kadim prawirodirdjo

4
R. KADIM PRAWIRODIRDJO (alm). Lahir di Bojonegoro pada tanggal 16 Desember 1916 – meninggal di Surabaya tanggal 31 Januari 2002. Lulusan sekolah “Neutrale Holland Indische School” (1925), kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Opsir Tentara PETA. Pangkat sebelumnya Letkol.TKR kemudian menjadi Mayor TNI-AD (Non RIS/APRIS, Stb. No, 15/1950). Meletakkan tugas ketentaraan pada tanggal 12 September 1949. Karier pada masa Belanda (tahun 1916 – 1937), yaitu: 1. Anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), 23 September 1922. 2. Sekolah pada “Neutrale Holland Indische School”, 1925. 3. Pegawai “Voobereiding Lager Onderwijs”, 1931. 4. Sekretaris “Spoor & Crediet Cooperatie Boedi Rahajoe” di Mojokerto dan Water Staatdient tahun 1935. 5. Pegawai Irigasi Afdeling K. Brantas DAS Malang-Kediri- Surabaya, Pengairan di Mojokerto, Desember 1937-1942. 6. Pejabat Irigasi pada Avoerdah Kantoor, Nopember 1937 dan Sekretaris “Vereniging Indonesisch Personeel Irigatie & - Waterschappen” cabang Mojokerto, Nopember 1937, sebagai Ketua Serikat Sekerja Irigasi dan Waterstaat (Vereening van Ondonesisch Personeel Voor Irrigatie en Waterschappen wilayah DAS Mojokerto – Sidoarjo – Surabaya – Wonokromo). Karier zaman Jepang (tahun 1943 – 1945), yaitu : Menjabat sebagai Chudancho PETA dan sering bertugas selaku Wakil Daidanchoo PETA di Buduran serta akrab dengan Penasehat tentara Jepang (Letnan I Prof. Dr. Seiro Taniguchi) untuk berdiskusi tentang semangat Ketentaraan Nasional bagi suatu Bangsa yang Merdeka, termasuk membahas keinginan dan aspirasi Bangsa Indonesia. Jabatan pada masa pendudukan Jepang, yaitu : 1. Prajurit (Gyuhei) PETA Dai-II Daidan Surabaya, 25 Nopember 1943 – Maret 1944. 2. Bintara (Bundantyo) PETA Dai-II Daidan Surabaya, Maret 1944 – September 1944. 3. Letnan (Sjodantyo) PETA di Surabaya, September 1944 – April 1945. 4. Komandan Daidan ke-3, di Buduran April 1945.

Upload: harry-boedioetomo

Post on 14-Apr-2017

8 views

Category:

Social Media


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KADIM PRAWIRODIRDJO

R. KADIM PRAWIRODIRDJO (alm).

Lahir di Bojonegoro pada tanggal 16 Desember 1916 – meninggal di Surabaya tanggal 31 Januari 2002.Lulusan sekolah “Neutrale Holland Indische School” (1925), kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Opsir Tentara PETA.Pangkat sebelumnya Letkol.TKR kemudian menjadi Mayor TNI-AD (Non RIS/APRIS, Stb. No, 15/1950).Meletakkan tugas ketentaraan pada tanggal 12 September 1949.

Karier pada masa Belanda (tahun 1916 – 1937), yaitu:1. Anggota Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI), 23 September 1922.2. Sekolah pada “Neutrale Holland Indische School”, 1925.3. Pegawai “Voobereiding Lager Onderwijs”, 1931.4. Sekretaris “Spoor & Crediet Cooperatie Boedi Rahajoe” di Mojokerto dan

Water Staatdient tahun 1935.5. Pegawai Irigasi Afdeling K. Brantas DAS Malang-Kediri-Surabaya,

Pengairan di Mojokerto, Desember 1937-1942.6. Pejabat Irigasi pada Avoerdah Kantoor, Nopember 1937 dan Sekretaris

“Vereniging Indonesisch Personeel Irigatie & - Waterschappen” cabang Mojokerto, Nopember 1937, sebagai Ketua Serikat Sekerja Irigasi dan Waterstaat (Vereening van Ondonesisch Personeel Voor Irrigatie en Waterschappen wilayah DAS Mojokerto – Sidoarjo – Surabaya – Wonokromo).

Karier zaman Jepang (tahun 1943 – 1945), yaitu :Menjabat sebagai Chudancho PETA dan sering bertugas selaku Wakil Daidanchoo PETA di Buduran serta akrab dengan Penasehat tentara Jepang (Letnan I Prof. Dr. Seiro Taniguchi) untuk berdiskusi tentang semangat Ketentaraan Nasional bagi suatu Bangsa yang Merdeka, termasuk membahas keinginan dan aspirasi Bangsa Indonesia.Jabatan pada masa pendudukan Jepang, yaitu :1. Prajurit (Gyuhei) PETA Dai-II Daidan Surabaya, 25 Nopember 1943 –

Maret 1944.2. Bintara (Bundantyo) PETA Dai-II Daidan Surabaya, Maret 1944 –

September 1944.3. Letnan (Sjodantyo) PETA di Surabaya, September 1944 – April 1945.4. Komandan Daidan ke-3, di Buduran April 1945.5. Kapten (Tyudantyo) PETA Dai-II Daidan Surabaya, 19 Agustus 1945.6. Letnan Kolonel TKR, pangkat ini disandang setelah dilakukan

pembubaran semua bentuk Kesatuan dan Pasukan ex Jepang, dan selanjutnya para pemuda / bekas anggota ketentaraan Jepang (PETA, HEIHO, KNIL, SEINENDAN dan KEIBODAN) melakukan gerakan

Page 2: KADIM PRAWIRODIRDJO

penghadangan setiap lalu-lintas tentara Jepang yang melintas daerah kota Sidoarjo

Pada zaman Kemerdekaan (1945 – 1950), yaitu :1. Anggota Formatur pembentukan pasukan BKR Kabupaten Sidoarjo.2. Anggota pembentukan BKR menjadi TKR Sidoarjo, 5 Oktober 1945.3. Anggota Formatur KNI Sidoarjo, 19 Agustus 1945.4. Komandan Resimen BKR/TKR Sidoarjo, Oktober 1945 dengan pangkat

Letkol. TKR.5. Anggota Formatur Markas Pertahanan Surabaya, Oktober 1945.6. Komandan Pertahanan Sektor Surabaya Timur, 10 Nopember 1945,

membawahi lebih dari 50 pasukan dan kelasykaran Pemuda.7. Komandan Pertahanan Sektor Surabaya Selatan 19 Nopember 1945.8. Komandan Resimen I TKR/TRI Divisi VII Surabaya, 24 Maret 1946.9. Komandan Pertahanan Surabaya Selatan di Sidoarjo, 20 Juni 1946/47.10. Kepala Urusan Siasat Divisi VI, 20 Juni 1946.11. Kepala Urusan Siasat dan Pendidikan Divisi VII, tahun 1946/47.12. Kepala Staf Markas dan Komandan Pertahanan Surabaya, 17 Pebruari

1947/48.13. Kepala Staf Bagian II / Siasat Divisi VI, 17 April 1947/48.14. Staf Mobiel Teritorial Komandan XVI (Kediri) di desa Taloen, 18 Agustus

1947.15. Wakil Ketua DPD Surabaya Pamongpradja, 4 Januari 1948.16. Kepala Staf Operasi Divisi Gabungan 5-6-7, tahun 1947/48.17. Kepala Staf Operasi 2 / Divisi I, 9 Agustus 1949.18. Anggota Delegasi TNI Jawa Timur dalam “RE-RA”, tahun 1948.19. Wakil Residen Kepala Daerah Karesidenan Surabaya, tahun 1948/49.20. Kepala Staf II Gubernur Militer Jawa Timur / Divisi I TNI / Komandan Kido

Butai, tahun 1948/49.21. Kepala Bagian II Divisi I, 1 Agustus 1949.22. Kepala Staf 2 Divisi I / GMI, 7 Desember 1949.23. Wakil Ketua Dewan Pertahanan Daerah Karesidenan Surabaya, 14

Desember 1949.24. Penasehat Istimewa Cie II/204 Divisie I, tahun 1949.25. Komandan Komando II Gubernur Militer Jawa Timur dalam Clash II /

Brigade Mobiel.26. Anggota Komisi Pusat Ambil Alih Militer Belanda, tahun 1949.27. Ketua Komisi Serah Terima Divisi “A” Belanda pada Divisi I TNI, tahun

1949.28. Staf Divisi I diperbantukan pada KSAP / Central Joint Committee di

Jakrta, tahun 1949/50.29. Anggota Presidum Pleno Persatuan Bekas Pejuang Bersenjata RI Pusat

dan Komisariat Jawa Timur.

Page 3: KADIM PRAWIRODIRDJO

30. Asisten Kepala Staf PUAD di Jakarta, tahun 1950.31. Ketua Ikatan Perwira TNI Jawa Timur, 19 Agustus 1958.32. Biro Urusan Rekonstruksi Nasional Jawa Timur.

Akibat Konferensi Meja Bundar dengan dibentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat) dan terbitnya Peraturan Presiden nomor 14 tahun 1948, sehingga menjadikan tentara sebagai APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang dirasa tidak sesuai dengan semangat dan jiwa tentara BKR / TKR yang berasal dari Rakyat, dan selanjutnya karena tetap berpegang pada keyakinan untuk mempertahankan jiwa 1945 dari bentuk ketentaraan di Indonesia, maka pada tanggal 12 September 1949 May. TNI Kadim Prawirodirdjo meletakkan jabatan dari tugas ketentaraan dan yang diikuti oleh Letkol. Soengkono pada bulan Juli 1950.Pada masa Pensiun (1950 – 2002), yaitu :1. Ketua Korps Demobilisasi Indonesia Jawa Timur, masa Bovenformasi,

tahun 1951/54.2. Anggota Formatur dan Pleno PERBEBPSI Pusat di Jakarta.3. Komisaris PERBEBPSI Jawa Timur masa Veteran, tahun 1953/58.4. Pembantu Gubernur Jawa Timur urusan BRN, tahun 1956/58.5. Wakil Ketua Badan Koordinasi Pelayaran Nasional Surabaya, tahun

1959/64.6. Direksi / Pemilik usaha Pelayaran “PT Samerlin” dan “PT Pisok Veem” di

Surabaya, tahun 1954/67.7. Anggota BAMUNAS Propinsi Jawa Timur, tahun 1961/64.8. Anggota Team Pola Pembangunan Propinsi Jawa Timur, tahun 1966.9. Anggota Staf Pembina Harian Keluarga Besar Brawijaya, tahun 1966.10. SPRI DAN KOKAR Angkatan Darat, tahun 1966/70.11. Anggota Angkatan ’45 Jawa Timur, tahun 1959/66.12. Anggota Pleno Yayasan “Lembaga Monumen Revolusi 1945”, tahun

1958/64.13. Bersama Mayjend Sungkono membuat gagasan pembangunan

“Museum dan Monumen Perjuangan 1945” di Gunungsari Surabaya sebagai pelengkap Tugu Pahlawan dengan membentuk Yayasan Lembaga Monumen Revolusi 1945.

14. Ketua Perwakilan Yayasan “Lembaga Monumen Revolusi 1945” dan Ketua Proyek pembangunan gedung Museum Perjuangan ‘45 di Surabaya, tahun 1964.

15. Ketua Dewan Harian Yayasan “Lembaga Monumen Revolusi 1945”, tahun 1991.

16. Direktur / Pemilik “PT Gede Utama”, pemilik HPH di Sulawesi Tengah, tahun 1978/1982.

17. Penasehat Yayasan “Bumi Terik”, Yayasan “Oktober 1945 / BKR” dan Yayasan “PETA” (Yogyakarta, tahun 1985).

Page 4: KADIM PRAWIRODIRDJO

18. Penasehat Pembangunan Monumen Gedung Juang ’45 “Pancasila” di Sidoarjo, dan ikut menanda tangani prasasti pembangunannya, tahun 1984.