jurnal keperawatan -...

38
Volume 2, Nomor 2, Tahun 2012 ISSN : 2086-9703 JURNAL KEPERAWATAN Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Klien HIV/ AIDS Dalam Mengkonsumsi Tablet ARV Di Klinik Kemuning Rs-Blud Kota Tanjungpinang Tahun 2010. Hubungan Perilaku Hidup Sehat Penderita TB Paru Dengan Kejadian Penularan Penyakit TB Paru Dalam Keluarga Di Tanjung Uban Kecamatan Bintan Utara Tahun 2010. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Aktivitas Merokok Tenaga Kesehatan Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau. Hubungan Komunikasi Terapeutik Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban 2010. Penerbit: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang Kepulauan Riau, Indonesia

Upload: doankien

Post on 26-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

Volume 2, Nomor 2, Tahun 2012 ISSN : 2086-9703

JURNAL KEPERAWATAN

• Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Klien HIV/ AIDS Dalam

Mengkonsumsi Tablet ARV Di Klinik Kemuning Rs-Blud Kota Tanjungpinang Tahun 2010.

• Hubungan Perilaku Hidup Sehat Penderita TB Paru Dengan Kejadian Penularan Penyakit TB

Paru Dalam Keluarga Di Tanjung Uban Kecamatan Bintan Utara Tahun 2010.

• Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Kelurahan Kijang

Kota Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010.

• Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Aktivitas Merokok Tenaga Kesehatan Laki-Laki Di

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau.

• Hubungan Komunikasi Terapeutik Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien Di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban 2010.

Penerbit:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang

Kepulauan Riau, Indonesia

Page 2: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

JURNAL KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH TANJUNGPINANG

VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2012

PENELITIAN HAL

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Klien HIV/ AIDS

Dalam Mengkonsumsi Tablet ARV Di Klinik Kemuning Rs-Blud Kota

Tanjungpinang Tahun 2010.

(Endang Abdullah, Soni Hendra Sitandaon, Maitri Sudjarwani)

114 - 120

Hubungan Perilaku Hidup Sehat Penderita TB Paru Dengan Kejadian

Penularan Penyakit TB Paru Dalam Keluarga Di Tanjung Uban Kecamatan

Bintan Utara Tahun 2010.

(Lidia Wati, Ernawati, Nurningsih Sinuraya)

121 - 126

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu Di

Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010.

(Syamilatul Khariroh, Liza Wati, Raja Farah Indriastuti)

127 - 132

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Aktivitas Merokok Tenaga Kesehatan

Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan

Riau.

(Yusnaini Siagian, Irma Yuni, Syafrizal)

133 - 138

Hubungan Komunikasi Terapeutik Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien

Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban 2010.

(Dede Satia, Ikha Rahardiantini, Sefti Indah Ayu)

139 - 144

Page 3: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

JURNAL KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH TANJUNGPINANG

Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober

Penanggung Jawab :

Prof. Elly Nurachmah, D.N.Sc.,RN

Letkol (Purn) Endang Abdullah, S.Kp, M.Si

Penasehat :

Wakil Ketua I Stikes Hang Tuah

Wakil Ketua II Stikes Hang Tuah

Wakil Ketua III Stikes Hang Tuah

Ketua Program Studi S1 Ilmu Keperwatan Stikes Hang Tuah

Ketua Program Studi D-III Ilmu Keperwatan Stikes Hang Tuah

Penyunting :

Ketua :

Ernawati

Sekretaris :

Wasis Pujiati,S.Kep.Ns

Hotmaria Julia Dolok Saribu,S.Kep.Ns

Bendahara :

Lili Sartika, S.Farm, Apt

Penyunting Pelaksana :

Ikha Rahardiantini,S.Si,Apt,

Ummu Fadhilah, S.pd

Lidia Wati, S.Kep, Ns

Liza Wati, S.Kep, Ns

Meyli Nirna Sari, S.Kep, Ns

Irma Yuni, S.Kep, Ns

Pelaksana Tata Usaha:

Siti Halimah

Cian Ibnu Sina

Ummu Fadhilah

Distribusi dan Pemasaran :

Ade Pardi

Anas Fajri

Ahmad Hiyari

Alamat Redaksi:

STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Jl. Baru Km.8 atas Tanjungpinang 29122

Kepulauan Riau - Telp / Fax. (0771) 8038388

Page 4: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

PRAKATA

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Tanjungpinang berfungsi untuk memfasilitasi

para penulis ilmiah keperawatan dan non keperawatan menghasilkan karya-karya terbaiknya

melalui penulisan karya ilmiah untuk menambah pengetahuan dan wawasan keperawatan.

Bertolak dari pandangan diatas maka Stikes Hang Tuah Tanjungpinang merasa perlu

memberikan wadah bagi para dosen/peneliti dalam bidang keperawatan baik dari Stikes Hang

Tuah Tanjungpinang maupun dari luar untuk turut menyebarluaskan hasil penelitiannya.

Diharapkan Jurnal Keperawatan yang diterbitkan oleh Stikes Hang Tuah ini mampu menambah

khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan dan menambah motivasi bagi para

dosen-dosen yang lain agar melakukan penelitian.

Pembaca yang budiman, semoga jurnal ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi

pembaca. Kami mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan jurnal. Oleh

karena itu tak lupa kami mohon saran dan kritik demi kelancaran penerbitan edisi jurnal

keperawatan berikutnya.

Tanjungpinang, Maret 2012

STIKES Hang Tuah Tanjungpinang

Endang Abdullah, S.Kp, M.Si

Letkol Purn

Page 5: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

114

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

KLIEN HIV/ AIDS DALAM MENGKONSUMSI TABLET ARV DI

KLINIK KEMUNING RS-BLUD KOTA TANJUNGPINANG TAHUN

2010

Endang Abdullah1, Soni Hendra Sitandaon2, Maitri Sudjarwani3.

ABSTRAK

HIV (Human Immuno Deficiency Virus) sebagai virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency

Syndrome). AIDS adalah sindrom/kumpulan gejala penyakit yang menyerang sistim kekebalan / pertahanan tubuh

manusia. Data yang di peroleh dari Klinik Kemuning mulai Oktober 2005 hingga akhir Mei 2010, yang pasti

menghentikan ARV 11,28%, lolos dari follow up > 3 bulan s/d akhir bulan ini 9,8%. Tujuan dari penelitian ini

untuk mengetahui hubungan dukungan pertugas kesehatan, dukungan keluarga, dan dukungan LSM dengan

kepatuhan klien HIV / AIDS. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit

AIDS. AIDS adalah merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Jenis Penelitian adalah

survey analitik dengan pendekatan cross sectional study. Dilakukan pada bulan Desember 2010. Populasinya

sebanyak 123 responden, sampel diambil dengan teknik Accidental sampling berjumlah 55 sampel. Instrumen

yang digunakan adalah kuesioner. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil Penelitian yang

diperoleh diketahui klien yang patuh 60%, dukungan petugas kesehatan baik 83,6%, dukungan keluarga baik

50,9%, dan dukungan LSM baik 54,5%. Hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan adanya hubungan

dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan dukungan LSM dengan kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV di Klinik Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang Tahun 2010.

Kata Kunci: Terkait, Kepatuhan Klien, Dukungan Kesehatan, Keluarga Pejabat Dukungan, dan Du-

kungan LSM.

ABSTRACT

HIV (Human Immuno Deficiency Virus) as virus causing AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS is

syndrome / corps of disease symptom groaning impenetrability systems / defence of human being body. Data which

is [in] obtaining from Clinic Kemuning start the October 2005 till end of May 2010, definitive discontinue the

ARV 11,28%, geting away from follow up > 3 final month;moon to this month;moon 9,8%. Intention of this

research to know the relation of support of pertugas health, family support, and support LSM with the compliance

of client HIV / AIDS.Research Type is analytic survey with the approach of cross sectional study. Conducted in

December 2010. Its population counted 123 responder, sample taken with the technique of Accidental sampling

amount to 55 sample. Instrument used by is quesioner. Test the hypothesis used by is test of Chi Square. Result of

Research obtained known by the obedient client 60%, good health officer support 83,6%, good family support

50,9%, and good support LSM 54,5%. statistical Test result by chi is square in relation of support of health officer,

family support, and support LSM with the compliance of client HIV / AIDS in consuming tablet ARV in Clinic of

Kemuning RS-BLUD of Town of Tanjungpinang Year 2010.

Key words: Related, Client Compliance, Support of Health Officer, Family Support, and Support

LSM.

Page 6: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

115

LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan zaman dan

kemajuan teknologi, Indonesia telah

melaksanakan berbagai upaya dalam

rangka meningkatkan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat. Departemen

Kesehatan telah menyelenggarakan

serangkaian informasi di bidang kesehatan

guna meningkatkan pelayanan kesehatan

menjadi lebih efektif dan efisien serta dapat

terjangkau oleh masyarakat. Namun

demikian, kendati sudah tercapai banyak

kemajuan, bila di bandingkan dengan

beberapa Negara tetangga, keadaan

kesehatan masyarakat Indonesia masih

tertinggal (Depkes, 2006).

HIV merupakan penyakit yang

prevalensinya sangat tinggi didunia

khususnya dinegara-negara berkembang.

Fakta baru menunjukkan bahwa penularan

infeksi HIV/ juga meluas ke rumah tangga.

Dibeberapa wilayah di Jakarta dilaporkan

bahwa sekitar 3% dari 500 ibu hamil yang

dites secara sukarela dalam kegiatan VCT

sudah terinfeksi HIV (Depkes, 2002).

Ancaman HIV di Indonesia dinyatakan

bahwa jumlah orang yang rawan tertular

HIV di Indonesia diperkirakan antara 13

juta sampai 20 juta orang. Sedangkan

jumlah orang dengan HIV atau ODHA

diperkirakan antara 90.000 – 130.000 orang

(KPA Nasional, 2004).

Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan

jumlah penderita HIV 6,1% sedangkan

AIDS 3,4% tahun 2009, berdasarkan

laporan di Dinas Kesehatan Kota

Tanjungpinang data tahun 2009 penderita

HIV laki-laki 59,4% dan perempuan 40,6%,

Sedangkan AIDS 73,8% laki-laki dan

26,2% perempuan.

Dengan semakin meningkatnya

pengidap HIV dan kasus AIDS yang

memerlukan terapi Antiretroviral (ARV),

maka strategi penanggulangan HIV dan

AIDS dilaksanakan dengan memadukan

upaya pencegahan dengan upaya

perawatan, dukungan serta pengobatan.

Dalam memberikan kontribusi 3 dari 5

initiatif global yang dicanangkan oleh

WHO di UNAIDS, Indonesia secara

nasional telah memulai terapi antiretroviral

(terapi ARV) pada tahun 2004.

Data yang di peroleh dari Klinik

Kemuning mulai Oktober 2005 hingga

akhir Mei 2010, yang pasti menghentikan

ARV 11,28%, lolos dari follow up > 3 bulan

s/d akhir bulan ini 9,8%. Berdasarkan data

itu maka perlu ditinjau kembali keterlibatan

keluarga dalam ikut berpartisipasi

membantu klien HIV untuk dapat support

dari keluarga agar klien HIV semangat dan

tidak berputus asa dalam mengkonsumsi

tablet ARV seumur hidupnya. Kita ketahui

bahwa keluarga adalah orang yang paling

dekat dengan klien, dalam kehidupan

sehari-harinya keluarga dan orang terdekat

yang dapat memantau kedisiplinan klien

HIV dalam mengkonsumsi tablet ARV.

Page 7: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

116

Petugas dari Klinik Kemuning (termasuk

dokter dan manajemen kasus) juga LSM

KOMPAK (Komunitas Peduli AIDS Kepri)

juga sebagai pendukung psikologis klien

HIV di Klinik Kemuning RS-BLUD Kota

Tanjungpinang.

BAHAN DAN CARA

Tujuan dari penelitian ini adalah

Diketahuinya dukungan keluarga di Klinik

Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang.

Diketahuinya dukungan LSM di Klinik

Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang.

Diketahuinya hubungan dukungan petugas

kesehatan dengan kepatuhan klien HIV /

AIDS dalam mengkonsumsi tablet ARV di

Klinik Kemuning RS-BLUD Kota

Tanjungpinang. Diketahuinya hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan klien

HIV / AIDS dalam mengkonsumsi tablet

ARV di Klinik Kemuning RS-BLUD Kota

Tanjungpinang.

Desain penelitian ini adalah cross

sectional study, yaitu suatu penelitian

dimana variabel bebas (independent

variable) adalah dukungan petugas

kesehatan, dukungan keluarga, dan

dukungan LSM, sedangkan variabel terikat

(dependent variable) adalah kepatuhan

klien HIV / AIDS selama mengkonsumsi

obat ARV yang diamati dan diukur pada

pengambilan data yang dilakukan hanya

satu kali pada saat bersamaan

(Notoatmodjo, 2002).

Lokasi penelitian dilakukan di Klinik

Kemuning RS-BLUD kota Tanjungpinang

yang dilaksanakan pada tanggal 04 sampai

dengan 17 Desember tahun 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pasien rawat jalan di klinik

Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang

yang berjumlah 123 pasien. Sampel dalam

penelitian ini sebagian dari pasien yang

dirawat jalan di klinik Kemuning RS-

BLUD Kota Tanjungpinang yang

berjumlah 55 pasien. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara, kuessioner dan observasi.

Peneliti melakukan wawancara pada setiap

pasien yang dirawat, memberikan kuesioner

yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang

akan diisi oleh responden. Kuesioner

penelitian ini mencakup variabel dukungan

petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan

dukungan LSM serta variabel kedisplinan

pasien berbentuk pertanyaan tertutup

dengan pilihan jawaban berupa ceklis. Dan

melakukan observasi terhadap pelayanan

yang diberikan oleh petugas kesehatan,

serta fasilitas yang tersedia diruangan

perawatan.

Hasil

Tabel 1.

Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga

di Klinik Kemuning RS-BLUD

Kota Tanjungpinang Tahun 2010

Page 8: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

117

Dukungan Keluarga Jumlah %

Kurang

Baik

27

28

49,1

50,9 Jumlah 55 100

Table 1 terlihat bahwa sebagian besar

responden dukungan keluarga baik (50,9%)

sedangkan dukungan keluarga kurang

(49,1%).

Table 2.

Distribusi Responden Menurut

Dukungan LSM di Klinik Kemuning

RS-BLUD Kota Tanjungpinang

Tahun 2010

Dukungan LSM Jumlah %

Kurang

Baik

25

30

45,5

54,5

Jumlah 55 100

Pada tabel 2 terlihat bahwa sebagian

besar responden dukungan LSM baik

(54,5%) sedangkan dukungan LSM kurang

(45,5%).

Table 3.

Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan

Kepatuhan Klien HIV / AIDS dalam Mengkonsumsi

Tablet ARV di Klinik

Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang Tahun

2010

Du

ku

ngan

Petu

gas

Kes

eh

ata

n

Kepatuhan Klien Jumlah OR Tidak Patuh Patuh Jum-

lah % Jum

-lah % Jum-

lah %

18,286 Rendah 8 88,9 1 11,1 9 100 Tinggi 14 30,4 32 69,6 46 100 Jumlah 22 40,0 33 60,0 55 100

X2 = 10,717 p = 0,002

Hasil analisis menunjukkan bahwa

responden yang kurang mendapatkan

dukungan petugas kesehatan dan tidak

patuh 88,90% dan responden yang

mendapat dukungan yang baik dari petugas

kesehatan tetapi tidak patuh (30,4%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan proporsi antara

responden yang kurang mendapat

dukungan petugas kesehatan dengan yang

mendapat dukungan baik dari petugas

kesehatan, hal ini terlihat dari nilai p < 0,05.

Dari hasil analisis menunjukkan OR =

18,286 dengan CI =95% 2,084-160,416

tidak melewati angka 1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan petugas

kesehatan dengan kepatuhan klien HIV /

AIDS dalam mengkonsumsi tablet ARV

untuk seumur hidupnya.

Table 4.

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan

Klien HIV / AIDS dalam

Mengkonsumsi Tablet ARV di Klinik

Kemuning RS-BLUD Kota

Tanjungpinang Tahun 2010

Du

ku

ngan

Kel

uarga

Kepatuhan Klien Jumlah OR Tidak

Patuh Patuh

Jum-

lah % Jum-

lah % Jum-

lah %

7,820 Kurang 17 63,0 10 37,0 27 100 Baik 5 17,9 23 82,1 28 100 Jumlah 22 40,0 33 60,0 55 100

X2 = 11,652 p = 0,002

Hasil analisis menunjukkan bahwa

responden yang kurang mendapatkan

dukungan keluarga dan tidak patuh 63,0%

dan responden yang mendapat dukungan

yang baik dari petugas kesehatan tetapi

tidak patuh (17,9%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan proporsi antara

responden yang kurang mendapat

dukungan keluarga dengan yang mendapat

Page 9: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

118

dukungan baik dari keluarga, hal ini terlihat

dari nilai p < 0,05.

Dari hasil analisis menunjukkan OR =

18,286 dengan CI =95% 2,256-27,108 tidak

melewati angka 1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga

dengan kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV untuk seumur

hidupnya.

Table 5.

Hubungan Dukungan LSM dengan

Kepatuhan Klien HIV / AIDS dalam

Mengkonsumsi Tablet ARV di Klinik

Kemuning RS-BLUD Kota Tanjungpinang

Tahun 2010

Du

ku

ngan

LS

M Kepatuhan Klien Jumlah OR

Tidak

Patuh Patuh

Jum-

lah % Jum-

lah % Jum-

lah %

7,111 Kurang 16 64,0 9 36,0 25 100 Baik 6 20,0 24 80,0 30 100 Jumlah 22 40,0 33 60,0 55 100

X2 = 11,000 p = 0,002

Hasil analisis menunjukkan bahwa

responden yang kurang mendapatkan

dukungan LSM dan tidak patuh 64% dan

responden yang mendapat dukungan yang

baik dari LSM tetapi tidak patuh (20%).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan proporsi antara

responden yang kurang mendapat

dukungan LSM dengan yang mendapat

dukungan baik dari LSM, hal ini terlihat

dari nilai p < 0,05.

Dari hasil analisis menunjukkan OR =

7,111 dengan CI =95% 2,118-23,878 tidak

melewati angka 1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan LSM

dengan kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV untuk seumur

hidupnya.

PEMBAHASAN

Hasil uji statistik dengan uji chi square

diketahui bahwa nilai p = 0,002 (p < 0,05)

ini menunjukkan adanya perbedaan

proporsi antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV.

Dari hasil analisis menunjukkan OR =

18,286 dengan CI =95% 2,256-27,108 tidak

melewati angka 1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga

dengan kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV untuk seumur

hidupnya

Hasil uji statistik dengan uji chi square

diketahui bahwa nilai p = 0,002 (p < 0,05)

ini menunjukkan adanya perbedaan

proporsi antara dukungan LSM dengan

kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

mengkonsumsi tablet ARV.

Dari hasil analisis menunjukkan OR =

7,111 dengan CI =95% 2,118-23,878 tidak

melewati angka 1 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara dukungan LSM

dengan kepatuhan klien HIV / AIDS dalam

Page 10: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

119

mengkonsumsi tablet ARV untuk seumur

hidupnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Renita (2005), yang yang

menyatakan adanya hubungan yang

bermakna antara LSM dengan kepatuhan

pasien HIV / AIDS dalam mengkonsumsi

obat ARV (Andi Renita, 2005).

LSM dapat berperan sebagai mitra

maupun sebagai pengawas (watch dog).

Kedua, beberapa faktor yang berpengaruh

terhadap peranan LSM dalam pengelolaan

lingkungan hidup terdiri dari faktor internal

LSM (dana, kualitas SDM, jangkauan

program,) dan faktor eksternal (kondisi

hubungan dengan pemerintah dan

hubungan antar LSM). Ketiga, peningkatan

hubungan kemitraan antara LSM dengan

pemerintah dapat ditempuh melalui

kemauan pemerintah untuk selalu

merangkul LSM (masuk komisi AMDAL),

kerjasama program aksi, penyelenggaraan

kursus peningkatan sumber daya manusia.

Program peningkatan ini akan berhasil

apabila kedua belah pihak saling percaya

dan tidak saling curiga melainkan

merupakan suatu sinergi (Suteki, 2010).

KESIMPULAN

Adanya hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga dengan kepatuhan klien

HIV /AIDS dalam mengkonsumsi tablet

ARV. Adanya hubungan yang bermakna

antara dukungan LSM dengan kepatuhan

klien HIV / AIDS dalam mengkonsumsi

tablet ARV.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Edisib Revisi V. Jakarta:

Rineka Cipta

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk

Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC

Depkes RI. 2004. Modul dan Pelatihan

Konseling dan Tes Sukarela HIV.

Jakarta.

____, 2006. Buku Pedoman Peserta

Pelatihan Manajemen Kasus HIV

AIDS. Jakarta.

____, 2008. Buku Pedoman Peserta

Pelatihan Manajemen Kasus HIV

AIDS. Jakarta.

Hamdi. 2009. LSM Indonesia. Diambil

dari:

http://www.facebook.com/topic.ph

p?uid. Diakses tanggal 10 Oktober

2010 Jam 12.00 WIB.

Notoadmodjo, Soekirdjo. 2003. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Page 11: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

120

Nursalam & Pariani. 2001. Metodologi

Riset Keperawatan. Jakarta : CV

Sagung Seto.

RSBLUD Kota Tanjungpinang (2009).

Data Klien Klinik Kemuning HIV /

AIDS RS-BLUD Kota

Tanjungpinang tahun 2009. RS-

BLUD Kota Tanjungpiang.

Silya, Epi. 2010. Perkembangan Terapi

ARV. Diambil dari:

http://www.bahas.com/ . Diakses

tanggal 8 Oktober 2010 Jam 17.00

WIB.

Setiawan, Santun. 2008. Asuhan

Keperawatan Keluarga. Jakarta :

Trans Info Media.

1. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

2. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

3. Mahasiswa STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

Page 12: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

121

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT PENDERITA TB PARU

DENGAN KEJADIAN PENULARAN PENYAKIT TB PARU DALAM

KELUARGA DI TANJUNG UBAN KECAMATAN BINTAN UTARA

TAHUN 2010

Lidia Wati1, Ernawati2, Nurningsih Sinuraya3.

ABSTRAK

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian

besar menyerang paru-paru. Di Indonesia, TB merupakan penyakit infeksi yang mematikan no.1. Di Tanjung

Uban, pada saat pemeriksaan kontak keluarga penderita TB Paru, ditemukan lebih dari 35% dari pemeriksaan

kontak dalam keluarga terdapat riwayat penularan penyakit tuberkulosis. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan perilaku hidup sehat penderita tuberkulosis paru dengan kejadian penularan penyakit

tuberkulosis dalam keluarga di Tanjung Uban, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan.Penelitian ini

menggunakan survey analitik dengan pendekatan case control. Sampel terbagi atas dua, yakni sampel untuk kasus

(case) sebanyak 15 penderita TB Paru BTA (+) yang memiliki riwayat penularan penyakit TB Paru dalam keluarga,

dan kasus (control) sebanyak 15 penderita TB Paru BTA (+) yang tidak memiliki riwayat penularan penyakit TB

Paru dalam keluarga. Hasil analisis korelasi dengan uji Chi-Square diperoleh p=0,714 dengan demikian p>0,05.

Hal ini berarti tidak ada hubungan antara perilaku hidup sehat penderita TB Paru dengan kejadian penularan

penyakit TB Paru dalam keluarga di Tanjung Uban.

Kata Kunci: Hidup Sehat Perilaku, Kejadian Penularan Penyakit.

ABSTRACT

It is estimated that approximately one third of the world’s population has been infected by Mycobacterium

tuberculosis, mostly attacks the lungs. Tuberculosis is the number one dangerous infection diseases in Indonesia.

In Tanjung Uban, after a contact examination on family of tuberculosis sufferers, it is found that more than 35%

of the examination shows history of tuberculosis disease transmission. This research aims to find out the

relationship between healthy living behavior of pulmonary tuberculosis sufferers and the occurrence of pulmonary

tuberculosis transmission among family member in Tanjung Uban, North Bintan subdistrict, Bintan district.This

research uses analytical survey by using case control approach. The sample is divided into two, namely the sample

for cases of 15 sufferers with pulmonary tuberculosis BTA (+) who have history of tuberculosis disease

transmission among family member, and the case of 15 sufferers with pulmonary tuberculosis BTA (+) with no

history of tuberculosis disease infection among family member. Results of correlation analysis with Chi-Square

test shows p = 0.714 thus p>0,05. This means that there is no correlation between healthy living behavior of TB

sufferers and the occurrence of TB transmission among family member in Tanjung Uban, North Bintan subdistrict,

Bintan district.

Keywords: Healthy Living Behavior, Occurence of Disease Transmission.

LATAR BELAKANG

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk

dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium

Tuberculosis. Pada tahun 1995,

diperkirakan ada sembilan juta pasien TB

baru dan tiga juta kematian akibat TB

Page 13: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

122

(Tuberkulosis) diseluruh dunia.

Diperkirakan 95% kasus TB dan 98%

kematian akibat TB didunia, terjadi pada

negara-negara berkembang. Demikian juga,

kematian wanita akibat TB lebih banyak

dari pada kematian karena kehamilan,

persalinan dan nifas (World Health

Organization, 2004).

Sekitar 75% pasien TB Paru adalah

kelompok usia yang paling produktif secara

ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan

seorang pasien TB Paru dewasa, akan

kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3

sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada

kehilangan pendapatan tahunan rumah

tangganya sekitar 20 – 30%. Jika ia

meninggal akibat TB Paru, maka akan

kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun.

Selain merugikan secara ekonomis, TB

Paru juga memberikan dampak buruk

lainnya secara sosial – stigma bahkan

dikucilkan oleh masyarakat. Badan

kesehatan Dunia (WHO) mentargetkan

terdapat satu penderita TB Paru dengan

BTA (+) diantara sepuluh orang suspek

(dicurigai) penderita. (Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis, 2008).

Data dari “World Health Statistic 2009”

Indonesia menduduki peringkat ke-3 negara

dengan jumlah penderita TB Paru terbanyak

di dunia setelah India dan China. Jumlah

pasien TB di Indonesia adalah sekitar 5,8 %

dari total jumlah pasien TB dunia. Di

Indonesia, diperkirakan setiap tahun

terdapat 528.000 kasus TB baru dengan

kematian sekitar 91.000 orang. Di negara-

negara ASEAN, Indonesia juga menduduki

peringkat ke-3 dengan jumlah penderita TB

Paru BTA positif terbanyak setelah

Kamboja dan Filipina. Angka prevalensi

TB Paru di Indonesia pada tahun 2008

adalah 270 per 100.000 penduduk dan TB

Paru terjadi pada lebih dari 70% usia

produktif. Program penanggulangan

penyakit tuberkulosis menetapkan target

nasinal pada sasaran penderita tuberkulosis.

Sasaran yang diharapakan berdasarkan

pada jumlah penduduk pada masing-masing

wilayah, 1,6/1000 dari jumlah penduduk.

Adapun pencapaian yang diharapkan

adalah angka penemuan penderita / CDR

(Case Detection Rate) 80%, Angka

konversi dari penderita BTA(+) yang

diobati 80%, Angka kesembuhan dari

penderita BTA(+) yang diobati 85%, dan

angka kesalahan pada crosschek

pemeriksaan BTA adalah <5%.

penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah di Tanjung Uban, Kecamatan Bintan

Utara, Kabupaten Bintan, propinsi

Kepulauan Riau. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua penderita TB Paru aktif

yang telah mendapatkan pengobatan di

wilayah kerja Puskesmas Tanjung Uban.

Sampel pada penelitian adalah sampel yang

diambil sesuai dengan kriteria penelitian ini

terdiri dari kasus dan kontrol.

Page 14: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

123

BAHAN DAN CARA

Tujuan Khusus adalah Diketahuinya

kejadian penularan penyakit TB Paru dalam

keluarga, di Tanjung Uban, Diketahuinya

perilaku hidup sehat penderita TB Paru,

Diketahuinya hubungan perilaku hidup

sehat penderita TB Paru dengan kejadian

penularan penyakit TB Paru.

Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode Survey

Analitik, yaitu suatu metode atau penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Desain penelitian yang digunakan adalah

survey analitik dengan pendekatan “case

control”.

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh

peneliti adalah di Tanjung Uban,

Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten

Bintan, propinsi Kepulauan Riau.

Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara menggunakan kuesioner kepada

responden yang telah memenuhi kriteria

inklusi. Kuesioner yang digunakan bentuk

pilihan (angket tertutup), yaitu pertanyaan

yang telah disediakan jawabannya.

Hasil

Penelitian ini dilakukan pada penderita

TB Paru dengan jumlah sampel 30

responden dengan BTA (+), 15 responden

penderita TB Paru BTA (+) yang memiliki

riwayat penularan penyakit TB Paru dalam

keluarganya, dan 15 responden tanpa

riwayat penularan penyakit TB Paru BTA

(+) dalam keluarga. Semua responden yang

diteliti berada dalam wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Uban, baik yang

berobat di Puskesmas Tanjung Uban

maupun yang berobat di RSUD Tanjung

Uban.

Tabel 1

Responden Penderita TB Paru BTA (+)

Dengan Riwayat Penularan Penyakit TB Paru Dalam

Keluarga Di Tanjung Uban

Kecamatan Bintan Utara tahun 2010.

(Kasus)

Perilaku

Responden Penderita

TB Paru BTA (+)

Dengan Riwayat

Penularan

Penyakit

TB Paru Dalam

Keluarga

Jumlah %

Perilaku Buruk

Perlaku Baik

8

7

53,3

46,7 Sumber : Data Primer

Pada responden dengan riwayat

penularan penyakit TB Paru, terdapat

53,3% responden memiliki perilaku hidup

sehat yang buruk, dan 46,7% responden

memiliki perilaku hidup sehat yang baik.

Tabel 2

Responden Penderita TB Paru BTA (+) Tanpa

Riwayat Penularan Penyakit TB Paru Dalam

Keluarga Di Tanjung Uban Kecamatan Bintan Utara

tahun 2010. (Kontrol)

Perilaku

Responden Penderita

TB Paru BTA (+)

Dengan Riwayat

Penularan

Penyakit

Jumlah %

Perilaku Buruk

Perilaku Baik

6

9

40

60

Page 15: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

124

Sumber : Data Primer

Pada responden dengan riwayat

penularan penyakit TB Paru, terdapat 40%

responden memiliki perilaku hidup sehat

yang buruk, dan 60% responden memiliki

perilaku hidup sehat yang baik.

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup

Sehat Pada Penderita TB Paru BTA (+) Dengan

Responden Penderita TB Paru BTA (+) Dengan dan

Tanpa Riwayat Penularan Penyakit TB Paru Dalam

Keluarga Di Tanjung Uban Th 2010.

Peril

ak

u

Resp

on

den

LS

M Responden Penderita TB

Paru BTA (+) Total OR

Dengan

Riwayat

Penularan

Tanpa

Riwayat

Penularan N % N % N %

1,714 Buruk 8 57,1 6 42,9 14 100 Baik 7 43,8 9 56,3 16 100

15 50 15 50 30 100

Dari tabel 3 diatas menunjukkan bahwa

proporsi responden dengan riwayat

penularan penyakit yang berperilaku hidup

sehat yang buruk lebih banyak 57,1%

responden dibandingkan dengan responden

tanpa penularan penyakit dalam keluarga

yang berperilaku hidup yang buruk 42,9%

responden. Dari hasil uji analisis, di peroleh

Rasio Odds (Ψ) sebesar 1,714. Karena OR

>1, maka dapat dikatakan bahwa perilaku

hidup sehat dapat mempertinggi resiko

terjadinya penularan penyakit TB Paru,

dalam artian bahwa penderita TB Paru (+)

yang memiliki perilaku hidup sehat yang

buruk berpeluang 1,714 kali terjadi

penularan penyakit TB Paru dalam

keluarganya.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa proporsi responden penderita TB

Paru (+) dengan riwayat penularan penyakit

yang berperilaku hidup sehat yang buruk

lebih banyak 57,1% responden

dibandingkan dengan responden penderita

TB Paru BTA (+) tanpa penularan penyakit

dalam keluarga yang berperilaku hidup

yang buruk 42,9% responden. Responden

penderita TB Paru BTA (+) tanpa riwayat

penularan penyakit yang berperilaku hidup

sehat yang baik lebih banyak 56,3%

responden dibandingkan dengan responden

penderita TB Paru BTA (+) dengan

penularan penyakit dalam keluarga yang

berperilaku hidup yang baik 43,8%

responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan

analisis korelasi dengan uji Chi-Square

(continuity correction) diperoleh p=0,714

dengan demikian p>0,05. Hal ini berarti

tidak ada hubungan bermakna antara

perilaku hidup sehat penderita TB Paru

dengan kejadian penularan penyakit TB

Paru dalam keluarga di Tanjung Uban.

Diperoleh Rasio Odds ( Ψ ) sebesar 1,714.

Karena OR >1, maka dapat dikatakan

bahwa perilaku hidup sehat dapat

mempertinggi resiko terjadinya penularan

penyakit TB Paru, dalam artian bahwa

penderita TB Paru (+) yang memiliki

perilaku hidup sehat yang buruk berpeluang

Page 16: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

125

1,714 kali terjadi penularan penyakit TB

Paru dalam keluarganya.

Dari besar interval kepercayaan

(Confidence Interval / CI) batas bawah

0,403, batas atas 7,292, maka nilai rasio

odds sebenarnya yang terdapat dalam

populasi sasaran dengan kebenaran 95%

berkisar diantara 0,403 sampai 7,292,

sehingga dikatakan bahwa makin kuat

dugaan bahwa perilaku hidup sehat

merupakan factor resiko terjadinya

penularan penyakit TB Paru dalam

keluarga. Hal ini tidak sejalan dengan hasil

penelitian Muhaimin (2004) yang

menunjukkan gambaran perilaku hidup

sehari-hari penderita TB Paru BTA (+)

dalam upaya pencegahan penularan

penyakit berhubungan dengan kejadian

penularan penyakit TB Paru dalam

keluarga.

KESIMPULAN

Tidak terdapat hubungan bermakna

antara perilaku hidup sehat penderita TB

Paru BTA (+) dengan kejadian penularan

penyakit TB Paru dalam keluarga, di

Tanjung Uban, kecamatan Bintan Utara

2010. Hal ini terlihat dari hasil Chi-Square

test p>0.05 (p=0,714). Sedangkan di

peroleh Rasio Odds ( Ψ ) sebesar 1,714.

Karena OR >1, dan nilai CI 0,403 – 7,292

maka dapat dikatakan bahwa perilaku hidup

sehat yang buruk dapat mempertinggi

resiko terjadinya penularan penyakit TB

Paru.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.

Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi VI). Jakarta. Rineka Cipta.

Azwar S. 2010. Penyusunan Skala

Psikologi cetakan XIII. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar.

BBKPM (Balai Besar Kesehatan paru

Masyarakat) Surakarta. Kesehatan

Paru – Tuberkulosis Di Dunia Dan

Di Indonesia. Online: 30 Juni 2010,

Available From :

http://www.bbkpmska.com/artikel/

kesehatan-paru/78-tuberkulosis-di-

dunia-dan-indonesia.html.

Brunner & Suddarth (Editor Edisi bahasa

Indonesia : Endah

Pakaryaningsih,S.Kp, Monica

Ester,S.Kp). 2002. Buku Ajar

keperawatan Medikal Bedah edisi 8

volume 2. Jakarta. EGC.

Depkes RI. 2008. Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis,

Cetakan ke-10. Depkes RI. Jakarta.

Hateyaningsih E. 2009. Hubungan

Pengaruh Pemberian Makanan

Page 17: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

126

Tambahan Dengan Konversi dahak

Tahap Intensif Pada Penderita BTA

Positif. KTI FKM UI. Jakarta.

Kemenkes. 2008. Profil Provinsi

Kepulauan Riau 2008. Online: 24

Mei 2010. Available From:

http://www.depkes.go.id

Kemenkes. 2008. Profil Kabupaten Bintan

2008. Online: 24 Mei 2010.

Available From:

http://www.depkes.go.id

Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta

Kedokteran jilid 2. Jakarta. Media

Aesculapius.

Medicastore. Informasi Lengkap Tentang

Penyakit TBC. Online: 30 Juni

2010, Available From:

http://www.medicastore.com/tbc/pe

nyakit_tbc.htm

Meiwanto, C. 2003. TBC (Tuberculosis).

Online: 30 Juni 2010, Available

From:

http://www.detikhealth.com/artikel/

dewasa/2003/09/01/20030901-

112220.shtml

Muhaimin, 2004, gambaran perilaku sehari-

hari penderita TBC.

1. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

2. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

3. Mahasiswa STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

Page 18: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

127

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA

KADER POSYANDU DI KELURAHAN KIJANG KOTA KECAMATAN

BINTAN TIMUR TAHUN 2010

Syamilatul Khariroh1, Liza Wati2, Raja Farah Indriastuti3.

ABSTRAK

Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) mempunyai peranan yang

sangat besar dan strategis didalam masyarakat secara umum dan khususnya bidang kesehatan. Kader sebagai salah

satu sub sistem dalam posyandu yang bertugas untuk mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus

lebih tahu atau lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Keaktifan dan kinerja

kader dari tahun 2008 sampai dengan 2009 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2008 kader aktif adalah

72,4% sementara pada tahun 2009 menurun menjadi 68,32% (Puskesmas Kijang Kota, 2010). Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, tanggungjawab, insentif, dan dukungan petugas kesehatan

dan tokoh masyarakat dengan kinerja kader posyandu. Jenis Penelitian adalah obsevasional dengan pendekatan

cross sectional study. Dilakukan pada bulan Desember 2010. Populasinya sebanyak 169 responden, sampel

diambil dengan teknik Simple Random sampling berjumlah 63 sampel. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil Penelitian yang diperoleh diketahui kinerja

baik (66,7%), pengetahuan tinggi (57,1%), tanggungawab baik (63,5%), insentif puas (68,3%), dan dukungan

petugas kesehatan dan tokoh masyarakat (60,3%). Hasil uji statistik dengan chi square di peroleh bahwa ada

hubungan pengetahuan, tanggungjawab, insentif, dan dukungan petugas kesehatan dan tokoh masyarakat dengan

kinerja kader posyandu di Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010.

Kata Kunci: Kinerja Kader Posyandu, Pengetahuan, Tanggung Jawab. insentif, Dukungan Petug-

as Kesehatan Dan Tokoh Masyarakat.

ABSTRACT

Posyandu as a place of UKBM (strive the health stem the society energy) having very strategic and big role in

society in general and specially health area. Cadre as one of the system sub in commisioned posyandu to arrange

the way program in posyandu, cadre have to be more know or more mastering about activity which must be run

or executed. livelines And cadre performance from year 2008 up to 2009 experiencing of degradation, where in

the year 2008 active cadre is 72,4% for a while in the year 2009 downhill become 68,32% (Puskesmas of Town

Deer, 2010). Intention of this research to know the knowledge relation, responsibility, incentive, and support of

officer of health and elite figure with the performance of cadre posyandu. Research Type is analytic survey with

the approach of cross sectional study. Conducted in December 2010. Its population counted 169 responder, sampel

taken with the technique of Simple Random sampling amount to 63 sampel. Instrument used by is kuesioner. Test

the hypothesis used by is test of Chi Square. Result of Research obtained known by the good performance (66,7%),

high knowledge (57,1%), good responsibility (63,5%), satisfied incentive (68,3%), and support of officer of health

and elite figure (60,3%). statistical Test result by chi is square in obtaining that there is knowledge relation,

responsibility, incentive, and support of officer of health and elite figure with the performance of cadre posyandu

in Sub-District of Deer of Town of District of Bintan of Year East 2010.

Keywords: Performance of Cadre Posyandu, Knowledge, Responsibility, incentive, Support of

Officer of Health And Elite Figure.

Page 19: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

128

LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak azazi (UUD

1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.23 Tahun

1992) dan sekaligus sebagai investasi,

sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

dan ditingkatkan oleh setiap individu dan

oleh seluruh komponen bangsa, agar

manusia yang menikmati hidup sehat dan

pada akhirnya dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini

perlu dilakukan, karena kesehatan bukanlah

tanggung jawab pemerintah saja, namun

merupakan tanggung jawab bersama

pemerintah dan masyarakat, termasuk

swasta (Depkes, 2006).

Sejak dicanangkannya Posyandu pada

tahun 1986, berbagai hasil telah banyak

dicapai. Angka kematian ibu dan kematian

bayi telah berhasil diturunkan dan umur

harapan hidup rata-rata Bangsa Indonesia

telah meningkat secara bermakna. Jika pada

tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) masing-

masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup

(SKRT 1995) serta 60/1000 kelahiran

hidup, ini menurut Susenas, 1995). Menurut

SDKI tahun 2003, AKI menurun menjadi

307/1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB

turun menjadi 37/1000 kelahiran hidup.

Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata

meningkat dari 63,20 tahun pada tahun

1995 menjadi 66,2 tahun 2003 (Depkes,

2006).

Posyandu sebagai sebuah wadah UKBM

(upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat) mempunyai peranan yang

sangat besar dan strategis didalam

masyarakat secara umum dan khususnya

bidang kesehatan. Masih tingginya masalah

kesehatan yang terjadi didalam sebuah

komunitas masyarakat tidak terlepas dari

peranan yang dilakukan kader disebuah

posyandu. Kader sebagai salah satu sub

sistem dalam posyandu yang bertugas untuk

mengatur jalannya program dalam

posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih

menguasai tentang kegiatan yang harus

dijalankan atau dilaksanakan (Depkes,

2006)

Di wilayah kerja Puskesmas Kijang

terdapat 31 Posyandu yang tersebar di 5

kelurahan. Terdapat 1 kelurahan yang

terjadi penurunan D/S pada tahun 2009 dan

mengalami penurunan yang paling ekstrim

yaitu sebesar 5,5% dibanding tahun

sebelumnya, yaitu di Kelurahan Sungai

Lekop. Dan hasil persentase tingkat

partisipasi masyarakat yang datang ke

Posyandu D/S tahun 2009 belum mencapai

atau masih dibawah target yaitu 80%.

BAHAN DAN CARA

Tujuan penelitian ini adalah

Diketahuinya kinerja kader posyandu,

pengetahuan, tanggungjawab, insentif, dan

dukungan bagi kader posyandu ,

Page 20: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

129

Diketahuinya hubungan pengetahuan

dengan kinerja kader posyandu ,

Diketahuinya hubungan tanggung jawab

dengan kinerja kader posyandu. Desain

penelitian yang digunakan adalah

obsevasional dengan pendekatan cross

sectional study, yaitu suatu penelitian

dimana variabel bebas (independent

variable) adalah pengetahuan kader tentang

posyandu, tanggung jawab, insentif, dan

dukungan. penelitian dilakukan Kelurahan

Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

kader posyandu yang ada di Kelurahan

Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur

Tahun 2010. Jumlah posyandu di

Kelurahan Kijang Kota adalah 17 posyandu

dengan jumlah kader yang berbeda pada

masing-masing posyandu, Jumlah kader

posyandu adalah 169. sampel dalam

penelitian ini menggunakan tehnik Simple

Random sampling yaitu pengambilan

sampel secara acak sederhana. Pengambilan

sampel diambil di Kelurahan Kijang Kota

karena jumlah posyandu yang lebih besar

dibandingkan dengan kelurahan yang lain,

sehingga sampel dapat mewakili populasi.

HASIL

1. Analisis Univariat

Tabel 1

Distribusi Responden Menurut Kinerja

Kader PosyanduDi Kelurahan Kijang Kota

Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010.

Kinerja Kader

Posyandu

Jumlah Persentase (%)

Buruk

Baik

21

42

33,3

66,7

Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

sebagian besar kinerja kader posyandu

memiliki kinerja baik (66,7%).

Tabel 2

Distribusi Responden Menurut

Pengetahuan Kader Posyandu

Di Kelurahan Kijang Kota Kecamatan

Bintan Timur Tahun 2010

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Rendah

Tinggi

27

36

42,9

57,1 Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa

sebagian besar pengetahuan kader

posyandu adalah tinggi (57,1%).

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Dukungan Petugas

Kesehatan dan Tokoh

Masyarakat Di Kelurahan Kijang Kota

Kecamatan Bintan Timur Tahun 2010

Insentif Jumlah Persentase (%)

Tidak Puas

Puas

20

43

31,7

68,3

Jumlah 63 100

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa

sebagian besar insentif kader posyandu

adalah puas (68,3%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 4

Hubungan Pengetahuan dengan

Kinerja Kader PosyanduDi Kelurahan

Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur

Page 21: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

130

Tahun 2010

Pen

get

ah

uan

Kinerja Kader

Posyandu

Total P

Value

Chi

Square

(X2)

Buruk Baik

JM

L

% JML % JM

L

%

0,015

7,292 Ren-

dah

14 51,9 13 48,1 27 100

Tinggi 7 19,4 29 80,6 36 100

Jum-

lah

21 33,3 42 66,7 63 100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui

bahwa dari 36 kader posyandu, yang

memiliki kinerja baik 29 kader posyandu

(80,6%) dengan tingkat pengetahuan tinggi.

Hasil uji statistik dengan uji chi square

diketahui bahwa nilai p = 0,015 (p < 0,05)

ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan

kinerja kader posyandu.

Tabel 5

Hubungan Tanggungjawab dengan

Kinerja Kader Posyandu Di Kelurahan

Kijang Kota Kecamatan Bintan Timur

Tahun 2010

Tan

ggu

ng

jaw

ab

Kinerja Kader

Posyandu Total P

Value Chi

Square

(X2) Buruk Baik

JM

L % JM

L % JML %

0,033

5,786 Kurang

Baik

12 52,2 11 47,8 23 100

Baik 9 22,5 31 77,5 40 100

Jumlah 21 33,3 42 66,7 63 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui

bahwa dari 40 kader posyandu, yang

memiliki kinerja baik 31 kader posyandu

(77,5%) dengan tanggungjawab baik.

Hasil uji statistik dengan uji chi square

diketahui bahwa nilai p = 0,033 (p < 0,05)

ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara tanggungjawab dengan

kinerja kader posyandu.

PEMBAHASAN

Pemahaman kader yang baik mengenai

kegiatan posyandu dan status gizi balita

dapat membantu kader untuk lebih efektif

dalam memberikan informasi dengan benar.

Kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan

sebelum menjadi dan melaksanakan

kewajiban sebagai kader posyandu

(Ismawati, 2010).

Kader posyandu wajib mengikuti

pelatihan-pelatihan tentang konsep

pelaksanaan posyandu serta materi-materi

yang berkaitan dengan kesehatan dasar dan

gizi (Depkes, 2002).

Hasil wawancara kepada responden

menunjukkan bahwa petugas kesehatan

memberikan pelayanan kesehatan dasar

kepada masyarakat, memberikan imunisasi

pada bayi dan wanita usia subur,

menyediakan leaflet atau buku pandua

materi penyuluhan, serta membantu

membuat rencana tindak lanjut kegiatan

posyandu. pada saat pelaksanaan posyandu,

petugas kesehatan selalu datang tepat

waktu, memberikan pelatihan pada kader,

serta memberikan seragam kepada kader.

Tokoh masyarakat ikut serta mendukung

kegiatan posyandu dilingkungan mereka,

seperti membantu mengumumkan kepada

masyarakat tentang adanya kegiatan

posyandu, menyediakan tempat

Page 22: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

131

pelaksanaan posyandu yang biasanya

diadakan di balai desa, membatu

menyediakan PMT untuk balita, serta

membantu menyediakan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan posyandu.

Sebelum melaksanakan tugasnya,

kepada pengurus dan kader terpilih perlu

diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi

ditujukan kepada pengurus Posyandu dan

pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu

yang keduanya dilaksanakan oleh

Puskesmas sesuai dengan pedoman

orientasi dan pelatihan yang berlaku. Pada

waktu penyelenggaraan orientasi pengurus,

sekaligus disusun rencana kerja (plan of

action) Posyandu yang akan dibentuk,

lengkap dengan waktu dan tempat

penyelenggaraan, para pelaksana dan

pembagian tugas serta sarana dan prasarana

yang diperlukan (Depkes, 2006)

Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian Edy Sukiarko di Kabupaten Aceh

Timur tahun 2006 dengan jumlah sampel 86

responden yang mengatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan kinerja kader

posyandu.

KESIMPULAN

Ada hubungan antara pengetahuan

dengan kinerja kader posyandu di

Kelurahan Kijang Kota Kabupaten Bintan

Tahun 2010. Ada hubungan antara

tanggungjwab dengan kinerja kader

posyandu di Kelurahan Kijang Kota

Kabupaten Bintan Tahun 2010. Ada

hubungan antara dukungan petugas

kesehatan dan tokoh masyarakat dengan

kinerja kader posyandu di Kelurahan

Kijang Kota Kabupaten Bintan Tahun

2010.

DAFTAR PUSTAKA

Almawaty, E. 2000. Sumbangan Pemikiran

tentang Pengertian dan Upaya

Menuju Kemandirian Posyandu.

Skripsi Sarjana Fakultas Kesehatan

Masyarakat, UI, Jakarta.

Anonymous. 2003. Kunci sukses kader

mencegah balita gizi buruk. Warta

Posyandu, 2, hlm 1-4.

Andriana, Lenny. 2007. Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Kinerja Kader

Posyandu di Kecamatan Keliling

Danau Kabupaten Kerinci Tahun

2007. Skripsi. Sarjana Keperawatan

Unand, Padang.

Depkes RI, 2006. Buku Pedoman Umum

Pengelolaan Posyandu. Depkes RI,

Jakarta.

Depkes RI & PUSKA UI. 2000. Studi

Sistem Penghargaan Kader Sebagai

Upaya Melestarikan Posyandu.

Depkes RI, Jakarta.

Page 23: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

132

Sukiarko, Eddy. 2000. Faktor-faktor yang

Berhubungan dengan Cakupan

Penimbangan, Balita di Posyandu

Kabupaten Aceh Timur. Tesis

Program Pasca Sarjana FKM-UI.

Jakarta.

Khomsan, A. 2000. Teknik Pengukuran

Pengetahuan Gizi. Jurusan Gizi

Masyarakat dan Sumber Daya

Keluarga, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Mantra, 1, B. 1983. Kader Tenaga Harapan

Masyarakat. Proyek Pengembangan

Penyuluhan Gizi. Depkes RI,

Jakarta.

Novianti, Siti. 2009. Hubungan Faktor

Internal dengan Kinerja Kader

Posyandu di Kecamatan Tempuran

Kabupaten Magelang Tahun 2009.

Skripsi. Sarjana Keperawatan

Undip, Semarang.

Riviwanto. 1999. Beberapa Faktor yang

Mempengaruhi Penampilan Kerja

Posyandu di Kotamadya Padang.

Skripsi Sarjana Fakultas kesehatan

masyarakat, USU, Medan.

Singarimbun, M., & S. Efendi. 1995.

Metode Penelitian Survey (rev.ed).

LP3ES, Jakarta.

1. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

2. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

3. Mahasiswa STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

Page 24: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

133

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN AKTIVITAS

MEROKOK TENAGA KESEHATAN LAKI-LAKI DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH TANJUNG UBAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Yusnaini Siagian1, Irma Yuni2, Syafrizal3.

ABSTRAK

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan, apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan

bahkan internasional. Sejauh ini, tembakau/rokok berada pada peringkat utama penyebab kematian yang dapat

dicegah di dunia. Pada dasarnya setiap orang tahu akan bahaya merokok mengingat di setiap bungkus rokok

terdapat peringatan pemerintah tentang bahaya merokok bagi kesehatan. Namun apakah pengetahuan tersebut

mempengaruhi sikap seseorang dalam beraktivitas, termasuk tenaga kesehatan itu sendiri terhadap bahaya

merokok. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analisis korelasional dengan pendekatan cross sectional,

populasinya adalah tenaga kesehatan laki-laki di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan

Riau sejumlah 45 responden. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling, variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel dependennya adalah aktivitas merokok. Data

dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisa melalui uji Statistik Chi-Square dengan tingkat signifikan 95

% (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38 orang (84%) mempunyai pengetahuan baik, sikap yang baik

(favourable) sebanyak 31 orang (69%) dan aktivitas merokok yang baik sebanyak 25 orang (56%). Berarti ada

hubungan antara pengetahuan dengan aktivitas merokok (nilai p = 0,034), dan ada hubungan antara sikap dengan

aktivitas merokok tenaga kesehatan laki-laki di Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban (nilai p = 0,034).

Kata Kunci: Pengetahuan, sikap terhadap aktivitas merokok.

ABSTRACT

Smoking is one of the difficult problems solved, much less has become a national problem, and even international.

So far, tobacco ranked major cause of preventable death in the world. Basically everyone knows the dangers of

smoking to remember in every pack of cigarettes there are warning the government about the dangers of smoking

to health. But whether that knowledge affects one’s attitude in the bunch, including health workers themselves

against the dangers of smoking.

The research design used by analytic correlation with cross sectional, the population is male health workers at

the General Hospital Area of Tanjung Uban, Kepulauan Riau Province of a number 45 respondents. Intake sample

is conducted total sampling, independent variables in this research are knowledge and attitude, while the

dependent variable is the activity of smoking. Data were collected using a questionnaire and analyzed by Chi-

Square test statistics with 95% significance level (α = 5%). The results showed that 38 people (84%) having good

knowledge, good attitude (favorable) as much as 31 people (69%) and a good activity of smoking as much as 25

people (56%). Its Means there is a relationship between knowledge and smoking activity (p value = 0.034), and

there is a relationship between attitudes to smoking activity male health workers at the General Hospital Area of

Tanjung Uban (p value = 0.034).

Key words: Knowledge, attitudes to smoking activity

Page 25: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

134

LATAR BELAKANG

Merokok merupakan salah satu masalah

yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah

menjadi masalah nasional, dan bahkan

internasional. Sejauh ini, tembakau/rokok

berada pada peringkat utama penyebab

kematian yang dapat dicegah di dunia.

Rokok membunuh separuh dari masa hidup

perokok, dan separuh perokok mati pada

usia 35 sampai dengan 69 tahun. Data

epidemi tembakau di dunia menunjukkan

tembakau membunuh lebih dari lima juta

orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut

terus maka diproyeksikan akan terjadi 10

juta kematian pada tahun 2020, dengan 70%

kematian terjadi di negara sedang

berkembang. (Panitia hari tanpa tembakau

sedunia, 2010)

Diperkirakan bahwa 900 juta (84%)

perokok sedunia hidup di negara-negara

berkembang atau transisi ekonomi,

termasuk Indonesia. The Tobacco Atlas

mencatat adanya lebih dari 10 juta batang

rokok dihisap setiap menit, tiap hari di

seluruh dunia oleh 1 miliar laki-laki dan 250

juta perempuan. Sebanyak 50% total

konsumsi rokok dunia dimiliki oleh Cina,

Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan

Indonesia. Menurut laporan WHO pada

tahun 2008 menyebutkan hampir 2/3

perokok tinggal di 10 negara. Saat ini,

Indonesia adalah negara terbesar ketiga

pengguna rokok setelah Cina dan India.

(Lisa Ellizabet Aula, 2010). Menurut data

profil kesehatan Indonesia tahun 2008,

jumlah batang rokok yang dihisap perhari

paling tinggi tinggi adalah di Nanggroe

Aceh Darussalam (19 batang), Kepulauan

Riau dan Bangka Belitung (masing-masing

16 batang). Ini berarti Provinsi Kepulauan

Riau berada di urutan kedua tertinggi

penghisap batang rokok per harinya setelah

Nanggroe Aceh Darussalam (Departemen

kesehatan, 2008).

Bahaya merokok terhadap kesehatan

tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh

banyak orang. Efek-efek yang merugikan

akibat merokok pun sudah diketahui dengan

jelas. Banyak penelitian membuktikan

bahwa kebiasaan merokok meningkatkan

resiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti

penyakit jantung dan gangguan pembuluh

darah, kanker paru-paru, kanker rongga

mulut, kanker laring, kanker osefagus,

bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi,

serta gangguan kehamilan dan cacat pada

janin.

Penelitian terbaru juga menunjukkan

adanya bahaya dari secondhand-smoke,

yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-

orang bukan perokok karena berada di

sekitar perokok, atau biasa disebut juga

dengan perokok pasif.

Bahan dan cara

Tujuan penelitian ini adalah

Mengidentifikasi gambaran tingkat

pengetahuan tenaga kesehatan laki-laki

tentang efek rokok bagi kesehatan di

Page 26: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

135

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban

Provinsi Kepulauan Riau. Mengidentifikasi

gambaran sikap tenaga kesehatan laki-laki

dalam kegiatan merokok di Rumah Sakit

Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi

Kepulauan Riau. Mengidentifikasi

gambaran aktivitas merokok tenaga

kesehatan laki-laki di Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan

Riau. Menganalisa hubungan pengetahuan

dan sikap dengan aktivitas merokok tenaga

kesehatan laki-laki di Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan

Riau.

Jenis penelitian yang digunakan adalah

analisis korelasional dengan menggunakan

pendekatan cross sectional. Cross sectional

adalah suatu bentuk penelitian dimana

variabel sebab (independent variable)

maupun variabel akibat (dependent

variable) yang terjadi pada objek penelitian

diukur atau dikumpulkan secara simultan

(dalam waktu yang bersamaan)

(Notoatmodjo, 1993).

Populasi dalam penelitian ini adalah

tenaga kesehatan laki-laki yang bekerja di

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban

Provinsi Kepulauan Riau sejumlah 47

orang. sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh tenaga kesehatan yang sesuai

dengan kriteri inklusi dan eksklusi.

HASIL

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan

Pendidikan di Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2010

NO. KATEGORI FREKWENSI % 1 D III 26 58%

2 D IV 1 2%

3 S 1 10 22%

4 S 2 / Spesialis 8 18%

Total 45 100%

Dari tabel 1 terdapat 4 klasifikasi yang

digunakan untuk mengelompokkan tingkat

pendidikan responden, hasil pengujian

presentase mendapatkan mayoritas dari

responden berlatar belakang pendidikan D

III kesehatan dengan jumlah 26 orang

(58%).

Tabel 2

Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Rokok di

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2010

No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Baik 38 84%

2 Cukup 7 16%

Total 45 100%

Berdasarkan tabel 2 didapatkan tingkat

pengetahuan responden tentang rokok

sebagian besar dengan kategori baik yaitu

38 orang (84 %) dan cukup 7 orang (16 %).

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap

Kegiatan Merokok di Rumah Sakit Umum Daerah

Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

No. Kategori Frekuensi Persentase

1 Favourable

(Baik)

31 69%

2 Unfavourabel

(Tidak baik)

14 31%

Total 45 100%

Page 27: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

136

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa

Karakteristik responden berdasarkan sikap

responden terhadap kegiatan merokok dari

45 responden sebagian besar mempunyai

sikap favourabel (baik) yakni sebanyak 31

orang (69%).

Tabel 4

Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan

Aktivitas Merokok Tenaga

Kesehatan Laki-Laki Di Rumah Sakit Umum Daerah

Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

Pen

geta

hu

an

Aktivitas Merokok Total P

Value Chi

Square

(X2) Kurang

Baik Baik

N % N % N %

10,286

1.120

-

94.443

Cukup 6 85.7 1 14.3 7 100 Baik 14 36.8 24 63.2 38 100 Total 20 44.4 25 55.6 45 100

X2= 4,512 df=1 p=0,034

Berdasarkan Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 0.034 (p < α (0.05)) maka dapat

disimpulkan ada hubungan antara

pengetahuan responden tentang rokok

dengan aktivitas merokok (ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan

aktivitas merokok). Dari hasil analisis

diperoleh pula nilai Odds Ratio (OR) =

10,286 dengan 95 % CI: 1.120 – 94.443,

artinya mereka yang berpengetahuan baik

mempunyai peluang 10,286 kali memiliki

aktivitas merokok yang baik pula

dibandingkan dengan mereka yang

berpengetahuan cukup.

Tabel 5

Hubungan Sikap Tenaga Kesehatan

Laki-Laki Dengan Aktivitas Merokok Tenaga

Kesehatan Laki-Laki Rumah Sakit Umum Daerah

Tanjung Uban

Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

Sik

ap

Aktivitas Merokok Total P

Value Chi

Square

(X2) Kurang

Baik Baik

N % N % N %

5,250

1,317

-

20,923

Kurang

baik

(Unfa-

voura-

ble)

10 71,4 4 28,6 14 100

Baik

(Fa-

voura-

ble)

10 32,2 21 67,8 31 100

Total 20 44,4 25 55,6 45 100 X2= 4,512 df=1 p=0,034

Berdasarkan Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 0,034 (p < α (0,05)) maka dapat

disimpulkan ada perbedaan proporsi yang

bermakna antara sikap responden dengan

aktivitas merokok (ada hubungan yang

signifikan antara sikap dengan aktivitas

merokok). Dari hasil analisis diperoleh pula

nilai Odds Ratio (OR) sebesar 5,250 dengan

95 % CI: 1,317 – 20, 923, dapat

disimpulkan bahwa mereka yang

mempunyai sikap favourable (baik)

berpeluang 5,250 kali mempunyai aktivitas

merokok yang baik dibandingkan dengan

mereka yang mempunyai sikap

unfavourable (kurang baik).

PEMBAHASAN

Dari hasil analisa statistik dengan uji

Chi-Square menunjukkan bahwa Ho ditolak

yang berarti ada hubungan antara sikap

dengan aktivitas merokok tenaga kesehatan

laki-laki di Rumah Sakit Umum Daerah

Page 28: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

137

Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau

dengan nilai hasil X² = 4.512, p = 0,034, p

< (0,05).

Hasil penelitian di atas sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Wicher

dalam Baron dan Byne (1991) ; Brannon et.

All (1973) yang dikutip oleh Azwar (2003)

tentang sikap dan perilaku, yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat

antara sikap dan perilaku yang bisa

mempengaruhi ketidakpatuhan seseorang.

Dari hasil penelitian di atas bahwa sikap

sangat mempengaruhi aktivitas seseorang,

seperti halnya pada tabel 5.5 mayoritas dari

45 responden mempunyai sikap favourable

(baik) mengenai kegiatan merokok yaitu 31

responden (69 %) dan responden yang

lainnya bersikap unfavourable (kurang

baik) sebanyak 14 responden (31 %).

Newcomb, salah seorang ahli psikologi

sosial, menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan pelaksanaan motif

tertentu. Jadi, sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Pengetahuan dan sikap mengenai

kesehatan akan berpengaruh terhadap

perilaku sebagai hasil jangka panjang dari

pendidikan kesehatan. hal itu dikarenakan

dari pengetahuan dan sikap itulah akan

tercipta perilaku hidup sehat (Notoatmodjo,

2003).

KESIMPULAN

Uji hipotesis dengan Chi-Square

menyimpulkan ada hubungan antara

pengetahuan dengan aktivitas merokok

tenaga kesehatan laki-laki di Rumah Sakit

Umum Daerah Tanjung Uban Provinsi

Kepulauan Riau. Uji hipotesis dengan Chi-

Square menyimpulkan ada hubungan antara

sikap dengan Aktivitas merokok tenaga

kesehatan laki-laki di Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban Provinsi Kepulauan

Riau.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, 2006. Dampak Merokok Pada

Kesehatan. www.kompas.co.id diakses

10 Okober 2010

Andi Utama, 2008. Bahaya Rokok, Mari

Kita Pikirkan Lagi! Harian Umum

Republika, terbit Hari Rabu, 02 Juni

2008. www. Wordpress.com diakses

24 Oktober 2010.

Aula, Lisa Ellizabet. 2010. Stop Merokok.

Yogyakarta : Gerailmu.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian :

Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi

v, Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. Drs., 2009. Sikap

Manusia teori dan pengukurannya,

edisi ke 2. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Page 29: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

138

Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Konsumsi Tembakau dan

Prevalensi Merokok di Indonesia.

www.litbangkes.go.id diakses tanggal

24 Oktober 2010.

Dinas Kesehatan Kota Banjar Baru. Bahaya

Merokok Bagi Kesehatan.

www.dinkes.banjarbarukota.go.id

dikses tanggal 20 Oktober 2010.

Gsianturi. 2003. Merokok dan Kesehatan.

www.gizi.net diakses 20 Oktober 2010.

Hastono, Sutanto Priyo. 2006. Basic Data

Analysis for Health Research Training.

Jakarta : FKM UI.

Haris Fadilah, 2005. Profesi Kesehatan

Memerangi Masalah Merokok.

www.kbi.gemari.or.id diakses 10

Oktober 2010.

Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisis Data. Jakarta : Salemba

Medika.

Hutagalung, Inge Hj. 2007. Pengembangan

kepribadian. Jakarta : PT Indeks.

Infokes. 2008. Kadar Tar dan Nikotin

Rokok Indonesia Sangat Tinggi.

www.infokes.com. Diakses tanggal 25

september 2010.

Jaya Muhammad. 2009. Pembunuh

Berbahaya Itu Bernama Rokok.

Yogyakarta : Riz’ma.

1. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

2. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

3. Mahasiswa STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

Page 30: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

139

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN

TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TANJUNG UBAN 2010

Dede Satia1, Ikha Rahardiantini2, Sefti Indah Ayu3.

ABSTRAK

Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi

terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain”. survey

awal peneliti lakukan di instalasi rawat inap selama 4 (empat) hari terhadap 20 pasien diantaranya 60%

pasien/keluarga merasa tidak puas terhadap komunikasi yang dilakukan perawat. Tujuan penelitian ini adalah

Diketahuinya Hubungan Komunikasi Terapeutik Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Tahun 2010. Penelitian ini dengan menggunakan survey deskriptif

secara cross sectional. Sampel diambil secara total sampling berjumlah 30 orang Data primer diperoleh dari

wawancara dan kuesioner. Variabel Indenpenden pada penelitian ini adalah komunikasi terapeutik dan variable

dependen adalah kepuasan pasien. Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata komunikasi verbal perawat di

instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Tahun 2010 dengan kategori tidak baik (56,7%).

Begitu juga dengan komunikasi non verbal perawat dengan kategori tidak baik (53.3%), sehingga menyebabkan

pasien merasa tidak puas yaitu 56.7%. Berdasarkan hasil uji statitik chi-squere dengan α 0.05 didapatkan adanya

hubungan antara komunikasi verbal dan non verbal perawat dengan tingkat kepuasan pasien di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban Tahun 2010.

Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik Perawat, Pasien Kepuasan.

ABSTRACT

Therapeutic communication is nurse capability or skill for helping patient doing adaptation to stress,

overcoming psychology disorder and learning how to build communication with other. First survey is taken in

hospitalization unit for 4 days for 20 patients, among of them 60% patients/clients said that they unsatisfied for

nurse communication The Purpose of this research is Knowing Relation nurse Therapeutic Communication to

satisfaction of the Patients in hospitalization unit Tanjung Uban Hospital 2010. This research using descriptive

survey and cross sectional type. Sample is taken in a total sampling as many as 30 primer dataare taken with

interview and questioner . Independent variable in this research is therapeutic communication and dependent

variable is patients satisfaction. Result of research is found that average verbal communication of nurse in the

hospitalization unit Tanjung Uban Hospital 2010, for not good category (56,7%). And so is non verbal

communication for not good category (53,3%), so that the patients fill unsatisfied are 65,7%. Base on result of

statistic test che-square with α 0.05 is found that there was relation between nurse verbal communication and non

verbal communication with the patients satisfaction level in the hospitalization unit of Tanjung Uban Hospital

2010.

Key words: The Nurse Therapeutic Communication, Patients Satisfaction.

LATAR BELAKANG

Sejak tahun 1998 Indonesia telah memasuki

era baru, yaitu era reformasi yang ditandai

dengan perubahan-perubahan yang cepat

disegala bidang untuk mewujudkan

keadaan kehidupan bernegara yang lebih

baik dari era sebelumnya. Bidang kesehatan

merupakan salah satu bidang yang tak luput

dari tuntutan reformasi secara total.

Tuntutan reformasi total di bidang

Page 31: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

140

kesehatan muncul karena masih banyaknya

ketimpangan hasil

pembangunan kesehatan antar daerah dan

antar golongan, kurangnyakemandirian

dalam pembangunan bangsa, dan derajat

kesehatan yang masih rendah dan jauh

tertinggal dibandingkan dengan negara

tetangga (Nursalam, 2002).

Rumah Sakit sebagai satu badan usaha

yang mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Fungsi rumah sakit adalah

memberikan pelayanan medis, pelayanan

rawat jalan, pelayanan rawat inap secara

preventif (pencegahan penyakit), promotif

(peningkatan kesehatan), kuratif

(penyembuhan),dan rehabilitatif

(pemulihan). Keperawatan sebagai

pelayanan atau asuhan keperawatan

professional yang bersifat humanistik

menggunakan pendekatan holistik,

dilakukan berdasarkan ilmu keperawatan,

berorientasi kepada kebutuhan objektif

klien, mengacu pada standar professional

keperawatan dan menggunakan etika

keperawatan sebagai tuntutan utama

(Nursalam, 2002).

Akhir-akhir ini banyak berita miring

yang dimuat disurat kabar dari Provinsi

Kepulauan Riau, seperti terdapat

ketidakpuasan terhadap pelayanan yang

diterima di Rumah Sakit Umum milik

Pemerintah, yang salah satu diantaranya

ketidakpuasan terhadap sikap perawat yang

tidak ramah kepada pasien dan keluarga

sehingga sering sekali terdengar julukan

perawat judes dan sebagainya. Hal tersebut

diatas bisa disebabkan oleh kesibukan

perawat dan kurangnya tenaga perawat

diruangan tersebut. Akibatnya banyak

aspek komunikasi dengan pasien sering

terabaikan, sehingga banyak sekali

prosedur-prosedur perawatan yang harus

dilakukan tidak dapat dimengerti oleh

pasien. Hasil survey awal peneliti lakukan

di instalasi rawat inap selama 4 (empat) hari

terhadap 20 pasien diantaranya 60%

pasien/keluarga

merasa tidak puas terhadap komunikasi

yang dilakukan perawat.

BAHAN DAN CARA

Tujuan penelitian ini adalah

Diketahuinya Distribusi Komunikasi

Terapeutik Verbal Perawat. Diketahuinya

Distribusi Komunikasi Terapeutik Non

Verbal Perawat. Diketahuinya Distribusi

Kepuasan Pasien Terhadap Komunikasi

Terapeutik Keperawatan. Diketahuinya

Hubungan Komunikasi Terapeutik Verbal

Perawat Terhadap Kepuasan Pasien.

Diketahuinya Hubungan Komunikasi

Terapeutik Non Verbal Perawat Terhadap

Kepuasan Pasien. Jenis penelitian ini

dengan menggunakan survey deskriptif

secara cross sectional untuk mengetahui

Page 32: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

141

hubungan komunikasi terapeutik

keperawatan terhadap kepuasan pasien.

Pada umumnya survey deskriptif digunakan

untuk penilaian terhadap suatu kondisi dan

penyelenggaraan suatu program dimasa

sekarang, kemudian hasilnya digunakan

untuk menyusun perencanaan perbaikan

program tersebut (Notoatmodjo, 2002).

Populasi penelitian ini adalah seluruh

pasien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban

Tahun 2010 sebanyak 300 orang. sampel

dalam penelitian ini menggunakan tehnik

total sampling. Penelitian akan dilakukan di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban pada bulan

Desember Tahun 2010 - Januari Tahun

2011.

HASIL

Tabel 1

Distribusi Responden berdasarkan

Komunikasi Verbal Perawat di Instalasi

Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung

Uban Tahun 2010

Komunikasi

verbal

Frekuensi Persentase

Baik 13 43,3

Tidak baik 17 56,7

Jumlah 30 100 (Sumber : Data Primer)

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat

diketahui bahwa sebagian besar komunikasi

verbal perawat adalah tidak baik yaitu 17

pasien (56.7%).

Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan

Komunikasi Non Verbal Perawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

Tanjung Uban

Tahun 2010

Komunikasi non

verbal

Frekuensi Persentase

Baik 14 46,7

Tidak baik 16 53,3

Jumlah 30 100 (Sumber : Data Primer)

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui

bahwa sebagian besar perawat yaitu 16

pasien (53.3%) memiliki komunikasi non

verbal yang tidak baik dan sebagian lagi

mempunyai komunikasi verbal yang baik

yaitu 14 pasien (46.7%).

Tabel 3

Hubungan Komunikasi Verbal Perawat

Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah

Tanjung Uban Tahun 2010

Kom

un

ikasi

verb

al

Kepuasan pasien Total P

Value OR

(95 %

CI) Puas Tidak

Puas N % N % N %

0.004

15.556 Baik 10 76.9 3 23.1 13 100 Tidak

baik 3 17.6 14 82.4 17 100

Jum-

lah 13 43.3 17 56.7 30 100

(Sumber : Data Primer)

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel

5.9. di atas menunjukkan bahwa dari 13

pasien (100%) perawat yang mempunyai

komunikasi verbal baik dengan kepuasan

pasien 10 pasien (76.9%) dan tidak puas 3

pasien (23.1%), sedangkan dari 17 pasien

(100%) perawat yang mempunyai

Page 33: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

142

komunikasi verbal tidak baik dengan

kepuasan puas 3 pasien (17.6%) dan tidak

puas 14 pasien (82.4%).

Dari tabel di atas didapatkan besarnya

propabilitas adalah 0.004. Karena

propabilitas < 0.05 maka Ho ditolak, yang

artinya ada hubungan antara komunikasi

verbal perawat dengan kepuasan pasien di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban Tahun 2010.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

rata-rata komunikasi verbal perawat di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Daerah Tanjung Uban Tahun 2010 adalah

tidak baik (56,7%). Begitu juga dengan

komunikasi non verbal perawat adalah tidak

baik (53.3%). Hasil ini sesuai 48 dengan

penelitian yang dilakukan oleh Anderson

(1986) yaitu 35 (tiga puluh lima) sampai

dengan 40 % (empat puluh persen) pasien

tidak puas berkomunikasi dengan dokter

dan perawat, aspek yang paling membuat

ketidakpuasan adalah jumlah dan jenis

informasi yang diterima.

Jumlah informasi yang diberikan oleh

perawat kepada pasien rata-rata 18 jenis

informasi untuk diingat, ternyata hanya

mampu mengingat 31%. Lebih dari 60%

yang diwawancarai setelah bertemu dengan

perawat salah mengerti tentang instruksi

yang diberikan kepada mereka.

Dalam praktek keperawatan, komunikasi

adalah suatu alat yang penting untuk

membina hubungan terapeutik dan dapat

mempengaruhi kualitas pelayanan

keperawatan khususnya dibidang

komunikasi terapeutik. Lebih jauh,

komunikasi sangatlah penting karena dapat

mempengaruhi kepuasan pasien terhadap

komunikasi terapeutik yang diberikan.

Dilain sisi, penyebab sumber ketidakpuasan

pasien sering disebabkan karena jeleknya

komunikasi yang terjadi antara perawat

dengan pasien, kesibukan perawat dan

kurangnya tenaga perawat diruangan serta

kurangnya kemampuan dan keterampilan

perawat dalam hal menjelaskan prosedur

medik. Oleh karena itu pengukuran

kepuasan pasien terhadap komunikasi

terapeutik perawat akan bermanfaat dalam

memonitor dan meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan, khususnya untuk

meningkatkan komunikasi terapeutik yang

baik dan benar.

Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban

Tahun 2010 sebagian besar mengatakan

tidak puas dengan frekuensi 17 pasien

(56.7%).

Kepuasan atau ketidakpuasan adalah

respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian (disconfirmation) yang

dipersepsikan antara harapan awal dan

kinerja aktual yang dirasakan. Banyak

faktor penyebab ketidakpuasan pasien di

Page 34: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

143

rumah sakit, salah satunya adalah faktor

komunikasi antara dokter dan perawat.

Tingkat kepuasan pasien sangat

tergantung pada bagaimana faktor tersebut

di atas dapat memenuhi harapan-harapan.

Sebagai contoh faktor komunikasi verbal

dan non verbal perawat dalam komunikasi

terapeutik apabila dilaksanakan tidak sesuai

dengan SPO (Standar Prosedur

Operasional) dalam komunikasi tersebut

maka yang dihasilkan adalah respon

ketidakpuasan dari pasien. Seorang pasien

yang tidak puas pada gilirannya akan

menghasilkan sikap/ perilaku tidak patuh

terhadap seluruh prosedur keperawatan dan

prosedur medis misalnya menolak pasang

infus, menolak minum obat, menolak untuk

dikompres panas/ dingin, dan lain-lain.

Akhirnya pasien akan meninggalkan rumah

sakit dan mencari jasa pelayanan yang

bermutu di tempat lain. Ketrampilan

berkomunikasi bukan merupakan

kemampuan yang kita bawa sejak lahir dan

juga tidak akan muncul secara tiba–tiba saat

kita memerlukannya. Ketrampilan tersebut

harus dipelajari dan dilatih secara terus

menerus melalui kemampuan belajar

mandiri, penyegaran dan pelatihan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan mengenai hubungan komunikasi

verbal dan non verbal perawat terhadap

tingkat kepuasan pasien di Instalasi Rawat

Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung

Uban Tahun 2010 dapat disimpulkan,

bahwa : Adanya Hubungan Komunikasi

Terapeutik Keperawatan Terhadap

Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Daerah Tanjung Uban

Tahun 2010 dan didapatkan p Value <

significant 0.05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, Jakarta : Rineka Cipta.

Arwani. 2003, Komunikasi Dalam

Keperawatan, Jakarta : EGC.

Hastono, Priyo, Sutanto.2006, Basic Data

Analysis For Health Research

Training, Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, Alimul, Aziz. 2008, Metode

Penelitian Keperawatan dan Teknik

Analisa Data, Jakarta : Salemba

Medika.

Hidayat, Alimul, Aziz. 2003, Riset

Keperawatan dan Tehnik Penulisan

Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika.

http://blogkesmas.blogspot.com/2010/11/

penyusunan indikator-kepuasan

Page 35: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

144

pasien.html. online tanggal 13

November 2010 jam 23.45

http://sudiryoblog.blogspot.com/2009/07/

komunikasi-therapeutik-pada-

klien.html. online tanggal 13

November 2010 jam 23.45

Indrawati, 2003, Pengantar Ilmu

Komunikasi Terapeutik, Jakarta :

Intisari.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2002, Metodologi

Penelitian Kesehatan, Jakarta :

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nursalam, 2007, Manajemen Keperawatan,

Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan

Metedologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Jakarta : Salemba

Medika.

Potter & Perry, 2005, Fundamental

Keperawatan, Edisi 4, Jakarta :

EGC.

Sugiyono, Pengolahan Data Statistik.

Alfabet. Bandung. 2002.

1. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

2. Dosen STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

3. Mahasiswa STIKES Hang Tuah

Tanjungpinang.

Page 36: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

PEDOMAN BAGI PENULIS

Jurnal Keperawatan adalah publikasi ilmiah yang terbit setiap 6 bulan (Oktober dan April) dan

menerima artikel ilmiah yang orisinil dan relevan dibidang keperawatan dan kesehatan berupa

hasil penelitian dan laporan kasus dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Untuk penelitian Ilmiah

a. JUDUL harus ringkas, jelas, dan tidak lebih dari 12 kata (tidak termasuk kata penghubung)

b. NAMA PENULIS (atau para penulis) dicantumkan lengkap dibawah judul (tanpa singkatan

ataupun gelar) dengan institusi dan alant institusi lengkap. Untuk alamat korespondensi

termasuk kode pos, telepon dan alamat e-mail dicantumkan lengkap dibawah kata kunci.

c. ABSTRAK ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, tidak lebih dari 300 kata. Merupakan

intisari dari seluruh, meliputi ; masalah, tujuan, metode, hasil dan simpulan. Hindari

singkatan kecuali telah diuraikan sebelumnya.

d. KATA KUNCI (keywords) sebanyak 3-6 kata disusun menurut urutan kepentingannya

e. PENDAHULUAN meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan penelitian

dan harapan tentang manfaat hasil penelitian

f. METODE PENELITIAN memuat desain, sampel dan cara pengambilan sapel, cara kerja

penelitian, parameter yang diamati, rancangan yang digunakan, serta teknik analisis yag

dipakai.

g. HASIL DAN PEMBAHASAN memuat hasil penelitian ( sesuai dengan parameter yang

diamati), disertai pembahasan imiahdan argumentasi yang mendukung.

h. SIMPULAN memeuat pernyataan singkat, tentang hasil yang diperoleh dikaitkan dengan

tujuan dan hipotesis (kalau ada) yang telah diajukan.

i. SARAN berkaitan dengan hasil penelitian yang dihubungkan dengan pengembangannya

lebih lanjut. Atau masukan bagi para pelaksana agar memperoleh manfaat lebih jauh dari

penelitian ini.

j. DAFTAR PUSTAKA minimal terdapat 10 referensi dengan rujukan primer (25-50%) pada

jurnal dalam dan luar negeri. Ditulis berdasarkan sistem Harvard (nama dan tahun) dan

disusun menurut abjad

Untuk Laporan Kasus

a. JUDUL, NAMA PENULIS, ABSTRAK, KATA KUNCI, DAN DAFTAR PUSTAKA

sama dngan ketentuan untuk penelitian ilmiah.

b. PENDAHULUAN yang berisi latar belakang masalah, analisis terhadap literature review

dan pernyataan singkat yang menegaskan bahwa kasus tersebut tidak lazim dan penting.

c. LAPORAN KASUS yang merupakan pusat perhatian dari artikel ini, berisi pengenalan

pasien, sejarah penyakit, situasi sekarang, penjelsan terinci mengenai pemeriksaan fisik

dan hasil beberapa uji berkaitan, diagnosis awal, treatment dan rencana follow-up . Dapat

disertai tabel, flowchart, foto hasil pemeriksaan radiologi.

d. DISKUSI berisi justifikasi dan outcome laporan kasus

e. KESIMPULAN DAN SARAN

f. DAFTAR PUSTAKA (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk)

Page 37: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

Ketentuan

1. Karangan yang dikirim kepada Redaksi adalah karya asli dan belum pernah di

publikasikan sebelumnya.

2. Artikel yang telah diterbitkan menjadi hak milik redaksi dan naskah tidak boleh

diterbitkan dalam bentuk apapun tanpa persetujuan redaksi. Pernyataan di artikel

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

3. Artikel yang tidak di terbitkan akan di kembalikan jika disertai perangko balasan

4. Naskah dikirim dalambentuk hard copy 2 eksemplar dan soft copy (CD) ke alamat

redaksi.

5. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman ukuran font 12 pt. 1,5 spasi kecuali

abstrak 1 spasi pada halaman kertas berukuran A4, sebanyak maksimal 15 halaman.

Margin atau batas tulisan dari pinggir kertas 2,5 cm pada keempat sisi.

6. Judul, dicetak tebal dan berukuran 14 pt

7. Nama penulis ditulis tanpa gelar dengan ukuran fonts 10 pt . nama penulis paling banyak

5 (lima) orang. Nama, alamat lembaga dan kode pos penulis bekerja ditulis dengan

ukuran font 9 pt.

8. Abstrak ditulis dalam satu alenia, ditulis dengan ukuran font 10 pt, maksimal terdiri dari

300 kata

9. Tabel dan gambar dibuat sesederhana mungkin, bagus dan jelas. Judul tabel

ditempatkan diatas tabel, sedangkan judul gambar ditempatkan dibawah gambar. Judul

tabel dan gambar ditulis dengan ukuran font 9 pt. Jumlah tabel dan gambar maksimal

masing-masing 6 buah.

KRITERIA PENILAIAN AKHIR DAN PETUNJUK PENGIRIMAN

Lampirkan fotokopi format ini bersama naskah dan soft copy naskah anda. Beri tanda (√) pada

setiap nomor /bagian untuk meyakinkan bahwa artikel anda telah memenuhi bentuk dan sesuai

syarat-syarat dari Jurnal keperawatan STIKES Hang Tuah.

Jenis artikel

Penelitian

Laporan kasus

Halaman judul

Judul Artikel

Nama lengkap penulis

Tingkat pendidikan penulis

Asal institusi penulis

Alamat lengkap penulis

Abstrak

Abstrak dalam Bahasa Indonesia

Abstrak dalam Bahasa Inggris

Kata kunci dalam Bahasa Indonesia

Kata kunci dalam Bahasa Inggris

Page 38: JURNAL KEPERAWATAN - stikeshangtuah-tpi.ac.idstikeshangtuah-tpi.ac.id/wp-content/uploads/Jurnal-Keperawatan-vol... · Terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober ... yang

Teks

Artikel mengenai penelitian klinis dan dasar sebaiknya dibuat dalam urutan

Pendahuluan

Metode Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka

Gambar dan Tabel

Pemberian nomor gambar dan/atau tabel penomoran secara Arab

Pemberian judul tabel dan/atau judul utama dari seluruh gambar

Soft Copy

Penulis menjamin bahwa:

Semua penulis telah meninjau ulang naskah akhir dan telah menyetujui untuk

dipublikasikan.

Tidak ada naskah yang sama ataupun mirip, yang telah dibuat oleh penulis dan telah

dipublikasikan dalam bentuk apapun.

Menyerahkan soft copy dalam bentuk CD, naskah penulis

Tanda tangan penulis utama:

………………………………. Tgl…………………20..