julia husni jurnal
TRANSCRIPT
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 1PERAKITAN DAN PENGEMBANGAN VARIETAS
UNGGUL BARU PADI TOLERAN RENDAMAN AIRINPARA 4 DAN INPARA 5 UNTUK
DAERAH RAWAN BANJIRAris Hairmansis Supartopo Bambang Kustianto Suwarno dan Hamdan Pane
Kebun Percobaan Padi Muara Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jalan Raya Ciapus No 25C Muara Bogor 16610
Telp (0251) 8322064 Faks (0251) 8322064 E-mail balitpamuaratelkomnetDiajukan 19 Oktober 2010 Diterima 05 Februari 2012
Upaya peningkatan produksi berasnasional dihadapkan pada masalah
cekaman biotik dan abiotik yang dapatmengganggu pertumbuhan dan hasil
tanaman padi Masalah tersebut bervariasiantarekosistem tempat tanaman padidibudidayakan Tanaman padi dapat
beradaptasi pada beragam agroekosistemantara lain lahan sawah irigasi lahan
sawah tadah hujan lahan kering (gogo)dan lahan rawa Untuk lahan rawa
khususnya rawa lebak cekaman ren-ABSTRAK
Rendaman air merupakan salah satu faktor pembatas utama peningkatan produksi padi di lahan rawan banjir
Perubahan iklim global yang menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di berbagai wilayah dapat mengancam
stabilitas produksi beras nasional Salah satu strategi adaptasi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan
menanam varietas toleran rendaman air Berkaitan dengan hal tersebut Badan Litbang Pertanian bekerja sama
dengan Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI) di Filipina mengembangkan varietas unggul padi yang
toleran terhadap rendaman penuh Dua varietas unggul baru padi berhasil dilepas yaitu Inpara 4 dan Inpara 5 yang
mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik meskipun terendam air penuh sampai dua minggu pada fase vegetatif
Kedua varietas tersebut dirakit dengan metode silang-balik dengan bantuan penanda molekuler terhadap tetua
berulang yang merupakan varietas padi yang sangat populer Inpara 4 memiliki latar belakang genetik varietas
Swarna yang populer di Asia Selatan dan Inpara 5 memiliki latar belakang genetik varietas IR64 yang populer di
Asia Tenggara termasuk Indonesia Rata-rata hasil gabah kedua varietas di daerah rawan banjir masing-masing
adalah 469 dan 445 tha Varietas Inpara 4 memiliki tekstur nasi pera sedangkan Inpara 5 bertekstur pulen
Keduanya potensial untuk dikembangkan di daerah yang rawan terhadap rendaman akibat banjir seperti lahan rawa
lebak dangkal lahan sawah bonorowo dan lahan sawah di pesisir pantaiKata kunci Padi silang-balik toleran rendaman air daerah rawan banjir
ABSTRACTDevelopment of the new submergence tolerant rice varieties Inpara 4 and
Inpara 5 for flash flood prone areasSubmergence is the main abiotic constraint in increasing rice production in flood prone areas
Increasing frequenciesof floods as a result of global climate change threaten the sustainability of national rice
production Adoption ofsubmergence tolerant rice varieties is important to reduce the detrimental effect of submergence
on rice TheIndonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) has collaborated with
the InternationalRice Research Institute (IRRI) to develop submergence tolerant rice varieties Recently two
submergence tolerantrice varieties had been released namely Inpara 4 and Inpara 5 each is tolerant to complete
submergence for 14days These two varieties were developed through a molecular assisted backcross breeding
program using popularrice varieties as a recurrent parent Inpara 4 was developed using Swarna a popular rice variety
in South Asia as therecurrent parent Inpara 5 was developed using IR64 which is very popular in Southeast Asia
as the recurrentparent The average grain yields of these two varieties in flash flood prone areas were 469 and
445 tharespectively These two varieties are different in their characteristic of cooked rice texture
Inpara 4 has hardtexture while Inpara 5 has smooth texture These varieties have the potential to be adopted in
flash flood proneareas such as in shallow flood prone lowland bonorowo and coastal areas to reduce yield
losses caused by completesubmergence
Keywords Rice backcrossing submergence tolerant flash flood prone areas2 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012
daman air menjadi faktor pembatas utamaterhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
padi (Harahap dan Silitonga 1998)Fluktuasi air yang tidak menentu dan
sistem tata air yang kurang baik di lahanrawa lebak menyebabkan tanaman padirentan terhadap cekaman rendaman air
(Alihamsyah dan Ar-Riza 2006 Pane et al2007) Meskipun padi dapat beradaptasi
dengan baik di lahan berair rendaman airyang terjadi pada seluruh kanopi tanamandapat menimbulkan kerusakan fisiologis
yang nyata (Ito et al 1999)Rendaman air juga merupakan cekaman
abiotik penting yang dapat menekanpertumbuhan dan hasil tanaman padi dilahan sawah rawan banjir Peningkatan
frekuensi banjir di berbagai wilayahsebagai dampak dari perubahan iklim
global menjadikan rendaman sebagai salahsatu faktor penting yang berpotensimengganggu keberlanjutan produksipadi nasional Data dari Direktorat
Perlindungan Tanaman tahun 1996minus2006menunjukkan rata-rata area tanaman padi
yang rusak setiap tahun akibat banjirmencapai 268823 ha dengan rata-rata
kerugian mencapai 11 juta ton beras setiaptahun (Widiarta 2008) Oleh karena itudiperlukan teknologi adaptasi yang tepat
untuk menekan dampak negatif rendamanakibat banjir terhadap keberlanjutan
produksi padi nasionalSalah satu strategi adaptasi yang dapatdigunakan untuk menekan kehilangan
hasil akibat banjir adalah dengan menanamvarietas unggul padi yang toleran
terhadap rendaman (Zeigler dan Puckridge1995 Wassmann et al 2009) Untuk itu
pada tahun 2008 Badan Litbang Pertanianmelepas varietas unggul padi rawa Inpara
3 yang toleran terhadap rendaman airpenuh selama seminggu Varietas tersebut
merupakan hasil introduksi dari InternationalRice Research Institute (IRRI) di
Filipina (Hairmansis et al 2009) Padatahun 2009 Badan Litbang Pertanian
melepas dua varietas unggul baru toleranrendaman yang diberi nama Inpara 4
(Swarna-Sub1) dan Inpara 5 (IR64-Sub1)(Gambar 1) Tingkat toleransi rendaman
kedua varietas tersebut lebih baik
daripada Inpara 3 yaitu toleran terhadaprendaman penuh sampai dua minggu
Kedua varietas baru tersebut diarahkanuntuk dikembangkan di daerah rawanbanjir sehingga dapat meningkatkan
stabilitas hasil padi di wilayah tersebutTulisan ini menguraikan proses pembentukan
dan arah pengembangan varietasunggul baru toleran rendaman air
Inpara 4 dan Inpara 5 Informasi yang disajikandiharapkan dapat menjadi acuan
dalam pengembangan kedua varietastersebut dalam upaya mempercepat proses
diseminasi dan adopsi kedua varietastersebut di lahan rawan banjir
ADAPTASI TANAMAN PADITERHADAP CEKAMAN
RENDAMANFaktor utama penyebab kerusakan tanaman
padi akibat rendaman adalahterbatasnya pertukaran udara baik berupakarbondioksida (CO2) maupun oksigen
(O2) yang menghambat proses fotosintesisdan respirasi tanaman (Setter
et al 1997) Terdapat dua tipe rendamanpenuh (complete submergence) yang
dapat terjadi pada tanaman padi Pertamaadalah rendaman air dalam jangka panjang(stagnant flood) seperti pada lahan rawalebak dalam di Sumatera dan KalimantanTipe kedua adalah rendaman dalam jangka
pendek (flash flood) yang terjadi selama1minus2 minggu seperti pada lahan rawa lebak
dangkal dan di lahan sawah dengan tataair buruk sehingga mudah tergenang
Mekanisme adaptasi tanaman paditerhadap pengaruh rendaman air penuhdapat dilakukan dengan dua cara yaitu
memanjangkan batang mengikuti permukaanair untuk menghindari kondisi
anaerob dan menyimpan cadangan energiselama terendam kemudian tumbuh
kembali setelah air surut (Setter et al 1997)Mekanisme adaptasi tanaman padi tersebut
bergantung pada kondisi genangan
air Adaptasi dengan pemanjangan batang(stem elongation ability) sesuai untuk
daerah-daerah yang tergenang air dalamjangka panjang (Mackill et al 1996
Setter et al 1997) Untuk daerah yangterendam air dalam waktu singkat (kurang
dari 14 hari) tanaman padi beradaptasidengan toleransi terhadap rendaman
(submergence tolerant) (Mackill et al1996 Setter et al 1997) Penggunaan
varietas padi dengan kemampuan pemanjanganbatang yang cepat pada daerah
dengan rendaman air singkat justru akanmerugikan karena tanaman akan rebah
setelah air surut (Mackill et al 1996 Setteret al 1997)
Gambar 1 Tampilan varietas unggul baru padi toleran rendaman di Kebun Percobaan Sukamandi Subang Jawa Barat (a)
Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1) (BB Padi 2009)Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 3
PEMBENTUKAN VARIETASPADI TOLERANRENDAMAN AIR
Sifat toleran rendaman beragam antargenotipepadi dan sejumlah studi telah
dilakukan untuk mempelajari sifatgenetiknya (Suprihatno dan Coffman
1981 Mohanty dan Khush 1985 Mackillet al 1993 Setter et al 1997) Salah satu
gen pengendali sifat toleran rendamanyang terdapat pada kromosom 9 pada
padi telah berhasil dikarakterisasi denganbaik dengan bantuan penanda molekulerdan disebut dengan gen Sub1 (Xu danMackill 1996 Xu et al 2006) Varietas
yang membawa gen Sub1 mampu bertahanhidup pada kondisi terendam penuh
sampai dua minggu (Xu dan Mackill 1996Xu et al 2006) Gen tersebut terkait
dengan pengaturan hormon etilen danasam giberelat yang mencegah tanaman
padi untuk tumbuh dan memanjang selamaterendam untuk menyimpan energinya
(Fukao et al 2006 Xu et al 2006) Namundemikian gen toleran tersebut berasal dari
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
adalah 469 dan 445 tha Varietas Inpara 4 memiliki tekstur nasi pera sedangkan Inpara 5 bertekstur pulen
Keduanya potensial untuk dikembangkan di daerah yang rawan terhadap rendaman akibat banjir seperti lahan rawa
lebak dangkal lahan sawah bonorowo dan lahan sawah di pesisir pantaiKata kunci Padi silang-balik toleran rendaman air daerah rawan banjir
ABSTRACTDevelopment of the new submergence tolerant rice varieties Inpara 4 and
Inpara 5 for flash flood prone areasSubmergence is the main abiotic constraint in increasing rice production in flood prone areas
Increasing frequenciesof floods as a result of global climate change threaten the sustainability of national rice
production Adoption ofsubmergence tolerant rice varieties is important to reduce the detrimental effect of submergence
on rice TheIndonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) has collaborated with
the InternationalRice Research Institute (IRRI) to develop submergence tolerant rice varieties Recently two
submergence tolerantrice varieties had been released namely Inpara 4 and Inpara 5 each is tolerant to complete
submergence for 14days These two varieties were developed through a molecular assisted backcross breeding
program using popularrice varieties as a recurrent parent Inpara 4 was developed using Swarna a popular rice variety
in South Asia as therecurrent parent Inpara 5 was developed using IR64 which is very popular in Southeast Asia
as the recurrentparent The average grain yields of these two varieties in flash flood prone areas were 469 and
445 tharespectively These two varieties are different in their characteristic of cooked rice texture
Inpara 4 has hardtexture while Inpara 5 has smooth texture These varieties have the potential to be adopted in
flash flood proneareas such as in shallow flood prone lowland bonorowo and coastal areas to reduce yield
losses caused by completesubmergence
Keywords Rice backcrossing submergence tolerant flash flood prone areas2 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012
daman air menjadi faktor pembatas utamaterhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
padi (Harahap dan Silitonga 1998)Fluktuasi air yang tidak menentu dan
sistem tata air yang kurang baik di lahanrawa lebak menyebabkan tanaman padirentan terhadap cekaman rendaman air
(Alihamsyah dan Ar-Riza 2006 Pane et al2007) Meskipun padi dapat beradaptasi
dengan baik di lahan berair rendaman airyang terjadi pada seluruh kanopi tanamandapat menimbulkan kerusakan fisiologis
yang nyata (Ito et al 1999)Rendaman air juga merupakan cekaman
abiotik penting yang dapat menekanpertumbuhan dan hasil tanaman padi dilahan sawah rawan banjir Peningkatan
frekuensi banjir di berbagai wilayahsebagai dampak dari perubahan iklim
global menjadikan rendaman sebagai salahsatu faktor penting yang berpotensimengganggu keberlanjutan produksipadi nasional Data dari Direktorat
Perlindungan Tanaman tahun 1996minus2006menunjukkan rata-rata area tanaman padi
yang rusak setiap tahun akibat banjirmencapai 268823 ha dengan rata-rata
kerugian mencapai 11 juta ton beras setiaptahun (Widiarta 2008) Oleh karena itudiperlukan teknologi adaptasi yang tepat
untuk menekan dampak negatif rendamanakibat banjir terhadap keberlanjutan
produksi padi nasionalSalah satu strategi adaptasi yang dapatdigunakan untuk menekan kehilangan
hasil akibat banjir adalah dengan menanamvarietas unggul padi yang toleran
terhadap rendaman (Zeigler dan Puckridge1995 Wassmann et al 2009) Untuk itu
pada tahun 2008 Badan Litbang Pertanianmelepas varietas unggul padi rawa Inpara
3 yang toleran terhadap rendaman airpenuh selama seminggu Varietas tersebut
merupakan hasil introduksi dari InternationalRice Research Institute (IRRI) di
Filipina (Hairmansis et al 2009) Padatahun 2009 Badan Litbang Pertanian
melepas dua varietas unggul baru toleranrendaman yang diberi nama Inpara 4
(Swarna-Sub1) dan Inpara 5 (IR64-Sub1)(Gambar 1) Tingkat toleransi rendaman
kedua varietas tersebut lebih baik
daripada Inpara 3 yaitu toleran terhadaprendaman penuh sampai dua minggu
Kedua varietas baru tersebut diarahkanuntuk dikembangkan di daerah rawanbanjir sehingga dapat meningkatkan
stabilitas hasil padi di wilayah tersebutTulisan ini menguraikan proses pembentukan
dan arah pengembangan varietasunggul baru toleran rendaman air
Inpara 4 dan Inpara 5 Informasi yang disajikandiharapkan dapat menjadi acuan
dalam pengembangan kedua varietastersebut dalam upaya mempercepat proses
diseminasi dan adopsi kedua varietastersebut di lahan rawan banjir
ADAPTASI TANAMAN PADITERHADAP CEKAMAN
RENDAMANFaktor utama penyebab kerusakan tanaman
padi akibat rendaman adalahterbatasnya pertukaran udara baik berupakarbondioksida (CO2) maupun oksigen
(O2) yang menghambat proses fotosintesisdan respirasi tanaman (Setter
et al 1997) Terdapat dua tipe rendamanpenuh (complete submergence) yang
dapat terjadi pada tanaman padi Pertamaadalah rendaman air dalam jangka panjang(stagnant flood) seperti pada lahan rawalebak dalam di Sumatera dan KalimantanTipe kedua adalah rendaman dalam jangka
pendek (flash flood) yang terjadi selama1minus2 minggu seperti pada lahan rawa lebak
dangkal dan di lahan sawah dengan tataair buruk sehingga mudah tergenang
Mekanisme adaptasi tanaman paditerhadap pengaruh rendaman air penuhdapat dilakukan dengan dua cara yaitu
memanjangkan batang mengikuti permukaanair untuk menghindari kondisi
anaerob dan menyimpan cadangan energiselama terendam kemudian tumbuh
kembali setelah air surut (Setter et al 1997)Mekanisme adaptasi tanaman padi tersebut
bergantung pada kondisi genangan
air Adaptasi dengan pemanjangan batang(stem elongation ability) sesuai untuk
daerah-daerah yang tergenang air dalamjangka panjang (Mackill et al 1996
Setter et al 1997) Untuk daerah yangterendam air dalam waktu singkat (kurang
dari 14 hari) tanaman padi beradaptasidengan toleransi terhadap rendaman
(submergence tolerant) (Mackill et al1996 Setter et al 1997) Penggunaan
varietas padi dengan kemampuan pemanjanganbatang yang cepat pada daerah
dengan rendaman air singkat justru akanmerugikan karena tanaman akan rebah
setelah air surut (Mackill et al 1996 Setteret al 1997)
Gambar 1 Tampilan varietas unggul baru padi toleran rendaman di Kebun Percobaan Sukamandi Subang Jawa Barat (a)
Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1) (BB Padi 2009)Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 3
PEMBENTUKAN VARIETASPADI TOLERANRENDAMAN AIR
Sifat toleran rendaman beragam antargenotipepadi dan sejumlah studi telah
dilakukan untuk mempelajari sifatgenetiknya (Suprihatno dan Coffman
1981 Mohanty dan Khush 1985 Mackillet al 1993 Setter et al 1997) Salah satu
gen pengendali sifat toleran rendamanyang terdapat pada kromosom 9 pada
padi telah berhasil dikarakterisasi denganbaik dengan bantuan penanda molekulerdan disebut dengan gen Sub1 (Xu danMackill 1996 Xu et al 2006) Varietas
yang membawa gen Sub1 mampu bertahanhidup pada kondisi terendam penuh
sampai dua minggu (Xu dan Mackill 1996Xu et al 2006) Gen tersebut terkait
dengan pengaturan hormon etilen danasam giberelat yang mencegah tanaman
padi untuk tumbuh dan memanjang selamaterendam untuk menyimpan energinya
(Fukao et al 2006 Xu et al 2006) Namundemikian gen toleran tersebut berasal dari
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
(Alihamsyah dan Ar-Riza 2006 Pane et al2007) Meskipun padi dapat beradaptasi
dengan baik di lahan berair rendaman airyang terjadi pada seluruh kanopi tanamandapat menimbulkan kerusakan fisiologis
yang nyata (Ito et al 1999)Rendaman air juga merupakan cekaman
abiotik penting yang dapat menekanpertumbuhan dan hasil tanaman padi dilahan sawah rawan banjir Peningkatan
frekuensi banjir di berbagai wilayahsebagai dampak dari perubahan iklim
global menjadikan rendaman sebagai salahsatu faktor penting yang berpotensimengganggu keberlanjutan produksipadi nasional Data dari Direktorat
Perlindungan Tanaman tahun 1996minus2006menunjukkan rata-rata area tanaman padi
yang rusak setiap tahun akibat banjirmencapai 268823 ha dengan rata-rata
kerugian mencapai 11 juta ton beras setiaptahun (Widiarta 2008) Oleh karena itudiperlukan teknologi adaptasi yang tepat
untuk menekan dampak negatif rendamanakibat banjir terhadap keberlanjutan
produksi padi nasionalSalah satu strategi adaptasi yang dapatdigunakan untuk menekan kehilangan
hasil akibat banjir adalah dengan menanamvarietas unggul padi yang toleran
terhadap rendaman (Zeigler dan Puckridge1995 Wassmann et al 2009) Untuk itu
pada tahun 2008 Badan Litbang Pertanianmelepas varietas unggul padi rawa Inpara
3 yang toleran terhadap rendaman airpenuh selama seminggu Varietas tersebut
merupakan hasil introduksi dari InternationalRice Research Institute (IRRI) di
Filipina (Hairmansis et al 2009) Padatahun 2009 Badan Litbang Pertanian
melepas dua varietas unggul baru toleranrendaman yang diberi nama Inpara 4
(Swarna-Sub1) dan Inpara 5 (IR64-Sub1)(Gambar 1) Tingkat toleransi rendaman
kedua varietas tersebut lebih baik
daripada Inpara 3 yaitu toleran terhadaprendaman penuh sampai dua minggu
Kedua varietas baru tersebut diarahkanuntuk dikembangkan di daerah rawanbanjir sehingga dapat meningkatkan
stabilitas hasil padi di wilayah tersebutTulisan ini menguraikan proses pembentukan
dan arah pengembangan varietasunggul baru toleran rendaman air
Inpara 4 dan Inpara 5 Informasi yang disajikandiharapkan dapat menjadi acuan
dalam pengembangan kedua varietastersebut dalam upaya mempercepat proses
diseminasi dan adopsi kedua varietastersebut di lahan rawan banjir
ADAPTASI TANAMAN PADITERHADAP CEKAMAN
RENDAMANFaktor utama penyebab kerusakan tanaman
padi akibat rendaman adalahterbatasnya pertukaran udara baik berupakarbondioksida (CO2) maupun oksigen
(O2) yang menghambat proses fotosintesisdan respirasi tanaman (Setter
et al 1997) Terdapat dua tipe rendamanpenuh (complete submergence) yang
dapat terjadi pada tanaman padi Pertamaadalah rendaman air dalam jangka panjang(stagnant flood) seperti pada lahan rawalebak dalam di Sumatera dan KalimantanTipe kedua adalah rendaman dalam jangka
pendek (flash flood) yang terjadi selama1minus2 minggu seperti pada lahan rawa lebak
dangkal dan di lahan sawah dengan tataair buruk sehingga mudah tergenang
Mekanisme adaptasi tanaman paditerhadap pengaruh rendaman air penuhdapat dilakukan dengan dua cara yaitu
memanjangkan batang mengikuti permukaanair untuk menghindari kondisi
anaerob dan menyimpan cadangan energiselama terendam kemudian tumbuh
kembali setelah air surut (Setter et al 1997)Mekanisme adaptasi tanaman padi tersebut
bergantung pada kondisi genangan
air Adaptasi dengan pemanjangan batang(stem elongation ability) sesuai untuk
daerah-daerah yang tergenang air dalamjangka panjang (Mackill et al 1996
Setter et al 1997) Untuk daerah yangterendam air dalam waktu singkat (kurang
dari 14 hari) tanaman padi beradaptasidengan toleransi terhadap rendaman
(submergence tolerant) (Mackill et al1996 Setter et al 1997) Penggunaan
varietas padi dengan kemampuan pemanjanganbatang yang cepat pada daerah
dengan rendaman air singkat justru akanmerugikan karena tanaman akan rebah
setelah air surut (Mackill et al 1996 Setteret al 1997)
Gambar 1 Tampilan varietas unggul baru padi toleran rendaman di Kebun Percobaan Sukamandi Subang Jawa Barat (a)
Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1) (BB Padi 2009)Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 3
PEMBENTUKAN VARIETASPADI TOLERANRENDAMAN AIR
Sifat toleran rendaman beragam antargenotipepadi dan sejumlah studi telah
dilakukan untuk mempelajari sifatgenetiknya (Suprihatno dan Coffman
1981 Mohanty dan Khush 1985 Mackillet al 1993 Setter et al 1997) Salah satu
gen pengendali sifat toleran rendamanyang terdapat pada kromosom 9 pada
padi telah berhasil dikarakterisasi denganbaik dengan bantuan penanda molekulerdan disebut dengan gen Sub1 (Xu danMackill 1996 Xu et al 2006) Varietas
yang membawa gen Sub1 mampu bertahanhidup pada kondisi terendam penuh
sampai dua minggu (Xu dan Mackill 1996Xu et al 2006) Gen tersebut terkait
dengan pengaturan hormon etilen danasam giberelat yang mencegah tanaman
padi untuk tumbuh dan memanjang selamaterendam untuk menyimpan energinya
(Fukao et al 2006 Xu et al 2006) Namundemikian gen toleran tersebut berasal dari
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
daripada Inpara 3 yaitu toleran terhadaprendaman penuh sampai dua minggu
Kedua varietas baru tersebut diarahkanuntuk dikembangkan di daerah rawanbanjir sehingga dapat meningkatkan
stabilitas hasil padi di wilayah tersebutTulisan ini menguraikan proses pembentukan
dan arah pengembangan varietasunggul baru toleran rendaman air
Inpara 4 dan Inpara 5 Informasi yang disajikandiharapkan dapat menjadi acuan
dalam pengembangan kedua varietastersebut dalam upaya mempercepat proses
diseminasi dan adopsi kedua varietastersebut di lahan rawan banjir
ADAPTASI TANAMAN PADITERHADAP CEKAMAN
RENDAMANFaktor utama penyebab kerusakan tanaman
padi akibat rendaman adalahterbatasnya pertukaran udara baik berupakarbondioksida (CO2) maupun oksigen
(O2) yang menghambat proses fotosintesisdan respirasi tanaman (Setter
et al 1997) Terdapat dua tipe rendamanpenuh (complete submergence) yang
dapat terjadi pada tanaman padi Pertamaadalah rendaman air dalam jangka panjang(stagnant flood) seperti pada lahan rawalebak dalam di Sumatera dan KalimantanTipe kedua adalah rendaman dalam jangka
pendek (flash flood) yang terjadi selama1minus2 minggu seperti pada lahan rawa lebak
dangkal dan di lahan sawah dengan tataair buruk sehingga mudah tergenang
Mekanisme adaptasi tanaman paditerhadap pengaruh rendaman air penuhdapat dilakukan dengan dua cara yaitu
memanjangkan batang mengikuti permukaanair untuk menghindari kondisi
anaerob dan menyimpan cadangan energiselama terendam kemudian tumbuh
kembali setelah air surut (Setter et al 1997)Mekanisme adaptasi tanaman padi tersebut
bergantung pada kondisi genangan
air Adaptasi dengan pemanjangan batang(stem elongation ability) sesuai untuk
daerah-daerah yang tergenang air dalamjangka panjang (Mackill et al 1996
Setter et al 1997) Untuk daerah yangterendam air dalam waktu singkat (kurang
dari 14 hari) tanaman padi beradaptasidengan toleransi terhadap rendaman
(submergence tolerant) (Mackill et al1996 Setter et al 1997) Penggunaan
varietas padi dengan kemampuan pemanjanganbatang yang cepat pada daerah
dengan rendaman air singkat justru akanmerugikan karena tanaman akan rebah
setelah air surut (Mackill et al 1996 Setteret al 1997)
Gambar 1 Tampilan varietas unggul baru padi toleran rendaman di Kebun Percobaan Sukamandi Subang Jawa Barat (a)
Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1) (BB Padi 2009)Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 3
PEMBENTUKAN VARIETASPADI TOLERANRENDAMAN AIR
Sifat toleran rendaman beragam antargenotipepadi dan sejumlah studi telah
dilakukan untuk mempelajari sifatgenetiknya (Suprihatno dan Coffman
1981 Mohanty dan Khush 1985 Mackillet al 1993 Setter et al 1997) Salah satu
gen pengendali sifat toleran rendamanyang terdapat pada kromosom 9 pada
padi telah berhasil dikarakterisasi denganbaik dengan bantuan penanda molekulerdan disebut dengan gen Sub1 (Xu danMackill 1996 Xu et al 2006) Varietas
yang membawa gen Sub1 mampu bertahanhidup pada kondisi terendam penuh
sampai dua minggu (Xu dan Mackill 1996Xu et al 2006) Gen tersebut terkait
dengan pengaturan hormon etilen danasam giberelat yang mencegah tanaman
padi untuk tumbuh dan memanjang selamaterendam untuk menyimpan energinya
(Fukao et al 2006 Xu et al 2006) Namundemikian gen toleran tersebut berasal dari
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
air Adaptasi dengan pemanjangan batang(stem elongation ability) sesuai untuk
daerah-daerah yang tergenang air dalamjangka panjang (Mackill et al 1996
Setter et al 1997) Untuk daerah yangterendam air dalam waktu singkat (kurang
dari 14 hari) tanaman padi beradaptasidengan toleransi terhadap rendaman
(submergence tolerant) (Mackill et al1996 Setter et al 1997) Penggunaan
varietas padi dengan kemampuan pemanjanganbatang yang cepat pada daerah
dengan rendaman air singkat justru akanmerugikan karena tanaman akan rebah
setelah air surut (Mackill et al 1996 Setteret al 1997)
Gambar 1 Tampilan varietas unggul baru padi toleran rendaman di Kebun Percobaan Sukamandi Subang Jawa Barat (a)
Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1) (BB Padi 2009)Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 3
PEMBENTUKAN VARIETASPADI TOLERANRENDAMAN AIR
Sifat toleran rendaman beragam antargenotipepadi dan sejumlah studi telah
dilakukan untuk mempelajari sifatgenetiknya (Suprihatno dan Coffman
1981 Mohanty dan Khush 1985 Mackillet al 1993 Setter et al 1997) Salah satu
gen pengendali sifat toleran rendamanyang terdapat pada kromosom 9 pada
padi telah berhasil dikarakterisasi denganbaik dengan bantuan penanda molekulerdan disebut dengan gen Sub1 (Xu danMackill 1996 Xu et al 2006) Varietas
yang membawa gen Sub1 mampu bertahanhidup pada kondisi terendam penuh
sampai dua minggu (Xu dan Mackill 1996Xu et al 2006) Gen tersebut terkait
dengan pengaturan hormon etilen danasam giberelat yang mencegah tanaman
padi untuk tumbuh dan memanjang selamaterendam untuk menyimpan energinya
(Fukao et al 2006 Xu et al 2006) Namundemikian gen toleran tersebut berasal dari
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
varietas lokal FR13A yang memiliki dayagabung sifat agronomi yang kurang baik
(Mackill et al 1996) Pemanfaatan penandamolekuler yang terpaut dengan gen
toleran rendaman dapat memfasilitasiintroduksi gen toleran tersebut ke dalam
varietas unggul populer mempertahankansifat-sifat unggul yang sudah ada danmeningkatkan toleransi rendamannya
(Xu dan Mackill 1996)IRRI berhasil mengembangkan galurgalur
toleran rendaman yang memiliki sifatagronomi unggul dengan memanfaatkangen toleran rendaman Sub1 Gen toleran
Sub1 diintegrasikan ke dalam varietasvarietasunggul yang populer di Asia
Selatan dan Asia Tenggara denganmetode silang-balik dan dengan bantuanpenanda molekuler (Mackill et al 2006Neeraja et al 2007 Septiningsih et al
2009) Seleksi dengan penanda molekulerdilakukan untuk mengidentifikasi gen
yang dipindahkan maupun untuk memulihkangenom varietas unggul populer
sehingga genotipe galur toleran yangdihasilkan mirip dengan varietas asalkecuali pada segmen kromosom yangmembawa gen toleran rendaman Sub1
(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007Septiningsih et al 2009) Pemilihanvarietas unggul yang populer sebagai
tetua berulang pada program silang-baliksangat penting agar varietas toleran yangdihasilkan lebih mudah diadopsi petaniGalur-galur yang membawa gen Sub1
dari IRRI selanjutnya diintroduksikan keIndonesia dan sejumlah negara di Asia
Selatan dan Asia Tenggara melaluiprogram International Network for
Genetic Evaluation of Rice (INGER) untukdiuji adaptasinya di berbagai daerah yang
mewakili lahan rawan banjir Hasil ujimultilokasi di berbagai daerah di Indonesia
menunjukkan terdapat dua galur paditoleran rendaman yaitu IR05F101
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
(Swarna-Sub1) dan IR07F102 (IR64-Sub1)yang berpotensi untuk dikembangkan di
lahan rawa lebak dan rawan banjir Keduagalur tersebut selanjutnya dilepas sebagai
varietas unggul baru masing-masingdengan nama Inpara 4 dan Inpara 5
Berdasarkan silsilahnya galurIR05F101 (Swarna-Sub1) merupakan hasil
seleksi pedigree (single plant selection)terhadap populasi IR82809 (Gambar 2a)
Populasi IR82809 merupakan hasil silang-balik ketiga antara varietas Swarna
sebagai tetua berulang dan galur toleranrendaman IR49830-7-1-2-3 sebagai tetua
donor (IRRI 2010) Varietas Swarna merupakanvarietas yang sangat populer dan
ditanam luas di India dan Bangladesh(Mackill et al 2006 Neeraja et al 2007)
Seleksi untuk mendapatkan galur yangtoleran dan memiliki genotipe yang miripdengan varietas Swarna dilakukan dengan
bantuan penanda molekuler(Neeraja et al 2007)
Galur IR07F102 merupakan hasil seleksipedigree terhadap populasi IR84194
(Gambar 2b) Populasi IR84194 merupakanhasil silang-balik ketiga antara varietasIR64 sebagai tetua berulang dan galurtoleran rendaman IR40931-33-1-3-2
sebagai tetua donor (IRRI 2010) Prosesseleksi terhadap rekombinan yang diturunkan
dari silang-balik tersebut dilakukandengan bantuan penanda molekuler
sehingga diperoleh galur toleran rendamanyang memiliki kemiripan genetik
yang tinggi dengan varietas populerIR64 (Septiningsih et al 2009)
IR40931-33-1-3-2IR49830-7-1-2-3 Swarna
IR80536 SwarnaIR81213 Swarna
IR82809IR05F101
X1048663
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
X104866310486631048663X(a)
IR64IR81523 IR64IR82332 IR64
IR84194IR07F102
XXX1048663104866310486631048663
(b)Gambar 2 Silsilah varietas unggul baru padi toleran rendaman (a) Inpara 4 dan (b) Inpara 5
(IRRI 2010)4 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012POTENSI HASIL DAN SIFATSIFAT
PENTINGPotensi Hasil dan
Karakteristik AgronomiPotensi hasil dan daya adaptasi suatu
varietas dievaluasi melalui pengujian diberbagai lokasi yang dikenal dengan ujimultilokasi Pengujian ini merupakan
syarat agar suatu galur hasil pemuliaandapat dilepas sebagai varietas unggul
baru Sebelum dilepas sebagai varietasunggul baru varietas Inpara 4 dan Inpara5 diuji daya hasilnya di berbagai lokasiyang mewakili sentra produksi padi di
daerah rawan banjir (BB Padi 2009) Potensihasil kedua varietas baru tersebut dibandingkan
dengan varietas unggul IR42dan IR64 Dari tujuh lokasi percobaan
Inpara 4 menghasilkan gabah kering gilingrata-rata 469 tha sedangkan Inpara 5
memiliki rata-rata hasil 445 tha (Tabel 1)Hasil tersebut sebanding dengan hasilvarietas unggul IR42 yang merupakan
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
varietas populer di lahan rawa dan IR64yang populer di lahan sawah Perbedaan
yang kecil antara varietas toleran danvarietas peka pada berbagai pengujian di
lapangan kemungkinan disebabkangenangan belum memberikan pengaruh
yang serius terhadap varietas pekaPengujian galur-galur toleran rendaman
di lahan yang menjadi langgananbanjir tidak menjamin adanya cekamanrendaman pada level yang diinginkankarena terjadinya banjir atau cekaman
rendaman pada pertanaman padi dilapangan sangat tidak menentu Oleh
karena itu potensi hasil galur toleran perludievaluasi pada kondisi lingkungan yang
terkontrol untuk mengetahui responsgalur tersebut terhadap tingkat rendaman
(Singh et al 2009 Hairmansis et al 2011)Sebuah kolam sawah buatan dibangun di
Kebun Percobaan Sukamandi Balai BesarPenelitian Tanaman Padi sebagai fasilitasuji rendaman di lapangan dengan kondisi
terkontrol Tabel 2 menunjukkan hasilpengujian di kolam rendaman tersebutdengan perlakuan rendaman air penuh
selama 10 hari pada fase vegetatif Hasilpercobaan menunjukkan varietas Inpara4 dan Inpara 5 memberi hasil yang lebihtinggi dibanding varietas unggul yang
peka yaitu IR42 dan IR64 Hal ini mengindikasikankeefektifan gen toleran Sub1
dalam menekan kehilangan hasil akibatrendaman (Hairmansis et al 2011)Tabel 3 memperlihatkan sifat-sifat
agronomi penting varietas Inpara 4 danInpara 5 yang meliputi tinggi tanaman
jumlah anakan umur panen jumlah gabahper malai persentase gabah isi dan bobotbutiran gabah Perbedaan penting antara
sifat agronomi varietas Inpara 4 danInpara 5 terdapat pada karakter umur
panen dan bobot butiran gabah VarietasInpara 4 tergolong berumur sedang
dengan umur panen 135 hari sama seperti
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
IR42 sedangkan varietas Inpara 5 tergolonggenjah dengan umur panen 114
hari sama dengan IR64 Butiran gabahvarietas Inpara 4 relatif sama dengan
IR42 tetapi lebih kecil jika dibandingkanInpara 5 dan IR64 Perbedaan karakteristik
tersebut akan menentukan arahpengembangan kedua varietas di wilayah
sasaranKetahanan terhadap Cekaman
Abiotik dan BiotikKetahanan varietas Inpara 4 dan Inpara 5
terhadap cekaman abiotik dan biotik utamadisajikan pada Tabel 4 Kedua varietas
tersebut dirakit untuk perbaikan satu sifatTabel 2 Hasil varietas padi Inpara 4
dan Inpara 5 serta varietaspembanding pada perlakuan
rendaman selama 10 haripada fase vegetatif Sukamandi
MK 2009Varietas Hasil (tha)
Inpara 4 574Inpara 5 422
IR42 269IR64 306
Sumber Hairmansis et al (2011)Tabel 1 Hasil gabah kering giling varietas unggul baru padi toleran rendaman Inpara 4 dan
Inpara 5 serta varietaspembanding di daerah rawa dan rawan banjir
LokasiHasil gabah (tha)
Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Karang Agung Banyuasin Sumatera Selatan 453 530 518 333
MH 20072008Kayu Agung Ogan Komering Ilir 339 269 335 288
Sumatera Selatan MK 2008Cilacap Jawa Tengah 319 313 318 257
MH 20072008Eretan Indramayu Jawa Barat 544 720 640 660
MH 20072008Purworejo Jawa Tengah 568 522 505 627
MH 20072008Bojonegoro Jawa Timur 300 287 266 289
MH 20072008
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
Karang Ampel Indramayu Jawa Barat 763 474 614 570MH 20072008
Rata-rata 469 445 457 432Sumber BB Padi (2009)
Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 5utama yaitu toleransi rendaman denganmenggunakan varietas tetua yang sudahpopuler sebagai tetua berulang Dengan
demikian keunggulan utama Inpara 4 danInpara 5 dibandingkan tetuanya adalahkemampuannya untuk bertahan hidup
pada kondisi anerob sampai dua minggudi mana varietas yang peka seperti IR42dan IR64 tidak mampu tumbuh Keduavarietas baru tersebut juga lebih baikdibandingkan varietas unggul toleran
rendaman yang dilepas sebelumnya yaituInpara 3 yang toleran terhadap rendaman
selama seminggu (Hairmansis et al2009)
Seperti halnya varietas-varietastetuanya Inpara 4 dan Inpara 5 rentan
terhadap serangan hama wereng batangcoklat biotipe 3 penyakit hawar daun
bakteri dan blas Kekurangan ini memberikanpeluang untuk perbaikan sifat
kedua varietas dengan memanfaatkangen ketahanan penyakit yang ada Baik
wereng batang coklat hawar daun bakterimaupun blas sifat ketahanannya dikendalikan
oleh gen-gen tunggal sehinggaperbaikan sifatnya bisa menggunakanmetode silak-balik Sebagai contoh
varietas Angke yang membawa gen tahanhawar daun bakteri Xa5 dan varietas
Conde yang membawa gen tahan hawardaun bakteri Xa7 dirakit dengan menggunakan
silang-balik terhadap varietaspopuler IR64 sebagai tetua berulang
(Suwarno et al 1999) Persilangan antaraInpara 5 dengan varietas Angke dan
Conde memberikan peluang yang lebihbesar untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang mirip IR64 dengan sifattoleran rendaman dan tahan hawar daun
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
bakteriMutu Beras dan Nasi
Mutu beras dan mutu tanak sangatmenentukan tingkat penerimaan varietas
oleh konsumen Varietas unggul yangpopuler umumnya memiliki mutu berasdan nasi yang baik dan sesuai dengan
selera masyarakat tempat varietas tersebutberkembang Varietas IR64 yang merupakan
varietas yang sangat populer diJawa dan Bali memiliki mutu beras yangbaik dan rasa yang enak sesuai denganpreferensi masyarakat di daerah-daerah
tersebut yang menyukai nasi pulen(Damardjati dan Purwani 1998 Suismono
et al 2003) Sebaliknya varietasIR42 yang memiliki tekstur nasi pera
sangat populer di Sumatera yang konsumennyamenyukai nasi dengan tekstur
tersebut (Damardjati dan Purwani 1998Suismono et al 2003) Penggunaanvarietas unggul yang sudah populer
sebagai tetua berulang melalui seleksisilang-balik dapat meningkatkan peluang
diterimanya varietas unggul baru olehpetani Penggunaan metode silang-balik
dengan bantuan penanda molekuler dalammerakit varietas toleran rendaman
dapat mempertahankan keunggulan sifatmutu beras dan nasi varietas tetua (Singh
et al 2009)Karakteristik mutu beras dan mututanak varietas Inpara 4 dan Inpara 5
disajikan pada Tabel 5 dan penampilangabah dan beras kedua varietas ditunjukkan
pada Gambar 3 Varietas Inpara 4dan Inpara 5 yang memiliki latar belakanggenetik varietas unggul populer memilikimutu beras yang baik Perbedaan utamakedua varietas baru tersebut adalah pada
kadar amilosa dan tekstur nasi setelahdimasak Inpara 4 memiliki kadar amilosayang tinggi dan tekstur nasi pera seperti
varietas IR42 sedangkan Inpara 5 memilikikadar amilosa yang lebih rendah
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
dengan tekstur nasi yang lebih pulenPerbedaan tersebut dapat menjadi salah
satu dasar untuk pewilayahan areapengembangan kedua varietas tersebut
ARAH PENGEMBANGANPerubahan iklim global yang menyebabkan
peningkatan kejadian ekstremseperti banjir dan kekeringan perlu
diantisipasi dengan pendekatan strategiadaptasi yang tepat untuk menekan
dampak negatifnya terhadap produksipadi (Zeigler dan Puckridge 1995 Wassmann
et al 2009) Untuk daerah-daerahrawan banjir penanaman varietas unggul
padi toleran rendaman merupakanlangkah adaptasi yang paling efisien
Varietas unggul toleran rendaman Inpara4 dan Inpara 5 sesuai untuk dikembangkan
di daerah-daerah rawan banjir denganlama rendaman 1minus2 minggu Kedua varietas
tersebut tidak sesuai dikembangkandi daerah yang rawan terhadap genangan
Tabel 3 Karakteristik agronomi varietas unggul baru padi toleranrendaman Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42
dan IR64Karakteristik agronomi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Tinggi tanaman (cm) 94 92 95 88Jumlah anakan produktif per rumpun 18 18 18 19
Umur panen (hari) 135 115 134 114Jumlah gabah per malai 179 101 138 106
Persentase gabah isi 73 83 84 88Bobot 1000 butir gabah (g) 19 25 20 25
Sumber BB Padi (2009)Tabel 4 Ketahanan varietas unggul baru padi Inpara 4 dan Inpara 5 serta
varietas pembanding IR42 dan IR64 terhadap cekaman abiotikdan biotik
Cekaman abiotikTingkat ketahanan
dan biotik Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64Rendaman penuh selama 14 hari Toleran Toleran Peka Peka
pada fase vegetatifWereng batang coklat biotipe 3 Peka Agak peka Peka Agak peka
Blas Peka Peka Peka PekaHawar daun bakteri strain IV Peka Agak peka Peka Peka
Hawar daun bakteri strain VIII Peka Peka Peka Peka
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
Sumber BB Padi (2009)6 Jurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012dalam jangka panjang seperti lahan rawa
lebak dalamPertanaman padi yang rawan terhadap
rendaman jangka pendek antara lain dapatdijumpai di lahan rawa lebak dangkalsawah bonorowo dan sawah di pesisir
pantai Lahan rawa lebak dangkal tersebarluas di Sumatera dan Kalimantan Lahan
sawah bonorowo dapat dijumpai di daerahBojonegoro Lamongan dan Cilacap
sementara lahan sawah di pesisir pantaiyang rawan banjir terdapat di pantai utaraJawa seperti di Indramayu Subang danKarawang yang merupakan sentra-sentra
produksi padi Penanaman varietastoleran rendaman di daerah-daerah tersebut
dapat mencegah kerusakan pertanamanpadi apabila terjadi rendaman penuh
pada fase vegetatif Namun demikiankedua varietas toleran tersebut tetap
akan rusak apabila banjir dan genanganterjadi pada fase generatif atau menjelang
panenPerbedaan umur tanaman varietas
Inpara 4 dan Inpara 5 dapat dijadikansebagai salah satu kriteria penting dalammenentukan arah pengembangan kedua
varietas tersebut Inpara 4 yang tergolongberumur sedang (135 hari) lebih sesuai
untuk ditanam di lahan rawa lebak di manapetani menerapkan beberapa kali tanam
pindah untuk menyesuaikan tinggigenangan air (Alihamsyah dan Ar-Riza2006 Pane et al 2007) Inpara 5 yang
memiliki karakteristik mirip IR64 denganumur genjah lebih sesuai dikembangkan
di lahan sawah yang rawan banjirKetahanan terhadap hama dan penyakit
juga menentukan wilayah pengembangannyaKedua varietas tersebut peka
terhadap hama wereng batang coklatbiotipe 3 sehingga tidak dianjurkan untuk
ditanam di lahan sawah yang endemis
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
wereng batang coklat biotipe 3 Selain itukedua varietas juga peka terhadap
penyakit blas dan hawar daun bakteriDengan demikian penanaman kedua
varietas tersebut di daerah yang endemispenyakit blas atau hawar daun bakteri
harus disertai sistem pengendalianpenyakit yang optimal
Mutu beras dan mutu tanak menjadisalah satu pembeda yang khas antara
Inpara 4 dan Inpara 5 Inpara 4 memilikibentuk butiran beras yang kecil dan
tekstur nasinya pera seperti IR42 Dengandemikian pengembangan varietas Inpara
4 lebih sesuai diarahkan pada daerahyang masyarakatnya menyukai bentuk
beras kecil dan nasi pera seperti Sumateradan Kalimantan Sementara Inpara 5 yangmemiliki mutu hampir sama dengan IR64
lebih sesuai untuk dikembangkan didaerah rawan banjir di Jawa Bali dan
Sulawesi yang masyarakatnya menyukainasi pulen
KESIMPULANVarietas unggul padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki potensi yangbesar untuk dikembangkan di daerah
rawan banjir untuk menekan kehilanganhasil apabila terjadi rendaman air penuhsampai dua minggu pada fase vegetatif
Rata-rata hasil gabah kering giling keduavarietas di daerah rawan banjir masingmasing
adalah 469 dan 445 tha VarietasInpara 4 memiliki tekstur nasi pera
sedangkan Inpara 5 bertekstur nasi pulenDengan latar belakang genetik varietasunggul yang sudah populer diharapkan
varietas Inpara 4 dan Inpara 5 dapatdengan cepat diadopsi oleh petani
Pemuliaan untuk memperbaiki keduavarietas toleran rendaman tersebut perlu
terus dilakukan terutama untuk meningkatkanketahanannya terhadap hama
dan penyakit utama padi di IndonesiaTabel 5 Mutu beras dan nasi varietas unggul baru padi toleran rendaman
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
Inpara 4 dan Inpara 5 serta varietas pembanding IR42 dan IR64Karakteristik mutu Indikator mutu berasnasiberas dan nasi Inpara 4 Inpara 5 IR42 IR64
Beras pecah kulit () 70 73 77 77Beras giling () 60 61 62 65Beras kepala () 81 89 78 86
Bentuk beras Medium Ramping Medium RampingPengapuran Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
Kadar amilosa () 27 23 29 25Tekstur nasi Pera Sedang Pera Sedang
Rasa nasi Enak Enak Enak EnakSumber BB Padi (2009)
Gambar 3 Penampilan gabah dan beras giling varietas unggul baru padi toleranrendaman (a) Inpara 4 (Swarna-Sub1) dan (b) Inpara 5 (IR64-Sub1)
(BB Padi 2009)DAFTAR PUSTAKA
Alihamsyah T dan I Ar-Riza 2006 Teknologipemanfaatan lahan rawa lebak hlm 181minus202 Dalam DA Suriadikarta U KurniaMamat HS W Hartatik dan D Setyorini(Ed) Karakteristik dan Pengelolaan Lahan
Rawa Balai Besar Penelitian dan PengembanganSumberdaya Lahan Pertanian Bogor
BB Padi 2009 Proposal Pelepasan Varietas PadiRawa Galur padi rawa toleran rendamanJurnal Litbang Pertanian 31(1) 2012 7IR05F101 (Swarna-Sub1) dan IR07F102
(IR64-Sub1) Balai Besar Penelitian TanamanPadi Sukamandi
Damardjati DS dan EY Purwani 1998Determinan mutu beras di Indonesia hlm
416minus442 Dalam Inovasi Teknologi PertanianSeperempat Abad Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Buku 1 BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian
JakartaFukao T KN Xu PC Ronald and BJ Serres
2006 A variable cluster of ethylene responsefactor-like genes regulates metabolic anddevelopmental acclimation responses to
submergence in rice Plant Cell 18 2021minus2034
Hairmansis A B Kustianto Supartopo IKairullah dan Suwarno 2009 Inpara 3Varietas unggul baru padi rawa toleran
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
terhadap rendaman hlm 103minus112 DalamB Suprihatno AA Daradjat Satoto Effendi
B Suherlan dan Suprihanto (Ed)Inovasi Teknologi Padi Mengantisipasi
Perubahan Iklim Global Mendukung KetahananPangan Buku 1 Prosiding Seminar
Nasional Padi 2008 Balai Besar PenelitianTanaman Padi Sukamandi
Hairmansis A Supartopo B Kustianto danH Pane 2011 Karakter agronomi dan hasil
galur padi toleran rendaman Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan 30(1) 1minus
8Harahap Z dan TS Silitonga 1998 Perbaikan
varietas padi hlm 335minus361 Dalam MIsmunadji M Syam dan Yuswadi (Ed) PadiBuku 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan BogorIRRI 2010 IRIS International Rice Information
System httpwwwirisirriorg [11 October2010]
Ito O E Ella and N Kawano 1999 Physiologicalbasis of submergence tolerance in
rainfed lowland rice ecosystem Field CropsRes 64 75minus90
Mackill DJ MM Amante BS Vergara andS Sarkarung 1993 Improved semidwarf
rice lines with tolerance to submergence ofseedlings Crop Sci 33 749minus753
Mackill DJ WR Coffman and DP Garrity1996 Rainfed Lowland Rice Improvement
International Rice Research InstituteManila 242 pp
Mackill DJ BCY Collard CN Neeraja RMRodriguez S Heuer and AM Ismail 2006QTLs in rice breeding Examples for abiotic
stresses p 155ndash167 In DS Brar DJMackill and B Hardy (Eds) Rice Genetics
5 Proceedings of the International RiceGenetics Symposium International Rice
Research Institute ManilaMohanty HK and GS Khush 1985 Diallel
analysis of submergence tolerance in riceOryza sativa L Theor Appl Gen 70 467minus
473
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
Neeraja CN R Maghirang-Rodriguez APamplona S Heuer BCY Collard EM
Septiningsih G Vergara D Sanchez K XuAM Ismail and DJ Mackill 2007 Amarker-assisted backcross approach for
developing submergence-tolerant rice cultivarsTheor Appl Gen 115 767minus776
Pane H Suwarno B Kustianto K MakarimH Suharto dan H Sembiring 2007 Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) Padi RawaLebak Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
SukamandiSeptiningsih EM AM Pamplona DLSanchez CN Neeraja GV Vergara S
Heuer AM Ismail and DJ Mackill 2009Development of submergence-tolerant ricecultivars The Sub1 locus and beyond Ann
Bot 103 151minus160Setter TL M Ellis EV Laureles ES Ella D
Senadhira SB Mishra S Sarkarung and SDatta 1997 Physiology and genetics of
submergence tolerance in rice Ann Bot 7967minus77
Singh S DJ Mackill and AM Ismail 2009Responses of Sub1 rice introgression lines
to submergence in the field Yield and grainquality Field Crops Res 113 12minus23
Suismono A Setyono SD Indrasari P Wibowodan I Las 2003 Evaluasi Mutu Beras
Berbagai Varietas Padi di Indonesia BalaiPenelitian Tanaman Padi Sukamandi 41
hlmSuprihatno B and WR Coffman 1981
Inheritance of submergence tolerance in rice(Oryza sativa L) SABRAO J 13 98minus108
Suwarno E Lubis HR Hifni M Bustamandan M Yunus 1999 Perbaikan ketahanan
varietas padi IR64 terhadap penyakit hawardaun bakteri Penelitian Pertanian 18(1) 1minus
5Wassmann R SVK Jagadish S Heuer AIsmail E Redona R Serraj RK Singh GHowell H Pathak and K Sumfleth 2009Climate change affecting rice productionThe physiological and agronomic basis for
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324
possible adaptation strategies Adv Agron101 59minus122
Widiarta IN 2008 Loss and Risk AssessmentIrrigation infrastructure and flood affecting
areas in Indonesia Progress Report of SubmergenceTolerant Rice Project Indonesian
Center for Food Crops Research andDevelopment Bogor
Xu K and DJ Mackill 1996 A major locus forsubmergence tolerance mapped on rice
chromosome 9 Mol Breed 2 219minus224Xu K X Xu T Fukao P Canlas R Maghirang-
Rodriguez S Heuer AM Ismail BJ SerresPC Ronald and DJ Mackill 2006 Sub1Ais an ethylene-response-factor-like gene that
confers submergence tolerance to riceNature 442 705minus708
Zeigler RS and DW Puckridge 1995Improving sustainable productivity in ricebased
rainfed lowland systems of South andSoutheast Asia Geojournal 35 307minus324