kajian investasi: dampak sertifikasi global terhadap earning per share dan harga saham

Download KAJIAN INVESTASI: DAMPAK SERTIFIKASI GLOBAL TERHADAP EARNING PER SHARE DAN HARGA SAHAM

If you can't read please download the document

Upload: nanda-trio-santoso

Post on 16-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Contoh PKM Artikel Ilmiah Lolos dikti Bidang Ekonomi

TRANSCRIPT

  • 1

    USULAN PROGRAM KRE ATIVITAS MAHASISWA

    KAJIAN INVESTASI: DAMPAK SERTIFIKASI GLOBAL TERHADAP

    EARNING PER SHARE DAN HARGA SAHAM

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM -ARTIKEL ILMIAH

    Diusulkan Oleh:

    Nanda Trio Santoso (11430194 Tahun Angkatan 2011)

    Bimantara Sakti Susanto (12420275 Tahun Angkatan 2012)

    Ayu Prahesti (12430138 Tahun Angkatan 2012)

    UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

    SURABAYA

    2014

  • 2

    ii

  • 1

    KAJIAN INVESTASI: DAMPAK SERTIFIKASI GLOBAL TERHADAP

    EARNING PER SHARE DAN HARGA SAHAM

    Nanda Trio Santoso1), Bimantara Sakti Susanto2), Ayu Prahesti3)

    1)Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

    [email protected] 2)Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

    [email protected] 3)Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

    [email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini menganalisis dampak sertifikasi International Organization For

    Standardization (ISO) untuk meningkatkan Laba per saham (EPS ) dan harga pasar saham

    di Bursa Efek. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai

    berikut: Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menghasilkan barang atau jasa

    kepada masyarakat umum dan telah bersertifikasi ISO antara 2000-2012. Dari 53

    perusahaan yang bersertifikat ISO, hanya 31 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan EPS dan harga saham sebelum dan

    sesudah sertifikasi ISO 9001 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini membuktikan bahwa

    ada kenaikan EPS dan kenaikan harga saham setelah sertifikasi ISO 9001

    Keywords : Sertifikasi ISO, Earning Per Share, Harga Saham.

    Abstract

    This study analyzed the impact of certification of International Organization For

    Standardization (ISO) to increase earnings per share and stock price. This study used

    purposive sampling with the following criteria: companies listed on Indonesia stock

    exchange, produce goods or services to the general public and has been certified ISO

    between 2000-2012. of 53 companies that are ISO, only 31 companies that meet the criteria

    sample. The results of paired sample t-test indicate that there is a rise in earnings per share

    (EPS) and stock price after the ISO 9001 certification.

    Keywords: Certification of ISO, Earning Per Share, Stock Price

    1. PENDAHULUAN

    International Organization for

    Satandardization (ISO) merupakan badan yang

    mengembangkan standardisasi global yang

    bertujuan untuk menghilangkan hambatan-

    hambatan yang mungkin muncul saat terjadinya

    perdagangan dunia. ISO telah mempublikasikan

    salah satu standar global yang diterapkan di

    berbagai bidang di banyak negara yaitu ISO

    9001 (Sistem Manajemen Mutu/SMM).

    (http:www.iso.org). Indonesia sebagai bagian

    dari anggota World Trade Organization (WTO),

    memposisikan perusahaan-perusahaan di

    Indonesia ikut serta mengadopsi standar global

    ISO seri 9001(http://ekonomi.kompasiana.com).

    Saat ini penggunaan sertifikasi ISO 9000

    bagi perusahaan tidak hanya digunakan sebagai

    sebuah tren atau mode, tetapi digunakan sebagai

    persyaratan umum untuk menjalankan bisnis

    yang baik (Yann, 1998). Kelompok standar ISO

    9000 dikembangkan untuk membantu

    organisasi dalam menerapkan dan

    mengoperasikan sistem manajemen mutu yang

    efektif. Dimana pencapaian sasaran mutu akan

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 2

    berdampak positif pada mutu produk, efektivitas

    operasional, kinerja keuangan, dan kepuasan

    pelanggan serta keyakinan pihak berkepentingan

    (SNI 9000: 2008 No 2.5).

    Perusahaan tidak bisa dilepaskan dengan

    peranan pasar modal. Pasar modal merupakan

    sarana perusahaan untuk meningkatkan

    kebutuhan dana jangka panjang dengan cara

    menjual saham atau obligasi (Jogiyanto, 2003).

    Pendirian pasar modal atau yang dikenal di

    Indonesia sebagai Bursa Efek Indonesia

    berfungsi membantu pemerintah dalam

    mendorong perkembangan pembangunan,

    kegiatan investasi, menciptakan kesempatan

    kerja dan menggerakkan perekonomian suatu

    negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi

    beban negara.

    Untuk bisa mendapatkan kebutuhan

    modal dari investor di pasar modal. Warsono

    (2008) menyatakan bahwa, kinerja suatu pasar

    modal ditentukan oleh berbagai macam faktor

    yang pada umumnya berpengaruh terhadap

    kinerja pasar modal secara simultan. Salah satu

    faktor itu adalah kondisi fundamental

    perusahaan-perusahaan yang beroperasi.

    Indikator yang digunakan pada umumnya

    berbasis kinerja keuangan, salah satunya yang

    digunakan adalah earning per share yang

    digunakan sebagai ukuran profitabilitas

    perusahaan yang menjadi dasar penetapan tujuan

    perusahaan dan juga sebagai dasar pertimbangan

    calon investor dalam mengambil keputusan.

    Suatu perusahaan atau industri dengan kinerja

    keuangan yang baik, maka akan direspon oleh

    pasar dengan baik pula. Bentuk respon pasar ini

    berupa kenaikan harga sekuritas yang

    diperdagangkan di pasar modal. Jika seluruh

    perusahaan yang sekuritas-sekuritasnya

    diperdagangkan di pasar modal mempunyai

    fundamental yang baik, maka kondisi pasar

    modalnya juga akan membaik dan juga

    sebaliknya.

    Penerimaan Sertifikat ISO oleh

    perusahaan diharapkan akan memberikan sinyal

    bagi para investor bahwa perusahaan telah

    menjalankan manajemen kualitas yang unggul

    dan ada harapan bahwa kinerja perusahaan akan

    meningkat di masa datang. Kandungan

    informasi yang disampaikan di dalam annual

    report setiap perusahaan dimaksudkan untuk

    melihat reaksi pasar dari suatu pengumuman.

    Jika suatu pengumuman mengandung informasi,

    maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman

    pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh

    pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya

    perubahan harga saham di pasar modal.

    Oleh karena itu, penelitian ini merupakan

    penelitian yang penting karena dapat mengetahui

    apakah penerapan sertifikasi global

    (International Organization for Standardization)

    akan meningkatkan earning per share dan harga

    saham di pasar modal Indonesia atau Bursa Efek

    Indonesia. Hal ini karena manfaat yang

    diberikan ISO 9001 saat ini masih tetap

    diperdebatkan, meskipun ada berbagai

    penelitian internasional maupun nasional yang

    menjelaskan keberhasilan penerapan sistem

    manajemen mutu ISO 9001. Hal ini disebabkan

    sebagian besar studi hanya meneliti dampak dari

    sertifikasi ISO pada pengukuran kinerja yang

  • 3

    dinilai sendiri (self-rated performance measure)

    seperti kepuasan pelanggan, produktivitas dan

    kualitas produk. Penelitian ini dilakukan

    terhadap perusahaan yang menghasilkan barang

    atau jasa konsumsi untuk masyarakat umum dan

    perusahaan tersebut telah bersertifikat ISO jenis

    ISO 9001 (Quality Manajemen System) antara

    tahun 2000-2012 serta terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI).

    Hubungan ISO 9001 dengan Earning Per Share

    dan Harga Saham

    Kajian yang dapat digunakan untuk

    menjelasan hubungan implementasi sertifikasi

    ISO terhadap earning per share dan harga saham

    adalah penelitian Hansen dan Mowen (2003)

    dalam Cendrawati dan Haryanto (2011) yang

    menyatakan bahwa, quality improvement can

    increase profitability in two ways: (1) by

    increasing customer demand and (2) by

    decreasing costs. Penjelasan lengkapnya adalah

    kualitas produk yang tinggi dapat memuaskan

    pelanggan, sehingga akan meningkatkan

    permintaan pelanggan dan memperluas pangsa

    pasar, yang pada akhirnya meningkatkan

    pendapatan. Sementara itu, peningkatan mutu

    sistem produksi akan mengurangi biaya operasi

    melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas.

    Dampak positif dari peningkatan kualitas

    muncul dalam bentuk efek domino. Gitlow et al.

    (2005), menyebut hal ini sebagai the chain

    reaction of quality. Dalam konsep tersebut,

    peningkatan kualitas operasi akan menyebabkan

    peningkatan produktivitas dan efisiensi yang

    dapat menciptakan economies of scale dan

    mengurangi biaya produk per unit, sehingga

    memungkinkan pengurangan harga. Selain itu,

    peningkatan kualitas operasi juga akan

    menyebabkan peningkatan kualitas produk dan

    pengurangan produk cacat yang kemudian dapat

    meningkatkan kepuasan konsumen, sehingga

    akhirnya tercapai peningkatan permintaan dan

    pangsa pasar serta peningkatan posisi dalam

    persaingan. Selanjutnya, perusahaan akan

    memperoleh peningkatan laba jangka panjang

    dan kemampuan untuk going concern,

    pelanggan memperoleh produk bermutu tinggi

    dengan harga terjangkau, pegawai memperoleh

    kepuasan kerja, pemasok dapat

    mempertahankan bisnisnya dan investor

    memperoleh pengembalian yang tinggi. Dengan

    demikian, semua pihak pemangku kepentingan

    dapat diuntungkan oleh peningkatan kualitas.

    Dampak positif di atas baru dapat terealisasi

    apabila sistem mutu ISO 9001 dapat

    diimplementasikan secara efektif untuk

    meningkatkan kualitas sistem operasi.

    Walaupun manfaat tersebut tidak dapat tercapai,

    perusahaan masih dapat memperoleh

    keuntungan dari kepemilikan sertifikat ISO 9001

    sebagai quality badge. Menurut Heras et al.

    (2002a), pemilikan quality badge akan menarik

    pelanggan, sehingga dapat meningkatkan

    profitabilitas melalui peningkatan volume

    penjualan. Penelitian Heras et al. (2002a)

    menemukan, bahwa perusahaan bersertifikat

    ISO memiliki Return on Assets (ROA) yang

    lebih tinggi daripada perusahaan tidak

    bersertifikat ISO. Dalam penelitian lebih lanjut,

    Heras et al. (2002b) menemukan bahwa,

  • 4

    perusahaan bersertifikat ISO memiliki ROA

    yang lebih tinggi daripada perusahaan tidak

    bersertifikat ISO, namun perusahaan

    bersertifikat ISO tersebut menunjukkan tingkat

    kinerja yang sama sebelum dan sesudah

    registrasi, sehingga disimpulkan bahwa

    sertifikasi ISO 9000 tidak berpengaruh terhadap

    kinerja, namun tampak seolah berpengaruh

    karena perusahaan dengan kinerja unggul

    memang lebih cenderung memperoleh sertifikat.

    Penelitian Sharma (2005) yang

    menggunakan ukuran profit margin, sales

    growth dan earnings per share (EPS)

    menunjukan hasil yang lebih positif. Penelitian

    tersebut menemukan bahwa, kinerja perusahaan

    bersertifikat ISO lebih tinggi daripada

    perusahaan tidak bersertifikat ISO. Di samping

    itu, kinerja perusahaan setelah sertifikasi ISO

    lebih tinggi daripada kinerja sebelum sertifikasi.

    Selain kajian tersebut, terdapat beberapa

    penilitan lain yang dapat menjelaskan hubungan

    pemanfaatan sertifikasi ISO 9001 terhadap

    kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian

    Lamport et al. (2010) yang dilakukan terhadap

    perusahaan yang bersetifikat ISO 9000 dan yang

    tidak bersertifikat ISO di Mauritius,

    menunjukkan hasil bahwa status sertifikasi

    berdampak positif terhadap earning per share.

    Hasil penelitian lain yang membuktikan dampak

    positif terhadap penerapan sertifikasi ISO antara

    lain adalah penelitian: (a) Corbett et al. (2002)

    untuk perusahaan-perusahaan di USA, (b)

    Bayati dan Taghavi (2007) untuk perusahaan

    yang beroperasi di Teheran dan (c) Costa dan

    Lorente (2007) untuk perusahaan di Spanyol.

    Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009)

    terhadap perusahaan bersertifikasi ISO di Bursa

    Efek Indonesia menunjukkan hasil bahwa ada

    reaksi pasar terhadap sertifikasi ISO pada dua

    tahun sebelum dan dua tahun sesudah ISO.

    Selain itu, pasar juga bereaksi pada dua tahun

    sebelum ISO dan pada tahun ISO. Hasil

    penelitianya juga menunjukkan bahwa terdapat

    perbedaan yang signifikan pada kinerja saham

    untuk perusahaan ISO dan perusahaan non ISO.

    Dengan adanya peningkatan kondisi di

    dalam internal perusahaan pengguna sertifikasi

    Sistem Jaminan Mutu (ISO 9001), akan

    berdampak terhadap peningkatan kinerja

    keuangan perusahaan, sehingga mempengaruhi

    tingkat penjualan yang berimplikasi terhadap

    pembagian earning per share. Selain itu,

    pemberitahuan (pengumuman) penggunaan

    sertifikasi ISO kepada calon investor (corporate

    acion) di pasar modal diharapkan mampu

    memberi keyakinan akan kondisi bisnis

    perusahaan yang baik, sehingga akan

    meningkatkan keinginan investor untuk

    membeli saham dan meningkatkan harga saham

    perusahaan tersebut. Berdasarkan landasan teori

    dan hasil penelitian yang relevan,

    dapat diajukan dua hipotesis sebagai berikut:

    H1: Terdapat perbedaan earning pershare

    (EPS) sebelum dan sesudah

    perolehan sertifikat ISO 9001 pada

    perusahaan penghasil barang atau jasa

    konsumsi untuk masyarakat umum yang

    terdaftar di BEI

    H2: Terdapat perbedaan harga saham

    sebelum dan sesudah perolehan sertifikat

  • 5

    ISO 9001 pada perusahaan penghasil

    barang atau jasa konsumsi untuk

    masyarakat umum yang terdaftar di BEI.

    Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan manfaat bagi beberapa pihak

    berikut ini:

    a. Bagi Investor

    Hasil penelitian ini dapat memberikan

    keyakinan bagi investor dalam menilai

    perusahaan yang telah menerapkan sistem

    jaminan mutu yang lebih baik, yang

    selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan dalam menginvestasikan

    dananya di Bursa Efek Indonesia.

    b. Bagi Perusahaan

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

    acuan untuk memaksimalkan kinerja

    keuangan perusahaan yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain itu,

    dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan perusahaan lain yang belum

    mendapatkan sertifikat ISO untuk

    mendapatkan sertifikat ISO.

    c. Bagi Pemerintah

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

    dasar kebijakan pemerintah untuk membuat

    aturan yang melindungi dan

    menguntungkan baik bagi konsumen

    maupun investor melalui sertifikat ISO.

    2. TUJUAN

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui dampak sertifikat ISO seri 9001

    pada kinerja keuangan yang berupa earning per

    share dan harga saham dari perusahaan

    penghasil barang atau jasa konsumsi untuk

    masyarakat umum yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI).

    3. METODE

    Populasi dan Sampel

    Populasi yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah seluruh perusahaan penghasil barang

    atau jasa konsumsi untuk masyarakat umum

    yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Perusahaan yang bergerak di bisnis konsumsi

    masyarakat umum dipilih karena merupakan

    perusahaan yang akan bersaing di pasar bebas,

    sehingga konsumen sebagai penentu akhir

    terhadap pembelian barang atau penggunaan jasa,

    menjadi hal yang paling diperhatikan konsumen.

    Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam

    penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu

    memilih sampel yang bisa memenuhi tujuan

    penelitian sesuai dengan kriteria yang telah

    ditentukan (Cooper & Schindler, 2001). Kriteria

    yang digunakan adalah perusahaan telah

    bersertifikat ISO jenis ISO 9001 (Quality

    Manajemen System) antara tahun 2000-2012 dan

    mempunyai data lengkap tentang earning per

    share dan harga saham.

    Ada 53 perusahaan penghasil barang atau

    jasa konsumsi untuk masyarakat umum yang

    telah bersertifikat ISO 9001 antara tahun 2000-

    2012, namun 22 perusahaan tidak mempunyai

    data lengkap, contohnya perusahaan SIMP

    mendapatkan sertifikat ISO 9001 sejak tahun

    2008, namun perusahaan tersebut baru listing

    (terdaftar) di BEI tahun 2011, sehingga tidak ada

    data EPS dan harga saham sebelum tahun ISO

  • 6

    (sebelum tahun 2008). Dengan demikian,

    perusahaan SIMP tidak diambil sebagai sampel

    penelitian. Pada akhirnya, ukuran sampel dalam

    penelitian ini sebanyak 31 perusahaan (53 22

    perusahaan). Berikut ini daftar nama perusahaan

    yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan

    tahun mendapatkan sertifikat ISO 9001: BISI

    (2010), AALI (2007), LSIP (2008), SMAR

    (2002), IIKP (2012), INTP (2011), SMCB

    (2009), SMGR (2011), SOBI (2007), APLI

    (2007), BRNA (2009), FPNI (2005), TRST

    (2010), YPAS (2009), JPFA (2012), MAIN

    (2012), ADES (2009), DLTA (2007), INDF

    (2008), MYOR (2010), STTP (2009), KAEF

    (2008), KLBF (2004), PYFA (2005), MRAT

    (2009), BLTA (2006), HITS (2004), TRAM

    (2008), WINS (2010), ZBRA (2012) dan ACES

    (2011).

    Definisi Operasional Variabel

    Variabel bebas yaitu variabel yang

    mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas

    dalam penelitian ini adalah sertifikat ISO 9001.

    Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

    dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam

    penelitian ini, variabel terikat adalah earning per

    share (EPS) dan Harga Saham. Variabel-

    variabel tersebut sesuai dengan tujuan penelitian

    yang ingin mengetahui dampak sertifikat ISO

    9001 terhadap peningkatan EPS dan harga

    saham.

    Variabel earning per share diukur dari:

    laba bersih setelah bunga dan pajak dibagi

    jumlah saham beredar. Variabel harga saham

    diukur dari nilai saham yang diperjual belikan di

    Bursa Efek Indonesia .

    Data EPS diambil 1 tahun sebelum dan 1

    tahun sesudah mendapatkan sertifikat ISO 9001,

    contohnya BISI mendapatkan sertifikat ISO

    9001 pada tahun 2010, maka EPS sebelum ISO

    adalah EPS tahun 2009 dan EPS sesudah ISO

    adalah EPS tahun 2011. Sedangkan data harga

    saham adalah data rerata harga saham bulan

    februari dan maret untuk data harga saham

    sebelum ISO dan rerata harga saham bulan april

    dan mei untuk data harga saham sesudah ISO.

    Diambilnya data pada bulan-bulan tersebut

    karena laporan keuangan tahunan (annual report)

    perusahaan yang memuat informasi tentang

    diterimanya sertifikat ISO oleh perusahaan,

    biasanya diumumkan akhir maret atau awal april.

    Contoh pengambilan data harga saham pada

    perusahaan BISI yang mendapatkan sertifikat

    ISO 9001 pada tahun 2010, maka data harga

    saham sebelum ISO adalah rerata harga saham

    bulan februari dan maret tahun 2010 dan data

    harga saham sesudah ISO adalah rerata harga

    saham bulan april dan mei tahun 2010.

    Teknik Pengambilan Data

    Data dalam penelitian ini yaitu

    menggunakan data sekunder yang bersumber

    dari pihak eksternal. Data sekunder yaitu data

    penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

    langsung melalui perantara atau dicatat oleh

    pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut: data

    tanggal pengumuman sertifikasi ISO seri 9001

    antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2012.

  • 7

    Data tersebut diperoleh dari publikasi di surat

    kabar, website perusahaan terkait dan annual

    report perusahaan terkait. Data perusahaan

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari IDX fact

    book untuk periode tahun 2000 sampai dengan

    tahun 2012. Data laporan keuangan auditan dan

    informasi harga saham perusahaan diperoleh

    dari ICMD (Indonesian Capital Market

    Directory), publikasi laporan keuangan di media

    massa dan website Indonesia Stock Exchange

    (www.idx.co.id).

    Teknik Analisis

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji

    hipotesis dampak sertifikat ISO 9001 terhadap

    peningkatan EPS dan harga saham. Oleh karena

    itu, uji statistik yang dipakai adalah paired

    sample t test (uji t untuk sampel berpasangan).

    Paired sample t test digunakan untuk menguji 2

    sampel berpasangan apakah mempunyai rerata

    yang berbeda. Sampel berpasangan adalah

    sampel dengan subyek sama, namun mengalami

    perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

    Biasanya uji berpasangan juga dikatakan sebagai

    uji sebelum dan sesudah. Oleh karena itu, jumlah

    data sebelum dan sesudah perlakuan harus sama.

    Perlakuan tersebut adalah sertifikat ISO 9001.

    Pengujian hipotesis meliputi:

    a. Menentukan hipotesis statistik

    Ho1: Tidak ada perbedaan earning per

    share (EPS) sebelum dan sesudah

    bersertifikasi ISO.

    Ha1: Ada perbedaan earning per share

    (EPS) sebelum dan sesudah

    bersertifikasi ISO.

    Ho2: Tidak ada perbedaan Harga Saham

    sebelum dan sesudah bersertifikasi

    ISO.

    Ha2: Ada perbedaan Harga Saham

    sebelum dan sesudah bersertifikasi

    ISO.

    b.

    tingkat signifikansi hasil pengolahan data.

    c. Melakukan uji-t dua sampel yang

    berpasangan terhadap earning per share

    satu tahun sebelum dan sesudah

    pengumuman perolehan sertifikat ISO dan

    uji-t dua sampel berpasangan terhdap Harga

    Saham 2 bulan sebelum pengumuman

    perolehan sertifikat ISO dan 2 bulan setelah

    pengumuman perolehan sertifikat ISO.

    d. Pengolahan data yang diperoleh diolah

    menggunakan program SPSS seri 16,0

    dengan metode paired sample t-test.

    4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Uji Hipotesis

    Berdasarkan hasil pengolahan data dari

    perusahaan, diketahui rerata earning per share

    (EPS) dan harga saham sebelum dan sesudah

    mendapatkan sertifikat ISO 9001. Selain itu,

    diketahui juga hasil uji hipotesis menggunakan

    paired sample t test.

    http://www.idx.co.id/
  • 8

    Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis

    Sumber: data diolah

    Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat

    kenaikan kinerja keuangan perusahaan yang

    berupa EPS dan harga saham sesudah menerima

    sertifikat ISO 9001. Rerata earning per share

    sesudah perusahaan bersertifikat ISO 9001

    meningkat dari Rp 163,99 menjadi Rp 403,45

    dengan signifikansi sebesar 0,039 (lebih kecil

    dari 0,05). Dengan demikian Ho1 ditolak dan

    Ha1 diterima. Hal itu berarti hipotesis 1

    diterima , terdapat perbedaan earning pershare

    (EPS) sebelum dan sesudah perolehan sertifikat

    ISO 9001 pada perusahaan penghasil barang

    atau jasa konsumsi untuk masyarakat umum

    yang terdaftar di BEI.

    Rerata harga saham sesudah perusahaan

    bersertifikat ISO 9001 juga meningkat dari Rp

    5.433,07 menjadi Rp 6.243,87 dengan

    signifikansi sebesar 0,012 (lebih kecil dari 0,05).

    Dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2 diterima.

    Hal itu berarti hipotesis 2 diterima, terdapat

    perbedaan harga saham sebelum dan sesudah

    perolehan sertifikat ISO 9001 pada

    perusahaan penghasil barang atau jasa konsumsi

    untuk masyarakat umum yang terdaftar di BEI.

    Pembahasan

    Hasil uji hipotesis 1 menunjukkan bahwa

    EPS sesudah ISO 9001 meningkat secara

    signifikan dibandingkan EPS sebelum ISO 9001.

    Hasil penelitian ini, sesuai dengan penelitian

    sebelumnya yaitu penelitian Sharma (2005) yang

    menggunakan ukuran profit margin, sales

    growth, dan earnings per share (EPS) juga

    menunjukan hasil yang lebih positif setelah ISO.

    Hal itu berarti, kinerja keuangan perusahaan

    setelah sertifikasi ISO lebih tinggi daripada

    kinerja keuangan sebelum sertifikasi.

    Peningkatan tersebut karena meningkatnya

    efisiensi operasi. Sertifikasi ISO juga berdampak

    positif terhadap earning per share terhadap

    perusahaan yang bersertifikat ISO 9000 di

    Mauritius (Lamport et al., 2010).

    Hasil uji hipotesis 2 menunjukkan bahwa

    harga saham sesudah ISO 9001 meningkat

    secara signifikan dibandingkan harga saham

    sebelum ISO 9001. Hasil penelitian ini, sesuai

    dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian

    yang dilakukan oleh Sari (2009). Hasil penelitian

    Sari (2009) terhadap perusahaan bersertifikasi

    ISO di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil

    bahwa, ada reaksi pasar terhadap sertifikasi ISO

    KETERANGAN SEBELUM ISO SESUDAH ISO SIGNIFIKANSI

    UJI T

    EPS 163,99 403,45 0,039

    Std. Dev. EPS 649,70 977,73

    Harga Saham 5.433,07 6.243,87 0,012

    Std. Dev. Harga saham 8.787,16 10.234,04

  • 9

    dan ada perbedaan yang signifikan pada kinerja

    saham untuk perusahaan ISO dan perusahaan

    non ISO.

    Hasil penelitian ini, juga mendukung

    pendapat Nasution (2001), bahwa sertifikasi ISO

    akan berdampak melalui jalur pasar, yakni

    perusahaan dapat memperbaiki posisi

    persaingannya, sehingga pangsa pasarnya

    semakin besar dan harga jualnya dapat lebih

    tinggi. Hal ini mengarah pada meningkatnya

    penghasilan, sehingga laba yang diperoleh

    semakin besar. Potensi peningkatan laba

    perusahaan terutama dalam bentuk EPS,

    menunjukkan faktor fundamental (internal)

    perusahaan yang bagus. Dengan demikian,

    saham perusahaan tersebut akan diminati

    investor, yang berarti meningkatnya permintaan

    saham dan pada akhirnya akan meningkatkan

    harga saham ketika permintaan (demand) saham

    perusahaan tersebut tinggi.

    5. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis dan sintesis,

    dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

    a. Sertifikasi ISO mampu meningkatkan

    earning per share bagi perusahaan yang

    menghasilkan barang atau jasa yang

    digunakan masyarakat pada umumnya.

    Dengan kata lain, ISO 9001 mampu

    meningkatkan kinerja keuangan terutama

    laba perusahaan perlembar saham.

    b. Sertifikasi ISO juga mampu meningkatkan

    harga saham bagi perusahaan yang

    menghasilkan barang atau jasa yang

    digunakan masyarakat pada umumnya dan

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan

    kata lain, investor memiliki ketertarikan

    untuk melakukan pembelian saham pada

    perusahaan yang memiliki sertifikasi ISO

    9001 dan pada akhirnya berdampak pada

    peningkatan harga saham. Jika harga saham

    tersebut terus meningkat, maka pemegang

    saham akan mendapat kesempatan untuk

    memperoleh keuntungan investasi saham

    berupa capital gain.

    c. Penelitian ini membuktikan bahwa sistem

    implementasi sertifikasi global (International

    Organization for Standardization) dapat

    meningkatkan earning per share dan harga

    saham di Pasar Modal Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bayati, A. & Taghavi, A. 2007. The impacts of

    acquiring ISO 9000 certification on the

    performance of SMEs in Tehran, The

    TQM Magazine, 19 (2): 60-65.

    Cendrawati & Melinda, H. 2011, Analisis

    pengaruh sertifikasi ISO 9000 terhadap

    rasio return on investments perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek.

    Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 13(3): 211

    228.

    Cooper, D. R. & Schindler, P. S. 2001. Business

    Research Methods. Seventh Edition.

    New York: Mc Graw-Hill.

    Corbett, C.J., Montes, K. & Gil. 2002. Does ISO

    9000 pay?, ISO Management systems

    Special Report, Juli-Agustus.

    Costa, M.M. & Lorente, A.R.M. 2007. A triple

    analysis of ISO 9000 effects on company

  • 10

    performance. International Journal of

    Productivity and Performance

    Management, Vol. 56 Iss: 5/6: 484 - 499

    Gitlow, H. S., Oppenheim, A.V. & Oppenheim,

    R. 2005. Quality Management. Third

    edition. New York: McGraw Hill/Irwin

    Heras, I., Dick, G. P. M. & Casadesus, M. 2002a.

    ISO 9000 certification and the bottom

    line: a comparative study of the

    profitability of Basque region

    Companies. Managerial Auditing Journal,

    17: 72-78.

    on sales and profitability: a longitudinal

    analysis of performance before and after

    accreditation. The International Journal

    of Quality & Reliability Management, 19

    (6): 774 791.

    (http://www.iso.org/iso/home/about/the_iso_sto

    ry.htm). Diakses tanggal 16 Februari

    2014

    (http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2

    011/01/24). Diakses tanggal 12 Februari

    2014

    Jogiyanto, H.M. 2003. Teori Portofolio dan

    Analisis Investasi. Edisi 3. Yogyakarta:

    BPFE.

    Lamport, M. Seetanah, B., Conhyedass, P. &

    Sannassee, R.V. 2010. The association

    between ISO 9000 certification and

    financial performance International.

    Research Symposium in Service

    Management, Le Meridien Hotel,

    Mauritius 24-27 August 2010, ISSN

    1694-0938

    Sari, A. R. 2009. Analisis kinerja keuangan dan

    kinerja saham perusahaan bersetifikat ISO

    (Studi Empiris Pada Perusahaan di Bursa

    Efek Indonesia). Jurusan Akuntansi. UNS.

    http://eprints.uns.ac.id. Diakses tanggal

    13 Februari 2014

    Sharma, D. S. 2005. The association between

    ISO 9000 certification and financial

    performance. The International Journal of

    Accounting, 40: 151 172.

    SNI 9000:2008 Sistem Manajemen Mutu

    Dasar- dasar Kosakata. Badan

    Standarisasi Nasional

    SNI 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu

    Persyaratan. Badan Standarisasi Nasional

    Warsono. 2008. Kontribusi pasar modal

    terhadap perekonomian Indonesia.

    Economics Bulletin Usahawan, XXXVII

    (4).

    Yann, C.J. 1998. Performance evaluation of ISO

    9000 registered companies in Taiwan. The

    TQM Magazine, 10 (2): 132-138.

    http://www.iso.org/iso/home/about/the_iso_story.htmhttp://www.iso.org/iso/home/about/the_iso_story.htmhttp://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/01/24)http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/01/24)http://eprints.uns.ac.id/
  • 11

  • 12

  • 13

  • 14