jtptunimus-gdl-s1-2008-susilawati-972-3-bab2

15
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit 1. Pengertian Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa rawat jalan, rawat inap, gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan penunjang medis serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan  penelitian. 3) 2. Fungsi Rumah Sakit di Indonesia pada umumnya adalah melakukan faktor ekonomis, faktor sosial, selain itu juga berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga medis, non medis, paramedis dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang khususnya bidang kedokteran dan bidang kesehatan masyarakat, maka Rumah Sakit tidak hanya melayani pengobatan dan  perawatan saja, tetapi juga harus berfungsi sebagai tempat penelitian dan  pendidikan. 3) B. Makanan bagi kesehatan 1. Pengertian makanan dan peranannya Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan  penyakit. Beberapa macam penyakit ditularkan melalui makanan itu disebabkan karena keadaan lingkungan yang kurang baik. Makanan adalah sumber substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air, obat-obatan dan substansi-substansi yang digunakan untuk pengobatan. 1)  Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi disamping kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan yang

Upload: sucirahmalai

Post on 07-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jtptunimus-gdl-s1-2008-susilawati-972-3-bab2

TRANSCRIPT

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit 1. Pengertian

    Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 Rumah Sakit adalah sarana

    upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa rawat jalan,

    rawat inap, gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan penunjang medis

    serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan

    penelitian.3)

    2. Fungsi

    Rumah Sakit di Indonesia pada umumnya adalah melakukan faktor

    ekonomis, faktor sosial, selain itu juga berfungsi sebagai tempat pendidikan

    tenaga medis, non medis, paramedis dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan

    ilmu pengetahuan di berbagai bidang khususnya bidang kedokteran dan bidang

    kesehatan masyarakat, maka Rumah Sakit tidak hanya melayani pengobatan dan

    perawatan saja, tetapi juga harus berfungsi sebagai tempat penelitian dan

    pendidikan.3)

    B. Makanan bagi kesehatan 1. Pengertian makanan dan peranannya

    Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan

    manusia. Makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan

    mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak

    mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan

    penyakit. Beberapa macam penyakit ditularkan melalui makanan itu disebabkan

    karena keadaan lingkungan yang kurang baik. Makanan adalah sumber substansi

    yang diperlukan tubuh, kecuali air, obat-obatan dan substansi-substansi yang

    digunakan untuk pengobatan.1)

    Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

    terpenuhi disamping kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan yang

  • dikonsumsi harus aman dan sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang

    mengandung nilai protein, karbohidrat, vitamin, lemak, mineral. Sedangkan

    makanan yang aman adalah makanan yang murni , tidak rusak, tidak palsu, tidak

    busuk, tidak tercemar mikroba maupun bahan kimia lain. Beberapa faktor yang

    mempengaruhi higiene makanan yaitu faktor lingkungan, alat yang dipakai,

    tenaga penjamah makanan, air yang digunakan dalam pengolahan makanan. 6)

    Peranan makanan dalam menimbulkan penyakit dapat digolongkan sebagai

    berikut:

    a. Secara alamiah makanan dapat mengandung bahan kimia yang beracun untuk

    dimakan.

    b. Sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme dan dapat dihasilkan

    toksin yang beracun bagi manusia.

    c. Sebagai perantara penyebar penyakit makanan mendapat kontaminasi oleh

    agent petugas melalui berbagai cara, sehingga penyakit dari satu orang dapat

    ditularkan kepada orang lain atau beberapa penyakit pada hewan dapat

    berpindah ke manusia.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas makanan

    Beberapa faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh

    pada makanan adalah: 7)

    a. Air, sangat erat hubungannya dengan makanan karena air diperlukan dalam

    semua proses pengolahan makanan, dan air juga sangat menentukan kualitas

    makanan.

    b. Air kotor (sewage) merupakan sumber dari kuman-kuman patogen, terutama

    yang berasal dari saluran pencernaan.

    c. Tanah, yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan

    dengan cara terbawa oleh alat-alat masak ke dalam tempat penyimpanan

    makanan, akhirnya sampai ke makanan, terikat pada bagian tanam-tanaman

    atau sayuran, melalui makanan yang dibungkus dengan bahan-bahan kertas

    yang terkontaminasi tanah yang mengandung mikroorganisme.

  • d. Udara, adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel

    debu, air, atau titik ludah yang tersebarkan oleh orang dan hewan. Tergantung

    juga dari lokasi, musim dan pergerakan udara.

    e. Manusia merupakan sumber yang paten dari kuman Staphylococcus Sp.

    f. Hewan ternak atau piaraan. Bakteri yang bersifat patogen berasal dari hewan

    ternak sering berhubungan dengan peristiwa keracunan makanan, misalnya

    Salmonella dan Clostridium Perfringens.

    g. Binatang pengerat atau tikus. Merupakan ancaman terkontaminasi terutama

    bagi sayur dan buah sejak dipetik, diangkut, disimpan, diolah dan disajikan.

    h. Serangga. Khususnya lalat dapat mengkontaminasi makanan melalui seluruh

    tubuhnya yang membawa kotoran-kotoran dan bibit penyakit yang berasal

    dari kotoran manusia dan air buangan.

    Beberapa zat pencemar biologis makanan dapat berupa jamur dan ragi.

    Sekitar 80% penyakit yang ditularkan makanan disebabkan oleh bakteri patogen

    misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Eschericia Coli, Vibrio, Clostridium,

    Shigella dan Beudomonas Cocovenaus. Zat pencemar kimia yang biasa terdapat

    dalam makanan adalah Arsen, timah hitam, Merkury, pestisida dan zat kimia

    lainnya. Sedangkan zat pencemar fisik dapat berupa kotoran hewan, debu, pasir

    dan tanah.8)

    3. Penyakit yang berhubungan dengan makanan

    Makanan yang tidak ditangani dengan baik atau pengelolaan yang tidak

    higienis akan menjadi sumber penyakit dan dapat mengganggu kesehatan karena

    tercemar mikroorganisme atau parasit. Pencemaran makanan adalah masuknya zat

    asing ke dalam makanan yang mengakibatkan turunnya mutu makanan.8)

    Ada beberapa jenis bahaya dalam makanan, yang dapat dikelompokkan kedalam

    3 jenis , yaitu:

    a. Bahaya biologis

    Adalah berupa cemaran mikroba penyakit (patogen), virus dan parasit yang

    dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia.

  • Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat

    kotor yang lainnya.

    b. Bahaya kimia

    Berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan

    keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia seperti residu, pestisida,

    racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan

    kimia lainnya.

    c. Bahaya fisik

    Disebabkan karena adanya cemaran fisik seperti benda-benda asing yang

    dapat membahayakan manusia jika termakan.6)

    Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan

    menjadi:9)

    a. Keracunan makanan

    Keracunan makanan secara spesifik diartikan keadaan yang menimbulkan

    gangguan gastroenteritis intertinal (GI) yang mendadak, dalam waktu 2-4 jam

    setelah makan dengan menimbulkan gejala muntah berak, dapat bertahan 1-2

    hari atau lebih. Keracunan bila mendapatkan pertolongan yang baik, biasanya

    akan cepat sembuh. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun

    asli yang berasal dari tambahan atau hewan itu sendiri dan racun yang ada di

    dalam penanganan akibat pengotoran atau kontaminasi.

    Kontaminasi dalam makanan dapat terjadi oleh berbagai racun yang

    berasal dari pestisida karena pemakaian bahan kimia untuk membunuh kuman,

    digunakan dalam pertanian, peternakan, maupun perkebunan. Kontaminasi

    karena logam berat. Kontaminasi ini terjadi karena lingkungan tercemar oleh

    limbah industri penghasil logam berat. Makanan yang tercemar logam berat

    seperti mangan akan menyebabkan penyakit syaraf yang dapat menimbulkan

    gejala penyakit parkinsonisme, juga ginjal. Keracunan cadmium akan

    menyerupai penyakit ginjal akibat infeksi, sehingga tidak terdeteksi akibat

    keracunan. Demikian juga keracunan merkury yang dapat menyebabkan

    penyakit minamata. Kontaminasi karena mikroba. Kontaminasi mikroba

    dalam makanan dapat disebabkan adanya racun yang dihasilkan oleh mikroba

  • baik secara exotoxin maupun endotoxin. Bakteri yang dapat menghasilkan

    racun tersebut diantaranya: Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, Bacillus

    Cocovenaus. Beberapa keracunan oleh mikroba yang disebabkan karena

    sanitasi yang tidak baik.

    b. Penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease)

    Food Borne Disease disebabkan oleh agent yang memasuki tubuh melaui

    jalur pencernaan dari makanan yang terkontaminasi. Faktor-faktor yang

    menyebabkan terjadinya kasus Food Borne Disease antara lain: industrialisasi,

    urbanisasi, perubahan populasi dan gaya hidup, pariwisata dan proses

    pengolahan, pencemaran lingkungan dan kurangnya pengetahuan pada

    penjamah makanan dan konsumen tentang usafe food handling. 10)

    Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan

    dengan penyakit bawaan air, yang dimaksud dengan penyakit bawaan adalah

    penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu

    makanan yang terkontaminasi mikroba patogen. Beberapa penyakit bawaan

    yang sering terdapat di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh virus,

    bakteri, protozoa, metazoa. Makanan dapat terkontaminasi oleh mikroba

    karena beberapa hal antara lain: mengolah makanan atau minuman dengan

    tangan kotor, memasak sambil bermain dengan hewan piaraan, menggunakan

    lap kotor untuk membersihkan meja dan perabotan lainnya, dapur, alat masak

    kotor, makan makanan yang sudah jatuh ke tanah, makanan disimpan tanpa

    tutup sehingga serangga dan tikus dapat menjangkau, makanan mentah dan

    matang disimpan dalam secara bersama-sama dalam satu tempat, makanan

    dicuci dengan air kotor, pengolah makanan yang menderita penyakit

    menular.10)

    Menurut Departemen Kesehatan RI beberapa penyakit yang bersumber dari

    makanan dapat digolongkan menjadi :11)

    a. Food Infection (bacteria and viruses) atau makanan yang terinfeksi seperti

    Salmonella, Shigela, Cholera, Tularemia Tubercolusis, Brucellosis, Hepatitis

    .

  • b. Food Intoxication (bacteria) atau keracunan makanan bakteri seperti

    Staphylococcus food poisoning, Clostridium Perfringens food poisoning,

    Bortulism food poisoning, vibrio parahaemoliticus food poisoning, Bocilus

    food poisoning.

    c. Chemical Food Borne Illnes atau keracunan makanan karena bahan kimia,

    seperti cadmium, zink , insektisida dan bahan kimia lain.

    d. Poisoning Plant and animal atau keracunan makanan karena hewan dan

    tumbuhan beracun, seperti jengkol, jamur, kentang, ikan buntal.

    e. Parasites atau penyakit parasit seperti cacing Taeniasis, Cystircercosis,

    Trichinosis, Ascariasis.

    C. Hygiene dan Sanitasi Makanan 1. Pengertian Sanitasi Makanan

    Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan

    kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala

    bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, dari sebelum makanan

    itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan,

    penjualan sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada

    konsumen.

    Sanitasi makanan merupakan salah satu aspek penting di dalam kesehatan

    masyarakat, mengingat peranan makanan dapat sebagai media perantara

    perkembangbiakan kuman penyakit, atau menjadi perantara dalam suatu

    penyebaran penyakit.2)

    2. Hygiene Sanitasi Makanan

    Menurut Kepmenkes Nomor 715 tahun 2003, tentang persyaratan hygiene

    sanitasi boga, yang dijabarkan pada pasal 1, mengenai hygiene sanitasi makanan

    adalah upaya untuk pengendalian terhadap faktor tempat, peralatan, orang dan

    makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau

    keracunan makanan. Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan adalah

    pengendalian terhadap empat faktor tersebut.12)

  • 3. Usaha Sanitasi Makanan

    Usaha sanitasi makanan mencakup tindakan menjaga kebersihan pada

    berbagai tingkatan, mulai dari pemilihan bahan mentah sampai penyajian. Usaha

    sanitasi makanan mencakup tindakan:2)

    a. Penanganan makanan dan minumam yang disediakan

    b. Hygiene perorangan dan praktek penanganan makanan.

    c. Keamanan terhadap penyediaan air

    d. Pengolahan air limbah dan kotoran

    e. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat

    f. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi

    4. Tujuan Sanitasi Makanan.

    Sesuai dengan sanitasi makanan , tujuan sanitasi makanan meliputi 3 aspek,

    yaitu:2)

    a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan agar konsumen terhindar dari

    penyakit.

    b. Melakukan usaha pencegahan, agar konsumen tidak dirugikan oleh makanan.

    c. Mengurangi kerusakan dan pemborosan makanan.

    5. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Rumah Sakit

    a. Tenaga penjamah makanan

    1). Syarat Tenaga Penjamah Makanan

    Hygiene pekerja yang menangani makanan sangat penting

    peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam makanan.

    Persyaratan bagi pekerja ini yang penting adalah: a) Berbadan sehat yang

    dibuktikan dengan surat keterangan dokter, untuk mengurangi

    kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen; b)

    Tidak menderita penyakit menular seperti typhus, kolera, TBC atau

    pembawa kuman; c) Setiap pekerja harus memiliki buku pemeriksaan bagi

    pekerja.5)

    2). Keadaan Hygiene Perorangan Tenaga Penjamah Makanan

  • Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan

    perorangan dan terbiasa berperilaku sehat selama bekerja. Hal-hal yang

    diperhatikan dalam kebersihan perorangan: a) Mencuci tangan, hendaknya

    tangan selalu dicuci pada saat sebelum bekerja, sesudah menangani bahan

    makanan mentah atau kotor atau kontaminasi, setelah dari kamar kecil,

    setelah tangan dipakai untuk menggaruk, batuk, bersin dan setelah makan

    atau merokok; b) Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk

    bekerja. Pakaian kerja harus bersih, yang sudah usang jangan dipakai

    kembali; c) Kuku dan perhiasan, kuku hendaknya dirawat dan dibersihkan,

    dan dianjurkan untuk tidak memakai perhiasan sewaktu bekerja; d) Topi

    atau penutup rambut, semua penjamah makanan hendaknya memakai topi

    untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah

    kebiasaan mengusap dan menggaruk rambut; e) Merokok, penjamah

    makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja baik waktu

    mengolah maupun mencuci peralatan; f) Lain-lain, kebiasaan lain seperti

    batuk, menekan jerawat merupakan tindakan yang tidak higienis.

    Kebiasaan ini akan mengkontaminasi tangan dan pada gilirannya

    mengkontaminasi makanan.5)

    3). Sarana Bagi Tenaga Penjamah Makanan

    Sarana yang diperlukan bagi penjamah makanan hendaknya

    disediakan, sehingga tenaga penjamah makanan dimungkinkan untuk

    berperilaku sehat. Sarana tersebut antara lain: a) Ruang ganti sehingga

    mereka dapat menukar pakaian kerja sebelum mereka bekerja; b) Pakaian

    kerja; c) Ruang istirahat yang memadahi; d) toilet untuk karyawan; e)

    Tempat cuci tangan yang cukup banyak dan mudah dijangkau; f) Alat

    pelindung diri (topi, celemek, alas kaki atau sepatu).5)

    4). Program Kegiatan Pelatihan Tenaga Penjamah Makanan

    Agar program pelatihan dalam bidang sanitasi makanan dapat berjalan

    secara tepat guna, perlu diketahui dan dihayati oleh setiap tenaga

    penjamah makanan dari manager tertinggi sampai dengan para pekerja

    yang melaksanakan tugas paling bawah.

  • Dalam program pelatihan tersebut harus dipelajari tentang dasar-dasar

    yang berkaitan dengan pertumbuhan bakteri, berbagai penyakit karena

    makanan, pengawasan suhu, dan masih banyak lagi.2)

    Tenaga penjamah makanan harus dibuat benar-benar menyadari

    sepenuhnya bahwa kenyataan menunjukkan betapa pentingnya peranan

    pekerja yang menangani makanan bekerja dengan memperhatikan dan

    melaksanakan sanitasi yang tepat dan benar.

    Pelatihan penjamah makanan diperlukan untuk menjamin mutu

    makanan. Setiap petugas penjamah makanan hendaknya mengetahui tugas

    dan tanggungjawabnya, antara lain mengenai penyakit yang ditularkan

    dari pengolahan makanan serta cara-cara pengolahan makanan yang sehat.

    Program pelatihan ini mencakup: a) Pengetahuan dasar tentang praktek

    sanitasi; b) Infeksi tentang penyehatan makanan; c) Tehnik penanganan

    makanan sehat; d) Penggunaan peralatan dan perlengkapan pengolahan

    makanan; e) Pengawasan .

    5). Kegiatan Pengawasan Terhadap Tenaga Penjamah Makanan

    Kegiatan pengawasan ini meliputi: a) Memperhatikan kebersihan dan

    pengawasan kesehatan perorangan seperti: pakaian kerja, rambut, kuku,

    tangan, saluran pencernaan, kulit, mulut, hidung, kerongkongan, mulut,

    dan telinga; b) Sikap dan perilaku penjamah makanan. Sikap dan perilaku

    tersebut dalam kegiatan pengolahan makanan dipengaruhi oleh

    pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku para penjamah makanan. Untuk

    itu para penjamah makanan harus tau cara pengolahan makanan yang

    benar sesuai syarat-syarat kesehatan. Salah satu cara untuk meningkatkan

    pengetahuan higiene dan sanitasi makanan yakni dengan jalan mengikuti

    pelatihan khusus. Sedangkan untuk mengawasi keadaan higiene pekerja

    dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan secara periodik .13)

    b. Tempat Pengolahan Makanan

    Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan

    persyaratan konstruksi, bangunan dan ruangan dapur. Sebelum dan sesudah

  • kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan dengan antiseptik. Asap

    dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup asap.

    Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux.

    c. Peralatan Masak

    Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam

    proses pengolahan makanan, yang harus memenuhi syarat antara lain: 1)

    Peralatan tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan; 2) Tidak

    boleh patah; 3) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam / basa atau

    garam yang lazim dijumpai dalam makanan; 4) Peralatan agar dicuci segera

    sesudah digunakan, selanjutnya didesinfektan dan dikeringkan; 5) Peralatan

    yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan disimpan pada

    rak terlindung dari vektor.

    d. Pengangkutan Makanan

    Makanan yang telah siap santap, perlu diperhatikan dalam cara

    pengangkutannya yaitu: 1) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta

    dorong yang tertutup dan bersih; 2) Pengisian kereta dorong tidak sampai

    penuh agar masih tersedia udara untuk ruang gerak; 3) Perlu diperhatikan jalur

    khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan / barang kotor.

    e. Penyajian Makanan

    Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan

    yang dipakai harus bersih. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan

    tertutup. Makanan disajikan dalam keadaan hangat, makanan jadi segera

    disajikan, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan berpakaian

    bersih dan makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan. 13)

    D. Pengetahuan, Sikap dan Praktek 1. Pengetahuan

  • Pengetahuan adalah hasil daripada tahu yang terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. 16)

    Pengetahuan yang ada pada manusia tersebut bertujuan untuk dapat

    menjawab permasalahan kehidupan manusia yang dihadapi sehari-hari dan

    digunakan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan tertentu.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilaksanakan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian /

    responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

    disesuaikan dengan tingkat pengetahuan.

    Pengetahuan mempunyai beberapa tingkat, antara lain:16)

    a. Tahu (Know)

    Tahu dapat diartikan sebatas mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

    bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

    b. Memahami (Comprehensi)

    Memahami berarti seseorang mempunyai kemampuan untuk menjelaskan

    secara benar tentang obyek yang dilihat, serta dapat menginterpretasikan

    materi tersebut dengan benar.

    c. Aplikasi (application)

    Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan sesuatu materi yang telah

    dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

    d. Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjukkan pada kemampuan untuk menggunakan formulasi baru

    dari formulasi-formulasi yang telah ada.

    e. Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu

    materi atau obyek. Baik penelitian yang berdasarkan suatu kriteria yang

    ditentukan sendiri maupun menggunakan kriteria yang telah ada.

    Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

    tingkat pengetahuan dan produktifitas tenaga kerja, makin tinggi tingkat

    pendidikan seseorang akan makin baik pula perilaku dan produktifitasnya.

  • Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

    memberikan peluang motivasi, sikap, disiplin dan produktifitas yang lebih

    tinggi.14)

    2. Sikap

    Sikap merupakan kecenderungan untuk berbuat sesuatu, sikap belum dapat

    dilihat secara nyata, artinya sikap itu masih dalam diri seseorang sehingga sulit

    untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu.15)

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi dari sikap tidak dapat terlihat

    langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku tertutup (covert

    behavior). Orang yang memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu hal, ia akan

    memiliki tindakan yang baik pula.16)

    Faktor terpenting yang menentukan bahwa respon individu terhadap stimulus

    yang diterimanya yaitu hakekat stimulus, latar belakang, perjalanan individu,

    motivasi juga sikap individu memegang peranan penting dalam menentukan

    bagaimana kondisi seseorang, terhadap lingkungan atau stimulus lingkungan.

    Sikap merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kalau

    sikap sudah terbentuk, dalam diri seseorang maka sikap tersebut dapat ikut dalam

    menentukan tingkah laku terhadap sesuatu. 15)

    Disamping itu masih ada faktor yang berpegang pada teori lama yaitu adanya

    trilogi dalam tingkah laku yang terdiri dari 3 unsur utama, yaitu: 1) Affect (sikap /

    Attitude), yaitu perasaan atau penilaian pada obyek, orang, issue atau kelompok;

    2) Cognition, mencakup pengetahuan, pendapat, kepercayaan dan penilaian

    tentang suatu obyek; 3) Conation, dimaksudkan dengan niat serta tindakan yang

    berkaitan dengan suatu obyek.18)

    3. Praktek

    Praktek atau tindakan merupakan salah satu dari tiga jenis perilaku yang

    berbentuk perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Perbuatan

  • atau praktek tidak sama dengan perilaku. Perwujudan dari perilaku yang lain

    dapat melalui pengetahuan dan sikap. Perwujudan suatu sikap agar menjadi suatu

    perubahan nyata perlu adanya kondisi tertentu yang kemungkinan antara lain

    adanya fasilitas dan dukungan.16)

    Praktek juga dapat diartikan sebagai praktek seseorang atau masyarakat

    tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, terdiri dari

    orang atau masyarakat yang bersangkutan. Selain itu ketersediaan fasilitas dan

    sikap serta perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan

    mendukung atau memperkuat terbentuknya perilaku (behavioral causes) dan

    faktor non perilaku (non behavioral causes). Sedangkan perilaku kesehatan itu

    sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor:

    a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor): umur, jenis kelamin, pengetahuan,

    sikap, tingkat pendidikan dan lama kerja. Pendidikan adalah sejumlah

    pengalaman belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah yang

    diorientasikan pada perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Pendidikan

    formal adalah pendidikan umum melalui jalur sekolah. Pendidikan berfungsi

    mengembangkan kemampuan dan mutu kehidupan manusia, yang secara

    umum meningkatkan kepribadian, aspek jasmani, aspek rohani, pengetahuan,

    sikap dan ketrampilan dalam rangka menciptakan kepribadian yang mantap

    dan mandiri. Seorang petugas yang lama bekerja mempunyai wawasan dan

    pengalaman lebih banyak yang memegang peranan dalam pembentukan

    perilaku. Seorang pekerja yang diberi rangsangan yang baru dan kreatif akan

    mudah mengingatnya untuk kemudian dijadikan pola kerja keseharian. Berarti

    semakin lama kerja seseorang, pengalamannya akan bertambah dan berarti,

    bila yang bersangkutan mau melakukan perenungan terhadap setiap hasil

    pengalamannya. 17)

    b. Faktor Pendukung (Enabling Factor): hal ini berkaitan dengan kemudahan

    petugas untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam bentuk perilaku, terlihat

    dari tersedianya sarana pribadi seperti: pakaian kerja, celemek, penutup mulut,

    alas kaki, ruang ganti, ruang istirahat, tempat cuci tangan, toilet dan kamar

    mandi dan kegiatan pelatihan.19)

  • c. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor): yang perlu dilakukan untuk menjaga

    perilaku maka dilakukan pengawasan terhadap makanan, sehingga ada

    jaminan keamanan.19) Perilaku manusia mempunyai pengaruh yang besar

    dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. Perilaku manusia adalah

    refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak,

    pengetahuan, emosi, sikap, motivasi dan reaksi.20)

    E. Kerangka teori

    Faktor Predisposisi: - Umur - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan - Lama kerja - Pengetahuan: syarat penjamah makanan, cara mengolah bahan makanan, cara menyimpan dan menyajikan

    Praktek Hygiene Dan Sanitasi Petugas Penjamah Makanan Di Unit Gizi

    F. K makanan, pencucian peralatan. - Sikap: pengalaman, budaya

    Faktor Pendukung: - Sarana pribadi penjamah makanan - Kegiatan pelatihan Faktor Pendorong: - Pengawasan

    Gambar 2.1 Kerangka Teori

    Sumber: Modifikasi 16, 17, 19, 20

    erangka konsep

  • Berdasarkan kerangka teori maka di buat kerangka konsep sebagai berikut

    Variabel Bebas Variabel terikat

    Praktek penjamah makanan dalam hygiene dan sanitasi makanan

    Sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan

    Pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan

    Gambar 2.2. Kerangka Konsep

    G. Hipotesis

    1. Ada hubungan antara pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene

    dan sanitasi makanan dengan praktek higiene dan sanitasi makanan di unit gizi

    RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

    2. Ada hubungan antara sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan

    sanitasi makanan dengan praktek hygiene dan sanitasi makanan di unit gizi RSJD

    Dr. Amino Gondohutomo Semarang.