jurnal rudy.pdf

9
GAMBARANTINGKAT KEPATUHAN PERAWAT PADA STANDART PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PEMASANGAN INFUS DI IGD RSI SAKINAH MOJOKERTO DESCRIPTION OF THE LEVEL OF COMPLIANCE NURSES IN THE INSTALATION OF STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) INFUSION IN THE EMERGENCY ROOM RSI SAKINAH MOJOKERTO Rudy Adhi Suwarno STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ABSTRAK Kepatuhan perawat terhadap Standart Prosedur Operasional (SPO) pemasangan infus dapat mengurangi resiko-resiko komplikasi seperti terjadinya infeksi pembuluh darah atau flebitis.Pemasangan infus dilakukan oleh setiap perawat jaga, sehingga semua perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dan keterampilan mengenai pemasangan infus yang sesuai dengan Standart Prosedur Operasional (SPO).Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan perawat dalam pelaksanaan Standart Prosedur Operasional (SPO) pemasangan infus di ruang UGD RSI Sakinah Mojokerto. Pada penelitian ini desain penelitiannya adalah deskreptive, populasi dan sampelnya adalah seluruh perawat IGD di RSI Sakinah Mojokerto sebanyak 11 orang perawat, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan nonprobability samplingdengan tehnik sampling jenuh. Data diambil dengan instrumen penelitian observasi chek list SPO yang sesuai dengan protap RSI Sakinah Mojokerto.Analisa data menggunakan Analisis Descriptive dengan distribusi frequensi hasil tingkat kepatuhan baik 9 orang perawat (81,8%) dan tingkat kepatuhan cukup 2 orang perawat (18,2%). Dalam pelaksanaan SPO khususnya pemasangan infus banyak perawat yang tingkat kepatuhannya baik, hal itu dikarenakan perawat memahami instruksi atau kesepakatan dalam protap sehingga dapat terlaksana dengan baik dan diharapkan selanjutnya dapat terus berjalan sesuai protap.Untuk tingkat kepatuhan cukup diharapkan melihat pengalaman dari perawat senior sehingga melakukan sesuai protap.Kepatuhan yang ada pada tiap-tiap perawat tersebut dapat meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kepada masyarakat. Kata kunci: Standart Prosedur Operasional (SPO), kepatuhan, flebitis

Upload: rudy-adhi-suwarno

Post on 10-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal rudy.pdf

GAMBARANTINGKAT KEPATUHAN PERAWAT PADA STANDART PROSEDUROPERASIONAL (SPO) PEMASANGAN INFUS

DI IGD RSI SAKINAH MOJOKERTO

DESCRIPTION OF THE LEVEL OF COMPLIANCE NURSES IN THEINSTALATION

OF STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) INFUSION INTHE EMERGENCY ROOM RSI SAKINAH MOJOKERTO

Rudy Adhi SuwarnoSTIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRAK

Kepatuhan perawat terhadap Standart Prosedur Operasional (SPO)pemasangan infus dapat mengurangi resiko-resiko komplikasi seperti terjadinyainfeksi pembuluh darah atau flebitis.Pemasangan infus dilakukan oleh setiapperawat jaga, sehingga semua perawat dituntut untuk memiliki kemampuan danketerampilan mengenai pemasangan infus yang sesuai dengan Standart ProsedurOperasional (SPO).Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkatkepatuhan perawat dalam pelaksanaan Standart Prosedur Operasional (SPO)pemasangan infus di ruang UGD RSI Sakinah Mojokerto. Pada penelitian inidesain penelitiannya adalah deskreptive, populasi dan sampelnya adalah seluruhperawat IGD di RSI Sakinah Mojokerto sebanyak 11 orang perawat, dengantehnik pengambilan sampel menggunakan nonprobability samplingdengan tehniksampling jenuh. Data diambil dengan instrumen penelitian observasi chek listSPO yang sesuai dengan protap RSI Sakinah Mojokerto.Analisa datamenggunakan Analisis Descriptive dengan distribusi frequensi hasil tingkatkepatuhan baik 9 orang perawat (81,8%) dan tingkat kepatuhan cukup 2 orangperawat (18,2%). Dalam pelaksanaan SPO khususnya pemasangan infus banyakperawat yang tingkat kepatuhannya baik, hal itu dikarenakan perawat memahamiinstruksi atau kesepakatan dalam protap sehingga dapat terlaksana dengan baikdan diharapkan selanjutnya dapat terus berjalan sesuai protap.Untuk tingkatkepatuhan cukup diharapkan melihat pengalaman dari perawat senior sehinggamelakukan sesuai protap.Kepatuhan yang ada pada tiap-tiap perawat tersebutdapat meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kepada masyarakat.

Kata kunci: Standart Prosedur Operasional (SPO), kepatuhan, flebitis

Page 2: Jurnal rudy.pdf

ABSTRACT

Compliance nurses to Standard Operating Procedures (SOP)’s infusion canreduce the risks of complications such as infection of blood vessels or phlebitis.Infusion made by any duty nurse, so that all nurses are required to have the abilityand skill of the infusion in accordance with the Standard Operating Procedures(SOP). The aim of research is to describe the nurse's level of compliance in theimplementation of Standard Operating Procedures (SOP)’s infusion in theemergency room RSI Sakinah Mojokerto. In this study, the research design isdescriptive, and the sample population was all nurses IGD in RSI SakinahMojokerto as many as 11 nurses, with a sampling technique using nonprobabilitysampling withsampling jenuh technique. Result of observation taken with theinstrument observation check list in accordance with the standard procedure inRSI Sakinah Mojokerto. Having collected performed data analized usingdescriptive analysis of distribution frequency results good level of compliance is 9nurses (81.8%) and the sufficient level of compliance is 2 nurses (18.2%). In theimplementation of SOP especially infusion nurses that good compliance levels, itis because nurses understand the instructions or agreements in SOP so that it canbe done well andThe next is expected to continue running as SOP. Compliancelevel reasonably expected to look at the experience of the senior nurses to performthe appropriate SOP.Compliance that exist in each of these nurses can improveand maintain the quality of service to the community.

Keywords: Standard Operating Procedures (SOP), compliance, phlebitis

PendahuluanTerapi intravena adalah

pemberian cairan atau obat ke dalampembuluh darah vena dalam jumlahtertentu melalui pemasangan infus(perry dan potter, 2005). Infusmerupakan salah satu cara atau bagiandari pengobatan untuk memasukkanobat atau vitamin kedalam tubuhpasien. Infeksi dapat menjadikomplikasi utama dari terapi intravenaterutama pada sistem infus atau tempatpenusukan vena (Darmawan, 2008).Terapi intravena digunakan untukmengobati berbagai kondisi pasien

disemua lingkungan perawatan dirumah sakit dan merupakan salah satuterapi utama, lebih dari 60% pasienyang masuk ke rumah sakit mendapatterapi intravena (Hindley, 2004).Pemasangan infus dilakukan olehsetiap perawat jaga, sehingga semuaperawat dituntut untuk memilikikemampuan dan keterampilanmengenai pemasangan infus yangsesuai dengan Standart ProsedurOperasional (SPO) (Supriyanto, 2008).

Kepatuhan perawat terhadapStandart Prosedur Operasional (SPO)pemasangan infus dapat mengurangi

Page 3: Jurnal rudy.pdf

resiko-resiko komplikasi sepertiterjadinya infeksi pembuluh darah atauflebitis. Kepatuhan adalah tingkatkesesuaian perilaku seseorang terhadapnorma atau kesepakatan dengan pihaklain (Kamisa, 2000). Sedangkanmenurut Widyaningtyas (2010)Kepatuhan merupakan suatu perilakumanusia yang taat terhadap aturan,perintah, prosedur dandisiplin.Kepatuhan perawat dalammelaksanakan prosedur pemasanganinfus diartikan sebagai ketaatanperawat untuk melaksanakan prosedurpemasangan infus sesuai denganprosedur tetap (protap) atau SPO yangditetapkan.

Berdasarkan studipendahuluan yang dilaksanakantanggal 27-28 Juli 2015 di ruangIGDRSI Sakinah Mojokerto terhadap 3perawat didapatkan 1 orang atau 33,4%perawat yang melaksanakan tindakanpemasangan infus tidak sesuai StandartProsedur Operasional (SPO), sepertitidak menjelaskan dahulu tindakanyang akan dilakukan kepada pasien,tidak mencuci tangan dahulu, tidakmemakai hand schoen, tidakmemasang tourniquet dan tidakmenggunakan bengkok, sedangkan 2orang sesuai dengan Standart ProsedurOperasional (SPO).

Pemasangan infusmerupakan prosedur invasif danmerupakan tindakan yang seringdilakukan di rumah sakit, hal iniberesiko terjadinya nosokomial yangakan menambah tingginya biayaperawatan dan waktu perawatan.

Kepatuhan merupakan bagian dariperilaku individu yang bersangkutanuntuk mematuhi atau mentaati sesuatu,sehingga kepatuhan perawat dalammelaksanakan SPO pemasangan danperawatan infus tergantung dariperilaku individu itu sendiri.Kepatuhan dipengaruhi oleh beberapafactor antara lain: Pengetahuan, sikap,tindakan dan motivasi. Sedangkanseseorang tidak patuh terhadap suatuprosedur tindakan seperti memasanginfus dapat dipengaruhi oleh beberapafactor yang mungkin dapat berbedaantara individu satu dengan lainnya,yaitu: pemahaman tentang intruksi,kualitas intruksi, isolasi social,keluarga, keyakinan, sikap dankepribadian. Pemasangan infus yangdilaksanakan tidak sesuai denganStandart Prosedur Operasional (SPO)dapat menyebakan berbagai komplikasiatau masalah seperti kelebihan cairan,emboli udara, flebitis, hematoma danlain-lain.

Mengingat begitu banyakdan bahayanya komplikasi ataumasalah yang timbul akibatketidakpatuhan terhadap StandartProsedur Operasional (SPO) dalampemasangan infus, maka harusdilakukan sosialisasi penerapan SPOdalam pemasangan infus secara berkala,terus menerus, mengadakan supervisisecara berkesinambungan oleh kepalarungan atau tim pengendalian infeksiserta mengikutkan perawat padapelatihan pengendalian infeksi secarabergiliran.

Page 4: Jurnal rudy.pdf

Berdasarkan uraian diataspeneliti tertarik dan berkeinginan untukmelakukan penelitian tentanggambaran tingkat kepatuhan perawatpada Standart Prosedur Operasional(SPO) pemasangan infus di IGD RSISakinah Mojokerto.

Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini desainpenelitiannya adalah deskreptif, yangmerupakan rancangan penelitian yangdilakukan dengan tujuan utama untukmembuat gambaran atau deskriptiftentang suatu keadaan secara objektif(Notoadmodjo, 2002). Pada penelitianini populasinya adalah semua perawatdi ruang IGD RSI Sakinah Mojokerto,sebanyak 11 orang. Tehnikpengambilan sampel pada penelitian inimenggunakan nonprobability samplingdengan tehnik sampling jenuh adalahtehnik penentuan sample bila semuaanggota populasi digunakan sebagaisampel, hal ini dilakukan bila jumlahpopulasi kecil kurang dari 30 orang(Sugiyono, 2008). Instrument yangdigunakan dalam penelitian ini adalahlembar observasi/check list tentangstandart prosedur operasional (SPO)pemasangan infus sesuai dengan SPOpemasangan infus di RSI SakinahMojokerto. Penelitian ini dilaksanakanpada tanggal 5-8 Agustus 2015 diruang IGD RSI Sakinah Mojokerto.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan padatanggal 5-8 Agustus 2015 di ruang IGDRSI Sakinah Mojokerto, didapatkandata sebagai berikut:

Data Umum

Tabel 1 Karakteristik respondenberdasarkan usia padagambaran tingkat kepatuhanperawat pada StandartProsedur Operasional (SPO)pemasangan infus di IGDRSI Sakinah tanggal 5-8Agustus 2015

Usia Frequensi( F )

Persentase(%)

<20 thn 0 020-30 thn 8 72,731-40 thn 2 18,241-50 thn 1 9,1Total 11 100

Berdasarkan tabel 1 sebagianbesar responden berusia 20-30 tahunsebanyak 8 orang (72,7%).

Tabel 2 Karakteristik respondenberdasarkan pendidikanpada gambaran tingkatkepatuhan perawat padaStandart ProsedurOperasional (SPO)pemasangan infus di IGDRSI Sakinahtanggal 5-8Agustus 2015

Page 5: Jurnal rudy.pdf

Berdasarkan tabel 4.2 sebagianbesar responden berpendidikan D3Keperawatan sebanyak 8 orang(72,7%).

Tabel 3 Karakteristik respondenberdasarkan Masa kerja padagambaran tingkat kepatuhanperawat pada StandartProsedur Operasional (SPO)pemasangan infus di IGD RSISakinahtanggal 5-8 Agustus2015

Berdasarkan tabel 4.3 sebagianbesar responden memiliki masa kerja1-5 tahun sebanyak 8 orang (72,7%).

Data Khusus

Tabel 4 Karakteristik respondenberdasarkan Tingkatkepatuhan pada gambarantingkat kepatuhan perawatpada Standart Prosedur

Operasional (SPO)pemasangan infus di IGD RSISakinahtanggal 5-8 Agustus2015

Kepatuhan Frequensi( F )

Persentase(%)

Baik 9 81,8Cukup 2 18,2Kurang 0 0Total 11 100

Berdasarkan tabel 4.4 hampirseluruh responden tingkat kepatuhandalam melaksanakan SPO sebanyak 9orang (81.8%).

Pembahasan

Tabel 4.4 menunjukkan hampirseluruh responden tingkatkepatuhanbaik dalam melaksanakanSPO sebanyak 9 perawat(81.8%).Sedangkan karakteristikperawat yang tingkat kepatuhan cukupadalahsebanyak 2 perawat (18,2%).Kepatuhan merupakan bagian dariperilaku individu yang bersangkutanuntuk mentaati atau mematuhisesuatu.Kepatuhan adalah sifat patuh,suka menurut, taat pada perintah,aturan, berdisiplin (DepartemenPendidikan Nasional,2003).Berdasarkan data diatas dapatdiketahui bahwa sebagian besartindakan pemasangan infus dilakukandengan tingkat kepatuhan baik padaStandar Prosedur Operasional (SPO)Pemasangan infus, ada beberapaperawat yang tingkat kepatuhannya

Pendidikan Frequensi( F )

Persentase(%)

D3Keperawatan

8 72,7

S1Keperawatan

3 27,3

Total 11 100

Masa kerja Frequensi( F )

Persentase(%)

1-5 tahun 8 72,76-10 tahun 2 18,2>10 tahun 1 9,1Total 11 100

Page 6: Jurnal rudy.pdf

cukup dikarenakan tidak memakaikassa steril, tidak menjelaskanprosedur yang akan dilaksanakan kepasien dan memakai handschoen,dalam pelaksanaan SPO khususnyapemasangan infus banyak perawatyang tingkat kepatuhannya baik, hal itudikarenakan bila dalam pemasanganinfus tidak sesuai dengan protap atauSPO yang telah ditetapkan dapatmenimbulkan berbagai masalah sepertiflebitis hal itulah yang menjadikanpelaksanaan protap pemasangan infusterlaksana dengan baik. Kepatuhanyang ada pada tiap-tiap perawattersebut dapat meningkatkan danmempertahankan mutu pelayanankepada masyarakat.

Tabel 4.1 perawat yang berusia<20 tahun tidak ada, usia 20-30 tahunsebanyak 8 orang (72,7%), usia 31-40tahun sebanyak 2 orang (18,2%), usia41-50 tahun 1 orang (9,1%). Dengantingkat kepatuhan baik usia 20-30tahun 6 orang (75,0%) dan tingkatkepatuhan cukup 2 orang (25,0%).Tingkat kepatuhan baik usia 31-40tahun 2 orang (100,0%). Tingkatkepatuhan baik usia 41-50 tahun 1orang (100,0%).Usia juga dapatmempengaruhi tingkat kepatuhandimana pada usia yang relatif lebihmuda masih belum stabilnya emosiseseorang dan masih kurang dapatmemahami instruksi (Suyitno, 2015).Beberapa dalam memahami instruksitentang protap atau SPO usiamempengaruhi tingkat motivasi,keyakinan, sikap dan kepribadian

dikarenakan emosional yang berbeda-beda dalam usia tingkat usia.

Tabel 4.2 sebagian besarresponden berpendidikan D3Keperawatan sebanyak 8 orang (72,7%)dan S1 Keperawatan sebanyak 3 orang(27,3%). Tingkat kepatuhan baik yangberpendidikan D3 Keperawatan 6orang (75,0%), dan tingkat kepatuhancukup 2 orang (25,0%). Tingkatkepatuhan baik yang berpendidikan S1Keperawatan 3 orang (100,0%).Tingkat pendidikan yang berbeda-bedadi rumah sakit dapat berbeda pula caramemahami atau menerima instruksi,sehingga mempengaruhi tingkatkepatuhan perawat (Suyitno, 2015).Perawat yang ada di IGD tidak adapendidikan yang dibawah D3Keperawatan sehingga tingkatkepatuhan tinggi walau ada 2 orangperawat yang tingkat kepatuhancukup.Makin tinggi tingkat pendidikanseseorang maka makin mudah baginyauntuk menerima informasi sehinggamakin banyak pengetahuan yangdimiliki. Sebaliknya KepatuhanPerawat dalam Melaksanakan StandarProsedur Operasional (SPO)Pemasangan Infus pendidikan yangkurang akan menghambatperkembangan seseorang terhadapnilai-nilai yang diperlukan, berkaitansecara positif.

Tabel 4.3 sebagian besarresponden memiliki masa kerja 1-5tahun sebanyak 8 orang (72,7%), masakerja 6-10 tahun sebanyak 2 orang(18,2%) dan masa kerja >10 tahunsebanyak 1 orang (9,1%). Tingkat

Page 7: Jurnal rudy.pdf

kepatuhan baik pada masa kerja 1-5tahun 6 orang (75,0%) dan tingkatkepatuhan cukup 2 orang (25,0%).Tingkat kepatuhan baik pada masakerja 6-10 tahun 2 orang (100,0%).Tingkat kepatuhan baik pada masakerja >10 tahun 1 orang(100,0%).Masa kerja yang lebih lamabiasanya tingkat pemahaman terhadapinstruksi lebih matang dapatmemandang betapa pentingnya SPOuntuk dilaksanakan, yang dapatmenunjukan kualitas pelayananperawat profesional (Suyitno, 2015).Masa kerja atau pengalaman dapatberdampak kepada kinerja.Sadarnyakepentingan protap atau SPO yang adadi RS bisa melalui masa kerja yanglebih lama karena bisa tahu seberapapentingnya SPO, sehingga bisamenunjukkan pelayanan yangprofesional bagi masyarakat.Lamakerja dan kepuasan berkaitan secarapositif. Semakin lama seseorangbekerja maka makin trampil dan makinberpengalaman pula dalammelaksanakan pekerjaan.Motivasi adalah segala sesuatu yangmendorong seseorang untukmelakukan sesuatu atau pikiran yangmendorong seseorang melakukanpekaryaan atau menjalankan kekuasaanterutama dalamberperilaku.Berdasarkan datadidapatkan bahwa sebagian besarperawat IGD patuh dalammelaksanakan Standar ProsedurOperasional pemasangan infus.Hal inikarena perawat IGD bertindak sesuaidengan langkah-langkah atau

proseduroperasional pemasangan infusyang berlaku di Rumah Sakit dalammelaksanakan pemasangan infus padapasien. Penyebab lain yang dapatmenjelaskan mengapa sebagian besartindakan dilakukan perawat IGDdengan patuh dalam melaksanakanStandar Prosedur Operasionalpemasangan infus adalah usia,pendidikan dan masa kerja mereka.Darisegi usia mereka sudahmempunyai tingkat kemampuan,kematangan dan kekuatan sehinggaseorangatauperawat akan lebih matangdalam berfikir dan bekerja. Dari segipendidikan sebagian besar perawatyang patuh terhadap SPO pemasanganinfus memiliki pendidikan S1Keperawatan danDIIIKeperawatansehinggakemungkinan makin tinggi tingkatpendidikanseseorang maka makinmudah baginya untuk menerimainformasi sehinggamakin banyakpengetahuan yang dimiliki. Dari segimasa kerja bahwa makin lamamasakerja perawat IGD makin trampil danmakin berpengalaman dalammelaksanakan pekerjaansehingga hasilkinerja yang dilakukan lebih positifdan produktif.

kesimpulan

Hasil penelitian tentanggambaran kepatuhan perawat dalammelaksanakan Standart ProsedurOperasional (SPO) di ruang IGD RSISakinah Mojokerto adalah sebagianbesar tindakan pemasangan infus

Page 8: Jurnal rudy.pdf

dilakukan oleh perawat IGD dengantingkat kepatuhan baik pada SPOpemasangan infus (81,8%) dikarenakanusia lebih banyak 20 tahun keatas,tingkat pendidikan seminimnya DIIIKeperawatan dan masa kerja yangrelatif lebih dari 1 tahun sehinggatimbul motivasi yang tinggi untukmemahami instruksi kepatuhanterhadap SPO. dan sisanya tingkatkepatuhan cukup (18,2%) terhadapSPO pemasangan infus dengantindakan seperti tidak menjelaskandahulu kepada pasien tentang tindakanyang akan dilakukan dan tidakmemakai hand schoen.

Saran

Bagi PerawatDiharapkan perawat IGD

mempertahankan tingkat kepatuhanbaik dalam melaksanakan SPOpemasangan infus khususnya dengancara kepala ruangan dan team selalumembahas SPO pemasangan infuskhususnya saat rapat koordinasiruangan dan melakukan observasi atauevaluasi, untuk perawat dengan tingkatkepatuhan cukup diharapkan diberikanprogam penyegaran, sehingga terciptapelayanan yang baik tanpa efeksamping bagi pasien atau masyarakat.

Bagi institusi rumah sakitDiharapkan dapat

mempertahankan serta meningkatkanmutu pelayanan dengan cara KomiteKeperawatan, IV Team dan Supervisorselalu melakukan observasi atau

evaluasi kepatuhan perawat dalammelaksanakan SPO pemasangan infuskhususnya. Mengadakan pelatihanpemasangan infus secara berkala danbagian pengadaan rumah sakit selalumenyiapkan peralatan yang diperlukanuntuk pemasangan infus.

Bagi pendidikan

Diharapkan kepada institusi-institusi kesehatan dibidangkeperawatan untuk mempersiapkanmahasiswa menjadi tenagakeperawatan yang profesional.\

Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan untuk penelitiselanjutnya khususnya terutama dalammeneliti kepatuhan perawat dalampelaksanaan SPO mencobamenggunakan metode yang lebihefektif serta waktu yang cukup,sehingga hasil peneliti dapat lebihberkembang dengan lebih baik.

Daftar Pustaka

Alimul, Aziz, 2007. Metode PenelitianKebidanan & Tehnik AnalisisData. Jakarta: SalembaMedika

Brunner dan Suddart, 2002,Keperawatan Medikal Bedah,Jakarta: EGC

Darmawan, 2008, penyebab dan caramengatasiPhlebitis,http://www.iyan@ots

Page 9: Jurnal rudy.pdf

uka.co.id. Pudjiastutik Aris,Skripsi, Stikes Bina SehatPPNI Kab Mojokerto.Mojokerto

Fajar I, 2009, Statistik Untuk PraktisiKesehatan, Yogyakarta:Graha Ilmu

Maria, ince, 2012, Kepatuhan Perawatdalam Melaksanakan StandarProsedur Operasionalpemasangan infus terhadapflebitis, STIKES RS. BaptisKediri

Nursalam, 2003, Konsep & PenerapanMetodologi Penelitian IlmuKeperawatan: PedomanSkripsi, Tesis dan InstrumenPenelitian Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika

Notoadmodjo S, 2010, Ilmu PerilakuKesehatan, Jakarta: RinekaCipta

Notoadmodjo S, 2003, Pendidikan danPerilaku Kesehatan, Jakarta:Rineka Cipta

Notoadmodjo S, 2002, MetodePenelitian Kesehatan, Jakarta:Rineka Cipta

Niven, 2002, Psikologi Kesehatan,Jakarta: EGC

Potter dan perry, 2004, Buku AjarFundamental Keperawatan:Konsep, Proses dan PraktekEdisi 4, Jakarta: EGC

Sastroasmoro-Ismael, 2010, Dasar-Dasar Metodologi PenelitianKlinis, Jakarta: Sagung Seto

Sugiyono, 2008, Metode PenelitianKuantitatif, Kuantitatif dan R& D, Bandung: Alfabeta

Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto,2012, Buku PanduanPenyusunan KTI dan Skripsi,Mojokerto: LPPM

Saifuddin, 2005, Sikap Manusia Teoridan Pengukurannya,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyitno, 2012, Gambaran tingkatkepatuhan perawat dalampelaksanaan StandartProsedur Operasional (SPO)Pemasangan infus di ruangpavilliyun RSUD Sidoarjo[Skripsi], Stikes Bina SehatPPNI Kab. Mojokerto

Tim Keperawatan RSUD Sidoarjo,2003, Kumpulan StandartProsedur Operasional (SPO)Tindakan Keperawatan RSUDSidoarjo, Sidoarjo