[jurnal] laporan geladi telkom divisi akses - sto pan
DESCRIPTION
Report GELADITRANSCRIPT
LAPORAN GELADI 2012 PT TELKOM DIVISI AKSES
AREA MAKASSAR DIVISI REGIONAL VII
Asri Diliyanzah 111100023
1, Muhammad Reska Huzain 1151000184
2
1Jurusan S1 Teknik Telekomunikasi Institut Teknologi Telkom, Bandung
2Jurusan S1 Teknik ElektroInstitut Teknologi Telkom, Bandung
ABSTRAK
Praktik Geladi yang telah dilaksanakan khususnya bertempat di PT Telkom Makassar Divisi Akses
Alhamdulillah berjalan lancar dan telah memberikan banyak ilmu pengetahuan yang relevan dengan ilmu yang
didapatkan dalam kuliah di kelas. Hal-hal tersebut meliputi pengetahuan akan teknologi terbaru maupun yang
masih bertahan yang diterapkan PT Telkom hingga saat ini, antara lain teknologi DSLAM, GPON, ONU,
Softswith, Pair Gain, NMS, dll. Selain itu pula, tak kalah pentingnya yaitu ilmu mengenai dunia kerja secara
nyata, meliputi pemecahan masalah secara nyata, hubungan sosial antar rekan kerja sesama mahasiswa maupun
keterlibatan pegawai bersangkutan termasuk atasan dll. Banyak hal lain yang tidak sempat disebutkan namun
memberi hal positif sebagai bekal dalam menyambut dunia kerja selepas menempuh bangku kuliah
\
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geladi merupakan suatu program kurikuler
yang dirancang untuk menciptakan pengalaman
kerja tertentu bagi mahasiswa semua program
bidang studi di IT Telkom. Beberapa tujuan
dilaksanakannya Geladi selain mengisi masa libur
antar tahun akademik, yaitu mahasiswa Geladi
diberikan pengalaman praktik kerja dan
penyelesaian masalah yang timbul di lapangan kerja
sekaligus mengukur implementasi keilmuan dan
keterampilan di dunia kerja berdasarkan ilmu yang
telah didapat selama perkuliahan.
Peserta Geladi berasal dari seluruh program
studi sehingga dapat dipastikan memiliki keahlian
dibidangnya masing-masing. Selain harus bersyarat
minimal semester 4 perkuliahan, ada persyaratan
akademik lain yang harus dipenuhi dan tentunya
berkaitan dengan kesiapan mahasiswa meliputi
standar nilai, SKS, dll. Dengan dipenuhinya syarat
tersebut, mahasiswa dinilai mampu menyerap ilmu
di bangku kuliah dan dalam mendukung serta
mengimplementasikan ilmu tersebut, Geladi sebagai
program khusus IT Telkom hadir menjembatani
mahasiswa dengan Industri Mitra IT Telkom,
Utamanya PT Telkom.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana Struktur Jaringan Akses lokal PT
Telkom Makassar Divisi Akses?
2. Apakah yang disebut Metro Ethernet? Dan
hubungannya dengan Jaringan Akses Lokal?
3. Bagaimanakah pertumbuhan kebutuhan datin
(Data dan Internet) pelanggan?
4. Teknologi apa saja yang sedang
diimplementasikan pada jaringan akses PT
Telkom Makassar?
II. TINJAUAN TEORI
2.1 Jaringan Akses Lokal
Jaringan Akses didefinisikan sebagai seluruh
jaringan transmisi yang menghubungkan service
node dan user node. Jaringan lokal akses adalah
media transmisi yang disediakan untuk hubungan
dari penyedia layanan, dalam hal ini seperti sentral
(sentral lokal) menuju ke pelanggan. Sementara
media transmisi penghubung antar sentral biasa
dikenal dengan istilah jaringan trunk atau jaringan
backbone. Berdasarkan jenis media transmisi, PT
TELKOM membagi jaringan lokal akses ke dalam
tiga kelompok besar, yaitu:
a. Jaringan Lokal Akses Tembaga (JARLOKAT)
b. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (JARLOKAF)
c. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)
Dengan melihat perkembangan teknologi
jaringan akses, terdapat teknologi akses yang
menggunakan media transmisi campuran atau
dikenal dengan istilah hybrid seperti kombinasi
jaringan akses fiber dengan jaringan koaksial dan
jaringan fiber dengan jaringan kabel tembaga.
Teknologi yang berkembang di jaringan akses saat
ini antara lain:
- Jaringan Lokal Akses Kabel Tembaga
(Jarlokat), yaitu jaringan yang menggunakan
kabel tembaga sebagai media transmisinya.
Jaringan kabel adalah jaringan yang paling lama
dan paling banyak digunakan. Peningkatan
jaringan ini menggunakan teknologi
penggandaan seperti Pair Gain dan xDSL.
Gambar 2.1 Struktur Jaringan lokal akses
tembaga (Jarlokat)
- Jaringan Lokal Akses Radio (Jarlokar), yaitu
jaringan yang menggunakan radio sebagai
media aksesnya. Teknologi terdiri dari radio
wireless (Wireless Local Loop, WLL).
Gambar 2.2 Contoh Aplikasi Jarlokar,
Konfigurasi WLL
- Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf),
jaringan ini menggunakan serat optik sebagai
medianya. Aplikasinya terdiri dari FTTZ,
FTTC, FTTB, FTTO dan FTTH.
Gambar 2.3 Konfigurasi Jarlokaf (FTTC)
2.2 Metro Ethernet
Beberapa penjelasan sebelumnya merupakan
jaringan akses yang menghubungkan sentral ke
pelanggan. Selain itu, di PT Telkom dikenal pula
istilah Ethernet dan Metro Ethernet. Ethernet
merupakan salah satu jenis arsitektur jaringan LAN
yang berfungsi untuk mengontrol komputer-
komputer dalam sebuah jaringan agar dapat berbagi
bandwidth dalam jaringan yang sama tersebut.
Kemudian Metro Ethernet sebagai bridge dari suatu
jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah
bisa juga menghubungkan LAN dengan WAN atau
backbone network yang umumnya dimiliki oleh
service provider (sumber : Prashant Gandhi and
Bob Klessig, 2003).
Jaringan Metro Ethernet menyediakan
layanan-layanan menggunakan Ethernet sebagai
core protocol dan aplikasi broadband. PT Telkom
telah mengaplikasikan Metro Ethernet dalam
jaringan akses maupun penghubung antar sentral
lokal dan integrasi jaringan dengan Softswitch.
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan Metro
2.3 Pertumbuhan Kebutuhan Datin
Pelanggan/Konsumen
Perlunya dibahas mengenai pertumbuhan
kebutuhan Data dan Internet pelanggan tentunya
akan sangat berpengaruh pada teknologi yang akan
diterapkan oleh penyedia layanan (provider) guna
menghadapi perkiraan angka yang harus diantisipasi
oleh pihak provider/penyedia layanan. Berikut
beberapa penetrasi angka kebutuhan datin pelanggan
di Indonesia berdasarkan survei yang dilakukan
Perusahaan jaringan Cisco.
Cisco mencatat konsumen trafik mobile akan
meningkat pesat di Indonesia. Pesatnya
pertumbuhan, setidaknya akan sangat signifikan
terjadi hingga tahun 2016 mendatang.
Ini menjadikan Cisco menganggap Indonesia
sebagai salah satu pasar yang sangat potensial dalam
penetrasi internet. Berikut prediksi Cisco mengenai
penetrasi internet di Indonesia hingga 2016 :
A. Trafik Data Mobile
- Konsumen trafik data mobile Indonesia pada
2011 tumbuh 3 kali lipat atau 197 persen.
- Di Indonesia, konsumen trafik mobile akan
tumbuh 44 lipat dari 2011 sampai 2016,
dengan rata-rata pertumbuhan 114 persen.
B. Smartphones
- Di Indonesia, trafik data mobile smartphone
akan tumbuh berkembang 238 kali dari 2011
sampai 2016, dengan rata-rata pertumbuhan
tiap tahun 199 persen, yang mencapai 44.452
terabyte per bulan pada 2016.
- Rata-rata smartphone akan menghasilkan 859
megabyte dari trafik data mobile perbulan di
2016. Ini naik 3.579 persen dari 23 megabyte
per bulan di 2011.
- Jumlah smartphone sepanjang 2011 tumbuh
56 persen, mencapai 8 juta unit.
- Jumlah smartphone akan tumbuh 6,5 kali lipat
antara 2011 sampai 2016, yang mencapai 52
juta unit.
C. Laptop
- Trafik data laptop akan tumbuh 26 kali lipat
dari 2011 sampai 2016, dengan rata-rata
pertumbuhan 92 persen. Trafik data laptop
akan mencapai 189.996 terabyte per bulan
pada 2016.
- Jumlah laptop yang terkoneksi mobile
tumbuh 98 persen sepanjang 2011, mencapai
4 juta unit.
- Jumlah laptop yang terkoneksi mobile akan
tumbuh 5 kali lipat antara 2011 dan 2016,
mencapai 19 juta unit.
D. Tablet
- Trafik data mobile tablet akan tumbuh 404
kali lipat dari 2011 sampai 2016, dengan rata-
rata pertumbuhan 232 persen.
- Trafik data mobile tablet akan mencapai
16.668 terabyte perbulan pada 2016.
- Jumlah tablet yang terkoneksi mobile tumbuh
9,9 lipat sepanjang 2011, mencapai 0,1 juta
unit
- Jumlah tablet terkoneksi mobile pada 2016,
akan tumbuh 25,9 lipat antara 2011 dan 2016,
mencapai 2,2 juta unit.
E. Video
- Trafik mobil data untuk video di Indonesia
akan mencapai 187.950 terabyte perbulan di
2016.
- Video akan menjadi 69 persen dari trafik data
mobile di Indonesia pada 2016, dibandingkan
40 persen pada akhir 2011.
- Video mencapai setengah dari trafik data
mobile Indonesia pada akhir tahun 2012.
F. Gaming
- Trafik game akan tumbuh 28 kali lipat dari
2011 sampai 2016, dengan rata-rata
pertumbuhan 95 persen per tahun.
G. Mobile Cloud
- Trafik mobile cloud Indonesia akan tumbuh
64 kali lipat dari 2011 sampai 2016, dengan
rata-rata pertumbuhan 130 persen.
- Trafik mobile cloud di Indonesia akan
mencapai 182.721 terabyte perbulan, dari
2.838 terabytes per bulan di 2011.
2.4 Teknologi Jaringan Akses
Berikut adalah beberapa teknologi jaringan
akses yang tengah diterapkan oleh PT Telkom guna
menjawab pertumbuhan kebutuhan datin pelanggan
yang kian berkembang.
2.4.1 PAIRGAIN atau DLC (Digital Line Carrier)
Teknologi PAIRGAIN atau DLC digunakan
untuk mengurangi jumlah kabel yang digunakan
pada jaringan kabel dan mengatasi masalah kinerja
di jaringan, misahnya banyaknya kabel yang rusak
karena pekerjaan penggalian untuk konstruksi kabel
yang sulit dan terbatas serta mahalnya biaya jaringan
kabel dan pemeliharaannya. DLC memungkinkan penggunaan 1 pair kabel
untuk beberapa pelanggan, misalnya 1 line untuk 8
pelanggan. Pertarma kali dikenalkan di Amerika
Utara pada tahun 1970 yaitu AT&T (SLC-40),
kemudian SLC-96. SLC-40 menggunakan 10 line
untuk 40 Pelanggan, sedangkan SLC-96 untuk 96
Pelanggan. Teknologi DLC dikenal juga sebagai
teknologi Pair Gain. Selain itu terdapat beberapa
vendor DLC yang memberikan pilihan kapasitas.
Teknologi DLC terdiri dari 2 jenis yakni
Universal DLC (UDLC) dan Integrated DLC
(IDLC). UDLC memiliki terminal DLC yang,
terpisah di sentral, sedangkan IDLC menyatu dengan
sentral.
Gambar 2.5 Sistem DLC/Pairgain
2.4.2 FASTLINK
FastLink adalah sebuah sistem modular untuk
solusi jaringan hybrid di area akses pelanggan yang
menyediakan baik servis dasar untuk telepon (POTS,
ISDN), servis data (nx64 kbit/s dan sub-rate)
maupun servis penghubungan (connectivity) 2
Mbit/s. Prosedur transmisi HDSL dapat dioperasikan
untuk dapat lebih memanfaatkan jaringan kabel
tembaga yang ada. Pada saat yang bersamaan,
FastLink menawarkan semua manfaat dari sebuah
jaringan serat optik broadband mutakhir.
Sistem Fastlink terdiri dari komponen-komponen
sistem sebagai berikut.:
1. ONU (Optical Network Unit)
2. OLT (Optical Line Termination)
3. ODT (Optical Distant Terminal)
4. NT (Network Termination)
Komponen-komponen sistem ONU yang
dapat disetel sebagai sebuah FTTC (Fiber untuk
Curb) variant di luar ruang (outdoor) atau sebagai
sebuah FTTB (Fiber untuk gedung) variant di dalam
ruang (indoor), untuk membentuk terminasi pada
sisi-pelanggan. Untuk penawaran solusi yang murah
(costeffective) dan untuk kepadatan pelanggan yang
berbeda, tersedia ONU untuk hubungan dengan
kapasitas 20 pelanggan sampai dengan lebih dari
1000 pelanggan.Sebagai tambahan dari ONU, NT
(Network Termination) dapat dipakai pada sisi-
pelanggan yang dipasang secara langsung pada
gedung pelanggan. Servis leased line dan rate
transmisi yang tinggi (=2 Mbit/s) dapat ditawarkan
kepada pelanggan.
2.4.3 DSLAM (Digital Subscriber Line Access
Multiplexer)
Sebelum membahas mengenai DSLAM,
ada baiknya membahas Teknologi DSL (Digital
Subscriber Line) dalam hal ini adalah ADSL
(Asymmetrical Digital Subscriber Line), yang
memiliki laju downstream 1.5 - 9 Mbps dan
upstream 16 - 640 kbps. Transmisi ADSL bekerja
pada jarak sampai 18.000 kaki (5,48 Km) pada
sepasang kawat tembaga pilin (single twisted pair).
ADSL sangat cocok untuk akses Internet. ADSL
merupakan yang paling sering dipakai karena
pelayanan yang disediakannya sangat cocok dengan
kriteria pelanggan yang memiliki laju downstream
lebih dibanding upstream.
Gambar 2.6 Spektrum Frekuensi ADSL
Adapun DSLAM itu sendiri merupakan
perangkat yang diletakkan disentral telepon maupun
di lapangan (Remote DSLAM). Yang menerima
sinyal dari banyak pelanggan DSL, Sambungan
Telepon, dan meneruskan ke backbone berkecepatan
tinggi, menggunakan teknik multiplexing. Sesuai
dengan spesifikasi produk dari vendor yang
membuatnya, DSLAM terhubung dengan line DSL
dengan kombinasi Asynchronous Transfer Mode
(ATM), Frame Relay atau Internet Protocol (IP).
Bagian-bagian DSLAM :
a. Spliter – low pass filter untuk melewatkan band
suara dan high pass filter untuk melewatkan
band ADSL.
b. Modul-modul pelanggan dapat berupa modul
ADSL, SDSL, VDSL dll. Untuk layanan speedy
digunakan modul ADSL.
2.4.4 MSAN (Multi Service Access Network)
Multi Service Access Node adalah suatu akses
gateway akses multimedia yang fleksibel yang
memungkinkan operator untuk menyediakan
layanan xDSL, narrowband atau broadband berbasis
TDM dan layanan Next Generation Network dalam
suatu area layanan dari sebuah single node.
Multi Service Access Node memiliki tiga fungsi
penting yaitu :
1. Sebagai sistem akses broadband
2. Sebagai akses gateway dalam NGN (Next
Generation Network)
3. Sebagai jaringan akses tradisional PSTN
Namun secara umum, Multi Service Access
Node adalah layanan multiservice yang sejalan
dengan NGN yang menyediakan fungsi broadband
akses multiplexer sebagai IP DSLAM yang
berdasarkan pada teknologi IP, ATM atau TDM
melalui jaringan kabel tembaga atau fiber optik.
Target platform aksesnya adalah MSAN dengan
kemampuan triple play dan 100% broadband deliver.
Multi Service Access Node (MSAN) di
implementasikan untuk menyediakan suatu solusi
layanan berbasis jaringan lokal akses fiber atau
tembaga dengan cost-effective pada suatu layer
jaringan yang konvergen dimana layanan PSTN,
NGN dan jaringan broadband berada pada daerah
yang sama.
Gambar 2.57 Multi Service Access Node
2.4.5 GPON (Gigabit Passive Optical Network)
GPON merupakan teknologi FTTx yang
dapat mendeliver services sampai ke premise
pelanggan menggunakan fiber optic cable. Jika
sebelumnya customer menggunakan kabel tembaga
pada instalasi perkabelan di sisi pelanggan, maka
sekarang instalasi perkabelan bisa menggunakan
optik. Keunggulannya adalah bandwidth yang
ditawarkan bisa mencapai 2.488 Gbps (downstream)
sampai pelanggan tanpa ada kehilangan bandwidth.
Konfigurasi network GPON adalah Optical Line
Terminal (OLT), Optical Distribution Network
(ODN), dan Optical Network Termination/Unit
(ONT/ONU). Jadi FTTH (fiber to the home) ataupun
FTTB (fiber to the building) merupakan skema yang
pas untuk GPON. ONT hanya sebesar modem
ADSL mengantarkan layanan broadband ke
pelanggan. Interface ONT sendiri bisa
dikombinasikan antara Fast Ethernet (FE), POTS,
dan RF overlay tergantung keinginan customer.
Varian ONT dengan tipe interface yang berbeda-
beda ditawarkan oleh operator. Inilah salah satu
fleksibilitas dari GPON. Triple play dalam satu box
kecil yang dapat berupa wall mounted atau
diletakkan di meja.
III. PELAKSANAAN GELADI
3.1 Rencana Kegiatan
GELADI IT Telkom 2012 dimulai dengan
penerimaan di HRD PT Telkom Regional VII – KTI
(Kawasan Timur Indonesia). Setelah dibagi sesuai
jumlah permintaan tiap divisi didapatkan 21 Peserta
Geladi yang diterima di Kantor PT Telkom
Makassar Divisi Akses yang masing–masing terbagi
atas 3 kelompok :
1. Sentral Telpon Otomat
2. CBOB (Costumer Broadband Operation
Service)
3. Database DIVA PT Telkom Makassar
Materi awal yang diberikan adalah perkenalan
dengan para Asman sekaligus pembimbing lapangan
selama Geladi di PT Telkom Makassar. Kemudian
dilanjutkan dengan perkenalan Jaringan Metro di
Kota Makssar yang terdiri atas 8 Sentral Otomat
(SO) :
1. SO Balaikota
2. SO Mattoangin
3. SO Sungguminasa
4. SO Panakukang
5. SO Sudiang
6. SO Antang
7. SO Kima
8. SO Tamalanrea
KTI - Makassar
Selanjutnya adalah perkenalan mengenai
teknologi-teknologi yang tengah diterapkan di PT
Telkom Makassar. Beberapa diantaranya adalah
DSLAM, ADSL, MSAN, dan teknologi terbaru
GPON. Ditambah pengetahuan mengenai aplikasi
NGN yang menggunakan teknologi Softswitch yang
bertempat di SO Balaikota.
Terakhir adalah materi mengenai aplikasi sistem
berbasis IP yang diterapkan di jaringan Metro dan
beberapa jaringan akses tertentu misal Corporate
Access.
3.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan Geladi 2012 berkesempatan di SO
PANAKUKANG (SO-PAN). Dalam kesempatan
kali ini pula akan dijelaskan mengenai kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di MDF termasuk alat-alat
pendukung , serta hubungan dengan perangkat
sebagaimana telah dijelaskan di bab tinjauan materi.
3.2.1 MDF (Main Distribution Frame) atau RKU
(Rangka Pembagi Utama)
MDF yakni sebuah ruangan yang berisikan rak-
rak yang terisi jumperan kabel, yang merupakan
penghubung antara sentral dan pelanggan.MDF
terdiri dari frame vertikal dan horizontal, frame
vertikal dihubungkan dengan kabel primer
sedangkan frame horizontal dihubungkan dengan
sentral.
Berikut adalah beberapa hal yang terkait MDF :
1. Cable Chamber
Cable Chamber atau ruangan kabel ialah suatu
ruangan yang berada di bawah MDF atau RPU,
yang merupakan ruangan tempat menyalurkan
kabel-kabel primer yang akan didistribusikan ke
RK.
2. Terminal blok Horisontal / EQN (Equipment
Number)
EQN adalah salah satu struk berbentuk
horizontal di MDF. Perangkat ini berfungsi
sebagai tempat terminasi semua kabel-kabel
dari sentral yang masuk ke ruangan MDF atau
bisa di sebut perangkat yang mengarah ke sisi
sentral.
3. Terminal Blok Vertikal / Primer
Primer adalah jalur terakhir yang ada di ruangan
MDF sebelum keluar menuju RK (Rumah
Kabel).Struk primer posisi vertikal yang
menghubungkan kabel dari EQN ke kabel
primer yang selanjutnya akan di teruskan ke
pelanggan.
4. DSLAM IN
DSLAM IN berfungsi sebagai titik penghubung
antara kabel yang berada pada EQN ke
perangkat DSLAM dengan posisi horizontal
5. DSLAM OUT
DSLAM IN berfungsi sebagai titik penghubung
antara kabel yang berada pada perangkat DSLAM
menuju Primer yang terhubung ke RK dengan
posisi vertical
Adapun alat-alat yang digunakan dalam
mengoperasikan MDF adalah sebagai berikut :
1. Tang pemotong.
Tang pemotong merupakan alat pendukung
yang berfungsi untuk memotong kabel
jumperan.
2. Tang Buaya.
Tang buaya memiliki ujung yang berbentuk
pipih, digunakan untuk menjepit ataupun
mencabut kabel dari portnya.
3. Inserting tool
Inserting tool adalah alat yang terdiri antara
pendorong,pemotong serta penarik dalam satu
cakupan berfungsi untuk memasangkan kabel
jumper di portnya. Biasanya pada pemasangan
di port EQN, Tline, dan Primer. Dengan cara
mendorong kabel yang telah di pasang di sisi
port dengan menggunakan dop dan kabel akan
terpasang dan waktu itu juga kabel sisanya akan
terpotong.
4. Modem Test
Perangkat ini berfungsi sebagai pentransfer
sinyal pada umumnya. Karena berhubungan
perangkat ini ada di MDF, maka dimanfaatkan
sebagai pengetesan Speedy. Perangkat ini
terhubung suatu komputer yang juga membantu
proses pengetesan. Modem ini terhubung
dengan beberapa pilihan soket yang mana soket
ini dihubungkan dengan menggunakan kabel
yang terbagi 4 sesuai kapasitasnya di setiap rak.
Ditiap 1 rak di ruangan MDF tersebut
memiliki 2 kabel yang masing-masing dari
kabel tersebut terhubung dengan soket yang
berada di dekat Modem. Nah, apabila ada
pengecekan speedy, maka kabel tersebut di
colokkan ke primer speedy tujuan, lalu soket
yang tersambung dengan kabel yang dari primer
tersebut disambungkan ke Modem. Disitulah
awal proses koneksi Internetnya.
5. Test Phone
Test phone digunakan untuk mengecek
saluran yang akan dioperasikan baik itu
pencabutan, pasang baru, dll Caranya dapat
dilakukan dengan mengecek nomor pelanggan
yaitu menghubungi “12012” selain itu test
phone juga digunakan dalam koordinasi antar
petugas lapangan dan petugas di kantor.
6. Jumper Wire.
Kabel tembaga yang di gunakan untuk
transmisi antara EQN ke DSLAM, DSLAM ke
primer, maupun EQN ke primer. Pada kabel
tembaga ini terdapat 3 (tiga) warna yang
membedakan peletakan jumper wire. Yang
berwarna biru putih di gunakan untuk
pemasangan speedy baru dari EQN menuju
Dslam in. Kemudian kabel berwarna merah
putih di gunakan untuk pemasangan speedy dari
primer ke Dslam out. Sedangkan kabel
berwarna putih birudi gunakan untuk
pemasangan POTS baru maupun terjadi revisi
jumper (telpon biasa). Yang mana secara prinsip
fungsi dari masing – masing kabel sama saja
namun agar dapat di bedakan yang mana
pelanggan speedy dan yang mana pelanggan
telpon biasa maka diadakan pewarnaan pada
kabelnya guna memudahkan dalam penanganan
gangguan.
3.2.2 Kegiatan MDF
Beberapa kegiatan MDF yang telah dilakukan
oleh peserta geladi antara lain :
1. Pemasangan Baru (PSB) Telepon dan Speedy
1.1 Proses PSB Telepon
Gambar 3.1 Skema PSB Telepon
Langkah awal dari pemasangan baru telepon
adalah menerima kertas WO (work order) yang
di print dari i-siska.
Setelah itu, mencari EQNnya di database MDF
berdasarkan nomor teleponnya.
Lalu mencari EQN tersebut lalu
mencocokkannya dengan nomor speedy dengan
cara menggunakan micotest dan menghubungi
12012 yang akan menyebutkan digit-digit
nomor pelaggan tersebut.
Setelah menemukan EQN yang dimaksud, tarik
dan dop kabel jumper warna merah-biru ke
slotnya.
Lalu kabel jumper yang terhubung dengan EQN
tersebut di tarik ke primer yang telah di
tentukan di kertas WO tersebut.
Setelah proses penjumperan selesai, langkah
akhir yakni memastikan di primer apakah
pemasangan sudah baik dan nomornya sudah
sesuai dengan menggunakan testphone dan
mengeceknya di 12012.
1.1. Proses PSB Speedy
Gambar 3.2 Skema PSB Speedy
Langkah awal dari pemasangan speedy adalah
menerima kertas WO (work order) yang di print
dari I-siska.
Setelah itu, mencari EQNnya di database MDF
berdasarkan nomor teleponnya.
Lalu mencari EQN tersebut lalu
mencocokkannya dengan nomor speedy dengan
cara menggunakan micotest dan menghubungi
12012 yang akan menyebutkan digit-digit
nomor pelaggan tersebut.
Tariklah dan pasang kabel putih biru ke slot
EQN yang di maksud
Setelah itu, kabel putih biru itu di masukkan ke
dalam DSLAM IN kosong yang di pasang
secara berurutan dan memperhatikan nomor
DSLAM IN tersebut..
Langkah selanjutnya, mencari DSLAM out,
dalam tahap ini, cari terlebih dahulu DSLAM
OUT yang terkoneksi dengan DSLAM IN tadi
dengan membaca da menyamakan penomoran
kedua DSLAM tersebut.
Setelah DSLAM OUT ditemukan, tarik dan dop
kabel merah putih di DSLAM tersebut.
Tarik kabel merah putih yang terhubug dengan
DSLAM Out tersebut dengan primer.
Mengetahui primer mana yang di maksud cukup
dengan melihat penomorannya yang berada di
lembaran WO. Di WO tercantumkan primer
berapa dan klem berapa. Contoh, “P3 - 67”
artinya berada di primer 3 dan di klem 67.
PRIMER DSLAM OUT Kabel Merah
EQN DSLAM IN Kabel Merah
EQN PRIMER Kabel Biru
DSLAM
Setelah proses penjumperan selesai, langkah
selanjutnya memastikan di primer apakah
pemasangan sudah baik dan nomornya sudah
sesuai dengan menggunakan test phone dan
mengeceknya di 12012.
1.2 Pencabutan
Pencabutan merupakan memutuskan koneksi
untuk pelanggan dengan cara mencabut kabel
jumperan salurannya yang berada di sisi primer dan
EQN di MDF sehingga pelanggan tidak dapat lagi
menggunakan layanan jaringan tersebut.
Pencabutan disini dibedakan menjadi 2 kegiatan
yakni ada pencabutan untuk saluran telepon atau
pencabutan untuk koneksi Internet speedynya.
Pencabutan ini sesuai dengan permintaan dari pihak
manajemen Telkom atau dari permintaan pelanggan
itu sendiri.
Ada berbagai alasan sehingga dilakukannya
pencabutan ini. Dari sisi Telkom, permintaan
biasanya disebabkan karena tunggakan pembayaran
dari pelanggan yang belum lunas sudah melewati
batas atau sudah melebihi 3 bulan, sehingga pihak
Telkom berhak memutuskan salurannya. Adapun
permintaan dari pelanggan yang disebabkan
pelanggan sudah tidak membutuhkannya lagi atau
penggunaannya sudah tidak efektif.
A. Pencabutan Telepon
Pada proses pencabutan telepon ini, prosesnya
tidak jauh berbeda dengan proses pencabutan pada
speedy. Hal ini dapat dilihat karena persamaan saat
melakukan pengecekan work order, mencetak Work
Order, mencari EQN dan Primernya, melakukan test
tone dan check number di sisi primer dan EQN
hingga melakukan pencabutan di sisi Primer dan
EQN. Yang membedakannya dalam hal ini, pada
proses pencabutan telepon, tidak melakukan lagi
terminasi pada port EQN maupun Primernya karena
pencabutan ini untuk saluran teleponnya.
B. Pencabutan Speedy
1. Terima Work Order dari manajemen_spk pada
aplikasi I-SISKA. Pilih nomor yang diawali
dengan nomor 1227012*** sebagai tanda
bahwa itu adalah nomor speedy. Lalu cetak WO
tersebut
2. Setelah melakukan pencetakan, cari data
EQNnya di database yang berada di software
computer MDF.
3. Siapkan peralatan pendukung seperti testphone,
tang potong atau tang cabut, dan inserting tool
4. Cari letak EQNnya, setelah itu cek dan samakan
nomornya dengan kertas Work Order
menggunakan microtest dan menelpon 12012
5. Jika nomor telah sesuai, cabut jumperan kabel
yang terpasang di port EQN tersebut yang
identik dengan jumper berwarna kabel putih
merah yang menandakan bahwa itu kabel
Speedy dengan menggunakan tang pencabut.
6. Terminasikan kembali kabel putih biru yang
beada di EQN tersebut.
7. Setelah itu, cari di sisi primer dari nomor
tesebut.
8. Setelah di temukan, lakukan pencabutan yang
sama pada jumperan kabel yang berwarna
merah-putih.
9. Terminasikan kembali kabel putih-biru ke klem
Primer
10. Lakukan pengecekan tone dengan menggunakan
testphone, setelah mendengar tone dan nomor
yang disebutkan sudah sesuai maka proses
pencabutan telah selesai.
2. Penanganan Gangguan
A. Proses Change Port
Change port adalah kegiatan penggantian port di
EQN karena teradi gangguan di port tersebut seperti
tidak adanya tone dan sebagainya. Penggantian port
ini dilakukan setelah Sentral menentukan dimana
letak EQN yang akan di pindahkan
B. Proses Omzet Primer
Omzet primer adalah kegiatan mengganti port
primer yang ada di ruangan di MDF karena adanya
beberapa gangguan. Gangguan tersebut biasanya
berupa kemerosokan ataupun tidak adanya tone pada
telepon tersebut. Omzet primer dikerjakan oleh
petugas di MDF atas permintaan dari petugas yang
berada di lapangan seperti yang berada di RK, DP
dan sebagainya.
Langkah kegiatan omzet primer yakni :
1. Menerima telepon dari petugas lapangan.
2. Setelah mengangkat telepon, pegawai lapangan
akan meminta untuk melakukan cek primer
karena disana tidak ada tonenya.
3. nah, disinilah pegawai MDF menanyakan
nomor telepon yang mengalami gangguan dan
berada di Primer berapa.
4. Untuk memudahkan dalam proses komunikasi
dengan petugas lapangan, mintalah klem Primer
yang berdekatan dengan klem Primer yang
bermasalah sebagai sarana komunikasi dengan
petugas lapangan.
5. Lakukanlah pengecekan pada klem Primer yang
sedang mengalami gangguan tersebut
6. Dengan menggunakan microtest, dengarlah
tonenya apa terdengar tone atau tidak.
Terdengarnya tone atau tidak tetap dilaporkan
ke petugas lapangan melalui saluran klem
primer yang baik tadi.
7. Ada 2 permasalahan yang mengharuskan
dilakukannya omset primer
a. Bila dalam pengecekan tone, masih
terdengar tone namun petugas lapangan
tidak mendengar tone.
b. Bila dalam pengecekan tone, tidak
terdengar tone namun setelah dilakukan
pengisoliran terdengar tone.
8. Ketika menemui permasalahn seperti ke 2 nya
di atas maka petugas lapangan akan meminta
untuk melakukan pengomzetan primer.
9. Maka, cabutlah jumper yang berada di klem
Primer yang bermasalah tadi lalu pindahkan ke
klem primer yang baru sesuai dengan
permintaan dari petugas lapangan. Biasanya
dipindahkan ke klem yang masih kosong
Biasanya petugas akan mengirim tone ke klem
primer yang akan dijadikan klem primer yang
baru untuk saluran telepon yang rusak tadi.
Klem baru yang digunakan haruslah memiliki
saluran / line yang bagus.
10. Setelah itu, check dengan menggunakan
microtest, apabila sudah terdengar tone di
primer yang baru maka proses omzetting telah
berjalan dengan baik.
C. Omzet Dslam
Omzet DSLAM adalah mengganti port Dslam
tertentu dengan yang lain karena adanya gangguan
pada Dslam sebelumnya sehingga harus diganti
dengan Port DSLAM yang baru yang masih baik.
D. Revisi Jumper
Tarik ulang jumper adalah salah satu pekerjaan
dan menjadi tanggung jawab pegawai di ruangan
MDF. Pekerjaan ini atas permintaan dari petugas
lapangan. Berbeda dengan omzet primer yang
bermasalah pada klem primernya, pada tarik ulang
jumper biasanya gangguannya berasal dari
permasalahan kabel jumperan yang tidak baik atau
pemasangan kabel jumper tidak sesuai dengan port
yang semestinya. Sehingga melakukan penarikan
ulang dari EQN ke Primer. Berikut adalah langkah-
langkah dalam proses penarikan ulang Jumper, yakni
:
1. Sama seperti omzet, terlebih dahulu pegawai
MDF menerima permintaan kerja dari petugas
lapangan yang menelpon.
2. Setelah itu, petugas lapangan akan
menyampaikan keluhannya dan meminta untuk
melakukan pengecekan primer.
3. Disini, petugas di MDF meminta nomor telepon
yang bermasalah beserta letak Primernya.
4. Lalu cek ke Primer untuk mendengar ada atau
tidaknya tone dengan menggunakan test phone.
5. Dalam permasalahan ini, apabila di cek tidak
akan ada tone yang di dengarkan, begitu pula
ketika melakukan pengisoliran. Sehingga
petugas MDF meminta untuk dikirimkan Tone
ke primer yang bermasalah tersebut.
6. Apabila terdengar nada setelah petugas
lapangan mengirimkan tone, maka petugas
lapangan akan meminta untuk melakukan
pengecekan pada EQNnya dan menyarankan
untuk melakukan revisi jumper atau penarikan
ulang kabel.
7. Di sini, petugas MDF mencari EQNnya di
databasenya lalu kemudian melakukan
pengecekan di EQNnya
8. Dalam pengecekan EQN, mendengar apakah
ada tone atau tidak. Setelah mendengarkan tone,
lakukan test call ke 12012 untuk
mencocokkannya dengan nomor telepon agar
tida terjadi kesalahan
9. Setelah mendapat EQN yang benar, cabut kabel
lamanya lalu tarik baru dan pasang kabel
berwarna putih biru ke EQN
10. Setelah itu, kabel putih birutersebut diteruskan
ke primer. Cabut kabel lama yang berada di
primer dan pasangkan kabel baru yang berasal
dari EQN yang tadi
11. Lakukan test call di sisi primer untuk
memastikan ada tonenya atau tidak dan
mengecek nomornya dengan menggunakan
micro test.
12. Jika sudah terdengar nada dan digit nomor yang
disebutkan sama dengan digit nomor
sebelumnya yang mengalami gangguan maka
proses revisi jumper sudah diselesaikan.
3.3 Hasil
Hasil yang diperoleh selama melaksanakan
Program Geladi 2012 adalah sebagai berikut :
1. Memahami alur jaringan akses ke pelanggan
dengan teknologi-teknologi yang diterapkan PT
Telkom
2. Memahami prinsip dasar teknologi-teknologi
telekomunikasi yang telah diterapkan di PT
Telkom Makassar
3. Mampu mengerjakan kegiatan MDF ;
Pencabutan, Pasang Baru, dll sesuai WO (Work
Order) yang diterima
IV. PENUTUP
4.1 Simpulan
1. Geladi merupakan suatu program kurikuler
yang dirancang untuk menciptakan pengalaman
kerja tertentu bagi mahasiswa semua program
bidang studi di IT Telkom.
2. Jaringan Akses didefinisikan sebagai seluruh
jaringan transmisi yang menghubungkan
service node dan user node. Sedangkan
Jaringan lokal akses adalah media transmisi
yang disediakan untuk hubungan dari penyedia
layanan, dalam hal ini seperti sentral (sentral
lokal) menuju ke pelanggan.
3. Berdasarkan jenis media transmisi, PT
TELKOM membagi jaringan lokal akses ke
dalam tiga kelompok besar, yaitu:
a. Jaringan Lokal Akses Tembaga
(JARLOKAT)
b. Jaringan Lokal Akses Fiber Optik
(JARLOKAF)
c. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR)
4. Ethernet merupakan salah satu jenis arsitektur
jaringan LAN yang berfungsi untuk mengontrol
komputer-komputer dalam sebuah jaringan agar
dapat berbagi bandwidth dalam jaringan yang
sama tersebut. Kemudian Metro Ethernet
sebagai bridge dari suatu jaringan atau
menghubungkan wilayah yang terpisah bisa
juga menghubungkan LAN dengan WAN atau
backbone network yang umumnya dimiliki oleh
service provider
5. Beberapa teknologi jaringan akses yang tengah
diterapkan oleh PT Telkom guna menjawab
pertumbuhan kebutuhan datin pelanggan yang
kian berkembang antara lain Fastlink, MSAN,
GPON
6. Jaringan Metro di Kota Makssar yang terdiri
atas 8 Sentral Otomat (SO) :
SO Balaikota, SO Mattoangin, SO
Sungguminasa, SO Panakukang, SO Sudiang,
SO Antang, SO Kima, dan SO Tamalanrea
7. MDF merupakan sebuah ruangan yang
berisikan rak-rak yang terisi jumperan kabel,
yang merupakan penghubung antara sentral dan
pelanggan.MDF terdiri dari frame vertikal dan
horizontal, frame vertikal dihubungkan dengan
kabel primer sedangkan frame horizontal
dihubungkan dengan sentral.
8. Beberapa kegiatan MDF antara lain :
Pemasangan Baru (PSB) Telepon dan Speedy,
Pencabutan, dan penanganan gangguan.
4.2 Saran
Untuk PT Telkom
1. Melakukan validasi secara berkala agar port-
port yang akan dan sedang digunakan saling
tumpang tindih akibat data yang tidak valid
2. Segera mengganti MDF dengan teknologi yang
lebih mutakhir, misal, Fastlink atau MSAN di
seluruh jaringan Metro Kota Makassar hingga
ke pelanggan
3. Lebih melibatkan mahasiswa GELADI dalam
melakukan troubleshooting di lapangan maupun
kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan
dengan tujuan GELADI
4. Mengaitkan hubungan antara program keahlian
dengan pekerjaan yang akan dilakukan sewaktu
membagi tugas untuk tiap Mahasiswa GELADI
di kantor PT Telkom Divisi Akses
Untuk Institusi
1. Melakukan koordinasi dan komunikasi terlebih
dahulu mengenai divisi penempatan serta
jurusan peminat agar pengaplikasian ilmu yang
didapatkan selama kuliah bisa optimal
2. Mengatur pembimbing akademik untuk
mengadakan kunjungan minimal dua kali,
pembukaan dan penutupan