jurnal skripsi
TRANSCRIPT
JURNAL SKRIPSI
PENERAPAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM UPAYA PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT ELEKTRONIKA INDUSTRI DI
SMKN 3 JAKARTA.
Di ajukan Oleh :
Ade Setiawan
5215077547
PROGRAM STUDI PEND. TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
ABSTRAK
Chairiah(2009) : Penerapan Pengajaran Dan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta.
Penelitian ini dilakukan di kelas I SMKN 3 Jakarta pada mata diklat Elektronika Industri. Peneliti melihat rendahnya hasil belajar siswa yang belum mencapai Standar Ketuntasan Belajar ( ≥7 dan jumlah yang lulus sebanyak 60%). Nilai rata-rata siswa adalah 6.61 selain itu jumlah siswa yang lulus hanya 11 orang dari 28 siswa (58%),
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching ang Learning). Pengajaran dan Pembelajaran kontekstual (CTL) ini melibatkan 7 (tujuh) aspek yaitu : 1)kontruktivis, 2)menemukan (inquiry), 3)bertanya (questioning), 4)masyarakat belajar (learning community), 5) pemodelan (modelling), 6)refleksi (reflection), 7)penilaian otentik (authentic assesment).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Dengan rancangan penelitian The One Shot Case Study. Objek penelitian ini adalah siswa kelas I dengan jumlah siswa 29 orang. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifkan dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual pada mata diklat Elektronika Industri.
Sebelum soal-soal tes diberikan, dilakukan uji coba instrumen di SMKN 3 Jakarta diperoleh indeks reliabilitas instrumen 0.764. Dari hasil analisis data, diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen = 7.13 dengan nilai tertinggi 8.25 dan nilai terendah 6.4 dengan persentase ketuntasan belajar sebanyak 26 orang (89%). Sedangkan pada kedua kelas kontrol nilai rata-rata kelas secara berurutan antara lain 6.58 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 siswa dan kelas yang ketiga nilai rata-ratanya adalah 7.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 orang dari 26 siswa.
Dari hasil penelitian tersebut dapat dilihat terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Dasar di SMKN 3 Jakarta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kontekstual (CTL) di kelas I SMKN 3 Jakarta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melihat hasil dari penelitian ini maka disarankan para tenaga pendidik khususnya di sekolah kejuruan teknik dapat menerapkan metode pembelajaran CTL ini pada mata diklat produktif lainnya. Dan untuk selanjutnya kepada rekan-rekan mahasiswa untuk dapat menerapkan metode CTL ini pada mata diklat produktif lainnya untuk penelitian lebih lanjut.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang tidak terhingga bagi
kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut telah mencakup segala aspek
kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut dibutuhkan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Pendidikan merupakan
salah satu bidang yang bertujuan untuk membentuk manusia seutuhnya yang handal dan
berkompeten di segala bidang.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan akan
menghasilkan SDM yang mampu bersaing secara sehat dalam ketatnya kompetisi dalam
Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Sehingga sangat diharapkan adanya lembaga yang
menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dibidangnya.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang akan menghasilkan
lulusan yang nantinya diharapkan mempunyai lulusan yang dibutuhkan baik di dunia
usaha/dunia industri (DU/DI). Sekolah yang mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang terampil dan berkualitas lebih ditujukan kepada SMK (Sekolah Menengah
Kejuruan). Hal ini dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 1990,
Pasal 3 ayat 2, yaitu, “Menyiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesional”.
Berbicara mengenai pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah
khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seringkali masih menimbulkan persoalan
yaitu kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan, hal ini terjadi dikarenakan
banyaknya siswa yang mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik tentang materi ajar
yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya siswa tidak memahami konsep yang diajarkan.
Siswa mampu menghapal berbagai rumus-rumus dan konsep-konsep yang
berhubungan dengan materi ajar teknik elektro tetapi mereka tidak mampu menghubungkan
atau mengkaitkan materi ajar yang mereka terima di sekolah dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan digunakan nantinya. Melihat hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika
Industri di SMKN 3 Jakarta, menunjukkan bahwa belum tercapainya Standar Ketuntasan
Belajar Mengajar (SKBM) dengan nilai rata – rata siswa pada SMKN 3 Jakarta pada mata
diklat Elektronika Industri adalah 6.61 dan jumlah siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 58
% (Tata Usaha SMKN 3 Jakarta). Melihat rata – rata nilai pada ketiga sekolah diatas
menunjukkkan belum tercapainya Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) dimana
batas kelulusan mata diklat produktif adalah ≥ 70 dan persentase kelulusan mencapai 60%
(Depdiknas 2006).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian pra-eksperimental. Dalam
rancangan penelitian ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu
dikelompokkan secara acak menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka
waktu tertentu lalu kedua kelompok itu dikenai pengukuran yang sama (Muri Yusuf,
2005:227). Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan. Model
penelitian ini dikenal dengan The One Shot Case Study. Bagan rancangan penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelas Pretest Treatment Postest
Eksperimen
Kontrol
-
-
X
-
T2
-
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan untuk kelas eksperimen, yaitu penerapan model pembelajaran
CTL
T2 : Tes akhir yang diberikan untuk kelas eksperimen
B. Objek Penelitian
Untuk melakukan penelitian eksperimental maka jumlah siswa kelas I yang
berjumlah 80 orang siswa dibagi dalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dengan asumsi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti guru, materi
pelajaran, faktor internal siswa dan yang lainnya diabaikan.
1. Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan tindakan. Untuk menetukan kelas
eksperimen terlebih dahulu mengumpulkan daftar nilai siswa pada semester sebelumnya
dan melihat nilai rata-rata kelas terendah, sebagai kelas eksperimen dipilih kelas I
sebagai kelas dengan rata-rata kelas terendah selain itu pihak sekolah memberikan saran
dan masukan untuk melakukan penelitian pada kelas tersebut. Pada kelas eksperimen
diberikan pembelajaran berbasis kontekstual (CTL).
2. Kelas Kontrol
Kelas kontrol pada penelitian berfungsi sebagai pembanding, yaitu untuk melihat apakah
terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk
kelas kontrol peneliti memilih kelas I.1 dan I.2. Pada kelas kontrol diberikan model
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru sebelumnya. Materi pelajaran untuk kedua
kelompok kelas ini sama, yang membedakan hanya metode pembelajarannya.
C. Variabel dan Data Penelitian
1. Variabel
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas yaitu penggunaan metode pembelajaran dan pengajaran kontekstual
(CTL).
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa setelah perlakuan atau pengajaran
diberikan.
2. Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah :
a. Data primer yaitu data yang diambil dari kelas sampel berupa nilai akhir setelah
diberikan tindakan dan pemberian tes akhir belajar.
Data sekunder yaitu data tentang hasil belajar siswa pada semester sebelumnya yang didapat
dari wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan data hasil observasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, yang uraiannya
meliputi tiga hal yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data
Pada bagian ini disajikan data – data hasil penelitian yang meliputi hasil observasi
penerapan CTL di kelas dan pemaparan tes hasil belajar. Berikut rincian masing-masing data
tersebut
1. Observasi Penerapan CTL di kelas
a. Konstruktivisme
b. Menemukan (Inquiry)
c. Bertanya (questioning)
d. Masyarakat Belajar (Learning Community)
e. Refleksi (Reflection)
f. Pemodelan (Modelling)
g. Penilaian Otentik (Authentic Assesment)
2. Tes Akhir Hasil Belajar
Setelah dilakukan tes akhir diperoleh data tentang hasil belajar siswa pada mata
diklat Elektronika Industri yang menggunakan metode pembelajaran kontekstual (CTL).
Tes hasil belajar ini diberikan kepada 29 orang siswa I SMKN 3 Jakarta. Data tersebut
dianalisis sehingga diperoleh deskripsi statistik nilai dari kelas sampel seperti yang
terlihat dibawah ini.
Tabel 18 : Hasil Analisis Data Tes Akhir
Kelas x s Xmaks Xmin
Sampel 7.31 2.7 8.12 6.45
Kontrol 1 6.58 1.14 7.75 5.0
Kontrol 2 7.00 1.06 8.08 5.0
Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat rata-rata nilai kelas sampel setelah dilakukan
metode pembelajaran adalah 7.31 dengan nilai tertinggi adalah 8.12 dan nilai terendah
6.45 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 dari 29 orang dan persentase
ketuntasan belajar 89 %. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kelas kontrol 1 adalah 6.58
dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai terendah adalah 5.00 dengan persentase kelulusan 65
%. Nilai rata-rata kelas kontrol 2 adalah 7.00 dan nilai tertinggi 8.08, nilai terendah
adalah 5.00.
B. Analisa Data
Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari tes hasil belajar
dilakukan analisis secara statistik. Sebelum uji statistik dilaksanakan terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas data.
1. Uji Normalitas
Untuk uji normalitas digunakan uji lilifors terhadap hasil belajar Elektronika
Industri siswa kelas sampel. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa pancaran titik-titik grafik untuk kelas sampel berada dekat garis
lurus, kemudian setelah melakukan tes akhir pada kedua kelas sampel diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 19 : Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel
Kelas N α Lo Lt Distribusi
Sampel 29 0,05 0.1409 0.161 Normal
Dari data yang diperoleh pada tabel di atas terlihat bahwa pada kelas sampel
nilai Lo < Lt yaitu 0.1409 < 0.1764, berarti data tersebut terdistribusi normal.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji-F. Berdasarkan hasil analisis
uji-F dapat dilihat bahwa pada selang kepercayaan 95% diperoleh T-value(thitung) = 0.04
dengan dk(0.95)(77)= 3.13, maka berdasarkan hasil disebut Hi diterima bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar yang signifikant menggunakan metode pembelajaran
kontekstual (CTL) pada mata diklat Elektronika Industri di SMKN 3 Jakarta.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat
Elektronika Industri pada kelas sampel terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat
pada nilai terendah siswa adalah 6.45 dan yang tertinggi adalah 8.12. Jumlah siswa yang
tidak mencapai standar ketuntasan belajar sebanyak 3 (tiga) orang. Dengan demikian
persentase ketuntasan belajar pada penelitian ini mencapai 89%. Sedangkan pada kelas
kontrol 1 perolehan rata-rata nilai siswa adalah 6.58 dengan nilai tertinggi 7.75 dan nilai
terendah 5.00 dengan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang siswa (65%).
Sedangkan pada kelas kontrol 2 nilai rata-rata kelas adalah 7.00, nilai tertinggi 8.08
sedangkan nilai terendah 5.00, jumlah siswa yang lulus sebanyak 19 dari 25 orang siswa
(80%).
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan observer terlihat bahwa
antusias siswa dalam belajar mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dikarenakan siswa
terlibat langsung dalam mencari materi dan informasi yang dibutuhkannya. Tugas proyek
yang diberikan merupakan simulasi perancangan dan pemasangan instalasi listrik baik
pasangan dalam (inbow) dan pasangan luar (outbow) dengan subjek lokasi di lapangan dan
lingkungan siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil tugas proyek yang telah dilakukan siswa
terlihat kekurangan dalam hal kemampuan siswa dalam menyusun laporan.. Banyak indikator
yang tidak muncul pada setiap pembahasan. Pada kontruktivis sudah sebagian besar
terlaksana, siswa masih belum dapat mengkomunikasikan pemahaman mereka di kelas.
Penerapan menemukan (inquiry) belum maksimal pelaksanaannya, pada indikator
kedua terlihat siswa telah menemukan konsep materi yang mereka butuhkan melalui kegiatan
penyelidikan terhadap masalah di lapangan, hal itu terlihat paparan teori yang disampaikan
siswa beragam dan ada sebagian teori yang tidak dituliskan pada modul. Kurangnya indikator
pertama muncul dikarenakan durasi pembelajaran langsung atau ceramah sangat singkat
sehingga indikator tersebut jarang muncul di setiap pertemuan.
Pada penerapan bertanya terlihat pencapaian yang sangat baik. Dimana sebagian
besar indikator muncul disetiap pertemuan. Setelah siswa melakukan pengamatan, masing-
masing kelompok akan mempresentasikan karya mereka didepan kelas, dan siswa lainnya
akan menanggapi. Pada bagian ini terlihat antusias siswa dalam bertanya sangat meningkat
meskipun cara mereka bertanya terkadang masih dengan bahasa yang kurang baik. Dari segi
peneliti sendiri masih merasa kesulitan dalam membuat pertanyaan untuk mengukur
pemahaman siswa pada saat pembelajaran langsung dilakukan.
Penerapan masyarakat belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik, hal itu
terlihat aktivitas siswa yang menunjukkan perkembangan ketika dilakukan pembelajaran
kelompok (cooperative learning). Dengan dibentuknya kelompok belajar mereka melakukan
tugas proyek dengan baik, disamping itu terlihat kemampuan siswa dalam menyerap materi
semakin membaik dan banyak keluar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan siswa dalam
kelas, pertanyaan tersebut banyak yang dijawab oleh kelompok lain dan terjadi interaksi
dalam belajar mengajar. Peneliti sendiri lebih banyak berfungsi sebagai pengarah dan pada
akhir pertemuan dilakukan refleksi untuk meluruskan dan menguatkan hasil-hasil yang telah
dipelajari pada pertemuan itu. Kekurangan yang ditemukan peneliti dalam ini adalah
kurangnya kemampuan guru dalam mengendalikan kelas sehingga kelas terkesan heboh.
Penerapan refleksi dapat dikatakan cukup baik, pada ini merupakan tugas dari
peneliti dimana menyimpulkan materi dan hasil diskusi dan juga meluruskan beberapa
pernyataan dan pendapat siswa. Pada bagian ini terlihat siswa banyak yang mencatat
informasi yang diberikan.
Penerapan penilaian otentik belum maksimal pada penelitian kali ini, hal itu
dikarenakan dalam melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa, waktu yang tersedia
cukup singkat untuk mengingat nama dan karakter siswa di kelas. Penilaian yang dilakukan
merupakan penilaian tugas proyek, presentasi dan kuis-kuis diakhir pertemuan dengan bobot
20%, Dan tes akhir diberikan bobot 50% dilanjutkan dengan tes pemahaman dan
kemampuan siswa dengan menggunakan tes essay dalam melakukan perancangan,
menggambar dan memasang instalasi listrik dengan bobot 30%. Penilaian tanggapan dan
peningkatan aktifitas siswa belum dapat dilakukan.
Penerapan pembelajaran kontekstual ini menggunakan 3 (tiga) strategi
pembelajaran yaitu : Pembelajaran langsung (DI), Pembelajaran Berbasis Masalah (PBI), dan
Cooperative Learning. Pada pertemuan I,II dan VIII dilakukan Pembelajaran Langsung,
Pertemuan III,IV,V dilakukan Perbelajaran Berbasis Masalah dan Pertemuan VI,VII
dilakukan pembelajaran kelompok. Kendala yang ditemui peneliti adalah dalam melakukan
pembelajaran langsung atau disebut juga metode ceramah, terlihat siswa banyak yang
membuat kegaduhan dan kurang merespon. Siswa lebih aktif pada strategi pembelajaran
yang lainnya. Siswa tampak lebih bersemangat ketika menggunakan strategi berbasis
masalah dan cooperative learning.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar dan pemahaman siswa di kelas I Elektronika Industri.
2. Hasil belajar siswa pada mata diklat Elektronika Industri di kelas I SMKN 3 Jakarta
setelah dilakukan metode pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) mengalami
peningkatan yang cukup signifikan nilai rata-rata setelah diberikan tindakan adalah 7.13,
jumlah siswa yang lulus sebanyak 26 orang (89%), sedangkan pada kelas kontrol yaitu
kelas I.2 nilai rata-rata kelas 6.58 dan jumlah siswa yang lulus sebanyak 17 dari 26 orang
siswa (65%). Sedangkan untuk kelas I.3 nilai rata-rata kelas 7.00 jumah siswa yang lulus
sebanyak 19 dari 25 orang siswa (80%). Dengan demikian proses belajar mengajar di
kelas I.1 dikatakan mencapai Standar Ketuntasan Belajar Mengajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti dapat mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan para guru mata diklat produktif di SMKN 3 Jakarta dapat menggunakan
metode pembelajaran kontekstual dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Untuk selanjutnya diharapkan lembaga yang terkait dapat menyusun standar penerapan
metode kontekstual di sekolah kejuruan khususnya di kelompok Teknologi..
3. Pada penelitian ini peneliti lebih menekankan pada peningkatan bidang kognitif siswa,
diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati hasil belajar siswa pada aspek
afektif dan psikomotor.
4. Sebaiknya dalam penerapan pendekatan kontekstual ini dilakuakan selama 1 (satu)
semester penuh untuk hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1984). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.
Anas, Sudijono. (1998). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Arikunto, Suhaimi. (1997). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Arikunto, Suhaimi. (1992). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basrul, Donna. (2005). Perbandingan Hasil Belajar Matematika Yang Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dan Pembelajaran Konvensional Di Kelas II
SMPN 3 Skripsi. FMIPA: UNJ.
Depdiknas. (2004). Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdiknas
Depdiknas. (2007). Model Penilaian SMK. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. (2007). Sosialisasi KTSP. Jakarta : Depdiknas.
Djohar, M.S. (2003). Pendidikan Strategik, Alternatif untuk Pendidikan Masa
Depan Menuju Masyarakat Madani. Bandung : Remaja Rosma Karya.
Fitriza, Rozi. (2005). Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning/Ctl) Pada Siswa Kelas II SMPN
8 Jakarta Dan Pendekatan Konvensional Pada Siswa Kelas II SMPN 7 Jakarta. Skripsi.
FMIPA:UNJ.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. (2001). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bandung : Bumi Aksara.
Johnson, Elaine B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What is and
why it's here to stay. Bandung : MLC.
Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. (2004). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Rosyidah, Fima. (2005). Pengembangan KBK Melalui Strategi Pembelajaran
Kontekstual. www.pendidikan-net.com. Diakses tanggal 28 Februari 2007.
Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sumarni, Siti. (2006). Reorientasi Paradigma Pembelajaran. www.pikiran
rakyat.com, 17 Januari, hal 14.
Uyanto, Stanislaus. (2006). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Yusuf, A.Muri. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: UNJ Press.