kajian pembangunan jemaat terhadap ......koinonia dan marturia. gereja masehi injili di timor...

36
i KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP PARTISIPASI WARGA GMIT LIKWATANG DALAM PELAYANAN Oleh Inger Gloria Manimoy 712015033 TUGAS AKHIR Diajukan kepada program studi : Ilmu Teologi, Fakultas Teologi Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana sains teologi FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 29-Aug-2021

79 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

i

KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP PARTISIPASI

WARGA GMIT LIKWATANG DALAM PELAYANAN

Oleh

Inger Gloria Manimoy

712015033

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada program studi : Ilmu Teologi, Fakultas Teologi

Guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar sarjana sains teologi

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

Page 2: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

ii

Page 3: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

iii

Page 4: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

iv

Page 5: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

v

Page 6: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas kasih sayang-Nya selama penulis menjalani

perkuliahan di UKSW Salatiga. Bisa mencapai titik ini semua karena kasih Tuhan. Kasih

Tuhan juga dibuktikan lewat kehadiran orang-orang terkasih dalam hidup. Karena itu penulis

patut berterima kasih kepada

1. Kedua orang tua, bapak Soleman Manimoy dan mama Yulkarya Pulek serta adik

terkasih Monika Manimoy yang telah menjadi keluarga yang menghadirkan kasih

Tuhan dan dari mereka saya belajar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya

sendiri.

2. Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menerima saya untuk belajar dan

menciptakan suasana yang mendukung setiap proses pembelajaran. Fakultas Teologi

UKSW yang telah mewadahi dengan segala hal yang diberikan. Terima kasih juga

kepada seluruh staff Tata Usaha, mama Ningsi, Ibu Budi, kaka Diane, mas Eko dan

mas Adi yang tidak bosan-bosannya memberikan bantuan. Tuhan senantiasa

memberkati.

3. Pdt. Dr. Ebenhaezer I. Nuban Timo sebagai pembimbing yang telah memotivasi,

mengarahkan bahkan mendoakan penulis dalam proses penyelesian tugas akhir.

4. Pdt. Dr. Rama Tullus Pilakoannu sebagai dosen wali study dan ayah selama empat

tahun penulis berkuliah. Terima kasih juga untuk anggota Tulus Family yang telah

menciptakan suasana kekeluargaan.

5. Sahabat terkasih Filda Rosiana Lakumani yang telah menjadi saudara dalam segala

situasi dan menjadi dokter pribadi selama empat tahun.

6. Sahabat-sahabat tersayang bacot family: Agriyan, Filda, Fitri, Dessy, Marlon, Angel,

Viyan, Rano, Lena. Tanpa mereka empat tahun tidak seindah yang dirasakan saat ini.

7. Keluarga Teologi 2015 yang memberikan penulis suasana rumah selama berkuliah.

Terkhusus teman-teman seperjuangan yang selalu membantu dan memotivasi:

Belandina Yiwa, Jellyan Awang, Elestina Tubulau, Sri Atacay, Akwila Ibu, Dimitri

Bawole, Charolin Laukamang.

8. GKI Salatiga yang memberikan banyak keluarga dan pengalaman yang mendukung

penulis menulis judul Tugas Akhir ini.

9. Terima Kasih kepada Pdt. Olivianus Kause yang mendukung penulis mengangkat

judul TA ini serta memberikan gambaran, motivasi dan pencerahan tentang

pembangunan jemaat.

Page 7: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

vii

10. Seluruh satuan majelis dan jemaat wilayah Likwatang yang telah menjadi tempat

penelitian dan mendukung penulis dalam proses pengambilan data. Terima kasih

kepada Ibu Pdt. Serliance Damih S.Th, bapak Paulus Manima, bapak Arnolus Lema,

Ibu Mery Maoni, Mama Sofia Lema, bapak Aser Tung Selly yang telah memberikan

informasi dan data kepada penulis sebagai hasil penelitian.

11. Saudara Resky Selan yang selalu memotivasi dan setia mendengar seluruh keluh kesa

penulis selama proses penulisan tugas akhir. Terima kasih juga buat keluarga Selan di

Soe yang memberikan semangat lewat doa dan kiriman ayat Alkitab saat penulis

merasa takut mengahadapi ujian proposal dan penulisan TA.

12. Sahabat Sonya Afurai, Elsi Lema, Gita Maisina, usi Janu, usi Novi, mama Rut, dan

masih banyak orang baik yang Tuhan hadirkan dalam hidup. Tuhan kiranya

memberkati kita semua.

Penulis

Page 8: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

viii

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ................................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ..................................................................... iv

PERNYATAAN BEBAS ROYALTI DAN PUBLIKASI ................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... viii

MOTTO ................................................................................................................................ ix

ABSTRAK ............................................................................................................................ x

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................4

1.5 Metode Penelitian .............................................................................................. 4

2. Teori Pembangunan Jemaat ................................................................................... 5

2.1 Iklim .................................................................................................................... 6

2.2 Kepemimpinan ................................................................................................... 8

2.3 Struktur .............................................................................................................. 9

2.4 Tujuan ............................................................................................................... 12

2.5 Identitas...............................................................................................................12

3. Partisipasi Warga Gmit Likwatang dalam Pelayanan..........................................14

3.1 Gambaran Tempat Penelitian ......................................................................... 14

3.2 Pemahaman Bergereja dan Persembahan ..................................................... 15

3.3 Kepemimpianan dan Administrasi ................................................................. 16

3.4 Pastoral ...............................................................................................................17

3.5 Partisipasi dalam Pelayanan............................................................................ 18

4. Kajian Pembangunan Jemaat terhadap Partisipasi Warga GMIT Likwatang dalam

Pelayanan

4.1 Penyebab Kurangnya Partisipasi Jemaat dalam Pelayanan ........................ 20

5. Penutup......................................................................................................................24

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 24

5.2 Saran ................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................26

Page 9: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

ix

Motto:

-I’m nothing without God-

“Barangsiapa yang percaya kepada Dia

tidak akan dipermalukan (Roma 10:11b)”

Page 10: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

x

ABSTRAK

Gereja hidup dan berkarya di tengah dunia dengan segala perubahan yang terjadi setiap saat.

Perubahan-perubahan tersebut dapat menjadi peluang yang digunakan dengan bijaksana

untuk mewartakan kasih Yesus. Akan tetapi perubahan-perubahan itu juga dapat menjadi

tantangan tersendiri yang harus di hadapi gereja. Gereja yang hidup dan berkarya harus dapat

melakukan hal-hal yang sekiranya menjawab apa yang menjadi tugas panggilan gereja.

Dalam perjalanannya gereja mengahadapi tantangan yang datang bukan saja dari luar tetapi

dari dalam dirinya sendiri. Jemaat wilayah Likwatang menggumuli persoalan kurangnya

partisipasi jemaat dalam pelayanan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori

pembangunan jemaat untuk melihat permasalahan yang terjadi. Teori pembangunan jemaat

yang digunakan bukan saja menggambarkan gereja dengan segala persoalan dan gereja yang

diidealkan tetapi memberikan kontribusi apa yang harus dan tidak harus dilakukan oleh

gereja dalam mencapai yang diidealkan bersama. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara. Penyebab enggannya warga jemaat

Likwatang berpartisipasi dalam pelayanan sangat beragam dan tugas gereja adalah merangkul

keberagaman itu dengan segala keberadaan untuk membangun gereja ke arah yang lebih baik.

Gereja adalah milik Tuhan sehingga Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya dalam upaya

pembangunan jemaat.

Kata kunci: Jemaat Likwatang, pembangunan jemaat, partisipasi dalam pelayanan,

kepemimpinan.

Page 11: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam era globalisasi saat ini, gereja dituntut untuk melakukan hal-hal yang sekiranya

dapat memberikan kontribusi positif dalam kehidupan sosial masyarakat. Siapa gereja yang

dimaksud? seperti sebuah lagu sekolah minggu yang sering dinyanyikan:

“Aku gereja kau pun gereja, kita sama-sama gereja

Dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja.

Gereja bukanlah gedungnya dan bukan pula menaranya:

Bukalah pintunya lihat di dalamnya,

Gereja adalah orangnya”

Sangat jelas bahwa gereja yang dimaksud adalah orang-orang yang ada di dalamnya,

gereja adalah umat. Karena gereja berada dalam dunia yang terus berkembang maka

pemimpin gereja dan warga jemaat harus terus berusaha memperbaharui diri dengan

melakukan hal-hal seperti yang dicantumkan dalam tugas panggilan gereja yaitu diakonia,

koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas

panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia dan oikonomia. Setiap jemaat

GMIT harus mampu menerapkan panca tugas GMIT. Tetapi dalam pelaksanaannya gereja

mengalami berbagai hambatan yang datang baik dari pimpinan-pimpinan gereja maupun dari

warga jemaat. Dalam tulisan ini penulis ingin menganalisis beberapa hal berhubungan dengan

kendala yang dialami gereja dalam proses pelayanan khususnya partisipasi warga jemaat

dalam pelayanan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pembangunan jemaat. Pembangunan

jemaat memiliki arti yang sangat luas. Menurut Van Hooijdonk secara teologis kata

pembangunan sendiri mempunyai skala arti yang luas seperti pertumbuhan dan

perkembangan dengan maksud jemaat dapat bertumbuh dan berkembang menuju visi yang

lebih luas dan mendalam serta adanya keterbukaan (jemaat tidak eksklusif), pendalaman

secara spiritual yang artinya pendalaman spiritualitas jemaat bukan spiritualitas pribadi,

pembaharuan yang mencakup gerakan dan perubahan ke arah masa depan artinya jemaat

tidak pasif dan ketinggalan. Jemaat perlu belajar dari situasi dan kondisi perkembangan. Cita-

cita artinya jemaat dilihat sebagai cita-cita secara teologis sedangkan pembangunan adalah

upaya mendekatkan cita-cita itu dan mewujudkannya. Jemaat mempunyai arti persekutuan

orang beriman. Dari pengertian ini maka menurut Hooijdonk pembangunan jemaat adalah

Page 12: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

2

intervensi sistematis dan metodis dalam tanduk-tanduk jemaat beriman setempat.

Pembangunan jemaat menolong jemaat beriman lokal untuk - dengan bertanggung jawab

penuh berkembang menuju persekutuan iman yang mengantarai keadilan dan kasih Allah dan

yang terbuka terhadap masalah manusia dan masa kini1.

Pembangunan jemaat menawarkan beragam usaha yang dapat dilakukan oleh gereja

dalam menangani hambatan-hambatan dalam pelayanan dan menyediakan program yang

menginspirasikan harapan2. Pembangunan jemaat berarti pembangunan umat sehingga

program-program yang dibuat melibatkan umat sebagai pemain utama3. Sehingga dalam

pelaksanaannya diharapkan gereja mampu melihat setiap peluang yang ada dan dikelolah

menjadi program yang menginspirasi dan menjadi berkat. Menurut pemahaman GMIT,

pembangunan jemaat adalah salah satu upaya memperlengkapi anggota jemaat dalam

melaksanakan amanat kerasulan sehingga harus dilakukan secara terencana, sistematis,

terbuka, holistik dan terfokus pada tugas pemuridan4. Pembangunan jemaat juga berkaitan

erat dengan iman dan spiritualitas sehingga Tuhan harus dijadikan pusat dalam pembangunan

jemaat. Terkadang kenyataan dalam organisasi gereja bukan Tuhan yang dijadikan pusat

tetapi kepentingan diri sendiri, untung dan rugi dalam memberi diri untuk melayani. Teori

pembangunan jemaat akan melihat secara holistik dan memberikan kontribusi yang harus dan

tidak harus dilakukan dalam pelayanan bergereja.

Dalam penelitian ini penulis memilih jemaat GMIT wilayah Likwatang sebagai objek

pengamatan. Alasan penulis memilih jemaat wilayah Likwatang karena jemaat wilayah ini

memiliki tiga mata jemaat yaitu jemaat Lus Likwatang, Zoar Likwatang dan Koinonia

Dapitau. Masing-masing memiliki pergumulan dalam pelayanan yang tidak terlalu berbeda

jauh satu dengan yang lainnya. Pergumulan pelayanan yang dialami warga jemaat kurang

memberikan perhatian dalam pelayanan. Di jemaat Lus Likwatang partisipasi warga jemaat

dalam ibadah minggu masih sangat kurang. Warga jemaat lebih senang bekerja di rumah atau

di tempat kerja dibandingkan harus berangkat ke gereja. Selain itu dalam beberapa kasus

warga jemaat sering menolak penatua, diaken atau petugas ibadah saat hendak melaksanakan

1 Hooijdonk Van, batu-batu yang hidup pengantar ke dalam pembangunan jemaat,

(Kanisius.Yogyakarta.1996).30-31. 2Kessel, R. 6 Tempayan Air, Pokok-pokok Pembangunan jemaat, (Kanisius.Yogyakarta.1997).1.

3Sutanto Timotius, 3 dimensi keesahan gereja dalam pembangunan jemaat, (BPK Gunung

Mulia.Jakarta.2008).32. 4 Mejlis Sinode Gmit, Tata Gereja Gereja Masehi Injili di Timor (Majelis Sinode Gmit

Kupang.2010).31.

Page 13: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

3

ibadah rumah tangga, PA maupun ibadah kunci usbu. Alasan penolakan ini sangat beragam

sehingga penulis merasa ingin melihat lebih dalam lagi.

Menurut beberapa tokoh jemaat, ada faktor yang mempengaruhi permasalahan dalam

pelayanan seperti faktor ekonomi warga jemaat, selain itu warga jemaat merasa masih

memiliki beban-beban pribadi sehingga enggan untuk pergi ke gereja maupun melakukan

pelayanan-pelayanan. Ada warga jemaat yang tidak mau pergi ke gereja karena takut jika

khotbah di gereja mengungkit hal-hal pribadi mereka dan melarang mereka melakukan hal-

hal yang sudah menjadi kebiasaan mereka5. Tetapi dari pihak yang berbeda mengatakan

penyebab warga jemaat enggan berpartisipasi karena majelis kurang aktif dalam

memperhatikan jemaat6. Menurut mereka majelis seharusnya mempunyai fungsi yang besar

dalam menjalankan lima tugas panggilan GMIT khususnya diakonia. Dari sini terbaca dua

kubu dengan pendapat masing-masing dan menarik untuk diteliti. Besar harapan setelah

mengetahui faktor penyebab permasalahan ini, gereja maupun warga jemaat dapat

menjadikan sebagai evaluasi diri dan dapat dilakukan untuk memperbaharui diri dan

berproses ke arah yang lebih baik. Sehingga dalam melaksanakan panca panggilan GMIT,

gereja menjadi lebih maksimal dan hasil yang didapatkan dapat dirasakan oleh seluruh warga

jemaat tidak hanya sebatas wacana tetapi lebih kepada aksi nyata sehingga nama Tuhan

semakin dipermuliakan.

Dari latar belakang yang digambarkan maka dirumuskan masalah yang akan dikaji lebih

dalam yaitu:

• Apa saja faktor yang memengaruhi kurangnya partisipasi warga jemaat

Likwatang dalam melaksanakan pelayanan bergereja?

• Apa pemahaman majelis dan warga jemaat Likwatang tentang kehidupan

bergereja?

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah disampaikan maka tujuan dari penelitian ini

adalah

• Untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor yang memengaruhi kurangnya

partisipasi warga jemaat dalam melaksanakan pelayanan

5 SM (52 tahun) wawancara, 12 agustus 2018. 6DP (50 tahun) wawancara, 20 agustus 2018.

Page 14: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

4

• Mendeskripsikan dan menganalisa pemahaman majelis jemaat dan warga

jemaat tentang kehidupan bergereja.

Dengan demikian manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu

• digunakan dalam bidang pelayanan bergereja khususnya jemaat wilayah

Likwatang dalam menghadapi persoalan pelayanan bergereja.

• memberikan bekal bagi penulis sendiri ketika menghadapi permasalahan yang

sama dan bagaimana cara mengolahnya.

• menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam menyikapi permasalahan

pelayanan bergereja.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi subjek penelitian yang

berkaitan dengan yang akan diteliti baik itu lembaga, organisasi, individu dan lainnya. Dalam

penelitian ini yang akan menjadi subjek adalah warga jemaat wilayah Likwatang dalam

berbagai kalangan. Warga jemaat yang akan diteliti mencakup beberapa majelis jemaat,

beberapa tokoh jemaat, beberapa jemaat biasa dan pendeta setempat. Sebuah penelitian

dibutuhkan lokasi yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilaksanakan di jemaat wilayah

Likwatang yang terletak di desa Likwatang, klasis Alor Tengah Utara, kabupaten Alor-Nusa

Tenggara Timur. Alasan penulis memilih tempat ini menjadi lokasi penelitian karena

1. Jemaat ini sudah sejak lama bergumul dengan masalah pelayanan

2. Penulis sering mendengar keluhan dari jemaat kepada gereja dan sebaliknya

3. Belum pernah ada penelitian sebelumnya dijemaat ini sehingga penulis

mempunyai harapan agar tulisan ini dapat memacu semangat anak muda

Likwatang untuk mulai memperhatikan masalah-masalah setempat.

4. Penulis merupakan warga jemaat setempat sehingga mempunyai kerinduan

untuk meneliti dan dapat ikut berkontribusi dalam pelayanan bergereja.

Selanjutnya ada dua jenis data penelitian yaitu kuantitatif yang terkait erat dengan

perhitungan, angka dan stattistik. Sedangkan metode kualitatif berkaitan erat dengan

menghimpun dan menganalisa data-data naratif dengan kata berupa gagasan, sikap dan

Page 15: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

5

sebagainya yang diperoleh dengan naskah kuisioner, tabulasi ataupun wawancara7. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam metode kualitatif penulis akan

menggambarkan permasalahan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan

beberapa narasumber untuk mendapatkan hasil yang dapat dianalisa. Narasumber yang akan

diwawancarai adalah pendeta setempat, beberapa orang majelis jemaat, beberapa orang tokoh

jemaat dan beberapa orang jemaat biasa.

Adapun Sistematika dalam penulisan ini terbagi menjadi lima bagian yaitu:

1. Bagian pertama penjelasan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bagian kedua menjelaskan Landasaran teori yang berkaitan dengan partisipasi jemaat

dalam pelayanan dengan menggunakan teori pembangunan jemaat.

3. Bagian ketiga, hasil penelitian.

4. Bagian keempat berisi analisa hasil penelitian dan teori pembangunan jemaat.

5. Sedangkan bagian kelima adalah kesimpulan dan saran.

Pembangunan Jemaat Terhadap Partisipasi dalam Pelayanan

“Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang

membangunnya” (Mazmur 127:1).

Gereja hidup dan berkarya di dunia sering diibaratkan seperti perahu yang sedang

berlayar. Perahu yang membawa dan menyelamatkan umat beriman dari maut yang kekal8.

Menghadapi era dewasa ini gereja berhadapan dengan hal-hal yang bukan saja datang dari

luar tetapi juga dari dalam tubuh gereja sendiri. Hal-hal tersebut dapat menjadi penyakit bagi

gereja untuk menjalankan fungsi yang semestinya. Bahkan jemaat enggan untuk

berpartisipasi dalam pelayanan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan gereja dan apa yang

harus dilakukan agar gereja dapat mencapai yang diidealkan bersama?

Dalam tulisan ini penulis menggunakan teori pembangunan jemaat dari Jan Hendriks.

Pembangunan jemaat berusaha menemukan cara berpikir dan bertindak fungsional untuk

7Young Rebecca dan Adiprasetya Joas, Panduan penulisan karya tulis akademis untuk makalah,

skripsi, tesis dan disertasi, (Unit publikasi dan informasi Sekolah Tinggi Teologi Jakarta.Jakarta).13.

8 Y.B. Mangunwijaya. Gereja Diaspora (Kanisius.Yogyakarta.1999).148.

Page 16: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

6

menaggapi masalah yang dialami gereja dewasa ini9. Jan Hendriks menyarankan sebuah

metode lima faktor menuju jemaat vital dan menarik. Kata vital yang dimaksud artinya penuh

daya hidup serta kreatifitas sedangkan vitalisasi artinya proses menjadikan jemaat berdaya,

hidup, kreatif10. Maka jemaat yang vital dan menarik adalah jemaat yang penuh dengan daya

hidup, kretifitas dan menarik. Setiap gereja pasti punya impian akan jemaat yang vital dan

menarik tetapi apakah mungkin? Apakah bisa mencapai jemaat seperti itu? Kadang gereja

terjebak dalam situasi-situasi pesimis seperti ini. Ada dua hal yang perlu dijadikan pedoman

dalam membangun jemaat menuju jemaat yang vital dan memberikan pemahaman sebelum

mempelajari pembangunan jemaat11. Pertama pembangunan jemaat bukan karya manusia

tetapi karya Allah. “Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah tukang-tukang

bekerja”. Gereja itu milik Tuhan. Tuhan yang menghendaki pembangunan jemaat sehingga

Tuhan tidak mungkin membiarkan begitu saja. Tetapi masalahnya kadang gereja terlalu

apatis dan merasa tidak mampu melakukannya. Percaya diawal tetapi kemudian hilang

kepercayaan itu. Muhlen menamakan “atheisme praksis”. Hal inilah yang perlu kita

singkirkan dari kehidupan akal budi dalam pembangunan jemaat. Masalah yang kedua timbul

pemikiran bahwa hanya Yesus yang dapat melakukan pembangunan jemaat. Kita manusia

tidak layak jadi tidak perlu bermimpi untuk bisa melaksanakannya. Menanggapi hal ini,

Veenholf menggambarkan manusia mempunyai peran kooperatif Allah artinya manusia dan

Allah saling bekerja sama. I Korintus 3:9 mengatakan bahwa “Kami adalah kawan sekerja

Allah”. Kita adalah kooperatif dan kawan sekerja Allah.

Dalam pembangunan jemaat tidak dapat luput dari masalah-masalah yang ada dalam

jemaat itu sendiri. Misalnya masalah kepemimpinan, otoritas, konflik dan lain sebagainya.

Hal itu wajar akan ditemui tetapi jangan itu menjadi halangan untuk menghambat

pembangunan jemaat apalagi berhenti. Menurut Jan Hendriks ada lima faktor yang

mempengaruhi vitalisasi jemaat antara lain iklim, kepemimpinan, struktur, tujuan, tugas , dan

konsepsi identitas. Kelima faktor ini tidak muncul begitu saja. Gereja hidup dalam

masyarakat sehingga fakta-fakta sosial yang ada dalam masyarakat tidak menutup

kemungkinan juga bagi gereja.

9 Ferd. Heselaars Hartono. Enam Tempayan Air,(Kanisius.Yogyakarta.1997).5. 10 Jan Hendriks. Jemaat Vital dan Menarik,(Kanisius.Yogyakarta.2002).17. 11 Hendriks, Jemaat Vital, 22-25

Page 17: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

7

Iklim

Menurut kamus besar bahasa Indonesia iklim bisa diartikan suasana atau keadaan.

Bowers dan Franklin merumuskan iklim sebagai keseluruhan prosedur dan tata cara

pergaulan yang khas bagi organisasi (1997,18)12. Iklim dalam konteks gereja sebagai

kombinasi faktor-faktor yang menentukan bagaimana merasakannya sebagai bagian gereja13.

Iklim sangat penting dalam suatu organisasi karena mempengaruhi dan menentukan apakah

orang berpartisipasi dengan senang dan efektif. Organisasi menyadari bahwa manusia

merupakan milik yang paling penting dan berharga dalam organisasi dan tidak hanya

menyadari tetapi bertindak sesuai dengan penyadaran itu. Manusia yang dimaksud oleh

organisasi bukan hanya yang disebut sebagai kaum elit atau yang punya peran memimpin

melainkan manusia biasa, anggota jemaat. Sehingga iklim yang baik adalah bukan bicara

mengenai pendapat pemimpin organisasi tetapi apakah manusia biasa dalam praktek sehari-

hari mengalami bahwa kehadiran, sumbangan, dan kemampuan mereka dihargai14. Hasil

yang diperoleh harus tergantung dari anggota biasa karena merekalah yang paling

mengetahui tantangan-tantangan apa yang dihadapi organisasi dan apa yang harus dilakukan

dalam merespon tantangan-tantangan itu15. Pertanyaannya lalu apa tugas dari pemimpin?

Pemimpin bertugas mendengarkan anggota dan bersedia menolong mereka menjalankan

pekerjaan. Tugas seperti ini membutuhkan pemimpin yang mau terbuka dan sistem organisasi

yang menggunakan komunikasi dari bawah ke atas.

Iklim yang positif tidak hanya berbicara mengenai pentingnya pemahaman dan perlakuan

manusia sebagai subjek tetapi juga tentang prosedur-prosedur yang mengatur manusia

bergaul. Menurut kamus besar bahasa Indonesia prosedur artinya metode langkah demi

langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. Prosedur-prosedur itu dapat di

rincihkan menjadi empat bagian yaitu:

Proses Komunikasi

Proses komunikasi yang dimaksudkan harus benar-benar menjangkau, relevan dan

terarah. Informasi yang baik bukan saja arahan dari atas ke bawah tetapi juga

harus dari bawah ke atas.

Pengambilan keputusan

12Hendirks, Jemat Vital, 49. 13 Jims Stevens dan Ron Jenson. Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang.Yayasan Penerbit Gandum

Mas), 130. 14Hendirks. Jemat Vital.50-51. 15Hendirks. Jemat Vital.52.

Page 18: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

8

Pengambilan keputusan adalah usaha bersama oleh semua orang yang

berkepentingan sehingga tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak tertentu saja.

Perumusan Tujuan

Perumusan tujuan yang baik dan sesuai dengan iklim yang positif adalah bukan

pimpinan merumuskan tujuan baru kemudian menjabarkannya tetapi yang

ditentukan oleh organisasi yang didalamnya mencakup semua anggota.

Pengaruh anggota biasa

Bagi iklim yang baik perlu dipertanyakan apakah semua anggota bisa merasakan

mereka ikut berpengaruh terhadap jalannya organisasi atau tidak sehingga mereka

juga dapat terlibat dalam setiap konsekuensi yang terjadi.

Kepemimpinan Yang Menggairahkan

Gaya dan cara dalam memimpin sangat berdampak pada vitalisasi jemaat. Ada

kepemimpinan yang dimaksudkan sebagai fungsi. Kepemimpinan sebagai fungsi artinya

kepemimpinan tidak hanya dijalankan oleh orang yang telah diangkat untuknya tetapi kepada

orang yang menolong kelompok menjernihkan tujuan, mempunyai kharisma untuk menjaga

suasana baik, mempunyai kreativitas menemukan jalan untuk mencapai tujuan.

Pertanyaannya adalah pemimpin harus bagaimana sehingga yang dipimpin merasa

digairahkan untuk berpartisipasi dalam pelayanan?

Kepemimpinan seharusnya tidak lepas dari melayani. Sehingga kepemimpinan yang

menggairahkan adalah pemimpin yang melayani bukan yang bersifat hanya memerintah.

Pemimpin yang menggairahkan adalah yang mampu menjalankan tanggung jawab

kepemimpinannya dengan melihat manusia terkhususnya jemaat sebagai subjek sehingga

mampu memberikan ruang kepada orang lain untuk memanfaatkan kapasitas mereka. Orang

akan ingin bekerja dengan baik jika mereka senang dengan pekerjaan itu dan mengerti apa

yang mereka kerjakan. Sebagai pemimpin tugasnya adalah menolong mereka memahami apa

yang mereka lakukan sehingga perlu adanya komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik

hanya akan terjadi apabila pemimpin menganggap mereka sebagai orang yang mempunyai

informasi berharga, dapat bekerja sama dan intinya menganggap mereka sebagai subjek.

Karena itu pemimpin diharapkan mudah dapat didekati, penuh kesabaran, menaruh perhatian

maka lebih banyak bertanya daripada bercerita, sungguh mempergunakan informasi. Sifat

keterbukaan juga sangat penting karena itu pemimpin harus menghargai setiap perbedaan

yang ada sehingga pemimpin juga harus memperlihatkan sifat terima kasih atas kritik.

Page 19: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

9

Menurut Mangunwijaya seorang pemimpin tidak saja pandai memimpin rapat tetapi yang

glenak-glenik bergerak di bawah16.

Dengan demikian apa artinya pemimpin dalam suatu jemaat? jika sebagai jabatan

maka jabatan kepemimpinan itu harus dimaknai sebagai kharisma diantara kharisma-

kharisma. Karena semua orang dianugerahkan kharisma dari Tuhan maka kharisma yang satu

tidak lebih dari kharisma yang lain. Jika memimpin adalah sebuah kharisma maka hakekat

memimpin adalah melayani bukan memerintah. Pemimpin adalah pelayan seperti teladan

Yesus Kristus yang datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.

Pemimpin adalah pelayan maka tugasnya adalah memelihara jemaat supaya dekat

dengan identitasnya. Pemimpin perlu menekankan keprihatinan “apakah jemaat merupakan

persekutuan dalam mana keterkaitan dengan Tuhan dan satu sama lain sungguh-sungguh

diwujudkan bersama? apakah jemaat menyadari penugasannya bagi dunia?” Menurut Firet

memimpin dalam gereja merupakan kegiatan pastoral17. Yesus tidak menugaskan Petrus

untuk memimpin gereja tetapi menugaskannya sampai tiga kali untuk menggembalakan

domba-Nya (Yohanes 21:15-17). Dalam metafor gembala, memimpin dalam arti memberikan

perhatian penuh hati-hati dan cinta, bertemu dan dicairkan menjadi kesatuan. Kritiknya ialah

“domba-domba tidak kamu gembalakan; yang lemah tidak kamu kuatkan; yang sakit tidak

kamu obati; yang luka tidak kamu balut; yang tersesat tidak kamu bawa pulang; yang hilang

tidak kamu cari” (Yehezkiel 34:3-4).

Struktur: Relasi antar Individu dan kelompok

Struktur yang dimaksudkan disini adalah keseluruhan relasi dan hubungan antara

orang yang memegang posisi-posisi organisatoris formal dan informal, yang institusional dan

yang kurang institusional (Lammers 1983, 435)18. Struktur yang dimaksud bukan saja yang

terdapat dalam buku-buku, bagan struktur, peraturan, tata gereja dan sebagainya. Struktur

yang dimaksud juga mencakup patokan relasi yang dibedakan beberapa aspek berikut:

Relasi-relasi antara anggota-anggota individu dalam organisasi

Pieper membedakan tiga macam relasi yaitu:

Gameinschaft. Dalam relasi ini anggota mengutamakan apa yang dimiliki

bersama sedangkan yang menjadi kepentingan pribadi dinomor duakan. Relasi

16Mangunwijaya, Gereja Diaspora, 80. 17Hendirks. Jemat Vital, 84. 18Hendirks. Jemat Vital, 92.

Page 20: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

10

ini memiliki pedoman-pedoman yaitu keterbukaan (tidak ada rahasia satu

sama lain namun keterbukaan itu hanya mencakup milik bersama).

Pengorbanan (kerelaan untuk mendahului yang dimiliki bersama atas

kepentingan pribadi); Kelangsungan (relasi yang membutuhkan kontak

langsung).

Gesellschaft. Relasi ini didasarkan kepentingan diri. Tetapi relasi ini juga

mengiakan kepentingan, nilai dan martabat orang lain yang ikut dalam relasi

itu. Contohnya relasi pasar yang mana pembeli dan penjual terarah pada

kepentingan sendiri namun tetap menerima yang lain sebagai subjek. Relasi

ini juga memiliki aturan main yang dinyatakan lewat distansi/jarak yang

membawa kontak yang tidak langsung dan bahasa formal; penekanan

kepentingan sendiri tanpa menyangkal kepentingan orang lain.

Organization. Relasi ini difokuskan pada tujuan bersama, menerima fakta

bahwa setiap manusia berbeda dan mempunyai kemampuan masing-masing.

Aturan main dari relasi ini adalah relasi anatar orang seperti relasi antar

pejabat; perhatian terarah pada tujuan bersama yang ditentukan oleh

sumbangan masing-masing orang terhadap tujuan bersama.

Dalam prakteknya tiga macam relasi ini dibolehkan namun harus berjalan bersamaan.

Jika salah satu relasi dimutlakkan maka kenyataan sosial menjadi tidak stabil.

Sikap organisasi terhadap individu juga berpengaruh besar terhadap partisipasi. Heitink

(1983.452 ss) menggambarkannya dalam sebuah ilustrasi tentang pentingnya kunjungan

organisasi terhadap individu dan cara kunjungan itu diadakan. Dari penelitian yang

dilakukannya banyak orang menghargai kunjungan atas nama gereja. Perhatian jemaat

terhadap individu dalam kunjungan rumah mempunyai pengaruh positif terhadap keterlibatan

dalam jemaat. Boonstra merumuskan pentingnya kunjungan rumah karena:

1. Kunjungan rumah dapat bersifat positif untuk mereka yang dikunjungi karena

mereka merasa ada perhatian yang sungguh-sungguh bagi mereka

2. Pengalaman negatif dengan gereja dapat dibicarakan, pandangan yang kabur

tentang gereja dapat diperjelas sehingga gereja yang kurang tampil boleh dapat

tampil lagi

3. Kunjungan membuka kesempatan untuk membicarakan iman dalam suasana

pribadi.

Page 21: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

11

4. Kunjungan rumah juga memberi dampak positif bagi yang mengunjungi karena

mendapat banyak pengalaman berharga

5. Bagi jemaat keseluruhan pastorat kunjungan dapat subur juga karena kunjungan

itu membuka kemungkinan melihat jemaat lewat mata anggota marginal yang

menemukan hal manakah yang merupakan kendala bagi partisipasi orang lain.

Karena justru orang yang tidak berpastisipasi yang dapat melihat kekurangan

dengan lebih tajam.

6. Kepemimpinann mendapat kesempatan berpikir tidak hanya bertolak dari peserta

aktual tetapi juga peserta potensial.

Konklusinya bahwa perkunjungan rumah berpengaruh pisitif terhadap vitalisasi jemaat. Perlu

ditekankan bahwa meningkatkan vitalisasi jemaat bukan tujuan perkunjungan rumah tetapi

perkunjungan berefek terhadap vitalitas.

Relasi antara kelompok-kelompok dalam organisasi

Untuk mencapai jemaat yang vital, terdapat empat ciri yang penting bagi struktur

organisasi yaitu:

Sederhana, artinya bahwa struktur organisasi harus jelas untuk siapa saja yang

ada hubungan dengannya.

Desentralisasi, gagasan bahwa siapapun yang menjalankan rencana harus

terlibat juga dalam pembuatan rencana

Komunikasi tinggi, maksudnya adalah komunikasi yang luas, informal,

terbuka. Adanya relasi yang baik dan harmonis.

Datar, artinya tidak ada lapisan dalam struktur. Jarak antara pimpinan dan

anggota bukanlah jarak yang jauh sehingga memudahkan komunikasi yang

baik.

Dalam kehidupan bergereja sendiri ada dua model struktur gereja yang sering

digunakan yaitu model klasik dan model kelompok kerja. Dalam model klasik kita umumnya

mengenal tiga jabatan didalamnya yaitu pendeta, penatua dan diakon. Struktur model klasik

ini dilandaskan pada sistem. Aspek pastoral, pewartaan dan diakonot menjadi fungsi yang

penting dalam model ini. Struktur ini datar sehingga menciptakan suasana pemimpin dan

anggota mempunyai relasi yang dekat. Selain itu model kelompok kerja yang didalamnya

bukan saja dewan gereja yang melaksanakan berbagai hal-hal penting seluruh jemaat

Page 22: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

12

mempunyai tanggung jawab itu. Jemaat adalah pembawa maksud dan tujuan gereja sehingga

tugas dewan gereja adalah untuk mengkoordinir. Lalu model yang ketiga adalah struktur

model karismatis. Ciri-ciri dari model karismatis adalah Ada ruang-ruang bergerak bagi grup-

grup dan aliran-aliran, kesatuan ditekankan, rapat (rundingan) jemaat berfungsi sebagai organ

kebijakan pusat, dewan gereja mengarahkan diri secara khusus kepada finalisasi. Dengan

demikian diharapkan struktur model karismatis dapat menjawab pergumulan menuju

vitalisasi jemaat ketika dua model sebelumnya dirasa belum menjawab.

Tujuan yang menggairahkan dan Tugas yang menarik

Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian tujuan

harus jelas, konkret, bersama dan menggairahkan. Fakta yang sering terjadi adalah tujuan dari

organisasi kadang ditukar dari tujuan yang seharusnya berubah menjadi tujuan lainnya.

Anggota tidak mengetahui bahwa organisasinya sedang mengejar tujuan lain sehingga

dengan memudarnya tujuan yang seharusnya dapat berakibat terhadap vitalisasi jemaat. Hal

ini juga dapat mempengaruhi partisipasi jemaat karena untuk berpartisipasi perlu adanya

tujuan yang jelas. Sebuah organisasi juga perlu menciptakan tujuan bersama. Yang dimaksud

dengan tujuan bersama menurut William G. Ouchi ialah harus mempraktekkan pengambilan

keputusan bersama19. Pengambilan keputusan bersama sangat penting dalam vitalitas jemaat

dan jemaat mendukungnya karena mereka tahu apa yang harus mereka capai dan mereka

terlibat dalam pengambilan keputusan itu. Jemaat akan senang berpartisipasi karena tujuan

yang diambil bukan hanya merupakan tujuan organisasi tapi juga merupakan tujuan mereka

sendiri.

Sebagai gereja tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai dan harus memenuhi syarat.

Sehingga ada tugas-tugas yang harus dilakukan oleh jemaat. Tugas-tugas itu harus memenuhi

syarat dan Jan Hendriks meringkasnya dalam beberapa pertanyaan berikut: Apakah tugas

menarik? Apakah tugas terjangkau? Apakah ada hubungan antara tugas dan masalah rill?

Apakah tugas merupakan konsekuensi dari maksud gereja? Apakah karya dihargai?

Konsepsi Identitas yang menggairahkan

Setiap organisasi mempunyai identitas. Organisasi dengan identitas yang jelas akan

mempengaruhi vitalitas jemaat20. Menurut Jan Hendriks identitas adalah kekhasan dari suatu

organisasi. Identitas yang khas itulah yang akan membedakannya dari organisasi yang lain.

19Hendirks, Jemaat Vital 152. 20Hendirks, Jemat Vital,172.

Page 23: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

13

Selain itu identitas juga artinya definisi organisasi tertentu. Dengan identitas itu organisasi

dapat mengungkapkan siapa mereka? apa misi mereka dalam kultur masyarakat.

Dalam kenyataannya gereja melihat dirinya sebagai sebuah paguyuban iman yang

mengakui Kristus. Paguyuban itu ada di dunia dan mempunyai tugas memberitakan injil dari

Allah kepada semua manusia21. Tetapi bagaimana jemaat dapat memberikan kesaksian

tentang injil dan perintah Allah kalau mereka sendiri tidak mengerti apa yang mereka Imani.

Dalam jemaat identitas individual ditentukan oleh indentitas dari kelompok atau

komunitasnya sehingga sangat penting bagi adanya kejelasan tentang identitas gereja atau

komunitas iman itu. Jika yang terjadi adalah ketidakjelasan dan ketidakpastian dari identitas

gereja maka yang timbul adalah gereja menjadi hilang ciri khasnya, partisipasi berkurang22.

Sehingga menjadi gereja yang hilang arah dan tidak mempunyai daya tarik lagi.

Salah satu masalah identitas yang mucul adalah tentang pluralitas dalam konsepsi

identitas. Situasi plural dalam gereja artinya bahwa gereja berhadapan dengan konsep yang

berlawanan, anggota yang masing-masing bertindak seturut kehendak mereka. Dalam jemaat

tidak luput dari konflik tentang identitas maka pemimpin harus mempunyai keterampilan

dalam resolusi konflik. Karena kelompok-kelompok yang berkonflik cenderung

memaksimalkan yang dapat memisahkan dan meminimalkan yang dapat menyatukan atau

mengikat.

Identitas merupakan prinsip yang berlaku untuk segala masa dan pada segala

tempat23. Identitas harus mampu membangun jemaat sehingga tidak saja mengisi kebaktian-

kebaktian dengan liturgi dan khotba tetapi juga menolong orang beriman untuk saling

menceriterakan atau membagikan suka duka kehidupannya. Di era globalisasi saat ini gereja

berhadapan dengan berbagai hal yang sekiranya menjadi menghambat untuk dapat menuju

vitalitas jemaat misalnya:

Sekularisasi yang muncul sehingga banyak orang yang mulai bertanya tentang makna

segalanya

Individualism yang juga menjadi kebiasaan bagi masyarakat era modern.

Tantangan dalam masyarakat dalam segala aspek perjuangan yang harus dilakukan.

Misalnya berjuang melawan ketidaksetaraan gender, kemiskinan, SARA dan semua

itu harus dilihat dengan ketelitian.

21Hendirks, Jemat Vital,178. 22Hendirks, Jemat Vital,179. 23Hendirks, Jemat Vital, 183.

Page 24: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

14

Berhadapan dengan segala hal yang terjadi maka gereja harus teliti dalam menyikapinya.

Kenyataan yang tidak dapat dihindari bahwa gereja diperhadapkan dengan dua pertanyaan

berikut:

Siapa kita sebenarnya? Bonhoeffer mengatakan bahwa harus beriman sedemikian

rupa sehingga kita dengan hidup kita dapat bergantung padanya

Apa yang dalam masyarakat ini menjadi misi kita? Apakah kita dapat menolong

orang lain untuk menemukan makna tadi? Apakah kita dapat mengaktualisasikan inti

keberadaan sebagai jemaat ditengah masyarakat di jaman modern ini?

Jan Hendriks mengatakan bahwa akan terjadi vitalitas jika masing-masing jemaat

mengungkapkan dua pertanyaan itu. Sehingga menemukan konsepsi yang dapat

menggairahkan jemaat untuk berpartisipasi dan terus terbuka dengan penuh kesadaran.

Gambaran Tempat Penelitian

Gmit wilayah Likwatang terletak di desa Likwatang, kecamatan Alor Tengah Utara,

kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur. Jemaat ini termasuk dalam klasis Alor Tengah Utara

dan memiliki tiga mata jemaat yaitu Lus, Zoar dan Koinonia Dapitau. Jarak tempu antara

mata jemaat Lus dan Zoar satu kilo meter. Sedangkan jarak dua mata jemaat ini dengan mata

jemaat Koinonia Dapitau sekitar dua belas kilo meter. Jarak tempuh ini turut mempengaruhi

kualitas pelayanan dari majelis wilayah. Mayoritas jemaat di wilayah ini berprofesi sebagai

petani sedangkan minoritas sebagian sebagai guru, perawat, nelayan, tukang ojek dan

wiraswasta.

Jemaat wilayah Likwatang dahulu merupakan kesatuan dalam Wilayah Pelayanan

Lembur Barat yang mencakup delapan mata jemaat. Wilayah ini dimekarkan menjadi tiga

wilayah pelayanan yaitu Gerbang Indah yang mencakup tiga mata jemaat, Lulangkang yang

mencakup dua mata jemaat dan Likwatang yang mencakup tiga mata jemaat. Pemekaran

pada tahun 2006 oleh Pendeta Mesak Lonasali. Majelis wilayah yang melayani pada periode

saat ini (2014-2019) berjumlah delapan orang yaitu empat orang badan pengurus harian dan

empat orang anggota majelis wilayah. Saat ini yang memimpin sebagai ketua majelis wilayah

Likwatang adalah Pdt. Serliance Sri Damih S.Th. Sedangkan yang menjadi sekretaris

wilayah adalah Pnt. Aser Tung Sely dan bendahara wilayah Pnt. Yuliana Maoni. Pdt. Damih

sudah melayani selama dua periode di jemaat wilayah ini. Tugas dari majelis wilayah adalah

menjangkau dan melaksanakan pelayanan di tiga mata jemaat ini serta mempertanggung

jawabkan pelayanan yang sudah dilaksanakan. Pergumulan dari tiga mata jemaat ini tidak

Page 25: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

15

berbeda jauh satu dengan lainnya. Salah satu yang menjadi perhatian bersama adalah

mengenai partisipasi jemaat dalam pelayanan yang semakin kurang. Dari data lapangan

penulis menemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab kurangnya partisipasi jemaat

Likwatang dalam pelayanan yang akan diuraikan dalam tulisan ini.

Pemahaman Bergereja dan Persembahan

Kehidupan bergereja yang vital dan menarik menjadi idaman setiap orang. Setiap

orang bertindak sesuai apa yang dipahaminya demikian pula dengan kehidupan bergereja.

Umat bergereja merupakan sekumpulan orang yang memiliki pandangan atau keyakinan

sama kepada sesuatu yang mempunyai kuasa yang daripada-Nya disembah dan diagungkan

dalam seluruh kehidupannya secara kolektif sepanjang masa24. Kehidupan bergereja juga bisa

diartikan selalu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan gereja baik secara fisik maupun non

fisik melalui organisasi kategorial dan fungsional pada tingkat rayon maupun jemaat secara

individu maupun kolektif dengan beriman kepada Tuhan Yesus Sang pemilik Kehidupan25.

Sedangkan menurut Pdt. Setempat kehidupan bergereja adalah salah satu perintah Tuhan

sekaligus bukti iman karena bergereja juga berarti bersekutu dan bersatu bersama Tuhan dan

orang percaya26. Jemaat Likwatang memaknai kehidupan bergereja yang vital dan menarik

tetapi yang digambarkan dalam pemahaman mereka mengenai kehidupan bergereja belum

sepenuhnya dilaksanakan.

Tidak hanya dalam kebaktian hari minggu di gereja yang membutuhkan perhatian

bersama tetapi juga ibadah rumah tangga yang dilaksanakan setiap hari selasa, kamis dan

ibadah kunci usbu setiap hari sabtu. Ibadah yang dilaksanakan di setiap rumah tangga ini juga

mendapat hambatan. Jemaat yang menolak petugas yang hendak memimpin ibadah. Alasan

penolakan sangat beragam. Ada jemaat yang tidak dapat menerima petugas ibadah karena

mereka tidak mempunyai uang untuk diberikan sebagai persembahan27. Selain itu ada jemaat

yang masih memfokuskan diri pada kelemahan pelayan dan kehidupan pribadi pelayan yang

dianggap kurang dan tidak pantas untuk menyampaikan firman28. Kendala yang dialami

majelis dalam pelayanan menjadi pergumulan bersama. Majelis jemaat telah memberikan

inisiatif kepada jemaat yang tidak mau dilaksanakan ibadah di rumahnya karena uang kolekte

dengan mengatakan bahwa persembahan tidak hanya berupa uang tapi bisa juga dengan

24 Soleman (penatua) wawancara, 06 juni 2019. 25 Mispa Lema (penatua) wawancara, 04 juni 2019. 26Serliance Damih (pendeta wilayah) wawancara, 6 juni 2019. 27Aser Tung Sely (majelis wilayah) wawancara, 4 juni 2019. 28Paulus Manima (penatua) wawancara, 5 juni 2019.

Page 26: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

16

natura seperti ubi, jagung, pisang dan lainnya. Sejauh ini usaha itu cukup membantu karena

ada jemaat yang dapat memberikan hasil kebun mereka sebagai kolekte tetapi masih ada

jemaat yang enggan karena gengsi dan sebagainya29.

Sebagai masyarakat yang hidup di tengah perubahan dunia, jemaat juga

menginginkan adanya perubahan. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai bukti perubahan

salah satunya dalam hal penataan ruang ibadah. Jemaat merasa bosan dengan suasana ruang

ibadah yang begitu-begitu saja. Jemaat merasa bahwa setidaknya persembahan yang sudah

diberikan selama ini memberikan suatu bukti nyata yang dapat dilihat bahwa ternyata

pemberian mereka bermanfaat dan ada buktinya30. Tidak hanya itu transparansi keuangan

jemaat harus dilakukan sehingga tidak ada hal-hal negatif yang timbul dalam pembicaraan

jemaat. Gereja harus mempunyai inisiatif untuk melakukan perubahan. Mulai dari hal-hal

sederhana yang dapat dilihat oleh jemaat seperti penataan ruang ibadah. Jika jemaat melihat

bahwa ada perubahan mereka akan semakin semangat untuk berpartisipasi31. Dari hal-hal

sederhana yang terjadi ini ternyata persembahan menjadi salah satu faktor penyebab

kurangnya partisipasi jemaat dalam pelayanan.

Kepemimpinan dan Administrasi

Hal-hal yang dianggap biasa saja ternyata turut mempengaruhi partisipasi warga

jemaat dalam pelayanan. Sebagai yang dipercayakan Tuhan untuk memimpin warga jemaat

maka pemimpin harus mempunyai kualitas diri yang baik sehingga jemaat dapat meneladani

dengan baik. Tidak jarang majelis jemaat menganggap bahwa mereka hanya majelis yang

tidak terlalu punya kekuatan yang besar dalam pelayanan sehingga mereka bebas melakukan

apa saja yang pada akhirnya menghilangkan kepercayaan jemaat. Dengan hilangnya

kepercayaan jemaat kepada yang memimpin dan melayani mereka maka turut mempengaruhi

partisipasi mereka dalam pelayanan32. Majelis jemaat sebagai pemimpin harus mempunyai

spiritualitas diri yang baik sehingga dapat menjadi teladan bagi warga jemaat33

Sebagai pemimpin jemaat harus merangkul jemaat dalam segala perbedaan dan

keberadaan34. Pemimpin jemaat harus selalu siap dalam segala kemungkinan untuk tetap setia

29Aser Tung Sely (majelis wilayah) wawancara, 4 juni 2019. 30Mispa Lema (majelis jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 31Mispa Lema (majelis jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 32Mery Karmating (tokoh jemaat) wawancara, 3 juni 2019. 33 EF (tokoh jemaat) wawancara, 9 juni 2019. 34 Mery Karmating (tokoh jemaat) wawancara, 3 juni 2019.

Page 27: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

17

melayani35. Tidak saja faktor kepemimpinan yang dapat mempengaruhi partisipasi jemaat

dalam pelayanan tetapi juga faktor pengelolaan administrasi. Sistem pengelolaan administrasi

di jemaat ini belum sepenuhnya dikatakan layak. Hal-hal sederhana seperti pendataan ulang

tahun jemaat dan lainnya belum dilaksanakan sehingga gereja tidak punya data tentang warga

jemaatnya dan menentukan apa yang harus dilakukan36. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa faktor kepemimpinan dan administrasi turut mempengaruhi partisipasi jemaat

Likwatang dalam pelayanan.

Pastoral

Meskipun kita telah ada dalam era yang modern tetapi banyak dari jemaat kita yang

masih terikat dengan kekuatan supranatural. Mereka percaya kepada hal-hal yang bertolak

belakang dengan iman kepada Yesus. Hal ini tentu saja mempengaruhi partisipasi mereka

dalam pelayanan karena ketika mereka terikat dengan kekuatan supratarural seperti ilmu

hitam maka dengan sendirinya mereka tidak mempunyai kerinduan sedikitpun kepada

Tuhan37. Dalam kegiatan fisik mereka akan ikut berpartisipasi tetapi dalam ibadah mereka

enggan untuk bergabung. Keterikatan mereka dengan ilmu hitam membuat mereka ingat

kepada Tuhan hanya saat mereka ada dalam masalah atau diperhadapkan dengan tantangan

hidup. Jika ada masalah yang terjadi seperti sakit yang tidak kunjung sembuh maka mereka

memanggil majelis jemaat untuk menyelesaikannya. Biasanya jemaat yang bersangkutan

akan mengakui semua kesalahan yang telah diperbuatnya dan mau bertobat. Tetapi fakta

yang terjadi, pertobatan itu hanya sementara. Ketika mereka mengalami kesembuhan,

kepulihan maka mereka akan kembali kepada kehidupan lama. Hal ini menjadi pergumulan

bersama dan tanggung jawab gereja untuk hadir dan merangkul. Pada tahun-tahun silam

warga jemaat yang terikat dengan kekuatan supra natural bertobat dan aktif dalam pelayanan.

Hal itu terjadi karena sosok pemimpin yang setiap hari berkunjung walaupun hanya sekedar

bertamu dan tertawa bersama38. Bercermin dari pengalaman iman tersebut kegiatan pastoral

merupakan hal yang sangat penting.

Situasi mengharuskan gereja untuk terus berjuang menghadapi segala tantangan baik

internal maupun eksternal. Meskipun yang dihadapi gereja bukanlah hal yang mudah tetapi

dengan keyakinan kita percaya bahwa suatu saat nanti jemaat dapat menyadari keberadaan

35 Aser Tung Sely (majelis wilayah) wawancara, 4 juni 2019. 36 Soleman (penatua) wawancara, 8 juni 2019. 37Arnolus Lema (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 38Paulus Manima (penatua) wawancara, 5 juni 2019.

Page 28: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

18

mereka di dunia ini dan lebih sadar bahwa hidup yang ada di dunia ini hanya sementara

sehingga semakin terus melayani Tuhan39. Jemaat yang masih ada dalam ikatan dengan ilmu

hitam mengetahui dan meyakini bahwa hanya Yesus satu-satunya jalan keselamatan. Mereka

meyakini sehingga bukan berarti mereka tidak bisa kembali ke gereja. Jemaat seperti ini perlu

ditangani secara khusus. Kita hanya dapat melawan kuasa jahat itu dengan terus bergumul

kepada Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan karena itu terus bergumul, berdoa dan

jemaat itu sendiri harus mempunyai komitmen untuk mau bertobat dan berbalik kepada

Tuhan40.

Banyak hal yang dibicarakan dan disepakati dalam persidangan harus dilaksanakan

untuk menjawab kebutuhan jemaat. Kebiasaan pada umumnya hanya berbicara tetapi tidak

melakukan. Seperti halnya pastoral yang sudah dibicarakan dalam persidangkan dan hal itu

belum efektif dijalankan dengan baik. Padahal dengan adanya perkunjungan pastoral dari

pendeta dan majelis jemaat akan membuat jemaat merasa bahwa mereka diperhatikan dan apa

yang menjadi pergumulan dapat didengarkan41. Belasan bahkan puluhan tahun yang lalu

partisipasi jemaat sangat baik. Bahkan jemaat yang paling malas ke gereja menjadi aktif

melayani. Pemuda-pemudi aktif dalam pelayanan fisik maupun non fiisk. Tetapi itu semua

dapat terjadi lagi kalau ada sosok yang dapat menggerakkan seperti dahulu42. Zaman

sekarang semua orang telah menjadi pintar sehingga tidak ada yang mau diatur dan kalaupun

diatur akan sangat susah. Pemuda adalah masa depan gereja, pemuda adalah aset gereja yang

diharapkan dapat meneruskan pelayanan yang ada. Semoga pemuda-pemudi jemaat kita

dapat terpanggil memberikan masa muda mereka untuk melayani Tuhan karena pemuda

adalah masa depan gereja. Mungkin belum terwujud saat ini tetapi suatu saat nanti jemaat

Likwatang akan mengalami pertumbuhan, perubahan dan kemajuan ke arah yang lebih baik

sesuai dengan waktu Tuhan43. Jemaat dapat mengungkapkan apa yang menjadi isi hati

mereka kepada gereja tetapi mereka mengetahui cara yang harus dilakukan. Dengan demikian

kegiatan pastoral seperti perkunjungan rumah sangat penting untuk mendengar suara hati

jemaat44.

39 Sofia Lema (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 40 Arnolus Lema (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 41 Sofia Mauko (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 42 Paulus Manima (penatua) wawancara, 5 juni 2019. 43 Serliance Damih (pendeta wilayah) wawancara, 6 juni 2019. 44 Sofia Mauko (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019.

Page 29: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

19

Partisipasi Dalam Pelayanan

Partisipasi warga jemaat dalam pelayanan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu

faktor eksternal maupun internal. Jemaat wilayah Likwatang mempunyai pergumulain sendiri

mengenai kurangnya partisipasi warga jemaat dalam pelayanan. Banyak warga jemaat lebih

senang melakukan aktifitas di rumah dibandingkan harus pergi beribadah di gereja. Selagi

semua aktifitas berjalan dengan baik maka gereja seolah dilupakan45. Tetapi apabila jemaat

diperhadapkan dengan bencana, masalah atau pergumulan hidup maka mereka akan mencari

Tuhan dan datang beribadah sehingga partisipasi dalam ibadah meningkat46. Jika masalah

atau pergumulan telah berlalu maka mereka akan kembali lagi dalam kebiasaan lama. Tidak

hanya itu, partisipasi jemaat dalam ibadah dilihat juga dari siapa yang memimpin ibadah atau

membawakan firman. Masih ada jemaat yang malas ke gereja karena khotba yang dibawakan

terlalu lama sehingga mereka harus melihat dulu siapa pelayan yang memimpin ibadah

karena turut mempengaruhi kehadiran jemaat47.

Salah satu kebiasaan warga jemaat Likwatang dalam pelayanan adalah mereka akan

aktif berpartisipasi dalam pelayanan jika mereka memiliki jabatan dalam gereja. Ketika

mereka selesai mengemban tugas atau jabatan tersebut maka mereka akan malas

berpartisipasi dalam pelayanan. Banyak warga jemaat yang pada periode sebelumnya

menjadi penatua, diaken, dan lainnya tetapi saat ini menjadi seperti jemaat yang tidak

mengenal gereja dan pelayanannya. Bahkan seorang majelis jemaat pernah mengatakan

“kami yang saat ini aktif dalam pelayanan itu juga karena kami adalah majelis”. Warga

jemaat Likwatang jika diberikan tanggung jawab dalam hal mengemban jabatan tertentu

maka mereka senang berpartisipasi tetapi jika tidak memiliki tanggung jawab dalam gereja

maka mereka enggan untuk berpartisipasi.

Dari penelitian yang dilakukan ada berbagai pendapat yang dikemukakan baik dari

warga jemaat maupun majelis jemaat dan pendeta. Berdasarkan pendapat-penadapat tersebut

dan teori yang telah dipelajari, penulis merumuskan dalam dua poin sebagai analisa penyebab

kurangnya partisipasi jemaat Likwatang dalam pelayanan.

45Paulus Manima (majelis jemaat) wawancara, 5 juni 2019. 46Arnolus Lema (tokoh jemaat) wawancara, 4 juni 2019. 47Mery Karmating (tokoh jemaat) wawancara, 3 juni 2019.

Page 30: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

20

Penyebab Kurangnya Partisipasi Jemaat dalam Pelayanan

Poin pertama berkaitan dengan warga jemaat sehingga langkah awal yang harus

dipahami adalah jemaat belum memiliki pemahaman pentingnya melayani sebagai ungkapan

syukur. Melayani hanya dipahami sebagai “jika kita melayani maka Tuhan akan berbuat baik

kepada kita, jika kita hadir dalam ibadah di gereja maka Tuhan akan melepaskan kita dari

masalah”. Kesadaran tentang konsep melayani ini harus disampaikan kepada warga jemaat.

Menurut Jan Hendriks, iklim sangat penting dalam suatu organisasi karena mempengaruhi

dan menentukan apakah orang berpartisipasi dengan senang dan efektif. Gereja menyadari

bahwa manusia merupakan milik yang paling penting dan berharga dalam gereja dan tidak

hanya menyadari tetapi bertindak sesuai dengan penyadaran itu48. Jemaat yang kurang

berpartisipasi dalam pelayanan atau yang hadir dalam ibadah karena ada yang ingin dicapai

bisa saja belum memahami arti kasih Allah yang sebenarnya. Gereja mempunyai tugas untuk

hadir dan memberikan pemahaman kepada warga jemaat yang masih mempunyai pemikiran

demikian. Seperti yang tercantum dalam lima tugas panggilan GMIT yaitu diakonia,

koinonia, marturia, liturgia dan oikonomia. Jika yang terjadi adalah ketidakjelasan dan

ketidakpastian dari identitas gereja maka yang timbul adalah gereja menjadi hilang ciri

khasnya, partisipasi berkurang49. Gereja tidak saja hadir dan memberikan pemahaman kepada

warga jemaat tetapi membantu mereka untuk menemukan identitas mereka yang sebenarnya.

Identitas bahwa mereka merupakan bagian dari gereja dan menumbuhkan rasa bahwa mereka

juga dibutuhkan dalam pelayanan serta mempunyai peran yang besar terhadap masa depan

gereja.

Pemimpin perlu menekankan keprihatinan “apakah jemaat merupakan persekutuan

dalam mana keterkaitan dengan Tuhan dan satu sama lain sungguh-sungguh diwujudkan

bersama? apakah jemaat menyadari penugasannya bagi dunia?” Menurut Firet memimpin

dalam gereja merupakan kegiatan pastoral50. Apabila jemaat mempunyai pemahaman yang

baik tentang melayani adalah sebuah ungkapan syukur maka mereka dapat memberikan diri

dengan sukacita dalam pelayanan. Tidak perlu dipaksa mereka akan senang berpartisipasi.

Hal ini turut berpengaruh dalam masalah jemaat tentang penolakan petugas ibadah dalam

memimpin ibadah rumah tangga. Jemaat menolak petugas ibadah dengan alasan tidak

mempunyai uang untuk persembahan dan masih melihat kesalahan dan kekurangan dari

48 Hendriks, Jemaat Vital, 48. 49 Hendirks. Jemat Vital 179. 50 Hendirks. Jemat Vital.84

Page 31: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

21

pemimpin ibadah. Jika jemaat mempunyai pemahaman bahwa melayani adalah bentuk

ungkapan syukur maka masalah uang persembahan dapat dimaknai dalam hal yang berbeda.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu tokoh jemaat bahwa umumnya jemaat yang sering

menolak petugas ibadah adalah mereka yang berasal dari keluarga yang tidak mempunyai

kerelaan hati dalam memberi baik itu dalam lingkup bermasyarakat maupun bergereja51.

Alasan tidak mempunyai uang untuk diberikan sebagai persembahan hanyalah membalikan

fakta bahwa mereka sedang sibuk dan tidak ingin dilaksanakan ibadah di rumah mereka. Jika

saja jemaat benar-benar memahami keberadaan diri mereka bahwa hidup mereka adalah

persembahan yang hidup sehingga harus disyukuri dan bahwa Tuhan tidak menuntut harus

diberikan uang sebanyak mungkin. Sebagaimana firman-Nya mengatakan bahwa Tuhan

melihat hati sehingga kerelaan hati dalam menjalankan ibadah itulah yang paling penting

bukan berapa banyak uang yang diberikan sebagai persembahan. Selain itu pandangan warga

jemaat yang melihat kekurangan dan kelemahan dari pemimpin ibadah membuktikan bahwa

mereka tidak berfokus pada firman yang disampaikan, artinya kerinduan untuk datang pada

Tuhan dan mensyukuri segala yang telah Tuhan berikan belum dimiliki.

Ada tiga model relasi yang di tawarkan oleh Pieper yaitu Gemeinschaft, dalam relasi

ini anggota mengutamakan apa yang dimiliki bersama sedangkan yang menjadi kepentingan

pribadi dinomor duakan. Relasi ini memiliki pedoman-pedoman yaitu keterbukaan (tidak ada

rahasia satu sama lain namun keterbukaan itu hanya mencakup milik bersama). Relasi

berikutnya adalah Gesellschaft. Relasi ini didasarkan kepentingan diri. Tetapi relasi ini juga

mengiakan kepentingan, nilai dan martabat orang lain yang ikut dalam relasi itu. Penekanan

kepentingan sendiri tanpa menyangkal kepentingan orang lain. Dan relasi Organization yang

difokuskan pada tujuan bersama, menerima fakta bahwa setiap manusia berbeda dan

mempunyai kemampuan masing-masing. Aturan main dari relasi ini adalah relasi antar orang

seperti relasi antar pejabat yang mana perhatian terarah pada tujuan bersama yang ditentukan

oleh sumbangan masing-masing orang terhadap tujuan bersama52. Ketiga tipe relasi ini perlu

dimiliki warga jemaat dalam menyikapi pelayanan sesuai dengan konteks masing-masing.

Dari data lapangan yang diperoleh warga jemaat dan majelis belum mempunyai relasi yang

baik. Relasi buruk tersebutlah yang mempengaruhi jemaat menolak dan tidak menerima

petugas ibadah di rumah mereka. Jika relasi organization diterapkan dengan baik bahwa yang

diperhatikan adalah tujuan bersama yaitu bersyukur dan melayani Tuhan bukan kekuarangan

51Arnolus Lema (tokoh jemaat) wawancara, 03 juni 2019. 52Hendriks, jemaat vital, 101.

Page 32: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

22

dan kelemahan masing-masing. Kemudian kondisi jemaat berkaitan dengan transparansi

keuangan dan pengelolaan administrasi gereja perlu menerapkan tipe relasi Gameinschaft dan

organization. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan dalam pelayanan

bergereja.

Menurut Jan Hendriks gaya dan cara dalam memimpin sangat berdampak pada

vitalisasi jemaat. Ada kepemimpinan yang dimaksudkan sebagai fungsi. Kepemimpinan

sebagai fungsi artinya kepemimpinan tidak hanya dijalankan oleh orang yang telah diangkat

untuknya tetapi kepada orang yang menolong kelompok menjernihkan tujuan, yang

mempunyai kharisma untuk menjaga suasana baik, mempunyai kreativitas untuk menemukan

jalan untuk mencapai tujuan53.

Poin kedua berkaitan dengan pimpinan gereja sehingga yang harus dipahami tentang

kurangnya partisipasi warga GMIT Likwatang dalam pelayanan adalah pemahaman dari

majelis jemaat tentang siapa mereka dan apa yang harus mereka lakukan. Jan Hendriks

mengungkapkan “Orang akan ingin bekerja dengan baik jika mereka senang dengan

pekerjaan itu dan mengerti apa yang mereka kerjakan”54. Hal ini berarti majelis jemaat yang

termasuk kepemimpinan sebagai fungsi perlu memiliki pemahaman apa yang harus dan tidak

harus mereka lakukan. Sebelum memulai pelayanan majelis jemaat GMIT Likwatang

diberikan pembekalan tentang tugas mereka baik sebagai penatua maupun diaken. Tetapi

dalam proses pelayanan tidak dilaksanakan evaluasi untuk meninjau hal-hal apa yang harus

dan tidak harus dilakukan dalam pelayanan. Sebagai gereja tentu memiliki tujuan yang ingin

dicapai dan harus memenuhi syarat. Sehingga ada tugas-tugas yang harus dilakukan. Tugas-

tugas itu harus memenuhi syarat dan Jan Hendriks meringkasnya dalam beberapa pertanyaan

berikut: Apakah tugas menarik? Apakah tugas terjangkau? Apakah ada hubungan antara

tugas dan masalah rill? Apakah tugas merupakan konsekuensi dari maksud gereja? Apakah

karya dihargai?55 Pertanyaan-pertanyaan ini perlu diajukan dalam evalusiasi pelayanan dan

bagaimanapun dalam sebuah organisasi evaluasi program atau kegiatan perlu dilakukan. Hal

ini untuk meninjau apa yang harus dan tidak harus dilakukan dalam pelayanan selanjutnya.

Hal kedua yang perlu diperhatikan oleh majelis berkaitan dengan jemaat yang tidak

berpartisipasi karena masih terikat dengan kekuatan supranatural atau masih terlibat dalam

ilmu hitam. Hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak tetapi keterlibatan pemimpin gereja

untuk menanggapi sangat penting. Hal seperti ini tidak bisa hanya dibiarkan begitu saja. Jika

53 Hendriks, jemaat vital, 47. 54 Hendriks, jemaat Vital, 150. 55 Hendriks, jemaat vital, 170-171.

Page 33: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

23

memang benar-benar menginginkan adanya perubahan dalam pelayanan jemaat maka

pemimpin harus bekerja keras. Dahulu beberapa jemaat yang terikat dengan kekuatan

supranatural bertobat dan aktif dalam pelayanan bahkan memberikan kesaksian dalam ibadah

lewat puji-pujian. Hal itu terjadi karena pendekatan dari pemimpin. Pemimpin harus ingat

bahwa ia memegang tanggung jawab gembala seperti yang dikatakan dalam Yohanes 21:15-

1756. Tanggung jawab itu harus dimaknai dengan baik bahwa ada domba yang tersesat dan

harus dicari untuk kembali kepada kawanan yang lain. Maksudnya adalah Tuhan

mempercayakan jemaatnya karena itu kepercayaan dari Tuhan harus dimaknai sebagai

sesuatu yang kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Tuhan.

Dari hal-hal yang disampaikan disini ada satu yang sangat penting yaitu kegiatan

pastoral. Kegiatan pastoral yang dimaksudkan bukan harus bersifat formal yang

diprogramkan tetapi berupa perkunjungan kecil-kecilan hanya untuk sekedar bertamu yang

dilakukan oleh pemimpin gereja. Hal ini menjadi kerinduan dari warga jemaat Likwatang.

Kehadiran sosok pemimpin ditengah kehidupan mereka, yang peduli dengan mereka,

mengenal mereka tidak saja saat mereka hadir di gereja tetapi dalam pergumulan kehidupan

sehari-hari menjadi pergumulan warga jemaat. Hal ini tentunya harus menjadi refleksi bagi

pemimpin gereja sejauh mana mereka menjangkau jemaat dalam segala keberadaannya.

Sikap organisasi terhadap individu juga berpengaruh besar terhadap partisipasi. Perhatian

jemaat terhadap individu dalam kunjungan rumah mempunyai pengaruh positif terhadap

keterlibatan dalam jemaat. Boonstra merumuskan pentingnya kunjungan rumah karena

Kunjungan rumah bersifat positif untuk mereka yang dikunjungi karena mereka merasa ada

perhatian yang sungguh-sungguh bagi mereka dan pengalaman negatif dengan gereja dapat

dibicarakan, pandangan yang kabur tentang gereja dapat diperjelas sehingga gereja yang

kurang tampil boleh dapat tampil lagi. Selanjutnya Kunjungan membuka kesempatan untuk

membicarakan iman dalam suasana pribadi. Kunjungan rumah juga memberi dampak positif

bagi yang mengunjungi karena mendapat banyak pengalaman berharga. Kunjungan itu

membuka kemungkinan melihat jemaat lewat mata anggota marginal yang menemukan hal

manakah yang merupakan kendala bagi partisipasi orang lain. Karena justru orang yang tidak

berpastisipasi yang dapat melihat kekurangan dengan lebih tajam. Kepemimpinann mendapat

kesempatan berpikir tidak hanya bertolak dari peserta aktual tetapi juga peserta potensial57.

56 Hendriks, jemaat vital, 85. 57Hendriks, jemaat vital, 107-108.

Page 34: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

24

Gereja perlu memperhatikan hal ini bahwa perkunjungan rumah bukan sesuatu hal formal

yang harus mengikuti perintah sidang. Perkunjungan rumah dapat dilakukan hanya untuk

sekedar memberikan selamat ulang tahun bagi jemaat yang berulang tahun, atau turut

bersedih dengan jemaat yang sedang dirawat di rumah karena sakit. Tetapi bagaimana

mengetahui ulang tahun jemaat kalau data jemaat tidak tersedia. Karena itu pengelolaan

administrasi menjadi sesuatu hal yang penting dilakukan.

Masalah besar dalam pembangunan jemaat adalah menganggap bahwa masalah

terlalu berat untuk dihadapi. Umat bergereja adalah milik kepunyaan Tuhan. Tuhan tidak

akan membiarkan para pemimpin gereja berjalan sendiri dan tidak akan membiarkan usaha

yang mereka lakukan untuk kebaikan menjadi gagal. Warga jemaat sendiri mempunyai

keyakinan bahwa suatu saat nanti jemaat wilayah Likwatang dapat berubah ke arah yang

lebih baik. Suatu saat nanti jemaat yang tidak aktif dalam pelayanan akan berkontribusi

dengan sukacita. Jika warga jemaat telah menaruh keyakinan demikian maka sebagai

pemimpin gereja harus termotivasi untuk melaksanakan pembangunan jemaat demi

kemuliaan nama Tuhan.

Kesimpulan

Dari data lapangan, teori dan analisa penulis menyimpulkan bahwa untuk

meningkatkan partispasi jemaat dalam pelayanan tidak hanya usaha salah satu pihak

melainkan kedua pihak. Pihak-pihak yang dimaksud adalah warga jemaat dan pemimpin

gereja. Kerja sama yang baik dapat mempengaruhi partisipasi dalam pelayanan. Pemimpin

gereja sebagai penggerak perlu merangkul jemaat dalam segala keberadaannya. Gereja hidup

dan berkembang sehingga perubahan sangat diperlukan. Tugas bagi gereja adalah mampu

beradaptasi dengan perkembangan global tetapi juga mampu menyaring yang bermanfaat

untuk pembangunan jemaat.

Warga jemaat sebagai umat bergereja perlu memahami identitas dirinya. Pemahaman

umat bergereja yang sudah dimaknai perlu diwujud nyatakan dalam praktek kehidupan

bergereja. Hal ini tentu membutuhkan perhatian penuh warga jemaat sebagai umat yang

dipanggil untuk menyadari identitasnya dan bersikap sesuai penyadaraan itu. Perlu dimaknai

bahwa hidup adalah kesempatan untuk melayani dan menjadi berkat sehingga kesempatan

harus di fungsikan sebaik mungkin selagi masih diperkenankan Tuhan untuk hidup di dunia.

Perkunjungan Pastoral merupakan hal yang sangat penting. Dari perkunjungan ini

gereja akan mengetahui dan mendengar serta merasakan apa yang selama ini dirasakan oleh

Page 35: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

25

warga jemaatnya. Perasaan kagum, kecewa, syukur dan marah dari warga jemaat kepada

gereja tidak lagi menjadi sebuah kepahitan yang dipendam sendiri tetapi dapat didiskusikan

bersama untuk mencari jalan keluar yang terbaik. Salah satu yang dapat membantu hal ini

dapat terjadi adalah jika pengelolaan administrasi dalam gereja berjalan dengan baik. Sistem

organisasi dan administrasi berperan penting dalam mengatur hal tersebut sehingga

dibutuhkan sumber daya manusia yang baik untuk mengelolanya. Jika administrasi dikelola

dengan baik dapat memberikan sumbangan positif dalam meningkatkan partisipasi warga

jemaat karena jemaat senang dengan hal-hal yang baru dan kreatif.

Saran:

Kepada gereja:

Gereja perlu melakukan perkunjungan rumah kepada warga jemaat sebagai salah

satu tugas dan kewajiban. Perkunjungan rumah juga harus dimaknai sebagai salah

satu bentuk pastoral. Yesus terlebih dahulu telah memberi teladan waktu ia

berkunjung ke rumah Zakheus. Jika Yesus telah melakukan maka gereja perlu

melanjutkan. Perkunjungan rumah tidak harus terikat dengan sebuah sistem yang

mengatur tetapi lebih kepada relasi yang terjalin dengan kasih dan rasa memiliki.

Gereja perlu memperhatikan pengelolaan administrasi dan keuangan yang ada

sehingga dapat berfungsi dengan baik. Transparansi keuangan perlu terus

ditunjukan kepada jemaat sehingga antara majelis dan jemaat tercipta rasa percaya

dan tidak menimbulkan kecurigaan yang merugikan kedua pihak. Sumber daya

manusia dalam pengelolaan administrasi dan keuangan gereja juga menjadi hal

yang perlu diperhatikan bersama.

Setiap pemimpin kategorial lebih kreatif dan inovatif dalam membuat program

sehingga program tersebut dapat menjawab apa yang menjadi kebutuhan jemaat

sesuai perkembangan jaman. Jemaat merasa tertaris dan senang berpartisipasi

dalam kegiatan yang kreatif dan menarik. Gereja tidak saja terus memperhatikan

sistem organisasinya tetapi mengusahakan hal-hal yang dapat menciptakan rasa

senang dalam warga jemaat untuk berpatisipasi dalam pelayanan.

Page 36: KAJIAN PEMBANGUNAN JEMAAT TERHADAP ......koinonia dan marturia. Gereja Masehi Injili di Timor sendiri mempunyai lima tugas panggilan GMIT yakni diakonia, koinonia, marturia, liturgia

26

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Chang, W. 2014. Metodologi Penulisan Ilmiah. Erlangga

Gibbs, Eddie. 2010. Kepemimpinan gereja masa mendatang : membentuk dan memperbarui

kepemimpinan yang mampu bertahan dalam zaman yang berubah. Jakarta, Gunung Mulia.

Hendriks, Jan. 2002. Jemaat Vital dan Menarik. Yogyakarta, Kanisius.

Hooijdonk,V. 1996. Batu-batu yang hidup, Pengantar ke dalam Pembangunan Jemaat.

Yogyakarta, Kanisius

Kessel, R. 1997. Enam Tempayan Air, Pokok-pokok Pembangunan Jemaat. Yogyakarta,

Kanisius.

Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor. Tata Gereja Masehi injili di Timor.

Mangunwijaya, Y.B. 1999. Gereja Diaspora, Yogyakarta, Kanisius

Steven, Jim dan Jenson, Ron. 1981. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang. Yayasan

Penerbit Gandum Mas.

Suntanto, T. 2008. Tiga dimensi Ke Esahan Pembangunan Jemaat. Jakarta, Gunung Mulia.

Young, R dan Adiprasetya J. Panduan penulisan karya tulis akademis untuk makalah,

skripsi, tesis dan disertasi. Jakarta, Unit publikasi dan informasi Sekolah Tinggi Teologi

Jakarta.

Skripsi dan Jurnal

Hetharie, Izaac. 1990. Suatu Analisa tentang Motivasi Memberi Persembahan. Skripsi.

Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Karinda, Samuel. 1991. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tingkat kehadiran Warga

Terhadap kebaktian Minggu. Skripsi. Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana.

Kantohe, Angelly Christisya. (2017). Menemukan Makna Ibadah: Pemahaman Warga Jemaat

GPIB “Sola Fide” Muara Badak terhadap Makna Ibadah.

http://repository.uksw.edu/handle/12345678 9/13465.

Ludji, Irene. (2009). Ekklesiologi dan Konsep Pelayanan Holistik. Theologia : Jurnal

Teologi Interdisipliner. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3289.

Tampake, T.(2009). Ecclesia via contemplativa vs ecclesia via active. Theologia : Jurnal

Teologi Interdisipliner. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3261.