kajian peran masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata...

12
JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT SENGAJA DIKOSONGKAN © 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973 1 KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS YANG BERKELANJUTAN Intan Nurul Azizah, Helmia Adita Fitra 2 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung. 1 Email : [email protected] ABSTRAK Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung o. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung kawasan TNWK ditetapkan sebagai kawasan wisata unggulan Provinsi Lampung. Dimana TNWK masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kawasan TNWK merupakan kawasan cagar alam tertua di Indonesia. Namun, dalam pengelolannya mengalami berbagai tantangan seperti hilangnya 75% hutan primer di TNWK. Selain itu, dalam pengelolaan TNWK mengalami berbagai tantangan seperti kebakaran hutan, beberapa fasilitas pariwisata di TNWK berada pada kondisi kurang memadai, seperti arena atraksi, area parkir. Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan TNWK perlu didukung oleh peran serta masyarakat meskipun TNWK merupakan Kawasan konservasi dengan berbagai Batasan pengelolaan. Oleh karenanya, perlu sebuah studi yang mengkaji peran masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional Way Kambas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa jauh peran masyarakat desa penyangga dalam mendukung TNWK menuju pariwisata berkelanjutan. Studi ini dilaksanakan di 4 (empat) desa penyangga TNWK ( Desa Labuhan Ratu IX, Labuhan Ratu VII, Braja Yekti dan Desa Braja Yekti). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik skoring dan juga deskriptif kualitatif yang digunakan untuk menganalisis hasil wawancara dengan narasumber. Studi ini menunjukkan bahwa hanya ada 1 (satu) desa yang berperan lebih aktif dibandingkan desa lainnya. Desa tersebut adalah Desa Labuhan Ratu IX. Desa Labuhan Ratu IX berperan dalam tahap pengambilan keputusan seperti merencanakan pengembangan nilai tambah, pembuatan souvenir, serta menyusun rencana penghijauan di TNWK. Selain itu, Desa Labuhan Ratu IX juga berperan dalam tahap implementasi seperti menyediakan homestay, dan menjadi pemandu wisata. Studi ini juga menemukan bahwa jarak lokasi desa penyangga cenderung mempengaruhi partisipasi masyarakat desa penyangga. Selain itu, masyarakat dengan posisi strategis seperti Kepala Desa lebih berperan dalam mendukung pariwisata di TNWK. Kata Kunci : Pariwisata, berkelanjutan, Taman Nasional Way Kambas ABSTRACT Referring to Regional Regulation of Lampung Province Number. 6 of 2012 concerning the Regional Tourism Development Master Plan of Lampung Province, the National park of Way Kambas area is designated as the leading tourist area of Lampung Province. The National Park of Way Kambas is part of strategis National Tourism. The National Park of Way Kambas (TNWK) is the oldest natural conservation area in Indonesia. However, its developmet has experienced various challenges such as the loss of 75% of primary

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT

SENGAJA DIKOSONGKAN © 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973

1

KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG

PARIWISATA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS YANG

BERKELANJUTAN

Intan Nurul Azizah, Helmia Adita Fitra 2 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan,

Prov. Lampung. 1 Email : [email protected]

ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung o. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana

Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung kawasan TNWK

ditetapkan sebagai kawasan wisata unggulan Provinsi Lampung. Dimana TNWK masuk

ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kawasan TNWK merupakan

kawasan cagar alam tertua di Indonesia. Namun, dalam pengelolannya mengalami

berbagai tantangan seperti hilangnya 75% hutan primer di TNWK. Selain itu, dalam

pengelolaan TNWK mengalami berbagai tantangan seperti kebakaran hutan, beberapa

fasilitas pariwisata di TNWK berada pada kondisi kurang memadai, seperti arena atraksi,

area parkir. Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan TNWK perlu didukung

oleh peran serta masyarakat meskipun TNWK merupakan Kawasan konservasi dengan

berbagai Batasan pengelolaan. Oleh karenanya, perlu sebuah studi yang mengkaji peran

masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional Way

Kambas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa jauh peran masyarakat desa

penyangga dalam mendukung TNWK menuju pariwisata berkelanjutan. Studi ini

dilaksanakan di 4 (empat) desa penyangga TNWK ( Desa Labuhan Ratu IX, Labuhan

Ratu VII, Braja Yekti dan Desa Braja Yekti). Penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif kuantitatif dengan teknik skoring dan juga deskriptif kualitatif yang digunakan

untuk menganalisis hasil wawancara dengan narasumber. Studi ini menunjukkan bahwa

hanya ada 1 (satu) desa yang berperan lebih aktif dibandingkan desa lainnya. Desa

tersebut adalah Desa Labuhan Ratu IX. Desa Labuhan Ratu IX berperan dalam tahap

pengambilan keputusan seperti merencanakan pengembangan nilai tambah, pembuatan

souvenir, serta menyusun rencana penghijauan di TNWK. Selain itu, Desa Labuhan Ratu

IX juga berperan dalam tahap implementasi seperti menyediakan homestay, dan menjadi

pemandu wisata. Studi ini juga menemukan bahwa jarak lokasi desa penyangga

cenderung mempengaruhi partisipasi masyarakat desa penyangga. Selain itu, masyarakat

dengan posisi strategis seperti Kepala Desa lebih berperan dalam mendukung pariwisata

di TNWK.

Kata Kunci : Pariwisata, berkelanjutan, Taman Nasional Way Kambas

ABSTRACT

Referring to Regional Regulation of Lampung Province Number. 6 of 2012 concerning

the Regional Tourism Development Master Plan of Lampung Province, the National park

of Way Kambas area is designated as the leading tourist area of Lampung Province. The

National Park of Way Kambas is part of strategis National Tourism. The National Park

of Way Kambas (TNWK) is the oldest natural conservation area in Indonesia. However,

its developmet has experienced various challenges such as the loss of 75% of primary

Page 2: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

2 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

forest in TNWK. Moreover, TNWK development also experiences forest fires, inadequate

tourism facilities particularly in attraction arena and parking areas. In order to pursue

sustainable tourism, the development of TNWK should be supported by the local people

although TNWK is a conservation area that has many limitations in management.

Therefore, the studies which examine the roles of the local community supporting

sustainable tourism in TNWK are quite needed. This study aims to examine to what extent

the role of the local community living in buffer villages of TNWK can support TNWK

towards sustainable tourism. The buffer villages of TNWK comprise Labuhan Ratu IX,

Labuhan Ratu VII, Braja Yekti and Braja Harjosari Villages. The study found that only

one village that supports more than other villages. The most supporting village is

Labuhan Ratu IX. Labuhan Ratu IX village plays a role in the decision-making stage such

as planning to enhance the value added of the local product, making souvenirs, and

compiling green plans in TNWK. Furthermore, Labuhan Ratu IX Village also plays a role

in the implementation stage such as providing homestay and tour guide for the tourists.

This study found that the distance to the location of buffer village may affect the

community participation. In addition, people who have a strategic position such as The

Head of Village play an important role in supporting tourism in TNWK.

Keyword: Tourism, sustainable, The National Park of Way Kambas

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan pariwisata

merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah. Saat ini,

pembangunan di semua sektor termasuk sektor pariwisata mengacu pada konsep

pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan memiliki 17 tujuan

pembangunan berkelanjutan yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals

(SDGs). SDGs merupakan agenda pembangunan global sebagai arah pembangunan

dunia. Terdapat 17 tujuan SDGs yang diharapkan dapat dicapai selama 15 tahun ke

depan. Dari ke-17 tujuan SDGs tersebut salah satunya ialah pertumbuhan ekonomi yang

inklusif dan lapangan kerja yang layak. Pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan

khususnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pekerjaan yang layak dapat dicapai

melalui 10 target pembangunan. Salah satu target yang harus dilakukan ialah pada tahun

2030, merancang dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung tourism yang

berkelanjutan, yang dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus mendukung budaya dan

produk lokal (Tjandraningsih, dkk;2018). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Pariwisata salah satu prinsip dalam penyelenggaraan kegiatan pariwisata

ialah memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan

proporsionalitas serta memberdayakan masyarakat setempat.

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk

Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung kawasan Taman Nasional

Way Kambas ditetapkan sebagai kawasan wisata unggulan Provinsi Lampung. Oleh

karenanya, Taman Nasional Way Kambas masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata

Nasional (KSPN). Taman Nasional Way Kambas merupakan cagar alam tertua di

Indonesia. Selain menjadi kawasan cagar alam, Taman Nasional Way Kambas juga

menjadi tempat wisata konservasi alam liar. Berdasarkan Peraturan Pemerintan Republik

Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam dijelaskan bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam

Page 3: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 3

merupakan kekayaan alam yang sangat tinggi nilainya. Karena itu, perlu dijaga keutuhan

dan kelestarian fungsinya untuk dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Dalam upaya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem di

Taman Nasional Way Kambas terdapat berbagai tantangan. Salah satunya ialah

kebakaran hutan yang sering terjadi setiap tahunnya yang sebagian besar disebabkan

karena kesengajaan. Permasalahan lain yang terjadi ialah beberapa fasilitas di TNWK

yang berada pada kondisi kurang memadai. Seperti arena atraksi, area parkir, tempat

sampah, dan jalan setapak (Wijayanti, 2018).

Oleh karena itu, pengelolaan Taman Nasional dengan pelibatan masyarakat

diharapkan mampu memberikan keberlangsungan terhadap Taman Nasional (Gs, 2011).

Hal ini sejalan dengan pernyataan Ardiwidjaja (2013) dalam Gumilang dkk (2015) yang

menyatakan bahwa pariwisata berkembang dan bertahan di sebuah daerah (sebuah

komunitas atau lingkungan) tertentu harus mendasarkan dirinya pada beberapa prinsip

pokok, misalnya seperti masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pengembangan

pariwisata dan rencana pengembangan pariwisata harus memperhatikan masukan dari

masyarakat dan masyarakat harus dilatih menjadi pegawai yang berkualitas dengan

berbagai program pendidikan dan latihan. Adanya partisipasi masyarakat merupakan

kerjasama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan,

melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil yang telah dicapai (Khadiyanto,

2014). Oleh karena itu, penelitian mengenai peran masyarakat khususnya yang berada di

desa penyangga dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Taman

Nasional Way Kambas perlu untuk dilakukan. Menurut Cohen dan Uphoff (1980) dalam

(Ramadhan dan Khadyanto, 2014) Partisipasi masyarakat terdiri atas partisipasi dalam

pengambilan keputusan, implementasi, partisipasi dalam menerima keuntungan, dan

partisipasi dalam evaluasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran masyarakat sekitar desa

penyangga dalam mendukung implementasi pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional

Way Kambas. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka beberapa sasaran yang perlu

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat desa penyangga kawasan

Taman Nasional Way Kambas

2. Identifikasi potensi dan masalah pengembangan pariwisata Taman Nasional Way

Kambas.

3. Analisis peran masyarakat desa penyangga dalam mendukung pengembangan

pariwisata berkelanjutan di TNWK.

B. METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deduktif. Metode

penelitian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik masyarakat sekitar kawasan

Taman Nasional Way Kambas di desa penyangga dan menganalisis peran masyarakat

sekitar Taman Nasional Way Kambas dalam mendukung pariwisata Taman Nasional

Way Kambas. Selain itu, metode deskriptif kualitatif untuk identifikasi potensi dan

masalah pengembangan pariwisata Taman Nasional Way Kambas. Teknik sampling yang

digunakan proportionate clustered random sampling dimana sampling unit terdiri atas

empat cluster. Tiap individu di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai

sampel. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 responden. Dengan distribusi

sampel sebagai berikut:

Page 4: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

4 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Tabel 1. Distribusi unit sampel penelitian

No Desa Jumlah

Unit

sampel

1 Braja Harjosari 5.962

40

2 Braja Yekti 3.049

20

3 Labuhan Ratu VII 4.426

30

4 Labuhan Ratu IX 1.476

10

Sumber: Peneliti, 2019

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Identifikasi Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Penyangga

a) Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa responden berjenis kelamin

perempuan sebesar 55% atau sebanyak 55 jiwa dan responden berjenis kelamin

laki-laki sebesar 45% atau sebanyak 45 jiwa. Hapsari, dkk (2012) mengatakan

bahwa partisipasi yang diberikan oleh seorang pria berbeda dengan partisipasi

yang diberikan oleh seorang wanita. Hal ini karena adanya pelapisan sosial yang

terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara

pria dan wanita. Hasil suvey lapangan didapatkan bahwa perbedaan jenis kelamin

mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dimana penduduk berjenis

kelamin perempuan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah,

dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki.

b) Usia Responden

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa rata-rata responden berada pada usia

produktf yaitu 40-44 tahun. Menurut Sadono (2013) usia produktif mempunyai

potensi untuk berpartisipasi dalam kegiatan program pengelolaan Taman

Nasional Way kambas dan mempunyai aktifitas yang lebih tinggi dalam

memanfaatkan hasil hutan.

c) Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir responden

didominasi oleh lulusan SMA. Dimana menurut Sadono (2013) masyarakat

dengan pendidikan yang memadaiu maka akan memiliki pengetahuan yang cukup

mengenai kawasan konservasi.

d) Jenis Pekerjaan Responden

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa sebagian besar responden bermata

pencaharian sebagai petani. Menurut Yolanda (1998) dalam Hapsari (2012)

mengatakan bahwa banyak warga yang telah disibukkan oleh kegiatan sehari-

hari, kurang tertarik untuk mengikuti pertemuan dan diskusi lainnya. Berdasarkan

hasil survey, diketahui bahwa masyarakat di desa penyangga lebih disibukkan

dengan pertanian mereka.

Page 5: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 5

e) Jumlah Tanggungan Responden

Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa rata-rata jumlah tanggungan

responden sebanyak 2 orang. Menurut Sadono (2013) semakin banyak anggota

keluarga akan membantu dalam kegiatan pertanian maupun hasil hutan.

2. Identifikasi Potensi dan Masalah Pengembangan Pariwisata Taman Nasional

Way Kambas

Berdasarkan hasil survey, dalam pengelolaan parwisata Taman Nasional Way

Kambas memiliki beberapa potensi masalah. Berikut merupakan beberapa potensi dan

masalah yang terjadi di Taman Nasional Way Kambas. Terbagi atas potensi dan masalah

internal dan eksternal:

Tabel 2. Potensi dan Masalah Pengelolaan pengembangan pariwisata

Internal Eksternal

Potensi Masalah Potensi Masalah

Infrastruktur

dasar yang ada di

kawasan

pariwisata

TNWK memadai

dan dalam kondisi

yang baik. Terdiri

atas jaringan

jalan, jaringan air

bersih, jaringan

listrik, jaringan

telekomunikasi

dan drainase

Belum terdapat

tempat

pembuangan

limbah padat yang

dihasilkan oleh

gajah.

Terdapat bantuan

penyediaan

infrastruktur dari

berbagai pihak seperti

pemerintah dan

swasta.

Tidak terdapat surat

serah terima bantuan

yang dilakukan antara

pihak swasta dan

pengelola TNWK.

sehingga mengakibatkan

sulitnya usulan

perbaikan terkait

infrastruktur yang

bersumber dari pihak

swasta.

Pengelola TNWK

memfasilitasi

kemitraan melalui

perizinan yang

dilakukan oleh

pengelola TNWK

dalam

pelaksanaan

kegiatan

perekonomian

seperti toko

makanan dan

souvenir.

Jaringan

telekomunikasi

yang ada kawasan

pariwisata TNWK

hanya dapat

diakses oleh

pengelola TNWK.

Dimana, dalam hal

ini pengunjung

kawasan

pariwisata TNWK

masih sulit

mengakses

jaringan

telekomunikasi.

Masyarakat desa

penyangga mendukung

pengembangan

pariwisata melalui

pembentukan desa

wisata pada kawasan

penyangga.

Masyarakat desa

penyangga belum

memiliki kesadaran

terkait pentingnya

pelestarian lingkungan.

Seperti adanya aktivitas

masyarakat/pengunjung

yang masih membuang

sampah sembarangan.

Terdapat sarana

pendukung

pariwisata seperti

kotak sampah,

Gazebo, tempat

bermain, petunjuk

Kurangnya

ketersediaan lampu

jalan menuju

kawasan

pariwisata TNWK.

Masyarakat desa

penyangga berperan

langsung dalam

kegiatan yang ada di

TNWK seperti

menjaga parkir, dan

Pengunjung pariwisata

belum memiliki

kesadaran terkait

pentingnya menjaga

infrastruktur yang ada.

Seperti masih banyaknya

Page 6: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

6 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

arah, dan

penginapan.

pengelolaan

lingkungan seperti

adanya Masyarakat

Pecinta Alam

pengunjung dewasa

yang menggunakan

arena bermain anak-anak

Adanya koperasi

yang membantu

dalam pengelolaan

kawasan pariwisata

TNWK.

Jenis kotak sampah

yang ada di

kawasan

pariwisata kurang

sesuai dengan

situasi yang ada.

Banyak mitra-mitra

yang mendukung

pengembangan

pariwisata seperti WCS,

konsorsium ALERT,

PKHS, Koperasi, CSR

dan Bank BRI.

Ada beberapa

masyarakat yang belum

berperan untuk

mendukung pariwisata

TNWK.

Masyarakat desa

penyangga

diberikan

pelatihan untuk

peningkatan nilai

tambah produk

lokal seperti

madu.

Sumber dana dari

APBN/APBD

belum mencukupi

sehingga

diperlukan

kerjasama dengan

mitra-mitra, seperti

koperasi.

Pemerintah daerah

dan pemerintah

provinsi membantu

penyediaan sarana

dan prasarana yang

ada di TNWK

Pemerintah membantu

kegiatan promosi

pariwisata melalui

pengadaan event atau

kegiatan seperti

festival Way Kambas.

Masyarakat

mendukung

pengembangan

pariwisata TNWK

melalui penyediaan

homestay pada desa

penyangga TNWK

Sumber: Hasil Penelitian, 2020

3. Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata Taman

Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Tabel 3. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu IX

Tingkat Peran Keterangan

Pengambilan keputusan Kurang berperan

Implementasi Berperan

Page 7: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 7

Tingkat Peran Keterangan

Menerima manfaat Tidak berperan

Evaluasi Tidak berperan

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Desa Labuhan Ratu

IX tidak berperan dalam mendukung pariwisata Taman Nasional Way Kambas yang

berkelanjutan. Namun, jika dilihat pada tahap partisipasi, masyarakat Desa Labuhan Ratu

IX berperan pada tahap implementasi. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu IX meliputi

pembuatan souvenir dan penyediaan homestay.

Tabel 4. Peran masyarakat Desa Braja Yekti

Tingkat Peran Keterangan

Pengambilan keputusan Tidak berperan

Implementasi Tidak berperan

Menerima manfaat Tidak berperan

Evaluasi Sangat tidak berperan

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Tabel 4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Desa Braja Yekti

tidak berperan dalam mendukung pengembangan pariwisata TNWK. berdasarkan

jawaban responden, masyarakat Desa Braja Yekti belum menerima manfaat terkait

pariwisata TNWK hal ini disebabkan karena jarak Desa Braja Yekti jauh dari pariwisata

Taman Nasional Way Kambas. Cohen dan Uphoff (1977) dalam Nurbaiti, dkk (2017)

menyatakan bahwa jarak rumah tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas

mempengaruhi partisipasi masyarakat.

Tabel 5. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu VII

Tingkat peran Keterangan

Pengambilan keputusan Tidak berperan

implementasi Kurang berperan

Menerima manfaat Kurang berperan

Page 8: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

8 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Tingkat peran Keterangan

Evaluasi Tidak berperan

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Tabel 5 menunjukkan bahwa masyarakat Desa Labuhan Ratu VII kurang berperan

dalam hal implementasi dan menerima manfaat. Sedangkan dalam hal pengambilan

keputusan dan evaluasi masyarakat desa Labuhan Ratu VII tidak berperan. Desa Labuhan

Ratu VII merupakan desa yang memiliki gerbang masuk ke kawasan Taman Nasional

Way Kambas selain gerbang yang di desa Labuhan Ratu IX. Namun, masyarakat di desa

Labuhan Ratu VII kurang berperan karena lokasi desa yang tidak menyatu dan

terpisahkan oleh jalan. Berdasarkan jawaban responden, hal ini mempengaruhi partisipasi

masyarakat, dimana masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan TNWK yang

menerima manfaat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Cohen dan

Uphoff, 1977 dalam Nurbaiti, dkk, 2017) yang menyatakan bahwa jarak rumah atau

tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas mempengaruhi partisipasi

masyarakat. selain itu, masyarakat desa Labuhan Ratu VII didominasi oleh lulusan SMA.

Dimana menurut (Cohen dan Uphoff, 1977 dalam Nurbaiti, dkk, 2017) tingkat

pendidikan masyarakat mempengaruhi partisipasi masyarakat. Semakin tinggi tingkat

pendidikan masyarakat, maka tingkat partisipasinya akan meningkat. Namun,

berdasarkan hasil survey tingkat pendidikan masyarakat desa Labuhan Ratu yang

didominasi oleh lulusan SMA tidak mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat untuk

berperan dalam mendukung pengembangan pariwisata TNWK.

Tabel 6. Peran masyarakat Desa Braja Harjosari

Tingkat peran Keterangan

Pengambilan keputusan Tidak berperan

Implementasi Kurang berperan

Menerima manfaat Tidak berperan

Evaluasi Tidak berperan

Sumber: Hasil penelitian, 2020

menunjukkan bahwa masyarakat desa Braja Harjosari tidak berperan dalam

mendukung pengembangan pariwisata TNWK yang berkelanjutan. Menurut Budiharjo &

Sujarto, 2009 dalam Nurbaiti dkk, 2017 menyatakan bahwa jenis pekerjaan

mempengaruhi keterlibatan seseorang dalam organisasi atau kegiatan masyarakat, banyak

warga yang telah disibukkan dengan pekerjaanya utama atau kegiatannya sehari-hari.

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa masyarakat di desa Braja Harjosari memiliki

mata pencaharian sebagai pertani. Dimana masyarakat Desa Labuhan Ratu lebih

disibukkan dengan kegiatan pertanian mereka. Sehingga mengakibatkan tidak adanya

Page 9: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 9

partisipasi masyarakat desa Braja Harjosari untuk mendukung pengembangan pariwisata

TNWK yang berkelanjutan.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kurangnya partisipasi masyarakat di desa Braja Harjosari dalam mendukung pariwisata

TNWK yang berkelanjutan. Salah satunya ialah lokasi desa Braja Harjosari yang jauh

dari lokasi TNWK sehingga masyarakat tidak mendapatkan dampak ekonomi atas adanya

TNWK. Berdasarkan hal ini, menyebabkan masyarakat desa Braja Harjosari lebih fokus

terhadap pengembangan desa wisata yang ada di desa Braja Harjosari. Salah satu contoh

wisata yang ada di desa Braja Harjosari ialah padang savanna. Menurut Slamet dalam

Mardikanto, dkk (2013). Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ditentukan oleh tiga

unsur pokok. Diantaranya ialah, adanya kesempatan yang diberikan masyarakat untuk

berpartisipasi, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, dan adanya kemampuan

masyarakat untuk berpartisipasi.

D. KESIMPULAN

a) Kesimpulan Karakteristik Masyarakat Desa Penyangga Kawasan Taman Nasional

Way Kambas

Sebesar 55% responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan

dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki. Dengan presentase 99% berada pada usia

produktif, yaitu antara 15-64 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden

didominasi oleh lulusan SMA. Sebagian responden memiliki pekerjaan sebagai petani

dengan jumlah tanggungan sebanyak 2 orang. Berdasarkan karaketristik tersebut,

masyarakat desa penyangga memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam

mendukung pariwisata Taman Nasional Way Kambas yang berkelanjutan. Namun,

berdasarkan hasil survey ditemukan bahwa masyarakat di desa penyangga belum

berperan dalam mendukung pariwisata TNWK. Dimana untuk mencapai tujuan

pariwisata berkelanjutan dibutuhkan adanya partisipasi masyarakat untuk mendukung dan

mengembangan pariwisata di sebuah daerah.

b) Kesimpulan Potensi Dan Masalah Pengembangan Pariwisata TNWK

Taman Nasional Way Kambas memiliki beberapa potensi dan masalah baik

internal maupun ekternal. Potensi internal secara garis besar yang dimiliki oleh TNWK

adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari pihak pengelola

untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Masalah yang

dihadapi oleh Taman Nasional Way Kambas secara garis besar adalah kurangnya

kesadaran masyarakat dan pengunjung dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan

pariwisata TNWK. Terdapat tiga pilar dalam pembangunan berkelanjutan. salah satunya

ialah aspek lingkungan. Dimana aspek lingkungan ini berkaitan dengan pemanfaatan

sumber daya lingkungan, mempertahankan proses ekologi dan turut andil dalam

melestarikan budaya alam dan keanekaragaman hayati di kawasan pariwisata. kurangnya

kesadaran masyarakat desa penyangga dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan

TNWK disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masyarakat belum mengetahui

pentingnya pelestarian lingkungan. Selain itu, permasalahan lain yang terjadi disana

adalah masyarakat desa penyangga belum menyadari pentingnya menjaga infrastruktur

yang ada di TNWK.

c) Kesimpulan Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata

TNWK Yang Berkelanjutan

Masyarakat desa penyangga tidak berperan dalam mendukung pariwisata TNWK

yang berkelanjutan baik dalam perannya pada pengambilan keputusan, implementasi,

Page 10: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

10 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

menerima manfaat dan evaluasi. Berdasarkan hasil survey ditemukan bahwa beberapa

masyarakat dengan posisi-posisi tertentu yang berperan dalam mendukung pariwisata

Taman Nasional Way Kambas seperti pokdarwis dan kepala desa. Berdasarkan hal

tersebut, hal ini berarti bahwa masyarakat desa penyangga belum mendukung pariwisata

TNWK yang berkelanjutan. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, pengelola dan

masyarakat desa penyangga untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di TNWK.

Berdasarkan hasil survey, masyarakat Desa Labuhan Ratu IX lebih berperan pada tahap

pengambilan keputusan meliputi merencanakan pengembangan nilai tambah produk

seperti pembuatan souvenir, dan menyusun rencana penghijauan di TNWK. selain itu,

Desa Labuhan Ratu IX berperan pada tahap implementasi seperti penyediaan homestay,

pemandu wisata, tourguide, pelatihan kesenian adat jawa, memanfaatkan hasil pertanian

untuk kesenian, serta melakukan penghijauan. Namun, jika dilihat secara keseluruhan,

masyarakat di sekitar TNWK di desa penyangga tidak berperan dalam mendukung

pariwisata TNWK yang berkelanjutan, baik dalam pengambilan keputusan,

implementasi, menerima manfaat dan evaluasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

seperti tidak adanya faktor pendukung yang dimiliki oleh masyarakat seperti tidak adanya

dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Dimana tujuan pembangunan pada

sustainable development berfokus pada kepuasan kebutuhan dasar masyarakat yang

memperhitungkan aspek ekonomi dengan memastikan kegiatan ekonomi pada jangka

panjang, memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua stakeholder dengan adil,

mempertahankan proses ekologi, dan turut andil dalam melestarikan warisan alam dan

keanekaragaman hayati, serta melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan adat yang ada

di lingkungan masyarakat.

E. UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan jurnal ini, penulis mengucapkan terima kasih atas

bimbingan dan arahan kepada ibu Helmia Adita Fitra,S.T.,M.T selaku dosen

pembimbing. Kepada Bapak Dwi Bayu Prasetya,S.T.,M.Eng dan Bapak Fran

Sinatra,S.P.,M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan

masukan demi kebaikan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Agusbushoro, R., Makarau, V. H., & Sembel, A. (2014). Kebutuhan Prasarana

dan Sarana Pariwisata di Kawasan Taman Nasional Bunaken Kecamatan

Bunaken Kepulauan Kota Manado. Skripsi, 125.

dewi, h. m., Fandeli, C., & baiquni, m. (2013). Pengembangan Desa Wisata

Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Jatiluwih Tabanan,Bali.

Dwiningrum. (2011). Desentralisasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan, Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 61:62.

Gunawan, M., & Ortis, O. (2012). Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan

Green Jobs untuk Indonesia. Jakarta: International Labour Office.

https://www.pedomanwisata.com/wisata-alam/taman-nasional/taman-nasional-

way-kambas-tempat-habitat-gajah-sumatera (diakses tanggal 07 Oktober 2019

pukul 20.56 Wib)

Page 11: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 11

Junaid, I., & M.Salim, M. A. (2019). Peran Organisasi Tata Kelola Dalam

Pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta. Jurnal of Tourism,

Hospotality, Travel and Business Event,Volume 1, No.1, 3.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Pendataan Profil

Wisatawan Mancanegara. Jakarta.

Marcelina, S. D., & dkk. (2018). Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata

Di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. Jurnal Belantara,

45-51.

Mardikantor, T., & Soebiato, P. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Kebijakan Publik. Alfabeta.

Mauna, B. (2011). Hukum Internasional (Pengertian, Peranana dan Fungsi dalam

era dinamika Global). Bandung: PT. Alumni.

Munawaroh, R. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata

Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Gunung Merbabu, Magelang.

Skripsi, 1-16.

Nasution, L. M. (2014). Statistik Deskriptif. Jurnal Hikmah, Volume 14, No.1, 49.

Nurbaiti, S. R., & Bambang, A. N. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Corporate Social

Responsibility (CSR).

Nurhidayati, S. E. (Tanpa Tahun). Community Based Tourism (CBT) Sebagai

Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.

Pantiyasa, I. W. (Tanpa Tahun). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat

(Community Based Tourism) Dalam Pemberdayaan Masyarakat.

Pedomanwisata.com, "Taman Nasional Way Kambas: Tempat Habitat Gajah

Sumatera", https://www.pedomanwisata.com/wisata-alam/taman-nasional/taman-

nasional-way-kambas-tempat-habitat-gajah-sumatera , 7 Oktober 2019.

Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata

Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman

Wusata Alam

Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

Permen RI No. 28 Tahun 2011 tentang tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam

dan Kawasan Konservasu Pelestarian Alam

Purnamasari, A. M. (2011). Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata di

Kampung Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.22 No 1, 49-64.

Page 12: KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG PARIWISATA …repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2009090006/22116003_20_095… · Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan

Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata

Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan

12 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973

Rahadian, A. H. (2016). Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar

STIAMI, 48.

Rahayu, S., Dewi, U., & Fitriana, K. N. (2016). Pengembangan Community

Based Tourism Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian

Humaniora, 1-13.

Ramadhan, F., & Khadiyanto, P. (2014). Partisipasi Masyarakat Dalam

Mendukung Kegiatan Pariwisata Di Desa Wisata Bejiharjo, Gunung

Kidul, Yogyakarta. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 4, 952.

Sadono, Y. (2013). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Nasional

Gunung Merbabu di Desa Jeruk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Jurnal Pembangunan Wilayah, 53-64.

Sidiq, A. J., & Resnawaty, R. (t.thn.). Pengembangan Desa Wisata Berbasis

Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Linggarjati Kuningan,Jawa

Barat. Riset dan PKM, 1-7.

Siregar, S. (2011). Statiska Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Situmorang, A. S. (2016). Estimasi Nilai Ekonomi Dan Strategi Pengelolaan

Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Way Kambas. skripsi,

60.

Sulistyadi, Y., Eddyono, F., & Entas, D. (2019). Pariwisata Berkelanjutan Dalam

Perspektif Pariwisata Budaya Di Taman Hutan Raya Banten. Ds.

Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan

Waja, A. G., Un, P., & Kaho, N. P. (2014). Pengaruh Pengembangan Ekowisata

Berbasis Masyarakat Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial Budaya

Dan Ekonomi di Desa Wisata Waturaka, Desa Penyangga Taman Nasional

Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Waykambas.org, WildLife Conservation Society, https://waykambas.org/wildlife-

conservation-society/, 15 April 2020.

Wulan, T., & khadiyanto, P. (2013). identifikasi potensi dan masalah desa

wonosoco dalam upaya pengembangan sebagai desa wisata di Kabupaten

Kudus . Jurnal Ruang, Volume 3, 83-85.

Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan. Jakarta: KENCANA.