jurnal osteoporosis wrist baruuuu (recovered) - copy
DESCRIPTION
wefgTRANSCRIPT
Penurunan Fungsional setelah Insiden Fraktur Wrist -- Penelitian Fraktur Osteoporotic -- Prospective cohort studyBeatrice J Edwards, associate professor of medicine and orthopaedics,1 Jing Song, biostatistics manager,2Dorothy D Dunlop, associate professor,2 Howard A Fink, clinician investigator/staff physician,3 Jane A Cauley, professor and vice chair for research4
Abstrak
Tujuan Untuk mempelajari efek status fungsional dari insiden patah tulang
pergelangan tangan pada wanita yang terdaftar dalam Studi Fraktur osteoporosis.
Desain studi kohort prospektif.
Lokasi Baltimore, Minneapolis, Portland, dan Monongahela lembah di
Pennsylvania, Amerika Serikat.
Peserta 6107 wanita berusia 65 tahun dan lebih tua tanpa riwayat fraktur wrist
sebelumnya atau fraktur hip yang direkrut dari masyarakat antara September 1986
dan Oktober 1988.
Hasil Pengukuran Utama penurunan fungsional klinis penting, yang
didefinisikan sebagai penurunan fungsional dari 5 poin dalam lima aktivitas hidup
sehari-hari masing-masing mencetak 0-3 (setara dengan satu penurunan standar
deviasi di kemampuan fungsional).
Hasil Selama Follow up kurang lebih selama 7,6 tahun, 268 wanita mengalami
insiden fraktur wrist dan 41 (15 %) mengalami perkembangan berupa penurunan
fungsional klinis penting. Dibandingkan dengan perempuan tanpa fraktur wrist,
Individu dengan kasus fraktur wrist mengalami penurunan fungsional klinis
penting setiap tahunnya setelah disesuaikan dengan usia, indeks massa tubuh, dan
status kesehatan. Terjadinya fraktur wrist meningkatkan kemungkinan memiliki
penurunan fungsional klinis penting sebesar 48 % (odds rasio 1,48 ; 95 %
confidence interval 1,04 sampai 2.12), bahkan setelah disesuaikan dengan usia,
indeks massa tubuh, status kesehatan, status fungsional dasar, faktor gaya hidup,
komorbiditas, dan fungsi neuromuskular.
Kesimpulan Fraktur Wrist berkontribusi pada penurunan fungsional klinis
penting pada wanita yang lebih tua.
PENDAHULUAN
Fraktur wrist adalah fraktur ekstremitas atas paling sering yang terjadi pada lansia.
Kejadian tahunan fraktur wrist adalah 8-10 per 1.000 orang tahun, dibandingkan
dengan insidensi fraktur hip yaitu 7 per 1.000 orang tahun. Fraktur Wrist lebih
sering terjadi pada wanita di bawah usia 75 tahun, sedangkan fraktur hip lebih
sering terjadi pada wanita berusia di atas 75 tahun. FrakturWrist paling sering
terjadi akibat terjatuh ketika berjalan atau terjadi ketika seseorang masih dalam
kondisi sehat, aktif, dan fungsi kemandirian baik.4 Faktor risiko fraktur wrist yaitu
kepadatan mineral tulang yang rendah, tidak ada cadangan estrogen, riwayat jatuh
sebanyak dua kali atau lebih pada tahun sebelumnya, dan riwayat fraktur
sebelumnya setelah usia 50 tahun. Status kognitif yang rendah meningkatkan
risiko fraktur wrist pada wanita berusia lebih dari 75 tahun.5
Meskipun telah terdapat bukti bahwa gangguan fungsional terkait dengan fraktur
wrist dan fraktur hip, namun hanya sedikit penelitian yang membahas mengenai
dampak dari fraktur wrist pada penurunan fungsional. Beberapa peneliti telah
mendalilkan bahwa pada sebagian wanita yang tetap bertahan dalam kondisi
fraktur wrist mungkin telah terjadi penurunan gejala sisa yang berkelanjutan dan
rasa nyeri setelah pengobatan fraktur tersebut.6,7 Fraktur wrist mungkin sama
halnya seperti menonaktifkan fraktur vertebrae atau fraktur hip sehubungan
dengan beberapa aktivitas kehidupan sehari-hari yang spesifik seperti menyiapkan
makanan. Beberapa wanita yang menderita fraktur wrist mungkin mengalami
kehilangan fungsi kemandirian mereka yang didasarkan pada penelitian
sebelumnya meskipun dengan sampel penelitian yang lebih kecil. 8 – 12
Untuk pengukuran yang lebih baik terkait dampak klinis fraktur wrist, kami
menggunakan Penelitian kohort Fraktur osteoporosis pada wanita yang berusia
lebih tua untuk memeriksa kontribusi insiden fraktur wrist pada penuruan
fungsional yang berkelanjutan dari waktu ke waktu dan untuk menggambarkan
faktor risiko tambahan yang mempengaruhi perubahan fungsional tersebut.
METODE
Peserta
Studi Fraktur osteoporosis Amerika Serikat yang sedang berlangsung adalah Studi
kohort prospektif multisenter yang mengevaluasi faktor risiko fraktur hip pada
9704 wanita terutama berkulit putih dan berusia 65 tahun atau lebih.13 Peserta
tersebut direkrut terutama dari daftar berbasis populasi antara September 1986 dan
Oktober 1988. Klinik penelitian didirikan di Baltimore, Maryland, Minneapolis ,
Minnesota, lembah dekat Monongahela Pittsburgh, Pennsylvania, dan Portland,
Oregon. Peserta wanita yang berpartisipasi dalam wawancara standar dan
pemeriksaan klinis kira-kira setiap dua tahun. Wawancara tersebut mencakup
aspek-aspek gambaran sosiodemografi dan kesehatan, gaya hidup, dan faktor
risiko fraktur lainnya.
Dari 9704 wanita yang terdaftar awal, kami mengeksklusi 1.245 perempuan dari
penelitian dikarenakan terdapat riwayat fraktur wrist sebelumnya (n = 1.097) atau
fraktur hip (n = 184) pada awal (36 melaporkan menderita kedua jenis fraktur,
yaitu wrist dan hip) dan 33 wanita dengan ras non-kulit putih. Untuk tujuan
analisis, kami membatasi analisis kami untuk 7490 wanita yang dilaporkan kurang
mengalami gangguan fungsional berat (skor kesulitan fungsional 0-10) pada awal
dan memiliki informasi dasar yang lengkap. Kami mengeksklusi wanita dengan
gangguan fungsional berat pada awal (skor ≥ 11 /15) karena efek tertinggi dari
pengukuran, seperti para wanita tersebut tidak akan mampu terjadi penurunan
lebih dari 5 poin. Di antara peserta yang tersisa, kami mengeksklusi lebih lanjut
1383 wanita yang tidak memiliki kelengkapan data hasil pengukuran fungsional
selama periode follow up. Dan akhirnya tersisa 6107 wanita yang dianalisis.
Semua peserta penelitian menandatangani formulir informed consent .
Hasil Pengukuran Fungsional
Studi Fraktur osteoporosis tahun 1984 dengan menggunakan survei wawancara
kesehatan nasional konsumsi suplemen pada tahap penuaan untuk menilai
kesulitan fungsional.14 Penelitian ini telah divalidasi dalam beberapa penelitian. 15-
19Kelima perilaku fungsional atau aktivitas sehari-hari tersebut terdiri dari
menyiapkan makanan, pekerjaan rumah tangga berat, kemampuan untuk naik 10
anak tangga, berbelanja, dan keluar dari mobil. Setiap kegiatan sendiri dilaporkan
pada Likert-type scale dengan nilai 0-3 (0 = tidak ada kesulitan dalam melakukan
aktivitas, 1 = beberapa kesulitan, 2 = banyak kesulitan , 3 =tidak dapat melakukan
aktivitas). Skor total kesulitan fungsional pada lima kegiatan adalah 0 - 15. Kami
mendefinisikan penurunan fungsional klinis yang penting, awalnya digambarkan
oleh Lin et al,20 sebagai penurunan nilai fungsional dari 5 poin atau lebih atau
perubahan setara dengan satu standar deviation.17 Hasil yang dianalisis adalah
kehadiran/ adanya penurunan fungsional klinis penting antara kunjungan yang
paling baru sebelum terjadinya fraktur wrist dan kunjungan yang paling segera
setelah terjadinya fraktur wrist. Kami menganalisis kelompok kontrol dengan cara
yang serupa seperti pada grup fraktur di semua kunjungan.
.
Insiden patah tulang
Laporan diri mengenai fraktur ( wrist, vertebrae, hip) dilakukan melalui kartu pos
atau panggilan telepon setiap empat bulan. Kami mendefinisikan fraktur wrist
sebagai fraktur radius distal atau ulna (fraktur Colles'), atau keduanya. Laporan
diri mengenai terjadinya fraktur dikonfirmasi dengan salinan laporan radiografi
dan keputusan terpusat. Kami menyertakan fraktur yang terjadi sampai dengan
kunjungan keenam ( 1997-8 ) hingga 99% masa follow up terpenuhi.
Faktor risiko lain
Karakteristik Demografi/ antropometrik
Usia, indeks massa tubuh, dan pendidikan dicatat. Kecuali untuk pendidikan,
variabel-variabel ini dievaluasi pada setiap kunjungan selama periode penelitian,
kira-kira setiap 24 bulan.
Pengukuran Skeletal
Sebuah kerangka protokol standar yang digunakan untuk mengukur kepadatan
mineral tulang pergelangan tangan (Osteo Analyzer , Siemens - osteon, Wahiawa ,
HI) selama kunjungan klinik.21 kepadatan mineral tulang dari proksimal femur dan
vertebrae diukur di antero – posterior proyeksi pada dua tahun kunjungan follow-
up dengan Hologic QDR 1000 scanner (Hologic, Waltham, MA). Scan terakhir di
University of California San Francisco.
Status Gaya Hidup
Merokok, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik saat ini dievaluasi pada setiap
kunjungan penelitian.
Jaringan Sosial
Selama kunjungan kedua (1988-1990), peserta menyelesaikan kuesioner skala
Lubben. Skala ini adalah 10 item tentang informasi diri yang divalidasi yaitu
mencakup informasi tentang keluarga menilai (tiga item), teman-teman (tiga
item), dan hubungan saling ketergantungan (empat item). Jawaban tersebut
dijumlahkan menjadi nilai gabungan.22 23
Komorbiditas
Kami menilai komorbiditas yang dilaporkan oleh masing-masing individu
mengenai diagnosis dokter yang mencakup penyakit Parkinson, arthritis, diabetes
mellitus, stroke, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Sebuah versi
modifikasi dari Pemeriksaan status minimental dengan kisaran interval dari 0-26
diberikan pada sampel penelitian, gangguan kognitif didefinisikan sebagai
perubahan skor dari awal sampai periode follow up yang melebihi perubahan skor
rata-rata sekurang-kurangnya satu standar deviasi atau 3 points.24 Kami
mendefinisikan penurunan berat badan yaitu penurunan sebesar 10 % atau lebih
dibandingkan dengan berat badan awal. Data mengenai insiden jatuh dikumpulkan
dari kartu pos jawaban yang dikirimkan responden. Insiden terjatuh tercatat dari
survei kartu pos pada kunjungan tahunan. Kesehatan diri yang dilaporkan
dikategorikan sebagai sangat baik , baik, rata-rata, buruk, atau sangat buruk.18,19, 25-
27 Penggunaan obat untuk analisis ini terbatas pada penggunaan estrogen.
Pengukuran Neuromuskular
Pengukuran gabungan mencakup kekuatan otot, koordinasi neuromuskuler, waktu
reaksi, dan tanda yang ditunjukkan untuk memprediksi risiko jatuh di banyak
penelitian.28-30 Gaya berjalan diukur sebagai rata-rata dari dua percobaan berjalan
pada peserta dengan kecepatan biasa sejauh 6 m ( reliabilitas, r =0.84 ). 20,31
Kekuatan Grip diukur sebagai yang terbaik dari dua uji coba di sisi dominan
dengan Preston grip dynamometer (Takei Kikikogyo, Tokyo, Jepang).15 Ekstensi
lutut maksimal diukur dengan cara peserta duduk dengan lututnya tertekuk
membentuk sudtu 80°. Sebuah meteran digunakan yaitu mengukur lingkar
maleolus atas. Setiap peserta diinstruksikan untuk meluruskan kakinya secara
perlahan dan selurus mungkin. Skor terbaik dari tiga percobaan dicatat.32
Kekuatan abductor Hip diukur dengan dengan cara memposisikan peserta dalam
posisi terlentang dengan kaki diluruskan dan disokong (reliabilitas, r = 0,8). Untuk
Kekuatan ekstensi trisep, peserta diukur dalam posisi terlentang, dengan siku
tertekuk sampai membentuk sudut 90° ( reliabilitas, r = 0.93 ). Kemampuan
berdiri dari kursi dinilai sebagai waktu yang dibutuhkan untuk berdiri dari kursi
tanpa menggunakan tangan sebanyak lima kali. Formasi berdiri, peserta
diperintahkan untuk berdiri dengan satu kaki terletak diposisi depan dan kaki yang
lainnya di belakang, menyentuh tumit sampai ujung kaki (seolah-olah berdiri di
baris atau balok keseimbangan) dengan mata mereka terbuka selama 10 detik; jika
mereka mampu menahan posisi , mereka diminta untuk melakukan hal yang sama
dengan mata tertutup. Jika mereka mampu menahan posisi tersebut dalam waktu
lebih dari 10 detik, dikategorikan sebagai respon positif (ya / tidak). Uji tekan
kaki mengukur jumlah detik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan 10 ketukan
bola dari kaki di bolak 7,5 lingkaran berdiameter cm ditempatkan 30 cm dari
pusat ke pusat (keandalan , r = 0,87 ) ; dominan Sisi diuji atas dasar dilaporkan
kanan atau kiri wenangan . Dalam "penggunaan alat untuk satu kali melangkah
naik atau turun," peserta diminta untuk satu kali melangkah naik atau turun,
dengan atau tanpa menggunakan pegangan. Kemampuan dan waktu yang
diperlukan untuk berhasil menyelesaikan lima langkah naik dicatat.33
Persepsi Visual
Persepsi Depth dinilai menggunakan Howard Dolman Apparatus, dengan
penggunaan koreksi interval, dan standar deviasi dari empat percobaan.
Ketajaman visual dan sensitivitas kontras diukur (pemisahan nilai frekuensi
spasial rata-rata rendah dan tinggi). 28 34-36
Analisis Statistik
Perbandingan karakteristik dasar antara wanita dengan dan tanpa fraktur wrist
digunakan Uji χ2 untuk karakteristik kategori dan uji t untuk karakteristik kontinu.
Untuk karakteristik kontinu yang memiliki distribusi miring, kami menggunakan
Uji rank sum Wilcoxon. Kami menggunakan software SAS V9 untuk analisis.
Kami mendefinisikan kelompok uji penelitian fraktur wrist yaitu wanita dengan
insiden fraktur yang baru terjadi setelah kunjungan pertama, dan kami
menentukan wanita yang tidak menderita fraktur wrist sebagai kelompok kontrol
penelitian. Wanita dengan insiden fraktur wrist dig
dengan kelompok non -patah sebelum patah tulang mereka .
Bagi wanita yang mengalami insiden fraktur wrist, mereka
kunjungan sebelum fraktur berkontribusi kontrol
Kunjungan kelompok dan kunjungan mereka setelah fraktur kontribusi
untuk kunjungan kelompok kasus . Bagi wanita tanpa insiden
fraktur risiko, semua kunjungan kontribusi kelompok kontrol
kunjungan .
Untuk semua wanita, dengan hasil klinis peningkatan yang bermakna dalam skor
kesulitan fungsional (≥ 5 unit) antara dua kunjungan berturut-turut
(baseline untuk kunjungan pertama pada tahun 2, kunjungi pertama pada tahun
2sampai kunjungan ke-2 pada tahun 4, dan seterusnya). Kami menggunakan
analisa data longitudinal dengan regresi logistik dengan perkiraan persamaan
umun untuk kevaliditasan penanganan hasil variabel dependent dan terkait waktu
status Case-Control. Alasannya adalah bahwa pendekatan ini berpengaruh dalam
kelengkapan pengalaman longitudinal pada penelitian Cohort ini.
Untuk kevaliditasan pengamatan yang potensial berkorelasi dari waktu ke waktu
dari orang yang sama, kami mengevaluasi hubungan fraktur wrist dengan
penurunan fungsional klinis penting dengan menggunakan analisa regresi logistik
ganda dengan estimasi persamaan umum untuk mengendalikan potensi faktor
risiko lain factors.37 38 Kami menentukan status fraktur wrist dan faktor risiko
potensial lainnya sebagai variabel dependent, memungkinkan nilai fraktur wrist
yang akan diperbarui untuk menjelaskan perubahan statusnya dari waktu ke
waktu. Bentuk analisis adalah logit ( Yv +1 ) = a0 + a1 × WristFxv + b1 × X1v
+ ... bp × XPV , dimana kovariat adalah WristFxv memprediksi terjadinya fraktur
wrist dengan kunjungan v saat ini dan faktor risiko lain dengan X1v , .... , Xpy, v
adalaha kunjungan, dan hasil Yv +1 kehadiran / tidak adanya penurunan
fungsional klinis penting pada kunjungan berikutnya v+.
Hasil dilaporkan sebagai odds ratio , sebuah asosiasi dengan Interval kepercayaan
95% yang mengecualikan seseorang menunjukkan hubungan yang signifikan dari
faktor risiko dengan hasilnya. Sebelum melakukan analisis regresi ganda, kami
menseleksi untuk masalah multi-kolinearitas seperti yang dijelaskan oleh
Greene.39
HASIL
Periode follow up pada 6107 wanita yang di analisis rata-rata berlangsung selama
7,6 ( kisaran 1,3-12,0 ) tahun . Seperti yang tunjukkan pada gambar, 268 ( 4,4% )
wanita mengalami insiden fraktur wrist , durasi rata-rata mereka mengikuti
ofllow up fungsional setelah terjadinya fraktur wrist adalah 6,3 ( kisaran 1,0-9,5 )
tahun. Interval rata-rata sejak terjadinya fraktur wrist sampai pemeriksaan kedua
kalinya adalah 1,1 tahun ( SD 3 bulan ; berkisar 6-19 bulan).
Tabel 1 menunjukkan bahwa wanita yang mengalami insiden fraktur wrist
memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah di radius distal pada tahap
awal (0.33 v 0.37 g/cm2, P < 0,001), pada peserta yang mengalami jatuh memiliki
kepadatan mineral tulang (34,3 v 27,6 %, P <0.001) pada tahun sebelum insiden
fraktur wrist, dan pada peserta dengan penggunaan estrogen saat ini atau riwayat
pengunaan sebelumnya (33,1% v 44.3 , P < 0,001), dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki fraktur wrist.
Selain itu, mereka memiliki statusnya fungsional yang lebih baik
pada awal (0.51 v 0,76 , P = 0,004), kecepatan gaya berjalan yang lebih tinggi
( 1.04 v 1.09 m / s , P < 0,001 ), dan kekuatan abduksi hip yang lebih besar( 11,81
v 11,23 kg , P = 0,004 ) dan mampu berdiri dari kursi lebih cepat (5,498 v 5,776
s ,P = 0,006) (tabel 1).
Kami mengevaluasi hubungan fraktur wrist dengan penurunan fungsional klinis
penting (5 titik penurunan atau setara dengan 1 SD) selama bertahun-tahun. Di
antara 268 wanita yang memiliki fraktur wrist awal, 41 (15 %) telah mengalami
penurunan fungsional yang signifikan secara klinis, dibandingkan dengan 714
(12,2 % ) wanita pada kelompok kontrol (P = 0,02). Dalam analisis disesuaikan,
fraktur wrist secara signifikan meningkatkan risiko penurunan fungsional klinis
penting pada 51 % responden penelitian (odds rasio 1,51 ; 95 % confidence
interval 1,06-2,14)(tabel 2). Fraktur wrist tetap merupakan prediktor penting
penurunan fungsional setelah disesuaikan dengan usia, indeks massa tubuh, status
kesehatan, penyakit penyerta, dan fungsi neuromuskuler ( rasio odds 1,48 , 1,04-
2,12). Dukungan sosial diukur pada tahun ke-2 penelitian dari 5189 peserta.
Dalam sebuah analisis sensitivitas yang diikutsertakan informasi tentang
dukungan sosial, dukungan sosial bukan merupakan prediktor penurunan
fungsional dan efek kovariat lainnya tetap sama. Karena dukungan sosial
tidak mempengaruhi hasil kami, dan hal tersebut akan mengurangi ukuran sampel,
kami tidak mengikutsertakan dukungan sosial sampai akhir penelitian.
Hasil akhir dari model regresi logistik ganda menunjukkan kekuatan relatif dari
fraktur wrist dibandingkan dengan faktor risiko lain (tabel 3). Prediktor lainnya
yang berkontribusi terhadap penurunan fungsional klinis penting termasuk telah
menderita fraktur hip( rasio odds 4,86 , 3,32-7,12 ), diikuti oleh kemiskinan dan
tingkat kesehatan (kesehatan buruk 2,69; 1,56-4,63; kesehatan cukup
2,40 ; 1,88-3,06), penyakit Parkinson (2,19 , 1,05 -4,56 ), berat badan ( 2.12 per
SD , 1,05-2,56 ), dan stroke ( 1,65 , 1,24-2,20 ). Besarnya penurunan fungsional
yang disebabkan insiden fraktur wrist adalah serupa dengan penurunan fungsional
yang disebabkan jatuh ( rasio odds 1,58 , 1,28-1,95 ) , arthritis (1,48 , 1,23-1,79),
dan diabetes mellitus (1,36 , 1,04-1,78) (tabel 3).
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini pada wanita yang lebih tua di follow-up selama rata-rata 7,6
tahun, kami menemukan bahwa mereka dengan kasus fraktur wrist adalah sekitar
50 % lebih mengalami penurunan fungsional klinis penting dibandingkan mereka
tanpa kasus fraktur wrist, yaitu penurunan fngsional klinis penting dalam hal
memburuknya kemampuan untuk menyiapkan makanan, melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat, menaiki 10 anak tangga, pergi berbelanja, dan keluar
dari mobil. Fraktur wrist berkontribusi terhadap penurunan fungsional klinis
penting bahkan setelah penyesuaian untuk demografi, status kesehatan, Status
fungsional dasar, faktor gaya hidup, penyakit penyerta, dan fungsi neuromuskular.
Efek dari fraktur wrist terhadap penurunan funsional klinis penting fungsional
tersebut sama seperti faktor risiko lain yang yang mengakibatkan penurunan
fungsional seperti terjatuh, penyakit diabetes mellitus, dan arthritis. Hasil
penelitian kami menyoroti individu, pelayanan kesehatan umum, dan penanganan
fraktur wrist.
Perbandingan dengan penelitian lain
Hasil kami mendukung penelitian sebelumnya, meskipun penelitian ini dengan
skala yang lebih kecil, penelitian ini menunjukkan fraktur wrist menyebabkan
gangguan fungsional substansial di berbagai kualitas domain kehidupan, terutama
ketika tangan yang mengalami gangguan adalah tangan yang dominan.
Pekerjaan khusus yang dipengaruhi oleh fraktur wrist adalah membuka dan
menutup botol, membawa benda berat, membuka pintu, memotong bahan
makanan, menuangkan cairan dari wadah, mengangkat panci dan wajan, gerakan
membuka dan menutup kunci, bangkit dari kursi, mencuci lantai dan dinding, dan
membuka dan menutup taps.40 Selain itu, pengungsi atau patah tulang pergelangan
tangan intra - artikular tampaknya lebih sering menjadi terkait dengan miskin
fungsional outcomes.
41 42 kami
Hasil penelitian yang bermakna dengan penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa fraktur wrist gagal mempengaruhi kemampuan fungsional atau kualitas
kehidupan pada wanita lansia. Terdapat beberapa kontroversi tentang hubungan
antara fraktur wrist dan kematian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
fraktur wrist mengakibatkan gangguan fungsional dan meningkatkan kematian.44 -
46 Namun, penelitian tersebut memiliki keterbatasan yaitu dalam hal jumlah
sampel yang kecil. Browner dkk. tidak mengidentifikasi efek dari fraktur wrist
pada kematian dalam Studi Cohort Fraktur osteoporosis.47 Implikasi pribadi
fraktur wrist adalah terdapat penurunan fungsional yang tampak jelas. Fraktur
wrist pada wanita lansia dapat menyebabkan gangguan fungsional jangka panjang.
Suatu kasus Fraktur Wrist sering disebabkan oleh ketika terjatuh saat posisi
berjalan, orang tersebut melakukan respon perlindungan yaitu dengan peregangan
dada ke arah luar.48,49 Akibatnya, fraktur wrist terjadi ketika wanita masih aktif
secara fisik dan fungsional yang tidak terbatas. Penelitian kami menunjukkan
bahwa fraktur wrist mengawali terjadinya penurunan fungsional progresif yang
tampak jelas dalam waktu tiga tahun mendatang. Hal ini sepertinya kontras
dengan wanita yang lebih muda di antaranya pemulihan fungsional setelah
terjadinya fraktur wrist hampir selesai dalam waktu 6 bulan.50,51 Kami berhipotesis
bahwa wanita yang lebih tua mungkin memiliki pemulihan lebih lambat daripada
wanita muda setelah mengalami fraktur wrist atau dapat mengembangkan
terjadinya cacat permanen, meskipun diperlukan penelitian yang lebih lanjut pada
kasus ini. Kami propose bahwa penurunan kemampuan dalam tugas-tugas yang
membutuhkan fungsi ekstremitas atas, seperti belanja, menyiapkan makanan, dan
pekerjaan rumah tangga berat, akan diharapkan. Selain itu, wanita yang lebih tua
dengan fraktur wrist mungkin memiliki lebih banyak kesulitan melangkah naik
atau keluar dari mobil karena ketergantungan mereka pada pegangan tangan atau
kebutuhan mereka untuk mendorong off dari kursi untuk keluar dari mobil.50
Banyak faktor yang berhubungan dengan penurunan insiden yang telah
dimodifikasi dan menunjukkan bahwa intervensi penanganan dapat mencegah
penurunan fungsional.
Implikasi Kebijakan
Temuan ini memiliki dampak penting terhadap kesehatan masyarakat dan
kebijakan.52 Salah satu cara untuk mencegah efek osteoporosis adalah melalui
diagnosis dini dan pengobatan untuk mengurangi jumlah fraktur hip dan fraktur
vertebrae, sehingga mampu mempertahankan mobilitas seseorang, fungsi, dan
kemandirian.53 Penelitian kami menyoroti kebutuhan fraktur wrist dikaitkan
dengan cukup penurunan fungsi dan kemandirian. Relevansi khusus yaitu
kenyataan bahwa fraktur yang meluas dan yang terjadi relatif cocok pada wanita
yang lebih tua. 326.838 kasus fraktur wrist dilaporkan terjadi setiap tahunnya
mencapai 19 % dari total kasus fraktur di Amerika States.54 Sekitar 11,6 % dari
semua wanita di Amerika Serikat akan menderita fraktur wrist.55 Penelitian ini
menunjukkan bahwa langkah-langkah untuk mencegah fraktur wrist mungkin
dapat mengurangi penurunan fungsional pada wanita yang lebih tua. Pencegahan
primer akan mencakup diagnosis dan pengobatan densitas tulang yang rendah dan
osteoporosis, serta mencegah jatuh pada orang dewasa yang lebih tua melalui
penggunaan terapi fisik, olahraga, vitamin D, dan evaluasi keamanan rumah.
Untuk pencegahan sekunder, rehabilitasi cepat setelah terjadinya ftraktur wrist
yaitu dengan terapi okupasi dengan memasukkan rehabilitasi ekstremitas atas dan
terapi fisik untuk pelatihan ketahanan dan keseimbangan yang mungkin dapat
meningkatkan hasil klinis.
Kekuatan dan keterbatasan penelitian
Beberapa aspek pada metode penelitian kami layak untuk dikomentari. Kami
dipelajari tinggal masyarakat, sebagian besar sehat, aktif fisik, perempuan kulit
putih. Hasil penelitian mungkin tidak berlaku untuk laki-laki, untuk wanita yang
tinggal di institusi atau kesehatan yang buruk, atau kelompok etnis lain. Status
Kesehatan dilaporkan oleh masing-masing individu, dan kami tidak memiliki
informasi tentang keparahan kondisi penyakit. Hal tersebut merupakan
keterbatasan kemampuan kami untuk menilai dampak komorbiditas pada
kecacatan terkait fraktur yang dialami. Selain itu, hasil fungsional diukur setiap
dua tahun, yang membatasi kapasitas analisis ini untuk mengevaluasi kecacatan
jangka pendek setelah terjadinya fraktur wrist atau untuk mengevaluasi terjadinya
pemulihan atau penurunan fungsional setelah fraktur wrist terjadi.
Kami menggunakan estimasi persamaan secara general untuk memperkirakan
metode regresi logistik ini dengan menggunakan data follow up secara
longitudinal untuk dua alasan. Pertama, metode ini memberikan perkiraan yang
valid dari odds ratio, yang menjelaskan potensi korelasi hasil karena pengamatan
berulang pada orang yang sama. Kedua, dalam pengaturan model non - linear
(yaitu, regresi logistik), memberikan populasi rata-rata odds ratio yang yang
menjadi landasan kesimpulan. Metode analisis ini lebih disukai seperti pendekatan
model campuran yang menyediakan odds ratio bersyarat dan tidak langsung
mengizinkan penduduk berbasis Kesimpulan.
Mengenai kelompok kontrol, kami menugaskan semua kunjungan selama periode
follow up dari wanita tanpa insiden fraktur wrist sebagai kelompok kontrol,
karena mereka yang mengembangkan risiko insiden fraktur, kami
mengelompokkan kunjungan sebelum fraktur sebagai kunjungan kelompok
kontrol dan kunjungan setelah fraktur sebagai kunjungan kelompok kasus.
Validitas hal ini ditangani melalui penggunaan waktu tergantung status variabel
kasus kontrol.
Akhirnya, kita tidak percaya regresi yang ke maksud adalah menjadi perhatian
dalam analisis ini karena dua alasan Pertama , kita dimodelkan logit daripada rata-
rata karena hasilnya kami biner , tidak kontinyu . Secara khusus , Hasil kami
adalah apakah atau tidak dua tahunan perubahan skor fungsi melebihi lima unit .
Kedua , analisis kami memasukkan perubahan dua tahunan di status fungsional
selama enam tahun . Jika regresi untuk berarti beroperasi , perubahan fungsional
yang besar pada satu Kunjungan akan diatasi dengan perubahan kecil pada
berhasil kunjungi , yang semuanya akan telah dimasukkan dalam kami analisis .
Untuk alasan ini , kami tidak percaya bahwa hasil yang bias oleh regresi dengan
efek berarti .
Meskipun terdapat beberapa keterbatasan penelitian, penelitian ini memiliki
berbagai kekuatan yang mencakup skala penelitian yang besar, geografis
penduduk yang beragam, penegakkan diagnosis yang ketat untuk kasus fraktur,
dan melalui 99 % periode follow up.
Kesimpulan
Fraktur wrist berkontribusi pada penurunan fungsional klinis penting pada wanita
yang berusia lebih tua. Efek dari fraktur wrist pada penurunan fungsional klinis
penting sama halnya pentingnya dengan faktor-faktor risiko lainnya untuk
penurunan fungsional seperti terjatuh, diabetes mellitus, dan arthritis. Pada
umumnya fraktur wrist mengakibatkan penurunan fungsional klinis penting pada
wanita yang cukup sehat dan bugar secara fisik. Karena besarnya masalah dan
konsekuensi dari komplikasi, kesadaran kesehatan masyarakat yang lebih besar
terhadap dampak fraktur wrist osteoporosis diperlukan. Penanganan osteoporosis
harus menyoroti masalah pencegahan fraktur wrist.