eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5648/1/tesis juhaeni.docx · web viewbab i. pendahuluan. latar...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah fundamental bagi suatu bangsa. Suatu bangsa
akan maju apabila memiliki sistem pendidikan yang baik serta dapat dilaksanakan
dilapangan, sekaligus dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Salah satu usaha
Pemerintah untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah memasukkannya
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk diajarkan pada setiap sekolah.
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas dari potensi yang dimiliki peserta
didik tersebut. Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat
memberi kesempatan peserta didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c)
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara epektif, (d) belajar untuk
hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidkan yang memanfaatkan
aktifitas jasmani serta direncanakan secara sistimatis bertujuan untuk
mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif,
penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportivitas-spiritual) serta
1
2
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Sebagai bagian dari sistem
pendidikan maka proses pendidkan jasmani memiliki fungsi dan peran yang
strategis, khususnya dalam mengarahkan peserta didk unruk mengembangkan
seluruh kapasitas serta kemampuan individu.
Mencermati fungsi pentingnya pendidikan jasamani tersebut akan
menimbulkan konsekwensi bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus
dilaksanakan secara terencana, sistimatis, metodolog, rasional dan profesioanal oleh
guru pendidikan jasmani. Guru pendidikan jasmani hendaknya melakukan usaha-
usaha yang terbaik untuk membantu anak mempersiapkan diri dalam menghadapi
dunia mereka dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Di lapangan guru sering mendapat kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
karena langkanya media, sumber atau bahan yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang sangat
menjenuhkan bagi siswa. Mengingat hal tersebut guru pendidikan jasmani harus
mampu mengembangkan media ataupu sumber belajar dalam proses belajar mengajar
karena media merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
Didalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus yang
dikembangkan untuk mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
mencakup permainan dan olahraga meliputi olahraga bola besar, bola kecil, atletik
3
dan bela diri. Permainan dan olahraga bola besar terdiri dari tiga bagian yaitu
permainan sepakbola, permainan bolavoli dan permainan bolabasket.
Pelaksanaan proses pembelajaran Permainan bolabasket diharapkan agar
siswa memiliki keterampilan gerak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan,
gerakan-gerakan akan menjadi baik dan sempurna sesuai dengan indikator
pembelajaran serta tujuan yang telah ditetapkan. Namun pada kenyatannya bahwa
nilai dari hasil evaluasi belajar dalam ranah psiko motorik untuk permainan
bolabasket pada siswa Kelas VIII.2 masih sangat rendah yaitu hanya ada 4 orang
dari 24 siswa yang memperoleh nilai tuntas yang berarti masih ada sekitar 83,33%
siswa yang belum tuntas, sehingga memerlukan upaya perbaikan khususnya dalam
hal teknik pelaksanaan lay up shoot.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan terhadap
beberapa siswa, maka dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar yang dialami
adalah koordinasi gerakan kaki dalam menentukan langkah (pijakan) yang kurang
tepat, posisi bola yang tidak pas pada saat melakuka dribbling.
Untuk mengatasi kesulitan belajar seperti yang dikemukakan diatas maka
perlu menyusun model dan strategi pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual dengan bantuan rekaman video dan gambar.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis akan mencoba
melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan hasil belajar keterampilan lay up
shoot dalam permainan bolabasket melalui media audio visual Pada Siswa Kelas
VIII.2 SMP Negeri 3 Barru”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan uraian di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui penggunaan media
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan lay up shoot dalam permaian
bolabasket pada siswa Kelas VIII.2 SMP Negri 3 Barru?
C. Bentuk Tindakan
Bedasarkan pada kelemahan dalam tekhnik dasar melangkah, mendribel dan
menembak pada teknik dasar lay up shoot, maka bentuk tindakan dalam
pembelajaran adalah menerapkan penggunaan media audiovisual pada
pembelajaran dalam bentuk video teknik pelaksanaan lay up shoot pada siswa yang
lamban mempelajari keterampilan bolabasket
D. Indikator Keberhasilan
Setelah menerapkan penggunaan media audiovisual dengan menggunakan
rekaman video mengenai teknik lay up shoot, maka keterampilan dalam melakukan
teknik dasar lay up shoot akan meningkat, kemampuan siswa untuk melakukan
tekhnik dasar lay up shoot semakin baik serta dapat mencapai bahkan melampaui
kriteria ketuntasan minimal(KKM) yang ditetapkan.
5
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penggunaan media
AudioVisual terhadap hasil belajar lay up shoot adalah untuk mengetahui apakah
penerapkan media audio visual dalam pembelajaran dapat meningkatkan
keterampilan lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 3 Barru.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat bagi siswa dan pembelajaran
Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan
sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK mempunyai manfaat
yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Dengan
adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik
strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan
didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut. Jika
kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran akan mudah
dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Ini
menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil
belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melakukan PTK.
6
Selain PTK dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilakukan oleh
guru dapat menjadi model bagi siswa dalam meningkatkan prestasinya. Guru yang
selalu melakukan PTK yang inovatif dan kreatif akan memiliki sikap kritis dan
reflektif terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sikap kritis inilah yang akan
dijadikan model bagi siswa untuk terus merefleksi diri sebagaimana yang dilakukan
oleh gurunya.
Manfaat Bagi Guru
Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu
kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya. Keberhasilan dalam
perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena ia telah melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang
dikelolanya.
Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya
secara professional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu
memperbaiki pembelajaran yang dikelolahnya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya
sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan
selama ini, namun juga sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Manfaat Bagi Sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan
berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu sekolah
7
dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan mampu berkembang
jika gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya
dengan PTK, jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam
melaksanakan PTK tentu saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar,
karena peningkatan kualitas pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di
sekolah tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Hakikat Bolabasket
a. Pengertian bolabasket
Menurut Imam Sodikun (1992:8) bolabasket merupakan olahraga permainan
yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola dapat dioper
(dilempar kepada teman), dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan
tujuannya adalah memasukkan bola ke basket lawan. Permainan dilakukan oleh dua
regu masing-masing terdiri dari 5 Orang, setiap regu berusaha untuk memasukkan
bola kedalam keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri
supaya tidak kemasukan sedikit mungkin. Sedangkan menurut persatuan bola basket
indonesia bahwa setiap regu berusaha mencetak angka ke basket lawan dan mencegah
regu lain mencetak angka. Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1), permainan
bolabasket tujuannya memasukkan bola sebanyak mungkin ke kerangjang lawan,
serta menahan lawan agar tidak memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara
lempar tangkap, menggiring, dan menembak. Bolabasket adalah permainan olahraga
beregu yang memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga
lainnya. Bola dimasukkan ke keranjang lawan dengan strategi dan teknik yang benar
8
9
kemudian mecegah lawan untuk memasukkan bola ke keranjang kita dengan dibatasi
oleh waktu.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka pengertian bolabasket dapat diartikan
sebagai olahraga yang berupa permainan, dilakukan oleh dua tim yang masing-
masing tim terdiri dari 5 orang pemain, menggunakan bola besar yang terbuat dari
karet dan lapangan yang tidak terlalu luas, bola dipantulkan kedasar lantai dan
dimasukkan kedalam keranjang lawan, yang bertujuan untuk mencetak point
sebanyak-banyaknya.
b. Tujuan Permainan Bolabasket
Tujuan dari permainan bolabasket adalah mencetak point dengan cara
memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya (Perbasi, 1990: 83).
Dengan perolehan point terbanyak, dengan dibatasi waktu yang ada, maka poin
terbanyak adalah pemenang dari permainan basket. Oleh karena itu, dengan tujuan
mencetak point seorang pemain bola basket diharapkan dapat memiliki kondisi fisik
yang baik, agar dapat mengembangkan teknik-teknik yang dimiliki dengan tujuan
utama untuk mencetak point.
c. Cara Bermain Bola basket
Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1), cara bermain bola basket adalah
memegang bola basket dengan cara sikap tangan terbuka lebar, seperti jari-jari
merangkul bola. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat
disamping bola agak ke belakang dan jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari
10
terletak dekat dengan bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan.
Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan.
Tubuh sedikit condong kedepan dan lutut rileks. Dalam menangkap bola
sebaiknya diperhatikan agar bola berada dalam teknik penguasaan. Bola diterima
telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat
bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat pada bola dan
ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Hal yang paling utama dalam
menangkap bola adalah terletak pada kunci menerima passing yaitu pada ibu jari,
dorongan bola yang begitu cepat akan tertahan oleh ibu jari, sehingga bola dapat
terkendali dengan baik dan tepat. Menangkap bola (catching ball) terdiri dari dua
macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di depan dada.
Melempar bola terdiri atas empat gerak atau cara yaitu melempar bola dari atas
kepala (over head pass), melempar bola daridari depan dada (chest pass) yang
dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, melempar bola melalui
pantulan ke lantai (bounce pass), serta melempar bola melelui samping badan ( self
pass).
Menggiring bola (dribbling ball) adalah suatu usaha membawa bola ke depan.
Caranya dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola
bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola.
Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan
siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam
11
permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah
dan menggiring bola tinggi.
Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan
lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat
pada daerah pertahanan lawan. Pivot atau memoros adalah suatu usaha
menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya,
sedangkan kaki yang lain dapat berputar sampai 360 derajat. Teknik ini biasanya
digunakan karena sangat berguna untuk melindungi bola dari rampasan lawan.
Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia menyatakan bahwa shooting adalah usaha
memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih point.
Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
shooting dua tangan serta shooting dengan satu tangan. Shooting juga dibagi menjadi
3 yaitu short shoot adalah cara melempar bola dengan jarak yang pendek, Long shoot
yaitu cara melemparkan bola jarak jauh atau di garis three point dan ada juga medium
shoot yang dilakukan dengan menembak pada jarak pendek yaitu pada garis dalam
atau medium line. Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke dalam ring basket
dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih point. Lay-up disebut juga
dengan tembakan melayang. Selain dari pada lay up, ada juga tembakan melayang
seperti jump shoot dan runner. Jump shoot adalah usaha memasukkan bola dengan
menembak saat melompat dan masih berada di atas atau di udara. Kemudian runner
adalah usaha memasukkan bola ke ring basket dengan dua langkah dan meloncat agar
12
semakin dekat dengan ring namun dengan jarak yang lebih jauh dari pada melakukan
gerak lay up.
2. Teknik Permainan Bolabasket
Menurut Nuril Ahmadi (2007: 13-21), teknik dasar dalam bermain bola basket
yaitu mengoper bola (passing), menerima bola, menggiring bola (dribbling),
menembak (shooting), latihan olah kaki (foodwork) dan pivot. Sedangkan menurut
Sukintaka (1982: 22) teknik dasar permainan bolabasket meliputi: dribbling, passing,
shooting, blocking out and rebound, screening and defense. Selain pada fisik dan
mental yang digunakan dalam bermain bola basket, menurut pendapat para ahli di
atas dapat di simpulkan bahwa teknik bermain bolabasket merupakan suatu
kemampuan teknik yang ada dalam permainan bolabasket yang harus dimiliki
seorang pemain. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam bermain bolabasket
adalah mengoper bola, atau menangkap bola, menggirirng bola, menembak,
tembakan melayang, dan memoros. Adapun penjelasan-penjelasan dalam teknik-
teknik permainan bolabasket adalah:
a. Mengoper Bola (passing)
Mengoper bola adalah mengumpan bola kepada teman dengan tiga cara
passing dalam permainan bola basket yang terdiri atas, chees pas (lemparan dada),
bounce pass (lemparan pantulan), dan over head (lemparan dengan bola di atas
kepala) dengan tujuan agar bola sampai pada teman satu tim.
13
Gambar.2.1 Pembelajaran teknik dasar chest pass Sumber : https://classicerseleven.files.wordpress.com/2012/08/3-1-1-chest-pass1.jpg
b. Menerima Bola(Treeipple Threat)
Menerima bola adalah seseorang yang menerima bola dari lemparan atau
operan teman, dengan cara posisi yang baik seperti telapak tangan terbuka lebar,
posisi tubuh condong lurus ke depan, dan kaki membentuk kuda-kuda yang sering
disebut dengan treeipple threat.
Gambar. 2.2 Pembelajaran teknik dasar menerima bola(Treeipple Threat) Sumber : Roji (2014: 27)
14
c. Menggiring Bola (dribbling)
Mendribel adalah salah satu dasar bola basket yang pertama diperkenalkan
kepada para pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang
terlibat dalam pertandingan bola basket Jon Oliver (2007: 49). Menggiring bola
adalah seseorang yang menguasai bola dengan cara memantulkan bola ke lantai dan
menjaga bola dari lawan agar bola tetap pada penguasaan seseorang. Seperti yang
dikemukakan oleh Sri Wahyuni, Sutamin, Pramono (2010: 18) Menggiring atau
mendribel bola adalah gerakan memantul-mantul bola dengan satu tangan, baik
tangan kanan maupun tangan kiri. Menggiring bola dapat dilakukan di tempat atau ke
segala arah. Menggiring bola dapat dilakukan dengan bola rendah , tinggi, maupun
campuran.
Gambar. 2. 3 Pembelajaran teknik dasar membawa bola(drible) Sumber : Roji (2004: 29)
15
d. Menembak (shooting)
Menembak adalah seseorang melakukan lemparan tembakan ke arah
keranjang lawan dengan prinsip BEEF yaitu balance, eyes, elbow, dan follow trough.
Balance merupakan keseimbangan tubuh pada saat kita melakukan shooting.
Sedangkan elbow adalah bentuk siku sebesar 90 derajat ketika akan melakukan
shooting. Dan untuk pengertian follow through adalah merupakan gerakan lanjutan
setelah melakukan shooting.
Gambar. 2.4 Pembelajaran teknik dasar menembak bola(shooting) Sumber : Roji (2004: 31)
e. Memoros (pivot)
Pivot adalah orang yang melindungi bola dengan kaki terbuka selebar bahu,
dan menggunakan salah satu kakinya sebagai poros untuk memutar tubuhnya yang
bertujuan untuk melindungi bola dari lawan. Berporos satu kaki atau pivot dalam
permainan bola basket dilakukan untuk melindungi bola dari sergapan lawan dan
membuat bola tetap bergerak. Dengan teknik ini seorang pemain dapat mencari
16
peluang untuk mengoper bola, menggiring bola ataupun melakukan tembakan
(Muhadir, (2004: 39).
Demikian pula dengan pendapat Akros Adidin (2003: 129), Gerakan
bertumpu pada satu kaki atau pivot terjadi apabila seorang pemain yang sedang
membawa bola kemudian melangkah satu kali atau lebih kesegala arah dengan kaki
yang sama, sedankan kaki lainnya sebagai poros”. Biasanya pivot dilakukan untuk
menghindari gerakan musuh yang ingin merebut bola
Gambar 2.5 Teknik dasar memoros (pivot)http://1.bp.blogspot.com/-Y26hH1-ZD4c/VkQYyhOVv0I/AAAAAAAAAMY/
4G_EogQCJD0/s1600/pivot.JPG
f. Tembakan Melayang (Lay Up)
Tembakan melayang adalah teknik menembak dengan awalan dua langkah
dan pantulan pada papan keranjang basket, yang bertujuan mengecoh lawan untuk
mencetak point atau memperoleh angka. Seperti yang dikemukakan oleh Akros
17
Abidin (2003: 127), latihan menembak bola sambil melayang (lay up) adalah suatu
gerakan untuk memasukkan bola ke dalam ring basket dari jarak dekat dan didahului
dengan gerakan awalan dua langkah sambil berlari.
Jaja Suharja Husdarta dan Emi Maryani (2010: 109), menjelaskan cara
melakukan lay up shoot sebagai berikut:
1. Sikap awal berdiri tiga langkah dari depan ring basket
2. Bola dipegang menggunakan ketua tangan, kemudian lakukan dribble satu kali
sambil melangkah.
3. Setelah itu tangkap bola dengan kedua tangan
4. Pada langkah ketiga tembakkan bola sambil melakukan layangan badan
5. Teknik gerak ini dapat dilakukan dari samping layangan
Gambar.2.6 Pembelajaran teknik dasar lay up shootSumber:
http://3.bp.blogspot.com/W8gxjzwjRC4/VdZT4IHxJAI/AAAAAAAAA8Y/b3h5Y5r0-Bs/s1600/layup.png
18
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Wina Sanjaya
(2010) secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti
perantara atau pengantar Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara atau
pengantar dari pengirim ke penerima pesan. Selanjutnya akan diuraikan pengertian
media menurut istilah. Para ahli di dalam memberikan batasan media berbeda-beda
pendapat, meskipun arah dan tujuannya sama, yang tidak lepas dari kata medium.
Secara umum media merupakan alat bantu proses belajar mengajar. Segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan peserta didk sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber,
lingkungan, manusia dan metoda yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau
pelatihan.
Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National
Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Menurut Santoso S. Hamidjojo dalam Amir Achsin (1980), media
adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau
gagasan itu sampai pada penerima.
19
Sedangkan Assosiasi Teknologi dan Komunikasi (Association of Education
and Communication Technology/ AECT) di Amerika memberi batasan yaitu: Media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/
informasi. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media
dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.
Istilah media juga digunakan dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga
istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar
mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat
menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam
upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Kemampuan guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan tugasnya dalam
memberi contoh atau model dalam kegiatan pembelajaran sangatlah terbatas
disebabkan karena berbagai macam faktor seperti kelelahan, kemampuan fisik,
keterbatasan gerak, sehingga teknik gerak dasar pada cabang olah raga tertentu
mengalami ketidak tepatan yang dapat mengakibatkan kesalahan atau ketidak tepatan
gerak pada siswa. Untuk itu diperlukan media untuk membantu guru penjas dalam
memberi contoh yang benar. Seperti yang dikemukakan oleh Imama Zulkarnaen
20
(2009), media dapat dibagi menjadi media diam (static) dan media gerak (movie)
yang berguna untuk membantu pengajaran secara lebih jelas lagi, karena hampir
menyamai dengan conto-contoh aslinya.
b. Pengertian Media Audio-Visual
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian
para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Cukup
banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana
sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural
sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dari ketiga jenis media
yang ada yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, bahwasanya media
audio-visual adalah media yang mencakup 2 jenis media yaitu audio dan visual.
Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi
kedua jenis media yaitu Media Audio dan Media Visual. Dale (1969:180)
mengemukakan bahwa bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak
manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut pendapat Harmawan (2007), Media Audio-Visual adalah Media
instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi) meliputi media yang dapat dilihat dan didengar)”. Jika
dilihat dari perkembangan media pendidikan, pada mulanya media hanya dianggap
sebagai alat bantu guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu
21
visual misalnya gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman kongkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi
belajar siswa. Namun disayangkan karena terlalu memusatkan perhatian pada alat
bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan aspek disain,
pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Dengan
masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual
untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal
adanya alat audio-visual atau Audio-Visual Aids (AVA). “Alat Bantu Dengar”
seperti : Video Tape, Televisi dan Gambar Hidup (biocope). Akan tetapi media bukan
hanya menjadi alat Bantu guru atau seseorang pendidik lainnya, media mempunyai
banyak manfaat bagi semua orang untuk mendapatkan informasi yang sedang
berkembang dan mempermudah manusia menerima pesan darimana pun.
Konsep pengajaran visual kemudian berkembang menjadi Audio-Visual aids
pada tahun 1940. Istilah ini bermakna sejumlah peralatan yang dipakai oleh para guru
dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang ditangkap oleh indera
pandang dan pendengaran. Penekanan utama dalam pengajaran audio-visual adalah
pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya
didasarkan atas kata-kata belaka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya
gerakan audiovisual communication yang terjadi pada tahun 1950-an.
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu
audiovisual, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur
pesan atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audiovisual bukan hanya dipandang
22
sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga sebagai alat penyalur pesan atau media.
Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program
pembelajaran.
Menurut seorang ahli komunikasi dan media pendidikan Rudy Breatz media
pendidikan mempunyai ciri utama dan memiliki 3 unsur pokok yaitu : Suara, Visual
dan gerak. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah
percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis, kemudian lahir teknologi Audio-
Visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan
pembelajaran.
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audio-
visual mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
4. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil
yang dicapai
5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
c. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
Dalam mengaplikasikan media audiovisual ada hal-hal yang harus
dipersiapkan oleh guru misalnya; Harus mampu mengoprasikan media tersebut,
23
guru harus terlebih dahulu tahu konten alat bantu yang akan diguakan, dan yang pasti
harus sesuai dengan indikator pencapaian yang diharapkan. Berikut akan dijelaskan
saran-saran untuk menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran agar dapat
berfungsi secara optimal:
1) Bahan yang disajikan harus mengarah langsung pada masalah yang dibicarakan
oleh kelompok, dalam artian harus terarah.
2) Bahan seyogianya hanya disajikan pada waktu yang tepat sehingga tidak
menyebabkan terputusnya kelangsungan berpikir.
3) Pimpinan sebaiknya mengetahui bagaimana menjalankan alat bantu.
4) Alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu, tidak sekedar menayangkan sesuatu.
5) Partisipasi pelajar sangat diharapkan dalam situasi ketika alat bantu audio visual
digunakan.
6) Rencana mutlak diperlukan untuk membuat bahan yang disajikan dengan alat
bantu lebih efektif.
7) Beberapa alat bantu sebaiknya digunakan.
8) Alat bantu audio visual sebaiknya digunakan secara hati-hati dan disimpan
dengan baik.
Telah diketahui bahwa media audio-visual merupakan salah satu bentuk
media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar.
Bentuk media audi-visual dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri umumnya, yaitu
dengan melibatkan dua indra sekaligus, indra pendengaran dan indra penglihatan
yang merupakan gabungan dari media auditif dan mediavisual. Media audiovisual
24
merupakan media yang dirasa cukup efektif dan efisien apabila diterapkan dalam
suatu pembelajaran. Kebanyakan seorang peserta didik akan lebih memahami suatu
materi yang sedang diajarkan tersebut dengan melibatkan pendengaran (audio) juga
melibatkan penglihatannya (visual) sehingga materi yang disampaikan tersebut bisa
dirasakan seperti nyata.
Media audiovisual ada dua jenis, yaitu media audio visual gerak dan media
audio visual diam. Media audio visual gerak merupakan bentuk media yang dapat
dilihat, didengar dan juga ada gerakan; seperti film, video, dan televisi. Ketiga hal
tersebut sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan semuanya sudah
tahu bahwa televisi mampu menampilkan gambar yang bergerak, bersuara dan juga
bisa dilihat. Kenggulan yang lain dari media ini juga dapat memberikan hal yang
seperti nyata seolah-olah kita juga terlibat dalam suatu penayangan tentang suatu
kejadian (yang mendidik). Sedangkan media audiovisual diam merupakan bentuk
media yang hanya menampilkan suara dan penglihatan, perbedaan media audiovisual
gerak dengan media audiovisual diam hanya ada tidaknya gerakan saja. Media
audiovisual diam dapat bergerak jika ada fasilitatornya, seperti pada film strip
bersuara dan slide bersuara.
Menurut Azhar Arsyad (2002:81) salah satu ciri media pembelajaran adalah
bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima
yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan atau respons siswa sehingga
media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh
media bisa berupa pesan yang sederhana maupun sangan kompleks. Akan tetapi
25
media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta
siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
B. Kerangka pikir
Berdasarkan kajian teori terkait dengan penggunaan media audiovisual untuk
meningkatkan keterampilan lay up shoot, maka kerangka pikir dalam penelitian ini
dapat digambarkan dalam skematis sebagai berikut.
Gambar 2.7. Kerangka Pikir Penelitian
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir terkait dengan penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan keterampilan lay up shoot, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: Jika penggunaan media audiovisual diterapkan dalam
pembelajaran, maka keterampilan siswa dalam melakukan lay up shoot akan
meningkat, dan hasil belajar yang diharapkan dapat mencapai bahkan melebihi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.
26
D. Indikator Kinerja
Adapun yang menjadi indikator kinerja dari penelitian ini adalah apabila
terjadi peningkatan dan perubahan yang dialami siswa dari siklus kesiklus.
Peningkatan yang dimaksud adalah meningkatnya hasil belajar siswa kelas VIII.2
yang diukur dengan perolehan nilai (tuntas) secara klasikal 100%.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan yang berbasis kelas (Classroom
Action Research) yang bersifat deskriptif dan bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui penggunaan
media audiovisual pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru.
Mappasoro (2000:1) mengemukakan “Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research)” dilandasi oleh paradigma “proses-produk” yang artinya bahwa proses
mengajar mempunyai hubungan erat dengan hasil belajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif, partisipasif, dan kolaboratif,
yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, isi,
kompetisi, dan situasi.
B. Tempat, Waktu Penelitian dan Jumlah Siswa
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan hasil belajar
keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui penggunaan media
audio visual Pada Siswa Kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru”
28
29
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari mulai bulan Maret sampai April 2016 di
SMPNegeri 3 Barru Kabupaten Barru.
3. Jumlah Siswa
Subjek penelitian ini adalah Siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten
Barru dengan jumlah siswa 24 Orang
C. Indikator Peningkatan Hasil Belajar
Penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengukur sejauh mana peningkatan
hasil belajar keterampilan lay up shoot pada permainan bola basket dengan
menggunakan media audiovisual.
D. Faktor yang Diselidiki
1. Faktor proses : yaitu dengan memperhatikan teknik-teknik dan langkah-langkah
yang dipergunakan dan pembelajaran di kelas dan melihat sejauh mana keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran serta perubahan sikap siswa dalam belajar penjas.
2. Faktor hasil : yang akan diselidiki adalah hasil belajar, apakah terjadi peningkatan
atau tidak setelah diadakan tes setiap akhir siklus.
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi SIKLUS I
Pengamatan
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
?
30
E. Gambaran Umum Penelitian
Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas.
Prosedur atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam kegiatan yang berbentuk siklus penelitian. Setiap siklus
penelitian terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu, perencanaan, tindakan
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
F. Desain Penelitian / Alur penelitian
Suharsimi Arikunto dalam Sudirman Burhanuddin (2015 : 30)Gambar 3.1 Alur penelitian
31
Alur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan
dengan perincian sebagai berikut :
1. Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan tes
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilaksanakan yaitu :
1) Menelaah kurikulum dan silabus SMP kelas VIII.2 mata pelajaran pendidikan
jasmani
2) Membuat rencana pengajaran yang menggunakan media untuk setiap pertemuan
3) Merancang dan membuat media yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar
4) Membuat format observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas
ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung
5) Membuat alat penilaian untuk mengukur hasil belajar penjas siswa
b. Tahap Tindakan
Secara umum tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah :
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran, memperkenalkan media yang akan
digunakan dalam proses belajar.
2) Mengajarkan materi sesuai dengan rencana pengajaran
3) Menganalisis tanggapan yang diberikan oleh siswa untuk merumuskan rencana
pada siklus berikutnya
c. Tahap Observasi
32
pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan
mempraktikkan untuk mengetahui hasil belajar pada siklus I serta proses belajar
mengajar
d. Tahap Refleksi
Hasil diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis dari hasil
tersebut direfleksikan terhadap tindakan yang dilakukan selanjutnya dibuat
rencana perbaikan dan penyempurnaan siklus pada siklus berikutnya.
2. Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan tes
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini direncanakan kegiatan berdasarkan hasil pada refleksi siklus I
b. Tahap Tindakan
Tindakan siklus II yaitu melanjutkan langkah-langkah yang telah dilakukan pada
siklus I yang sesuai dengan perencanaan siklus I
c. Tahap Observasi
Secara umum tahap observasi siklus II ini adalah melanjutkan kegiatan atau pada
siklus I
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi umumnya langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II
seperti halnya yang dilakukan pada siklus I
33
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Data mengenai peningkatan menguasaan materi diambil dan tes setiap akhir
siklus
2. Data mengenai sikap dan prilaku siswa seperti kejujuran, kerja sama, disiplin
dan percaya diri dalam mengikuti proses belajar yang diambil melalui observasi
selama pembelajaran
3. Data mengenai pelaksanaan tindakan diperoleh dari tanggapan siswa yang ditulis
pada akhir siklus.
H. Tekhnik Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data
hasil observasi dan catatan harian akan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data
mengenai hasil belajar siswa akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
cara statistik deskriptif
Adapun untuk keperluan analisis kualitatif akan digunakan teknik kategorisasi
dengan skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar dalam penentuan nilai
rapor penilaian hasil belajar SMP Negeri 3 Barru.
34
I. Indikator Keberhasilan Pembelajaran
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah terjadinya
peningkatan hasil belajar keterampilan lay up shoot dalam permainan bola basket
siswa melalui penggunaan media audiovisual pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3
Barru Kabupaten Barru meningkat. Menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh pihak sekolah, standar ketuntasan minimal untuk tiap individu
yaitu nilai 70, dan mencapai tuntas secara klasikal 100% dari jumlah siswa kelas
VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang gambaran data penelitian secara umum
yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel rangkuman. Dalam hal ini akan diuraikan
hasil penelitian yang dilanjutkan pembahasan dari hasil tersebut. Hasil yang diperoleh
untuk memberikan jawaban terhadap masalah penelitian yang dikemukakan
memerlukan dua siklus penelitian. Hasil dari kedua siklus tersebut akan diuraikan
sebagai berikut :
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data awal hasil belajar lay up shoot siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu peneliti
melakukan survei atau pengambilan data awal untuk mengetahui keadaan yang
terjadi didalam kelas sebelum memberikan tindakan yang akan diberikan oleh
peneliti. Berikut adalah hasil data awal sebelum melakukan penelitian di kelas.
Tabel 4.1. Deskripsi Data Awal ketuntasan belajar siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru.
Kriteria ketuntasan Kategori Frekuensi Presentasi0 – 69 Tidak Tuntas 20 83,33 %
70 – 100 Tuntas 4 16,67 %
Jumlah 24 100 %Sumber : Analisis data hasil belajar siswa
35
36
Pada tabel diatas menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
adalah 16,66 % tuntas dari jumlah frekuensi 4 dan 83,33 % tidak tuntas dari jumlah
frekuensi 20.
Jadi data awal hasil belajar keterampilan lay up shoot dalam permainan
bolabasket siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru Dapat dilihat
pada diagram batang dibawah ini:
Tuntas Tidak Tuntas0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Diagram Batang Data Awal
Jumlah SiswaPersentase
Gamabar 4.1. Diagram Batang Persentase Data awal Hasil Belajar
Berdasarkan gambaran persentase data awal hasil belajar lay up shoot di kelas
VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru, sebelum diberikan tindakan maka dapat
dijelaskan bahwa dari jumlah keseluruhan siswa, belum menunjukkan hasil belajar
lay up shoot yang baik dengan nilai persentase nilai 83,33 % dari 24 siswa yang
dinyatakan belum tuntas dan yang dinyatakan tuntas dengan nilai persentase 16,66 %
dari 4 siswa.
37
Dari data awal diatas maka dapat dijelaskan bahwa data tersebut belum
mencapai kriteria nilai ketuntasan minimal yang baik, oleh karena itu perlu adanya
tindakan yang diberikan pada hasil belajar lay up shoot siswa kelas VIII.2 SMP
Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui permainan kombinasi lay up shoot. Dimana
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari
Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan Tindakan, Tahap Observasi, Tahap Refleksi.
2. Deskripsi Hasil Belajar Pada Siklus I
Tahap penelitian tidakan kelas pada siklus I dalam kemampuan dasar lay up
shoot dalam permainan bolabasket melalui permainan kombinasi lay up shoot dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru,
yang terdiri dari empat tahapan yakni; a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) observasi,
d) refleksi. Keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus pertama sebagai langkah awal dalam penelitian
tindakan kelas ini, yaitu mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pelaksanaan
tindakan meliputi :
1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui permainan kombinasi lay
up shoot.
2) Menyiapkan pembelajaran media audiovisual.
38
3) Membuat tes penilaian hasil belajar lay up shoot dalam permainan
bolabasket berdasarkan materi yang diajarkan melalui permainan
kombinasi lay up shoot.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tahap penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus I berlangsung
sebanyak 3 kali pertemuan, dengan perincian yaitu dua kali pertemuan untuk proses
pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar lay up shoot dalam
permainan bolabasket melalui permainan lempar tangkap bola. Setiap pertemuan
berlangsung 2 jam pelajaran (2x40 menit). Kegiatan yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit dan dilakukan dalam proses
pembelajaran lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui permainan kombinasi
lay up shoot pada siklus I, yaitu : 1) Berbaris dilapangan, 2) berdoa sebelum memulai
pelajaran, 3) Mengecek kehadiran siswa, kesehatan kuku, dan rambut, 4) Menegur
siswa yang belum berpakaian lengkap (olahraga), 5) Menginformasikan permainan
yang digunakan dalam pembelajaran, 6) Melakukan kegiatan pemanasan yang
berorientasi pada kegiatan inti, 7) Guru melakukan persepsi sebagai penilaian awal,
8) Guru membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen sesuai dengan jenis
permainan yang digunakan dalam pembelajaran.
39
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dilaksanakan selama 45 menit , guru memperkenalkan
materi pelajaran (bahan ajar) mengenai lay up shoot dalam permainan bolabasket.
Kemudian guru menginstruksikan kepada siswa berkumpul dengan teman
kelompoknya. Setelah semua siswa berkumpul kemudian guru memberikan contoh
kepada siswa cara lay up shoot dalam permainan yang akan dilakukan. Dengan
menggunakan dua permainan lay up shoot dan kombinasi menembak bola/shooting
selama 40 menit, setiap permainan berdurasi 20 menit. Permainan pertama yang
diberikan adalah permainan lay up shoot dan permainan yang kedua adalah
kombinasi menembak/shooting. Pada saat melakukan aktivitas permainan lay up
shoot siswa-siswa masih rebut dan susah diatur karena masih saling menggangu,
selain itu siswa masih ragu-ragu dalam melakukan gerakan. Setelah guru menegur
siswa yang membuat keributan dan memberi arahan dan motivasi kepada siswa yang
kurang bersungguh-sungguh serta ragu dalam melakukan gerakan dalam proses
bembelajaran, guru menginstrusikan untuk melanjutkan permaianan.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir dilaksanakan selama 20 menit, adapun kegiatan yang
dilakukan siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi
yang telah dilakukan/diajarkan. Kemudian guru menyimpulkan materi bersama siswa
serta mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya. Selain
itu guru melakukan refleksi kesalahan-kesalahan gerakan dalam proses pembelajaran
siswa. Selain itu guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa.
40
c. Obsevasi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, pada aktivitas guru menunjukan
bahwa kegiatan awal, guru memberikan persepsi sebagai dasar penilaian awal, dan
dilanjutakan dengan pemanasan secara umum serta membentuk kelompok
disesuaikan dengan permainan yang akan dimainkan.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
penjasorkes dengan materi lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui
permainan kombinasi lay-up shoot yaitu tampak bahwa pada kegiatan awal masih ada
siswa yang kurang bersungguh-sungguh melakukan pemanasan kemudian saat masuk
dipembelajaran inti masih kurang partisipasi dan perhatian siswa dalam pembelajaran
dimana siswa cenderung bermain-main tidak memperhatikan pembelajaran.
Hal ini terlihat karena masih ada siswa yang cenderung meminta dijelaskan
ulang materi pembelajaran yang telah dijelaskan oleh guru dan masih ada yang
bingung dalam melakukan aktivitas kombinasi lay-up shoot dengan teman dalam
kelompoknya.
Pada kegiatan akhir dimana siswa masih kurang dalam mendengarkan
penjelasan tentang materi dari guru hal itu terlihat karena siswa masih kurang dalam
mengangkat tangan ketika guru meminta siswa yang bias memperagakan secara
singkat materi yang telah dilakukan dalam proses pembelajran. Setelah semua selesai
barulah siswa terlihat antusias dalam mendengarkan pesan-pesan dan motivasi dari
guru serta memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
41
d. Hasil Belajar Pada Siklus I
Kegiatan yang telah dilakukan pada siklus pertama adalah penyajian materi
lay up shoot melalui permainan kombinasi menembak/shooting pada pembelajaran
bolabasket sebanyak 2 kali pertemuan dan untuk kegiatan tes dilakukan pada
pertemuan ketiga atau pengambilan nilai aspek Psikomotor, Afektif dan kognitif.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus pertama, maka persentase ketuntasan belajar
siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2. Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
Kriteria ketuntasan Kategori Frekuensi Presentasi
0 – 69 Tidak Tuntas 8 33,33 %
70 – 100 Tuntas 16 66,67 %
Jumlah 24 100 %Sumber: Analisis data hasil belajar siswa Siklus I
Pada tabel diatas menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus pertama adalah 66,67 % tuntas dari jumlah frekuensi 16 dan 33,33 % tidak
tuntas dari jumlah frekuensi 8.
Jadi hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui permainankombinasi
menembak/shooting pada siklus I mencapai persentase tidak tuntas 33,33 % dan yang
tuntas mencapai 66,67%. Dapat dilihat pada diagram batang skor nilai persentase
pada siklus I berikut ini:
42
Tuntas Tidak Tuntas0
10
20
30
40
50
60
70
Diagram Batang Siklus I
Jumlah SiswaPersentase
Gambar 4.2. Diagram batang skor nilai persentase pada siklus I
Berdasarkan gambaran persentase data siklus I hasil belajar lay up shoot di
kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru, maka dapat dijelaskan bahwa dari
jumlah keseluruhan siswa, menunjukkan hasil belajar lay up shoot dengan nilai
persentase nilai 33.33 % dari 8 siswa yang dinyatakan belum tuntas dan yang
dinyatakan tuntas dengan nilai persentase 66,67 % dari 8 siswa.
e. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama pelaksanaan siklus I, siswa
belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yang telah durumuskan
sebelumnya. Sebagai bentuk refleksi yang menjadi pertimbangan dalam melakukan
revisi tindakan pada siklus kedua yaitu :
a. Masih ada siswa yang bermain-main bahkan bercerita dengan temanya
walaupun ditegur karena tidak memperhatikan pelajaran.
43
b. Dalam proses pembelajaran siswa masih kurang bersungguh - sungguh dan
tidak memperhatikan penjelasan guru.
c. Siswa masih ragu–ragu dalam melakukan gerakan dalam proses pembelajaran
mengakibatkan garakan yang dilakukan kurang maksimal. Oleh karena
itu,diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan pada siklus II.
3. Deskripsi Hasil Belajar Pada Siklus II
Tahap penelitian tidakan kelas pada siklus II dalam meningkatkan hasil
belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui permainan kombinasi lay-
up shoot dalam meningkatkan hasil belajar kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Kabupaten Barru, yang terdiri dari empat tahapan yakni; a) perencanaan, b)
pelaksanaan, c) observasi, d) refleksi. Keempat tahap tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua sebagai langkah awal dalam penelitian
tindakan kelas ini dengan berdasarkan pada hasil refleksi dari siklus pertama sehingga
merumuskan rencana tindakan pada siklus kedua. yaitu mempersiapkan segala
sesuatunya dalam rangka pelaksanaan tindakan demi perbaikan atas apa yang
dilakukan disiklus pertama, meliputi :
1) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui permainan kombinasi lay-up
shoot dengan melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus
44
pertama dan menambah permainan yang lebih menarik lagi dari siklus
pertama.
2) Menyiapkan pembelajaran media audio visual.
3) Membuat tes penilaian hasil belajar lay up shoot dalam permainan
bolabasket berdasarkan materi yang diajarkan melalui permainan kombinasi
lay-up shoot.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tahap penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus II berlangsung
sebanyak tiga kali pertemuan, dengan perincian yaitu dua kali pertemuan untuk
proses pembelajran dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar lay up shoot dalam
permainan bolabasket melalui permainan kombinasi lay-up shoot. Setiap pertemuan
berlangsung 2 jam pelajaran (2x40 menit). Kegiatan yang dilakukan pada tahap
pelaksanaan tindakan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit dan dilakukan dalam proses
pembelajaran lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui permainan kombinasi
lay-up shoot pada siklus II, yaitu : 1) Berbaris dilapangan, 2) berdoa sebelum
memulai pelajaran, 3) Mengecek kehadiran siswa, kesehatan kuku, dan rambut, 4)
Menegur siswa yang belum berpakaian lengkap (olahraga), 5) Menginformasikan
permainan yang digunakan dalam pembelajaran, 6) Melakukan kegiatan pemanasan
yang berorientasi pada kegiatan inti, 7) Guru melakukan persepsi sebagai penilaian
45
awal, 8) Guru membagi siswa kedalam kelompok secara heterogen sesuai dengan
jenis permainan yang digunakan dalam pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memperkenalkan materi pelajaran (bahan ajar)
mengenai lay up shoot dalam permainan bolabasket. Kemudian guru
menginstruksikan kepada siswa berkumpul dengan teman kelompoknya. Setelah
semua siswa berkumpul kemudian guru memberikan contoh kepada siswa cara
melakukan kombinasi lay-up shoot dalam permainan yang akan dilakukan. Dengan
menggunakan kombinasi lay up shoot, kombinasi menembak /shooting dan lay up
shoot selama 55 menit, setiap permainan berdurasi 18 menit. Permainan pertama yang
diberikan adalah permainan kombinasi lay up shoot, permainan yang kedua adalah
kombinasi menembak/shooting, permainan yang ketiga adalah permainan kombinasi
lay-up shoot. Pada saat melakukan aktivitas permainan kombinasi lay up pada siklus
kedua ini tampak siswa-siswa sudah tidak merasa bosan lagi karena banyak
permainan yang mainkan dan tampak lebih semangat. Selain itu, siswa sudah tidak
lagi ragu-ragu dalam melakukan gerakan dalam melakukan lay-up shoot.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir dilaksanakan selama 10 menit, kegiatan yang dilakukan
adalah siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang
telah dilakukan/diajarkan. Kemudian guru menyimpulkan materi bersama siswa serta
mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya. Selain itu
guru memberikan pesan-pesan moral kepada siswa.
46
c. Obsevasi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, pada aktivitas guru menunjukan
bahwa kegiatan awal, guru memberikan persepsi sebagai dasar penilaian awal, dan
dilanjutakan dengan pemanasan secara umum serta membentuk kelompok
disesuaikan dengan permainan yang akan dimainkan.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran
penjasorkes dengan materi lay up shoot dalam permainan bolabasket melalui
permainan kombinasi lay-up shoot yaitu tampak bahwa pada kegiatan awal siswa
yang sudah bersungguh-sungguh melakukan pemanasan kemudian saat masuk di
pembelajaran inti semua siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran dan semua
siswa merasa senang dan gembira dalam melakukan proses pembelajaran kombinasi
lay-up shoot serta perhatian siswa dalam pembelajaran dimana siswa sudah serius dan
tidak bermain-main lagi dalam proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan
kurangnya siswa yang meminta dijelaskan ulang materi pembelajaran yang telah
dijelaskan oleh guru.
Pada kegiatan akhir aktivitas siswa juga sudah mulai tampak baik dimana
dalam mendengarkan penjelasan tentang materi dari guru, siswa secara keseluruhan
mulai berlomba-lomba mengangkat tangan ketika guru meminta siswa yang bias
memperagakan secara singkat tentang matari yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran. Setelah semua selesai barulah siswa terlihat antusias dalam
mendengarkan pesan-pesan dan motivasi dari guru.
47
d. Hasil Belajar Pada Siklus II
Kegiatan yang telah dilakukan pada siklus kedua adalah penyajian materi lay
up shoot melalui permainan lempar tangkap bola pada pembelajaran bolabasket
sebanyak 2 kali pertemuan dan untuk kegiatan tes dilakukan pada pertemuan ketiga
atau pengambilan nilai aspek Psikomotor, Afektif dan kognitif. Berdasarkan hasil
belajar pada siklus kedua, maka persentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3. Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru.
Kriteria ketuntasan Kategori Frekuensi Presentase(%)
0 – 69 Tidak Tuntas 0 0 %70 – 100 Tuntas 24 100 %
Sumber : Analisis data hasil belajar siswa Siklus I
Pada tabel diatas menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada
siklus kedua adalah 100 % tuntas dari jumlah frekuensi 24 dan tidak ada siswa yang
tidak tuntas.
Jadi hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket siswa kelas VIII.2
SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru melalui kombinasi lay-up shoot pada siklus II
mencapai persentase ketuntasan 100%. Dapat dilihat pada diagram batang skor nilai
persentase pada siklus II berikut ini :
48
Tuntas Tidak Tuntas0
20
40
60
80
100
120
Diagram Batang Siklus II
Jumlah SiswaPersentase
Gamabar 4.3. Diagram batang skor nilai persentase pada siklus IIBerdasarkan diagram batang skor nilai persentase pada siklus II diatas,
tampak bahwa dari 24 subjek penelitian, terdapat 0 % siswa yang tidak tuntas dan
100% siswa yang tuntas.
e. Refleksi
Refleksi pada siklus II, guru melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I upaya yang
dilakuka pada siswa mengalami peningkatan, berdasarkan hasil pengamatan sebagai
berikut :
a. Sudah tidak ada lagi ditemukan siswa yang bermain-main bahkan bercerita
dengan temanya saat pembelajaran berlangsung.
b. Dalam proses pembelajaran siswa sudah bersungguh - sungguh dan
memperhatikan penjelasan guru.
49
c. Siswa sudah tidak ragu–ragu lagi dalam melakukan gerakan dalam proses
pembelajaran mengakibatkan garakan yang dilakukan bisa maksimal.
d. Siswa - siswa sudah tidak bosan lagi dalam melakukan aktivitas permainan
kombinasi lay-up shoot.
4. Perbandingan Hasil Belajar siswa pada siklus I dan siklus II
Peningkatan hasil belajar siswa untuk lebih jelasnya mengenai peningktan
hasil belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket siswa kelas VIII.2 SMP Negeri
3 Barru Kabupaten Barru, pada siklus I dan II dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.4. Deskripsi ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan II
No Nilai Kategori
Siklus I Siklus II
Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase
(%)
1. < 70,00 Tidak Tuntas 8 33,33 0 0
2. > 70,00 Tuntas 16 66,66 24 100
Jumlah 24 100 24 100Sumber: Analisis data hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II
Untuk lebih jelasnya perbandingan distribusi frekuensi dan kategori
ketuntasan hasil belajar lay up shoot pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Kabupaten Barru pada saat siklus I dan II dapat dilihat pada grafik 4.4.
50
Siklus I Siklus II0
20
40
60
80
100
120
Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
TuntasTidak Tuntas
Gambar 4.4. Diagram Batang Persentase Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
Dari gambar 4.4, tampak bahwa dari 24 orang siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3
Barru Kabupaten Barru yang menjadi subyek penelitian dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Persentase ketuntasan belajar siswa setelah diajar melalui permainan kombinasi
lay-up shoot, untuk kategori tuntas sebesar 66,67 % pada siklus I, kemudian
meningkat menjadi 100 % pada siklus II untuk materi lay up shoot dalam
permainan bolabasket.
b. Persentase ketuntasan belajar siswa setelah diajar melalui permainan kombinasi
lay-up shoot, untuk kategori tidak tuntas sebesar 33,33 % pada siklus I, kemudian
menurun menjadi 0 % pada siklus II.
51
Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa yang berada dalam kategori
tuntas mengalami peningkatan yakni, 8 orang atau 33,33 % pada saat Siklus I proses
ketuntasan terjadi dalam 3 kali pertemuan proses pembelajaran dengan materi yang
sama begitupun pada Siklus II mengalami ketuntasan 100 % dengan pelaksanaan
proses penelitian yang hampir sama dengan siklus I tetepi ditambah dengan beberapa
permainan yang lebih menarik lagi penelitian ini menunjukkan peningkatan
ketuntasan kelas secara klasikal pada siklus II sebanyak 100 % dan mencapai
ketuntasan secara individu dengan nilai peserta didik berada pada kategori cukup.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitiaan tindakan tentang hasil
belajar lay up shoot dalam permainan bolabasket pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri
3 Barru Kabupaten Barru, dengan tingkat pencapaian nilai rata-rata baik dengan
standar KKM 70 dan nilai ketuntasan seluruh siswa 100 % pada siklus II, sehingga
tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar Keterampilan Lay Up Shoot
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif, terlihat pada dasarnya
pelaksanaan pembelajaran melalui media audio visual memberikan perubahan hasil
belajar keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket yaitu terjadi
peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.
Tabel 4.1 tampak bahwa pada data awal sebanyak 20 orang dengan persentase
(83,33%) siswa yang masuk dalam kualifikasi tidak tuntas dan sebanyak 4 orang
52
dengan persentase (16,67%) siswa masuk dalam kualifikasi tuntas. Pada siklus I
sebanyak 8 orang dengan persentase (33,33%) siswa yang masuk dalam kualifikasi
tidak tuntas dan sebanyak 16 orang dengan persentase (66,67%) siswa yang masuk
dalam kualifikasi tuntas. Pada siklus II sebanyak 24 orang dengan persentase (100%)
siswa yang masuk dalam kualifikasi tuntas dan 0% siswa yang tidak tuntas.
Kenyataan yang terjadi merupakan suatu fakta bahwa penggunaan media audio visual
merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam pelajaran penjas.
Pembelajaran dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan
keterampilan lay up shoot siswa karena dalam pembelajaran ini siswa bisa melihat
langsung proses belajar kay up shoot untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dan
dihadapkan langsung dengan fenomena atau peristiwa yang berhubungan dengan
materi lay up shoot yang akan dipelajari dalam hal ini adalah pelaksanaan
demonstrasi, sehingga dengan penggunaan media audio visual tersebut siswa dapat
menghubungkan dengan konsep-konsep yang ada dan juga mereka harus mengetahui
pengaplikasian dari pada konsep tersebut, hal ini sangat membantu siswa untuk
memahami materi yang sedang dipelajari dan dapat mengingatnya dalam waktu yang
karena dalam pembelajaran ini siswa yang dituntut untuk lebih aktif dimana guru
hanya berperan sebagai fasilitator.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus I diketahui bahwa melalui
penggunaan media audio visual dapat mengaktifkan siswa walaupun peningkatannya
masih kecil, persentase siswa yang mengerti tentang media audio visual masih kurang
53
dan proses lay up shoot siswa masih ada sebagian yang kurang memahami, hal ini
dipengaruhi oleh rasa percaya diri siswa yang masih kurang untuk tampil di depan
temannya.
Namun, secara individu terdapat beberapa siswa yang belum mengalami
peningkatan dari sebelum penelitian hingga pada siklus I. Hal ini disebabkan karena
siswa tersebut belum memahami benar proses penggunaan media audio visual yang
diterapkan. Selain itu, masih ada siswa yang tidak memperhatikan dan mendengarkan
guru yang menyampaikan tujuan dalam proses pembelajaran.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan siswa memiliki nilai yang masih rendah
dan sedang antara lain siswa masih terkesan belum percaya diri dalam permainan
karena baru pertama kali mengikuti pembelajaran lay up shoot yang disajikan dalam
bentuk pembelajaran penggunaan media audio visual.
Hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2 tentang deskripsi keterampilan lay up
shoot setelah diajar melalui penggunaan media audio visual menunjukkan bahwa
hampir setengah jumlah siswa yang perlu perbaikan karena belum mencapai ketutasan
minimum yang ditetapkan di sekolah, sehingga hal ini perlu diusahakan pada siklus II.
Adapun langkah-langkah sebagai hasil refleksi siklus I dalam pelaksanaan siklus
II meliputi :
1) Memberi semangat agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.
54
2) Memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang dan selalu main-main
untuk mempraktekkan lay up shoot dan memberikan kegiatan yang lebih
intensif.
3) Melakukan peningkatan intensitas latihan/kegiatan.
4) Memberikan motivasi kepada siswa.
3. Siklus II
Siklus II dilakukan setelah merefleksikan pelaksanaan siklus I, kemudian
diperoleh gambaran tindakan yang dilakukan pada siklus II sebagai perbaikan dari
pelaksanaan siklus I, sehingga keterampilan lay up shoot dalam permainan bolabasket
yang diperoleh pada siklus II meningkat.
Frekuensi siswa yang mendengarkan guru menyampaikan tujuan dalam proses
pembelajaran serta siswa yang dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik,
siswa selama mengikuti kegiatan proses belajar mengajar sampai akhir pertemuan
siklus II menggambarkan bahwa minat dan motivasi belajar penjas siswa mengalami
peningkatan, siswa yang melakukan latihan lay up shoot dengan baik, sudah merata
bukan hanya pada golongan siswa yang mempunyai keterampilan lay up shoot yang
baik saja. Melainkan siswa yang selama ini kurang aktif memperlihatkan
keterampilan lay up shoot yang baik.
Kemampuan siswa dalam melakukan keterampilan lay up shoot semakin
meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan terampilnya siswa dalam proses lay up shoot
serta dalam proses pembelajaran siswa melakukannya dengan gembira dan
55
menyenagkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas belajar mengajar
pada siklus II ini semakin baik.
Adapun bentuk perubahan tindakan yang dilakukan pada siklus II yaitu
melakukan proses pembelajarn yang efektif dan efisien tanpa mengurangi waktu
pemberian materi pelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang
berpartisipasi dan kurang memperhatikan proses pembelajaran untuk mempraktekkan
keterampilan lay up shoot serta, memberikan bimbingan kepada siswa, khususnya
yang dianggap masih kurang secara bergiliran, memberikan sanksi kepada siswa yang
bertindak kurang positif seperti memberi teguran serta hukuman kepada siswa
tersebut agar siswa tersebut lebih terfokus pada materi yang diberikan, serta
memberikan motivasi kepada siswa berupa penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan skor rata-rata yang mendapatkan kategori kelompok baik dalam
melakukan proses pembelajaran.
Secara umum pada siklus II terjadi peningkatan positif aktivitas siswa, hal ini
terlihat dari rata–rata siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan gembira
dan menyenangkan, dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan berkelompok serta
melakukan keterampilan lay up shoot dengan baik selama proses pembelajaran
berlangsung semakin meningkat. Sebaliknya jumlah siswa yang melakukan kegiatan
lain pada saat proses pembelajaran semakin berkurang. Selama pelaksanaan kegiatan
di siklus II, peneliti telah berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan demi
meningkatkan keterampilan lay up shoot siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Kabupaten Barru. dan hasil penelitian pada siklus II menunjukkan peningkatan dari
56
siklus sebelumnya dengan hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator
keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti. Kenyataan ini sejalan dengan teori
Hamalik (2001 : 30) yaitu bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar pada hakekatnya adalah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penelitian dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya karena waktu
penelitian dibatasi oleh administrasi sekolah. Selain itu, penelitian telah sampai pada
titik jenuh. Artinya, peserta didik yang menjadi subjek penelitian sudah merasa jenuh
terhadap perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh peneliti. Karena walaupun telah
melakukan perubahan-perubahan hasil yang diperoleh tetap sama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru
Kabupaten Barru Tahun Ajaran 2015/2016 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan,
(3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan, diperoleh simpulan
bahwa:
Pembelajaran melalui kombinasi lay up shoot, dapat meningkatkan hasil
belajar lay up shoot pada siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
Tahun Ajaran 2015/2016. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari
siklus I dan siklus II. hasil belajar lay up shoot pada siklus I dalam kategori tuntas
adalah 66,66 % jumlah siswa yang tuntas adalah 16 siswa. Pada siklus II terjadi
peningkatan persentase hasil belajar lay up shoot siswa dalam kategori tuntas sebesar
100 %.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa pendekatan melalui
permainan lempar tangkap bola dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
57
58
pelajaran penjasorkes khususnya pada materi lay up shoot dalam permainan
bolabsket. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru Penjas :
Pada saat proses pembelajaran, guru penjas SMP diharapkan menerapkan
penggunaan media audio visual dan memberikan demo atau
memperagakan tugas gerak secara berulang supaya siswa lebih jelas
memahami tugas gerak yang diberikan, serta memberikan feedback.
2. Bagi Siswa :
Harus fokus pada pembelajaran yang sedang dipelajari.
3. Bagi Sekolah :
Agar menyediakan atau memperbaharui sarana pembelajaran olahraga,
jangan hanya memperbaharui sarana pembelajaran lainnya. Perlunya
diperbanyak referensi atau buku-buku pendidikan khususnya media
pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Akros, 2001. Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jakarta : Erlangga
Arikunto Suharsimi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Azhar Arsyad, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Burhanuddin Sudirman, 2015.Penelitian Tindakan Kelas dalam Bidang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, Makassar: FIK UNM
Dale T, 1992. Kreativiy, Jakarta : Gramedia Asrimedia
Sumiyarsono Dedy, 2002. Keterampilan bermain bolabasket, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
E.Muliyasa, 2004. Impementasi Kurikulum 2004, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Husdarta Jaja Suharja, Maryani Eli, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan SMP/MTs Untuk Kelas IX, Jakarta: Pusat perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional
Oliver Jon 2007. Dasar-Dasar Bola Basket Cara yang lebih baik untuk Mempelajarinya Easten Illion University. Pakar Raya
Kennet D More, 200. Class Room Teaching Skill, New York: McGraw Hill
Muhajir, 2004. Teori Praktik Pendikan Jasmani untuk Kelas 2 SMP, Bandung: Yudhistira
Sujana Nana, 2002. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo
Nuril Ahmadi, 2007. Permainan Bola Basket. Sura karta: Era Intermedia
PERBASI, 1990. Peraturan Permainan Bolabasket. Jakarta : PB. Perbasi.
Roji, 2004. PENJAS Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kls VII, Jakarta: Erlangga
59
60
Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sodikun Imam, 1992. Olahraga Pilihan Bolabasket. Jakarta : PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud
Soejeodi Imam, 1979. Permainan Dan Metodik Jilid II. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Depdikbud
Sukintaka, 1982. Permainan Dan Metodik, Jakarta : Percetakan Negara RI.
Sri Wahyuni, Sutamin, Pramono, 2010. Pendidkian Jasmani Olah Raga dan Kesehatan SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta. Pusat perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional
Soekarman R, 1997. Dasar Olahraga. Jakarta : Inti Idayu Press
Zulkarnaen Imam, 1999. Pengembangan Media dan Sumber Belajar, PPPPTK Penjas dan BK. Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional
https://classicerseleven.files.wordpress.com/2012/08/3-1-1-chest-pass1.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-Y26hH1 ZD4c/VkQYyhOVv0I/AAAAAAAAAMY/4G _EogQCJD0/s1600/pivot.JPG
http://3.bp.blogspot.com/W8gxjzwjRC4/VdZT4IHxJAI/AAAAAAAAA8Y/b3h5Y5r0-Bs/s1600/layup.png
http://ubay-thereds.blogspot.co.id/2011/04/gaya-mengajar-penjas.html diposting oleh : Agil Ubay Rizkian di 03.09
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1
Data Awal Hasil Belajar Lay up shoot Dalam Permainan Bolabasket Siswa kelas VIII.2 SMP Negeri 3 Barru Kabupaten Barru
NO NAMA SISWA JMLH KET
1 Adriansyah 53 Tidak Tuntas
2 Alfyan Saputra 61 Tidak Tuntas
3 Efa Nursafila 64 Tidak Tuntas
4 Erni Ardita 38 Tidak Tuntas
5 Hakim 68 Tidak Tuntas
6 Haslindah 79 Tuntas
7 Masniar 67 Tidak Tuntas
8 Muh. Asri 69 Tidak Tuntas
9 Muhammad Fajrul 68 Tidal Tuntas
10 Muhammad Saiful 62 Tidak Tuntas
11 Musnandar 52 Tidak Tuntas
12 Nurnajmi Fadriah 72 Tuntas
13 Rabial Al Adawiah 80 Tuntas
14 Rahmad Efendi 68 Tidak Tuntas
15 Sukma 50 Tidak Tuntas
16 Safira 67 Tidak Tuntas
17 Salma Santi 66 Tidak Tuntas
18 Salsa Febrianti 67 Tidak Tuntas
63
19 Sartono 64 Tidak Tuntas
20 Sulfiana 68 Tidak Tuntas
21 Wahyuni 68 Tidak Tuntas
22 Ahmad Irfan 71 Tuntas
23 Asdar 50 Tidak Tuntas
24 Aswan 59 Tidak Tuntas
JUMLAH 1531RATA-RATA 67
NILAI MAKSIMUM 80NILAI MINIMUN 38% KELULUSAN 16,67
% KETIDAK LULUSAN 83,33Keterangan : Tuntas 4 siswa
Tidak Tuntas 20 siswa
Makasar, Maret 2016Guru Penjasorkes Peneliti
Juhaeni
Mengetahui,Kepala Sekola SMP Negeri 3 Barru
Drs. Muhammad Talha, M. Pd Nip.19621110 198403 1 015
64
Lampiran 2.
NILAI YANG DIPEROLEH BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN PSIKOMOTOR, AFEKTIF, DAN KOGNITIF PADA SIKLUS I
NO NAMA SISWAPENILAIAN JML
H KETPSIKO AFEKIF KOGNITIF
1 Adriansyah 34 24 12 70 Tuntas
2 Alfyan Saputra 28 21 16 65 Tidak Tuntas
3 Efa Nursafila 41 21 14 72 Tuntas
4 Erni Ardita 34 15 14 54 Tidak Tuntas
5 Hakim 34 21 16 71 Tuntas
6 Haslindah 44 21 16 87 Tuntas
7 Masniar 34 24 14 72 Tuntas
8 Muh. Asri 34 24 14 72 Tuntas
9 Muhammad Fajrul 31 24 16 71 Tuntas
10 Muhammad Saiful 38 18 14 70 Tuntas
11 Musnandar 38 21 10 69 Tidak Tuntas
12 Nurnajmi Fadriah 38 24 16 78 Tuntas
13 Rabial Al Adawiah 44 27 16 87 Tuntas
14 Rahmad Efendi 34 21 10 64 Tidak Tuntas
15 Sukma 31 21 14 66 Tidak Tuntas
16 Safira 34 34 14 71 Tuntas
17 Salma Santi 44 21 12 77 Tuntas
18 Salsa Febrianti 34 21 14 69 Tidak
65
Tuntas
19 Sartono 34 24 12 70 Tuntas
20 Sulfiana 38 24 10 62 Tidak Tuntas
21 Wahyuni 41 24 8 73 Tuntas
22 Ahmad Irfan 41 18 16 75 Tuntas
23 Asdar 25 15 12 52 Tidak Tuntas
24 Aswan 38 24 10 72 Tuntas
JUMLAH 1689RATA-RATA 71
NILAI MAKSIMUM 87NILAI MINIMUN 52% KELULUSAN 66,67
% KETIDAK LULUSAN 33,33
Keterangan : Tuntas 16 siswa
Tidak Tuntas 8 siswa
66
Lampiran 3.
NILAI YANG DIPEROLEH BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN PSIKOMOTOR, AFEKTIF DAN KOGNITIF PADA SIKLUS II
NO NAMA SISWAPENILAIAN
JMLH KETPSIKO AFEKIF KOGNITIF
1 Adriansyah 47 24 16 87 Tuntas
2 Alfyan Saputra 41 24 16 81 Tuntas
3 Efa Nursafila 44 24 18 86 Tuntas
4 Erni Ardita 38 24 18 80 Tuntas
5 Hakim 38 21 16 75 Tuntas
6 Haslindah 44 27 18 89 Tuntas
7 Masniar 41 27 18 85 Tuntas
8 Muh. Asri 38 24 18 80 Tuntas
9 Muhammad Fajrul 44 24 16 84 Tuntas
10 Muhammad Saiful 44 24 14 82 Tuntas
11 Musnandar 41 21 16 78 Tuntas
12 Nurnajmi Fadriah 44 24 18 80 Tuntas
13 Rabial Al Adawiah 44 27 16 93 Tuntas
14 Rahmad Efendi 41 21 14 75 Tuntas
15 Sukma 44 24 16 84 Tuntas
16 Safira 34 24 16 73 Tuntas
17 Salma Santi 47 27 18 91 Tuntas
18 Salsa Febrianti 38 24 14 76 Tuntas
67
19 Sartono 41 27 16 84 Tuntas
20 Sulfiana 41 27 16 74 Tuntas
21 Wahyuni 44 24 16 84 Tuntas
22 Ahmad Irfan 47 27 18 92 Tuntas
23 Asdar 44 24 16 84 Tuntas
24 Aswan 41 24 16 81 Tuntas
JUMLAH 1978RATA-RATA 83
NILAI MAKSIMUM 93NILAI MINIMUN 73% KELULUSAN 100
% KETIDAK LULUSAN 0
Keterangan : Semua siswa Tuntas 24 orang
Lampiran 4.
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )SIKLUS I
Sekolah : SMP Neg. 3 Barru
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII / 2 (Genap )
Alokasi Waktu : 2 x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
Standar Kompetensi
Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar
Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya dini, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
Indikator
Psikomotor
Melakukan teknik dasar dengan koordinasi yang baik ( menggiring/drible, lay up shoot)
Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar dan koordinasi yang baik (menggiring/drible, lay up shoot)
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi.
Kognitif
Memahami Pengertian lay up shoot dalam permainan bola basket. Memahami tekik pelaksanaan lay up shoot pada permainan bola basket.
Afektif
69
Melakukan kerjasama, toleransi, percaya diri, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
Keseriusan mengikuti pelajaran (semangat)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar dan kombinasi teknik dasar menggiring, shooting dan lay - up shoot
2. Siswa dapat melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar, Menggiring, shooting dan lay - up shoot
3. Siswa dapat bermain bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi.
B. Materi Pembelajaran
Permainan Bola Basket :
Teknik dasar menggiring/drible Teknik dasa langkah kaki. Teknik dasar lay –up shoo
C. Metode Pembelajaran
o Penugasano resiprokal/timbal-balik
D. Nilai yang diharapkam
o Kerja sama dengan teman
o Keberanian dalam melakukan gerak (tidak ragu-ragu)
o Mentaati aturan
o Disiplin
o Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
P e r t e m u a n 1
(2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
70
Elaborasi
- Menayangkan video materi pembelajaran (permainan bolabasket)- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
(alokasi waktu ini sudah memperhitungkan waktu peralihan dari mapel lain)
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Melakukan teknik dasar dan kombinasi passing, Menggiring, shooting dan lay - up shoot kearah ring dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan 1 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi menggiring bola sambil berjalan/berlari :
Kolaborasi
Latihan 1) : Menggiring bola sambil berlari lurus ke arah depan dan
berputar
Latihan 2) : Menggiring bola sambil berkelok-kelok atau melewati rintangan.
71
Kegiatan 2 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi menembak/shooting dua tangan dan satu tangan
Elaborasi
Latihan 1) : Menembak dengan dua tangan tanpa lompat dan lompat
Latihan 2) : Menembak dengan satu tangan sambil melompat
Latihan 3) : Menembak ke ring sambil melompat menggunakan dua tangan atau satu tangan.
72
Kegiatan 4 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi lay-up shoot
Teknik langka dalam lay-up shoot sebagai berikut :
Latihan 1 : Melakukan lay-up yang awali menggiring bola dilanjutkan dengan lay-up shoot ke ring dilakukan secara bergantian dari berbagai arah.
Latihan 2 : Melakukan lay-up dari tiga arah bergantian (arah kiri, arah kanan dan arah tengah ring basket) Kolaborasi
73
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas
gerak Konfirmasi- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya Elaborasi- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan
tugas ajar Kolaborasi- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan sendiri Elaborasi- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi
waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. Konfirmasi
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
P e r t e m u a n 2
(2 x 40 menit)
74
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
(alokasi waktu ini sudah memperhitungkan waktu peralihan dari mapel lain)
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar passing, Menggiring, shooting dan lay - up shoot dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Latihan 1 : Melakukan menggiring bola yang diakhiri dengan lay-up shoot:
Latihan 2 : Melanggkah lay-up shoot dengan merima bola passing dari teman
75
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator
tugas gerak Elaborasi- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
Kolaborasi- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar Kolaborasi- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan sendiri Konfirmasi- bagi siswa yang dianggap pemenang adalah siswa yang paling banyak
mengumpulkan angka/skor dalam pertandingan Kolaborasi dan Konfirmasi
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
76
F. Sumber Belajar
- Ruang terbuka/lapangan bola basket- Bola basket- Buku teks- Video Pembelajaran - LCD
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian
- Tes unujk kerja (Psikomotor) :
Lakukan berbagai lemparan, menggiring, menembak serta variasi dan kombinasi, bentuk penyerangan , bentuk bertahan, cara mencetak angka dan koordinasi gerakan satu tim bermain bola basket.
Keterangan :
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4.
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 50 Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap ( afektif ) :
Memainkan permainan bola basket dengan peraturan yang telah dimodifikasi , kerjasama dengan kelompok, taat pada aturan, semangat, menunjukkan perilaku sportif.
Keterangan :
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang (√) mendapat nilai 1 .
77
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 30 Jumlah skor maksimal
- Kuis/ embedded test (kognitif) :
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam permainan bola baske
Keterangan :
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 20 Jumlah skor maksimal
- Nilai Akhir Yang diproleh siswa =
2 Rubrik Penilaian :
RUBRIK PENILAIANUNJUK KERJA KEMAMPUAN BERMAINAN BOLA BASKET
Nilai tes unjuk kerja +Nilai Sikap + Nilai Kognitif
78
Aspek yang dinilaiSkor
1 2 3 4
1. Teknik pelaksanaan benar dan bola masuk
kedalam ring basket
2. Teknik pelaksanaan benar tetapi bola tidak masuk
kedalam ring basket
3. Teknik pelaksanaan kurang baik namun bola
masuk kedalam ring basket
4. Teknik pelaksanaan kurang benar dan bola tidak
masuk kedalam ring basket
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 20
Keterangan: Setiap siswa diberikan kesempatan sampai 5 kali
RUBRIK PENILAIANPRILAKU (AFEKSI) PADA PERMAINAN BOLA BASKET
PERILAKU YANG HARAPKANSkor
Ya (1) Tidak (0)
1. Bekerja sama dengan teman
2. Keberanian dalam melakukan gerakan (tadak ragu-
ragu)
3. Menaati Peraturan
4. Disiplin
79
5. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam
bermain
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
RUBRIK PENILAIAN
PENGETAHUAN (KOGNITIF) DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
80
1 2 3 4 5
1. Jelaskan Pengertian Permainan Bola Basket
2. Jelaskan pengertian Lay up
3. Jelaskan cara melakukan lay up shoot dalam
permaian bola basket.
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
Galung, 6 Januari 2016
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 3 Barru Guru Mata Pelajaran
Drs. MUHAMMAD TALHA,M.Pd JUHAENI, S.PdNIP. 19621110198403 1 015 NIP.19660808198803 1 022
Lampiran 5.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )SIKLUS II
81
Sekolah : SMP Neg. 3 Barru
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : VIII / 2 (Genap )
Alokasi Waktu : 2 x 2 x 40 menit (2 x pertemuan )
Standar Kompetensi
Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar
Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan
olahraga beregu bola besar lanjutan dengan baik serta nilai kerjasama, toleransi,
percaya dini, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
Indikator
Psikomotor
Melakukan teknik dasar dengan koordinasi yang baik ( menggiring/drible, lay up
shoot)
Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar dan koordinasi yang baik
(menggiring/drible, lay up shoot)
Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi.
Kognitif
Memahami Pengertian lay up shoot dalam permainan bola basket.
Memahami tekik pelaksanaan lay up shoot pada permainan bola basket.
Afektif
Melakukan kerjasama, toleransi, percaya diri, menghargai lawan, bersedia berbagi
tempat dan peralatan.
82
Keseriusan mengikuti pelajaran (semangat)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan teknik dasar dan kombinasi teknik dasar menggiring,
shooting dan lay - up shoot
2. Siswa dapat melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar, Menggiring,
shooting dan lay - up shoot
3. Siswa dapat bermain bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi.
B. Materi Pembelajaran
Permainan Bola Basket :
Teknik dasar menggiring/drible
Teknik dasa langkah kaki.
Teknik dasar lay –up shoo
C. Metode Pembelajaran
o Penugasan
o resiprokal/timbal-balik
D. Nilai yang diharapkam
o Kerja sama dengan teman
o Keberanian dalam melakukan gerak (tidak ragu-ragu)
o Mentaati aturan
o Disiplin
o Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
83
P e r t e m u a n 1(2 x 40 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Elaborasi
- Menayangkan video materi pembelajaran (permainan bolabasket)- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
(alokasi waktu ini sudah memperhitungkan waktu peralihan dari mapel lain)
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Melakukan teknik dasar dan kombinasi passing, Menggiring, shooting dan lay - up shoot kearah ring dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan 1 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi menggiring bola sambil berjalan/berlari :
Kolaborasi
Latihan 1) : Menggiring bola sambil berlari lurus ke arah depan dan
berputar
Latihan 2) : Menggiring bola sambil berkelok-kelok atau melewati
rintangan.
84
Kegiatan 2 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi menembak/shooting dua tangan dan satu tangan
Elaborasi
Latihan 1) : Menembak dengan dua tangan tanpa lompat dan lompat
Latihan 2) : Menembak dengan satu tangan sambil melompat
Latihan 3) : Menembak ke ring sambil melompat menggunakan
dua tangan atau satu tangan.
85
Kegiatan 4 : Melakukan latiahan teknik dasar dan kombinasi lay-up shoot
Teknik langka dalam lay-up shoot sebagai berikut :
Latihan 1 : Melakukan lay-up yang awali menggiring bola dilanjutkan dengan lay-up shoot ke ring dilakukan secara bergantian dari berbagai arah.
Latihan 2 : Melakukan lay-up dari tiga arah bergantian (arah kiri, arah kanan dan arah tengah ring basket) Kolaborasi
86
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas
gerak Konfirmasi- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya Elaborasi- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan
tugas ajar Kolaborasi- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan sendiri Elaborasi- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi
waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. Konfirmasi
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
P e r t e m u a n 2
(2 x 40 menit)
87
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan- Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
(alokasi waktu ini sudah memperhitungkan waktu peralihan dari mapel lain)
2. Kegiatan Inti (45 menit)
Melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar passing, Menggiring, shooting dan lay - up shoot dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Latihan 1 : Melakukan menggiring bola yang diakhiri dengan lay-up shoot:
Latihan 2 : Melanggkah lay-up shoot dengan merima bola passing dari teman
88
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator
tugas gerak Elaborasi- siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya
Kolaborasi- siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai
ketuntasan tugas ajar Kolaborasi- siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan sendiri Konfirmasi- bagi siswa yang dianggap pemenang adalah siswa yang paling banyak
mengumpulkan angka/skor dalam pertandingan Kolaborasi dan Konfirmasi
3. Penutup (20 Menit)
- Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar (alokasi waktu ini sudah memperhitungkan persiapan mengikuti mapel lain)
89
F. Sumber Belajar
- Ruang terbuka/lapangan bola basket- Bola basket- Buku teks- Video Pembelajaran - LCD
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian
- Tes unujk kerja (Psikomotor) :
Lakukan berbagai lemparan, menggiring, menembak serta variasi dan kombinasi, bentuk penyerangan , bentuk bertahan, cara mencetak angka dan koordinasi gerakan satu tim bermain bola basket.
Keterangan :
Berikan penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4.
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 50 Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap ( afektif ) :
Memainkan permainan bola basket dengan peraturan yang telah dimodifikasi , kerjasama dengan kelompok, taat pada aturan, semangat, menunjukkan perilaku sportif.
90
Keterangan :
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Tiap perilaku yang (√) mendapat nilai 1 .
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 30 Jumlah skor maksimal
- Kuis/ embedded test (kognitif) :
Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak dalam permainan bola baske
Keterangan :
Berikan penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 4
Jumlah Skor yang diproleh Nilai = ---------------------------------- x 20 Jumlah skor maksimal
- Nilai Akhir Yang diproleh siswa =
2 Rubrik Penilaian :
RUBRIK PENILAIANUNJUK KERJA KEMAMPUAN BERMAINAN BOLA BASKET
Aspek yang dinilai Skor
Nilai tes unjuk kerja +Nilai Sikap + Nilai Kognitif
91
1 2 3 4
5. Teknik pelaksanaan benar dan bola masuk kedalam ring basket
6. Teknik pelaksanaan benar tetapi bola tidak masuk kedalam ring basket
7. Teknik pelaksanaan kurang baik namun bola masuk kedalam ring basket
8. Teknik pelaksanaan kurang benar dan bola tidak masuk kedalam ring basket
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 20
Keterangan: Setiap siswa diberikan kesempatan sampai 5 kali
RUBRIK PENILAIANPRILAKU (AFEKSI) PADA PERMAINAN BOLA BASKET
PERILAKU YANG HARAPKANSkor
Ya (2) Tidak (1)
6. Bekerja sama dengan teman7. Keberanian dalam melakukan gerakan
(tadak ragu-ragu)8. Menaati Peraturan9. Disiplin10. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh
dalam bermainJUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
RUBRIK PENILAIAN
PENGETAHUAN (KOGNITIF) DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
Pertanyaan yang diajukan Kualitas Jawaban
92
1 2 3 4 5
4. Jelaskan Pengertian Permainan Bola Basket5. Jelaskan pengertian Lay up6. Jelaskan cara melakukan lay up shoot dalam
permaian bola basket.
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
Galung, 6 Januari 2016
Mengetahui
Kepala SMP Negeri 3 Barru Guru Mata Pelajaran
Drs. MUHAMMAD TALHA,M.Pd JUHAENI, S.PdNIP. 19621110198403 1 015 NIP.19660808198803 1 022
Lampiran 6.LEMBAR KRITERIA PENILAIAN PSIKOMOTOR
93
PRAKTEK
NO Nama siswaUmpan dada(lay up shoot)
SKORBS(4)
B(3)
C(2)
K(1)
Keterangan :
Sangat Baik (BS) mendapat point 4 yaitu : Teknik pelaksanaan benar dan bola masuk kedalam ring basket
Baik (B) mendapat point 3 yaitu : Teknik pelaksanaan benar tetapi bola tidak masuk kedalam ring basket
Cukup (C) mendapat point 3 yaitu : Teknik pelaksanaan kurang baik namun bola masuk kedalam ring basket
Kurang (K) mendapat point 1 yaitu : Teknik pelaksanaan kurang benar dan bola tidak masuk kedalam ring basket
Lampiran 7SOAL-SOAL LATIHAN
Nilai
94
SIKLUS I
Nama Sekolah : Mata pelajaran : P J O K
Nama/No.Absen : Hari, Tanggal :
Kelas : Waktu :
A. Berilah tanda (x) silang pada jawaban yang benar
1. Penemu permainan bolabasket adalah…………..a. James Naismithb. James redrugesc. Alan Smitchd. Ricardo
2. Permainan bolabasket berasal dari Negara……………..a. Inggris b. Belandac. Amerika serikatd. Norwegia
3. Panjang lapangan pernainan bolabasket……………..a. 26 mb. 24 mc. 25 md. 28 m
4. Lama permainan dalam permainan bolabasket………a. 2 x 45 menitb. 2 x 30 menitc. 2 x 20 menitd. 2 x 40 menit
5. Berat bola ukuran standar nasional permainan bolabasket adalah……a. 500 – 550 gramb. 550 – 600 gramc. 600 – 650 gramd. 650 – 700 gram
6. Lay up shoot dalam permainan bola basket adalah …………a. Umpan silang
95
b. Shoot langsung ke ringc. Mendrible bolad. Meletakkan bola ke dalam ring dengan berlari 2 langkah
7. Induk organisasi bolabasket di Indonesia adalah….a. PERBASIb. PSSIc. PBVSId. PASI
8. Lay up shoot adalah istilah dalam permainan…………..a. sepakbolab. bolavolic. bolabasketd. sepak takraw
9. Persatuan Bolabasket Internasional adalah…………a. FIFAb. FIBAc. FBId. IBF
10. Jumlah pemain dalam permainan Bolabasket adalah………..a. 6 orangb. 11 orangc. 2 orangd. 5 orang
Kunci Jawaban :
A. Pilihan Ganda
1. a. James Naismith
2. c. Amerika Serikat
3. d. 28 m
4. c. 2 x 20 menit
5. c. 600 – 650 gram
6. d. Meletakkan bola ke dalam ring dengan berlari 2 langkah
7. a. PERBASI
8. c. Bolabasket
96
9. b. FIBA
10. d. 5 orang
Lampiran 8.
LEMBAR KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF
97
PERILAKU DALAM PERMAINAN BOLABASKET
SIKLUS I
PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CEK (√ )
Ya
(2)
Tidak
(1)
11. Bekerja sama dengan teman
12. Keberanian dalam melakukan gerakan (tadak
ragu-ragu)
13. Menaati Peraturan
14. Disiplin
15. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam
bermain
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
Lampiran 9.Nilai
98
SOAL-SOAL LATIHAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : Mata pelajaran : P J O K
Nama/No.Absen : Hari, Tanggal :
Kelas : Waktu :
1. Tujuan permainan bolabasket adalah…………..
a. Memasukkan bola ke ring lawan
b. Menjaga daerah pertahanan
c. Menunjukkan teknik yang indah
d. Menghalangi pergerakan lawan
2. Jumlah pemain dalam pernainan bolabasket……………..
a. 6
b. 5
c. 4
d. 7
3. Istilah lay up merupakan istilah untuk………
a. Mengoper bola
b. Tembakan melayang
c. Menggiring bola
d. Melemparkan bola
4. Berat bola ukuran standar nasional permainan bolabasket adalah……
a. 500 – 550 gram
b. 550 – 600 gram
c. 600 – 650 gram
d. 650 – 700 gram
5. Lay up shoot dalam permainan bola basket adalah …………
99
a. Umpan silang
b. Shoot langsung ke ring
c. Mendrible bola
d. Meletakkan bola ke dalam ring dengan berlari 2 langkah
6. Induk organisasi bolabasket di Indonesia adalah….
a. PERBASI
b. PSSI
c. PBVSI
d. PASI
7. Lay up shoot adalah istilah dalam permainan…………..
a. sepakbola
b. bolavoli
c. bolabasket
d. sepak takraw
8. Persatuan Bolabasket Internasional adalah…………
a. FIFA
b. FIBA
c. FBI
d. IBF
9. Jumlah pemain dalam permainan Bolabasket adalah………..a. 6 orangb. 11 orangc. 2 orangd. 5 orang
10. Lama permainan dalam permainan bolabasket………a. 2 x 45 menitb. 2 x 30 menitc. 2 x 20 menitd. 2 x 40 menit
Kunci Jawaban :
100
1. a. Memasukkan bola ke ring lawan
2. b. 5
3. b. Mengoper bola
4. c. 600 – 650 gram
5. d. Meletakkan bola ke dalam ring dengan berlari 2 langkah
6. a. PERBASI
7. c. Bolabasket
8. b. FIBA
9. d. 5 orang
10. c. 2 x 20 menit
101
Lampiran 10.
LEMBAR KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF
PERILAKU DALAM PERMAINAN BOLABASKET
SIKLUS II
PERILAKU YANG DIHARAPKAN
CEK (√ )
Ya
(2)
Tidak
(1)
1. Bekerja sama dengan teman
2. Keberanian dalam melakukan gerakan (tadak ragu-ragu)
3. Menaati Peraturan
4. Disiplin
5. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL : 10
102
Lampiran 11.
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN PSIKOMOTOR
TES SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Kriteria Keterangan1. Sikap awal :
1) Berdiri tegak
2) Kedua kaki sejajar
3) Kedua kaki dibuka
selebar dengan bahu
Nilai 4 : Siswa dapat melakukan
teknik gerakan dengan sempurna
Nilai 3 : siswa dapat melakukan 2
gerakan dengan benar
Nilai 2 : siswa dapat melakukan 1
gerakan dengan benar
Nilai 1 : siswa tidak dapat
melakukan gerakan dengan benar
2. Gerakan kaki :
1) Salah satu kaki di depan
2) Berlari dengan sikap kaki
jinjit
3) Luruskan lutut saat
mendorong bola
Nilai 4 : Siswa dapat melakukan
teknik gerakan dengan sempurna
Nilai 3 : siswa dapat melakukan 2
gerakan dengan benar
Nilai 2 : siswa dapat melakukan 1
gerakan dengan benar
Nilai 1 : siswa tidak dapat
melakukan gerakan dengan benar
3. Gerakan tangan :
1) Bola dipegang dengan
kedua tangan dengan jari-
jari tangan
2) Memegang bola sejajar
dada
Nilai 4 : Siswa dapat melakukan
teknik gerakan dengan sempurna
Nilai 3 : siswa dapat melakukan 2
gerakan dengan benar
Nilai 2 : siswa dapat melakukan 1
gerakan dengan benar
103
3) Mendorong bola dengan
melecutkan kedua tangan
Nilai 1 : siswa tidak dapat
melakukan gerakan dengan benar
4. Sikap akhir :
1) Badan condong kedepan
2) Berat badan berada pada
kaki bagian depan
3) Pandangan kering
Nilai 4 : Siswa dapat melakukan
teknik gerakan dengan sempurna
Nilai 3 : siswa dapat melakukan 2
gerakan dengan benar
Nilai 2 : siswa dapat melakukan 1
gerakan dengan benar
Nilai 1 : siswa tidak dapat
melakukan gerakan dengan benar
104
Lampiran 12.
PEDOMAN PENSKORAN PENILAIAN KOGNITIFTES SIKLUS I DAN SIKLUS II
A. Pedoman penskoran Pilihan Ganda
No Keterangan Bobot
1.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
2.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
3.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
4.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
5.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
6.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
7.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
8.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
9.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
10.Jika siswa menjawab benar
Jika siswa menjawab salah
1
0
105
Lampiran 13. Nilai Kognitif Siklus I
NO Nama Siswa
Nomor soal Jumlah
Nilai Kognitif
Soal Pilhan Ganda Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 201 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adriansyah 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 6 6/10 x 20 = 122 Alfyan Saputra 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 163 Efa Nursafila 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 7/10 x 20 = 144 Erni Ardita 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 7/10 x 20 = 145 Hakim 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 166 Haslindah 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 167 Masniar 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7 7/10 x 20 = 148 Muh. Asri 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 7 7/10 x 20 = 149 Muhammad Fajrul 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 1610 Muhammad Saiful 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 7/10 x 20 = 1411 Musnandar 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 5/10 x 20 = 1012 Nurnajmi Fadriah 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 8 8/10 x 20 = 1613 Rabial Al Adawiah 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 1614 Rahmad Efendi 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 5 5/10 x 20 = 1015 Sukma 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7 7/10 x 20 = 1416 Safira 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 7/10 x 20 = 1417 Salma Santi 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 6/10 x 20 = 1218 Salsa Febrianti 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 7/10 x 20 = 1419 Sartono 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6 6/10 x 20 = 1220 Sulfiana 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 5 5/10 x 20 = 1021 Wahyuni 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 4/10 x 20 = 822 Ahmad Irfan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 8/10 x 20 = 1623 Asdar 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 6 6/10 x 20 = 1224 Aswan 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5 5/10 x 20 = 10
106
Lampiran 14.
Nilai Afektif Siklus I
No Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jumlah
Afektif = Nilai yang
diperoleh/skor maksimal x 30
Kerja sama
Keteli
Tian
disiplin
Taat Peratura
n
Sungguh-
sungguh
1 Adriansyah 2 2 1 1 1 8 8/10 x 30= 242 Alfyan Saputra 2 1 1 1 2 7 8/10 x 30= 213 Efa Nursafila 1 2 1 1 2 7 7/10 x 30= 214 Erni Ardita 1 1 1 1 2 5 5/10 x 30= 155 Hakim 1 1 1 2 2 7 7/10 x 30= 216 Haslindah 2 1 1 1 2 7 7/10 x 30= 217 Masniar 2 2 2 1 1 8 8/10 x 30= 248 Muh. Asri 1 2 1 2 2 8 7/10 x 30= 249 Muhammad Fajrul 2 2 1 1 2 8 8/10 x 30= 2410 Muhammad Saiful 2 1 1 1 1 6 6/10 x 30= 1811 Musnandar 2 1 1 1 2 7 7/10 x 30= 2112 Nurnajmi Fadriah 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2413 Rabial Al A 1 2 2 2 2 9 9/10 x 30= 2714 Rahmad Efendi 2 1 1 2 1 7 7/10 x 30= 2115 Sukma 2 1 1 2 2 7 7/10 x 30= 2116 Safira 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2417 Salma Santi 2 1 1 1 2 7 7/10 x 30= 2118 Salsa Febrianti 1 2 1 2 1 7 7/10 x 30= 2119 Sartono 2 2 1 2 1 8 8/10 x 30= 2420 Sulfiana 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2421 Wahyuni 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2422 Ahmad Irfan 2 1 1 1 1 6 6/10 x 30= 1823 Asdar 1 1 1 1 1 5 5/10 x 30= 1524 Aswan 2 1 1 2 2 8 8/10 x 30= 24
107
Lampiran 15.
Nilai Psikomotrik Siklus I
No Nama Siswa
Lay up shoot
Jumlah
Psikomotorik= nilai yang
diperoleh/skor maksimal x 50
G.1 G.2 G.3 G.4
1 Adriansyah 3 3 2 3 11 11/16 x 50= 342 Alfyan Saputra 3 2 2 2 9 9/16 x 50= 283 Efa Nursafila 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 414 Erni Ardita 2 2 2 2 8 8/16 x 50= 255 Hakim 3 3 3 2 11 11/16 x 50= 346 Haslindah 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 447 Masniar 3 3 2 3 11 11/16 x 50= 348 Muh. Asri 3 3 3 2 11 11/16 x 50= 349 Muhammad Fajrul 3 2 2 3 10 10/16 x 50= 3110 Muhammad Saiful 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 3811 Musnandar 3 2 4 3 12 12/16 x 50= 3812 Nurnajmi Fadriah 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 3813 Rabial Al Adawiah 4 3 3 4 14 14/16 x 50= 4414 Rahmad Efendi 3 2 3 3 11 11/16 x 50= 3415 Sukma 3 2 2 3 10 10/16 x 50= 3116 Safira 4 2 2 3 11 11/16 x 50= 3417 Salma Santi 4 3 3 4 14 14/16 x 50= 4418 Salsa Febrianti 3 2 3 3 11 11/16 x 50= 3419 Sartono 3 3 2 3 11 11/16 x 50= 3420 Sulfiana 4 3 2 3 12 12/16 x 50= 3821 Wahyuni 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 4122 Ahmad Irfan 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 4123 Asdar 2 2 2 2 8 8/16 x 50= 2524 Aswan 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 38Keterangan :
G1 = sikap awalG2 = gerakan kakiG3= gerakan TanganG4= sikap akhir
108
Lampiran 16.
REKAPITULASI SIKLUS I HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN KOMBINASI LAY
UP SHOOT PADA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3 BARRU
NO NAMA SISWA
PENILAIANJMLHP + A + K
PSIKOMOTOR = Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 50
AFEKTIF = Nilai yang
diperoleh/skor maksimal x 30
KOGNITIF = Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 20
1. Adriansyah 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 6/10 x 20= 12 702. Alfyan Saputra 9/16 x 50= 28 7/10 x 30= 21 8/10 x 20= 16 653. Efa Nursafila 13/16 x 50= 41 7/10 x 30= 21 7/10 x 20= 14 724. Erni Ardita 8/16 x 50= 25 5/10 x 30= 15 7/10 x 20= 14 545. Hakim 11/16 x 50= 34 7/10 x 30= 21 8/10 x 20= 16 716. Haslindah 14/16 x 50= 44 7/10 x 30= 21 8/10 x 20= 16 877. Masniar 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 7/10 x 20= 14 728. Muh. Asri 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 7/10 x 20= 14 729. Muhammad F 10/16 x 50= 31 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 7110. Muhammad S 12/16 x 50= 38 6/10 x 30= 18 7/10 x 20= 14 7011. Musnandar 12/16 x 50= 38 7/10 x 30= 21 5/10 x 20= 10 6912. Nurnajmi F 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 7813. Rabial Al Adawiah 14/16 x 50= 44 9/10 x 30= 27 8/10 x 20= 16 8714. Rahmad Efendi 11/16 x 50= 34 7/10 x 30= 21 5/10 x 20= 10 6415. Sukma 10/16 x 50= 31 7/10 x 30= 21 7/10 x 20= 14 6616. Safira 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 7/10 x 20= 14 7117. Salma Santi 14/16 x 50= 44 7/10 x 30= 21 6/10 x 20= 12 7718. Salsa Febrianti 11/16 x 50= 34 7/10 x 30= 21 7/10 x 20= 14 6919. Sartono 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 6/10 x 20= 12 7020. Sulfiana 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 5/10 x 20= 10 6221. Wahyuni 13/16 x 50= 41 8/10 x 30= 24 4/10 x 20= 8 7322. Ahmad Irfan 13/16 x 50= 41 6/10 x 30= 18 8/10 x 20= 16 7523. Asdar 8/16 x 50= 25 5/10 x 30= 15 6/10 x 20= 12 5224. Aswan 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 5/10 x 20= 10 72
JUMLAH 1689RATA-RATA 71
NILAI MAKSIMUM 87NILAI MINIMUM 52
109
Lampiran 17. Nilai Kognitif Siklus II
NO Nama Siswa
Nomor soal Jumlah Nilai Kognitif
Soal Pilhan Ganda Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 201 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adriansyah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16
2 Alfyan Saputra 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16
3 Efa Nursafila 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 9/10 x 20 = 18
4 Erni Ardita 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 9/10 x 20 = 18
5 Hakim 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 16
6 Haslindah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 9/10 x 20 = 18
7 Masniar 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 9/10 x 20 = 18
8 Muh. Asri 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 9/10 x 20 = 18
9 Muhammad Fajrul 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16
10 Muhammad Saiful 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 7/10 x 20 = 14
11 Musnandar 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 8/10 x 20 = 16
12 Nurnajmi Fadriah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 9/10 x 20 = 18
13 Rabial Al Adawiah 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16
14 Rahmad Efendi 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7 7/10 x 20 = 14
15 Sukma 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 8/10 x 20 = 16
16 Safira 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 16
17 Salma Santi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 9/10 x 20 = 18
18 Salsa Febrianti 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 7/10 x 20 = 14
19 Sartono 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 8/10 x 20 = 16
20 Sulfiana 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 16
21 Wahyuni 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 8/10 x 20 = 16
22 Ahmad Irfan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 9 9/10 x 20 = 18
23 Asdar 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16
24 Aswan 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 8/10 x 20 = 16Lampiran 18.
110
Nilai Afektif Siklus II
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah
Afektif = Nilai yang
diperoleh/skor maksimal x 30
Kerja sama
KeteliTian
disiplin
Taat Peratura
n
Sungguh-
sungguh
1 Adriansyah 2 2 1 2 1 8 8/10 x 30= 242 Alfyan Saputra 2 1 1 2 2 8 8/10 x 30= 243 Efa Nursafila 1 2 1 2 2 8 8/10 x 30= 24
4 Erni Ardita 1 2 1 2 2 8 8/10 x 30= 245 Hakim 1 1 1 2 2 7 7/10 x 30= 216 Haslindah 2 2 2 1 2 9 9/10 x 30= 277 Masniar 2 2 2 2 1 9 9/10 x 30= 278 Muh. Asri 1 2 1 2 2 8 8/10 x 30= 249 Muhammad Fajrul 2 2 1 1 2 8 8/10 x 30= 24
10 Muhammad Saiful 2 1 1 2 2 8 8/10 x 30= 2411 Musnandar 2 1 1 1 2 7 7/10 x 30= 2112 Nurnajmi Fadriah 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2413 Rabial Al Adawiah 1 2 2 2 2 9 9/10 x 30= 2714 Rahmad Efendi 2 1 1 2 1 7 7/10 x 30= 2115 Sukma 2 1 1 2 2 8 8/10 x 30= 2416 Safira 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2417 Salma Santi 2 1 2 2 2 9 9/10 x 30= 2718 Salsa Febrianti 1 2 2 2 1 8 8/10 x 30= 2419 Sartono 2 2 2 2 1 9 9/10 x 30= 2720 Sulfiana 2 2 2 2 1 9 9/10 x 30= 2721 Wahyuni 2 1 2 2 1 8 8/10 x 30= 2422 Ahmad Irfan 2 2 2 1 2 9 9/10 x 30= 2723 Asdar 1 2 2 1 2 8 8/10 x 30= 2424 Aswan 2 1 1 2 2 8 8/10 x 30= 24
Lampiran 19.
111
Nilai Psikomotrik Siklus II
No Nama Siswa
Lay up shoot
Jumlah
Psikomotorik= nilai yang
diperoleh/skor maksimal x 50
G.1 G.2 G.3 G.4
1 Adriansyah 4 4 4 3 15 15/16 x 50= 472 Alfyan Saputra 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 413 Efa Nursafila 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 444 Erni Ardita 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 385 Hakim 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 386 Haslindah 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 447 Masniar 3 4 3 3 13 13/16 x 50= 318 Muh. Asri 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 389 Muhammad Fajrul 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4410 Muhammad Saiful 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4411 Musnandar 3 3 4 3 13 13/16 x 50= 4112 Nurnajmi Fadriah 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4413 Rabial Al Adawiah 4 3 3 4 14 14/16 x 50= 4414 Rahmad Efendi 3 4 3 3 13 13/16 x 50= 4115 Sukma 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4416 Safira 4 2 2 3 11 11/16 x 50= 3417 Salma Santi 4 4 3 4 15 15/16 x 50= 4718 Salsa Febrianti 3 3 3 3 12 12/16 x 50= 3819 Sartono 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 4120 Sulfiana 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 4121 Wahyuni 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4422 Ahmad Irfan 4 4 4 3 15 15/16 x 50= 4723 Asdar 4 4 3 3 14 14/16 x 50= 4424 Aswan 4 3 3 3 13 13/16 x 50= 41Keterangan :G1 = sikap awalG2 = gerakan kakiG3= gerakan TanganG4= sikap akhir
112
Lampiran 20.
REKAPITULASI SIKLUS II HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN KOMBINASI
LAY UP SHOOT PADA SISWA KELAS VIII.2 SMP NEGERI 3 BARRU
NO NAMA SISWA
PENILAIANJMLHP + A + K
PSIKOMOTOR = Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 50
AFEKTIF = Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 30
KOGNITIF = Nilai yang diperoleh/skor maksimal x 20
1. Adriansyah 15/16 x 50= 47 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 872. Alfyan Saputra 13/16 x 50= 41 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 813. Efa Nursafila 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 9/10 x 20= 18 864. Erni Ardita 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 9/10 x 20= 18 805. Hakim 12/16 x 50= 38 7/10 x 30= 21 8/10 x 20= 16 756. Haslindah 14/16 x 50= 44 9/10 x 30= 27 9/10 x 20= 18 897. Masniar 13/16 x 50= 41 9/10 x 30= 27 9/10 x 20= 18 858. Muh. Asri 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 9/10 x 20= 18 809. Muhammad F 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 8410. Muhammad S 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 7/10 x 20= 14 8211. Musnandar 13/16 x 50= 41 7/10 x 30= 21 8/10 x 20= 16 7812. Nurnajmi F 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 9/10 x 20= 18 8013. Rabial Al A 14/16 x 50= 44 9/10 x 30= 27 8/10 x 20= 16 9314. Rahmad Efendi 13/16 x 50= 41 7/10 x 30= 21 7/10 x 20= 14 7515. Sukma 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 8416. Safira 11/16 x 50= 34 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 7317. Salma Santi 15/16 x 50= 47 9/10 x 30= 27 9/10 x 20= 18 9118. Salsa Febrianti 12/16 x 50= 38 8/10 x 30= 24 7/10 x 20= 14 7619. Sartono 13/16 x 50= 41 9/10 x 30= 27 8/10 x 20= 16 8420. Sulfiana 13/16 x 50= 41 9/10 x 30= 27 8/10 x 20= 16 7421. Wahyuni 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 8422. Ahmad Irfan 15/16 x 50= 47 9/10 x 30= 27 9/10 x 20= 18 9223. Asdar 14/16 x 50= 44 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 8424. Aswan 13/16 x 50= 41 8/10 x 30= 24 8/10 x 20= 16 81
JUMLAH 1978RATA-RATA 83
NILAI MAKSIMUM 93NILAI MINIMUM 73
113
Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
114
115
116
Lampiran 22. Izin Penelitian
117
RIWAYAT HIDUP
118
JUHAENI. Anak ketiga dari delapan bersaudara lahir
didesa Galung Kecamatan Barru Kabupaten Barru pada
tanggal 8 Agustus 1966, dari pasangan La Maru dan
Nahnu. Mulai memasuki jenjang pendidikan dasar pada SD
Inpres Barru II pada Tahun 1972 dan tamat pada Tahun
1979. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah SMP Negeri1
Barru dari tahun 1979 sampai Tahun 1982. Pada Tahun 1982 melanjutkan
pendidikan di SMA PGRI Barru dan tamat pada Tahun 1985. Pada tahun yang
sama diterima sebagai mahasiswa pada program Diploma Dua IKIP ujung
pandang dengan Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Tahun 2001 telah
menyelesaikan kuliah pada program strata satu dengan jurusan Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Tahun 2014 kembali melanjutkan pendidikan
pada jenjang Strata dua (program magister) dengan jurusan Pendidikan Jasmani
dan Olahraga Universitas Negeri Makassar (UNM) dan selesai pada Tahun 2016.