kadar air
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 kadar air
1/14
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAir bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisistandar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperature 273,15 K
(0C). Air merupakan pelarut yang kuat, melarutkan banyak zat kimia. Zat-zat
yang larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat
hidrofilik (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tecampur dengan air(misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat hidrofobik (takut air)
(Wulanriky, 2011).
Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam
makanan. Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan
makanan lain, namun sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimia
organisme hidup. Salah satu pertimbangan penting dalam penentuan lokasi pabrik
pengolahan bahan makanan adalah adanya sumber air yang secara kualitatif
memenuhi syarat. Dalam pabrik pengolahan pangan, air diperlukan untuk
berbagai keperluan misalnya : pencucian, pengupasan umbi atau buah, penentuan
kualitas bahan (tenggelam atau mengambang), bahan baku proses, medium
pemanasan atau pendinginan, pembentukan uap, sterilisasi, melarutkan dan
mencuci bahan sisa (Sudarmadji,2003).
Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen
di samping ikut sebagai bahan pereaksi, sedangkan bentuk air dapat ditemukan
sebagai air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila
terjadi penguapan atau pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan
cara tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik, yaitu ikatan menurut
sistem kapiler dan air terikat secara kimia, antara lain air kristal dan air yang
terikat dalam sistem dispersi (Purnomo,1995).
Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses
kerusakan bahan makanan misalnya proses mikrobilogis, kimiawi, ensimatik,
bahkan oleh aktivitas serangga perusak (Sudarmadji,2003).
-
5/28/2018 kadar air
2/14
Jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme dinyatakan dalam besaran aktivitas air (Aw = water activity).
mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh dan berkembang biak.
Seperti halnya pH, mikroba mempunyai niali Aw minimum, maksimum dan
optimum untuk tumbuh dan berkembang biak ( Ahmadi,2009).
Sampai sekarang belum diperoleh sebuah istilah yang tepat untuk air yang
terdapat dalam bahan makanan. Istialah yang umumnya dipakai hingga sekarang
ini adalah air terikat (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang
tepat, karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda, bahkan ada yang tidak
terikat. Karena itu, istilah air terikat ini dianggap suatu sistem yang mempunyai
derajat keterikatan berbeda-beda dalam bahan (Winarno,1992).
Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan
makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan aw. Aw adalah
jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Kandungan air dan aktivitas air mempengaruhi perkembangan
reaksi pembusukan secara kimia dan mikrobiologi dalam makanan. Makanan
yang dikeringkan atau dikeringbekukan, mempunyai kestabilan tinggi pada
penyimpanan, kandungan airnya sekitar 5 sampai 15%. Golongan makanan yang
kandungan airnya menengah, seperti korma , kue basah rentang kandungan airnya
20-40%. Pangan berkandungan air menengah biasanya mempunyai aktivitas air di
atas 0,5, termasuk air kapiler (Winarno, 1992).
Aktivitas air merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas simpan
sejumlah makanan, dengan demikian diperlukan pengemasan untuk membantu
mempertahankan kualitas makanan. Produk higroskopis harus dikemas dalam
wadah kaca dengan tutup tidak tembus air atau dalam plastik kedap air (polivinil
klorida tebal). Misalnya kopi instant. Ada beberapa makanan yang kelembapan
nisbi kesetimbangannya di atas kondisi iklim luar. Dengan demikian bahan kemas
bekerja melindungi produk agar tidak kehilangan air. Hal ini terjadi pada keju
yang diproses dan makanan yang dipanggang.
-
5/28/2018 kadar air
3/14
B.TujuanAdapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan
memahami penentuan kadar air dalam produk perikanan.
-
5/28/2018 kadar air
4/14
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakso IkanBakso adalah salah satu produk pangan yang terbuat dari bahan utama
daging yang dilumatkan, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lainnya,
dibentuk bulat-bulatan dan selanjutnya direbus. Berbeda dengan sosis, bakso
dibuat tanpa mengalami proses curing, pembungkusan maupun pengasapan.Bakso
berdasarkan nama dagingnya dibedakan atas tiga, yaitu bakso ikan, bakso ayamdan bakso sapi (Anonim, 2010)
Ikan yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bakso ikan
haruslah dipilih dari jenis yang memiliki kadar gizi dan kelezatan yang tinggi,
tidak terlalu amis, dan benar-benar masih segar. Beberapa jenis ikan, baik ikan air
tawar, air payau atau pun air asin (laut) dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan bakso ikan. Adapun beberapa jenis ikan air tawar yang dapat
digunakan dalam pembuatan bakso ikan, antara lain adalah lele, ikan mas, patin
dan nila merah. Sedangkan Ikan air payau adalah bandeng, payus, dan mujair
(Irianto, 2004).
Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan bakso adalah
tepung pati, misalnya tepung tapioca dan tepung pati aren. Bahan pengisi
mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi, sedangkan kandungan proteinnya
rendah. Bahan tersebut tidak dapat mengemulsikan lemak tetapi memiliki
kemampuan mengikat air. Penambahan tepung terlalu tinggi akan menutup rasa
daging sehingga rasa bakso kurang disukai konsumen, tepung tapioka berfungsi
sebagai bahan pewarna putih dan memberikan warna yang khas (Anonim, 2010).
Kriteria bakso Ikan yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso
yang terdapat didalam SNI 01-3818-1995 berdasarkan pernyataan Daniati (2005),
adalah:
a. Bentuk bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang.
b. Warna putih merata tanpa warna asing lain.
c. Rasa lezat, enak, rasa Ikan dominan sesuai jenis ikan yang digunakan.
-
5/28/2018 kadar air
5/14
d. Aroma bau khas ikan segar rebus dominan dan bau bumbu cukup tajam.
e. Tekstur kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging, tanpa
duri atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.
B. Otak-OtakOtak-otak adalah sejenis makanan yang dibuat dari ikan yang dibungkus
dengan daun pisang dan dibakar menggunakan api arang kayu ataupun sabut
kelapa. Otak-otak pada umumnya terbuat dari ikan tenggiri, santan, sagu,
bumbu, dan gula (Suriawiria, 2005).
Otak-otak ini merupakan makanan khas daerah sumatera selatan. Namun
penyebarannya hampir diseluruh Indonesia. Otak-otak digunakan sebagai
hidangan dan sajian pembuka. Sebagai hidangan, otak-otak sebaiknya
dihidangkan dalam keadaan panas (segera setelah dibakar). Otak-otak ini dapat
tahan lebih dari satu hari asalkan dimasukan kedalam lemari pendingin. Sajian
ikan begitu popular, apalagi untuk kita yang tinggal di negeri yang dikelilingi
lautan dan sungai-sungai besar. Kita mengkonsumsinya karena cita rasanya yang
lezat dan ternyata ikan pun dianggap bahan pangan yang baik untuk kesehatan.
Selain sebagai sumber protein (hewani)umumnya daging ikan mengandung asam
lemak omega 3 terutama tenggiri. Cara pengolahannya pun mudah, cukup
dikukus, digoreng, dibakar, dipanggang, atau digulai (Suriawiria, 2005).
C. KerupukKerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan
tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat
dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah
sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak. Kerupuk
bertekstur garing dan sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan
Indonesia seperti nasi goreng dan gado-gado (Hidayat, 2006).
-
5/28/2018 kadar air
6/14
Kerupuk udang dan kerupuk ikan adalah jenis kerupuk yang paling umum
dijumpai di Indonesia. Kerupuk berharga murah seperti kerupuk aci atau kerupuk
mlarat hanya dibuat dari adonan sagu dicampur garam, bahan pewarna makanan,
dan vetsin. Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng.
Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya dijual
dalam bentuk sudah digoreng (Hidayat, 2006).
Kerupuk kulit atau kerupuk ikan yang sulit mengembang perlu digoreng
sebanyak dua kali. Kerupuk perlu digoreng lebih dulu dengan minyak goreng
bersuhu rendah sebelum dipindahkan ke dalam wajan berisi minyak goreng panas.
Kerupuk kulit (kerupuk jangek) adalah kerupuk yang tidak dibuat adonan tepung
tapioka, melainkan dari kulit sapi atau kerbau yang dikeringkan (Hidayat, 2006).
D. PempekPempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat
dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya
adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan
memproduksinya. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam
kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat
dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe
rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko
dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya
pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko
dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigidari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan
kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam
menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie
kuning (Soetarto, 2005).
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur
ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas.
Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan
-
5/28/2018 kadar air
7/14
nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda
rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota
Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di
restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin
sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an,
penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling
Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya (Soetarto, 2005).
E.Kadar AirKadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat
penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air yang tinggi
mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak,
sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1992).
Pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan ataupun sediaan yang
dilakukan dengan cara yang tepat diantaranya cara titrasi, destilasi atau gravimetri
yang bertujuan memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya
kandungan air dalam bahan , dimana nilai maksimal atau rentang yang
diperbolehkan terkait dengan kemurniaan dan kontaminasi (Dirjen POM, 2000).
Penetapan kandungan air dapat dilakukan beberapa cara, hal ini tergantungpada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan
mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105-1100 C selama 3 jam atau
didapat berat yang konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah
banyaknya air yang diuapkan. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti
bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain pemanasan
dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang -kadang
-
5/28/2018 kadar air
8/14
pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan dalam eksikator
dengan H2SO4 pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan.
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan
mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti sayuran
dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluen,
xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Contoh (sample)
dimasukkan dalam tabung bola (flask), kemudian dipanaskan. Air dan pelarut
menguap, diembunkan, dan jatuh pada tabung Aufhauser yang berskala. Air yang
mempunyai berat jenis lebih besar ada di bagian bawah, sehingga jumlah air yang
diuapkan dapat dilihat pada skala tabung aufhauser tersebut.
Untuk bahan dengan kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur dengan
menggunakan refraktometer di samping menentukan padatan terlarutnya pula.
Dalam hal ini, air dan gula dianggap sebagai komponen-komponen yang
mempengaruhi indeks refraksi.
-
5/28/2018 kadar air
9/14
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Laboratorium Hasil Perikanan tentang kadar air
dilakukan pada hari minggu, 3 November 2013 pukul 10.00 WIB bertempat di
Laboratorium Bersama Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat penjepit, cawan
porselin, desikator, neraca analitik, oven, pisau, purnace, talenan dan wadah
sampel.
Adapun bahan yang digunakan adalah bakso ikan, kerupuk, otak-otak dan
pempek.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum kadar air ini adalah sebagai berikut :
1. Preparasi sampela. Tepung Ikan
Lumatkan sampel dengan blender atau sejenisnya hingga partikelnya dapat
melewati saringan 20 mesh. Masukkan sampel dalam wadah plastik ataugelas yang bersih dan tertutup.
b. Produk selain tepung ikanLumatkan sampel hingga homogen dan masukkan dalam wadah plastik
atau gelas yang bersih atau tertutip. Jika sampel tidak langsung diuji,
simpan dalam refrigator atau freezer sampai saatnya untuk dianalisa.
Kondisikan sampel pada suhu ruang dan pastikan sampel masih tetap
-
5/28/2018 kadar air
10/14
homogeny sebelum ditimbang. Jika terjadi pemisahan antara cairan dan
sampel maka diaduk ulang dengan blender sebelum dilakukan analisa.
2. Prosedura. Kondisikan oven pada suhu yang akan digunakan hingga mencapai
kondisi stabil.
b. Masukkan cawan kosong kedalam oven minimal 2 jam.c. Pindahkan cawan kosong ke dalam desikator sekitar 30 menit samapi
mencapai suhu ruang dan timbang bobot kosong (Ag)
d. Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 2 g ke dalam cawan(Bg)
e. Masukkan cawan yang telah diisi dengan smapel ke dalam oven vakumpada suhu 90-100 C, dengan tekanan udara tidak melebihi 100 mmHg
selama 5 jam atau memasukkan sampel dalm oven tidak vakum pada suhu
105 C selama 16-24 jam
f. Pindahkan cawan dengan alat penjepit ke dalam desikator selama 30menit kemudian timbang (Cg)
g. Lakukan ujian minimal duplo.
-
5/28/2018 kadar air
11/14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilAdapun hasil yang didapat dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil perhitungan % kadar air.
Sampel Kadar Air (%)
Bakso -271
OtakOtak 22,7
Kerupuk -102,97
Pempek -104,95
B. PembahasanPada praktikum kali ini akan membahas tentang uji kadar air. uji kadar
air ini menggunakan beberapa sampel yaitu berupa bakso ikan, otak-otak ikan,
kerupuk serta pempek. Kelompok kami menggunakan sampel bakso ikan.
Sebelumnya sampel yang akan digunakan ditimbang beratnya sebanyak 2grsehingga didapat berat sampel kerupuk 2,02 gr.
ebelumnya cawan porselin disterilisasi kemudian di furnace selama
jam dengan suhu . etelah di furnace dilakukan pendinginan cawan
didalam desikator selama 30 menit,lalu ditimbang berat cawan tersebut. ampel
yang telah ditimbang dimasukkan kedalam cawan porselin lalu dioven dengan
suhu selama jam.
etelah jam dioven selanjutnya difurnace lagi dengan suhu
selama 16 24 jam sehingga didapat kadar air. Setelah terlihat air, angkat dan
dinginkan dalam desikator selama 30 menit. Kemudian basahi air dengan diberi
aquades secara perlahan, kemudian lakukan pengujian kadar air kembali pada
suhu .
Setalah difurnace, cawan diangkat dengan alat penjepit dan didingkan lagi
kedalam desikator. Kemudian keluarkan lalu ditimbang beratnya sehingga didapat
berat cawan dan sampel sebanyak 32,05 gr
-
5/28/2018 kadar air
12/14
Untuk sampel bakso ikan, otak-otak, dan pempek didapat hasil akhir
cawan dan sampel yang telah dilakukan pengabuan secara berturut - turut 27,6 gr,
27,5 gr, dan 27,97 gr. Setelah didapat berat dari masing-masing sampel maka
selanjutnya dilakukan penghitung % kadar air.
Rumus perhitungan % kadar air.
()
Keterangan : A : Berat cawan porselen kosong
B : Berat cawan dengan air
Setelah dilakukan perhitungan maka didapat hasil % kadar air. Untuk
sampel bakso didapat hasil 19,80 %, otak-otak sebesar 9,9 %, pempek 3,46 % dan
91,5 %. Perbedaan hasil % antara bakso , otak-otak dan pempek dengan kerupuk
dimungkinkan karena perbedaan tekstur sampel. Tekstur bakso, otak- otak dan
pempek yang padat berbeda dengan kerupuk yang tidak padat.
-
5/28/2018 kadar air
13/14
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih, T., Ahmadi. (2009). Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Purnomo, H. (1995). Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Pangan.
Malang: UI-Press.
Sudarmadji, S., Bambang, H., dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.F.G Winarno. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Irianto, H. B., 2004. Pengolahan Daging Lumatan Surimi dan Prospeknya.
Kanisius: Yogyakarta.
Anonim, 2010. Fungsi Tepung Tapioka Pada Bahan Pangan
http://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=ind.
Suriawiria, Unus. 2005. Pengolahan produk perikanan. Angkasa. Bandung.
Hidayat, C. 2006. Bisnis usaha perikanan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Soetarto, 2005. Wisata kuliner palembang. Angkasa : palembang.
http://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=indhttp://www.che.itb.ac.id/content.php?content=lab_5&lang=ind -
5/28/2018 kadar air
14/14
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUMTEKNOLOGI LABORATORIUM
KADAR AIR BAKSO IKAN
Oleh kelompok VI
1.Okta Julvin Tarigan ( 05111006022)
2.Debora Panggabean (05111006027)
3.Hilda ( 05111006028)
4.Eko Norpriansyah (05111006034)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013