jurnaltarudisnpr

13
1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR DAYA OPTIK BERBASIS MIKROKONTROLER AVR AT MEGA 8535 DENGAN TAMPILAN DI KOMPUTER (Design and Implementation Of Optical Power Meter Base on ATMEGA 8535 with Display on Computer) Rudi Sianipar 1 , A. Hambali 2 , Sarwoko 3 Fakultas Teknik Elektro dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom ABSTRAK Power meter optik merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar nilai daya sinyal optik pada suatu sistem komunikasi serat optik. Power meter optik yang dirancang pada tugas akhir ini terdiri dari 5 blok yaitu blok penerima daya sinyal optik, blok sistem minimum mikrokontroler AVR ATMega 8535, blok serial to Universal Serial Bus (USB) converter, personal computer (PC) dan blok catu daya. Sumber optik yang digunakan yaitu programmable light source type AQ-4304 dengan panjang gelombang 600-1600 nm. Sinyal optik yang memiliki besar daya dan panjang gelombang yang berbeda akan ditrasmisikan dengan menggunakan serat optik ke blok penerima. Blok penerima sinyal optik terdiri dari rangkain photodetector dan rangkaian penguat. Photodetector berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang telah melemah akan dikuatkan oleh rangkaian penguat untuk mendapatkan keluaran berupa tegangan yang maksimal. Tegangan keluaran tersebut akan dihubungkan ke blok sistem minimum mikrokontroler ATMega8535. Pada blok ini level tegangan yang masuk diubah menjadi data ADC dengan pemrograman Bahasa C. Data ADC akan dikirimkan ke personal komputer (PC) melalui serial to universal serial bus converter. Komputer akan menyimpan data ADC dan akan menampilkan nilai daya optik di monitor komputer. Power meter optik yang akan dirancang dan diimplementasikan pada tugas akhir ini diharapkan memiliki tingkat keakurasian ≤ 5%. Data hasil pengukuran sinyal optik yang akan disimpan dan ditampilkan oleh komputer berupa besar nilai daya sinyal optik (dBm) dan Panjang gelombang sinyal optik (nm). Kata Kunci : Photodetector, Mikrokontroler AVR ATMega8535, Analog to Digital Converter (ADC), Serial to USB Converter, dan Pesonal Computer (PC). ABSTRACT Optical power meter is a measuring tool used to measure the value of the optical signal power in a fiber- optic communication systems. This measure using a fiber optic as the transmission medium of optical signals from an optical source at the time of the measurement process. Optical power meter designed in this thesis consists of 5 blocks: the block receiving the optical signal power, the minimum system block AT Mega 8535 AVR microcontroller, serial to Universal Serial Bus (USB) converter, personal computer (PC) and the power supply block. Optical source used is a programmable light source type AQ-4304 with wavelength 600-1600 nm. Optical signals have different power and different wavelengths will be transmitted with fiber optics to block the receiver. Block consists of an optical signal receiver string of photo detector and amplifier circuits. Photo detector serves to convert the received optical signals into electrical signals. Electrical signal which has been weakened would be strengthened by the amplifier circuit to obtain the maximum output voltage form. The output voltage will be connected to the microcontroller ATMEGA8535 minimum system block. In this block the incoming voltage level is converted into the ADC data with programming language C. ADC data will be sent to a personal computer (PC) via a universal serial bus to serial converter. The computer will store the ADC data and will display the value of optical power on the computer monitor. Optical power meter that will be designed and implemented in this thesis have accuracy and linearity ≤ 5%. Optical signal measurement result data will be stored and displayed by the computer in the form of the optical signal power (dBm) and optical signal wavelength (nm). Keywords: Photo detector, ATMEGA8535 AVR Microcontroller, Analog to Digital Converter(ADC), Serial to USB Converter, and Personal Computer (PC).

Upload: akhmad-hambali

Post on 18-Jan-2015

317 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnaltarudisnpr

1

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR DAYA OPTIK BERBASIS

MIKROKONTROLER AVR AT MEGA 8535 DENGAN TAMPILAN DI KOMPUTER

(Design and Implementation Of Optical Power Meter Base on ATMEGA 8535 with Display on Computer)

Rudi Sianipar1, A. Hambali

2, Sarwoko

3

Fakultas Teknik Elektro dan Komunikasi – Institut Teknologi Telkom

ABSTRAK

Power meter optik merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar nilai daya sinyal

optik pada suatu sistem komunikasi serat optik. Power meter optik yang dirancang pada tugas akhir ini terdiri

dari 5 blok yaitu blok penerima daya sinyal optik, blok sistem minimum mikrokontroler AVR ATMega 8535,

blok serial to Universal Serial Bus (USB) converter, personal computer (PC) dan blok catu daya. Sumber optik

yang digunakan yaitu programmable light source type AQ-4304 dengan panjang gelombang 600-1600 nm.

Sinyal optik yang memiliki besar daya dan panjang gelombang yang berbeda akan ditrasmisikan dengan

menggunakan serat optik ke blok penerima. Blok penerima sinyal optik terdiri dari rangkain photodetector dan

rangkaian penguat. Photodetector berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang diterima menjadi sinyal listrik.

Sinyal listrik yang telah melemah akan dikuatkan oleh rangkaian penguat untuk mendapatkan keluaran berupa

tegangan yang maksimal. Tegangan keluaran tersebut akan dihubungkan ke blok sistem minimum mikrokontroler

ATMega8535. Pada blok ini level tegangan yang masuk diubah menjadi data ADC dengan pemrograman Bahasa

C. Data ADC akan dikirimkan ke personal komputer (PC) melalui serial to universal serial bus converter.

Komputer akan menyimpan data ADC dan akan menampilkan nilai daya optik di monitor komputer.

Power meter optik yang akan dirancang dan diimplementasikan pada tugas akhir ini diharapkan

memiliki tingkat keakurasian ≤ 5%. Data hasil pengukuran sinyal optik yang akan disimpan dan ditampilkan

oleh komputer berupa besar nilai daya sinyal optik (dBm) dan Panjang gelombang sinyal optik (nm).

Kata Kunci : Photodetector, Mikrokontroler AVR ATMega8535, Analog to Digital Converter (ADC),

Serial to USB Converter, dan Pesonal Computer (PC).

ABSTRACT

Optical power meter is a measuring tool used to measure the value of the optical signal power in a fiber-

optic communication systems. This measure using a fiber optic as the transmission medium of optical signals

from an optical source at the time of the measurement process. Optical power meter designed in this thesis

consists of 5 blocks: the block receiving the optical signal power, the minimum system block AT Mega 8535

AVR microcontroller, serial to Universal Serial Bus (USB) converter, personal computer (PC) and the power

supply block. Optical source used is a programmable light source type AQ-4304 with wavelength 600-1600 nm.

Optical signals have different power and different wavelengths will be transmitted with fiber optics to block the

receiver. Block consists of an optical signal receiver string of photo detector and amplifier circuits. Photo detector

serves to convert the received optical signals into electrical signals. Electrical signal which has been weakened

would be strengthened by the amplifier circuit to obtain the maximum output voltage form. The output voltage

will be connected to the microcontroller ATMEGA8535 minimum system block. In this block the incoming

voltage level is converted into the ADC data with programming language C. ADC data will be sent to a personal

computer (PC) via a universal serial bus to serial converter. The computer will store the ADC data and will

display the value of optical power on the computer monitor.

Optical power meter that will be designed and implemented in this thesis have accuracy and linearity ≤

5%. Optical signal measurement result data will be stored and displayed by the computer in the form of the

optical signal power (dBm) and optical signal wavelength (nm).

Keywords: Photo detector, ATMEGA8535 AVR Microcontroller, Analog to Digital Converter(ADC), Serial to

USB Converter, and Personal Computer (PC).

Page 2: Jurnaltarudisnpr

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengukuran daya sinyal optik memiliki peranan

yang sangat penting pada proses perancangan sistem

jaringan komunikasi optik. Oleh karena itu,

pengukuran daya sinyal optik sangat diperlukan dalam

proses pemantauan dan pengendalian suatu sistem

jaringan komunikasi optik.

Alat ukur ini dipergunakan untuk mengukur daya

sinyal optik pada saat praktikum sistem komunikasi

serat optik. Sinyal optik yang merambat pada serat

optik mengalami perubahan daya sinyal yang

diakibatkan oleh adanya redaman (loss). Sumber

redaman dapat berasal dari komponen-komponen

transmitter/receiver, serat optik, cahaya luar yang

masuk, dan lain sebagainya. Redaman tersebut dapat

mengakibatkan daya yang dikirimkan dari transmitter

ke receiver akan mengalami degradasi sinyal

(penurunan daya). Penurunan daya tersebut dapat

diketahui dengan cara mengukur daya sinyal optik

yang diterima dengan menggunakan power meter

optik.

Alat ukur daya sinyal optik atau power meter

optik digital yang dimiliki oleh laboratorium sistem

komunikasi serat optik berjumlah dua buah sehingga

tidak ada power meter optik cadangan untuk

menggantikan power meter optik apabila tejadi

kerusakan karena kedua alat dipergunakan yang. Oleh

karena itu, pada tugas akhir ini telah dibuat suatu

power meter optik yang ekonomis sebagai alat ukur

cadangan atau tambahan agar proses praktikum di

laboratorium sistem komunikasi serat optik dapat

berjalan dengan baik dan lancar.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Menghasilkan alat ukur daya sinyal optik yang

dapat diimplementasikan dan memiliki tingkat

performansi, ketelitian dan keakuratan yang baik.

2. Menghasilkan power meter optik yang memiliki

harga pembuatan perangkat yang lebih murah

dengan memanfaatkan perangkat-perangkat yang

telah ada di laboratorium.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan pada perancangan dan

implementasi dari tugas akhir ini yaitu :

1. Bagaimana cara mengubah sinyal optik menjadi

sinyal elektrik.

2. Bagaimana cara menguatkan tegangan listrik dari

keluaran photodetector untuk mendapatkan level

tegangan yang maksimal agar mendapatkan level

data ADC yang maksimal.

3. Bagaimana cara kerja mikrokontroller dalam

memperoses dan megirim data digital hasil

pengukuran ke komputer.

4. Bagaimana cara menampilakan data yang dikirim

oleh mikrokontroller ke komputer.

5. Bagaimana melihat performansi, tingkat ketelitian

dan keakuratan power meter optik dalam

mengukur daya sinyal optik.

1.4 Batasan Masalah

Batasan-batasan masalah dalam perancangan

dan implementasi pada tugas akhir ini yaitu sebagai

berikut :

1. Transmiter optic atau sumber optik yang

digunakan adalah programmable light source.

2. Fotodetektor optik yang digunakan jenis Si

photodiode S1337 Series 5.8 mm sebagai sensor

cahaya.

3. Mikrokontroller yang digunakan adalah AVR

ATMega 8535 dengan bahasa pemrograman C.

4. Perangkat antarmuka atau interface yang

digunakan adalah komputer atau Liquid Crystal

Display (LCD) sebagai tampilan data hasil

pengukuran.

5. Saluran transmisi serat optik yang digunakan

adalah singlemode step indeks dengan panjang 2

meter.

6. Connector yang digunakan adalah FC connector.

7. Sinyal optik yang diukur memiliki panjang

gelombang 600-1000 nm.

8. Sumber cahaya yang dipancarkan oleh

programmable light source yang terukur oleh

power meter optik (AQ2150) adalah 42 nW

sampai 98 nW.

9. Aplikasi interface pada komputer dibangun

dengan bahasa pemrograman Visual Basic.

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konfigurasi Sistem Komunikasi Serat Optik

Gambar 2.1 Konfigurasi Sederhana Sistem

Komunikasi Serat Optik

Sistem Komunikasi Serat Optik Sederhana Terdiri

Dari:

1. Transmitter berupa Laser Diode (LD) dan Light

Emitting Diode (LED)

2. Media transmisi yaitu serat optik (Singlemode

dan Multimode).

Page 3: Jurnaltarudisnpr

2

3. Receiver yang biasanya berupa detektor PIN

(Positive Intrinsic Negative) dan APD

(Avalanche Photodiode).

2.1.2.1 Serat Optik Singlemode

Serat optik singlemode yang terlihat pada Gambar

2.3 merupakan jenis serat khusus step index dengan

ukuran diameter inti 5 sampai 10 µm dam perbedaan

indeks bias relatif antara inti dan cladding kecil.

Jenis serat singlemode lebih banyak digunakan untuk

komunikasi jarak jauh dan mampu menyalurkan data

dengan kapasitas besar dan bit rate yang tinggi.

Gambar 2.3 Step Index Singlemode

2.2.1 Photodetector

Photodetector optik merupakan perangkat pada jaringan sistem komunikasi serat optik yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik.

sebuah photodetector harus memenuhi syarat seperti berikut: 1. Sensitivitas tinggi dalam daerah panjang

gelombang komunikasi 2. Noise rendah 3. Respon cepat atau bandwidth cukup untuk

menangani laju data yang diperlukan 4. Tidak peka terhadap variasi suhu

Karakterisrik PIN dan APD pada Tabel 2.2: Tabel 2.2 Karakteristik PIN dan APD

Karakteristik PIN APD

Responsivitas, μA/ μW

80 70

Spektral respon, nm

1150 – 1600

1150 –

1600

Dark current, nA 2 5

Kapasitansi, pF 1,5 4

Risetime, ns 0,5 max

0,5

2.3 Akurasi atau Ketelitian

Akurasi merupakan beda atau kedekatan antara nilai yang terbaca dari alat ukur dengan nilai yang sebenarnya. Secara umum akurasi dari sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dan dapat diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik pengukuran yang spesifik. Nilai akurasi dari suatu sistem dapat diperoleh dari persamaan sebagai berikut:

(2.8) Keterangan : A = Akurasi Total a1, a2, a3,… = batas akurasi individual 2.5 Presisi atau Ketepatan

Presisi adalah istilah untuk menggambarkan

tingkat kebebasan alat ukur dari kesalahan acak.

Jika pengukuran individual dilakukan berulang-

ulang, maka sebaran hasil pembacaan akan

berubah-ubah disekitar nilai rata-ratanya.

Secara matematis, presisi dapat

dinyatakan sebagai berikut:

(2.9)

Keterangan : Xn = nilai pengukuran ke-n

= nilai rata-ratanya n

pengukuran

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

3.1 Gambaran Umum Sistem

Gambar 3.1 Blok Sistem Power Meter Optik

Transmitter

Optik

Catu Daya

Receiver Optik

Konversi arus

listrik ke

tegangan

Fotodetektor PenguatMikrokontroller

ATMega 8535PC

Serat Optik

LCD

Gambar 3.2 Diagram Alir Blok Sistem

Fungsi dari masing-masing blok pada blok

diagram rangkaian diatas adalah sebagai berikut:

a. Rangkaian Sumber Tegangan (Catu Daya)

Rangkaian sumber tegangan berfungsi untuk

menyuplai tegangan 5V DC.

b. Transmitter Optik (Programmable Light Source)

Programmable light source berfungsi sebagai

sumber cahaya yang dapat dikendalikan atau

diatur nilai panjang gelombang dan resolusi

Page 4: Jurnaltarudisnpr

3

cahaya yang memancar dan merambat pada serat

optik.

c. Serat optik

Serat optik berfungsi sebagai media transmisi dari

transmitter ke receiver optik.

d. Fotodetektor

Fotodetektor pada sistem ini menggunakan

photodiode. Photodiode berfungsi sebagai

transducer yang mengubah energi optik ke dalam

bentuk energi listrik.

e. Rangkaian Konversi Arus ke Tegangan (Front

End)

Rangkaian front-End berfungsi untuk

mengonversi arus listrik menjadi tegangan listrik.

f. Rangkaian Penguat

Rangkaian Penguat berfungsi untuk meningkatkan

atau menguatkan tegangan listrik yang dihasilkan

oleh rangkaian front-end yang kecil agar

mendapatkan level tegangan dan nilai data ADC

yang maksimal.

g. Sismin Mikrokontroler ATMega 8535

Sistem minimum ATMega 8535 berfungsi sebagai

alat pengubah sinyal analog ke sinyal digital

(ADC), memproses data digital menjadi data hasil

pengukuran daya optik dan mengirim data hasil

pengukuran.

h. Liquid Crystal Display (LCD)

LCD berfungsi untuk menampilkan data hasil

pengukuran pada sistem minimum AVR ATmega

8535.

i. Komunikasi Serial RS232

Komunikasi serial berbasis RS232 berfungsi

sebagai protocol komunikasi yang digunakan

antara mikrokontroler dengan komputer dalam

proses pemindahan data dari mikro ke komputer.

Rangakain ini berfungsi sebagai interface pada

sismin mikrokontroler (DB9) ke komputer (USB)

sehingga terjadi komunikasi serial antara

mikrokontroler dengan PC.

j. PC (Personal Komputer)

PC berfungsi untuk menampilkan dan buffer level

daya terima fotodetektor dalam satuan nanoWatt

(nW).

3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

3.2.1 Fotodetektor

Tabel 3.1 Karakteristik Photodiode jenis Si 1337

Series

Karakteristik Keterangan

Peak Sensitivity

Wavelength λp (nm)

960 nm

Spectral response range λ

(nm)

340-1100 nm

Operating Temperature -20 – 60 °C

Effective Active Area 33 mm2

Reverse Voltage VR max

(V)

5 Volts

3.2.2 Rangkaian Konversi Arus ke Tegangan

(Front End)

Gambar 3.3 Rangkaian Front End (konversi arus ke

tegangan)

3.2.3 Rangkaian Penguat

Rangkaian penguat yang digunakan dapat terlihat pada

gambar 3.4 sebagai berikut :

Gambar 3.4 Rangkaian Penguat

Rangkaian ini berfungsi memberikan keluaran

tegangan yang tergantung tegangan masukan yang

diterima dari rangkaian konversi arus ke tegangan

(Front End). Adapun penguatan yang dihasilkan dari

rangkaian ini dapat diketahui melalui persamaan 3.1

sebagai berikut :

A = 1 + ( R4 / R3 ) (3.1)

Penguatan = 1 + ( 1 000 000 / 10 000 )

= 1 + 100

Page 5: Jurnaltarudisnpr

4

= 101 kali

Penguatan 101 kali digunakan karena

perubahan tegangan yang dihasilkan oleh fotodetektor

bernilai sangat kecil (milivolt) sehingga tidak

mempengaruhi perubahan pada level tegangan ADC (0

- 5 Volt). Penguatan tersebut mengubah tegangan

keluaran receiver dari 53,7 – 74,3 mV menjadi 2,92

sampai 3,04 Volt.

3.2.4 Sistem Minimum Mikrokontroler AVR

ATMega8535

Rangkaian mikrokontroler merupakan pusat

pengendalian dari bagian input dan keluaran serta

pengolahan data. Pada sistem ini digunakan

mikrokontroler jenis AVR ATMega8535 yang

memiliki spesifikasi sebagai berikut :

a. XTAL (11,0592 Mhz), yang berfungsi sebagai

pembangkit clock.

b. C (22pF), pada pin XTAL 1 dan XTAL2.

c. C (100nF) dan R (100Ω) pada pin reset.

d. Kapasitor Elco (4,7 uF).

e. VR (5K) pada pengotrol kontras LCD.

f. Push button sebagai tombol reset.

g. Port A.0 digunakan sebagai input dari sensor

fotodetektor karena merupakan salah satu pin

ADC.

h. Port C digunakan sebagai pin output ke LCD.

i. Port D digunakan sebagai pin output untuk

komunikasi serial (RS232) ke komputer.

Skema rangkaian sistem minimum

mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.5 Rangkaian Sismin Mikrokontroler AVR

ATMega853

3.2.5 LCD

Gambar 3.6 Skema Rangkaian LCD

LCD ini menggunakan 4 bit jalur data. Jalur

datanya menggunakan pin C.4 hingga pin C.7 dari

AVR ATMega 8535. Sedangkan untuk mengontrol

LCD, digunakan pin C.1 dan pin C.3 dari AVR

ATMega 8535. Kaki PC.0 untuk mengontrol kaki RS

dari LCD dan kaki PC.2 untuk mengontrol kaki EN

dari LCD.

3.2.6 Perancangan Komunikasi Serial

Dalam sistem ini sistem minimum ATMega

8535 berkomunikasi dengan komputer menggunakan

komunikasi serial dengan standar komunikasi RS 232.

Untuk merubah data keluaran mikrokontrler yang

memiliki standar TTL ke standar RS 232 diperlukan IC

MAX 232.

Gambar 3.7 Konfigurasi IC MAX 232

3.2.7 Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya ini terdiri dari:

a. Kapasitor dan Resistor.

b. LM 7805 berfungsi untuk mengubah tegangan DC

masukan yang nilainya lebih dari 5 volt menjadi 5

volt DC.

c. Switch untuk tombol on/off.

d. LED sebagai indikator.

Dalam hal ini digunakan 1 buah rangkaian

catu daya dengan tegangan 5 volt digunakan untuk

mencatu rangkaian receiver optik dan rangkaian

mikrokontroler. Rangkaian catu daya dapat dilihat

pada gambar 3.8 sebagai berikut :

Gambar 3.8 Rangkaian Catu Daya

3.2.8 Perancangan Perangkat Lunak (Software)

3.2.8.1 Pemrograman Mikrokontroler AVR 8535

Page 6: Jurnaltarudisnpr

5

Program utama dari ADC dan USART

menggunakan Mikrokontroler AVR 8535 ini antara

lain sebagai berikut:

1. Inisialisasi port-port yang digunakan untuk

ADC, konfigurasi mode yang digunakan

untuk ADC dan USART, Konfigurasi port

keluaran.

2. Ambil data analog dari port A.0

3. Mulai konversi data analog yang masuk dari

port A.0

4. Selesai konversi

5. Tampilkan konversi ADC ke LCD melalui

port C

6. Kirim keluaran ADC ke register sbuf USART

7. Konversi port komunikasi serial menjadi USB

8. Keluarkan hasil konversi melalui port D.1

atau kaki Tx.

9. Kembali ke langkah nomor 2

Berikut ini adalah diagram alir untuk program

mikrokontroler dari sistem ini.

START

ADC INITIALIZATION

USART INITIALIZATION

CHECK PORT A.0

THERE ARE DATA ?

START CONVERTING

FINISH CONVERT ?

SHOW TO PORT C (LCD)

SENT TO PC VIA RS232

DATA HAVE BEEN

RECEIVE ?

DISPLAY DATA IN PC

END

Y

N

N

N

Y

Y

Gambar 3.9 Flowchart program ADC dan USART

3.2.8.2 Program Analog to Digital Converter

ADC (Analog to Digital Converter) adalal

sebuah interface yang dapat mengubah tegangan

analog menjadi pulsa digital. Pada IC mikrokontroler

AVR ATMega8535, ADC yang kita gunakan sudah

ada pada port A. Pada ADC 10 bit, rentang output

yang dihasilkan adalah 2 pangkat 10 = 1024.

Dalam pembuatan alat ini digunakan Vref

(tegangan referensi) sama dengan Vcc sebesar 5 Volt

dengan resolusi ADC 10 bit, sehingga perhitungan

ketelitian seperti dibawah ini :

Ketelitian = Vref / Jumlah bit

= 5 / 1024

= 0,0048828 Volt ≈ 0,004883

Volt

Page 7: Jurnaltarudisnpr

6

= 4,883 mV

Dengan mendapatkan nilai ketelitian, maka

akan dapat diketahui berapa volt tegangan yang di

ukur.

Tegangan = data ADC * ketelitian

Misalkan setelah konversi data maksimal

yang didapat adalah 709, maka tegangan yang diukur

adalah :

Tegangan = data ADC * ketelitian

= 709 * 0.004883

= 3,4620 volt

= 3462 mV

Setelah konversi selesai, proses selanjutnya

adalah penentuan rumus program pengukuran daya

sinyal optik pada dengan mencari hubungan regresi

linier antara nilai data ADC (variabel x) dan nilai daya

pengukuran sinyal optik dengan power meter referensi

(nW).

Penentuan Rumus Program

Rumus program adalah rumus yang digunakan

untuk menampilkan daya yang diukur oleh power

meter optik. Cara penentuannya adalah dengan

membuat grafik regresi linier antara data ADC dan

data daya power meter referensi rata-rata. Kemudian

dari grafik tersebut menghasilkan rumus yang

dimasukkan ke program mikrokontroler AVR

Gambar 3.10 Grafik Data ADC terhadap Daya Power

Meter Referensi

Grafik diatas menjelaskan bahwa perbandingan

nilai hasil pengukuran antara data ADC dengan daya

(nW) pada power meter referensi adalah cenderung

linier. Rumus yang didapat dimasukkan ke program

mikrokontroler AVR ATMega8535. Rumus tersebut

berfungsi sebagai rumus untuk menampilkan daya

yang terukur di LCD dan komputer.

Flowchart Program

Flowchart dari program pengukuran daya

optik dapat dilihat pada gambar (gambar 3.9 dan

gambar 3.10) sebagai berikut :

START

ADC INITIALIZATION

LCD INITIALIZATION

USART INITIALIZATION

Check PORT A.0

There are data ?

Start Converting

Finish Convert ?

Display (LCD)

POWER METER OPTIK

Daya = Y nW

Sent “Y” to PC via

RS232

There are “Y” ?

DISPLAY (PC)

Daya Sinyal Optik : Y

nW

END

Check Data ADC

adc=read_adc(0)

y=(1.452*adc)-928.9

Daya Sinyal Optik = Y

Y

N

Y

Y

N

N

Gambar 3.11 Flowchart Program Power Meter

Optik

3.3.1.2 Program Serial Komunikasi

Subrutin yang digunakan untuk mengaktifkan UASRT

Transmitter pada :

Page 8: Jurnaltarudisnpr

7

“// initialization USART

void usart_init(unsigned int baudr)

//set baud rate

UBRRH=((unsigned char) (baudr>>8)) & (0x7f);

UBRRL=(unsigned char) (baudr);

UCSRA=0x00;

//aktifkan tx

UCSRB=(1<<TXEN);

//set frame format: 8 bit, 2 stop bit

UCSRC=(1<<USBS) | (3<<UCSZ0) | (1<<USEL);

”.

Berikut ini adalah subrutinyang digunakan untuk

mengirimkan sebuah data:

lcd_init(16); // LCD Module Initialization

delay_ms(100);

usart_init(ubrr_val);

delay_ms(100);

while (1)

// Place your code here

adc=read_adc(0);

y=(1.452*adc)-928.9;

if (y>=40 && y<=115)

lcd_clear(); // fungsi untuk menghapus

tampilan LCD

lcd_putsf("POWERMETER OPTIK");

adc=read_adc(0); // baca ADC di port A.0

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("DAYA :");

lcd_gotoxy(7,1); //

lcd_gotoxy(kolom,

baris) fungsi untuk

mensetting posisi

karakter pertama.

sprintf(lcd,"%2.3f",y);

lcd_puts(lcd);

lcd_gotoxy(14,1);

lcd_putsf("nW"); //fungsi untuk menampilkan

“nW”

printf("%2.3f \r\n",y);

delay_ms(1000);

3.3.2 Perancangan Pemrograman Interface pada

PC

Buka Start --> All Programs --> Accessories -->

Communications --> HyperTerminal.

Gambar 3.13 Pengujian komunikasi serial pada

Hyperterminal

Gambar 3.14 Tampilan form utama Visual Basic

Page 9: Jurnaltarudisnpr

8

Gambar 3.15 Tampilan pembuatan aplikasi interface

pada PC

Gambar 3.16 Interface power meter optic pada

komputer

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL

IMPLEMENTASI SISTEM

Pengujian yang dilakukan meliputi:

1. Pengujian perangkat keras (hardware)

2. Pengujian perangkat lunak (software)

3. Pengujian fungsionalitas sistem power

meter optik.

4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware)

4.1.1 Pengukuran Sinyal Keluaran Fotodetektor

Pengukuran ini dilakukan dengan

menghubungkan output dan ground dari rangkaian

sensor ke osiloskop.

Gambar 4.1 Sinyal keluaran sensor yang tidak diberi

cahaya

Amplitudo sinyal berkisar antara 53.7 mV yang masih

tercampur dengan noise.

Gambar 4.2 Sinyal keluaran sensor yang diberi cahaya

dengan λ = 600

Amplitudo sinyal berkisar antara 54.3 mV yang masih

tercampur dengan noise.

Gambar 4.3 Sinyal keluaran sensor yang diberi cahaya

dengan λ = 1000 nm

Amplitudo sinyal berkisar antara 74.3 mV yang masih

tercampur dengan noise. Dari data hasil pengukuran

terlihat bahwa amplitudo sinyal keluaran fotodetektor

berkisar antara 53.7 – 74.3 mV

4.1.2 Pengukuran Keluaran Penguat Sinyal

Pengukuran besarnya penguatan dilakukan

dengan menghubungkan rangkaian receiver dengan

oscilloscope. Pengamatan dilakukan dengan

mengamati keluaran penguat. Gambar juga terlihat

bentuk sinyal sama, karena penguat non- inverting

tidak membalik sinyal keluaran.

Page 10: Jurnaltarudisnpr

9

Gambar 4.4 Sinyal keluaran penguat yang terhubung

dengan sensor yang tidak menerima cahaya

Amplitudo sinyal berkisar antara 2, 92 V yang masih

tercampur dengan noise. Dari data hasil pengukuran

terlihat bahwa sinyal keluaran sensor sebesar 53,7 mV

dan dikuatkan sebesar 55 kali oleh op-amp menjadi

2.92 V.

Gambar 4.5 Sinyal keluaran penguat yang terhubung

dengan sensor yang menerima cahaya dengan λ = 600

nm

Amplitudo sinyal berkisar antara 2.93 V yang masih

tercampur dengan noise dan penguatan sebesar 54 kali.

Gambar 4.6 Sinyal keluaran penguat yang terhubung

dengan sensor yang menerima cahaya λ = 1000 nm

(3,04 V)

Amplitudo sinyal berkisar antara 3.04 V yang masih

tercampur dengan noise dan penguatan sebesar 41 kali.

4.1.3 Pengujian Kinerja Receiver

Rangkaian reveiver optik ini diuji dengan cara

memberikan catuan sebesar 5 Volt dan cahaya yang

merambat pada serat optik dari transmitter optik ke

fotodetektor yang akan menghasilkan arus elektrik.

Kemudian arus elektrik tersebut dikonversi menjadi

tegangan tegangan listrik oleh IC LM324N. Karena

tegangan keluarannya masih kecil maka tegangan

tersebut dikuatkan kembali oleh IC LM324N.

Pengujian kinerja receiver juga dilakukan

dengan cara melihat tegangan keluaran rangkaian

receiver yang diukur menggunakan multimeter digital.

Data hasil pengukuran adalah untuk menentukan

ketidakpastian hasil pengujian yang nantinya

digunakan untuk menentukan sistem yang dirancang

dapat bekerja dengan baik atau tidak.

Dari data hasil pengukuran tegangan keluaran

receiver dapat diketahui bahwa tegangan keluaran

mínimum adalah 2,93 Volt dan maksimum 3.115 Volt.

Semakin besar nilai panjang gelombang cahaya yang

merambat pada serat optik dan diterima oleh rangkaian

receiver, maka tegangan keluaran yang dihasilkan oleh

rangkaian receiver akan semakin tinggi nilainnya.

4.1.4 Pengujian Sismin ATMega 8535

Pengukuran Mikrokontroler AVR 8535 antara

lain pengukuran keluaran ADC melalui Port C dan D

yang diset secara program sebagai port keluaran.

Selain itu dilakukan pengukuran keluaran serial di pin

TX mikrokontroler AVR 8535.

Pengukuran keluaran ADC dan tegangan TTL

Gambar 4.7 Hasil konversi ADC

Page 11: Jurnaltarudisnpr

10

Gambar 4.8 Data serial keluaran dari mikrokontroler

(TTL)

4.1.5 Pengujian Catuan

Pada pengukuran dapat diketahui bahwa pin

VCC pada mikrokontroler mendapat catuan sebesar

4,91 Volt, tegangan ini sudah cukup untuk

memberikan catuan pada seluruh komponen yang

terpasang pada sistem minimum ATMega 8535.

Sedangkan catuan pada rangkaian receiver memiliki

catuan eksternal yang berbeda sebesar 5,2 Volt.

Pengukuran catuan dilakukan pada beberapa titik,

yaitu keluaran regulator 7805, pin VCC ATmega8535,

pin VCC LCD, dan Pin VCC Max 232. Setelah

dilakukan proses pengukuran, diperoleh hasil sebagai

berikut :

4.2 Pengujian Keluaran Perangkat Lunak

(Software)

4.2.1 Pengujian ADC Internal Mikrokontroler

AVR Atmega 8535

Keluaran tegangan receiver yang dapat

mengakomodasi besar daya antara 42 s/d 97 nW

mempunyai nilai tegangan maksimum 3,1V disertai

dengan tegangan referensi dari mikrokontroler

ATmega8535 adalah 4.91V. Dari data tersebut

diperoleh perhitungan sederhana nilai hasil konversi

ADC dilakukan dengan persamaan berikut:

(3.1)

Dari Hasil pengujian ADC internal dan nilai

daya optik dapat terlihat bahwa semakin tinggi nilai

tegangan output reveiver dan nilai ADC maka daya

yang dihasilkan juga akan semakin tinggi nilainya.

Dari table 4.1 dapat diketahui range daya pengukuran,

nilai level ADC dan besar nilai daya sinyal optik yaitu

42 sampai 97 nW dengan masukan ADC 2,935 volt

sampai 3, 115 volt maka untuk tegangan diluar range

dari sensor tersebut tidak dapat dimonitor. Data hasil

pengukuran keluaran rangakaian receiver dan nilai

ADC terdapat dalam lampiran.

4.2.2 Pengujian Program LCD pada

Mikrokontroler AVR Atmega 8535

Pada bagian pemrograman LCD yang

terpenting adalah proses inisialisasi. Pada awal

program yang pertama kali dilakukan adalah

inisialisasi LCD. Setelah proses inisialisasi, jika ingin

memunculkan karakter “Power Meter Optik” maka

kita harus menuliskan program seperti yang

ditunjukkan pada list program di bawah ini.

Baris pertama program berfungsi untuk

menginisialisasikan bahwa LCD yang digunakan

bertipe 16 x 2 karakter, sedangkan baris kedua

program berfungsi untuk menghapus layar LCD. Pada

baris ketiga program berfungsi untuk menempatkan

awal tampilan karakter, untuk angka ”1” berarti letak

karakter pada kolom kedua, sedangkan angka ”0”

berarti letak karakter pada baris pertama. Baris

keempat program berfungsi untuk menampilkan

tulisan ”Power Meter Optik” pada LCD. Setelah itu

akan muncul pada layar LCD sebagai berikut:

Gambar 4.9 Tampilan LCD Saat Awal

4.2.2 Pengujian Program Komunikasi Serial

Pada pengujian komunikasi serial digunakan

kabel serial, software hyperterminal dan Visual basic

pada PC. Langkah langkah pengujian adalah sebagai

berikut :

1. Pertama mikrokontroler diberi program yang

dapat mengirimkan data melalui komuniksai

serial.

2. Selanjutnya Rangkaian alat ukur daya optik

dihubungkan dengan PC

3. Langkah ketiga adalah mengatur baudrate pada

software hyperterminal dan membuka port

COM5 pada PC.

4. Langkah terakhir adalah mengirimkan data hasil

pengukuran ke PC dan LCD.

Gambar 4.10 Pengujian komunikasi serial

dengan hyperterminal

Page 12: Jurnaltarudisnpr

11

Gambar 4.11 Pengujian pengukuran pada LCD

4.2.3 Pengujian Program Interface pada PC

Pengujian dilakukan dengan cara

menjalankan fungsionalitas dari power meter optik

rancangan. Pada saat pengukuran program interface

pada PC berfungsi untuk menampilkan dan membuffer

data sementara hasil pengukuran.

Gambar 4.12 Program interface power meter optik

pada Komputer

Program interface ini terdiri ini berfungsi untuk

menampilkan dan membuffer nilai hasil pengukuran.

Pada saat proses pengukuran, baudrate yang digunakan

9600 kbps dan COM 5.

4.3 Pengujian Fungsionalitas Sistem Power

Meter Optik

Langkah langkah pengujian alat ukur secara

fungsionalitas adalah sebagai berikut :

1. Setting Panjang gelombang dan resolusi

pada sumber optik (programmable light

source).

2. Hubungkan Programmable light source

ke power meter optik dengan

menggunakan serat optik singlemode.

3. Hubungkan alat ukur daya optik ke

komputer dengan menggunakan kabel

serial.

4. Buka program aplikasi interface power

meter optik pada komputer dan jalankan.

5. Setting parameter-parameter pada

komunikasi serial.

6. Gunakan fitur-fitur yang tersedia pada

saat pengukuran, misalnya: fitur Connect

berfungsi untuk menghubungkan antara

hardware dengan sofware sehingga

terjadi komunikasi serial, Disconnect

berfungsi untuk menghentikan proses

pengukuran, Clear berfungsi untuk

membersihkan data hasil pengukuran

sebelumnya dan Exit berfungsi untuk

menutup program.

7. Data hasil pengukuran akan ditampilkan

dan dibuffer sementara waktu

Berikut adalah tampilan program aplikasi

power meter optik dan data hasil

pengukuran.

Gambar 4.13 Tampilan aplikasi interface pada

komputer

Analisis dari hasil pengujian diatas maka

hardware (power meter optik) sudah dapat

berkomunikasi dengan software (power meter optik)

menggunakan komunikasi serial dan dapat

mengirimkan data berdasarkan daya tangkap

fotodetektor terhadap cahaya.

4.4 Tingkat Presisi Power Meter Rancangan

Dalam perhitungan tingkat presisi power

meter rancangan menggunakan data pengukuran daya

power meter referensi dan power meter rancangan.

Kemudian dibandingkan hasil kedua tingkat presisi

tersebut. Data hasil perhitungan tingkat akurasi

terdapat dalam lampiran.

Tingkat Presisi Pengukuran Sumber Optik

Page 13: Jurnaltarudisnpr

12

Dengan persamaan tingkat presisi diatas,

maka dapat diperoleh hasil tingkat presisi

pengukuran daya menggunakan power meter

rancangan rata-rata sebesar ±81.0675633%,

sedangkan jika menggunakan power meter

referensi rata-rata sebesar ±99.05747798%.

4.5 Tingkat Akurasi Power Meter Rancangan

Data perhitungan akurasi diperoleh dari

perbandingan data pengukuran daya antara power

meter rancangan dengan power meter referensi. Data

hasil perhitungan tingkat akurasi terdapat dalam

lampiran.

Tingkat Akurasi

Perhitungan tingkat akurasi power meter

rancangan menggunakan sumber optik terdiri dari

beberapa tahapan sebagai berikut :

Perhitungan batas akurasi individual (a)

a (ke-n) = ±(1+((data rancangan ke-n –

data referensi ke-n)/data referensi ke-

n))*akurasi referensi

Diketahui : Akurasi Power Meter Referensi =

±5%

Misalnya : Perhitungan tingkat akurasi pada

tingkatan ke-1

a1 = ±(1+((43,94-42,28)/42,28))*5%

= ± 0.05196 ≈ 5.196%

Perhitungan akurasi total

Dari persamaan diatas diperoleh akurasi total

sebesar:

A = ± 0.38628 ≈ 38.63%

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan proses implementasi, pengujian,

dan analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai tegangan dan level data ADC yang

dihasilkan oleh rangkain receiver dan

mikrokontroler memiliki range 2.93 – 3.11

V dan 669 – 709 pada sumber cahaya

dengan panjang gelombang 600 – 1000

nm.

2. Daya yang terukur pada power meter

rancangan menggunakan sumber optik

dengan panjang gelombang 600 – 1000

nm adalah rata-rata sebesar 43.822 –

94.338 nW.

3. Tingkat presisi power meter rancangan

pada saat proses pengukuran adalah rata-

rata sebesar ±81.067%, sedangkan jika

menggunakan power meter referensi rata-

rata sebesar ±99.057% pada panjang

gelombang pengukuran 600 – 1000 nm.

4. Tingkat akurasi power meter rancangan

pada saat proses pengukuran adalah rata-

rata sebesar ±38.628%. Oleh karena itu,

tingkat akurasi power meter rancangan

sudah cukup baik jika dibandingkan

dengan tingkat akurasi power meter

referensi rata-rata sebesar ± 5%

5.2 SARAN

Saran yang dapat diajukan untuk penelitian

lebih lanjut mengenai topik ini adalah:

1. Power meter optik yang dirancang dapat

mengukur daya dengan range panjang gelombang

lebih besar. Sehingga pemanfaatan fungsionalitas

photodiode lebih optimal.

2. Power meter optik yang dirancang dapat mengatur

panjang gelombang sesuai jenis sumber optik

yang digunakan.

3. Power meter optik yang dirancang dapat

menggunakan jenis mikrokontroler lain yang

memiliki nilai adc yang lebih tinggi.

4. Power meter optic yang dirancang memiliki fitur

untuk menampilkan, menyimpan dan menganalisis

data hasil pengukuran.

5. Pengkalibrasian perangkat sebaiknya

menggunakan power meter optik standar agar

lebih presisi dan akurasi