jukema - ejournal.unmuha.ac.id

33
PKPKM p-ISSN 2088-1592 e-ISSN 2549-6425 JUKEMA Volume 03 | Nomor 02 | Oktober 2017: 257 - 279 Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh Aceh Public Health Journal PUSAT KAJIAN DAN PENELITIAN KESEHATAN MASYARAKAT Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

PKPKM

p-ISSN 2088-1592e-ISSN 2549-6425

JUKEMAVolume 03 | Nomor 02 | Oktober 2017: 257 - 279

JurnalKesehatanMasyarakat

AcehAceh Public Health Journal

PUSAT KAJIAN DAN PENELITIAN KESEHATANMASYARAKATFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh

Page 2: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMA Jurnal Kesehatan Masyarakat AcehAceh Public Health Journal

p-ISSN: 2088-1592 | e-ISSN: 2549-6425Volume 3, Nomor 2, Oktober 2017: 257 - 279

Editor-in-chief | Kepala EditorAsnawi Abdullah, MHSM., MSc.HPPF., DLSHTM., PhD.

Deputy Editor-in-chief | Deputi Kepala EditorDr. Aulina Adamy, MSc.

International Board of Advisors | Mitra BestariNizam Ismail, MPH., PhD. | Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, IndonesiaDr. Adang Bachtiar, MPH., DSc. | Universitas Indonesia, IndonesiaDr. Hermansyah, MPH. | Poltekkes Kemenkes NAD, IndonesiaDr. Ede Surya Darmawan, MDM. | Universitas Indonesia, IndonesiaFachmi Ichwansyah, MPH., HR.Dp. PhD. | Loka Litbang. Biomedis Aceh, IndonesiaProf. Dr. Ridwan, MKes., MSc.PH. | Universitas Hasanuddin, IndonesiaHanifa M. Denny, MPH., PhD. | Universitas Diponegoro, IndonesiaDefriman Djafri, MPH, PhD. | Universitas Andalas, IndonesiaProf. Dr. Irnawati Marsaulina, MS. | Universitas Sumatera Utara, IndonesiaProf. Budi Utomo, MPH., PhD. | Universitas Indonesia, IndonesiaDr. Lal B. Rawal, Med., MA., MPH., PhD. | BRAC University, BangladeshAssoc. Prof. Dr. Victor Hoe Chee Wai | UKM, MalaysiaProf. Johannes U. Just Stoelwinder | Monash University, AustraliaDr. Krishna Hort, MMBS., DTCH., DRCOG., MCH., FAFPHM. | University of Melbourne, Australia

Editorial Board | Dewan PenyuntingFauzi Ali Amin, MKes.Farida Hanum, MSi.Vera Nazhira Arifin, MPH.

Editorial Administrator | Administrasi EditorAgustina, SST., MKes. dan Surna Lastri, MSi.

Layout | Tata LetakNopa, SKM., MKes.

Penerbit:Pusat Kajian dan Penelitian Kesehatan Masyarakat (PKPKM)Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Lantai II, Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA)Jl. Muhammadiyah No.93, Bathoh, Lueng Bata, Banda Aceh, AcehTelp. (0651) 31054, Fax. (0651) 31053Email: [email protected]: http://pps-unmuha.ac.id/pusat-kajian-dan-penelitian-kesehatan-masyarakat/

Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh (Aceh Public Health Journal) atau disingkat dengan JUKEMA merupakan kumpulanjurnal ilmiah yang memuat artikel hasil penelitian atau yang setara dengan hasil penelitian di bidang ilmu kesehatanmasyarakat, ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan. Jurnal ini diterbitkan 2 x dalam setahun (Februari dan Oktober) olehPKPKM UNMUHA.

Page 3: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

p-ISSN: 2088-1592 | e-ISSN: 2549-6425

Jurnal Kesehatan Masyarakat AcehAceh Public Health JournalVolume 3, Nomor 2, Oktober 2017: 257 – 279

Editorial: Mukjizat Pembagian Waktu ShalatDrs. Fauzi Ali Amin M.Kes 257-257

Analisis Peran Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang(SDIDTK) Bayi dan Balita di Puskesmas Batoh Kota Banda AcehNuraini, Defriman Djafari, dan Sri Rahayu Sanusi 258-262

Hubungan Demografi Ibu dan Asupan Makanan Asal Hewan terhadap Perkembangan Motorik KasarBalita di Wilayah Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh BesarSafrizal, Ridwan Amiruddin, dan Aulina Adamy 263-267

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Intensi Keluarga dalam Pencegahan Diare pada Balita diKecamatan Batee Kabupaten PidieJunaidi, Abubakar A.Y., dan Suyanta S. 268-273

Determinan Penyakit Hipertensi pada Lansia yang Berobat di Puskesmas Padang Tiji KecamatanPadangAnwar Arbi 274-279

Template JUKEMA

Formulir Berlangganan

Page 4: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 257-257

Editorial 257

Editorial:MUKJIZAT PEMBAGIANWAKTU SHALAT

Miracles of Prayer Times Allocations

Drs. Fauzi Ali Amin M.KesFakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, 23245

[email protected]

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamuberistirahat pada waktu malam dan supaya kamu mencari sebagian karunia-Nya(pada siang hari) dan agar kamu bersyukur pada-Nya”. QS Al Qashas:73.

Maksud ayat ini Allah menjadikan peredaran waktu setiap hari seiring pergantiansiang dan malam. Allah menjadikan malam gelap dan dingin yang menyebabkantubuh lemah dan melahirkan ketenangan perangkat indriawi (Al-Lusi 2011).Allah menciptakan jam biologis untuk mengatur jadwal aktivitas seluruh organtubuh. Hypothalamus merupakan organ yang mengatur jadwal pengeluaran danpenarikan hormon melatonin dan kortisol. Organ ini meransang kelenjar penealtubuh memproduksi hormon melatonin saat mentari terbenam.

Pada saat itu tubuh merasa ngantuk, butuh istirahat, santai, dan tenang sertamemproduksi sel baru dan sel darah putih guna meningkatkan kekebalan tubuh.Pada sepertiga akhir malam tubuh perlu bergerak karena melatonin menurun dankortisol meningkat yang menyebabkan terjadi kekentalan darah, aliran listrikotak, detak jantung, kadar gula dan asam urat meningkat. Allah SWTmensunatkan manusia salat tahjud dan ibadah lainnya yang dapat mengaktifkanfisik dan menormalkan semua keadaan di atas.

Produksi hormon kortisol dimulai sepertiga akhir malam memuncak di waktuzuha 21 mg/1dl darah diiringi dengan penebalan lapisan ozon, menurun waktuzuhur meningkat waktu asar menjadi 16 mg menurun saat mentari terbenam.Allah mewajibkan manusia Shalat Zuhur serta istirahat sejenak siang hari diikutiSalat Asar, Magrib dan Isya. Hampir sepanjang malam, kecuali sepertiga akhir,seluruhnya dipergunakan untuk istirahat, sementara waktu siang dipergunakanuntuk beraktivitas dan bekerja, kecuali sedikit waktu bakda zuhur. Perputaranwaktu ini sesuai dengan jam biologis yang merupakan perubahan aktivitasmetabolisme setiap makhluk hidup dengan seluruh organnya. Perubahanaktivitas ini mulai dari keadaan yang paling rendah hingga ke yang paling tinggikembali ke keadaan yang paling rendah. Perputaran ini tidak pernah berubah dariwaktu ke waktu dari dulu hingga sekarang.

Kronobiologis ilmu yang mempelajari dan menganalisis fenomena perubahanorganisme hidup dan penyesuaiannya dengan peredaran matahari dan bulan.Perputaran siklus ini disebut ritme atau jam biologis (Elzaky 2011). Jam biologismanusia bekerja sesuai dengan ketentuan Ilahi yang tak pernah berubahsepanjang masa mengikuti sunnatullah yang memperedarkan siang dan malamyang menciptakan kehidupan sehat, keselamatan, kesempurnaan, dankepatuhannya. Mari kita mengamalkan petunjuk Ilahi salah satunya adalah QSAl Qashas:73

Page 5: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 258-262

258

ANALISIS PERAN BIDAN DALAM PELAKSANAAN STIMULASIDETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS BATOH KOTA BANDA ACEH

Analysis on the Role of Midwifes in Detection Stimulation and Early Intervention ofGrowth and Development (SDIDTK) Implementation on Infant and Toddler at Batoh

Health Center in Banda Aceh

Nuraini1, Defriman Djafari 2, dan Sri Rahayu Sanusi31Magister Kesehatan Masyarakat Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Aceh, 23247

2Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Padang3Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Balita dan anak usia prasekolah merupakan masa emas perkembangan anak oleh karena ituperlu perhatian lebih dalam akan penilaian terhadap stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang(SDIDTK). Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data ini menggunakan metodecontent analisis isi yaitu pengumpulan data, reduksi, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai peran bidan dalam pelaksanaan SDIDTK pada bayi danbalita di wilayah Puskesmas Kota Banda Aceh. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dandokumentasi buku Kesehatan Ibu dan Anak dan Kartu Menuju Sehat. Subjeknya adalah kepala puskesmas,bidan, kader dan kepala program Dinas Kesehatan ota Banda Aceh. Hasil: Didapatkan bahwa hanya sebagianbidan mampu dan mau melaksanakan SDIDTK di posyandu dan puskesmas. Kunjungan bayi dan balita diposyandu dalam pelaksanaan SDIDTK sudah ada, namun masih kurang terpenuhi secara optimal. Pelayananminimal bidan dalam pelaksanaan SDIDTK selama ini diberikan masih kurang memadai, karena hanyabeberapa aspek baru dilaksanakan. Bidan baru mempunyai rencana untuk melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu, kader kesehatan, dan juga tokoh masyarakat tentang SDIDTK. Kesimpulan: Pemerintah diharapkan dapatmeningkatkan sarana prasarana yang terkait dengan pelaksanaan SDIDTK, melakukan evaluasi keefektifanstrategi, memberikan bekal pengetahuan pada pihak-pihak lain yang berperan tentang SDIDTK, membuatformat Kuisioner Pra Skrinning Perkembangan yang lebih mudah penilaianya serta adanya evaluasi dan tindaklanjut setiap setahun sekali agar adanya perubahan dan pembaharuan dalam melakukan SDITDK.

Kata Kunci: Peran Bidan, SDIDTK, Bayi dan Balita.

ABSTRACT

Background: Toddlers and preschoolers are a golden period of child development, therefore more attentionwill be given to the assessment of stimulation of detection and early developmental interventions (SDIDTK).Method: This study uses a qualitative approach. This data analysis uses content analysis content methods,namely data collection, reduction, verification and conclusion. This study aims to find out in depth about therole of midwives in implementing SDIDTK in infants and toddlers in the Banda Aceh City Health Center area.Data collection through interviews, observations, and documentation of Maternal and Child Health books andthe Towards Healthy Card. The subjects were the head of the health center, midwife, cadre and program headof the Banda Aceh Health Office. Results: It was found that only a portion of midwives were able and willing toimplement SDIDTK in posyandu and puskesmas. The visit of infants and toddlers at the posyandu in theimplementation of SDIDTK already exists, but still not fulfilled optimally. The minimum service provided bymidwives in the implementation of SDIDTK has not been sufficient, because only a few new aspects have beenimplemented. The new midwife has plans to educate mothers, health cadres, and also community leaders aboutSDIDTK. Conclusion: The government is expected to be able to improve infrastructure related to SDIDTKimplementation, evaluate strategy effectiveness, provide knowledge provision to other parties who play a roleabout SDIDTK, make Pre-Screen Questionnaire Formats Development of easier assessment and evaluation andfollow-up every year once so that there is a change and renewal in conducting SDITDK.

Keywords: Role of Midwives, SDIDTK, Infant and Toddler

Page 6: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 258-262

259

PENDAHULUAN

Keberhasilan tiap fase tumbuhkembang ternyata berpengaruh terhadapkemampuan seseorang selanjutnya. Setiaporang tua tentunya sangat menginginkananak-anaknya dapat tumbuh danberkembang secara optimal di setiap tahunusianya, sehingga memantau tumbuhkembang putr-putrinya merupakan sebuahkeingingan bahkan “keharusan”.Keterbatasan waktu, minimnyapengetahuan dan kurangnya kemampuanuntuk mengakses informasi merupakanbeberapa kendala yang dirasakan orang tuadalam memantau tumbuh kembang putra-putrinya¹.

World Health Organization (WHO)menjelaskan masalah tumbuh kembanganak merupakan masalah yang perludiketahui atau dipahami sejak konsepsihingga dewasa usia 18 tahun2. Pembinaantumbuh kembang anak secarakomprehensif dan berkualitasdiselenggarakan melalui kegiatan stimulasi,deteksi dan intervensi dini penyimpangantumbuh kembang balita dilakukan mulaipada“masa kritis”. Stimulasi Deteksi danIntervensi Dini Tumbuh Kembang(SDIDTK), adalah kegiatan merangsangkemampuan dasar anak umur 0-6 tahunagar anak tumbuh dan berkembang secaraoptimal. Kurangnya stimulasi dapatmenyebabkan penyimpangan tumbuhkembang anak bahkan gangguan yangMenetap3.

Salah satu data yang menunjukkanperlunya dilaksanakan SDIDTK agarterhindar dari kasus seperti Berat badanlahir rendah (BBLR). WHO melaporkanbayi dengan berat lahir rendahberkontribusi sebanyak 60 sampai 80%dari seluruh kematian neonatus danmemiliki resiko kematian 20 kali lebihbesar dari bayi dengan berat normal. DataWHO4 dan UNICEF pada tahun 2013sekitar 22 juta bayi dilahirkan di dunia,dimana 16% di antaranya dengan BBLR.Persentase BBLR di negara berkembangadalah 16.5% dua kali lebih besar dari

pada negara maju (7%). Indonesia adalahsalah satu negara berkembang yangmenempati urutan ketiga sebagai negaradengan prevalensi BBLR tertinggi (11,1%),setelah India (27,6%) dan Afrika Selatan(13,2%). Selain itu Indonesia turut menjadinegara ke dua dengan prevalensi BBLRtertinggi di antara negara ASEAN lainnya,setelah Filipina (21,2%).

Berdasarkan hasil pelayanan SDIDTKpada tanggal 13-15 Juli 2010, 500 anakdari lima wilayah DKI Jakarta, ditemukan57 anak (11,9%) mengalami kelainantumbuh kembang. Kelainan tumbuhkembang yang paling banyak yaitudelayed development pertumbuhan yangterlambat 22 anak, kemudian 14 anakmengalami global delayed development,10 anak gizi kurang, 7 anak microcephali,dan 7 anak yang tidak mengalamikenaikan berat badan dalam beberapabulan terakhir.

Pada tahun 2015 jumlah sasaran bayiumur 0 sampai 11 bulan berjumlah 5.489dan balita berjumlah 22.056 di Kota BandaAceh. Sedangkan cakupan bayi 4.961(90,38%) cakupan balita 15.854 (71.88%).Sedangkan sasaran SDIDTK pada tahun2015 dan 2016 bayi 85% dan balita 85%.Pencapainnya tahun 2015 bayi 90,38%,balita 71,88%. Hasil ini belum sesuaidengan definisi operasional. Pada tahun2016 bayi 62,67% dan balita 50,10%.Hasil ini sudah sesuai dengan definisioperasional5.

Rumusan Masalah

Di Kota Banda Aceh terdapat 11puskesmas dan setiap puskesmas sudahada bidan koordinasi yang sudahmendapatkan pelatihan SDIDTK padatahun 2014. Untuk pelaksanaan SDIDTKbaru dimulai pada tahun 2016, namunsampai saat ini belum semua Puskesmasdapat menjalankan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui tentanganalisis peran bidan dalam pelaksanaanSDIDTK pada bayi dan balita diPuskesmas Batoh, Kota Banda Aceh.

Page 7: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 258-262

260

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodekualitatif yaitu mencari jawaban atasmasalah atau isu yang diteliti melaluipenggalian terhadap pengalaman orang-orang yang mempunyai hubungan denganmasalah/isu tersebut5. Subjek penelitianadalah: Kepala Program Anak DinasKesehatan Kota Banda Aceh, KepalaPuskesmas Batoh, Bidan Desa, BidanKoorrdinasi, Bidan Puskesmas dan kader.Teknik pengumpulan data berupawawancara mendalam, observasi, danstudi dokumentasi pada dua dokumenutama: buku Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) dan Kartu Menuju Sehat (KMS)yang seharusnya dimiliki oleh ibu yangmemiliki bayi atau balita apabilamemeriksa anaknya di tempat pelayanankesehatan. Ada tiga analisis data yangdilaksanakan adalah: pengumpulan data,reduksi data, penyajian data dan penarikankesimpulan.

HASIL PEMBAHASAN

Peran Bidan dalam PelaksanaanSDIDTK

Hasil observasi dan dokumentasitentang peran bidan dalam pelaksanaanSDIDTK menunjukkan bahwa semuabidan sudah melakukan SDITDK, namunhanya sebatas menimbang berat badan,mengukur tinggi dan hanya sebatasmelihat kelainan atau ada gangguanperkembangan dan pertumbuhan pada bayidan balita. Hal ini terlihat daridokumentasi lembar KPSP yang seringkosong, buku KIA yang jarang digunakan,sehingga SDIDTK hanya berjalan begitusaja tanpa adanya evaluasi dari pimpinanselama ini.

Penulis berasumsi bahwa para bidanmenganggap kegiatan ini tidak mungkindapat berjalan dengan tenaga yang minim,bidan berharap SDIDTK ini dapatdilaksanakan bersama dengan orang tua,dokter dan perawat agar dapat mengurangi

beban kerja yang berlebihan. Bidan jugamengharapkan adanya anggaran khususagar semua tenaga kesehatan terutamabidan memiliki motivasi.

Hal ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan oleh Atmarina (2011)menunjukkan bahwa peran tenagakesehatan sudah dilakukan secara optimalsesuai dengan tugas pokok dan fungsiyang telah ditetapkan, kurangnya cakupankarena belum optimalnya kerjasama lintasprogram dan masih kurangnya peranpihak-pihak terkait serta beban kerja.

Tenaga kesehatan yang berperan dalamSDIDTK adalah bidan sebagai pelaksanautamanya dan sesuai dengan tupoksinya.Hal ini sesuai dengan pendapat Soepardan(2007)8 yang mengatakan bahwa bidandikenal sebagai professional yangbertanggungjawab untuk bekerja sebagaimitra perempuan dalam memberikandukungan yang diperlukan, asuhan dansaran selama kehamilan, periodepersalinan dan postpartum.

Meskipun sebenarnya tidak hanyabidan saja yang berperan akan tetapibekerjasama dengan masyarakat sertakeluarga. Sesuai dengan buku PedomanPelaksanaan SDIDTK9, bahwa kegiatanstimulasi deteksi dan intervensi dinipenyimpangan tumbuh kembang balitayang menyeluruh dan terkoordinasidiselenggarakan dalam bentuk kemitraanantara keluarga, masyarakat dan tenagaprofesional. Sesuai dengan hasil penelitianHandoko bahwa untuk meningkatkankualitas pelayanan perlu adanyapeningkatan kemampuan tenaga medisdalam bidang kesehatan dalammemperhatikan faktor koordinasi danmampu bekerjasama dengan rekan kerja.10

Kunjungan Bayi dan Balita di Posyandu

Peneliti menemukan bahwa kunjunganbayi dan balita di posyandu dalammelakukan SDIDTK masih belummenunjukkan peningkatan yang lebih. Haltersebut dikarenakan banyak ibu-ibu yangbelum memahami tentang SDIDTK, belum

Page 8: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 258-262

261

adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan,para bidan juga belum melakukanpenilaian SDIDTK seperti yangdiharapkan di lembar KPSP. Kondisi inimembuat para ibu-ibu sedikit malasmelakukan kunjungan ke posyandu untukSDIDTK, namun mereka lebih mengetahuisenang berkunjung ketika adanyaimunisasi dan pemberian vitamin A sertaobat cacing.

Asumsi penulis masih sedikit ibu-ibuyang berkunjung ke posyandu karenabanyak ibu-ibu yang bekerja, belumpaham betul apa itu SDIDTK, kemudianmengingat puskesmas dan posyandu iniberada di wilayah yang masih terrbilangperkotaan.

Pada pelaksanaan SDIDTK tersebutpimpinan harus dapat mengupayakan agaradanya sosialisasi dan pelatihan baik untuktenaga kesehatannya maupun kader, orangtua dan tokoh masyarakat agar kegiatan inimejadi lebih baik dan diminati oleh paraibu-ibu yang ingin memiliki bayi danbalita yang sehat. Dalam penelitiansebelumnya menyatakan bahwa untukmeningkatkan kualitas pelayanan adalahmelalui peningkatan keahlian tenagamedis10.

Pelayanan Minimal Bidan dalamPelaksanaan SDIDTK

Hasil penelitian berdasarkan observasi,wawancara dan dokumentasi ditemukanbahwa para bidan belum memberikanpelayanan yang mencakup standarminimal, karena untuk pelaksanaanSDIDTK masih kesulitan, seperti:pengisian lembar KPSP yang sulit danjadwal yang masih bergabung denganimunisasi. Bidan membutuhkan waktuyang lama untuk satu anak sajamembutuhkan waktu yang banyak, apalagijika bayi yang datang banyak dan tenagabidan yang masih kurang. Padahal untukmelakukan pelayanan minimal bidandalam pelaksanaan SDIDTK harus benar-benar memahami seperti melakukan gerakkasar, gerak halus, kemampuan bicara dan

bahasa, sosialisasi dan kemandirian, tesdaya dengar, mengukur BB/TB, mengukurlingkar kepala, namun sekarang yangsering dilakukan di posyandu hanyamengukur BB dan TB.

Selama ini bidan hanya melakukanstimulasi sederhana pada balita dan bayiseperti melakukan gerak kasar, gerak halus,mengecek kemampuan bicara yangdisesuaikan dengan usia, jika terdapatkecurigaan yang mengarah kepenyimpangan baik pertumbuhan maupunperkembangan, maka bidan segeramerujuk ke puskesmas untuk melakukanpencegaha sedini mungking.

Asumsi penulis pelayanan SDIDTK inibelum dapat dilakukan sepenuhya,mengingat belum adanya jadwal khususyang ditetapkan di puskesmas maupunposyandu, kemudian tenaga yang terbatas,membutuhkan waktu yang lama, belumadanya koordiansi dengan pihak-pihakyang terkait.

Menurut Buku Pedoman PelaksanaanSDIDTK di Tingkat Pelayanan Dasar,seharusnya para bidan melakukankoordinasi dengan semua pihak-pihakyang terkait. Koordinasi merupakan suatuproses atau kegiatan untuk menyatukantujuan-tujuan atau kegiatan-kegiatan dariberbagai unit organisasi ke arahpencapaian tujuan utama atau tujuanbersama supaya efisien dan efektif11.

Penyuluhan Bidan dalam pelaksanaanSDIDTK

Hasil observasi dan wawancara denganinforman di lapangan, maka dapatdisimpulkan bahwa untuk pelaksanaanpenyuluhan tentang SDIDTK selama inibelum pernah dilakukan. Mengingat parabidan belum semuanya memahami tentangSDIDTK, terbatasnya waktu para bidandalam melaksanakan SDIDTK, belumadanya anggaran untuk program SDIDTK,sehingga kader yang sudah terbentukselama ini juga belum mendapat pelatihan,sehingga masih banyak pihak-pihak yangterkait belum memahami betul tentang

Page 9: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 258-262

262

SDIDTK. Hasilnya berdampak padapengetahuan ibu-ibu yang belummemahami tentang SDIDTK bagi bayi danbalita. Dalam bukunya A.W. van den Bandkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhanmerupakan keterlibatan seseorang untukmelakukan komunikasi informasi secarasadar dengan tujuan membantu sesamanyamemberikan pendapat sehingga bisamembuat keputusan yang benar.12

KESIMPULAN DAN SARAN

Peran bidan secara keseluruhanberdasarkan hasil penelitian didapatkanbahwa hanya sebagian bidan mampu danmau melaksanakan SDIDTK di posyandudan puskesmas. Bidan merasa sulitmemahami pelaksanaan dan penilaianaspek-aspek SDIDTK terutama daripedoman KPSP/buku KIA, maka SDIDTKbelum berjalan seperti yang diharapkan.

Kunjungan bayi dan balita di posyandudalam pelaksanaan SDIDTK sudah ada,namun kurang optimal karena para ibu-ibudatang ke posyandu hanya untukmelakukan imunisasi, mendapatkanvitamin A dan obat cacing, selebihnyatidak ada.

Pelayanan minimal bidan dalampelaksanaan SDIDTK bayi dan balita diPuskesmas Batoh selama ini masih kurangmemadai. Hanya beberapa aspek dalamSDIDTK baru dilaksanakan. Bidan jugamerasa kesulitan dalam pengisian lembarKPSP, jadwal SDIDTK yang masihbergabung dengan imunisasi, sehinggapelayanan yang diberikan masih belumoptimal.

Pemerintah dapat meningkatkan saranaprasarana, melakukan evaluasi keefektifanstrategi, memberikan bekal pengetahuanpada pihak-pihak lain yang berperanseperti pelatihan tentang SDIDTK,membuat format KPSP yang lebih mudahpenilaianya serta adanya evaluasi dantindak lanjut setiap setahun sekali Orangtua, masyarakat, kader, dan tokohmasyarakat agar dapat lebih berperan aktif

dalam setiap pelaksanaan SDIDTK. Bidanselaku penanggung jawab utama dalampelaksanaan SDIDTK mampumemberdayakan fungsi kader kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sulistyawati, Ari, Deteksi TumbuhKembang Anak, Jakarta: SalembaMedika; 2014.

2. Hidayat, A. A., Pengantar IlmuKesehatan Anak untuk PendidikanKebidanan, Jakarta: Salemba Medika;2009.

3. Kementrian Kesehatan RI.,Instrumen Stimulasi Deteksi DiniIntervensi Dini Tumbuh KembangAnak, Jakarta: Kemkes RI; 2012.

4. WHO, UNICEF, UNFPA, Estimates T.W. B., Trends in Maternal Mortalty1990-2010, Geneva: WHO; 2010.

5. Dinkes Kota Banda Aceh, DataDinkes Kota Banda Aceh; 2016.

6. Wibowo, Metode Riset Bisnis,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama;2014.

7. Atmarina, Diah, ‘Peran TenagaKesehatan dalam ImplementasiKebijakan Stimulasi Deteksi danIntervensi Dini Tumbuh KembangAnak di Kabupaten Pekalongan’,2011 Tersedia dari: uns.ac.id.digilib.uns.ac.id.

8. Soepardan, Suryani, KonsepKebidanan, Jakarta: EGC; 2007.

9. Kementrian Kesehatan RI., PedomanPelaksanaan Stimuasi, Deteksi danIntervensi Dini Tumbuh KembangAnak di Tingkat PelayananKesehatan Dasar, Jakarta; 2010.

10. Handoko, Manajemen Pemasaran,Analisa Perilaku, Edisi pertama,Pustaka Pelajar: Yogyakarta; 2008.

11. Wijono, Manajemen MutuPelayanan Kesehatan, UniversitySurabay: Arlangga; 1997.

12. Van de Ban, A.W., PenyuluhanPertanian, Yogyakarta: Kanisus;1999.

Page 10: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 263-267

263

HUBUNGAN DEMOGRAFI IBU DAN ASUPAN MAKANAN ASALHEWAN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA

DI KECAMATAN BLANG BINTANG ACEH BESAR

Relationship of Martenal Demographics and Food Intake of Animal to MotoricMovements Development of Toddler in Blang Bintang Sub-District Aceh Besar

Safrizal1, Ridwan Amiruddin2, dan Aulina Adamy31,3Magister Kesehatan Masyarakat, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh 23245

2Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar seorang anakadalah ibu sebagai sumber memperoleh kasih sayang, perhatian dan perawatan selayaknya sehingga dapatmenerapkan pola asuh yang tepat. Tujuan penelitian untuk mengetahui demografi ibu dan asupan makanan asalhewan terhadap perkembangan motorik kasar balita di wilayah Kecamatan Blang Bintang di Kabupaten AcehBesar. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan desain cross-sectional. Terdapat 73responden yang diambil dengan accidental sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 25 Januari-8Februari 2017 melalui kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-square untuk analisis bivariat dan ujiregresi berganda untuk analisis multivariat. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antarapekerjaan (p-value 0,033), pendapatan (p-value 0,044), pengetahuan (p-value 0,035), pendidikan (p-value 0,003)dan asupan makanan asal hewan (p-value 0,036) dengan perkembangan motorik kasar balita. Analisis multivariatpengaruh antara demografi ibu dan asupan makanan hewan dari hasil analisis statistik regresi menunjukkanbahwa ada pengaruh nyata antara pendapatan, pekerjaan, pendidikan, pengetahuan dan asupan makanan asalhewan terhadap perkembangan motorik kasar balita, metode persamaan regresi menjelaskan keterkaitan faktorpekerjaan (OR = 4,10), pendapatan (OR = 3,99), pengetahuan (OR = 4,70), pendidikan (OR = 3,70) dan asupanmakanan asal hewan (OR = 1,99) dapat mengalami peningkatan perkembangan motorik kasar balita.Kesimpulan: Perkembangan motorik kasar balita didasari dari pengetahuan dan tingkat kecerdasan, tapi jugadari waktu.

Kata Kunci: Demografik Ibu, Asupan Makanan, Motorik Kasar, Balita.

ABSTRACT

Background: One of the main factors influencing a child's gross motor development is the mother as the sourceof gaining love, attention and care properly so that she can apply the right parenting style. The aim of the studywas to determine maternal demographics and food intake from animals on the gross motoric development ofchildren under five in the Blang Bintang Sub-district in Aceh Besar District. Method: This study used aquantitative design with a cross-sectional design. There were 73 respondents taken by accidental sampling.Data collection was conducted on January 25-February 8, 2017 through a questionnaire. Data analysis usedChi-square test for bivariate analysis and multiple regression tests for multivariate analysis. Results: Researchshows that there is a relationship between work (p-value 0,033), income (p-value 0,044), knowledge (p-value0,035), education (p-value 0,003) and food intake from animals (p-value 0,036) with gross motor developmentof toddlers. Multivariate analysis of the influence between maternal demographics and animal food intake fromthe results of regression statistical analysis showed that there were significant effects between income,employment, education, knowledge and food intake from animals on toddlers' gross motor development, theregression equation method explained the relationship of occupational factors (OR = 4,10), income (OR = 3,99),knowledge (OR = 4,70), education (OR = 3,70) and food intake from animals (OR = 1,99) can experienceincreased gross motor development toddler Conclusion: The gross motoric development of toddlers is based onknowledge and intelligence, but also from time.

Keywords: Maternal Demographics, Food Intake, Rough Motoric, Toddler.

Page 11: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 263-267

264

PENDAHULUAN

Tumbuh kembang dikatakan terlambatjika seorang anak tidak mencapai tahappertumbuhan dan perkembangan yangdiharapkan pada umur yang semestinya,dengan ketertinggalan dalam populasiyang normal1. Prevalensi keterlambatan disuatu populasi sangat bervariasi, studiyang dilakukan Dudley mencatat 3,3%-17% anak mengalami keterlambatan2.

Tumbuh kembang otak terjadi padamasa prenatal sampai 2 (dua) tahun.Kurangnya konsumsi makanan yangmengandung protein hewani merupakansalah satu faktor yang menyebabkanterjadinya kekurangan gizi danmenghambat perkembangan, ikanmerupakan sumber bahan makanan yangbanyak mengandung protein, omega‐3dan omega‐63. Pengaruh asupan zat giziterhadap gangguan perkembangan anakdidahului dengan menurunnya status gizi4.Semakin meningkatnya umur ibu,pendidikan, serta berkembangnyaperekonomian menjadikan wanita banyakyang bekerja di luar rumah termasuk paraibu, hal tersebut mengakibatkan semakinbanyak ibu yang kurang memperhatikanperkembangan motorik kasar anak5.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatifdengan desain cross sectional. Populasidalam penelitian ini adalah semua ibuyang memiliki balita usia 3-5 tahun diwilayah Kecamatan Blang BintangKabupaten Aceh Besar yang berjumlah263 orang.

Teknik pengambilan sampel denganmenggunakan metode accidental sampling.Jumlah sampel sebanyak 73 orang.Pengambilan data telah dilakukan padatanggal 25 Januari-8 Februari 2017. Unitanalisis dalam penelitian ini adalah ibuyang memiliki balita di wilayahKecamatan Blang Bintang.

HASIL PENELITIAN

Kecamatan Blang Bintang merupakankecamatan pemekaran dari KecamatanIngin Jaya, Montasik dan Kuta Baro.Pemekaran Kecamatan Blang Bintangdituangkan dalam Qanun Kabupaten AcehBesar Nomor: 3 Tahun 2006. Di dalamqanun disebutkan bahwa Blang Bintangberasal dari sebagaian wilayah KecamatanMontasik, Kecamatan Kuta Baro,Kecamatan Ingin Jaya yang terdiri dari 26Desa6.

Tabel 1. Distribusi PengetahuanResponden

No Pengetahuan f %1 Baik 35 47,92 Kurang 38 52,1

Jumlah 73 100

Tabel 2. Distribusi Asupan MakananAsal Hewan

No Asupan MakananAsal Hewan f %

1 Ya 24 32,92 Tidak 49 67,1

Jumlah 73 100

Tabel 3. Distribusi PerkembanganMotorik Kasar Balita

No PerkembanganMotorik Kasar Balita

F %

1 Ya 30 41,12 Tidak Sesuai 43 58,9

Jumlah 73 100

Dari tabel-tabel di atas diketahui bahwaproporsi responden dengan pengetahuanbaik terhadap perkembangan motorikkasar balita lebih kecil dibandingkandengan responden yang pengetahuankurang. Sedangkan proporsi respondenyang tidak memberikan asupan makananasal hewan kepada balita didapatkan duakali lebih banyak dengan yangmemberikan asupan makanan asal hewan.Perkembangan motorik kasar sesuai

Page 12: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 263-267

265

dengan perkembangan normal lebih kecildibandingkan dengan yang tidak sesuai.

Analisa Bivariat

Hasil penelitian tentang hubungan

pekerjaan, pendapatan, pengetahuan,pendidikan ibu dan asupan makanan asalhewan dengan perkembangan motorikkasar balita didapatkan hasil sebagaiberikut:

Tabel 4. Hubungan Pekerjaan, Pendapatan, Pengetahuan, Pendidikan Ibu dan AsupanMakanan Asal Hewan terhadap Perkembangan Motorik Kasar Balita

Variabel Perkembangan Motorik Kasar Balita p-valueYa Tidak Sesuai JumlahPekerjaan

Bekerja 13 (35,1%) 24 (64,9%) 37 (100%) 0,033Tidak Bekerja 17 (47,2%) 19 (52,8%) 36 (100%)Pendapatan

Tinggi 15 (46,9%) 17 (53,1%) 32 (100%) 0,044Rendah 15 (36,6%) 26 (63,4%) 41 (100%)Pengetahuan

Baik 14 (40,0%) 21 (60,0%) 35 (100%) 0,035Kurang 16 (42,1%) 22 (57,9%) 38 (100%)Pendidikan

Tinggi 16 (47,1%) 18 (52,9%) 34 (100%)Menengah 11 (45,8%) 13 (54,2%) 24 (100%) 0,003Dasar 3 (20,0%) 12 (80,0%) 15 (100%)

Asupan Makanan Asal HewanYa 14 (58,3%) 10 (41,7%) 24 (100%) 0,036

Tidak 16 (32,7%) 33 (67,3%) 49 (100%)

Semua faktor memiliki hubungan yangsignifikan yaitu pekerjaan dengan nilai(p<0,033), pendapatan dengan nilai(p<0,044), pengetahuan dengan nilai(p<0,035), pendidikan dengan nilai(p<0,003) dan asupan makanan asal hewandengan nilai (p<0,036).

Analisa Multivariat

Tabel 5. Analisis Multivariat

No Demografi Ibu OR p-value1. Pekerjaan 4,10 0,0332. Pendapatan 3,99 0,0443. Pengetahuan 4,70 0,0354. Pendidikan 3,70 0,003

5. Asupan MakananAsal Hewan 1,99 0,036

Hasil analisis statistik regresimenunjukkan bahwa ada pengaruh nyata

antara pendapatan, pekerjaan, pendidikan,pengetahuan dan asupan makanan asalhewan terhadap perkembangan motorikkasar balita. Keterkaitan faktor pekerjaan(OR = 4,10), pendapatan (OR = 3,99),pengetahuan (OR = 4,70), pendidikan (OR= 3,70) dan asupan makanan asal hewan(OR = 1,99) dapat mengalami peningkatanperkembangan motorik kasar balita.

PEMBAHASAN

Perkembangan Motorik Kasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa41,1% balita yang perkembangan motorikkasar sesuai dengan perkembangan normalsedangkan balita yang tidak sesuaiperkembangan motorik kasar dengannormal sebanyak 58,9%. Hasil ini sesuaidengan unsur-unsur yang berpengaruhdalam perkembangan anak adalah orang

Page 13: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 263-267

266

tua, keluarga, masyarakat, sertalingkungan tempat ia tumbuh danberkembang8.

Hubungan Pekerjaan denganPerkembangan Motorik Kasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwabalita yang perkembangan motorik kasaryang sesuai dengan perkembangan normaldari ibu yang bekerja sebesar 35,1%, lebihkecil dibandingkan dengan balita yang ibunya tidak bekerja (42,8%). Sedangkanproporsi balita yang tidak sesuaiperkembangan motorik kasar denganperkembangan normal dari ibu yangbekerja lebih besar (64,9%) dibandingkandengan ibu yang tidak bekerja (52,8%).

Hasil ini menunjukkan bahwa tugasibu dalam perkembangan motorik kasarbalita adalah didasari dari pengetahuan dantingkat kecerdasan, bukan saja daripekerjaan karena ibu yang tidak bekerjacenderung kemampuan menstimulasiperkembangan motorik kasar anak haruslebih baik lagi dibandingkan dengan ibuyang bekerja karena ibu yang tidak bekerjamempunyai waktu untuk melakukanstimulasi perkembangan motorik kasarbalita.

Hubungan Pendapatan denganPerkembangan Motorik Kasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwabalita yang perkembangan motorik kasaryang sesuai dari perkembangan normaldengan ibu yang pendapatan tinggi sebesar46,9%, lebih kecil dibandingkan denganbalita yang ibu pendapatan rendah (36,6%).Sedangkan proporsi balita yang tidaksesuai perkembangan motorik kasar dariperkembangan normal dengan ibu yangpendapatan rendah lebih besar (63,4%)dibandingkan dengan responden yangpendapatan tinggi (53,1%).

Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian9 menyatakan bahwa pendapatanadalah segala sesuatu yang diharapkanyang sebelumnya memang belum ada

dalam bentuk uang. Pendapatan orang tuayang memadai, maka dapat memenuhisegala keperluan yang dibutuhkan olehanak-anak mereka seperti dalam masalahpendidikan, kesehatan, dan nutrisi.

Hubungan Pengetahuan denganPerkembangan Motorik Kasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwabalita yang perkembangan motorik kasaryang sesuai dari perkembangan normaldengan ibu yang pengetahuan baik sebesar40%, lebih kecil dibandingkan denganbalita yang ibu pengetahuan kurang(42,1%). Sedangkan proporsi balita yangtidak sesuai perkembangan motorik kasardari perkembangan normal dengan ibuyang pengetahuan baik lebih besar (60%)dibandingkan dengan ibu yangpengetahuan kurang (57,9%).

Hasil yang didapatkan bahwa tidaksemua responden memiliki pengetahuanbaik disebabkan karena masih kurangnyapengetahuan yang diperoleh ibu mengenaiperkembangan tumbuh kembang motorikkasar balita dan bagaimana carapenangganannya.

Hubungan Pendidikan denganPerkembangan Motorik Kasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwabalita yang perkembangan motorik kasaryang sesuai dengan perkembangan normalsekitar 46%-47% dari ibu yangberpendidikan tinggi atau menengah,proporsi ini lebih besar 2 kali dari padaproporsi ibu yang berpendidikan dasaryaitu sebesar 20%. Sedangkan proporsibalita yang tidak sesuai perkembanganmotorik kasar dengan perkembangannormal dari ibu yang berpendidikan dasarlebih besar (80%) dibandingkan denganibu yang berpendidikan tinggi danmenengah sekitar 53%-54%.

Pendidikan orang tua berpengaruhterhadap perkembangan anak terutamapendidikan ibu. Hasil penelitianmenunjukkan walaupun sebagian besar ibu

Page 14: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 263-267

267

berpendidikan tinggi namun berdasarkananalisa bivariat diketahui bahwa adahubungan antara pendidikan denganperkembangan motorik kasar balita.

Hubungan Asupan Makanan AsalHewan dengan Perkembangan MotorikKasar Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwabalita yang perkembangan motorik kasaryang sesuai dari perkembangan normaldengan ibu yang memberikan asupanmakanan asal hewan sebesar 58,3%, lebihbesar dibandingkan dengan balita yang ibumemberikan asupan makanan asal hewan(32,7%). Sedangkan proporsi balita yangtidak sesuai perkembangan motorik kasardari perkembangan normal dengan ibuyang memberikan asupan makanan asalhewan lebih kecil (41,7%) dibandingkandengan ibu yang tidak memberikan asupanmakanan asal hewan (67,3%).

Secara anatomis, perkembangan akanterjadi pada struktur tubuh individu yangberubah secara proporsional seiringdengan bertambahnya usia seseorang.Status gizi yang kurang akan menghambatlaju perkembangan yang dialami individu,akibatnya proporsi struktur tubuh menjaditidak sesuai dengan usianya yang padaakhirnya berimplikasi pada perkembanganaspek lain.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan di Wilayah Kecamatan BlangBintang dapat disimpulkan bahwa semuafaktor memiliki hubungan yang signifikanterhadap perkembangan motorik kasarbalita.

Kepada Dinas Kesehatan Aceh Besar,dan Kepala Puskesmas Blang Bintang agardapat memberikan tambahan pengetahuanibu dan pemberian informasi tentang tatacara perkembangan motorik kasarkhususnya balita agar tumbuhkembangnya secara normal.

Mengoptimalkan sumber informasi yangdigemari ibu untuk memudahkanpenyampaian informasi. Bagi keluargaagar dapat bekerja sama dengan pemberipelayanan dan penyuluh kesehatan untukmengoptimalkan dukungan terhadapperkembangan motorik kasar pada balita.

DAFTAR PUSTAKA

1 Sacker A., Quigley, M., Kelly Y.,Breastfeeding and DevelopmentalDelay: Findings From theMillennium Cohort Study, Pediatric:118(3): e682-e689; 2011.

2 Dudley L., Vasche T., Vision TherapyFor a Patient With DevelopmentalDelay, Journal of BehavioralOptometry, 21(2): 39-45; 2010.

3 Nurul S., Nugraheni S. A., Frieda,Hubungan Konsumsi Ikan denganPerkembangan Kognisi AnakBaduta (12‐23 Bulan), Studi diKecamatan Gandus KotaPalembang, Jurnal Psikologi,Universitas Gajah Mada: Vol. 2, no. 33,p.p. 1-12; 2006.

4 Brown., Judith E., Nutrition Throughthe Life Cycle, (2ed) The MacGraw-Hill International Edition: USA; 2005.

5 Wina, P., Dewi, Keterampilan Ibudalam Deteksi Dini TumbuhKembang terhadap TumbuhKembang Bayi, Jurnal STIKES, 5 (1):11-19; 2012.

6 Puskesmas Blang Bintang, ProfilTahun 2016, Aceh Besar.

7 Darsono, Azhari, Belajar danPembelajaran. Semarang, IKIP Press;2005.

8 Herlina T., Subagyo., Agustin R.,Perbedaan Perkembangan AnakUsia 4-5 Tahun Antara yang IkutPAUD dan Tidak Ikut PAUD, JurnalPenelitian Kesehatan Forikes, 1(4):249-258; 2010.

9 Suririnah, Buku Pintar MerawatBayi 0-12 Bulan, PT GramediaPustaka Utama: Jakarta; 2009.

Page 15: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

268

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI KELUARGADALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN

BATEE KABUPATEN PIDIE

Analysis of Factors Affecting Family Intention in Prevention of Diarrhea in Toddlersin District Batee Pidie

Junaidi¹, Abubakar A.Y.², dan Suyanta S.³1Magister Kesehatan Masyarakat, Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah. Banda Aceh. 23245

2Fakultas Syariah Universitas UIN Ar Raniry Banda Aceh3Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas UIN Ar Raniry Banda Aceh

¹[email protected], ²[email protected] , ³[email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Bayi dan balita merupakan penderita diare paling banyak dan masih menjadi penyumbangutama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di negara berkembang termasuk Indonesia. Pada tahun 2016,angka kejadian diare di Kabupaten Pidie tertinggi di Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktoryang mempengaruhi intensi keluarga dalam pencegahan diare pada balita di Kecamatan Batee Kabupaten Pidie.Metode: Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.Populasi dalam penelitian ini sebanyak 367 orang, dengan jumlah sampel 79 responden yang dipilihmenggunakan metode proportional random sampling. Instrumen penelitian menggunakan angket, uji statistikyang digunakan pada analisa bivariat berupa regresi logistik sederhana (simple logistic regression), sedangkananalisa multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda (multiple logistic regression analysis). Hasil:penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan sikap (p = 0,001), norma subjektif (p = 0,001), danpengendalian perilaku (p = 0,001) terhadap intensi keluarga dalam pencegahan diare pada balita. Terdapathubungan secara bersama–sama antara sikap, norma subjektif, dan pengendalian perilaku terhadap intensikeluarga dalam pencegahan diare pada balita, akan tetapi pengendalian perilaku memiliki hubungan yang palingdominan di antara ketiga komponen Theory of Planned Behavior tersebut. Kesimpulan: Perilaku ibu tentangpencegahan diare tidak saja terbatas pada intensi, akan tetapi pemahaman yang lebih baik tentang pencegahandan bahaya diare serta peningkatan efikasi diri keluarga diharapkan mampu meningkatkan upaya pencegahandiare pada balita.

Kata Kunci: Sikap, Norma Subjektif, Pengendalian Perilaku, Intensi Keluarga, Pencegahan Diare

ABSTRACT

Background: Infants and toddlers are the most sufferers of diarrhea and are still the third major contributor tochild morbidity and mortality in developing countries including Indonesia. In 2016, the highest incidence ofdiarrhea in Pidie District was in Aceh. This study aims to analyze the factors that influence family intention inpreventing diarrhea in toddlers in District Batee Pidie. This research is included in the type of quantitativeresearch with a cross sectional study approach. The population in this study were 367 people, with a totalsample of 79 respondents selected using proportional random sampling method. The research instrument used aquestionnaire, statistical tests used in bivariate analysis in the form of simple logistic regression, whilemultivariate analysis using multiple logistic regression tests. Result: The results showed that there was arelationship between attitudes (p = 0,001), subjective norms (p = 0,001), and behavioral control (p = 0,001) onfamily intentions in preventing diarrhea in toddlers. There is a joint relationship between attitudes, subjectivenorms, and behavioral control of family intentions in the prevention of diarrhea in toddlers, but behavioralcontrol has the most dominant relationship among the three components of the Theory of Planned Behavior.Conclusion: Maternal behavior on diarrheal prevention is not limited to intentions, but better understanding ofthe prevention and danger of diarrhea and increased self-efficacy of the family is expected to increaseprevention of diarrhea in infants.

Keywords: Attitude, Subjective Norm, Behavior Control, Family Intention, Prevention of Diarrhea

Page 16: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

269

PENDAHULUAN

Diare pada anak balita masih menjadimasalah kesehatan masyarakat diIndonesia karena masih sering munculdalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB)dan disertai dengan kematian yang tinggi1.Data United Nation Children’s Fund(UNICEF) dan World Health Organization(WHO) tahun 2009, diare merupakanpenyebab kematian nomor 2 pada balita2.

Di Indonesia, capaian angka kematianbalita pada tahun 2015 menjadi 27 per1000 kelahiran hidup. Penurunan angkakematian balita ini melambat antara tahun1990-2015 dari 85 menjadi 27 per 1000kelahiran hidup3. Insidence dan periodprevalence diare untuk seluruh kelompokumur di Indonesia sebanyak 3.5% dan 7%.Lima provinsi dengan insidence danperiod prevalence diare tertinggi: Papua(6,3% dan 14,7%), Sulawesi Selatan (5,2%dan 10,2%), Aceh (5% dan 9,3%),Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), sertaSulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%).Insiden diare pada kelompok usia balita diIndonesia sebanyak 10,2%. Lima provinsidengan insiden diare pada balita tertinggiterdiri dari Aceh (10,2%), Papua (9,6%),DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan(8,1%), dan Banten (8%) 4.

Data Dinas Kesehatan PemerintahAceh tahun 2017, memperlihatkan bahwakejadian diare tertinggi salh satunyaditemukan di Kabupaten Pidie (13,2%)5.Pada tahun 2016, kasus diare di KabupatenPidie mencapai 13.000 kasus (13,2%) danmenjadi kabupaten dengan kejadian diaretertinggi di Aceh5. Incident rate diaredalam tujuh kecamatan di Kabupaten Pidie:Delima (6%), Keumala (5,8%), PadangTiji dan Manee masing-masing (4,8%),Indra Jaya (3,9%), Geumpang (3,4%), danBatee (1,8%)6.

Peran ibu penting mengingat diaremerupakan penyakit yang dapat dicegah,ibu perlu memahami dan mengidentifikasifaktor-faktor tertentu dalam melindungiatau menghindari anaknya dari risikomorbiditas dan mortalitas akibat diare.

Keberhasilan seorang Ibu dalam mencegahanaknya dari diare tergantung dariseberapa besar intensi yang dimilikinyadalam melakukan pencegahan diaretersebut7.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan quantitativeresearch dengan menggunakan desainkorelasional, pengumpulan data dilakukansecara cross sectional study. Populasidalam penelitian ini sebanyak 367 orang,dengan jumlah sampel 79 responden.Subjek penelitian ibu-ibu yang memilikibalita dan pernah menderita diare sertabersedia menjadi responden. Instrumenpengumpulan data berupa angket yangdiadopsi9. Pengambilan sampel denganmetode proporsional random sampling.Data dianalisis dengan program STATA.Analisis dilakukan secara univariat,bivariat, dan multivariat.

HASIL

Pengumpulan data dilakukan 26 Juli–15Agustus 2017 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi

Variabel f %Sikapa. Baik 42 53,16b. Kurang 37 46,84Norma Subjektifa. Baik 41 51,90b. Kurang 38 48,10Pengendalian Perilakua. Baik 36 45,57b. Kurang 43 54,43Intensi Keluargaa. Baik 43 54,43b. Kurang 36 45,57

Tabel 1 menunjukkan mayoritas ibumemiliki sikap yang baik (53,16%), normasubjektif baik (51,90%), dan pengendalianperilaku memiliki kategori kurang (55,7%),

Page 17: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

270

sedangkan intensi keluarga dalampencegahan diare pada balita berkategori

baik (54,43%).

Tabel 2. Hubungan Sikap terhadap Intensi Keluarga dalam Pencegahan DiareBalita

SikapIntensi Keluarga

p-value ORBaik Kurang Totaln % n % n %

Baik 39 88,6 4 11,4 44 1000,001 13,2

Kurang 4 11,4 31 88,6 35 100

Total 43 54,4 36 45,6 79 100

Tabel 3. Hubungan Norma Subjektif terhadap Intensi Keluarga dalamPencegahan Diare Balita

Norma SubjektifIntensi Keluarga

p-value ORBaik Kurang Totaln % n % N %

Baik 36 87,8 5 12,2 41 1000,001 31,9

Kurang 7 18,4 31 81,6 38 100

Total 43 54,4 36 45,6 79 100

Tabel 4. Hubungan Pengendalian Perilaku terhadap Intensi Keluarga dalamPencegahan Diare Balita

Pengen dalianPerilaku

Intensi Keluargap -value OR

Baik Kurang Totaln % N % n %

Baik 32 91,4 3 8,6 35 1000,001 23,3

Kurang 11 25,0 33 75,0 44 100

Total 43 54,4 36 45,6 79 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapatpengaruh dari sikap terhadap intensikeluarga dalam pencegahan diare padabalita dengan OR = 13,2 dan p-value0,001. Tabel 3 menunjukkan bahwaterdapat hubungan norma subjektifterhadap intensi keluarga dalampencegahan diare pada balita dengan OR =31,9 dan p-value 0,001. Tabel 4menunjukkan bahwa terdapat hubungan

pengendalian perilaku terhadap intensikeluarga dalam pencegahan diare padabalita dengan OR = 23,3 dan p-value 0,001.

Faktor Paling Dominan MempengaruhiIntensi Keluarga dalam PencegahanDiare pada Balita

Hasil analisis regresi logistik bergandaterhadap variabel-variabel yang dianalisa

Page 18: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

271

dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5. Analisa MultivariabelRegresi Logistik Berganda Model 1 (P ≤0,25).

IntensiKeluarga OR (95% CI) p-value

Sikap 18,9 (2,8–130,3) 0,003*NormaSubjektif 16,2 (2,9–90,7) 0,002*

PengendalianPerilaku 32,3 (4,0–259,2) 0,001*

*Bermakna pada nilai α ≤ 0,05

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilaisignifikan ketiga variabel independen yangterdiri dari sikap, norma subjektif danpengendalian perilaku memiliki nilai p-value<0,05. Artinya terdapat hubungansecara bersama–sama antara sikap, normasubjektif, dan pengendalian perilakuterhadap intensi keluarga dalampencegahan diare pada balita.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis uji regresilogistik sederhana diketahui bahwa sikapibu memberikan dampak yang berartiterhadap upaya pencegahan diare padabalita. Ibu dengan belief yang baik akanmemperlihatkan perilaku positif dalammelakukan pencegahan diare pada balitakarena ia meyakini bahwa pencegahandiare pada balita merupakan sesuatu yangpenting dan dapat memberikan dampakpositif bagi keluarga. Sikap individuditentukan oleh kepercayaannya mengenaikonsekuensi dari menampilkan suatuperilaku (behavioral beliefs) serta hasilevaluasi terhadap konsekuensinya(outcome evaluation)3.

Untuk meningkatkan sikap positifterhadap kesehatan dapat melaluipendekatan dengan pakar dan kaderkesehatan, tokoh masyarakat, organisasikeagamaan seperti lembaga pengajian,majelis taklim, dan lain sebagainya.Pendekatan kepada tokoh masyarakat

penting karena merekalah panutanmasyarakat dan segala keputusan merekamenjadi jalan bagi kelancaran suatuprogram yang dicanangkan olehpemerintah termasuk pencegahan danpenanggulangan diare.

Hasil penelitian tentang hubungannorma subjektif terhadap intensi keluargadalam pencegahan diare pada balita,memperlihatkan bahwa secara parsialmemiliki hubungan yang signifikan. Halini menunjukkan bahwa intensi keluargamemiliki nilai yang kuat, dalam keluargaterdapat beberapa fungsi yang dapatmendorong dalam pencegahan diare padabalita.

Fungsi efektif menjadikan anggotakeluarga merasa membutuhkan individu-individu lain dalam keluarga, seperti orangtua (suami) yang mampu menggambarkankebutuhan dan persoalan lain dari anak-anak mereka serta saling menghormati dansaling mendukung satu sama lainnya.

Norma Subjektif merupakan evaluasiseseorang mengenai tekanan sosial yangmempengaruhi individu yang berasal dariorang sekitar yang penting untuk dirinya(significant others). Sebaliknya, individuyang yakin bahwa kebanyakan referenttidak menyetujui dirinya menampilkanperilaku tertentu dan tidak adanya motivasiuntuk mengikuti perilaku tertentu, hal iniakan menyebabkan dirinya memilikinorma yang menempatkan tekanan padadirinya untuk menghindari berperilakutertentu3.

Dorongan anggota keluarga dan orangkepercayaan mempengaruhi ibu untukmelakukan pencegahan diare pada balitayang kemudian diikuti dengan saran,nasehat dan motivasi. Kemampuananggota keluarga atau kawan terdekatdapat mempengaruhi intensi ibu untukmelakukan pencegahan diare seperti yangmereka harapkan.

Hasil analisis uji regresi logistik yangdigunakan untuk mengetahui hubunganpengendalian perilaku terhadap intensikeluarga dalam pencegahan diare padabalita, memberikan hubungan yang

Page 19: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

272

bermakna. Kontrol perilaku yang disadari(perceived behavioral control), yaitukeyakinan-keyakinan yang berkaitandengan seberapa banyak kontrol yangdianggap dimiliki seseorang terhadapperilaku tertentu, terutama perilaku yangtidak dikehendaki (non-volitional)7.Dengan kata lain, Perceived BehavioralControl dapat dilihat sebagai self efficacyseseorang untuk memunculkan perilaku10.

Rendahnya pengendalian perilaku ibudalam penelitian ini menunjukkan bahwacerminan kepercayaan ibu dalammelakukan pencegahan diare mengalamikesulitan, hal ini didukung olehkekurangan sumber daya yang dimilkiseorang ibu seperti pengetahuan danpengalaman atau bahkan ia tidak memilikikesempatan untuk menunjukkan perilakupencegahan diare pada balita, kondisi inimenyebabkan ibu tidak memiliki intensiyang kuat untuk menunjukkan perilakupencegahan diare tersebut.

Faktor yang paling dominanberhubungan terhadap intensi keluargadalam pencegahan diare pada balita dapatditentukan dengan menggunakan ujiregresi logistik berganda. Artinya semakintinggi sikap, norma subjektif danpengendalian perilaku, maka intensikeluarga dalam pencegahan diare padabalita juga akan semakin meningkat.

Hasil analisis Multiple LogisticRegression memperlihatkan bahwa semuavariabel yang dianalisa seperti sikap,norma subjektif, dan pengendalianperilaku memiliki nilai Pseudo R2 sebesar0,627, hal ini menunjukkan bahwa 62,7%intensi keluarga dalam pencegahan diarepada balita di Kecamatan Batee KabupatenPidie dapat dijelaskan oleh semua variabeltersebut, sedangkan 37,3% sisanyadipengaruhi oleh faktor lain yang tidakditeliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa ketiga variabel independenmemiliki hubungan secara signifikan

terhadap intensi keluarga dalampencegahan diare pada balita. Terdapathubungan secara bersama-sama antarasikap, norma subjektif, dan pengendalianperilaku terhadap intensi keluarga dalampencegahan diare pada balita.Pengendalian perilaku paling dominanberpengaruh dibandingkan dengan ketigakomponen Theory of Planned Behaviortersebut.

Keluarga dapat menggunakansumberdayanya secara bijak sebagai upayauntuk melindungi balita dari diare. Ibuselaku orang tua sekaligus pengasuh balitahendaknya memberikan perhatian danperlindungan yang cukup sesuai kebutuhankesehatan balita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adam H, Nur Afni N., PengaruhPenyuluhan Kesehatan terhadapPengetahuan Ibu tentangPenanganan Penyakit Diare padaBalita di Wilayah Kerja PuskesmasGlobal Limboto KabupatenGorontalo Tahun 2012, Skripsi,Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan danKeolahragaan Unversitas NegeriGorontalo, 2013.

2. Ajzen I., Attitudes, Personality andBehaviour, 2ⁿᵈ edition, New York:Open University Press, 2005.

3. Ajzen I., Constructing a Theory ofPlanned Behavior Questionnaire:Conceptual and MethodologicalConsiderations [Internet], Availablefrom:people.umass.edu/ajzen/pdf/tpbmeasurement.pdf, 2006.

4. Albery IP, Munafo M., PsikologiKesehatan, Panduan Lengkap danKomprehensif Bagi Studi PsikologiKesehatan, Mitra Setia, 2011: 73&80.

5. Caruso B, Stephenson R, Leon J.,Maternal Behavior and Experience,Careaccess, and Agency asDeterminants of Child Diarrhea inBolivia, Revista Panamericana DeSalud Publica, 2010.

Page 20: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 268-273

273

6. Conner M, Lawton R, Parker D,Chorlton K, Manstead A, Stradling S.,Application of the Theory ofPlanned Behaviour to thePrediction of Objectively AssessedBreaking of Posted Speed Limits,British Journal of Psychology, 2007.

7. Dinkes. Aceh, Profil KesehatanAceh Tahun 2016, Banda Aceh, 2017.

8. Dinkes Pidie, Profil KesehatanKabupaten Pidie 2016, Sigli, 2017.

9. Fishbein M, Ajzen I., Belief, Attitude,Intention, and Behavior: anIntroduction to Theory andResearch, Addison-WesleyPublishing Company Inc, Menlo Park,California, 2005.

10. Kemenkes. R. I., Buku SakuKesehatan Petugas: Lima LangkahTuntaskan Diare, Jakarta: DirektoratJenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan, 2011.

11. Kemenkes. R. I., Riset KesehatanDasar, Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RepublikIndonesia, 2013.

12. Kemenkes. R. I., Profil Pencegahandan Pemberantasan Penyakit 2015,Jakarta: Kementerian KesehatanRepublik Indonesia, 2015.

13. Rospita, Tahlil T., Mulyadi, UpayaPencegahan Diare pada Keluargadengan Balita BerdasarkanPendekatan Planned BehaviorTheory, Tesis, Magister Keperawatan,Program Pascasarjana UniversitasSyiah Kuala, 2017.

14. UNICEF, WHO (2009) Diarrhoea:Why Children are Still Dying andWhat can be Done, Geneva, 2011.

15. Yogatama L. A. M., AnalisisPengaruh Attitude, SubjectiveNorm, dan Perceived BehaviorControl terhadap IntensiPenggunaan Helm SaatMengendarai Motor pada Remajadan Dewasa Muda di JakartaSelatan, Proceeding PESAT, FakultasPsikologi Universitas Atmajaya,

Jakarta, 2013.

Page 21: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

274

DETERMINAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA YANGBEROBAT DI PUSKESMAS PADANG TIJI KECAMATAN PADANG

Determinants of Hypertension Diseases on Elderly Treated in Padang Tiji HealthCenter in Padang Sub-district

Anwar Arbi11Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh. Banda Aceh, Aceh. 23245

[email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang di atasnormal. Hipertensi adalah penyakit yang sangat berbahaya, karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagaiperingatan dini, penderita hipertensi pada usia 60 tahun ke atas di Puskesmas Padang Tiji tahun 2016 sebesar(69.6%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penyakit hipertensi pada lansia yang berobat diPuskesmas Padang Tiji Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2017. Metode: ini bersifat deskriptifanalitik dengan desain penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien lansia yang menderitahipertensi sebanyak 780, sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 lansia. Kelompok kasus yaitu penderitahipertensi sebanyak 32 orang dan 32 orang dari kelompok kontrol yang bukan penderita hipertensi. Uji statistikyang digunakan adalah uji chi-square untuk mengetahui besar risiko (OR) paparan terhadap kasus pada tingkatkepercayaan 95%. Hasil: Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan antara obesitas (p-value 0,024 dan OR =3,2), aktifitas fisik (p-value 0,045 dan OR = 2,7), gaya hidup (p-value 0,044 dan OR= 2,8), pola makan (p-value 0,005 OR = 4,3) dengan kejadian hipertensi pada lansia yang berobat di Puskesmas Padang TijiKecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie. Kesimpulan: Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapatmelakukan penyuluhan dan bimbingan cara pencegahan hipertensi melalui pola hidup sehat pada mayarakatsecara rutin dan berkelanjutan.

Kata Kunci : Hipertensi, Lansia, Obesitas, Gaya Hidup, Pola Makan.

ABSTRACT

Background: Hypertension is an increase in systolic and diastolic blood pressure above normal. Hypertensionis a very dangerous disease, because there are no typical symptoms or signs as an early warning, people withhypertension at the age of 60 years and over in the 2016 Padang Tiji Health Center amount to (69.6%). Thisstudy aims to determine the determinants of hypertension in the elderly who seek treatment at the Padang TijiHealth Center, Padang Tiji Sub-District, Pidie Regency in 2017. Method: This is descriptive analytic with acase control research design. The population in this study were 780 elderly patients suffering from hypertension,64 samples in this study. The case group was 32 people with hypertension and 32 people from the control groupwho were not hypertensive. The statistical test used was the chi-square test to determine the exposure risk (OddsRatio) to cases at a 95% confidence level. Results: The statistical test results obtained there is a relationshipbetween obesity (p-value 0,024 and OR = 3,2), physical activity (p-value 0,045 and OR = 2,7), lifestyle (p-value0,044 and OR = 2,8), diet (p-value 0,005 OR = 4,3) with the incidence of hypertension in the elderly who weretreated at the Padang Tiji Health Center, Padang Tiji Sub-District, Pidie District. Conclusion: It is expectedthat health workers can conduct counseling and guidance on how to prevent hypertension through a healthylifestyle in the community on a regular and continuous basis.

Keywords: Hypertension, Elderly, Obesity, Lifestyle, Diet.

Page 22: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

275

PENDAHULUAN

Angka insiden hipertensi sangat tinggiterutama pada populasi lanjut usia (lansia),usia di atas 60 tahun, dengan prevalensimencapai 60% sampai 80% dari populasilansia. Diperkirakan 2 dari 3 lansiamengalami hipertensi. Riset Kesehatandasar atau Riskesdas (2013) yangdiselenggarakan oleh kementriankesehatan menunjukkan bahwa prevalensihipertensi di Indonesia sangat tinggi yaitu31.7% dari total penduduk dewasa atausatu dari 3 penduduk menderita hipertensi.Prevalensi hipertensi di Indonesia tersebutbila dibandingkan dengan Singapura27.3%, Thailand 22.7% dan Malaysia 22%.

Riskesdas (2013) menunjukanprevalensi hipertensi di Aceh mencapai21% dari keseluruhan kasus hipertensi diIndonesia. Hipertensi merupakan salahsatu penyakit yang termasuk dalam 10penyakit terbesar di puskesmas-puskesmasyang terdapat di Provinsi Aceh. Pada tahun2014 dengan jumlah kasus prevalensihipertensi sebesar 18,72%, dan terjadikenaikan pada tahun 2015 dengan jumlahprevalensi hipertensi sebesar 52,77%,kemudian pada tahun 2016 prevalensihipertensi kembali menurun menjadi44,64% (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh,2016).

Menurut Dinas Kesehatan Pidie (2016)Hipertensi merupakan penyakit terbanyakke-7 dari 10 penyakit terbesar diKabupaten Pidie dimana penderitahipertensi pada umur 60 tahun ke atas.pada tahun 2013 jumlah keseluruhan kasusPada tahun 2015 jumlah kasus hipertensimeningkat menjadi 6,344 kasus (20,3%)dan tahun 2016 yaitu dari bulan Januarisampai dengan november jumlahhipertensi meningkat menjadi 6.505 kasus(20,9%) (Profil Kesehatan Pidie, 2016).

Prevalensi keseluruhan kasushipertensi di Puskesmas Padang Tiji padatahun 2013 adalah 796 kasus dimana 420kasus (52,7%) diderita oleh umur 60keatas, pada tahun 2014 prevalensihipertensi meningkat menjadi 814 kasus

dimana 450 kasus (55,2%) penderitanyaadalah umur di atas 60 tahun, sedangkantahun 2015 kasus hipertensi meningkatmenjadi 1.051 kasus dengan 640 kasus(60,8%). Berdasarkan laporan PuskesmasPadang Tiji tahun 2016 jumlah penderitahipertensi meningkat menjadi 1.120 kasus,780 kasus (69,6%) adalah umur 60 tahunke atas (Puskesmas Padang Tiji, 2016).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuideterminan penderita penyakit hipertensipada lansia pada usia di atas 60 tahun.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif, dengan desain mached casecontrol yaitu dengan membandingkanantara dua kelompok, kasus dan kontroldengan perbandingan 1:1. Populasi adalahsemua pasien yang menderita hipertensiyang ada di Puskesmas Padang Tijiberjumlah 780 orang. Teknik pengambilansampel dilakukan secara purposive randomsampling. Sampel dalam penelitian inisebanyak 32 orang. Kelompok Kasus yaitupenderita hipertensi sebanyak 32 orang dankelompok kontrol yang tidak menderitahipertensi.

Pengumpulan data dilakukan dengancara menggunakan kuesioner melaluiwawancara langsung dengan respondendengan kriteria: penderita hipertensiberumur di atas 60 tahun yang berkunjungke puskesmas minimal 3 kali untukkelompok kontrol; dan kelompok kasusadalah responden yang tidak mengalamihipertensi dan bersedia.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Tahap pertama analisis data yangdilakukan adalah analisis data univariatuntuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian. Hasil analisisunivariat adalah sebagai berikut:

Page 23: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

276

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Penyakit Hipertensi pada Lansia yang Berobat diPuskesmas Padang Tiji Kecamatan Padang Tiji Kabupaten Pidie tahun 2017 (n = 64)

Variabel Jumlahn %

Variabel DependenHipertensi

a. Hipertensi 32 50%b. Tidak Hipertensi 32 50%

Variabel IndependenObesitas

a. Obesitas 35 54,7b. Tidak Obesitas 29 45,3

Aktifitas Fisika. Tidak Cukup 30 46,9b. Cukup 34 53,1

Gaya Hidupa. Tidak Baik 28 43,8b. Baik 36 56,2

Pola Makana. Salah 27 42,2b. Benar 37 57,8

Sumber : Data Primer diolah 2017

Menunjukkan bahwa 54,7% lansiamengalami obesitas, 46,9% aktifitas fisiktidak cukup, memiliki hidup tidak baik43,8% dan pola makan salah sebesar42,2% pada lansia di Puskesmas PadangTiji.

Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untukmengetahui hubungan antara variabeldependen dengan independen, uji yangdigunakan adalah chi square test.

Tabel 2. Hubungan Obesitas, Aktifitas Fisik, Gaya Hidup dan Pola Makan denganHipertensi pada lansia yang Berobat di Puskesams Kabupaten Pidie Tahun 2017

Faktor Resiko

Kejadian Hipertensi

Hipertensi TidakHipertensi

p-value OR CI 95%

n % n %Obesitas

a. Obesitas 22 68,8 13 40,6 0,024 3,2 1,1-8,9b. Tidak Obesitas 10 31,2 19 59,4Aktivitas Fisik

a. Tidak Cukup 19 59,4 11 34,4 0,045 2,7 1,0-7,6b. Cukup 13 40,6 21 65,6Gaya Hidup

a. Kurang Baik 18 56,2 10 31,3 0,044 2,8 1,0-7,8b. Baik 14 43,8 22 68,7Pola Makan

a. Salah 19 59,4 8 25 0,005 4,3 1,5-12,7b. Benar 13 40,6 24 75Sumber: Data Primer diolah tahun 2017

Page 24: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

277

Proporsi lansia yang mengalami obesitassebesar 68,8% menderita kejadianhipertensi lebih tinggi dibandingkandengan lansia yang tidak menderitahipertensi 40,6%. Sedangkan lansia yangtidak mengalami obesitas sebesar 31,3%menderita hipertensi lebih kecildibandingkan dengan lansia yang tidakmenderita hipertensi 59,4%.

PEMBAHASAN

Hubungan Obesitas dengan Hipertensipada Lansia

Hasil penelitian menunjukkan bahwaada hubungan antara obesitas denganhipertensi pada lansia dengan nilai p-value 0,024. Hasil analisis statistikdiperoleh pula nilai OR = 3,2 yang artinyakejadian hipertensi 3,2 kali berisiko padalansia yang mengalami obesitasdibandingkan yang tidak obesitas.

Hubungan antara obesitas denganhipertensi telah lama diketahui, bahwaobesitas diartikan sebagai suatu keadaandimana terjadi penimbunan lemak yangberlebihan di jaringan lemak tubuh dandapat mengakibatkan terjadinya beberapapenyakit. Hubungan obesitas danhipertensi sering dikaitkan denganpeningkatan risiko penyakit kardiovaskular.Pada Swedish Obese Study didapatkanangka kejadian hipertensi pada obesitasadalah sebesar 13,5% dan angka ini akanmakin meningkat seiring denganpeningkatan indeks massa tubuh danwaist-hip- ratio.

Hubungan Aktifitas Fisik denganHipertensi pada Lansia

Hasil penelitian menunjukkan adahubungan antara antara aktifitas fisikdengan hipertensi pada lansia dengan nilaip-value 0,045. Hasil analisis statistikdiperoleh pula nilai OR = 2,7 yang artinyakejadian hipertensi 2,7 kali berisiko padalansia yang aktifitas fisik tidak cukupdibandingkan aktifitas fisik cukup.

Secara fisiologis, lansia mengalamikemunduran fungsi-fungsi dalam tubuhyang menyebabkan lansia rentan terkenagangguan kesehatan, masih banyak lansiayang kurang aktif melakukan akifitas fisikdikarenaka telah berusia lanjut, sehinggatidak mampu melakukan aktivitas yangberat, dan sebagian besar aktivitas merekatelah digantikan oleh anaknya ataukeluarga lansia (Ambardini, 2012).

Hubungan Gaya Hidup denganHipertensi pada Lansia

Penelitian ini menunjukan ada hubunganantara gaya hidup dengan hipertensi padalansia dengan nilai p-value 0,044. Hasilanalisis statistik diperoleh pula nilai OR =2,8 yang artinya kejadian hipertensi 2,8kali berisiko pada lansia yang memilikigaya hidup kurang baik dibandingkan gayahidup yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian, gayahidup sangat berpengaruh terhadapkesehatan karena pola hidup sehat dimulaidari berolah raga, mengkonsumsi makananyang bergizi, istirahat yang teratur danmemiliki fikiran yang sehat dan tenang.Sedangkan lansia yang memiliki gayahidup yang tidak sehat disebabkan karenakebiasaan buruk lansia seperti merokok,makan-makanan cepat saji, tidakmengkonsumsi sayur-sayuran dan tidaksuka berolah raga.

Hubungan Pola Makan denganHipertensi pada Lansia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwaada hubungan antara pola makan dengankejadia hipertensi pada lansia dengan nilaip-value 0,005. Hasil analisis statistikdiperoleh pula nilai OR = 4,3 yang artinyakejadian hipertensi 4,3 kali berisiko padalansia yang memiliki pola makan salahdibandingkan dengan pola makan yangbenar.

Mengatur pola makan atau diet yangtepat sangat penting bagi penderitahipertensi. Walaupun berolahraga juga

Page 25: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

278

penting, namun makanan yang dikonsumsimerupakan faktor paling penting dalammengontrol hipertensi. Pola makan padapenderita hipertensi harus benar-benardiperhatikan. Baik jadwal, jumlah, maupunjenis makanan yang dikonsumsi. Olehsebab itu, pola makan dan jenis makananpenyakit hipertensi ini harus diatursedemikian rupa (Hastuti, 2008).

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa ada hubungan yang bermaknaantara obesitas, aktivitas, gaya hidup, danpola makan dengan penyakit hipertensi.

Bagi Dinas Kesehatan Padang Tiji,diharapkan dapat lebih meningkatkanprogram-program kesehatan bagimasyarakat berupa penyuluhan menganaipenyakit-penyakit tidak menular sepertipenyakit hipertensi dan dapat memberikanpenyuluhan tentang faktor-faktor penyebabpenyakit hipertensi seperti obesitas,aktivitas fisik, gaya hidup dan pola makan.

Bagi pihak puskesmas dapatmeningkatkan daya tarik bagi masyarakatlansia dalam peningkatan kesadaranmemeriksakan kesehatannya ke pelayanankesehatan, seperti memperbanyak mediamisalnya poster atau lembar baikmengenai hipertensi sehingga terus dapatterpantau perkembangan kesehatan

Kepada pasien diharapkan agar dapatlebih menjaga kesehatan supaya terhidardari resiko terjadinya kejadian hipertensiserta keluarga dapat memberikandukungan untuk melakukan pengobatankepada keluarganya untuk melakukanpengobatan yang rutin.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Heart Association (AHA),the Seventh Report of the JointNational Committee on Prevention,Detection, Evaluation, andTreatment of High Blood Pressure,Hypertension, 42: 2013

2. Anderson, E., & Mc Farlane, J.,

Community as Partner: Theory andPractice in Nursing, 4th edition, 2012.

3. American Heart Association (AHA),Heart Disease and Stroke Statistic2012. Update: A Report From theAmerican Hearth Association StatisticCommittee and Stroke StatisticsCirculation. [Internet], Available from:http://circ.Ahajurnal.org/lookup/do/10.1161/circobo 13e31823ac046 (diakses padatanggal 28 november. 2016).

4. Ambardini, Rahmah, L., PeranLatihan Fisik dalam ManajemenTerpadu Osteoarthritis, Bandung:2012.

5. Arif M., Kapita Selekta KedokteranJilid I : Nefrologi dan Hipertensi.Jakarta: Media Aesculapius FKUI;2013.

6. Aoki, Puspitorini M., HipertensiCara Mudah Mengatasi TekananDarah Tinggi. 3rd ed. Yogyakarta:Image Press; 2014.

7. Aris Sugiarto., Faktor-Faktor yangBeresiko Hipertensi Grade II padaMasyarakat (Studi Kasus diKabupaten Karangayer JawaTengah: UNDPI), 2011.

8. Attamimi, Hipertensi PenyebabTerbesar Penyakit Jantung, Jakarta:2011.

9. Bustan M. N., EpidemiologiPenyakit Tidak Menular, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2010

10. Brunnert, MosbyClemen-Stone, S.,McGuire, S.L., & Eigsti, D.G.Comprehensive Community HealthNursing: Family, Aggregate, &Community Practice, 6th edition. St.Louis: Mosby, Inc. 2012

11. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie,Profil Dinas Kesehatan Pidie 2016.

12. Dinkes Provinsi Aceh, ProfilKesehatan Aceh Tahun 2015, BandaAceh, 2016.

13. Fatma, Gizi Usia Lanjut, Jakarta:Erlangga, 2010.

14. Fajarwati., Korneliani., Faktor-Faktor Resiko Terjadinya

Page 26: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 3, No. 2, Oktober 2017: 274-279

279

Hipertensi Esensial DikabupatenKlaten, Tesis Universitas GgajahMada, 2012.

15. FKM U., Departemen Gizi DanKesehatan Masyarakat, Jakarta: PTGrafindo persada, 2012.

16. Gunawan, Lany, Hipertensi TekananDarah Tinggi, Yogyakarta: Kanisius2011.

17. Indriana, Y., Gerantologi DanProgeria, Yogyakarta: Delta Buku,2013.

18. Indriyani, Widian. Deteksi DiniKolestrol, Hipertensi, DenganStroke Jakarta: Milistone, 2013.

19. Junaedi, Iskandar, HipertensiPengenalan, Pencegahan DanPengobatan, Bursa Ilmu: Jakarta:2013.

20. Kemenkes RI, Profil KesehatanIndonesia 2012, Jakarta: kemenkes RI,2012. [Internet], Available from:Http://www.Depkes.go.id/ downloads/profilkesehatanIndonesia2012.

21. Kemenkes RI, Pedoman PembinaanKesehatan Lansia Bagi Petugas,Kemenkes RI, Jakarta: Kemenkes RI:2013.

22. Mardiana, T. & Muafi, Studi EmpirisPengaruh Stressor TerhadapHipertensi, Jurnal Siasat Bisnis, 1 (6),26-40, 2014

23. Muhammadun, Hidup BersamaHipertensi Seringai Darah TinggiSang Pembunuh Sejati,Yogjakarta: 2010.

24. Muhammadun, Hidup BersamaHipertensi, Yogyakarta: in-books,2012.

25. Muliana, Faktor-Faktor yangBerhubungan dengan KejadianHipertensi pada Lansia diPuskesmas Samadua Aceh SelatanBanda Aceh: 2013.

26. Marizal, Hubungan Gaya HidupDengan Kejadian Hipertensi DiPuskesmas Kolongan KecamatanKalawat Kabupaten Mina AsaUtara, Jurnal Keperawatan, 2010.

27. Siswanto, Susila, Suyanto,

Metodelogi Penelitian Kesehatandan Kedokteran, Bursa Ilmu,Yogyakarta: 2013.

28. Sunaryati, Septi, Shinta, 14 PenyakitPaling Sering Menyerang danSangat Mematikan, Yogyakarta:Flashbook, 2011

29. Susilo, Y., & Wulandari A., Cara JituMengatasi Hipertensi, Yogyakarta:ANDI, 2011

30. Suratini, Pengaruh RelaksasiProgresif Terhadap TingkatTekanan Darah pada LansiaHipertensi, Jurnal Kebidanan danKeperawatan, Vol. 9, No. 2,Desember 2013: 193-204. 2013

31. Sutanto, Cekal (Cegah Dan Tangkal)Penyakit Modern (Hipertensi,Stroke, Jantung, Kolestrol danDiabetes), Yogyakarta: Andi, 2010.

32. Suparyanto, Darah tinggi/ HipertensiMajalah Info Hidup Sehat, EdisiSenin 1 Desember 2011. [Internet],Available from:http://www.rsbkatam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25.

33. Soegondo Sidartawan, DiabetesMellitus, 2010. [Internet], Availablefrom:http://www.ilunifk83.com/c2-kesehatan-dan-ilmu-kedokteran.

34. Stanley, M., Blair, K. A, & Beare,P.G., Gerontological Nursing:Promoting Successful Aging withOlder Adult, Philadelpia, 2012.

35. Sunaryati, Hubungan Antara PolaKonsumsi dan Aktifitas FisikDengan Status Gizi pada Lansia diPanti Social Tresna Werdha UnitAbiyasa, Yogyakarta, Jurnal Kesmasvol. 6, no 3, (September 2012: 144-211.

36. Udjiantik, W. J., KeperawatanKardiovaskuler, Salemba MedikaJakarta: 2011.

37. Wahdah, Nurul, MenaklukanHipertensi dan Diabetes Mellitus,press: Yogyakarta, 2011.

Page 27: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 0, No. 0, Februari 2000: 0 - 0

HalamanTemplate JUKEMA280

JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA (ALL CAPS, 14 POINT FONT,BOLD, CENTERED)

(kosong satu spasi tunggal,14 pt)Judul dalam Bahasa Inggris, Title Case, (13 pt, Italic, Centered)

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)Penulis Pertama1, Penulis Kedua2 dan Penulis Ketiga3(12 pt, Centered, Bold)1Nama Jurusan/Fakultas, Nama Universitas/Lembaga, Alamat, Kota, Kode Pos, Negara (Title Case,

10 pt, centered)2Nama Jurusan/Fakultas, Nama Universitas/Lembaga, Alamat, Kota, Kode Pos, Negara (Title Case,

10 pt, centered)3Nama Jurusan/Fakultas, Nama Universitas/Lembaga, Alamat, Kota, Kode Pos, Negara (Title Case,

10 pt, centered)1alamat@email, 2alamat@email, 3alamat@email

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)ABSTRAK (12 pt, BOLD, CAPITAL)

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)Untuk naskah dalam bahasa Indonesia, abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris denganjenis huruf Times New Roman, ukuran 10 pt, spasi tunggal. Untuk naskah dalam bahasa Inggris, abstraknyatidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Abstrak sebaiknya menyatakan Masalah Penelitian,Tujuan Penelitian, Metode, Hasil, Saran dan jumlah kata tidak melebihi 250 kata.

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)Kata kunci:Maksimum 5 Kata Kunci, 10 pt, Title Case

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)ABSTRACT (12 pt, BOLD, CAPITAL)

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)For manuscript in Indonesian, abstract should be written in Indonesian and English using Times NewRoman font, size 10 pt, and single spacing, completed with English title written in bold at the beginning ofthe English abstract. No need to translate the abstract of manuscript written in English into Indonesian. Theabstract should state Research Problem, Research Objectives, Methods, Results, Recommendation. Theabstract should be no more than 250 words.

(kosong satu spasi tunggal, 12 pt)Keywords:Maksimum 5 Kata Kunci, Dalam Bahasa Inggris, 10 pt, Italic,Title Case

(kosong dan lanjut ke lembar berikutnya)

Page 28: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 0, No. 0, Februari 2000: 0 - 0

HalamanTemplate JUKEMA281

PENDAHULUAN (12 pt, BOLD,CAPITAL)(kosong satu spasi,12 pt)

Petunjuk penulisan ini dibuat untukkeseragaman format penulisan dankemudahan untuk penulis dalam prosespenerbitan naskah di jurnal ini. Naskahditulis dengan Times New Roman ukuran 12pt, spasi tunggal, justified dan tidak ditulisbolak-balik pada satu halaman.

Naskah ditulis dalam bentuk dua kolomdengan jarak antara kolom 1 cm pada kertasberukuran A4 (210 mm x 297 mm) denganmargin atas 2.54 cm, bawah 2.54 cm, kiridan kanan masing-masing 2.54 cm. Panjangnaskah hendaknya tidak melebihi 10halaman termasuk gambar, tabel danreferensi, apabila jauh melebihi jumlahtersebut maka dianjurkan untuk dibuatdalam seri.

Naskah ditulis dalam bahasa Indonesiaatau bahasa Inggris. Apabila ditulis dalambahasa Inggris sebaiknya telah memenuhistandar data bahasa Inggris baku.

Judul naskah hendaknya singkat daninformatif serta diusahakan tidak melebihi 4baris. Jika naskah bukan dalam bahasaInggris maka naskah dilengkapi denganabstrak dalam bahasa Inggris yang diawalidengan judul dalam bahasa Inggris seperticontoh di atas.

Keyword dalam bahasa Inggrisdituliskan di bawah abstrak untukmendeskripsikan isi dari naskah.Dianjurkan untuk menggunakan daftarkeyword yang biasa digunakan di jurnalatau jika sesuai dapat mengikuti klasifikasiberikut: metode teoritis, metode eksperimen,fenomena, obyek penelitian dan aplikasinya.

Naskah disusun dalam 5 subjudulPENDAHULUAN, METODEPENELITIAN, HASIL, PEMBAHASAN,KESIMPULAN DAN SARAN. Subjudulditulis dengan huruf kapital. UCAPANTERIMA KASIH (apabila ada) diletakkansetelah subjudul KESIMPULAN DANSARAN.

Sebaiknya penggunaan subsubjuduldihindari, apabila diperlukan maka ditulisdengan Title Case (huruf depan saja yang

Kapital kecuali kata sambung). Jarak antaraparagraf adalah satu spasi tunggal.Penggunaan catatan kaki/footnote sebisamungkin dihindari.

Notasi sebaiknya ringkas dan jelas sertakonsisten dengan cara penulisan yang baku.Simbol/lambang ditulis dengan jelas dandapat dibedakan seperti penggunaan angka 1dan huruf l (juga angka 0 dan huruf O) perludibedakan dengan jelas. Singkatansebaiknya tidak digunakan dan harusdituliskan secara lengkap. Istilah asingditulis dengan huruf Italic. Angka perludituliskan dalam bentuk kata jika digunakanpada awal kalimat.

Tabel ditulis dengan Times New Romanberukuran 10-11 pt dan diletakkan berjaraksatu spasi tunggal di bawah judul tabel.Judul tabel ditulis dengan huruf berukuran12 pt, Bold dan ditempatkan di atas tabeldengan format seperti terlihat pada contoh.Penomoran tabel menggunakan angka Arab.Jarak tabel dengan paragraf adalah satu spasitunggal (12 pt).

Tabel diletakkan segera setelahpenunjukkannya dalam naskah. Kerangkatabel menggunakan garis setebal 1 pt (garishorizontal saja). Apabila tabel memiliki lajuryang cukup banyak, dapat digunakan formatsatu kolom pada setengah atau satu halamanpenuh. Jika judul pada setiap lajur tabelcukup panjang dan rumit maka lajur diberinomor dan keterangannya diberikan dibagian bawah tabel. Tabel diletakkan padaposisi paling atas atau paling bawah darisetiap halaman dan jangan diapit olehkalimat.(satu spasi tunggal, 12 pt)Tabel 1. Jumlah Pengujian WFF TripleNA=15 atau NA=8(satu spasi tunggal, 12pt)

NP

NC 3 4 8 10

3 1200 2000 2500 3000

5 2000 2200 2700 3400

8 2500 2700 16000 22000

10 3000 3400 22000 28000

(satu spasi tunggal, 10 pt)

Page 29: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 0, No. 0, Februari 2000: 0 - 0

HalamanTemplate JUKEMA

282

Gambar ditempatkan simetris dalamkolom berjarak satu spasi tunggal dariparagraf. Gambar diletakkan pada posisipaling atas atau paling bawah dari setiapnaskah. Gambar diberi nomor dan diurutdengan angka Arab. Keterangan gambardiletakkan di bawah gambar dan berjaraksatu spasi tunggal dari gambar. Penulisanketerangan gambar menggunakan hurufberukuran 9 pt, bold dan diletakkan sepertipada contoh. Jarak keterangan gambardengan paragraf adalah dua spasi tunggal.Gambar yang telah dipublikasikan olehpenulis lain harus mendapat izin tertulispenulisnya dan penerbitnya.

Gambar akan dicetak hitam-putih,kecuali jika memang perlu ditampilkanberwarna. Penulis dikenakan biayatambahan untuk cetak warna lebih dari satuhalaman. Font yang digunakan dalampembuatan gambar atau grafik sebaiknyayang umum dimiliki setiap pengolah katadan sistem operasi seperti Symbol, TimesNew Romans dan Arial dengan ukuran tidakkurang dari 9 pt.(kosong satu spasi,12 pt)

(kosong satu spasi tunggal, 10pt)Gambar 1. Pelabelan Pohon TSesuai dengan Urutan Tampilan(kosong satu spasi,12 pt)

Penurunan persamaan matematis atauformula tidak perlu dituliskankeseluruhannya secara detil, cukupdiberikan bagian yang terpenting, metodeyang digunakan dan hasil akhirnya. Carapenulisan acuan dalam naskahmenggunakan angka Arab dan diurut sesuaidengan penunjukkannya dalam naskah.

Persamaan reaksi atau matematisdiletakkan simetris pada kolom, diberinomor secara berurutan yang diletakkan di

ujung kanan dalam tanda kurung. Apabilapenulisan persamaan lebih dari satu barismaka penulisan nomor diletakkan pada baristerakhir. Penggunaan huruf sebagai simbolmatematis dalam naskah ditulis denganhuruf miring (italic) seperti x(kosong satu spasi,12 pt)

∞∑1 (di < t,N(di )= n) (1)

µ(n, t )= i =1∫σ=01 (N(σ )= n)dσ

(kosong satu spasi,12 pt)Persamaan (1) di atas diperoleh dengan

format Style sebagai berikut: Variabel:Times New Romans Italic dan LC Greek:Symbol Italic. Format ukuran: Full 10 pt,Subscript/Superscript 8 pt, Sub-subscript/Sub-superscript 6 pt, Symbol 11 ptdan Sub-symbol 9 pt.

Referensi angka ditulis dengan formatsuperscript tanpa tanda kurung seperti “…Zhang et. al. ….”(kosong satu spasi tunggal,12 pt)KESIMPULAN DAN SARAN(kosong satu spasi tunggal,12 pt)

Kesimpulan. Tidak boleh ada referensipada sesi kesimpulan. Saran. Tidak bolehada referensi pada sesi saran.(kosong satu spasi tunggal,12 pt)DAFTAR PUSTAKA(kosong satu spasi tunggal, 12pt)

Penulisan daftar acuan diurut sesuaidengan urutan penunjukkannya dalamnaskah dengan menggunakan angka Arabseperti terlihat pada contoh. Acuan harusmemuat inisial dan nama penulis, namajurnal atau judul buku, volume, editor (jikaada), penerbit dan kotanya, tahun penerbitandan halaman. Nama penulis hanyadisebutkan sampai penulis ke enamkemudian diikuti dengan et. al. atau dkk.Penulisan nama diawali dengan namakeluarga diikuti inisial tanpa tanda titik (.)maupun koma (,). Antara penulis satudengan yang lainnya dipisahkan dengantanda koma (,). Nama jurnal ditulis dengansingkatan yang lazim digunakan. Hindaripenggunaan abstrak sebagai bahan acuan.Artikel yang belum diterbitkan tetapi dalamproses cetak dapat digunakan sebagai bahanacuan dengan mencantumkan keterangan “in

Page 30: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

JUKEMAVol. 0, No. 0, Februari 2000: 0 - 0

HalamanTemplate JUKEMA

283

press”. Hindari mengacu pada personalcommunication.(kosong satu spasi tunggal,12 pt)Artikel dalam Jurnal1. Zhang Z., Wu F., Zandvliet H.J.W.,

Poelsema B., Metiu H., Lagally M.G.,et. al., ‘Radical Styloid Impingementafter Triscaphe Arthrodesis’,Journal Hand Surgery; 1989. vol. 14,no. 2, p.p. 297-301.

2. The Cardiac Society, ‘ExerciseTraining’, Journal Hand Surgery;1988. vol. 13, no. 5, p.p. 50-53.Tersedia dari: ProQuest. [23 Juni2016].

3. Bustamante, C., ‘Health in Society’,Journal of Health; 2015. vol. 19, no. 1,p.p. 455-463. Tersedia dari:<http://lj,libraryjournal.com/2015/09/health/>. [2 Juli 2016]

Buku dan Buku Elektronik4. Olsen J.A., Principles in Health

Economics and Policy, Oxford:Oxford University Press; 2009.

5. Pauly M.V., McGuire T.G. and BarrosP.P., Handbook of HealthEconomics, Amsterdam: London:North Holland; 2012.

6. Jones, M.D. (ed.), Management inAustralia, London: Academic Press;1998.

7. World Bank., World DevelopmentReport 2015. Mind, Society, andBehavior, Washington, D.C.: WorldBank Group; 2015.

8. Olsen J.r., Greene N., Saracci R. danTrichopoulos D., TeachingEpidemiology: A Guide forTeachers in Epidemiology, PublicHealth and Clinical Medicine.Oxford: Oxford University Press;2015. Tersedia dari:<http://ezproxy.lib.monash.edu.au/login?url=http://dx.doi.org/10.1093/acprof:oso/9780199685004.001.0001.>

Internet/website9. Improve Indigenous Housing Now,

Government Told; 2007. Tersediadari:<http://www.architecture.com.au/i-

cms?page=10220>. [8 Februari 2009].10. Jones, MD n.d., Commentary on

Indigenous Housing Initiatives.Tersedia dari:<http://www.architecture.com.au>. [6Juni 2009].

11. National Gallery, Episode seventy one(September 2012), The NationalGallery Monthly Podcast, (podcast);September 2012. Tersedia dari:<http://www.nationalgallery.org.uk/podcast>. [26 Oktober 2012].

Konfrensi dan Proseding12. Riley, D., 'Industrial Relations in

Australian Education',in Contemporary Australasianindustrial relations: proceedings of thesixth AIRAANZ conference, ed. D.Blackmur, AIRAANZ, Sydney; 1992.

13. Fan, W., Gordon, M.D. dan Pathak,R.,'Personalization of Search EngineServices for Effective Retrieval andKnowledge Management'.Proceedings of the twenty-firstinternational conference oninformation systems; 2000. Tersediadari: ACM Portal: ACM DigitalLibrary. [24 Juni 2004].

14. Brown, S. dan Caste, V. 'IntegratedObstacle Detection Framework'.Artikel dipresentasikan di IEEEIntelligent Vehicles Symposium, IEEE,Detroit, MI; 2004.

Koran15. Meryment, E., 'Distaff Winemakers

Raise A Glass of Their Own to TheirOwn', The Australian; 7 Oktober 2006.Tersedia dari: Factiva. [2 February2007].

16. Hilts, P.J., 'In Forcasting TheirEmotions, Most People FlunkOut', The New York Times; 16Februari 1999. Tersedia dari:<http://www.nytimes.com>. [19Februari 2000].

Paten17. Cookson, A.H., Particle Trap for

Compressed Gas InsulatedTransmission Systems, U.S. Patent4554399; 1985.

Page 31: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

284

JUKEMAVol. 0, No. 0, Februari 2000: 0 - 0

Formulir BerlanggananJurnal Kesehatan Masyarakat Aceh

Aceh Public Health JournalISSN: 2008- 1592

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ..........................................................Alamat : ..........................................................

..........................................................

Telepon : ..........................................................E-mail : ..........................................................

Bersedia untuk menjadi pelanggan JUKEMA dengan biayaRp. 100.000,-/tahun/2 edisi (sudah termasuk ongkos kirim).

.........................., ..............

(........................................)

Pembayaran ditransfer ke:FKM-UNMUHA

Bank Syariah MandiriNo Rekening: 0 100 260 484

Bukti transfer berikut formulir ini dikembalikan ke:Redaksi JUKEMA

PKPKM. Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Lantai IIUniversitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA)

Jl. Muhammadiyah No. 93. Bathoh, Lueng Bata, Banda Aceh,Indonesia, 23245Telp: 0651-28422

e-mail: [email protected]

Page 32: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

285

p-ISSN: 2088-1592 | e-ISSN: 2549-6425

JurnalKesehatanMasyarakat

AcehAceh Public Health Journal

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2017: 257-279

Editorial: Mukjizat PembagianWaktu ShalatDrs. Fauzi Ali Amin M.Kes

Analisis Peran Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini TumbuhKembang (SDIDTK) Bayi dan Balita di Puskesmas Batoh Kota Banda AcehNuraini, Defriman Djafari, dan Sri Rahayu Sanusi

Hubungan Demografi Ibu dan AsupanMakanan Asal Hewan terhadap PerkembanganMotorik Kasar Balita di Wilayah Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh BesarSafrizal, Ridwan Amiruddin, dan Aulina Adamy

Analisis Faktor yangMempengaruhi Intensi Keluarga dalam Pencegahan Diare padaBalita di Kecamatan Batee Kabupaten PidieJunaidi, Abubakar A.Y., dan Suyanta S.

Determinan Penyakit Hipertensi pada Lansia yang Berobat di Puskesmas Padang TijiKecamatan PadangAnwar Arbi

Alamat PKPKM:Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh Lantai IIJln. Muhammadiyah No.93 Bathoh-lueng Bata Banda Aceh, Indonesia (23245)Telpon : 0651 - 28422, Fax: 0651 - 31053Email : [email protected]: http://pps-unmuha.ac.id/pusat-kajian-dan-penelitian-kesehatan-masyarakat/

Page 33: JUKEMA - ejournal.unmuha.ac.id

286

Volume 03 | Nomor 01 | Februari 2017 : 257 – 279 Jurnal Kesehatan Masyarakat Aceh | Aceh Public Health Journal PKPKM