jumantik - unmuhpnk.ac.id

15
1 JUMANTIK JURNAL MAHASISWA DAN PENELITIAN KESEHATAN http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA Andri D. Hernawan 1 , Dedi Alamsyah 2 , Meti Maya Sari 3 1 Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak 2 Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email : [email protected]/085245927245 3 Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email : [email protected]/082153896252 Abstrak Dept. of Health Houshold Survey onHealth yaitu hipertensi dengan prosentase sebesar 15,7% diperingkat pertama. Tekanan darah tinggi menyumbang kontribusi untuk 9,4 juta kematian setiap tahun akibat penyakit jantung dan stroke. Data dari UPT Tresna Wherda Mulia Dharma tahun 2016 di dapatkan jumlah Lansia yang menderita Hipertensi adalah sebanyak 29 kasus dan 2 orang meninggal di sebabkan stroke dengan jumlah lansia yang di bina dan menetap di Panti sebanyak 59 orang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi senam aerobik low impact dan murottal quran terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten Kuburaya. Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain penelitian adalah one group pre-test post- test desain (sebelum dan sesudah perlakuan), sampel penelitian sebanyak 21 responden yang di ambil dengan teknik total sampling. Uji statistik yang di gunakan adalah uji T berpasangan pada satu kelompok yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan lansia sebelum senam aerobik low impact dan terapi murottal quran sebagian besar responden memiliki tekanan sistolik 150 mmHg dengan prosentase 42,8 % dan diastolik sebagian besar 90 mmHg sebesar 42,8%.Sedangkan sesudah perlakuan sebagian besar sistolik 130 mmHg dengan presentase 47,5% dan diastolik sebagian besar 70 mmHg dengan presentase 47,6%. Hasil uji T-berpasangan di dapatkan ada perbedaan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah melakunan senam aerobik low impact dan terapi murottal Quran dengan p value= 0,000 untuk sisitolik dan p value = 0,000 untuk diastolik. Disarankan kepada petugas dan pengurus panti untuk mengadakan kegiatan senam Aerobik low impact dan terapi murottalsecara rutin kepada lansia untuk mengurangi angka kesakitan terutama penyakit hipertensi. EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA Abstract Department of Health Household Survey indicates that the elderly frequently suffer from hypertension and it ranks first by 15,7%. Hypertension also contributes 9,4 million mortality due to heart disease and stroke. Data from Technical Implementation Unit (UPT) Tresna Werdha Mulia Dharma social care of Kuburaya district shows that, out of 59 elderly living in social care, 29 of Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Disetujui Di Publikasi Keywords: aerobik; Terapi Murotal qur’an; tekanan Darah, Hipertensi

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

1

JUMANTIK JURNAL MAHASISWA DAN PENELITIAN KESEHATAN http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JJUM

EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL

QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA

Andri D. Hernawan1, Dedi Alamsyah2, Meti Maya Sari3 1 Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak 2Dosen Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email :

[email protected]/085245927245 3Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Pontianak email :

[email protected]/082153896252

Abstrak

Dept. of Health Houshold Survey onHealth yaitu hipertensi dengan prosentase sebesar 15,7%

diperingkat pertama. Tekanan darah tinggi menyumbang kontribusi untuk 9,4 juta kematian setiap

tahun akibat penyakit jantung dan stroke. Data dari UPT Tresna Wherda Mulia Dharma tahun 2016

di dapatkan jumlah Lansia yang menderita Hipertensi adalah sebanyak 29 kasus dan 2 orang

meninggal di sebabkan stroke dengan jumlah lansia yang di bina dan menetap di Panti sebanyak 59

orang.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi senam aerobik low impact

dan murottal quran terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di UPT Panti Sosial

Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten Kuburaya.

Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain penelitian adalah one group pre-test

post- test desain (sebelum dan sesudah perlakuan), sampel penelitian sebanyak 21 responden yang

di ambil dengan teknik total sampling. Uji statistik yang di gunakan adalah uji T berpasangan pada

satu kelompok yang sama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan lansia sebelum senam aerobik low impact dan terapi

murottal quran sebagian besar responden memiliki tekanan sistolik 150 mmHg dengan prosentase

42,8 % dan diastolik sebagian besar 90 mmHg sebesar 42,8%.Sedangkan sesudah perlakuan sebagian

besar sistolik 130 mmHg dengan presentase 47,5% dan diastolik sebagian besar 70 mmHg dengan

presentase 47,6%. Hasil uji T-berpasangan di dapatkan ada perbedaan bermakna tekanan darah

sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah melakunan senam aerobik low impact dan terapi murottal

Quran dengan p value= 0,000 untuk sisitolik dan p value = 0,000 untuk diastolik.

Disarankan kepada petugas dan pengurus panti untuk mengadakan kegiatan senam Aerobik low

impact dan terapi murottalsecara rutin kepada lansia untuk mengurangi angka kesakitan terutama

penyakit hipertensi.

EFEKTIVITAS KOMBINASI SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN TERAPI MUROTTAL

QURAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI UPT

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MULIA DHARMA KABUPATEN KUBU RAYA

Abstract

Department of Health Household Survey indicates that the elderly frequently suffer from

hypertension and it ranks first by 15,7%. Hypertension also contributes 9,4 million mortality due

to heart disease and stroke. Data from Technical Implementation Unit (UPT) Tresna Werdha Mulia

Dharma social care of Kuburaya district shows that, out of 59 elderly living in social care, 29 of

Info Artikel

Sejarah Artikel:

Diterima

Disetujui

Di Publikasi

Keywords:

aerobik; Terapi Murotal

qur’an; tekanan Darah,

Hipertensi

Page 2: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

2

them suffered from hypertension and 2 of them died from stroke. This study aimed at finding out

the effectiveness of low impact aerobic exercise and murottal therapy in reducing blood pressure

in the elderly at Technical Implementation Unit (UPT) of ‘Tresna Werdha Mulia Dharma’ Social

Care , Kuburaya District.

Using quasi experimental method of one group pretest posttest design, 21 respondents participated

in this study. They were selected by using total sampling technique. The statistical test used was T

paired test.

The study reveals that the repondents’ blood pressure before treated by using low impact exercise

and murottal therapy were 150/90mmHg (42,8%), and the blood pressure after treated by using

low impact exercise and murottal therapy was 130/70 mmHg (47,4%). It means that there was a

significant difference before and after low impact exercise and murottal therapy on both systolic

(p value=0,000) and diastolic pressure (p value=0,000). From the findings, Either management or

staffs of social center are encouraged to conduct routine low impact and murottal therapy to reduce

the morbidity rate of hypertension

Alamat korespondensi:

ISSN 2442-5478 Email:

© 2017 Poltekkes Kemenkes Pontianak

Page 3: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

3

PENDAHULUAN

Penyakit yang paling sering dialami oleh

lansia di Indonesia menurut Dept. of Health

Houshold Survey onHealth yaitu hipertensi

dengan prosentase sebesar 15,7% diperingkat

pertama dan penyakit muskuloskeletal dengan

prosentase sebesar 14,5% diperingkat kedua dan

diikuti oleh penyakit lainnya.1 Hal ini di sebabkan

karena pada tahap lanjut usia akan mengalami

perubahan-perubahan terutama pada perubahan

fisiologis karena dengan semakin bertambahnya

usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun

baik karena faktor alamiah maupun karena

penyakit. Salah satu gangguan kesehatan yang

paling banyak dialami oleh lansia adalah pada

sistem kardiovaskuler yaitu terjadi penurunan

elastisitas dinding aorta, katup 11 jantung menebal

dan menjadi kaku, serta penurunan kemampuan

jantung untuk memompa darah. Hal ini

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume

darah, kehilangan elastisitas pembuluh darah,

kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer

untuk oksigenisasi, sertaterjadinya hipertensi

akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah

perifer.2

Pada tahun 2013 Hari Kesehatan Dunia

tema " tekanan darah tinggi " yang di adakan di

New Delhi dalam pertemuan dengan menteri

kesehatan berbagai Negara ternyata mendapatkan

jumlah yang sangat signifikan, karena lebih dari

satu dari tiga orang dewasa di seluruh dunia

diperkirakan menderita kondisi tersebut. Tekanan

darah tinggi menyumbang kontribusi untuk 9,4 juta

kematian setiap tahun akibat penyakit jantung dan

stroke dan merupakan faktor risiko tinggi bagi

banyak hasil kesehatan lainnya. Sayangnya, itu

sering terjadi tanpa disadari, bahkan ketika nilai-

nilai yang sangat tinggi, dan dengan demikian

kesehatan masyarakat harus fokus pada pengujian

awal dan tindak lanjut. Dr.Chan didorong para

menteri untuk mengadopsi Deklarasi New Delhi

dengan tema “Tekanan Darah Tinggi”, dan untuk

membangun kemitraan di tingkat nasional, regional

dan global.3

Di Indonesia prevalensi hipertensi sebesar

26,5 persen (25,8% + 0,7 %). Prevalensi hipertensi

berdasarkan yang didiagnosis oleh tenaga

kesehatan dan pengukuran terlihat meningkat

dengan bertambahnya umur. Prevalensi DM,

hipertiroid, dan hipertensi pada perempuan

cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki.

Prevalensi DM, hipertiroid, dan hipertensi di

perkotaan cenderung lebih tinggi dari pada

perdesaan.4

Hasil penelitian sporadis di 15 Kabupaten/

Kota di Indonesia, yang dilakukan oleh Felly PS,

dkk (2011-2012) dari Badan Litbangkes Kemkes

dalam judul “hipertensi the silent killer”,

memberikan fenomena 17,7% kematian disebabkan

oleh Stroke dan 10,0% kematian disebabkan oleh

Ischaemic Heart Disease. Dua penyakit penyebab

kematian teratas ini, soulmate factor nya adalah

Hipertensi.5

Kabupaten Kubu Raya untuk penyakit

hipertensi berdasarkan laporan dinas kesehatan

kota Kubu Raya dalam profil 2015 dan LB1 2015

di ketahui jumlah penderita Hipertensi 10751 kasus

dan menempati peringkat ke 2 dari 10 besar

penyakit, Sedangkan menurut data dari UPT Tresna

Wherda Mulia Dharma di dapatkan jumlah Lansia

yang menderita Hipertensi adalah sebanyak 29

kasus dengan jumlah lansia yang di bina dan

menetap di Panti sebanyak 59 orang.

Aktivitas menurut Scotch latihan yang baik

untuk para lansia adalah dengan berolahraga. Jenis

olahraga yang bisa dilakukan pada lansia antara lain

adalah senam. Olahraga dengan teratur seperti

senam bugar lansia dapat mencegah atau

memperlambat kehilangan fungsional organ.

Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan

bahwa latihan atau olahraga seperti senam lansia

dapat mengeliminasi berbagai resiko penyakit

seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri

koroner dan kecelakaan.6

Olah raga aerobik merupakan olah raga

yang tepat dilakukan oleh lansia teruatama yang

mengalami hipertensi salah satunya senam

aerobik.7 Senam yang dapat di lakukan oleh lansia

yaitu senan yang mempunyai gerakan ringan,

intensitas sedang, dan mudah di lakukan.

Menghindari gerakan loncat-loncat yang di sebut

low impact. Gerakan ini masih dapat memacu kerja

jantung dengan intensitas ringan, sedang, bersifat

menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan

sebagian otot tubuh serasi sesuai gerak sehari-hari.8

Faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya hipertensi di bagi dalam dua kelompok

besar yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat di

ubah seperti jenis kelamin, umur, genetic dan faktor

yang dapat di ubah seperti pola makan, kebiasaan

olahraga dan lain-lain satu faktor saja belum cukup

menyembabkan timbulnya hipertensi.9

Hasil penelitian sebelum senam, rata-rata

sistol 141 mmHg, diastole 86,25 mmHg dan nilai

Page 4: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

4

sesudah melakukan senam rata-rata sistol 130

mmHg, diastole 81,25 mmHg. Hasil uji analisis

dengan Wilcoxon signed rank test di dapat nilai

Asymp. Sig (2-tailed) 0,001 untuk tekanan darah

sistolik dan 0,002 untuk tekanan darah diastolik.10

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

di lakukan oleh Revansia (2014) menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan pengaruh senam

ergonomik dan aerobic low impact terhadap level

tekanan darah sistole dan diastole pada lansia

hipertensi.11

Selain terapi senam aerobik low impact,

terapi murottal Al-Qur’an merupakan salah satu

terapi nonfarmakologis yang dapat digunakan

untuk mempercepat proses penyembuhan.12 Hal ini

telah dibuktikan oleh Ahmad al-Qadhi yang

melakukan penelitian dengan tema pengaruh Al-

Qur’an pada manusia dalam perspektif fisiologi dan

psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-

Qur’an memiliki pengaruh yang signifikan dalam

menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.13

Berdasarkan penelitian yang di lakukan

oleh Ernawati (2013) bahwa didapatnya hasil nilai

yang siginfikan terhadap tekanan darah sistol dan

diastol setelah diberi perlakuan sehingga dapat

disimpulkan bahwa, mendengarkan murottal Ar

rahman berpengaruh terhadap pola tekanan darah

pada pasien hipertensi. Sejalan dengan penelitian

yang di lakukan oleh Laras Pratiwi,dkk (2015)

bahwa teknik relaksasi benson dan murottal Al-

Qur’an efektif dalammenurunkan tekanan darah

pada pasiendengan hipertensi primer.14

Pada penelitian ini peneliti

mengkombinasikan terapi secara fisik dengan

senam aerobik low impact dan terapi psikologis

dengan mendengarkan murottal Quran untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi. Dengan kombinasi ini di harapkan dapat

menurunkan tekanan darah lebih signifikan dari

sebelumnya.

UPT Panti Sosial Tresna Wherdha Mulia

Dharma kuburaya merupakan Panti sosial yang

berada dalam naungan Dinas Sosial,Transmigrasi

dan tenaga Kerja. Di UPT tersebut terdapat 8

petugas dan 2 orang perawat serta 59 lansia (data

terakhir pada bulan Agustus). Pada satu tahun

terakhir terdapat 2 orang meninggal di karenakan

penyakit jantung/stroke. Di panti ini sebelumnya

tidak pernah di lakukan penelitian menurunkan

tekanan darah dengan senam dan murottal. Data ini

peroleh melalui hasil wawancara dengan petugas

panti tersebut.

TUJUAN PENELITIAN

Untuk Menganalisis efektifitas kombinasi

senam aerobik low impact dan terapi Murottal

Quran terhadap perubahan tekanan darah lansia

hipertensi di UPT Panti Sosial Tresna Werdha

Mulia Dharma Kabupaten Kubu Raya.

MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap pengembangan

ilmu kesehatan terutama menyangkut epidemiologi

kesehatan masyarakat dan memberikan informasi

dalam intervensi mandiri dalam menangani pasien

penderita hipertensi terutama lansia, serta dapat di

pergunakan sebagai dasar untuk penelitian

selanjutnya terkait dengan terapi non farmakologi

yaitu Menganalisis efektifitas kombinasi senam

aerobik low impact dan terapi Murottal Quran

terhadap perubahan tekanan darah lansia hipertensi.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah bersifat

eksperimen semu (Quasi eksperiment), yaitu

penelitian yang observasinya di lakukan terhadap

efek dari perlakuan peneliti terhadap sejumlah

variabel penelitian.Desain penelitian yang di

pergunakan adalah one group pre-test post- test

desain (sebelum dan sesudah perlakuan), yaitu pada

unit percobaan di kenakan dengan dua kali

pengukuran.Pengukuran pertama sebelum

perlakuan di laksanakan dan pengukuran kedua

susudah perlakuan di laksanakan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

lansia yang menderita hipertensi dan berada di

UPT Panti Tresna Werdha Mulia Dharma.Sampel

adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan

objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh

populasi yang ada. Dalam penelitian ini teknik

pengambilan sampel yang di gunakan adalah

menggunakan total sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi (sugiyono, 2006) dengan

jumlah yang memenuhi kriteruuia inklusi sebanyak

21 responden.15

Alat pengumpulan data yang di gunakan

pada penelitian ini adalah tensimeter digital, yaitu

alat ukur untuk mengukur tekanan darah yang di

lakukan 2 kali pengukuran dan di ambil rata-

ratanya, sebagai penetapan responden tekanan

darah diukur 30 menit sebelum senam untuk pretest

dan posttest di ukur seminggu setelah perlakukan di

lakukan. Kemudian hasilnya di catat pada lembar

hasil pengukuran.Pada perlakuan Murottal peneliti

menggunakan handphone untuk mendengarkan

Page 5: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

5

rekaman murottal Al-Quran surah Ar-Rahman yang

di bacakan oleh Muhammad Thaha selama 12:31

menit melalui aplikasi MP3 Al-Quran digital

dengan volume suara standar.

GAMBARAN PENELITIAN

Pada penelitian terdiri dari beberapa tahapan

proses di antaranya proses eksperimen, tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan penilaian

intervensi.

Pada tahap pelaksanaan dan penilaian intervensi

peneliti melakukan penilaian dengan mengukur

keaktifan responden dalam mengikuti senam dan

murottal. Penilaian ini diukur dengan menghitung

jumlah gerakan yang di ikuti oleh

responden,sedangkan murottal di ukur dengan

responden mendengar keseluruhan murottal atau

tidaknya, dari hasil tersebut kemudian di dapatkan

penilaian sebagai berikut :

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa

persentase tertinggi untuk gerakan senam

aerobiklow impact terdapat pada gerakan

pendinginan dengan rata-rata 94%, Hal ini di

sebabkan karena pada gerakan pendinginan dengan

tempo gerakan sangat lambat sehingga mudah di

ikuti oleh lansia. Sedangkan gerakan senam dengan

presentase terendah terdapat pada gerakan inti

dengan rata-rata 49%, hal ini di sebabkan gerakan

inti yang memiliki tempo yang agak cepat sehingga

lansia agak sulit mengikuti gerakannya.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti

terhadap proses observasi pemberian intervensi

senam aerobik low impact, selanjutnya di lakukan

penilaian terhadap proses intervensi senam dengan

analisis gerakan senam masing-masing responden.

Hal ini di lakukan untuk mendapatkan gambaran

dalam keseragaman objek mengikuti gerakan

senam., setelah hasil dari proses analisa dalam

bentuk persentase yang terdapat pada tabel

keaktifan diatas, selanjutnya di proses dengan

menggunakan uji Varians data one way anova, di

peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1.1. Gerakan Senam

Varians data terhadap Gerakan Responden dalam

Mengikuti Senam Aerobik Low Impact

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan hasil

perhitungan statistik menggunakan uji Varians data

one way anova di peroleh p-value sebesar 0.141 >

α (0,05) yang berarti intervensi yang diterima oleh

objek cukup seragam/tidak ada beda.. Untuk

gerakan inti pada senam di peroleh p-value sebesar

0,877 > α (0,05) yang berarti intervensi yang

diterima oleh objek cukup seragam/tidak ada beda.

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji

Varians data one way anova untuk gerakan

pendinginan dan skor total berturut-turut adalah di

peroleh p-value sebesar 0,880 > α (0,05) dan 0,511

> α (0,05) yang berarti intervensi yang diterima

oleh objek cukup seragam/tidak ada beda.

Penilaian untuk murottal dilakukan dengan

melihat keseragaman objek dalam mengikuti proses

pemberian intervensi berlangsung, apabila

responden mendengar murottal lebih dari sepuluh

menit (atau mendengarkan ayat murottal secara

penuh kurang lebih 13 menit) sebanyak satu kali

dalam 3 hari berturut-turut maka respoden di

berikan nilai 100%. Untuk proses intervensi ini

semua responden mendengarkan murottal lebih dari

10 menit (full audio) sehingga tidak di perlukan

proses analisa dengan uji varians one way anova

seperti yang terdapat pada proses senam aerobic

low impact.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan

Gerakan

senam

Varians

(P Value)

Anova

(P Value)

Kesimpulan

Pemanasan 0.141 0.000 terdapat

perbedaan

Inti 0.887 0.372 Tidak terdapat

perbedaan

Pendinginan 0.880 0.940 Tidak terdapat

perbedaan

Skor total 0.511 0.11 Tidak terdapat

perbedaan

Page 6: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

6

Hasil sebagai berikut :

1. Analisis univariat

Tabel 1.2. Distribusi Umur Responden

Distribusi responden berdasarkan umur

Usia Frekuensi Prosentase

60-65 6 28.6 %

66-70 6 28.6 %

71-76 6 28.6 %

77-82 3 14.2 %

Jumlah 21 100 %

Distribusi responden berdasarkan jenis

kelamin

Jenis

kelamin

Frekuensi Persentase (%)

Laki – laki 12 57,1 %

Perempuan 9 42,9 %

Jumlah 21 100 %

Distribusi responden berdasarkan tingkat

pendidikan

Tingkat

Pendidikan

Frekuensi Persentase (%)

Tidak

Sekolah

6 28.6 %

SD 14 66.6\ %

A1Q\ 1 4.8 %

Jumlah 21 100 %

Distribusi responden berdasarkan lama

tinggal di Panti

Lama

Tinggal

Frekuensi Persentase (%)

1 – 2 tahun 7 33.3 %

3 – 4 tahun 9 42.9 %

5 - 6 tahun 4 19.0 %

9 – 10

tahun

1 4.8 %

Jumlah 21 100 %

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan

bahwa distribusi umur responden yang memiliki

umur 60-65 tahun yaitu sebesar 28,6 % sama rata

dengan umur 66-70 dan 71-76 tahun yaitu 28,6 %.

Pada penelitian ini responden umur lansia tertua

yang menderita hipertensi sebanya 14,3 % atau 3

orang. Ini menunjukkan bahwa penyakit hipertensi

lebih banyak pada usia lansia antara 60-75 tahun.

Umur termuda responden adalah umur 61 tahun

sedangkan tertua adalah umur 81 tahun. Pada tabel

jenis kelamin dapat di lihat bahwa proporsi

responden dengan jenis kelamin laki-laki 57,1 %

lebih besar di bandingkan responden perempuan.

Tabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa

rata-rata tingkat pendidikan responden sebesar

66,7 % lebih besar di bandingkan responden

dengan tidak sekolah dan SMP. Berdasarkan tabel

diatas dapat di simpulkan bahwa jumlah lansia

terlama tinggal di panti adalah 9 tahun sebanyak 1

orang responden, sedangkan responden lama

tinggal dengan frekuesi terbanyak terdapat pada

rentang 1 – 2 tahun dan 3 – 4 tahun dengan

presentase 33,3% dan 42.9 %.

2. Analisis Variabel counfonding

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil

sebagai berikut :

a. Pola makan (makanan pencegah)

Di lihat distribusi frekuensi pola makan

dengan makanan pencegah hipertensi

untuk jenis sayuran yang paling sering di

konsumsi adalah sawi,wortel dan bayam

dengan persentase (100%), Untuk

kelompok buah-buahan yang paling

sering di konsumsi adalah buah pisang

dan jeruk dengan frekuensi sering sebesar

(100%). Kategori tidak pernah adalah

responden tidak mengkonsumsi jenis

makanan tersebut karena tidak disajikan

selama proses penelitian.

b. Pola makan (makanan pemicu)

Di lihat bahwa pola konsumsi responden

untuk makan pemicu hipertensi pada

kelompok makanan tinggi kolesterol

adalah kuning telur dengan frekuensi 20

orang dengan kategori sering (95,2%).

Pada kelompok makanan tinggi natrium

terbanyak terdapat pada jenis biscuit,

cracker dan keripik sebanyak 21

responden pada kategori sering

(100%).Sedangkan pada kelompok jenis

makanan yang di awet terdapat pada jenis

pindang dengan frekuensi 21 responden

kategori jarang (100%). Untuk makanan

pencegah dengan kategori tidak pernah

merupakan makanan yang tidak di sajikan

di panti selama proses penelitian sehingga

responden tidak mengkonsumsi jenis

makanan tersebut.

Page 7: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

7

C. Tingkat stres

Tabel 1.3. Tingkat Stres

Tabel 1.4. Distribusi Frekuensi Responden

Menurut Tingkat Stress

Tingkat stress Frekuensi Persentase

(%)

Berat 3 14,3 %

Sangat berat 18 85,7 %

Jumlah 21 100 %

Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa

frekuensi lansia hipertensi dengan kategori

stress sangat berat lebih besar dari pada stress

berat dengan persentase 85,7% untuk stress

sangat berat dan 14,3% untuk stress berat.

Analisa uji chi-square tingkat stress dengan

tekanan darah pada penderita hipertensi

setelah di beri perlakuan

Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan hasil perhitungan statistik

menggunakan chisquare di dapatkan hasil p-

value sebesar 0,844 > α (0,05) yang berarti

tidak ada hubungan bermakna tingkat stress

dengan tingkat hipertensi pada lansia

hipertensi.

D. Aktivitas Fisik

Tabel 1.5. Distribusi Frekuensi Responden

Menurut Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik Frekuensi Persentase

Aktivitas fisik

kurang

19 90.5 %

Aktivitas fisik baik 2 5.0 %

Jumlah 21 100%

Dari tabel di atas dapat di simpulkan

bahwa distribusi frekuensi responden menurut

aktifitas fisik, rata-rata responden memiliki

aktifitas fisik kurang dengan presentase

90,5%.

Analisa uji chi-square aktivitas fisik dengan

tekanan darah pada penderita hipertensi

setelah intervensi

Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan hasil perhitungan statistik

menggunakan chisquare di dapatkan hasil p-

value sebesar 0,481 > α (0,05) yang berarti

tidak ada hubungan bermakna aktivitas fisik

dengan tingkat hipertensi pada lansia

hipertensi setelah diberikan perlakuan.

Berdasarkan hasil analisa di atas terhadap

variabel pegganggu (Pola makan, aktivitas

fisik, stress) dapat di simpulkan bahwa

keberadaan variabel pengganggu yang di

amati tidak terdapat pengaruh terhadap pola

tekanan darah pada lansia, sehingga

pemberian perlakuan kepada objek yang di

teliti yaitu senam aerobik low impact dan

murottal Quran dapat di katakan memiliki

pengaruh terhadap perubahan tekanan darah.

3. Analisis variabel tercoba

a. Tekanan darah

Tabel 1.6. Tingkat Tekanan Darah

Dari hasil penelitian di dapatkan

bahwa distibusi frekuensi tekanan darah

sistolik responden sebelum di berikan

Aktivitas

fisik

Tekanan Darah P

Value

OR

(CI :

95%) Tetap Menurun

N % N %

0.481

0.357 kurang 5 0% 14 9.5

Baik 1 33% 1 57

Jumlah 6 33% 15 66.5

Tingkat

stress

Tekanan Darah P

Value

OR

(CI :

95%) Tetap Menurun

N % N %

0.844

1.300 Berat 1 9.5 2 4.8

Sangat

berat

5 24 13 62.0

Jumlah 6 33.5 15 66.8

Page 8: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

8

perlakuan yang terbanyak terdapat pada

tekanan darah 140 mmHg dengan presentase

42.8%.Dan tekanan darah sistolik sesudah di

berikan intervensi menunjukkan bahwa

distribusi frekuensi yang paling banyak

terdapat pada tekanan darah 130 mmHg

dengan presentase 47.6%.

Dan dari hasil pengukuran tekanan

darah diastolik menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi tekanan darah diastolik responden

sebelum di berikan perlakuan rata-rata 80 dan

90 mmHg dengan presentase 38.1% dan

42.8%.Sedangkan tekanan darah diastolic

sesudah di berikan intervensi menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi tekanan darah

diastolik responden terdapat pada tekanan

darah 70 mmHg dan 80 mmHg dengan

presentase 38.1% dan 42.8%. Dari hasil ini

menunjukkan bahwa adanya penurunan yang

signifikan setelah di berikan perlakuan

intervensi senam dan murottal.

Tabel 1.7 Pola Tekanan darah sistolik dan

diastoliksetelah di berikan perlakuan

Pola Tekanan

Darah

Tekanan darah

sistole diastole

N % N %

Tetap 8 42.8 10 52.4

Menurun 13 57.2 11 47.6

Jumlah 21 100 21 100

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa tekanan

darah sistolik dengan pola tetap adalah 8

dengan persentase 42.8%, untuk diastolik

tetap frekuensi 10 dengan persentase 52.4%.

Sedangkan sistolik menurun sesudah

perlakuan dengan frekuensi 13, persentase

57.2% sedangkan diastolic menurun sesudah

perlakuan frekuensi 11 dengan persentase

47.6%.

Tabel 1.8. Distribusi Tingkat Hipertensi

Respondensetelah di berikan pelakuan

Tingkat

Hipertensi

Frekuensi Persentase

Tekanan darah

tetap

6 28.6%

Tekanan darah

menurun

15 71.4%

Jumlah 21 100 %

Dari tabel di atas data menunjukkan

bahwa tingkat hipertensi responden setelah di

berikan perlakuan dengan hipertensi tekanan

darah menurun lebih besar dari hipertensi

tekanan darahnya, yaitu presentase 71.4%

untuk hipertensi menurun dan 28.6% untuk

hipertensi tetap.

Uji Normalitas Data

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan

menggunakan perhitungan Skewnes kurtosis

diperoleh nilai p pretest sistolik adalah rasio

skewness 0.868 dan kurtosis 0.412 sedangkan

posttest sistolik berada pada rasio -1.415 dan

kurtosis -0.416 yang artinya distribusi datanya

normal karena masih berada pada rasio antara

-2 sampai 2. Nilai p pretest diastolik adalah

rasio skewness 1.516 dan kurtosis -0.568 dan

posttest diastolik berada pada skewness 1.149

dan kurtosis -1.109 yang artinya distribusi

datanya normal karena masih berada pada

rasio antara -2 sampai 2. Perbedaan Rerata

Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Sebelum Dan Sesudah Di Berikan Perlakuan

Senam Aerobik Low Impact Dan Terapi

Murottal Quran

Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan hasil perhitungan statistik

menggunakan uji t berpasangan di peroleh p-

value sebesar 0,000 < α (0,05) dengan beda

mean sebelum dan sesudah adalah 8.57 yang

berarti ada perbedaan bermakna tekanan darah

sistolik sebelum dan sesudah melakukan

senam aerobik low impact dan terapi murottal

Quran. Sedangkan Diastolik menunjukkan

hasil perhitungan statistik menggunakan uji t

berpasangan di peroleh p-value sebesar 0,000

Tekanan

darah :

1. Sistolik

Mean Standar

Deviasi

P

Value

Beda

Mean

Sebelum 148.57 13.148 0.000 8.57

Sesudah 140.00 13.784

2. Diastolik

Sebelum 83.81 8.047 0.000 6.67

Sesudah 77.14 7.838

Page 9: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

9

< α (0,05) dengan beda mean sebelum dan

sesudah adalah 6.67 yang berarti ada

perbedaan bermakna tekanan darah diastolik

sebelum dan sesudah melakukan senam

aerobik low impact dan terapi murottal Quran.

4. Evaluasi Terhadap Nilai Efektivitas dan

Efisiensi intervensi

Diketahui :

p1 = 0.28

p2 = 0.71

E = 100 (1 – 0.28/0.71)

E = 100 (1 – 0.39)

E = 100 (0.61)

E = 61

Dari hasil perhitungan di atas

tingkat keberhasilan senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran dalam

menurunkan tekanan darah adalah 61 %.

Efisiensi penelitian ini dilihat pada

besarnya jumlah biaya yang di keluarkan

untuk kebutuhan pemberian senam aerobik

low impact dan terapi murottal quran pada

lansia.biaya yang di perlukan tersebut dapat

di estimasikan nerdasarkan perhitungan

rincian biaya diatas jika di totalkan adalah

sebesar : Rp.,120.000.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Objek Intervensi

Karakteristik responden

menunjukkan bahwa usia lansia di UPT Panti

Tresna Werdha Mulia Dharma mayoritas

berusia pada rentang 60 – 65, 66 – 70, 71 –

76 tahun sebanyak 6 0rang masing masing

dengan presentase 28.6 %. Sedangkan

rentang 77 – 82 tahun 14.2 %.

Pengobatan hipertensi pada lansia

dapat berupa terapi nonfarmakologis seperti

senam aerobik low impact (fisik) dan terapi

psikologis (murottal quran). Menurut

Triyanto (2014), senam aerobik low impact

hanya mempunyai gerakan ringan seperti

gerakan ringan seperti berjalan di tempat,

menekuk siku, dan menyerong badan. Di

iringi alunan musik yang tak terlampau keras

tapi membuat bersemangat.Senam aerobik

low impact ini bertujuan untuk meningkatkan

kesegaran jasmani atau nilai aerobik yang

optimal untuk penderita hipertensi. namun

untuk senam aerobik low impact berdasarkan

hasil penelitian ini di dapatkan bahwa senam

tersebut kurang efektif untuk di terapkan

pada usia lanjut, karena gerakan yang

bertempo lambat namun energik tidak sesuai

untuk lansia, akan tetapi pada terapi murottal

quran di nilai sangat efektif untuk usia lansia

karena di butuhkan waktu yang lama untuk

mendengarkan sehingga sangat cocok untuk

lansia terutama yang berada di panti dengan

rutinitas yang homogen.

Pada jenis kelamin responden di UPT

Panti Tresna Werdha Mulia Dharma yaitu

sebanyak 21 responden terdiri dari laki – laki

dan perempuan, laki-laki sebanyak 12

responden dengan presentase 57.1 %

sedangkan perempuan sebanyak 9 orang

dengan presentase 42.9 %. Di tinjau dari jenis

kelamin tersebut, dapat di lihat bahwa

responden laki-laki lebih banyak di

bandingkan perempuan, hal ini dapat di

pengaruhi oleh kebiasaan laki-laki atau

kakek-kakek di panti yang mengkonsumsi

kafein atau memiliki riwayat merokok.

Penderita hipertensi sangat heterogen

dan diderita oleh orang banyak yang datang

dari berbagai sub-kelompok berisiko di

dalam masyarakat khususnya pada laki-laki.

Jenis kelamin berpengaruh terhadap kadar

hormon yang dimiliki seseorang. Estrogen

yang dominan dimiliki oleh perempuan

diketahui sebagai faktor protektif atau

perlindungan pembuluh darah, sehingga

penyakit jantung dan pembuluh darah

termasuk hipertensi lebih banyak ditemukan

pada laki-laki yang kadar estrogennya lebih

rendah daripada perempuan.16

Distribusi responden berdasarkan

tingkat pendidikan terbanyak memiliki

tingkat pendidikan terbanyak pada

pendidikan SD sebanyak 14 orang dengan

presentase 66,7%, tidak sekolah sebanyak 6

responden presentase 28.6% dan terendah

pada SMP sebanyak 1 orang dengan

presentase 4.8%. Hal ini sejalan dengan hasil

Riskesdas (2007) yang menyatakan bahwa

hipertensi cenderung tinggi pada pendidikan

rendah dan menurun sesuai dengan

peningkatan pendidikan.Tingkat pendidikan

dapat mempengaruhi kemampuan dan

pengetahuan seseorang dalam menerapkan

perilaku hidup sehat, terutama mencegah

kejadian hipertensi.Semakin tinggi tingkat

pendidikan maka semakin tinggi pula

Effectivitness = 100 ( 1 – p1/p2)

61 %

Page 10: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

10

kemapuan seseorang dalam menjaga pola

hidupnya agar tetap sehat.

Lama tinggal di panti di hitung sejak

tahun masuk dan terdaftar sebagai anggota

panti. Distribusi responden berdasarkan lama

tinggal terbanyak terdapat pada rentang 3-4

tahun sebanyak 9 orang (42.9%). 7 orang

pada rentang 1 – 2 tahun presentase 33.3%

rentang 5 – 6 tahun presentase 19% dan

terendah pada 9 – 10 tahun dengan presentase

4.8 % sebanyak 1 orang. Pakar psikologi Dr.

Parwati Soepangkat, M.A. menjelaskan

bahwa para lansia yang dititipkan di panti

pada dasarnya memiliki sisi negatif dan

positif. Di amatidari posisi positif,

lingkungan panti dapat memberikan

kesenangan bagi lansia. Sosialisasi di

lingkungan yang memiliki tingkat usia

sebaya akan menjadi hiburan tersendiri,

sehingga kebersamaan ini dapat mengubur

kesepian yang biasa mereka alami. Akan

tetapi, jauh di lubuk hati mereka merasa jauh

lebih nyaman berada di dekat keluarganya.17

Tekanan Darah Sistolik dan

Diastolik Sebelum Melakukan Senam

Aerobik Low Impact dan Terapi Murottal

Quran terhadap Tekanan Darah pada

Lansia Hipertensi.

Pada penelitian ini, hasil pengukuran

tekanan darah lansia hipertensi sebelum

melakukan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran yaitu sebagian besar

responden memiliki tekanan darah sistolik

150 mmHg sebanyak 9 responden dengan

presentase 42.8 %, 4 responden 130 mmHg

presentase 19 %, 140 dan 160 mmHg

sebanyak 3 responden masing-masing

dengan presentase 14.3 % dan 170 dan 180

mmHg masing-masing 1 responden dengan

presentase 4.8 %.

Hasil pengukuran tekanan darah

diastolik sebelum melakukan senam aerobik

low impact dan terapi murottal quran yaitu

sebagian besar memiliki tekanan darah 90

mmHg sebanyak 9 responden dengan

presentase 42,8 %, 80 mmHg sebanyak 8

responden dengan presentase 38.1 %, 70

mmHg sebanyak 3 respondeng dengan

presentase 14.3 % dan terendah pada 100

mmHg sebanyak 1 responden dengan

presentase 4.8%.

Gejala klinis, beberapa responden

menyatakan sering merasa sakit

kepala/pusing, sakit leher/tengkuk dan

mual/muntah dalam jangka 2 minggu

terakhir sebelum penelitian.Prosentase untuk

sakit kepala/pusing dan sakit leher/tengkuk

adalah 38% dan 4.8% untuk mual dan

muntah.

Pada pemeriksaan fisik, tidak

dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

perubahan pada retina, seperti perdarahan,

eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan

pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil

(edema padadiskus optikus). Menurut Price,

gejala hipertensi antara lain sakit kepala

bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur,

gelisah, kepala pusing, dada berdebar - debar,

lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing.18

Gejala-gejala penyakit yang biasa

terjadi baik pada penderita hipertensi maupun

pada seseorang dengan tekanan darah yang

normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah,

jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit

tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga

berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan

sering kencing di malam hari. Gejala akibat

komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai

meliputi gangguan penglihatan,saraf, jantung,

fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak)

yang mengakibatkan kejang dan pendarahan

pembuluh darah otak yang mengakibatkan

kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga

koma .19

Corwin menyebutkan bahwa sebagian

besar gejala klinis timbul setelah mengalami

hipertensi bertahun - tahun adalah nyeri kepala

saat terjaga, kadang kadang disertai mual dan

muntah yang disebabkan peningkatan tekanan

darah intrakranial.20

2. Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Sesudah Melakukan Senam Aerobik Low

Impact dan Terapi Murottal Quran

terhadap Tekanan Darah pada Lansia

Hipertensi.

Hasil pengukuran tekanan darah lansia

hipertensi setelah melakukan senam aerobik

low impact dan terapi murottal quran

terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi

yaitu sebagian besar tekanan darah sistolik

130 mmHg sebanyak 10 orang dengan

persentase 47,5%, 140, 150, dan 160 mmHg

masing-masing 3 responden dengan

Page 11: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

11

presentase 14.3 % dan terendah pada 120

mmHg sebanyak 1 responden dengan 4.8 %.

Sedangkan hasil pengukuran tekanan

darah diastolik setelah perlakuan sebagian

besar 70 mmHg sebanyak 10 orang dengan

presentase 47,6%, tekanan diatolik 80 mmHg

sebanyak 7 responden dengan presentase

33.3 % dan terendah pada tekanan diastole 70

mmHg sebanyak 4 responden dengan

presentase 19 %.

Pada tekanan darah sebelum

perlakuan terdapat tekanan darah sistolik 180

mmHg dan diastolik 100 mmHg, kemudian

pada saat sesudah di berikan perlakuan

senam aerobik low impact dan terapi

murottal, tekanan darah mengalami

penurunan, sehingga tekanan darah sistolik

180 mmHg dan diastolik 100 mmHg tidak

terjadi lagi.

Penurunan tekanan darah antara lain

terjadi karena pembuluh darah mengalami

pelebaran dan relaksasi. Lama kelamaan,

latihan olah raga dapat dapat melemaskan

pembuluh-pembuluh darah, sehingga

tekanan darah menurun sama halnya dengan

melebarnya pipa air ketika akan menurunkan

tekanan air. Dalam hal ini senam senam

aerobik low impact dapat mengurangi

tahanan perifer.Penurunan tekanan darah

juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa

jantung berkurang. Otot jantung pada orang

yang rutin olahraga sangat kuat, maka otot

jantung dari individu yang rajin olahraga

berkontraksi lebih sedikit daripada otot

jantung orang yang jarang berolahraga untuk

memompakan volume darah yang sama.

Karena latihan senam aerobik low impact

dapat menyebabkan penurunan denyut

jantung maka akan menurunkan cardiac

output, yang pada akhirnya menyebabkan

penurunan tekanan sistolik, sedangkan

penurunan tahanan perifer di cerminkan

dengan penurunan tekanan diastolic.21

Murottal dan ayat – ayat dalam surat

Al – Qur’an dapat menurunkan hormone

stress, mengaktifkan hormone endofrin

alami, meningkatkan perasaan rileks dan

mengalihkan perhatian dan rasa takut, cemas

dan tegang, memperbaiki system kimia tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah serta

memperlambat pernapasan, detak jantung,

denyut nadi,tekanan darah dan aktifi tas

gelombang otak. Laju pernapasan lebih

dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik

menimbulkan ketenangan kendali emosi

pemikiran lebih dalam dan metabolisme yang

lebih baik.22

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ada

perubahan tekanan darah yang menurun dari

sistolik maupun diastolik setelah di berikan

perlakuan, meskipun ada beberapa tekanan

darah sistolik dan diastolik yang tidak

mengalami penurunan.Hal ini dapat terjadi

karena beberapa faktor sehingga ada

beberapa responden tidak mengalami

penurunan seperti pola makan yang salah,

stress, aktivitas fisik yang kurang, riwayat

hipertensi dan lain-lain.Sejalan dengan yang

di kemukakan oleh Sheps (2005) hipertensi

dapat dipicu oleh 2 faktor yaitu faktor yang

tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat

dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol

diantaranya adalah keturunan, jenis kelamin,

dan usia. Sedangkan faktor yang dapat

dikontrol adalah obesitas atau kegemukan,

konsumsi lemak, konsumsi natrium, stres,

olahraga atau aktifitas fisik, dan merokok.23

3. Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan

Diastolik Sebelum dan Sesudah

Melakukan Senam Aerobik Low Impact

dan Terapi Murottal Quran pada Lansia

Hipertensi

Hasil uji T-berpasangan pada

Tekanan darah Sistolik sebelum dan sesudah

di berikan perlakuan senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran di dapatkan

hasil bahwa p (0,000) < 0,05 artinya ada

perbedaan bermakna sebelum dan sesudah di

berikan perlakuan senam aerobik low impact

dan terapi murottal quran. Sedangkan hasil

tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah

di berikan perlakuan senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran di dapatkan

hasil p (0,000) < 0,05 artinya ada perbedaan

bermakna sebelum dan sesudah di berikan

perlakuan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran.

Hasil penelitian sejalan dengan

penelitian yang di lakukan oleh Pertiwi (2013)

tentang pengaruh senam aerobik low impact

terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada

lanjut usia di dapatkan hasil analisis statistik

data dengan nilai signifikan tekanan darah

sistolik pre test - post test yaitu P= 0,001,

tekanan darah diastolik pre test - post test

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima karena P<0,05 dapat membuktikan

Page 12: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

12

bahwa terdapat perbedaan rata-rata tekanan

darah sistolik pre dan post test maupun

diastolik pre test dan post test yaitu P = 0,038.

Sedangkan penelitian oleh Widyastuti (2015)

tentang pengaruh terapi murottal surah

Arrahman terhadap perubahan tekanan darah

pada lansia penderita hipertensi di posyandu

lansia kenanga wilayah kerja UPK Puskesmas

Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara

dengan hasil statistik uji t-berpasangan untuk

tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah

perlakuan p (0,000). Untuk hasil tekanan

darah diastolik dengan menggunakan uji

Wilcoxon di dapatkan hasil p-value (0,000),

dapat di simpulkan bahwa ada perbedaan

bermakna sebelum dan sesudah di berikan

perlakuan terapi murottal Ar-Rahman pada

lansia hipertensi.24

Senam aerobik low impact

merupakan suatu aktivitas fisik aerobik yang

terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dan daya tahan

jantung, paru-paru, peredarah darah, otot dan

sendi. Senam ini dapat di lakukan 3-5 kali

dalam satuu minggudan dengan lama latihan

20-6- menit dalam 1 kali latihan. Senam

aerobik low impact dapat menyebabkan

pnurunan denyut jantung maka kan

menurunkan cardiac output yang pada

akhirnya menyebabkan penurunan tekanan

darah. Pernyataan lain dari Harber (2009)

yaitu senam aerobik low impact merupakan

suatu aktivitas fisik aerobik yang terutama

bermanfaat untuk meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan dan daya tahan

jantung, paru-paru, peredaran darah, otot dan

sendi. Latihan aktifitas fisik akan memberikan

pengaruh yang baik terhadap berbagai macam

sistem yang bekerja di dalam tubuh, salah

satunya adalah sistem kardiovaskuler.

Murottal Secara fisik mengandung

unsur suara manusia yang dapat menstimulasi

tubuh untuk menurunkan hormone-hormon

stress, mengaktifkan hormone endorphin

secara alami, meningkatkan perasaan rileks,

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas

dan tegang, memperbaiki metabolisme tubuh

sehingga menurunkan tekanan darah serta

memperlambat pernafasan, denyut nadi dan

aktivitas gelombang otak. Hal tersebut sejalan

dengan pernyataan Ernawati dalam Sadriyah

(2014) bahwa suara Al-Quran (Murottal)

ibarat gelombang suara yang memiliki

ketukan dan gelombang tertentu, menyebar

dalam tubuh kemudian menjadi getaran yang

bisa mempengaruhi fungsi gerak sel otak dan

membuat keseimbangan di dalamnya.25

Dari hasil penelitian dapat dilihat

bahwa ada perubahan yang signifikan tekanan

darah sistolik dan diastolik setelah di berikan

perlakuan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran. Maka dapat di

simpulkan bahwa senam aerobik low

impactdan terapi murottal merupakan

pengobatan nonfarmakologis yang efektif

untuk pengobatan hipertensi tanpa efek

samping yang aman dan mudah untuk di

terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Efektivitas Kombinasi Senam Aerobik

Low Impact dan Terapi Murottal Quran

Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia

Hipertensi

Pada penelitian ini terdapat 2 jenis

perlakuan/intervensi yang di berikan

terhadap kelompok yang sama atau di kenal

dengan one group pretest-posttest. Proses

intervensi senam aerobik low impact yang di

lakukan sebanyak 3 kali dalam satu minggu

telah di ketahui bahwa rata-rata responden

mengikuti gerakan senam secara keseluruhan

dari gerakan pemanasan, inti, dan

pendinginan selama 3 kali berturut-turut

adalah 60%. Berdasarkan pengamatan

peneliti hal tersebut dapat di pengaruhi

berbagai faktor, seperti umur responden yang

sudah tua hingga kurang bersemangat atau

sulitnya gerakan senam aerobik low impact

untuk di ikuti lansia dengan umur yang sudah

tua.Sedangkan untuk murottal Quran 100%

responden mendengarkan secara penuh, hal

tersebut di karenakan lansia di panti lebih

banyak waktu bersantai dan jarang

beraktivitas sehingga peneliti mudah

memberikan perlakuan dan dapat

mendengarkan dengan rileks dan tenang.

Efektivitas menunjukan keberhasilan

dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah

ditetapkan.Pendapat Arens and Lorlbecke

yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf

(1999:765), mendefinisikan efektivitas

sebagai berikut: “Efektivitas mengacu kepada

pencapaian suatu tujuan, sedangkan efisiensi

mengacu kepada sumber daya yang digunakan

untuk mencapai tujuan itu”. Sehubungan

dengan yang Arens dan Lorlbecke tersebut,

maka efektivitas merupakan pengukuran

Page 13: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

13

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan hasil perhitungan

tingkat keberhasilan senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran dalam

menurunkan tekanan darah adalah 61 %.

Dari angka tersebut menunjukkan bahwa

efektivitas yang di hasilkan termasuk angka

cukup tinggi menurut tabel interpretasi dari

Arikuntoro.26

Melakukan olahraga seperti senam

aerobik low impact ini mampu mendorong

jantung bekerja secara optimal, dimana

olahraga untuk jantung mampu meningkatkan

kebutuhan energi oleh sel, jaringan dan organ

tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut

akan meningkatkan aktivitas pernafasan dan

otot rangka, dari peningkatan aktivitas

pernafasan akan meningkatkan aliran balik

vena sehingga menyebabkan peningkatan

volume sekuncup yang akan langsung

meningkatkan curah jantung sehingga

menyebabkan tekanan darah arteri meningkat

sedang, setelah tekanan darah arteri

meningkat akan terjadi fase istirahat terlebih

dahulu, akibat dari fase ini mampu

menurunkan aktivitas pernafasan otot rangka

dan menyebabkan rangsangan pada saraf

simpatis meningkatkan aktilitas jantung,

meningkatkan frekuensi jantung, dan

menaikkan kekuatan pemompaan.

Peningkatan kemampuan jantung dalam

memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

tubuh terhadap oksigen, menyebabkan jantung

tidak perlu berdenyut lebih cepat untuk dapat

memompa darah dalam jumlah tertentu seperti

sewaktu sebelum berolahraga teratur.

Sehingga setelah itu akan menyebabkan

kecepatan jantung menurun, volume sekuncup

menurun, vasodilatasi arteriol vena, karena

penurunan ini mengakibatkan penurunan

curah jantung dan penurunan resistensi perifer

total, sehingga terjadi penurunan tekanan

darah.27

Stimulan Al Qur’an rata-rata

didominasi oleh gelombang delta. Stimulan

terapi ini sering memunculkan gelombang

delta di daerah frontal dan sentral baik sebelah

kanan dan kiri otak. Adapun fungsi dari daerah

frontal yaitu sebagai pusat intelektual umum

dan pengontrol emosi, sedangkan fungsi dari

daerah sentral yaitu sebagai pusat pengontrol

gerakan-gerakan yang dilakukan. Sehingga,

stimulan Al Qur’an ini dapat memberikan

ketenangan, ketentraman dan kenyamanan

responden.28

Ketika diperdengarkan Murattal,

maka harmonisasi dalam Murattal yang indah

akan masuk telinga dalam bentuk suara

(audio), menggetarkan genderang telinga,

mengguncangkan cairan ditelinga dalam serta

menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea

untuk selanjutnya melalui saraf koklearis

menuju otak dan menciptakan imajinasi

keindahan di otak kanandan otak kiri. Hal ini

akan memberikan dampak berupa

kenyamanan dan perubahan perasaan.

Perubahan perasaan ini diakibatkan karena

Murattal dapat menjangkau wilayah kiri

kortek cerebri.29

Dari penjelasan diatas peneliti

menyimpulkan bahwa senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran yang di

kombinasikan untuk menurunkan tekanan

darah pada lansia dapat di rekomendasikan

sebagai pengobatan nonfarmakologis yang

mudah dan aman di terapkan, serta efisien

dengan efektivitas yang tinggi sehingga dapat

di anjurkan sebagai alternatif pengobatan bagi

penderita hipertensi baik untuk lansia

hipertensi di UPT Tresna werdha Mulia

Dharma maupun penderita hipertensi lainnya.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini adalah :

1. Kurangnya data riwayat hipertensi responden

di karenakan lansia hanya mendaftar masuk

Panti tanpa mengetahui keterangan penyakit

yang di derita sebelumnya.

2. Tidak di lakukan screening untuk tingkat

kebugaran responden.

3. Bias informasi pada penilaian gerakan senam

dan konversi alat pengukuran pada

tensimeter.

4. Pada variabel pengganggu tidak di lakukan

kontrol (matching) terhadap responden

sehingga dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan

pada bab V, mengenai tentang efektivitas

kombinasi sebelum dan sesudah dilakukan

senam aerobik low impact dan terapi murottal

quran terhadap tekanan darah pada lansia

Page 14: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

14

hipertensi di UPT Panti sosial Tresna

Wherdha Mulia Dharma dapat di tarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tekanan darah lansia hipertensi sebelum

melakukan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran yaitu sebagian besar

responden memiliki tekanan darah sistolik

150 mmHg sebanyak 9 responden dengan

presentase 42.8 %. Sedangkan hasil

pengukuran tekanan darah diastolik

sebelum melakukan senam aerobik low

impact dan terapi murottal quran yaitu

sebagian besar memiliki tekanan darah 90

mmHg sebanyak 9 responden dengan

presentase 42,8 %.

2. Tekanan darah lansia hipertensi setelah

melakukan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran terhadap tekanan

darah pada lansia hipertensi yaitu

sebagian besar tekanan darah sistolik 130

mmHg sebanyak 10 orang dengan

persentase 47,5%. Sedangkan hasil

pengukuran tekanan darah diastolik

setelah perlakuan sebagian besar 70

mmHg sebanyak 10 orang dengan

presentase 47,6%.

3. Ada perbedaan bermakna tekanan darah

sistolik sebelum dan sesudah di berikan

perlakuan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran dengan p-value

0,001.

4. Ada perbedaan bermakna tekanan darah

diastolik sebelum dan sesudah di berikan

perlakuan senam aerobik low impact dan

terapi murottal quran dengan p-value

0,002.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran

yang dapat di berikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan

Di harapkan kepada dinas sosial dapat

bekerja sama dengan dinas kesehatan untuk

berkontribusi dalam mengadakan kegiatan

senam aerobik low impact dan terapi murottal

quran sebagai kegiatan rutinitas di Panti Sosial

Tresna Werdha Mulia Dharma kabupaten

kubu Raya guna mengurangi angka kesakitan

terutama penyakit hipertensi pada lansia.

2. Bagi pengurus PTSW Mulia Dharma

Sebagai upaya mengurangi angka

kesakitan terutama hipertensi pada lansia, di

harapkan kepada pengurus panti untuk lebih

memperhatikan keadaan lansia terutama yang

memiliki penyakit hipertensi, menjadikan

kegiatan senam Aerobik low impact dan terapi

murottal sebagai kegiatan rutinitas untuk

lansia dengan cara membuat jadwal yang tetap

setiap minggunya (misal : murottal 3 kali

dalam seminggu) dengan memnfaatkan

fasilitas CD/TV yang telah tersedia di setiap

wisma Panti, sedangkan senam aerobik low

impact dapat dilakukan minimal seminggu

sekali sesuai dengan kegiatan senam yang

dilkukan di PTSW.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Di harapkan pada peneliti selanjutnya

dapat mengganti desain penelitian, seperti

menambahkan kelompok kontrol sebagai

pembanding dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut

Usia.Yogyakarta: Graha Ilmu.

2. Ismayadi, 2004. Proses Menua (Aging Proses).

Program Studi Ilmu Keperawatan. Fakultas

Kedokteran. Universitas Sumatera Utara

3. WHO, 2013. Meeting of ministers of health of the

south-east asia region, new delhi.URL :

Http//www.who.int.

4. Depkes RI ,.2013. Riset kesehatan dasar tahun

2013.

5. Kemenkes,. 2015. Hipertensi the silent killer,

perhimpunan dokter specialis kardiovaskular,

Jakarta.

6. Darmojo, Boedhi dan Martono,H.Hadi. 1999.

Olah Raga dan Kebugaran Pada Lanjut Usia.

Buku Ajar Geriatri.Jakarta : Balai Penerbit

Universitas Indonesia.

7. Shadine, M 2010. Mengenal Penyakit Hipertensi ,

Diabetes, Stroke, Dan Serangan Jantung :

Pencegahan dan Pengobatan Alternatif, Keen

books, Jakarta.

8. Online, S 2012. Aerobik untuk 40+ dalam URL :

Http://Surabaya.Tribunnews.com. /2012/08/31/

aerobik-untuk-40, diakses 11 desember 2012.

9. Depkes RI .,2003. Pedoman Pengelolaan:

Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.

Edisi ke 2. Jakarta.

10. Perdana, Revansia M. 2014. Efektivitas Senam

Ergonomic dengan Senam Aerobic Low Impact

Terhadap Level Tekanan Darah Pada Lansia

Hipertensi. Skripsi.Surakarta : Prodi Pasca Sarjana

– UMS (Tidak Dipublikasikan).

11. Pratiwi, A.P. 2013. Pengaruh Senam Aerobik Low

Impact Terhadap Perubahan Tekanan Darah

Page 15: JUMANTIK - unmuhpnk.ac.id

15

Lansia Hipertensi Di Ponsyandu Lansia Rambutan

I Desa Donokerto Tuti Sleman

Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta : Prodi Pasca

Sarjana – Stikes ‘Aisyiyah.

12. Haesodo, A. 2008. Kajian Klinis Musik sebagai

Alat terapi Kesehatan. Diakses tanggal 10

Agustus 2016. http://www.ajihoesodo.com/Kajian

Klinis Musik sebagai Alat terapi

Kesehatan.index.php

13. Remolda, 2009, Manfaat Mendengarkan Al-

Qur’an, Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2

September 2012, 12-16.

14. Pratiwi, L. 2015. Pegaruh Teknik Relaksasi

Benson Dan Murottal Al-Quran Terhadap

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer.

Skripsi.Riau. Prodi Pascasarjana – UR (Tidak di

Publikasikan).

15. Sugiyono 2006. Metode penelitian kuntitatif

kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

16. Harjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distres Seni

Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius

17. Maryam, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut Dan

Perawatannya, Selemba Medika, Jakarta

18. Price & Wilson, 2005, Joint National Committee

on Detection, Evaluation and Treatment of High

Blood Preassure (JNC).

19. Cahyono,J.S.2008. Gaya Hidup dan Penyakit

Modern. Yogyakarta :Kansius.

20. Corwin, Elizabet J, 2009. Buku saku patofisiologi.

Jakarta : EGC.

21. Harber, P.M. and scot,T. 2009. Aerobic exercise

Training improves whole muscle and single

myofiber size and function in older woman.

Journal physical regular integral company

physical, 10, 11-42.

22. Abdel-Khalek, A., & Lester, D,. 2007, Regiosity,

Health, And psychopathology In Two Cultures,

Kwait And USA. Mental Health, Religion &

Culture,10, 537-550.

23. Widyastuti, I.W. 2015. Pengaruh Terapi Murottal

Surah Ar-Rahman Terhadap Perubahan Tekanan

Darah Pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi Di

Posyandu Lansia Kenanga Wilayah Kerja UPK

Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak

Utara. Skripsi. Prodi Pascasarjana – UNTAN

24. Sheps,Sheldon, G, 2005. Mayo Clinic Hipertensi,

Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta : PT

Intisari Mediatama.

25. Sadriyah. 2014. Pengaruh Terapi Murotal

Terhadap Penurunan Tingkat Stres Pasien

Hipertensi di RSUD Kraton Pekalongan.

Universitas Muhammadyah Semarang (Skripsi).

26. Abdurrochman, M. Al-lawi, 2003.Islam dan

kesehatan Jiwa, Jakarta :Pustaka Alkausar.

27. Arikuntoro, Suharsimi, 2010. Prosedur penelitian

suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

28. Sherwood, Lauralee. 2005. Fisiologi Kedokteran:

Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC.

29. Purna, 2006, Murattal. URL :

Http://purna.wordpress.com , Diakses 29

Desember 2012.