, aku tidak berkata bahwa alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”.

    Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah Hadis yang artinya sebagai berikut:

    “Barang siapa yang ingin berbicara dengan Allah Swt. bacalah al-Qur’an.”

    Ahli al-Qur’an adalah Ahl Allah Swt., jika seandainya mereka tidak sempat berdoa karena disibukkan dengan membaca al-Qur’an maka Allah Swt. telah menyediakan sesuatu kepadanya lebih dari pada sesuatu yang diberikan kepada orang yang berdoa (bukan ahl al-Qur’ân).

    قال انليب: من شغله القرأن عن ذكرى و مسئليت اعطيتهافضل ما اعطى السائلني. )رواه الرتمذى(

    2 Abî al-‘Ulâ Muhammad ‘Abd al-Rahmân bin Abdur al-Rahîm, Tuhfah al-Ahwadzi, Syarh Sunan al-Turmudzi, juz 8, hlm. 244.

  • Bab II: Pengertian Al-Qur’an dan Qirâ’at

    7

    “Barang siapa yang disibukan membaca al-Qur’an dari pada berzikir dan bermohon kepadaku maka aku akan memberikan sesuatu kepadanya melebihi apa yang diminta para pemohon”.

    Menurut Abî al-‘Ulâ Muhammad ‘Abd al-Rahmân bin ‘Abd al-Rahîm di dalam kitabnya menjelaskan makna Hadis tersebut sebagai berikut:

    “Barang siapa yang sibuk dengan membaca al-Qur’an dan tidak punya waktu untuk zikir dan berdoa, maka Allah akan memberikan seluruh maksudnya lebih banyak dan lebih baik dari pada orang lain (berdzikir dan berdo’a tetapi sedikit sekali membaca al-Qur’an)”.3

    Membaca al-Qur’an disunahkan dengan suara yang bagus sesuai dengan kemampuan.4 Menurut Syeikh Al-Ayni, membaca al-Qur’an disunahkan dengan suara suara bagus merupakan kesepakatan para ulama dengan alasan sebagai berikut:

    1. Diriwayatkan dari Ibn Abî Dâwud dari Abî Masja’ah bahwa Sayyidinâ ‘‘Umar sering menampilkan anak-anak muda yang suaranya bagus untuk membaca Al-Qur’an didalam haflah5.

    2. Hadis Rasulullah Saw. sanadnya dari al-Barra bin ‘Azib, Rasulullah Saw. bersabda:

    3 Abî al-‘Ulâ Muhammad ‘Abd al-Rahmân bin Badurrahim, Tuhfah Ahwadz, Syarh Sunan al-Turmudzi, hlm. 244.

    4 Imam Nawâwî, Al-Tibyân fî Adâbî Hamalah al-Qur’ân, pada komentar & penutup, hlm. 7.

    5 Badrud al-Dîn al-‘Ainî, ‘Umdah al-Qârî, Juz 20, hlm. 78.

  • 8

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    عن الرباء قال : قال رسول اهلل : زينوا القرأن بأصواتكم )رواهالرتمذى(

    “Rasulullah Saw. Bersabda, “Hiasilah al-Qur’an dengan suara kalian”.

    Hadis Rasulullah Saw. sanadnya dari Abî Mûsâ al-Asy‘ari, Rasulullah Saw. bersabda:

    عن ايب موىس األشعرى عن انليب صىل اهلل عليه وسلم قال هل: يا ابا موىس لقد اوتيت مزمرا من مزامي ال داود )رواه

    ابلخارى(“Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Abî Mûsâ sungguh engkau telah diberikan salah satu seruling dari seruling-seruling keluarga Nabi Daud As”.

    Suara yang bagus/baik adalah suara asli yang tidak dibuat-buat, dibaca dengan suara yang tidak terlalu keras juga tidak terlalu pelan. Akan tetapi membaca al-Qur’an dengan suara pelan dan cukup terdengar oleh dirinya sendiri lebih baik dari pada membaca al-Qur’an dengan suara keras di hadapan orang yang sedang shalat bahkan hukumnya haram sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh para ulama fikih antara lain Syeikh Zainuddin al-Malibari di dalam kitabnya, Fath al-Mu’in. 6

    Membaca al-Qur’an hukumnya sunah7 dan menerapkan ilmu tajwid dalam membaca al-Qur’an hukumnya fardhu ‘ayn, sedangkan belajar ilmu tajwid hukumnya fardhu

    6 Ahmad Zayn al-Dîn al-Malîbârî, Fath al- Mu’în. 7 Ibnu Jarir, Tafsir Thabari, Jilid 12, hlm. 294.

  • Bab II: Pengertian Al-Qur’an dan Qirâ’at

    9

    kifâyah. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas‘ûd dalam âtsâr shahâbah:

    عن ابن مسعود: جودوا القرأن.“Dari Ibnu Mas’ud, “Bacalah al-Qur’an dengan benar (Tajwid)”.

    اُنِزل القرأن غضا كما يقرأ ان احب : من اهلل قال رسول فليقرأه ىلع قراءة ابن مسعود.8

    “Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang sangat senang membaca al-Qur’an sebagaimana ia diturun-kan, maka bacalah seperti bacaan Ibnu Mas’ud”.

    B. Rukun Al-Qur’an

    Rukun al-Qur’an ada tiga, yakni:

    1. Talaqqi kepada guru yang sanadnya muttasil kepada Rasulullah Saw.

    2. Mengetahui kaidah Rasm ‘Utsmânî walaupun secara ihtimal

    3. Bacaannya sesuai dengan kaidah ahli Nahwu walaupun lemah.9

    8 Jalâl al-Dîn al-Suyûthî, Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, (Beirut: Dâr al-Fikr, 1999), Juz 1, hlm. 102.

    9 Syeikh Muhamad Maki Nasr, Nihâyah Qawl al-Mufîd, (Surabaya: Dârul Ulûm Al-Islâmiyyah, t.th.), hlm. 13.

  • 10

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    C. Qirâ’at Al-Qur’an di Banten

    Qirâ’at al-Qur’an yang masyhur ada 7 (tujuh), tetapi masih ada lagi Qirâ’at-Qirâ’at lain yang membolehkan sampai dengan 14 Qirâ’at. Masyarakat Indonesia khususnya Banten umumnya mereka belajar al-Qur’an menurut Qirâ’at ‘Âshim riwayat Hafs Tharîqah al-Syâthibiyyah yang dibawa oleh Syeikh Tb. Ma’mun bin Tb. Rofi’uddin yang dimakamkan di pemakaman khusus (Kaujon Tengah, Kota Serang, Provinsi Banten).

    Syeikh Ma’mun belajar Al-Qur’an dari gurunya Syeikh Muhammad Syirbinî al-Dimyathî Makkah al-Mukarramah dari Syeikh Ahmad al-Lakhbutî al-Syâfi‘î dari Syeikh Muhammad Sathâ dari Syeikh Hasan bin Ahmad al-Awadî dari Ahmad ‘Abd al-Rahmân al-Busyaimî dari ‘Abd al-Rahmân al-Syâfi‘î dari Ahmad bin ‘‘Umar al-Asqatî dari Syeikh Sulthân al-Mazahî dari Sayf al-Dîn bin Athâillah al-Fadhalî dari Syeikh Sahadah al-Yumnâ dari Syeikh Nâshir al-Thablawî dari Syeikh Zakariyâ al-Anshârî dari Syeikh ‘Alî Ridwân al-‘Utbah dari al-Hâfizh al-Muhaqqiq Muhammad bin Muhammad al-Jazarî dari al-Hâfizh Muhammad bin Râfî’, dari al-Kamal al-Dharîr dari Imam al-Syathibî.

    D. Al-Tharîqah al-Syâthibiyyah

    Syeikh Abû al-Qâsim bin Fayruh bin Khalaf bin Ahmad al-Syathibî al-Andalusî yang lahir tahun 538 H, wafat 590, membaca al-Qur’an dari Abî al-Hasan ‘Alî bin Hudzayr dari Abî Dâwud Sulayman Abî al-Najâh dari

  • Bab II: Pengertian Al-Qur’an dan Qirâ’at

    11

    al-Hâfizh bin ‘Amr al-Dânî dari Abî al-Hasan Thâhir dari Ahmad al-Asnânî dari ‘Ubayd bin Shabah dari Hafsh bin Sulaymân. 10

    E. Qirâ’at ‘Âshim Riwayat Hafsh

    Qirâ’at ‘Âshim bin Abî al-Najud adalah seorang Qari yang Hâfizh dan bagus suaranya, memiliki kun’yah Abû Bakr, wafat di Kufah pada tahun 127 H. sanad al-Qur’an nya dari Abî ‘Abd al-Rahmân ‘Abd Allâh bin Habîb al-Salamî dari Sayyidinâ ‘Utsmân bin ‘Affân dari Rasulullah Saw.

    Imam Hafsh adalah salah satu dari dua murid Imam Âshim, wafat pada tahun 180 H di Kufah. Mempunyai kun’yah Abû ‘Umar al-Asadî beliau adalah salah satu murid Imam Âshim yang paling cerdas, paling bagus, dan kuat hafalannya.

    Nama-nama Qirâ’at yang Tujuh (السبع/قراءة القراء :yakni ,(السبع1. Al-Imâm Ibn Amir, nama aslinya ‘Abd Allâh al-Yasubi

    wafat di Damaskus tahun 118 H.

    2. Al-Imâm Ibn Katsîr, nama aslinya ‘Abd Allâh bin Katsri al-Dâri wafat di Mekah tahun 120 H.

    3. Al-Imâm ‘Âshim bin Abi al-Najud al-Asadî wafat di Kufah tahun 127 H.

    4. Al-Imâm Abû Amr, nama aslinya Zabban bin ‘Ala wafat tahun 159 H.

    10 Lâsyîn Abû al-Farah, Taqrîb al-Ma’ânî, (Maktabah Dâr al-Zamân, 1421 H), cet IV, hlm. 10.

  • 12

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    5. Al-Imâm Hamzah bin Habib al-Zayad wafat di Hulwan, Kufah tahun 156 H.

    6. Al-Imâm Nâfi’ bin ‘Abd al-Rahmân wafat di Madinah tahun 159 H.

    7. Al-Imâm al-Kisâ’î wafat tahun 189 H.

    Nama-nama Qirâ’at yang sepuluh (القراء العرشة /قراءة العرش). Nomor satu sampai tujuh telah disebutkan di atas:

    8. Syeikh Abû Ja’far, nama aslinya Yazîd bin Qadhâ wafat tahun 130 H.

    9. Syeikh Ya‘qûb bin Ishâq wafat tahun 205 H.

    10. Syeikh Khalâf bin Hisyâm wafat tahun 229 H.

    Nama-nama Qira’at yang Empat Belas عرش اربعة القراء Nomor satu sampai 10 telah disebutkan di atas:

    11. Syeikh al-Hasan Bashrî bin Abî al-Hasan Yasar wafat tahun 110 H.

    12. Syeikh Muhammad bin ‘Abd al-Rahmân wafat di Mekah tahun123 H.

    13. Syeikh Yahyâ bin Mubârak wafat tahun 202 H.

    14. Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Ibrâhîm wafat di Bagdad tahun 388 H.11

    11 Abî ‘Alî al-Hasan bin Ahmad bin ‘Abd al- Ghaffâr al-Fârisî (w.377 H), Al-Hujjah li al-Qurrâ al-Sab‘ah, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001 M), Cet I, Juz 1, hlm. 18-20.

  • 13

    BAB III

    PENJELASAN RASM ‘UTSMÂNÎ

    A. Pengertian Rasm ‘Utsmânî

    Rasm ‘Utsmânî ialah penulisan al-Qur’an yang dilakukan oleh para Sahabat sebagai panitia khusus dibawah pimpinan Zayd bin Tsâbit sesuai yang didiktekan Rasulullah Saw. Kepada Zayd bin Tsâbit1 dan dikukuhkan oleh sayidina ‘Utsmân bin ‘Affân dalam bentuk huruf yang terkadang ada pengurangan dan penambahan dari beberapa kalimat. Seperti pengurangan huruf akhir pada lafazh “Yamhu” atau penambahan huruf pada lafazh “Yadû’u” (pake alif) 2 atau perubahan huruf dari tâ’ marbuthah ke tâ’ majrûrah seperti lafazh tabût. 3 Sejak Al-Qur’an ditulis ulang di masa pemerintahan ‘Utsmân bin

    1 Syeikh Muhammad Makkî Nashr, Nihâyah Qawl al-Mufîd, hlm. 185.2 Jalâl al-Dîn al-Suyûthî, Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Juz 2, hlm. 168.3 Ibn Hajar al-Asqalânî, Fathul Bârî’, hlm. 45.

  • 14

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    ‘Affân yang kemudian disebut dengan Mushaf Al-Imâm/Mushaf ‘Utsmânî maka tidak ada lagi mushaf al-Qur’an yang boleh digunakan selainnya. Dimasa ‘Utsmân bin ‘Affân Mushaf al-Qur’an berjumlah 4 mushaf yang dikirim ke Syiria, Kuffah, Basrah dan Madinah. Pendapat lain mengatakan terdapat 5 mushaf yang dikirim ke Mekah atau 6 mushaf yang dikirim ke Bahrain.4

    B. Pandangan Ulama tentang Rasm ‘Utsmânî

    1. Menurut Ibn Khaldûn dan al-Qâdhî Abû Bakr penulisan Al-Qur’an tidak harus berdasarkan kepada Rasm ‘Utsmânî karena Rasm ‘Utsmânî adalah Ishthilâhî bukan Tawkîfî. Bahkan menurut al-Syaikh ‘Izz al-Dîn bin ‘Abd al-Salâm, bagi orang-orang awam penulisan Al-Qur’an dengan cara Rasm ‘Utsmânî akan membingungkan5.

    2. Rasm Mushaf ‘Utsmânî yang memiliki pola sepesifik di mana sebagian berbeda dengan Rasm Imlâ’î yang banyak digunakan pada penulisan huruf atau lafazh Arab masa kini. Seperti tulisan di koran, majalah dan lain sebagainya. Karena spesifik inilah maka Rasm/Khath/pola tulisan mushaf-mushaf yang ditulis pada masa Sahabat ‘Utsmân disebut Rasm Mushaf ‘Utsmânî. Oleh karna itu Rasm ‘Utsmânî bukan tawkîfî tetapi ijtihâdî6.

    4 Muhammad Makki Nashr, Nihâyah Qawl Mufîd, hlm. 190.5 Ahmad Mushthafâ al-Marâghî, Tafsîr al-Mârâghî, (Beirut: Dâr al-Fikr,

    t.th.), Juz 1, hlm. 13-15. 6 Akhsin Sakho Muhammad, Presentasi dalam Seminar Internasional al-

    Mushaf Asy-Syarif, di hotel Arya Duta Jakarta, tanggal 30 Agustus s.d. 1 September 2016.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    15

    Menurut Imam Ahmad yang dikutip oleh Musthafâ al-Marâghî dalam tafsirnya mengatakan bahwa penulisan Al-Qur’an haram hukumnya jika bertentangan dengan Rasm ‘Utsmânî baik didalam wawu, alif, ya, dan lain-lain. Dan Abû Amr al-Dânî sebagai tokoh yang paling masyhur di kalangan ulama Rasm ‘Utsmânî mengatakan bahwa di kalangan para ulama ahli Rasm ‘Utsmânî tidak ada satu orang pun yang berbeda pendapat terhadap apa yang telah diwajibkan oleh Imam Mâlik mengenai penulisan Al-Qur’an dengan tulisan al-Rasm ‘Utsmânî hal ini seperti apa yang di lakukan oleh para ‘Ulama’ al-Ummah karena Rasm ‘Utsmânî bersifat tawkîfî. 7

    Menurut Ibn Fâris yang dirilis oleh Imâm Jalâl al-Dîn al-Suyûthî di dalam kitabnya, Al-Itqân, bahwa penulisan Al-Qur’an bersifat tawkîfî8 berdasarkan firman Allah:

    ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک گ گ

    ڈژ ژ ڑ ڑ کSâmih Ahmad Usâminah al-Urdunî dalam Seminar

    Internasional Mushaf Asy-Syarif—mengutip dari beberapa kitab ‘Ulûm al-Qur’ân dan kitab yang membahas tentang Rasm ‘Utsmânî, seperti: Al-Muqni’ karangan Syeikh al-Imâm al-‘Allâmah Abû ‘Amr al-Dânî halaman 112, al-Nâsyi fî Qirâ’ah al-Nashr Juz 1 halaman 32, Al-Muhkam fî Nakt al- Mashâhif, Manâh al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’^an al-Zarqânî Juz 1 halaman 403—mengatakan bahwa Rasm

    7 Ahmad Mushthafâ al-Marâghî, Tafsîr al-Mârâghî, Juz 1, hlm. 13. 8 Jalâl al-Dîn al-Suyûthî, Al-Itqân fî Ulûm al-Qur’ân, , Juz 2, hlm. 166.

  • 16

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    ‘Utsmânî menurut jumhur ulama, mulai dari ulama salaf yaitu bersifat taukifî dari Rasulullah Saw. dan dari para Sahabat oleh karena itu maka sistem penulisan Al-Qur’an sampai hari ini dan yang akan datang tidak boleh ada perubahan sama sekali dengan apa yang ditulis oleh para penulis Al-Qur’an di masa Khalifah Sayyidinâ ‘Utsmân bin ‘Affân, baik dari sisi ayat maupun susunan surahnya harus sesuai dengan Rasm ‘Utsmânî.

    Jika Al-Qur’an ditulis dengan Rasm Qiyâsî (al-Imlâ’i) maka seluruh umat manusia yang beragama Islam tidak perlu lagi talaqqî dan musyâfahah dari para ulama ahl al-Qur’ân. Padahal talaqqi dan musyafahah bagian dari pada rukun Al-Qur’an. Hal ini juga seperti apa yang telah dilakukan ‘Abd Allâh bin Mas‘ûd, melakukan talaqqî al-Qur’an kepada Rasulullah.

    شقيق حّدثنا االعمش أىب حّدثنا حفص بن عمر حّدثنا بن سلمة قال: خطبنا عبد اهلل بن مسعود فقال واهلل! لقد اخذت من ىف رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم بضعا وسبعني سورة, واهلل لقد علم اصحاب انلّيّب صىل اهلل عليه وسلم أين

    من اعلمهم بكتاب اهلل وما انا خبيهم.9“Syaqîq bin Salamah berkata, Kami telah mendapat ceramah dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Demi Allah saya telah melakukan musyâfahah atau talaqqî Al-Qur’an kepada Rasulullah Saw. Sebanyak 77 surah. Demi Allah seluruh sahabat Nabi Saw. mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling mengetahui

    9 Badr al-Dîn al-‘Ainî, ‘Umdah al-Qârî, Juz 20, hlm. 35.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    17

    tentang Kitâb Allâh walaupun bukan berarti aku adalah orang yang paling baik (Hr. Bukhari).

    Imam Kharrâzî dalam kitabnya, ‘Umdah al-Bayân, membuat syair dengan Bahar Rajaz:

    # أن يتبعوا املرسوم يف القرأن فواجب ىلع ذوى االذهان

    # إذ جعلوه لالنام وزرا ويقتدوا بما راه نظرا

    # ملا أىت نصا به الشفاه وكيف ال جيب االقتداء

    # حرفا من القرأن عمدا كفرا إىل عياض انه من غّيا

    # شيئا من الرسم اذلي تأصال10 زيادة أو نقصا او أن يبدال# Maka yaitu wajib kepada setiap orang yang

    mempunyai hati yang tulus untuk mengikuti penulisan al-Qur’an dengan Rasm ‘Utsmânî.

    # Mereka harus mengikuti dengan apa yang telah disepakati oleh ahli fikir yaitu para ulama ahli Rasm ‘Utsmânî karena dengan tidak mengikutinya akan menyebabkan para penulis al-Qur’an berdosa.

    # Bagaimana tidak! karena penulisan al-Qur’an sudah menjadi sebuah ketentuan dalam bentuk Nash dari orang-orang yang memiliki cara berfikir yang sehat.

    # Jika bersandar kepada apa yang dikatakan oleh seorang ulama yang bernama Qâdhî ‘Iyâdh, bahwasanya barang siapa yang merobah secara sengaja dalam penulisan al-Qur’an satu huruf saja,

    10 Syeikh Muhammad Makki Nashr, Nihâyah Qawl al-Mufîd, hlm. 185.

  • 18

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    maka dia menjadi kafir.

    # Menambah atau mengurangi atau menukar sesuatu dari Rasm ‘Utsmânî yaitu sama (kafir), karena Rasm ‘Utsmânî menurut kebanyakan ulama adalah “Amr Tawkîfiy”.

    Sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang mengatakan:

    خرف املجمع عليه كفر

    C. Kaidah Rasm ‘Utsmânî

    Berdasarkan kesepakatan para ulama Ahl ‘Ulûm al-Qur’ân bahwa susunan al-Qur’ân al-Karîm baik dari sisi surah dan ayat betul-betul menunjukkan sebuah keistimewaan yang tidak ada bandingannya atau dalam istilah ‘Ulûm al-Qur’ân disebut “Lafzh Mu’jaz”.11 Demikan pula halnya dalam soal penulisan lafazh “al-Qur’ân”, sangat banyak sekali rahasia yang terkandung di dalamnya, sehingga tidak mampu akal secerdas apapun untuk menggali rahasia didalam sistem penulisan al-Qur’an, seperti misalnya pada penulisan الصلواة dan saudara-sudaranya, alif (الف) ditukar dengan wâwu (و), atau terkadang huruf wâwu (و) harus dibuang yang mestinya harus ditetapkan, seperti terjadi pada Lafazh يمح (surah as-Syu’ra) dan lain-lain. Karena itu maka para ulama Ahl al-Qurrâ wa al-Adâ’ telah sepakat bahwa penulisan al-Qur’an di dalam mushaf yang akan dibukukan menjadi sebuah mushaf al-Qur’an, harus mengikuti ketentuan yang telah digariskan didalam sebuah

    11 Syeikh Muhammad Makki Nashr, Nihâyah Qawl al-Mufîd, hlm. 186.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    19

    rumusan yang telah dilaksanakan oleh tim penulisan mushaf al-Qur’an di bawah pimpinan Zayd bin Tsâbit atas kebijakan Sayyidinâ ‘Utsmân bin ‘Affân yang lebih dikenal dengan istilah Rasm ‘Utsmânî.

    Imam Jalâl al-Dîn al-Suyuthî membatasi wilayah pem-bahasan ilmu Rasm ‘Utsmânî dalam enam kelompok besar:

    1. Hadzaf 2. Ziyâdah 3. Badal4. Hamzah 5. Mawshûl dan Maqthu’, 6. Tertulis dalam satu Qirâ’at pada Lafazh yang boleh

    dibaca dua Qirâ’at.12

    a. Hadzaf

    Yang dimaksud dengan hadzaf didalam disiplin ilmu Rasm ‘Utsmânî adalah membuang huruf ya ( ), alif (الف), dan wawu (و). Sebelum lebih jauh membahas tentang hadzaf terlebih dahulu penulis sampaikan bahwa menurut kaidah Ilmu Nahwu.

    Jika terdapat ي mutakallim disambungkan dengan kalimat fi’il, maka di antara fi’il dan ي mutakallim wajib dibubuhi nûn wiqâyah. Sebagaimana Ibn Mâlik menyatakan dalam kitab Alfiyah pada bait 68:

    ْد نُِظْمَيِْس ق

    َايٍَة َو ل

    َُتِْم نُْوُن وِق

    ِْفْعِل ال

    ْْبَل يَا انلَّْفِس َمَع ال

    ََو ق

    12 Jalâluddin as-Suyûthî, Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Juz 2, hal 167

  • 20

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    1. Hadzaf Yâ (ي)Huruf ي yang dibuang menurut kaidah Rasm ‘Utsmânî

    terbagi tiga kelompok: ي Mutakklim, ي yang berada di dalam Isim Manqûs, ي berada di dalam posisi Lâm Fi‘il Mu‘tal Âkhir.

    a. ي Mutakallim Membuang huruf ي mutakallim sering sekali terjadi

    khususnya pada kalimat fi‘il yang ditandai dengan ن wiqâyah dengan harkat kasrah. Dalam kaidah Ilmu Nahwu seperti yang diterangkan oleh Ibnu Mâlik dalam kitab Alfiyah pada bait 68. Dijelaskan bahwa apabila kalimat fi‘il disandarkan kepada ي mutakallim yang posisinya menjadi maf‘ul, maka di antara kedua kalimat tersebut (kalimat fi‘il dan ism dhâmir) harus dibubuhi ن wiqâyah untuk menjaga tertukarnya kalimat fi‘il dari kalimat isim.

    Jika kita perhatikan secara seksama, huruf yang sifatnya ziyâdah, yaitu huruf nûn bukan ي, karena huruf ي walaupun satu huruf statusnya adalah kalimat isim (isim dhâmir bariz muttashil mansûb). Tetapi yang dibuang malah justru huruf ي bukan nûn wiqâyah, ini artinya semata mata ittibâ‘an li ‘Utsmân bin ‘Affân. itulah keistimewaannya dan kita tidak tau apa rahasiannya.

    Jumlah lafazh yang membuang huruf ي mutakallim ditandai dengan nûn wiqâyah berharkat kasrah kurang lebih sebanyak 52 lafazh:

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    21

    No Lafazh Surah dan Ayat

    1. Al-Baqarah: 40Al-Nahl: 51 چ

    2. Al-Baqarah: 41, al-Nahl: 2 Al-Mu’minûn, Al-Zumar: 16 ک3. وئ Al-Baqarah: 152 ەئ

    4. ۈئ Al-Baqarah: 1865. ڱ Âli ‘Imrân: 20

    6. ۋÂli ‘Imrân: 50, al-Syu‘arâ: 108, 110, 126, 131, 144, 150 dan 179, al-Zukhruf: 63, Nuh: 3

    7. Âli ‘Imrân: 175 ٹ8. ڃ Al-Ma’idah: 3 dan 449. ۈ Al-An‘âm: 80

    10. جت Al-a’raf : 195, Yunus: 71,Hûd: 55 يب

    11. ٺ Hûd: 46 ڀ 12. ۇ Hûd: 78 ڭ

    13. Yûsuf: 45 ٿ

  • 22

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    14. ۅ Yûsuf: 60 ۅ 15. Yûsuf: 66 ڈ16. ېئ Yûsuf: 94 ۈئ 17. Ibrâhîm : 22 ڭ18. ۈئ Al-Hijr: 68 ۈئ

    19. ىئ Al-Hijr: 69 ىئ

    20. Al-Isrâ: 62 ڱ21. ے Al-Kahfî: 24 ھ 22. گ Al-Kahfî: 39 گ

    23. ڱ Al-Kahfî: 40 ڱ

    24. گ Al-Kahfî: 66 گ

    25. ک Thâhâ: 93

    26. Al-Anbiyâ’: 25, 92, Al-‘Ankabût: 56 ٺ27. ڤ Al-Anbiyâ’: 37 ڤ

    28. Al-Mu’minûn: 26, 39, Al-Syu‘arâ: 117 ائ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    23

    29. ہ Al-Mu’minûn: 98 ۀ

    30. Al-Mu’minûn: 99 ے

    31. ڦ Al-Mu’minûn: 108 ڦ

    32. ۓ Al-Syu‘arâ: 12, Al-Qashash: 34 ے

    33. ۅ Al-Syu‘arâ: 14, Al-Qashash: 33 ۅ

    34. Al-Syu‘arâ: 62, al-Shâfât: 99,Al-Zukhruf: 27 ٺ35. Al-Syu‘arâ: 78 ى

    36. Al-Syu‘arâ: 79 وئ

    37. Al-Syu‘arâ: 80 ۆئ

    38. Al-Syu‘arâ: 81 ېئ

    39. Al-Naml: 32 ۅ40. Al-Naml: 36 ٻ41. ى Yâsîn: 23 ې 42. Yâsîn: 25 ۆئ43. Al-Shâffât: 56 ڤ

  • 24

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    44. Ghâfir: 38,Al-Zukhruf: 61 ڭ45. ٺ Al-Dukhân: 20 ٺ

    46. Al-Dukhân: 21 ٹ

    47. Al-Dzâriyât: 56 ڃ48. ڍ Al-Dzâriyât: 57 ڇ 49. گ Al-Dzâriyât: 59 گ 50. Al-Mursalât : 39 ۇ51. Al-Fajr: 15 ڱ

    52. Al-Fajr: 16 ہ

    Menurut Syeikh Muhammad Makki Nasr bahwa seluruh lafazh ِّرَب dalam al-Qur’an jika di-mudhaf-kan kepada ي mutakallim dan posisinya menjadi munâda, baik huruf nida-nya dibuang atau tidak, maka ي mutakallim-nya selalu dibuang. Seperti yang terjadi dalam surah Al-Baqarah ayat 260 dan lain-lain:

    ٻ ٻ پ پ پDemikian pula halnya membuang ي mutakallim juga

    terjadi pada munâdâ nakirah ghayr maqsûdah, seperti

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    25

    yang terjadi pada lafazh ۀ dalam surah Al-Zukhruf: 68:

    ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھIni sejalan dengan pendapat Ibnu Mâlik yang

    mengatakan bahwa setiap munâdâ yang di-mudhaf-kan kepada ي mutakallim jika akhirnya sahih maka dibacanya boleh lima wajah, di antaranya dengan membuang huruf .dan meng-kasra h-kan huruf akhir ي

    َعْبِد َعْبِدى َعْبَدَعْبَدا َعْبِديَاََو اْجَعْل ُمَنا ًدى َصحَّ اِْن يَُضْف ِلَا ك

    Demikian pula halnya banyak sekali terjadi pada kalimat yang bukan munâdâ akan tetapi di-idhafat-kan kepada ي mutakallim dan ي mutakallim-nya dibuang hanya ditandai dengan kasrah huruf akhir dari kalimat tersebut, seperti lafazh:

    No Lafazh Surah dan Ayat

    1. Surah Al-Ra’d: 30 ڃ

    2. Surah Al-Ra‘d: 32,Surah Ghâfir: 5 ۋ3. Surah Al-Ra‘d: 36 ڌ4. Surah Ibrâhîm: 14 ڻ

    5. Surah Ibrâhîm: 40 ائ

  • 26

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    6. Surah Al-Hajj: 44, Surah Saba: 45 Surah Fâthir: 26, Surah Al-Mulk: 18 ڭ

    7. Surah Shâd: 8 ہ

    8. Surah Qaf: 45 ڻ

    9. Surah Al-Qamar: 16, 18, 21, 30, 37, dan 39, Surah Al-Mulk: 17 ڱ

    b. Huruf Yâ (ي) yang berada dalam isim manqûshMenurut ketentuan ahli Nahwu, huruf yâ (ي) yang

    terdapat pada isim manqûsh (isim yang diakhiri ي lâzimah) ketika statusnya isim manqûsh itu menjadi isim nakirah, maka harus dibubuhi dengan tanwin, baik pada i‘râb rafa’, nashab, dan jar. Walaupun i‘râbnya ada yang zhâhir dan ada yang muqaddarah. Akan tetapi jika isim manqûsh dimasuki oleh al-ta‘rîf maka huruf ي-nya tidak boleh dibuang, ini sesuai dengan makna mafhum mukhâlafah dari ungkapan yang disampaikan oleh Syeikh Hariri dalam kitabnya, Mulhah al-I’râb pada bait 59 dan 60:

    ِعِه َو َجرِّهِ ُخًصْوًصاَْمْنُقْوَصا ىِف َرف

    َْر ال

    َُّمَنك

    ِْن ال َو نَوِّ

    َحاٍم ِحَاهُ َمانُِعَ

    َزْع اىِلَْتُقْوُل َهَذا ُمْشرَتٍ ُمَاِدُع َواف

    Namun demikian, tidak sedikit isim manqûsh yang dimasuki al-ta‘rîf ditulis dalam al-Qur’an dengan membuang huruf yâ (ي), seperti yang terjadi pada beberapa surah di bawah ini:

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    27

    No Lafazh Surah dan Ayat

    1. Surah al-Baqarah: 186 ۇئ ۆئ2. Surah al-Ra‘d: 9 ک

    3. ڇ ڍ Surah Al-Isrâ: 97, surah Al-Kahfî: 17

    4. Surah Thâhâ: 12 ۆئ5. ڤ Surah Thâhâ: 12

    6. ڀ ڀ Surah Al-Qamar: 87. Surah Al-Rahmân: 24 ڄ ڄ8. Surah Al-Nâzi‘ât: 16 ٻ ٻ9. Surah Al-Qashash: 30 ڦ ڄ ڄ

    10. Surah Saba: 13 ى ائ

    11. Surah Al-Syurâ: 32 ٱ ٻ ٻ

    12. Surah Qaf: 41 ک گ گ

    13. Surah Al-Qamar: 6 ۈئ ۈئ ېئ14. Surah Al-Takwîr: 16 ک ک

    15. Surah Al-Fajr: 9 ڃ چ

  • 28

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    c. Yâ ( ) yang berada pada posisi lâm fi‘il dari fi‘il mu‘tal

    Menurut kesepakatan seluruh ahli Nahwu bahwa membuang huruf ‘illat (yâ, wâwu, dan alif) yang ada pada fi‘il mudhâri’ mu‘tal âkhir, yaitu wajib hukumnya jika kalimatnya berada pada posisi i‘râb jazm, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mâlik dalam kitab Alfiyah pada bait 53:

    ًما الَزًِماْالََثُهنَّ َتْقِض ُحك

    َ َجازًِما ث

    َْع فِْيِهَما انِْو َو اْحِذف

    َْو الرَّف

    Akan tetapi banyak ditemukan ayat al-Qur’an yang terdiri atas fi‘il mu‘tal ي yang bukan pada posisi i‘râb jazm. Namun huruf ي-nya dibuang tanpa sebab, seperti yang terjadi pada surah:

    Surah Al-Nisâ’: 146

    Surah Yûnus: 103

    Surah Hûd: 105 (ِتْيَأ (يَْوَم

    Surah Al-Kahfi: 64 ( )

    Surah Qâf: 41 ( )

    Surah al-Qamar: 5 ( )

    Surah Al-Fajr: 4 ( )

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    29

    2. Hadzaf AlifImam Jalâl al-Dîn al-Suyûthî menerangkan bahwa yang

    dimaksud dengan hadzaf dalam ilmu Rasm ‘Utsmânî di samping membuang ي dengan pelbagai macam bentuknya juga membuang alif. Membuang alif terjadi pada beberapa tempat: 13

    a. Dalam huruf nidâ yang munâda-nya terdiri atas pada lafazh ٌّاَي. Seperti pada lafazh َها يَاَيُّ

    b. Pada lafazh اَدم yang menjadi munada-nya seperti ک c. Pada hâ tanbîh yang berada di awal isim isyârah

    lafazh ُهنَا seperti terjadi dalam surah Âli ‘Imrân: 154 dan al-Syu‘arâ: 146.

    d. Demikian pula terjadi membuang alif pada hâ tanbîh yang berada di awal lafazh ء

    َ dan ini terjadi dalam ,هؤل

    47 tempat:

    1. Surah Al-Baqarah ayat 13 dan 852. Surah Âli ‘Imrân ayat 66 dan 119 3. Surah Al-Nisâ’ ayat 51, 78, 109 dan 1434. Surah Al-Ma’idah ayat 535. Surah Al-An‘âm ayat 53 dan 896. Surah Al-A‘raf ayat 38, 39, 49, 139 dan 1797. Surah al-Anfâl ayat 498. Surah Yûnus ayat 189. Surah Hûd ayat 18, 78 dan 10910. Surah Al-Hijr ayat 66, 68 dan 71

    13 Jalâl al-Dîn al-Suyûthî, Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân, Juz 2, hlm. 167.

  • 30

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    11. Surah Al-Nahl ayat 86 dan 8912. Surah Al-Isrâ ayat 20 dan 10213. Surah Al-Kahfî ayat 1514. Surah Al-Anbiyâ’ ayat 44, 50, 65, dan 99 15. Surah Al-Furqân ayat 1716. Surah Al-Syûrâ ayat 54 17. Surah Al-‘Ankabût ayat 4618. Surah Al-Qashas ayat 6319. Surah Shâd ayat 1520. Surah Al-Zumar ayat 5121. Surah Saba ayat 4022. Surah Al-Zukhruf ayat 29 dan 8823. Surah Al-Dukhân ayat 22 dan 3424. Surah Muhammad ayat 8 dan 3625. Surah Al-Insân ayat 27

    e. Membuang alif juga terjadi pada hâ tanbîh yang menyatu dengan isim dhamîr baridz munfashil marfû‘ yang menunjukkan makna jama’ mudzakkar ini terjadi pada empat tempat:1. Âli ‘Imrân ayat 66 ڱ ڱ 2. Âli ‘Imrân ayat 119 ڻ ڻ 3. Al-Nisâ’ ayat 109 ڍ ڇ 4. Muhammad ayat 38 ڍ ڇ

    f. Membuang huruf alif juga terjadi pada hâ’ tanbîh yang berada di akhir lafazh ٌّاَي yang menjadi munâda dan ini terjadi pada tiga tempat:1. Surah Al-Nûr ayat 31 (جئ (ی

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    31

    2. Surah Al-Zukhruf ayat 49 (ٿ ,(ٺ 3. Surah Al-Rahmân ayat 31 (ڻ ڻ ڻ ۀ).

    g. Dalam kaidah ilmu Nahwu setiap dhamir bariz muttashil yang menunjukan makna mutakallim ma’a al-ghayr atau muadzim nafsah baik pada posisi i‘râb rafa’, nashab, maupun i‘râb jar bentuk kalimatnya yaitu sama nûn fathah ditambah alif sukûn (نَا) seperti apa yang dikatakan Ibnu Mâlik dalam kitab Alfiyah bait 59:

    ِمَنْحََنا ال

    َْنا نِل اِنَّ

    َ بَِنا ف

    ْْح َك ْعرِف

    َنَا َصل ِع َو انلَّْصِب َو َجرِّ

    ُلِلرَّف

    Namun tidak sedikit dalam al-Qur’an terjadi membuang alif pada dhamir tersebut dan diganti dengan alif kecil di atas nûn, terutama dalam posisi i‘râb rafa’, seperti lafazh ٻ, dan lafazh lain yang menyerupainya. Dan hal yang demikian terjadi pada beberapa ayat:

    1. Al-Baqarah ayat 49, 50, 93, 107, 143, 146, 211.2. Âli ‘Imrân ayat 253. Al-An‘âm ayat 94, 146, 155.4. Al-A‘raf ayat 4, 10, 64, 72, 83, 95, 96, 100, 141, 160,

    168, 171.5. Al-Anfâl ayat 3.6. Yûnus ayat 14, 73.7. Hûd ayat 9, 10, 58.8. Al-Hijr ayat 16, 19, 22,55, 63, 64, 81, 87.9. Al-Nahl ayat 55, 75, 88, 118, 122.10. Al-Isra ayat 6, 16,70, 74, 75, 97, 106.11. Al-Kahfi ayat 12, 13, 19, 32, 48, 59, 65, 84, 99.12. Maryam ayat 52, 57, 67, 97.

  • 32

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    13. Thâhâ ayat 40, 47, 55, 56, 80, 81, 99, 113.14. Al-Anbiyâ’ ayat 8, 9, 15, 17, 70, 73, 74, 75, 76, 77,

    80, 84, 86, 88, 91.15. Al-Hajj ayat 16, 25, 36.16. Al-Mu’minûn ayat 13, 18, 33, 50, 71, 75, 76, 90, 115.17. Al-Nûr ayat 118. Al-Furqân ayat 23, 33, 37, 50.19. Al-Syu‘arâ ayat 170.20. Al-Naml ayat 51, 57.21. Al-Qashash ayat 13, 40, 42, 52, 54, 61, 63.22. Al-‘Ankabût ayat 15, 27, 66.23. Al-Sajadah ayat 14, 16, 23.24. Al-Ahzâb ayat 3725. Saba ayat 17, 19, 32, 44, 45.26. Fâthir ayat 9.27. Yâsîn ayat 9, 33, 39, 72, 77.28. Al-Shâfât ayat 32, 63, 76, 98, 104, 107, 115, 116, 117,

    118, 134, 145, 147, 14829. Shâd ayat 20, 29, 46, 63.30. Fushshilat ayat 47, 50.31. Al-Syûrâ ayat 3832. Al-Zukhruf ayat 21, 42, 48, 56, 59, 76, 78.33. Al-Dukhân ayat 28, 32, 33, 39, 54, 58.34. Al-Jâtsiyah ayat 16, 17, 18.35. Al-Ahqâf ayat 26.36. Muhammad ayat 13.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    33

    37. Al-Hujurât ayat 13.38. Qâf ayat 6, 7.39. Al-Dzâriyât ayat 38, 47, 48.40. Al-Thur ayat 20, 2141. Al-Qamar ayat 13, 15, 42, 49.42. Al-Wâqi‘ah ayat 35, 36, 65, 70, 73.43. Al-Hadîd ayat 27.44. Al-Munâfiqûn ayat 10.45. Al-Mulk ayat 5.46. Al-Qalam ayat 17.47. Al-Hâqqah ayat 11.48. Al-Ma‘ârij ayat 39.49. Al-Jin ayat 8, 16.50. Al-Muzzammil ayat 16.51. Al-Qiyâmah ayat 18.52. Al-Dahr ayat 3.53. Al-Mursalât ayat 21, 27, 38.54. Al-Naba’ ayat 8, 29, 40.55. Al-Balad ayat 10.56. Al-Tîn ayat 5.57. Al-Kawtsar ayat 1

    h. Membuang alif juga terjadi pada lafazh جت yang merupakan jama’ taktsîr dari َخِليَْفة dan ini hanya terjadi pada dua tempat yaitu:

    Al-An‘am: 165

    مب ىب يب جت حت

  • 34

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    dan surah Fâthir: 39

    ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پپ

    i. Khusus terkait kaidah itsbat wa hadzaf alif yang ada perbedaan antara Abû Amr al-Dânî dan Abû Dâwud sebagai muridnya dalam kategori:

    1) Muttafaq ‘alayh antara Abû Amr dan Abû Dâwud 2) Sesuai dengan wajah lain dari Abû Amr al-Dânî 3) Sesuai dengan riwayat Abû Dâwud 4) Sesuai dengan riwayat Ibnu al-Jazari, khususnya

    dalam Mushaf Standar Indonesia. Dari jumlah 1765 kalimat yang berhasil diidentifikasi dan dilakukan validasi berdasarkan referensi yang baku 91% merujuk kepada riwayat Abû Amr al-Dânî.14

    Seperti dalam surah Âli ‘Imrân: 93 lafazh ارسائيل (ditulis menggunakan alif) dan lafazh ارسئيل (ditulis tidak menggunakan alif). 15

    3. Hadzaf wâwu (و(Seperti yang sudah dibahas di atas bahwa membuang

    huruf ‘illat pada fi‘il mudhâri’ mu‘tal akhir hanya dibenarkan jika fi‘il tersebut berada pada posisi majzûm. Akan tetapi berdasarkan Rasm ‘Utsmânî ada empat tempat yang membuang huruf wâwu tidak mempunyai sebab. Hal

    14 Pengantar Kajian dan Pengembangan Mushaf Standar Indonesia, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, hlm. 2-3.

    15 Pengantar Kajian dan Pengembangan Mushaf Standar Indonesia, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, hlm. 10.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    35

    ini semata-mata ittiba‘an li ‘Utsmân ibn ‘Affân R.a, yaitu:

    a. Surah Al-Isrâ ayat 11

    چ چ چ چ ڇڇb. Surah Al-Syu‘arâ ayat 24

    ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌڎc. Surah Al-Qamar ayat 6

    ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئd. Surah Al-‘Alaq aya 18

    وئ وئ

    b. Ziyâdah

    Bagian yang kedua dari pokok pembahasan Rasm ‘Utsmânî ialah ziyâdah (penambahan huruf) dalam ayat al-Qur’an banyak sekali. Lafazh yang ditambahkan huruf ,واو .sebagai tambahan dari kalimat tersebut يا atau ,الف Padahal jika diperhatikan dalam kaidah Ilmu Sharaf kalimat tersebut sudah diakhiri dengan huruf ‘illat dan biasanya jika setelah lâm fi‘il mudhâri’ ditambah alif maka kalimat tersebut statusnya menjadi tatsniyah, baik dalam nasab maupun jazim, sepeti dalam surah Thâhâ ayat 63:

    ەئ وئ وئ ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ ىئ ىئ

  • 36

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    Akan tetapi dalam al-Qur’an banyak sekali kalimat fi‘il mudhâri’ mufrad yang berasal dari binâ naqish dibubuhi dengan زيادة ini semata-mata mengikuti perintah الف Sayyidinâ ‘Utsmân bin ‘Affân.

    1. Penambahan huruf alif (الف( Penambahan alif banyak terjadi pada ayat yang

    berasal dari fi‘il mudhari’ mufrad binâ naqish wâwu di antaranya:

    a. Pada suku kata دىع - : يدعو Surah al-Isrâ: 71 بِاَِمِمِهْم اُنَاٍس ُكَّ نَْدُعْوا يَْوَم Surah Maryam: 48 ْ َربِّ َواَْدُعْوا Surah Al-Hajj: 12 اهلل ُدْوِن ِمْن يَْدُعْوا Surah Al-Hajj : 13 رضه ملن يدعوا Surah Al-Zumar: 8 ِْه

    َإِل يَْدُعْوا َماَكَن

    Surah Al-Ma‘arij: 17 َّ

    اَْدبََرَوتََول َمْن تَْدُعْوا Surah Al-Jin: 20 ْ َربِّ اَْدُعْوا َما ِانَّ قُْل Surah Al-Insyiqâq: 11 ُثبُْوًرا يَْدُعْوا فََسوَْف Surah Al-Ahqaf: 5 اهلل ُدْوِن ِمْن يَْدُعْوا ْن ِممَّ

    b. Pada suku kata رىج - :يرجو Surah al-Zumar: 9 َوَيرُْجْوا َربِِّه رَْحََة Surah al-Qashash: 86 تَرُْجْوا َوَماُكنَْت Surah al-‘Ankabût: 5 اهلل ِلَقاَء يَرُْجْوا َكَن َمْن

    c. Pada suku kata تىل - : يتلو Surah al-Baqarah: 102 َيَِطْي الشَّ َتتْلُْوا بَُعْواَما َوتَّ Surah al-Qashash: 45 َعلَيِْهْم َتتْلُْوا َمْدَيَن اَْهِل ِفْ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    37

    Surah al-Qashash: 59 َعلَيِْهْم تْلُْوا يَّ ً

    رَُسْول Surah al-‘Ankabût: 48 َقبِْلِه ِمْن َتتْلُْوا ُكنُْت َوَما

    d. Pada suku kata عىف - : يعفو Surah al-Mâ’idah: 15 َوَيْعُفْوا ِكتَاِب

    ْال ِمَن

    Surah al-Syûrâ: 25 ِتَيِّأ السَّ َعِن َوَيْعُفْوا ِعبَاِدهِ َعْن

    Surah al-Syûrâ: 30 َوَيْعُفْوا اَيِْديُْكْم e. pada suku kata مىح - hanya terdapat satu يمحو

    tempat yaitu pada surah al-Ra’d ayat 39.

    ڭ ڭ ۇ ۇ ۆۆ ۈ ۈ ٴۇ ۋJika ayat diatas terjadi pada posisi i‘râb rafa’, maka

    di bawah ini ada beberapa ayat yang berada pada posisi i‘râb nashab, seperti terjadi pada surah dan ayat berikut:

    1. Surah al-Baqarah ayat 237 (ېئ ,(ۈئ 2. Surah al-Ra‘d ayat 30 (ٿ), 3. Surah al-Rûm ayat 39 (ۓ), 4. Surah Muhammad ayat 31 (ٹ),

    5. Surah al-Kahfî 14 (ائ .(ى Penambahan alif yang terjadi pada kalimat di atas

    (i‘râb nashab) tidak mempengaruhi terhadap bacaan. Artinya, bahwa alif walaupun sukûn oleh fathah bukan termasuk huruf mâd, akan tetapi dia adalah huruf zâ’idah (tambahan).

  • 38

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    2. Penambahan alif juga terjadi pada kalimat ھ. Surah Hûd ayat 68:

    ۓ ۓ ےے ھ ھ ھ ھ ہہ ہ ہ ۀ ڭ ڭ

    Surah al-Furqân ayat 38:

    ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک Surah al-‘Ankabût ayat 38:

    ٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉې Surah al-Najm ayat 51:

    ڦ ڦ ڄ ڄMenurut Imam Fakhr al-Dîn al-Râzî bahwa lafazh

    boleh dibaca dua wajah: pertama dengan tanwin dan ثموداkedua tanpa tanwin. Yang membaca tanpa tanwin yaitu Qirâ’at Hamzah dan Qirâ’at Hafs riwayat ‘Âshim. Sedangkan yang lain dari Ahl al-Qurrâ yang tujuh membaca lafazh ثمودا dengan tanwin dan seperti itulah seluruh lafazh ثموداyang ada dalam Al-Qur’an. Alasan yang membaca tanpa tanwin menyatakan bahwa lafazh ثمودا adalah isim ghayr munsharif yang memiliki dua ‘illat: pertama ‘alamiyah dan yang kedua ta’nits bi al-alif, sebagimana menurut Ibnu Mâlik berikut ini:

    ْع16َْيَفَما َوق

    َِى َحَواهُ ك

    َّ اذل

    ًَقا َمَنْع # َصْف

    َنِْيِث ُمْطل

    ْلُِف اتلَّأ

    َاَف

    16 Jamâl al-Dîn Muhammad bin ‘Abd Allâh bin Mâlik, Syarh Ibn ‘Âqil,

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    39

    Sedangkan yang membaca tanwin menyatakan bahwa kalimat ثمودا termasuk isim munsharif dan huruf alif ditulis karena semata-mata berada pada posisi nashab.17

    3. Penambahan alif juga terdapat pada lafazh ,, (surah al-Ahzâb: 10, 66, 67(

    گ گ گ گ ڇ ڇ ڇ

    ڎ ڈ ڈJika kita perhatikan secara seksama ketiga kalimat

    tersebut sudah diawali oleh huruf ال. Dalam ketentuan ilmu Nahwu, jika kalimat itu berada pada posisi maf’ul, maka harus dibaca nashab dengan salah satu tandanya yaitu fathah. Jika Maf’ul berasal dari bukan isim ghayr munsharif dan tidak terdapat alim lam ta’rif, maka harus dibubuhi tanwin fathah, dan lafazh tersebut berada pada posisi akhir ayat. Seperti kita ketahui bahwa surah al-Ahzâb yang berjumlah 73 ayat diakhir kalimatnya semuanya diakhiri dengan tanwin fathah, dan jika di-waqaf-kan menjadi mâd ‘iwadh. Oleh karena itu maka alif yang ada pada lafazh

    ْ,الظنونا

    ْ,الرسول

    ْ adalah pengganti السبيال

    dari tanwin fathah. Menurut Ibnu Mâlik, yang demikian ini disebut dengan istilah “limunâsabah ru’usil ay”. Akan tetapi jika dibaca washal maka ketiga lafazh tersebut harus dibaca pendek, karena huruf ال yang ada pada

    Imarullah, (Surabaya, t.th.), hlm. 150.17 Imam Fakhr al-Dîn al-Râzî, Tafsîr al-Kabîr, Juz 18, hlm. 19.

  • 40

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    ketiga lafazh tersebut “al-zâ’idah ghayr lâzimah”, yaitu ال dharûrah nadzam dan jika terdapat dalam al-Qur’an para ulama ahli al-Qur’an menggunakan bahasa “li munâsabah ru’us al- ay “ sebagaimana Ibnu Mâlik menerangkan dalam kitabnya:

    18 ّ يُْس السَََّذا َو ِطْبَت انلَّْفَس يَا ق

    َْوَبِر ك

    َ َْبَناِت األ

    ََو لِْضِطَراٍر ك

    4. Lafazh قواريرا surah al-Dahr ayat 15-16:

    ھ ہ ہ ہ ہ ۀ ۀ ڻ ڻ ڻ ڻ ں ں ھ ھ

    Menurut Imam Nâfi’, Syu’bah salah satu murid dari Imam ‘Âshim, Kisa’i, dan Abû Ja’far, lafazh قواريرا dua-duanya dibaca dengan tanwin jika washal. Sedangkan jika di-waqaf-kan kedua-duanya maka dibaca seperti mad ‘‘iwad.

    Dan menurut Qirâ’at Ibnu Katsîr dan Khalaf membaca yang قواريرا yang pertama dengan tanwin dan قواريراkedua tanpa tanwin ketika dibaca washal. Sedangkan pada saat waqaf pada قواريرا yang pertama dibaca mad ‘‘iwad, dan pada lafazh قواريرا yang kedua dibaca dengan mad ‘aridh li al-sukûn.

    Abû ‘Amr dan Ibn Amir membaca tanpa tanwin dalam keduanya. Namun ketika dibaca waqaf atas lafazh yang pertama maka harus dibaca panjang satu alif قواريرا

    18 Jamâl al-Dîn Muhammad bin ‘Abd Allâh bin Mâlik, Syarh Ibn ‘Âqil.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    41

    (mad ‘iwad). Sedangkan ketika waqaf pada lafazh قواريرا yang kedua maka harus dibaca menjadi mad ‘aridh li al-sukûn.19

    Wahbah al-Zuhaylî di dalam tafsirnya, al-Munîr, mengatakan bahwa lafazh قواريرا adalah jamak dari قارورة yang maknanya “kaca”.20

    Menurut seluruh ulama ahli Nahwu lafazh قواريرا bentuknya sama dengan shighah muntaha al-jumu’. Dalam ketentuan ilmu Nahwu, jika sebuah kalimat bentuknya sama seperti wazan مفاعل atau مفاعيل maka kalimat tersebut adalah bagian dari pada isim ghayr munsharif, yang memiliki alasan satu yaitu muntaha al-jumu’, kaarena itu maka dengan alasan tersebut lafazh قواريرا tidak boleh dibaca dengan tanwin.

    Ibnu Mâlik dalam kitabnya, Alfiyah, menyatakan bahwa isim ghoyr munsharif boleh dibubuhi dengan tanwin jika terdapat dua alasan:

    1. Karena dharurah syair

    2. Li munâsabah ru’ûs al-âyah.

    Bait Alfiyah:ْ

    َيْنَصِفَ

    ْد الَ ق

    ُْوف َمْصُ

    َْمْنِع َوال

    ْ * ُذوال

    ْ َواِلْضِطَرارٍاَْوَتَناُسٍب ُصِف

    19 Muhammad Fakhad Khoruf, Al-Muyassar, (Damaskus: Dâr al-Kalam al-Thayyib, 2000 M), cet I, hlm. 579.

    20 Wahbah al-Zuhaylî, Tafsîr al-Munîr, (Damaskus: Dâr al-Fikri, 2001 M), cet I, Juz 5, hlm. 318.

  • 42

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    Akan tetapi menurut Qirâ’at Âshim riwayat Hafs, membaca lafazh قواريرا bisa dengan tiga cara:1. Jika waqaf pada قواريرا yang pertama maka harus dibaca

    dengan mad ‘iwad alasannya karena li munâsabah ru’us al-âyah

    2. Jika waqaf pada قواريرا yang kedua, maka dibaca dengan mad ‘aridh li al-sukûn diakhiri dengan ra’, alasannya karena alif-nya ziyâdah.

    3. Jika di-washal-kan keduanya maka dibaca dengan tanpa mad baik pada قواريرا pertama ataupun lafazh ,yang kedua. Alasannya sesuai dengan aslinya قواريراseperti apa yang dikatakan oleh Wahbah al-Zuhaylî.

    Demikian pula halnya lafazh ی al-Dahr: 4

    ىئ ی ی ی ی جئ حئMenurut Imam Nâfi’, Kisa’i, Abû Ja’far, dan Syu’bah

    salah satu murid Imam Hafsh lafazh ی jika di-washal-kan dibaca dengan tanwin dan jika di-waqaf-kan menjadi mad ‘iwadh, sedangkan Qirâ’at ‘Âshim riwayat Hafsh membacanya ketika waqaf menjadi sukûn tanpa alif dan washal tanpa mad.

    5. Penambahan huruf ya’ (ي(Penambahan huruf ي banyak terjadi pada lafazh

    yang mempunyai makna jama’ah. Huruf ي yang ada pada lafazh ini bukan huruf mad, karenanya tidak boleh dibaca panjang, seperti yang terjadi pada lafazh :مإليْه

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    43

    Surah al-A’râf ayat 103:

    ې ې ې ى ىائ Surah Yûnus ayat 75 dan 83:

    ۆۆ ۈ ۈ ٴۇ

    ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ

    Surah Hûd ayat 97:

    ېئ ېئ ىئ ىئ ىئ یی ی ی جئ حئ مئ Surah al-Mu’minûn ayat 46:

    ڃ چ چ چ Surah al-Qashas ayat 32:

    ھ ھ ےے ۓ ۓ ڭ ڭ

    Surah al-Zukhruf ayat 46

    ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ ۈئ ېئ ېئ

    6. Penambahan Huruf wâwu (و(Menurut Imam Jalâl al-Dîn al-Suyûthî bahwasannya

    terjadi penambahan huruf wâwu pada tiga lafazh:

    a. Pada lafazh أولو atau أويلMenurut seluruh ahli Nahwu bahwa lafazh أولو atau

    bagian dari pada mulhaq jam’ mudzakkar sâlim, yang أويل

  • 44

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    mempunyai makna shâhibun (memiliki). Menurut Ibnu Mâlik, lafazh أولو ketika dibaca i‘râb rafa’ tanda rafa’-nya wâwu dan ketika berada pada posisi nashab dan jar dibaca أويل ditandai dengan huruf ي karena i‘râb-nya sama seperti jam’ mudzakkar sâlim. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Alfiyah Ibnu Mâlik.

    ُنْونَا يُّْونَا َواََرُضْوَن َشذَّ َوالسُِِّّمْوَن ِعل

    َْو وََعل

    ُاُْول

    Penambahan wâwu pada lafazh اولوا dan اويل terdapat di beberapa surah berikut ini:

    No Surah dan Ayat Lafazh

    1. Al-Baqarah ayat 179 ۇ ۇ ۆ2. Âli ‘Imrân ayat 7 ې ې ې ى ى3. Âli ‘Imrân ayat 18 ڤ ڤ

    4. Âli ‘Imrân ayat 190 ک گ گ5. Al-Mâ’idah ayat 100 ہ ہ ہ ھ6. Al-Nisâ’ ayat 8 ٹ ڤ ڤ

    7. Al-Nisâ’ ayat 83 ڳ ڳ ڱ ڱ 8. Yûsuf ayat 111 ۇئ ۇئ

    9. Al-Nûr ayat 31 ې ې ې10. Al-Nûr ayat 44 ڀ ڀ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    45

    11. Al-Ahzâb ayat 6 ۅ ۉ

    12. Al -Isrâ ayat 5 گ گ ڳ ڳ

    13. Al-Hasyr ayat 2 ۉ ۉ14. Al-Thalâq ayat 10 ڭ ڭ

    15. Ghâfir ayat 54 ڈ ڈ

    16. Al-Ra’d ayat 19 ٺ ٺ

    17. Thâhâ ayat 54 چ چ18. Thâhâ ayat 128 ڃ چ

    b. Pada lafazh أوئلكMenurut Ibnu Mâlik, lafazh أوئلك berasal dari

    isim isyârah lafazh أولء. Namun kemudian ulama Hijâz menambahkan huruf ك dan ء pada tempat ي yang dibuang ketika digunakan untuk musyar ilayh yang jauh dan yang berakal. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Alfiyah:

    ُْعِد انِْطَقاْ

    ى ابل ََ

    َولَ

    اَْول َمدًُّْقا َوال

    َ َارِْش ِلَْمٍع ُمْطل

    َْول

    َُوبِا

    Menurut al-Suyuthî واو pada lafazh أوئلك bagian dari pada ziyâdah dan ini sangat banyak terjadi dalam al-Qur’an. Seperti salah satunya yang terjadi dalam surah al-Baqarah ayat 5:

    ڄ ڄ ڄ ڃ ڃڃ ڃ چ چ چ

  • 46

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    c. Penambahan واو pada lafazh سأوريكمLafazh سأوريكم berdasarkan kaidah Ilmu Sharaf

    masuk dalam kategori fi‘il mudhâri’ tsulâtsi mazid warna awal bab if ’al yang diawali oleh sin sebagai tanda fi‘il mudhâri’. Sedangkan tsulâtsî mujarrad-nya, yaitu lafazh رأية يرى- berdasarkan سأوريكم Artinya, lafazh .رأى- kaidah ilmu Sharaf tidak perlu ada penambahan huruf cukup hanya dengan hamzah qatha’ saja yang ,واوmerupakan tambahan dari lafazh رأى menjadiيري - أرا seperti dalam surah al-Isrâ’ ayat satu ditulis tanpa huruf ) و ) akan tetapi berdasarkan Rasm ‘Utsmânî dalam dua surah lafazh ini ditulis dengan tambahan huruf و. Namun demikian dibacanya tanpa mad sama seperti tanpa huruf و.1) Surah al-A’râf ayat 145:

    ڄ ڄ ڄ ڄ2) Surah al-Anbiyâ’ ayat 37:

    ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ

    c. Hukum Hamzah

    Dalam Rasm ‘Utsmânî terdapat beberapa masalah hukum hamzah, antara lain:

    1. Jika terdapat dua hamzah diawal kalimat maka hamzah yang sukûn ditulis dengan huruf yang munâsabah dengan harakat yang ada sebelumnya, seperti:

    a. Jika harakat sebelumnya fathah maka ditulis dengan

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    47

    alif seperti lafazh تَِمُرْواْ:dalam surah al-Thalâq: 6َوأ

    پ پ پ پ ٻ ٻ ٻ ٻ ٱ

    ٹ ٿٿ ٿ ٿ ٺ ٺ ٺ ٺ ڀ ڀ ڀڀ

    ڦ ڦڦ ڤ ڤ ڤڤ ٹ ٹ ٹ

    ڦ ڄ ڄ ڄ ڄb. Jika huruf sebelumnya kasrah ditulis dengan ya’,

    seperti dalam surah al-Ahqâf ayat 4:

    ڭ ڭ ڭ ڭ ۓ ۓ ے ے ھ ھ ھ ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈٴۇ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ

    ې ې ې ې ى ى ائc. Jika huruf sebelumnya dhammah ditulis dengan

    huruf و seperti أوتوا 1. Surah al-Hasyr ayat 9 2. Surah Al-Mujâdilah ayat 11 3. Surah Saba ayat 6 4. Surah Muhammad ayat 16 5. Surah al-Hadîd ayat 16 6. Surah al-Qashash ayat 80 7. Surah al-‘Ankabût ayat 49 8. Surah al-Rûm ayat 56 9. Surah al-Isrâ ayat 107 10. Surah Al-Hajj ayat 54 11. Surah al-Tawbah ayat 29

  • 48

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    12. Surah al-Nahl ayat 27 13. Surah al-Mâ’idah ayat 5 dan 57 14. Surah al-Nisâ’ ayat 44, 47, 131 15. Surah Âli ‘Imrân ayat 20, 100, 186, 187 16. Surah Al-Baqarah ayat 144

    2. Jika terdapat hamzah di akhir kalimat yang sukûn maka ditulis sesuai dengan huruf yang ber-harakat sebelumnya seperti:

    a. Jika harakat sebelumnya fathah maka ditulis dengan الف, seperti lafazh ٍَسبَإ (surah Saba’: 15).

    b. Jika huruf sebelumnya ber-harakat kasrah ditulis dengan يا seperti lafazh .(Al-Qhashash: 30) َشاِطِئ

    c. Jika huruf sebelumnya ber-harakat dhammah maka ditulis dengan واو seperti lafazh dan أبناؤ (surah al-Rahmân: 22 dan surah al-Nisâ’: 11)

    3. Jika hamzah bertemu dengan huruf mad, maka huruf hamzah ditulis menyesuaikan dengan huruf mad tersebut, seperti:

    a. Contoh harakat fathah pada lafazh شنئان, (surah al-Mâ’idah: 2 dan 8)

    b. Contoh harakat dhammah pada lafazh , 1. Surah al-An’âm ayat 5 & 102. Surah Hûd ayat 83. Surah al-Nahl ayat 34 4. Surah al-Anbiyâ’ ayat 415. Surah al-Syua’ra ayat 66. Surah al-Rum ayat 10

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    49

    7. Surah Yâsîn ayat 308. Surah al-Zumar ayat 489. Surah al-Hijr ayat 11

    c. Contoh harakat kasrah pada lafazh خسئي (surah al-Baqarah: 65, Al-‘Araf: 166)

    4. Terdapat penukaran hamzah dengan huruf واو dan setelahnya ditambah huruf الف, dan ini terjadi paling banyak pada fi’il mudhâri’ mufrad bina mahmûz lam, seperti lafazh berikut ini:a. Lafazh ەئ (surah Yûsuf : 85)b. Lafazh ڱ (surah al-Nahl: 48)c. Lafazh ائ (surah al-Nûr: 8)d. Lafazh ې (surah al-Furqân: 77)e. Lafazh ڭ (surah al-Rûm: 11 dan 27)f. Lafazh ہ (surah al-Zukhruf: 18)g. Lafazh ڇ (Surah Thâhâ: 18)h. Lafazh گ (Surah Thâhâ: 119) ک

    5. Terdapat penukaran hamzah dengan huruf واو dan setelahnya ditambah huruf الف , dan ini terjadi dalam kalimat jama’ taksir seperti:a. Lafazh ڭ

    1. Surah al-Syu’arâ: 197 2. Surah Fâthir: 28).

    b. Lafazh حب1. Surah al-An’âm: 94, 1972. Surah al-Naml: 863. Surah Yûnus: 28, 4. Surah Al-Syûrâ: 21

  • 50

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    c. Lafazh ھ 1. Surah Yûnus: 18 2. Surah al-Rûm: 13.

    d. Lafazh ڤ 1. Surah Ibrâhîm: 21 2. Surah Ghâfir: 47

    e. Lafazh ۓ ے 1. Surah Al-Mumtahanah: 4

    6. Terdapat penukaran hamzah dengan huruf واو dan setelahnya ditambah huruf الف, dan ini juga terkadang ditemukan dalam isim mufrad yang berasal dari binâ mahmûz lâm seperti:

    a. Lafazh ۆ 1. Surah al-Dukhân: 332. Surah al-Sâffât: 106

    b. Lafazh ڍ 1. Surah Yûsuf: 74 dan 752. Surah al-Hasyr: 173. Surah al-Mâ’idah: 29 & 334. Surah al-Syûrâ: 40

    c. Lafazh ٺ 1. Surah Ghâfir: 50

    d. Lafazh ڻ 1. Surah al-Mu’minûn: 242. Surah al-Naml: 29, 32, 38

    e. Lafazh ژ 1. Surah Shâd: 21 & 672. Surah Ibrâhim: 9

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    51

    3. Surah al-Taghâbûn: 54. Surah al-Qiyâmah: 13,

    7. Penukaran huruf wâwu ditambah alif seperti diatas juga terjadi dalam fi’il ‘amr dan ini hanya satu, seperti: اْخَسُؤا al-Mu’minûn108) قال :)

    d. Badal

    Yang dimaksud dengan badal ialah terjadi penukaran pada penulisan huruf الف kepada huruf واو seperti:1. Lafazh (ڱ) yang ditulis dengan menukarkan huruf

    alif kepada wâwu terdapat 52 tempat:

    Surah al-Baqarah: 3, 43, 45, 83, 110, 153,177

    Surah al-Nisâ: 43, 77, 101, 103, dan 162

    Surah al-Mâ’idah: 21 dan 91

    Surah al-An’âm: 72

    Surah al-A’râf: 170

    Surah al-Anfâl: 3

    Surah al-Tawbah: 5, 11, 18, 53, dan 71

    Surah Yûnus: 87

    Surah Hûd: 114

    Surah Ibrâhîm: 31, 37, dan 40

    Surah al-Isrâ: 78

    Surah Maryam: 31, 55, dan 59

    Surah Thâhâ: 14 dan 132

  • 52

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    Surah al-Anbiyâ’: 73

    Surah al-Hajj: 35, 41, dan 78

    Surah al-Nur: 37 dan 56

    Surah al-Naml: 3

    Surah al-‘Ankabût: 45

    Surah al-Rûm: 31

    Surah Luqmân: 4 dan 17

    Surah al- Ahzâb: 33

    Surah Fâthir: 18 dan 29

    Surah al-Syûrâ: 38

    Surah al-Jumu‘ah: 9 dan 10

    Surah al-Muzzammil: 20

    Surah al-Bayyinah: 5

    2. Lafazh (ڤ) yang ditulis dengan menukarkan huruf alif kepada wâwu terdapat 46 tempat:

    Surah al-Baqarah: 212

    Surah Âli ‘Imran: 117 & 185

    Surah al-Nisâ’: 74 dan 109

    Surah al-An’âm: 32, 70 dan 130

    Surah al-A’râf: 51

    Surah al-Tawbah: 38 dan 55

    Surah Yûnus: 7, 23, dan 24

    Surah al-Ra’d: 26 dan 34

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    53

    Surah Ibrâhîm: 3, 7, dan 37

    Surah al-Nahl: 97

    Surah al-Isrâ’: 75

    Surah al-Kahfi: 45 dan 46

    Surah al-Nûr: 33

    Surah al-Furqân: 3

    Surah al-Qashas: 79

    Surah al-’Ankabût: 25 dan 64

    Surah al-Rûm: 7

    Surah Luqmân: 33

    Surah al-Ahzâb: 28

    Surah Fâthir: 5

    Surah al-Zumar: 62

    Surah Ghâfir: 39 dan 51

    Surah Fushshilat: 16 dan 31

    Surah al-Zukhruf: 32 dan 35

    Surah al-Syûrâ: 32

    Surah al-Jâtsiyah: 35

    Surah Muhammad: 36

    Surah al-Najm: 29

    Surah al-Hadîd: 20

    Surah al-Nazi’ât: 38

    Surah al-A’lâ: 16

  • 54

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    3. Lafazh (ڭ) yang ditulis dengan menukarkan huruf alif kepada wâwu terdapat 29 tempat:

    Surah al-Baqarah: 43, 83, dan 110

    Surah al-Nisâ’: 77 dan 162

    Surah al-Mâ’idah: 12 dan 55

    Surah al-A’râf: 156

    Surah al-Tawbah: 5, 11, 18, dan 71

    Surahal-Kahfi: 81

    Surah Maryam: 13, 31 dan 55

    Surah al-Anbiyâ’: 73

    Surah al-Hajj: 41 dan 78

    Surah al-Mu’minûn: 4 dan 33

    Surah al-Nûr: 37 dan 56

    Surah al-Naml: 3

    Surah Luqmân: 4

    Surah al-Ahzâb: 33

    Surah al-Mujâdilah: 13

    Surah al-Muzzammil: 20

    Surah Fushshilat: 7

    4. Lafazh (ۓ) surah al-Najm: 20 5. Lafazh (ۓ) surah al-Nûr: 356. Lafazh (پ) surah Ghâfir: 417. Lafazh (پ) surah al-Kahfi: 28

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    55

    Demikian pula halnya terjadi penambahan huruf yang sukûn oleh harakat fathah pada واو setelah الفLafazhٻ seperti: Surah Al-Baqarah: 275, 276 & 278

    Surah Âli ‘Imrân: 13, 18 & 130

    Surah Al-Ahzâb: 66 & 67

    8. Penukaran Ta’ Marbuthah kepada Tâ’ Majrûrah

    Sebagai mana kita maklumi bahwa kalimat isim mufrad yang menunjukkan ma’na mu’annats dalam al-Qur’an seluruhnya ditulis dengan tâ’ marbûthah seperti lafazh األخرة kecuali dibeberapa tempat saja tâ’ marbûthah ditulis dengan tâ’ majrûrah dan inilah yang harus diketahui oleh setiap qari, karena lafazh tersebut bagian dari pada Rasm ‘Utsmânî (Badal). Tentang penukaran ini terbagi dua, yaitu:

    a. Bagian yang disepakati atas dasar dibaca mufrad Lafazh-lafazh yang disepakati dibaca mufrad akan

    tetapi ditulis dengan tâ’ majrûrah yaitu ada 13 kalimat. Enam kalimat di antaranya diulang-ulang bukan dalam satu surah yaitu:1) Lafazh رحة ditulis dengan tâ’ majrûrah ditulis

    dalam tujuh tempat:

    1. Surah al-Baqarah: 218 ۈ ۈ ۆ ۆ

    2. Surah al-‘Araf: 56ۉ ۅ ۅ ۋ ۋ ٴۇ 3. Surah Hûd: 73 ڤ ٹ ٹ ٹ ٹ ٿ

    4. Surah Maryam: 2 ٻ ٻ ٻ

  • 56

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    5. Surah al-Rûm: 50 ی ی ی ی ىئ 6. Surah al-Zukhruf: 32 ۈ ۈ ۆ ۆ 7. Surah al-Zukhruf: 32ۇئ ۇئ ۆئ ۆئ ۈئ

    2) Lafazh نعمة ditulis dengan tâ’ majrûrah dalam 11 tempat:

    1. Surah al-Baqarah: 231 ڦ ڦ ڦ ڦ 2. Surah Âli ‘Imrân 103 چ چ ڃ ڃ 3. Surah al-Mâ’idah 11 ڀ ڀ ٺ ٺ 4. Surah Ibrâhîm: 28 ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ 5. Surah Ibrâhîm: 34 پ پ پ ڀ ڀ ڀ 6. Surah Al-Nahl: 72 مج حج يث ىث 7. Surah Al-Nahl: 83 ک ک ک ک گ 8. Surah Al-Nahl: 114 ڑ ڑ ژ 9. Surah Luqmân: 31 ڍ ڇ ڇ ڇ ڇ چ چ

    ڌ ڍ 10. Surah Fâthir: 3 ۈئ ۈئ ۆئ 11. Surah Thûr: 29 ېئ ېئ ېئ ۈئ ۈئ

    3) Lafazh إمرأة ditulis dengan tâ’ majrûrah dalam tujuh tempat:

    1. Surah Âli ‘Imrân: 35 ۀ ڻ ڻ ڻ 2. Surah Yûsuf: 30 ی ی ی ی ىئ ىئ

    3. Surah Yûsuf: 51 ېئ ېئ ېئ ۈئ 4. Surah al-Qashash: 9 ڈ ڎ ڎ 5. Surah al-Tahrîm: 10 گ گ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    57

    6. Surah al-Tahrîm: 10 ڳ ڳ 7. Surah al-Tahrîm: 11 ڭ ۓ

    4) Lafazh سنة ditulis dengan tâ’ majrûrah dalam lima tempat:

    1. Surah al-Anfâl: 38 ڭ ۓ ۓ ے 2. Surah Fâthir: 43 وئ ەئ ەئ

    3. Surah Fâthir: 43 ۈئ ۆئ ۆئ ۇئ ۇئ

    4. Surah Fâthir: 43 ىئ ىئ ېئ ېئ ېئ

    5. Surah Ghâfir: 85 ىئ ېئ ېئ ېئ ۈئ ۈئ ۆئ 5) Lafazh لعنة ditulis dengan tâ’ majrûrah dalam

    dua tempat:

    1. Surah Âli ‘Imrân: 61 ۈئ ۈئ ېئ ېئ ېئ 2. Surah al-Nûr: 7 ې ې ۉ ۉ

    6) Lafazh معصية ditulis dengan tâ’ majrûrah dalam dua tempat:1. Surah al-Mujâdilah: 8

    گ گ گ ک ک 2. Surah al-Mujâdilah: 9

    ۇ ۇ ڭ ڭ ڭ ڭ Adapun tujuh kalimat yang lafazh-nya mufrad

    dan mu’annats tetapi ditulis dengan tâ’ majrûrah dan tidak diulang-ulang yaitu:1) Lafazh لكمة dalam surah al-A’râf: 137

    ې ې ۉ ۉ 2) Lafazh قرة dalam surah al-Qashash: 9 ڑ ژ ژ ڈ

  • 58

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    3) Lafazh بقية dalam surah Hûd: 86 ڱ ڳ ڳ ڳ 4) Lafazh فطرة dalam surah al-Rûm: 30 ۋ ٴۇ ۈ ۈ ۆ ۆ 5) Lafazh شجرة dalam surah al-Dukhân: 43ڦ ڤ ڤ 6) Lafazh جنة dalam surah al-Wâqi’ah: 89 گ ک ک ک 7) Lafazh إبنة dalam surah al-Tahrîm: 12 ى ې ې

    b. Bagian yang dipertentangkan dalam membacanya antara mufrad dan jama’, yaitu ada 12 tempat:1) Lafazh di dalam surah al-An’âm: 115 لكمة ےے ھ ھ ھ ھ 2) Lafazh لكمة di dalam surah Yûnus: 33 ىب مب خب حب 3) Lafazh لكمة di dalam surah Yûnus: 96 ېئ ۈئ ۈئ ۆئ ۆئ ۇئ 4) Lafazh لكمة di dalam surah Ghâfir: 6 ہ ہ ہ ۀ 5) Lafazh اية di dalam surah Yûsuf: 7 ڌ ڍ ڍ 6) Lafazh غيابة di dalam surah Yûsuf: 10ے ھ ھ ھ 7) Lafazh غيابة di dalam surah Yûsuf: 15 پ پ پ پ ٻ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    59

    8) Lafazh اية di dalam surah al-’Ankabût: 50ے ے ھ ھ ھ 9) Lafazh غرفاة di dalam surah Saba’: 37ې ۉ ۉ ۅ 10) Lafazh بينة di dalam surah Fâthir: 40 ڌ ڌ ڍ ڍ 11) Lafazh ثمراة di dalam surah Fussilat: 47ڀ پ پ پ 12) Lafazh مجالة di dalam surah al-Mursalât: 33 ڳ ڳ ڳ

    Adapun lafazh تابوت, ,طالوت dan lafazh ,جالوت maka kalimat tersebut menurut seluruh ,طاغوتulama Ahl al-Rasm ditulis dengan tâ’ majrûrah.

    e. Maqthû’ dan Mawshûl

    Sebagian dari pokok pembahasan ilmu Rasm ‘Utsmânî ada yang disebut dengan istilah al-maqthû’ wal mawshûl. Menurut Syeikh Muhammad Maki Nasr, istilah maqthû’ dan mawshûl yang terjadi dalam al-Qur’an terbagi kepada 15 macam. Demikian menurut kebanyakan ulama Ahl Qurrâ wa al-Adâ’.21

    1. Huruf أّن (mukhafafah ‘an al-tsaqilah) digabung dengan huruf نىف .ال

    Menurut Ibn Mâlik ketika lafazh ّنأ dijadikan mukhaffafah ‘an al-tsaqilah maka isim-nya harus terdiri

    21 Syeikh Muhamad Maki Nashr, Nihâyah Qawl al-Mufîd, hlm. 191-197.

  • 60

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    atas dhamir sya’n dan khabar-nya berasal dari jumlah.

    ًة ِمْن َبْعِداَْن 22ََرَبَ اْجَعْل ُجْل

    ْاْسُمَهااْسَتَكْن وَال

    َْف اَنَّ ف َفَّ

    ُوَاِْن ت

    Dalam ilmu Rasm ‘Utsmânî, huruf أن yang khabar-nya jumlah nafi jins atau ل نىه atau لم نىف sistem penulisannya terbagi tiga:

    a. Sepakat dipisah (maqthû’)

    Para ulama Ahl al-Qurrâ wal Adâ telah menyepakati penulisan huruf أن dipisah dengan ل pada 10 tempat: 1) Surah al-A’râf ayat 105 (ٻ ٻ ٻ ٻ (ٱ 2) Surah al- A’râf ayat 169 (ى ې (ې 3) Surah al-Tawbah ayat 118 (ٿ ٺ ٺ (ٺ 4) Surah Hûd ayat 14 (ڦ ڦ (ڤ 5) Surah Hûd ayat 26 (ہ ہ (ہ 6) Surah al-Hajj ayat 26 (چ چ (چ 7) Surah Yâsîn ayat 60 (چ چ (ڃ 8) Surah al-Dukhân ayat 19 (ٻ ٻ (ٱ 9) Surah al-Mumtahanah ayat 12 (ڀ پ (پ 10) Surah al-Qalam ayat 24 (ڇ ڇ (چ

    نىف yg dipisah dengan أن jazim qalab tertdapat 2 لم tempat:

    1. Surah al-Balad: 7ڳ ڳ گ گ گ گ

    22 Jamâl al-Dîn Muhammad bin ‘Abd Allâh bin Mâlik, Syarh Ibn Aqîl, Imarullah, hlm. 53.

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    61

    2. Surah al-An’âm: 131حئ جئ ی ی ی ی ىئ ىئ ىئ ېئ ېئ

    b. Sepakat digabung (mawshûl)

    1) Surah Hûd ayat 2 ((َتْعبُُدوا َّ

    لَأ

    2) Surah al-Najm ayat 38 (ٌَواِزَرة تَِزُر َّ

    لَ(أ

    3) Surah al-Naml ayat 31 (( َعَلَّ َْتْعلُوا

    َّل

    َأ

    4) Surah Thâhâ ayat 89 (ِْهْمَ

    إِل يَرِْجُع َّ

    لَ(أ

    5) Demikian pula halnya ketika yang menjadi khabarnya adalah jumlah istifhâm

    Surah al-Naml ayat 84:

    ڻ ۀ ۀ ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ۓ

    c. Boleh maqthû’ boleh mawshul ( jawâz al-wajhayn)

    Hanya terdapat pada satu pada surah, yakni al-Anbiyâ’ ayat 87.

    ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ

    ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ۀ ۀ

    2. Penggabungan huruf أن dan huruf لن.Ketika أن mukhaffafah an al-tsaqîlah digabung dengan

    huruf lan nâfi istiqbâl, maka hukumnya terbagi tiga, yakni: mawshûl, maqthû’, dan jawâz al-wajhayn.

    a. Yang sepakat digabung (mawshûl)

    1. Surah al-Kahfi ayat 48 (چ چ چ (ڃ 2. Surah al-Qiyâmah ayat 3 (ڳ ڳ (ڳ

  • 62

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    b. Yang sepakat dipisah (Maqthû’) terdapat tiga tempat:

    1. Surah al-Fath ayat 12 (ڱ ڱ ڳ (ڳ 2. Surah al-Jin ayat 5 (ڇ ڇ ڇ (ڇ 3. Surah al-Balad ayat 5 (ڈ ڈ (ڎ 4. Surah al-Anbiyâ’ ayat 87 (ڳ گ (گ

    c. Boleh digabung atau dipisah ( jawâz al-wajhayn)

    Hanya satu yaitu surah al-Muzzammil ayat 20:

    ڤ ٹ ٹ ٹ 3. Menggabungkan antara رشطية huruf لم dengan إن

    nafi jazim qalab

    a. Sepakat digabung (mawshûl) 1. Surah Hûd ayat 14 (ٹ (ٿ

    b. Sepakat dipisah (maqthû’) 1. surah al-Baqarah ayat 24 ()ىئ ېئ ېئ 2. Surah al-Mâ’idah ayat 41 (ۋ ۋ (ٴۇ 3. Surah al-Qashash ayat 50 ()ى ى ې

    4. Menggabungkan antara رشطية نىف dengan إن .ما a. Sepakat dipisah (maqthû’) Surah al-Ra’d ayat 40 (نُِرَينََّك َما (َوِاْن b. Sepakat digabung (mawshûl)

    1) Surah al-Anfâl ayat 57 (اَتثَْقَفنَُّهْم اِءمَّ(فَ

    2) Surah al-Anfâl ayat 85 ( َاَفنََّ

    ت ا (َوِامَّ2) Surah Yûnus ayat 46 (نُِرَينََّك ا (َوِامَّ3) Surah Ghâfir ayat 77 (نُِرَينََّك ا (فاِمَّ4) Surah Maryam ayat 26 ( تََريِنَّ ا

    (فَاِمَّ5) Surah Muhammad ayat 4 (فَِداًء ا َوِامَّ َبْعُد َمنًّا ا (فَاِمَّ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    63

    5. Menggabungkan أم (huruf athaf) serta َمْن (huruf istifhâmiyah) ada dua pendapat

    a. Sepakat dipisah (maqthû’) 1) Surah al-Nisâ’ ayat 109 (ََوِكياْل َعلَيِْهْم يَُكْوُن َمْن (اَْم 2) Surah al-Tawbah ayat 109 (بُنْيَنَُه َس اَسَّ َمْن اَْم (َخْيٌ 3) Surah al-Shâffât ayat 11 (َخلَْقنَا َمْن (اَْم 4) Surah Fushshilat ayat 40 (يَأِتَْءاِمنًا َمْن (اَْم

    b. Sepakat digabung (mawshûl)1) Surah Yûnus ayat 35 (َيْهِدى

    َل ْن (اَمَّ

    2) Surah al-Naml ayat 60 (قََراًرا رَْض ْ

    ال َجَعَل ْن (اَمَّ3) Surah al-Naml ayat 62 ( ُمْضَطرَّ

    ْال يُْب ُيِ ْن

    (اَمَّ Adapun pada surah al-Naml ayat 59, Lafazh

    ُكْوَن يرُْشِ ا مََّ dengan أم yaitu menggabungkan huruf أ

    .mawshûl ما6. Menggabungkan ِمْن huruf jar dengan ما mawshûl

    a. Sepakat dipisahkan (maqthû’)1) Surah al-Nisâ’ ayat 25 (اَْيَمنُُكْم َملََكْت َما (فَِمْن 2) Surah al-Rûm ayat 28 (َملََكْت َما ِمْن لَُكْم (َهْل

    b. Sepakat digabung (mawshûl)1) Surah al-Baqarah ayat 3 (ُينِْفُقْوَن َرَزْقنَُهْم ا (َوِممَّ2) Surah al-Baqarah ayat 23 (ا ِممَّ َريٍْب ِف ُكنْتُْم َوِاْن

    َاْ

    ل (نَزَّc. Sepakat boleh digabung/dipisah (jawâz al-wajhayn) Surah al-Munâfiqûn ayat 10 (وانفقوا)

    7. Menggabungkan عن huruf jar dengan ما mawshûla. Sepakat dipisah (Maqthû’) hanya berada pada

  • 64

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    surah al-a’rof: 166 َعنُْه ُنُهْوا َما َعْن َعتَْوا ا فَلَمَّ b. Sepakat digabung (Mawshûl) yaitu selain dari pada

    surah al-a’rof : 166 Adapun ketika عن huruf jar digabung dengan َمْن

    mawshûl, maka semuanya dipisah (maqthû’) seperti:

    a. Surah al-Nûr: 43 (يََشاء َمْن (َعْن b. Surah al-Najm: 29 (ِرنَا

    ِْذك َعْن

    َّتََول ْن مَّ َعْن (فَاَْعرِْض

    8. Menggabungkan إّن huruf tawkid dengan ما mawshûl Menggabungkan huruf inna yang di-kasrah-kan hamzah-

    nya bersama-sama dengan mâ mawshûl, yaitu terdapat tiga kelompok:

    a. Sepakat dipisah (maqthû’) Surah al-An’âm ayat 134 (َْت

    َل تُوَْعُدْوَن َما (انَّ

    b. Sepakat digabung (mawshûl)1) Surah al-Dzâriyât ayat 5 (لََصاِدٌق تُوَْعُدْوَن َما (ِانَّ2) Surah al-Mursalât ayat 7 (لََواقٌِع تُوَْعُدْوَن َما (ِانَّ3) Surah Thâhâ ayat 69 (َساِحٍر َكيُْد َصنَُعْوا (ِانََّما 4) Surah al-Taghâbûn ayat 12 (بَللَُغ

    ْا رَُسْوِلَا َعَ فَاِنََّما

    لُمِبْيُْ(ا

    c. Sepakat boleh digabung/dipisah ( jawâz al-wajhayn) tapi mawshûl lebih kuat dan lebih masyhur.1) Surah al-Nahl ayat 95 (اهلل ِعنَْد (ِانََّما

    9. Menggabungkan ّنَmawshûl ما huruf tawkîd dengan أ

    a. Sepakat dipisah (maqthû’)1) Surah Al-hajj ayat 62 (ُدْونِه ِمْن يَْدُعْوَن َما (َواَنَّ 2) Surah Luqmân ayat 30 (ُدْونِه ِمْن يَْدُعْوَن َما (َواَنَّ

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    65

    b. Sepakat digabung (mawshûl)1) Surah al-Mâ’idah ayat 92 (

    َُاَلغ

    ْابل رَُسْوِلَا َعَ اَنََّما

    ( ُمِبْيِْال

    2) Surah al-Baqarah ayat 11 (ُمْصِلُحْوَن ُْن َ

    ن (ِانََّما c. Jawâzul wajhail tapi mawshûl lebih kuat dan lebih

    masyhur Surah al-Anfâl: 41 (َشيٍْئ ِمْن َغِنْمتُْم َما (اَنَّ

    10. Menggabungkan lafazh أين isim istifhâm dengan ما mawshûl

    Menggabungkan lafazh aina isim istifhâm dengan mâ terbagi 4 pendapat

    a. Sepakat digabung (mawshûl) 1) Surah al-Nahl: 76 ( ههُّ يُوَجِّ (اَْينََما

    b. Dua wajah ‘alâ haddin sawâ yaitu: 1) Surah al-Ahzâb: 61 (ثُِقُفْوا (اَْينََما 2) Surah al-Syu’arâ: 92 (َتْعبُُدْوَن ُكنْتُْم َما (اَْيَن

    c. Boleh maqthu dan mawshûl tetapi mawshûl yang kuat

    Surah al-Nisâ’: 78 (َموُْتْال ُم كُّ

    ْيُْدِرك تَُكْوُن (اَْينََما

    d. Sepakat dipisah (maqthû’) 1) Surah al-Baqarah: 148 (اهلَل بُِكُم ِت

    ْيَأ تَُكْوُن َما اَْيَن

    يًْعا (مَجِ2) Surah al-A’râf: 37 (اهلِل ُدْوِن ِمْن تَْدُعْوَن ُكنْتُْم َما (اَْيَن 3) Surah al-Hadîd: 4 (ُكنْتُْم َما (اَْيَن 4) Surah al-Mujâdilah: 7 (َكنُوا َما (اَْيَن

  • 66

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    11. Menggabungkan lafazh ك dengan ما mawshûla. Sepakat dipisah (maqthû’)

    1) Surah Ibrâhîm: 34 (ُُُموْهْ

    لََسأ َما ُكِّ (ِمْن

    b. Sepakat digabung (mawshûl) 1) Surah al-Baqarah: 25 (ُرِزقُْوا (لُكََّما 2) Surah al-Baqarah: 87 (َجائَُكْم (اَفَُكََّما

    c. Jawâz al-wajhayn 1) Surah al-Nisâ’: 91 (ِفتْنَِة

    ْال

    َِال رُدُّوا َما (ُكَّ

    2) Surah al-A’râf: 38 (ٌة اُمَّ َدَخلَْت (لُكََّما 3) Surah al-Mu’minûn: 44 (رَُسْولَُها ًة اُمَّ َجاَء َما (ُكَّ 4) Surah al-Mulk: 8 (ِفيَْها ِقَ

    ْاُل (لُكََّما

    12. Menggabungkan Lafazh بئس dengan ما mawshûla. Sepakat dipisah (maqthû’)

    1) Surah al-Baqarah: 102 (ْوبِه رَشَ َما ِئَْس َ

    (َوبل2) Surah Âli ‘Imrân: 187 (يَْشَتُْوَن َما (فَِبئَْس 3) Surah al-Mâ’idah: 62 (َيْعَملُْوَن َكنُوا َما ِئَْس

    َ(بل

    4) Surah al-Mâ’idah: 63 (َكنُوايَْصنَُعْوَن َما ِئَْس َ

    (بل5) Surah al-Mâ’idah: 79 (َيْفَعلُْوَن َكنُوا َما ِئَْس

    َ (بل

    6) Surah al-Mâ’idah: 80 (لَُهْم َمْت قَدَّ َما ِئَْس َ

    (بلb. Sepakat digabung (mawshûl)

    1) Surah al-Baqarah 90 (اَْنُفَسُهْم ْوبِِه اْشَتَ (بِئَْسَما 2) Surah al-A’râf: 150 (َخلَْفتُُمْوِن بِئَْسَما (قََل

    c. Boleh digabung atau dipisah (jawâz al-wajhain)1) Surah al-Baqarah: 93 (بِه ُمُرُكْم

    ْيَأ (بِئَْسَما

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    67

    13. Menggabungkan lafazh يك dengan ل nafia. Sepakat digabung (mawshûl)

    1) Surah Âli ‘Imrân: 153 (فَاتَُكْم َما َعَ َْزنُوا َ

    ت (ِلَكياَْل 2) Surah al-Hajj: 5 (َبْعِد ِمْن َيْعلََم (ِلَكياَْل 3) Surah al-Ahzâb: 50 (يَُكْوَن (ِلَكياَْل 4) Surah al-Hadid: 23 (فَاتَُكْم َما تَئَْسوَْعَ (ِلَكياَْل

    b. Sepakat dipisah (Maqthû’) 1) Surah al-Nahl: 70 (َيْعلََم َل (ِلَكْ 2) Surah al-Ahzâb: 37 ( ُمْؤِمِنْيَ

    ْال َعَ يَُكْوَن

    َل (ِلَكْ

    3) Surah al-Hasyr: 7 (دولة يكون ل (يك 14. Menggabungkan ىف huruf jar dengan ما

    a. Sepakat dipisah (maqthû’)1) Surah al-Syu’arâ: 146 (هُهنَا َما ِفْ ُكْوَن ُتْتَ

    َ(أ

    b. Boleh dipisah dan boleh digabung, tapi lebih banyak dipisah

    Dipisah dan digabungkan sama saja nilainya namun dipisah lebih banyak dalam al-Qur’an:1) Surah al-Baqarah: 234 (نَا

    َْفَعل (ِفيَْما

    2) Surah al-Mâ’idah: 48 (َءاتُكْم َما (ِفْ 3) Surah al-An’âm: 145 ( اُْوِحَ َما (ِفْ 4) Surah al-An’âm: 165 (َءاتُكْم َما (ِفْ 5) Surah al-Anbiyâ’: 102 (اْشتََهْت َما (ِفْ 6) Surah al-Nûr: 14 (اَفَْضتُْم َما (ف 7) Surah al-Rûm: 28 (َرَزقْنُكْم َما (ِفْ 8) Surah al-Zumar: 3 (ِفيِْه ُهْم َما (ِفْ 9) Surah al-Zumar: 46 (ِفيِْه َكنُْوا َما (ِفْ

  • 68

    Kajian Ringkas Seputar Alquran dan Rasm Utsmani

    10) Surah al-Wâqi’ah: 61 (َتْعلَُمْوَن َ

    ل َما (ِفْ c. Sepakat digabung (mawshûl)

    1) Surah al-Baqarah: 242) Surah al-Baqarah: 113 (ِفيِْه َكنُْوا (ِفيَْما 3) Surah al-Baqarah: 234 (نَا

    َْفَعل (ِفيَْما

    4) Surah al-Nisâ’: 24 (تَرََضيْتُْم (ِفيَْما 5) Surah al-Nisâ’: 65 (بَيْنَُهْم َشَجَر (ِفيَْما 6) Surah al-Nisâ’: 97 (ُكنْتُْم (ِفيَْم 7) Surah al-Anfâl: 68 (اََخْذُتْم (ِفيَْما 8) Surah al-Nâzi’ât: 43 (َرَها

    ِْذك ِمْن اَنَْت (ِفيَْم

    15. Menggabungkan huruf ما dengan لم huruf jara. Sepakat dipisah (maqthû’)

    1) Surah al-Nisâ’: 78 (ِءَ

    هُؤل (َفَماِل 2) Surah al-Kahfi: 49 (ِكتِب

    ْال هَذا (َماِل

    3) Surah al-Furqân: 7 (الرَُّسْوِل هَذا ِل َما (َوقَالُوا 4) Surah al-Ma’ârij: 36 (كفروا اذلين (فمال

    b. Sepakat digabung (mawshûl) 1) Surah al-Layl: 19 (لحد (وما 2) Surah al-Baqarah: 270 (للظلمي (وما 3) Dan lain-lain.

    16. Menggabungkan lafazh يوم dengan dhamir همa. Sepakat dipisah (maqthû’)

    1) Surah Ghâfir: 16 (برزون هم (يوم 2) Surah al-Dzâriyât: 13 (هم يوم الار (ع

    b. Sepakat digabung (mawshûl)1) Surah al-Zukhruf: 83 (يوعدون اذلي (يومهم

  • Bab III: Penjelasan Rasm ‘Utsmânî

    69

    2) Surah al-Thûr: 45 (يُْصَعُقْوَن فيه اذلي (يومهم 3) Surah al-Ma‘ârif: 42 (يوعدون اذلي (يومهم

    f. Menulis Satu Lafazh dari Satu Ayat yang Boleh Dibaca Dua Wajah Tetapi Ditulis Hanya Dengan Salah Satu dari Keduanya

    Menurut al-Imâm ‘Abd al-Fadhal al-Râzî dalam kitab-nya, Al-Lawâ’ih, yang dirilis oleh Abî ‘Ali al-Hasan bin Ahmad bin ‘Abd al-Ghaffâr al-Fârisî wafat 377 H, dalam kitabnya, Al-Hujjah li al-Qurrâ Sab‘ah. Bahwa perbedaan Qirâ‘at yang