jurnal
DESCRIPTION
ppt TAUBERKULOSIS TESTISTRANSCRIPT
PRESENTASI JURNALTUBERKULOSIS PADA TESTIS
Diajukan Oleh :
Nuri Febtitasari Nugroho S.KedJ500 060 058
Pembimbing:dr. MACHMUD SURJANTO,Sp.B. FINACS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013
ABSTRAK
• Seorang pria 45 tahun datang ke klinik dengan keluhan utama bengkak dan nyeri di skrotum sebelah kiri dan terdapat ulserasi. Pada palpasi teraba massa indurasi dan keras dengan fokus ulserasi di proksimal dan distal, masing-masing berukuran 3 × 2 cm dan 2 × 1 cm, kurang lebih sekitar 2 cm. Data Laboratorium menunjukan hasil yang lain normal kecuali untuk tingkat sedimentasi pada eritrosit meningkat (ESR), dan sel darah putih (WBC) menunjukkan perbedaan neutropenia dan limfositosis. Pasien terdiagnosis tumor testis kiri dengan orkidektomi kiri dan fistulektomi. Hasil histopatologi menunjukkan epitel skuamosa berlapis dengan granuloma TB dan jaringan nekrotik. Pasien pada saat ini menjalani pengobatan anti-TBC. Kelangkaan kondisi ini membuat temuan ini penting untuk dilaporkan.
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis paru ( TB) adalah tipe yang paling sering ditemui, terhitung sekitar 70 % kasus . Kadang-kadang TB paru dapat meluas, meskipun ini biasanya terjadi hanya pada pasien dengan immune supressed dan anak-anak.
• Penyebaran TB ke testis dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder di epididimis
• Pada TB testis terdapat penebalan dan pembentukan massa yang besar. Massa sangat padat, tetapi dalam kurun waktu tertentu terjadi kerusakan massa dan mengalami pemecahan eksternal sehingga mengakibatkan fistula.
• Pada histologi TB, didapatkan daerah granuloma dan nekrosis yang terlihat.
PRESENTASI KASUS
• Diteliti sebuah kasus dengan riwayat lima tahun terjadi pembengkakan di skrotum sebelah kiri dan dua minggu skrotum sebelah kiri mengalami ulkus. riwayat kontak dengan orang TB paru di masa lalu, selama lebih dari setahun.
Hasil pemeriksaan
• Skrotum kanan normal sedangkan kiri bengkak dengan dua fokus ulkus, dengan fokus proksimal dari 3 cm x 2 cm dan fokus distal, 2 cm x 1 cm. Fokus ulkus sekitar 2 cm. Pada palpasi ditemukan daerah yang tidak lembut, keras, massa yang mobile, tidak melekat pada kulit diatasnya, dan tidak transilluminable.
• Mikroskop: jaringan testis menunjukkan stratified skuamosa dengan stroma, beberapa granuloma dan nekrosis yang luas. Diagnosis yang ditegakkan dari pemeriksaan histologis adalah tuberkulosis.
PENATALAKSANAN DIAGNOSA DAN OBSERVASI
• Diagnosis yang ditegakkan dari pemeriksaan histologis adalah tuberkulosis
• Penatalaksanaan menggunakan Anti - TB kemoterapi. • Tiga bulan setelah operasi, rekurent TB tidak ditemukan.
WAKTU•3-8 minggu, rata-rata 6 minggu•Gejala awal•Pada umumnya:•3 bulan•1 tahun•3 tahun•5 tahun•Setelah 5 tahun
MANIFESTASI KLINIS
•Periode inkubasi•Tanda awal jejas dan awal infeksi : erithema, nodusum, phyectenular conjungtivitis•TB Meningitis, Military TB•Effusi pleura•Jejas pada tulang dan sendi•Progressive pulmonary disease•Renal tuberkulosa (urogenital TB)
DISKUSI
• Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bacillus mycobacterium tuberculosis
• Setelah terjadi infeksi M.TB, 5 % -10 % dari orang yang terinfeksi menjadi penyakit aktif sementara dan lebih dari 90 % dari infeksi M.TB tidak mengakibatkan penyakit di sepanjang umur individu.
• Penyakit pada fase primer umumnya terjadi di paru-paru dan kemudian menyebar ke beberapa organ tubuh, sehingga dapat terjadi meningitis TB dan miliaria TB. Penyakit pasca-primer terjadi lama setelah infeksi primer kebal terhadap sistem imun, baik sebagai reaktivasi infeksi laten, atau sebagai akibat dari infeksi ulang oleh basil yang baru. Hal ini mungkin karena strain mycobacterium sangat virulen atau tuan rumah sangat rentan terhadap infeksi
Gambar 1. Gambaran histopatologi testis yang menunjukan granulomatous dan fokus nekrotik.
KESIMPULAN
•Walaupun merupakan penyakit yang sangat langka, dokter harus mempertimbangkan TBC testis sebagai kemungkinan diagnosis banding dengan adanya massa di skrotum selain tumor testis dikarenakan kedua-duanya menyebabkan terjadinya massa di skrotum. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan untuk dapat mendiagnosis dini, tepat dan penanganan yang lebih awal terhadap TB testis sehingga pasien memiliki prognosa yang baik.
REFERENSI
•Cotran RS, Kumar V. Stanley L, Robbins WB. Robbins’ Pathologic Basis of Disease.5th ed.Philadelphia: WB Saunders Co; 1994.•Coats J. A Manual of Pathology. Charleston: Nabu Press; 2010.•Kumar V, Abbas AK, Aster JC, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease.8th ed.Philadelphia: WB Saunders Co; 2007.•Up to date medicine, 16th ed. 2008.•Senzaki H, Watanabe H, Ishiguro Y. A case of very rare tuberculosis of the testis. Nihon Hinyokika Gakkai Zasshi. 2001;92(4);534–7.•Perkins GW. Double consecutive castration for primary tuberculosis of testicles. Ann Surg. 1889;10(3):169–70