jurusan ilmu hubungan internasional · pdf file... kerusakan hutan yang terjadi di indonesia...
TRANSCRIPT
![Page 1: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/1.jpg)
DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN UNTUK DIREKTOR
UN PROGRAM ENVIRONMENTAL CONSERVATION
MATA KULIAH KEBIJAKAN PUBLIK GLOBAL
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA2007
![Page 2: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/2.jpg)
PENGANTAR
Hutan merupakan salah satu lingkungan ekologi yang perlu
dilindungi.Dalam perkembangannya kualitas dan keutuhan ekosistem yang hidup
didalamnya mengalami penurunan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi yang terdiri dari tim ahli yang
bergerak dalam bidang lingkungan khususnya kehutanan mencatat dalam kurun
waktu 6 (enam ) tahun terakhir yaitu pada tahun 2000 sampai dengan 2006 telah
terjadi kerusakan hutan secara ekstrem yang terjadi di Indonesia.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, kerusakan hutan yang terjadi di
Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam pengelolaan sumber daya hutan
dan 20% sisanya merupakan faktor alam. Tingginya tingkat pembukaan lahan
dengan cara membakar yang dilakukan oleh para pengusaha perkebunan maupun
para pengelola HPH dan penebangan kayu secara ilegal telah membawa dampak
buruk bagi keseimbangan lingkungan. Salah satunya khasus kebakaran hutan yang
terjadi tiap tahunnya di Indonesia menuai keprihatinan masyarakat internasional
karena dampak yang disebabkan bersifat global. Ada kecemasan bahwa kalau
kebakaran dan kerusakan hutan di Indonesia tidak ditangani maka kebakaran yan
sama akan berulang baik di Indonesia maupun di Negara-negarayang memiliki
hutan tropis lainnya.
Meskipun berbagai upaya dari pemerintah telah dilakukan, namun
kebakaran terus terjadi. Masih berlangsungnya kebakaran tersebut disebabkan
karena luasnya hutan yang terbakar sementara kapasitas pemerintah Indonesia
terbatas. Sementara itu tidak ada upaya regional dalam kerangka ASEAN.
Negara-negara Asean menolak untuk ikut mengatasi kebakaran karena mereka
menganggap kebakaran hutan di Indonesia adalah masalah dalam negeri. Padahal
kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan di Indonesia sempat dirasakan
oleh beberapa negara Asean.
Dalam pelataran tersebut di atas, keseimbangan lingkungan khususnya
kelestarian hutan harus diperhatikan dalam pengelolannya dan menjadi tanggung
jawab internasional. Karena dampak penurunan kualitas hutan akibat kerusakan
![Page 3: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/3.jpg)
sistem ekologisnya yang disebabkan kesalahan pengelolaan sumber daya hutan
tidak hanya dirasakan pada tingkat lokal saja, melainkan sampai ke tingkat global.
Dalam mencapai tujuan dan menjawab tantangan dari pembangunan yang
berkesinambungan berbasis kelestarian lingkungan. Maka kami selaku Kelompok
Kerja Lingkungan Internasional, telah merumuskan berbagai rekomendasi
kebijakan, dan memberikan berbagai alternatif kegiatan yang mengarah pada
pembangunan berkelanjutan, menyatukan kepedulian lingkungan dan keadilan
sosial. Ditujukan untuk Direktur UN Environmental Program dalam mencegah
kerusakan lingkungan, khususnya kerusakan hutan yang disebabkan oleh
kebakaran. Semoga rekomendasi ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap
implementasi dari sasaran agenda 21 dalam penanganan lingkungan secara global.
Stockholm, Januari 2007
Eriex Yohanes Prasetyo Chairman Of International
Working Group On Forestry Commision
![Page 4: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/4.jpg)
INTERNATIONAL WORKING GROUP ON FORESTRY
SECTOR ARE :
A. CHAIRMAN : Eriex Yohanes P. ( 151020242 )
B. SECRETARY : Felisya H. J ( 151030177 )
Rika Wisudawati ( 151040133 )
C. GOVERNMENT : Indro Dwi Haryono ( 151030223 )
Erma Safitri ( 151030021 )
Saad Mohamad Alkatiri ( 151030239 )
Nobertus Melky Y. P. ( 151030126 )
D. NGO’s AND THE LOCAL PEOPLES :
Irma Herawati ( 151040038 )
Stephanus Yusup Tri Effendi ( 151040137 )
Dyah Ayu Kusumaningtyas ( 151040142 )
Aryo Rahardi Tyo ( 151040205 )
Sri Mujiyati ( 151040171 )
E. BUSINESSMAN :
Retno Dwi S. ( 151040329 )
Prima Ady ( 151030093 )
F. ENVIRONMENT OBSERVER TEAM :
Felisya H. J. ( 151030177 )
Rika Wisudawati (151040133 )
Eriex Yohanes Prasetyo ( 151020242 )
Kadek ( 151030297 )
Walterius Babo ( 151030236 )
![Page 5: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/5.jpg)
Bregas Pamuji ( 151030058 )
Winda E.U. ( 151030158 )
G. ASEAN :
Ika Damayanti F. N. ( 151030059 )
Sherly M. Doko ( 151030147 )
![Page 6: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/6.jpg)
I. LATAR BELAKANG PEMBUATAN KEBIJAKAN
Hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan dan lahan di negeri ini,
terutama pada musim kemarau. Setiap saat pula kita mencari siapa biang keladi
pembakar hutan-hutan tersebut. Ketika disibukkan mencari pelaku, hujan pun
datang dan pencarian masalah pun lalu reda. Sesungguhnya kita bisa belajar dari
seringnya terjadi kebakaran hutan di Indonesia. Data yang dikeluarkan Ditjen
Pelestarian Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Departemen Kehutanan
menyebutkan bahwa kebakaran hutan yang terjadi tahun 1999 mencapai 44.090
hektare, tahun 2001 seluas 14.329,5 hektare, tahun 2002 seluas 35.496,73 hektare
dan tahun 2003 seluas 3.545,45 hektare.
• 56% dari total titik api bulan Juli terjadi pada lahan gambut. Pada 2004,
2005 dan periode Januari – Juni 2006, 49%, 75% dan 66% dari titik api
terjadi pada lahan gambut. Lahan gambut tropis memainkan peranan global
yang krusial dalam penyimpanan karbon dan perbaikan iklim. 13% dari seluruh
tanah gambut Asia Tenggara ada di Riau. Sayangnya, kebakaran hutan dan lahan
cukup parah di lahan gambut Riau setiap tahunnya. Emisi karbondioksida dari
lahan gambut di Asia Tenggara yang diakibatkan oleh praktek manajemen tidak
berkesinambungan (drainase gambut untuk perkebunan kelapa sawit dan HTI,
pertanian, penebangan tidak berkesinambungan, kebakaran hutan dan lahan)
adalah salah satu sumber terbesar tunggal dari emisi gas rumah kaca secara global,
sepadan dengan 10% rata-rata emisi bahan bakar fosil global lebih dari 10 tahun
lalu. Karena itu, kebakaran pada lahan gambut Riau berandil secara signifikan
bagi pemanasan global dan perlu dihentikan.
.• Titik api pada Juli terdeteksi di dalam kawasan lindung: Suaka Satwa Liar
Rimba Baling, Suaka Satwa Liar Giam Siak Kecil, Taman Nasional Tesso
Nilo. Kawasan-kawasan ini sangat perlu dilindungi dari kebakaran.
• Blok hutan Tesso Nilo perlu secara resmi diatur dan dilindungi secara
mendesak demi konservasi gajah Sumatra yang langka. Titik-titik api
terkonsentrasi di dua kawasan perambahan tidak sah dan berskala besar, Toro (12
titik api), dan Bukit Kesuma (19), di dalam dua konsesi HPH yang ada serta
![Page 7: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/7.jpg)
Bagan Limau (18 titik api) di dalam Taman Nasional. Pembakaran terbuka dipicu
oleh para perambah dalam upaya membersihkan lahan untuk perkebunan kelapa
sawit.
Di antara delapan blok hutan yang tersisa di Riau, blok Senepis, Libo dan
Tesso Nilo yang parah terkena kebakaran bulan Juli.
Blok hutan Senepis adalah salah satu dari habitat tersisa terakhir bagi Harimau
Sumatra yang terancam punah. Tidak ada banyak masyarakat dan persoalan
perambahan di area, namun banyak titik api muncul di dalam konsesi Hutan
Tanaman Industri di mana pembabatan hutan alam tengah terjadi. Selama Juli
2006, 32 titik api ditemukan di dalam dua konsesi HTI.
Blok hutan Libo adalah habitat tersisa yang penting bagi Gajah Sumatra yang
terancam punah. Ada 332 titik api bulan Juli di atas area 390.000 ha (1 titik api
per 1.200 ha). Libo ditutupi oleh banyak Penebangan Pilihan, konsesi HTI dan
Perkebunan Kelapa Sawit, terkadang tumpang tindih dengan satu sama lainnya.
HPH liar atau pembabatan hutan oleh perusahaan-perusahaan telah merusak blok
hutan ini dengan sangat cepat, diikuti dengan perambahan lewat cara babat-dan-
bakar menggunakan akses jalan yang dibangun perusahaan atau pembalak liar.
Konflik-konflik antara manusia dan gajah terus meningkat, manusia dan gajah
sama-sama menderita.
• 59% dari total titik api bulan Juli terjadi di luar konsesi Hutan Tanaman
Industri (HTI) atau konsesi Perkebunan Kelapa Sawit. Pada 2004, 2005 dan
Januari – Juni 2006, 50%, 43% dan 27% terjadi di kawasan-kawasan
tersebut. Ada tiga kawasan dimana titik api terkonsentrasi di luar konsesi HTI
atau kelapa sawit: Kubu, Mahato dan Ujung Batu.
Kawasan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir: ada sedikit titik api hingga Juni tahun
ini, bagaimanapun, tiba-tiba 321 titik api menutupi lebih dari 80.000 hektare
kawasan rawa gambut di bulan Juli, sepadan dengan 1 titik api per 250 ha. Antara
2002 dan 2005, pembalakan liar berskala besar terjadi di bekas konsesi HPH di
kawasan yang terlantar ini. Konsesi HPH perusahaan telah habis dan Menhut
mengambil lagi izin itu. Menurut citra satelit Landsat, tidak hanya pohon-pohon
besar yang ditebang secara selektif, namun juga pohon-pohon lebih kecil yang
![Page 8: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/8.jpg)
pantas untuk produksi bubur kertas yang dibabat, mengakibatkan, pembabatan
hutan habis di kawasan itu.
Kawasan Mahato, Kabupaten Rokan Hulu: Enam puluh tiga titik api menutupi
satu kawasan 12.000 ha, atau sepadan 1 titik api per 190 ha. Kawasan ini, yang
dulunya Hutan Lindung dari hutan dataran rendah, telah berubah total menjadi
perkebunan kelapa sawit oleh PT. Torganda selama dua tahun, 2002-2004. Survei
2005 oleh tim kajian Wasteland menemukan konflik antara Dinas Kehutanan
Riau, perusahaan kelapa sawit dan masyarakat.
Ujung Batu, Kabupaten Rokan Hulu: 105 titik api menutupi 40.000 ha, 1 titik
api 381 ha. Kawasan ini merupakan perkebunan sawit yang berprospek bagus
yang menarik masyarakat untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit.
Kawasan tersisa ini memiliki lereng yang curam dan sebagian tumpang tindih
dengan hutan lindung. Di dalam kawasan, masyarakat menebang, membersihkan,
membakar dan menggarap kawasan untuk perkebunan kelapa sawit.
• 24% dari total titik api bulan Juli terjadi di dalam konsesi Hutan Tanam
Industri. Pada 2004, 2005 dan Januari – Juni 2006, 28%, 36% dan 39%
terjadi di dalam. 26% kebakaran bulan Juli ditemukan di dalam konsesi asosiasi
APP, 17% di dalam konsesi asosiasi APRIL, dan 57% di dalam konsesi yang
terkait dengan APP atau APRIL. Daftar 20 teratas konsesi dengan lebih banyak
titik api pada Juli 2006 menunjukkan bahwa konsesi yang sama memiliki banyak
titik api pada 2004, 2005 dan Januari – Juni 2006 juga. Bekas konsesi PT.
Chandra Dirgantara (37.792 ha), dengan izin yang belum diketahui, antara Suaka
Satwa Liar Kerumutan dan Taman Nasional Bukit Tigapuluh mengandung
kawasan hutan alam yang penting, termasuk di dalam koridor berpotensi satwa
liar di Lanskap Konservasi Tesso Nilo Bukit Tigapuluh. Bagaimanapun, konsesi
ini memiliki jumlah terbesar titik api bulan Juli (59) di antara konsesi HTI di
Riau. Untuk konsesi ini, diduga berasosiasi dengan APRIL.
• 19% total titik api pada Juli terjadi di dalam konsesi Perkebunan Kelapa
Sawit. Pada 2004, 2005 dan Januari – Juni 2006, 23%, 23% dan 40% terjadi
di dalamnya. Kebakaran tiap tahun terjadi berulangkali di musim kering yang
kebanyakan pada lahan gambut milik sejumlah perusahaan seperti PT. Citra
![Page 9: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/9.jpg)
Sumber Sejahtera (APRIL), PT. Mitra Hutani Jaya (APP), PT Ekadura Indonesia
(Astra group), PT Multy Gambut Industry (Banggaya Plan SDN BHD Malaysia),
PT Jatim Jaya Perkasa (Wilmar group) dan PT Murini Samsam (Wilmar group).
Daftar 20 teratas konsesi dengan lebih banyak titik api pada Juli 2006
menunjukkan konsesi yang sama yang memiliki banyak titik api pada 2004 and
2005.
Mengingat luasnya wilayah kebakaran hutan yang menjadi paru-paru
dunia maka perlu kiranya dibuat suatu kebijakan yang dapat dijadikan acuan
untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan yang telah terjadi.
II. AKAR MASALAH / SEBAB KEBAKARAN HUTAN
• Kebakaran hutan yang disebabkan oleh alam
1. Gejala alam skala global : Kondisi alam yang tidak mendukung, misalnya,
bencana alam, musim kemarau panjang yang membuat areal kehutanan
menjadi begitu panas. kebakaran diperparah dengan adanya musim
kemarau ekstrem yang seringkali dikaitkan dengan pengaruh iklim EL
Nino, memberikan kondisi yang ideal untuk terjadinya kebakaran hutan
dan lahan.
2. Lahan gambut dapat menjadi bahan bakar yang relatif melimpah sebab,
kekeringan telah menyebabkan air tanah menurun di rawa-rawa air tanah
yang besar di pedalaman. Lantas, lapisan gambut terpapar dan mengering.
Pohon yang kebanyakan memiliki perakaran dangkal mengering dan
tumbang. Baik gambut kering maupun kayu mati akhirnya merupakan
bahan bakar yang efektif bagi penyebaran api pada permukaan dan di atas
tanah. Api yang berkobar pada gambut dan batu bara di hutan rawa
gambut akhirnya menyebar ke daerah-daerah hutan lainnya.
![Page 10: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/10.jpg)
• Kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia
1. Alih fungsi hutan / pembukaan lahan untuk perkebunan, pertanian,
pemukiman, transmigrasi, dll dengan menggunakan api yang tidak
terkendali. Ini merupakan penyebab utama dari kebakaran hutan yang
terjadi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran
terhadap kelestarian lingkungan. Terutama karena kurangnya pengetahuan
mengenai pentingnya hutan bagi kehidupan.
2. Kompleksitas jaring kemiskinan, persoalan pembangunan dan tata
kepemerintahan. Faktor tata laksana pemerintah yang kurang serasi serta
potensi penyebab konflik ditengah masyarakat adalah ketidak adilan dalam
alokasi hasil SDA yang dibagikan penduduk asli setempat, pendatang dan
pabrik yang melakukan investasi di wilayah tersebut. Tidak jarang
dilaporkan bahwa reaksi masyarakat terhadap ketidakadilan itu adalah
melakukan pembakaran dengan sengaja dalam upaya mencapai hak
mereka.
3. Illegal logging yang dilakukan oleh pengusaha-pengusaha yang tidak
bertanggung jawab merupakan salah satu penyebab kebakaran hutan.
Karena sisa-sisa penebangan hutan tersebut dapat menjadi salah satu bahan
bakar potensial yang memperpanjang usia kebakaran hutan yang terjadi.
4. Titik api yang menyebar ke daerah yang sulit dijangkau manusia membuat
penanganan kebakaran hutan menjadi lambat dan menyebar ke wilayah
yang belum terbakar.
5. Sistem pengelolaan hutan yang belum menyentuh akar permasalahan
ekologi, social dan ekonomi yang terjadi di kawasan hutan itu sendiri dan
hal ini yang kurang dicermati oleh pihak masyarakat, pemerintah, ataupun
lembaga internasional yang konsern terhadap kehutanan Indonesia.
![Page 11: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/11.jpg)
III. DAMPAK KEBAKARAN HUTAN
A. Dampak Lingkungan
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan terhadap ekologi dan lingkungan
adalah sbb.
1. Hilangnya sejumlah spesies
Kebakaran bukan hanya meluluh lantakkan berjenis-jenis pohon
namun juga menghancurkan berbagai jenis habitat satwa lainnya.
Umumnya satwa yang ikut musnah ini akibat terperangkap oleh asap
dan sulitnya jalan keluar, karena api telah mengepung dari segala
penjuru.
Berdasarkan data dari ProFauna yang berkantor pusat di Malang, Jawa
Timur, hewan-hewan endemic yang terkena dampak akibat kebakaran
hutan di Kalimantan antara lain Orang Utan Kalimantan (Pongo
pygmaeus), Owa Kalimantan (Hylobates sp), Lutung Merah
Kalimantan (Presbytis rubicund) dan berbagai jenis burung yang
habitatnya di hutan tropis Kalimantan.
Sedangkan untuk yang di Sumatera, beberapa hewan endemic seperti
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatraensis), Owa Sumatera
(Hylobates sp) dan berbagai jenis burung asli hutan Sumatera, juga
terkena dampaknya.
Kebakaran yang melanda Taman Nasional Tanjung Putting (TNTP) di
Kalimantan Tengah beberapa waktu yang lalu, setidaknya 3.000 Orang
Utan yang menghuni kawasan tersebut terancam.
Data yang ada menunjukkan bahwa kawasan TNTP juga dihuni
Bekantan (Nasalis larvatus), Owa-owa (Hylobates agalis albirbaris),
dan Beruang Madu (Helarcatos malayanos). Selain itu juga terdapat
setidaknya 38 jenis Mamalia termasuk sembilan jenis Primata, 16 jenis
Reptilia, dan 218 jenis Burung.
![Page 12: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/12.jpg)
2. Ancaman erosi
Kebakaran yang terjadi di lereng-lereng pegunungan atau pun di
dataran tinggi akan memusnahkan sejumlah tanaman yang juga
berfungsi menahan laju tanah pada lapisan atas untuk tidak terjadi
erosi. Pada saat hujan turun dan ketika run off terjadi, ketiadaan akar
tanah – akibat terbakar- sebagai pengikat akan menyebabkan tanah ikut
terbawa oleh hujan ke bawah yang pada akhirnya potensial sekali
menimbulkan bukan hanya erosi tetapi juga longsor.
3. Perubahan fungsi pemanfaatan dan peruntukan lahan
Hutan sebelum terbakar secara otomatis memiliki banyak fungsi.
Sebagai catchment area, penyaring karbondioksida, maupun sebagai
mata rantai dari suatu ekosistem yang lebih besar yang menjaga
keseimbangan planet bumi. Ketika hutan tersebut terbakar, fungsi
catchment area tersebut juga hilang dan karbondioksida tidak lagi
disaring namun melayang-layang di udara. Dalam suatu ekosistem
besar, panas matahari tidak dapat diserap dengan baik karena
hilangnya fungsi serapan dari hutan yang telah terbakar tersebut. Hutan
itu sendiri mengalami perubahan peruntukan menjadi lahan-lahan
perkebunan dan kalau pun tidak, maka hutan akan menjadi padang
ilalang yang akan membutukan waktu lama untuk kembali pada
fungsinya semula.
4. Penurunan kualitas air
Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan menyebabkan
perubahan kualitas air. Kualitas air yang berubah ini lebih diakibatkan
faktor erosi yang muncul di bagian hulu. Ketika air hujan tidak lagi
memiliki penghalang dalam menahan lajunya maka ia akan membawa
seluruh butir tanah yang ada di atasnya untuk masuk ke dalam sungai-
sungai yang ada. Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal
ini akan terus berulang apabila ada hujan di atas gunung atau pun di
hulu sungai.
![Page 13: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/13.jpg)
5. Terganggunya ekosistem terumbu karang
Hal ini lebih disebabkan faktor asap. Tebalnya asap menyebabkan
matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini
akan membuat terumbu karang dan beberapa spesies lainnya menjadi
sedikit terhalang untuk melakukan forosintesa.
6. Sedimentasi di aliran sungai
Tebalnya Lumpur yang terbawa erosi akan mengalami pengendapan di
bagian hilir sungai. Ancaman yang muncul adalah meluapnya sungai
bersangkutan akibat erosi yang terus menerus.
7. Deforestasi dan degradasi hutan
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan antara
lain terjadinya penurunan jumlah hutan yang signifikan di dunia.
8. Menipisnya lapisan ozon
Kebanyakan hutan yang terbakar adalah hutan di lahan gambut yang
mempunyai kontribusi yang besar dalam pengurangan emisi karbon.
Kebakaran lahan gambut dalam jumlah yang besar ini mengakibatkan
peningkatan jumlah emisi karbon yang selanjutnya akan berdampak
pada penipisan lapisan ozon.
B. DAMPAK EKONOMI
Terdapat beberapa dampak ekonomi dari kebakaran hutan termasuk asap yang
dihasilkannya, antara lain :
1. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di
dalam hutan maupun di lingkungan sekitar hutan itu
sendiri
Sejumlah masyarakat yang selama ini menggantungkan hidupnya dari
hasil hutan tidak mampu melakukan aktivitasnya. Asap yang
ditimbulkan dari kebakaran tersebut sedikit banyak mengganggu
![Page 14: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/14.jpg)
aktivitasnya yang secara otomatis juga ikut mempengaruhi
penghasilannya. Setelah kebakaran usai pun dipastikan bahwa
masyarakat kehilangan sejumlah areal dimana ia biasa mengambil
hasil hutan tersebut, seperti rotan, karet, dsb.
2. Terganggunya aktivitas dan penurunan produktivitas
Adanya gangguan asap secara otomatis juga mengganggu aktivitas
yang dilakukan manusia sehari-hari. Misalnya pada pagi hari sebagian
orang tidak dapat melaksanakan aktivitasnya karena sulitnya sinar
matahari menembus udara yang penuh asap. Demikian pula terhadap
banyak aktivitas yang menuntut manusia untuk berada di luar ruangan.
Adanya gangguan asap akan mengurangi intensitas dirinya untuk
beradas di luar ruangan.
Munculnya asap juga menghalangi produktivitas manusia. Walaupun
kita bisa keluar dengan menggunakan masker, tetapi sinar matahari di
pagi hari tidak mampu menembus ketebalan asap yang ada. Secara
otomatis waktu kerja seseorang pun berkurang karena harus menunggu
sedikit lama agar matahari mampu memberikan sinar terangnya.
Ketebalan asap juga memaksa orang menggungakan masker yang
sedikit banyak mengganggu aktivitasnya sehari-hari.
Hal tersebut di atas mengakibatkan berkurangnya pemasukan yang
diterima oleh individu.
3. Menurunnya devisa negara
Turunnya produktivitas secara otomatis mempengaruhi perekonomian
mikro yang pada akhirnya turut mempengaruhi pendapatan negara.
4. Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata
Tebalnya asap juga mengganggu transportasi udara. Sering sekali
terdengar sebuah pesawat tidak bisa turun di satu tempat karena
tebalnya asap yang melingkupi tempat tersebut. Sudah tentu hal ini
akan mengganggu bisnis pariwisata karena keengganan orang untuk
![Page 15: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/15.jpg)
berada di tempat yang dipenuhi asap. Hal ini akan mengakibatkan
pendapatan di bisnis pariwisata akan menurun.
C. DAMPAK SOSIAL
Dampak sosial yang diakibatkan dari kebakaran areal hutan adalah sbb :
1. Terganggunya kesehatan
Peningkatan jumlah asap secara signifikan menjadi penyebab utama
munculnya penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan). Gejala bisa
ditandai dengan rasa sesak di dada dan mata agak berair.
2. Peningkatan jumlah Hama
Sejumlah spesies dikatakan sebagai hama bila keberadaan dan
aktivitasnya mengganggu proses produksi manusia. Bila tidak
“mencampuri” urusan produksi manusia maka ia akan tetap menjadi
spesies sebagaimana spesies yang lain. Sejumlah spesies yang
potensial untuk menjadi hama tersebut selama ini berada di hutan dan
melakukan interaksi dengan lingkungannya membentuk rantai
kehidupan. Kebakaran yang terjadi justru memaksanya terlempar dari
rantai ekosistem tersebut. Dan dalam beberapa kasus ‘ia’ masuk dalam
komunitas manusia dan berubah fungsi menjadi hama dengan merusak
proses produksi manusia yang ia tumpangi atau dilaluinya. Hama itu
sendiri tidak harus berbentuk kecil. Gajah dan beberapa binatang
bertubuh besar lainnya ‘harus’ memorakmorandakan kawasan yang
dilaluinya dalam upaya menyelamatkan diri dan dalam upaya
menemukan habitat barunya karena habitat lamanya telah musnah
terbakar.
D. DAMPAK TERHADAP HUBUNGAN ANTAR NEGARA
![Page 16: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/16.jpg)
Asap yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut sayangnya tidak mengenal
batas administratif. Asap tersebut justru terbawa angin ke negara tetangga
sehingga sebagian negara tetangga ikut menghirup asap yang ditimbulkan dari
kebakaran di negara Indonesia. Akibatnya adalah hubungan antara negara menjadi
terganggu dengan munculnya protes keras dari Malaysia dan Singapura kepada
Indonesia agar kita bisa secepatnya melokalisir kebakaran hutan agar asap yang
ditimbulkannya tidak semakin tebal.
IV. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH DAN
NGO’s
Untuk menangani masalah kebakaran hutan di Indonesia berbagai upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah, diantaranya adalah :
1. Penambahan personil keamanan hutan, dengan penambahan personil yang
memadai diharapkan dapat meminimalisir kebakaran hutan
2. Undang-undang No 41 tahun 1999 Tentang kehutanan.
3. Undang-undang No 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 Tata hutan dan penyusunan
rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2003 Tentang Perusahaan umum
kehutanan negara (perum perhutani).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1998 tentang Penyerahan sebagian
urusan pemerintahan di bidang kehutanan kepada daerah.
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh NGO’s, diantaranya :
1. NGo sudah memberikan surat terbuka kepada pemerintah melalui salah
satu surat kabar harian berskala nasional.
2. Kami juga telah memberikan penyuluhan kepada masyarakat adat dan
![Page 17: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/17.jpg)
masyarakat sekitar wilayah konservasi mengenai pentingnya menjaga
hutan dan bahayanya melakukan pembukaan lahan dengan menggunakan
api.
3. NGo telah melakukan penyelidikan-penyelidikan mengenai kecurangan-
kecurangan yang telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang telah
diberikan konsensi oleh pemerintah.
4. Mengajukan surat pengaduan ke kepolisian dan melaporkan pihak-pihak
yang telah melakukan illegal loging.
Dari upaya – upaya penyelamatan hutan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya,hambatan – hambatan yang muncul antara lain adalah:
1. hutan yang begitu luas, sementara jumlah personil pengamanan hutan
yang sangat terbatas dengan sarana dan prasarana yang serba ke kurangan.
2. Anggaran yang sangat minim untuk pemeliharaan dan pemeliharaan hutan.
3. banyak pengusaha dan masyarakat lebih memilih cara membakar area
hutan untuk membuka lahan baru ketimbang cara lain yang legal
4. kurangnya kesadaran masyarakat tentang arti penting hutan sebagai
penyimbang ekosistem.
5. sering terjadi kebakaran hutan di wilayah-wilayah yang sulit di jangkau
oleh petugas penyelamat hutan.
V. USULAN KEBIJAKAN UMUM DARI KELOMPOK KERJA
• Pencabutan izin pengolahan hutan bagi pengusaha yang terbukti
melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya pencabutan ijin pengelolan hutan bagi pengusaha-
pengusaha diharapkan dapat meminimalisir kerusakan hutan yang
diakibatkan oleh kebakakran hutan.
• Menetapkan peraturan tentang kriteria penebangan pohon dimana hanya
pohon-pohon besar yang telah berumur puluhan tahun dan setiap satu
pohon yang ditebang diwajibkan mengganti dengan melakukan
![Page 18: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/18.jpg)
penanaman bibit minimal 10 bibit pohon.
Hal ini sebagai upaya regenerasi hutan demi kelestarian hutan.
• Memperketat syarat-syarat pemberian izin HPH bagi pengusaha yang
melakukan usaha pengelolaan hutan.
Memperketat syarat-syarat ijin HPH merupakan suatu bentuk preventif
penyalahgunaan wewenang dalam pengelolaan hutan.
• Menetapkan Tarif pajak yang tinggi bagi pengusaha yang melakukan
usaha pengelolaan hutan. Upaya pemberian tarif pajak yang tinggi
merupakan salah satu sumber devisa bagi pemerintah.
Adanya tarif pajak yang tinggi yang diberikan kepada pengusaha oleh
pemerintah dimaksudkan untuk membatasi jumlah perusahaan yang akan
mengelola sumber daya hutan.
• Membentuk tim independen untuk investigasi lapangan dan menindak
tegas perusahaan pelaku (antara lain dengan pencabutan ijin, pemberian
sanksi dan hukuman seberat-beratnya bagi pelaku kebakaran hutan sesuai
dengan undang-undang dan melakukan penegakan hukum yang sejati.
Adanya pembentukan tim independent diharapkan dapat menjadi referensi
silang untuk mengevaluasi berbagai dampak positif maupun negatif dalam
pengelolaan sumber daya hutan.
• Menghentikan pemberian insensif kebijakan dan finansial yang merusak
hutan alam dengan mencabut seluruh ijin pemanfaatan kayu (IPK).
Dengan menghentikan insentif kebijakan dan finasial kepada pengusaha
yang terbukti melakukan pembakaran hutan diharapkan pengusaha lebih
bertanggung jawab atas lahan yang terbakar.
• Moratorium/jeda penebangan hutan untuk menyelamatkan generasi yang
akan datang.
Kebijakkan pemerintah mengenai moratorium atau jeda penebangan
merupakan langkah preventif untuk menjaga keseimbangan dalam
pemanfaatan sumber daya hutan.
• Peningkatan tekanan internasional dan penguatan kapasitas lembaga
pemerintah untuk menegakan hukum zero burning yang ada bagi
![Page 19: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/19.jpg)
perusahaan. Penyediaan insentif untuk tidak melakukan pembakaran.
• Klarifikasi kepemilikan lahan – masyarakat, negara, dan industri - untuk
mendorong pengelolaan lahan basah yang lestari.
Dengan adanya klarifikasi kepemilikan lahan yaitu masyarakat adat,
negara dan industri diharapkan pengelolaan hutan yang bekesinambugan
dapat terwujud.
• Pengembangan mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan bagi
masyarakat sehingga mengurangi penggunaan api. Pengembangan
kemitraan yang setara antara pemerintah / perusahaan dan masyarakat
dalam pembangunan lahan basah. Pengalihan pertanian tanaman setahun
menjadi perkebunan/agroforestry (dalam kemitraan dengan
perusahaan)untuk meningkatkan taraf hidup dan menghindari pembakaran
tahunan. Pemilihan tanaman keras yang cocok.
• Mengusulkan pada anggota-anggota ASEAN untuk menjadikan masalah
kebakaran hutan sebagai masalah bersama anggota ASEAN.
Mengingat kebakaran hutan mempunyai dampak negatif dan bersifat
transboundary maka diperlukan adanya kerjasama tingkat regional dalam
upaya menjaga kelestarian hutan khususnya akibat kebakaran hutan.
• Inisiatif kebijakan yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kebakaran perlu memperhitungkan biaya maupun
manfaat yang terkait dengan penggunaan api, dan juga distribusinya.
• Penilaian ekonomi terhadap berbagai kebijakan yang ditujukan untuk
menangani masalah deforestasi dan degradasi hutan atau pencemaran
kabut asap, harus memperhatikan penyebab dan dampak yang berbeda.
• Berbagai insentif yang dihadapi para pemegang HPH untuk
menginvestasikan dana pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu
dipahami.
• Masalah pencemaran kabut asap memang perlu diatasi, tetapi masalah
kebakaran yang mengakibatkan deforestasi dan degradasi hutan juga perlu
ditangani karena juga dapat menimbulkan kerugian yang signifikan.
• Penelitian dan pengkajian kebijakan di masa datang harus ditujukan untuk
![Page 20: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/20.jpg)
meningkatkan pemahaman tentang kerusakan fungsi hutan sebagai akibat
kebakaran, supaya dapat mengestimasi berbagai kisaran potensi kerugian
yang timbul karena pencemaran kabut asap.
• Indikator ekonomi dan juga lingkungan perlu diperhitungkan dalam
pengembangan kebijakan-kebijakan yang ditujukan untuk menekan
dampak kebakaran dan pencemaran kabut asap.
• Untuk mendukung pengelolaan sumber daya yang lebih baik, diperlukan
penelitian untuk menilai arela hutan berakses rendah (menggunakan
parameter konservatif mengenai akses manusia), arela hutan primer dan
hutan sekunder yang kondisi lingkungannya berpotensi signifikan
meningkatkan resiko kebakaran.
• Diperlukan adanya suatu kajian untuk menjelaskan kontribusi relatif dari
berbagai kegiatan terhadap pencemaran kabut asap.
• Pengelolaan dan akhirnya regenerasi atau restorasi lahan gambut
diperlukan untuk mencegah pencemaran udara yang signifikan.
• Kesenjangan pengetahuan pada tingkat tertentu pembuat kebijakan
(kabupaten dan propinsi), perlu diisi untuk mengembangkan respon
kebijakan yang tepat.
• Adanya tindakan penghukuman yang jelas, misalnya perusahaan yang
memanfaatkan kebakaran secara illegal harus dituntut, dan jika ternyata
bersalah denda yang dikenakan harus cukup berat sehingga dapat
menjerakan perusahaan lain.
• Mengingat kontribusi lahan gambut dalam emisi karbon, perlu
dipertimbangkan apakah konservasi lahan gambut harus dimasukkan
dalam periode komitmen kedua dari Protokol Kyoto.
• Masyarakat adat harus diberikan pengarahan dan penyuluhan mengenai
bahaya kebakaran hutan dan alternatif teknologi tentang cara pembukaan
lahan tanpa api. Karena selama ini masyarakat adat selalu menggunakan
api dalam setiap usahanya untuk membuka hutan yang akan digunakan
sebagai lahan pertanian dimana hal ini semakin memperparahkebakaran
hutan di Indonesia.
![Page 21: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/21.jpg)
• Masyarakat adat berhak mendapatkan insentif dan kompensasi berupa
layanan kesehatan, pendidikan, infrastuktur dan lapangan pekerjaan akibat
pembakaran hutan yang terbukti dilakukan secara sengaja sesuai dengan
peratuan perundangan yang berlaku.
Karena dengan kebakaran hutan tersebut wilayah masyarakat adat semakin
mengecil, disamping itu lapangan pekerjaan masyarakat adat yang
sebagian besar adalah mengelola hasil-hasil hutan juga turut berkurang
makamerupakan hal yang wajar jika masyarakat mendapatkan kompensasi
dan insetif tersebut.
• Pembuatan perjanjian antara pengusaha, pemerintah dan masyarakat adat
untuk setiap pembukaan lahan, sebagai bukti tertulis.
Sehingga ketika terjadi pelanggaran terdapat kejelasan mengenai apa yang
dilanggar dan siapa saja yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran
tersebut.
• Masalah kebakaran hutan harus dipandang sebagai persoalan global,
sehingga dampak yang diakibatkan menjadi tanggung jawab seluruh
anggota ASEAN.
• Lebih mengefektifkan peran ASEAN dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan di tingkat regional melalui LITBANG dan peningkatan
anggaran dana terhadap upaya penanggulangan kebakaran hutan, serta
memberikan sanksi berupa denda kepada negara yang terbukti melakukan
pelanggaran.
• Bekerjasama dengan elemen-elemen terkait untuk menyelenggarakan
pendidikan dan sosialisasi usaha penmanfaatan hutan dengan prinsip
kelestarian hutan kepada seluruh pihak-pihak yang bersangkutan dalam
usaha menjaga hutan.
Sehingga usaha pemanfaatan hutan, pencegahan kebakaran hutan dan
penanggulangan kebakaran hutan menjadi tanggung jawab bersama.
• Bekerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan fasilitas untuk upaya
pencegahan kebakaran hutan.
Karena dengan adanya koordinasi dalam menyediakan fasilitas
![Page 22: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/22.jpg)
pencegahan kebakaran hutan diharapkan dapat eminimlisir dampak dari
kebakaran hutan.
• Pemberian sarana early warning system sebagai upaya penanggulangan
kebakaran hutan.
Dengan demikian kebakaran hutan tersebut dapat langsung dipadamkan
tanpa sempat menjalar ke wilayah lain.
• HPH yang terbukti membakar hutan secara land cleaning yang bukan
wilayah konsesinya maka diwajibkan untuk membangun kembali ¾ hutan
yang terbakar.
Sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi perusahaan yang terbukti
melakukan pelanggaran. Dan membuat pengusaha lain yang
ininmelakukan pelanggaran tersebut berpikir dua kali sebelu melakukan
tindak pelanggaran.
DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN UNTUK DIREKTOR
UN PROGRAM ENVIRONMENTAL CONSERVATION
” MENJAGA KELESTARIAN HUTAN DARI KERUSAKAN UNTUK
MENJAGA DEGRADASI LINGKUNGAN SECARA GLOBAL“
Tujuan : Meningkatkan Kesadaran dan Tanggung Jawab Terhadap
Kerusakan Lingkungan
Rekomendasi tingkat Internasional :
![Page 23: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/23.jpg)
• Menyusun pedoman aspek-aspek penting mengenai kelestarian lingkungan
khususnya hutan sebagai tanggung jawab internasional dengan membuat
kebijakan secara internasional guna mencegah kerusakan hutan tanpa
menghilangkan kedaulatan suatu negara.
• Melindungi kelestarian hutan secara global dengan membentuk cagar-
cagar untuk diaplikasikan ditingkat regional dan nasional.
Rekomendasi tingkat regional :
• Mengadopsi kebijakan internasional dalam pencegahan
kerusakan hutan ditinggkat regional.
• Membentuk cagar-cagar hutan ditingkat regional untuk
melindungi kerusakan hutan dan sebagai aplikasi dari tingkat
internasional.
Rekomendasi tingkat Nasional :
• Mengadopsi berbagai kebijakan baik dari tingkat internasional maupun
tingkat regional dan diimplementasikan dalam kebijakan nasional
disesuaikan dengan karakter dan kondisi budaya lokal yang ada.
• Membentuk kawasan cagar di tingkat nasional sebagai satu kesatuan
cagar-cagar lain baik ditingkat regional dan internasional.
” MEMANFAATKAN HUTAN LESTARI SEBAGAI MODEL
PENGELOLAAN LAHAN DAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DAN PERLINDUNGAN HUTAN UNTUK
KEPENTINGAN GLOBAL “
![Page 24: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/24.jpg)
Tujuan 1 : Meningkatkan Dukungan dan Keterlibatan Masyarakat Lokal.
Rekomendasi tingkat Internasional :
• Menyusun pedoman aspek-aspek penting mengenai pengelolaan hutan
lestari, termasuk penyelesaian konflik, ketentuan bagi keuntungan lokal,
dan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan
tanggung jawab pengelolaan.
Rekomendasi tingkat Regional :
• Mengindentifikasikan dan menelaah faktor-faktor yang menyebabkan
degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak
lestari di tingkat regional.
• Survei kepedulian berbagai pemangku kepentingan dan melibatkan mereka
secara penuh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengelolaan dan pemanfaatan hutan lestari di tingkat regional.
Rekomendasi tingkat Nasional :
• Survei kepedulian berbagai pemangku kepentingan dan melibatkan mereka
secara penuh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan lestari.
• Mengembangkan insentif bagi konservasi dan pemanfaatan sumberdaya
hutan yang berkelanjutan, dan mengembangkan mata pencaharian
alternatif bagi masyarakat lokal apabila kegiatan-kegiatan yang ada
terbatas atau dilarang di dalam zona cagar hutan.
Tujuan 2 : Menjamin Adanya Keselarasan dan Interaksi Antar Elemen
Dalam Pemanfaatan Sumber Daya Hutan Secara Lestari.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
![Page 25: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/25.jpg)
• Menyusun program-program untuk melindungi kelestarian hutan dengan
cara mengamkapanyekan dampak negatif atas kerusakan hutan.
Mempromosikan arti penting kelestarian hutan untuk keseimbangan dan
kelangsungan hidup.
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Memasukkan kelestarian hutan ke dalam rencana untuk
mengimplementasikan sasaran-sasaran pemanfaatan berkelanjutan dari
Agenda 21 dan konvensi-konvensi kelestarian lingkungan hidup.
• Membuat dan mengeluarkan kebijakan dalam perencanaan yang efektif
dan membentuk lembaga-lembaga yang berwenang untuk melaksanakan
mekanisme yang berlaku.
• Mengindentifikasikan dan menelaah faktor-faktor yang menyebabkan
kerusakan lingkungan hutan dan pemanfaatan sumber daya hutan yang
tidak lestari.
• Mengevaluasi produk-produk alami dan jasa lingkungan kemudian
memanfaatkan evaluasi tersebut untuk mempromosikan penghasilan yang
berwawasan lingkungan dan secara ekonomi berkesinambungan bagi
masyarakat lokal.
• Menjamin bahwa keuntungan yang diperoleh dan pemanfaatan sumber
daya hutan dibagi dengan adil dan merata kepada para pemangku
kepentingan, misalnya perolehan dari karcis masuk, penjualan produk-
produk alam atau kerajinan tangan, pemanfaatan teknik konstruksi dan
tenaga kerja lokal, dan pengembangan kegiatan-kegiatan yang
berwawasan lestari ( terutama kehutanan )
• Membentuk jaringan konsultasi lokal yang terdiri dari para pemangku
![Page 26: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/26.jpg)
kepentingan bidang ekonomi dan sosial, termasuk seluruh pihak yang
memiliki kepentingan (misalnya kelompok bisnis, pertanian, kehutanan,
perburuan, penyedia air, pariwisata, rekreasi, penelitian).
Tujuan 3 : Mengintegrasikan Cagar Hutan Dalam Rencana Pembangunan
Regional.
Rekomendasi untuk tingkat Regional :
• Menyelenggarakan forum-forum pertemuan dan mengembangkan lokasi-
lokasi percontohan untuk mengamati masalah-masalah sosial-ekonomi dan
lingkungan yang terdapat di daerah dan bagi pemanfaatan
keanekaragaman hayati yang penting bagi daerah tersebut secara lestari.
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Memasukkan cagar hutan lestari ke dalam kebijakan pembangunan daerah
dan ke dalam proyek perencanaan tataguna lahan.
• Memacu sektor-sektor yang berperan dalam pemanfaatan lahan yang
berdekatan dengan kawasan cagar hutan lestari untuk mengadopsi
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan pemanfaatan lahan secara
berkelanjutan.
“ MEMANFAATKAN CAGAR HUTAN LESTARI UNTUK PENELITIAN,
PEMANTAUAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN “
Tujuan 1 : Meningkatkan Pengetahuan Tentang Interaksi Antara Manusia
dan Lingkungan Hutan Lestari.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
![Page 27: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/27.jpg)
• Memanfaatkan Jaringan Cagar Hutan Dunia untuk melakukan penelitian
komparatif tentang lingkungan dan sosial-ekonomi, termasuk penelitian
jangka panjang yang membutuhkan waktu puluhan tahun untuk
menyelesaikannya.
• Memanfaatkan Jaringan Cagar Hutan Dunia untuk program penelitian
internasional yang berkaitan dengan topik-topik seperti keanekaragaman
hayati, desertifikasi, siklus air, ethnobiologi, dan perubahan global.
• Memanfaatkan Jaringan Cagar Hutan Dunia untuk program kerjasama
penelitian pada tingkat regional dan internasional, seperti yang terdapat di
wilayah belahan bumi selatan, Asia Timur dan Amerika Latin.
• Mendorong pengembangan sarana yang inovatif, penelitian antar disiplin
ilmu untuk cagar hutan lestari, termasuk sistem-sistem model yang
fleksibel untuk mengintegrasikan data sosial, ekonomi dan ekologi.
• Mengembangkan pusat informasi untuk sarana penelitian dan metodologi
bagi cagar hutan lestari.
• Mendorong adanya interaksi antara Jaringan Cagar Hutan Dunia dan
berbagai jaringan penelitian dan pendidikan lainnya, dan memfasilitasi
pemanfaatan cagar hutan lestari untuk proyek-proyek kerjasama di bidang
penelitian antara universitas dan lembaga-lembaga pendidikan dan
penelitian, pada sektor swasta maupun publik, dan organisasi non
pemerintah maupun pada tingkat pernerintah.
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Mengintegrasikan cagar hutan lestari dengan program penelitian ilmiah
nasional dan regional, dan menghubungkan kegiatan-kegiatan penelitian
tersebut ke dalam kebijakan nasional dan regional tentang konservasi dan
pembangunan berkelanjutan.
![Page 28: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/28.jpg)
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar :
• Memanfaatkan cagar hutan lestari untuk penelitian dasar dan terapan,
terutama proyek-proyek yang mempunyai fokus tentang masalah-rnasalah
lokal, proyek-proyek antar disiplin ilmu yang mengintegrasikan ilmu
pengetahuan alam dan ilmu sosial, dan proyek-proyek yang melibatkan
rehabilitasi ekosistem yang mengalami kerusakan, konservasi tanah serta
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam.
• Mengembangkan sistem pengolahan data untuk kepentingan penelitian dan
pemantauan dalam pengelolaan cagar hutan lestari.
Tujuan 2 : Meningkatkan Kegiatan Pemantauan.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
• Memanfaatkan Jaringan Cagar Hutan Dunia di tingkat internasional,
regional, nasional dan lokal, sebagai prioritas jangka panjang pemantauan
kawasan untuk program-program internasional yang memfokuskan pada
topik-topik seperti sistem observasi ekosistem daratan, perubahan global,
keanekaragaman hayati, dan kelestarian hutan.
• Mendorong pemakaian protokol-protokol baku untuk meta-data
mengenai deskripsi flora dan fauna, untuk memfasilitasi pertukaran
informasi, aksesibilitas dan pemanfaatan informasi ilmiah yang dihasilkan
dari cagar hutan lestari.
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Mendorong partisipasi cagar hutan lestari dalam program nasional
mengenai pemantauan ekologi dan lingkungan serta pengembangan
hubungan antara cagar hutan lestari dan lokasi pemantauan dan jaringan
![Page 29: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/29.jpg)
lainnya.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar :
• Memanfaatkan cagar untuk melakukan inventarisasi fauna dan flora,
mengumpulkan data ekologi dan sosial-ekonomi, melakukan observasi
meteorologi dan hidrologi, mengkaji dampak polusi, dan sebagainya,
untuk kepentingan ilmiah dan sebagai dasar pengelolaan kawasan.
• Memanfaatkan cagar sebagai tempat eksperimen untuk pengembangan dan
pengujian berbagai metode dan pendekatan untuk evaluasi dan
pemantauan keanekaragaman hayati, pelestarian dan kualitas kehidupan
mahluknya.
• Memanfaatkan cagar untuk mengembangkan indikator pelestarian (dalam
arti ekologi, ekonomi, sosial dan institusional) untuk berbagai kegiatan
produktif.
• Mengembangkan sistem pengolahan data untuk pemanfaatan hasil
penelitian dan pemantauan dalam pengelolaan cagar hutan lestari.
Tujuan 3 : Meningkatkan Pendidikan, Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
• Memfasilitasi tukar menukar pengalaman dan informasi antar cagar hutan
lestari, yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan tenaga sukarela
dan masyarakat dalam pengelolaan cagar hutan lestari .
• Mempromosikan pengembangan system komunikasi untuk menyebarkan
informasi mengenai cagar hutan lestari dan pengalaman di lapangan.
![Page 30: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/30.jpg)
Rekomendasi untuk tingkat regional
• Mendorong partisipasi cagar hutan lestari dalam berbagai jaringan dan
program internasional, untuk mempromosikan keterkaitan antara
pendidikan dan kesadaran masyaraka dalam tingkat regional
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Memasukkan informasi mengenai konservasi dan pemanfaatan lestari,
yang diterapkan pada cagar hutan lestari dalam program-program sekolah
dan buku panduan mengajar, serta melalui berbagai media.
• Mendorong partisipasi masyarakat lokal, murid-murid sekolah dan
pemangku kepentingan lain dalam berbagai program pendidikan dan
pelatihan dan dalam kegiatan- kegiatan penelitian dan pemantauan dalam
cagar hutan lestari.
• Membangun pusat informasi pengunjung mengenai cagar hutan lestari,
kepentingannya bagi konservasi dan pemanfaatan lestari keanekaragaman
hayati, dampak sosial-budayanya, dan program-program pendidikan dan
sumber dayanya.
• Mempromosikan pusat-pusat pendidikan ekologi dalam setiap cagar hutan
lestari sebagai sarana untuk pendidikan murid-murid sekolah dan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Tujuan 4 : Meningkatkan Kegiatan Pelatihan Untuk Para Pakar Dan Manajer.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
• Memanfaatkan Jaringan Cagar Hutan Lestari Dunia untuk mendukung dan
mendorong peluang-peluang pelatihan dan program internasional.
![Page 31: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/31.jpg)
Rekomendasi untuk tingkat Regional :
• Memanfaatkan cagar hutan lestari untuk pelatihan lapangan dan kegiatan-
kegiatan seminar nasional, regional dan lokal.
Rekomendasi untuk tingkat Nasional :
• Menentukan pelatihan yang dibutuhkan oleh para manajer cagar hutan
lestari dalam abad ke 21 dan mengembangkan model program pelatihan
untuk topik-topik tertentu seperti bagaimana merencanakan dan
menerapkan program inventarisasi dan pemantauan di cagar hutan lestari,
bagaimana menganalisa dan menelaah kondisi sosial-budaya, bagaimana
menyelesaikan konflik, dan bagaimana mengelola bersama sumber daya di
dalam suatu ekosistem.
Dalam implementasi lokal / tingkat Daerah :
• Mendorong penyelenggaraan pelatihan dan peluang kerja yang sesuai
untuk masyarakat lokal dan para pemangku kepentingan lain supaya dapat
sepenuhnya berpartisipasi dalam program-program inventarisasi,
pemantauan dan penelitian di cagar hutan lestari.
• Mendorong program-program pelatihan untuk masyarakat lokal dan unsur-unsur lokal lainnya (seperti pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dan mereka yang bekerja di bidang produksi, alih teknologi, dan program pengembangan masyarakat) sehingga dapat sepenuhnya berpartisipasi dalam proses perencanaan, pengelolaan, dan pemantauan cagar hutan lestari.
“ MENERAPKAN KONSEP CAGAR HUTAN LESTARI “
Tujuan 1 : Mengintegrasikan Fungsi Cagar Hutan Lestari.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
• Mengidentifikasi dan mempublikasikan contoh (dari model atau contoh
![Page 32: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/32.jpg)
ilustratif) cagar hutan lestari, yang pengalarnan-pengalamannya dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak lain, di tingkat nasional, regional dan
internasional.
Rekomendasi untuk tingkat Regional :
• Memberikan arahan/saran dalam elaborasi dan tinjauan periodik
mengenai strategi dan rencana kerja nasional pengelolaan cagar hutan
lestari.
• Mengkoordinasi pembentukan forum-forum dan mekanisme pertukaran
informasi bagi para manajer cagar hutan lestari.
• Menyiapkan dan menyebarkan informasi tentang bagaimana
mengembangkan rencana-rencana pengelolaan atau kebijakan untuk cagar
hutan lestari.
Rekomendasi untuk tingkat nasional :
• Menjamin bahwa setiap cagar hutan lestari memiliki kebijakan
pengelolaan atau perencanaan yang efektif dan otoritas yang sesuai atau
mekanisme untuk melaksanakannya.
• Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara
kegiatan-kegiatan yang selaras dengan lingkungan dan kondisi sosial di
zona-zona yang sesuai di cagar hutan lestari dan sekitarnya sehingga
menstimulus pembangunan masyarakat.
• Mengembangkan dan secara periodic meninjau strategi dan rencana kerja
nasional untuk cagar hutan lestari; strategi ini harus berusaha mencari nilai
tambah cagar hutan lestari yang dikaitkan clengan kebijaksanaan nasional
lainnya untuk bidang konservasi.
• Membentuk forum-forum dan mekanisme pertukaran informasi lainnya
![Page 33: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/33.jpg)
untuk para manajer cagar hutan lestari.
• Menyiapkan pedoman mengenai masalah-masalah pengelolaan di cagar
hutan lestari, termasuk metode untuk menjamin partisipasi masyarakat
lokal, studi kasus dari berbagai macam pengelolaan, dan teknik
penyelesaian konflik.
Dalam implementasi lokal / tingkat Daerah :
• Mengidentifikasi dan memetakan berbagai zona cagar hutan lestari dan
menentukan statusnya tersebut.
• Mempersiapkan, melaksanakan dan memantau rencana pengelolaan secara
menyeluruh atau kebijakan yang mencakup semua zona-zona di cagar
hutan lestari.
• Menentukan dan menetapkan mekanisme kelembagaan untuk mengelola,
mengkoordinasi dan mengintegrasikan berbagai program kegiatan cagar.
• Menjamin bahwa masyarakat lokal dapat berpartisipasi dalam perencanaan
dan pengelolaan cagar hutan lestari.
• Mendorong inisiatif sektor swasta untuk membangun dan memelihara
kegiatan yang sesuai dengan pelestarian lingkungan dan kondisi sosial di
cagar dan sekitarnya.
Tujuan 2 : Memantapkan Jaringan Cagar Hutan Lestari Dunia.
Rekomendasi untuk tingkat Internasional :
• Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Hutan Lestari Dunia.
• Memfasilitasi kegiatan mengenai tinjauan periodik oleh setlap negara atas
![Page 34: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/34.jpg)
cagar Hutan Lestarinya, sebagaimana yang diharuskan oleh Kerangka
Hukum Jaringan Cagar Hutan Lestari Dunia, dan membantu negara-negara
tersebut dalam upaya membuat cagar hutan lestari mereka berfungsi.
• Mendukung fungsi Badan Penasehat untuk Cagar Hutan Lestari dan
mempertimbangkan sepenuhnya serta memanfaatkan sepenuhnya
rekomendasi dan pengarahan mereka.
Rekomendasi tingkat Regional :
• Memimpin pengembangan komunikasi antar cagar hutan lestari, dengan
memperhatikan kemampuan komunikasi dan teknik mereka, dan
memperkuat jaringan regional atau tematik yang telah ada dan
direncanakan.
• Mengembangkan hubungan dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan
lain atau kawasan yang dikelola dengan konsep yang serupa, dan dengan
organisasi kepemerintahan dan non-pemerintah internasional dengan
tujuan yang selaras dengan cagar hutan lestari.
• Mempromosikan dan memfasilitasi kerjasama antar cagar hutan lestari dan
mendorong cagar lintas batas.
• Meningkatkan peranan cagar hutan lestari dengan menyebarkanluaskan
bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan komunikasi, dan
mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Hutan
Lestari Dunia.
• Sedapat mungkin, mengupayakan pemasukan cagar hutan lstari ke dalam
proyek-proyek yang didanai oleh organisasi bilateral atau multilateral.
• Membuat standar dan metodologi untuk mengumpulkan dan menukar
berbagai data dan membantu aplikasinya melalui Jaringan Caga Hutan
![Page 35: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/35.jpg)
Lestari.
Rekomendasi untuk tingat Nasional :
• Memobilisasi dana dan sektor swasta dari para pengusaha, LSM dan
yayasan untuk kepentingan cagar hutan lestari.
• Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang memadai untuk implementasi
Kerangka Hukum Jaringan Cagar Hutan Lestari Dunia.
• Mengembangkan mekanisme di tingkat nasional untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan cagar hutan lestari dan mempertimbangkan
sepenuhnya dan memanfaatkan rekomendasi dan petunjuknya.
• Menyusun suatu evaluasi status dan pengelolaan setiap cagar hutan lestari
dari suatu negara, sebagaimana yang ditentukan dalam Kerangka
Hukum, dan menyediakan sumber daya yang sesuai untuk mengatasi
berbagai kekurangan.
• Mengembangkan hubungan dan kemitraan yang kreatif dengan jaringan
lain atau kawasan yang dikelola dengan serupa dan dengan organisasi-
organisasi pemerintah dan non-pemerintah internasional dengan tujuan
yang sama dengan cagar hutan lestari.
• Mencari peluang-peluang untuk mendukung kerjasama antara cagar hutan
lestari dan membangun cagar hutan lestari lintas batas, bila memadai.
• Meningkatkan peran lebih cagar hutan lestari dengan menyebarkanluaskan
bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan komunikasi, dan
mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Hutan
Lestari Dunia.
• Memasukan cagar hutan lestari dalam proposal-proposal untuk
![Page 36: JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL · PDF file... kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia 80% disebabkan oleh manusia dalam ... sepadan dengan 10% rata-rata ... bencana alam, musim](https://reader033.vdocuments.mx/reader033/viewer/2022052420/5a99a7257f8b9a451b8d64bb/html5/thumbnails/36.jpg)
mendapatkan dana dari mekanisme sumber pendanaan internasional dan
bilateral, termasuk dari Global Environment Facility.
• Memobilisasi dana dari sektor swasta, para pengusaha, LSM dan yayasan
untuk kepentingan cagar hutan lestari.
Rekomendasi untuk tingkat masing-masing cagar :
• Meningkatkan peranan cagar hutan lestari dengan menyebarluaskan
bahan-bahan informasi, mengembangkan kebijakan komunikasi, dan
mengedepankan peran mereka sebagai anggota Jaringan Cagar Hutan
Lestari Dunia.
• Memobilisasi dana dari sektor swasta dari para pengusaha, LSM dan
yayasan untuk kepentingan cagar hutan lestari.