kajian pola ruang desa trad prespektif budaya
TRANSCRIPT
Oleh:Ade Makmur K
10 Februari 2009
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Jalan Panyaungan - Cileunyi - Kabupaten
Bandung
KAJIAN POLA RUANG DESA TRADISIONAL PERSPEKTIF
KEBUDAYAAN
Definisi Karakter/KarakteristikKarakter budaya, sosial dan pemerintahanUnsur-unsur yang mudah mengalami
perubahan dan faktor-faktor penyebab perubahan
Arah pengembangan desa tradisional yang ideal
Metode Survei
DESA TRADISIONAL
DEFINISI Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
27 Tahun 2006 Tentang Penetapan Dan Penegasan Batas Desa)
Desa adalah kesatuan masyarakat yang tergabung berdasarkan garis keturunan
(genealogi) yang mendiami wilayah (teritori) tertentu.
Perspektif antropologi memandang desa, atau nama lain (nagari, binua, kampung, gampong,
negeri, huta, sosor, marga, lembang, kuwu, pemusungan, paraingu, lumban) adalah kesatuan
masyarakat yang tergabung berdasarkan garis keturunan (genealogi) yang mendiami wilayah
(teritoria), dan terikat oleh suatu tradisi serta kebiasaan tertentu
Setidaknya, sejak dekade 1950-an, wujud desa dalam tataran sosial, meliputi:
Desa sebagai organisasi komunitas lokal yang mempunyai pemerintahan sendiri (self-governing community)
Desa sebagai bentuk pemerintahan lokal yang otonom (local self government)
Desa sebagai bentuk pemerintahan negara di tingkat lokal (local state government)
Ketiga kewenangan dihapuskan oleh UU No 5 Tahun 1979, tentang
Pemerintahan Desa, sehingga terjadi arus migrasi ke kota-kota
KOTA MENJADI TUMPUAN KEHIDUPAN PENDUDUK PERDESAAN
DESA MODERNISME
ALUR PENGARUH PERWUJUDAN DESA
TRADISIONALISME
Masing-masing menunjukkan ciri-ciri: fisik, tata laku dan aturan, yang
implikasinya pada keadaan berubah atautidak berubah
Karakter Desa Tradisional Adat menentukan jati diri, norma, nilai dan tata aturan untuk
mengelola tanah, sumberdaya alam, warga maupun hubungan-hubungan sosial (pernikahan, kematian, sengketa, pembagian tanah, dan sebagainya).
Setiap warga masyarakat terikat oleh tatacara adat untuk mengelola (merawat dan membagi) tanah (kekayaan) secara komunal (bersama) dengan prinsip kesejahteraan (welfare society), keseimbangan dan berkelanjutan.
Pemimpin ditentukan secara turun-temurun melalui jalan musyawarah tanpa pergolakan kekuasaan (politik) di dalam lingkup keluarga atau masyarakat.
Pemimpin bukanlah jabatan yang sarat dengan kekuasaan dan kekayaan, tetapi posisi kehormatan yang sarat dengan tanggungjawab untuk mengurus dan melindungi tanah, penduduk, keamanan, hubungan-hubungan sosial, dan sebagainya.
KARAKTER BUDAYA, SOSIAL DAN PEMERINTAHAN:
1. Dibatasi oleh satu batas teritorial atau kawasan atau lebih
2. Penduduk mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa
3. Adanya rasa identitas bersama sebagai warga: yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi, ekologi, dan tradisi serta adat
4. Mengalami satu pengalaman sejarah yang sama5. Frekuensi interaksi merata tinggi6. Susunan sosial yang seragam7. Dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal-
administrasi
Karakter budaya, sosial dan pemerintahan:Beberapa Kasus
Di Sumatera Barat, nagari mempunyai aturan hukum adat yang sangat kuat dalam hal pengelolaan (terutama aturan tentang pembatasan penjualan) tanah pusako
Masyarakat adat Atoin Meto di Timor Tengah Selatan (NTT) mempunyai aturan yang kuat dalam mengelola kayu cendana. Kayu cendana boleh ditebang kalau umurnya sudah tua dan harus melalui upacara adat
Suku Amungme di Timika (Papua) juga mempunyai hukum adat untuk merawat secara seimbang dan keberlanjutan terhadap S-3 (sungai, sampan dan sagu). Sungai tidak boleh dikotori, sagu tidak boleh ditebang sembarang
Orang Baduy, pikukuh dan organisasi sosial yang mengikat warga untuk bertingkahlaku
RUANG BUDAYA:KASUS BADUY
TANGTU 3
PANAMPING 51(Panamping 57 + Dangka 4)
DESA KANEKES
Huma Serang
Arca Domas
CIBEO
xx
CIKARTAWANA
x
CIKEUSIK
DANGKA 3
LEUWEUNG TUTUPAN
DANGKA
CiBENGKUNG (Dangka Padawaras)
KOMPOL (Dangka Garukgak)CIHANDAM (Dangka Sirah
Dayeuh)KAMANCING (Dangka
Warega= Sanghiayang Panunggalan)
CILENGGOR (Dangka Sanghiyang Asuh)
PANYAWEUYAN (Dangka Inggung)
NUNGKULAN (Dangka Sindang Nyair)
Unsur-unsur yang mudah mengalami perubahan dan faktor-faktor penyebab perubahan
Unsur yang mudah berubah: bahasa, sistem peralatan (teknologi), mata pencaharian, sistem pengetahuan dan kesenian
Unsur yang sulit berubah: organisasi sosial, dan sistem religi