jurusan komunikasi dan penyiaran islam fakultas...
TRANSCRIPT
METODE DAKWAH IKATAN REMAJA MASJID FATHULLAH
(IRMAFA) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM
PENINGKATAN IBADAH ANGGOTA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
S
Oleh :
LARAS UTAMI
NIM. 103051028534
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
METODE DAKWAH IKATAN REMAJA MASJID FATHULLAH
(IRMAFA) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM
PENIGKATAN IBADAH ANGGOTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
LARAS UTAMI
NIM. 103051028534
Dibawah Bimbingan :
Drs. Study Rizal LK, MA
NIP. 150 262 876
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya yang menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta,
Laras Utami
Pengesahan panitia ujian
Skripsi berjudul Metode Dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah ( IRMAFA )
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Peningkatan Ibadah Anggota telah
diujikan dalam sidang munaqasyah fakultas dakwah dan komunikasi uin syarif
hidayatullah jakarta pada.............................................. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial islam (s.sos.i) pada
program studi komunikasi dan penyiaran islam.
Jakarta, …………………….
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris
Merangkap Anggota,
Dr. H. Murodi, MA Umi Musyarofah, MA
NIP: 150 268 782
NIP: 150 281 980
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. M. Lutfi, MA Drs.
Wahidin Saputra, MA
NIP: 150 268 782
NIP: 150 276 299
Pembimbing
Dr H. A. Wahib Mu’thi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………….……….........….……......i
DAFTAR ISI……………………………………..……………….....……...........iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BABI . PENDAHULUAN………………………….……………………….........1
A. Latar Belakang Masalah………………...…......…………… …........…1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………….......…...…..……….....5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………...……….……………........6
D. Metodologi Penelitian…………… …………….....……………….......7
E. Sistematika penulisan…………………… ….....………..………........11
BAB II. TINJAUAN TEORI………………………......…………..…............12
A. M
Metode Dakwah
1. Pengertian Metode Dakwah...............................................
2. Bentuk-bentuk Metode Dakwah.............................................
akwah………………………..……........14
C. Ibadah ………………………… ………….………………....…….18
1. Pengertian Peningkatan Ibadah …………........……… ......… 19
2. Ruang Lingkup Ibadah……………………… .…..……...........20
3. Bentuk-Bentuk Ibadah ……………… …………… ..………..21
D. Pengertian Remaja Masjid.................................
BAB III . GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN…… …….......…29
A. Sejarah singkat berdirinya IRMAFA………………. …… .…….......29
B. Visi dan Misi serta tujuan IRMAFA…………………… ……............31
C. Struktur Organisasi IRMAFA……………………… …………..........33
D. Program Kerja IRMAFA…………………………… ……….............35
BAB IV. METODE DAKWAH IRMAFA ......................................................40
A.Metode yang digunakan IRMAFA.........................................................40
a.Metode Ceramah.....................................................................41
b.Metode Tanya Jawab...............................................................43
c.Metode Halaqoh......................................................................45
B.Pandangan anggota IRMAFA terhadap metode yang digunakan untuk
peningkatan ibadah................ .....................................................46
C.Faktor Pendukung dan Penghambat IRMAFA dalam Peningkatan
Ibadah pada Anggotanya…………………….… ……..................... ..52
BAB V. PENUTUP……………………………… ………………………......57
A. Kesimpulan……………… ………………………………….........57
B. Saran-saran….……………………… ……………………….........59
DAFTARPUSTAKA…………………………….........
LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi dan informasi, perubahan masyarakat lebih cepat jika
dibandingkan dengan kegiatan dakwah. Manusia sekarang ini pada umumnya
disibukkan oleh kebutuhan yang semakin beranekaragam, sehingga banyak
manusia mengalami krisis moral,dan meninggalkan ibadah serta amal shaleh
lainnya dan juga karena dakwah masih dipahami secara sempit oleh orang awam
yang identik dengan berdakwah yang umum dilakukan di atas podium
sebenarnya juga bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan atau di contohkan dalam
perbuatan sehari-hari.
Sejalan dengan arus informasi semakin luas sehingga menimbulkan
berbagai dampak, baik dampak positif, maupun dampak negatif. Pada realitas
yang ada, dampak negatif lebih mendominasi dan yang menjadi korban
kebanyakan adalah kalangan remaja :
Menurut Zakiah Drajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mengatakan
”Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak
menuju dewasa”. 1
Sedangkan ciri-ciri remaja menurut Yaumil Agoes Achir di antaranya adalah:
•••• Remaja ingin cepat mandiri
•••• Remaja ingin kelihatan tegar dan stabil
•••• Remaja senang berkumpul dengan teman-teman sebaya
1 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT.Bulan Bintang,1996),Cet-5, h.69.
•••• Remaja membangun kelompok baru. 1
Dalam masa transisi atau peralihan ini remaja sangat rawan terpengaruhi
oleh hal-hal yang negatif. Apalagi pada zaman sekarang ini kehidupan masyarakat
cenderung mengikuti nilai-nilai hidup yang berat, yang belum tentu dengan nilai-
nilai agama Islam.
Hal ini di perkuat oleh Ismail Yusanto dalam bukunya yang berjudul Islam
Idiologi, Refleksi Cendikiawan Muda sebagai berikut.
Pemuda Islam sekarang ini hidup dalam suatu lingkungan disekitarnya
berlangsung tatanan kehidupan sosial yang tidak Islami, disertai proses
diIslamisasi yang demikian deras melalui media, di satu sisi mereka tetap menjadi muslim tetapi disisi lain pikiran, perasaan dan tingkah laku dalam cara berpakaian,
bergaul, dan bermuamalah telah banyak dicemari oleh pikiran, perasaan dan tingkah laku yang tidak Islami yang kebanyakan bersumber dari khasanah pikiran
orang nonmuslim. Dibidang budaya misalnya, berkembang weternisasi yang berati amoralisme. Bagi mereka tidak ada tabu termasuk sek bebas, pakaian tidak
senonoh, sepanjang tidak menganggu orang lain. Bila tidak waspada pemuda Islam saat ini ajarannya.2
Untuk menghadapi problematika umat yang ditimbulkan oleh arus
informasi global hendaknya dakwah, baik lisan maupun tulisan dapat
mengimbanginya dengan informasi ajaran Islam. Maka untuk menyampaikan atau
menginformasikan ajaran agama dalam rangka mencerdaskan umat agama dalam
memahami ajaran agama. Para dai perlu mempelajari keadaan masyarakat dan
menumbuhkan minat masyarakat untuk mempelajari dan mengikuti ajaran agama
dengan tanpa adanya kesalah pahaman dan paksaan.
1 Yaumil Agoes Achir, Meningkatkan hubungan Remaja dan Orang Tua, (jakarta Pustaka
Antara, 1992),h.83.
2 Ismail Yusanto, Islami Ideologi : Refleksi Cendikiawan Muslim, (Surabaya : Al-
Izzah,1990), h.35.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 71:
��������☺� ����
��������☺� ���� ���������
����� � ���! "#���� $ %&��'()*�+ ,���-��.☺� ��/�
����.����+�� 01�� 2-3�☺� ��
%&�☺ 45�+�� 6�$�6789 ��
%&��:��+�� 6�$�⌧<=> ��
%&��� �?�+�� @���
AB�!��C�D�� $ .EGH� *�I!
���K⌧��LM-.C N��� 3 =�/5
@��� O>+P�� �Q ,3.R 0STU Artinya:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dari penjelasan di atas, dakwah pada hakekatnya adalah menyeru kepada
umat manusia untuk setuju kepada jalan kebaikan memerintahkan yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar dalam rangka memperoleh kebaikan di dunia
dan sejahtera diakhirat.
Dengan inisiatif untuk membentuk suatu wadah dimana wadah tersebut
bisa menampung aspirasi sekaligus membina para remaja yang berkualitas yang
dapat di andalkan demi membangun serta menigkatkan kegiatan-kegiatan yang
positif dalam lingkungan masyarakat.
Berangkat dari keprihatinan, melihat kondisi remaja serta didasari rasa
tanggung jawab terhadap generasi muda dan umat. Kemudian para remaja dan
tokoh masyarakat sepakat membentuk IRMAFA.
Para tokoh masyarakat sangat prihatin dengan kondisi kehidupan remaja
setempat. Keprihatinan mereka, karena para remaja mulai enggan mendatangi
tempat-tempat pengajian yang sebelumnya ketika usia anak-anak sangat
bersemangat.
Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah Ikatan Remaja Masjid
Fathullah menggunakan beberapa metode dakwah agar pesan dakwah yang
disampaikan da’i dapat diterima dengan baik
Untuk menjalankan aktivitas dakwahnya dalam peningkatan
ibadahnya, Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) menggunakan
beberapa metode yakni Al-Hikmah (Bijaksana), Al-Mau’idzatil Hasanah
(Nasehat, Pelajaran yang baik), Al-Mujadalah billati hiya ahsan (Diskusi,
bertukar fikiran dengan yang baik ) diaplikasikan lewat metode ceramah,
metode tanya jawab, metode halaqoh atau membaca bersama.
Dengan demikian, maka dapat dirumuskan bahwa pengertian dakwah
Islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan
bertingkah laku Islami.3
Sejalan dengan pengertian dakwah diatas maka strategi atau metode yang
dilakukan dalam mengajak tersebut. Haruslah pula dengan materi dan tujuan
kemana ajakan tersebut diajukan. Pemakaian strategi atau metode yang benar
merupakan sebagian dari keberhasilan dari dakwah itu sendiri. Sebaliknya bila
strategi dan metode yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu tidak sesuai
dan tidak pas, akan mengakibatkan hal yang tidak di inginkan.
3 Ahmad Mubarok, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus,1999),h.3.
Melihat fenomena kompleknya permasalahan kehidupan remaja, maka
Organisasi IRMAFA dan seorang da’i sudah mempunyai metode dalam
menangani semua permasalahan tersebut.
Menurut Slamet Muhairin Abda dalam bukunya: Prinsip-Prinsip
Metodologi Dakwah mengatakan ”Bahwa ada dua metode dalam berdakwah yaitu
metode tradisonal seperti ceramah dan metode moderen seperti diskusi, seminar.”
Dari sekian banyak ormas dan pengajian remaja yang penulis rasa beda
dengan pengajian remaja pada umumnya dan diangkat dijadikan penelitian dalam
bentuk skipsi dengan judul : ”Metode Dakwah Ikatan Remaja Masjid
Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Peningkatan
Ibadah Anggota Periode 2007-2008.
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah diatas, maka untuk lebih
memberi arahan yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, peneliti membatasi
permasalahan pada metode dakwah IRMAFA dan adapun masalah yang akan
dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Metode dakwah apa saja yang diberikan pada anggota IRMAFA dalam
peningkatan ibadahnya ?
2. Bagaimana Pandangan para anggota IRMAFA terhadap metode yang
disampaikan ?
3. Faktor pendukung dan penghambat IRMAFA dalam peningkatan ibadah
anggotanya ?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitain
a. Untuk mengetahuai metode dakwah apa saja yang digunakan
IRMAFA dalam peningkatan ibadah anggota.
b. Untuk sumbangsih pemikiran dalam rangka mengajak dan memperluas
cakrawala Islam.
c. Untuk mengetahui aktivitas para anggota IRMAFA selama berada
didalam wadah organisasi IRMAFA
d. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan para anggota IRMAFA
terhadap metode yang di gunakan.
2. Manfaat peneliti
a. Secara akademis
Dengan penelitian ini akan memberikan gambaran dan pengetahuan
tentang metode serta pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah dan juga dapat menambahkan wawasan
pengetahuan bagi penulis dan peniliti mengharapkan dapat membantu
bagi para pembaca, tokoh masyrakat, lembaga-lembaga pendidikan,
sosial dan dakwah untuk bisa memberikan sumbangan pemikirannya
untuk memperluas cakrawala Islam.
b. Secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat berguna untuk memberikan masukan
serta sumbangan saran guna menambah wawasan kepada praktisi
dibidang kelembagaan agama, khususnya kepada Organisasi IRMAFA
dalam membina serta mencetak kader-kader dakwah dan dapat
berinteraksi dalam masyarakat guna meneruskan misi dalam dakwah
Islam dan dapat juga dijadikan bahan acuan pedoman bagi pengelola
masjid.
D. Metodologi penelitian
Metode yang digunakan dalam peneliti ini metode kuantitaf. Dengan
menggunakan pendekatan deskriptif–analisis, yaitu membahas suatu
permasalahan dengan menggunakan satu perspektif tertentu dan terlebih dahulu
memaparkan objek bahasan secara objektif.
1. Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah IRMAFA sedangkan objeknya adalah metode
dakwah yang disampaian IRMAFA kepada anggotanya.
2.Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitaian ini penulis
menggunakan teknik-teknik sebagai mana berikut :
a. Observasi, Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai ” pemilihan,
pengumpulan, pencatatan dan pengadaan serangkaian perilaku dan
suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan
empiris”.4 Teknik ini digunakan untuk dapat mengamati secara langsung
tentang metode dakwah yang di tetapkan oleh IRMAFA
b. Wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi yang
dapat dijadikan bahan untuk merumuskan peneliti ini. Wawancara adalah
suatu alat pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada orang
4 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Kominikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya,2004),
Cet.Ke-11,h.83.
yang berhubungan langsung dengan peneliti tersebut untuk mendapatkan
informasi.5
c. Dokumentasi, analisis dokumen ini merupakan pengumpulan informasi
melalui pengujian arsip dan dokumen.6 Dengan metode ini, penulis
mengumpulkan data yang diperoleh dari arsip dan dokumen yang dimliki
oleh IRMAFA . Metode ini dilakukan apabila penulis tidak mendapatkan
data dari observasi dan wawancara.
d. Angket/Quesioner, adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan angket yang berisikan pertanyaan kepada responden.7
Metode ini dipakai untuk memperoleh informasi atau gambaran dari
responden yang tentu saja lebih kepada pendapat pribadinya mengenai
pandangan mereka tentang metode dakwah yang digunakan IRMAFA
untuk peningkatan ibadah para anggota IRMAFA.
Adapun data yang penulis ambil dari penyebaran angket hanyalah sebagai
pemuat data serta untuk mengetahui respon atau pandangan para aggota IRMAFA
terhadap metode dakwah yang diberikan oleh IRMAFA. Selain itu penggunaan
angket yang dipakai oleh penulis adalah sebagai sempel yang bertujuan untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Hal ini didasarkan
pada pendapat Moleong yang mengatakan bahwa pada penelitian kualitaif tidak
ada sempel acak, tetapi sampel bertujuan.8
5 Sutrisno Hadi,Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1999), h. 49.
6 Consuleo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitan ( Jakarta : UI Press, 1993), h.8
7 Sudjana, Metode Statiska ( Bandung : Tarsito,1996), Edisi Ke-6, h.8.
8 Laxy,J,Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.224.
Dengan populasi sebanyak 100 orang , untuk keperluan penelitian ini,
maka penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari 100 0rang atau sebanyak 50
orang. Persentase tersebut diambil dengan berpedoman kepada pendapat
suharsimi Arikunto : ” Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau lebih, tergantug
setidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari seri waktu, tenaga dan dana.9
Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden dijadikan
sebagai teknik analisa data yaitu suatu proses penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.10
Oleh karena itu dalam
penelitian ini penulis menggunkan analisa non statistik, yaitu mengambil
keputusan-keputusan yang benar , melalui proses pengumpulan, penyusunan
penyajian dan penganalisaan data hasil penelitian atas hasil yang berupa kata-kata.
Untuk mempermudah penelitian dalam menghitung jumlah jawaban dari
responden yang berupa angket, maka penulis menggunakan rumus frekuensi
dengan menghitung prosentase berpedoman standar sebagi berikut :
P= N
F x 100%
P = Besar Persentase
F = Frekuensi ( jumlah jawaban responden )
N = Jumlah Responden
9 Suhasimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : Bumi aksara, 1)
hal.57
10
Masri Surya Rimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survey ( jakarta :
LP3ES, 1995),h. 263.
Adapun mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis berpijak pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi ) yang diterbitkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.
e. Studi literatur digunakan untuk melengkapi buku-buku bacaan lainnya
yang mendukung terhadap masalah yang diteliti.
E.Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk karya tulisan skripsi
dengan sistematika penulisan seperti di bawah ini :
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis, bab ini berisikan tentang Metode
Dakwah,Pengertian Metode Dakwah, Bentuk-bentuk Metode Dakwah, Ibadah,
Pengertian peningkatan ibadah, Ruang lingkup ibadah, Bentuk-bentuk
ibadah,Pengertian Remaja Masjid.
BAB III : Gambaran Umum Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bab ini berisikan tentang latar belakang
berdirinya IRMAFA, visi dan misi serta tujuan dari IRMAFA, struktur
organisasi IRMAFA, program kerja IRMAFA.
BAB IV : Metode Dakwah IRMAFA Dalam Peningkatan Ibadah Para
Anggotanya, bab ini menjelaskan tentang metode dakwah dalam peningkatan
ibadah anggota, bagaimana pandangan para anggota IRMAFA terhadap metode
dakwah yang di sampaikan, faktor pendukung dan penghambat IRMAFA dalam
peningkatan ibadah para anggotanya.
BAB V : penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Metode Dakwah
1. Pengertian Metode Dakwah
Kata metode berasal dari bahasa Latin methodus yang berarti cara.11
Dalam bahasa Yunani methodus berarti cara atau jalan. sedangkan dalam bahasa
Inggris method dijelaskan dengan metode atau cara.12
Adapun kata metode dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud ( dalam ilmu pengetahuan ) cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.13
Dengan demikian metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai
suatu tujuan.
Sedangkan kata dakwah secara lughawi berasal dari bahasa arab, yaitu
da’wat yang membentuk katanya disebut isim mashdar. Kata ini berasal dari fi’il
( kata kerja ) da’a atau yad’uw yang artinya memanggil, menyeru atau
mengajak.14
Dakwah menurut istilah para ulama memberikan definisi yang bermacam-
macam antara lain :
11
Prent, Kamus Latin-Indonesia,( Jogjakarta: Kanisius, 1969), h.232
12
Rayner Hardjono, Kamus Popular Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,2002), h. 244 13
Tim Penyusun Kamus Besar dan Pengembangan Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka,1998),Cet. Ke-1, h.581
14
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia ( Jakarta: Yayasan Penyelenggara atau
Panafsiran al-Qur’an,1973),h.127
1) Pendapat Bakhial Khauli yang dikutip oleh Ghazali Darussalam, ”
Dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan – peraturan Islam
dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan
yang lain”.15
2) Pendapat Toha Yahya Oemar, ” Dakwah adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan
akhirat”.16
3) Pendapat Syekh Ali Mahfud, ” Dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
mereka mendapat kebahagian di dunia dan akhirat”.17
4) Pendapat Dr. H. Hamzah Ya’qub, ”Dakwah adalah mengajak umat
manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasulnya ”.18
5) Masdar Helmy mengatakan bahwa, ”Dakwah adalah mengajak dan
menggerakan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah ( Islam)
15
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, ( Malaysia: Nur Niaga,
1996), Cet. Ke-1, h. 10
16
Toha Yahya Oemar , Ilmu Dakwah,( Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. Ke-5, h.1
17
Syekh Ali Makhfud, Hidayat al-Mursyidin, Terjemahan Chodijah Nasution, (
Yoyakarta: Tiga A, 1970), h.17
18
Hamzah Ya’Qub, Publisistik Islam Teknik Dakwah dan Leadersip, ( Bandung:
Diponegoro,1992), h. 13
termasuk amar’ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh
kebahagian didunia dan akhiran”.19
Dengan demikian dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar yaitu dengan menjalankan ajaran-
ajaran agama Islam demi mandapat kebahagaiaan dunia dan akhirat.
Dari pengertian tentang metode dan dakwah, maka dapat memberikan kesimpulan bahwa metode dan dakwah, adalah
cara-cara atau jalan tertentu yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran dakwah Islam demi mencapai
suatu tujuan.
2. Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Begitu banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan masalah dakwah.
namun, dari sekian banyak ayat itu, yang di jadikan pedoman utama dalam prinsip matode dakwah pada umunya
merujuk pada surat an-Nahl ayat 125:
Dari ayat tersebut menunjukan bahwah metode dakwah itu meliputi tiga cakupan yaitu ” dakwah bi al-Hikmah,
dakwah al Mau’idzatil Hasanah, dan dakwah bi al- Mujadalah”.
Menurut Ahmad Mustafa al- Maraghi pembagian metode dakwah yang
terdapat dalam surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut :
1. Al-Hikmah ( Bijaksana)
2. Al-Mau’idzatil hasanah ( Nasehat, Pelajaran yang baik )
3. Al-Mujadalah billati hiya ahsan (Diskusi, bertukar fikiran dengan
yang baik
a) Metode Al-Hikmah ”kebijaksanaan yang adil”
Yaitu suatu cara atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang da’i kepada
mad’unya dengan kebijaksanaan, sikap kasih sayang dan proporsinya.20
menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an- nasaf :
19
Masdar Helmy,Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra), h.31 20
Ghazali Darussalam,Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Niaga SDN
BHD,1999),Cet ke-1,h.28.
������ اي �� ��� �� ������� ا���� و ه� ا�� ��� ا���� ����
ا��ی� ������
artinya :
Dakwah dengan bil-Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan
perkataan yang benar dan pasti yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan
menghilangkan keraguan.
Menurut Prof. Toha jahya Omar, al-Hikmah adalah kebijaksanaan, artinya
meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berfikir, berusaha
menyusun dan mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan zaman,
asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang Alllah SWT.21
Sedangkan menurut Dr. Ali abdul Halim Mahmud menyimpulka bahwah
yang dimaksud dengan hikmah di dalam adalah berbuat yang tepat denan cara
pada waktu tang tepat.22
Aplikasi dakwah dengan hikmah sebagaimana di contohkan oleh
Rasulullah denan cara berlaku dan santunan walaupun terhadap musuh ( non
muslim )tapi ada kalanya Rasululla memeberikan komando untuk mengangkat
senjata memerangi musuh. Jadi ada kalanya berdakwah scara siriah (tertutup ),
tapi ada pula masszanya untuk berdakwah scara jahriyah ( terbuka ).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah
merupakan kemampuan pada dai dalam memilih, dan menjelaskan teknik dakwah
dengan kondisi mad’u. disamping itu juga al-hikmah merupakan kemampuan cara
21
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dan Berdakwah Di Indonrsia
(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 )Cet, Ke-1, hal. 36.
22
Cahyadi Takariawan, Yang Tegar Di Jalan Dakwah (yogyakarta : Talenta 1990) hal.
38.
dai dalam menjelaskan ajaran Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi
logis dan bahasa yang komunikatif. oleh karena itu al-hikmah adalah sebagai
sebuah sistem yang menyatakan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam
berdakwah.
b) Metode Al-Mau’izhatil hasanah ”nasehat yang
baik”
Menurut Ahmad Mustafa Al-marghi, al-Mau’izatil hasanah adalah melalui dalil-
dalil yang zhani ( meyakinkan ) yang melegakan bagi orang awam. Ini sasarannya
adalah orang – orang awam. Materi yang disampaikan kepada mereka harus
sesuai dengan daya tangkap mereka.23
Yaitu suatu cara penyampaian pesan oleh seorang da’i kepada mad’unya
dengan memberikan nasehat-nasehat yang baik atau memberi peringatan, kata-
kata ucapan atau teguran yang baik dan tidak menyinggung persaan mad’u
sehingga mad’u tidak merasa dipaksa dalam menerima pesan-pesan dakwah.24
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an- nasaf :
� �����ان� � � ا�� ��� ��� �� و���� ������� ���� � � ا�%$ �#! ا��"�! وه� ا��
artinya: al-Mau’izhatil Hasanah yaitu perkataan-perkataan yang tidak
tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau mengatakan nasehat dan menghendaki
manfaat kepada mereka atau dengan al-quran.
Jadi kalau kita telusuri kesimpulan dari Al-Mau’izhatil hasanah, akan
mengandung arti kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan
23
Al- wisnal Imam Zaidallah, Strategi Dakwah Dalam Pembentukan Dai dan Khalifah
Profesional, ( jakarta : kalam Mufa,2002) Cet.Ke-2,hal.74.
24
Ibid., h.29.
kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membuka
kesalahan orang lain sebab kelemahan kelembutan dalam menasehati seringkali
dapat melukakan hati yang kasar dan menggunakan kalbu yang lain, ia lebih
mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.
c) Metode Al-Mujadalah billati hiya ahsan ” berdebat,
berdiskusi”
Menurut ahmad Musatafa Al-Maraghi, Mujadalah hiya ahsan adalah
percakapan dan bertukar pikiran untuk memuaskan bagi orang-orang yang
menentang.25
Mujadalah Yaitu penyampaian dakwah yang dilakukan dengan cara
berdebat atau bertukar pikiran secara baik. Bertukar pikiran disini dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk dialog, diskusi, seminar dan lain-lain. Dengan tujuan satu
sama lain mengerti serta ajaran-ajaran yang satu dengan yang lainnya secara luas
untuk menghapuskan sifat sombong kepada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.26
Dalam tafsir Jalalain disebutkan :
25
A. Mustafa Al-Maraghi, Tafsir jalalain, ( Beyrut : Darul Ihya Turus al-rabiy )hal : 158.
26
Ibid., h. 30.
�د�! ا��� ه�ح"& آ�����إ�� ا, �����+ وا����ء و(�د�� ����� ه� اح"& ا���%�
ا�� ح/�+
artinya: Berdebat yang baik yaitu mengajak ke jalan Allah SWT dengan
menggunakan ayat – ayat Nya dan hujjah Nya.27
Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa mujadalah
merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sirnegis, yang
tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan,menerima pendapat yang
digunakan dengan memberikan ergumentasi dan bukti yang kuat.
Dari ketiga metode diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan tingkat
kepahaman masing-masing jamaahnya, karena metode dakwah yang tidak tepat
akan berakibat semakin jatuhnya seorang da’i dari jamaahnya dan bahkan
implikasinya yang lebih parah akan semakin menjauhkan mereka dari ajaran
agama. Metode dakwah juga bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan akan tetapi
keberhasilan dakwah ditunjang dari seperangkat baik pribadi da’i, subjek dakwah
atau pun lainnya.
B. Ibadah
1. Pengertian Peningkatan ibadah
Peningkatan ibadah terdiri atas dua kata yaitu peningkatan dan ibadah.
Peningkatan kata dasarnya adalah ” tingkat ” yang berarti kemajuan. kata tingkat
mendapatkan awalan ” peng ” dan akhiran ” an ” menjadi peningkatan yang
berarti proses atau cara atau perbuatan meningkatkan suatu usaha atau suatu
kegiatan.
27
Jalaluddin Al-Mahally Dan As-Suyuthy, Tafsir Jalalain, (Semarang: Toha Putra) Cet
Ke_1, hal 226.
Ibadah secara bahasa (terminologi) dalam Eksiklopedi Islam yang berati
mematuhi, tunduk, dan berdo’a.
Sedangkan menurut istilah ibadah adalah kepatuhan atau ketundukan pada
Dzat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa, Ibadah mencakup
segala bentuk kegiatan ( perbuatan dan perkataan) yang dilakukan pada setiap
mukmim muslim dengan tujuan untuk mencari keridoan Allah SWT.28
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah sebagai : ” Perbuatan
untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan
perintah-Nya dan mematuhi larangan-Nya.”Atau dengan kata lain ”Segala usaha
lahir dan batin, sesuai dengan perintah Tuhan, untuk mendapatkan kebahagiaan
dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun
terhadap alam semesta”.29
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa peningkatan ibadah adalah
proses cara kerja atau suatu usaha atau kegiatan untuk menuju suatu peningkatan
kerja atau usaha yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam sebagai bukti ketataan
kepada Allah SWT,yang didasari dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
2. Ruang lingkup ibadah
Ibadah di bagi menjadi 2 bagian, yaitu Ibadah mahdoh dan Ibadah
Ghorioh nmahdoh. Ibadah Mahdoh adalah segala jenis Ibadah yang tata caranya
28
H. Baihaqi A,K., “Fiqh Ibadah”, (Bandung : Mas Bandung,1996), cet ke-1, h.31
29 Depdiknas, “kamus besar bahasa indonesia”,.h.364.
telah di tetapkan oleh Allah SWT ( Khusus ) atau tersebut. Contohnya Sholat,
Puasa, Zakat dan sebagainya.
Sedangkan ghoiroh mahdoh adalah segala jenis ibadah kepada Allah
dalam pengertian yang luas semua perbuatan yang diperintahkan Allah SWT baik
perbuatan yang berhubungan dengan Allah SWT, semua manusia, dan alam
lingkungan , misalnya berzikir kepada Allah, menolong orang yang kesusahan
seseuai dengan kemampuan kita, memelihara lingkungan dan sebagainya.Seperti
yang tertera dalam surat An-nisa ayat 36:
W��XYZ����� @��� [\�� W���</LZ]�^ _�R/� �`a�b⌧@ W
Uc�d��/���� ��/��� ����fgZR/5 >4b/���
$h6i�-�5� �� $h.☺��j� � ���� Uck,3�fg.☺� ���� D�l��m����
>�n $h6i�-�5� �� D�l��m���� 47���o� �� 47�R�89 ����
47��.o� ��/� Uc����� U^b/Ygg �� ����� Z�367��
���3���.☺�+�! 3 =�/5 @��� [\ q7���r 1�� ��s[t �\��u�+� �D��x) 02�U
Artinya:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
Ditinjau dari segi ruang lingkupnya, ibadah dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu Ibadah Khashashah dan Ibadah Ammah.
1. Ibadah Khashashah adalah ibadah yang ketentuan dan cara
pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh Nash, seperti sholat,
zakat, puasa dan haji.
2. Ibadah Ammah adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat
yang baik dan semata-mata karena Allah SWT, seperti makan dan
minum, bekerja, amar ma’ruf nahi munkar, berlaku adil, berbuat baik
kepada orang dan sebagainya.30
Dengan ibadah seorang hamba akan selalu merasa dekat dengan
Tuhannya, bahkan ibadah dapat menolong batinnya dari kesusahan. Banyak hal
yang dapat dipetik dari ibadah. Dari segi sosial, ibadah merupakan pengakuan
akidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang berimplikasi
terhadap persatuan dan kesatuan umat Islam.
3. Bentuk-Bentuk Ibadah
Dilihat dari segi bentuk dan manfaatnya, ibadah terbagi kepada
beberapa bagian :
a. Ibadah yang trerdiri atas perbuatan dan ucapan lidah seperti berdzikir, bertasbih, bertauhid, bertahlil, bersholawat dan sebagainya.
b. Ibadah yang terinci perkataan dan perbuatan seperti sholat, zakat, puasa dan haji.
c. Ibadah yang tidak di tentukan teknik pelaksaaannya seperti menolong
orang lain, berjihat,membela diri, mendirikan madrasah, masjid, rumah
sakit dan sebagainya.
d. Ibadah yang pelaksanaannya dalam bentuk menahan diri seperti puasa
ihram dan i’tikaf.
e. Ibadah yang sifatnya mengugurkan hak seperti membebaskan
seseorang dari kewajiban membayar hutangnya kepada kita
memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain kepada kita dan
sebagainya.31
Ibadah Islam adalah bentuk ibadah tertentu yang telah digariskan oleh
Islam sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bentuk
peribadatan yang telah menentukan waktunya, ketentuan-ketentuannya maupun
30
A.Rahman Ritonga,M.A., “ Fiqh Ibadah”,(Jakarta: Gaya Media Pratama : 2002),cet
ke-2 h. 62 31
Al-Habsy dan Muhammad Baqir,” Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan
Pendapat para Ulama”,(Bandung : Mizan,1999), cet ke-4, h.27.
cara-cara pengalamannya sudah pasti atau kekal. Adapun ibadah-ibadah yang
dimaksudkan itu adalah sholat,zakat,puasa dan haji.
Sebagaimana umat muslim lainnya, anggota IRMAFA juga memiliki
kewajiban untuk melaksanakan ibadah sebagaimana yang telah ditentukan oleh
Allah SWT dan Rosul-Nya. Tidak ada perbedaan yang mendasar dalam
melaksanakan ibadah, tata cara dan pelaksanaannya sama seperti umat muslim
lainnya. Dalam penelitain ini peneliti hanya memfokuskannya pada pelaksanaan
ibadah sholat, zakat dan puasa para anggotanya sebagai landasan untuk
memperoleh jawaban penelitian. Pilihan ini dikarenakan, ibadah-ibadah tersebut
merupakan ibadah sehari-hari yang dapat dengan mudah peneliti lihat dan amati
saat observasi.
1. Sholat
Menurut bahasa sholat adalah do’a, sedangkan menurut istilah sholat
adalah ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.32
Sholat adalah kewajiban umat Islam yang paling utama sesudah
megucapkan dua kalimat syahadat. Sholat merupakan pembeda antara orang
muslim dengan non muslim.
Dari unsur religius sholat merupakan hubungan antra hamba dengan
khaliknya, yang didalamnya terkandung kenikmatan munajat, pernyataan
’ubudiyah, penyerahan segala urusan kepada Allah SWT, keamanan dan
ketentraman serta peroleh keuntungan. Disamping itu sholat merupakan suatu cara
untuk memperoleh kemenangan serta peroleh keuntungan. disamping itu sholat
32
A. Rohman Ritonga, M.A.,”Fiqh Ibadah”., ( Jakarta: Gaya Media Pratama: 2002), cet
ke-2 h.62.
merupakan suatu cara untuk memperoleh kemenangan serta menahan seseorang
dari perbuatan jahat dan kesalahan.
Secara individu sholat merupakan pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah
SWT. Selain itu sholat juga merupakan peristirahatan diri dan ketenangan jiwa
sesudah melakukan kehidupan dunia. kali ini terlihat dari penetapan waktu sholat
yang harus di pelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang terdapat di
dalamnya.
Segala macam ibadah di dalam Islam, segala macam larangan, baik yang
dapat di pahami dengan mudah dan tujuannya maupun yang tidak, namun harus
diakui dan di yakini bahwa ibadah sholat itu mengandung rahasia-rahasia yang
dalam serta hikmah-hikmah yang besar dalam menghasilkan manfaat dan faedah
bagi yang mengerjakannya, diantara rahasia – rahasia dan hikmah yang
terkandung dalam sholat adalah :
1) Mengingatkan kepada Allah SWT, menghidupkan rasa takut kepada-
Nya, tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam jika rasa
kebenaran rasa ketinggian Allah Swt, serta mengesakan kebesaran dan
keagungan-Nya.
2) Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat
menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tentram dan tenang.
3) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.33
Diantara ibadah Islam, Sholat yang membawa manusia dekat kepada Allah
SWT karena di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan
dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berkaitan. Terdapat banyak
33
Zakiyah Drajat dfu7Zakiyah Drajat ,”Dasar-dasar agama Islam”.( Jkarta: PT. Bulan
Bintang, 1996), cet ke-10, h. 199
petunjuk dari al-Qur’an maupun hadits, tentang rahasia sholat bagi perilaku
manusia diantaranya surat Al-Ankabut ayat 45.
�^�:�� ���� My0��I! .E�b /5
%z�� 47��j,3� �� 4Q�s�!��
6�$�6789 �� W {&/5 6�$�6789 ��
$D|��: 0z�� �����}⌧A� ��
2-3�☺� ���� 3 �-�<�s��� a���
L� ~t�! 3 N����� �Q67���+ ���
�������9: 0/U
Artinya: ”Bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-
Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari
(Perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(sholat) adalah lebih besar ( Keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain ) dan
Allah mengetahui apa engkau kerjakan.”(QS.Al-Ankabut: 45)
2. Zakat
Zakat ialah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah ta’ala yang
dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat, karena didalamnya
terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan, memberikan jiwa dan
memupuknya dengan berbagai kebijaksanaan. Zakat menurut bahasa ialah tumbuh
suci, dan berkah. Sedangkan menurut istilah zakat adalah kadar harta tertantu,
yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat .34
Zakat merupakan ladang amal bagi yang mengerjakannya Allah berfirman dalam
surat Al-Baqoroh ayat 261:
�^�=� �cd�s@��� ����5�A��+ Q� �����! h/c U^b/Y.C a���
U^�.☺⌧< �l�Y.R Z��u�����! .��E.C [^/����.C h/c U�^�<
E*�E��C �l�W���� El�Y.R 3
34 H. Silaiman,”Fiqih Islam”,(Bandung: PT. Simar BAru,1994) cet ke-27, h 192.
N����� ����[��+ 1.☺� �����}�� 3 N����� ��,C�� Q /7��
0��TU �����! U ”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Manusia disamping sebagai mahluk individu, ia pun sebagai mahluk
sosial, kehidupannya selalu berkait dengan orang lain. Ia tidak dapat hidup tanpa
bantuan masyarakatnya. Walaupun seseorang mempunyai kepandaian, namun
hasil materi yang diperolehnya tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain, baik
secara langsung disadari atau tidak. Zakat mamiliki hikmah-hikmah yang
tersembunyi diataranya:
a. Mengikis sifat-sifat kekikiran dari dalam jiwa seseorang serta melatihnya
untuk berjiwa dermawan.
b. Menciptakan kemenangan dan ketentraman bukan hanya terhadap
penerima tetepi juga kepada yang membarikan.
c. Zakat bila diberikan kepada mustahiknya secara ikhlas, disamping
memberikan keuntungan terkahap kebaikan diakhirat, juga dapat
menambah harta yang tersisa dengan pemanfaatan yang lebih baik.35
Zakat sebagai amal kebaikan, disamping memiliki dimensi ibadah juga
memiliki dimensi sosial. Hal ini menunjukan bahwa zakat disamping sebagai
salah satu bentuk kegiatan taqarrub kepada Allah, zakat juga salah satu bentuk
35
Teungku Muhammad Hasbi as Shiddiqi,” Kuliah si tinjau dari Segi Hukum dan
Hikmah”,(SEmarang: Pustaka Rizki Putrea,2000),cet ke-1,h.213.
kegiatan sosial. Zakat digunakan untuk kepentingan umum dalam menanggulangi
problem-problem sosial bencana, serta kelompok masyarakat yang memerlukan.
3.Puasa
Puasa menurut bahasa artinya menahan diri dari sesuatu seperti
makan,minum hawa nafsu, berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkan puasa satu hari lamanya, mulai dari tebit fajar sampai terbenam
matahari dengan niat dan beberapa syarat.36
Menurut Al-Qura’an puasa itu merupakan kewajiban universal, artinya
puasa juga diwajibkan kepada umat sebelum nabi Muhammad SAW sesuai
dengan firman Allah SWT Surat al-Baqoroh ayat 183:
�.�P+�*H��+ �cd�s@��� W��������� f7�j�< ���Y�b67��
����b,�9 �� �.☺⌧< f7�j�< h6:�� %�d�s@��� 1�� ���Y/7�Es ���3N7.� ����5�j: 0T2U�����+�
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Pelaksanaan puasa merupakan rukun Islam yang ke-empat yang
diperintahkan Allah SWT kepada semua orang yang beriman kepada-Nya, oleh
kerena itu puasa adalah ibadah langsung yang dipertanggung jawabkan kepada
Allah atau Ibadah yang menyangkut aspek hablu’minallah.
Dalam Islam tidak ada ibadah yang diperintahkan Allah SWT yang tidak
mengundang hikmah. Puasa sebagai ibadah menahan makan dan minum serta
36 H.Sulaiman, “ Fiqh Islam ”, op.cit.,h.220
hubungan seksual dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,
mengandung hikmah bagi yang melaksanakannya.
Puasa menurut Zakiah Drajat, mengundang hikmah terhadap rohani dan
jasmani manusia. Hikmah terhadap rohani antara lain melatih rohani agar disiplin
mengendalikan dan mengintrol hawa nafsu agar tidak semena-mena
memunculkan keinginannya.
Dalam puasa disamping dilatih menahan hawa nafsu juga ditanamkan nilai
moral yang luhur kepada sesamanya yaitu manusia disiapkan menjadi manusia
yang berjiwa sosial dan gemar beramal sholeh, tidak suka berbuat hal-hal yang
merugikan rohani dan akhlak. Adapun hikmah terhadap jasmani ialah bahwa
puasa dengan menahan makan dan minum, disamping membangun kekuatan dan
ketahan rohani juga mempertinggi tubuh manusia tubuh manusia bersumber dari
perut yang menampung semua apa yang dimakan dan diminum.37
4.Haji
Haji menurut bahasa adalah mengunjungi Baitullah untuk menjalankan
ibadah. Sedangkan menurut istilah sengaja mengunjugi mekkah ( Ka’bah) untuk
mengerjakan ibadah yang terdiri atas tawaf, sa’i,wukuf dan ibadah-ibadah lainnya,
guna memenuhi perintah Allah SWT dan mengharapkan keridhaan-Nya.38
Ibadah haji dilakukan pada waktu tempat dan cara yang telah ditetapkan
Allah SWT , hai ini menunjukan bahwa adanya penentuan dalam konsep ibadah
haji untuk keseragaman muslim dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Adapun ibadah haji ditekankan dan wajibkan muslim yang mampu yang tidak
37
A.Rohman Ritonga, M.A., “ Fiqh Ibadah ” ,op.cit., h.155
38
Slamet Abidin dan Moh. Suyono, HS., “fiqh Ibadah”,( Bandung : PT.Putaka
Setia,1998),hal 261
merupakan paksaan bagi seseorang yang kurang mampu untuk menunaikan
ibadah haji tersebut.
Berkumpulnya kaum muslim dari berbagai bangsa dan bahasa
menimbulkan ikatan persatuan diantara meraka dan rasa solidaritas terhadap
meraka yang tertindas. hal ini merupakan salah satu hikmah haji yang ada,
manusia semakin banyak menampakan penghambaan diri kepada Allah SWT.
Haji adalah forum pertemuan agung yang banyak orang saling mendapat
manfaat untuk kehidupan dan perdagangan, sehingga memberikan kontribusi
besar bagi masyarakat Islam.
C.Remaja Masjid
Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. ia tidak
termasuk golongan anak, tapi tidak pula termasuk gologan orang dewasa
atau golongan orang tua. remaja adalah mereka yang berada pada masa
peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12
tahun sampai 21 tahun. menurut Monks remaja akan mengalami periode
perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)39
39
F.J.Knoers, Monks, A.M.P. Haditono, Sri Rahayu, Psikologi Perkembangan :
Pengantar dalam Berabagai Bagiannya, ( Yogyakarta: Gajah Mada Uninersity Perss,1998),h.12
Asal kata Remaja Masjid terdiri dari ”Remaja dan Masjid” remaja masjid dapat diartikan sebagai perkumpulan remaja
dan pemuda yang mempelajari dan menjalani dan menggambarkan agama Islam dengan menggunakan masjid sebagai pusat kegiatannya.40 Remaja masjid merupakan suatu umat yang terdiri dari orang-orang atau kelompok yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang berbasis di masjid sebagai pusat kegiatan.
Berkenaan dengan itu harus pula diketahui adanya 5 unsur yang dominan pada remaja masjid kelima unsur ini juga
menjadikan spesifikasi remaja masjid terhadap bentuk asosiasi atau kelompok lain ke-5 unsur tersebut adalah :
a.Keanggotaan
Remaja masjid beranggotakan sekumpulan remaja Islam dengan usia antara 12-30
tahun. anggota yang sudah tidak remaja lagi tidak berarti mengubah status,
keanggotaan dapat berubah apabila anggota tersebut meninggal dunia atas
permintaan sendiri, dikeluarkan, murtad, dan melanggar peraturan dasar dan
peraturan rumah tangga organisasi.
b.Keorganisasian
Remaja masjid adalah sebuah organisasi otonom dan independen, maksudnya
dalam keotonomianya ia benar-benar mandiri, tidak tergantung pada siapapun
remaja masjid tersebut atas swadaya remaja itu sendiri, walaupun mereka belum
bisa. berswasembada. namun tidak mengurangi keindependennya terhadap yang
lain, termasuk kepada pengurus masjid yang menjadi tempatnya bernaung.
c.Kegiatan
Remaja masjid mempunyai kegiatan yang sifatnya hanya keagamaan, melainkan
jika mencakup kegiatan non keagamaan.
d.Tujuan
Remaja masjid bertujuan untuk memakmurkan masjid. tujuan ini memang
tidak secara ekspilit dikemukakan. tujuan inilah yang sesungguhnya menjadi
identitas remaja masjid. tanpa adanya tujuan untuk memakmurkan masjid, maka
remaja masjid tidak mempunyai arti yang luas, tidak hanya kepentingan masjid
40
Ita R.Jelita, Perkembangan Ramja Masjid DKI Jakarta, ( jakarta: IKIP, 1970-1990) h.
15
yang diutamakan, melainkan jika aspirasi remaja dan kehidupan berguna bagi
sosial masyarakat sekitar.
e.pemikiran dan landasan
remaja masjid berdasarkan atas motifasi ketawaan kepada allah swt landasan
mutlak dimilki para anggota remaja masjid. ketaqwaan ini dikonsekwensikan
pada sikap bersama kepada allah swt dan hari akhir, mendirikan sholat, dan
menunaikan zakat.41
41 Ibid.,hal. 15
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya IRMAFA
IRMAFA merupakan nama organisasi remaja yang terletak di lingkungan
kampus UIN Syarif Hidayatullah jakarta khususnya ditengah-tengah perumahan
dosen UIN Syarif Hidayahullah
IRMAFA juga bergerak dalam kegiatan keorganisasian dan keagamaan
yang tertujukan kepada remaja khususnya dan umumnya untuk masyarakat
sekitar, dan pun kegiatan ini berbasiskan di masjid fathullah jalan Ir. Juanda
komplek UIN Syarif Hidayatullah No.95 Lantai 2.42
Misbahuddin selaku ketua IRMAFA mengatakan bahwa Awal berdirinya
IRMAFA sekitar tanggal 1 juni 1997 bertepatan dengan 25 Muharam 1418 H
pada saat itu para pengurus masjid dan tokoh masyarakat yaitu Bapak M.Nuzul
Wibawa, Bapak Ahmad Munjib, Bapak Athiyah Fitri, Ibu Ida Farida dan Ibu
Lisfah Sentosa Aisyah memutuskan untuk membentuk suatu wadah yang bisa
menampung aspirasi sekaligus membina remaja yang berkualitas yang dapat di
andalkan demi membangun serta meningkatkan kegiatan-kegiatan yang positif
dalam lingkungan masyarakat.
42
.Misbahuddin, Ketua IRMAFA, wawancara pribadi, 18 juni 2007.
Berdasarkan musyawarah tersebut maka terbentuklah suatu organisasi
remaja yang bernamakan Ikatan Remaja Masjid Fathullah yang disingkat dengan
揑RMAFA揑.
Hingga sekarang organisasi remaja Ikatan Remaja Masjid Fathullah
(IRMAFA) sudah memasuki tahun yang ke 10 atau periode yang ke-8 yang
pernah menjabat sebagai ketua dengan rincian diantaranya :
1. Periode pertama, Sdr, M.Nuzul Wibawa (1997-1999)
2. Periode ke dua, Sdr, Ali Fahruddin (1999-2001)
3. Periode ke tiga, Sdr, Dedy sa’dallah (2001-2003)
4. Periode ke empat,Sdr, Faisal Anwar (2003-2004)
5. Periode ke lima, Sdr, Ahmad Asturi (2004-2005)
6. Periode ke enam, Sdr, M.Abdul.Rahman (2005-2006)
7. Periode ke tujuh, Sdr, M.Wahyuddin (2006-2007)
8. Periode ke delapan, Sdr,Khairun.E.K (2007-2008)43
Sejak berdirinya kegiatan yang dilakukan IRMAFA selama 10 tahun ini
banyak sekali peningkatan – peningkatan dari tiap periode walaupun sifatnya
bertahab.
Walaupun IRMAFA sudah berjalan selama 10 tahun IRMAFA masih
perlu banyak belajar dari organisasi remaja masjid yang telah mapan dan eksis
sebelumnya, agar terwujud sesuai dengan harapan kita semua sebagai organisasi
yang bisa menjadi suritauladan yang baik bagi oraganisasi yang lain.44
B. Visi, Misi dan Tujuan IRMAFA
43
Dokumentasi Statuta Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
44 Wawancara Pribadi dengan Misbahuddin, Ketua IRMAFA, Jakarta 18 januari 2008
Dalam sebuah organisai, Visi dan Misi mempunyai peran yang sangat
penting dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Visi dan misi juga
memberikan pandangan yang jelas arah dan tujuan yang akan dicapai dan
memberikan identitas atau ciri khas dari sebuah organisasi.
Adapun Visi dari organisasi IRMAFA ini adalah:
揑 Terwujudnya generasi muda dan berilmu dan bertaqwa yang memperjuangkan
nilai-nilai islam serta peduli terhadap persoalan umat �.45
Adapun Misi dari organisasi IRMAFA ini adalah :
1. Melaksanakan pembangunan yang terpadu antara spiritual, moralitas,
intelektualitas dan solidaritas sosialmenuju terciptang insan islami.
2. Membentuk remeja yang mandiri, berkepribadian, sehat jasman dan
rohani, memiliki keluasan wawasan pengetahuan, keagamaan, kenegaraan
dan berakhlak mulia.
3. Menciptakan remaja yang berkualitas yang mengisikehidupannya sesuai
dengan ajaran agamadan keilmuan yang kuat.
4. Megoptimalkan kualitas remaayang kritis serta dapat aktifdalam
mengembnagkan masyarakat khusunya remajaitu sendiri.
5. Membantu masyarakat khusunya remajamelalui program-program
pendayagunaan yang dapat dipertanggung jawabkan.46
Oleh sebab itu perlu disusun garis besar perjuangan dalam rangka
memberikan arah bagi kemajuan organisasi dengan mempertimbangkan berbagai
45
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid ,SH,I Dewan Pertimbangan Organisasi
IRMAFA Jakarta, 4 Februari 2008.
46 Draft MUA IRMAFA tahun 2008 h.15
hal, seperti kondisi objektif yang di hadapi sehingga misi organisasi dapat
terwujudkan secara bertahap, berencana terpadu dan terus-menerus. 47
Selain Visi dan Misi terdapat Tujuan dari dibentuknya Ikatan Remaja
Masjid Fathullah, adalah sebagai berikut :
1. Ingin menyatukan para remaja yang berada diwilayah tersebut,menjalin
tali silahturahmi dan ukhuwah islamiah terhadap para remaja dankepada
masyarakat sekitar.
2. Berusaha membrantas kebodohan terutama dalam hal pemahaman dan
pengetahuan agama para remaja yang masih minim sekali dengan
kematangan pengetahuan agama seseorang akan dapat memfilter dirirnya
dari hal-hal yang tidak baik.
3. Meningkatan kesadaran remaja dalam mempertebal rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
4. Menigkatkan kualitas dan profesionalitas sumberdaya remaja.
5. Meningkatan kretifitas remaja dalam segala bidang
6. Meningkatkan sinergi dan profesional dalam rasa kebersamaan
7. Meningkatkan kinerja struktur organisasi remaja IRMAFA
8. Mengembangkan dan meningkatkan berbagai asset yang ada di lingkungan organisasi IRMAFA
9. Mengembangkan pelatihan yang dapat meningkatkan berbagai keterampailan yang memiliki remaja.
10. Meningkatkan keilmuan dan bersikap untuk mempersiapkan serta menumbuhkan kedewasaan berfikir dan bersikap untuk mempersiapkan
mental kemandirian dalam menghadapi tuntunan dimasa yang akan datang.48
C. Struktur Organisasi Ikatan Remaja Masjid Fathullah ( IRMAFA )
Organisasai remaja ikatan remaja masjid fathullah yang memprioritaskan
program kerja dan kegiatan-kegiatan itu untuk meningkatkan kualitas dari sumber
daya insani remaja itu sendiri, sehingga dapat membantu remaja dalam
menghadapi dan mengatasi kekurangan dan kegoncangan jiwa yang terjadi akibat
perkembangan dan tantangan yang mereka hadapi.
47
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid, SH,I Dewan Pertimbangan Organisasi
IRMAFA Jakarta 4 Februari 2008. 48 Darft MUA IRMAFA tahun 2008 h.16.
Struktur Organisasi merupakan gambaran atau bentuk global dalam suatu
pegurusan sangatlah di pelukan untuk menghindari kesimpang siuran tugas dan
tanggumg jawab yang dibebankan kepada seluruh pengurus suatu organisasi.
Adapun Struktur Organisasi IRMAFA Terdiri Atas :
D. Program Kegiatan Dakwah IRMAFA
Sebagai upaya untuk menggerakan dan meningkatkan peran dan
keberadaan IRMAFA, maka harus didukung oleh gerak dan kreativitas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan dan cita-cita.
Program kerja harus disusun secara sistematis, realitas terarah dan
terencana sehingga menunjukan adanya penigkatan kualitas menuju cita-cita
organisasi dengan terciptanya suasana ilmiah, dinamis, dan inovatif sesuai dengan
kondisi remaja.
Serta tersalurnya aktivitas anggota menuju insan Islami yang produktif
dan terbentuknya SDM yang mapan dan mandiri sesuai dengan bidang dan
profesinya.
Fungsi pembagian kerja adalah sebagai landasan operasional IRMAFA
dan memberikan arahan bagi pelaksanaan aktifitas dan kreatifitas anggota.49
Pembagian kerja pengurus diantaranya :
1. Ketua Umum :
1. Menjalankan dan memelihara roda kegiatan Irmafa
2. Mengadakan evaluasi pengurus setiap satu bulan sekali
3. Mengadakan kerjasama dengan berbagai institusi
4. Membuat forum keluarga besar alumni irmafa
5. Mengadakan evaluasi setiap kegiatan
2. Sekretaris Umum :
49 Ibid.,hal 17
1. Membuat struktur organisasi dan membuat time schedulue kegiatan secara
keseluruhan.
2. Menyusun keadministrasian serta melangkapi menjaga fasilitas atau
inventaris organisasi.
3. Membuat dan mengatur nomor surat, baik keluar dn kedalam irmafa dan
tiap departemen.
4. Membuat jadwal piket kesektretariatan.
5. Membuat kartu tanda anggota (kta) irmafa.
6. Mengadakan lemari untuk small librar
3. Bendahara Umum :
1. Membuat laporan keuangan secara berkala
2. Mengusahakan sumber dana dan pendapatan organisasi
3. Membuat laporan keuangan keseluruhan pada musyawarah umum anggota
( mua )
4. Menarik iuran anggota
5. Membuat anggaran dana kegiatan selama satu tahun
6. Mencari dan menghubungi donatur tetap Irmafa
4. Ketua Departemen :
1. Bertanggung jawab kepada ketua umum
2. Pemegang kebijakan dalam departemen yang bersangkutan
3. Mewakili ketua umum bila berhalanagan dalam kegiatan yang sesuai
dengan departemen yang bersangkutan
4. Membuat kebijakan yang menyangkut kegiatan-kegiatan
5. Menjabarkan secara operasional dan mengkoordinir program kerja
6. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksaan kegiatan.50
5.Seketaris Departemen :
1. Mewakili sekertaris umum jika berhalangan sesuai dengan bidang kegiatan
pada departemen bersangkutan dan mewakili ketua departemen bila
berhalangan hadir.
2. Pemegang kebijaksanaan umum dalam bidang kesekretariatan departemen
3. Menertibkan dan mengatur system keskretariatan departemen yang
bersangkutan
4. Membuat time schedule kegiatan departemen yang secara keseluruhan
5. Menyusun keadministrasian serta melengkapi fasilitas departemen
6. Bendahara Depertemen :
1. Bertanggung jawab kepada bendahara umum
2. Mewakili bendahara umum bila berhalangan hadir
3. Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan departemen
7. Departemen Ilkad ( Keilmuan dan Kaderisasi ) :
Departemen ini diarahkan pada pembinaan dan pembekalan bagi generasi
muda dan peningkatan kualitas keorganisasian, keagamaan dan transpormasi ilmu
pengetahuan anggota.
Pengoptimalan informasi dan komunikasi baik intern maupun ekstren :
1. MC Qiraatul kutub
2. MC jum'at
3. Kuliah hubuh dan dhuhur
50 ibid.,hal.19-20
4. Penerbitan mading ic
5. Training remaja masjid
6. Pelatihan menulis bersama flp
7. Halaqoh pembelajaran
8. Training organisasi
9. Galaran seni dan sastra
8. Departemen Sosial dan Jaringan Antar Remaja Masjid ( Sosjarm ) :
Departemen ini diarhkan pada pembinaan dan pembekalan bagi generasi
muda dan peningkatan kualitas keorganisasian, keagamaan dan transpormasi ilmu
pengetahuan anggota.
Pengoptimalan informasi dan komunikasi baik intern maupun ekstern:
1. Talk Show / Lomba Kuis ditv
2. Kerjasama Dengan Kampoeng Ternak
3. Diskusi Dan Pengajian Mingguan
4. Mabit IRMAFA (januari 2007)
5. Mabit Muharam 1428 H Bersama LDK Syahid
6. OBRAS Ramadhan 1427 H
7. Sahur Bersama Dhu'afa
8. Ifthor Jama'i
9. Mengadakan Donor Darah Bekerjasama Deangan PMI DKI
10. Aneka Lomba Anak-Anak
9. Dapartemen Seni Sdan Olah Raga ( Senior ) :
Departemen ini diarahkan pada pembinaan bakat dan penyaluran
kreatifitas generasi muda ( khususnya anggota) dalam bidang seni dan olahraga :
1. Pelatihan Marawis
2. Pelatihan Keterampilan Merangkai Mute
3. Festifal
4. Festival Fathullaha (FESFA)
10. Departemen Pengembangan Ekonomi ( Paeko ) :
Departemen ini diarahkan untuk memberdayakan anggota irmafa dalam
bidang perekonomian agar dapat menghasilkan income.
1. Pembuatn Seragam (jaket) IRMAFA
2. Kajian Ekonomi Islam
3. Bazaar
4. Mabit Ekonomi Syari'ah (MABES)
11.Departemen Keputrian Irmafa ( Kepri ) :
1. Diskusi Keputrian Irmafa (DKI) Baik Reguler Maupun DKI Spesial
Ramadhan
2. Kreasi Unggulanku (KrU)
3. Pesatren Kilat ( SANLAT ) Tingkat SMA
4. Talk Show
5. Dialok Interaktif
6. Talk Show Remaja Islam51
51 .Draft MUA IRMAFA tahun 2008 h. 25.
BAB IV
METODE DAKWAH IRMAFA
A. Metode yang digunakan IRMAFA
Dalam pelaksanaan kegiatan
dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah menggunakan beberapa metode
dakwah agar pesan dakwah yang disampaikan da’i dapat diterima dengan
baik oleh jama’ahnya.
Bila juru dakwah terjun kemedan dakwah, maka mereka akan
berhadapan dengan suatu komunitas sosial yang bersifat heterogen baik
fikiran, adat istiadat maupun prinsip-prinsip berbagai individu masing-
masing harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda pula, golongan yang
dimaksud adalah :
pertama ada golongan cendikiawan yang dapat berfikir secara kritis, cepat dapat
menangkap persoalan. kedua golongan awam atau orang kebanyakan yang belum
dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian
yang tinggi-tinggi ketiga golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua
golongan tersebut, mereka suka membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas-batas
tertentu, tidak sanggup mendalam benar. 52
52.Muhammad Natsir, Fqhud Da’wah. ( jakarta: Media DA’wah, 2000) cet.1 h.162.
Dengan demikian pelaksanaan dakwah memerlukan metode atau
cara penyampaian, agar para da’i dapat menyampaikan materi dakwahnya
dengan baik dan benar serta dapat dimengerti oleh mad’unya. Kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi pola pikir dan cara
bertindak seseorang. Oleh karena itu matode dakwah digunakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Metode dakwah yang dapat dilakukan oleh seorang da’i dapat
merujuk kepada metode dakwah Islam yang telah digariskan oleh Allah
SWT.
Untuk menjalankan aktivitas
dakwahnya dalam peningkatan ibadahnya, Ikatan Remaja Masjid Fathullah
(IRMAFA) mengaplikasikan beberapa metode yakni metode ceramah,
metode tanya jawab, metode halaqoh atau membaca bersama, yang akan
diuraikan dibawah ini :
A.Metode Ceramah
Metode ceramah ini sangat sesuai dengan model penyampaian informasi
atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan ilmu
agama secara mendalam.
Metode ceramah adalah sesuatu teknik atau metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da’i pada suatu aktivitas
dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye berpidato(Retorika),
khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. 2
2 Asmuni, Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Isalam, (Surabaya: Alklas, 1983), h.
104.
Cara penyampaian materi metode ceramah ini dalam bentuk uraian dan
penjelasan secara lisan oleh da’i yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk
melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan da’i.
Metode ini yang paling sering digunakan pada kegiatan-kegiatan IRMAFA
dalam menyampaikan materi kepada para anggota IRMAFA. Metode ceramah
yang diaplikasikan bersifat edukatif yang menitik beratkan kepada arahan-arahan
dan nasehat yang baik sehingga mudah dipahami oleh jama’ahnya. sedangkan
materi yang disampaikan biasanya diambil dari suatu kejadian atau peristiwa yang
sedang marak dibicarakan orang, seperti wacana politik, ekonomi, sosial dan
pengembangan diri remaja dari kejadian tersebut bisa diambil suatu hikmah atau
pelajaran yang baik dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan ceramah ini diadakan
dimasjid fathullah setiap sebulan dua kali dan setiap kegiatan ceramah diawali
dengan pembacaan surat Yasin bersama-sama.
Selain itu metode ceramah ini dimaksudkan untuk membuka kesempatan
bagi anggota IRMAFA untuk ikut bergabung mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh IRMAFA. Seperti kegiatan Qiro’atul Kutub, MC Jum’ah, kuliah subuh dan
dzuhur. Semua kegiatan ini untuk melatih keberanian anggota IRMAFA dalam
bidang tabliq, ceramah dan berani menghadapi masyarakat atau mad’u ketika
sedang ceramah.Dan dengan metode ini juga diharapkan akan ditemukan bibit
unggul dalam bertabliq atau ceramah.
Menurut Misbahuddin, metode ceramah ini diharapkan dapat
membangkitkan semangat serta mengembangkan bakat bertabliq atau ceramah
pada anggota IRMAFA dengan memberikan kesempatan bagi setiap anggota
yang ingin berkreasi dalam bidang ceramah yang tentunya sesuai dengan
kaidah agama Islam berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunah, dengan kegiatan
yang sudah diadakan oleh IRMAFA.53
Metode ceramah yang digunakan mengambil pemikiran dari Q.S.an-Nahl :
125 yaitu bilhikmah dan mauizhah hasanah,untuk menyampaikan materi-
materi da’i harus bijaksana sehingga dapat menarik simpatik dari remaja dan
materi yang disampaikan berupa nasehat-nasehat yang diberikan dengan
sebanyak-banyaknya akan tetapi metode ini tetap saja mempunyai kelebihan
dan kelemahan:
Kelebihan metode ceramah yang digunakan IRMAFA :
1. Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaikan materi dakwah
sebanyak-banyaknya.
2. Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien
3. Bila diberikan dengan baik, dapat menstimulir audien untuk mempelajari
materi kandungan yang telah diceramahkan
Kekurangan metode ceramah yang digunakan IRMAFA :
1. Dai sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang
disampaikan.
2. Metode ceramahnya bersifat berkomunikasi satu arah (one way
communiction channel)
3. Sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian.
4. Dai cenderung bersifat otoriter.
53
Misbahuddin Ketua Ikatan Remaja Masjid Fathullah,Wawancara Pribadi,Ciputat,19 juni 2007
B. Metode Tanya Jawab
Menurut Abdul Wahid, Metode Tanya Jawab adalah penyampaian materi
dakwah dengan cara mendorong sasarannya (objek dakwah) untuk menyatakan
suatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da’inya sebagai penjawabnya. 54
Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan
kebutuhannya. sebab dengan bertanya berarti orang ini mengerti dan dapat
mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan
kejelasan dan pembahasan sedalam-dalamnya metode ini sering juga dilakukan
oleh Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril AS, dan demikian juga para sahabat
disaat tidak mengerti tentang sesuatu agama.
Biasanya Da’i dalam menyampaikan materi dengan metode tanya jawab ini
diselingi dengan metode ceramah, agar mudah dipahami dan di mengerti oleh
para anggota IRMAFA. Materi dakwah yang dapat disajikan dengan metode tanya
jawab ini adalah persoalan tentang kehidupan yang lagi hangat di perbincangkan
dan tentang fiqh dan ahlak.materi ini di berikan bertujuan untuk menambah
wawasan keilmuan, terutama ilmu-ilmu keIslaman dalam berbagai aspek.
Dalam metode ini mad’u bertanya tentang sesuatu masalah yang dirasakan
belum dimengerti ketika da’i menjelaskan materi, dan yang menjawab atas
pertanyaan mad’u adalah da’i yang menyampaikan materi tersebut. metode tanya
jawab ini diapliksikan untuk melayani kebutuhan jama’ah atau mad’u dan
menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan materi yang dibahas, juga
untuk mengurangi kesalah pahaman jama’ah.5
54
Abdul Wahid, Dewan Pertimbangan Organisasi,Wawancara Pribadi,Ciputat 19
februari 2008. 5 Asmuni, Syukur, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Isalam, (Surabaya: Alklas, 1983), h.
124.
Metode tanya jawab lebih akurat apabila digunakan sebagai pendalaman
materi dalam kegiatan pengajian. Dalam kegiatan yang sedemikian rupa terjalin
hubungan yang mantap antar da’i dengan mad’unya, utama sekali masalah
pamahaman ajaran agama secara lengkap.
Metode ini yang bersumber dari Q.S. an- Nahal :125 mujadalah bil lahi
hiya ahsan. jadi yang menerapkan metode ini haruslah dengan cara baik dan tidak
saling menjatuhkan. Metode ini merupakan pelengkap dari metode ceramah.
Metode ini sangat bagus untuk merangsang daya pikir remaja dan
mendorong agar anggota giat dan membaca buku, akan tetapi metode ini juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Kelebihan Metode Tanya Jawab yang digunakan diantaranya :
1. Tanya Jawab dapat dipentaskan di radio, televisi dan sebagainya
2. Dapat dipergunakan sebagai komunikasi dua arah
3. Bila Tanya Jawab sebagai kegiatan ceramah, maka audien dapat hidup
(aktif).
4. Perbedaan pendapat dapat terjawab atau didiskusikan diforum tersebut.
5. Da’i memikirkan dengan mudah megetahui ketingkatan pengetahuan dan
pengalaman audien
Kekurangan metode tanya jawab yang digunakan IRMAFA :
1. Bila terjadi perbedaan pendapat antara da’i dengan mad’u maka akan
memakan waktu yang lama untuk menyelesaikan.
2. Bila jawaban da’i kurang menjurus pada sasaran pertanyaan mad’u dapat
menduga yang bukan-bukan kepada da’i.
3. Agak sulit mengerti atau menyimpulkan seluruh isi pembicaran.
C. Metode Halaqoh atau Membaca Bersama
Metode Halaqoh yaitu ustadz membacakan kitap tertentu, sementara
jama’ah mendengarkan, lalu membaca bersama dan menirukan. Jadi dalam
metode ini da’i membaca kitab terlebih dahulu kemudian jama’ah menirukan apa
yang akan dibaca da’i.
Dengan diaplikasikannya metode ini diharapkan agar jama’ahnya yang
kurang dalam membaca dapat menirukan apa yang dibaca da’i, terutama dalam
membaca huruf hijaiyah, makhroj huruf, dan panjang pendek bacaan. Metode ini
juga diselingi dengan metode ceramah, jadi setelah da’i setelah memabca dan
jama’ah menirukan apa yang akan dibaca da’i, kemudian dilanjutkan dengan
penjelasan dan uraian yang sedang dibahas disampaikan da’i dengan ceramah.
materi yang biasa disajikan dalam metode halaqoh ini adalah tafsir dan hadis.
B. Pandangan Anggota IRMAFA terhadap Metode yang digunakan untuk
peningkatan ibadah.
Kegiatan dakwah yang disampaikan IRMAFA yang tentu saja menjadi
acuan baru bagi IRMAFA untuk memberikan dampak positif bagi murid
khususnya dalam berdakwah. Setidaknya dengan adanya kegiatan ini para anggota
IRMAFA menjadi lebih mendalami ilmu agama dengan berbagai cara metode
para anggota untuk mensyiarkan agama Islam.
Untuk mengetahui sejauh mana para anggota IRMAFA lebih menyukai
metode dakwah yang di gunakan IRMAFA, maka penulis memberikan angket
yang berisikan pandanagan mereka tentang metode yang di berikan oleh
IRMAFA, pandangan para anggota dapat kita lihat dalam bentuk tabel di bawah
ini . Adapun hasil angket yang berkenaan dengan pandangan para anggota
IRMAFA terhadap metode ceramah ini adalah sebagai berikut :
TABEL 1
Pandangan anggota IRMAFA terhadap Metode Ceramah
No
Metode Ceramah
Frekuensi
Prosentase
a.
b.
c.
Suka
Biasa Saja
Tidak Suka
37
4
9
74
8
18
Jumlah
50 100
Dari tabel diatas dapat diketahui suatu kesimpulan bahwah 37
orang atau 74% menjawab suka, 4 orang atau 8% biasa saja, dan 9 orang
atau 18% menjawab tidak suka dengan metode ceramah yang disampaikan
da’i. dapat dilihat bahwah 74% dari jama’ah menjawab suka dengan
metode ceramah, yang berarti metode ini cocok untuk diaplikasikan di
kegiatan IRMAFA. Hal ini disebabkan karena meraka hanya mendengar
dan memahami apa yang disampaikan da’i jadi tidak terlalu membosankan,
apalagi materi ceramah yang disampaikan merupakan informasi-informasi
ringan seputar keagamaan yang mudah dicerna dan diserap oleh jama’ah
TABEL 2
Pandangan anggota IRMAFA terhadap Metode Tanya Jawab
No.
Metode Tanya Jawab
Frekuensi
Prosentasi
a.
b.
c.
Suka
Biasa Saja
Tidak Suka
25
14
11
50
28
22
Jumlah 50 100
Dari tebel diatas sapat disimpulakan bahwah 25 jama’ah atau 50%
menjawab suka, 14 jama’ah atau 28% menjawab biasa saja, dan 11 jama’ah
atau 22% menjawab tidak suka dengan metode tanya jawab. Dapat diliht
bahwa 50% suka deangan metode tanya jawab, karena para anggota merasa
bahwa metode ini sangat membantu jama’ah untuk bertnay tentang sesuatu
hal atau mati ytang jama’ah anggpa belum di mengerti. Sehingga dari
jawaban da’i dapat mereka terima dan dimnegerti mad’u juga karena da’i
dalam memeberikan jawaban mengunkan bahsa yang mudah di mnegrti
oleh mad’u. Sedangkan 28% menjawab tidak suka, karanea dalam metode
ini ada sebagaian tdaka berani bertanya langsun kepdfa da’i dan measa
malu atau malas karena akanmemakan waktu lama jika bertanya tentang
masalah yang belum dimengerti, sehingga mereaka hanya mendengar dan
menyimak apa yang disampaiakn da’i.
TABEL 3
Pandangan anggota IRMAFA terhadap Metode
Halaqoh atau Membaca bersama
No. Metode Halaqoh Frekuensi Prosentasi
a.
b.
c.
Suka
Biasa saja
Tidak suka
31
13
6
62
26
12
Jumlah 50 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwah 31 orang atau 62%
mejawab suka, 13 orang atau 26% menjwab biasa saja, dan 6 orang atau
12% menjawab tidak suka dengan metode halaqoh, dapat dilihat bahwah
62% menjawab suka dengan metode halaqoh san membaca bersama, karena
dengan metode ini jama’ah, melihat langsug ayat al-qur’an dan Hadist
kemudian mengikuti apa yang dibaca da’i, sehingga jama’ah yang kurang
lancar dalam memeca dapat melancarkan bacaanya terutama pada
makrojnya huruf dan panjang pendek bacaan al-Qur’an dan juga dapat
mengetahui makna dari bacaan yang ibacanya. Sedangkan 26% mejawab
biasa saja berarti tidak ada masalah dengan metode tersebut dan 12%
menjawab tidak suka, karena denan metode ini menibulkan rasa kantuk dan
tidak bergairah, juga karena cara membacanya sangat lambat dan metode
ini biasanya dilakukan setelah sholat subuh.
Dari ketiga metode dakwah yang diaplikasikan IRMAFA ternyata para
anggota mempunyai penilaian yang berbeda. Kebanyakan dari jama’ah
lebih menyukai metode ceramah dari pada metode tanya jawab dan metode
halaqoh atau membaca bersama.
Adapun dari hasil angket mengenai metode yang paling disukai para
anggota IRMAFA dari ketiga metode tersebut dalah :
TABEL 4
Pandangan para anggota IRMAFA terhadap metode yan paling disukai
No Metode yang disukai Frekuensi Prosentasi
a.
b.
c.
Metode Ceramah
Metode Tanya Jawab
Metode Halaqoh atau membaca
bersama
29
14
7
58
28
14
Jumlah 50 100
Dari tabel diatas menunjukan lebih dari setengah jama’ah lebih
menyukai metode ceramah yakni 58%, dikarenakan hanya mendengar dan
memahami apa yang disampaikan da’i apalagi materi yang disampaikan
tentang informasi-informasi ringan seputar keagamaan jadi lebih mudah di
mengerti. Begitu juga dengan kedua metode yang kurang disukai metode
tanya jawab 28% dan halaqoh atau membaca bersama 14%. Dikarenakan
kegiatan diluar kampus yang begitu banyak para anggota yang pada
umumnya mahasiswa UIN Syarihidayatullah jadi waktu tidur malam yang
kurang cukup banyak.
TABEL 5
Efektivitas Metode Dakwah dalam Peningkatan Ibadah
no Jawaban Frekuensi Presentase
1.
2.
3.
Efektif
Kurang Efektif
Tidak Efektif
36
14
0
72
28
0
Jumlah 50 100
Tabel diatas menunujukan bahwah 72% anggota jama’ah
menyatakan afektif, karena semua metode dakwah itu ada kekurangan dan
ada kelebihannya jadi tergantung kitanya lebih suka kemana, disamping itu
sebagian kecil jama’ah menyatakan kurang efektif 28%.
Jika sebagian anggota menanyakan metode dakwah itu efektif lalu
bagaimana dengan perkembangan peningkatan ibadah anggota IRMAFA,
kita dapat melihat tabel di bawah ini.
TABEL 6
Perkembangan Peningkatan Ibadah Anggota IRMAFA
No Jawaban Frekuensi Persentasi
1.
2.
3.
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
50
0
0
100
0
0
Jumlah 50 100
Tabel diatas menyatakan bahwasanya 100% anggota IRMAFA
menyatakan metode dakwah yang disampaikan sangat baik dan bermanfaat
bagi kelangsungan hidup untuk peningkatan ibadah yang lebih baik.
Untuk kita lebih mengerahui bagaimana kegiatan ibadah anggota untuk
menjalankazn sholt lima waktu kita dapat melihat tabel dibawah ini.
TABEL 7
Kegiatan Anggota IRMAFA dalam Menjalankan Sholat 5 Waktu
No. jawaban Frekuensi Presentasi
1.
2.
3.
Selalu
Kadang-kadang
Tidak Pernah
42
8
0
84
16
0
Jumlah 50 100
Tabel di atas menunjukan bahwah 84% menjawab selalu dan 8 orang
atau 16% menjawab kadang-kadang serta tidak ada yang menjawab tidak
pernah disini dapat kita lihat bahwa 84% menjawab selalu, karena mereka
menyadari bahwa sholat adalah perintah Allah dan sangat besar manfaatnya
untuk kita sendiri dan kesadaran remaja sudah mulai menambah bahkan
agama sudah menjadi kebutuhan sehingga kewajiban sholat selalu meraka
kerjakan. kemudian 16% yang menjawab kadang-kadang karena meraka
belum menyadari betapa pentingnya untuk melaksanakan sholat 5 waktu.
Sedangkan mengenai frekuensi remaja dalam melaksanakan
sholat 5 waktu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 8
Frekuensi Rensponden Dalam Melaksanakan Sholat 5 Waktu
No Jawaban Frekuensi Prosentasi
1.
2.
3.
Lima kali
Empat kali
Dua kali
39
7
4
78
14
8
Jumlah 50 100
Dari tabel ini dapat di lihat bahwa frekuensi remaja dalam
melaksanakan sholat 5 waktu dapat dikaregorikan tinggi. Hak ini terbatas
78% diantara mereka aktif mengikuti ceramah yang disampaikan da’i
betapa pentingnya melakasanakan sholat 5 waktu, sehingga menjawab 4 kali
atau 2 kali belum menyadari pentingnya sholat. Mengenai sikap remaja jika
sedang melakukan suatu kegiatan kemudian tiba waktu sholat.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat IRMAFA dalam Peningkatan Ibadah pada
Anggotanya
Dalam perkembangannya IRMAFA telah banyak mengalami
kemajuan dan perkembangan, hal tersebut sangat wajar terjadi di dalam
sebuah organisasi. Karena hal tersebut mempunyai hambatan–hambatan
yang dialami dalam melaksanakan sebuah kegiatan atau keberhasilan suatu
usaha tergantung dari faktor– faktor yang mendukung dari suatu organisasi
yang dijadikan sebuah alat untuk mendukung kearah yang lebih maju.
Adapun faktor-faktor pendukung IRMAFA dalam meningkatkan
ibadah adalah :
1. Lokasi masjid Fathullah sebagai pusat kegiatn IRMAFA yang berada
ditengah-tengah pemukiman masyarakat yang mudh di lalui oleh
kendaraan.
2. Memiliki SDM yang saip pakai sebagai genaerasi penerus, bila mana
terjun ke masyarakat mum seudah siap menghadapi persoalan-persoalan
hidup.
3. Kreativitas ketua serta seluruh stafnya atau pengurus dalam
menuangkan pikiranya dan semangatnya dalam melaksanakan
kegiatan yang ada..
4. Adanya kerja sama antara para anggota IRMAFA dalam
meningkatkan semua kegiatan yang telah direncanakan.
5. Fasilitas dan sarana pribadatan tersedia, sehingga mempermudah
dalam melaksanakan suatu kegiatan.
6. Perhatian masyrakat yang sangta tinggi dan antusias sekali dlam
setiap kegiatan yang selalu diadakan oleh IRMAFA.
7. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, dan Dewan pembina
IRMAFA dalam program kegiatan pelaksanaan peningktan ibadah
dalam bentuk pertimbanagnnya terhadap kegiatan –kegiatan
tersebut.
Demikian beberapa faktor pendukung kegiatan IRMAFA yang
merupakan pemicu semangat dan menunjukan seluruh aktifitas yang ada di
IRMAFA tersebut.
Hambatan – hambatan dalam suatu kegiatan merupakan suatu ujian
dalam mencapai kemajuan atau perbaikan, dan hambatan-hambatan
tersebut bisa datang dari dalam maupun dari luar organisasi. Organsasi
tersebut terdiri dari kumpulan manusia maka hambatan atau kendala itu
akan timbul dari manusia itu sendiri. Kendala dan hambatan yang dialami
IRMAFA adalah:
1. Kurangnya komunikasi yang intens antar pengurus satu dengan
pengurus yang lainnya ketika akan mengadakan suatu acara atau
menjalankan suatu program kerja.
2. Ikatan komunikasi intern pengurus yang kurang terjalin dengan baik,
sehingga menyebabkan kurang memahami satu sama lain dan kurang
melewati kebersamaan
3. Banyaknya aktivitas di luar selain di Irmafa yang menyebabkan kami
kurang optimal dalam menjalankan program-program yang
diberikan.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setelah melihat kegiatan dakwah yang berlangsung di IRMAFA dapat ditarik
kesimpulan bahwah metode dakwah yang di gunakan IRMAFA untuk
peningkatan ibadah sebagai berikut :
1. IRMAFA sebagai salah satu lembaga dakwah yang menggunakan tiga
metode dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah, yaitu : metode
ceramah, metode tanya jawab, metode halaqoh dan membaca bersama
yang di gunakan ternyata berdasarkan penelitian ini. IRMAFA bisa
dikatakan dapat diterima dengan baik oleh anggota. Dari ketiga metode
tersebut mayoritas dari jam’ah lebih menyukai metode ceramah karena
yang disampaikan merupakan informasi-informasi ringan seputar
keagamaan yang mudah di cerna oleh jamaah. Keberhasilan metode
dakwah dapat diketahui dari pandangan jama’ah terhadap metode yang
diberikan pada mereka. Berdasarkan analisa dan interpretasi data
mengenai pandangan jama’ah tentang metode dakwah yang diberikan oleh
IRMAFA menunjukan bahwa metode dapat di terima dengan baik.
2. Keberhasilan metode dakwah yang digunakan IRMAFA karena
mempengaruhi aplikasi metode dakwah dari segi mad’u atau sasaran
dakwah, situasi dan kondisi tempat kegiatan berlangsung, materi dakwah,
fasilitas apa saja yang tersedia dan da’i sebagai pelaku dakwah yang
menyampaikan ajaran agama Islam. Begitu pula faktor pendukung yang
menunjang jalannya suatu kegiatan dakwah, namun juga tidak luput dari
suatu kendala atau hambatan yang dihadapi oleh IRMAFA. Dari adanya
suatu kendala atau hambatan IRMAFA dapat selalu termotivasi untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan dakwahnya.
B. Saran-saran.
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan dalam turut membantu dan
mengembangkan yang mungkin dengan mempertinggi mutu serta kualitas
kegiatan dakwah IRMAFA maka penulis dapat memberikan saran antara lain :
1) Bagi pengurus dan anggota IRMAFA sebagai organisasi remaja Islam dan
kegiatan-kegiantan keagamaan lainnya seharusnya mementingkan
kominukasi antar pengurus dan para anggotanya, karena komunikasi
merupakan sautu hal yang sangat urgen dalam sebuah organisasi dan dapat
menentukan berhasil atau tidaknya suatu program.
2) Untuk para anggota IRMAFA diharapkan dapat lebih mengemas metode
dakwah dengan lebih baik dan sajian yang berbeda agar metode dakwah
dapat dirasa menyenangkan dan menyesuaikan dengan tujuan Islam.
Dalam bentuk kegiatan-kegiatan keIslaman.
3) Untuk semua pengurus dan anggota IRMAFA untuk selalu berkarya
berahlak Islam agar remaja muslim tidak berkalah saing dengan manusia-
manusia lain untuk menghadapi era galobalisasi ini.
4) Dan yang terakhir untuk selalu menjaga terjalinnya tali silah turahmi
kepada umat manusia (habluminanas) tanpa melihat latar belakangnya
kebudayaan, suku, dan ras untuk mengajak kejalan Allah( hablumunallah).
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Muhammad Drs., Terjemahan Subulus- Salam (Surabaya: al- Iklas).
Achir,Yaumil Agoes Menigkatkan Hubungan Remaja Dan Orang Tua, (Jakarta :
Pustaka Antara,1992).
Al-Qahthani Said Bin Ali, Dakwah Iskam Dan Dakwah Bijak, (Jakarta : Gema Insani Press, 1994), Cet.Ke-1.
Al-Mahally Jalaluddin Dan As-Suyuthy Tafsir Jalalain, (Semarang: Toha Putra)
Cet Ke-1.
Arbi, Armawati Dakwah dan Komunikasi, ( UIN Jakarta Press 2003 ).
Arifin, H.M, Psikologi dan beberapa aspek Kehidupan Rohaniah Manusia,
(Jakarta :Bulan Bintang, 1976 ).
Asy-Syarifain Al-Haramain Kadim,Al-Quran dan Terjemahannya.
Ashari E. S., Pokok – Pokok Pikiran Tentang Islam, ( Jakarta : Usaha Enterpises,
1979)
Consuleo Sevilla G., Pengantar Metode Penelitan ( Jakarta : UI Press, 1993).
Darussalam Ghazali,Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia: Nur Niaga SDN BHD,1999),Cet ke-1 .
Drajat Zakiyah, Pembinaan Remaja,, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1976 ), Cet. Ke–2.
Fakhrudin,H. Ensiklopedia qur'an,(jakarta : Rineka cipta, 1996),cet-1, jilid II .
Gazalba Sidi, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam, (Jakarta : Pustaka Al-
Husna,1989) Cet-5.
Ghazali Bahri M., Dakwah Komunikatif Memebangun Krangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, (Jakarat: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. Ke-1.
Gunarsa Singgih D. dan Ny Singgih D. Gunarsa “Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja”.(Jakarta: BPK Gunung Agung Mulya,1986), cet. Ke-4.
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dan Berdakwah Di
Indonrsia (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 Cet, Ke-1, hal.35.)
Habib . Syafa'at M, Buku Pedoman Dakwah, ( Jakarta : Widjaya, 1982 )
Jelita R Ita, Perkembangan Remaja Masjid DKI Jakarta,(Jakarta : Ikip, 1970-
1990).
Knoers, F.j. Monks, A.M.P. Haditono, Siti Rahayu, Psikologi Perkerkembangan :
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,( Yogjakarta: Gajah Mada University Perss, 1998).
Latif , Nasarudin H. M. S, Teori dan prajtek Dakwah Islami, ( Jakarta : Firma ).
Mahmud,Yunus Kamus Arab Indonesia, ( Jakarta : Yayasan Penyelenggara
Penerjemah Penefsiran Al – Qur'an ).
Meolong Lexy, J, , Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-7.
Mubarok Ahmad, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus,1999).
Muhammad. Abu Bakar Drs, Terjemahan Subulus- Salam (Surabaya: al- Iklas).
Partanto Pius A. dan M. Dahlan al- Barry, Kamus Ilmiah Popular, (Surabaya :
Arkola).
Poerwadarminta WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PN. Balai
Pustaka. 1976 ), Cet. Ke- 5, h. 813.
Rakhmat.Jalaludin M. Drs Sc., Metode Penelitian Kominikasi (Jakarta: Remaja
Rosdakarya,2004), Cet.Ke-11.
Saepuddin Ahmad M, Masjid Pemuda Dan Masyarakat Mimbar Ulama,(1997).
Sarwono Sarlito Wirawan, Psikologi Remaja, ( Jakarta : Rajawali Press, 1991 ), Cet. Ke – 2.
Sutrisno Hadi,Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1999).
Sudjana, Metode Statiska ( Bandung : Tarsito,1996), Edisi Ke-6 .
Suhasimi,Arikunto Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : Bumi aksara, 1)
Suryarimbun Masri dan Efendi Sofyan, Metodologi Penelitian Survey ( jakarta :
LP3ES, 1995).
Soerjono Soekarno, Mengenalkan Dan Memehami Masalah Remaja, (Jakarta
Pustaka Antara, 1996) Cet. Ke-4.
Syukur,Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Isalam, (Surabaya: Alklas, 1983).
Willis,Sofyan S. Problem Remaja dan Pemecahannya, ( Bandung : Aksara,1981),
Cet, Ke – 3.
Yakan. Fathi Pemuda Dan Revolusi, (Jakarta : Media Dakwah, 1990), Cet. Ke-3.
Yusanto Ismail, Islami Ideologi : Refleksi Cendikiawan Muslim, (Surabaya : Al-Izzah,1990).
Zubaidi Natsir, Fungsi Masjid Di Zaman Modern Di Pertanyakan, (Suara
Masjid,1989).