jurnal ilmiah binalita sudama -...
TRANSCRIPT
i
JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA
PENGARUH KONSELING SPRITUAL TERHADAP MEKANISME KOPING PADA
PENDERITA HIV/AIDS DI KLINIK VCT VETERAN MEDAN (Ambia, Heru Santosa,
Nunung Febriany Sitepu)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE
(ANC) IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN HJ.LINDAWATI DUSUN 1 DESA PASAR
BENGKEL KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Eriyani)
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERBASIS
PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG (Kesya Nirma
Lumbantobing)
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TELEMONITORING PASIEN
DIABETES TIPE 2 (Ns. Juwi Athia Rahmini)
THE DIFFERENCES BETWEEN MAN AND WOMEN WHEN USING SLANG LANGUAGE
AT SMP PERMATA BANGSA (Sriwida Harahap)
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN
PASIEN DBD RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT LARAS KECAMATAN BANDAR
HULUAN KABUPATEN SIMALUNGUN (Suhardiono, Yuni Maisyarah)
FAKTOR-FAKTOR PENGUAT (REINFORCING FACTORS ) YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA MAHASISWA DI PROGRAM STUDI TEHNIK
ELEKTRO MEDIK STIKES BINALITA SUDAMA TAHUN 2019 (Widyawati)
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN
TEAMWORK SKILLS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA (Nova Irwan)
VOLUME 4 NOMOR 1 MEI 2019
ISSN: 2541-1039
i
JURNAL ILMIAH BINALITA SUDAMA
Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan
Pelindung
Pembina Yayasan Binalita Sudama Medan
Penasehat
Pengurus Yayasan Binalita Sudama Medan
Penanggungjawab
1. Suhardiono, M.Kes
2. Ns. Widyawati, S.Kep, M.Kes
3. Imnadir, MT
4. Arya Novika Naulista Siregar, RO, M.Pd
Pemimpin Redaksi
Elvi Susanti Lubis, M.Kes
Sekretaris Redaksi
Zulianti, RO, SKM
Bendahara
Havija Sihotang, M.Kep
Tim Editor
1. Teguh Supriyadi, MPH
2. Hj. Eriyani, M.Kep
3. Riny Apriani, M.Kep
4. Roy Chandra Nainggolan, RO, SE
ii
JURNAL ILMIAH
BINALITA SUDAMA
Diterbitkan oleh Yayasan Binalita Sudama Medan
Jadwal Penerbitan
Terbit dua kali dalam setahun
Penyerahan Naskah
Naskah merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka ilmu kesehatan yang
belum pernah dipublikasikan/diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun terakhir.
Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau diserahkan langsung ke Redaksi
dalam bentuk rekaman Compact Disk (CD) dan Print-out 2 eksemplar,
ditulis dalam MS Word atau dengan program pengolahan data yang
kompatibel. Gambar, ilustrasi, dan foto dimasukkan dalam file naskah.
Penerbitan Naskah
Naskah yang layak terbit ditentukan oleh Dewan Redaksi setelah mendapat
rekomendasi dari Mitra Bestari. Perbaikan naskah menjadi tanggung jawab
penulis dan naskah yang tidak layak diterbitkan akan dikembalikan kepada
penulis.
Alamat Redaksi
Akper Binalita Sudama Medan
Jl. Gedung PBSI/ Jl. Pancing No.1 Pasar V Barat
Medan Estate 20371
Telp. (061) 6620661, Fax. (061) 6620661
iii
PENGANTAR REDAKSI
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Jurnal Ilmiah Binalita Sudama
ini dapat kami terbitkan.
Jurnal Ilmiah Binalita Sudama ini diterbitkan dalam rangka
memberikan wadah bagi para dosen/mahasiswa untuk mempublikasikan
hasil penelitian dan karya ilmiah dalam bidang kesehatan.
Sebagai jurnal yang baru pertama diterbitkan, kami menyadari
tentunya banyak sekali kekurangan baik dari segi tampilan maupun isinya.
Karena itu kritik dan saran amat kami butuhkan demi perbaikan jurnal ini
dikemudian hari.
Akhir kata semoga jurnal ini dapat memberi manfaat besar bagi
dunia pendidikan, khususnya bidang kesehatan.
Medan, Mei 2019
Redaksi
iv
PENGARUH KONSELING SPRITUAL TERHADAP MEKANISME KOPING PADA PENDERITA HIV/AIDSDI KLINIK VCT VETERAN
MEDAN
Ambia, Heru Santosa, Nunung FebrianySitepu………………………...........1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN
ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI KLINIK BERSALIN
HJ.LINDAWATI DUSUN 1 DESA PASAR BENGKEL KECAMATAN
PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.
Eriyani ............................................................................................................ 15
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 KOLANG
Kesya Nirma Lumbantobing .......................................................................... 24
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
TELEMONITORING PASIEN DIABETES TIPE 2
Ns. Juwi Athia Rahmini ................................................................................ 37
THE DIFFERENCES BETWEEN MAN AND WOMEN WHEN USING
SLANG LANGUAGE AT SMP PERMATA BANGSA
Sriwida Harahap ............................................................................................. 45
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN
TINGKAT KEPUASAN PASIEN DBD RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT LARAS KECAMATAN BANDAR HULUAN KABUPATEN
SIMALUNGUN
Suhardiono, Yuni Maisyarah .......................................................................... 53
FAKTOR-FAKTOR PENGUAT (REINFORCING FACTORS ) YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA
MAHASISWA DI PROGRAM STUDI TEHNIK ELEKTRO MEDIK
STIKES BINALITA SUDAMA TAHUN 2019.
Widyawati ………………………………………………………………..61
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION DAN TEAMWORK SKILLS TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA
(Nova Irwan) …………………………………………………………………..69
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH KESEHATAN
BINALITA SUDAMA MEDAN……………………………………………….80
DAFTAR ISI
v
JURNAL ILMIAH
BINALITASUDAMA MEDAN
25
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS
CERPEN BERBASIS PENGALAMAN PADA SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 1 KOLANG
Kesya Nirma Lumbantobing
*Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pola pengembangan
modul pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman, (2) kelayakan modul
pembelajaran menulis cerpen berbasis pengalaman, (3) hasil belajar menulis
cerpen berbasis pengalaman pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kolang. Jenis
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan berdasarkan model
pengembangan Borg and Gall. Subjek uji coba terdiri dari ahli materi, ahli
desain, guru bahasa Indonesia, siswa SMP Negeri 1 Kolang pada uji coba
perorangan terdiri dari 3 siswa, 9 siswa pada uji coba kelompok kecil, dan 35
siswa pada uji coba kelompok lapangan terbatas. Data tentang kualitas produk
pengembangan ini dikumpulkan melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) validasi ahli materi meliputi kelayakan isi dengan rata-rata 88,88%
pada kriteria sangat baik, kelayakan penyajian dengan rata-rata 89,06% pada
kriteria sangat baik, aspek bahasa dengan rata-rata 85,00% pada kriteria sangat
baik, aspek kelayakan buku dengan rata-rata 89,06% pada kriteria sangat baik
(2) validasi ahli desain dengan rata-rata 88,75% pada kriteria sangat baik, (3) uji
coba guru dengan rata-rata 86.03% dengan kriteria sangat baik (5) uji coba
perorangan dengan rata-rata 79,86% dengan kriteria baik, (5) uji coba kelompok
kecil dengan rata-rata 81,25% dengan kriteria sangat baik, dan (6) uji kelompok
lapangan terbatas dengan rata-rata 88,57% dengan kriteria sangat baik, (7) hasil
belajar rata-rata siswa sebelum menggunakan bahan ajar 63,69% dan hasil
belajar rata-rata siswa setelah menggunakan bahan ajar 74,63% dengan kriteria
baik. Dengan demikian, modul pembelajaran menulis cerpen berbasis
pengalaman yang telah dikembangkan layak untuk digunakan dalam proses
pembelajaran sebagai sumber belajar.
Kata Kunci : Pengembangan, Modul, Cerpen, Pengalaman.
26
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
PENDAHULUAN
Bahan ajar merupakan
komponen penting dalam
pembelajaran. Bahan ajar diperlukan
sebagai pedoman beraktivitas dalam
proses pembelajaran sekaligus
merupakan substansi komponen yang
dibelajarkan kepada siswa. Dengan
bahan ajar, program pembelajaran
dapat dilaksanakan secara lebih
teratur karena guru sebagai pelaksana
pendidikan akan memperoleh
pedoman materi yang jelas.
Terdapat sejumlah alasan,
mengapa guru perlu untuk
mengembangkan bahan ajar. Dalam
lampiran Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standard
Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi, guru sebagai pendidik
profesional diharapkan memliki
kemampuan mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan mekanisme yang
ada dengan memerhatikan
karakteristik dan lingkungan sosial
peserta didik. Sejalan dengan itu
Thamrin (2014:91) mengungkapkan
ada tiga alasan pengembangan bahan
ajar dilakukan karena: Pertama,
ketersediaan bahan ajar yang sesuai
tuntutan kurikulum. Kedua,
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Ketiga,
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan
tuntutan pemecahan masalah belajar.
Apabila bahan ajar yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum
tidak ada ataupun sulit diperoleh,
maka membuat bahan belajar sendiri
adalah suatu keputusan yang bijak.
Untuk mengembangkan bahan ajar,
referensi dapat diperoleh dari
berbagai sumber baik itu berupa
pengalaman ataupun pengetahauan
sendiri, ataupun penggalian informasi
dari narasumber baik orang ahli
ataupun teman sejawat. Demikian
pula referensi dapat kita peroleh dari
buku-buku, media masa, internet, dll.
Namun demikian, kalaupun bahan
yang sesuai dengan kurikulum cukup
melimpah bukan berarti kita tidak
perlu mengembangkan bahan sendiri.
Bagi siswa, seringkali bahan yang
terlalu banyak membuat mereka
bingung, untuk itu maka guru perlu
membuat bahan ajar untuk menjadi
pedoman bagi siswa.
Departemen Pendidikan
Nasional dalam bukunya “Teknik
Belajar dengan Bahan Ajar Modul”
(2002:5) mendefinisikan bahwa
modul merupakan suatu kesatuan
bahan belajar yang disajikan dalam
bentuk „self-instruction‟, artinya
bahan belajar yang disusun di dalapm
modul dapat dipelajari siswa secara
mandiri dengan bantuan yang terbatas
dari guru atau orang lain. Sehubungan
dengan itu, guru dapat mengelola
kegiatan pembelajaran secara efektif
dan efisien melalui sarana modul.
Siswa pun dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar secara maksimal
dengan modul. Akan tetapi, pada
kenyataannya isi bahan ajar (modul)
yang ada sekarang justru didominasi
oleh teori. Padahal untuk menulis
cerpen siswa perlu panduan tentang
bagaimana cara menulis cerpen,
bukan hanya pengetahuan tentang
menulis cerpen. Sayuti, dkk
(2009:11) dalam penelitian tentang
menulis cerpen, menemukan
penyebab utama belum tercapainya
tujuan pembelajaran menulis cerpen
yang disebabkan oleh pihak guru
yaitu masalah rendahnya kompetensi
guru dalam menulis cerpen dan
kompetensi guru dalam membimbing
siswa menulis cerpen. Kompetensi
para guru dalam menulis cerpen yang
rendah ternyata berakibat pada
27
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
rendahnya kompetensi mereka dalam
membimbing siswa menulis cerpen.
Jadi, antara peran guru dalam
membimbing siswa dan bahan teks
pelajaran sangat berpengaruh dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Sehubungan dengan
pernyataan di atas, kondisi tersebut
juga terjadi di SMP Negeri 1 Kolang.
Melalui hasil observasi awal oleh
peneliti diketahui bahwa yang
menjadi kendala yang dihadapi oleh
guru dalam kegiatan menemukan
pokok-pokok informasi, yaitu 1)
motivasi belajar siswa yang masih
rendah, 2) guru yang belum bisa
mengelola pembelajaran dengan baik,
dan 3) bahan ajar yang digunakan di
sekolah kurang memadai. Selain itu,
dari hasil observasi awal oleh peneliti
juga diketahui bahwa nilai rata-rata
ulangan harian Bahasa Indonesia
khususnya pada materi menulis
cerpen adalah 65 dengan ketuntasan
57%. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran masih rendah sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa
cenderung rendah.
Pengalaman adalah guru yang
terbaik karena dari pengalaman
seseorang dapat belajar. Selain itu,
Mel Siberman (2014:255)
mengemukakan bahwa pengalaman
merupakan ingatan yang terekam dan
tersimpan sebagai cerita yang
membentuk saringan persepsi (sikap,
nilai-nilai, keyakinan, bias dan
asumsi) yang akhirnya menuntun
tingkah laku. Siapapun dapat
membangun beragam ingatan dari
pengalaman-pengalamannya yang
selanjutnya dapat dituangkan dalam
wujud cerita singkat atau yang dikenal
dengan istilah cerita pendek (cerpen).
Oleh karena itu, kemampuan menulis
cerpen dapat dikembangkan
berdasarkan pengalaman. Pengalaman
yang diperoleh melalui
mendengarkan, berbicara, dan
membaca dapat divisualisasikan
dengan bahasa tulis.
Pendekatan pembelajaran
yang didasarkan pada pengalaman ini
disebut dengan experiential learning.
Pembelajaran pengalaman adalah
proses belajar, proses perubahan yang
menggunakan pengalaman sebagai
media belajar atau pembelajaran.
Pembelajaran ini dilakukan melalui
refleksi dan juga melalui suatu proses
pembuatan makna dari pengalaman
langsung. Dalam hal ini adalah untuk
menulis cerpen. Pembelajaran
pengalaman berfokus pada proses
pembelajaran untuk masing-masing
individu.
Berdasarkan tinjauan di atas
dan menanggapi masalah sebelumnya
terkait rendahnya keterampilan siswa
dalam bersastra, diperlukan modul
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pengalaman yang memadukan antara
teori dan praktik yang dibuat untuk
siswa SMP. Oleh karena itu, peneliti
merasa terdorong dan bermaksud
untuk mengembangkan modul
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pengalaman bagi siswa SMP.
Pembelajaran pengalaman mencakup
empat tahap, yaitu pengalaman
konkrit, pengalaman reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan
percobaan aktif. Modul yang
dikembangkan berisi teori dan juga
langkah-langkah dalam menulis
cerpen berdasarkan tahap
pembelajaran pengalaman yang
disertai dengan contoh-contoh, kolom
aktivitas, dan pengalaman-
pengalaman dari penulis-penulis
profesional dunia sehingga lebih
menarik dan dapat memberikan
motivasi siswa untuk menulis.
28
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
Pada penelitian ini, peneliti
merancang modul yang valid
digunakan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa dan potensi yang
ada di sekolah sehingga dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar siswa. Modul ini juga dilihat
dari kecermatan isi yang merupakan
validasi dan kesahihan isi buku atau
kebenaran isi secara keilmuan dan
keselarasan isi berdasarkan sistem
nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat atau bangsa. Validasi isi
menunjukkan bahwa modul tidak
dikembangkan secara asal-asalan. Isi
modul dikembangkan berdasatkan
kosep dan teori yang yang berlaku
dalam bidang ilmu serta sesuai
dengan perkembangan bidang ilmu
dan hasil penelitian empiris yang
dilakukan dalam bidang ilmu tersebut.
Penelitian diawali dengan
mengkaji lebih mendalam analisis
kebutuhan subjek penelitian yang
kemudian akan digunakan sebagai
landasan rumusan pngembangan
materi ajar cerita pendek berbasis
pengalaman dengan pengalaman
konkrit, pengalaman reflektif,
konseptualisasi abstrak, dan
percobaan aktif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia berbasisi teks materi
cerita pendek. Pemilihan cerpen
hanya semata-mata agar
pembahasaannya lebih terfokus,
materi ajar pembelajaran menulis
cerpen berbasis pengalaman
diharapkan mampu menumbuhkan
rasa cinta terhadap sastra,
mempermudah, dan menggugah
semangat siswa dalam pembelajaran
menulis cerpen. Modul yang
dihasilkan diharapkan dapat
mendukung pelaksanaan
pembelajaran menulis cerpen.\
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode Research and Development
(R&D). Menurut Sugiyono
(2010:407) Metode penelitian dan
pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut .
Sedangkan Menurut Putra (2012:67)
R&D merupakan metode penelitian
yang secara sengaja, sistematis,
bertujuan/diarahkan untuk
mencaritemukan, merumuskan,
memperbaiki, mengembangkan,
menghasilkan, menguji keefektifan
produk,model, metode/strategi/cara,
jasa, prosedur tertentu yang lebih
unggul, baru, efektif, efisien,
produktif, dan bermakna. Metode
penelitian ini merujuk pada model
Borg & Gall dengan sedikit
penyesuaian sesuai konteks
penelitian.
Subjek pada penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Kolang yang terletak di P.O. Hurlang
Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah
dengan rata-rata jumlah siswa 35
orang dan 2 orang guru sebagai
observer.
Teknik pengumpulan data
dimulai dengan mencari informasi
bahan ajar cerpen berbasis
pengalaman yang telah distandarisasi,
kemudian menetapkan salah satunya
untuk diadopsi dan dikembangkan
inovasi pembelajarannya. Selanjutnya
buku dikembangkan agar sesuai
digunakan untuk mengajarkan pokok-
pokok bahasan yang terdapat pada
bahan ajar cerpen kelas VII.
Melakukan analisis materi ajar
Bahasa Indonesia yang telah
dikembangkan dengan menggunakan
instrumen analisis kelayakan isi
materi, bahasa, penyajian, dan
29
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
kegrafikan kepada validator ahli
(dosen dan guru Bahasa Indonesia).
Selanjutnya melakukan uji coba
modul Bahasa Indonesia yang sudah
diinovasi kepada siswa kelas VII di
sekolah tempat penelitian.
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data dikelompokkan
menjadi 3 macam yaitu: 1).
Instrumen validasi tim ahli terhadap
modul cerpen berbasis pengalaman 2).
Instrumen tanggapan siswa dan guru
terhadap modul. 3). Instrumen lembar
tes (menulis cerpen berbasis
pengalaman).
HASIL PENELITIAN
1. Kelayakan Aspek Isi Modul
No
Sub
komponen
Penilaian
Skor
rata-
rata
Kriteria
1
Kesesuaian
Materi dengan
SK dan KD
91,66 Sangat Baik
2 Keakuratan
Materi 87,05 Sangat Baik
3 Kemutakhiran
Materi 91,66 Sangat Baik
4 Mendorong
Keingintahuan 87,05 Sangat Baik
Rata-Rata 88,88 Sangat Baik
Berdasarkan hasil persentase
dari ahli materi tentang kelayakan isi
di atas diperoleh bahwa sub
komponen penilaian terhadap
kesesuaian materi denga SK dan KD
memiliki persentase rata-rata 91,66%,
keakuratan materi dengan rata-rata
87,05%, kemutakhitan materi dengan
rata-rata 91,66%, dan mendorong
keingintahuan dengan rata-rata
87,05%. Hasil persentase rata-rata
dari keseluruhan sub komponen
penilaian aspek kelayakan isi adalah
88,88% dengan kriteria “sangat baik.”
2. Kelayakan Aspek Penyajian Isi
No
Sub
Komponen
Penilaian
Skor
Rata-
Rata
Kriteria
1 Teknik
Penyajian 83,33
Sangat
Baik
2 Pendukung
Pembelajaran 91,66
Sangat
Baik
3
Koherensi dan
Keruntutan
Alur Pikir
93,75 Sangat
Baik
Rata-Rata 89,06 Sangat
Baik
Berdasarkan tabel di
kelayakan penyajian di atsa diperoleh
bahwa sub komponen penilaian
terhadap teknik penyajian memiliki
persentas rata-rata 83,33%,
pendukung pembelajaran memiliki
persentase rata-rata 91,66%, dan
koherensi dam keruntutan alur pikir
m93,75%. Hasil persentase rata-rata
dari keseluruhan komponen penilaian
aspek kelayakan penyajian adalah
89,06% dengan kriteria “sangat baik”.
3. Kelayakan Aspek Bahasa
No
Sub
Komponen
Penilaian
Skor
Rata-
Rata
Kriteria
1 Keakuratan 93,75 Sangat
Baik
2 Komunikataif 75,00 Baik
3
Kesesuaian
Perkembagan
Peserta Didik
81,25 Sangat
Baik
Rata-Rata 85,00 Sangat
Baik
30
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
Berdasarkan hasil penilaian
dari ahli materi tentang penilaian
kelayakan bahasa di atas diperoleh
bahwa sub komponen penilaian
terhadap keakuratan memiliki
persentase rata-rata 93,75%,
komunikatif memiliki persentase rata-
rata 75,00% dan kesesuaian
perkembangan peserta didik memiliki
persentase sebesar 81,25%. Hasil
persentase rata-rata dari keseluruhan
sub komponen penilaian aspek
kelayakan bahasa adalah 85,00%
dengan kriteria “sangat baik”.
4. Kelayakan Aspek Desain Modul
No
Sub
Komponen
Penilaian
Skor
Rata-
Rata
Kriteria
1 Ukuran
Modul 87,50
Sangat
Baik
2
Desain
Sampul
Modul
88,89 Baik
3 Desain Isi
Modul 88,82
Sangat
Baik
Rata-Rata 88,75 Sangat
Baik
Berdasarkan hasil persentase
rata-rata yang ditunjukkan pada
tabeldi atas diperoleh bahwa sub
komponen penilaian terhadap ukuran
modul memiliki persentase rata-rata
87,50%, desain sampul modul
memiliki persentase rata-rata 88,89%,
dan desain isi modul memiliki
persentase rata-rata 88,82%. Hasil
persentase rata-rata dari keseluruhan
sub komponen penilaian kelayakan
desain modul adalah 88,75% dengan
kriteria “sangat baik”. Hal ini berarti
bahwa modul pembelajaran menulis
cerpen berbasis pengalaman yang
telah dikembangkan telah layak
digunakan dan dapat memenuhi
tuntuhan kebutuhan pembelajaran
menulis cerpen.
PEMBAHASAN 1. Kelayakan Modul
Hasil validasi dari ahli materi
dalam pengembangan modul berbasis
pengalaman untuk siswa
menunjukkan bahwa kelayakan isi
dengan rata-rata 88,88 pada kriteria
sangat baik, kelayakan penyajian
dengan rata-rata 89,06% pada kriteria
sangat baik, kelayakan bahasa dengan
rata-rata 85,00% pada kriteria sangat
baik dan kelayakan buku dengan rata-
rata 89,06 pada kriteria sangat baik..
Dengan demikian, bahan ajar berbasis
pengalaman berupa modul yang
dikembangkan secara keseluruhan
termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
Hasil validasi dari ahli desain
terhadap kelayakan desain dalam
pengembangan bahan ajar berupa
modul pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman untuk siswa
yang dikembangkan menunjukkan
bahwa ukuran modul memiliki
persentase rata-rata 87,50% pada
kriteria sangat baik, desain sampul
modul dengan rata-rata 88,89% pada
kriteria sangat baik, dan desain isi
modul dengan rata-rata 88,82% pada
kriteria sangat baik. Hasil persentase
rata-rata dari keseluruhan sub
komponen penilaian desain adalah
88,75% dengan kriteria “sangat baik”.
Dengan demikian, kelayakan desain
bahan ajar berbasis masalah berupa
modul yang dikembangkan dapat
dijadikan pola desain yang akan
digunakan siswa.
Hasil data yang diperoleh dari
guru, menyatakan bahwa bahan ajar
berupa modul pembelajaran menulis
cerpen berbasis pengalaman untuk
siswa kelas VII yang dikembangkan
sesuai dengan penilaian indikator
31
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
dalam pernyataan secara keseluruhan
dengan rata-rata 86,03% pada kriteria
“sangat baik”.
Data-data yang diperoleh dari
siswa bahwa bahan ajar berupa modul
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pengalaman yang dikembangkan
sesuai dengan penilaian indikator
dalam pernyataan secara keseluruhan
menunjukkan bahwa (1) persentase
rata-rata dari uji coba perorangan
adalah 79,86% dengan kriteria “baik”,
(2) persentase rata-rata dari uji coba
kelompok kecil adalah 81,25%
dengan kriteria “sangat baik”, dan (3)
persentase rata-rata dari uji kelompok
lapangan terbatas adalah 88,57%
dengan kriteria “sangat baik”. Data
hasil respon siswa terhadap modul
yang dikembangkan mengalami
peningkatan yaitu peningkatan
sebesar 1,39% dari uji coba
perorangan ke uji coba kelompok
kecil, dan peningkatan 7,32% dari uji
coba kelompok kecil ke uji coba
kelompok lapangan terbatas.
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang
dideskripsikan dalam penelitian ini
adalah dalam bentuk pretes dan
postes, sebelum dan sesudah
menggunakan modul pembelajaran
menulis cerpen berbasis pengalaman.
Pada tahap pretes diperoleh hasil
belajar siswa satu kelas yang
berjumlah 35 orang dengan jumlah
2229 dengan rata-rata 63,69%,
seedangkan pada tahap postes
diperoleh hasil belajar dengan jumlah
nilai 2612 dengan rata-rata 74,63%.
3. Efektivitas Modul
Berdasarkan analisis, nilai
rata-rata pada siswa yang
menggunakan modul berbasis
pengalaman lebih tinggi dengan
jumlah 2612 dengan rata-rata 74,63%
dibandingkan nilai rata-rata siswa
sebelum menggunakan bahan ajar
berupa modul yang berjumlah 2229
dengan rata-rata 63,69%. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa
yang menggunakan modul menulis
cerpen berbasis pengalaman dan
siswa yang tidak menggunakan
modul.. Disimpulkan bahwa modul
hasil pengembangan efektif dan layak
dipakai sebagai sumber belajar.
KESIMPULAN Berdasarkan rumusan, tujuan,
hasil, dan pembahasan dalam
penelitian pengembangan modul
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pengalaman ini pada siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Kolang yang
dikemukakan sebelumnya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Produk modul berbasis
pengalaman yang dikembangkan
pada materi pembelajaran menulis
cerpen untuk siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Kolang memenuhi
syarat dan layak digunakan
berdasarkan validasi ahli materi
meliputi kelayakan isi dengan
rata-rata delapan puluh delapan
koma delapan puluh delapan
persen pada kriteria sangat baik,
kelayakan penyajian dengan rata-
rata delapan puluh sembilan koma
enam persen pada kriteria sangat
baik, aspek bahasa dengan rata-
rata delapan puluh lima persen
pada kriteria sangat baik, aspek
kelayakan buku dengan rata-rata
delapan puluh sembilan koma
enam persen pada kriteria sangat
baik, dan validasi ahli desain
dengan rata-rata delapan puluh
delapan koma tujuh puluh lima
persen pada kriteria sangat baik.
32
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
2. Hasil belajar siswa yang diperoleh
sebelum menggunakan modul
pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman berjumlah
dua ribu dua ratus dua puluh
sembilan dengan nilai rata-rata
enam puluh tiga koma enam puluh
sembilan persen dan hasil belajar
siswa setelah menggunakan modul
pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman berjumlah
dua ribu enam ratus dua belas
dengan rata-rata tujuh puluh
empat koma enam puluh tiga
persen.
3. Penggunaan modul berbasis
pengalaman lebih efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini ditunjukkan hasil belajar
siswa yang dibelajarkan
menggunakan modul yang
dikembangkan lebih tinggi dari
hasil belajar siswa yang tidak
dibelajarkan dengan menggu-
nakan modul atau hanya
menggunakan buku teks.
SARAN Berdasarkan hasil temuan
yang telah diuraikan pada simpulan
dari hasil penelitian pengembangan
modul ini, berikut diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Produk hasil penelitian
pengembangan modul
pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman ini
diharapkan dapat digunakan
dalam proses pembelajaran
sehingga dapat membantu siswa
untuk memahami materi
pembelajaran, dan mampu
mengaitkan pembelajaran yang
diperoleh dengan kehidupan
sehari-hari.
2. Mengingat hasil penelitian
pengembangan modul
pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman ini masih
memungkinkan dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang belum mampu
terkendali, maka perlu kiranya
dilakukan penelitian lebih lanjut
pada sampel yang lebih banyak
dan luas.
3. Produk hasil penelitian
pengembangan modul
pembelajaran menulis cerpen
berbasis pengalaman ini
diharapkan dapat digunakan
peneliti selanjutnya untuk menguji
keefektifan modul tersebut pada
pembelajaran menulis cerpen dan
diharapkan ada pengembangan
modul pembelajaran lainnya
dengan pendekatan serupa
maupun pendekatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Panduan Penyususnan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Arifin, S dan Adi K. 2009. Sukses
Menulis Buku Ajar &
Referensi. Jakarta: PT
Grasindo.
Cahyani, I. 2000. Peran Experiential
Learning dalam Meningkatkan
Motivasi Pembelajar
BIPA. Makalah. Bandung:
Universitas Pendidikan
Indonesia.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul
Bahan Ajar untuk Persiapan
Guru dalam Mengajar.
Yogyakarta: Gava Media.
33
Jurnal Penelitian Binalita Sudama Volume 4, NOmor 1, Mei 2019
Depdiknas. 2002. Teknik Belajar
dengan Modul. Jakarta: Dirjen
Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Depdiknas, 2003. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Diponegoro, M. 2011. Nulis Cerpen
Yuk!.Jakarta: Narasi.
Kolb, D. A. 1984. Experiential
Learning: Experience as the
Source of Learning and
Development. Englewood
Cliffs, N. J.: Prentice-Hall.
Laksana. 2006. Ketatabahasaan dan
Kesusastraan Cermat
Berbahasa Indonesia.
Bandung: Yrama Widya.
Nurgiyantoro, B. 2012. Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada
University Press.
Putra, N. 2012. Research &
Development Penelitian dan
Pengembangan: Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali
Pers. . .
Sayuti, S. A. dkk. 2009. Modul
Menulis Fiksi. Yogyakarta:
PBSI FBS UNY.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pengembangan. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. dan Erliana S..
2012. Kurikulum dan
Pembelajaran Kompetensi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sukmadinata, N. S. 2013. Metode
Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumardjo, J. 1997. Catatatan Kecil
Tentang Menulis Cerpen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryaman, M. 2006. Pedoman
Penulisan Buku Pelajaran
Penjelasan Standar Mutu
Buku Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia. Jakarta:
Pusat Perbukuan Depertemen
Pendidikan Nasional.
Suryaman, M. dkk.. 2006. Panduan
Pengembangan Materi
Pembelajaran Sekolah
Menengah Pertama Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia.
Diktat. Depertemen
Pendidikan Nasional.
Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Angkasa: Bandung.
Thahar, H. E. 1999. Kiat Menulis
Cerpen. Bandung: Angkasa.
Waluyo, B. 2013. Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk Kelas VII
SMP dan MTs. Jakarta:
Platinum.
Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
115