jurnal - pengairan.ub.ac.idpengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/audit... ·...
TRANSCRIPT
AUDIT TEKNIS SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN AKNOP PADA
DAERAH IRIGASI TUK KUNING
JURNAL
TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR
TEKNIK SUMBER DAYA AIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik
AZIZ RIZAL PRASETIYO
NIM. 125060400111017
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
AUDIT TEKNIS SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN AKNOP PADA
DAERAH IRIGASI TUK KUNING
Aziz Rizal Prasetiyo1, Dwi Priyantoro2, Ussy Andawayanti2
1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
email: [email protected]
ABSTRAK Daerah Irigasi Tuk Kuning adalah daerah irigasi lintas propinsi, yaitu Kabupaten
Sleman (DIY) dan Kabupaten Klaten (Jateng) yang berarti DI. Tuk Kuning merupakan
wewenang dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, perlu adanya
kegiatan audit teknis untuk menganalisa kinerja jaringan irigasi DI. Tuk Kuning, mengetahui
rencana kegiatan terkait O&P, dan mengetahui pembiayaan dari rencana kegiatan secara
nyata tersebut. Nilai indeks kinerja eksisting DI. Tuk Kuning yang merupakan hasil dari kegiatan audit
teknis adalah 56,31% yang berarti kinerja kurang dan perlu perhatian. Oleh karena itu, perlu
adanya kegiatan rehabilitasi sebelum dilakukan operasi dan pemeliharaan. Kegiatan
rehabilitasi meliputi perbaikan pasangan, perbaikan bagian pintu yang rusak, pembuatan
bangunan ukur, bangunan bagi, bangunan sadap, bangunan bagi sadap, dan bangunan terjun.
Sedangkan, rencana kegiatan pemeliharaan yang diperlukan DI. Tuk Kuning yaitu galian
sedimen, pembersihan vegetasi dan pengadaan nomenklatur. Jumlah biaya dari rencana
kegiatan yang diperlukan DI. Tuk Kuning adalah Rp2.201.702.081,15 dengan biaya
rehabilitasi sebesar Rp1.994.571.670,65 dan biaya O&P per tahun sebesar
Rp207.130.410,58, sedangkan biaya O&P per tahun per hektar sebesar Rp633.426,33.
Kata kunci : audit teknis, AKNOP, operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi
ABSTRACT
The irrigation area of Tuk Kuning is a cross-provincial irrigation area, Sleman Regency
(DIY) and Klaten Regency (Jateng) which means Tuk Kuning is the authority of Central
Government and local governments. Therefore, it needs for the activities of technical audit
to analyze performance in Tuk Kuning’s irrigation, knowing the plan of activities related
O&P, and find out the financing of the plan of activities for real.
Existing performance index value of Tuk Kuning’s irrigation area was a result of the
technical audit is 56.31% which means less performance and need attention. Therefore, the
need for rehabilitation activities more prior than operation and maintenance. rehabilitation
activities include improvements to the couple, the repair of the damaged door parts,
manufacture of building surveyor, building to building, a building for the sadap sadap falls,
and buildings. Meanwhile, plan of maintenance activities include. dredging sediments,
cleaning vegetation and the procurement of nomenclature. The total cost of the plan the
necessary activities of Tuk Kuning’s irrigation area is Rp2.201.702.081,15 with the
rehabilitation costs of Rp1.994.571.670,65 and O&P costs per year of Rp 207.130.410,58
meanwhile the cost of O&P per year per hectare amounting to Rp633.426.33.
Keywords: technical audit, AKNOP, operation and maintenance, rehabilitation
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris
karena sebagian besar penduduk di negara
Indonesia bekerja di sektor pertanian dan
perkebunan. Pertanian erat hubungannya
dengan ketersediaan air. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor
12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi, irigasi
adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang
pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah
tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Daerah Irigasi Tuk Kuning/Tempur
adalah daerah irigasi lintas propinsi, yakni
Kabupaten Sleman (DIY) dan Kabupaten
Klaten (Jateng). Daerah irigasi Tuk
Kuning/Tempur dibangun cukup lama dan
mendapatkan dana operasi dan
pemeliharaan dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Kerusakan pada fisik
bangunan dapat menyebabkan kapasitas air
yang lewat berkurang, sehingga kebutuhan
air pada petak sawah tidak terpenuhi secara
optimum.
Kinerja eksisting dinilai untuk
mengetahui langkah selanjutnya dalam
penyusunan AKNOP. Dari penilaian
tersebut, didapatkan usulan kegiatan yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan nyata
yang diperlukan. Dan rencana anggaran
biaya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
nyata.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Pengumpulan Data Penelitian
Dalam pengerjaan studi ini, dibutuhkan
data data berikut:
1. Data debit
Data ini dibutuhkan dalam
perhitungan debit andalan dengan
jumlah data sebanyak 10 tahun yaitu
dari 2006 – 2015.
2. Data tanaman
Data ini dibutuhkan dalam
perhitungan intensitas tanaman, satuan
kebutuhan air, rencana tata tanam
dengan jumlah data sebanyak 10 tahun
yaitu dari 2006 – 2015.
3. Data hujan
Data ini dibutuhkan dalam
perhitungan hujan andalan dengan
jumlah data sebanyak 10 tahun yaitu
dari 2006 – 2015
4. Data pengukuran
Data ini berupa data pengukuran
topografi dan dimensi sepanjang
jaringan irigasi baik saluran dan
bangunan irigasi. Data ini diperlukan
untuk perhitungan evaluasi saluran dan
bangunan irigasi.
5. Data klimatologi
Data ini dibutuhkan dalam
perhitungan evapotranspirasi yang
nantinya akan digunakan untuk
perhitungan satuan kebutuhan air
metode PU.
6. Data debit banjir rancangan
Data ini merupakan hasil olahan
dari data hujan rancangan. Diperlukan
untuk perhitungan evaluasi bangunan
irigasi.
7. Data survei petani
Data ini berupa hasil wawancara
dengan petani setempat terkait
penggunaan air di sawah dan hasil
tanaman yang didapat dalam sekali
musim tanam.
8. Data debit banjir rancangan
Data ini berupa penilaian secara
fisik bangunan dan saluran irigasi yang
sesuai dengan lapangan digunakan
dalam analisa indeks kinerja jaringan
irigasi yang nantinya akan digunakan
untuk rencana perbaikan saluran dan
bangunan irigasi.
9. Data debit banjir rancangan
Data ini digunakan untuk
menganalisa indeks kinerja jaringan
irigasi dan rencana pemeliharaan.
2.2 Lokasi Studi
Lokasi studi ini berada di Kabupaten
Sleman (DI. Yogyakarta) dan Kabupaten
Klaten (Jawa Tengah).
Gambar 1. Lokasi DI. Tuk Kuning
2.3 Rancangan Penelitian 1. Penilaian Kinerja dan Audit Teknis
Melakukan audit teknis pada unsur-
unsur yang terkait pada operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi. Audit
teknis terdiri dari analisa jaringan
irigasi, analisa intensitas tanaman, dan
analisa organisasi operasi dan
pemeliharaan.
2. Perencanaan Usulan Kegiatan
Menganalisa kebutuhan jaringan
irigasi terkait pada operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi dan
merencanakan secara teknis operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi.
3. Rencana Anggaran Biaya
Menyusun AKNOP jaringan irigasi
yang terdiri dari matriks kebutuhan,
rencana kerja O&P, dan RAB O&P.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Audit Teknis Secara Kuantitatif
A.1 Evaluasi Bangunan Utama
Kegiatan evaluasi bangunan utama
adalah sebagai berikut.
1. Bendung
a) Evaluasi kapasitas rencana dan
tinggi tekan air di atas mercu
bendung
b) Evaluasi tinggi muka air di atas
mercu dibandingkan dengan
tinggi jagaan yang ada
2. Drop Structure atau Peredan Energi
a) Evaluasi panjang peredam energi
pertama dengan menggunakan
teori USBR tipe I.
b) Evaluasi panjang peredam energi
kedua dan ketiga dengan
menggunakan teori terjun (drop
structure).
3. Evaluasi gerusan di hilir peredam
energi
Tabel 1. Evaluasi Bangunan Utama DI.
Tuk Kuning No Uraian Keterangan
1 Tinggi muka air di
atas mercu (h = 1,77
m).
Kontrol tinggi muka air
pada saat Q50
memenuhi, karena
tinggi jagaan yang
tersedia sebesar 1,90 m.
2 Panjang lantai kolam
olak pertama (USBR
tipe I),
Lj = 11,00 m.
Kontrol panjang kolam
olak eksisting memuhi
karena panjangnya,
Lj = 11,80 m.
3 Panjang lantai kolam
olak kedua (drop
structure),
LT = 19,10 m.
Kontrol panjang kolam
olak eksisting tidak
memenuhi karena
panjangnya,
LT = 11,50 m.
4 Panjang lantai kolam
olak ketiga (drop
structure),
LT = 18,10 m.
Kontrol panjang kolam
olak eksisting tidak
memenuhi karena
panjangnya,
LT = 1,50 m. Akan
tetapi, terdapat material
batu alam yang
berfungsi sebagai
peredam energi
sehingga tidak boleh
diambil sampai jarak
sekitar 2,00 m.
Sumber: Hasil Perhitungan
A.2 Evaluasi Saluran Irigasi
Evaluasi saluran irigasi ini meliputi
evaluasi kemampuan kapasitas saluran
untuk melewatkan debit rencana.
Kapasitas aliran dievaluasi berdasarkan
tinggi tanggul eksisting dibandingkan
dengan kedalaman air yang didapatkan
berdasarkan debit yang lewat dan dimensi
saluran yang ada.
Evaluasi yang dilakukan ditinjau
dengan 3 (tiga) kondisi, yaitu
1. Kondisi kebutuhan air irigasi
2. Kondisi kebutuhan air irigasi +
drainase
3. Kondisi penaikan dasar saluran pada
setiap bangunan sadap (kebutuhan air
irigasi + drainase).
Tabel 2. Evaluasi Saluran Irigasi Eksisting
Kondisi Keb. Air Irigasi
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 3. Evaluasi Saluran Irigasi Eksisting
Kondisi Keb. Air Irigasi +
Drainase
Sumber: Hasil Perhitungan
Muka Air
(m) (m) (m)
[6] [9] [18]
P.1 - B.TP.Ki.1b 0,276 1,522 Aman
B.TP.Ki.1b - P.6 0,221 0,786 Aman
P.6 - B.TP.Ki.1 0,290 0,786 Aman
Saluran Sekunder Kokosan
B.TP.Ki.1 - P.3 0,131 0,612 Aman
P.3 - B.KK.1 0,233 0,612 Aman
B.KK.1 - P.5 0,256 0,713 Aman
P.5 - B.KK. 2 0,197 0,713 Aman
B.KK. 2 - B.KK.3 0,122 0,846 Aman
B.KK.3 - P.12 0,118 0,868 Aman
P.13 - B.KK.4 0,103 0,946 Aman
B.KK.4 - B.KK.5 0,069 1,086 Aman
B.KK.5 - B.KK.6 0,077 1,082 Aman
B.KK.6 - B.KK.7 0,089 0,998 Aman
B.KK.7 - B.KK.8 0,083 0,936 Aman
B.KK.8 - B.KK.9 0,044 0,853 Aman
B.KK.9 - B.KK.10 0,084 0,822 Aman
B.KK.10 - B.KK.11 0,044 0,894 Aman
B.KK.11 - B.KK.12 0,029 1,232 Aman
B.KK.12 - P.40 0,051 1,074 Aman
Saluran Sekunder Bugisan
B.TPKr.1 - P.1 0,082 3,179 Aman
P.1 - B.BG.1 0,171 3,179 Aman
B.BG.1 - B.BG.2 0,153 3,179 Aman
B.BG.2 - B.BG.3 0,244 2,160 Aman
B.BG.3 - B.BG.4 0,126 1,185 Aman
B.BG.4 - B.BG.5 0,102 1,320 Aman
B.BG.5 - B.BG.6b 0,097 1,001 Aman
B.BG.6b - B.BG.6 0,114 1,045 Aman
B.BG.6 - B.BG.7 0,096 1,281 Aman
B.BG.7 - B.BG.8 0,119 1,281 Aman
B.BG.8 - B.BG.9 0,127 1,281 Aman
B.BG.9 - B.BG.10 0,098 1,281 Aman
B.BG.10 - B.BG.11 0,104 1,011 Aman
B.BG.11 - B.BG.12 0,073 0,922 Aman
B.BG.12 - B.BG.13 0,057 0,922 Aman
B.BG.13 - B.BG.14 0,033 1,247 Aman
Saluran Sekunder Tempur Kanan
P.1 - P.5 0,299 1,422 Aman
P.5 - B.TPKn.1 0,169 1,422 Aman
B.TPKn.1 - B.TPKn.2 0,209 1,055 Aman
B.TPKn.2 - B.TPKn.3 0,293 1,000 Aman
B.TPKn.3 - B.TPKn.4 0,142 1,010 Aman
B.TPKn.4 - B.TPKn.5 0,141 1,739 Aman
B.TPKn.5 - B.TPKn.6 0,166 1,001 Aman
B.TPKn.6 - B.TPKn.7 0,138 1,120 Aman
Saluran Sekunder Pondok
P.0 - B.PD.1 0,096 0,938 Aman
B.PD.1 - B.PD.2 0,158 0,974 Aman
B.PD.2 - B.PD.3 0,125 0,799 Aman
B.PD.3 - B.PD.4 0,586 0,851 Aman
B.PD.4 - B.PD.5 0,371 1,101 Aman
B.PD.5 - B.PD.6 0,269 1,001 Aman
[2]
Saluran Primer Tempur Kiri
hrencana
Kontrol Tanggul
Ruas Saluran
Muka Air
(m) (m) (m)
[6] [9] [18]
P.1 - B.TP.Ki.1b 0,276 1,522 Aman
B.TP.Ki.1b - P.6 0,221 0,786 Aman
P.6 - B.TP.Ki.1 0,300 0,786 Aman
Saluran Sekunder Kokosan
B.TP.Ki.1 - P.3 0,136 0,612 Aman
P.3 - B.KK.1 0,241 0,612 Aman
B.KK.1 - P.5 0,266 0,713 Aman
P.5 - B.KK. 2 0,204 0,713 Aman
B.KK. 2 - B.KK.3 0,127 0,846 Aman
B.KK.3 - P.12 0,127 0,868 Aman
P.13 - B.KK.4 0,111 0,946 Aman
B.KK.4 - B.KK.5 0,078 1,086 Aman
B.KK.5 - B.KK.6 0,089 1,082 Aman
B.KK.6 - B.KK.7 0,115 0,998 Aman
B.KK.7 - B.KK.8 0,164 0,936 Aman
B.KK.8 - B.KK.9 0,092 0,853 Aman
B.KK.9 - B.KK.10 0,226 0,822 Aman
B.KK.10 - B.KK.11 0,127 0,894 Aman
B.KK.11 - B.KK.12 0,123 1,232 Aman
B.KK.12 - P.40 0,224 1,074 Aman
Saluran Sekunder Bugisan
B.TPKr.1 - P.1 0,176 3,179 Aman
P.1 - B.BG.1 0,176 3,179 Aman
B.BG.1 - B.BG.2 0,159 3,179 Aman
B.BG.2 - B.BG.3 0,267 2,160 Aman
B.BG.3 - B.BG.4 0,140 1,185 Aman
B.BG.4 - B.BG.5 0,129 1,320 Aman
B.BG.5 - B.BG.6b 0,108 1,001 Aman
B.BG.6b - B.BG.6 0,146 1,045 Aman
B.BG.6 - B.BG.7 0,270 1,281 Aman
B.BG.7 - B.BG.8 0,363 1,281 Aman
B.BG.8 - B.BG.9 0,423 1,281 Aman
B.BG.9 - B.BG.10 0,345 1,281 Aman
B.BG.10 - B.BG.11 0,423 1,011 Aman
B.BG.11 - B.BG.12 0,395 0,922 Aman
B.BG.12 - B.BG.13 0,458 0,922 Aman
B.BG.13 - B.BG.14 0,348 1,247 Aman
Saluran Sekunder Tempur Kanan
P.1 - P.5 0,299 1,422 Aman
P.5 - B.TPKn.1 0,169 1,422 Aman
B.TPKn.1 - B.TPKn.2 0,258 1,055 Aman
B.TPKn.2 - B.TPKn.3 0,380 1,000 Aman
B.TPKn.3 - B.TPKn.4 0,193 1,010 Aman
B.TPKn.4 - B.TPKn.5 0,197 1,739 Aman
B.TPKn.5 - B.TPKn.6 0,243 1,001 Aman
B.TPKn.6 - B.TPKn.7 0,205 1,120 Aman
Saluran Sekunder Pondok
P.0 - B.PD.1 0,097 0,938 Aman
B.PD.1 - B.PD.2 0,158 0,974 Aman
B.PD.2 - B.PD.3 0,125 0,799 Aman
B.PD.3 - B.PD.4 0,586 0,851 Aman
B.PD.4 - B.PD.5 0,371 1,101 Aman
B.PD.5 - B.PD.6 0,269 1,001 Aman
Kontrol Tanggul
kananRuas Saluran
[2]
Saluran Primer Tempur Kiri
h
Tabel 4. Evaluasi Saluran Irigasi Eksisting
Kondisi Peninggian Dasar
Saluran
Sumber: Hasil Perhitungan
A.3 Neraca Air Eksisting
Neraca air adalah perbandingan debit
kebutuhan irigasi dan debit ketersediaan.
Debit kebutuhan dihitung setiap periode
setiap bulan. Sedangkan debit ketersediaan
memakai debit intake yang sudah
diandalkan sebesar 80%..
Tabel 5. Pola Tanam Eksisting DI. Tuk
Kuning
Tabel 6. Neraca Air Eksisiting Tempur
Kanan
Sumber: Hasil Perhitungan
h1'' Tinggi Tanggul
Kanan
m (m) Tanggul Kanan
Saluran Sekunder Kokosan
1 B.KK.1 0,46 0,612 Aman
2 B.KK.2 0,46 0,713 Aman
3 B.KK.3 0,42 0,946 Aman
4 B.KK.4 0,39 1,086 Aman
5 B.KK.5 0,39 1,082 Aman
6 B.KK.6 0,38 0,998 Aman
7 B.KK.7 0,39 0,936 Aman
8 B.KK.8 0,45 0,853 Aman
9 B.KK.9 0,43 0,822 Aman
10 B.KK.10 0,46 0,894 Aman
11 B.KK.11 0,45 1,232 Aman
12 B.KK.12 0,45 1,074 Aman
Saluran Sekunder Bugisan
1 B.BG.1 0,50 3,179 Aman
2 B.BG.2 0,50 3,179 Aman
3 B.BG.3 0,50 2,160 Aman
4 B.BG.4 0,46 1,185 Aman
5 B.BG.5 0,45 1,320 Aman
6 B.BG.6 0,45 1,001 Aman
7 B.BG.7 0,48 1,045 Aman
8 B.BG.8 0,62 1,281 Aman
9 B.BG.9 0,64 1,281 Aman
10 B.BG.10 0,63 1,281 Aman
11 B.BG.11 0,63 1,281 Aman
12 B.BG.12 0,62 1,011 Aman
13 B.BG.13 0,66 0,922 Aman
14 B.BG.14 0,66 0,922 Aman
Saluran Sekunder Tempur Kanan
1 B.Tp.Kn.1 0,53 1,422 Aman
2 B.Tp.Kn.2 0,62 1,055 Aman
3 B.Tp.Kn.3 0,60 1,000 Aman
4 B.Tp.Kn.4 0,51 1,010 Aman
5 B.Tp.Kn.5 0,50 1,739 Aman
6 B.Tp.Kn.6 0,46 1,001 Aman
7 B.Tp.Kn.7 0,49 1,120 Aman
Saluran Sekunder Pondok
1 B.PD.1 0,40 0,938 Aman
2 B.PD.2 0,40 0,974 Aman
3 B.PD.3 0,40 0,799 Aman
4 B.PD.4 0,44 0,851 Aman
5 B.PD.5 0,44 1,101 Aman
6 B.PD.6 0,45 1,001 Aman
Keterangan
Muka AirNo. NomenklaturNop I
II
Des I
II
Jan I
II
Feb I
II
Mar I
II
Apr I
II
Mei I
II
Jun I
II
Jul I
II PL PL
Agust I
II
Sep I
II
Okt I
II
PRT.2
Pola Tanam Eksisting
PRT.2
PL
PRT.1
PRT.2
PRT.2
Tempur Kanan Tempur Kanan
PL
PRT.1
PRT.2
PRT.2
PRT.2
PL
PRT.1
MT.III
Musim
TanamBulan Periode
PL
PRT.1
PRT.2
MT.I
MT.II
Total Q
I 90,13 130,80 1,45 Terus menerus
II 180,25 148,80 0,83 Terus menerus
I 132,94 248,60 1,87 Terus menerus
II 132,94 208,00 1,56 Terus menerus
I 132,94 160,80 1,21 Terus menerus
II 132,94 132,00 0,99 Terus menerus
I 131,63 177,80 1,35 Terus menerus
II 131,63 318,00 2,42 Terus menerus
I 131,63 278,20 2,11 Terus menerus
II 97,85 253,60 2,59 Terus menerus
I 195,70 268,00 1,37 Terus menerus
II 138,04 107,20 0,78 Terus menerus
I 138,04 241,20 1,75 Terus menerus
II 138,04 85,20 0,62 Gilir petak
I 138,04 223,00 1,62 Terus menerus
II 131,53 209,00 1,59 Terus menerus
I 131,53 63,20 0,48 Gilir sal. tersier
II 131,53 123,20 0,94 Terus menerus
I 46,39 128,60 2,77 Terus menerus
II 46,39 124,40 2,68 Terus menerus
I 46,39 120,40 2,60 Terus menerus
II 46,39 93,00 2,00 Terus menerus
I 46,39 43,27 0,93 Terus menerus
II 46,39 97,60 2,10 Terus menerus
Q Andalan 80% Intake
Kanan (lt/dt)Bulan Periode
Q Kebutuhan
Tempur Kanan
103 ha
Agust
Des
Nop
Jan
Feb
Sep
Okt
Mei
Mar
Apr
Evaluasi Pembagian Air Eksisting
Tingkat GilirFaktor K
Jun
Jul
Tabel 7. Neraca Air Eksisiting Tempur
Kiri
Sumber: Hasil Perhitungan
A.4 Intensitas Tanam
Pencapaian intensitas tanam
dievaluasi berdasarkan data laporan tanam
5 (lima) tahun terakhir dilengkapi dengan
evaluasi neraca air. Kriteria yang
digunakan untuk menilai adalah:
a. Intensitas tanam < 200% (kategori
rendah)
b. Intensitas tanam 200% - 250%
(kategori sedang)
c. Intensitas tanam > 250% (kategori
tinggi).
Hasil dari evaluasi intensitas tanam
DI. Tuk Kuning sebesar 300%.
A.5 Organisasi Operasi dan
Pemeliharaan
Jumlah personil yang ada dan usulan
rencana kebutuhan untuk mengelola
pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi DI. Tuk Kuning disajikan
pada tabel berikut ini
Tabel 8. Kebutuhan Personalia Organisasi
Operasi dan Pemeliharaan DI.
Tuk Kuning Daerah
Irigasi
Jabatan
Organisasi
Tersedia
(orang)
Usulan
(orang)
Tuk
Kuning
Pengamat
Pengairan
1 -
Juru Pengairan - 1
Daerah
Irigasi
Jabatan
Organisasi
Tersedia
(orang)
Usulan
(orang)
Petugas
Bendung
1 2
Penjaga Pintu
Air
- 8
Pekerja
Saluran
- 6
Sumber: Hasil Analisa
B. Audit Teknis dengan Blangko
Penulusuran jaringan irigasi dilakukan
untuk melakukan penilaian secara fisik dan
real dari lapangan. Kegiatan penilaian
dilakukan sesuai dgn blangko yang ada.
Kegiatan mengevaluasi secara kuantitatif
juga merupakan penilaian untuk
menentukan indeks kinerja jaringan irigasi
tersebut.
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Penilaian
Indeks Kinerja menggunakan
Blangko
No. Parameter Yang ada
%
1. Prasarana Fisik 25,00
2. Produktivitas tanam 8,66
3. Sarana Penunjang 5,65
4. Organisasi Personalia 8,60
5. Dokumentasi 3,10
6. P3A 5,30
JUMLAH 56,31
Sumber: Hasil Perhitungan
Sesuai dengan peraturan menteri yang
berlaku, DI. Tuk Kuning termasuk dalam
kategori kinerja kurang dan perlu
perhatian. Maka dari itu, sesuai dengan
kebutuhan nyatanya, diperlukan kegiatan
rehabilitasi terlebih dahulu dan selanjutnya
diberlakukan kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan.
C. Analisa Kegiatan Kebutuhan Nyata
Analisa ini pada dasarnya merupakan
kebutuhan nyata yang diperlukan untuk
meningkatkan dan menjaga kinerja
jaringan irigasi dengan pemilahan lingkup
kegiatan. Dari hasil analisa dan survey
inventarisasi jaringan irigasi serta evaluasi
penggunaan air irigasi dari data OP dapat
Total Q
I 130,71 63,80 0,49 Gilir sal. tersier
II 235,20 56,00 0,24 Gilir sal. sekunder
I 470,40 72,00 0,15 Gilir sal. sekunder
II 295,42 82,80 0,28 Gilir sal. sekunder
I 295,42 96,20 0,33 Gilir sal. sekunder
II 295,42 86,40 0,29 Gilir sal. sekunder
I 295,42 115,20 0,39 Gilir sal. sekunder
II 307,95 198,60 0,64 Gilir petak
I 307,95 124,80 0,41 Gilir sal. tersier
II 307,95 153,00 0,50 Gilir sal. tersier
I 282,24 175,80 0,62 Gilir petak
II 564,48 168,00 0,30 Gilir sal. sekunder
I 298,33 122,40 0,41 Gilir sal. tersier
II 298,33 83,20 0,28 Gilir sal. sekunder
I 298,33 86,40 0,29 Gilir sal. sekunder
II 298,33 80,00 0,27 Gilir sal. sekunder
I 334,19 78,80 0,24 Gilir sal. sekunder
II 334,19 78,00 0,23 Gilir sal. sekunder
I 334,19 93,40 0,28 Gilir sal. sekunder
II 130,71 98,40 0,75 Terus menerus
I 130,71 83,00 0,63 Gilir petak
II 130,71 42,60 0,33 Gilir sal. sekunder
I 130,71 37,40 0,29 Gilir sal. sekunder
II 130,71 43,40 0,33 Gilir sal. sekunder
Q Kebutuhan Evaluasi Pembagian Air Tempur
Faktor K Tingkat Gilir
Q Andalan 80% Intake
Kiri (lt/dt)
Mei
Apr
Jan
Feb
Mar
Nop
Des
Bulan PeriodeTempur Kiri
224 ha
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
diketahui tingkat kerusakan yang ada di
saluran maupun bangunan irigasi.
A. Rehabilitasi
a. Perbaikan
Kegiatan rencana perbaikan pada
DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Perbaikan pasangan yang
rusak pada saluran atau
bangunan
ii. Perbaikan bagian-bagian
pintu pengatur yang rusak
b. Penggantian
Kegiatan rencana penggantian
pada DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Pembuatan bangunan ukur
tipe drempel pada saluran
primer dan sekunder dan
bangunan ukur flume pada
saluran tersier
ii. Pembuatan pasangan pada
saluran yang belum ada
pasangan
iii. Pembuatan bangunan bagi,
bangunan sadap, dan
bangunan bagi sadap.
iv. Pembuatan bangunan terjun.
c. Pemeliharaan
Kegiatan rencana pemeliharaan
pada DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Galian sedimen pada saluran
dan bangunan irigasi
ii. Pembersihan vegetasi pada
saluran dan bangunan irigasi
iii. Pengadaan dan pemasangan
nomenklatur pada bangunan
irigasi
B. Operasi dan Pemeliharaan
a. Operasi
Kegiatan rencana operasi pada DI.
Tuk Kuning meliputi:
i. Pekerjaan pengumpulan data
(data debit, data curah hujan,
data luas tanam.
ii. Pekerjaan membuat Rencana
Penyediaan Air Tahunan,
Pembagian dan Pemberian Air
Tahunan, Rencana Tata Tanam
Tahunan, Rencana Pengeringan.
iii. Pekerjaan melaksanakan
pembagian dan pemberian air
(termasuk pekerjaan: membuat
laporan permintaan air, mengisi
papan operasi, mengatur bukaan
pintu).
iv. Pekerjaan mengatur pintu-pintu
air pada bendung berkaitan
dengan datangnya debit sungai
banjir.
v. Pekerjaan mengatur pintu
kantong lumpur untuk menguras
endapan lumpur.
b. Pemeliharaan
Kegiatan rencana pemeliharaan
pada DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Memberikan minyak pelumas
pada bagian pintu.
ii. Pengecatan pintu
iii. Membersihkan saluran dan
bangunan dari tanaman liar,
semak-semak, sampah, dan
kotoran.
iv. Pembuangan endapan lumpur di
bangunan ukur.
D. Rancangan Teknis AKNOP Irigasi
Dalam merencanakan AKNOP irigasi,
diperlukan rencana kegiatan OP yang
menunjang berfungsinya jaringan irigasi.
Sebelum melakukan kegiatan OP, harus
dilakukan kegiatan rehabilitasi karena
kinerja jaringan irigasi DI. Tuk Kuning
mendekati minimum. Rencana kegiatan
OP dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Rencana
Operasi dan Rencana Pemeliharaan. Sesuai
dengan indeks penilaian kinerja jaringan
irigasi DI. Tuk Kuning, maka diperlukan
juga rehabilitasi pada jaringan tersebut.
Maka dari itu, rencana kegiatan untuk DI.
Tuk Kuning tidak hanya operasi dan
pemeliharaan, rencana rehabilitasi
(perbaikan dan penggantian) juga
termasuk.
D.1 Rencana Kebutuhan Air
Metode yang dipakai yaitu metode
Stagnant Constant Head. Evaluasi
pembagian air dengan metode ini
dilakukan untuk memberikan air sesuai
dengan ketinggian air tertentu pada sawah
baik pada masa pengolahan tanah maupun
pada masa pemeliharaan tanaman.
Tabel 10. Data Kebutuhan Air Rencana di
Sawah Tempur Kanan
Fase Kegiatan
Tanam
Data Farm Real Use
H A T
cm m ha hr
Pengolahan 8,00 0,08 0,14 10,00
Pertumbuhan 1 4,00 0,04 0,14 8,00
Pertumbuhan 2 3,00 0,03 0,14 7,00
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 11. Data Kebutuhan Air Rencana di
Sawah Tempur Kiri
Fase Kegiatan
Tanam
Data Farm Real Use
H A T
cm m ha hr
Pengolahan 10,00 0,10 0,14 10,00
Pertumbuhan 1 5,00 0,05 0,14 8,00
Pertumbuhan 2 4,00 0,04 0,14 7,00
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 12. Kebutuhan Air Rencana di
Sawah Tempur Kanan
Fase Kegiatan Tanam
MT. I MT. II MT. III
lt/dt/ha lt/dt/ha lt/dt/ha
Pengolahan tanah 1,54 1,68
Pertumbuhan 1 0,96 1,00
Pertumbuhan 2 0,83 0,83
Kebutuhan Air Palawija 0,34
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 13. Kebutuhan Air Rencana di
Sawah Tempur Kiri
Fase Kegiatan Tanam
MT. I MT. II MT. III
lt/dt/ha lt/dt/ha lt/dt/ha
Pengolahan tanah 1,93 2,31
Pertumbuhan 1 1,21 1,22
Pertumbuhan 2 1,10 1,20
Kebutuhan Air Palawija 0,35
Sumber: Hasil Perhitungan
D.2 Rencana Tata Tanam
Rencana tata tanam daerah irigasi
adalah suatu jadwal kalender tanam yang
memberi petunjuk bagaimana penataan
rencana tanam selama 1 (satu) tahun
dimana didalamnya terdapat ketentuan-
ketentuan:
a. Ketersediaan debit sungai
b. Nilai kebutuhan air irigasi
c. Luas tanaman padi, palawija dan
lainnya
d. Kapan mulai tanam dan kapan tutup
tanam
e. Pengeringan saluran
f. Rencana sistem golongan yang akan
dijalankan.
D.3 Rencana Pembagian Blok
Golongan
Tipe Golongan untuk DI. Tuk Kuning,
Golongan Vertikal. Untuk DI. Tuk Kuning
dibagi menjadi 2 Blok utama.
Tabel 14. Rencana Pembagian Blok
Golongan
Blok/Gol Area
Irigasi Keterangan Ruas
saluran
Tempur Kanan ( Blok A)
103 Sekunder Tempur Kanan
Sub A.1 43,5 B.TPKn.1 - B.TPKn.7
Sub A.2 59,5 B.PD.1 - B.PD.6
Tempur Kiri ( Blok B)
224 Primer Tempur Kiri
Sub B.1 104 B.TPKr.1 - B.KK.12
Sub B.2 120 (B.BG.1 - B.BG.14
Jumlah 327
Sumber: Hasil Perhitungan
D.4 Rencana Pembagian Air
Jenis penmberian air irigasi dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu terus
menerus (proporsional pada kondisi debit
puncak dan debit berubah) dan secara
giliran (berselang untuk kondisi debit yang
tetap). Berikut kriteria pemberian air
dengan faktor K sesuai dengan peraturan
menteri nomor 12 tahun 2015.
Tabel 15. Kriteria Pembagian Air
Menggunakan Faktor K No. Kirteria Keterangan
1 K 0,70 Terus menerus
(continous flow)
2 0,50 < K < 0,7 Gilir tingkat tersier
3 K < 0,50 Gilir tingkat sekunder
Sumber: Peraturan Menteri No.12 Tahun
2015
D.5 Rencana Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin merupakan
kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang untuk memeriksa kondisi dari
jaringan irigasi tersebut. Biasanya kegiatan
ini dilakukan 15-30 hari sekali.
Pemeliharaan berkala dilakukan secara
kontraktual atau tidak sesuai dengan
kegiatan yang mau dilaksanakan.
Tabel 16. Rencana Alokasi Tugas
Pemeliharaan Rutin Penjaga Pintu
Air (PPA)
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 17. Rencana Alokasi Tugas
Pemeliharaan Rutin Pekerja
Saluran (PS)
Sumber: Hasil Perhitungan
E. Rencana Anggaran Biaya
Sebelum melakukan perhitungan
RAB, dilakukan perhitungan Harga Satuan
Pekerjaan (HSP) pada setiap pekerjaan
yang dibutuhkan pada DI. Tuk Kuning. Bill
of Quantity (BOQ) merupakan volume
pekerjaan yang harus diperhitungkan untuk
mendapatkan hasil akhir RAB.
Perhitungan HSP menggunakan harga
dasar daerah Kabupaten Sleman dan
Kabupaten Klaten tahun 2015.
Tabel 18. Rekapitulasi Biaya Kegiatan
Rehabilitasi dan O&P DI. Tuk
Kuning
No Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (Rp)
1 Biaya Pekerjaan Operasi 39.108.468,00
2 Biaya Pekerjaan
Pemeliharaan 168.021.942,58
2.1 Tahap Perencanaan 1.655.384,72
2.2 Tahap Pelaksanaan 166.366.557,86
3 Biaya Pekerjaan Operasi
dan Pemeliharaan 207.130.410,58
4 Biaya Pekerjaan Perbaikan
dan Penggantian 1.994.571.670,65
3.1 Saluran Primer Tempur Kiri
406.433.041,68
3.2 Saluran Sekunder
Kokosan 561.917.238,26
3.3 Saluran Sekunder
Bugisan 260.447.174,74
3.4 Saluran Sekunder Tempur Kanan
404.795.854,66
3.5 Saluran Sekunder
Pondok 360.978.361,31
TOTAL 2.201.702.081,23
Sumber: Hasil Perhitungan
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil audit teknis jaringan
irigasi menunjukan kinerjanya
mendekati minimum, yaitu sebesar
56,31%. Kondisi tersebut selain
diakibatkan oleh minimnya organisasi
sistem kelembagaan pengelolaan
operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi, juga disebabkan oleh usia
konstruksi yang sudah cukup lama
(Bendung mulai ada tahun 1923).
Maka dari itu, Daerah Irigasi Tuk
Kuning memerlukan kegiatan
rehabilitasi dan selanjutnya dilakukan
kegiatan operasi dan pemeliharaan
sesuai dengan pedoman yang
direncanakan.
2. Rekapitulasi usulan kegiatan DI. Tuk
Kuning adalah sebagai berikut: A. Rehabilitasi
a. Perbaikan
Kegiatan rencana perbaikan
pada DI. Tuk Kuning meliputi:
Saluran Bangunan Sadap
1 PPA 1Sek. Tempur Kiri dan
Sek. Kokosan
B.TPKr.1, B.TPKr.2,
B.KK.1, B.KK.2, B.KK.3
2 PPA 2B.KK.4, B.KK.5,
B.KK.6, B.KK.7
3 PPA 3B.KK.8, B.KK.9, B.KK.10,
B.KK.11, B.KK.12
4 PPA 4B.BG.1, B.BG.2, B.BG.3,
B.BG.4, B.BG.5
5 PPA 5B.BG.6, B.BG.7,
B.BG.8, B.BG.9
6 PPA 6B.BG.10, B.BG.11, B.BG.12,
B.BG.13, B.BG.14
7 PPA 7 Sek. Tempur KananB.TPKn.1, B.TPKn.2,
B.TPKn.3, B.TPKn.4
8 PPA 8Sek. Tempur Kanan
dan Sek. Pondok
B.TPKn.5, B.TPKn.6, B.TPKn.7,
B.PD.1, B.PD.2
9 PPA 9 Sek. PondokB.PD.3, B.PD.4,
B.PD.5, B.PD.6
NoLokasi Penugasan
Sek. Kokosan
Sek. Bugisan
Nama PPA
Saluran Jarak (Km)
1 PS 1 0+000 - 1+236
2 PS 2 1+236 - 2+156
3 PS 3 0+000 - 1+366
4 PS 4 1+366 - 2+650
5 PS 5 Sek. Tempur Kanan 0+000 - 1+054
Sek. Tempur Kanan 1+054 - 1+483
Sek. Pondok 0+000 - 0+486
NoNama Pekerja
Saluran
Sek. Tempur Kiri
Sek. Bugisan
PS 66
Lokasi Penugasan
i. Perbaikan pasangan yang
rusak pada saluran atau
bangunan
ii. Perbaikan bagian-bagian
pintu pengatur yang rusak
b. Penggantian
Kegiatan rencana penggantian
pada DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Pembuatan bangunan ukur
tipe drempel pada saluran
primer dan sekunder dan
bangunan ukur flume pada
saluran tersier
ii. Pembuatan pasangan pada
saluran yang belum ada
pasangan
iii. Pembuatan bangunan bagi,
bangunan sadap, dan
bangunan bagi sadap.
iv. Pembuatan bangunan
terjun.
c. Pemeliharaan
Kegiatan rencana
pemeliharaan pada DI. Tuk
Kuning meliputi:
i. Galian sedimen pada
saluran dan bangunan
irigasi
ii. Pembersihan vegetasi pada
saluran dan bangunan
irigasi
iii. Pengadaan dan pemasangan
nomenklatur pada bangunan
irigasi
B. Operasi dan Pemeliharaan
a. Operasi
Kegiatan rencana operasi pada
DI. Tuk Kuning meliputi:
i. Pekerjaan pengumpulan
data (data debit, data curah
hujan, data luas tanam.
ii. Pekerjaan membuat
Rencana Penyediaan Air
Tahunan, Pembagian dan
Pemberian Air Tahunan,
Rencana Tata Tanam
Tahunan, Rencana
Pengeringan.
iii. Pekerjaan melaksanakan
pembagian dan pemberian
air (termasuk pekerjaan:
membuat laporan
permintaan air, mengisi
papan operasi, mengatur
bukaan pintu).
iv. Pekerjaan mengatur pintu-
pintu air pada bendung
berkaitan dengan datangnya
debit sungai banjir.
v. Pekerjaan mengatur pintu
kantong lumpur untuk
menguras endapan lumpur.
b. Pemeliharaan
Kegiatan rencana
pemeliharaan pada DI. Tuk
Kuning meliputi:
i. Memberikan minyak
pelumas pada bagian pintu.
ii. Pengecatan pintu
iii. Membersihkan saluran dan
bangunan dari tanaman liar,
semak-semak, sampah, dan
kotoran.
iv. Pembuangan endapan
lumpur di bangunan ukur.
3. Jumlah biaya yang diperlukan untuk
kegiatan operasi pemeliharaan dan
kegiatan rehabilitasi DI. Tuk Kuning
adalah Rp2.201.702.081,15 dengan
rincian sebagai berikut: A. Biaya pekerjaan operasi dan
pemeliharaan per tahun
Rp207.130.410,58
B. Biaya pekerjaan rehabilitasi
(penggantian dan perbaikan)
Rp1.994.571.670,65
Sedangkan untuk biaya pekerjaan
operasi dan pemeliharaan per hektar
sebesar Rp633.426,33.
4.2 Saran
1. Pedoman operasi dan pemeliharaan
yang sudah direncanakan tidak akan
bisa tercapai apabila belum dilakukan
kegiatan rehabilitasi.
2. Organisasi pengelola daerah irigasi
yang meliputi UPT dan P3A harus
diaktifkan untuk menunjang pedoman
operasi dan pemeliharaan daerah
irigasi.
3. Kelembagaan yang melaksanakan
kegiatan O&P dan rehabilitasi DI. Tuk
Kuning yaitu Balai Besar Wilayah
Sungai, karena DI. Tuk Kuning berada
pada 2 (dua) kabupaten.
4. Anggaran untuk biaya pekerjaan
operasi dan pemeliharaan per hektar
per tahun dari pemerintah pusat
sebesar Rp350.000,00 – Rp
400.000,00. Dana tersebut masih
kurang karena kebutuhan DI. Tuk
Kuning lebih besar. Oleh karena itu,
masyarakat Petani Pengguna Air
(P3A) perlu mengadakan dana
swadaya untuk menutupi kekurangan
tersebut. 5. DAFTAR PUSTAKA
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2015. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor
12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Rakyat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2015. Rancangan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Tentang Konsepsi Penyusunan
Rancangan Pedoman Tata Cara
Penyusunan AKNOP Irigasi
Permukaan. Jakarta: Menteri Pekerjaan
Umum dan Pemukiman Rakyat.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2016. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor
28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta:
Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Rakyat.
Anonim. 2016. Rancangan Pedoman
Teknis Tentang Pedoman Analisa
Harga Satuan Pekerjaan Operasi dan
Pemeliharaan Irigasi. Jakarta.
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2010. Standar Perencanaan
Irigasi : Kriteria Perencanaan – 02.
Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Rakyat
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2010. Standar Perencanaan
Irigasi : Kriteria Perencanaan – 03.
Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Rakyat
Menteri Pekerjaan Umum dan Pemukiman
Rakyat. 2010. Standar Perencanaan
Irigasi : Kriteria Perencanaan – 04.
Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum dan
Pemukiman Rakyat
Mawardi, E., Memed, M., 2006. Desain
Hidraulik Bendung Tetap Untuk Irigasi
Teknis. Bandung: Alfa Beta.
Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Praktis.
Bandung : CV. Lubuk Agung.
Chow, Ven te. 1988. Open-Channel
Hydraulics. United States of America:
McGraw-Hill Book Company.
Subramanya, K. 1984. Flow in Open
Channels. New Delhi.: McGraw-Hill
Book Company.
Priyantoro, Dwi. 2010. Buku Ajar
Hidrolika Saluran Terbuka. Tidak
Dipublikasikan. Malang: Universitas
Brawijaya.
Tim Penyusun. 2016. Laporan Audit
Teknis dan Penyusunan AKNOP
Jaringan Irigasi WS POS. Tidak
Dipublikasikan. Malang: PT. Saka
Buana Yasa Selaras