kajian penggunaan bundwall untuk kesetabilan …

31
KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Disusun Oleh FERRY ARDINATA 41402A0032 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2019

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG

DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

Disusun Oleh

FERRY ARDINATA

41402A0032

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019

Page 2: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

TUGAS AKHIR

KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG

DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Pada Program Studi D-III Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Mataram

Disusun Oleh

FERRY ARDINATA

41402A0032

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019

Page 3: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

ii

Page 4: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

iii

Page 5: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

iv

Page 6: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

v

RINGKASAN

Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan

permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah.

Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia. ( DAS

1994).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) tahap

yaitu, pra lapangan, lapangan, dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan meliputi

pengumpulan data studi literatur dan interpretasi data sekunder. Tahap lapangan

meliputi penyondiran dan sampel tanah . Tahap pasca lapangan meliputi analisis

laboratorium. Untuk melakukan analisis stabilitas lereng digunakan program

SLIDE 6.0.

Berdasarkan hasil analisis kesetabilan lereng tunggal pada jenjang 20

meter setengah jenuh dengan sudut 60°. Nilai (FK) dari Clay a (1.409 ), nilai

(FK) dari Sand (2,016), nilai (FK) dari Clay b (3,664), nilai (FK) dari Clay c

(3,208), dan (FK) dari Mixing undistrub (2,165). Lereng tunggal dengan jenjang

25 meter kondisi setengah jenuh sudut 60°. Nilai (FK) dari Clay a (1,238), nilai

(FK) dari Sand (1,828), nilai (FK) Clay b (2,233), nilai (FK) dari clay c (2,885),

dan nilai (FK) dari Mixing undistrub (1,922). Lereng tunggal dengan tinggi 20

meter kering dengan sudut 65°. Nilai (FK) dari Clay a (1,343), nilai (FK) dari

Sand (1,876), niali (FK) dari Clay b (2,312), nilai (FK) dari Clay c (2,985), dan

nilai (FK) drai Mixing undistrub (1,937). Lereng tunggal dengan tinggi 25 meter

kering dengan sudut 65°. Nilai (FK) dari Clay a (1,200), nilai (FK) dari Sand

(1,688), nilai (FK) dari Clay b (2,091), nilai (FK) Clay c (2,703), dan niali (FK)

dari Mixing undistrub (1,761). Berdasarkan hasil analisis lereng keseluruhan

disposal pada tinggi 35 meter dengan sudut 29° pada kondisi setengah jenuh dan

kering dalam kondisi aman dengan nilai FK 1,811 yang setengah jenuh dan nilai

FK 2,902 kering (FK > 1,300).

Kata kunci: penyondiran ,lereng tunggal, lereng keseluruhan,

, faktor keamanan.

Page 7: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

vi

ABSTRACT

Slope is a plane at the ground surface that connects higher ground surface

with lower ground level. Slopes can be formed naturally and can also be made by

humans. (DAS 1994).

In this study the method used consisted of 3 (three) stages, namely, pre-

field, field and post-field. The pre-field stage includes the collection of literature

study data and the interpretation of secondary data. The field stage includes soil

sampling and sampling. The post-field stage includes laboratory analysis. To do

slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used.

Based on the results of the analysis of the stability of a single slope at a

level of 20 meters and half saturated with an angle of 60 °. Value (FK) of Clay a

(1,409), value (FK) of Sand (2,016), value (FK) of Clay b (3,664), value (FK) of

Clay c (3,208), and (FK) of Mixing undistrub (2,165). Single slope with a 25

meter level with a condition of half saturation angle of 60 °. The (FK) value of

Clay a (1,238), the value (FK) of Sand (1,828), the Clay (FK) value of b (2,233),

the value (FK) of clay c (2,885), and the value (FK) of the Mixing Undistrub

(1,922). A single slope with a height of 20 meters is dry with an angle of 65 °.

Value (FK) of Clay a (1,343), Value (FK) of Sand (1,876), value (FK) of Clay b

(2,312), value (FK) of Clay c (2,985), and value (FK) of Mixing and Mixing

undistrub (1,937). Single slope with a height of 25 meters dry with an angle of 65

°. The (FK) value of Clay a (1,200), the value (FK) of Sand (1,688), the value

(FK) of Clay b (2,091), the value of (FK) Clay c (2,703), and the value (FK) of the

Mixing Undistrub (1,761). Based on the results of the analysis of the overall slope

of disposal at a height of 35 meters with an angle of 29 ° in half-saturated and dry

conditions in safe conditions with a FK value of 1.811 which is half-saturated and

FK value of 2.902 dry (FK> 1,300).

Keywords: conditioning, single slope, overall slope,safety factor

Page 8: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas

akhir yang berjudul “KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL

UNTUK KESETABILAN LERENG DISPOSAL KUTAI BARAT

KALIMANTAN TIMUR”

Perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi

- tingginya kepada:

1. Bapak Drs. H. Arsyad Abd. Gani, M.Pd selaku rector Universitas

Muhammadiyah Mataram.

2. Bapak Isfanari ST., MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Mataram.

3. Ibu Diah Rahmawati, ST., Msc selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Mataram.

4. Ibu Alpiana, ST., MT, Eng selaku Kepala Jurusan Teknik Pertambangan

Universitas Muhammadiyah Mataram.

5. Bapak Dr. Barlian Dwinagara selaku Pimpinan CV Mineral & Coal

Studio.

6. Bapak Billy selaku Kordinator Lapangan Geoteknik CV Mineral & Coal

Studio di PT. Borneo Olah Sarana Sukses.Tbk.

7. Bapak Lory selaku koordinator lapangan PT. Borneo Olah Sarana

Sukses.Tbk.

8. Ayahanda M. saad dan Ibunda Sumarni yang selalu memberikan doa di

setiap waktunya, memotivasi, memberikan semangat dan membiayai

penulis selama menuntut ilmu.

9. Kakak–kakak tercinta Ratna dan Julaini yang selalu memberikan semangat

dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

10. Teman–teman tambang Universitas Muhammadiyah Mataram Angkatan

2014 yang banyak membantu serta memberikan semangat kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.Penulis

Page 9: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

viii

menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kata sempurna.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Mataram, Agustus 2019

Penulis,

Ferry Ardinata

Page 10: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................

RINGKASAN ............................................................................................................... iv

ABSTRACK .................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2

1.5 Batasan Masalah ................................................................................... 2

1.6 Tahapan Penelitian ............................................................................... 3

1.6.1 Pra Lapangan ............................................................................... 3

1.7 Tahapan Lapangan ........................................................................................ 3

1.8 Paska Lapangan ............................................................................................. 4

1.8.1 Analisis Laboratorium ........................................................................... 4

1.8.2 Pengolahan Data .................................................................................. 7

1.8.3 Analisis Kesetabilan Lereng .................................................................. 7

1.8.4 Nilai Faktor Keamanan...................................................................... 8

1.9 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 8

1.10 Bagan Alir Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TUJUAN UMUM ....................................................................................... 11

2.1 Fisiografi Regional ............................................................................................ 11

2.2 Geologi Regional .............................................................................................. 12

2.3 Statigrafi Regional ......................................................................................... 15

Page 11: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

x

BAB III DASAR TEORI .......................................................................................... 16 3.1 Konsep Kesetabilan Lereng .............................................................................. 17

3.1.1 Faktor-Faktor Kemantapan Lereng ......................................................... 17

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kesetabilan Lereng ............................................... 19

3.3 Cara Cara Menstabilkan Lereng ....................................................................... 20

3.4 Prinsif Dasar Metode Fellenius ........................................................................ 21

3.5 Lereng Disposal ................................................................................................ 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 22

4.1 Alat dan Bahan ..................................................................................... 22

4.2 Penyusunan Laporan ............................................................................ 22

4.3 Penyondiran dan sampling geoteknik……………………………….. 22

4.3.1 Hambatan Konus ...................................................................... 23

4.4 Hasil Pengujian Laboratorium ............................................................... 25

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................... 36

5.1 Sifat Fisik dan Mekanik Tanah di Lokasi Penelitian untuk Parameter

dalam Menentukan Pemodelan Geoteknik ........................................... 36

5.2 Pemodelan Geoteknik ........................................................................... 37

5.2.1 Analisis Stabilitas Lereng Tunggal (Single Slope) ............................... 39

5.2.2 Analisis Stabilitas Lereng Keseluruhan (Overall Slope) ....................... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 47

6.1 Keseimpulan .................................................................................................. 47

6.2 Saran ............................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................................

Page 12: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

1.1 Peta lokasi penelitian. ........................................................................... 9

1.2 Bagan alir penelitian ............................................................................. 10

2.1 Peta sebaran cekungan mengandunng batubara, minyak dan gas bumi di

Indonesia (Koesoemadinata dan Pulunggono, 1997) ......................... 12

2.2 Korelasi litologi cekungan kutai, barito dan tarakan ........................... 14

2.3 Cekungan tektonik regional kalimantan............................................... 14

2.4 Peta geologi regional wilayah penelitian ............................................. 19

2.5 Kolom stratigrafi cekungan kutai (huffco, 1972) ................................. 19

5.1 Analisis stabilitas lereng pada kondisi setengah jenuh dengan litologi clay

a, tinggi jenjang 25 m dan sudut 60° .................................................... 44

5.2 Analisis stabilitas lereng pada kondisi setengah jenuh dengan litologi clay

a, tinggi jenjang 35 m dan sudut 29° .................................................... 46

Page 13: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

xii

DAFTAR TABEL

4.1 Interpretasi Hasil Sondir Titik 4 .......................................................... 24

4.2 Interpretasi Hasil Sondir Titik 12 ........................................................ 24

4.3 Interpretasi Hasil Sondir Titik 19 ........................................................ 25

4.4 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial.. 31

4.5 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial

lanjutan ................................................................................................ 32

4.6 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial

lanjutan ................................................................................................. 33

4.7 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial

lanjutan ................................................................................................. 34

4.8 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial

lanjutan ................................................................................................. 35

4.9 Hasil pengujian sifat fisik, Geser langsung dan uji kuat tekan uniaksial

lanjutan ................................................................................................. 36

5.1 Hasil uji labolatorium dengan nilai material terkecil dan terbesar ....... 36

5.2 Tinggi dan sudut lereng yang digunakan dalam simulasi lereng tunggal dan

lereng disposal ..................................................................................... 38

5.3 Parameter yang digunakan dalam menentukan pemodelan geoteknik . .. 38

5.4 Analisis lereng tunggal pada kondisi setengah jenuh.. ......................... 39

5.5 Analisi lereng tunggal pada kondisi kering .......................................... 40

5.6 Analisi lereng keseluruhan untuk lereng disposal setengah jenuh ....... 41

5.7 Analisi lereng keseluruhan untuk lereng disposal kering .................... 41

Page 14: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

1

\BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara merupakan bahan galian yang bersifat ekonomis, sehingga

diminati oleh investor asing maupun dalam negeri. Usaha pertambangan batubara

mempunyai prospek sebagai sektor andalan pengganti migas dalam membangun

prekonomian di provinsi kalimantan timur dimasa mendatang. Di Indonesia

kebanyakan perusahaan tambang batubara menggunakan sistem tambang terbuka.

Tambang terbuka merupakan salah satu sistem penambangan yang dilakukan

diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi. Suatu kenyataan pula bahwa

usaha pertambangan telah beerhasil meningkatkan kesejahteran manusia dengan

menyediakan bahan baku untuk industri, energi, dan Pada dasarnya perencanaan

tambang terbuka memerlukan perhitungan yang matang agar tercipta tambang

yang aman serta ekonomis. Untuk terciptanya tambang yang aman, dalam tahap

perencanaan perlu di dukung dengan data – data yang berkaitan dengan

geoteknik, seperti besaran dimensi lereng / jenjang baik pada lokasi pit maupun

timbunan, sistem pemberaian tanah, uji kekuatan mekanik tanah dan lain – lain.

PT. Borneo Olah Sarana Sukses. Tbk ( PT. BOSS ) adalah induk

perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di

daerah Kecamatan muara pahu desa dasaq Kabupaten Kutai Barat, Provinsi

Kalmantan Timur. Seluruh infrastuktur pendukung operasional penambangan

seperti jalan angkut batubara, perkantoran, perbengkelan, pelabuhan khusus

batubara, dan lainnya berada di daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi

Kalimantan Timur. Sebelum melakukan penambangan, perlu dilakukan kajian

geoteknik untuk mendukung rancangan desain yang sudah ada. Kajian geoteknik

dilakukan untuk memperkirakan model lereng yang akan diterapkan agar lereng

yang terbentuk nantinya aman dan tidak menimbulkan bahaya. Kajian ini

diharapkan dapat memberikan informasi dan dijadikan sebagai pertimbangan

dalam pembuatan lereng nantinya dengan maksud untuk mengatasi kendala –

Page 15: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

2

kendala yang kemungkinan akan muncul pada saat oprasi penambangan

berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam masalah ini yaitu:

1. Bagaimana sifat fisik dan sifat mekanik di lokasi penelitian berdasarkan

uji laboratorium.

2. Bagaimana kondisi faktor keamanan lereng tunggal (Single Slope) lereng

keseluruhan ( Overall Slope ) disposal berdasarkan data yang telah ada

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengetahui sifat fisik dan mekanika di lokasi penelitian berdasarkan uji

laboratorium.

2. Mengetahui kondisi lereng tunggal dan lereng keseluruhan disposal yang

aman menggunakan Slide 6.0

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk mengetahui sifat fisik dan mekanika dari uji laboratoriu

2. Mengetahui faktor keamanan lereng tunggal dan lereng keseluruhan

disposal mengunakan aplikasi Slide 6.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kesetabilaran lereng pada area disposal di kaji melalui karakteristik fisik

dan mekanika.

2. Material yang ada di asumsikan menjadi landasan disposal

3. Analisis kesetabilan lereng tunggal (Single Slope) dan lereng keseluruhan

( Overall Slope ) disposal menggunakan aplikasi Slide 6.0

4. Data pengujian laboratorium menggunakan data yang telah ada

5. Metode yang di gunakan yaitu metode Fellinius .

Page 16: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

3

1.6 Tahapan Penelitian

Dalam tahapan lapangan kegiatan yang di lakukan terdiri dari kegiatan

yaitu pra lapangan, tahapan lapangan, pasaca lapangan.

1.6.1 Pra Lapangan

1. Studi literatur

Studi literatur dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk

mendapatkan reverensi yang akan membantu dan menunjang pelaksanaan

penelitian serta memahami materi – materi yang akan diterapkan dalam penelitian.

Dari data studi literatur akan diperoleh data sekunder dan laporan terdahulu.

2. Interpretasi.

Interpretasi dilakukan pada, peta topografi dan peta rencana penambangan.

Interpretasi peta topografi digunakan untuk mengetahui kondisi topografi di

lapangan, sedangkan peta rencana penambangan untuk mengetahui rencana

penambangan yang akan di gunakan di daerah penelitian.

1.7 Tahapan Lapangan

a. Sondir tanah

Tes sondir tanah dilaksanakan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus

dan hambatan lekat tanah.Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah

terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas.Hambatan lekat

adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan

luas.

b. Sampel Tanah

suatu sampel yang di dapatkan dari kegiatan penyondiran dan sampel tersebut

akan di bawa ke labolatorium untuk di analisis.

1.8 Paska Lapangan

Pada tahap pasca lapangan kegiatan yang dilakukan antara lain analisa

laboratorium, dan pengolahan data.

Page 17: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

4

1.8.1 Analisis Laboratorium

Analisis Laboratorium merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

menentukan uji sifat fisik dan sifat mekanika tanah. Adapun pengujian

laboratorium yang dilakukan meliputi kadar air, bobot isi basah, berat jenis, bobot

isi kering, bobot isi jenuh, porositias, angka pori (void ratio) dan deg kejenuhan,

a. Kadar Air w

b. Bobot isi kering =

c. Bobot isi basah

d. Bobot isi jenuh ( )

e. Berat jenis

f. Derajad kejenuhan

g. Porositas (n)

h. Void ratio (e)

Ket:

W = berat tanah total (gr)

WW = berat air (gr)

WS = berat butir padat (gr)

yw = berat vol air

Gs = berat jenis tanah

ys = berat volume butiran

V = volume tanah total (cm3)

Va = volume udara (cm3)

Vw = volume air (cm3)

Vs = volume butiran padat (cm3)

Vv = volume rongga pori (cm3)

Prosedur pengujian sifat fisik Tanah meliputi..

a. Uji Kuat Tekan

Page 18: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

5

Uji kuat tekan merupakan tegangan yang terjadi pada sampel batuan dan

sampel tersebut keruntuhan (failure) akibat pembebanan.Uji kuat tekan dapat

ditentukan melalui rumus.

dengan

=Uji kuat tekan

F = Gaya yang bekerja pada sampel batuan pada saat terjadi kerruntuhan

A = Luas penampang sampelbatuan yang diuji.

Adapun prosedur pengujian kuat tekan adalah sebagai berikut :

1. Sampel diletakkan pada alat uji kuat tekan uniaksial

2. Memasang dialgauge untuk pembacaan setiap gesernya

3. Atur kedudukan jarum penunjuk besaran gaya yang bekerja pada

kedudukan awal.

4. Hidupkan mesin dengan kedudukan piston pada kondisi belum bekerja.

5. Gerakkan gagang ke arah atas (up)

6. Putar pada posisi yang tepat, untuk mengatur kecepatan pembebanan.

7. Setelah sampel menyentuh plat atas, atur dial gauge pada kedudukan nol.

8. Amati proses pembebanan danlakukan pencatatan pergerakan deformasi

lateral pada dua “dial gauge” oleh dua orang.

9. Secara terus menerus amati proses pembebanan setelah jarum hitam

pembaca gaya bergerak kembali ke kedudukan nol, jarum merah adalah

jejak pembebanan maksimum pada saat sampel mengalami keruntuhan.

10. Dengan demikian pengujian telah selesai dan kembalikan kedudukan

gagang ke arah netral.

b. Uji Kuat Geser

Uji kuat geser bertujuan untuk mendapatkan harga nilai kohesi (c) dan

sudut gesek dalam (), baik puncak (peak) maupun sisa (residual).Dari uji kuat

geser dapat diproleh tegangan geser sisa ( ) dan tegangan normal ( ).

Tegangan geser sisa ( ) dapat dihitung dengan rumus.

Page 19: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

6

dimana :

= Tegangan geser sisa

A = Luas bidang geser

= Harga gaya geser selama penggeseran maju

= Harga gaya geser selama penggeseran mundur

Sedangakan tegangan geser normal ( ) dapat dihitumg dengan rumus.

dimana :

= Tegangan normal

Fn = Gaya normal

A = Luas bidang geser

Adapun prosedur pengujian kuat geser adalah sebagai berikut :

a) Sampel tanah yang berbentuk silinder dipotong bagian tengahnya dengan cara

dipukul, selanjutnya diletakkan kembali dan diikat dengan benang.

b) Sampel tersebut dicetak pada ring (alat cetak tanah)

c) Cetakan sampel tanah pada ring yang sudah di cetak diletakkan pada alat

“shear box”

d) “Dial gauge” dipasang untuk mengukur perpindahan pada arah pergeseran.

e) Gaya normal diberikan dengan pompa hidrolik.

f) Gaya geser diberikan dengan pompa hidrolik sehingga sampel mengalami

perpindahan geser. Gaya geser ini dihentikan setelah perpindahan geser

mencapaikurang lebih ½ diameter geser.

g) Penggeseran dilakukan kembali pada arah mundur (berbalik arah) hingga

perpindahan geser mencapai harga nol.

1.8.2 Pengolahan Data

Hasil analisa laboratorium dijadikan sebagai parameter dalam pembuatan

lereng, dimana analisa tersebut digunakan sebagai properties. Data yang

Page 20: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

7

digunakan antara lain,bobot isi kering (Wd), bobot isi jenuh ( s), hasil kohesi (c),

dan sudut geser dalam Friction Angle(°).

1.8.3 Analisis Stabilitas lereng

Setelah dilakukan penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium,

maka data yang diperoleh menjadi masukan (input data) dalam analisis stabilitas

lereng. Dalam penelitian ini analisis dilakukan berdasarkan konsep kesetimbangan

batas dengan menggunakan Program software Slide 6.0 dalam model 2 dimensi.

Mengacu pada MCS (2018), langkah – langkah yang dilakukan dalam analisis

dengan perogram software slide 6.0 sebagai berikut.

Pengaturan analisis dengan memasukkan model permodelan, metode analisis,

statistik, dan lain – lain.

1. Penggambaran model geometri lereng dengan Add External Boundary.

2. Pengaturan bidang gelincir dengan Auto Grid pada kolom surface

3. Pengaturan sifat material dengan memasukkan parameter tipe material, berat

volume, model tegangan geser, kohesi dan sudut gesek dalam.

4. Analisis data dilakukan dengan running data melalui Slide Compute

5. Pengaturan penampilan keluaran hasil SLIDE 6.0 melaului Interpet.

1.8.4 Nilai Faktor Keamanan

Penentuan nilai faktor keamanan merupakan tahapan terakhir dalam

rancangan geometri lereng dimana nilai faktor keamanan dari tiap-tiap lereng

yang aman nantinya akan digunakan untuk penentuan dan rekomendasi

lereng.Perhitungan analisis kestabilan lereng menggunakan bantuan program

Slide 6.0 dari Rocsience. Perhitungan dilakukan untuk lereng tunggal dan lereng

keseluruhan. Sebagai pedoman lereng aman adalah ; untuk lereng tunggal FK ≥

1,20 dan lereng keseluruhan FK ≥ 1,30 (Canmet, 1979).

1.9 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu CV. Mineral And Coal Studio

berada di Yogyakarta dan PT. Borneo Olah Sarana Sukses. Tbk ( PT. BOSS )

Dasaq Kutai Barat Kalimantan Timur. Penelitian ini selama kurang lebih 2 bulan

mulai tanggal 10 Juli 2018 sampai dengan tanggal 21 Agustus 2018.

Page 21: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

8

Secara administrasi Lokasi daerah penelitian berada di Kecamatan Muara

Pahu, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Untuk mencapai daerah

penelitian dapat ditempuh dengan perjalanan sebagai berikut :

1. Apabila dari luar Pulau Kalimantan, perjalanan bisa dilakukan dengan

jalur udara memakan waktu ± 2 jam menuju bandara Sultan Aji

Muhammad Sulaiman Sepingan di Kota Balikpapan.

2. Kemudian dari balikpapan langsung menuju daerah penelitian dengan

menggunakan transportasi darat menggunakan mobil perjalanan

memakan waktu ± 12 jam sampai ke tempat lokasi.

Secara geografis lokasi Kutai Barat Kalimantan Timur terletak antara

113˚4849 sampai 132˚3233 Bujur Timur serta diantara 103˚01'05" Lintang

Utara dan 100˚09'33" Lintang Selatan.

Gambar 1.1 peta lokasi penelitian.MCS 2018

Page 22: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

9

1.10 Bagan Alir Penelitian

Tahap Lapangan

Interpretasi

Peta topografi

Peta rencana penambangan

Studi literatur

Pengambialn data sekunder

Laporan terdahulu

Tahap Pra Lapangan

Sondir tanah

Sampel Tanah

Tahap Pasca lapangan

lalllapanganLapangan

Analisis laboratorium

Sifat fisik Sifat mekanik

Pengolahan Data

Nilai Faktor Keamanan

Rekomendasi lereng

Kajian Penggunaan Bundwall Untuk Kesetabilan Lereng Disposal

Pada Penambangan Batu Bara di Kutai Barat Kalimantan Timur

Analisis Stabilitas Lereng

Gambar 1.2 Bagan alir penelitian

Page 23: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

10

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Fisiografi Regional

Kerangaka tektonik Pulau Kalimantan dibagi menjadi 12 unit yaitu

paparan sunda, Pegunungan Mangkalihat, Paternoster Platform, Tinggian

Kuching, Tinggian Meratus, Tinggian Sampurna, Cekungan Melawi Ketengau,

Cekungan Asemamsem, dan Cekungan Kutai. (MCS 2018)

Salah satu unit kerangka taektonik Pulau Kalimantan adalah cekungan

Tarakan, dimana Tinggian Sampurna merupakan batas bagian utara, Tinggian

Kuching batas pada bagian barat, Pengunungan Mangkalihat batas pada bagian

selatan dan membuka ke arah timut sampe ke Selat Makasar.

Proses pengendapan cekungan Tarakan dimulai dari proses pengangkatan

(trangresi) yang diperkirakan terjadi paka kala Eosen sampai Miosen Awal

bersamaan dengan terjadinya proses pengangkatan gradual pada Tinggian

Kuching dari barat ke timur. Pada kala Miosen Tengah terjadi penurunan (regrasi)

pada cekungan Tarakan, yang dilanjutkan dengan terjadinya pengendapan

progradsai ke arah timur dan membentuk endapan delta yang menutupi endapan

pradelta dan batial.

Cekungan Tarakan mengalami proses penurunan secara lebih aktif lagi

pada kala Miosen sampai Pliosen. Proses sedimentasi delta yang tebal relatif

bergerak ke arah timur terus berlanjut selaras dengan waktu. Cekungan Tarakan

merupakan depresi busur terbuka dimana pada bagian timur dibatasi oleh selat

makassar, pada bagian utara dibatasi oleh Sabah, pada bagian barat dibatasi oleh

Tinggian Kuching, sedangkan pada bagian selatan dibatasi oleh Pegunungan

Suikerbood dan Tinggian Mangkalihat.

Cekungan Tarakan merupakan cekungan yang terletak pada bagian paling

utara dari pulau kalimantan. Berdasarkan pada fasies dan lingkungan

pengendapanya, cekungan Tarakan dapat dibedakan menjadi 4 sub cekungan yaitu

Sub Cekungan Tidung, Sub cekungan Tarakan, Sub CekunganMuara, dan Sub

Cekungan Berau.

Page 24: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

11

2.2 Geologi Regional

Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

merupakan margin dari epikontinental Asia atau lebih dikenal dengan sebutan

Dangkalan Sunda / Paparan Sunda atau “Sunda Platform” (Gambar 2.1).Wilayah

ini stabil sejak Pra-Tersier.Cekungan-cekungan yang berada di wilayah ini

merupakan lahan berbagai endapan dari bahan bersifat anorganik dan organik

yang diendapkan secara normal tanpa banyak mengalami gangguan tektonik.

Bahan-bahan organik yang diendapkan setelah mengalami berbagai proses kimia

dan fisika menghasilkan batubara, minyak dan gas bumi. Cekungan-cekungan

yang mengandung bahan energi ini yaitu Cekungan Tarakan, Cekungan Kutai dan

Cekungan Barito. ( MCS 2018)

Gambar 2.1. Peta Sebaran Cekungan Mengandung Batubara, Minyak dan Gas

Bumi di Indonesia (Koesoemadinata dan Pulunggono, 1971)

Kondisi stabil selama proses pengendapan yang berlangsung di cekungan-

cekungan tersebut dapat terlihat pada Gambar 2.2., dimana pada gambar tersebut

dapat dilihat kesamaan susunan litologi, stratigrafi, beserta masa pengendapannya,

batubara diendapkan pada kala Eosen hingga Pliosen dengan akumulasi

pengendapan paling tebal pada awal Miosen Tengah.

Page 25: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

12

Batubara di pulau Kalimantan dipetakan dan dilaporkan oleh ahli-ahli

geologi dari Belanda seperti: Everwijn, R (1859,1876), Posewitz, T (1892),

Hogenraad, G.A (1919), Loepold, W dan I.M. Van Der Vlerk (1931), Ubaghs,

J.G.H (1936), Leutenegger, W.O (1941), Liechti, P (1952). Pada tahun 1974

Billman, H.G dan L.W. Kartadipura memetakan Biostatigrafi zonasi Kutai

Kalimantan Timur.

Cekungan Kutai Kalimantan Timur adalah salah satu cekungan berumur

Tersier dengan luas kurang lebih 25.600.000.000 Ha (10.000 mil persegi), dengan

batas cekungan Utara di punggungan Mangkaliat, sebelah Timur di Selat

Makassar, di Selatan pada kerak Petenosfer dan di sebelah Barat berbatasan

dengan tinggian Kuching . (Gambar 2.3).

Cekungan Kutai terbentuk dari endapan sedimen Tersier yang diendapkan

dari arah barat ke timur berupa endapan-endapan klastik.Kelompok batuan

pembawa batubara diendapkan pada empat periode yaitu pada Eosen akhir,

Miosen Awal, Miosen Tengah dan Miosen Akhir.

Page 26: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

13

Gambar 2.2. Korelasi Litologi Cekungan Kutai, Barito dan Tarakan.

Gambar 2.3 Cekungan Tektonik Regional Kalimantan

Para penyelidik terdahulu yang telah melakukan penelitian di daerah

rencana tambang PT. TSA dan PT. FKP adalah sebagai berikut:

Page 27: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

14

1. Mizonov.K.V (1960,1961), Huffco (1972), Subdirektorat Eksplorasi

Direktorat Geologi (1975) yang telah memetakan stratigrafi detail dan membuat

peta geologi dari Kalimantan Timur sampai Kalimantan Selatan.

2. N. Suwarna dan T. Apandi (1994) telah melakukan survey dan pemetaan

geologi pada tahun 1978 dan 1979, mengkompilasikan data geologi dari

Pertamina dan hasil proyek pemetaan geologi serta menginterpretasikan foto

udara sehingga menghasilkan peta geologi (Peta Geologi lembar Longiram,

Kalimantan Timur).

Daerah penyelidikan termasuk dalam cekungan Kutai yang merupakan

bagian timur dari pengendapan Tersier di Kalimantan bagian Timur yang secara

fisiografi mempunyai iklim tropis basah dengan perbedaan suhu antara siang dan

malam cukup besar. Kondisi batuan mempunyai tingkat pelapukan sangat tinggi,

dimana dijumpai tebal soil lebih dari 5 meter, keadaan batuan agak lapuk,

walaupun dibeberapa tempat masih dijumpai singkapan batuan yang masih segar.

Daerah penyelidikan terdiri dari daerah dataran, perbukitan bergelombang lemah

sampai sedang, dengan perbedaan elevasi dari 20 meter sampai dengan 225 meter.

2.3 Statigrafi Regional

Sedimen-sedimen Tersier yang diendapkan di Cekungan Kutai bagian

timur adalah sangat tebal dengan fasies pengendapan yang berbeda-beda.Namun

demikian keseluruhan lapisan sedimen memperlihatkan siklus genanglaut-

susutlaut (transgresi-regresi) seperti halnya cekungan-cekungan lain di Indonesia

bagian barat (Schlumberger, 1986). Akibatnya banyak ditemukan nama formasi

yang berbeda satu sama lainnya.

Urutan regresif di Cekungan Kutai mengandung lapisan-lapisan klastik

deltaik hingga paralik mengandung banyak lapisan-lapisan batubara hingga lignit,

sehingga merupakan kompleks delta yang terdiri dari siklus endapan delta. Tiap

siklus dimulai dengan endapan paparan delta (delta plain) yang terdiri dari

endapan rawa (swamp), endapan alur sungai (channel), point bar, tanggul-tanggul

sungai (natural levees), dan crevase splay. Di tempat yang lebih dalam diendapkan

sedimen delta front dan prodelta.Kemudian terjadi transgresi dan diendapkan

Page 28: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

15

sedimen laut di atas endapan paparan delta.Disusul adanya regresi dan sedimen

paparan delta kembali yang diendapkan di atas endapan delta front dan

prodelta.Siklus-siklus endapan delta ini terlihat jelas di Cekungan Kutai dari

Eosen sampai Tersier Muda prograding dari barat ke timur. Ditandai oleh

pengendapan Formasi Pamaluan, Formasi Bebulu (Miosen Awal-Miosen

Tengah), formasi Pulaubalang, Formasi Balikpapan (Miosen Tengah), Formasi

Kampungbaru (Miosen Akhir-Pliosen).

Formasi Bebulu litologi penyusunnya terdiri dari batugamping berwarna

putih kekuningan, berlapis. Kandungan foraminifera besar yang dijumpai pada

batugamping menunjukkan umur Miosen Bawah-Miosen Tengah. Sistem delta

yang berumur Miosen Tengah berkembang cepat ke arah timur dan tenggara

meliputi daerah cekungan.

Di atas batugamping Formasi Bebulu diendapkan Formasi Pulaubalang,

formasi ini dicirikan oleh perselingan batupasir, batulanau dan serpih. Formasi ini

dapat dibedakan dari formasi lainnya karena perlapisannya sangat bagus dan

relatif lebih resisten terhadap pelapukan dibanding formasi-formasi lain, sehingga

formasi ini mudah dikenali dengan citra satelit.

Formasi ini terdiri dari perselingan batupasir, batulanau dan serpih.

Batupasir berbutir halus sampai sedang, keras, di dalam batupasir ditemukan

boulder bulat berdiameter 0,5 m dan terdapat lensa-lensa terdiri dari fragmen kecil

lignit yang membentuk struktur silang siur. Ke arah atas ditemukan batupasir

halus dengan laminasi silang siur, berselingan dengan serpih keras mempunyai

laminasi sejajar. Kemudian ditemukan batupasir halus dengan sisipan

konglomerat yang berfragmen ukuran 5 - 40 cm, fragmen batubara berwarna

hitam ditemukan dalam konglomeat tersebut.Pengangkatan ini menyebabkan

terjadinya progading delta ke timur pada Miosen Tengah.

Adanya silang siur dalam dua arah menunjukkan endapan tidal facies.Juga

ditemukan batulempung abu-abu dengan struktur sedimen retak-retak yang

menunjukkan batulempung tersebut setelah diendapkan langsung terletak di atas

air. Juga dijumpai ripple mark dan burrow yang menunjukkan lingkungan laut

dangkal.

Page 29: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

16

Di atas Formasi Pulaubalang diendapkan Formasi Balikapapan yang

merupakan perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan batulanau,

serpih, batugamping dan batubara.Formasi Balikpapan yang terdiri dari beberapa

siklus endapan delta.Sedimen ini mudah dikenal di lapangan karena adanya

batubara yang cukup tebal.

Pada satuan batupasir kuarsa berkembang sekuen menghalus ke atas, dari

batupasir konglomeratan, batupasir lalu berubah menjadi batulempung.Batupasir

kuarsa pada satuan ini berwarna putih-coklat, berbutir kasar-sedang, lepas,

porositas sangat baik, butiran terdiri dari feldspar, rijang, litik, kuarsa, karbon.

Batulempung diatasnya secara umum lanauan batas tegas, berwarna putih bercak-

bercak merah, juga dijumpai adanya nodul oksida besi, fosil akar dan material

karbon.

Tidak diketemukannya struktur sedimen yang mengindikasikan suatu delta

seperti sekuen mengkasar ke atas, atau struktur yang mencerminkan adanya

pengaruh pasang surut air laut, seperti flaser bedding, lenticular bedding, wavy

bedding, dan intensifnya oksidasi menunjukkan bahwa lingkungan pengendapan

ini relatif jauh dari laut. Ditafsirkan sebagai endapan alluvial plain dengan fluvial

channel.

Selanjutnya formasi paling muda di Cekungan Kutai adalah Formasi

Kampungbaru yang dicirikan oleh batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung,

serpih, batulanau, dan lignit. Singkapan sangat jarang karena tertutup oleh

soil.Singkapan yang teramati di dekat persimpangan jalan Balikpapan-Samarinda

dan jalan menuju Semoi terdiri atas perselingan batulempung abu-abu dengan

batulanau merah kecoklatan.Menurut Allen GP Coadou (1984) bagian bawah

Formasi Kampungbaru terdapat batugamping yang juga merupakan siklus

pengendapan delta Formasi Balikpapan.

Wilayah PKP2B PT.TSA dan PT. FKP termasuk dalam Cekungan Kutai

yang terdiri dari 4 (empat) Formasi yaitu Formasi Pulaubalang, Formasi Meragoh,

Formasi Balikpapan, Formasi Kampungbaru yang berumur Oligosen - Pliosen dan

pada beberapa tempat terdapat lapisan penutup Resen yang terdiri dari batuan

Page 30: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

17

tidak terkonsolidasikan. Variasi lithologi dari masing-masing formasi sebagai

berikut :

1. Formasi Pulaubalang terdiri dari batupasir kuarsa dan grewak,

batulempung ddengan sisipan batugamping, tuff dan batubara dengan ketebalan

formasi kurang lebih 2500 meter, diperkirakan berumur Miosen Tengah dan

lingkungan pengendapannya darat – laut dangkal. Satuan ini ditindih selaras oleh

Formasi Balikpapan.

2. Formasi Meragoh terdiri dari lava, diabas, tuff, breksi gunungapi dan

aglomerat, umurnya diperkirakan Miosen Awal sampai Miosen Tengah, namun

mungkin pula berumur Oligosen. Batuan ini diduga berasal dari hasil kegiatan

gunung api yang berpusat di G. Meragoh.

3. Formasi Balikpapan terdiri dari batupasir kuarsa dan batulempung dengan

sisipan batulanau, serpih dan batugamping. Berumur Miosen Tengah – Akhir

dengan ketebalannya kurang lebih 1800 meter dengan lingkungan pengendapan

lithoral sampai laut dangkal. Satuan ini mengalasi tidak selaras dengan Formasi

Kampungbaru.

4. Formasi Kampungbaru terdiri dari batupasir kuarsa bersisipan

batulempung, batulanau, konglomerat aneka bahan, lignit, gambut dan oksida

besi, ketebalan 250 m sampai 800 meter serta lingkungan pengendapannya sungai

sampai darat. Formasi ini diduga berumur Pliosen.

5. Satuan endapan sungai yang merupakan satuan endapan yang terdiri dari

lumpur, lempung, pasir, setempat terdapat kerikil, rijang, kuarsa dan basalt yang

berumur recsent dan biasanya terdapat di sepanjang Sungai Mahakam.

Page 31: KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN …

18

Gambar 2.4. Peta Geologi Regional Wilayah Penelitian

Gambar 2.5. Kolom Stratigrafi Cekungan Kutai (Huffco, 1972)