jurnal yusi

19
Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI KASUS PADA PIKA SEMARANG) Jussutji Universitas Semarang ABSTRACT Problems that occur in PIKA Semarang is a decrease in consumer purchases for furniture products PIKA Semarang. This is reflected in the conditions that occur in the field where a decline in sales of furniture products. The decline is thought to be influenced by the purchase of a wide variety of factors, product attributes, positive emotions and brand image, while positive emotions of the consumers themselves are also influenced by the image of the brands that shape perceptions and feelings about the product. The population used in this study are all consumers PIKA Semarang. The sample selection using purposive sampling. The sample used was 96 PIKA Semaran furniture consumers. The analysis tool used is a method of quantitative analysis, including validity, reliability, classic assumption test, multiple linear regression, hypothesis testing, the coefficient of determination (R2) and the mediating influence detection test. Based on this research, product attributes, brand image and positive emotions positive influence on purchase decisions. While the brand image of a positive effect on positive emotions. Based on Sobel Test result shows that positive emotions may mediate the effect of brand image on purchasing decisions. Keywords: product attributes, brand image, positive emotions, purchasing decisions.

Upload: rickyriccardo

Post on 20-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Keputusan pembelian

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(STUDI KASUS PADA PIKA SEMARANG)

Jussutji

Universitas Semarang

ABSTRACT

Problems that occur in PIKA Semarang is a decrease in consumer

purchases for furniture products PIKA Semarang. This is reflected in the

conditions that occur in the field where a decline in sales of furniture products.

The decline is thought to be influenced by the purchase of a wide variety of

factors, product attributes, positive emotions and brand image, while positive

emotions of the consumers themselves are also influenced by the image of the

brands that shape perceptions and feelings about the product.

The population used in this study are all consumers PIKA Semarang. The

sample selection using purposive sampling. The sample used was 96 PIKA

Semaran furniture consumers. The analysis tool used is a method of quantitative

analysis, including validity, reliability, classic assumption test, multiple linear

regression, hypothesis testing, the coefficient of determination (R2) and the

mediating influence detection test.

Based on this research, product attributes, brand image and positive

emotions positive influence on purchase decisions. While the brand image of a

positive effect on positive emotions. Based on Sobel Test result shows that positive

emotions may mediate the effect of brand image on purchasing decisions.

Keywords: product attributes, brand image, positive emotions, purchasing

decisions.

Page 2: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 2

PENDAHULUAN

Kebutuhan dan keinginan

konsumen yang bervariasi menjadi

pedoman bagi setiap perusahaan

untuk merancang strategi pemasaran

yang tepat agar dapat memenuhi

harapan setiap konsumen. Saat ini

seiring berkembangnya teknologi,

konsumen sudah semakin pintar

dalam memilih produk yang akan

mereka konsumsi. Proses

pengambilan keputusan konsumen

ini sering kali melibatkan beberapa

keputusan. Kotler dan Keller (2008)

menjelaskan bahwa perusahaan yang

cerdas akan mencoba memahami

sepenuhnya proses pengambilan

keputusan pelanggan, semua

pengalaman mereka dalam belajar,

memilih, menggunakan, bahkan

dalam mendisposisikan produk.

Perkembangan industri

furnitur di Indonesia selama ini

masih tetap eksis walaupun terjadi

krisis ekonomi global dan sulitnya

mencari bahan baku kayu (karena

adanya pembatasan dalam

penebangan kayu). Industri mebel

lokal disini masih menguasai 70%

pasar mebel domestik, tetapi pangsa

pasar ini terancam oleh impor mebel

asal China yang pertumbuhannya

mencapai 200% per tahun dalam

beberapa tahun terakhir. Peningkatan

impor furnitur asal China yang

terjadi tiap tahun terutama untuk

segmen mebel murah, untuk pasar

menengah kebawah (BI, 2012).

Menurut Road Map Revitalisasi

Industri Kehutanan Indonesia (2011),

permasalahan yang dihadapi industri

furnitur dan kerajinan adalah

kurangnya bahan baku, negative

brand image akibat pembalakan liar,

rendahnya kualitas produk Indonesia

dibanding produk dari negara

lainnya, lebih mahalnya harga

produk Indonesia dibanding pesaing,

lebih disukainya produk-produk

bersertifikat.

Salah satu perusahaan

furnitur di Semarang yang masih

tetap berdiri hingga sekarang adalah

PIKA atau Pendidikan industri Kayu

Atas, yang bertempat di Jalan Imam

Bonjol No. 96, Semarang.

Perusahaan ini selain sebagai pusat

pendidikan untuk pelatihan dan

sekolah bagi industri perkayuan, juga

memiliki workshop untuk

memproduksi dan menjual produk

furniturnya kepada konsumen secara

langsung. Perusahaan ini berfokus

pada berbagai jenis produk seperti

meja, kursi, lemari, sofa dan

terutama produk pesanan dari

pelanggan. Dalam beberapa tahun

terakhir ini, terjadi penurunan

penjualan.

Penurunan jumlah penjualan

ini cukup mengkhawatirkan, apalagi

dalam tahun 2012, penjualan

mengalami penurunan hingga 22,6%.

Hal ini menunjukkan adanya

penurunan dari keputusan konsumen

dalam melakukan pembelian di

PIKA Semarang.

Peneliti untuk lebih

mengetahui tentang faktor yang

menyebabkan konsumen tidak

memutuskan untuk melakukan

pembelian di PIKA Semarang,

peneliti melakukan prasurvey

terhadap 20 orang calon konsumen

dari PIKA Semarang dengan hasil

alasan calon konsumen tidak

membeli produk PIKA Semarang

dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang dapat dikelompokkan menjadi

tiga variabel yang mempengaruhi

Page 3: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 3

keputusan pembelian produk PIKA

Semarang yaitu atribut produk,

emosi positif dan citra merk.

Permasalahan yang terjadi

pada PT. PIKA Semarang adalah

terjadinya penurunan penjualan yang

mengindikasikan adanya penurunan

keputusan pembelian seperti terlihat

pada tabeli 1.1. Berdasarkan

fenomena yang penulis pelajari dari

prasurvei, penelitian ini akan

mencoba menjelaskan pengaruh

faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian furnitur di

PIKA Semarang dalam bentuk

penelitian yang berjudul

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(STUDI KASUS PADA PIKA

SEMARANG)”.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang terjadi

pada PIKA Semarang adalah

terjadinya penurunan pembelian

konsumen terhadap produk furnitur

PIKA Semarang. Hal ini tercermin

dari kondisi yang terjadi di lapangan

dimana terjadi penurunan penjualan

produk furnitur. Penurunan

pembelian ini diduga dipengaruhi

oleh berbagai macam faktor yaitu

atribut produk, emosi positif dan

citra merk, sedangkan emosi positif

dari konsumen sendiri juga

dipengaruhi oleh citra merk yang

membentuk persepsi dan perasaan

konsumen tentang produk.

Berdasarkan masalah tersebut, maka

perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana meningkatkan

keputusan pembelian konsumen

terhadap produk furnitur PIKA

Semarang.

Berdasarkan permasalahn

tersebut, maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut

:

1. Bagaimana pengaruh atribut

produk terhadap keputusan

pembelian produk furnitur

PIKA Semarang?

2. Bagaimana pengaruh emosi

positif terhadap keputusan

pembelian produk furnitur

PIKA Semarang?

3. Bagaimana pengaruh citra

merk terhadap keputusan

pembelian produk furnitur

PIKA Semarang?

4. Bagaimana pengaruh citra

merk terhadap emosi positif

konsumen dalam membeli

produk furnitur PIKA

Semarang?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan

masalah dan uraian yang

dikembangkan di atas, maka tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh

atribut produk terhadap

keputusan pembelian produk

furnitur PIKA Semarang.

2. Menganalisis pengaruh emosi

positif terhadap keputusan

pembelian produk furnitur

PIKA Semarang.

3. Menganalisis pengaruh citra

merk terhadap keputusan

pembelian produk furnitur

PIKA Semarang.

4. Menganalisis pengaruh citra

merk terhadap emosi positif

konsumen dalam membeli

produk furnitur PIKA

Semarang.

Page 4: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 4

TELAAH PUSTAKA DAN

PENGEMBANGAN MODEL

PENELITIAN

Keputusan Pembelian

Pada dasarnya keputusan

pembelian ialah suatu tindakan atau

perilaku konsumen jadi atau tidaknya

melakukan suatu pembelian atau

transaksi, banyak tidaknya jumlah

konsumen dalam mengambil

keputusan menjadi salah satu

penentu tercapai atau tidaknya tujuan

perusahaan. Menurut Kotler dan

Armstrong (2004) mengemukakan

bahwa keputusan pembelian adalah

tahap proses keputusan dimana

konsumen secara aktual melakukan

pembelian produk.

Menurut Kotler dan

Armstrong (2004) proses

pengambilan keputusan pembelian

terdiri dari lima tahap: pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi,

pengevaluasian alternatif, keputusan

pembelian, dan perilaku setelah

pembelian.

Emosi Positif

Menurut Robbinete dan

Brand dalam Hurriyati (2010)

emotion marketing adalah usaha

yang dilakukan oleh perusahaan

untuk menciptakan hubungan yang

berkelanjutan dengan para

pelanggan, sehingga mereka merasa

berharga dan diperhatikan yang pada

akhirnya akan membuat mereka loyal

kepada perusahaan. Emotion

marketing dapat meningkat emosi

ketingkatan strategi dan dapat

digunakan untuk menciptakan atau

memperkuat identitas merek dan

mengatur pengalaman pelanggan

(customer experience).

Menurut Barlow dan Maul

dalam Tjiptono (2007) emotional

value adalah nilai ekonomis dari

perasaan pelanggan ketika mereka

merasakan pengalaman yang positif

setelah menggunakan produk dan

jasa perusahaan. Sedangkan menurut

Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono

(2007) definisi emotional value

adalah utilitas yang berasal dari

perasaan atau afektif atau emosi

positif yang ditimbulkan dari

menggunakan produk.

Dalam upaya untuk

membentuk emosi yang positif bagi

konsumennya, perusahaan harus

memiliki nilai yang lebih dari

perusahaan pesaingnya. Selanjutnya

Robinete dan Brand dalam Hurriyati

(2010) membagi nilai kedalam dua

bagian yaitu rational value

(product dan money) dan emotional

value (equity, experience, energy).

Rational value menjelaskan nilai

yang diterima pelanggan pada setiap

penggunaan produk dan jasa serta

membandingkannya dengan nilai

uang (rasional), sedangkan emotional

value menjelaskan nilai yang

diterima pelanggan dari sudut

equitas, pengalaman dan energi.

Memahami hati pelanggan berarti

memahami perasaan dan emosi

mereka dan akhirnya perusahaan

dapat memberikan nilai yang sifatnya

lebih emosional (emosional value)

dibanding dengan rational value.

Atribut Produk

Kotler dan Armstrong (2004)

menyatakan bahwa atribut produk

adalah pengembangan suatu produk

atau jasa melibatkan penentuan

Page 5: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 5

manfaat yang akan diberikan.

Pengertian atribut produk menurut

Tjiptono (2007) adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh

konsumen dan dijadikan sebagai

dasar pengambilan keputusan.

Atribut produk meliputi merek,

kemasan,jaminan (garansi),

pelayanan, dan sebagainya.

Menurut Kotler (2004),

atribut produk adalah karakteristik

yang melengkapi fungsi dasar

produk. Budiarto (1993 dalam

Tjiptono, 2007), atribut-atribut

produk adalah sesuatu yang

melengkapi manfaat utama produk

sehingga mampu lebih memuaskan

konsumen. Atribut produk meliputi

merek (brand), pembungkusan

(packaging), label, garansi atau

jaminan (warranty) dan produk

tambahan (service). Atribut dapat

dipandang secara obyektif (fisik

produk) maupun secara subyektif

(pandangan konsumen). Simamora

(2001) mendefinisikan bahwa atribut

produk adalah segala sesuatu yang

melekat pada produk dan menjadi

bagian dari produk itu sendiri.

Menurut Stanton (1993 dalam

Kotler, 2004), atribut produk adalah

sekumpulan atribut yang nyata

didalamnya sudah tercakup warna,

kemasan, prestise pengecer dan

pelayanan dari pabrik, serta pengecer

yang mungkin bisa diterima oleh

pembeli sebagai suatu yang bisa

memuaskan keinginannya.

Pengertian atribut produk adalah

unsur-unsur produk yang dianggap

penting oleh konsumen dan dijadikan

dasar pengambilan keputusan.

Citra Merk

Menurut Keller (2008), citra

merek merupakan seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang

dimiliki oleh seseorang terhadap

suatu merek. Kotler (2002)

menyatakan bahwa citra merek

merupakan asosiasi yang muncul

dibenak konsumen ketika mengingat

suatu merek. Roslina (2009)

menyimpulkan bahwa citra merek

adalah citra merek ditentukan oleh

persepsi konsumen terhadap merek

yang ditentukan berdasarkan memori

konsumen tentang suatu produk

sebagai akibat dari apa yang

dirasakan oleh seseorang terhadap

merek.

Merek adalah sebuah nama,

istilah, tanda, simbol, rancangan,

atau kombinasi dari semua ini yang

dimaksudkan untuk mengenali

produk atau jasa dari seseorang atau

kelompok penjual dan untuk

membedakan dari produk pesaing

atau dapat juga dikatakan sesuatu

yang terkait dengan janji,

penerimaan, kepercayaan, dan

pengharapan, sehingga suatu merek

dari suatu produk yang kuat akan

membuat konsumennya merasa lebih

yakin, nyaman, dan aman ketika

mereka membeli produk tersebut

(Kotler, 2002).

Hubungan Logis Antar Variabel

Hubungan Atribut Produk

dengan Keputusan Pembelian

Atribut produk sebenarnya

sangat penting dalam proses

mempersuasi konsumen. Seluruh

perilaku mereka umumnya tertuju

pada merek, terutama pada

pentingnya fungsi yang mereka

ingin capai dari masing-masing

Page 6: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 6

atribut tersebut. Dengan demikian

ini berarti bahwa atribut produk

memiliki pengaruh pada minat beli

konsumen. Fishbein (dalam Allen,

2001) menyatakan bahwa nilai-nilai

kemanusiaan yang melekat pada

atribut produk memiliki pengaruh

pada pilihan konsumen. Allen

(2001) berpendapat bahwa terdapat

pandangan yang sempit karena

menganggap bahwa sebenarnya

konsumen semata-mata memiliki

satu pertimbangan yang rasional,

yaitu penilaian tertentu mengenai

kegunaan dari atribut suatu produk.

Menurut Allen (2001) sebenarnya

yang sering terjadi adalah

konsumen juga memiliki

pertimbangan emosional, intuitif,

serta pertimbangan yang

menyeluruh mengenai produk.

Teori ini sesuai dengan hasil

penelitian Randang (2013) dan Dewi

(2012) yang menyatakan bahwa

atribut produk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian di atas, dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif

atribut produk terhadap

keputusan pembelian

Hubungan Emosi Positif dengan

Keputusan Pembelian Premananto (2007)

menyatakan bahwa emosi positif

yang dirasakan konsumen akan

mendorong konsumen untuk

mengakuisisi suatu produk dengan

segera tanpa adanya perencanaan

yang mendahuluinya dan sebaliknya

emosi negatif dapat mendorong

konsumen untuk tidak melakukan

pembelian impuls. Konsumen

membeli dan mengkonsumsi produk

bukan sekedar karena nilai

fungsionalnya, namun juga karena

nilai sosial dan emosionalnya.

Dengan kata lain, pembelian

dilakukan atas dasar kemampuan

produk untuk menstimulasi dan

memuaskan emosi. Baik emosi

positif maupun emosi negatif yang

dapat menjadi serangkaian

pengalaman yang menyenangkan.

Emosi yang positif terhadap suatu

produk akan mempermudah

keputusan konsumen dalam

melakukan pembelian terhadap

produk merek tersebut.

Teori ini sesuai dengan hasil

penelitian Consoli (2009) dan

Hetharie (2011) yang menyatakan

bahwa emosi positif berpengaruh

positif terhadap keputusan

pembelian. Berdasarkan uraian di

atas, dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H2 : Terdapat pengaruh positif

emosi positif terhadap keputusan

pembelian

Hubungan Citra Merk dengan

Keputusan Pembelian

Menciptakan kesan menjadi

salah satu karakteristik dasar dalam

orientasi pemasaran modern yaitu

lewat pemberian perhatian lebih serta

penciptaan merek yang kuat. Brand

image yang dikelola dengan baik

akan menghasilkan konsekuensi

yang positif, salah satunya adalah

meningkatkan pemahaman terhadap

aspek-aspek perilaku konsumen

dalam mengambil keputusan

pembelian.

Teori ini sesuai dengan hasil

penelitian Trista et el (2012) dan

Akbar (2012) yang menyatakan

bahwa citra merk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

Page 7: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 7

Berdasarkan uraian di atas, dapat

ditarik hipotesis sebagai berikut:

H3 : Terdapat pengaruh positif

citra merk terhadap keputusan

pembelian

Hubungan Citra Merk dengan

Emosi Positif

Citra merek merupakan

seperangkat keyakinan, ide, dan

kesan yang dimiliki oleh seseorang

terhadap suatu merek (Keller, 2008).

Citra merek dalam hal ini merupakan

persepsi dari seorang konsumen

terhadap suatu produk atau merk

tertentu. Persepsi seorang konsumen

akan membentuk keterikatan

emosional terhadap suatu produk.

Persepsi yang baik tentang produk

suatu merk akan menimbulkan emosi

yang positif, sedangkan persepsi

yang buruk akan menimbulkan

emosi negatif.

Teori ini sesuai dengan hasil

penelitian Banyte et al (2007) yang

menyatakan bahwa citra merk

berpengaruh positif terhadap emosi

positif. Berdasarkan uraian di atas,

dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Terdapat pengaruh positif

citra merk terhadap emosi positif

Penelitian Terdahulu

Penelitian Wahyudi Randang

(2013) dengan judul Kualitas

Produk, Atribut Produk dan Ekuitas

Merek pengaruhnya Terhadap

Keputusan Pembelian Minyak

Goreng.

Nadia Lona Trista, Apriatni

EP dan Saryadi (2012) dengan judul

Pengaruh Citra Merek (Brand Image)

dan Kepercayaan Merek (Brand

Trust) Terhadap Keputusan Toyota

Avanza di Kota Semarang.

Penelitian Domenico Consoli

(2009) dengan judul Emotions That

Influence Purchase Decisions And

Their Electronic Processing.

Penelitian Jurate Banyte, Egle

Joksaite dan Regina Virvilaite (2007)

dengan judul Relationship of

Consumer Attitude and Brand :

Emotional Aspect.

Normasari Wikan Dewi

(2012) dengan judul Pengaruh

Atribut Produk dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Bundle

Handphone Smartphone Merek

Blackberry 8530.

Penelitian Adam Akbar

(2012) dengan judul Analisis

Pengaruh Citra Merek, Harga dan

Kualitas Produk Terhadap Keputusan

Pembelian Notebook Toshiba.

Jondry Adrin Hetharie (2011)

dengan judul Peran Emosi Positif

Sebagai Mediator Stimulus

Lingkungan Toko dan Faktor Sosial

Terhadap Impulse Buying Tendency

pada Matahari Department Store

Kota Ambon.

Kerangka Pemikiran

Dari uraian pemikiran

tersebut diatas, secara skematis

digambarkan seperti pada gambar

dibawah ini:

Gambar

Kerangka Pemikiran Teoritis

Page 8: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 8

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala sesuatu

yang diketahui atau dianggap

mempunyai sifat bias memberikan

gambaran tentang suatu keadaan atau

persoalan (Supranto, 2001). Data

yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi adalah data Primer. Data

primer yang ada dalam penelitian ini

merupakan penyebaran kuesioner.

Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh konsumen PIKA

Semarang.

Metode penentuan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode purposive sampling,

yang mengambil seluruh responden

sebagai sampel. Dengan jumlah

pengamatan sebanyak 96 orang.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan metode Kuesioner.

Definisi Operasional Variabel

Tabel

Definisi Operasional Variabel No Nama Variabel Definisi Operasional Indikator

1 Atribut produk Pengembangan suatu

produk atau jasa

melibatkan penentuan

manfaat yang akan

diberikan (Kotler dan

Armstrong, 2004).

Tampilan produk

Fitur

Daya tahan bahan

2 Citra merk Seperangkat

keyakinan, ide, dan

kesan yang dimiliki

oleh seseorang

terhadap suatu merek

(Keller, 2008).

Mudah dikenali

Reputasi baik

Selalu diingat

3 Emosi positif Suasana hati yang

mempengaruhi dan

yang menentukan

intensitas

pengambilan

keputusan konsumen

(Tirmizi,et al., 2009).

Perasaan penuh kegembiraan

Perasaan bangga saat berbelanja

Perasaan semangat

4 Keputusan

Pembelian

Tahap proses

keputusan dimana

konsumen secara

aktual melakukan

pembelian produk

(Kotler dan

Armstrong, 2004).

Kemantapan membeli

Kebiasaan dalam membeli produk

Merekomendasikan pada orang lain

Page 9: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 9

Metode Analisis Data

Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier

berganda adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2011):

Persamaan 1

MbXbXbaY 322111 + e1

Persamaan 2

242 XbaM + e2

Dimana : Y= Keputusan Pembelian

a1, a2= Konstanta

b1, b2, b3, b4= Koefisien regresi berganda

X1= Atribut Produk

X2= Citra Merk

M= Emosi Positif

e1, e2 = Error atau galat

Uji Signifikasi Pengaruh Parsial

(Uji t)

Pengujian ini digunakan untuk

menguji atau menganalisis hipotesis

dengan menggunakan uji signifikansi

dengan tingkat alpha yang digunakan

adalah 5%. Kriteria pengujian yaitu :

Apabila t hitung > t tabel dan

signifikansi < 0,05, maka Ho

ditolak

Apabila t hitung < t tabel dan

signifikansi > 0,05, maka Ho tidak

mampu ditolak

Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Digunakan untuk mengetahui

besar sumbangan variabel

independen (X) terhadap variabel

independen (Y).

Uji Deteksi Pengaruh Mediasi

Pengujian hipotesis mediasi

dapat dilakukan dengan prosedur

yang dikembangkan oleh Sobel

(1982) dan dikenal dengan Uji Sobel

(Sobel Test). Untuk menentukan

intervening variabel, maka perlu

dilihat besarnya direct effect apabila

dibandingkan dengan total effectnya.

Kriteria pengujian :

Apabila total effect > direct effect

maka posisi intervening tepat.

Apabila total effect < direct effect

maka posisi intervening tidak

tepat.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas

Tabel Uji Validitas

No Indikator r tabel r

hitung Ket.

1 X11 0,2006 0,903 Valid

2 X12 0,2006 0,849 Valid

3 X13 0,2006 0,847 Valid

4 X12 0,2006 0,808 Valid

5 X21 0,2006 0,814 Valid

6 X22 0,2006 0,828 Valid

7 X23 0,2006 0,815 Valid

8 X24 0,2006 0,821 Valid

9 M1 0,2006 0,922 Valid

10 M2 0,2006 0,919 Valid

11 M3 0,2006 0,862 Valid

12 M4 0,2006 0,957 Valid

13 Y11 0,2006 0,888 Valid

14 Y12 0,2006 0,910 Valid

15 Y13 0,2006 0,895 Valid

16 Y14 0,2006 0,882 Valid

17 Y15 0,2006 0,916 Valid

Tabel tersebut di atas

menunjukkan bahwa masing-masing

variabel Atribut produk, Citra merk,

Emosi positif dan Keputusan

pembelian, hasil yang diperoleh

menunjukkan valid. Terbukti dengan

semua nilai hasil r hitung pada

indikator variabel yang ditunjukkan

dengan nilai Corected Item Total

Correlation tersebut diperoleh

melebihi nilai r tabel yang diperoleh

dari nilai df = n – 2, 96 – 2 = 94,

yaitu sebesar 0,2006 sehingga

dengan demikian masing-masing

indikator pada masing-masing

variabel tersebut dapat dilakukan

Page 10: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Atribut

Produk

Citra

Merk

Emosi

Positif

Keputusan

Pembelian

N 96 96 96 96

Normal Parametersa,b

Mean 8.2396 8.5104 7.9479 12.0625

Std. Deviation 4.74562 4.69040 5.16541 7.44215

Most Extreme

Differences

Absolute .291 .293 .303 .349

Positive .291 .293 .303 .349

Negative -.195 -.168 -.222 -.217

Kolmogorov-Smirnov Z 1.737 1.815 1.539 1.621

Asymp. Sig. (2-tailed) .183 .140 .432 .373

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

kepada langkah perhitungan

selanjutnya.

Hasil Uji Reliabilitas

Tabel Uji Reliabilitas

No Indikator Nilai

Alpha

Nilai

Standarisasi Ket.

1 Atribut produk 0,936 0,600 Reliabel

2 Citra merk 0,922 0,600 Reliabel

3 Emosi positif 0,966 0,600 Reliabel

4 Keputusan

pembelian

0,964 0,600 Reliabel

5 Atribut produk 0,936 0,600 Reliabel

Berdasarkan tabel tersebut di

atas dapat diketahui bahwa masing-

masing variabel hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa nilai alpha telah

melebihi dari nilai standarisasi yaitu

sebesar 0,6. Dengan terbuktinya nilai

tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil uji reliabilitas terhadap

keseluruhan variabel tersebut adalah

reliable.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel

Hasil Uji Normalitas

Dari tabel di atas, terlihat bahwa Asymp Sig semua variabel lebih besar

dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal.

Page 11: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 11

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Atribut produk .117 8.517

Citra merk .124 8.035

Emosi positif .142 7.048

a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .895 .154 5.797 .000

Atribut Produk .037 .045 .246 .815 .417

Citra Merk -.037 .044 -.245 -.836 .405

Emosi Positif -.010 .038 -.073 -.267 .790

a. Dependent Variable: Abs1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.476 .305 4.843 .000

Citra Merk .021 .031 .069 .670 .505

a. Dependent Variable: Abs2

Hasil Uji Heterokedastisitas

Tabel

Uji Heterokedastisitas Regresi 1

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa tidak terjadi

problem heterokedastisitas. Hal ini

dibuktikan dengan nilai signifikansi

yang >0,05, sehingga disimpulkan

bahwa uji ini tidak terjadi problem

heterokedastisitas.

Tabel

Uji Heterokedastisitas Regresi 2

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa tidak terjadi

problem heterokedastisitas. Hal ini

dibuktikan dengan nilai signifikansi

yang >0,05, sehingga disimpulkan

bahwa uji ini tidak terjadi problem

heterokedastisitas.

Hasil Uji Multikolinieritas

Tabel

Koefisien pada Output Regresi 1

Nilai toleransi untuk variabel

independen lebih besar dari nilai

default (Tolerance) yang ditentukan

sebesar 0,10. Sedangkan untuk nilai

VIF juga lebih kecil daripada 10.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

semua variabel telah memenuhi

persyaratan ambang toleransi dan

nilai VIF. Artinya dari perhitungan

tersebut tidak mengalami efek

multikolinearitas.

Page 12: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 12

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -.391 .236 -1.659 .101

Atribut Produk .332 .069 .212 4.820 .000 .948 .449 .072 .117 8.517

Citra Merk .384 .068 .242 5.682 .000 .947 .510 .085 .124 8.035

Emosi Positif .812 .058 .563 14.108 .000 .975 .827 .212 .142 7.048

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -.536 .468 -1.145 .255

Citra Merk .997 .048 .905 20.656 .000 .905 .905 .905 1.000 1.000

a. Dependent Variable: Emosi Positif

Hasil Analisis Regresi Proses pengolahan data dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS 19

menghasilkan hasil sebagai berikut :

Tabel

Hasil Regresi Linier Berganda 1

Y = 0,212X1+0,242X2+0,563M

Tabel

Hasil Regresi Linier Berganda 2

M = 0,905X2

Hasil Uji t

Uji hipotesis Atribut produk

terhadap Keputusan pembelian

Berdasarkan hasil

perhitungan yang telah dilakukan,

maka diperoleh nilai t hitung untuk

Atribut produk adalah 4,820 dengan

hasil signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Hal ini menunjukkan terdapat

pengaruh positif yang signifikan

antara Atribut produk terhadap

Keputusan pembelian. Penjelasan

tersebut dapat diartikan bahwa jika

Atribut produk tersebut lebih

ditingkatkan maka terdapat pengaruh

signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Uji hipotesis Citra merk terhadap

Keputusan pembelian

Hasil perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh nilai t hitung

untuk Citra merk adalah 5,682

dengan hasil signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

Ho ditolak dan Ha dapat diterima.

Dengan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengujian

tersebut menunjukkan pengaruh yang

signifikan positif antara Citra merk

Page 13: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 13

terhadap Keputusan pembelian.

Penjelasan tersebut dapat diartikan

bahwa jika Citra merk karyawan

tersebut lebih ditingkatkan, maka hal

itu akan dapat meningkatkan

Keputusan pembelian.

Uji hipotesis Emosi positif

terhadap Keputusan pembelian

Berdasarkan hasil

perhitungan yang telah dilakukan,

maka diperoleh nilai t hitung untuk

Emosi positif adalah 14,108 dengan

hasil signifikansi sebesar 0,000 <

0,05. Hal ini menunjukkan terdapat

pengaruh yang signifikan positif

antara Emosi positif terhadap

Keputusan pembelian. Penjelasan

tersebut dapat diartikan bahwa jika

Emosi positif tersebut lebih

ditingkatkan maka terdapat pengaruh

signifikan terhadap Keputusan

pembelian. Signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

Ho ditolak dan Ha diterima.

Uji hipotesis Citra merk terhadap

Emosi positif

Hasil perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh nilai t hitung

untuk Citra merk adalah 20,656

dengan hasil signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa

Ho ditolak dan Ha dapat diterima.

Dengan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengujian

tersebut menunjukkan pengaruh yang

signifikan positif antara Citra merk

terhadap Emosi positif. Penjelasan

tersebut dapat diartikan bahwa jika

Citra merk karyawan tersebut lebih

ditingkatkan, maka hal itu akan dapat

meningkatkan Emosi positif.

Analisis Koefisien Determinasi

Berikut hasil pengujian yang

dibantu dengan program SPSS

adalah :

Tabel

Koefisien Determinasi No Koefisien Determinasi

1 Regresi 1 0,979

2 Regresi 2 0,819

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa besarnya nilai

koefisien determinasi ditunjukkan

oleh nilai Adjusted R Square yaitu

sebesar 0,979, hal ini berarti bahwa

variasi Keputusan pembelian mampu

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu

atribut produk, citra merk dan emosi

positif, sebesar 97,9% sedangkan

sisanya sebesar 2,1% (100% -

97,9%) dijelaskan oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam enelitian ini.

Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa besarnya nilai

koefisien determinasi ditunjukkan

oleh nilai Adjusted R Square yaitu

sebesar 0,818, hal ini berarti bahwa

variasi Emosi positif mampu

dijelaskan oleh variabel bebas yaitu

Citra merk, sebesar 81,8% sedangkan

sisanya sebesar 18,2% (100% -

81,8%) dijelaskan oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

Sobel Test

Pengaruh Citra merk Terhadap

Keputusan pembelian Melalui

Emosi Positif

bagian Indirect Effect terlihat

pengaruh tidak langsung Citra merk

terhadap Keputusan pembelian

melalui Emosi positif, dalam hal ini

besarnya pengaruh tidak langsung

adalah 0,9369 dengan nilai

Page 14: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 14

signifikansi 0,0000, yang berarti ada

pengaruh signifikan. Jadi dapat

disimpulkan terjadi hubungan

mediasi.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian terbukti

bahwa secara parsial, peningkatan

Atribut produk mempunyai pengaruh

positif terhadap peningkatan

Keputusan pembelian. Hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa dengan

atribut produk yang baik maka

keputusan pembeliannya akan

meningkat atau dengan kata lain

atribut produk berpengaruh positif

terhadap peningkatan keputusan

pembelian. Nilai-nilai kemanusiaan

yang melekat pada atribut produk

memiliki pengaruh pada pilihan

konsumen. Konsumen juga memiliki

pertimbangan emosional, intuitif,

serta pertimbangan yang menyeluruh

mengenai produk. Hasil ini sesuai

dengan hasil penelitian Randang

(2013) dan Dewi (2012) yang

menyatakan bahwa atribut produk

berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

Hasil penelitian terbukti

bahwa secara parsial, peningkatan

emosi positif mempunyai pengaruh

positif terhadap peningkatan

Keputusan pembelian. Emosi positif

yang dirasakan konsumen akan

mendorong konsumen untuk

mengakuisisi suatu produk dengan

segera tanpa adanya perencanaan

yang mendahuluinya dan sebaliknya

emosi negatif dapat mendorong

konsumen untuk tidak melakukan

pembelian impuls. Konsumen

membeli dan mengkonsumsi produk

bukan sekedar karena nilai

fungsionalnya, namun juga karena

nilai sosial dan emosionalnya.

Dengan kata lain, pembelian

dilakukan atas dasar kemampuan

produk untuk menstimulasi dan

memuaskan emosi. Baik emosi

positif maupun emosi negatif yang

dapat menjadi serangkaian

pengalaman yang menyenangkan.

Emosi yang positif terhadap suatu

produk akan mempermudah

keputusan konsumen dalam

melakukan pembelian terhadap

produk merek tersebut. Hasil ini

sesuai dengan hasil penelitian

Consoli (2009) dan Hetharie (2011)

yang menyatakan bahwa emosi

positif berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

Hasil penelitian terbukti

bahwa secara parsial, peningkatan

Citra merk mempunyai pengaruh

positif terhadap peningkatan

terhadap Keputusan pembelian.

Menciptakan kesan menjadi salah

satu karakteristik dasar dalam

orientasi pemasaran modern yaitu

lewat pemberian perhatian lebih serta

penciptaan merek yang kuat.

Implikasi dari hal tersebut

menjadikan merek suatu produk

menciptakan image dari produk itu

sendiri di benak pikiran konsumen

dan menjadikan motivasi dasar bagi

konsumen dalam memilih suatu

produk. Brand image yang dikelola

dengan baik akan menghasilkan

konsekuensi yang positif, salah

satunya adalah meningkatkan

pemahaman terhadap aspek-aspek

perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan pembelian.

Hasil ini sesuai dengan hasil

penelitian Trista et el (2012) dan

Akbar (2012) yang menyatakan

Page 15: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 15

bahwa citra merk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

Hasil penelitian terbukti

bahwa secara parsial, peningkatan

Citra merk mempunyai pengaruh

positif terhadap peningkatan Emosi

positif. Citra merek dalam hal ini

merupakan persepsi dari seorang

konsumen terhadap suatu produk

atau merk tertentu. Persepsi seorang

konsumen akan membentuk

keterikatan emosional terhadap suatu

produk. Persepsi yang baik tentang

produk suatu merk akan

menimbulkan emosi yang positif,

sedangkan persepsi yang buruk akan

menimbulkan emosi negatif. Hasil

ini sesuai dengan hasil penelitian

Banyte et al (2007) yang menyatakan

bahwa citra merk berpengaruh positif

terhadap emosi positif.

Berdasarkan hasil penelitian,

dari ketiga jalur pada penelitian ini,

yang paling berpengaruh adalah

pengaruh atribut produk, citra merk

dan emosi positif terhadap keputusan

pembelian. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan hasil analisis koefisien

determinasi, keputusan pembelian

mampu dijelaskan oleh Atribut

produk, Citra merk dan Emosi positif

sebesar 97,9%. Sedangkan

berdasarkan hasil analisis koefisien

determinasi, emosi positif mampu

dijelaskan oleh Citra merk sebesar

81,8%.

Dari hasil Sobel Test untuk

mengetahui apakah terjadi hubungan

mediasi antara variable independen

dan dependen, diketahui bahwa

Emosi positif memediasi pengaruh

Citra merk terhadap Keputusan

pembelian. Pengaruh mediasinya

adalah menguatkan, terlihat dari nilai

indirect effect yang lebih besar dari

nilai direct effect.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Atribut produk berpengaruh

positif terhadap Keputusan

pembelian. Dengan atribut

produk yang baik maka

keputusan pembeliannya akan

meningkat atau dengan kata lain

atribut produk berpengaruh

positif terhadap peningkatan

keputusan pembelian. Nilai-nilai

kemanusiaan yang melekat pada

atribut produk memiliki

pengaruh pada pilihan

konsumen. Konsumen juga

memiliki pertimbangan

emosional, intuitif, serta

pertimbangan yang menyeluruh

mengenai produk.

2. Emosi positif berpengaruh

positif terhadap Keputusan

pembelian. Sehingga semakin

tinggi emosi positif, maka

keputusan pembelian akan

semakin meningkat. Konsumen

membeli dan mengkonsumsi

produk bukan sekedar karena

nilai fungsionalnya, namun juga

karena nilai sosial dan

emosionalnya. Dengan kata lain,

pembelian dilakukan atas dasar

kemampuan produk untuk

menstimulasi dan memuaskan

emosi.

3. Citra merk mempunyai

berpengaruh positif terhadap

Keputusan pembelian. Implikasi

dari hal tersebut menjadikan

Page 16: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 16

merek suatu produk

menciptakan image dari produk

itu sendiri di benak pikiran

konsumen dan menjadikan

motivasi dasar bagi konsumen

dalam memilih suatu produk.

Brand image yang dikelola

dengan baik akan menghasilkan

konsekuensi yang positif, salah

satunya adalah meningkatkan

pemahaman terhadap aspek-

aspek perilaku konsumen dalam

mengambil keputusan

pembelian.

4. Citra merk berpengaruh positif

terhadap Emosi positif. Citra

merek dalam hal ini merupakan

persepsi dari seorang konsumen

terhadap suatu produk atau merk

tertentu. Persepsi seorang

konsumen akan membentuk

keterikatan emosional terhadap

suatu produk. Persepsi yang baik

tentang produk suatu merk akan

menimbulkan emosi yang

positif.

5. Berdasarkan hasil Sobel Test

untuk mengetahui apakah terjadi

hubungan mediasi antara

variable independen dan

dependen, diketahui bahwa

Emosi positif memediasi

pengaruh Citra merk terhadap

Keputusan pembelian. Pengaruh

mediasinya adalah menguatkan,

terlihat dari nilai indirect effect

yang lebih besar dari nilai direct

effect.

Implikasi Manajerial

Atas dasar kesimpulan yang

telah dikemukakan di atas, dapat

diberikan beberapa saran dan

diharapkan dapat berguna bagi

kemajuan perusahaan. Adapun saran

tersebut adalah:

1. Berdasarkan hasil koefisen

regresi beta, terlihat bahwa

faktor yang dominan dalam

mempengaruhi keputusan

pembelian adalah emosi positif.

PIKA Semarang sebaiknya

berusaha meningkatkan emosi

positif pelanggan, salah satunya

adalah dengan cara membuat

konsumen menjadi bersemangat

dan bangga dalam melakukan

pembelian pada PIKA

Semarang.

2. Berdasarkan hasil koefisen

regresi beta, terlihat bahwa

faktor yang dominan dalam

mempengaruhi emosi positif

adalah citra merk. PIKA

Semarang sebaiknya berusaha

untuk meningkatkan citra merk

dari produk furniturnya. Hal ini

dapat dilakukan dengan

memperbaiki reputasi produk

dan melakukan promosi lebih

banyak agar produk PIKA

Semarang lebih dikenal oleh

konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Adam. 2012. Analisis

Pengaruh Citra Merek,

Harga dan Kualitas Produk

Terhadap Keputusan

Pembelian Notebook

Toshiba. Jurnal Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma 2012.

Allen, Louis. 2001. A Management

and Organization. McGraw-

Hill. New York.

Page 17: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 17

Banyte, Jurate, Egle Joksaite dan

Regina Virvilaite. 2007.

Relationship of Consumer

Attitude and Brand :

Emotional Aspect. ISSN

1392-2785 Engineering

Economics 2007 No. 2(52)

Commerce of Engineering

Decisions.

Consoli, Domenico. 2009. Emotions

That Influence Purchase

Decisions And Their

Electronic Processing.

Annales Universitatis

Apulensis Series

Oeconomica, 11(2) 2009.

Dewi, Normasari Wikan. 2012.

Pengaruh Atribut Produk dan

Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Bundle

Handphone Smartphone

Merek Blackberry 8530.

Durianto, D. Sugiarto, dan Sitinjak.

T. 2004. Strategi

Menaklukkan Pasar Melalui

Riset Ekuitas dan Perilaku

Merek. Jakarta. PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Ferdinand A. 2006. Structural

Equation Modelling Dalam

Penelitian Manajemen.

Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi

Analisis Multivariate dengan

Program IBM SPSS 19. Edisi

5. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Harun, Al-Rasyid. 2001. Metode

Penelitian Sosial. PPs

UNPAD. Bandung.

Hetharie, Jondry Adrin. 2011. Peran

Emosi Positif Sebagai

Mediator Stimulus

Lingkungan Toko dan Faktor

Sosial Terhadap Impulse

Buying Tendency pada

Matahari Department Store

Kota Ambon. Jurnal Aplikasi

Manajemen Volume 10

Nomor 4 Desember 2012.

ISSN:1603-5241.

Hoeffler, Steve. dan Kevin Lane

Keller. 2003. The Marketing

Advantages of Strong Brands.

Brand Management. Vol. 10,

No.6

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran

Pemasaran dan Loyalitas

Konsumen.

Bandung:Alfabeta.

Katalog Belanja Media Indonesia.

2011.

Khazatun. 2013. Analisis Pengaruh

Loyalitas Terhadap

Keputusan Pembelian.

Semarang.

Page 18: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 18

Kotler, Philip, 2002. Dasar-Dasar

Pemasaran. Edisi Ketiga,

Jakarta : PT. Prenhalido.

Kotler, Philip. 2004. Manajemen

Pemasaran. Edisi Milenium.

Jakarta : Prenhalindo.

Kotler, Phillip dan Gary Armstrong.

2004. Principles Of

Marketing. (10th Ed).

Pearson Education Inc. New

Jersey.

Kotler, Phillip dan Kelvin Lane

Keller. 2008. Manajemen

Pemasaran. Jilid I. Edisi

Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Keller, Kevin Lane. 2008. Marketing

Management. Twelfth

Edition, Pearson.

Nicolino, Patricia F. 2004. Brand

Management (The Complete

Ideal’s Guide). Jakarta.

Prenada Media.

Premananto, Gancar Candra. 2007.

Proses Pengambilan

Keputusan Pembelian Impuls

Dengan Pendekatan

Psikologi Lingkungan Dan

Rantai Kausalitas. Jurnal

Antisipasi.

Randang, Wahyudi. 2013. Kualitas

Produk, Atribut Produk dan

Ekuitas Merek pengaruhnya

Terhadap Keputusan

Pembelian Minyak Goreng.

Jurnal EMBA Vol. 1 No. 3

September 2013:701-709.

ISSN:2303-1174.

Road Map Revitalisasi Industri

Kehutanan Indonesia. 2011.

Roslina. 2009. Pengaruh

Pengetahuan Produk dan

Citra Merk Terhadap

Pembelian Produk. Jurnal

Manajemen dan Bisnis Vol.

10, No 2, 2009. ISSN: 1412-

3681.

Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku

Konsumen. PT. KEncana

Prenanda Media. Jakarta.

Simamora, Henry. 2001.

Membangun dan

Mempertahankan Merek

Global di Era Globalisasi

Lewat Media Online. Jakarta.

Salemba Empat

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. CV Alfabeta. Bandung.

Sumarwan, Ujang. Perilaku

Konsumen. 2004, Bogor,

Ghalia Indonesia

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen

dan Komunikasi Pemasaran.

Page 19: Jurnal Yusi

Jurnal Magister Manajemen, Universitas Semarang 2015 Page 19

edisi ketiga, PT. Remaja

Rosdakarya, Jakarta.

Tirmizi, Muhammad Ali, Ur Kashif

Rehman dan M. Iqbal Said.

2009. An Empirical Study of

Consumer Impulse Buying

Behaviour in Local Markets.

European Journal of

Scientific Research, Vol. 28,

No. 4, p. 522- 532.

Tjiptono. Fandy. 2007. Prinsip-

prinsip Total Quality Service,

Penerbit Andi Yogyakarta.

Trista, Nadia Lona, Apriatni EP dan

Saryadi. 2012. Pengaruh

Citra Merek (Brand Image)

dan Kepercayaan Merek

(Brand Trust) Terhadap

Keputusan Toyota Avanza di

Kota Semarang.

Waldi, Drajat Adhitya & Purbayu

Budi Santosa. 2001. Analisis

Pengaruh Atribut Produk &

Promosi terhadap Persepsi

Kualitas Motor Merek

Milenium (Produk Motor

China). Jurnal Strategi

Bisnis. Vol.6 Th.IV

Wijayanti, Ari. 2008. Strategi

Peningkatan Loyalitas

Melalui Kepuasan

Pelanggan. Semarang. BPFE

UNDIP.

www.bi.go.id