kadar air

Upload: gani

Post on 18-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 kadar air

    1/14

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangAir bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada

    kondisistandar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperature 273,15 K

    (0C). Air merupakan pelarut yang kuat, melarutkan banyak zat kimia. Zat-zat

    yang larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat

    hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tecampur dengan air(misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat hidrofobik (takut air)

    (Wulanriky, 2011).

    Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam

    makanan. Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan

    makanan lain, namun sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimia

    organisme hidup. Salah satu pertimbangan penting dalam penentuan lokasi pabrik

    pengolahan bahan makanan adalah adanya sumber air yang secara kualitatif

    memenuhi syarat. Dalam pabrik pengolahan pangan, air diperlukan untuk

    berbagai keperluan misalnya : pencucian, pengupasan umbi atau buah, penentuan

    kualitas bahan (tenggelam atau mengambang), bahan baku proses, medium

    pemanasan atau pendinginan, pembentukan uap, sterilisasi, melarutkan dan

    mencuci bahan sisa (Sudarmadji,2003).

    Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen

    di samping ikut sebagai bahan pereaksi, sedangkan bentuk air dapat ditemukan

    sebagai air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila

    terjadi penguapan atau pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan

    cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik, yaitu ikatan menurut

    sistem kapiler dan air terikat secara kimia, antara lain air kristal dan air yang

    terikat dalam sistem dispersi (Purnomo,1995).

    Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses

    kerusakan bahan makanan misalnya proses mikrobilogis, kimiawi, ensimatik,

    bahkan oleh aktivitas serangga perusak (Sudarmadji,2003).

  • 5/28/2018 kadar air

    2/14

    Jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh

    mikroorganisme dinyatakan dalam besaran aktivitas air (Aw = water activity).

    mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh dan berkembang biak.

    Seperti halnya pH, mikroba mempunyai niali Aw minimum, maksimum dan

    optimum untuk tumbuh dan berkembang biak ( Ahmadi,2009).

    Sampai sekarang belum diperoleh sebuah istilah yang tepat untuk air yang

    terdapat dalam bahan makanan. Istialah yang umumnya dipakai hingga sekarang

    ini adalah air terikat (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang

    tepat, karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda, bahkan ada yang tidak

    terikat. Karena itu, istilah air terikat ini dianggap suatu sistem yang mempunyai

    derajat keterikatan berbeda-beda dalam bahan (Winarno,1992).

    Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan

    makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan aw. Aw adalah

    jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk

    pertumbuhannya. Kandungan air dan aktivitas air mempengaruhi perkembangan

    reaksi pembusukan secara kimia dan mikrobiologi dalam makanan. Makanan

    yang dikeringkan atau dikeringbekukan, mempunyai kestabilan tinggi pada

    penyimpanan, kandungan airnya sekitar 5 sampai 15%. Golongan makanan yang

    kandungan airnya menengah, seperti korma , kue basah rentang kandungan airnya

    20-40%. Pangan berkandungan air menengah biasanya mempunyai aktivitas air di

    atas 0,5, termasuk air kapiler (Winarno, 1992).

    Aktivitas air merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas simpan

    sejumlah makanan, dengan demikian diperlukan pengemasan untuk membantu

    mempertahankan kualitas makanan. Produk higroskopis harus dikemas dalam

    wadah kaca dengan tutup tidak tembus air atau dalam plastik kedap air (polivinil

    klorida tebal). Misalnya kopi instant. Ada beberapa makanan yang kelembapan

    nisbi kesetimbangannya di atas kondisi iklim luar. Dengan demikian bahan kemas

    bekerja melindungi produk agar tidak kehilangan air. Hal ini terjadi pada keju

    yang diproses dan makanan yang dipanggang.

  • 5/28/2018 kadar air

    3/14

    B.TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan

    memahami penentuan kadar air dalam produk perikanan.

  • 5/28/2018 kadar air

    4/14

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Bakso IkanBakso adalah salah satu produk pangan yang terbuat dari bahan utama

    daging yang dilumatkan, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lainnya,

    dibentuk bulat-bulatan dan selanjutnya direbus. Berbeda dengan sosis, bakso

    dibuat tanpa mengalami proses curing, pembungkusan maupun pengasapan.Bakso

    berdasarkan nama dagingnya dibedakan atas tiga, yaitu bakso ikan, bakso ayamdan bakso sapi (Anonim, 2010)

    Ikan yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bakso ikan

    haruslah dipilih dari jenis yang memiliki kadar gizi dan kelezatan yang tinggi,

    tidak terlalu amis, dan benar-benar masih segar. Beberapa jenis ikan, baik ikan air

    tawar, air payau atau pun air asin (laut) dapat digunakan sebagai bahan baku

    pembuatan bakso ikan. Adapun beberapa jenis ikan air tawar yang dapat

    digunakan dalam pembuatan bakso ikan, antara lain adalah lele, ikan mas, patin

    dan nila merah. Sedangkan Ikan air payau adalah bandeng, payus, dan mujair

    (Irianto, 2004).

    Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan bakso adalah

    tepung pati, misalnya tepung tapioca dan tepung pati aren. Bahan pengisi

    mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, sedangkan kandungan proteinnya

    rendah. Bahan tersebut tidak dapat mengemulsikan lemak tetapi memiliki

    kemampuan mengikat air. Penambahan tepung terlalu tinggi akan menutup rasa

    daging sehingga rasa bakso kurang disukai konsumen, tepung tapioka berfungsi

    sebagai bahan pewarna putih dan memberikan warna yang khas (Anonim, 2010).

    Kriteria bakso Ikan yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso

    yang terdapat didalam SNI 01-3818-1995 berdasarkan pernyataan Daniati (2005),

    adalah:

    a. Bentuk bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang.

    b. Warna putih merata tanpa warna asing lain.

    c. Rasa lezat, enak, rasa Ikan dominan sesuai jenis ikan yang digunakan.

  • 5/28/2018 kadar air

    5/14

    d. Aroma bau khas ikan segar rebus dominan dan bau bumbu cukup tajam.

    e. Tekstur kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging, tanpa

    duri atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.

    B. Otak-OtakOtak-otak adalah sejenis makanan yang dibuat dari ikan yang dibungkus

    dengan daun pisang dan dibakar menggunakan api arang kayu ataupun sabut

    kelapa. Otak-otak pada umumnya terbuat dari ikan tenggiri, santan, sagu,

    bumbu, dan gula (Suriawiria, 2005).

    Otak-otak ini merupakan makanan khas daerah sumatera selatan. Namun

    penyebarannya hampir diseluruh Indonesia. Otak-otak digunakan sebagai

    hidangan dan sajian pembuka. Sebagai hidangan, otak-otak sebaiknya

    dihidangkan dalam keadaan panas (segera setelah dibakar). Otak-otak ini dapat

    tahan lebih dari satu hari asalkan dimasukan kedalam lemari pendingin. Sajian

    ikan begitu popular, apalagi untuk kita yang tinggal di negeri yang dikelilingi

    lautan dan sungai-sungai besar. Kita mengkonsumsinya karena cita rasanya yang

    lezat dan ternyata ikan pun dianggap bahan pangan yang baik untuk kesehatan.

    Selain sebagai sumber protein (hewani)umumnya daging ikan mengandung asam

    lemak omega 3 terutama tenggiri. Cara pengolahannya pun mudah, cukup

    dikukus, digoreng, dibakar, dipanggang, atau digulai (Suriawiria, 2005).

    C. KerupukKerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

    tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat

    dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah

    sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Kerupuk

    bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan

    Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado (Hidayat, 2006).

  • 5/28/2018 kadar air

    6/14

    Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum

    dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk

    mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan,

    dan vetsin. Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng.

    Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual

    dalam bentuk sudah digoreng (Hidayat, 2006).

    Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu digoreng

    sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng

    bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.

    Kerupuk kulit (kerupuk jangek) adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung

    tapioka, melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan (Hidayat, 2006).

    D. PempekPempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat

    dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya

    adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan

    memproduksinya. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam

    kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat

    dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe

    rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko

    dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya

    pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko

    dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigidari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan

    kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam

    menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie

    kuning (Soetarto, 2005).

    Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur

    ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas.

    Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan

  • 5/28/2018 kadar air

    7/14

    nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda

    rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

    Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota

    Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di

    restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin

    sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an,

    penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling

    Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya (Soetarto, 2005).

    E.Kadar AirKadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang

    dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat

    penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,

    dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan

    kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi

    mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,

    sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1992).

    Pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan ataupun sediaan yang

    dilakukan dengan cara yang tepat diantaranya cara titrasi, destilasi atau gravimetri

    yang bertujuan memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya

    kandungan air dalam bahan , dimana nilai maksimal atau rentang yang

    diperbolehkan terkait dengan kemurniaan dan kontaminasi (Dirjen POM, 2000).

    Penetapan kandungan air dapat dilakukan beberapa cara, hal ini tergantungpada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan

    mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-1100 C selama 3 jam atau

    didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah

    banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti

    bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain pemanasan

    dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang -kadang

  • 5/28/2018 kadar air

    8/14

    pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan dalam eksikator

    dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan.

    Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan

    mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran

    dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluen,

    xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Contoh (sample)

    dimasukkan dalam tabung bola (flask), kemudian dipanaskan. Air dan pelarut

    menguap, diembunkan, dan jatuh pada tabung Aufhauser yang berskala. Air yang

    mempunyai berat jenis lebih besar ada di bagian bawah, sehingga jumlah air yang

    diuapkan dapat dilihat pada skala tabung aufhauser tersebut.

    Untuk bahan dengan kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan

    menggunakan refraktometer di samping menentukan padatan terlarutnya pula.

    Dalam hal ini, air dan gula dianggap sebagai komponen-komponen yang

    mempengaruhi indeks refraksi.

  • 5/28/2018 kadar air

    9/14

    III. METODOLOGI PRAKTIKUM

    A. Waktu dan Tempat

    Praktikum Teknik Laboratorium Hasil Perikanan tentang kadar air

    dilakukan pada hari minggu, 3 November 2013 pukul 10.00 WIB bertempat di

    Laboratorium Bersama Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian,

    Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

    B. Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat penjepit, cawan

    porselin, desikator, neraca analitik, oven, pisau, purnace, talenan dan wadah

    sampel.

    Adapun bahan yang digunakan adalah bakso ikan, kerupuk, otak-otak dan

    pempek.

    C. Cara Kerja

    Adapun cara kerja dari praktikum kadar air ini adalah sebagai berikut :

    1. Preparasi sampela. Tepung Ikan

    Lumatkan sampel dengan blender atau sejenisnya hingga partikelnya dapat

    melewati saringan 20 mesh. Masukkan sampel dalam wadah plastik ataugelas yang bersih dan tertutup.

    b. Produk selain tepung ikanLumatkan sampel hingga homogen dan masukkan dalam wadah plastik

    atau gelas yang bersih atau tertutip. Jika sampel tidak langsung diuji,

    simpan dalam refrigator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisa.

    Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih tetap

  • 5/28/2018 kadar air

    10/14

    homogeny sebelum ditimbang. Jika terjadi pemisahan antara cairan dan

    sampel maka diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisa.

    2. Prosedura. Kondisikan oven pada suhu yang akan digunakan hingga mencapai

    kondisi stabil.

    b. Masukkan cawan kosong kedalam oven minimal 2 jam.c. Pindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30 menit samapi

    mencapai suhu ruang dan timbang bobot kosong (Ag)

    d. Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 2 g ke dalam cawan(Bg)

    e. Masukkan cawan yang telah diisi dengan smapel ke dalam oven vakumpada suhu 90-100 C, dengan tekanan udara tidak melebihi 100 mmHg

    selama 5 jam atau memasukkan sampel dalm oven tidak vakum pada suhu

    105 C selama 16-24 jam

    f. Pindahkan cawan dengan alat penjepit ke dalam desikator selama 30menit kemudian timbang (Cg)

    g. Lakukan ujian minimal duplo.

  • 5/28/2018 kadar air

    11/14

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HasilAdapun hasil yang didapat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:

    Tabel.1 Hasil perhitungan % kadar air.

    Sampel Kadar Air (%)

    Bakso -271

    OtakOtak 22,7

    Kerupuk -102,97

    Pempek -104,95

    B. PembahasanPada praktikum kali ini akan membahas tentang uji kadar air. uji kadar

    air ini menggunakan beberapa sampel yaitu berupa bakso ikan, otak-otak ikan,

    kerupuk serta pempek. Kelompok kami menggunakan sampel bakso ikan.

    Sebelumnya sampel yang akan digunakan ditimbang beratnya sebanyak 2grsehingga didapat berat sampel kerupuk 2,02 gr.

    ebelumnya cawan porselin disterilisasi kemudian di furnace selama

    jam dengan suhu . etelah di furnace dilakukan pendinginan cawan

    didalam desikator selama 30 menit,lalu ditimbang berat cawan tersebut. ampel

    yang telah ditimbang dimasukkan kedalam cawan porselin lalu dioven dengan

    suhu selama jam.

    etelah jam dioven selanjutnya difurnace lagi dengan suhu

    selama 16 24 jam sehingga didapat kadar air. Setelah terlihat air, angkat dan

    dinginkan dalam desikator selama 30 menit. Kemudian basahi air dengan diberi

    aquades secara perlahan, kemudian lakukan pengujian kadar air kembali pada

    suhu .

    Setalah difurnace, cawan diangkat dengan alat penjepit dan didingkan lagi

    kedalam desikator. Kemudian keluarkan lalu ditimbang beratnya sehingga didapat

    berat cawan dan sampel sebanyak 32,05 gr

  • 5/28/2018 kadar air

    12/14

    Untuk sampel bakso ikan, otak-otak, dan pempek didapat hasil akhir

    cawan dan sampel yang telah dilakukan pengabuan secara berturut - turut 27,6 gr,

    27,5 gr, dan 27,97 gr. Setelah didapat berat dari masing-masing sampel maka

    selanjutnya dilakukan penghitung % kadar air.

    Rumus perhitungan % kadar air.

    ()

    Keterangan : A : Berat cawan porselen kosong

    B : Berat cawan dengan air

    Setelah dilakukan perhitungan maka didapat hasil % kadar air. Untuk

    sampel bakso didapat hasil 19,80 %, otak-otak sebesar 9,9 %, pempek 3,46 % dan

    91,5 %. Perbedaan hasil % antara bakso , otak-otak dan pempek dengan kerupuk

    dimungkinkan karena perbedaan tekstur sampel. Tekstur bakso, otak- otak dan

    pempek yang padat berbeda dengan kerupuk yang tidak padat.

  • 5/28/2018 kadar air

    13/14

    DAFTAR PUSTAKA

    Estiasih, T., Ahmadi. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi

    Aksara.

    Purnomo, H. (1995). Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan.

    Malang: UI-Press.

    Sudarmadji, S., Bambang, H., dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan

    Pertanian. Yogyakarta: Liberty.F.G Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

    Irianto, H. B., 2004. Pengolahan Daging Lumatan Surimi dan Prospeknya.

    Kanisius: Yogyakarta.

    Anonim, 2010. Fungsi Tepung Tapioka Pada Bahan Pangan

    http://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=ind.

    Suriawiria, Unus. 2005. Pengolahan produk perikanan. Angkasa. Bandung.

    Hidayat, C. 2006. Bisnis usaha perikanan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

    Soetarto, 2005. Wisata kuliner palembang. Angkasa : palembang.

    http://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=indhttp://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=ind
  • 5/28/2018 kadar air

    14/14

    LAPORAN TETAP

    PRAKTIKUMTEKNOLOGI LABORATORIUM

    KADAR AIR BAKSO IKAN

    Oleh kelompok VI

    1.Okta Julvin Tarigan ( 05111006022)

    2.Debora Panggabean (05111006027)

    3.Hilda ( 05111006028)

    4.Eko Norpriansyah (05111006034)

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    INDRALAYA

    2013