jurusan studi agama-agama fakultas...

115
IMPLEMENTASI HUMANISME DALAM PANDANGAN YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA: SEBUAH KONSEP TEOLOGI PEMBEBASAN DI YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Oktavia Damayanti 1113032100056 JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: phungminh

Post on 07-Jun-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

IMPLEMENTASI HUMANISME DALAM PANDANGAN YUSUF BILYARTA

MANGUNWIJAYA: SEBUAH KONSEP TEOLOGI PEMBEBASAN DI YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Oktavia Damayanti

1113032100056

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf
Page 3: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf
Page 4: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf
Page 5: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

v

ABSTRAK

Oktavia Damayanti

Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya Sebuah Konsep Teologi Pembebasan di Yogyakarta

Studi ini membahas pandangan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, salah satu

tokoh yang humanis dan cinta kerukunan yang muncul disaat-saat genting ketika

ketertindasan dan ketidakadilan berkembang cukup parah dikalangan pemimpin

kepada masyarakat biasa dan kurangnya sikap saling membantu untuk keadilan di

Indonesia pada masa orde baru. Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini

adalah bagaimana pandangan humanisme Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dan

Implementasinya terhadap kehidupan bermasyarakat dan beragama dewasa ini

yang bersifat Individualis. Dalam menjawab permasalahan penelitian kepustakaan

ini, peneliti menggunakan pendekatan sosiologis dengan cara menggambarkan

data-data yang ditemukan secara apa adanya dan mengkonstruksinya melalui

kategorisasi sesuai dengan data yang didapat.

Sepanjang penelusuran dan pembahasan data dan fakta yang didapat,

penelitian ini menemukan bahwa sikap humanisme Yusuf Bilyarta Mangunwijaya

dibangun atas dasar Keprihatinan dan Kepedulian kepada sesama umat yang

sama-sama menyembah Allah Yang Esa. Pemahaman humanisme yang ada di

dunia ini bersifat tidak sempurna karena sudah dipahami oleh manusia yang tidak

sempurna.

Dalam mengimplemekasikan pemahaman Humansime, Yusuf Bilayrta

Mangunwijaya membantu warga yang terpinggirkan seperti di Kali Code dan

daerah lainnya, sikap kemanusiaanya terhadap sesame yang muncul dari hati

nuraninya mampu membantu warga untuk mengerti arti kata memanusiakn

manusia.

Page 6: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah semata yang semoga

senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis. Segala syukur

harus senantiasa penulis panjatkan atas segala nikmat sehat dan beragam nikmat

lainnya. Dengan syukur kepada Yang Maha Entah maka nikmat secuil pun akan

manis dirasa. Salah satu nikmat yang tak boleh penulis ingkari adalah dapat

menyelesaikan skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan. Tanpa izin-Nya maka

apalah arti langkah, mungkin tak akan terarah.

Salawat beriring salām pun semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Agung

Muhammad yang telah dianugrahkan agama rahmatan li-al-‘ālamīn ini. Semoga

penulis senantiasa dapat mempelajari akan arti agama yang diajarkannya dengan

bijaksana. Karena sungguh hal yang tak mungkin jika seorang utusan

mengajarkan kepada umatnya berupa keburukan yang akan menjerumuskannya ke

dalam lembah hitam nan kelam.

Hal yang harus penulis lakukan pula adalah ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang senantiasa membimbing dan mendoakan penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih penulis haturkan

kepada :

1. Mamah dan bapak yang senantiasa mendoakan kesuksesan penulis

dalam tiap detiknya, terima kasih penulis ucapkan atas bimbingan dan

kesabarannya dalam mendidik putra-putrinya, seorang Ibu yang luar

biasa dan terima kasih pula kepada Ayah penulis, yang dengan sabar dan

Page 7: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

vii

vii

tabahnya mencari nafkah untuk putra-putrinya. Terima kasih kepada

kedua pahlawanku ini yang atas kuasa-Nya telah menghantarkan penulis

pada bangku kuliah. Semoga kesehatan senantiasa atas mereka.

2. Om junaidi dan Tante tamsini yang sudah menjadi orang tua kedua

penulis, yang selalu merawat, membimbing dan membantu penulis

disetiap ada kesusahan. Yang dengan sabar menyemangati penulis untuk

tetap kuat dan sabar, terima kasih kedua pelindungku.

3. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Media Zainul Bahri, MA selaku Ketua Jurusan Studi Agama-agama,

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Dra. Halimah SM, M.Ag Selaku Sekertaris Jurusan Studi Agama-

agama, Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Ismatu Ropi, Ph.D., Selaku dosen pembimbing skripsi.

8. Prof. Ridwan Lubis MA., selaku dosen penasehat akademik dan juga

membantu dalam hal penulisan skripsi.

9. Seluruh dosen diprogram Studi Agama-agama yang telah mendidik

Penulis dan mencurahkan segala ilmunya.

Page 8: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

viii

vii

10. Seluruh staf di Jurusan Studi Agama-agama, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

11. Adek-adek Penulis, M. Hidayatu Sofiyan, Andini Fatika Sari J, Alif

Akbar Eka J. dan juga keluarga besar Bani Peno serta Bani Sakiman.

12. Silaturrahmi Mahasiswa Jepara di Jakarta

13. Teman-teman Studi Agama-agama kelas A dan B angkatan 2013. Pity,

Sofi, iin, Lala, Lina, Aul, Uni, Ayu, Windi, Makiyah, Adibah, Amin,

Anggi, Sahwin, Ismail, Sadawi, Saniman, Tedi, Ocid, Fahad, Uje, Ucup,

Abu, Imam, Iman, Faris, Irfan, Wahid, Sukmaya, Najib, Qaffa.

14. Untuk sahabat Penulis Tamara, Ira, Iin, Ayu, Lala, Lina, Rara, Aul,

Salmah, Dian, Yeni, Idha.

15. Teman-teman dan keluarga besar di BBC Motivator School

16. Teman di kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Cisoka 2016.

17. Teman-teman kosan Itha, Novi, Zuhroh, terimakasih atas semangatnya.

18. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Jakarta

Oktavia Damayanti

Page 9: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN.………………………………………………. iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

E. Tinjauan Pustaka…………………………………………………... 8

F. Metodo Penelitian............................................................................... 10

G. Sumber Rujukan ................................................................................ 11

H. Sistematika Penulisan……………………………………………… 14

BAB II BIOGRAFI Y.B MANGUNWIJAYA DAN KARYA-KARYANYA

A. Biografi ............................................................................................... 16

B. Sumber Pemikirannya ....................................................................... 20

1. Keadilan sosial………………………………………………….. 20

2. Kemanusiaan…………………………………………………… 23

C. Karya-karya Y.B. Mangunwijaya .................................................... 27

BAB III AJARAN HUMANISME DAN PANDANGAN YUSUF BILYARTA

MANGUNWIJAYA

Page 10: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

ix

A. Pengertian dan Sejarah Humanisme ................................................ 32

1. Humanisme Masa Klasik……………………………………... 34

2. Humanisme Zaman Renaisans……………………………….. 35

3. Humanisme Abad Modern…………………………………… 37

B. Humanisme dalam Teologi Pembebasan ......................................... 39

C. Ajaran Humanisme dalam Agama Katolik ..................................... 43

D. Humanisme dalam Pandangan Y.B. Mangunwijaya ...................... 46

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

A. Refleksi Teologi Terhadap Humanisme Y.B. Mangunwijaya... 53

B. Kelebihan dan Kelemahan Konsep Romo Mangunwijaya ............ 57

C. Sumbangsih Pemikiran Yusuf Bilyarta Mangunwijaya Terhadap

Kehidupan Manusia ........................................................................... 60

D. Tinjaun Pemikir Muslim Terhadap Gagasan Teologi Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya……………………………………………………… 63

E. Respon Masyarakat Kali Code Terhadap Humansime Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya……………………………………………………… 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 64

B. Saran ................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

BAB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua agama berdedikasi untuk memuja, memuliakan Yang Maha Agung

yang disembah sebagai Yang Tertinggi. Yang Maha Kuasa. Semangat Kristiani

disamakan dengan semangat kemanusiaan, khususnya dan terutama terhadap

mereka yang selama ini tidak dianggap, bahkan dipaksa hidup tanpa martabat dan

kemanusiaan.1

Secara fitrah manusia lahir untuk saling menolong, memberi dan diberi, dan

menebarkan cinta kasih kepada sesama umat. Semua ajaran pasti mengajarkan

tentang kebaikan dan salah satunya didalam Alkitab, mengajarkan bahwa manusia

merupakan ciptaan tertinggi, memiliki harkat sebagai mandataris pencipta-Nya.

Hanya manusia yang memiliki aspek lahiriah dan spiritual. Dalam dimensi

lahiriahnya manusia sangat terbatas dalam kekuatan, ruang dan waktu. Dimensi

spiritualnya memungkinkan manusia berelasi kepada Khaliknya. Dan spiritualnya

memiliki kebutuhan yang hanya bisa dipuaskan dan dipenuhi oleh PenciptaNya,

panggilan Allah kepada manusia adalah untuk berserah diri kepada-Nya, secara

aktif dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan. Sejajar dengan itu manusia

diberi tanggung jawab untuk mengasihi sesamanya sama seperti dirinya.

Berhubungan dengan semua hal tentang cara berdedikasi kita kepada Allah

untuk saling mengasihi antara sesama, maka muncullah ide-ide baru tentang

1Y.B Mangunwijaya, Memuliakan Allah Mengangkat Manusia, Dari Majalah Rohani, Mei

, h. - , Ed.,YB. Priyanahadi dkk., Memuliakan Allah Mengangkat Manusia

(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, ), h. .

Page 12: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

sebuah golongan yang berdedikasi untuk mengikrarkan dirinya membantu sesama

makhluk Tuhan maka muncullah teori baru tentang Humanisme, “Humanisme”

yaitu suatu paham yang menganggap manusia sebagai objek terpenting secara

maksimal kepada kemajuan manusia, karena manusia dianggap dapat membangun

dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal positif yang dimiliki oleh setiap manusia

Dari awal munculnya humanisme banyak tokoh-tokoh yang terkenal, yang

dianggap layak disebut sebagai pejuang kemanusiaan dan salah satunya yaitu Y.B.

Mangunwijaya (dan selanjutnya dipanggil Romo Mangun), dia adalah seorang

arsitektur, sastrawan dan juga seorang pastur kerohaniawan di dalam Agama

Katolik. Dan pada umumnya misi seorang pastur dalam menyantuni suatu

kelompok masyarakat, apalagi masyarakat miskin yang tidak jelas asal-usul dan

agamanya, dan seorang pastur ialah untuk menyebarkan ajaran Katolik dan

menariknya ke dalam kelompok keagamaan ini. Namun pengertian misi semacam

ini tampaknya sudah tidak berlaku lagi dikalangan Gereja Katolik, terutama sejak

tahun -an (Konsili Vatikan II).2

Romo3 Mangun termasuk pastur yang meninggalkan pengertian misi

kristenisasi yang sudah ketinggalan zaman itu. Meskipun bukan penganut

Theology of Liberation (“Teologi Pemerdekaan” dalam terjemahan Romo

Mangun, bukan “Teologi Pembebasan”), Romo Mangun mengakui sendiri punya

visi yang sama dengan gerakan sosial di Amerika Latin yang merujuk kepada

2Darwis Khudori, Menuju Kampung Pemerdekaan (Yogyakarta : Yayasan Pondok Rakyat,

) 3Sapaan akrab Y.B Mangunwijaya, kata “Romo” adalah gelar panggilan yang diberikan

oleh umat Katolik Indonesia kepada para imam Katolik (pastor). Gelar panggilan ini berdasarkan

atas Korintus dan TESALONIKA -

Page 13: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Iman kristiani dan Marxisme4 ini. Kesamaan ini terletak pada keberpihakannya

secara total (melalui pikiran dan tindakan) kepada kaum miskin dan tertindas.

Paradigma pembebasan adalah penegasan dari paradigma penyelamatan.

Intinya adalah bahwa manusia diciptakan dengan citra Allah yang kudus, artinya

bebas dari segala bentuk dosa, namun karena kesombongan dan keserakahannya

ia kehilangan kebebasannya, terkungkung dalam penjara dosa dan kegelapan.

Oleh karena kemurahan Allah maka diutuslah Yesus dari Nasareth yang berasal

dari Roh Allah yang bekerjasama dengan Daging Maria yang tidak ternoda dosa

mewartakan kebenaran dan keadilan.

Teologi pembebasan adalah salah satu yang menawarkan sistem sosial yang

mengedepankan keadilan sebagai warga negara dan warga dunia dalam

pandangan agama (manusia yang adil, tidak tertindas) yang dirusak oleh manusia

sendiri. teologi pembebasan berfokus pada gerakan perlawanan yang kebanyakan

dilakukan oleh para agamawan terhadap kekuasaan yang hegemoni dan otoriter.

Pemikiran teologi pembebasan bermula dari Hermeneutika Alkitab. Setelah

menafsirkan pesan-pesan dalam Alkitab berdasarkan tindakan Yesus yang

membela dan menolong orang-orang lemah, sakit, tertindas, maka peran agama

juga seharusnya demikian. Dalam agama Kristen sendiri, hal ini menjadi

tanggung jawab gereja sebagai lembaga agama yang memiliki pengaruh, baik

kepada jemaatnya, masyarakat dimana dia tinggal, maupun kepada

pemerintahannya. Nilai-nilai yang muncul itu biasanya dilihat dari

perikemanusiaan dan perikeadilan. Pelanggaran nilai-nilai ini di sejumlah negara

4Sebuah paham yang berdasar pada pandangan Karl Marx, yang dimana Marx protes

terhadap paham kapitalisme dan merupakan dasar teori komunisme modern.

Page 14: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

telah membangkitkan keprihatianan di kalangan aktivis Teologi Pembebasan

berdasarkan nilai-nilai yang didapat dari tafsir kitab sucinya masing-masing.

Sebagai contoh, umat Kristen dengan ajaran kristologi yang menafsirkan

bahwa Kristus (Tuhan) adalah seorang yang hadir dalam situasi karut marut dan

membawa pembebasan bagi rakyat kecil dan tertindas. Dari dasar inilah, maka

orang Kristen mengikuti teladan Yesus dan menentang ketidakadilan. Mereka

merasa mendapat tugas untuk meneruskan perjuangan Tuhan yang disembahnya.

Menurut Guitterez yang membagi teologi pembebasan kedalam

karakteristik dan di dalamnya tertulis bahwasanya teologi sesungguhnya adalah

praksis5 pembebasan dari belenggu ekonomi, sosial, politik, dan dari sistem

masyarakat yang mengingkari kemanusiaan dan dari kedosaan yang merusak

hubungan manusia dengan Allah dan teologi adalah sebuah refleksi yang lahir dari

tindakan.6

Romo Mangun sebagai seorang anak yang mampu mengenyam pendidikan

hingga dia dewasa, mempunyai keinginan untuk mengabdikan dirinya pada agama

yang dianutnya dan mengabdikan dirinya kepada bangsa Indonesia sehingga

selesai pendidikannya di Institut Filsafat dan Teologi Sancti Pauli di Yogyakarta,

ia ditasbihkan sebagai pastur oleh Uskup Monseignour Soegiopranoto SJ (tokoh

yang dikaguminya) pada tanggal september dengan nama Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya .7

5Kata Praksis adalah kata lain dari praktik atau aksi yang merupakan sebuah istilah teknis

dalam filsafar marxisme 6http//TeologipembebasanWikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas.html

7Romo Y.B Mangunwijaya Tahun, Mendidik Manusia Merdeka (Yogyakarta:Institut

Dian/interfidei bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, ), h. .

Page 15: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Ia memilih menjadi Pastur. Ia sadar bahwa ia akan hilang kesempatannya

untuk menjadi “orang terhormat dengan rumah besar, mobil bagus dan istri

cantik” sebagaimana dibayangkan kaum remaja pada masanya. Tapi “benih”

yang ditanam ayahnya telah tumbuh kuat oleh perang, ia percaya bahwa pekerjaan

paling mulia baginya ialah mempersembahkan hidupnya bagi rakyat menderita

dan jalan yang paling tepat untuk itu ialah menjadi pastur, agar ia tak perlu

tergoda mencari “uang” dan “kekuasaan”, sehingga ia dapat mencurahkan seluruh

tenaganya untuk mewujudkan “cinta kasih”.

Hanya satu hari setelah pentasbihannya, Uskup memanggilnya, ia diminta

menempuh pendidikan arsitektur. Uskup mengatakan bahwa Gereja Indonesia

membutuhkan arsiteknya sendiri atau dari kalangan pastur untuk membangun

gereja-gerejanya agar bercitra “pribumi”, tidak sekedar meniru gaya “Barat”

seperti selama ini.

Dari semua yang telah dibaca oleh penulis tentang Y.B Mangunwijaya,

dilihat bahwa Mangun banyak mereflesikan kehidupan kemanusiaannya guna

kecemerlangan masa depan. Dan menata kehidupan manusia dengan tidak

mengesampingkan atau meninggalkan ajaran-ajaran agama, karena itu penulis

memandang bahwa ia adalah sosok yang memiliki cita-cita membangun dan

mendidik bangsa yang lebih kuat. Dalam petisi tulisannya terdapat kalimat bahwa

dia mengatakan:

“Pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Besar diungkapkan lewat pengangkatan

manusia bina ke taraf kemanusiawian yang layak, sebagaimana dirancang Tuhan

pada awal penciptaan, tetapi dirusak oleh kelahiran hukum rimba buatan manusia”.

Dan dari penjabaran diatas, penulis tertarik untuk menulis tentang

implementasi dan refleksi teologi Mangun dalam sikap kemanusiaannya, dan

Page 16: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

menurut penulis hal ini perlu dikaji atau dibahas lebih lanjut tentang sosok Y.B

Mangunwijaya dikarenakan mengandung relevansi yang baik terhadap kenyataan

manusia saat ini. Bahwa berbagai hal perbuatan dan juga ide untuk menjunjung

kemanusiaan dan keadilan serta pendidikan diantara umat manusia sangatlah

layak dikaji dan disampaikan kepada khalayak. Hal tersebut kemudian menjadi

latar belakang penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Humanisme

Dalam Pandangan Romo Bilyarta Mangunwijaya: Sebuah Konsep Teologi

Pembebasan Di Yogyakarta”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, penulis akan membatasi ruang lingkup

pembahasan, yaitu bagaimana implementasi dan refleksi teologi Y.B.

Mangunwijaya dalam humanisme dalam membahas tentang pengaruh keagamaan

Romo Mangun yaitu seorang rohaniawan di dalam agama Kristen Katolik

terhadap hal-hal kemanusiaan dan pejuang kemanusiaan yang beliau lakukan

selama hidupnya.

Sedang rumusan masalah, penulis memfokuskan kepada masalah yaitu:

Bagaimana pandangan YB Mangunwijaya terhadap humanisme dan implementasi

humanisme di Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjawab kedua masalah di atas

yaitu:

Page 17: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

. Mengetahui pandangan Romo Mangunwijaya terhadap humanisme.

. Mengetahui model implementasi pandangan humanisme di Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

. Manfaat Akademis

Skipsi ini bermanfaat untuk memahami realitas berbagai gejala

keberagamaan khususnya yang berkenaan dengan implementasi humanisme

sebagai manifestasi konsep teologi pembebasan di Yogyakarta. Sehingga

pemikiran tersebut akan memperkaya wawasan civitas akademika lembaga

pendidikan tinggi keagamaan terahadap berbagai fenomena perbandingan

keberagamaan. Sebagaimana hal ini telah dilakukan oleh teologi pembebasan

yang dilakukan teolog Katolik Romo Mangunwijaya.

. Manfaat Praktis

Skripsi ini akan bermanfaat guna memberikan kontribusi untuk

memperkaya bacaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya

Fakultas Ushuluddin dan Jurusan Studi Agama-Agama. Tentang perbandingan

femonena keberagamaan berbagai kelompok masyarakat.

. Manfaat Umum

Penulis ingin memberikan manfaat dan pengetahuan bagi setiap orang yang

ingin mendalami sebuah proses transformasi dari teologi normatif dan filosofis

menjadi teologi fungsional dalam kehidupan masyarakat.

Page 18: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh penulis melakukan penelusuran, belum pernah menemukan judul

skripsi, tesis, disertasi yang berjudul Implementasi Humanisme Dalam Pandangan

Romo Bilyarta Mangunwijaya: Sebuah Konsep Teologi Pembebasan Di

Yogyakarta. Dari semua yang sudah ditelusuri oleh penulis seperti halnya banyak

ditemukan tulisan tentang Romo Mangun yang hanya bersifat jurnal dan ebook,

dan juga penulis menemukan skripsi yang berjudul “Gereja Diaspora, Teologi

Pemerdekaan dalam Praksis Hidup menggereja menurut Y.B Mangunwijaya, Pr.

Dalam buku Gereja Diaspora”, Jurusan Teologi Program Studi Ilmu Teologi

Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta , yang dimana didalamnya

membahas tentang kritikan Romo Mangun tentang Gereja Diaspora, dan di

dalamnya tidak terlalu dibahas tentang ibadat Romo Mangunwijaya.

Tesis Prapto Waluyo yang berjudul “Moralitas Y.B Mangunwijaya: kajian

novel Burung-burung Manyar dan Durga Umayl Universitas Indonesia, yang

dimana di dalam tesis ini dijelaskan bagimana penulis mencoba mengungkapkan

tentang tingkah laku moral Mangunwijaya dalam penulisan novelnya di novel

Burung-burung Manyar dan Durga Umayl, karena Mangun adalah juga seorang

sastrawan oleh sebab itu dia lebih banyak menjelaskan atau menuangkan idenya

lewat tulisan-tulisan baik berupa sebuah teks tulisan maupun novel.

Melihat daftar pustaka diatas, penulis melihat belum ada yang meneliti lebih

inheren kepada implementasi dan teologi Romo Mangunwijaya yang

mempengaruhi sikap kemanusiaannya. Tesis, skrpsi dan tulisan tentang Romo

Mangun memang banyak ditemukan tapi belum ada yang menyinggung tentang

Page 19: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Refleksi teologi Romo Mangun dalam pejuang kemanusiaan, padahal humanisme

Mangunwijaya itu adalah humanisme religi yang tidak mengeyampingkan agama,

bahkan dia adalah seorang pastur yang pasti kemanusiaannya terpengaruh oleh

Agama Katolik yang Romo Mangun anuti ajarannya, dan juga karna perintah

Agama untuk mengasihi sesama.

F. Metodologi Penelitian

Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan dengan menggunakan penelitian

tentang riset yang bersifat deskriptif dengan berusaha menggunakan analisis tebal

(thick analysis). Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam

penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan

sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Perlu diketahi bahwa terdapat

perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif

dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat

dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap

teori yang digunakan, sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari

Page 20: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan

suatu “teori”.8

G. Sumber Rujukan

. Sumber Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data

penelitian secara langsung,9 sumber data primer ini merupakan sumber data

utama, berupa karya yang ditulis langsung oleh Romo mangunwijaya ataupun

ditulis oleh orang yang ahli di bidangnya yang berhubungan dengan humanisme

dan teologi. Adapun sumber yang digunakan yaitu: Memuliakan Allah,

Mengangkat Manusia10

, Politik Hati Nurani11

, Spiritualitas Baru12

, Impian Dari

Yogyakarta13

.

. Sumber Sekunder

8M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Penerbit

Ghalia Indonesia: Jakarta ), h. . 9Suharsini arikurto,

10Y.B Mangunwijaya, Pr, Memuliakan Allah Mengangkat Manusia (Yogyakarta: Kanisius,

)

11

Y.B Mangunwijaya, oleh Ignatius Haryanto, Politik Hati Nurani (Jakarta: Grafiasri

Mukti, )

12

Y.B. Mangunwijaya, Spiritualitas baru: Agama an aspirasi rakyat, 13

Y.B Mangunwijaya, Impian Dari Yogyakarta, Kumpulan Esai Masalah Pendidikan

(Jakarta: Kompas, )

Page 21: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Sumber data sekunder adalah data yang materinya tidak langsung

berhubungan dengan masalah yang diungkapkan,14

Sumber data ini digunakan

sebagai pelengkap sumber data primer yang berisi tentang kajian-kajian pokok

yang relevan atau yang berhubungan dengan tema yang diangkat. Data sekunder

ini berupa buku, artikel atau jurnal ilmiah, majalah atau media lain yang

mendukung. Adapun sumber data yang digunakan: Mendidik Manusia Merdeka

Y.B. Mangunwijaya Tahun15

, Y.B. Mangunwijaya, Pejuang Kemanusiaan16

,

Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya17

,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya.18

a. Tekhnik pengumpulan Data

Dalam memeperoleh data, penulis menggunakan metode, library research

(penelitian kepustakaan). Dalam metode ini, penulis mengklarifikasi sumber yang

dijadikan acuan menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Pada sumber

primer, penulis menelaah karya-karya yang ditulis Y.B Mangunwijaya, serta

tulisan-tulisannya dalam bentuk opini, dan lain sebagainya yang dimuat di

berbagai media baik cetak maupun elektronik dan juga berasal dari tulisan buku-

buku yang membahas tentang Y.B Mangunwijaya. Sedangkan pada sumber

sekunder, penulis menelaah buku-buku serta literatur lain seperti majalah, jurnal,

14

Hadari nawawi & martini hadari, 15

Sumartana, dkk. Mendidik Manusia Merdeka Romo Y.B. Mangunwijaya

Tahun.(Yogyakarta:Institut Dian/Interfedei dan Pustaka Pelajar, ) 16

A. Sudiarja, Humanisme Y.B Mangunwijaya (Jakarta: Kompas Media Nusantara: ) 17

Willy Pramudya, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya dalam “Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun

(Yogyakarta: interfidei ) 18

A. Ferry T. Indratno, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya” dalam A. Supratiknya, dkk.,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, )

Page 22: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

surat kabar, buletin, dokumentasi, maupun yang bersumber dari website dan lain

sebagainya yang dapat menunjang dalam pembahasan masalah yang diangkat.

Teknik pengumpulan data yang lain adalah melakukan wawancara

mendalam (indepth interview) guna memahami konsep itu serta respon

masyarakat khususnya di sekitar Kali Code terhadap gagasan Romo

Mangunwijaya tersebut.

Sementara pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosiologis, suatu

studi tentang dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk interkasi yang

terjadi antar mereka.19

Peranggapan dasar perspektif sosiologis berfokus pada

struktur sosial, konstruksi pengalaman manusia dan kebudayannya termasuk

agama. Menurut Media Zainul Bahri, bahwa pendekatan sosiologis berfokus

kepada masyarakat yang memahami dan mempraktikkan agama; bagaimana

pengaruh masyarakat terhadap agama dan pengaruh agama terhadap masyarakat.20

b. Analisis Data

Di dalam pengolahan data, penulis menggunakan metode analisis. Metode

analisi yang digunakan ialah content analysis (isi analisis), yaitu upaya

menafsirkan ide atau gagasan “Teologi Humanisme” dari Y.B Mangunwijaya,

kemudian ide-ide dan gagasan tersebut dianalisis secara mendalam dan seksama,

guna untuk menjawab masalah implementasi dan refleksi teologi Mangunwijaya.

c. Teknik Penulisan

19

Prof. Dr. Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, ), h. . 20

Media Zainul Bahri, Wajah Studi Agama-agama Dari Era Teosofi Indonesia ( - )

Hingga Masa Reformasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ), h. .

Page 23: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Tekhnik penulisan skripsi ini penulis mengacu pada standar penulisan

skripsi yang didasarkan apada buku “ Pedoman Akademik” yang diterbitkan oleh

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah tahun yang diterbitkan oleh penerbit

Ceqda (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

H. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, penulis membagi

menjadi kedalam beberapa bab dan Sub bab.

Bab I pendahuluan di dalamnya menjelaskan tentang latar belakang masalah

dan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Di bagian ini juga

dikemukakan bahwa Y.B Manguwijaya adalah seorang sastrawan, budayawan dan

Pastur Katolik yang banyak memusatkan pemikiran-pemikirannya pada persoalan

keagamaan, kemanusiaan dan pendidikan untuk bangsa yang banyak

mempengaruhi pemikiran humanismenya.

Pada bab II, akan dikemukakan biografi Y.B Mangunwijaya dari mulai latar

belakang keluarga sampai masa intelektualnya dan sampai akhir hidupnya. Pada

bab ini juga akan diuraikan bagaimana kondisi sosial yang mengiringi langkah

Y.B Mangunwijaya hingga ia mampu menghasilkan karya-karya popular yang

diperhitungkan.

Pada bab III, akan memaparkan humanism dalam agama Katolik, ajaran-

ajarannya tentang kemanusiaan, dimulai dari pengertian humanisme, kemudian

Page 24: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

perkembangan seputarnya, terlebih dalam dunia umum dan ajaran Katolik.

Hingga pada bagian akhir dari bab ini akan dilengkapi dengan pengaruh bebarapa

tokoh tentang pandangannya terhadap Y.B. Mangunwijaya.

Pada bab IV yang merupakan inti dari skripsi ini yakni tentang

humanismenya Y.B Mangunwijaya. Dalam bab ini akan diuraikan dari mulai hal

yang menjadi landasan teologi pemikiran humanismenya Y.B Mangunwijaya,

hingga pembahasan mengenai sebuah desa yang bernama Kali Code di pinggiran

Yogya yang beliau hidupkan kembali dari ketertindasan. Dalam bab ini Y.B

Mangunwijaya menjelaskan bahwa mewujudkan perdamaian diantara umat

manusia maka ajaran tentang kemanusiaan harus terwujud dan terealisasikan.

Kesimpulan pada penelitian ini akan dibahas pada bab V, selain itu dalam

bab ini juga akan memberikan jawaban terhadap masalah yang menjadi fokus

dalam penelitian ini yakni seputar refleksi teologi Y.B Mangunwijaya. Tidak lupa

penulis juga melengkapi bab ini dengan saran-saran dan rekomendasi yang

bersifat konstruktif sebagai pemicu agar penelitian ini dapat dikembangkan lagi

oleh akademisi lainnya.

Page 25: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

BAB II

BIOGRAFI YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

DAN KARYA- KARYANYA

A. Biografi

Sastrawan, cendekiawan dan tokoh humanis yang terkenal dengan nama

panggilan Romo Mangun ini lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, Mei dari

pasangan Yulianus Sumadi Mangunwijaya dan Serafin Kamdanijah. Romo

mangun adalah anak sulung dengan duabelas adik, tujuh diantaranya perempuan.

Dari keluarga besar itu, hanya ia seorang yang terjun ke medan penggembalaan

umat.

Sebelum menjadi seorang pastur banyak kejadian lika-liku kehidupannya.

Dari kecil dia termasuk orang yang beruntung karena ayah dari Romo Mangun

diangkat anak oleh pakde ayahnya sebagai lurah di daerah Parakan Jawa Tengah.

Pengangkatan pakde ayahnya ini kelak ikut membentuk sejarah Romo Mangun.

Sebab berkat pengangkatan ayahnya lantas dimungkinkan mengenyam pendidikan

dan menjadi guru SD. Ibu Romo Mangun juga sempat mengenyam pendidikan

menjadi guru TK.1 Berbeda dengan teman-teman asramanya dari berbagai daerah

yang harus pisah dengan orang tua dan lingkungannya (yang merupakan sistim

pendidikan waktu itu).2

1Willy Pramudya, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya dalam “Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun

(Yogyakarta: interfidei ), Cet II Juli, h. . 2Willy, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dalam

“Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun, Cet II Juli, h. .

Page 26: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Meski cukup lama tinggal di asrama Romo Mangun lebih banyak terbentuk

oleh keluarganya sendiri, jelas masa kanak-kanaknya penuh dengan kenangan

yang manis dan menguntungkan menurutnya. Namun setelah kedatangan Jepang

sekolah tersebut dibubarkan dan tidak terdengar lagi kabar teman-teman Romo

Mangun sampai saat ini. Di masa kanak-kanaknya meski tidak pernah bergaul

langsung dengan Belanda atau Indo-Belanda, Romo Mangun punya kenang-

kenangan yang berkaitan dengan suasana anak Belanda atau Indo-Belanda.3

Nama lengkapnya adalah Yusuf Bilyarta Mangunwijaya. Bilyarta adalah

nama kecilnya. Yusuf nama baptisnya. Sedangkan Mangunwijaya adalah nama

kakeknya, seorang petani tembakau.4 Sejak kecil Romo Mangun menunjukkan

talenta pada bidang ilmu-ilmu pasti alam dan tekhnik.

Romo Mangun tamat SD di Magelang tahun , Sekolah Teknik

(setingkat SMP) di Yogyakarta tahun , dan SLA (Sekolah Lanjutan Atas) di

Malang tahun . Setelah itu ia menempuh pendidikan sebagai calon Imam

dengan masuk ke Seminari5 Menengah di Jalan Code Yogyakarta hingga

dan dilanjutkan Seminari Mertoyudan, Magelang hingga .

Di masa remajanya Romo Mangun sempat ikut berjuang sebagai prajurit

BPR, TKR Divisi III, Batalyon X, Kompi Zeni - , ia bertugas di asrama

Vrederbug, lalu di asrama militer di Kotabaru, bahkan ia pernah menjadi

3“Melihat mereka, serasa mereka dalam suasana surgawi sebagaimana cerita-ceria yang

diajarkan dalam pelajaran agama. Mereka memiliki mainan lengkap dan menyenangkan yang tak

mungkin dibeli oleh orang tuaku” kenangnya. Sebagai orang jawa, Mangun kecil tidak merasa

terganggu, iri, cmburu melihat tingkah laku mereka meskipun sadar bahwa tidak mungkin bermain

bersama karena suasana zaman yang membedakan mereka secara social”. (Eilly Pramudya, h. . 4Willy, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dalam

“Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun, Cet II Juli, h. . 5Seminari adalah tempat pendidikan bagi calon rohaniawan Kristiani, entah itu Kristen

yang mendidik Pendeta atau Katholik yang mendidik Pastor.

Page 27: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Komandan Seksi TP Brigade XVII, Kompi Kedu - . Ia ikut terlibat

dalam pertempuran di Magelang, Ambarawa, dan Semarang.

Ia melanjutkan studi di Institut Filsafat dan Teologi Sancti Pauli,

Yogyakarta tamat tahun , di tahun yang sama pada tanggal September, ia

ditahbiskan menjadi Imam. Oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Albertus

Soegijapranata. SJ. Kemudian belajar di Institut Teknologi Bandung jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik sampai tahun , tahun - ia melanjutkan

pendidikannya di Sekolah Tinggi Teknik Rhein, Westfalen, jurusan Arsitektur di

Aachen Jerman.6

Sepulang dari studi di Jerman. Ia bertugas sebagai Pastor di Paroki Salam,

Magelang, menjadi pelindung Kring Karitas Nandan. Tahun - ia

menjadi dosen luar biasa di jurusan Arsitektur fakultas Teknik Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta. Sejak ia mulai aktif menulis kolom di berbagai surat

kabar dan majalah. Pada tahun memenangkan Piala Kincir Emas, dalam

cerpen yang diselanggarakan Radio Nederland.

Kemudian tahun ia mengikuti Felow of Aspen Institut for Humanistic

Studies, Aspen, Colorado, Amerika Serikat. Pada tahun Romo Mangun

berhenti menjadi Dosen di UGM, keluar juga sebagai Paroki dan memutuskan

tinggal dan berkarya sebagai pekerja sosial di pemukiman “hitam” Kali Code

Yogyakarta sampai . Melakukan mogok makan untuk menolak rencana

penggusuran.

6Willy, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dalam

“Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun, Cet II Juli, h. .

Page 28: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Tahun - ia berkarya di Grigak Gunung Kidul, mendampingi

penduduk setempat dalam program lingkungan hidup dan pengadaan air bersih.

Serta ia mendampingi warga Kedung Ombo yang menjadi korban proyek

pembangunan waduk.7

Tahun mendapat penghargaan The Aga Khan Award untuk arsitektur

Kali Code. Tahun ia mendirikan Laboratorium Dinamika Edukasi Dasar

yaitu sebuah Lembaga nirlaba yang memusatkan perhatian pada bidang

pendidikan bagi anak miskin dan terlantar. Model pendidikan ini diterapkan di

SD Kanisius Mangunan, di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Bersamaan dengan itu

ia pun membangun panti asuhan dan mengasuh sejumlah anak puteri yang

sebagian dipungut dari jalanan.

Sampai akhir hayatnya Romo Mangun tidak pernah surut bergerak sebagai

pejuang kemanusian, seperti pada masa orde baru ia ikut berada ditengah-tengah

ribuan mahasiswa dalam people power. Pada Mei menjadi salah satu

pembicara utama dalam aksi demonstrasi peringatan terbunuhnya Moses

Gatutkaca di Yogyakarta.

Rabu siang, tanggal Februari , pejuang kemanusiaan yang akrab di

panggil Romo Mangun, meninggal di Hotel Le Mendien Jakarta karena serangan

jantung, setelah memberikan ceramah dalam seminar Meningkatkan Peran Buku

dalam Upaya Membentuk Masyarakat Indonesia Baru. Ia dimakamkan di makam

biara komunitasnya di Kentungan, Yogyakarta.8

7Willy, Sebuah Pengantar Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya dalam

“Mendidik Manusia Merdeka”, Romo Y.B Mangunwijaya Tahun, Cet II Juli, h. . 8Y.B Mangunwijaya, Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka

Utama, ), h. .

Page 29: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

B. Sumber Pemikirannya

Romo Mangun adalah sosok intelektual, banyak gagasannya yang tertuju

pada persoalan yang substansi dan mendasar. Paradigma pendidikan

pemerdekaan Mangun secara makro dimaknainya sebagai proses awal dalam

usaha menumbuhkan kesadaran sosial pada setiap manusia sebagai pelaku sejarah.

Sebab kesadaran sosial hanya akan bisa tercapai apabila seseorang telah berhasil

membaca realitas dan belajar memahami lingkungan mereka dengan perantaraan

dunia di sekitar mereka. Proses yang paling tepat untuk pencapaian kesadaran

tersebut adalah lewat pendidikan.9

Rakyat kecil adalah pilihan awal dan akhir Romo Mangun. Dengan segala

kelebihan dan kekurangannya, dia telah memberikan warisan yang terbaik bagi

bangsa ini. Dia memang bukanlah sosok yang lengkap dengan pemikirannya.

Pemikirannya memang amat subur tetapi, ia bukanlah pemikir sistematis yang

mengajukan teori. Pemikirannya adalah respon spontan kepada keadaan, tanpa

memberikan suatu kerangka besar yang dapat dipegang secara konseptual. Hal

yang melandasi beliau untuk berjuang kepada umat manusia ialah:

. Keadilan Sosial

Sebagai seorang pendidik serta rohaniawan yang mengenyam banyak

pendidikan di luar maupun dalam negeri, Ia selalu terfokus kepada pendidikan.

Pendidikan dimaknainya sebagai upaya pemerdekaan manusia.

9Singgih Nugroho, Pendidikan Pemerdekaan dan Islam (Yogyakarta: Pondhok Edukasi,

), Cet I Sep, h. .

Page 30: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Pendidikan pemerdekaan Mangun dipengaruhi oleh prinsip hidupnya, yang

dikenal dengan “tribina” yakni bina manusia, bina usaha, dan bina lingkungan.

Prinsip itulah yang mendorong dirinya untuk selalu komitment total. Selalu

melakukan usaha pembebasan dan pemerdekaan jiwa individu dari penindasan

oleh yang kuat terhadap yang lemah, dalam segala bentuk, melalui proses

penyadaran (Conscientiization).10

Menurut Romo Mangun fungsi esensial dunia pendidikan demi kehidupan

real kini dan mendatang ialah bagaimana jalan-jalan persekolahan formal maupun

nonformal dan informal, ketiganya berpadu secara bagus agar peserta didikan

semakin cerdas memakai daya intelegensinya mereka. Terlatih untuk jeli

menemukan sendiri sumber-sumber informasi yang penting, dan pandai

menyeleksi mana sumber serius mana sumber gadungan, mana yang relevan dan

tidak.11

Romo Mangun mengatakan pendidikan formal hanyalah eksplisit saja

meskipun penting, akan tetapi dalam situasi komunikasi modern masa kini, tidak

begitu penting mempersoalkan pendidikan formal atau pendidikan non formal,

yang terpenting sekarang adalah bagaimana mendialogkan12

pendidikan itu semua

kepada masyarakat, baik pendidikan dalam bentuk formal maupun pendidikan

10

Kata konsientisasi (berasal dari bahasa Brazil conscientizaCao), proses dimana manusia

berpartisipasi secara kritis dalam aksi perubahan. Konsientisasi tidak dapat mengabaikan

perubahan yang menghasilkan penyingkapan dan realisasi yang konkrit, Paulo Freire, Politik

Pendidikan kebudayaan, kekuasaan, dan pembebasan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ), Cet IV

Des, h. . 11

Singgih Nugroho, Pendidikan Pemerdekaan dan Islam, h. . 12

Pola dialogisme yang dikembangkannya sebenarnya bukan hanya pola relasi antara

pemerintah dan masyarakat, tapi bagaimana upaya dialog yang dilakukan oleh guru terhadap

murid. Sehingga dengan demikian tidak ada lagi dominasi antara guru terhadap murid maupun

pemerintah terhadap masyarakat, sehingga wewenang untuk mencerdaskan bangsa adalah

tanggung jawab bersama.

Page 31: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dalam bentuk non formal. Agar masyarakat dapat sadar terhadap berbagai

permasalahan yang menimpa mereka sebagai masyarakat.13

Sebenarnya

pembagian pendidikan formal, nonformal, dan informal oleh UNESCO

bermaksud baik, tetapi dalam praktiknya pembagian itu ditafsiri keliru, seolah-

olah pendidikan formal itu normative, standart dan sempurna, sehingga

pendidikan kelas dua (informal dan non formal) itu tidak normal dan hanya

ditoleransi, mengingat mereka yang bodoh, yang miskin, yang seharusnya

mengikuti pendidikan formal tetapi tidak mampu.14

Maka dari itu, Selepas dari Jerman dan mengajar di UGM selama tahun,

Romo Mangun memilih keluar dari UGM. Karena menurutnya kampus itu telah

menjadi milik orang-orang besar. Kemudian dia lebih berkonsentrasi

menjalankan tugas kepastorannya.15

Agar bisa memahami perkembangan pemikiran Romo Mangunw dalam

bingkai yang utuh, secara sederhana kita bisa melihatnya dalam sosok diri Romo

Mangun yang Agamawan sekaligus Budayawan.16

Sebagai seorang budayawan, tulisan menjadi salah satu alat perjuangannya.

Pergulatan hidupnya yang selalu bersama dengan rakyat, membuat isi karangan

yang pernah dibuatnya, tidak berpisah dengan realitas kehidupan. Hampir dalam

13

Firdaus M. Yunus, , Pendidikan Berbasis Realitas Sosial Paulo Freire YB Mangunwijaya

(Yogyakarta: Logos Pustaka , ), Cet I September, h. . 14

Y.B Mangunwijaya, Impian Dari Yogyakarta, Kumpulan Esai Masalah Pendidikan

(Jakarta: Kompas, ), Cet I, h. . 15

Y.B Mangunwijaya, Tumbal, Kumpulan Tulisan YB Mangunwijaya (Yogyakarta: Benten

Intervisi Utama, ), Cet II Juni, h. . 16

Dua Profesi inilah yang menjadi dasar berpijak untuk menjalani pilihan hidupnya.

Sebagai agamawan Katholik, dia berprinsip bahwa hidup keagamaannyaadalah pengembangan

iman dan religius, bukan mengerasnya lembaga agama yang dapat mengakibatkan eklusifisme. Dia

mengatakan bahwa agama cenderung dan dalam tingkat tertentu, harus menjadi eksklusif, tetapi

iman selalu terbuka dan inklusif. Singgih Nugroho, Pendidikan Pemerdekaan Islam (Yogyakarta:

Pondok Edukasi ), Cet I Sep, h. .

Page 32: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

setiap tulisannya, pasti kita akan menemukan nuansa dan wacana pemerdekaan,

menggugat ketidakadilan, mengunggah semangat cinta kasih, kemanusiaan,

keagamaan yang inklusif, dsb.

. Kemanusiaan

Persatuan bangsa dan masyarakat Indonesia dalam dimensi hidupnya yang

tertinggi dan terdalam adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha

Esa. Dilengkapi horizontal oleh sila kemanusiaan yang adil dan bearadab. Bila

sikap dasar vertikal dan horizontal dapat dipahami, dihayati, dan diamalkan,

buahnya ialah, persahabatan, persaudaraan, saling menghargai, saling menolong.

Jadi sikap-sikap dasar yang berciri ingklusif saling merangkul.17

Jika keduanya (vertical dan horizontal) dihubungkan, maka akan menjadi

Theoanthroposentris, yaitu mengandung hubungan antara manusia dengan Tuhan

dan hubungan antara manusia dengan manusia lain. Hal ini jika dilihat dari sudut

pandangan pancasila, hal diatas kurang lengkap. Untuk itu perlu ditambah

Cosmosentris yaitu alam sekitar atau alam sekeliling menjadi pusat pembicaraan

sehingga menjadi TheoantroCosmosentris karena pancasila memandang manusia

mempunyai tiga hubungan yaitu: Hubungan manusia dengan Tuhannya terkait

dengan sila I, hubungan manusia dengan manusia yang lain terkait dengan sila ke

II, serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya atau alam sekelilingnya terkait

dengan sila III, IV dan V.18

Prinsipnya sila ini menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan dan sikap saling menghargai antara sesama

17

YB Mangunwijaya, Demi Kesatuan dan Persatuan, dalam Nur Achmad (ed), “Pluralitas

Agama: Kerukunan dalam Keragamaan” (Jakarta: Kompas ), Cet I, h. . 18

Bambang Daroeso dan Suyamo, Filsafat Pancasila (Yogyakarta: Liberty, tt), h. .

Page 33: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

manusia „tepa selira atau besar rasa tenggang rasa‟.19

Kemanusiaan yang adil dan

beradab berarti menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan berani membela

bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.20

Keseluruhan pengertian tentang sila kedua dari Pancasila21

ini jelaslah

merupakan suatu kebulatan pengertian yang lengkap tentang manusia. Manusia

utuh dilihat dari kacamata sila kedua adalah yang sadar akan dirinya sebagai

manusia yaitu yang berkepribadian luhur. Berbeda dengan binatang dan tumbuh-

tumbuhan, manusia mempunyai kelebihannya yaitu jiwa. Oleh karena itu

manusia utuh adalah yang berbuat sesuai dengan nilai-nilai kejiwaannya.22

Manusia dapat dikatakan memiliki kebebasan dalam hal keinginannya,

tetapi terikat oleh keterbatasan dan tanggung jawabnya kepada masyarakat dan

negara. Dibatasi juga oleh lingkungan yang itu semua karena manusia tidak hidup

sendiri, tetapi hal itu tidaklah mungkin.23

Dengan begitu secara fitrah manusia bearti merdeka, dan secara alamiah

pula ia memiliki sifat sosial. Untuk bisa menggunakannya kebebasan secara tepat

ia butuh disiplin. Untuk hidup dalam masyarakat ia perlu kebijakan-kebijakan

19

Krissantono (Ed), Pandangan Presiden SoehartoTentang Pancasila (Jakarta: CSIS ),

Cet I Maret, h. . 20

Achmad Fauzi dkk, Pancasila ditinjau Dari segi Sejarah , Yuridis Konstitusional, dan

Segi Filosofis (Malang: Lembaga Penerbitan Brawijaya, ),h. . 21

Sebagai bentuk pengamalan sila kedua antara lain, Mengakui persamaan derajat, saling

mencintai sesame manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap

orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani

membela kebenaran dan keadilan, bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh

umat manusia. 22

H. Sunoto, Mengenal Filsafat Pancasila; Filsafat Sosial dan Politik Pancasila, Edisi

(Yogyakarta: Andi Offset, tt.), h. . 23

Kansil (Ed), Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Jakarta: Balai Pustaka, ) Cet

III Januari, h. .

Page 34: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

moral. Moral yang baik serta kebiasaan intelektual dibutuhkan demi

pengembangan hakikat manusia seutuhnya.

Lebih lanjut Omar al Tomy sebagaimana dikutip Syamsul Ma‟arif juga

mengatakan:

“kebebasan/kemerdekaan adalah jalan-jalan yang betul kearah

kebahagiaan individu, keselarasan sosial dan psikologinya yang baik,

pencapaian sendirinya, menyadarkan akan hakikat manusia,

kehormatan, kebanggan, dan kekuatannya. Juga ke arah peningkatan

semangat produktifitasnya, membuka bakat-bakat, minat dan

mengembangkan kebolehan-kebolehannya. Jadi

kebebasan/kemerdekaan merupakan hak asasi manusia yang harus

dipenuhi, tanpa itu manusia tidak kan menjadi manusia seutuhnya.”24

Pemikiran pendidikan pemerdekaan yang dibangun Romo Mangun

mempunyai misi dan visi yang jelas yaitu menyadarkan seluruh umat manusia.

Sasaran pendidikan Romo Mangun tidak hanya sebatas pada satu golongan saja,

tetapi bersentuhan dengan seluruh lapisan masyarakat yang ada, baik pendidikan

dalam bentuk formal, maupun pendidikan dalam bentuk non formal sebagai upaya

dalam mengunggah kesadaran kritis manusia.

Penyadaran adalah hal pertama yang harus dilakukan untuk membuka tabir-

tabir keterasingan dan penindasan yang menyelimuti manusia. Kesadaran sosial

dalam proses pemerdekaan manusia begitu penting, karena hanya kesadaran dan

mentalitas yang tercerahkan, jernih dalam melihat realitas dan wawasan

kemanusiaan yang baru, yang menentukan terjadinya transformasi sosial. Dengan

kesadaran kemanusiaan yang luhur manusia akan menjadi penentu atas

terciptanya struktur hidup yang harmonis.

24

Kansil (Ed), Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, h. .

Page 35: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Kecerdasan adalah suatu hal yang selalu diperjuangkan Mangunwijaya

dalam cita-cita dan usaha pendidikannya. Sebab, dengan keyakinan teguh, dia

sudah lama berpendapat bahwa banyak kebodohan tidak dibawa semenjak lahir

tetapi seringkali diciptakan setelah orang dilahirkan ke dunia, dan dilestarikan

setelah orang menjadi dewasa ditengah-tengah masyarakatnya. Dan kedekatannya

dengan kelompok masyarakat kelas bawah rupanya didorong oleh motivasi

pendidikan.25

Proses penyadaran yang dilakukan oleh Mangunwijaya terhadap manusia

bersifat ganda, yaitu “makro dan mikro”.26

Aspek “makro”meliputi aspek

structural masyarakat yang meliputi, struktur sosial, budaya, politik, ekonomi, dan

pendidikan. Sementara persoalan “mikro” berkaitan dengan kemiskinan

masyarakat itu sendiri yang diwarnai oleh corak kehidupan mereka sehari-hari,

terutama kecenderungan menjadi apatis dan mereproduksi struktur makro yang

menindas dalam skala mikro.

C. Karya-Karya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya

Untuk menelusuri Karya-karya Romo Mangun tidak terlalu sulit. Banyak

karyanya yang tersebar di media massa sehingga memudahkan kita untuk

mengaksesnya, berupa cerpen, novel, tulisan, buku dan juga karya arsitekturnya.

Karena bukan hanya sebagai seorang Pastur tapi ia juga sastrawan, cendekiawan

25

Y.B Mangunwijaya, Surat Bagimu Negri (Jakarta: PT Kompas Median Nusantara, ),

h. . 26

Salah satu dasar ajaran nabi adalah intelektualisasi total, yakni proses penyadaran kepada

umat dalam berbagai dimensi, baik dalam dimensi pendidikan, sosial politik dan kebudayaan. (Al-

Qur‟an : ). Prof. Dr. Abdurrahman Mas‟ud, Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dalam

Pendidikan dalam Paradigma Pendidikan Islam (Yogyakarta: IAIN dan Pustaka Pelajar, ),

Cet I Mei , h. .

Page 36: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dan pejuang kemanusiaan. Dan sebagian banyak tulisannya dikumpulkan

kedalam berbagai bukunya, salah satu diantaranya adalah Tumbal, merupakan

kumpulan tulisannya di harian Kompas, dari tahun - ., Gerundelan

Orang Republik. 27

Karya Arsitektur

. Altar dan tabernakel di Gereja Pertapaan Santa Maria Rawaseneng.28

. Permukiman Warga Tepi Kali Code Yogyakarta

. Kompleks Religi Sendangsono Yogyakarta

. Gedung Keuskupan Agung Semarang Jawa Tengah

. Gedung Bentara Budaya Jakarta

. Gereja Katolik Jetis Yogyakarta

. Gereja Katholik Cilincing Jakarta

. Markas Kowihan II Magelang Yogyakarta

. Biara Trappist Gedono Getasan Semarang Jawa Tengah

. Gereja Maria Assumpta Klaten Yogyakarta

. Gereja Katholik Santa Perawan Maria di Fatima Sragen Yogyakarta

. Gereja Maria Sapta Duka Mendut Yogyakarta

. Gereja Katolik St. Pius X Blora Jawa Tengah

. Wisma Salam Magelang Yogyakarta

27

Dalam buku ini gerundelan orang republik Romo Mangun mengajak kita

mempertanyakan lagi apa perbedaannya setelah “merdeka” bagi rakyat, buku ini ditujukan

terutama pada generasi muda, karena Romo Mangun ingin mengekspresikan simpati dan

kepercayaan kepada mereka. Menurutnya esai bukan merupakan gugusan dalil-dalil yang mampu

mengklaim kebenaran secara mutlak, melainkan merupakan upaya ikhtiar dalam rangka

memahami suatu yang dianggap penting. YB Mangunwijaya Gerundelan Orang Republik

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, ) Cet I September, h. . 28

Paulus Adhitama. OFM ( April ). Rahib Juga Manusia. Hidup katholik.com

Page 37: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Karya Buku dan Tulisan:

. Balada Becak, novel,

. Balada Dara-Dara, novel,

. Burung-Burung Rantau, novel,

. Burung-Burung Manyar, novel,

. Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa,

. Durga Umayi, novel,

. Esei-Esei Orang Republik,

. Fisika Bangunan, buku Arsitektur,

. Gereja Diaspora,

. Gerundelan Orang Republik,

. Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, novel,

. Impian Dari Yogyakarta,

. Kita Lebih Bodoh dari Generasi Soekarno-Hatta,

. Manusia Pascamodern, Semesta, dan Tuhan: renungan filsafat hidup,

manusia modern,

. Memuliakan Allah Mengangkat Manusia,

. Menjadi Generasi Pasca-Indonesia: Kegelisahan Y.B Mangunwijaya,

. Menuju Indonesia Serba Baru,

. Merintis RI Yang Manusiawi: Republik yang adil dan beradab,

. Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein,

. Pemasyarakatan Susatra dipandang dari sudut budaya,

. Pohon-Pohon Sesawi, novel,

Page 38: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

. Politik Hati Nurani, essai,

. Puntung-Puntung Roro Mendut,

. Yang Mendamba: Renungan Filsafat Hidup Manusia Modern Putri

Duyung,

. Ragawidya,

. Romo Rahadi, novel, (terbit dengan nama samara Y. Wastu Wijaya)

. Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel trilogy, dimuat -

di harian Kompas, dibukukan

. Rumah Bambu, kumpulan cerpen,

. Sastra dan Religiositas, kumpulan esai,

. Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat,

. Soeharto dalam Cerpen Indonesia,

. Spiritualias Baru, Cerpen,

. Tentara dan Kaum Bersenjata,

. Tumbal: kumpulan tulisan tentang kebudayaan, perikemanusian dan

kemasyarakatan,

. Wastu Citra, buku Arsitektur,

Karya-karyanya yang sarat dengan renungan tentang hakikat hidup di

tengah pergeseran nilai-nilai, telah menempatkan Romo Mangun sebagai

sastrawan dan juga cendekiawan yang selalu dibanggakan. Kemudian dari hasil

karya-karyanya tersebut dia memperoleh penghargaan, diantaranya adalah:29

29

Y.B Mangunwijaya, Mendidik Manusia Merdeka ( Yogyakarta: Institut Dian/ Interfidei

bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, ), Cet ke- , h. .

Page 39: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

. Penghargaan Kincir Emas untuk penulisan cerpen dari Radio Nederland

. Aga Khan Award for Architecture untuk pemukiman warga pinggiran Kali

Code, Yogyakarta September

. Penghargaan Arsitektur dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk tempat

peziarahan Sendangsono

. Penghargaan sastra se-Asia Tenggara Ramon Magsaysay pada tahun

. Anugerah Kemanusiaan LBH-YLBHI, Jakarta, Desember

. Hadiah Sastra dari Dewan Kesenian Jakarta untuk buku “Sastra dan

Religiositas”

. Penghargaan IAI ( Ikatan Arsitek Indonesia) . bersama Dharwis

Khudori, Pertapaan Bunda Pemersatu, Gedono, Boyolali, Jawa Tengah

. The S.E.A Write Award Ratu Sirikit, Bangkok Oktober .

Dilihat dari karya-karya dan tulisan-tulisannya, jelas bahwa Romo Mangun

adalah Pastur, penulis serta cendekiawan yang sangat handal, yang menuangkan

ide serta gagasan beliau dalam bebagai karya yang patut di banggakan.

Page 40: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

BAB III

AJARAN HUMANISME

DAN PANDANGAN YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

A. Pengertian dan Sejarah Humanisme

Humanisme mempunyai banyak pemaknaan tergantung, bagaimana sudut

pandang dan tinjauan yang digunakan untuk memaknai kata tersebut. Karena

humanism adalah sebuah kata yang mencakup kemungkinan konteks serta

memiliki makna yang luas. Maka dari itu, kata humanism perlu ditelusuri secara

etimologis, terminologis dan juga dari segi historis. Salah satu pengertian

humanism adalah gerakan humanis di Eropa yang memandang manusia dalam

perspektif “manusia” belaka yang bertentangan dengan perspektif agama.1

Secara terminologi, humanism bearti martabat dan nilai dari setiap manusia,

dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiyah (fisik

nonfisik) secara penuh.2

Kata humanis di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti

humanism sebagai aliran yang bertujuan: (a) menghidupkan rasa perikemanusiaan

dan mencita-citakan pergaulan yang baik.3 (b) aliran yang menganggap manusia

sebagai obyek studi yang terpenting. Dan (c) aliran Zaman Renaissance yang

1Aisyah, “Humanisme dan Renaissance Dalam Pandangan Filsafat”, artikel diakses pada

tahun dari http://www.uin-alaudin.ac.id/download- Aisyah.pdf. 2Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran Yang demokratis & Humanis (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, ), h. . 3Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, h. .

Page 41: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

menjadikan sastra klasik (dari bahasa Latin dan Yunani) sebagai dasar seluruh

peradaban manusia.4

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa humanisme merupakan

aliran pemikiran yang bergerak untuk menghidupkan kemanusiaan. Dengan kata

lain humanisme bisa diakatakan sebagai “Memanusiakan Manusia”. Hal ini

ditegaskan dengan penjelasan humanism oleh Loren Bagus yang menyatakan

bahwa humanism merupakan sebuah falsafat yang menganggap individu sebagai

sumber nilai terakhir, dan mengabdi pada pemupukan perkembangan moral

individu secara rasional dan bearti tanpa acuan pada konsep-konsep tentang yang

adikodrati.5

Pengertian humanisme memang sudah banyak tokoh yang mendefiniskan

menurut pemahamannya masing-masing. Sehingga buka hal yang mudah dapat

diartikan tentang definisi humanism itu sendiri.

Humanisme berada dalam setiap rentetan waktu dan pemikiran manusia.

Dari zaman klasik (Yunani), Renaissance, modern hingga posmodern. Selain itu

humanism secara umum juga berada dalam falsafat barat dan islam, serta

menuliskan secara historis perkembangan pemikiran humanisme.

Humanisme sebagai pemikiran, paham, gerakan, humanisme lahir di Eropa

sebagai reaksi atas peradaban dehumanis, dari Abad Pertengahan yang

menampilkan persatuan antar agama (Gereja) dan negara. Manusia pada waktu

itu tidak menjadi istimewa lantasan manusia harus tunduk terhadap doktrin Gereja

atas nama Tuhan. Seiring dengan berkembangnya zaman ke zaman, penting

4Aisyah, “Humanisme dan Renaissance Dalam Pandangan Filsafat”, artikel diakses pada

tahun dari http://www.uin-alaudin.ac.id/download- Aisyah.pdf. 5Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, ), h. .

Page 42: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

kiranya melihat konteks-konteks penggunaan humanisme. Maka dari itu penulis

membagi tiga bagian, diantaranya adalah Humanisme Klasik, Humanisme Zaman

Renaisans, Humanisme Abad Modern.

. Humanisme Masa Klasik

Humanisme pada masa ini adalah humanisme yang muncul dari Yunani,

yang pada saat itu bermunculan pula para pemikir-pemikir seperti Sokrates, Plato,

Aristoteles. Di dalam peradaban Yunani Kuno yang menjadi sumber pokok

konsep humanisme adalah perkembangan pemikiran filsafat dari persoalan alam

(kosmologis) menuju pembicaraan soal-soal manusia (antropologis) dan konsep

“Paideia”6 sebagai system pendidikan Yunani Kuno yang menjadi awal dari

kesadaran intelektual manusia dan menjadi perenungan eksistensi manusia dalam

bentuk daya nalarnya dan mengolah bakat-bakat kodrati manusia dan bangsa

Romawi Kuno dengan gagasannya tentang manusia sebagai animal rationale

dipandang sebagai peletak dasar humanisme universal.7

. Humanisme Zaman Renaisans

Pada abad adalah zaman yang dikenal sebagai zaman krisis abad

pertengahan dan berlangsung hingga abad ke . Pada abad ke ini dikuasai

oleh sebuah gerakan yang bernama Renaisans. Arti kata Renaisans adalah

kelahiran kembali, secara historis renaisans adalah suatu gerakan yang meliputi

suatu zaman yang dimana orang kala itu merasa dirinya telah dilahirkan kembali

dalam keadaban. Zaman ini dapat dikatakan bahwa orang pada saat itu merujuk

kembali kepada keindahan sumber-sumber murni yang dihasilkan oleh

6Joel L. Kraemer, Renaisans Islam Kebangkitan Intelektual dan Budaya Pada Abad

Pertengahan (Bandung: Mizan, ), h. .

7Joel L. Kraimer, Renaisans Islam Kebangkitan, h. .

Page 43: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

pengetahuan sehingga dapat menghasilkan keindahan. Gerakan ini dimulai pada

pembaharuan di bidang kerohanian, kemasyarakatan dan kegerajaan yang telah

dimulai pada pertengahan abad ke di Italia, pergerakan ini dilakukan oleh para

orang humanis Italia.8

Tujuan pertama gerakan para humanis Italia adalah merealisasikan

kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, yang dilaksanakannya dengan

mengaitkan hikmat Kuno (klasik) dengan wahyu, dan dengan memberikan

kepastian kepada Gereja, bahwa sifat-sifat pikiran klasik itu tidak dapat binasa,

dengan memanfaatkan kebudayaan klasik mereka bermaksud untuk

mempersatukan kembali Gereja-Gereja yang telah dipecah-pecah oleh banyak

madzhab dan petinggi-petinggi Gereja.9

Situasi sebelum era renaissans begitu buruk sehingga para elit Gereja yang

mengumbar ajaran-ajaran keagamaan justru tak segan-segan melakukan

malpraktek tirani, ketidakadilan, dan glamorisme serta menjadikan agama sebagai

media untuk meraih kekuasaan dan kedudukan duniawi. Bahkan, orang-orang

yang saat itu mendapatkan kekuasaan harus menjalin relasi dengan mereka, serta

harus harus tunduk kepada kebesaran dan keagungan kedudukan mereka. Para

elit Gereja beranggapan bahwa seakan-akan ia menjadi raja-raja untuk langit dan

bumi. Pintu masuk surga dianggap tertutup bagi rakyat yang tidak tunduk pada

mereka, dan bahkan rakyat yang tidak tunduk juga diasingkan dari jabatan-jabatan

8Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta :kanisius, ), h. .

9Aisyah, Humanisme dan Renaissance Dalam Pandangan Filsafat, h. .

Page 44: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

duniawi. Tak cukup dengan mengaku sebagai pengampun dosa, para penguasa di

Gereja juga mengaku bahwa penjualan tanah surga ada di tangan mereka.10

Ciri pada masa renaissans ini adalah kemanusian sebagai antitesis dari

ketuhanan. Pada zaman ini pula sering disebut humanisme kritis terhadap otoritas

Gereja yang memberngus kemanusiaan. Bisa dikatakan kritis adalah karena

persekutuan antara agama dan negara, seiring dengan perkembangan filsafat dan

ilmu pengetahuan modern. Kaum humanis ditandai oleh pendekatan rasional

terhadap manusia, yang tidak terburu-buru melakukan hubungan singkat dengan

hubungan wahyu Ilahi, tetapi lebih dahulu lewat penelitian cermat atas ciri-ciri

keduniawian dan alamiah manusia. Upaya yang dilakukan adalah dengan memulai

perdamaian antara filsafat dan khususnya Aristoteles dan Plato dengan kitab suci,

kesastraan Yunani Kuno dan ajaran-ajaran wahyu.11

Pada zaman humanisme renaissans lebih dikenal karena penekaannya pada

individualisme yang dikenal dengan Humanisme Individualisme yaitu gerakan

kemanusiaan yang menganggap manusia sebagai pribadi perlu diperhatikan,

karena manusia merupakan makhluk individu-individu unik yang bebas untuk

berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.12

Setelah humanisme individualis kini diteruskan oleh Humanisme Naturalis

Renaissance ditandai dengan adanya keyakinan bahwa rasioanalitas alamiah

manusia dapat menghasilkan perkembangan peradaban, dan lepas dari penjara dan

dogma agama. Galen ( - ), orang yang mengembangkan gerakan ini,

10Aisyah, Humanisme dan Renaissans Dalam Pandangan Filsafat, h. .

11

Syaiful Arif, Humanisme Wahid Pergumulan Islam dan Kebudayaan (Yogyakarta: Ar-

Ruzz, ), h. .

12

Syaiful Arif, Humanisme Wahid Pergumulan Islam dan Kebudayaan, h. .

Page 45: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

bertolak dari karya-karya filsafat Aristoteles menghasilkan karya-karyanya

mengenai fisiologi. Pemikir lain yang melakukan eksplorasi empirik dan

mendukung gerakan ini adalah Francis Bacon ( - ). Timothy Bright, dan

Burton. Mereka sepakat bahwa jiwa dan badan manusia saling berelasi dengan

erat dan merupakan sebuah kesatuan.

. Humanisme Abad Modern

Pada abad ke pemikir renaissans telah mencapai penyempurnaan diri

beberapa tokoh besar. Pada abad ini tercapailah kedewasaan pemikiran. Abad ini

dipandang sebagai sumber pengetahuan hanya apa yang secara alamiah dapat

dipakai manusia yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiris), padahal orang

cenderung untuk memberikan tekanan kepada salah satu dari keduanya itu, maka

pada abad ini timbul dua aliran yang saling bertentangan, yaitu aliran rasionalisme

dan empirisme.13

Para era modern ini selain dua aliran tersebut diatas, juga akan

diketengahkan aliran-aliran besar lainnya yang ikut berperan mengisi lembaran

filsafat modern, yaitu idealisme, materialisme, positivisme, fenomenologi,

eksistensialisme, dan pragmatisme.14

Para humanis modern menekankan bahwa pengetahuan tidak berasal dari

kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa, tetapi dari diri sendiri.

Sebenarnya era modern tidak jauh beda dengan masa renaissans, yaitu kembali

menginterpretasikannya. Akan tetapi, yang menjadi perbedaannya adalah caranya

yaitu tidak melepaskan sumber yang berasal dari kitab suci dan Firman Tuhan,

13Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat , h. .

14

Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat , h. .

Page 46: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

sedangkan era modern malah melepaskan sumbernya, mereka mendahulukan akal,

karena akal manusia dianggap mampu memberikan sumber kebenaran. Maka dari

itu, di era ini menjadi cikal bakal munculnya sekelompok atheis.15

Pada abad ke dinamakan Neo-Humanisme, ketika para seniman, filosof

dan kaum intelektual, berpaling kembali ke zaman klasik Yunani dan Romawi.

Cita-cita humanisme dilihat dalam gagasan Yunani Kuno tentang pembentukan

manusia yang selaras badan dan jiwanya. Pada abad ini, mereka yang

meragukan eksistensi Tuhan, tidak menyebut diri mereka “atheis”, banyak

diantara mereka menyebut diri dengan kata “Deis”16

yang bearti bahwa mereka

percaya akan sesuatu pengada tertinggi yang tidak dikenal (dan mungkin

impersonal). Paine mengatakan “Merupakan tugas manusia untuk memperoleh

semua pengetahuan yang ia mampu dan memanfaatkannya sebaik-baiknya.17

Begitu pula pada abad ke humanisme tidak lagi menjadi pergulatan

antara agama dan manusia, Tuhan dan manusia. Tapi berubah naik ke pentas

sosial politik yang diarahkan untuk memantapkan lembaga-lembaga hukum dan

politik sesuai dengan cita-cita martabat manusia, di mana paham hak-hak asasi

manusia sudah masuk di panggung etika politik modern.18

Kemudian akhir modern abad ke , paham humanisme telah lepas dari

kajiannya dengan kebudayaan Eropa, khususnya Yunani dan Romawi Kuno.

15Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat , h. .

16

Deis yang paling terkenal adalah Thomas Paine ( - ), Ia menulis tiga buku yang

paling penting:Commonsense, yang punya andil dalam perang kemerdekaan Amerika; The Right

of Man, pembelaan terhadap Revolusi Prancis; dan The Age of Reason, kritik keras terhadap kitab

suci.

17

Robert R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Praktek Pendidikan Agama

Kristen (Jakarta: PT. Gunung Mulia, Cet. Ke- , ), h. .

18

Viviana, “Konsep Humanisme Dalam Agama Konghucu ,” (Skripsi S Fakuktas

Ushuluddin Universitas Islam Negri Jakarta, ), h. .

Page 47: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Pada abad ini, humanisme menjadi cita-cita transtruktur dan universal yang

menyangkut sikap-sikap dan mutu etis lembaga-lembaga politik yang menjamin

martabat manusia. Pada abad ini pula sudah menjadi puncak ilmu pengetahuan,

bermacam-macam aliran yang berdiri sendiri dan yang terdapat di bermacam

negara, masing-masing sudah menyebarkan pengaruh kedalam masyarakat

sekitarnya.19

B. Humanisme dalam Teologi Pembebasan

Humanisme adalah sebuah gerakan yang lahir dari ketidakadilan dan

ketertindasan rakyat lemah, dan seperti yang sudah dijabarkan oleh penulis di

halaman sebelumnya, di dalam humanis juga muncul sebuah Gerakan yang

dinamakan Teologi Pembebasan, pada awalnya muncul di Eropa abad kedua

puluh dan menjadi studi penting bagi agama-agama untuk melihat peran agama

untuk membebaskan manusia dari ancaman globalisasi dan menghindarkan

manusia dari berbagai macam dosa sosial, serta menawarkan paradigma untuk

memperbaiki sistem sosial bagi manusia yang telah dirusak oleh berbagai sistem

dan ideologi dari perbuatan manusia sendiri. Perkembangan Teologi Pembebasan

di Eropa lebih pada pemikiran. Sedangkan di Amerika Latin dan Asia pada

pemikiran ke gerakan untuk .melawan hegemoni kekuasaan yang otoriter.

Teologi pembebasan di Amerika Latin merupakan bagian dari, .gerakan para

agamawan melawan hegemoni kekuasaan negara totaliter.20

19Muamar MS, “Humanisme dalam Pandangan Abdurrahman Wahid dan Mahatma

Gandhi,” (Skripsi S Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta, ), h. . 20

Muamar MS, “Humanisme dalam Pandangan Abdurrahman Wahid dan Mahatma

Gandhi,” (Skripsi S Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta, ), h. .

Page 48: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Istilah Teologi (theology) diambil dari khazanah dan tradisi skolatik

Kristen. Secara epistimologi, teologi berasal dari kata Theos yang artinya “Tuhan”

dan Logos yang diartikan sebagai “Ilmu”. Jadi teologi berarti “Ilmu tentang

Tuhan” atau “Ilmu Ketuhanan” atau ilmu yang membicarakan tentang zat Tuhan

dari segala seginya dan hubungannya dengan alam. Dalam kamus New English

Dictionary istilah teologi diartikan sebagai “Ilmu yang membicarakan hubungan

Tuhan dan Manusia” (the science which treats of the fact and phenomena of

religion, and the relation between God and Human).

Sedangkan istilah pembebasan merupakan istilah Kas Amerika Latin yang

muncul baru pada Dokumen Medellin ( ) sebagai reaksi terhadap istilah

“Pembangunan” (Development) yang hidup subur di Amerika Latin maupun di

bagian bumi lainnya. Menurut Guiterrez, istilah “Pembangunan” hanyalah sebuah

“Institutionalized Violence” (kekerasan yang menginjak si miskin yang telah

menjadi lembaga), karena pembangunan tidak lebih dari sebuah misi sistem

ekonomi politik liberal kapitalis yang menindas si miskin. Lebih jauh dikatakan

bahwa pembangunan merupakan istilah yang sudah menjadi milik kaum penindas

dan penguasa untuk membenarkan praktek penidasannya. Karena itu, istilah yang

cocok untuk rakyat adalah “pembebasan”.21

Secara keseluruhan, Guitterez, merumuskan teologi pembebasan sebagai

“Refleksi Kritis atas Praksis Kristiani dalam terang Sabda”. Sedangkan tokoh lain

misalnya Hugo Assman dalam bahasa lebih sederhana mengatakan, bahwa teologi

21

G. Guitterez, A Theology of Liberation ( New York: Orbis Book, ), h. .

Page 49: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

pembebasan adalah “refleksi kritis atas proses sejarah pembebasan dalam arti

iman yang muncul dari tindakan”.22

Oleh karena itu teologi harus menjadi kritis ketika berhadapan dengan

masyarakat maupun terhadap instituisi keagamaan. Ia harus menjadi pembebas

bagi kedua institusi sosial itu dari berbagai macam ideologi, keberhalaan dan

alienasi. Sehingga teologi itu sendiri pada akhirnya akan memberikan orientasi

dan inspirasi bagi aksi tindakan selanjutnya. Inilah yang disebut keberimaan

dalam praksis sejarah, kebenaran yang transformatif. Dan setiap tindakan kita

harus disertai dengan refleksi untuk memberi orientasi masa depan yang diyakini

dan diharapkan dan koherensi agar ia tidak jatuh pada aktivisme.

Teologi menurut Guitterez bukan hanya kebijaksanaan, bukan pula

pengetahuan rasional, melainkan refleksi kritis atas praksis yang diterangi oleh

sabda Injil.23

Menurutnya, motivasi berteologi pembebasan bukan untuk

menciptakan ideologi yang membenarkan sesuatu status quo, bukan pula sebagai

obat penenang pada saat iman mendapat tantangan dari sekularisme dan

konsumerisme.

Dengan demikian, teologi pembebasan Gustavo Gutierrez dapat dikatakan

bukan hanya bersifat Orthodoxy (memantapkan ajaran) dan bukan hanya

Orthopraxis (menurut dijalankan dalam tindakan mendunia dan menuju Allah),

tetapi bersifat Heteropraxis yakni orthodoxy sejauh bersumber pada orthopraxis

22Samsul Basri, Kemiskinan Prespektif Teologi Pembebasan Gustavo Guitterez ,“

(Skripsi S Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Jakarta, ), h. .

23

G. Guitterez, A Theology of Liberation, h. .

Page 50: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

(rumusan ajaran sejauh berpangkal dari pengalaman konkret dan kembali secara

baru pada tindakan yang dituntut oleh rumusan ajaran tersebut).24

Analisa pembebasan pada umumnya, menggunakan metode analisa sejarah

perjuangan kelas yang dimulai dengan praksis untuk mengubah basis hubungan

sosial ekonomi. Sehingga Teologi pembebasan merupakan refleksi bersama suatu

komunitas terhadap suatu pergerakan sosial dan juga pemikiran teologi

pembebasan bermula dari Hermeneutika Alkitab, setelah menafsirkan pesan-pesan

dalam Alkitab berdasarkan tindakan Yesus yang membela dan menolong orang-

orang lemah, sakit dan tertindas.

Sikap humanisme kepada sesama manusia di dalam teologi pembebasan

jelas sangat berhubungan adanya humanisme, sebelumnya sudah tercetuskan

adanya teologi pembebasan yang sama-sama memperjuangkan kaum terindas

untuk memerdekakan sesama umat manusia.

C. Ajaran Humanisme dalam Agama Katolik

Di dalam agama Kristen, mengajarkan tentang “Cinta Kasih” yang membuat

tertekuk hati untuk senantiasa memuliakan manusia di atas segalanya. Umat

Kristen dengan ajaran Kristologi yang menafsirkan bahwa Kristus (Tuhan) adalah

seseorang yang hadir dalam situasi karut marut dan membawa pembebasan bagi

rakyat kecil dan tertindas. Dari dasar inilah, maka orang Kristen mengikuti

teladan Yesus dan menentang ketidakadilan. Mereka mendapat tugas untuk

meneruskan perjuangan Tuhan yang disembahnya.

24F. Wahono Nitiprawira, Teologi Pembebasan, Sejarah, Metode, Praksis dan Isinya

(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, ), h. .

Page 51: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Gereja Katolik menyadari betapa unsur-unsur kemanusiaan lewat budaya

dan bahasa manusia yang manusiawi juga; jadi tidak bersifat abadi tetapi nisbi,

kendati Wahyu Illahi adalah abadi. Gereja Katolik Roma tampak begitu

menggeluti dinamika perkembangan yang sebagian besar datang dari pengalaman

suka dukanya selama hampir tahun. Dalam perjalanannya yang sepanajng

itu, Gereja Katolik telah mengalami pahit-getir banyak sekali, dan semua hal-hal

yang tidak mng-enakan untuk dirasakan dan dialami, lewat peristiwa historis di

masa lampau. Sampai di akhir abad ke- gereja Katolik sangat serius memawas

diri, lewat peristiwa muktamar Agung para uskup dan pemimpin tarekat maupun

kaum awam dari seluruh penjuru dunia di lima benua, yang disebut Konsili

Vatikan II, yang terselenggara dari oktober sampai dengan penutupannya

Desember sesudah memakan persiapan intensif dan melelahkan selama

tahun sejak didekritkan pada hari januari oleh Paus Yohannes XXIII.25

Konsili Vatikan II ini sangat revolusioner. Maka dimulailah fase historis

baru yang berkembang: dari Gereja sebagai Raja Hakim Agung ke arah Gereja

sebagai saudara dan sahabat yang merangkul umatnya sendiri dan umat-umat

beragama lain, serta dunia seumumnya. Bukan lagi sebagai Ratu Penguasa

Imperial, akan tetapi sebagai Ibu Pembawa Damai dan Kasih Sayang.26

Oleh karena itu perubahan kebijakan Gereja Katolik Roma sesudah Perang

Dunia II yang mengakhiri era kolonial imperial Barat sangat ditandai oleh sikap

25

Santo Paus Yohanes XXIII, nama lahir Angelo Giuseppe Roncali (lahir di Sotto il Monte,

Italia, november -meninggal di Istana Apostolik, Vatikan, juni ). Ia sering disebut

“Paus Yohannes yang Baik” dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasanya

untuk menyatukan gereja yang pecah. Termasuk menghimpun konsili Vatikan II yang

menghasilkan reformasi atas doktrin-doktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsili antar

umat beragama. 26

Spiritualitas baru: Agama an aspirasi rakyat, oleh Y.B Mangunwijaya, h. .

Page 52: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

merangkul semua agama dan kepercayaan, bahkan merangkul kaum Ateis dan

Marxis juga, Gereja ingin melihat mereka lebih sebagai manusia yang juga harus

disayangi dan diajak berdialog. Semua punya tujuan sama, semua agama dan

kepercayaan, yaitu menuju keselamatan. Dan mencari Tuhan Yang Maha Agung

sekaligus Maha Hadir di dalam diri kita yang paling intim, merindukan dunia

yang berkeadilan sosial; kehidupan antar manusia dan bangsa yang tidak saling

membunuh dan menjegal tetapi saling menolong dalam sikap saling memahami,

menghargai dan berbelas-kasih; yang ingin kuat dalam penegakan nilai-nilai

moral.

Murid Yesus, yang sangat ditekankan untuk memihak dan mengutamakan

kaum miskin (Preferential option for the poor).27

Para Bapa konsili tidak lupa

mengajak, agar kebudayaan manusia dikembangkan secara benar. Jangan sampai

kemajuan pembangunan mengarah ke dehumanisasi, ketidakmanusiawian dari

budaya. Terdapat garis merah yang berjalan dalam semua dokumen dan harapan

Bapa Konsili itu ialah:

“Manusia, citra Tuhan, bukanlah obyek, melainkan subyek dengan

harkat mrtabatnya yang harus diakui, dihormati, dilindungi, terutama

dalam proses perkembangannya menjadi manusia yang semakin

manusia, selaku pribadi utuh yang kuat di dalam komunitas

kebersamaan sosial”.

Pendek kata, semuanya itu diungkapkan dalam kerangka komunikasi

kegembalaan, bagaimana Kerajaan Allah dapat diamankan dan dikembangkan,

sedangkan kekuasaan-kekuasaan anti-Kerajaan Allah itu dikalahkan. Oleh karena

itu konsekuen Gereja juga konsili mengatakan:

27

Spiritualitas baru: Agama an aspirasi rakyat, oleh Y.B Mangunwijaya, h. .

Page 53: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

“Konsekuen Gereja menolak setiap diskriminasi terhadap manusia

atau penindasan yang dilakukan berdasarkan suku-suku bangsa, warna

kulit, keadaan hidupnya atau agamanya, sebagai sesuatu yang asing

bagi semangat Kristus. Maka sesuai dengan itu tadi Konsili Suci yang

mengikuti jejak Rasul-rasul Kudus Petrus dan Paulus, memohon

dengan kepercayaan kepada kaum Kristiani,„agar menjaga pergaulan

yang berkawan baik diantara para bangsa‟ ( Petr ) dan bila

mungkin, sesuai kehendak mereka, hidup dalam damai dengan semua

orang, sehingga mereka benar-benar menjadi putera-puteri Sang Bapa

yang ada di Surga”.

Maka senafas dengan semua itu Konsili Vatikan ke- menyatakan:

“Maka Gereja mendesak kepada para putera-puterinya untuk arif dan

penuh kasih, lewat dialog dan kerjasama, untuk bersaudara dengan

umat-umat dari agama-agama lain, dan dalam kesaksian iman dan

kehidupan Kristiani mengakui, melestarikan, dan memekarkan

kebaikan-kebaikan spiritual dan moral yang telah terdapat dalam

umat-umat itu, demikian juga nilai-nilai dalam masyarakat dan budaya

mereka”. Roma, oktober

Hubungan manusia dengan Allah Yang Bapa dan hubungannya dengan

manusia saudaranya terjalin begitu erat sehingga Kitab Suci bersabda “Dia yang

tidak mengasihi tidak mengenal Allah” ( Yo ). Maka28

tenggelamlah dasar

segala teori dan praktek yang membeda-bedakan manusia dengan manusia,

bangsa dengan bangsa, sejauh menyangkut martabat manusia dan hak-haknya

yang mengalir darinya.

Sekali lagi pelaksanaann semua itu memerlukan proses dan waktu. Namun

benih telah ditabur, tinggal memupuknya agar bertunas cepat dan memekar

berbunga dan berbuah.29

28

Spiritualitas Baru : Agama dan Aspirasi Rakyat, oleh Y.B Mangunwijaya h. . 29

Spiritualitas Baru: Agama dan Aspirasi Rakyat, oleh Y.B Mangunwijaya, h. .

Page 54: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

D. Humanisme dalam Pandangan Yusuf Bilyarta Mangunwijaya

Romo Mangun selalu mementingkan kepentingan umat yang membutuhkan,

selalu berusaha membantu masyarakat kecil yang tertindas, seperti banyak

pembelaannya yang dilakukan di Yogyakarta seperti di Kali Code, Gedung Ombo,

pembangunannya di SD Mangunan yang sangat banyak membantu dalam hal

kemanusiaan.

Humanisme, sebuah gerakan yang didalamnya bertujuan untuk

menyadarkan manusia bahwa pentingnya membangun sesama manusia, tidak ada

lagi penindasan kepada kaum bawah (miskin), dari semua yang penulis baca dari

buku-buku yang berhubungan dengan Romo Mangun, didalamnya jelas

menggambarkan bahwa Romo Mangun sangat berjiwa kemanusiaan tindakan-

tindakan yang beliau lakukan tidak lepas dari hal ingin membantu umat manusia,

agar negara terlebihnya Indonesia yang terkenal dengan sifat nasionalis dan

demokratis benar-benar terlaksana tujuannya.

Didalam tulisan dan karya-karyanya beliau sangat jelas menuliskan sikap

tentang kemanusiaan, membantu kaum bawah, dari pengertian humanisme yang

mana, humanisme bertujuan untuk menebarkan manfaat dan membantu kaum

lemah yang tertinggal dan tertindas. Humanisme juga bukan hanya sekedar

kalimat yang biasa tetapi makna humanisme itu sendiri yang harus kita terapkan

dalam kehidupan sehari-hari kita.

Beberapa tulisan beliau yang berbentuk essai kemudian dikumpulkan

menjadi sebuah buku yang berjudul politik hati nurani, banyak sekali menjelaskan

bagaimana pandangan beliau terhadap humanisme.

Page 55: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Romo Mangun menyebutkan humanisme itu, kita harus menghormati

martabat manusia lain seutuhnya. Jadi termasuk juga rahasia atau misteri pribadi

yang ada pada setiap manusia. Misteri disini tidak dalam cerita detektif, atau

rahasia senjata sandi militer. Lebih dari itu : misteri dalam arti kesucian, sesuatu

yang mulia, amat mendalam dan berharga, sehingga jangan dilempar, dijamah

sembarangan. Signifikan penuh makna ialah kata dalam bahasa Jawa wadi

(rahasia) untukorgan kelamin manusia yang sepantasnya ditutupi, dilindungi tirai

penghormatan.30

Segala yang suci dan sangat berharga tidak dipamerkan di tepi jalan pasar.

Wadi, rahasia suci dilindungi karena dihormati. Justru karena itulah manusia

berpakaian, karena martabat. Busana manusia pada instansi terkahir menunjukkan

kehormatan serta martabat manusia. Oleh karena itu manusia yang beradab dan

menghormati orang lain tidak telanjang dalam arti fisik harfiah maupun kiasan

rohani.

Manusia hanya telanjang bulat total di hadapan Allah Yang Maha Tahu

segala-galanya tentang diri manusia sampai pada serat paling halus dari hati-

nubarinya. Hanya di hadapan Tuhan dan di hadapan manusia yang penuh kita

percayai (suami, istri, dokter, bidan) manusia menelanjangi diri tanpa turun

derajat. Sebaliknya, manusia terpercaya tersebut (suami, istri, orangtua, dokter,

bidan, psikiater, rohaniawan, sahaat intim) membawa kewajiban berat untuk

merhasiakan wadi (harfiah fisik maupun dalam arti kiasan, psikologis dan moral)

yang dipercayakan kepadanya. Tanpa penghormatan serta jaminan rahasia

30

Y.B Mangunwijaya, oleh Ignatius Haryanto, Politik Hati Nurani (Jakarta: Grafiasri

Mukti, ), Cet ke- , h. .

Page 56: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

jabatan dalam segala bentuk maupun profesi, maka bangsa, negara dan

masyarakat menjadi hewani. Bahkan melorot lebih rendah daripada binatang,

karena hewan pun relative berbusana.

Maka spontan alamiah, berdasarkan etika pergaulan sehat manusiawi,

siapapun termasuk aparat pemerintah tidak sepantasnya memaksa seseorang untuk

menghianati rahasia ayah, ibu, istri, anak, kakak, adik, sahabat karib mereka.

Apalagi kaum professional yang memang bertugas menyimpan rahasia jabatan.31

Masyarakat yang sehat membutuhkan manusia-manusia yang dapat kita

percayai isi hati atau rahasia pribadi. Penasehat dan pelindung Setia amat

diperlukan oleh jutaan manusia dalam kesesakan dan penderitaan. Meskipun

penderitaan itu boleh jadi buah kesalahannya sendiri, namun manusia memerlukan

tempat suaka di mana rahasia yang dipercayakan oleh manusia yang satu kepada

yang lain dapat terlindung. Demikianlah kehidupan antar manusia dapat sehat dan

beradab, karena warga masyarakat tidak tersengat panas terus-menerus karena

tiadanya oase keutuhan serta ketertraman hati, meski tidak sempurna. Masyarakat

dan negara tanpa penghormatan kepada rahasia akan ambrol dari dalam maupun

luar.

Dalam bidang pendidikan, situasi tersebut mengakibatkan generasi muda,

khusunya peserta didik, tidak mendapatkan tanah tumbuh dan iklim masyarakat

tidak mendapatkan tanah tumbuh dan iklim kesempatan untuk berkembang

31

A. Ferry T. Indratno, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya” dalam A. Supratiknya, dkk.,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, ),

h. .

Page 57: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

menjadi semakin cerdas dan manusiawi. Seluruh iklim masyarakat tidak

menguntungkan untuk menjadi manusia cerdas berkarakter tinggi.32

Romo mangun menolak sistem pendidikan yang membuat anak menjadi

seragam karena pendidikan yang menyeragamkan akan mengakibatkan

dehumansime pada diri anak. Pendidikan sejati, dalam arti humanis telah

kehilangan makna dan menyimpang sejak Orde Baru yang sisa-sisanya masih ada

sampai kini. Keprihatinannya terhadap pendidikan dasar di Indonesia, dibarengi

dengan kesediannya terjun membuat perancangan sistem pendidikan dasar

alternative untuk anak-anak miskin lengkap dengan bangunan SD Mangunan,

Berbah, Kalilirto, DI Yogyakarta ( ).33

Romo Mangun menjadi manusia yang humanis juga karena terdorong dari

keluarga tempat beiau dilahirkan dan dibesarkan, diantara kata-kata ayahnya yang

selalu terngiang di telinganya adalah bahwa “hidup ini bukan hanya untuk

mencari nasi dan uang. tetapi harus mencari yang sejati”. Sebuah benih moral

yang ikut mendorong Romo Mangun menjadi Pastor.34

Konsep Pasca-Indonesia dan Pasca Einstein yang dilontarkan Romo

Mangun, dilandasi keprihatinannya bahwa sebagai bangsa kita masih terkukung

oleh paradigma dan kesadaran lama yang egoistik-hierarkik-eksploitatif. Baik

dalam pergaulan antarpribadi maupun dalam kehidupan bersama sebagai bangsa,

32

A. Ferry T. Indratno, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya” dalam A. Supratiknya, dkk.,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, ),

h. . 33

A. Ferry T. Indratno, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya” dalam A. Supratiknya, dkk.,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya, h. .

34

Willy Pramudya, ”Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya” dalam

Mendidik Manusia Merdeka (Yogyakarta: Dian/Interfedei, ), h. - .

Page 58: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

sebagian besar dari kita masih suka berpikir dengan cakrawala yang sempit.

Artinya, masih jauh dari kesadaran hidup bersama yang semakin saling

memekarkan dan mencerdaskan, semakin adil dan damai. Romo Mangun tertarik

untuk menangani pendidikan anak miskin, karena keberpihakannya kepada kaum

miskin tidak dapat dilepaskan dari pilihan hidupnya secara rohaniawan. Alasan

yang menggerakkannya untuk memilih jalan hidup sebagai seorang rohaniawan

adalah pengalaman pribadi sebagai pemuda-remaja-pejuang kemerdekaan yang

tersentuh oleh kata-kata komandannya. Yang menyatakan bahwa : seorang

pejuang bukanlah pahlawan yang harus dielu-elukan melainkan justru perampok

yang perlu ditolong agar bisa kembali hidup normal dan dengan begitu bisa

membalas budi kepada rakyat yang telah melindungi dan menyelamtkan

nyawanya dari incaran moncong senapan musuh. Membalas budi kepada rakyat

jelata menjadi alasan kuat Romo Mangun ketika mengambil keputusan untuk

menjadi seorang pastor dan tokoh humanis.35

Sebagai seorang cendekiawan, keberpihakannya pada kaum miskin tentu

dilandasi oleh sejenis analisis sosial juga. Menurut Romo Mangun, kaum miskin

perlu dibela dan diberdayakan sebab tidak pernah dalam sejarah dunia kaum kaya

dan kuasa secara sukarela mau menyerahkan sebagaian dari kekayaan dan

kekuasaannya kepada yang miskin sehingga tercapai keseimbangan yang adil.

Menurutnya, kemajuan dan emansipasi rakyat hanyalah bisa datang dari rakyat itu

sendiri, namun dalam kebersamaan dengan para terpelajar yang sudah mampu

35

Willy Pramudya, ”Perjalanan Hidup Seorang Yusuf Bilyarta Mangunwijaya” dalam

Mendidik Manusia Merdek, h. - .

Page 59: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

menidentifikasikan diri secara total dengan rakyat.36

Motivasi dasarnya sebagai

rohaniawan dan seorang beriman tetap tampak dari kesimpulan yang kemudian

dia tarik bahwa dengan begitu “Hidup miskin pun dapat kita hayati sebagai suatu

spiritualitas masa kini yang konkret kontekstual”.

Romo Mangun juga mengajak semua orang untuk hidup sederhana sebagai

wujud dari rasa solider terhadap sesama, seperti yang dikatakannya dalam

wawancara berikut:

“Ya saya kira hidup sederhana itu tidak harus seperti yang saya

kerjakan, ini hanya salah satu dari seribu satu kemungkinan. Tapi

yang menjadi inti permasalahan, saya kira orang itu jangan serakah

dan tidak hanya memburu yang diinginkan karena tidak semua itu

pantas diinginkan. Tetapi kalau bisa ya kita solider lah dengan sesame

manusia lain, terutama yang menderita. Sesuai dengan profesi kita

masing-masing. Jadi saya kita hidup sederhana itu lebih dari pada

bahwa kita tidak tenggelam di dalam keinginan belaka”37

Dalam literatura lain, Romo Mangun juga menuliskan, bagaimana

pentingnya kita memanusiakan manusia:

“Kita berbahasa, melangkah, dan berasitektur, agar kita semakin

menyatakan dan menyempurnakan ada diri kita, semakin manusiawi

dan semakin manusiawi”.

Humanisme bukan hanya sebuah istilah tetapi juga sebuah perilaku,

bagaimana seharusnya kita manusia bisa berperilaku selayaknya sebagai manusia

yang manusiawi, memahami apa artinya menjadi manusia. Dari tulisan penulis di

atas sudah sangat jelas digambarkan, bagaimana Romo Mangun memaknai sebuah

36

Y.B Mangunwijaya, “Paradigma Baru Bagi Pendidikan Rakyat” dalam Y.B.

Mangunwijaya, Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat (Yogyakarta: Kanisius, ), h.

- . 37

A. Ferry T. Indratno, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya” dalam A. Supratiknya, dkk.,

Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, ),

h. .

Page 60: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

kehidupan dan tanggung jawabnya untuk membantu sesama umat manusia, dari

ketidakadilan, ketertindasan. Romo Mangun adalah seorang humanis.

Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang terus-menerus

mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan.

Page 61: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

A. Refleksi Teologi Terhadap Humanisme Yusuf Bilyarta Mangunwijaya

Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang mencurahkan

seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan terwujudnya humanisme.

Humanisme tidak pernah selesei diperjuangkan. Humanisme menuntut pembaruan

hidup dan terlebih sikap yang terus menerus mau menjadi manusiawi dan

menghargai kemanusiaan.

Semua agama berdedikasi untuk memuja, memuliakan Yang Maha Agung

yang disembah sebagai Yang Tertinggi, Yang Maha Kuasa. Hanya tradisi murid

Yesuslah yang untuk pertama kali dalam sejarah keagamaan secara serius

memulai suatu arus baru: berpaling kepada manusia, berikhtiar mengangkat

nasibnya, menyembuhkannya dari berbagai derita, sakit, kesewenangannya dalam

banyak dimensi. Semangat Kristiani disamakan dengan semangat

perikemanusiaan, khususnya dan terutama terhadap mereka yang selama ini tidak

dianggap, bahkan dipaksa hidup tanpa martabat dan kemanusiaan.1

Suri tauladan Yesus yang menampakkan diri sebagai Putra Allah yang

memilih lahir dalam pangkauan orang-orang dina, lemah, miskin di Betlehem,

mengungsi ke Mesir akibat kesewenang-wenangan sang penguasa dunia,

kemudiaan merendah di desa kecil, Nasareth. Semua itu mengilhami suatu

1Y.B Mangunwijaya, Pr, Memuliakan Allah Mengangkat Manusia (Yogyakarta: Kanisius,

), h. .

Page 62: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

spiritualitas baru yang tidak hanya berunsur pemujaan Yang Maha Besar, namun

juga yang mengarah kepada manusia yang sangat dina bahkan dihinakan oleh

masyarakat umumnya. Hidup public selanjutnya dari Yesus di Galilea, Samaria,

Yudae, ternyata lebih dipersembahkan kepada yang justru dibawah, yang

menderita, yang tergusur dan terbuang. Bahkan akhir hidup Yesus ditandai oleh

cara mati mereka yang benar-benar dibawah sekali. Kematian seperti orang

criminal di antara dua orang penjahat. Oleh karena itu dari akar-akarnyalah tradisi

Kristiani memang selalu korektif dan kritis bahkan sering berkonflik melawan

para penguasa dunia yang cenderung mengeksploitasi manusia bawahan sebagai

alat untuk menguntungkan dan memuliakan diri atasan. Demikianlah dari awal

mula pembelaan kaum kecil yang tidak dimanusiawikan selalu menjadi bagian

yang melekat pada spiritualitas para murid Yesus. Kristianitas tidak bermimpi,

tetapi real menangani dunia.

Penghargaan kepada harkat martabat manusia tidak hanya datang dari tradisi

para murid Yesus, tetapi datang juga dari pikiran-pikiran Yunani lewat gerakan

Renaissans dan Humanisme. Tentulah dalam fase-fase perkembangan historis

kesadaran dan pelaksanaan konsekuen dari panggilan perikemanusiaan itu masih

harus melewati proses belajar yang memerlukan waktu dan eksperimen yang

sering mahal biayanya sebab sebagaiaman umat kristiani adalah juga makhluk

biasa.

Faham kemanusiaan Romo Mangun boleh dikata tidak terlepaskan dari

faham religiusitas. Karena manusia adalah makhluk religius (homo religious),

demikian setiap manusia serta-merta bersifat religius, bahwa ada sifat yang

Page 63: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

disebut “Suci” yang berbeda dari sekadar “rasional” dan “baik” dalam arti moral.

Religius di sini tidak harus diartikan sebagai pemeluk agam tertentu, melainkan

adanya kecenderungan dan kesadaran akan yang Illahi, yang mengatasi kekecilan

manusia atau rasa kemakhlukan (creature feeling), atau rasa ketergantungan

(feeling of dependence) pada sesuatu yang lain.

Faham humanisme religious ini juga tampak dalam penghayatan Romo

Mangun sebagai Pastor, yang tidak konvensional. Panggilan imamatnya berakar

dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin, dan bukan panggilan

kegerajaan atau keagamaan sebagaimana kebanyakan Pastor, karena terharu pada

partisipasi rakyat dalam perang Gerilya2 , dan ia ingin “membayar utang kepada

rakyat”. Mudah dipahami kalau dedikasinya sebagai pastor juga tidak terbatas

pada pelayanan gerejani, paroki, melainkan pada sosialitas umum, pembelaan

kaum miskin, hal ini disetujui oleh Uskup sebagai atasannya. Lebih lanjut

religiositas yang melebar ini ia tunjukkan dalam keinginannya untuk bekerja sama

dengan agama lain. Dalam Gereja Doaspora (salah satu buku ciptaan Romo

Mangun), Romo Mangun dengan jelas mengidealkan Gereja sebagai:

“Jaringan titik-titik simpul organic….yang berpijak pada realitas

serba heterogen….tidak beranggotakan orang-orang berdasarkan

daerah, tetapi berdasarkan fungsi atau lapangan kerja…Titik-titik

simpul bisa berupa lone rangers seperti gerilya yang

sendirian….namun lincah kemana-mana” 3.

2Perang Gerilya adalah salah satu stategi perang yang dikenal luas, karena banyak

digunakan, selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode -an. Taktik-taktik seperti mengepung secara tidak terlihat.

3Y.B Mangunwijaya, Saya Ingin Membayar utang kepada rakyat, , h. .

Page 64: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Istilah-istilah yang ia gunakanpun memperlihatkan religousitas yang

dinamis dan terbuka, antara lain multisentra, multiconnection, nonformal, glenak-

glenik dan sebagainya.

Iman Kristennya, jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedang tujuannya

adalah kemanusiaan umum. Maka, baginya agama lain bukan menjadi saingan,

apalagi musuh, melainkan teman kerja, kolega di dalam membangun

kemanusiaan, khususnya dalam melayani rakyat yang miskin. Hal ini tampak

misalnya dalam aksinya membela masyarakat Kali Code atau korban Waduk

Kedungombo. Dalam arti inilah humanisme regius Mangunwijaya secara vocal

memberikan sumbangannya dalam dua arah, sebab ia berani menyatakan kritiknya

pada pemerintah, ketika pemerintah berkesan otoritas, semena-mena dalam

keputusan yang berkaitan dengan nasib rakyat.4

Romo Mangun tidak memberikan uraian komprehensif tentang visi

humanisme religius, ia tidak memaparkan secara khusus atau memberikan

rumusan tentang visinya itu, tetapi hal itu dengan mudah bisa kita tangkap dari

penghayatan hidupnya dan dari karangan-karangannya.

Romo Mangun menganut dalam Kitab Suci, “Yesus adalah jalan, kebenaran

dan hidup”. Fakta keberagamaan menuntut gereja terbuka dan menyatakan bahwa

diluar gereja pun Roh Kudus hadir dan membawa keselamatan. Yang menarik

adalah usaha Romo Mangun yang melihat realitas hidup, kepekaan akan mereka

yang tersingkirkan. Sungguh menarik bahwa realitas itu dihubungkan lebih dalam,

mengarah ke Yang Maha Tinggi. Menjunjung tinggi kebenaran dengan berjalan

4A. Sudiarja, Humanisme Y.B Mangunwijaya (Jakarta: Kompas Media Nusantara: ),

h. .

Page 65: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

atau berusaha bersama dengan mereka yang mengalami ketidakadilan, pada jalan,

kebenaran dan hidup Kristus. Hal ini menarik karena kita berteologi tidak terlepas

dari pengalaman kongkrit kita sendiri dan ditengah-tengah masyarakat.

Memperjuangkan kebenaran dan memberi harapan yang jelas akan kerinduan

masyarakat.

B. Kelebihan dan Kelemahan Konsep Romo Mangunwijaya

Romo Mangun tidak pernah menyebutkan bahwa setiap ajaran yang beliau

ajarkan memiliki sebuah Konsep yang pasti, banyak yang mengatakan beliau

adalah pengikut Teologi Pembebasan, tetapi menurut beliau lebih tepat dikatakan

bukan Teologi Pembebasan akan tetapi Teologi Pemerdekaan. Untuknya, teologi

adalah “Refleksi ilmiah atau paling tidak rasional, tentang apa yang dihayati orang

beriman.” Teologi adalah pertanggungjawaban daya pikir, rasio, namun untuk

masuk surga bahagia abadi di hadirat Tuhan, tak diperlukan teologi. Akan tetapi,

ia bukti penghayatan iman dalam sikap serta amal karya.5

Mengapa Romo Mangun lebih suka menggunakan istilah Pemerdekaan,

karena ia melihat hakikat kemanusiaan adalah hakikat pemerdekaan diri manusia

atas belenggu-belenggu dari dalam maupun luar dirinya. Pendidikan dimaknainya

sebagai upaya pemerdekaan manusia.

Pemerdekaan Mangun dipengaruhi oleh prinsip hidupnya, yang dikenal

dengan “tribina” yakni bina manusia , bina usaha, dan bina lingkungan. Prinsip

itulah yang mendorong dirinya untuk selalu komitment total. Selalu melakukan

5Y.B. Priyanahandi dan Tim, Y.B. Mangunwijaya Pejuang Kemanusiaan, (Yogyakarta:

Kanisius, ), h.

Page 66: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

usaha pembebasan dan pemerdekaan jiwa individu dari penindasan oleh yang kuat

terhadap yang lemah, dalam segala bentuk, melalui proses penyadaran terlebih

dalam proses penyadaran Romo Mangun menggunakan media Pendidikan.

Penyadaran adalah hal pertama yang harus dilakukan untuk membuka tabir-tabir

keterasingan dan penindasan yang menyelimuti manusia. Kesadaran sosial dalam

proses pemerdekaan manusia begitu penting, karena hanya kesadaran dan

mentalitas yang tercerahkan, jernih dalam melihat realitas dan wawasan

kemanusiaan yang baru, yang menentukan terjadinya transformasi sosial. Dengan

kesadaran kemanusiaan yang luhur manusia akan menjadi penentu atas

terciptanya struktur hidup yang harmonis.

Konsep teologi pemerdekaan yang sangat di perjuangkan beliau tidak ada

hubungannya dengan agama apapun dan manapun, semua murni karena hati

nuraninya. Teologi pemerdekaaan diwujudkannya secara praksis iman demi

memihak kepada mereka yang miskin. Teologi pemerdekaan adalah suatu teori,

bukan ajaran agama, ataua jawaban atas Wahyu, atau sikap iman sebagai

jawaban, tetapi merupakan konsekuensi dari iman dan tafsiran manusiawi

terhadap apa yang dianjurkan agama. Romo Mangun menjelaskan bahwa setiap

orang yang beriman pada dasarnya sudah berteologi juga, meskipun secara

spontan. Amatir, tidak sistematis serta tidak menggunakan hukum-hukum logika

yang sah. Menurut Romo Mangun dari yang penulis baca, setiap manusia

berIman, pada hakekaktnya diajak selalu mengamalkan teologi pemerdekaan.

Sebab, salah satu tujuan agama yang terutama ialah membebaskan umatnya dari

segala belenggu ketidaktahuan, ketidakadilan, kerusuhan, kotoran, kebususkan,

Page 67: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dosa manusia secara pribadi maupun kelompok. Tujuannya tak lain demi

tercapainya keadaan manusia yang merdeka, menuju keselarasan dengan diri

sendiri, dengan sesama, dalam hubungan dengan Tuhan. Jadi, merdeka bukan

dalam arti liberal anarkis, melainkan merdekan secara asli, yaitu merdeka sebagai

makhluk yang dikasihi Tuhan, yang mengasihi manusia yang merdeka secara

sejati.

Pemerdekaan menurut Romo Mangun dapat diwujudkan dengan

mempraktekkan kejujuran, kebenaran, keadilan dan kecintaan, dengan ciri sikap

khas, tanpa kekerasan. Romo Mangun menegaskan bahwa pemerdekaan pertama-

tama adalah soal praksis. Praksis harus didukung dengan dialog dan proses

meremajakan diri dengan fakta dan data. Dengan demikian, pemerdekaan

menjadi sumbangan hidup nyata manusia yang tertindas dan terbelenggu. Karena

teologi pemerdekaan pun muncul setelah manusia berpraksis atas suatu situasi,

atas suatu pengalaman suka duka konkret dari fakta-fakta ekonomi, sosial, politis

dan sebagainya.

Pro dan kontra akan selalu ditemui disetiap perjalanan hidup dalam sebuah

pilihan, teologi pemerdekaan yang Romo Mangun gagas, ada kelebihan dan

kekurangannya, bahwa sanya teologi pemerdekaan adalah sebuah istilah yang

dipakai untuk memerdekakan umat manusia yang tertindas, penulis mencoba

untuk melihat dari kedua sisi dalam teologi pemerdekaan Romo Mangun,

kelebihan banyak hal yang sudah penulis tulis tentang tujuan adanya teologi

pemerdekaan, memerdekakan umat manusia dari ketertindasan, ketidakadilan,

kebodohan dan juga kemiskinan, tentu teologi ini bertujuan dan bermanfaaat bagi

Page 68: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

banyak orang. Sedang dalam kelemahan teologi pemerdekaan ini ialah,

kurangnya keterbukaan tentang konsep dan isi dari teologi pemerdekaan,

perencanaan yang kurang tertulis membuat teologi ini tertelan zaman yang

semakin maju ini, dan banyak hal-hal baru yang bermunculan. Sehingga istilah

teologi pemerdekaan terkenal hanya diwaktu Romo Mangun masih ada dan hanya

beberapa tahun setelah meninggalnya Romo, Sebuah Konsep tetapi kurang

terkonsep secara terstruktur dan rapi sehingga menimbulkan tanda tanya kepada

khalayak yang kurang memahami tentang teologi pemerdekaan.

C. Sumbangsih Pemikiran Yusuf Bilyarta Mangunwijaya Terhadap

Kehidupan Manusia

Sebagai seorang Rohaniawan dan juga pejuang kemanusiaan, Romo

Mangun mempunyai banyak pemikiran untuk Negara Indonesia yang beliau

tinggali. Romo Mangun memaparkan realitas hidup manusia. Realitas yang

ditampilkan yaitu manusia yang hidup di zaman modern, dimana manusia

dihadapkan pada pola pikir ke arah rasio. Pola pikir ini merupakan salah satu ciri

modernitas yang melibatkan pejabat tinggi, karena terlalu mengagungkan rasio,

orang menjadi kurang peka akan perasaan.

Tutur katanya santun, namanya masuk dalam media surat kabar nasional

ketika ia akan mogok makan ketika pemerintah (Kementrian Lingkungan Hidup)

akan menata sungai dan menggusur perkampungan pinggir Kali Code.

Ia memiliki argument bagaimana menata perkampungan tanpa harus

menggusur masyarakat miskin. Ia juga ikut terlibat memperhatikan rakyat yang

Page 69: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

menjadi korban penggusuran untuk pembangunan Waduk Kedungombo, Jawa

Tengah. Jiwa nasionalisme cukup tinggi, maklum ia pernah bergabung sebagai

tentara pelajar. Kecintaannya dalam memajukan dunia pendidikan yang

memerdekakan, bisa dilihat ketika memprakasai sekolah dasar eksperimental SD

Mangunan, di daerah kalasan DIY.

Dalam kapasitasnya sebagai seorang Romo ia memang milik umat katolik.

Namun dalam kapasitasnya sebagai pembela wong cilik, ia bukan saja milik orang

katolik tetapi milik semua orang yang terutama masyarakat Kali Code dan yang

pernah merasakan sentuhannya.

Romo Mangun sangat peduli dengan persoalan bangsa dan masyarakat,

khususnya menyangkut kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Namun dia

tidak mau terjebak berhenti secara dangkal-sempit pada soal-soal itu apa adanya.

Dia melihat bahwa semua persoalan itu sesungguhnya merupakan bagian dari

proses wajar evolusi permanen alam semesta pada berbagai dimensinya. Menurut

Romo lapisan alam semesta akan membentuk lapisan kesadaran6 persoalan

kemasyarakatan timbul karena sebagai pribadi atau sebagai bangsa kita tertinggal.

Bisa dikatakan seluruh kehadiran dan karya Romo Mangun, mulai dari

sebagai pastor desa, kolumnis-pengarang, dosen-arsitek, pendamping-pembela

kelompok masyarakat miskin-tertindas, dan pengembang sistem pendidikan dasar

alternative di SD Mangunan, pada hakikatnya adalah karya pendidikan dalam arti

luas. Tujuannya, memfasilitasi orang dan masyarakat agar teremansipasi kea rah

menjadi semakin, cerdas, adil dan manusiawi. Ketika mulai terjun mendampingi

6Y.B Mangunwijaya, Pasca-Indonesia Pasca Einstein (Yogyakarta: Kanisius, ),

h. - .

Page 70: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

kelompok masyarakat miskin mula-mula di Kampung Terban dan diteruskan ke

Kali Code pada dasawarsa -an. Dan pada akhirnya Romo Mangun sungguh-

sungguh menggeluti pendidikan dalam arti sempit berupa pengembangan

pendidikan dasar formal alternative di SD Mangunan dalam rangka eksperimen

Laboratorium Dinamika Edukasi Dasar, ide besar tentang emansipasi bukan hanya

bagi murid melainkan juga masyarakat bangsa Indonesia bahkan dunia itu kiranya

terus mewarnai penikiran dan karyanya. Dari sini mungkin benar, kurikulum

pendidikan dasar yang dikembangkan Romo Mangun memang bukan sekedar

kurikulum SD dan SLTP formal dalam rangka persiapan untuk melanjutkan ke

jenjang sekolah formal yang lebih tinggi, melainkan juga “pembekalan dasar yang

mutlak perlu bagi murid demi hidup selanjutnya”7. Implementasinya memang

lebih sulit, lebih menuntut kecintaan, kreativitas, dan kerja keras dari guru, serta

memerlukan pengalaman kerja sama yang sinergis dengan pranata-pranata

pendidikan nonformal maupun informal lainnya. Namun kiranya bukan tidak

mungkin.

Bisa dilihat ketika ia meninggal betapa banyak kalangan (tanpa pandang

agama) yang merasa kehilangan. Tahun rumahnya yang artistik di pinggir

Kali Code Yogyakarta oleh para sahabatnya dan masyarakat dijadikan museum

sebagai penghormatannya.

D. Tinjauan Pemikir Muslim Terhadap Gagasan Teologi Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya

7Y.B Mangunwijaya, Impian dari Yogyakarta (Jakarta: Kompas, ), h.xxii,

Page 71: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Romo Bilyarta rohaniawan di agama yang di yakininya, tetapi beliau tidak

pernah membedakan dan berteman serta bersahabat dengan semua orang tanpa

membedakan agama dan status sosial seorang tersebut. Iman Kristennya, dan

jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedang tujuannya adalah kemanusiaan

umum. Maka, baginya agama lain bukan menjadi saingan, apalagi musuh,

melainkan teman kerja, kolega di dalam membangun kemanusiaan, khususnya

dalam melayani rakyat yang miskin. Seperti yang penulis tulis diatas Romo tidak

mencoba untuk membuat sebuah gagasan teologi karena beliau seorang

Rohaniwan Katolik sehingga banyak yang berpendapat bahwa beliau adalah

pengikut teologi pembebasan, hingga akhirnya yang beliau sampaikan adalah,

semua yang beliau lakukan adalah usaha untuk memerdekakan umat manusia dari

keterpurukan, ketertindasan, yang sering beliau sebut dengan istilah teologi

pemerdekaan.

Bisa dilihat ketika beliau meninggal banyak orang yang ikut ke pemakaman

untuk memberikan penghormatan terakhir. Salah satu sosok yang ikut datang pada

waktu itu adalah Muslim yang mempunyai pemikiran tinggi yang sudah diakui

Indonesia dan menjadi Presiden, ialah B.J. Habibie8, Mereka berdua Bersahabat

sejak sama-sama kuliah di Aachen Jerman dengan jurusan yang berbeda tetapi

satu kampus, hingga pulang ke Indonesia, sampai pada akhirnya B.J. Habibie

menjabat menjadi Presiden dan banyak Surat yang Romo kirimkan kepadanya

mengenai tanah air Indonesia, tentang dunia sosial menengah kebawah, untuk

kemajuan Negara Indonesia yang bisa lebih berdaulat dan menjadi lebih baik.

8A. Malik Fadjar, “Sosok Manusia Yang Mencintai dan Dicintai Sesamanya”, Mengenang

Romo Mangun Surat Bagimu Negri, Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits (Jakarta: Kompas,

), h.

Page 72: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Dari surat-surat yang ia kirimkan kepada B.J. Habibie tampak sekali

hubungan pribadi almarhum Romo Mangun dengan Pak Habibie dan keluarga.

Mulai sejak kalimat pembuka sampai dengan kalimat penutup, baik yang tersurat

maupun yang tersirat, jelas menggambarkan adanya komunikasi yang instens

antara keduanya, dengan demikian perkenalan dan persahabatan antara keduanya

tidak sekedar karena pernah bermukim di Jerman dan satu almamater, tetapi ada

semacam kesamaan visi dan komitmen dalam upaya-upaya memajukan serta

mengamankan masa depan bangsa dan negaranya.

Pada saat Bapak Habibie dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia, Romo secara khusus menulis surat untuknya,

selain mengucapkan selamat juga merasa gembira dan bangga, romo juga

menuliskan: “bahwa ada cendekiawan yang tangguh, terpilih dan mau memimpin

organisasi Islam, mudah-mudahan masa depan Indonesia yang majemuk ini maju

dan penuh jiwa, semangat tolerasn dan keterbukaan”.

Beberapa kali, dalam satu wawancaranya, Bapak Presiden ke III BJ. Habibie

mengatakan:

“Saya Mengerti Romo lebih memilih hidup untuk mengabdi kepada

kemanusiaan, karena itu saya datang memberi penghormatan terakhir

serta berdo’a, juga apa yang ditulis dalam surat almarhum tertanggal

Februari yang ditemukan dalam tasnya sesudah meninggal

dunia, dan diberikan kepada saya sudah saya lakukan”.

Ketua Kementrian Agama pada waktu itu, tahun A. Malik Fadjar

walaupun beliau tidak pernah dekat secara pribadi dengan Romo Mangun dan

hanya melihat dari karya-karyanya untuk Indonesia, dalam tulisannya juga

mengatakan:

“Kepergian Romo Mangun mengundang banyak perhatian dan

jenazahnya diantar oleh banyak orang dari segala lapisan. Ini

sekaligus memberi gambaran simbolis tentang sosok manusia yang

Page 73: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

mencintai dan dicintai oleh sesamanya9, Sabda Nabi Muhammad

SAW, “Orang yang terbaik adalah yang banyak memberi kebaikan

bagi sesamanya”.

Pemikir Muslim lainnya, yang memiliki pandangan tentang Romo Mangun

ialah Abdurrahman Wahid. Awal bertemunya Abdurrahman Wahid dan Romo

Mangun ketika keduanya menjadi peserta diskusi di Candi Basa, Karangasem,

Bali. Dari perjumpaan di Candi Dasa tersebut timbul rasa saling menghormati

satu dengan yang lain. Di dalam tulisan sebuah buku Abdurrahman Wahid

mengatakan:

”Saya melihat betapa dalamnya rasa cinta kasih Romo Mangun

terhadap manusia. Hal itu tampak dalam sikapnya terhadap mereka

yang nasibnya malang, pendidikannya kurang, dan mereka yang

tingkat ekonominya rendah. Bagi mereka, Romo Mangun adalah

hiburan yang menguatkan hati di kala susah, tetapi juga membawa

harapan kemajuan hidup. Sosok Romo Mangun adalah pribadi yang

mampu memancarkan sinar kasih keimanan dalam kehidupan umat

manusia. Dalam diri Romo Mangun, keimanan tidak sekedar

terbelenggu dalam sekat-sekat ritual agama atau simbol-simbol

semata. Lebih dari itu cinta kasih keimanan Romo Mangun mampu

menembus sekat-sekat formalism dan simbolisme. Dia kasihi dan dia

sentuh setiap manusia dengan ketulusan cinta kasihnya yang terpancar

dari keimanan dan keyakinannnya. Inilah yang menyebabkan Romo

Mangun mampu hadir dalam hati setiap manusia, karena dia telah

menyentuh dan menyapa setiap manusia.”10

Jelas sudah, bahwa yang mencintai Romo Mangun bukan hanya dari

orang-orang Katolik, tetapi juga dari berbagai kalangan umat yang berbeda

agamanya dengannya.

E. Respon Masyarakat Kali Code Terhadap Humanisme Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya

9A. Malik Fadjar, “Sosok Manusia Yang Mencintai dan Dicintai Sesamanya”, Mengenang

Romo Mangun Surat Bagimu Negri, Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits (Jakarta: Kompas,

), h. . 10A. Malik Fadjar, “Romo yang Bijak”, Mengenang Romo Mangun Surat Bagimu Negri,

Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits (Jakarta: Kompas, ), h. .

Page 74: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Romo Mangun perhatian pada pendidikan dasar untuk anak-anak, bukan

hanya di dunia pendidikan tetapi Romo juga membantu dan berani berdiri di

depan untuk menolak rencana penggusuran terhadap - keluarga yang

menghuni kawasan kumuh Kali Code. Ia pun rela mogok makan untuk menolak

penggusuran itu. Dengan lantang ia menyuarakan ke pemerintah daerah yang

hendak melakukan penggusuran bahwa masyarakat Kali Code bisa memperbaiki

pemukimannya sendiri asal diberi kesempatan.

Setelah hari itu banyak bantuan yang diberikan Romo kepada para penghuni

kampung Code, yaitu mulai dari mengubah mentalitas membuang sampah

sembarangan di bantaran Kali Code, menjadi di tiadakan, Inisisasi perbaikan tata

pemukiman dan lingkungan Kali Code sehingga hasilnya kawasan itu menjadi

bersih dan tertata, dan bersama temannya Romo Mangun mendirikan Yayasan

Pondhok Rakyat (YPR) merupakan wadah pemberdayaan masyarakat dalam

bidang lingkungan dan pendidikan.

Romo Mangun yang dikenal dengan sebutan Pemberdaya Wong Cilik ini,

sangat peduli dengan kaum bawah, gagasan humanismenya sangat diterima oleh

warga Kali Code, walaupun pada waktunya dulu, orang-orang yang tinggal

didaerah Kali Code belum mengerti arti dari humanisme, tetapi mereka merasakan

effect humanisme yang dibawa oleh Romo, dan warga Kali Code pun banyak

belajar tentang bagaimana manusia pada hakikatnya dalam bertindak, berkata

serta bersosialisasi yang dimana hal tersebut dipaparkan dalam penjelasan dan

pengertian sikap humanisme.

Page 75: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Bagi warga Kali Code, Romo Mangun banyak meninggalkan pelajaran

berharga bagi penghuni sekitar, walaupun Romo Mangun tidak pernah dilahirkan

di daerah tersebut tetapi Romo membantu dengan ikhlas dan tulus untuk

kepentingan warga tersebut, hal yang selalu Romo Mangun tekankan untuk

masyarakat sekitar adalah selalu belajarlah untuk apapun hal yang bisa diambil

pelajaran baiknya dan terapkan hal tersebut untuk kehidupan keluarga sendiri,

sebarkan ke kehidupan warga sekitar.

Penulis sangat merasakan perubahan yang dibawa oleh Romo Mangun di

dalam kehidupan warga Code, pada saat penulis mendatangi kampung Code,

seperti kalimat Romo Mangun yang penulis dengar dari wawancara di daerah

Code kepada salah satu warganya adalah tentang:

“Gagasan yang selalu Romo Mangun ajarkan adalah hidup rukun, bina

warga, gotong royong, disiplin, dan pendidikan adalah hal yang wajib

yang harus diberikan untuk anak-anak. Meskipun para warga Kali

Code tinggal dipinggiran tetapi tidak terpinggirkan dalam hal

keilmuan.11

Praksis lain yang dilakukan Romo Mangun sebagai kepedulian terhadap

mereka yang lemah dan tersingkir ditunjukkan dalam berbagai tulisan. Lewat

tulisan, Romo Mangun memberikan kritik maupun pendapat terhadap sesuatu

yang tidak benar, serta penjernihan dan pembelaan terhadap para korban yang

menjadi kambing hitam suatu masalah.

Romo Mangun terkenal dengan karyanya membela kaum miskin di pinggir

Kali Code Yogyakarta. Romo Mangun melaksanakan karyanya dengan mengetuk

11

Wawancara kepada Pak Slamet, ketua RT di Kampung Code

Page 76: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

keprihatianan para relawan untuk membantu, antara lain dengan Lembaga

Bantuan Hukum.

Banyak hal yang sering Romo Mangun lakukan untuk warga Kali Code

waktu itu, dari memberikan pelatihan menjahit, berkebun dan lainnya, supaya

warga Kali Code punya penghasilan karena banyak yang masih buta huruf pada

waktu itu. Membuat rumah di Kali Code Romo Mangun murni pakai uang beliau

sendiri bukan bantuan LSM.12

Romo Mangun sering datang kerumah satu persatu

untuk memperhatikan warga, salah satu yang Romo ajarkan adalah untuk tidak

membuang makanan, karena menurutnya membuang makanan sama saja tidak

bersyukur. Konstruksi lainnya ialah beliau mengajarkan rumah dihadapkan ke kali

karena jika setiap kali kita mengahadapkan diri ke kali dan kali berada dalam

keadaan kotor maka warga yang memandang akan merasa perlu untuk selalu

membersihkan kali, karena kali adalah halaman rumah mereka.

Hal lain yang selalu Romo Mangun tekankan kepada warga Code adalah

tentang Pendidikan, Romo mengatakan:

”Usaha kita ialah mencari sintesis dialektik atau keseimbangan antara

pemberian kemerdekaan kepada anak untuk menentukan sendiri apa

yang ia senangi (lebih tepat: ia perlihatkan) dan disiplin, binaan dan

pengarahan yang sebenarnya juga diharapkan si anak”.

Kepercayaan iman setiap agama selalu berpasangan prinsip kebajikan, amal

sholeh, semangat kemanusiaan, dan kepedulian atas alam. Dari penelitian yang

penulis lakukan di Kampung Code dan wawancara dengan beberapa masyarakat

12

Wawancara Kepada Bapak Candra Salah satu Relawan yang mengabdikan diri di

Kampung Code

Page 77: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

yang tinggal di daerah tersebut, salah satunya adalah ketua Rt di Kampung Code

yang bernama Pak Slamet yang beragama Islam jelas menyatakan bahwa:

“Romo Mangun datang ke Kampung Code adalah murni karena

kepentingan ingin membantu rakyat bawah agar tidak tertindas, Romo

Mangun datang di wilayah Kali Code sekitar tahun , Beliau

membantu warga Kampung Code karena melihat rumah-rumah yang

ditempati kurang layak untuk ditempati karena kumuh, dan letaknya di

Pinggiran Kali, Romo datang Murni karena ingin membantu bukan

karena sebagai seorang Rohaniawan yang menyebarkan agamanya

tetapi sebagai manusia biasa yang ingin membantu sesama. Beliau

tidak pernah mengatakan, kamu harus mengikuti ajaranku karena

sudah saya bantu, kalau soal Agama, Romo membebaskan untuk

menganut Agama yang sudah dianut, bahkan di Kali Code sendiri pun

tidak terdapat Gereja tetapi terdapat sebuah Masjid terletak ditengah-

tengah perkampungan masyarakat. Romo selalu menekankan untuk

beribadah sesuai ajaran masig-masing dan jangan sampai

meninggalkan ibadah”.13

Dan salah satu warga yang beragama Kristen bernama Leo Candra juga

menyatakan14

:

“Beliau selalu mendekatkan diri kepada warga sekitaran Kali Code

bukan pendekatan secara Formal, tetapi mendekatkan diri dengan

berbicara kepada setiap warga dengan berkunjung dan berkeliling

sekitar Kampung Code, bukan bearti berbicara soal agama tetapi

berbicara layakanya sesama warga biasa, dan yang selalu ditekankan

oleh Romo adalah urusan Agama itu urusan Individu kalian masing-

masing.”

Gagasan yang selalu Romo ajarkan adalah Hidup Rukun, bina warga,

gotong royong, disiplin, dan Pendidikan adalah hal yang wajib yang harus

diberikan untuk anak-anak. Agar walaupun para warga Kali Code tinggal

pinggiran tetapi tdak terpinggirkan dalam hal keilmuan.

Dari pernyatan beberapa warga diatas jelas menyatakan bahwa Romo

Mangun bersifat pejuang kemanusiaan adalah murni dari hati nuraninya tidak ada

13

Wawancara Pribadi dengan Pak Slamet, ketua RT di Kampung Code pada April 14

Wawancara Pribadi dengan Pak Leo Chandra di Kampung Code pada April

Page 78: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

hubungannya dengan ajaran Kristen Protestan seperti Gerakan Evangelis15

dan

walaupun di dalam Katolik, konversi bearti pertobatan, atau dalam tradisi Katolik

biasa diartikan sebagai masuknya orang bukan Katolik ke dalam Gereja Katolik.

Sebelumnya harus diberikan pelajaran yang memadai mengenai pelajaran agama

Katolik dan orang sudah membiasakan diri mengikuti kebiasaan umat Katolik

(Misalnya mengikuti perayaan ekaristi16

setiap hari Minggu). Penerimaan dalam

gereja pada orang-orang yang belum di baptis, maka melalui pembaptisan dan

orang yang bersangkutan mengucapkan syahadat dan penyangkalan pandangan-

pandangan yang bertentangan dengan ajaran gereja.17

Romo Mangun memang beragama Katolik dan berasal dari keluarga Katolik

yang taat, bahkan beliau adalah seorang Pastur, tapi sikap dan sifatnya untuk

kemanusiaan begitu menjunjung tinggi toleransi dan nasionalisme bangsa

Indonesia. Dan bahkan beliau adalah seseorang yang amat di kagumi oleh banyak

orang, tetapi beliau tidak memaksa siapapun untuk mengikuti ajarannya

walalupun kepada warga-warga yang pernah dibantunya. Sifat toleransi beliau

kepada umat manusia begitu dijunjung tinggi, dan konsep teologi pemerdekaan

yang sangat di perjuangkan beliau tidak ada hubungannya dengan agama apapun

dan manapun, semua murni karena hati nuraninya.

15

Gerakan Evangelis mempunyai tujuan untuk mengkonversi (mengubah) seluruh dunia ke

dalam keyakinan Kristen, yang mana secara alamiah mengandung arti penolakan terhadap agama-

agama lainnya. 16

Berterima kasih atau bersyukur dengan melakukan perjamuan Kudus, dan bisa juga

dipandang oleh kebanyakan gereja dalam kekristenan sebagai suatu sakramen. 17

Hesti Hestiawati, Konversi Agama Mantan Katholik (Studi Kasus Rena Handono dan

Insan L.S Mokoginta, Skripsi SI Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (Universitas Islam Negri

Jakarta, ), h.

Page 79: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Romo Mangun sangat peduli dengan persoalan bangsa dan masyarakat,

khususnya menyangkut kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Ketika mulai

terjun mendampingi kelompok masyarakat miskin mula-mula di Kampung Terban

dan diteruskan ke Kali Code pada dasawarsa -an. Tidak ada terbesit dalam hati

Romo Mangun untuk memnuat seseorang berpindah agama karena beliau

membantu warga sekitaran.

Page 80: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

70

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah memaparkan panjang lebar dapat disimpulkan bahwa humanisme

Mangunwijaya tentang kemanusiaan boleh dikata tidak terlepaskan dari faham

religiusitasnya sebagai umat penganut agama Katolik . Secara fitrah manusia

lahir untuk saling menolong, memberi dan diberi, dan menebarkan cinta kasih

kepada sesama umat baik umat yang sama agamanya ataupun umat yang berbeda

agamanya dari yang kita yakini.

Berhubungan dengan semua hal tentang cara berdedikasi kita kepada Allah

untuk saling mengasihi antara sesama, maka muncullah ide-ide baru tentang

sebuah golongan yang berdedikasi untuk mengikrarkan dirinya membantu sesama

makhluk Tuhan maka muncullah teori baru tentang Humanisme, “Humanisme”

yaitu suatu paham yang menganggap manusia sebagai objek terpenting secara

maksimal kepada kemajuan manusia, karena manusia dianggap dapat membangun

dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal positif yang dimiliki oleh setiap manusia

Usaha Romo Mangun yang melihat realitas hidup, kepekaan akan mereka

yang tersingkirkan. Sungguh menarik bahwa realitas itu dihubungkan lebih dalam,

mengarah ke Yang Maha Tinggi. Menjunjung tinggi kebenaran dengan berjalan

atau berusaha bersama dengan mereka yang mengalami ketidakadilan, pada jalan,

kebenaran dan hidup Kristus. Hal ini menarik karena kita berteologi tidak terlepas

dari pengalaman kongkrit kita sendiri dan ditengah-tengah masyarakat.

Memperjuangkan kebenaran dan memberi harapan yang jelas akan kerinduan

Page 81: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

71

masyarakat kepada sosok yang berani untuk mengimplementasikan sikap-sikap

kemanusiaan.

Untuk mengimplementasikan sikap humanismenya Romo Mangun banyak

mengadopsi ilmu dari ajaran yang Romo Mangun yakini, termasuk didalam

Katolik ada sebuah istilah yang dinamakan dengan teologi pembebasan, yaitu

untuk membantu membebaskan umat dari ketertindasan dan ketidakadilan, dan

kesewenang-wenangan pemimpin terhadap rakyat biasa, terlepas dari itu Romo

menyatakan bukan sebagai pengikut teologi pembebasan akan tetapi sikap

humanismenya untuk membantu rakyat biasa sering beliau tegaskan sebagai

teologi pemerdekaan, yaitu untuk memerdekakakn rakyat miskin dari belenggu

ketidakadilan dan ketertindasan dari berbagai faktor termasuk salah satunya ialah

pendidikan. Untuk dapat memerdekakakan rakyat biasa dan dapat tersalurkan

implementasi humanismenya semua berawal dari pendidikan. Dan sikap manusia

ialah sama-sama memanusiakan manusia itu sendiri, maka akan terwujud sebuah

implemntasi humanisme yang adil dan baik untuk semua umat.

Dari yang penulis amati, Romo Mangun yang dikenal dengan sebutan

Pemberdaya Wong Cilik ini, sangat peduli dengan kaum bawah, gagasan

humanismenya sangat diterima oleh warga Kali Code tempat beliau mengabdikan

dirinya, walaupun pada waktunya dulu, orang-orang yang tinggal didaerah Kali

Code belum mengerti arti dari humanisme, tetapi mereka merasakan hasil

humanisme yang dibawa oleh Romo Mangun, dan warga Kali Code pun banyak

belajar tentang bagaimana manusia pada hakikatnya dalam bertindak, berkata

Page 82: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

72

serta bersosialisasi yang dimana hal tersebut dipaparkan dalam penjelasan dan

pengertian sikap humanisme.

Bagi warga Kali Code, Romo Mangun banyak meninggalkan pelajaran

berharga bagi penghuni sekitar, walaupun Romo Mangun tidak pernah dilahirkan

di daerah tersebut tetapi Romo Mangun membantu dengan ikhlas dan tulus untuk

kepentingan warga tersebut, hal yang selalu Romo Mangun tekankan untuk

masyarakat sekitar adalah selalu belajarlah untuk apapun hal yang bisa diambil

pelajaran baiknya dan terapkan hal tersebut untuk kehidupan keluarga sendiri,

sebarkan ke kehidupan warga sekitar.

B. SARAN

Ketika manusia dihadapkan dengan permasalahan ketidakadilan pemimpin

dan dunia yang semakin maju dan hedonis, sikap humanisme dapat di

implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Humanisme bukan untuk hanya

sebuah istilah tetapi juga untuk diterapkan dalam kehidupan bersosialisasi kepada

semua umat Allah, apapun agamanya tanpa terkecuali. Dengan demikian sikap

saling menghargai dan membantu sesama umat di bumi Allah ini, yang lebih

sering disebut dengan istilah humanis dapat diterapkan dan di aplikasikan dengan

baik.

Page 83: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

BAB IV

ANALISIS PEMIKIRAN YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

A. Refleksi Teologi Terhadap Humanisme Yusuf Bilyarta

Mangunwijaya

Y.B Mangunwijaya adalah seorang humanis religius yang

mencurahkan seluruh hidup dan karyanya untuk memperjuangkan

terwujudnya humanisme. Humanisme tidak pernah selesei diperjuangkan.

Humanisme menuntut pembaruan hidup dan terlebih sikap yang terus

menerus mau menjadi manusiawi dan menghargai kemanusiaan.

Semua agama berdedikasi untuk memuja, memuliakan Yang Maha

Agung yang disembah sebagai Yang Tertinggi, Yang Maha Kuasa. Hanya

tradisi murid Yesuslah yang untuk pertama kali dalam sejarah keagamaan

secara serius memulai suatu arus baru: berpaling kepada manusia, berikhtiar

mengangkat nasibnya, menyembuhkannya dari berbagai derita, sakit,

kesewenangannya dalam banyak dimensi. Semangat Kristiani disamakan

dengan semangat perikemanusiaan, khususnya dan terutama terhadap

mereka yang selama ini tidak dianggap, bahkan dipaksa hidup tanpa

martabat dan kemanusiaan.1

Suri tauladan Yesus yang menampakkan diri sebagai Putra Allah yang

memilih lahir dalam pangkauan orang-orang dina, lemah, miskin di

Betlehem, mengungsi ke Mesir akibat kesewenang-wenangan sang

penguasa dunia, kemudiaan merendah di desa kecil, Nasareth. Semua itu

1Y.B Mangunwijaya, Pr, Memuliakan Allah Mengangkat Manusia (Yogyakarta:

Kanisius, ), h. .

Page 84: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

mengilhami suatu spiritualitas baru yang tidak hanya berunsur pemujaan

Yang Maha Besar, namun juga yang mengarah kepada manusia yang sangat

dina bahkan dihinakan oleh masyarakat umumnya. Hidup public

selanjutnya dari Yesus di Galilea, Samaria, Yudae, ternyata lebih

dipersembahkan kepada yang justru dibawah, yang menderita, yang tergusur

dan terbuang. Bahkan akhir hidup Yesus ditandai oleh cara mati mereka

yang benar-benar dibawah sekali. Kematian seperti orang criminal di antara

dua orang penjahat. Oleh karena itu dari akar-akarnyalah tradisi Kristiani

memang selalu korektif dan kritis bahkan sering berkonflik melawan para

penguasa dunia yang cenderung mengeksploitasi manusia bawahan sebagai

alat untuk menguntungkan dan memuliakan diri atasan. Demikianlah dari

awal mula pembelaan kaum kecil yang tidak dimanusiawikan selalu menjadi

bagian yang melekat pada spiritualitas para murid Yesus. Kristianitas tidak

bermimpi, tetapi real menangani dunia.

Penghargaan kepada harkat martabat manusia tidak hanya datang dari

tradisi para murid Yesus, tetapi datang juga dari pikiran-pikiran Yunani

lewat gerakan Renaissans dan Humanisme. Tentulah dalam fase-fase

perkembangan historis kesadaran dan pelaksanaan konsekuen dari panggilan

perikemanusiaan itu masih harus melewati proses belajar yang memerlukan

waktu dan eksperimen yang sering mahal biayanya sebab sebagaiaman umat

kristiani adalah juga makhluk biasa.

Faham kemanusiaan Romo Mangun boleh dikata tidak terlepaskan

dari faham religiusitas. Karena manusia adalah makhluk religius (homo

religious), demikian setiap manusia serta-merta bersifat religius, bahwa ada

Page 85: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

sifat yang disebut “Suci” yang berbeda dari sekadar “rasional” dan “baik”

dalam arti moral. Religius di sini tidak harus diartikan sebagai pemeluk

agam tertentu, melainkan adanya kecenderungan dan kesadaran akan yang

Illahi, yang mengatasi kekecilan manusia atau rasa kemakhlukan (creature

feeling), atau rasa ketergantungan (feeling of dependence) pada sesuatu yang

lain.

Faham humanisme religious ini juga tampak dalam penghayatan

Romo Mangun sebagai Pastor, yang tidak konvensional. Panggilan

imamatnya berakar dan diinspirasikan oleh daya tarik rakyat yang miskin,

dan bukan panggilan kegerajaan atau keagamaan sebagaimana kebanyakan

Pastor, karena terharu pada partisipasi rakyat dalam perang Gerilya2 , dan ia

ingin “membayar utang kepada rakyat”. Mudah dipahami kalau dedikasinya

sebagai pastor juga tidak terbatas pada pelayanan gerejani, paroki,

melainkan pada sosialitas umum, pembelaan kaum miskin, hal ini disetujui

oleh Uskup sebagai atasannya. Lebih lanjut religiositas yang melebar ini ia

tunjukkan dalam keinginannya untuk bekerja sama dengan agama lain.

Dalam Gereja Doaspora (salah satu buku ciptaan Romo Mangun), Romo

Mangun dengan jelas mengidealkan Gereja sebagai:

“Jaringan titik-titik simpul organic….yang berpijak pada

realitas serba heterogen….tidak beranggotakan orang-orang

berdasarkan daerah, tetapi berdasarkan fungsi atau lapangan

kerja…Titik-titik simpul bisa berupa lone rangers seperti gerilya

yang sendirian….namun lincah kemana-mana” 3.

2Perang Gerilya adalah salah satu stategi perang yang dikenal luas, karena banyak

digunakan, selama perang kemerdekaan di Indonesia pada periode -an. Taktik-taktik seperti mengepung secara tidak terlihat.

3Y.B Mangunwijaya, Saya Ingin Membayar utang kepada rakyat, , h. .

Page 86: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Istilah-istilah yang ia gunakanpun memperlihatkan religousitas yang

dinamis dan terbuka, antara lain multisentra, multiconnection, nonformal,

glenak-glenik dan sebagainya.

Iman Kristennya, jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedang

tujuannya adalah kemanusiaan umum. Maka, baginya agama lain bukan

menjadi saingan, apalagi musuh, melainkan teman kerja, kolega di dalam

membangun kemanusiaan, khususnya dalam melayani rakyat yang miskin.

Hal ini tampak misalnya dalam aksinya membela masyarakat Kali Code

atau korban Waduk Kedungombo. Dalam arti inilah humanisme regius

Mangunwijaya secara vocal memberikan sumbangannya dalam dua arah,

sebab ia berani menyatakan kritiknya pada pemerintah, ketika pemerintah

berkesan otoritas, semena-mena dalam keputusan yang berkaitan dengan

nasib rakyat.4

Romo Mangun tidak memberikan uraian komprehensif tentang visi

humanisme religius, ia tidak memaparkan secara khusus atau memberikan

rumusan tentang visinya itu, tetapi hal itu dengan mudah bisa kita tangkap

dari penghayatan hidupnya dan dari karangan-karangannya.

Romo Mangun menganut dalam Kitab Suci, “Yesus adalah jalan,

kebenaran dan hidup”. Fakta keberagamaan menuntut gereja terbuka dan

menyatakan bahwa diluar gereja pun Roh Kudus hadir dan membawa

keselamatan. Yang menarik adalah usaha Romo Mangun yang melihat

realitas hidup, kepekaan akan mereka yang tersingkirkan. Sungguh menarik

bahwa realitas itu dihubungkan lebih dalam, mengarah ke Yang Maha

4A. Sudiarja, Humanisme Y.B Mangunwijaya (Jakarta: Kompas Media Nusantara:

), h. .

Page 87: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Tinggi. Menjunjung tinggi kebenaran dengan berjalan atau berusaha

bersama dengan mereka yang mengalami ketidakadilan, pada jalan,

kebenaran dan hidup Kristus. Hal ini menarik karena kita berteologi tidak

terlepas dari pengalaman kongkrit kita sendiri dan ditengah-tengah

masyarakat. Memperjuangkan kebenaran dan memberi harapan yang jelas

akan kerinduan masyarakat.

B. Kelebihan dan Kelemahan Konsep Romo Mangunwijaya

Romo Mangun tidak pernah menyebutkan bahwa setiap ajaran yang

beliau ajarkan memiliki sebuah Konsep yang pasti, banyak yang

mengatakan beliau adalah pengikut Teologi Pembebasan, tetapi menurut

beliau lebih tepat dikatakan bukan Teologi Pembebasan akan tetapi Teologi

Pemerdekaan. Untuknya, teologi adalah “Refleksi ilmiah atau paling tidak

rasional, tentang apa yang dihayati orang beriman.” Teologi adalah

pertanggungjawaban daya pikir, rasio, namun untuk masuk surga bahagia

abadi di hadirat Tuhan, tak diperlukan teologi. Akan tetapi, ia bukti

penghayatan iman dalam sikap serta amal karya.5

Mengapa Romo Mangun lebih suka menggunakan istilah

Pemerdekaan, karena ia melihat hakikat kemanusiaan adalah hakikat

pemerdekaan diri manusia atas belenggu-belenggu dari dalam maupun luar

dirinya. Pendidikan dimaknainya sebagai upaya pemerdekaan manusia.

Pemerdekaan Mangun dipengaruhi oleh prinsip hidupnya, yang

dikenal dengan “tribina” yakni bina manusia , bina usaha, dan bina

5Y.B. Priyanahandi dan Tim, Y.B. Mangunwijaya Pejuang Kemanusiaan,

(Yogyakarta: Kanisius, ), h.

Page 88: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

lingkungan. Prinsip itulah yang mendorong dirinya untuk selalu komitment

total. Selalu melakukan usaha pembebasan dan pemerdekaan jiwa individu

dari penindasan oleh yang kuat terhadap yang lemah, dalam segala bentuk,

melalui proses penyadaran terlebih dalam proses penyadaran Romo Mangun

menggunakan media Pendidikan. Penyadaran adalah hal pertama yang

harus dilakukan untuk membuka tabir-tabir keterasingan dan penindasan

yang menyelimuti manusia. Kesadaran sosial dalam proses pemerdekaan

manusia begitu penting, karena hanya kesadaran dan mentalitas yang

tercerahkan, jernih dalam melihat realitas dan wawasan kemanusiaan yang

baru, yang menentukan terjadinya transformasi sosial. Dengan kesadaran

kemanusiaan yang luhur manusia akan menjadi penentu atas terciptanya

struktur hidup yang harmonis.

Konsep teologi pemerdekaan yang sangat di perjuangkan beliau tidak

ada hubungannya dengan agama apapun dan manapun, semua murni karena

hati nuraninya. Teologi pemerdekaaan diwujudkannya secara praksis iman

demi memihak kepada mereka yang miskin. Teologi pemerdekaan adalah

suatu teori, bukan ajaran agama, ataua jawaban atas Wahyu, atau sikap

iman sebagai jawaban, tetapi merupakan konsekuensi dari iman dan tafsiran

manusiawi terhadap apa yang dianjurkan agama. Romo Mangun

menjelaskan bahwa setiap orang yang beriman pada dasarnya sudah

berteologi juga, meskipun secara spontan. Amatir, tidak sistematis serta

tidak menggunakan hukum-hukum logika yang sah. Menurut Romo

Mangun dari yang penulis baca, setiap manusia berIman, pada hakekaktnya

diajak selalu mengamalkan teologi pemerdekaan. Sebab, salah satu tujuan

Page 89: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

agama yang terutama ialah membebaskan umatnya dari segala belenggu

ketidaktahuan, ketidakadilan, kerusuhan, kotoran, kebususkan, dosa

manusia secara pribadi maupun kelompok. Tujuannya tak lain demi

tercapainya keadaan manusia yang merdeka, menuju keselarasan dengan

diri sendiri, dengan sesama, dalam hubungan dengan Tuhan. Jadi, merdeka

bukan dalam arti liberal anarkis, melainkan merdekan secara asli, yaitu

merdeka sebagai makhluk yang dikasihi Tuhan, yang mengasihi manusia

yang merdeka secara sejati.

Pemerdekaan menurut Romo Mangun dapat diwujudkan dengan

mempraktekkan kejujuran, kebenaran, keadilan dan kecintaan, dengan ciri

sikap khas, tanpa kekerasan. Romo Mangun menegaskan bahwa

pemerdekaan pertama-tama adalah soal praksis. Praksis harus didukung

dengan dialog dan proses meremajakan diri dengan fakta dan data. Dengan

demikian, pemerdekaan menjadi sumbangan hidup nyata manusia yang

tertindas dan terbelenggu. Karena teologi pemerdekaan pun muncul setelah

manusia berpraksis atas suatu situasi, atas suatu pengalaman suka duka

konkret dari fakta-fakta ekonomi, sosial, politis dan sebagainya.

Pro dan kontra akan selalu ditemui disetiap perjalanan hidup dalam

sebuah pilihan, teologi pemerdekaan yang Romo Mangun gagas, ada

kelebihan dan kekurangannya, bahwa sanya teologi pemerdekaan adalah

sebuah istilah yang dipakai untuk memerdekakan umat manusia yang

tertindas, penulis mencoba untuk melihat dari kedua sisi dalam teologi

pemerdekaan Romo Mangun, kelebihan banyak hal yang sudah penulis tulis

tentang tujuan adanya teologi pemerdekaan, memerdekakan umat manusia

Page 90: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dari ketertindasan, ketidakadilan, kebodohan dan juga kemiskinan, tentu

teologi ini bertujuan dan bermanfaaat bagi banyak orang. Sedang dalam

kelemahan teologi pemerdekaan ini ialah, kurangnya keterbukaan tentang

konsep dan isi dari teologi pemerdekaan, perencanaan yang kurang tertulis

membuat teologi ini tertelan zaman yang semakin maju ini, dan banyak hal-

hal baru yang bermunculan. Sehingga istilah teologi pemerdekaan terkenal

hanya diwaktu Romo Mangun masih ada dan hanya beberapa tahun setelah

meninggalnya Romo, Sebuah Konsep tetapi kurang terkonsep secara

terstruktur dan rapi sehingga menimbulkan tanda tanya kepada khalayak

yang kurang memahami tentang teologi pemerdekaan.

C. Sumbangsih Pemikiran Yusuf Bilyarta Mangunwijaya Terhadap

Kehidupan Manusia

Sebagai seorang Rohaniawan dan juga pejuang kemanusiaan, Romo

Mangun mempunyai banyak pemikiran untuk Negara Indonesia yang beliau

tinggali. Romo Mangun memaparkan realitas hidup manusia. Realitas yang

ditampilkan yaitu manusia yang hidup di zaman modern, dimana manusia

dihadapkan pada pola pikir ke arah rasio. Pola pikir ini merupakan salah

satu ciri modernitas yang melibatkan pejabat tinggi, karena terlalu

mengagungkan rasio, orang menjadi kurang peka akan perasaan.

Tutur katanya santun, namanya masuk dalam media surat kabar

nasional ketika ia akan mogok makan ketika pemerintah (Kementrian

Lingkungan Hidup) akan menata sungai dan menggusur perkampungan

pinggir Kali Code.

Page 91: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Ia memiliki argument bagaimana menata perkampungan tanpa harus

menggusur masyarakat miskin. Ia juga ikut terlibat memperhatikan rakyat

yang menjadi korban penggusuran untuk pembangunan Waduk

Kedungombo, Jawa Tengah. Jiwa nasionalisme cukup tinggi, maklum ia

pernah bergabung sebagai tentara pelajar. Kecintaannya dalam memajukan

dunia pendidikan yang memerdekakan, bisa dilihat ketika memprakasai

sekolah dasar eksperimental SD Mangunan, di daerah kalasan DIY.

Dalam kapasitasnya sebagai seorang Romo ia memang milik umat

katolik. Namun dalam kapasitasnya sebagai pembela wong cilik, ia bukan

saja milik orang katolik tetapi milik semua orang yang terutama masyarakat

Kali Code dan yang pernah merasakan sentuhannya.

Romo Mangun sangat peduli dengan persoalan bangsa dan

masyarakat, khususnya menyangkut kebodohan, kemiskinan, dan

ketidakadilan. Namun dia tidak mau terjebak berhenti secara dangkal-

sempit pada soal-soal itu apa adanya. Dia melihat bahwa semua persoalan

itu sesungguhnya merupakan bagian dari proses wajar evolusi permanen

alam semesta pada berbagai dimensinya. Menurut Romo lapisan alam

semesta akan membentuk lapisan kesadaran6 persoalan kemasyarakatan

timbul karena sebagai pribadi atau sebagai bangsa kita tertinggal.

Bisa dikatakan seluruh kehadiran dan karya Romo Mangun, mulai

dari sebagai pastor desa, kolumnis-pengarang, dosen-arsitek, pendamping-

pembela kelompok masyarakat miskin-tertindas, dan pengembang sistem

pendidikan dasar alternative di SD Mangunan, pada hakikatnya adalah karya

6Y.B Mangunwijaya, Pasca-Indonesia Pasca Einstein (Yogyakarta: Kanisius,

), h. - .

Page 92: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

pendidikan dalam arti luas. Tujuannya, memfasilitasi orang dan masyarakat

agar teremansipasi kea rah menjadi semakin, cerdas, adil dan manusiawi.

Ketika mulai terjun mendampingi kelompok masyarakat miskin mula-mula

di Kampung Terban dan diteruskan ke Kali Code pada dasawarsa -an.

Dan pada akhirnya Romo Mangun sungguh-sungguh menggeluti pendidikan

dalam arti sempit berupa pengembangan pendidikan dasar formal alternative

di SD Mangunan dalam rangka eksperimen Laboratorium Dinamika

Edukasi Dasar, ide besar tentang emansipasi bukan hanya bagi murid

melainkan juga masyarakat bangsa Indonesia bahkan dunia itu kiranya terus

mewarnai penikiran dan karyanya. Dari sini mungkin benar, kurikulum

pendidikan dasar yang dikembangkan Romo Mangun memang bukan

sekedar kurikulum SD dan SLTP formal dalam rangka persiapan untuk

melanjutkan ke jenjang sekolah formal yang lebih tinggi, melainkan juga

“pembekalan dasar yang mutlak perlu bagi murid demi hidup selanjutnya”7.

Implementasinya memang lebih sulit, lebih menuntut kecintaan, kreativitas,

dan kerja keras dari guru, serta memerlukan pengalaman kerja sama yang

sinergis dengan pranata-pranata pendidikan nonformal maupun informal

lainnya. Namun kiranya bukan tidak mungkin.

Bisa dilihat ketika ia meninggal betapa banyak kalangan (tanpa

pandang agama) yang merasa kehilangan. Tahun rumahnya yang

artistik di pinggir Kali Code Yogyakarta oleh para sahabatnya dan

masyarakat dijadikan museum sebagai penghormatannya.

7Y.B Mangunwijaya, Impian dari Yogyakarta (Jakarta: Kompas, ), h.xxii,

Page 93: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

D. Tinjauan Pemikir Muslim Terhadap Gagasan Teologi Yusuf

Bilyarta Mangunwijaya

Romo Bilyarta rohaniawan di agama yang di yakininya, tetapi beliau

tidak pernah membedakan dan berteman serta bersahabat dengan semua

orang tanpa membedakan agama dan status sosial seorang tersebut. Iman

Kristennya, dan jabatan imamnya, hanyalah titik tolak, sedang tujuannya

adalah kemanusiaan umum. Maka, baginya agama lain bukan menjadi

saingan, apalagi musuh, melainkan teman kerja, kolega di dalam

membangun kemanusiaan, khususnya dalam melayani rakyat yang miskin.

Seperti yang penulis tulis diatas Romo tidak mencoba untuk membuat

sebuah gagasan teologi karena beliau seorang Rohaniwan Katolik sehingga

banyak yang berpendapat bahwa beliau adalah pengikut teologi

pembebasan, hingga akhirnya yang beliau sampaikan adalah, semua yang

beliau lakukan adalah usaha untuk memerdekakan umat manusia dari

keterpurukan, ketertindasan, yang sering beliau sebut dengan istilah teologi

pemerdekaan.

Bisa dilihat ketika beliau meninggal banyak orang yang ikut ke

pemakaman untuk memberikan penghormatan terakhir. Salah satu sosok

yang ikut datang pada waktu itu adalah Muslim yang mempunyai pemikiran

tinggi yang sudah diakui Indonesia dan menjadi Presiden, ialah B.J.

Habibie8, Mereka berdua Bersahabat sejak sama-sama kuliah di Aachen

Jerman dengan jurusan yang berbeda tetapi satu kampus, hingga pulang ke

Indonesia, sampai pada akhirnya B.J. Habibie menjabat menjadi Presiden

8A. Malik Fadjar, “Sosok Manusia Yang Mencintai dan Dicintai Sesamanya”,

Mengenang Romo Mangun Surat Bagimu Negri, Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits

(Jakarta: Kompas, ), h.

Page 94: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dan banyak Surat yang Romo kirimkan kepadanya mengenai tanah air

Indonesia, tentang dunia sosial menengah kebawah, untuk kemajuan Negara

Indonesia yang bisa lebih berdaulat dan menjadi lebih baik.

Dari surat-surat yang ia kirimkan kepada B.J. Habibie tampak sekali

hubungan pribadi almarhum Romo Mangun dengan Pak Habibie dan

keluarga. Mulai sejak kalimat pembuka sampai dengan kalimat penutup,

baik yang tersurat maupun yang tersirat, jelas menggambarkan adanya

komunikasi yang instens antara keduanya, dengan demikian perkenalan dan

persahabatan antara keduanya tidak sekedar karena pernah bermukim di

Jerman dan satu almamater, tetapi ada semacam kesamaan visi dan

komitmen dalam upaya-upaya memajukan serta mengamankan masa depan

bangsa dan negaranya.

Pada saat Bapak Habibie dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia, Romo secara khusus menulis surat

untuknya, selain mengucapkan selamat juga merasa gembira dan bangga,

romo juga menuliskan: “bahwa ada cendekiawan yang tangguh, terpilih dan

mau memimpin organisasi Islam, mudah-mudahan masa depan Indonesia

yang majemuk ini maju dan penuh jiwa, semangat tolerasn dan

keterbukaan”.

Beberapa kali, dalam satu wawancaranya, Bapak Presiden ke III BJ.

Habibie mengatakan:

“Saya Mengerti Romo lebih memilih hidup untuk mengabdi

kepada kemanusiaan, karena itu saya datang memberi

penghormatan terakhir serta berdo’a, juga apa yang ditulis

dalam surat almarhum tertanggal Februari yang

ditemukan dalam tasnya sesudah meninggal dunia, dan

diberikan kepada saya sudah saya lakukan”.

Page 95: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Ketua Kementrian Agama pada waktu itu, tahun A. Malik Fadjar

walaupun beliau tidak pernah dekat secara pribadi dengan Romo Mangun

dan hanya melihat dari karya-karyanya untuk Indonesia, dalam tulisannya

juga mengatakan:

“Kepergian Romo Mangun mengundang banyak perhatian dan

jenazahnya diantar oleh banyak orang dari segala lapisan. Ini

sekaligus memberi gambaran simbolis tentang sosok manusia

yang mencintai dan dicintai oleh sesamanya9, Sabda Nabi

Muhammad SAW, “Orang yang terbaik adalah yang banyak

memberi kebaikan bagi sesamanya”.

Pemikir Muslim lainnya, yang memiliki pandangan tentang Romo

Mangun ialah Abdurrahman Wahid. Awal bertemunya Abdurrahman

Wahid dan Romo Mangun ketika keduanya menjadi peserta diskusi di

Candi Basa, Karangasem, Bali. Dari perjumpaan di Candi Dasa tersebut

timbul rasa saling menghormati satu dengan yang lain. Di dalam tulisan

sebuah buku Abdurrahman Wahid mengatakan:

”Saya melihat betapa dalamnya rasa cinta kasih Romo Mangun

terhadap manusia. Hal itu tampak dalam sikapnya terhadap

mereka yang nasibnya malang, pendidikannya kurang, dan

mereka yang tingkat ekonominya rendah. Bagi mereka, Romo

Mangun adalah hiburan yang menguatkan hati di kala susah,

tetapi juga membawa harapan kemajuan hidup. Sosok Romo

Mangun adalah pribadi yang mampu memancarkan sinar kasih

keimanan dalam kehidupan umat manusia. Dalam diri Romo

Mangun, keimanan tidak sekedar terbelenggu dalam sekat-sekat

ritual agama atau simbol-simbol semata. Lebih dari itu cinta

kasih keimanan Romo Mangun mampu menembus sekat-sekat

formalism dan simbolisme. Dia kasihi dan dia sentuh setiap

manusia dengan ketulusan cinta kasihnya yang terpancar dari

keimanan dan keyakinannnya. Inilah yang menyebabkan Romo

Mangun mampu hadir dalam hati setiap manusia, karena dia

telah menyentuh dan menyapa setiap manusia.”10

9A. Malik Fadjar, “Sosok Manusia Yang Mencintai dan Dicintai Sesamanya”,

Mengenang Romo Mangun Surat Bagimu Negri, Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits

(Jakarta: Kompas, ), h. . 10A. Malik Fadjar, “Romo yang Bijak”, Mengenang Romo Mangun Surat Bagimu

Negri, Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits (Jakarta: Kompas, ), h. .

Page 96: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Jelas sudah, bahwa yang mencintai Romo Mangun bukan hanya

dari orang-orang Katolik, tetapi juga dari berbagai kalangan umat

yang berbeda agamanya dengannya.

E. Respon Masyarakat Kali Code Terhadap Humanisme Yusuf

Bilyarta Mangunwijaya

Romo Mangun perhatian pada pendidikan dasar untuk anak-anak,

bukan hanya di dunia pendidikan tetapi Romo juga membantu dan berani

berdiri di depan untuk menolak rencana penggusuran terhadap -

keluarga yang menghuni kawasan kumuh Kali Code. Ia pun rela mogok

makan untuk menolak penggusuran itu. Dengan lantang ia menyuarakan ke

pemerintah daerah yang hendak melakukan penggusuran bahwa masyarakat

Kali Code bisa memperbaiki pemukimannya sendiri asal diberi kesempatan.

Setelah hari itu banyak bantuan yang diberikan Romo kepada para

penghuni kampung Code, yaitu mulai dari mengubah mentalitas membuang

sampah sembarangan di bantaran Kali Code, menjadi di tiadakan, Inisisasi

perbaikan tata pemukiman dan lingkungan Kali Code sehingga hasilnya

kawasan itu menjadi bersih dan tertata, dan bersama temannya Romo

Mangun mendirikan Yayasan Pondhok Rakyat (YPR) merupakan wadah

pemberdayaan masyarakat dalam bidang lingkungan dan pendidikan.

Romo Mangun yang dikenal dengan sebutan Pemberdaya Wong Cilik

ini, sangat peduli dengan kaum bawah, gagasan humanismenya sangat

diterima oleh warga Kali Code, walaupun pada waktunya dulu, orang-orang

yang tinggal didaerah Kali Code belum mengerti arti dari humanisme, tetapi

mereka merasakan effect humanisme yang dibawa oleh Romo, dan warga

Kali Code pun banyak belajar tentang bagaimana manusia pada hakikatnya

Page 97: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dalam bertindak, berkata serta bersosialisasi yang dimana hal tersebut

dipaparkan dalam penjelasan dan pengertian sikap humanisme.

Bagi warga Kali Code, Romo Mangun banyak meninggalkan

pelajaran berharga bagi penghuni sekitar, walaupun Romo Mangun tidak

pernah dilahirkan di daerah tersebut tetapi Romo membantu dengan ikhlas

dan tulus untuk kepentingan warga tersebut, hal yang selalu Romo Mangun

tekankan untuk masyarakat sekitar adalah selalu belajarlah untuk apapun hal

yang bisa diambil pelajaran baiknya dan terapkan hal tersebut untuk

kehidupan keluarga sendiri, sebarkan ke kehidupan warga sekitar.

Penulis sangat merasakan perubahan yang dibawa oleh Romo Mangun

di dalam kehidupan warga Code, pada saat penulis mendatangi kampung

Code, seperti kalimat Romo Mangun yang penulis dengar dari wawancara di

daerah Code kepada salah satu warganya adalah tentang:

“Gagasan yang selalu Romo Mangun ajarkan adalah hidup

rukun, bina warga, gotong royong, disiplin, dan pendidikan

adalah hal yang wajib yang harus diberikan untuk anak-anak.

Meskipun para warga Kali Code tinggal dipinggiran tetapi tidak

terpinggirkan dalam hal keilmuan.11

Praksis lain yang dilakukan Romo Mangun sebagai kepedulian

terhadap mereka yang lemah dan tersingkir ditunjukkan dalam berbagai

tulisan. Lewat tulisan, Romo Mangun memberikan kritik maupun pendapat

terhadap sesuatu yang tidak benar, serta penjernihan dan pembelaan

terhadap para korban yang menjadi kambing hitam suatu masalah.

Romo Mangun terkenal dengan karyanya membela kaum miskin di

pinggir Kali Code Yogyakarta. Romo Mangun melaksanakan karyanya

11

Wawancara kepada Pak Slamet, ketua RT di Kampung Code

Page 98: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

dengan mengetuk keprihatianan para relawan untuk membantu, antara lain

dengan Lembaga Bantuan Hukum.

Banyak hal yang sering Romo Mangun lakukan untuk warga Kali

Code waktu itu, dari memberikan pelatihan menjahit, berkebun dan lainnya,

supaya warga Kali Code punya penghasilan karena banyak yang masih buta

huruf pada waktu itu. Membuat rumah di Kali Code Romo Mangun murni

pakai uang beliau sendiri bukan bantuan LSM.12

Romo Mangun sering

datang kerumah satu persatu untuk memperhatikan warga, salah satu yang

Romo ajarkan adalah untuk tidak membuang makanan, karena menurutnya

membuang makanan sama saja tidak bersyukur. Konstruksi lainnya ialah

beliau mengajarkan rumah dihadapkan ke kali karena jika setiap kali kita

mengahadapkan diri ke kali dan kali berada dalam keadaan kotor maka

warga yang memandang akan merasa perlu untuk selalu membersihkan kali,

karena kali adalah halaman rumah mereka.

Hal lain yang selalu Romo Mangun tekankan kepada warga Code

adalah tentang Pendidikan, Romo mengatakan:

”Usaha kita ialah mencari sintesis dialektik atau keseimbangan

antara pemberian kemerdekaan kepada anak untuk menentukan

sendiri apa yang ia senangi (lebih tepat: ia perlihatkan) dan

disiplin, binaan dan pengarahan yang sebenarnya juga

diharapkan si anak”.

Kepercayaan iman setiap agama selalu berpasangan prinsip kebajikan,

amal sholeh, semangat kemanusiaan, dan kepedulian atas alam. Dari

penelitian yang penulis lakukan di Kampung Code dan wawancara dengan

beberapa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, salah satunya adalah

12

Wawancara Kepada Bapak Candra Salah satu Relawan yang mengabdikan diri di

Kampung Code

Page 99: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

ketua Rt di Kampung Code yang bernama Pak Slamet yang beragama Islam

jelas menyatakan bahwa:

“Romo Mangun datang ke Kampung Code adalah murni karena

kepentingan ingin membantu rakyat bawah agar tidak tertindas,

Romo Mangun datang di wilayah Kali Code sekitar tahun ,

Beliau membantu warga Kampung Code karena melihat rumah-

rumah yang ditempati kurang layak untuk ditempati karena

kumuh, dan letaknya di Pinggiran Kali, Romo datang Murni

karena ingin membantu bukan karena sebagai seorang

Rohaniawan yang menyebarkan agamanya tetapi sebagai

manusia biasa yang ingin membantu sesama. Beliau tidak

pernah mengatakan, kamu harus mengikuti ajaranku karena

sudah saya bantu, kalau soal Agama, Romo membebaskan untuk

menganut Agama yang sudah dianut, bahkan di Kali Code

sendiri pun tidak terdapat Gereja tetapi terdapat sebuah Masjid

terletak ditengah-tengah perkampungan masyarakat. Romo

selalu menekankan untuk beribadah sesuai ajaran masig-masing

dan jangan sampai meninggalkan ibadah”.13

Dan salah satu warga yang beragama Kristen bernama Leo Candra

juga menyatakan14

:

“Beliau selalu mendekatkan diri kepada warga sekitaran Kali

Code bukan pendekatan secara Formal, tetapi mendekatkan diri

dengan berbicara kepada setiap warga dengan berkunjung dan

berkeliling sekitar Kampung Code, bukan bearti berbicara soal

agama tetapi berbicara layakanya sesama warga biasa, dan yang

selalu ditekankan oleh Romo adalah urusan Agama itu urusan

Individu kalian masing-masing.”

Gagasan yang selalu Romo ajarkan adalah Hidup Rukun, bina warga,

gotong royong, disiplin, dan Pendidikan adalah hal yang wajib yang harus

diberikan untuk anak-anak. Agar walaupun para warga Kali Code tinggal

pinggiran tetapi tdak terpinggirkan dalam hal keilmuan.

Dari pernyatan beberapa warga diatas jelas menyatakan bahwa Romo

Mangun bersifat pejuang kemanusiaan adalah murni dari hati nuraninya

13

Wawancara Pribadi dengan Pak Slamet, ketua RT di Kampung Code pada April

14

Wawancara Pribadi dengan Pak Leo Chandra di Kampung Code pada April

Page 100: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

tidak ada hubungannya dengan ajaran Kristen Protestan seperti Gerakan

Evangelis15

dan walaupun di dalam Katolik, konversi bearti pertobatan, atau

dalam tradisi Katolik biasa diartikan sebagai masuknya orang bukan Katolik

ke dalam Gereja Katolik. Sebelumnya harus diberikan pelajaran yang

memadai mengenai pelajaran agama Katolik dan orang sudah membiasakan

diri mengikuti kebiasaan umat Katolik (Misalnya mengikuti perayaan

ekaristi16

setiap hari Minggu). Penerimaan dalam gereja pada orang-orang

yang belum di baptis, maka melalui pembaptisan dan orang yang

bersangkutan mengucapkan syahadat dan penyangkalan pandangan-

pandangan yang bertentangan dengan ajaran gereja.17

Romo Mangun memang beragama Katolik dan berasal dari keluarga

Katolik yang taat, bahkan beliau adalah seorang Pastur, tapi sikap dan

sifatnya untuk kemanusiaan begitu menjunjung tinggi toleransi dan

nasionalisme bangsa Indonesia. Dan bahkan beliau adalah seseorang yang

amat di kagumi oleh banyak orang, tetapi beliau tidak memaksa siapapun

untuk mengikuti ajarannya walalupun kepada warga-warga yang pernah

dibantunya. Sifat toleransi beliau kepada umat manusia begitu dijunjung

tinggi, dan konsep teologi pemerdekaan yang sangat di perjuangkan beliau

tidak ada hubungannya dengan agama apapun dan manapun, semua murni

karena hati nuraninya.

15

Gerakan Evangelis mempunyai tujuan untuk mengkonversi (mengubah) seluruh

dunia ke dalam keyakinan Kristen, yang mana secara alamiah mengandung arti penolakan

terhadap agama-agama lainnya. 16

Berterima kasih atau bersyukur dengan melakukan perjamuan Kudus, dan bisa

juga dipandang oleh kebanyakan gereja dalam kekristenan sebagai suatu sakramen. 17

Hesti Hestiawati, Konversi Agama Mantan Katholik (Studi Kasus Rena Handono

dan Insan L.S Mokoginta, Skripsi SI Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (Universitas Islam

Negri Jakarta, ), h.

Page 101: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Romo Mangun sangat peduli dengan persoalan bangsa dan

masyarakat, khususnya menyangkut kebodohan, kemiskinan, dan

ketidakadilan. Ketika mulai terjun mendampingi kelompok masyarakat

miskin mula-mula di Kampung Terban dan diteruskan ke Kali Code pada

dasawarsa -an. Tidak ada terbesit dalam hati Romo Mangun untuk

memnuat seseorang berpindah agama karena beliau membantu warga

sekitaran.

Page 102: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, “Humanisme dan Renaissance Dalam Pandangan Filsafat.” artikel

diakses pada tahun 2013 dari http://www.uin-alaudin.ac.id/download-

11%20Aisyah.pdf.

Al-Fandi, Haryanto, Desain Pembelajaran Yang demokratis & Humanis.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Arif, Syaiful, Humanisme Wahid Pergumulan Islam dan Kebudayaan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013.

Bagus, Lorens, Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Bahri, Media Zainul, Wajah Studi Agama-agama Dari Era Teosofi

Indonesia (1901-1940) Hingga Masa Reformasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015.

Basri, Samsul, “Kemiskinan Prespektif Teologi Pembebasan Gustavo

Guitterez.“ Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negri Jakarta,

2011.

Boehlke, Robert R. Sejarah Perkembangan Pikiran Dan Praktek

Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: PT. Gunung Mulia, 2011. Cet. Ke-11.

Daroeso, Bambang dan Suyahmo, Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty.

2013.

Fadjar, Malik A. “Sosok Manusia Yang Mencintai dan Dicintai Sesamanya”

Dalam Frans M. Parera dan T. Jakob Koekeritits, Mengenang Romo Mangun

Surat Bagimu Negri. Jakarta: Kompas, 1999.

Fauzi, Achmad. Dkk. Pancasila ditinjau Dari segi Sejarah , Yuridis

Konstitusional, dan Segi Filosofis. Malang: Lembaga Penerbitan Brawijaya, 1983.

Guitterez, G. A Theology of Liberation. New York: Orbis Book, 1973.

Hadiwijono, Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta:

kanisius, 2001.

Hasan, Iqbal M, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta 2002.

http//TeologipembebasanWikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas.html

Page 103: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Indratno, T, Ferry, A, “Pedagogi Humanisme Mangunwijaya.” Dalam

Supratiknya, A. dkk. Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya. Jakarta:

PT Kompas Media Nusantara, 2009.

Kansil, Ed. Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Jakarta: Balai

Pustaka, 1979. Cet III.

Khudori, Darwis, Menuju Kampung Pemerdekaan. Yogyakarta : Yayasan

Pondok Rakyat, 2002.

Kraemer, Joel L. Renaisans Islam Kebangkitan Intelektual dan Budaya

Pada Abad Pertengahan. Bandung: Mizan, 2003.

Krissantono, Ed. Pandangan Presiden SoehartoTentang Pancasila. Jakarta:

CSIS 1976.

Mangunwijaya, Y.B, Memuliakan Allah Mengangkat Manusia. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 1999.

SJ. F, Heselaars SJ, Menghidupkan Komunitas Basis Kristiani. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2000.

Mangunwijaya, Y.B, 65 Tahun, Mendidik Manusia Merdeka.Yogyakarta:

Institut Dian/interfidei bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1995.

Mangunwijaya,Y.B, Politik Hati Nurani. Jakarta: Grafiasri Mukti, 1997.

Mangunwijaya, Y.B, Spiritualitas baru: Agama an aspirasi rakyat. Jakarta:

Institut Dian/Interfedei, 1994.

Mangunwijaya, Y.B, Impian Dari Yogyakarta. Jakarta: Kompas, 2003.

Mangunwijaya, Y.B, Rara Mendut: Sebuah Trilogi. Jakarta: Penerbit

Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Mangunwijaya, Y.B, “Kesatuan dan Persatuan.” Dalam Nur Achmad, ed.

Pluralitas Agama: Kerukunan dalam Keragamaan. Jakarta: Kompas 2001.

Mangunwijaya, Y.B, Tumbal. Yogyakarta: Benten Intervisi Utama, 1994.

Cet II.

Mangunwijaya, Y.B, Surat Bagimu Negri. Jakarta: PT Kompas Median

Nusantara, 1999.

Mangunwijaya, Y.B, Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat.

Yogyakarta: Kanisius, 1999.

Page 104: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

Mangunwijaya, Y.B, Pasca-Indonesia Pasca Einstein. Yogyakarta:

Kanisius, 1999.

Mas’ud, Abdurrahman, Prof. Dr. Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dalam

Pendidikan dalam Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: IAIN dan Pustaka

Pelajar, 2001.

Muamar MS, “Humanisme dalam Pandangan Abdurrahman Wahid dan

Mahatma Gandhi.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2016.

Nitiprawira, Wahono F. Teologi Pembebasan, Sejarah, Metode, Praksis dan

Isinya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987.

Nugroho, Singgih, Pendidikan Pemerdekaan dan Islam. Yogyakarta:

Pondhok Edukasi, 2003.

Taufik, Zulfan, Ilusi dan Harapan Pembacaan Humanisme Ali Shariati.

Jakarta: Impressa Publishing, 2012.

Sudiarja, A, Humanisme Y.B Mangunwijaya, Jakarta: Kompas Media

Nusantara: 2015.

Sumartana, dkk. Mendidik Manusia Merdeka Romo Y.B. Mangunwijaya 65

Tahun. Yogyakarta:Institut Dian/Interfedei dan Pustaka Pelajar, 1995.

Sunoto, H. Mengenal Filsafat Pancasila; Filsafat Sosial dan Politik

Pancasila. Yogyakarta: Andi Offset, 1985.

Suprayogo, Imam, Prof. Dr. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2001.

Taufik, Zulfan, Ilusi dan Harapan Pembacaan Humanisme Ali Shariati.

Jakarta: Impressa Publishing, 2012.

Viviana, “Konsep Humanisme Dalam Agama Konghucu.” Skripsi S1

Fakuktas Ushuluddin Universitas Islam Negri Jakarta, 2015.

Yunus, Firdaus M, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial Paulo Freire YB

Mangunwijaya. Yogyakarta: Logos Pustaka, 2004.

Wawancara Pribadi dengan Pak Slamet. Yogyakarta, 6 April 2017.

Wawancara Pribadi dengan Pak Leo Chandra. Yogyakarta, 6 April 2017.

Page 105: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

72

SURAT PERNYATAAN

TELAH MELAKUKAN WAWANCARA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Leo Chandra

Alamat : Yogyakarta

Jabatan : Relawan Tetap Kampung Code

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa:

Nama : Oktavia Damayanti

Tempat & Tanggal Lahir: Jepara, 18 Oktober1995

NIM : 1113032100056

Jabatan : Mahasiswi

Adalah benar-benar telah melakukan penelitian di Kampung Code Kota

Yogyakarta pada tanggal 06 April 2017, dalam rangka penyusunan skripsi yang

berjudul:

“Implementasi Humanisme dalam Pandangan Y.B. Mangunwijaya:

Sebuah Konsep Teologi Pembebasan di Yogyakarta”

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 06 April

2017

Page 106: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

73

Leo Chandra

SURAT PERNYATAAN

TELAH MELAKUKAN WAWANCARA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Slamet

Alamat : Yogyakarta

Jabatan : Ketua RT

Menerangkan dengan sebenarnya bahwa:

Nama : Oktavia Damayanti

Tempat & Tanggal Lahir: Jepara, 18 Oktober1995

NIM : 1113032100056

Jabatan : Mahasiswi

Adalah benar-benar telah melakukan penelitian di Kampung Code Kota

Yogyakarta pada tanggal 06 April 2017, dalam rangka penyusunan skripsi yang

berjudul:

“Implementasi Humanisme dalam Pandangan Y.B. Mangunwijaya:

Sebuah Konsep Teologi Pembebasan di Yogyakarta”

Page 107: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

74

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 06 April

2017

Bpk Slamet

Page 108: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

74

No PERNYATAAN JAJAMMAMK JAWABAN

1. Kapan awal kedatangan Romo di

kampung Code?

Romo datang di kampung Code

sekitar 1983, membantu masyarkat

untuk memperbaiki infrastruktur

yang ada di Kampung Code dan ikut

tinggal di Code untuk beberapa

tahun. Roo masuk ke kampung Code

bukan sebagai Pastur atau

Rohaniwan tetapi dari sikap

kemanusiaannya.

2. Bagaimana sosok Romo Mangun di

mata masyarakat Code?

Romo seorang sosial yang ingin

membantu kaum marginal dan beliau

tidak membandingkan siapa kalian

tetapi semua selalu dibantu Romo.

Romo adalah sosok yang ketat

dengan disiplin, beliau juga seorang

Rohaniawan, membantu masyarakat

Code dengan tulus dan tidak

mengajarkan Agama yang Romo

anut untuk dijarkan di Kampung

Code. Romo sangat Ramah, dan

edukasi yang diutamakan Romo,

karena Romo disini banyak ngelihat

anak-anak yang tidak bisa sekolah

dan banyak yang tidak mau

bersekolah. Romo mengahruskan

anak-anak harus sekolah. Dan untuk

orang tua yang tinggal disekitaran

Code, Romo mengajarkan untuk

Page 109: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

75

selalu bermusyawarah membahas

permasalahan Kampung.

Warisannya “guyup rukun dan

gotong royong” masih diterapkan.

3. Apakah ada kontribusi pemerintah

dalam hal pembangunan di Kampung

Code?

Kalau buat kehidupan sehari-hari

demi perbaikan Kampung, hanya

dilakukan dari iuran warga sekitar.

4. Bagaimana religiusitas Romo

Mangun?

Sebagai seorang Rohaniwan Romo

sangat rajin dalam beribadah sesuai

agama yang dianutnya, setiap

minggu beliau selalu pergi ke Gereja

dan melaksanakan tugasnya sebagai

Pastur dan berpindah-pindah tempat

dalam pelaksanaan tugasnya, tetapi

beliau tetap kembali ke Code setelah

pelaksanaan tugasnya.

5. Apa dampak Romo Mangun selama

tinggal di Kampung Code?

Banyak sekali, hal yang berpengaruh

dalam kehidupan warga sehari-hari

dari sikap kemanusiaannya warga

merasa terbantu dan tersadarkan

dalam berbagai hal yang

bersangkutan dengan kehidupan,

dari mulai pendidikan, makanan,

hingga kebersihan lingkungan,

mengajak berbicara dari hati ke hati,

berkumpul hanya untuk sekedar

bercengkerama. Beliau selalu

mengajarkan “beribadahlah sesuai

ajaran yang kalian anut, jangan

sampai lupa beribadah karena itu

Page 110: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

76

salah satu ucapan syukur kalian

terhadap agama yang kalian anuti”.

Beliau selalu melakukan pendekatan

dengan warga secara baik sehingga

warga merasa tidak terbebani, ketika

menasehati Romo tidak pernah

menggunkan kalimat kasar. Banyak

hal yang Romo tinggalkan di

Kampung Code baik dari segi sikap

maupun sifat. Memanusiakan

manusia dan lingkungan sekitar

adalah hal penting dari yang semua

Romo ajarkan.

6. Hal apa saja yang paling

berpengaruh dai sikap Romo di

kampung Code?

Semuanya berpengaruh, tidak ada

sikap dan sifat Romo yang tidak

berpengaruh di Kampung Code, hal-

hal kebaikan yang beliau ajarkan

tidak ada cacatnya. Dan berpengaruh

juga ke mata pencaharian warga.

Page 111: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

77

No PERTANYAAN JAWABAN

1. Kapan awal kedatangan Romo di

kampung Code?

Sekitar 1982/1983, Romo datang

dengan sikap kemanusiaannya tidak

ada unsur lainnya.

2. Bagaimana sosok Romo Mangun di

mata masyarakat Code?

Romo sangat humanis, Romo sangat

Ramah, dan edukasi yang diutamakan

Romo, karena Romo disini banyak

ngelihat anak-anak yang tidak bisa

sekolah dan banyak yang tidak mau

bersekolah. Romo mengahruskan

anak-anak harus sekolah. Dan untuk

orang tua yang tinggal disekitaran

Code, Romo mengajarkan untuk selalu

bermusyawarah membahas

permasalahan Kampung. Warisannya

“guyup rukun dan gotong royong”.

3. Hal apa saja kontribusi Romo Banyak hal kontribusi yang Romo

Page 112: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

78

dalam pembangunan di Code? berikan kepada penghuni Kampung

Code, bahkan ketika perbaiakn dan

pembangunan Code yang lebih baik

Romo menggunakan uang pribadinya,

bukan dari bantuan LSM ataupu

pemerintah setempat. Dalam hal

pendidikan dalam hal mata

pencaharian, Romo membantu warga

untuk mengadakan pelatihan, baik

pelatihan menajhit, menananm,

berkebun dan yang lainnya semua itu

Romo lakukan agar mata pencaharian

warga di Kampung Code lebih baik

sehingga tidak perlu memulung atau

mengemis lagi dan hal-hal lainnya

yang kurang baik untuk dilakukan

dalam mencari uang.

4. Bagaimana religiusitas Romo

Mangun?

Romo selalu disiplin waktu untuk

beribadah, dan selalu mengingatkan

warga secara halus untuk taat

beribadah. Tidak ada jarana beliau,

yang diajrkan atau disebarluaskan

selama tinggal di Kampung Code.

5. Apa dampak Romo Mangun

selama tinggal di Kampung Code?

Romo banyak meninggalkan hal

kebaikan didalam masyarakat, dalam

hal pendidikan lebih diutamakan,

sampai membangun SD Mangunan

untuk membantu anak-anak yang

kurang mampu dan anak luar biasa

untuk mendapatkan pendidikan secara

Page 113: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf

79

gratis dan pendidikan yang

menyenangkan.

6. Bagaimana sosok Romo Mangun di

mata masyarakat?

Romo sangat disiplin dalam berbagai

hal, dalam hal makanan sehari-hari

pun sangat disiplin mengajarkan

untuk tidak membuang makanan

secara percuma. Dan ajaran beliau

tentang guyup rukun, rumah yang

dihadapkan ke kali itu sangat

membantu untuk lingkungan sekitar,

sehingga orang yang ingin membuang

ke kali merasa malu karena kali adalah

sebagai halaman rumah mereka.

7. Hal apa saja yang paling

berpengaruh dai sikap Romo di

kampung Code?

Tidak ada hal yang tidak berpengaruh

dari sikap dan sifatnya Romo.

Semuanya berpengaruh dalam hal

kebaikan.

Page 114: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf
Page 115: JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37884/1/OKTAVIA...v ABSTRAK Oktavia Damayanti Implementasi Humanisme dalam Pandangan Yusuf