jurnal aplika vol.12;no.1
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
-
JURNAL SAINS DANTEKNOLOGI
PelindungRektor Univors itas MularvannaKetua Lembaga Penelitian tjnlnUl
Pen ggung JrwabPembanlu Rektor I Udmul
Ketua Dcwan RedaksiDhanna Widada
Sekretrris Dewan RedaksiMislan
Sirkulasi dan KorespondensiNovy Pralisa PutriBuchariMuslimin
l8
-{r..iuri.1r \.J.:aukd H: :i( t,ttrrtt r::; . -).rirnl-ii;.r,i .:._
:\onseF \r'..3entuk B: r.- l
t;i'oltnJ B.r":
Pancaruh P.:-:3:ruhara T::r3aiduri Ene:-.it;1. Eti;, i O-
1i1:u::- T;riPrrr] ek D:l::rReliarr 0; -F
Penurunan IrKendaraanSedinl.ntasi-EDecrea\itig:
t']enurunan Konsenhasi TSS Pada Air Limbah Usaha Pencucian Kendama:BennolorDengan Menggunakan Kombirasi Sedimentasi-ElectlokoagulasiDecftasing TSS Cancentation ln ,vdnetrdt* Ol l'ehide lvdlhitry SerricUsingCot bine Se/linenhthn-Elec ocodgLloti.rtDwi Ermawati Rahayu, Khamilul lurqon 42
Terbit tiga kali setahun, bcrisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian kdtis dibidangillnLr pcngetahuan dan teknologi.
Jumal Sa;ns dan Tekrologi "Aplika" diterbitkan pertama kali Februari 2001 (Volumc 1, Nomor 1,F'ebruari 2001).Penyunting meneiDra sumbangan tulisan yang betum pernah diterbitkan dalan media lain. Naskahdiketik dengan lolmat seperti tercantum pada halaman kulil dalam belakang.
Harga langgaian 3 nomor setahun Rp- 200.000,- (tennasuk ongkos kirim). Untuk berlangganandapat menghubtrng i bagian sirku lasi dan korespondcnsi.
Penerbit/redaksi: Jumal llmiah 'APLIKA", Jl. Sanbaliung No. 9 Kampus Cunung Kcllra,Samariida 75119,Telpon(05,11)736834, I'ax. (0541)749315, e-mail: [email protected]
APLNKAVolume 12, Nomor 1, Februari 2012
lssN 1411-9730
Kesesuaian Kcndaraan Bermotor l'erhadap Vegetasi Pohon Ruang'lerbulHijau di Kota Samarinda Dengan Analisis lishbond (Caryttnhr t/ehic,llgainst I'he ltee l.egcl.ttian Grcen Space In SandtiDtld City lvith lishho,1rutb.sts)Iurqaan Ilarnsyani, S. Yun i Indriyanli IKonsep AuaL Pemhuatan Konstruksi t.apis Lindung Break Waler uentuBalokBergigilsi llrnah(?ftl"tindt), S td),Ol ConsLrtcli ] Latet Btudk lfatPt By tttnlg GtuunTamrh l0Pcngaruh Pembukaan 1.ahan Dan RevegetasiArca Pasca Tarnbang Batubar'I erhadap Perubahan Pararneter Hidrologi Di PT. B ukil Ilaidrri Energi'the Lllect Of Expole.lnd ucvgetdtion Ol Alet CaaL Mine ,4Pa OPatunrcle^ fu,dtulaglOfChdnges h ?7. Butit Baidtlti Lnett:iHxrjtrniHasan l8Lslilnasi Sumberdaya Batubrft Dengar Menggunakan Mclode Circular daMetode Poligon diPl X, KalnnantanTimurEstit dtbn Of(:ool Resource Usingcirc tAndPaligon MethodOn ?7. )Muhammad Dahlan Balfas 3lTinjauan Terhadap Faklor Berpengaruh Pada l'erilaku MaBaier ProyelDalam Pencapaian Hasil }\oyek Konstrxksi DiYogyakartaReriey Of tdctots ltil ence Behaviu ln Pnj.ct Nla ager ThA ch ieN en e nt s O IC o sn tkrion P r o j e c t I n vop akdr n1
Volume 12.
-
6\f.l,.l2012,1'
lssr{ t4tr-979t
, ililltlill|lilruilffiu$fl
rg Terbulity l'ehirr Fishbor
er Bentr
APLTKAJURNAL
SAINS DAN TEKNOLOGI
Volume 12, Nomor 1, Februafi ZAIZ
'g Grouta.tr:.s:raian Kendaraan Bermotor Terhadap vegetasi pohon Ruang:r::*ka Hrjau di Kota samarinda Dengan Analisis Fishbonl
, Batuba: ' ':':rh,nziu lrehicle Against The Tree vegetilion Green space Inri
-'-"" 'i**:,;,iitda City With Fishbond Analysis)
Area (:.-'::-ieF Awal Pembuatan Konstruksi Lapis Lindung Break water3.,ti;iik Balok Bergigi Isi Tanah
.cutar drr r,rr,iimiaary Study Of Construction Layer Break Water By Using. *..,,i:cl Beam Composite)
On PT..*rr;*ruh Pembukaan Lahan Dan Revegetasi Area pasca Tambang&tlb:ra Terhadap perubahan parametir Hidrologi si pr. Bukii
-- 3.r::,:ri Energir Proye *!" rie"r oJ E*po* And Revegetatian af Afier coar Mine Area on
qer Tj: r;r",;;r?"',er'.i Hydrolagt of changes In pr. aulcit Baiduri Energi:, --::iasi sumberdaya Batubara Dengan Menggunakan Metode
--r^*- _ :;uiar dan Metode poligon di pT. X, Kalimantui Ti*u,vrlu6&il;I ,-,,':,,:,:yu.OJ'Coal Resotrce Using Circular And potigon Merhocllsen,i. ": i'i'-{ East Borneo
Furqaan Hamsyani,S. Yuni Indriyanti
Tamrin
Harjuni Hasan
Muhammad Dahlan Balfas
Dwi Ermawati Rahal'u,Khamilul Furqon
-::ia:*n Terhadap Faktor Rerpengaruh pacla perilaku ManajanaJer Zainal Arifinrt*1; Dalam Pencapaian Hasi':"t-r *L Daiam Pencapaian Hasil proyek Konstruksi Di yogyakartai'5-;;'gir of Factors InJluence Behcwior In proiect Mriloo* TBehavior In Project Mrmager The
onstruction Project In yogtakartalang
rr l,
kah
,' ;:.-*rr:lurl Konsentrasi rss pada Air Lirnbah usaha pencucian1"*:::rasn Bsrmotor Dengan Menggunakan Kombinasis*.Jin:e*tasi -ElektrokoagulasiJ,v;,*e*siirg TSS concentration In wastewatur af vehicle washing't r',' :'is"! {-i s i n g c a rnb i n e s e d ime nt at io n- E I e ctr o c o agulat i on
nan
lua, Aplika 1 )'olum* Nomor1
Halaman1-49
SamarindaFebruari 20tr2
ISSN1411 - 9730
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 1
KESESUAIAN KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP VEGETASI POHON RUANG TERBUKA
HIJAU DI KOTA SAMARINDA DENGAN ANALISIS FISHBZOND
CONFORMITY VEHICLE AGAINST THE TREE VEGETATION GREEN SPACE IN SAMARINDA
CITY WITH FISHBOND ANALYSIS
Furqaan Hamsyani1)
, S. Yuni Indriyanti2)
1)
Dosen Keahlian Ekonomi Energi dan Lingkungan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Jl. Samratulangi, Samarinda, Kotak Pos 192
e-mail: [email protected] 2)
Peneliti Bidang Sosiologi Kehutanan
Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Jl. A. W. Syahranie No. 68, Samarinda, Kode Pos 75119
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Samarinda merupakan kota yang sedang dalam tahap berkembang dan membangun, dengan kendaraan
bermotor sebagai alat transportasi yang merupakan sumber pencemaran udara yang bergerak sehingga
penyebaran pencemar mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang meluas. Terlihat bahwa dari tahun 2003
sampai dengan tahun 2008 terjadi penurunan kesesuaian kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 pada
ruang terbuka hijau research at existing condition dan demikian halnya selisih kendaraan bermotor cenderung
meningkat serta lebih dari kesesuaian kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di ruang
terbuka hijau maka hal ini berdampak terhadap pengurangan jumlah kendaraan yang ada untuk menyesuaikan
dengan kemampuan vegetasi ruang terbuka hijau dalam hal kemampuan volume CO2 yang terdapat pada batang
pohon dengan memperhatikan budaya, kebijakan kendaraan dan emisi, serta RTH dan teknologi kendaraan
bermotor di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu (Jalan Juanda, Jalan AW. Syahranie, dan Jalan
Kadrie Oening).
Kata kunci: kendaraan bermotor, vegetasi pohon, CO2, volume, ruang terbuka hijau, fishbond.
ABSTRACT
Samarinda is a city that is in the stage of developing and building the motor vehicle as a means of
transportation that is a source of air pollution that moves so that the spread of contaminants has a widespread
pattern of spatial distribution. It appears that from 2003 to 2008 decreased compliance of motor vehicles based
on the volume of CO2 in a green open space existing condition and research at the difference in the case of
motor vehicles is likely to increase as well as over the suitability of a motor vehicle based on the volume of CO2
in tree vegetation green open space then it this has an impact on reducing the number of vehicles available to
suit the ability of vegetation green open space in terms of the ability of the volume of CO2 contained in the
trunk with the culture, the policy of the vehicle and emissions, as well as green space and motor vehicle
technology in Air Hitam Village, Samarinda Ulu District (Juanda Street, A.W. Syahranie Street, and Kadrie
Oening Street).
Key words: motor vehicles, tree vegetation, CO2, volume, green open space, fishbond.
1. PENDAHULUAN
Samarinda merupakan kota yang sedang
dalam tahap berkembang dan membangun dimana
pembangunan kota Samarinda kearah positif terlihat
meningkatnya infrastruktur kota dalam bentuk sarana
dan prasarana sehingga meningkatkan perkembangan
secara ekonomi, sedangkan pembangunan kota
Samarinda kearah negatif terjadinya pengurangan
atau meminimalkan ruang terbuka hijau beserta
fungsi ekologinya karena pembukaan lahan galian C
maupun tambang batubara diwilayah kota
Samairnda, pematangan lahan untuk perumahan, dan
lain-lain yang berdampak pada perubahan iklim
mikro, pencemaran udara, meningkatnya penyakit
dari emisi kendaraan bermotor seperti infeksi saluran
pernapasan atas sindruma nyeri tenggorokkan
(penyakit nyeri tenggorokkan), menurunnya air tanah
dan permukaan tanah, banjir atau genangan, instrusi
air laut, meningkatnya kandungan logam berat dalam
air tanah. Keadaan tersebut menyebabkan hubungan
masyarakat perkotaan dengan lingkungan-nya
menjadi tidak harmonis atau tidak nyaman.
Terciptanya ruang terbuka hijau di wilayah
perkotaan, memberi peluang terciptanya kawasan
hijau yang bersifat alami dengan vegetasi jenis
tanaman yang khas daerah, sehingga mendudukkan
tata lingkungan kota yang serasi nyaman, indah dan
mendukung kehidupan masyarakat kota. Ruang
terbuka hijau di wilayah perkotaan merupakan bagian
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 2
dari penataan ruang kota yang berfungsi sebagai
kawasan hijau pertamanan kota, kawasa hijau hutan
kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau
kegiatan olahraga kawasan hijau dan kawasan hijau
pekarangan. dalam ruang terbuka hijau
pemanfatannya lebih bersifat pengisian hijau
tanaman atau tumbuh-tumbuhan secara alamiah
ataupun budidaya tanaman.
Keseimbangan dan asmiliasi lingkungan
ruang terbuka hijau perkotaan secara ekologi sama
pentingnya dengan perkembangan nilai ekonomi
pada kawasan perkotaan. Kondisi lingkungan
perkotaan yang menurun secara ekologi
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem
perkotaan yang berpengaruh terhadap penurunan
ekonomi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suparmoko (2000), lingkungan
sebagai asimilator karena mampu mengolah limbah
secara alami, sehingga tidak terjadi pencemaran
lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan
pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan
komponen lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam, sehingga kualitas
lingkungan turun sampai titik tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya. Kemudian yang dimaksud dengan limbah adalah segala macam sisa
dari adanya suatu kegiatan yang tidak bermanfaat
lagi baik untuk kegiatan produksi lanjut, untuk
konsumsi maupun untuk distribusi, dan sisa tersebut
kemudian dibuang ke badan air, udara ataupun tanah.
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan teknik untuk
pergerakkannya, dan digunakan untuk transportasi
darat. Umumnya kendaraan bermotor menggunakan
mesin pembakaran dalam, namun motor listrik dan
mesin jenis lain (misalnya kendaraan listrik hibrida
dan hibrida plug-in) juga dapat digunakan.
Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya
berjalan di atas jalanan. Jenis-jenis kendaraan
bermotor dapat bermacam-macam, mulai dari mobil,
bus, sepeda motor, kendaraan off-road, truk ringan,
sampai truk berat. Klasifikasi kendaraan bermotor ini
bervariasi tergantung masing-masing negara. ISO
3833:1977 adalah standar untuk tipe dan definisi
kendaraan darat.
Berdasarkan UU No. 14 tahun 1992 yang
dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa
motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi
tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan.
Pengertian kata berada dalam ketentuan ini adalah
terpasang pada tempat sesuai dengan fungsinya.
Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor
adalah kereta gandengan atau kereta tempelan yang
dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai
penariknya.
Menurut Anonim (2006a), sebagai salah
satu unsur kota yang penting khususnya dilihat dari
fungsi ekologis, maka betapa sempit atau kecilnya
ukuran ruang terbuka hijau Kota (urban green open
space) yang ada, termasuk halaman rumah atau
bangunan pribadi, seyogyanya dapat dimanfaatkan
sebagai ruang hijau yang ditanami tetumbuhan. Dari
berbagai referensi dan pengertian tentang eksistensi
nyata sehari-hari, maka ruang terbuka hijau dapat
dijabarkan dalam berbagai pengertian, antara lain
pengertian ruang terbuka hijau, (1) adalah suatu
lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada
berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak,
perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu). (2)
Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis
tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di
dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan
tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan
sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan
lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan
penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap,
serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap
dan penunjang fungsi ruang terbuka hijau yang
bersangkutan (Purnomohadi, 1994). Pengertian ruang terbuka hijau menurut
Peraturan Pemerintah Pasal 26 tahun 2008 adalah
area memanjang atau jalur dan atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah
maupun yang sengaja ditanam. Secara hukum (hak
atas tanah), RTH bisa berstatus sebagai hak milik
pribadi (halaman rumah), atau badan usaha
(lingkungan skala permukiman atau neighborhood),
seperti: sekolah, rumah sakit, perkantoran, bangunan
peribadatan, tempat rekreasi, lahan pertanian kota,
dan sebagainya), maupun milik umum, seperti:
Taman-taman Kota, Kebun Raja, Kebun Botani,
Kebun Binatang, Taman Hutan Kota atau Urban
Forest Park, Lapangan Olahraga (umum), Jalur-jalur
Hijau (green belts dan atau koridor hijau): lalu-lintas,
kereta api, tepian laut/pesisir pantai/sungai, jaringan
tenaga listrik: saluran utama tegangan ekstra tinggi/
SUTET, Taman Pemakaman Umum (TPU), dan
daerah cadangan perkembangan kota (bila ada).
Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No.
14/ 1988 tentang Penataan RTH di Wilayah
Perkotaan, memuat kriteria jenis tanaman yang
disesuaikan peruntukkan lahan, perlu perhatian pada
kepekaan pengaruh berbagai zat cemaran. Pemilihan
jenis tanaman pelindung bagi ruang terbuka hijau
kota tentu akan berlainan antar berbagai kota di
Indonesia, tergantung ekosistem setempat. Masih
banyak fungsi ekologis ruang terbuka hijau terhadap
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 3
kualitas udara kota yang perlu diteliti dan
dikembangkan. Berikut ini tabel kreteria tumbuhan
berdasarkan status vegetasinya untuk ruang terbuka
hijau dan tabel tanaman (pohon) peneduh jalan dan
tanaman taman hutan serta tanaman kebun dan
halaman yang dipergunakan dalam ruang terbuka
hjau adalah (Yunus, 2005) adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau.
Status vegetasi Kreteria tumbuhan
I II III IV V
A. RTH-pertamanan
(1) Taman 1,2,3,4,7,8 1 1,2 1,2 1
(2) Jalur hijau jalan 1,2,3,6,7 1,2,3 2 2 2,3
(3) Jalur hijau kota 1,2,3,5,7,8 2 2 2 2
B. RTH-lain 7,8 3 1,2 1,2 3
Sumber : Purnomohadi, 1994.
Notasi:
I. Karakteristik Umum
1. Tidak bergetah/beracun
2. Dahan tidak mudah patah
3. Perakaran tidak mengganggu fondasi
4. Struktur daun, setengah rapat hingga rapat
5. Struktur daun setengah rapat
6. Struktur daun rapat
7. Ketinggian tumbuhan bervariasi
8. Warna dominan hijau, warna lain seimbang
II. Kecepatan Tumbuh
1. Sedang
2. Cepat
3. Bervariasi
III. Habitat
1. Tumbuhan hijau local
2. Tumbuhan hijau budidaya
IV. Tipe Tumbuhan
1. Musiman
2. Tahunan
3. Setengah rapat hingga rapat
V. Kerapatan Tanam
1. Setengah rapat
2. Rapat
Tabel 2. Beberapa jenis tanaman untuk ruang terbuka hijau.
Tanaman ruang terbuka hijau
Peneduh Jalan
Flamboyan Nyamplung Anting-anting Johar
Angsana Jakaranda Asam Kranji Tanjung
Ketapang Liangliu Cemara Saga
Kupu-kupu Kismis Pinus Mahoni
Kere Payung, Bungur Ganitri, Damar Beringin Akasia
Taman Hutan
Bungur Pala Hutan Matoa/ Kasai Flamboyan
Jening Cemara Sumatra Ebony/ Kayu Hitam Tanjung
Khaya Palur Raja Kempas Trembesi
Pingku Kibeusi Leutik Sawo Kecik Beringin
Lamtorogung Kaliandra Asam Kepuh
Puspa Balam Sudu Johar Merbau Pantai
Kenanga Sawo Duren Angsanan Tengkawangmajau
Locust Kedinding Kecapi Angsert
Kisireum Dadap Palem raja Nyamplung
Manglid Salam Kalak Leda
Cengal Sungkai Saputangan Tengkawanglayer
Kawista, Kenangan Khaya, Blabag Bacang, Kayu Manis Johar, Merawan
Kebun dan Halaman
Nangka Jambu Monyet Jambu Bol Mangga
Kenanga Durian Jambu Air Rambutan
Sirsak Manggis Sawo Manila Kedondong
Srikaya Cokelat Sawo Kecik Kemiri
Pala Duwet Kopi Wuni
Alpokat, Belimbing Cengkeh, Jeruk Randu Petai
Sumber : Yunus, 2005.
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 4
3. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Samarinda
kota yaitu di kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan
Jl. Kadrie Oening.
3.2 Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan selama 8
(delapan) bulan efektif yaitu mulai bulan September
2009 hingga April 2010.
3.3 Bahan dan Alat Penelitian.
Bahan dan alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : kuisioner, komputer dan
kelengkapannya, laporan hasil penelitian dan
dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian
sebagai sumber informasi sekunder dan masukan.
3.4 Pengumpulan Data Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Pengambilan sampel ruang terbuka hijau
merupakan vegetasi berkayu dengan mengukur
diameter batang dan menghitung jumlah pohon yang
terdapat pada ruang terbuka hijau (RTH) untuk
sehingga diperoleh luasan wilayah menggunakan
pendekatan basal area, adalah suatu luasan areal
dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh tumbuhan
(untuk pohon, basal areal diduga dengan mengukur
diameter batang), volume kayu, volume CO2.
Untuk ruang terbuka hijau dimana terbagi
menjadi dua yaitu : ruang terbuka hijau yang dikelola
oleh pemerintah yang terdapat di median jalan, tepi
jalan, kiri jalan dan kanan jalan protokol atau sub
jalan sedangkan ruang terbuka hijau yang dikelola
oleh masyarakat adalah pekarangan rumah, jalan
disekitar perumahan dan lahan masyarakat dalam
satu kelurahan.
3.5 Analisis Kesesuaian Jumlah Kendaraan Bermotor Terhadap Daya Tampung Volume
CO2 di Ruang Terbuka Hijau.
Kesesuaian jumlah kendaraan yang ada
terhadap daya tampung CO2 di ruang terbuka hijau
diperoleh berdasarkan analisis volume emisi CO2
kendaraan bermotor (beban pencemar = f {Intensitas
kegiatan, faktor emisi}) selama setahun melalui
pendekatan konsumsi bahan bakar dalam melakukan
aktivitas minimum sebagai berikut :
n
t
jttt FEVolE1
6
, 10
............................. (1)
Sumber : Emisi Kementerian Lingkungan Hidup
(www.asdep.go.id). Tahun 2007. (25 Maret
2009).
Analisis volume emisi CO2 kendaraan
bermotor diturunkan oleh peneliti menjadi :
n
t
j,tttt FEKBFEVolKBEkb1
610
........... (2)
Sumber : Lahjie (2008) dalam Hamsyani (2009).
Menurut Lahjie (2008) bahwa volume CO2
vegetasi berkayu di ruang terbuka hijau dengan
rumus :
22Bk
BCO ........................................................... (3)
Maka volume CO2 dalam satuan ton maka
emisi CO2 kendaraan bermotor sama dengan volume
CO2 vegetasi berkayu di ruang terbuka hiijau,
sehingga selisih volume emisi CO2 dalam setahun
adalah :
22 COVolumeSelisihEkbB tCO ........................................................................................................... (4) KendaraanCOEmisiVolumeBerkayuVegetasiCOVolume 22 2COVolumeSelisih ........................................... (5)
Sumber : Hamsyani (2009).
Sehingga kesesuaian jumlah kendaraan
bermotor yang ada dengan jumlah kendaraan
berdasarkan volume CO2 vegetasi berkayu ruang
terbuka hijau dapat diperoleh melalui penurunan
rumus analisis volume emisi CO2 kendaraan
bermotor sebagai berikut :
n
t j,tt
tFEKBFEVol
BerkayuVegetasiCOVolumeKBvb
1
62 10
...................................................................................................... (6)
n
t j,tt
tFEKBFEVol
COVolumeSelisihSKB
1
62 10
n
t j,tt
tFEKBFEVol
BermotorKendaraanCOEmisiKB
1
62 10
....................................... (7)
Sumber : Hamsyani (2009).
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 5
Maka selisih kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :
ttt KBKBvbSKB ................................................................................................................................. (8)
n
t FEKBjtFE
tVol
BermotorKendaraanCOEmisin
t FEKBjtFE
tVol
BerkayuVegetasiCOVolume
1
610
,
2
1
610
,
2
......................................... (9)
Sumber : Hamsyani
Dimana :
KBvbt = Jumlah kendaraan berdasarkan volume
CO2 vegetasi berkayu (pertahun).
SKBt = Selisih berdasarkan jumlah kendaraan
bermotor.
KBt = Jumlah kendaraan bermotor.
Volt = Konsumsi bahan bakar dalam
melakukan aktivitas minimum
(liter/tahun).
FEi,l = Besarnya polutan i yang diemisikan dari
setiap (liter) pengunaan bahan (g/liter
BB).
FEKB = Faktor emisi pada mesin penggerak
kendaraan bermotor.
3.6 Asumsi penelitian Asumsi-asumsi dalam penelitian ini sangat
diperlukan untuk membantu dalam perhitungan data
penelitian yaitu :
1. Asumsi perhitungan jumlah kendaraan bermotor dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Kendaraan yang termasuk dalam data UPT. Samarinda, Dispenda Propinsi Kalimantan
Timur termasuk ke dalam perhitungan.
b. Kendaraan di luar lokasi penelitian (masih dalam wilayah kota Samarinda) yang
melintas, lewat dan tinggal sementara
selama setahun masuk dalam perhitungan
tidak berdasarkan pengulangan.
2. Asumsi karbon dianggap sama dengan CO2 berdasarkan asumsi proses fotosintesis.:
3. Asumsi perhitungan volume karbon dioksida, nilai volume karbon dioksida diperoleh
berdasarkan asumsi sebagai berikut :
a. Nilai volume karbon dioksida oleh vegetasi diperoleh melalui perhitungan data
lapangan. Pendekatan perhitungan karbon
dioksida dengan cara menentukan volume
kayu bulat pada daerah-daerah yang
bervegetasi berdasarkan diameter kayu
bulat.
b. Nilai volume karbon yang diperoleh hanya di atas tanah permukaan tanah, khususnya
untuk daerah yang bervegetasi sementara
volume karbon dioksida yang ada di dalam
tanah serta air tidak dihitung.
3.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah
masyarakat kelurahan yang termasuk didalamnya
adalah masyarakat yang tinggal disekitar jalan atau
masyarakat yang melakukan kegiatan disekitar jalan
namun tidak tinggal di jalan tersebut dan ruang
terbuka hijau yang dikelola oleh pemerintah dan
masyarakat, dampak secara langsung maupun tidak
langsung.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kendaraan bermotor sebagai alat
transportasi yang merupakan sumber pencemaran
udara yang bergerak sehingga penyebaran pencemar
mempunyai suatu pola penyebaran spasial yang
meluas, kendaraan bermotor yang ada sekarang ini
mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap
sumber energi. Seperti diketahui penggunaan energi
inilah yang terutama menimbulkan dampak terhadap
lingkungan. Hampir semua produk energi
konvensional dan rancangan motor bakar yang
digunakan dalam kendaraan bermotor menyebabkan
dikeluarkannya emisi pencemar ke udara terutama
emisi CO2. Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran
motor bakar berbahan bakar konvensional non-renewable yaitu bahan bakar fosil secara netto melepaskan sampai penuh 100 persen CO2 ke
atmosfir. Beda halnya dengan CO2 yang berasal dari
pembakaran kayu dimana bisa menjadi zero emission atau sustainable karena CO2 yang berasal dari pembakaran dan dekomposisian kayu menjadi
materi lain yaitu CO2 yang secara teratur akan
terserap oleh vegetasi pohon itu sendiri renewable yang juga dibangun secara teratur sehingga
mengakibatkan jaringan keseimbangan CO2 menjadi
nol. Tidak disangsikan lagi bahwa sektor kehutanan
dan industri kehutanan adalah sumber energi
renewable. Jika penggunaan bahan bakar konvesional non-renewable dalam motor bakar kendaraan bermotor tidak secara besar-besaran maka
bisa dimungkinkan akan mengarah kepada zero emission, karena kendaraan bermotor penyumbang 66,3% emisi terbesar di perkotaan maka pengurangan
emisi mutlak dilaksanakan.
Tabel berikut ini adalah selisih dan
kesesuaian jenis, umur, penggunaan bahan bakar dan
jumlah kendaraan bermotor (eksponensial)
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 6
berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di ruang
terbuka hijau research at existing condition di
Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu,
Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie
Oening.
Tabel 3. Selisih dan kesesuaian jumlah kendaraan bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di
ruang terbuka hijau research at existing condition di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda
Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening.
Kendaraan
(umur/ tahun)
Jumlah kendaraan
yang ada (unit)
Kesesuaian jumlah kendaraan
(unit) berdasarkan volume CO2 di
RTH research at existing condition
Selisih
kendaraan (unit)
Bensin Solar Bensin Solar Bensin Solar
Roda 4
(1 s/d 5 th)
2003 2.796 1.714 1.499 1.499 1.297 * 215 *
2004 3.130 1.919 1.160 1.160 1.970 * 758 *
2005 3.496 2.143 1.039 1.039 2.457 * 1.104 *
2006 3.728 2.285 1.003 1.003 2.725 * 1.282 *
2007 4.018 2.463 995 995 3.023 * 1.467 *
2008 4.200 2.574 992 992 3.208 * 1.582 *
Sub Total 21.368 13.097 6,688 6,688 14,680 * 6,408 *
Roda 4
(6 s/d 10
th)
2003 6.524 3.999 321 321 6.203 * 3.677 *
2004 7.304 4.477 249 249 7.055 * 4.228 *
2005 8.158 5.000 223 223 7.935 * 4.777 *
2006 8.699 5.332 215 215 8.484 * 5.117 *
2007 9.375 5.746 213 213 9.162 * 5.533 *
2008 9.799 6.006 213 213 9.586 * 5.793 *
Sub Total 49.859 30.559 1,433 1,433 48,426 * 29,126 *
Roda 4
(11 th
keatas)
2003 9.320 5.712 42 42 9.278 * 5.670 *
2004 10.434 6.395 32 32 10.402 * 6.363 *
2005 11.654 7.143 29 29 11.626 * 7.114 *
2006 12.427 7.617 28 28 12.399 * 7.589 *
2007 13.393 8.209 28 28 13.366 * 8.181 *
2008 13.998 8.580 28 28 13.971 * 8.552 *
Sub Total 71.227 43.655 186 186 71,041 * 43,469 *
Roda 2
(1 s/d 3 th)
2003 18.998 3.212 15.787 *
2004 21.795 2.486 19.309 *
2005 24.082 2.227 21.854 *
2006 26.292 2.149 24.143 *
2007 27.760 2.133 25.627 *
2008 28.506 2.126 26.380 *
Sub Total 147.433 14,332 133,101 *
Roda 2
(4 s/d 7 th)
2003 44.330 714 43.616 *
2004 50.855 552 50.303 *
2005 56.190 495 55.695 *
2006 61.349 478 60.871 *
2007 64.773 474 64.299 *
2008 66.514 472 66.041 *
Sub Total 34.4010 3,185 340,826 *
Roda 2
(8 th
keatas)
2003 63.328 90 63.238 *
2004 72.650 70 72.580 *
2005 80.272 63 80.209 *
2006 87.641 60 87.581 *
2007 92.533 60 92.473 *
2008 95.020 60 94.960 *
Sub Total 491.443 403 491,041 *
Total 1.125.341 87.311 26,227 8,307 1,099,114 * 35,534 *
Sumber : Hamsyani (2009).
Ket. : * Jumlah kendaraan yang ada lebih dari kesesuaian jumlah kendaraan (unit) berdasarkan volume
CO2 pada ruang terbuka hijau research at existing condition di Kelurahan Air Hitam, Kecamatan
Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening.
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 7
Terlihat bahwa dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008 terjadi penurunan kesesuaian
kendaraan bermotor menurut jenis, umur,
penggunaan bahan bakar dan jumlah kendaraan
(eksponensial) berdasarkan volume CO2 pada ruang
terbuka hijau research at existing condition di
Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu,
Jalan Juanda, Jl. AW. Syahranie, dan Jl. Kadrie
Oening.
Sedangkan selisih jumlah kendaraan terjadi
hal yang berbeda dimana dari tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008 terjadi peningkatan selisih
kendaraan bermotor di Kelurahan Air Hitam,
Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Juanda, Jl. AW.
Syahranie, dan Jl. Kadrie Oening, karena kendaraan
bermotor yang ada (jenis, umur, penggunaan bahan
bakar dan jumlah) lebih dari keseuaian kendaraan
bermotor berdasarkan volume CO2 vegetasi pohon di
ruang terbuka hijau (jenis, umur, penggunaan bahan
bakar dan jumlah) maka hal ini berdampak terhadap
pengurangan jumlah kendaraan yang ada untuk
menyesuaikan dengan kemampuan vegetasi ruang
terbuka hijau dalam hal kemampuan volume CO2
yang terdapat pada batang pohon.
Telah dijelaskan diatas bahwa emisi CO2
berasal dapat dari kayu namun juga berasal dari
produk bahan bakar fosil (konvensional) termasuk
batu bara dan minyak bumi. Jika menggunakan
asumsi bahwa kayu yang mereduksi semua emisi
yang ada maka setiap adanya penambahan emisi CO2
yang berasal dari motor bakar dan bahan bakar
konvensional misalnya kendaraan bermotor (bensin
dan solar), kompor berbahan bakar minyak tanah,
pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara,
pembangkit listrik berbahan bakar solar, genset
dengan motor bakar berbahan bakar bensin maka
penambahan tersebut harus sama dengan ruang
terbuka hijau untuk masing-mising penambahan
emisi CO2 yang berasal dari motor bakar dan bahan
bakar. Sehingga sangat dianjurkan agar jumlah
pohon, luas basal area, volume kayu, dan volume
volume CO2 yang ada di ruang terbuka hijau baik
pemerintah maupun masyarakat agar dilakukan
penambahan vegetasi terutama vegetasi yang cepat
tumbuh dan berkemampuan untuk melakukan
penyerapan CO2 yang sangat cepat dalam melakukan
fotosintesis yang menghasilkan sellulosa dan zat-zat
gula lainnya. Semakin banyak kayu digunakan
sebagai substitusi bahan bakar kendaraan bermotor
maka semakin lebih banyak lagi penanaman pohon.
Jika tidak maka pengurangan motor bakar yang
bahan bakar fosil wajib dilakukan.
Untuk mengetahui sebab dan akibat dari
kesesuaian kendaraan bermotor terhadap volume CO2
vegetasi pohon ruang terbuka hijau research at
existing condition, dilakukan dengan menggunakan
analisis fishbond
Gambar 1. Skema analisis fishbond
Indentifikasi masalah:
A. Budaya 1. Membudayakan dan memberdayakan
berjalan kaki, naik sepeda atau naik satu
kendaraan pribadi bersama teman-teman
(car pooling).
2. Tertib berlalu lintas, mematuhi rambu-rambu, dan tindakan beserta sanksi-sanksi
hukum yang tegas kepada pelaku
pelanggaran berkendaraan seperti batas
kecepatan dan lain-lain.
3. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak
mengotori udara.
4. Mematuhi beban terpasang pada mobil agar pemakaian bahan bakar lebih efektif, dan
lain-lain yang dapat menurunkan laju
peningkatan emisi CO2 kendaraan bermotor.
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 8
B. Kebijakan kendaraan dan emisi Pemberian izin hendaknya lebih dibatasi bagi
kendaraan dan angkutan umum yang berukuran
kecil, serta memperbanyak kendaraan angkutan
massal, seperti bus berbahan bakar ramah
lingkungan dan kereta api listrik dengan stasiun
pemberhentian dan pemberangkatan yang
terdapat hampir seluruh dalam Kota Samarinda
sehingga mempermudah akses ke tempat tujuan.
Pensubsidian terhadap kendaraan bertenaga
listrik atau hybrid.
C. Ruang terbuka hijau Melakukan penanaman vegetasi cepat tumbuh
dan menyerap lebih banyak emisi CO2
kendaraan bermotor serta tajuk pohon yang
melebar untuk menangkap lebih banyak emisi
CO2 kendaraan bermotor dan memperhatikan
topografi pada tepi dan median jalan, terutama
yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut
kota misalnya membuat bukit-bukit kecil agar
lebih tinggi dari jalan-jalan di Kota Samarinda
seperti pada perpustakan daerah kota samarinda.
D. Teknologi kendaraan bermotor Memberdayakan penggunaan bahan bakar ramah
lingkungan misalkan gas beserta penyediaan
stasiun pengisian bahan bakar gas. Menurut
Wright (2000), mengatakan bahwa teknologi
penanggulangan emisi dari mesin dapat
dikategorikan menjadi dua bagian besar yaitu
pengurangan emisi metoda primer dan
pengurangan emisi metoda sekunder, untuk
pengurangan emisi metoda primer sebagai
berikut:
1. Berdasarkan bahan bakar yaitu: a. Penggunaan bahan bakar yang rendah
nitrogen dan sulfur termasuk
penggunaan non fossil fuel.
b. Penggalangan penggunaan non petroleum liquid fuels.
c. Penggunaan angka cetan yang tinggi bagi motor diesel dan angka oktan
bagi motor bensin.
d. Penggunaan bahan bakar gas. e. Penerapan teknologi emulsifikasi
(pencampuran bahan bakar dengan air
atau lainnya).
2. Berdasarkan perlakuan udara : a. Penggunaan teknologi exhaust gas
recirculation (EGR).
b. Pengaturan temperature udara yang masuk pada motor.
c. Humidifikasi.
3. Berdasarkan proses pembakaran : a. Modifikasi pompa dan sistem injeksi
bahan bakar.
b. Pengaturan waktu injeksi bahan bakar.
c. Pengaturan ukuran droplet dari bahan bakar yang diinjeksikan.
d. Injeksi langsung air ke dalam ruang pembakaran.
Sedangkan teknologi penanggulangan emisi
dari mesin untuk pengurangan emisi metoda
sekunder adalah :
1. Penggunaan selective catalytic reduction (SCR). 2. Penerapan teknologi sea water scrubber untuk
aplikasi di kapal.
3. Penggunaan katalis magnet yang dipasang pada pipa bahan bakar.
4. Penggunaan katalis pada pipa gas buang kendaraan bermotor.
Melihat kenyataan bahwa kendaraan
bermotor yang terdapat dikota Samarinda semakin
meningkat setiap tahunnya sehingga emisi CO2 yang
berasal dari kendaraan bermotor juga semakin
meningkat setiap tahunnya maka peningkatan emisi
CO2 kendaraan bermotor yang tidak terasimilasi oleh
lingkungan menjadi beban pencemaran sehingga
menjadi permasalahan lingkungan yang serius.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya terus bertambah ini dikarenakan
perilaku dari masyarakat samarinda yang
cenderung konsumtif (budaya), dan akibat dari
pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat,
perilaku berkendaraan masyarakat terutama
masyarakat di Samarinda memiliki
kecendrungan melangar tata tertib berlalu lintas
sehingga sering mengakibatkan kemacetan yang
bertambah parah dan tidak ditunjang adanya
pertambahan panjang dan lebar jalan.
2. Mengembangkan dan menggunaan teknologi untuk menanggulangi emisi dari mesin
kendaraan dan menggunakan bahan bakar ramah
lingkungan.
3. Semakin minimnya ruang terbuka hijau yang terdapat dimasyarakat dikarenkan berubah fungsi
menjadi bangunan yang memberikan nilai
tambah secara ekonomi, demikian halnya dengan
peran pemerintah yang tidak dapat berbuat
banyak karena adanya tekanan dari berbagai
pihak yang memberikan keuntungan secara
finansial.
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut: pengurangan jumlah kendaraan bermotor
diwilayah Kota Samarinda mutlak dilaksanakan dan
menggantikannya dengan transportasi massal yang
diawasi langsung oleh pemerintah sehingga roda
perekonomian tetap berjalan.
-
Furqaan Hamsyani, S. Yuni Indriyanti Kesesuaian Kendaraan Bermotor Terhadap Vegetasi Pohon Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda Dengan Analisis Fishbond
(Conformity Vehicle Against The Tree Vegetation Green Space
In Samarinda City With Fishbond Analysis)
Jurnal APLIKA, Volume 12 Nomor 1, Februari 2012 9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006a. Ruang Terbuka Hijau Sebagai
Unsur Utama Pembentuk Kota Taman.
Pekerjaan Umum Republik Indonesia
(www.penataanruang.net). 2006
Anonim, 2007. Metode Estimasi Emisi Kementerian Lingkungan Hidup
(www.asdep.go.id). 2007. (25 Maret 2009)
Hamsyani, Furqaan, 2009, Valuasi Ekonomi
Pencemar Emisi Kendaraan Bermotor Dan
Kapasitas Asimilasi Lingkungan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Samarinda,
Tesis (tidak dipublikasikan), Program
Pascasarjana, Program Studi Ilmu
Lingkungan, Univeritas Mulwarman,
Samarinda
Lahjie Abubakar M., 2008. Diktat Ekonomi
Lingkungan. Pascasarjana Ilmu Kehutanan.
Universitas mulwarman.
Purnomohadi, Srihartiningsih. 1994. Ruang Terbuka
Hijau dan Pengelolaan Kualitas Udara di
Metropolitan Jakarta. Disertasi (tidak
dipublikasikan), Program Pasca Sarjana
IPB, Jurusan Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan Lingkungan (PSL). Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Suparmoko, M, dan Maria R. 2000. Ekonomi
Lingkungan. BPFE. Yogyakarta.
Wright.A.A, 2000, Exhaust Emissions from
Combustion Machinery, IMARE-London,
2000
Yunus, H.S. 2005. Struktur Tata Ruang Kota.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.