kajian arsitektur terhadap perumahan elit di web viewdalam mengatasi masalah transportasi ada...

39
KATA PENGANTAR Pertama – tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya didalam memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis guna menyelesaikan makalah kapita selekta ini. Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan akademis pada mata kuliah Kapita Selekta pada tahun ajaran 2011/ 2012, program studi S-1 (strata satu) untuk Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Sains dan Teknologi T.D. Pardede, Medan. Adapun topik dari makalah ini adalah“Arsitektur Perilaku”dengan judul “Analisa Perilaku pada Bangunan Perumahan Kompleks”. Laporan ini tersusun dari kumpulan data-data yang penulis dapatkan dari hasil studi literatur, studi banding, studi kasus dan observasi di lapangan. Laporan ini merupakan observasi atau hasil survei tiga perumahan elit di Kota Medan. Penulis juga telah banyak mendapat masukan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi., selaku Dosen Pembimbing. 2. Seluruh teman, rekan dan pihak yang telah membantu memberikan bahan referensi, fasilitas, dukungan yang sangat berarti dalam menyelesaikan laporan ini. 1

Upload: phungkhanh

Post on 30-Jan-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

KATA PENGANTAR

Pertama – tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmat-Nya didalam memberi kesehatan dan kekuatan kepada penulis guna

menyelesaikan makalah kapita selekta ini.

Penyusunan makalah ini diajukan oleh penulis dalam rangka memenuhi persyaratan

akademis pada mata kuliah Kapita Selekta pada tahun ajaran 2011/ 2012, program studi S-1

(strata satu) untuk Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Sains dan Teknologi T.D. Pardede, Medan.

Adapun topik dari makalah ini adalah“Arsitektur Perilaku”dengan judul “Analisa

Perilaku pada Bangunan Perumahan Kompleks”.

Laporan ini tersusun dari kumpulan data-data yang penulis dapatkan dari hasil studi

literatur, studi banding, studi kasus dan observasi di lapangan. Laporan ini merupakan

observasi atau hasil survei tiga perumahan elit di Kota Medan.

Penulis juga telah banyak mendapat masukan, bimbingan serta bantuan dari

berbagai pihak dalam menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Yuanita FD. Sidabutar, ST, MSi., selaku Dosen Pembimbing.

2. Seluruh teman, rekan dan pihak yang telah membantu memberikan bahan referensi,

fasilitas, dukungan yang sangat berarti dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu segala

saran, kritik serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi perbaikan di

masa mendatang.

Pada akhirnya, penulis berharap agar laporan ini dapat berguna bagi pembaca dan

dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu arsitektur nantinya.

Medan, April 2012

Penulis

1

Page 2: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar setiap

manusia.Pembangunan perumahan di perkotaan sekarang ini juga boleh dikatakan

sangat pesat.Perumahan dalam perkotaan saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan

baik ditinjau dari kebutuhan rumah saat ini maupun kebutuhan rumah akan datang.

Kebutuhan akan Perumahan Kota dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu :

Jumlah dan kepadatan penduduk

Jumlah rumah layak huni

Luas kota

Sosial ekonomi penduduk

Dalam pembangunan perumahan terdapat 3 kelas yaitu :

1. Perumahan untuk golongan bawah

2. Perumahan untuk golongan menengah

3. Perumahan untuk golongan atas

Kesemua pembangunan perumahan ini mempunyai target tersendiri dalam

pemenuhan kebutuhannya. Pemerintah sendiri juga menargetkan agar perumahan

yang ada saat ini dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.

Di antara ke 3 golongan perumahan yang dibangun, perumahan untuk

golongan atas atau perumahan elite belum terlalu marak pelaksanaannya.

Perumahan elite ini pastinya memiliki keunggulan - keunggulan sehingga dikatakan

elite.Baik dari segi kawasan, fasilitas, sarana dan prasarana serta lingkungan hidup

yang tercipta harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan perumahan elite

ini.

2

Page 3: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana system pembuangan sampah yang dilakukan terhadap kompleks

perumahan sehingga kebersihan tetap terjaga.

Bagaimana penataan parkir di dalam kompleks perumahan

Apakah bangunan pada bangunan kompleks telah memenuhi persyaratan gsb

Observasi terhadap estetika pada perumahan kompleks

I.3. BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini menyangkut penelitian bidang kompleks perumahan. Masalah

yang terkait dengan ekonomi, konfigurasi ruang publik, kualitas estetika ruang

sekitar publik tidak dibahas dalam penelitian ini. Sedangkan variabel yang dibahas

menyangkut:

Masalah parkir, sampah, gsb dan estetika pada perumahan kompleks

I.4. MANFAAT PENELITIAN

Pendekatan-pendekatan dalam penyelesaian masalah pada perancangan

dilakukan dengan berbeagai cara diantaranya:

Pengumpulan data

a. Studi lapangan

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya dengan

mengobservasi lapangan secara langsung baik dengan wawancara maupun

dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

b. Studi literatur

Cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan meneliti buku-buku,

majalah maupun dari internet untuk melengkapi data masukan yang

dibutuhkan mengingat data yang diperlukan tidak hanya sebatas data dari

lapangan.

c. Bimbingan langsung dengan dosen pembimbing

Cara yang digunakan untuk mendapat arahan dari dosen pembimbing dengan

cara mengasistensi keseluruhan isi dari hasil laporan untuk diberikan

masukan-masukan serta koreksi atas masalah yang ada untuk

3

Page 4: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

penyempurnaan hasil laporan ini, berupa menganalisis keseluruhan data

yang diperoleh untuk mengetahui kekurangan, kelebihan serta

pemecahannya.

I.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari Kajian terhadap Perumahan Elit ini adalah:

Mengetahui bagaimana system pembuangan sampah pada bangunan kompleks

sehingga tettap terjaga kebersihannya.

Mengetahui penataan parkir pada bangunan kompleks.

Mengetahui persyaratan gsb dan pelaksanaannya dalam kompleks perumahan.

Mengobservasi perumahan kompleks dari segi estetika.

I.6. KERANGKA BERPIKIR

I.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Pada penelitian kali ini sistematika penulisannya adalah:

BAB I, Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang permasalahan yang berisi

tentang suatu kajian arsitektur terhadap Analisa Perilaku pada Bangunan

Perumahan Kompleks di kota Medan.

4

LATAR BELAKANG MASALAH

IDENTIFIKASI MASALAH

DATA

ANALISA

KESIMPULAN DAN SARAN

FEEDBACK

Page 5: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

BAB II, Kajian Teori, berisi tentang kajian literatur yang akan dipakai dalam penelitian

ini, lingkup kajian teori ini meliputi pengertian judul itu sendiri, perancang

kota, dan perumahan dan permukiman yang akan dipergunakan untuk

pemahaman.

BAB III,Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode yang akan dipakai pada

penelitian kali ini. Tujuan utama adalah dengan diperolehnya pemahaman

menyeluruh tentang suatu fenomena yang diteliti dengan pendekatan

menyeluruh.

BAB IV,Deskripsi Objek Penelitian, berisi tentang Analisa Perilaku pada Bangunan

Perumahan Kompleks di Cemara Asri dan Graha Helvetia untuk objek

penelitian.

BAB V, Pembahasan Penelitian, berisi tentang Analisa Perilaku pada Bangunan

Perumahan Kompleks di Cemara Asri dan Graha Helvetia Analisa ini membahas

tentang pengolahan hasil uji responden serta variabel-variabel yang diangkat

dari Kajian teori dengan menggunakan metode penelitian.

BAB VI,Kesimpulan dan Saran, menjelaskan tentang kesimpulan akhir dari penelitian

tentang kajian arsitektur terhadap Analisa Perilaku pada Bangunan Perumahan

Kompleks, yang kemudian diikuti dengan memberikan saran.

5

Page 6: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. PENGERTIAN JUDUL

PENGERTIAN PERILAKU

Tingkah laku adalah perbuatan-perbuatan manusia, baik yang kasat indera (overt behavior),

yaitu semua tingkah laku yang bisa ditangkap langsung dengan indera seperti melempar,

memukul, merokok, makan, dsb. maupun yang tidak kasat indera (covert behavior), yaitu

tingkah laku yang tidak bisa ditangkap langsung oleh indera seperti motivasi, sikap, berfikir,

beremosi, minat,dsb.

Perilaku tidak bisa terlepas hubungannya dengan psikologi. Psikologi atau yang dikenal

sebagai ilmu jiwa merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dituntut untuk menghendaki

obyek yang bisa diamati, dicatat, dan diukur.

Perilaku tidak bisa terlepas hubungannya dengan psikologi. Psikologi atau yang dikenal

sebagai ilmu jiwa merupakan suatu ilmu pengetahuan yang dituntut untuk menghendaki

obyek yang bisa diamati, dicatat, dan diukur.

Kaitan perilaku dengan desain arsitektur ( sebagai lingkungan fisik) yaitu bahwa desain

arsitektur dapat menjadi fasilitator terjadinya perilaku atau sebaliknya sebagai penghalang

terjadinya perilaku

PENGERTIAN BANGUNAN

Bangunan biasanya dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya, jalan, sarana telekomunikasi. Umumnya sebuah peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari teknik teknik bangunan maupun sarana dan prasarana yang dibuat ataupun ditinggalkan oleh manusia dalam perjalanan sejarahnya.

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan atau yang menunjang dalam membuat suatu bangunan. Perkembangan Ilmu pengetahuan tidak terlepas dari hal tersebut seperti halnya arsitektur, teknik sipil yang berkaitan dengan bangunan. Bahkan penggunaan trigonometri dalam

6

Page 7: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

matematika juga berkaitan dengan bangunan yang diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun Piramida. Bahkan pada masa sekarang, bangunan bangunan berupa gedung tinggi dianggap merupakan ciri kemajuan peradaban manusia.

Pada awalnya manusia hanya memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai sarana dan prasarana ataupun infrastruktur dalam kehidupannya. Seperti halnya memanfaatkan gua sebagai tempat tinggal. Kemudian memanfaatkan apa yang ada di alam sebagai bahan-bahan untuk membuat infrastruktur seperti halnya batu, tanah dan kayu. Kemudian setelah ditemukan bahan bahan tambang yang dapat digunakan untuk membuat alat atau benda yang menunjang sebuah bangunan seperti halnya barang logam dan mengolah bahan bahan alam seperti mengolah batuan kapur, pasir dan tanah. Dalam perkembangannya, manusia membuat bahan bahan bangunan dari hasil industri atau buatan manusia yang bahan-bahannya bakunya diambil dari alam.

PENGERTIAN PERUMAHAN

Menurut beberapa ahli, pengertian perumahan adalah:

a. Perumahan merupakan tempat tiap individu yang ada saling berinteraksi dan

mempengaruhi satu sama lain serta memiliki sense of belonging atas lingkungan

tempat tinggalnya. (Abrams, 1964 : 7)

b. Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memiliki kaitan

yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti perumahan di suatu

lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik masyarakat yang tinggal di

perumahan tersebut. (Pedoman Perencanaan Lingkungan Perumahan, 1983 : 24)

c. Perumahan dapat diartikan sebagai suatu cerminan dan pengejawantahan dari

diri pribadi manusia, baik secara perorangan maupun dalam suatu kesatuan dan

kebersamaan dengan lingkungan alamnya dan dapat juga mencerminkan taraf

hidup, kesejahteraan, kepribadian, dan peradaban manusia penghuninya,

masyarakat ataupun suatu bangsa. (Yudhohusodo, 1991: 1)

d. Perumahan ialah bangunan atau bagiannya, termasuk halaman dan jalan keluar

masuk yang dianggap perlu yang dipergunakan oleh seseorang, perusahaan, atau

7

Page 8: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

badan-badan lain untuk tempat tinggal dan atau keperluan lain. (BAB I Ketentuan

Umum Pasal 1 ayat a, Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 1963 tentang

Hubungan Sewa Menyewa Perumahan dalam Hamzah, 2000 : 90)

e. Soedarsono, staf Ahli Menteri Negara Perumahan Rakyat Bidang Hukum

mengemukakan, jika suatu daerah telah tumbuh dan berkembang, rumah-rumah

sebagai suatu proses bermukim, yaitu kehadiran manusia dalam menciptakan

ruang dalam lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya dinamakan perumahan.

Jadi, dapat dikatakan bahwa perumahan adalah kumpulan rumah-rumah sebagai

tempat bermukim manusia dalam melangsungkan kehidupannya. (Ridho, 2001 :

18)

FUNGSI PERUMAHAN

Adapun fungsi dari perumahan itu sendiri adalah:

a. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana

lingkungan. (UU No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman)

b. Pemakaian atau penggunaan perumahan adalah sah apabila ada persetujuan

pemilik dengan mengutamakan fungsi perumahan bagi kesejahteraan

masyarakat. (Pasal 7 Ayat (1) UU No. 1 Tahun 1964 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti UU No. 6 Tahun 1962 Tentang Pokok-Pokok Perumahan).

PENGERTIAN KOMPLEKS

Himpunan kesatuan; kelompok: -- perumahan rakyat

TERMINOLOGI JUDUL

Analisa Arsitektur Perilaku Pada Kompleks Perumahan

1. ESTETIKA

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang

membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana sesorang bisa

8

Page 9: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang

mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen

dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Secara etimologi kata, estetika berasal dari bahasa yunani yang dibaca aisthetike.

Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gotthlieb Baumgarten pada 1735 untuk

pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Pada masa kini estetika bisa berarti 3hal, yaitu:

1. Studi mengenai fenomena estetis

2. Studi mengenai fenomena persepsi

3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu

karya, namun perubahan pola pikir dalam masyrakat akan turut mempengaruhi penilaian

terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Prancis, keindahan berarti

kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti

kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa marakny de Stijl di

Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan

kemampuan mengabstraksi benda.

Perkembangan lebih lanjut menyadarkan bahwa keindahan tidak selalu memiliki

rumusan tertentu. Ia berkembang sesuai peneriman masyarkat terhadap ide yang

dimunculkan oleh pembuat karya. Karena itulah selalu dikenal dua hal dalam penilaian

keindahan, yaitu The Beauty, suatu karya yang memang diakui banyak pihak memenuhi

standar keindahan dan The Ugly, suatu karya yang sama sekali tidak memenuhi standar

keindahan dan oleh masyarakat banyak dinilai buruk, namun jika dipandang dari banyak hal

ternyata memperlihatkan keindahan.

Keindahan seharusnya sudah dinilai begitu karya seni pertama kali dibuat, namun ruusan

keindahan pertama kali yang terdokumentasi adalah oleh filsuf Plato yang menentukan

keindahan dari proporsi, keharmonisan, dan kesatuan. Sementara Aristoteles menilai

keindahan datang dari aturan-aturan, kesimetrisan dan keberadaan. Keindahan seharusnya

memenuhi banyak aspek , yaitu aspek jasmani dan aspek rohani.

Estetika dalam arsitektur

9

Page 10: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

Estetika dalam arsitektur cukup penting agar estetika bangunan lebih mudah dipahami

dengan suatu alat, karena biasanya estetika berbeda bagi setiap orang. Sama seperti sebuah

bahasa, bila tidak ada bahasa, maka pengetahuan tidak tertularkan.

Dalam arsitektur, estetika adalah sebuah bahas visual yang tidak sama dengan beberapa

bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur

memiliki banyak sangkut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa,

elemen garis dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni seperti komposisi.

Estetika meskipun berkaitan dengan “rasa” saat melihat bangunan juga dapat dibangun

melalui aplikasi teori arsitektur. Inilah mengapa estetika patut dibahasakan dan dibahas

dalam alat yang bernama komunikasi. Estetika dapat dimengerti dan dikembangkan melalui

pemahaman berbagai hal menyangkut teori estetika menjadi dasar bagi banyak cabang seni.

Namun melihat berbagai dimensi yang mempengaruhi bagaimana seorang manusia

mengapresiasi keindahan, estetika hanyalah sebuah media untuk mencoba menjelaskan apa

yang disebut indah, namun tidak pernah bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

dalam benak seseorang berkaitan dengan sensasi keindahan. Dalam teori tentang estetika,

dicoba dijelaskan berbagai sisi yang “tersentuh” oleh keindahan sebuah obyek. Jadi, apa

yang indah bagi saya belum tentu indah bagi anda.

Sebuah bangunan bisa jadi menarik bagi seseorang, namun tidak untuk yang lain.

Determinasi estetika dalam pikiran tidak melulu ditumbuhkan melalui faktor- faktor

eksternal yang hadir dari luar seorang subyek, namun juga hadir dari perangkat pengenalan

dalam dirinya. Karenanya arsitektur tidak selalu cukup hanya dipeajari melalui ilmu estetika

yang dangkal dan obyektif semata, perlu pendekatan subyektif untuk megetahui sebuah

referensi.

Karenanya, arsitek yang berhasil dengan sebuah obyek arsitektural biasanya berhasil

dengan mengetahui lebih jauh tentang sisi subyektif klien, misalnya dengan proses

berbincang bincang dengan seorang klien. Ini menjadi arsitektur yang didasarkan pada intuisi

saat mendesain, selain bisa juga merupakan wadah kreatfitas dari implementasi teori

estetika.

10

Page 11: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

2. PARKIR

Pengertian dan Dasar Hukum

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

sementara. Adapun definisi yang berkaitan dengan parkir adalah stop/berhenti yang

berarti keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan

pengemudi tidak meninggalkan kendaraanya. Setiap perjalanan yang menggunakan

kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir, oleh karena itu, ruang parkir

terdapat bisa saja di garasi mobil, di halaman dan di tujuan perjalanan, di pelataran

parkir, gedung parkir ataupun di tepi jalan yang memang disediakan parkirannya.

Karena konsentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi daripada tempat asal perjalanan,

maka biasanya menjadi permasalahan di tujuan perjalanan.

Adanya perubahab-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dalam

perubahan dalam demografi, ekonomi maupun sosial mempunyai implikasi tertentu

kepada sektor parkir. Dalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam

instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah. Instrumen yang umum dikenal

adalah peraturan, perizinan lokasi parkir dan tarif parkir.

Pola tata guna lahan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk

diperhatikan dalam menyusun suatu tarif parkir. Semakin mendekati pusat kota,

maka harga lahan juga naik. Dengan demikian harga fasilitas parkir dapat lebih tinggi

dibanding dengan di pinggiran kota. Kebijakan parkir dengan pembatasan biaya

mampu mendistribusikan volume lalu lintas. Jalan-jalan di sekitar CBD dibebani

volume lalu lintas yang besar dapat dialihkan ke pinggiran kota.

Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

menginginkan kendaraannya parkir di tempat, dimana mudah untuk dicapai.

Kemudahan yang diinginkan tersebut salah satunya adalah parkir di badan jalan.

11

Page 12: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

Dengan demikian untuk mendesain suatu area parkir di badan jaaln ada dua pilihan,

yaitu pola parkir paralel atau menyudut.

Dasar pengaturan mengenai parkir adalah keputusan Menteri Perhubungan

Nomor: KM 66 Tahun 1933 tentang Fasilitas Parkir untuk Umum dan Keputusan

Menteri Perhubungan Nomor: KM 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan

Bermotor di Jalan telah diatur fasilitas parkir untuk umum dan tata cara parkir di

jalan, dengan keputusan Dirjen Darat No. 272/HK.105/DRJD/96.

A. Penyelengaraan Parkir

Penyediaan tempat-tempat parkir di pinggir jalan pada lokasi jalan tertentu

baik di badan jalan maupun dengan menggunakan sebagian dari perkerasan jaaln,

mengakibatkan turunnya kapasitas jalan, terhambatnya arus lalu lintas dan

penggunaan jalan menjadi tidak efektif.

Bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kepemilikan kendaraan

menambah permintaan akan ruang jaaln untuk kegiatan lalu lintas. Fasilitas parkir

untuk umum juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat pengendali lalu lintas.

Fasilitas parkir untuk umum seperti antara lain dapat berupa gedung parkir dan

taman parkir.

B. Sasaran Penyelenggaraan Parkir

Perparkiran merupakan bagian yang penting dalam manajemen lalu lintas di

kawasan perkotaan. Kebijakan perparkiran harus dilakukan secara konsisten, shingga

seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama.

Sasaran utama dari kebijakan parkir sebagai bagian dari kebijaksanaan

transportasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk suatu kawasan

12

Page 13: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

b. Meningkatkan pendapatan asli daerah yang dikumpulkan melalui retribusi parkir

c. Meningkakan fungsi jalan sehingga sesuai dengan perannya

d. Meningkatkan kelancaran dan keselamatan lalu lintas

e. Mendukung tindakan pembatasan lalu lintas lainnya

Sasaran tersebut di atsa dilakukan secara tersendiri tapi cenderung untuk saling

melengkapi

C. Fasilitas Parkir untuk Umum

Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir

atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan di luar badan jalan antara lain pada

kawasan-kawasan tertentu seperti pusat perbelanjaan, bisnis maupun perkantoran

yang menyediakan fasilitas parkir untuk umum

D. Penetapan untuk Lokasi Fasilitas Parkir

Penetapan lokasi fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh Menteri. Penetapan

lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan

memperhatikan:

a. Rencana umum tata ruang daerah

b. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas

c. Kelestarian lingkungan

d. Kemudahan bagi pengguna jasa

Keberadaan fasilitas parkir untuk umum berupa gedung parkir atau taman

parkir harus menunjang keselamatan dan kelancaran lalu lintas, sehingga penetapan

lokasinya terutama menyangkut akses keluar masuk fasilitas parkir harus dirancang

agar tidak menganggu kelancaran lalu lintas

13

Page 14: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

E. Penyelenggara Parkir

Penyelenggaran fasilitas parkir untuk umum menurut peraturan perundangan

yang berlaku dilakukan oleh:

a. Pemerintah

b. Badan Hukum Indonesia

c. Warga Negara Indonesia

Penyelengaraan fasilitas parkir yang dilaksanakan oleh Badan Hukum atau

warga negara Indonesia, harus dengan izin. Izin diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Ketentuan ini dimaksudkan agar fasilitas parkir untuk umum yang disediakan

memenuhi persyaratan keselamatan dan menjamin kelancaran lalu lintas.

Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan fasilitas parkir dapat

mengusahakannya sendiri dengan membentuk UPTD ataupun diserahkan pada

pihak ketiga. Penyelenggara fasilitas parkir, wajib menjaga ketertiban, keamanan,

kelancaran lalu lintas dan kelestarian lingkungan.

F. Aspek Pembinaan

Pembinaan di bidang lalu lintas jalan khususnya mengenai parkir meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

a. Pengaturan

b. Pengendalian

c. Pengawasan

Yang ditujukan untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, kelancaran lalu

lintas. Di dalam melakukan pembinaan penyelenggara parkir juga harus diperhatikan

aspek kepentingan umum atau masyarakat pemakai alan, kelestarian lingkungan,

tata ruang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan internasional

serta koordinasi antar wewenang pembina lalu lintas jalan di tingkat pusat dan

14

Page 15: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

daerah serta antar instansi, sektor dan unsur terkait lainnya. Dalam pembinaan

penyelengaraan parkir diperlukan penetapan aturan-aturan umum yang bersifat

seragam dan berlaku secara nasional serta dengan mengingat ketentuan-ketentuan

lalu lintas yang berlaku secara internasional.

Di samping itu, untuk dapat menignkatkan daya guna dan hasil guna dalam

penggunaan dan pemanfaatan jalan, diperlukan adanya ketentuan-ketentuan bagi

Pemerintah dalam melaksanakan kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan

dan pengendalian lalu lintas dan juga dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan

jalan di seluruh jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air. Maka

dalam peraturan pemerintah ini diatur ketentuan-ketentuan mengenai prasarana

lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi antara lain kelas-kelas jalan, jaringan

lintas angkut barang, terminal penumpang dan barang fasilitas pejalan kaki, fasilitas

penyebrangan orang, fasilitas parkir, rambu rambu, marka jalan, alat pemberi isyarat

lalu lintas dan lain sebagainya dimana merupakan unsur penting dalam

menyelenggarkan lalu lintas dan angkutan jalan yang berdaya guna serta

memberikan keselamatan, keamanan, kemudahan serta kenyamanan bagi pemakai

jalan.

3.GARIS SEPADAN BANGUNAN (GSB)

GSB dibuat agar setiap orang tidak semaunya dalam membangun. Selain itu

GSB juga berfungsi agar tercipta lingkungan pemukiman yang aman dan rapi.

Membangun sebuah rumah ibarat kita menyeberang jalan. Harus melihat kiri

dan kanan agar selamat. Demikian juga dalam membangun rumah, banyak aspek

“kiri-kanan” yang perlu diperhatikan agar calon penghuni selamat.

Aspek “kiri-kanan” itu berupa persyaratan administratif dan persyaratan

teknis yang sesuai dengan fungsi rumah. Segala persyaratan itu tertuang di dalam

15

Page 16: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

aturan tentang tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, terkadang membuat orang

mengabaikan aturan tersebut termasuk juga aturan mengenai GSB (Garis Sempadan

Bangunan).

Pasal 13 Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

menyebutkan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai persyaratan jarak bebas

bangunan yang meliputi GSB dan jarak antargedung. Selain itu dalam membangun

rumah, juga harus sudah mendapat standarisasi dari pemerintah yang tercantum di

dalam SNI No. 03-1728-1989. Standar ini mengatur bahwa dalam setiap mendirikan

bangunan harus memenuhi persyaratan lingkungan bangunan, di antaranya larangan

untuk membangun di luar GSB.

Pengertian

Di dalam penjelasan Pasal 13 Undang-undang No. 28 Tahun 2002, GSB

mempunyai arti sebuah garis yang membatasi jarak bebas minimum dari bidang

terluar suatu massa bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. Pengertian

tersebut dapat disingkat bahwa GSB adalah batas bangunan yang diperkenankan

untuk dibangun.

Batasan atau patokan untuk mengukur besar GSB adalah as jalan, tepi sungai,

tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi. Sehingga jika rumah

berada di pinggir jalan, maka garis sempadan diukur dari as jalan sampai bangunan

terluar di lahan tanah yang dikuasai.

Faktor penentu besar GSB adalah letak lokasi bangunan itu berdiri. Rumah

yang terletak di pinggir jalan, GSB-nya ditentukan berdasarkan fungsi dan kelas jalan.

“Untuk pemukiman perumahan standarnya sekitar 3 - 5 m”, jelas Ir. Imam S. Ernawi,

MCM., MSc. (Direktur Direktorat Bina Teknik, Ditjen Perumahan dan Pemukiman).

16

Page 17: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

Bangunan Terluar

Persepsi tentang bangunan terluar masih sangat rancu. Beberapa orang

menyebutkan bahwa bangunan terluar adalah bangunan pagar. Menurut Imam,

bangunan terluar adalah ruang fisik bangunan dengan komposisi yang lengkap mulai

dari pondasi, sloof, pasangan bata, pintu, jendela, plafon, dan atap.

Jika melakukan renovasi rumah, membuat tambahan bangunan melewati

GSB masih diperbolehkan. Tetapi tidak boleh asal-asalan dalam melakukannya. Ada

beberapa toleransi yang masih bisa diterima. “Toleransi berlaku untuk bangunan

yang bersifat struktur, bukan bangunan ruang fisik”, tambah Imam. Sebagai contoh,

pembangunan pergola sebagai pelindung mobil yang diparkir di carport. Persoalan

akan menjadi masalah jika ruang parkir tersebut berubah fungsi menjadi kamar tidur

yang lengkap dengan komposisi struktur.

Dalam membuat pergola, juga tidak boleh sembarangan. Atap dari pergola

tersebut tidak diijinkan menjorok ke luar pagar.

Segi Estetika dan Keamanan

Peraturan tentang GSB dibuat agar lingkungan pemukiman sekitar rumah

menjadi aman dan teratur. Bisa dibayangkan jika lingkungan pemukiman rumah

menjadi berantakan karena para penghuninya sembarangan dalam membangun

rumah. Para penghuni dengan seenaknya melakukan pengembangan rumah dengan

memaksimalkan lahan yang ada. Seperti membangun kamar tambahan atau

perluasan ruangan yang melewati GSB sampai mendekati pagar. Selain itu ada

beberapa orang yang membuat jalan masuk ke garasi (driveway) menimpa jalan di

depan rumahnya. Akibatnya, pemukiman rumah tidak sedap dipandang.

Selain dari segi estetika, GSB dibuat untuk kepentingan keselamatan para

pengendara yang melewati jalan di depan atau samping rumah. Apalagi jika rumah

berada di persimpangan jalan atau di hoek jalan. Rumah di persimpangan sangat

rawan kecelakaan. Kecelakan dapat terjadi karena pengendara tidak melihat

17

Page 18: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

pengendara lain dari arah berlawanan. Jarak bebas pandang pengendara terganggu

karena tertutup bangunan yang terletak di persimpangan dan menjorok keluar

melebihi GSB.

Untuk rumah yang berada di persimpangan jalan, ada dua GSB, yaitu dari sisi

depan bangunan dan samping bangunan. Hal ini sering dilupakan oleh pemilik

bangunan yang berada di persimpangan. Mereka membangun hanya berdasarkan

pada satu GSB saja. Ada beberapa orang yang dengan sengaja memajukan

bangunannya baik ke depan maupun ke samping sehingga melanggar batas GSB.

Tidak hanya rumah di persimpangan jalan yang mempunyai GSB samping. Semua

bangunan rumah mempunyai GSB samping dan belakang.

Menurut penjelasan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441 Tahun

1998 tentang Pesyaratan Teknis Bangunan Gedung, GSB dari samping dan belakang

bangunan juga harus mendapatkan perhatian. Ada beberapa hal persyaratan untuk

memenuhi GSB dari samping dan belakang bangunan. Persyaratan itu adalah:

Bidang dinding terluar tidak boleh melampaui batas pekarangan

Struktur dan pondasi bangunan terluar harus berjarak sekurang-kurangnya 10

cm ke arah dalam dari batas bangunan

Untuk perbaikan atau renovasi bangunan yang semula menggunakan

bangunan dinding batas bersama dengan bangunan di sebelahnya,

disyaratkan untuk membuat dinding batas tersendiri di samping dinding batas

terdahulu.

Pada bangunan rumah tinggal rapat, tidak terdapat jarak bebas samping,

sedangkan jarak bebas belakang ditentukan minimal setengah dari besarnya

garis sempadan muka bangunan

Disamping besaran GSB, dalam membangun juga perlu memperhatikan

estetika yang berkenaan dengan peletakan komponen struktur. Pembuatan bukaan

18

Page 19: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

jendela dalam bentuk apapun pada dinding batas pekarangan tidak diperkenankan,

termasuk juga pemasangan glass block.

Sanksi Pelanggaran

Setiap aturan pasti mempunyai sanksi jika ada yang melanggarnya. Demikian

pula dengan peraturan tentang GSB. Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2002

tentang Bangunan Gedung, Sanksi administratif akan dikenakan kepada setiap

pemilik bangunan. Sanksi tersebut berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan

pembangunan, penghentian sementara atau tetap pekerjaan pelaksanaan,

pencabutan izin yang telah dikeluarkan dan perintah pembongkaran bangunan.

Selain itu jika ketahuan membangun bangunan yang melebihi GSB, maka juga

akan dikenakan sanksi yang lain. Sanksinya berupa denda paling banyak 10%

(sepuluh persen) dari nilai bangunan yang sedang atau telah dibangun.

4. SAMPAH

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada

sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada

setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan

terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan

polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri

(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.

Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah

sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

Jenis-jenis sampah

Berdasarkan sumbernya

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

19

Page 20: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan

Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang

alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar

kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di

lingkungan pemukiman.

Sampah Manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan

terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat

menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana

perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan

utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah

manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah

perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan

dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna

barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah

sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini

pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses

pertambangan dan industri.

Sampah Nuklir

20

Page 21: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan

uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh

karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk

melakukan aktifitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar

laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

1) Pengertian Sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang dibuang atau terbuang sebagai hasil dari aktivitas

manusia maupun hasil aktivitas alam yang tidak/belum memiliki nilai ekonomis.

2) Jenis-jenis sampah.

Sampah yang dihasilkan bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Secara garis besar sampah

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

(a) Sampah kering atau sampah anorganik

(b) Sampah basah atau sambah organik

(c) Sampah berbahaya

3) Permasalahan pembuangan sampah

1) tempat berkembang dan tempat sarang serangga dan tikus

2) tempat sumber polusi/pencemaran udara, air dan tanah

3) tempat hidup dan sumber kuman yang menyebabkan berbagai macam penyakit yang

membahayakan kesehatan

4) Tujuan dan manfaat penanganan/pengelolaan sampah

Penanganan sampah/pengelolaan sampah merupakan langkah-langkah yang dilakukan

dengan tujuan:

1) Mengubah sampah dari material yang tidak berguna menjadi material yang memiliki nilai

ekonomis

2) Mengolah sampah menjadi material yang tidak membahayaan lingkungan hidup

5) Cara pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan antara lain:

a) Penumpukan/landfill

b) Pengkomposan

21

Page 22: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

c)Pembakaran/incineration

d) Sanitary landfill

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas

manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Sumber-sumber sampah

1. Rumah Tangga

2. Pertanian

3. Perkantoran

4. Perusahaan

5. Rumah Sakit

6. Pasar dll.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Sampah Anorganik/kering

Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami

pembususkan secara alami.

2. Sampah organik/basah

Contoh: Sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll

yang dapat mengalami pembusukan secara alami.

3. Sampah berbahaya

contoh: Baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll

22

Page 23: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1.METODE PENENTUAN DAERAH PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian terapan (Applied research). Menurut

Haryadi (1995) tujuannya adalah menjawab persoalan-persoalan taktis yang

dihadapi masyarakat, karena ingin memecakan permasalahan sehari-hari. Penelitian

aplikatif agar hasilnya dapat segera dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-

masalah praktis di bidang perancangan arsitektur dan perancangan kota.

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan jenis yang akan ditinjau maka

dipilih penelitian kualitatif. Tujuan utama adalah diperolehnya pemahaman

menyeluruh tentang suatu fenomena yang diteliti dengan pendekatan yang

menyeluruh. Katena menyangkut fenomena perilaku masyarakat, maka keluasan

cakupan dan kedalaman dalam meneliti kualitatif sangat diutamakan (Lexy

Moeloeng) Di dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa pendekatan antara lain

pendekatan kuantitatif dan fenomenologis, namun pendekatan fenomenologis ini

merupakan pendekatan yang populer di dalam penelitian studi perilaku. Untuk

penelitian ini digunakan pendekatan fenomenologi rasionalistik.

Menurut Haryadi (1995), pendekatan fenomenologis bertujuan untuk

menggambarkan dan menjelaskan kompleksitas hubungan antara perilaku dengan

lingkungan. Pendekatan fenomenologi tidak menyarankan pemahaman suatu

fenomena yang dilakukan secara parsial, dengan memecah-mecah kompleksitas

fenomena menjadi hubungan setara beberapa variabel yang sederhana melainkan

serentak dan menyeluruh.Pendekatan rasionalistik yaitu proses pengujian kebenaran

tidak hanya melalui empiri sensual (diukur dengan indera) tapi dilanjutkan melalui

pemaknaan atas empiri sensual, empiri logik (pikir) dan empiri budi (etik). Empiri

sensual, empiri logik dan empiri etik serta berdasarkan landasan teori digunakan

untuk penggalian data, pamaknaan terhadap perilaku, melakukan analisis data,

mempresentasikan temuan dan pembahasan (pemaknaan hasil temuan).

Secara Teritorial penelitian ini akan mempunyai lingkup cakupan di beberapa

perumahan yaitu Perumahan Cemara Asri dan Perumahan Graha Helvetia. Adapun

23

Page 24: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

daerah penelitian ditentukan dengan pertimbangan-pertimbangan perumahan

tersebut merupakan perumahan yang sudah banyak dihuni. Selain itu perumahan -

perumahan ini juga berada dalam kawasan yang sedang berkembang dimana pada

akhirnya perumahan – perumahan ini dapat mempengaruhi permukiman yang ada di

kawasan sekitarnya atau bahkan menciptakan permukiman baru dalam perumahan

itu sendiri. Hal ini dapat diketahui dengan mengamati langsung ke lapangan.

III.2.METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer, yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya.

Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil dari wawancara pada

responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder, yakni buku-buku pendukung, dokumen dan sumber referensi

lainnya yang relevan dengan penelitian dimana peneliti dapat memperoleh data

secara tidak langsung dari sumbernya. Kemudian dari hasil wawancara yang

dilakukan di lapangan.

III.3.BAHAN DAN ALAT PENELITIAN

Alat penelitian yang diguanakan untuk mengumpulkan data :

• Daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara dengan responden yang akan

dijawab oleh responden

• Foto pada obyek yang akan diteliti

• Kertas atau gambar untuk membuat sketsa

• Kertas untuk mancatat hasil dari penelitian

Prinsip dasar kuesioner adalah menemui responden sebagai subyek

penelitian dan menanyakan secara lisan atau tertulis, data pribadi ataupun pendapat

mengenai suatu hal.

III.4. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

24

Page 25: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

Sesuai dengan tujuan metode penelitian, maka langkah-langkah yang akan

dilakukan secara umum ada 2 yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan.

Penelitian Kepustakaan merupakan tahap awal atau bagian dari kegiatan peneliti

berupa kegiatan pencari data-data dari pustaka.

2. Penelitian Lapangan.

Penelitian Lapangan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan

dengan mengadakan wawancara terhadap penghuni ataupun pengunjung yang

berada di lokasi perumahan.

III.4.1. Tahap Penelitian

Meliputi pembuatan proposal penelitian yang didahului dengan

mengadakan survey untuk menjajaki fenomena yang terjadi yang diangkat

sebagai masalah penelitian.

Tahap penelitian lapangan meliputi :

Observasi lapangan, pengamatan langsung

Pengambilan data primer (wawancara dengan kuisioner)

Pengambilan data skunder, yaitu kegiatan pencarian data dari pustaka.

III.4.2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan

yaitu :

Tahap observasi secara umum

Tahap wawancara secara umum

Tahap wawancara dengan mengadakan kuisioner

Tahap pembuatan sketsa lingkungan fisik dan fenomena aktifitas yang

terjadi dan diperkuat foto untuk validasi data

Setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan penyelesaian dan

pengelompokan data

Tahap selanjutnya adalah penstrukturan kembali data kuantitatif

25

Page 26: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

III.4.3. Tahap Kesimpulan

Tahap kesimpulan merupakan tahap menentukan yaitu upaya untuk

menyimpulkan data dan menginterprestasikan analisis data secara benar

sesuai dengan metodologi yang dipergunakan sehingga akan dapat mencapai

tujuan.

III.5.POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

Populasi yang dipilih adalah Perumahan Cemara Asri dan Perumahan Graha

Helvetia. Pengambilan sampel secara purposive sampling responden dianggap

mewakili dari fenomena yang ada. Pengambilan sample berdasarkan teori

fenomenologis rasionalistik dipilih mengingat di ruang publik terdiri dari topik

penelitian guna mengetahui atribute dan property perumahan yang di jadikan objek

survey sehingga penentuan sampel harus mewakili kondisi dan pendapat populasi.

III.6.METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dapat juga dilakukan pada

teknik kuisioner yang terkait dengan Analisa Perilaku pada Bangunan Perumahan

Kompleks. Untuk mendapatkan data seperti yang diharapkan selain pendistribusian

kuesioner, peneliti juga akan melakukan wawancara dengan beberapa responden.

Selain wawancara juga akan dilakukan pengamatan (observasi) secara langsung pada

obyek penelitian.

Sebelum dilakukan penelitian, perlu dilakukan survey data di lapangan untuk

melihat data yang diperlukan dan pemecahan masalah yang tepat dengan data yang

diperlukan melalui beberapa pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner terlampir.

III.6.1. Observasi

Menurut Hasan (2002 : 86), observasi adalah pemilihan, pencatatan dan

pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan

organisasi itu sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.

Menurut Naution seperti dikutip Sugiyono (2005 : 64), observasi adalah

dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

26

Page 27: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

melalui observasi. Kelebihan dari teknik observasi menurut Hasan (2005 :

86) yaitu:

Data yang diperoleh adalah data aktual atau segar dalam arti bahwa data

diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku.

Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang

diharapkan muncul mungkin akan muncul juga tidak muncul. Karena

tingkah laku dapat dilihat atau diamati maka dapat dikatakan yang diukur

memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur memang sesuatu yang

dimaksud untuk diukur. Selain melalui wawancara, penulis melakukan

penelitian juga melalui observasi yaitu mengamati secara langsung

perkembangan penggunaan jejaring sosial yang disalahgunakan untuk

hal-hal negatif.

Pengumpulan Variabel

Variabel penelitian adalah setiap hal dalam suatu penelitian yang

datanya ingin diperoleh. Dinamakan variabel karena nilai dari data

tersebut beragam. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

Umur

Pekerjaan

Alamat

III.6.2. Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh keterangan dan data dengan

berhadapan langsung dengan responden melalui seperangkat daftar

pertanyaan. Wawancara dilakukan kepada masyarakat yang tinggal di

Perumahan Cemara Asri dan Perumahan Graha Helvetia dan juga masyarakat

yang tinggal di sekitar kawasan perumahan tersebut.

Adapun untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan dengan

struktur pertanyaan :

27

Page 28: KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP PERUMAHAN ELIT DI Web viewDalam mengatasi masalah transportasi ada beraneka ragam instrumen ... jaringan jalan primer dan sekunder yang ada di tanah air

• Mengenai tanggapan terhadap masing-masing baik masyarakat yang

tinggal di dalam perumahan maupun masyarakat yang tinggal di sekitar

kawasan perumahan mengenai keberadaan perumahan ini.

• Mengenai taraf kehidupan dan sarana penunjang pengadaan kehidupan

di kawasan perumahan sebagai bagian dari permukiman.

28