jurnal siska 2010210002
TRANSCRIPT
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 1/9
Hal -
1
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BARANG DAGANG PADA PT. SUNGAI BUDI
DI PALEMBANG
Siska ([email protected])Lili Syafitri ([email protected])
Jurusan Akuntansi S1
STIE MDP
Abstrak : Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian persediaanbarang dagang pada PT. Sungai Budi di Palembang. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan observasi langsung, melakukan wawancara dan
mengumpulkan data berupa dokumen yang berkaitan dengan persediaan. Tujuannya ialah untuk
membuat gambaran secara sistematis dan akurat mengenai sistem pengendalian persediaan barangdagang pada PT. Sungai Budi di Palembang. Prosedur pemesanan, penerimaan dan pengeluaranpersediaan barang dagang pada PT. Sungai Budi di Palembang sudah memadai. Namun pada
perusahaan belum menerapkan perhitungan EOQ, ROP dan Safety Stock dalam pengelolaan danpengendalian persediaan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan sebaiknya
menerapkan perhitungan EOQ, ROP dan Safety Stock dalam pengelolaan dan pengendalianpersediaan untuk menghindari adanya kekurangan stok (Stock Out ) maupun kelebihan atau
penumpukan stok barang dagang.
Kata kunci : Pengendalian Persediaan, EOQ, ROP dan Safety Stock .
Abstract :The purpose of this research is to determine the merchandise inventory control system at
PT. Sungai Budi in Palembang. In this research, using a qualitative research approach, by direct
observation, interviews and collecting data inventory. The purpose is to create a systematic and
accurate description of the merchandise inventory control system at PT. Sungai Budi inPalembang. The order procedure, revenues and expenditures of inventory at PT. Sungai Budi in
Palembang is passably. But the company has not implemented the calculation of the EOQ, ROP
and Safety Stock in the management and control of inventory. From the results of this study
concluded that the company should apply the calculation of EOQ, ROP and Safety Stock in the
management and control of inventory to avoid shortage of stock (Stock Out) and excess or
cumulation of stock merchandise.
Keywords : Control Inventory, EOQ, ROP and Safety Stock .
1
PENDAHULUAN
Pengendalian persediaan barang
merupakan suatu masalah yang seringdihadapi oleh suatu perusahaan, dimanasejumlah barang diharapkan dapat
diperoleh pada tempat dan waktu yangtepat, dengan ongkos yang murah.Persediaan barang diperlukan karenadalam pengadaan barang dibutuhkansejumlah waktu untuk proses pemesananbarang tersebut. Sehingga dengan
adanya permintaan dalam suatuperusahaan, maka permintaan suatu
barang yang datang diharapkan dapat
dipenuhi dengan segera pada saatadanya permintaan barang yangdilakukan konsumen.
Persediaan berperan penting bagiperusahaan. Menurut Martani (2012,h.245) Persediaaan merupakan salahsatu aset yang penting bagi suatuentitas baik bagi perusahaan ritel,
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 2/9
Hal - 2
manufaktur, jasa, maupun entitaslainnya. PSAK 14 (revisi 2008)mendefinisikan persediaan sebagai aset
yang (i) tersedia untuk dijual dalamkegiatan usaha biasa; (ii) dalam prosesproduksi untuk penjualan tersebut; (iii)dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam prosesproduksi atau pemberian jasa.
Pada bulan-bulan tertentu, PT.Sungai Budi mengalami kehabisanbeberapa persediaan barang yang akandijual. Jumlah persediaan barang yang
ada terlalu sedikit dibanding dengan jumlah permintaan konsumen.
Perusahaan menentukan kuantitaspemesanan persediaan barang dagangdan periode pemesanannya hanyaberdasarkan pengalaman dan intuisi.Jika perusahaan memenuhi jumlahpermintaan konsumen pada saatkehabisan persediaan, maka perusahaanakan mengeluarkan biaya yang lebih
besar. Kekurangan jumlah persediaanbarang juga dapat menyebabkankonsumen beralih ke perusahaan laindengan produk sejenis, sehingga dapatmengurangi kesempatan perusahaan
untuk memperoleh laba.
Pada tahun 2012, diketahui bahwaterjadi kekurangan persediaan barangberupa minyak Rose Brand dan tepungberas. Permintaan konsumen per tahunatas minyak Rose Brand sebesar 42.347dus sedangkan persediaan yang adahanya 42.100 dus, ini berarti terjadikekurangan stok sebesar 247 dus. Dalam1 dus minyak Rose Brand terdapat 12bungkus kemasan. Dan pada persediaantepung beras per tahun sebesar 2.735 dus
sedangkan permintaan konsumensebesar 2.830, terjadi kekurangan stoksebesar 95 dus. Dalam 1 dus tepungberas terdapat 20 bungkus kemasan,masing-masing berisi 500 gram perkemasan..
Berdasarkan penjelasan yangtelah diuraikan di atas maka penulismemilih judul: Analisis Sistem
Pengendalian Persediaan BarangDagang pada PT. Sungai Budi di
Palembang.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sistem Pengendalian Persedian
Sistem pengendalian persediaan
barang dagang ataupun persediaanbahan baku harus dilaksanakan seefektif
mungkin dalam suatu perusahaan untukmencegah dan menghindari terjadinyakelebihan maupun kekuranganpersediaan.
Menurut Harjanto (2008, h.237)Sistem pengendalian persediaan dapatdidefinisikan sebagai serangkaiankebijakan pengendalian untukmenentukan tingkat persediaan yangharus dijaga, kapan pemesanan untukmenambah persediaan harus dilakukandan berapa pesanan yang harus diadakan.
2.1.2 Klasifikasi Persediaan
Menurut Kieso, Weygandt,Warfield (2009, h.402) Persediaan(inventory) adalah pos-pos aktiva yangdimiliki oleh perusahaan untuk dijualdalam operasi bisnis normal, atau barangyang akan digunakan atau dikonsumsi.Investasi dalam persediaan merupakanaktiva lancar paling besar dariperusahaan barang dagang danmanufaktur.
2.1.3 Jenis-jenis Persediaan
Jenis persediaan yang dimilikisetiap perusahaan berbeda-beda,tergantung sifat dan tujuannya.
a. Persediaan pada PerusahaanManufaktur
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 3/9
Hal - 3
Menurut Rangkuti (2007, h.14)Jenis-jenis persediaan padaperusahaan manufaktur yaitu:
persediaan bahan baku, persediaanbahan pembantu pembntu ataupenolong, persediaan barang dalam /proses, dan persediaan barang jadi
(siap untuk dijual).b.
Persediaan pada Perusahaan DagangPerusahan dagang memiliki
jenis barang yang terdiri dari:Persediaan perlengkapan (Inventory
Of Supplies) dan Persediaan barangdagangan. (Merchandise Inventory).
2.1.4 Fungsi –fungsi Persediaan
Persediaan yang dimilikiperusahaan bertujuan untuk menjagakelancaran usaha. Bagi perusahaandagang persediaan barang dagangmemungkinkan perusahaan untukmemenuhi permintaan pembeli.Sedangkan bagi perusahaan industri,
persediaan bahan baku dan barangdalam proses bertujuan untukmemperlancar kegiatan produksi,sedangkan persediaan barang jadiditujukan untuk memenuhi kebutuan
pasar.
Menurut Siagian (2006, h162-163)fungsi persediaan terbagi atas empat jenis yaitu : Fungsi Pemisah Wilayah,Fungsi Decoupling, FungsiPenyeimbang dengan Permintaan, danFugsi Penyangga.
2.1.5 Sistem Pencatatan Persediaan
Dalam sebuah perusahaan,persediaan akan mempengaruhi neraca
maupun laporan laba rugi. Dalam neracaperusahaan dagang, persediaanmerupakan nilai yang paling signifikandalam aset lancar. Sedangkan dalamlaporan laba rugi, persediaan bersifatpenting untuk menentukan hasil operasi
perusahaan dalam periode tertentu.Terdapat dua macam sistem pencatatan
persediaan, yaitu: sistem persediaanperiodik dan sistem persediaan perpetual.
2.1.6 Metode Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan bertujuanuntuk mengetahui nilai persediaan yang
dipakai/dijual atau persediaan yangtersisa dalam suatu periode. Persediaanmerupakan pos yang sangat berartidalam aktiva lancar. Hal itumenyebabkan metode penilaianpersediaan merupakan hal yang pentinguntuk diperhatikan.
Menurut Harjanto (2008, h.263)
terdapat tiga metode yang digunakanuntuk dalam menilai persediaan, yaitu:First In First Out (FIFO), Last In First
Out (LIFO), dan rata-rata tertimbang.
2.1.7 Biaya yang berhubungan
dengan Persediaan
Biaya persediaan dapat diukurdengan total ekuivalen kas yangdigunakan untuk mendapatkan barangdan mempersiapakannya untuk dijual.Biaya-biaya ini termasuk biaya
pembelian dan biaya yang terjadi sampaibarang tersebut siap untuk dipakai ataudijual kepelanggan.
Menurut Kieso, et al (2009, h.412)Biaya yang dimasukkan dalampersediaan adalah Biaya Produk, BiayaPeriode, dan Perlakuan atas diskonpembelian.
2.1.8 Menentukan Pesanan Persediaan
Menentukan pesanan persediaan
ialah dengan menentukan berapa banyak jumlah persediaan yang dibutuhkanperusahaan dalam menjalankankegiatannya. Untuk itu diperlukanmetode EOQ ( Economic Order Quantity)agar dapat menentukan kuantitas
persediaan yang ekonomis. MenurutCarter (2009, h.314) Kuantitas
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 4/9
Hal - 4
Pemesanan Ekonomis ( Economic Order
Quantity - EOQ) adalah jumlahpersediaan yang di pesan pada suatu
waktu yang meminimalkan biayapersediaan tahunan.
Perhitungan EOQ menurut Heizer,
Render (2010, h.94) yaitu:
EOQ atau Q H
DS 2
Keterangan:Q = Jumlah unit per pesananQ* = Jumlah optimum unit per pesananD = Permintaan tahunan dalam unitS = Biaya pemesanan untuk setiap
pesananH = Biaya penyimpanan per unit pertahun
2.1.9 Persediaan Pengaman (Safety
stock)
Untuk memesan suatu barangsampai barang itu datang, diperlukan jangka waktu yang bervariasi daribeberapa jam sampai beberapa bulan.Perbedaan waktu antara saat memesansampai saat barang datang dikenal
dengan istilah waktu tenggang (leadtime). Waktu tenggang sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan daribarang itu sendiri dan jarak lokasi antarapembeli dan pemasok berada. Maka dariitu safety stock sangat diperlukan.
Besarnya persediaan pengamandapat dihitung sebagai berikut:
Z SSσ
atau SS Zσ
Keterangan:
X = Tingkat persediaanµ = Rata-rata permintaan
σ = Standar deviasi permintaan selama
waktu tenggangSS = Persediaan PengamanZ = Safety Factor
2.1.10 Titik Pemesanan Kembali
( Reorder Point)
Menurut Heizer, Render (2010,h.98) Tingkat pemesanan kembali( Reorder Point / ROP) adalah suatu titikatau batas dari jumlah persediaan yang
ada pada suatu saat dimana pemesananharus diadakan kembali.Cara menghitung titik pemesanankembali (reorder point ):
ROP LTAU SS Keterangan:ROP = titik pemesanan kembaliLT = waktu tenggangAU = Pemakaian rata-rata dalam
satuan waktu tertentuSS = persediaan pengaman
2.2 Penelitian Sebelumnya
Pertama ialah Henmaidi dan SuciHidayati dengan judul Analisis KinerjaManajemen Persediaan pada PT. UnitedTractors, Tbk Cabang Padang. Hasilpenelitiannya menunjukkan bahwa ada
Pengelolaan item per item persediaanselama ini belum optimal dan terjadistock out.
Penelitian yang dilakukan AdeSetiawan Gozali dengan judulImplementasi Metode Economic Order
Quantity (EOQ) pada Sediaan KnopJendela UD. In Ja, Samarinda. Hasilpenelitiannya ialah dengan menerapkanEOQ, maka dapat mengetahui jumlahpesanan yang optimal sehingga jumlahpersediaan di gudang dapat memenuhipermintaan pembeli.
Chairul Bachtiar Robyanto dan
Ratna Komala Dewi melakukanpenelitian dengan judul AnalisisPersediaan Bahan Baku Tebu padaPabrik Gula Pandji PT. PerkebunanNusantara XI (Persero) Situbondo, JawaTimur. Hasil penelitiannya ialah Jumlah
pembelian bahan baku yang ekonomis( Economical Order Quantity/EOQ) dan
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 5/9
Hal - 5
jumlah persediaan minimum (Safety
Stock ) belum dilakukan perusahaandengan semestinya.
III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kualitatif dengan caramelakukan observasi langsung,melakukan wawancara danmengumpulkan data berupa dokumen
yang berhubungan dengan sistempengendalian persediaan barang dagang
pada PT. Sungai Budi
3.2 Objek dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah PT.Sungai Budi. Objek dalam penelitian iniadalah dokumen yang berhubungandengan persediaan yang mengalami
kekurangan stok.
3.3 Pemilihan Informan Kunci
Yang dimaksud informan kunci
disini adalah orang dalam pada latarpenelitian artinya orang yang akanmemberikan informasi tentang kondisidan situasi latar penelitian. Informankunci pada PT. Sungai Budi ialahBagian Penjualan.
3.4 Jenis Data
Dalam penelitian ini data yangdigunakan ialah data primer dan datasekunder. Data primer yang digunakanberupa hasil wawancara serta observasi
langsung dengan pihak manajemenpenjualan dan pihak bagian persediaan.Sedangkan data sekunder yangdigunakan dalam penelitian ini adalahdokumen perusahaan dan data-data lainyang berhubungan dengan penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang digunakanpeneliti ialah dengan melakukanobservasi langsung, melakukanwawancara dan mengumpulkan data
berupa dokumen yang berkaitan denganpenelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknikanalisis data yang digunakan ialah
analisis data deskriptif yaitu denganmelakukan pengumpulan data,
menganalisis data, serta mengambilkesimpulan dari hasil penelitian yangsudah dilakukan yang berkaitan denganpengendalian persediaan barang dagang.
4 HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Pada awalnya didirikan padatahun 1947 dengan nama CV. BumiWaras. Perusahaan ini merupakan
perusahaan keluarga yang didirikan olehBapak Widarto selaku Direktur Utamaperusahaan. Perusahaan bergerak dibidang industri agribisnis antara lain: cengkeh, lada hitam, dan kopi yangmenjadikan CV. Bumi Waras sebagaisalah satu perusahaan industri
perkebunan terbesar di Indonesia.
Untuk mengatasi kesulitan dalammenangani beragamnya produk yangdikeluarkan oleh perusahaan makadidirikan anak perusahaan dan diadakan
pembagian tugas berdasarkan divisi.Anak perusahaan yang didirikandikelompokkan dalam 2 kelompok yangbesar yaitu : PT Sungai Budi dan PTBudi Acid Jaya. Perusahaan ini hinggasekarang telah menjadi perusahaan yang
go public dengan memiliki banyakmerek dan jenis produk yang
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 6/9
Hal - 6
dikeluarkan. PT Sungai Budi berpusat di
Wisma Budi, Jl. HR. Rasuna Said KavC6 lantai 8-9, Jakarta dan memiliki
beberapa cabang di berbagai kota sepertidi Jambi, Bandar Lampung, Surabaya,Kalimantan, Palembang, Lubuk Linggau,Riau dan lainnya.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Prosedur Permintaan Pembelian
dan Pemesanan Barang
Dalam hal ini transaksi pembelian
pada PT Sungai Budi ini diawali dariadanya permintaan dari bagian
penjualan untuk meminta barang yangsudah habis kepada bagian gudang,kemudian bagian gudang mengecekpersediaan barang tersebut melalui datapersediaan yang ada di dalam komputerdan jika persediaan hampir habis makasecara otomatis bagian pembelian akanmembuat surat permintaan pembelian
barang yang akan diotorisasi oleh kepalabagian pembelian kemudian akandilakukan pemesanan kepada pemasokbarang yang akan dipesan.
4.2.2 Prosedur Penerimaan danPenyimpanan Barang
Pada PT. Sungai Budi pihak yangberwenang menerima dan menyimpanbarang adalah Bagian Gudang. Apabilaada barang yang catat atau jumlahnyatidak sesuai pemesanan maka bagiangudang akan menambahkan keterangandi surat jalan.
4.2.3 Prosedur Pengeluaran Barang
Dalam tahap pengeluaran barangdagang PT Sungai Budi di Palembangmengeluarkan barang berdasarkanpermintaan dari bagian penjualan.Jumlah barang yang dikeluarkan harussama dengan jumlah barang yang
tercantum pada Surat Jalan (SJ) yangtelah dibuat bagian penjualan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisis Pengendalian
Pembelian atau PemesananPersediaan Barang Dagang
Pada PT. Sungai Budi di
Palembang, dalam kegiatan operasionalpembelian yang dilakukan selama inimenggunakan anggaran tetapi anggarantersebut hanya dibuat berdasarkanperkiraan saja tanpa ada pertimbanganyang lain, sehingga tidak ada dasaryang digunakan untuk menetapkan
kuantitas pembelian atau pemesanan. PT.Sungai Budi di Palembang melakukan
pembelian dengan perkiraan saja tanpamenggunakan metode-metode yang jelas.Perkiraan tersebut dilakukanberdasarkan berapa banyak barangdagangan yang dipesan oleh pelangganpada waktu lampau (waktu sebelumnya),sehingga timbullah suatu perkiraanperusahaan dalam melakukan
pemesanan berikutnya.
4.3.2 Analisis Pengendalian Terhadap
Penerimaan Persediaan Barang
Dagang
Pada PT. Sungai Budi diPalembang pengendalian terhadappenerimaan persediaan barang dagangsudah baik, karena barang yang diterimadari distributor diperiksa dan ditelitikembali. Memeriksa apakah jumlah dan jenis barang telah sesuai dengan apayang telah dipesan sebelumnya danapakah terdapat barang yang cacat. Jikabarang yang diterima ada yang cacatmaka barang tersebut akan dikembalikan. Persediaan yang baru
masuk dihitung kembali, kemudiaandicatat ke dalam jumlah barang masukpada kartu persediaan dan dimasukkanke gudang sesuai dengan tempat danletak posisi barang tersebut.
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 7/9
Hal - 7
4.3.3 Analisis Pengendalian Terhadap
Pengeluaran Persediaan Barang
Dagang
Pengendalian pengeluaran barangdagang pada PT. Sungai Budi diPalembang sudah memadai karena
pengeluaran barang tersebut sesuaidengan Surat Jalan (SJ) yang diberikanoleh bagian penjualan. Bagian gudangmengeluarkan barang dan bagianpengiriman mengirimkan barang kepelanggan.
4.3.4 Penentuan Pesanan Persediaan
Barang Dagang yang Ekonomis
Perhitungan kuantitas pemesananoptimal dengan menggunakan rumusEOQ untuk tahun 2012, sebagai berikut:a. Minyak Rose Brand 1 Liter
D = 42.347 (Permintaan minyak Rose Brand per tahun)S = 10.000.000 (Biaya pesanan
per pesanan)H = 5.000 × 12 (Biayapenyimpanan per unit)(50% dari harga Minyak Rose
Brand dan dalam 1 dus berisi 12
bungkus kemasan)
EOQ atau Q H
DS 2
125000
000.000.10347.422
×
××
67,666.115.14 EOQ atau Q 3.757,082 Dus
3.757 Dus
Jumlah pembelian ataupemesanan Minyak Rose Brand 1 Literyang optimal setiap kali pesan padatahun 2012 sebesar 3.757 Dus, denganfrekuensi pembelian yang diperlukanperusahaan yaitu:2.373.757 !!,27!
!! "a#$ %&'&sa(a(4.3.5 Analisis Persediaan Pengaman
(Safety Stock)
Tingkat pelayanan 95%menunjukkan bahwa besarnyakemungkinan permintaan tidak akanmelebihi persediaan selama waktutenggang ialah 95%. Resiko terjadinyakekurangan persediaan (Stock Out Risk )hanya 5%. PT. Sungai Budi di
Palembang sepakat menggunakanstandar deviasi 5% dengan nilai 1,65.
Untuk perhitungan standar deviasi dapatdi lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Deviasi Minyak Rose Brand Tahun 2012
Sumber: Penulis, 2013
σ 12
262.079
) 2!.83*,*!7
σ !7,783 DusMenentukan jumlah persediaanpengaman (Safety Stock ) Minyak Rose
Brand tahun 2012 sebagai berikut:Z = 1,65 (Safety Factor )
+ = 147,783 (Standar deviasi permintaan)
- +
!,5 !7,783 Dus 2 Dus
No.Permintaan Perkiraan Deviasi Kuadrat
X µ (X-µ) (X-µ)2
1 3.515 3.500 15 225
2 3.570 3.500 70 4.900
3 3.625 3.500 125 15.625
4 3.510 3.500 10 100
5 3.663 3.500 163 26.569
6 3.570 3.500 70 4.900
7 3.725 3.500 225 50.625
8 3.230 3.500 -270 72.900
9 3.463 3.500 -37 1.369
10 3.596 3.500 96 9.216
11 3.625 3.500 125 15.625
12 3.255 3.500 -245 60.02542.347 42.000 347 262.079
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 8/9
Hal - 8
4.3.6 Analisis Kuantitas Pemesanan
Kembali ( Reorder Point)
Perhitungan kuantitas pemesanankembali dengan menggunakan rumusROP untuk tahun 2012, sebagai berikut:a.
Minyak Rose Brand 1 Liter
Lead Time (LT) : 5 hari
Average Usage (AU) / 1..4
Safety Stock (SS) : 244
ROP LTAU SS
6 5 1..4 2
0,50 2ROP 305 Dus
Berdasarkan perhitungan ROPterhadap Minyak Rose Brand 1 Litertahun 2012, maka dapat disimpulkanbahwa perusahaan dapat melakukanpemesanan kembali ketika jumlah stokpersediaan sebanyak 305 Dus.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanProsedur permintaan, pemesanan
dan penerimaan serta prosedurpengeluaran barang dagangan pada PT.
Sungai Budi di Palembang sudah baikkarena telah dilakukan sesuai denganprosedur yang ditetapkan perusahaan.
Namun, masih ada sistempengendalian persediaan barang dagangpada PT. Sungai Budi di Palembangyang belum baik, yaitu dilihat dari:
a. Persediaan barang dagang pada PT.Sungai Budi di Palembang tahun
2012 pada bulan tertentumengalami kekurangan stokpersediaan, yaitu pada stok
persediaan Minyak Rose Brand danTepung Beras.
b. Perusahaan belum menerapkanperhitungan EOQ, ROP dan Safety
Stock dalam pengendalianpersediaan.
5.2 Saran
Bagi Perusahaan PT. Sungai Budi
di Palembanga. Perusahaan sebaiknya menerapkanperhitungan EOQ, ROP dan Safety
Stock dalam pengelolaan dan
pengendalian persediaan untukmenghindari adanya kekuranganstok (Stock Out ) maupun kelebihanatau penumpukan stok barang dagang.
b. Perusahaan sebaiknya melakukanperhitungan fisik persediaan barangdigudang secara berkala, setiap akhir
bulan sehingga dapat mengetahuidengan segera jika terjadi kekeliruan
atau kesalahan pencatatan danadanya kekurangan stok maupunkelebihan ataupun penumpukan stokbarang dagang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anthony, Robert N 2005, Sistem
Pengendalian Manajemen,Buku 1, Salemba Empat,Jakarta.
[2] Carter, William K 2009, Akuntansi
Biaya Jilid 1, Edisi ke-14,Salemba Empat, Jakarta.
[3] Fess, Warren R 2005, Pengantar
Akuntansi, Edisi ke-12 Jilid 1,Salemba Empat, Jakarta.
[4] Harjanto, Eddy 2008, ManajemenOperasi, Edisi ke-3, Grasindo,Jakarta.
[5] Kieso, Donald. E et al 2009, Akuntansi Intermediate, Edisi
ke-12 Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
[6] Ma’arif, Syamsul dan Hendri T2010, Manajemen Operasi,Grasindo, Jakarta.
7/25/2019 JURNAL SISKA 2010210002
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-siska-2010210002 9/9
Hal - 9
[7] Martani, Dwi, dkk 2012, Akuntansi
Keuangan Menengah Berbasis
PSAK , Jilid 1, Salemba Empat,
Jakarta.[8] Rangkuti, Freddy 2007, Manajemen
Persediaan, Rajawali Pers,Jakarta.
[9] Sanusi, Anwar 2011, Metodologi
Penelitian Bisnis, SalembaEmpat, Jakarta.
[10] Weygandt, Jerry et al 2007,
Pengantar Akuntansi, Jilid 1,
Salemba Empat, Jakarta.