jenis kayu untuk mebel -...
TRANSCRIPT
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Krisdianto Listya Mustika Dewi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan
Bogor, 2012
Dipublikasikan oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan – Kementerian Kehutanan Jln. Gunung Batu No. 5 Bogor Website: www.pustekolah.org Telp. (0251)8633378, 8633413 Faks. (0251)8633413 © 2012 Pustekolah Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang menggandakan atau memperbanyak buku ini baik sebagian maupun keseluruhan isi buku termasuk foto-foto ataupun yang lainnya tanpa seijin penulis dan penerbit. ISBN:978-979-3132-43-3
Penulis: Krisdianto Listya Mustika Dewi
Foto-foto: Tutiana Krisdianto
Penyunting: Jamal Balfas Gustan Pari
Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta: 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | i
SAMBUTAN KEPALA PUSTEKOLAH
Industri mebel hampir selalu dihadapkan pada persoalan bahan baku dan
kedepan diperkirakan persoalan bahan baku akan semakin kritikal dan menentukan kelangsungan industri, selain input teknologi. Dalam hal bahan baku, industri mebel memiliki keunikan yaitu cenderung terpaku pada bahan dari jenis tertentu. Kondisi ini semakin diperkuat oleh selera pasar yang sudah terbentuk. Di sisi lain, suplai bahan baku dari jenis-jenis tradisional cenderung menurun dari waktu ke waktu, baik kuantitas maupun kualitas. Kasus langkanya ramin adalah satu contoh. Akibatnya, industri mebel, khususnya industri kecil-menengah sering menghadapi kesulitan untuk memenuhi permintaan pembeli yang sudah menentukan jenis bahan baku tertentu. Inisiatif untuk menggunakan jenis pensubstitusi, yang notabene cukup banyak, sering berujung pada polemik dalam negosiasi karena kurangnya pengetahuan mengenai jenis non-tradisional tersebut.
Untuk mengatasi persoalan di atas, para pelaku industri mebel, baik produsen maupun konsumen perlu dibekali dengan pengetahuan tentang jenis-jenis kayu bahan mebel. Bagi produsen, informasi tersebut akan memperluas spektrum alternatif bahan baku. Sedangkan bagi konsumen informasi yang sama dapat memberikan keyakinan bahwa suatu jenis tertentu yang digunakan produsen memang layak sebagai bahan mebel.
Saya sampaikan penghargaan kepada kedua penulis atas terbitnya buku ini. Semoga buku ini menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan industri mebel Indonesia.
Bogor, Desember 2012
Kepala Pusat,
Dr. Ir. I.B. Putera Parthama, MSc.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | iii
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan hasil studi pustaka dan koleksi informasi hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor serta kajian hasil penelitian yang telah dilakukan di negara lain. Tujuan diterbitkannya buku ini, antara lain untuk mengungkapkan keanekaragaman jenis kayu Indonesia yang berpotensi sebagai bahan baku mebel dan memberikan informasi kepada pelaku usaha mebel kayu nasional dalam menunjang suatu rancangan produksi yang lebih praktis dan proporsional.
Informasi yang disajikan dalam buku ini mengungkapkan 152 jenis kayu yang telah diteliti dan direkomendasikan sebagai bahan baku mebel. Daftar jenis kayu tersebut dikutip dari daftar kegunaan jenis kayu yang dikeluarkan oleh Forest Products Society (FPS), Massachusets, USA melalui program aplikasi The Wood Explorer. Terdapat 1.146 jenis kayu dari seluruh dunia yang direkomendasikan untuk mebel. Dari jumlah tersebut dipilih sebanyak 152 jenis kayu yang tumbuh di Indonesia. Data dan informasi jenis yang tumbuh di Indonesia diperoleh dari database koleksi kayu Xylarium di Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (PUSTEKOLAH), Bogor. Foto permukaan kayu tangensial, radial dan transversal diperoleh dari koleksi kayu Xylarium, dan data yang ditampilkan dikutip dari berbagai pustaka yang telah dipublikasikan. Data jenis kayu meliputi nama perdagangan, nama botani, nama lokal dan nama lain yang diperoleh dari berbagai sumber dan kartu koleksi Xylarium.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada pimpinan Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan yang telah menggagas penyusunan buku ini dan kepada segenap peneliti dan teknisi di lingkungan PUSTEKOLAH yang telah membantu dalam penyiapan materi hingga dapat diterbitkan buku ini. Penulis berharap buku ini dapat melengkapi ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan jenis kayu untuk mebel di Indonesia. Penulis juga menyampaikan terima kasih atas semua kritik dan saran pembaca dalam penyempurnaan buku ini.
Bogor, Desember 2012
Dr. Krisdianto, S.Hut, M.Sc. Listya Mustika Dewi, S.Hut
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | v
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA PUSTEKOLAH .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... v
PENDAHULUAN ................................................................................................................... ix
1. Acacia auriculiformis....................................................................................................... 1 2. Acacia decurrens ............................................................................................................. 3 3. Acacia mangium ............................................................................................................. 5 4. Adenanthera pavonina .................................................................................................... 7 5. Aegle marmelos ............................................................................................................... 9 6. Afzelia javanica ............................................................................................................ 11 7. Agathis alba ................................................................................................................. 13 8. Aglaia odoratissima ...................................................................................................... 15 9. Albizzia procera ........................................................................................................... 17 10. Aleurites moluccana ...................................................................................................... 19 11. Alphitonia zizyphoides .................................................................................................. 21 12. Alstonia scholaris .......................................................................................................... 23 13. Amoora cucullata .......................................................................................................... 26 14. Anisoptera costata ......................................................................................................... 28 15. Anisoptera curtisii ......................................................................................................... 31 16. Anisoptera laevis ........................................................................................................... 33 17. Anthocephalus cadamba ................................................................................................ 35 18. Antiaris toxicaria ......................................................................................................... 38 19. Araucaria cunninghamii ................................................................................................ 40 20. Averrhoa carambola ...................................................................................................... 42 21. Barringtonia acutangula ................................................................................................ 44 22. Bischofia javanica .......................................................................................................... 46 23. Bouea burmanica ........................................................................................................... 49 24. Butea monosperma ........................................................................................................ 51 25. Caesalpinia sappan ....................................................................................................... 53 26. Calophyllum inophyllum ................................................................................................ 55 27. Calophyllum papuanum ................................................................................................ 57 28. Campnosperma auriculatum .......................................................................................... 59 29. Campnosperma brevipetiolatum ..................................................................................... 61 30. Canangium odoratum .................................................................................................... 63 31. Cassia nodosa ............................................................................................................... 65 32. Cassia siamea ............................................................................................................... 67 33. Castanopsis acuminatissima .......................................................................................... 69 34. Casuarina equisetifolia .................................................................................................. 71 35. Ceriops tagal ................................................................................................................. 73 36. Chloroxylon swietenia .................................................................................................... 75
vi | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
37. Cinnamomum inners ..................................................................................................... 77 38. Cinnamomum parthenoxylon ......................................................................................... 79 39. Coelostegia griffithii ....................................................................................................... 81 40. Cordia dichotoma .......................................................................................................... 83 41. Cotylelobium malayanum .............................................................................................. 85 42. Cotylelobium flavum ...................................................................................................... 87 43. Cratoxylum arborescens ................................................................................................. 89 44. Cynometra ramiflora ..................................................................................................... 91 45. Dactylocladus stenostachys ............................................................................................. 93 46. Dalbergia latifolia ......................................................................................................... 95 47. Dillenia pentagyna ........................................................................................................ 97 48. Dillenia reticulata ......................................................................................................... 99 49. Dillenia castaneifolia ................................................................................................... 101 50. Diospyros ferrea ........................................................................................................... 103 51. Dracontomelon mangiferum ......................................................................................... 105 52. Dryobalanops aromatica .............................................................................................. 107 53. Dryobalanops lanceolata .............................................................................................. 109 54. Durio zibethinus ......................................................................................................... 111 55. Ehretia acuminata ...................................................................................................... 113 56. Elaeocarpus floribundus .............................................................................................. 115 57. Endopsermum malaccense ............................................................................................ 117 58. Enterolobium cyclocarpum ........................................................................................... 119 59. Eucalyptus citriodora ................................................................................................... 121 60. Eucalyptus deglupta .................................................................................................... 123 61. Eusideroxylon zwageri................................................................................................. 125 62. Excoecaria agallocha ................................................................................................... 127 63. Fagraea fragrans ......................................................................................................... 129 64. Ganua motleyana ........................................................................................................ 131 65. Gordonia papuana ...................................................................................................... 133 66. Gluta renghas ............................................................................................................. 135 67. Gmelina moluccana ..................................................................................................... 137 68. Gonystylus bancanus ................................................................................................... 139 69. Gonystylus forbesii ....................................................................................................... 141 70. Grevillea robusta ......................................................................................................... 143 71. Guazuma ulmifolia ..................................................................................................... 145 72. Heritiera littoralis ....................................................................................................... 147 73. Hernandia ovigera ....................................................................................................... 149 74. Hevea brasiliensis ........................................................................................................ 151 75. Hibiscus tiliaceus ......................................................................................................... 153 76. Homalium foetidum .................................................................................................... 155 77. Homalium tomentosum ............................................................................................... 157 78. Hopea beccariana ........................................................................................................ 159 79. Horsfieldia irya ........................................................................................................... 161 80. Hymenaea courbaril .................................................................................................... 163 81. Hymenodictyon excelsum ............................................................................................. 165 82. Intsia bijuga ................................................................................................................ 167 83. Intsia palembanica ...................................................................................................... 169 84. Khaya anthoteca .......................................................................................................... 171
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | vii
85. Koompassia excelsa ..................................................................................................... 173 86. Koompassia malaccensis ............................................................................................... 175 87. Leucaena glauca .......................................................................................................... 177 88. Litsea ferruginea .......................................................................................................... 179 89. Litsea sebifera ............................................................................................................. 181 90. Lophopetalum javanicum ............................................................................................. 183 91. Madhuca malaccensis .................................................................................................. 185 92. Maesopsis eminii ......................................................................................................... 187 93. Mangifera altissima ..................................................................................................... 189 94. Mangifera foetida ........................................................................................................ 191 95. Mangifera indica ......................................................................................................... 193 96. Melaleuca leucadendron ............................................................................................... 195 97. Michelia champaca ...................................................................................................... 197 98. Michelia montana........................................................................................................ 199 99. Morus alba ................................................................................................................. 201 100. Myristica buchneriana ................................................................................................. 203 101. Neesia synandra .......................................................................................................... 205 102. Neonauclea calycina..................................................................................................... 207 103. Nothofagus dura ......................................................................................................... 209 104. Ochanostachys amentacea ............................................................................................. 211 105. Octomeles sumatrana ................................................................................................... 213 106. Palaquium ferox ......................................................................................................... 215 107. Parartocarpus venenosus .............................................................................................. 217 108. Parashorea lucida ........................................................................................................ 219 109. Parashorea malaanonan .............................................................................................. 221 110. Parashorea stellata ...................................................................................................... 223 111. Payena lucida .............................................................................................................. 225 112. Pentace triptera ........................................................................................................... 227 113. Pericopsis mooniana ..................................................................................................... 229 114. Peronema canescens ...................................................................................................... 231 115. Pinus merkusii ............................................................................................................ 233 116. Planchonia valida ........................................................................................................ 235 117. Podocarpus neriifolius .................................................................................................. 237 118. Pometia pinnata .......................................................................................................... 239 119. Pometia tomentosa ....................................................................................................... 241 120. Pongamia pinnata ....................................................................................................... 243 121. Pterocarpus indicus ...................................................................................................... 245 122. Pterocymbium beccari ................................................................................................... 247 123. Sandoricum indicum .................................................................................................... 249 124. Santalum album.......................................................................................................... 251 125. Schleichera oleosa ......................................................................................................... 253 126. Shorea acuminata ........................................................................................................ 255 127. Shorea acuminatissima ................................................................................................ 257 128. Shorea balanocarpoides ................................................................................................ 259 129. Shorea faguetiana ........................................................................................................ 261 130. Shorea guiso ................................................................................................................ 263 131. Shorea hypochra .......................................................................................................... 265 132. Shorea kuntsleri .......................................................................................................... 267
viii | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
133. Shorea leprosula .......................................................................................................... 269 134. Shorea leptoclados ........................................................................................................ 271 135. Sindora javanica .......................................................................................................... 273 136. Strombosia javanica ..................................................................................................... 275 137. Strycnos ligustrina ....................................................................................................... 277 138. Swietenia macrophylla ................................................................................................. 279 139. Swietenia mahagony .................................................................................................... 281 140. Tamarindus indica ...................................................................................................... 283 141. Tectona grandis ........................................................................................................... 285 142. Terminalia catappa ..................................................................................................... 287 143. Tetrameles nudiflora .................................................................................................... 289 144. Tetramerista glabra ..................................................................................................... 291 145. Thespesia populnea ...................................................................................................... 293 146. Trema orientalis .......................................................................................................... 295 147. Vatica rassak ............................................................................................................. 297 148. Vitex cofassus ............................................................................................................. 299 149. Vitex quinata ............................................................................................................. 301 150. Wallaceodendron celebicum .......................................................................................... 303 151. Wrightia tomentosa ..................................................................................................... 305 152. Zanthoxylum rhetsa .................................................................................................... 307
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 309
INDEX KEGUNAAN KAYU ........................................................................................... 321
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | ix
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki tumbuhan berkayu sebanyak 4.000 jenis pohon, dimana 400 jenis diantaranya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil kayu perdagangan (Anonim, 1952). Data penggunaan jenis kayu yang dikeluarkan oleh The Wood Explorer dengan induk organisasi Forest Products Society di Amerika telah mencatat 1.650 jenis pohon di dunia yang dapat dimanfaatkan dalam perdagangan kayu dengan beragam bentuk penggunaannya. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 jenis tumbuh dan telah diperdagangkan di Indonesia. Dalam Atlas Kayu Indonesia jilid I dan II telah dipertelakan 62 kelompok jenis pohon, sedangkan jilid III menyajikan 30 jenis pohon. Jeniskayu yang dipertelakan dalam Atlas tersebut tidak seluruhnya dapat direkomendasikan untuk mebel. Standar nasional mensyaratkan bahan kayu untuk mebel memiliki kelas kuat minimum III, yaitu dengan berat jenis di atas 0,40; batas keteguhan lengkung mutlak di atas 500 kg/cm2 dan keteguhan tekan di atas 300 kg/cm2. Selain itu, ketahanannya terhadap organisme perusak di atas kelas III (SNI 01-0608-1989).
Dari total 1.650 jenis pohon penghasil kayu tersebut, sebanyak 1.146 jenis diantaranya dapat digunakan untuk mebel. Sebanyak 152 jenis pohon dari 1.146 ditemukan dalam koleksi Xylarium, Pustekolah, Bogor. Dengan asumsi bahwa kayu koleksi Xylarium tersebut diperoleh dari hutan di Indonesia kecuali beberapa koleksi yang berasal dari Kebun Raya di Indonesia, maka 152 jenis pohon tersebut dikategorikan sebagai jenis pohon penghasil kayu yang tumbuh di Indonesia. Buku ini menyajikan risalah 152 jenis kayu yang dapat digunakan untuk mebel.
Risalah setiap jenis kayu dilengkapi foto kayu dari koleksi kayu meliputi penampang tangensial, radial dan lintangnya. Foto tersebut diambil dari contoh kayu yang telah lama dikoleksi, sehingga warnanya tidak menggambarkan kondisi dalam keadaan segar. Foto penampang tangensial dan radial diharapkan dapat memberikan gambaran warna dan corak kayu jenis yang dimaksud, sedangkan gambar penampang lintang merupakan foto makro dari mikroskop digital dengan perbesaran 10 kali. Foto penampang lintang tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran identifikasi kayu secara umum dengan bantuan lup sederhana dengan perbesaran 10 kali. Untuk membedakan jenis kayu sampai species diperlukan identifikasi dengan bantuan preparat sayatan dan mikroskop yang lebih kuat perbesarannya.
Risalah diawali dengan penyajian nama kayu, yaitu nama perdagangan, nama botani, nama lokal dan nama lainnya. Nama perdagangan merupakan nama perdagangan yang dikenal secara internasional yang ditetapkan dalam database The Wood Explorer. Penyajian nama dagang jenis kayu secara internasional bermanfaat dalam pembicaraan perdagangan mebel antar negara untuk menentukan jenis kayu yang digunakan. Nama botani merupakan satu-satunya nama ilmiah yang diterima dan digunakan secara internasional dari suatu jenis kayu yang sesuai dengan nomenklatur. Nama lokal merupakan nama yang dikenal secara lokal dimana koleksi kayu ditemukan. Nama lokal ini diharapkan dapat membantu pelaku bisnis kayu untuk menentukan jenis kayu tertentu dari suatu daerah, terutama dalam mencari jenis kayu alternatif untuk mebel, juga dipertelakan penyebaran kayu di Indonesia maupun beberapa negara yang diketahui sebagai informasi untuk mendapatkan kayu tersebut.
x | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Setiap jenis kayu dijelaskan kegunaannya berdasarkan laporan hasil penelitian atau material yang telah dipublikasikan serta karakteristik kayu yang mendukung. Kegunaan jenis kayu diutamakan pada produk mebel atau perabot seperti meja kursi makan, meja kursi tamu, tempat tidur dan nakas, rak pajangan, rak buku serta lemari pakaian. Jenis kayu yang memiliki sifat pencuacaan baik dianjurkan untuk digunakan sebagai mebel untuk diluar ruangan seperti meja dan kursi taman. Beberapa jenis kayu dilaporkan cocok untuk mebel yang memiliki kesan kuno (rustic furniture) bukan karena teknik finishingnya melainkan kenampakan alaminya.
Ciri umum setiap jenis kayu meliputi warna kayu teras dan gubal, serta penampakan alami mayoritas serat kayu yaitu lurus, berpadu, bergelombang atau saling menyilang. Sifat fisis dalam risalah meliputi berat jenis dan persentase kembang susut kayu. Angka yang disajikan merupakan data berat jenis dan persentase kembang susut yang dipublikasikan dalam database The Wood Explorer yang merupakan nilai tengah dari persebaran data-data yang telah dipublikasikan. Dari data jenis yang ditampilkan selanjutnya diklasifikasikan kelas kuatnya berdasar klasifikasi menurut Oey (1990) yaitu seperti disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi kelas kuat kayu menurut Oey (1990)
Kelas kuat Berat jenis Keteguhan lengkung mutlak (kg/cm2)
Keteguhan tekan mutlak (kg/cm2)
I > 0,90 > 1100 > 650 II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425
III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300 IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215 V < 0,30 < 360 < 215
Kelas awet disajikan berdasarkan data deskripsi sebagian besar publikasi yang
dirangkum oleh The Wood Explorer serta data keawetan kayu menurut Oey (1990), yang menyarankan keawetan kayu dalam lima kelas awet (I – V) dengan kelas I sangat awet, sedangkan kelas V sangat tidak awet. Perkiraan ketahanan kelas awet kayu terhadap organisme perusak disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi kelas awet kayu menurut Oey (1990)
Kelas awet I II III IV V
Selalu berhubungan dengan basah 8 5 3 sangat pendek
sangat pendek
Dibawah pengaruh cuaca dan angin, tetapi dilindungi dari kemasukan air dan kekurangan udara
20 15 10 beberapa tahun
sangat pendek
Dibawah atap, tetapi tidak berhubungan dengan tanah basah dan dilindungi dari kekurangan udara
tidak terbatas
tidak terbatas
sangat lama
beberapa tahun
pendek
Seperti diatas tetapi dipelihara dengan baik, seperti dicat dengan teratur
tidak terbatas
tidak terbatas
tidak terbatas
20 20
Rayap tanah tidak jarang Cepat diserang
sangat cepat
sangat cepat
Bubuk kayu kering tidak tidak hampir tidak
tidak berarti
sangat cepat
Sifat mekanis yang ditampilkan dalam risalah meliputi data keteguhan lengkung, keteguhan tekan maksimum, keteguhan geser dan kekakuan. Data yang ditampilkan
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | xi
merupakan data yang diambil dari database The Wood Explorer yang merupakan nilai tengah dari persebaran data yang telah dipublikasikan.
Data proses pengerjaan dan pemesinan disajikan dalam lima kategori, yaitu sangat sukar, sukar, sedang, mudah dan sangat mudah, sedangkan kualitas hasilnya disajikan dalam lima kelas kualitas, yaitu sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Data diterjemahkan dari mayoritas klasifikasi data dari berbagai sumber. Data dan informasi pengerjaan yang dilaporkan meliputi pengetaman, pemboran, pengampelasan, pembubutan dan moulding. Informasi pengerjaan lain yang dilaporkan meliputi sifat pengukiran dan pelengkungan. Sifat pengukiran dan pelengkungan dilaporkan berdasarkan lima kelas proses dan kelas kualitas seperti telah dikemukakan sebelumnya. Sifat pelengkungan merupakan laporan proses pelengkungan dengan perlakuan awal pengukusan.
Catatan karakteristik kayu yang ditambahkan adalah kandungan silika dalam kayu, pengeringan dan pencuacaan. Kandungan silika dalam kayu dipertelakan karena keberadaannya mempengaruhi sifat pengerjaan dan pemesinan kayu. Data pengeringan dijelaskan berdasarkan laporan data yang telah dipublikasikan oleh The Wood Explorer yaitu berdasarkan jadwal pengeringan standar USA, Inggris dan Perancis. Karakteristik pencuacaan dilaporkan berdasar hasil pengujian kayu terhadap perubahan cuaca, baik secara artifisial dalam weather-o-meter maupun pengujian langsung di lapangan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, data dan informasi pencuacaan ini digunakan sebagai dasar penentuan kegunaannya untuk mebel luar ruangan.
Daftar pustaka yang disitir untuk setiap jenis kayu ditampilkan dengan nomor pustaka yang secara lengkap diuraikan di bagian belakang buku ini.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 1
1. Acacia auriculiformis Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Acacia Nama botani Acacia auriculiformis A.Cunn. Nama lokal Babul, ki hia (Jawa Barat) Nama lain Ear-pod wattle, Papuan wattle, krathin-
narong Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea (PNG), Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Jawa Tengah
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
2 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 10, 178, 181, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 3
2. Acacia decurrens Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Green wattle Nama botani Acacia decurrens Willd.var. Mollis Lind. Nama lokal Akasia (Jawa), biskopas (Kupang) Nama lain Basboom, black acacia, black wattle,
green wattle, swart wattle, tan wattle, wattle
Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Srilangka, Afrika Selatan
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat cerah agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal yang berwarna kuning pucat. Kayu bercorak. Serat lurus dan berpadu .
Sifat fisis Berat jenis 0,74 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu tidak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 790 kg/cm2 (basah) ; 1228 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 461 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 126.000 kg/cm2 (basah) ; 145.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
4 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan sukar dengan hasil kurang baik, seperti adanya serat terangkat dan berbulu.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 27, 29, 41, 45, 46, 79, 105, 113, 205, 217, 252, 270,
308
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 5
3. Acacia mangium Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Black wattle Nama botani Acacia mangium Willd. Nama lokal Laaj, nak (Maluku), akasia (Sumatera
Selatan), akasia, sonium (Jawa Barat), tongke hutan, mangge hutan
Nama lain Black wattle, brown salwood, hickory wattle, mangium, sabah salwood, krathin-thepha
Penyebaran di dunia
Australia, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Jawa, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,48 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu kurang stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 327 kg/cm2 (basah) ; 512 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 97 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
6 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 45, 180, 252, 260, 280, 283, 328
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 7
4. Adenanthera pavonina Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ani kundamani Nama botani Adenanthera pavonina L. Nama lokal Saga, barunggai dotan (Sumatera
Utara), wajo (NTT), liki merah, matanica (Maluku), kokobih, kokobeh (Manado), segawe, saga telik, segawe sebrang (Jawa), kitoke laut (Sunda)
Nama lain Saga tumpul, malatangin, mai-chek, chan’trei, lam2, bandi gurivenda, bois de corail, coral wood, gung, madatiya, manjadi, manjati, pei, rakta-chandon, ranjana, recheda, thorlaganj, ywegyi, ywgee
Penyebaran di dunia
Myanmar, China, India, Indonesia, PNG, Thailand, Sri Langka
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, NTT, Maluku, Jawa, Manado
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat pucat
merah muda, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Serat kayu bercorak berpadu.
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak. Kelas awet I
Sifat mekanis -
2 mm
8 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Pustaka 42, 161, 219, 243, 251, 341
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 9
5. Aegle marmelos Rutaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bael Nama botani Aegle marmelos (L.) Correa Nama lokal Mojo (Jawa) Nama lain Baelo, baeltree, bel, bela, belana, bil,
bila patri, bili, hpunja, koovalam, kovalam, kuvalam, lohagasi, mahaka, mahika, maika, mak-pyin, maradu, marat, maredu, marmeleiro-da-india, marudu, okshit, patir, singjo, the bael tree, vilva, vilvam
Penyebaran di dunia
Myanmar, Kamboja, India, Malaysia, Srilangka, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, mebel/perabot
Ciri umum Kayu teras berwarna kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna sama. Kayu bercorak. Serat lurus, kadang bergelombang.
Sifat fisis Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 6% Penyusutan tangensial: 10% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
10 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pemboran, moulding, pengampelasan, polishing dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 53, 149, 243, 252, 259, 305
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 11
6. Afzelia javanica Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Afzelia Nama botani Afzelia javanica (Miq.) J. Léonard Nama lokal Ki julang, ki julang tanduk, ki julang
kapas (Jawa Barat), katarum (Jawa), merbau asam (Aceh), hatarun, hatarum (Sumatera Utara)
Nama lain Aligna, apa, azza, beyo, chanfuta, counterwood, doussie, kontah, mbambakofi, meli, mkola, mkora, mussacossa, waterside ekpagoise, welu, yoruba bilinga
Penyebaran di dunia
Afrika, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak. Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 804 kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 106.000 kg/cm2 (basah) ; 122.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
12 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengampelasan, moulding, pembubutan, perekatan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 14, 16, 79, 131, 192, 201, 231, 252, 253
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 13
7. Agathis alba Araucariaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kauri, kauri pine Nama botani Agathis alba Foxw. Nama lokal Damar (Jawa), damar sigi (Sumatera),
damar bindang (Kalimantan), damar putih, damar, kisi (Maluku), damar putih, damar merah (Riau)
Nama lain Adiangu, almaciga, almaciga daminara, aninga, aningat, anteng, badiangau, bagtik, bahos, bendang, bindang, borneo kauri, dadiangau, dakua makadre, damar, damar minyak, damurlaut, indian agathis, kauri, kauri pine, ladiangau, makan, menghilan, saleng, sanum, sarawak, son-khaomao, kauri, titan, tolong, tsanum, uli
Penyebaran di dunia
Kamboja, China, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan saling menyilang
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan di dapur pengering sangat lambat, untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dibutuhkan waktu lebih dari 28 hari, sedangkan untuk papan lebih tebal dari 63 mm, dibutuhkan waktu pengeringan lebih dari 84 hari.
2 mm
14 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 476 kg/cm2 (basah) ; 794 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 213 kg Keteguhan tekan maksimum: 214 kg/cm2 (basah) ; 401 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 99 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 412 kg/cm2 (basah) ; 669 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 75.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, pengampelasan, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu mengeluarkan getah sehingga sukar direkatkan.
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 25, 47, 48, 62, 67, 79, 93, 100, 101, 105, 134, 161, 177,
208, 229, 252, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 15
8. Aglaia odoratissima Meliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Aglaia Nama botani Aglaia odoratissima Bl. Nama lokal Pacar cina (Sumatera, Jawa), pancal
bidang (Jawa Timur), uka-uka (Sumatera Utara), burunai silai (Sumatera Barat), bunga maniran (Kalimantan), pacar culam (Jawa, Maluku)
Nama lain Chokla, kanna kompu, karagil, langsat langsat, punyara, vegula chokla, verra oryewa aduga, chulan, khayong, homklai, prayong, trayang, khai pou, mei shui lan
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Kayu bercorak. Serat berpadu dan bergelombang.
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
16 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Pustaka 13, 68, 100, 246, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 17
9. Albizzia procera Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Acacia, weru Nama botani Albizzia procera Benth. Nama lokal Weru (Jawa), wangkal (Jawa
Timur), ki hiyang (Jawa Barat), Nama lain Adaan, akle, akleng parang,
alalangad, albizzia, anapla, aninapla, daan, forest siris, white siris, kalai, karaal, karail, karhar, kasai, kokko, sit, sitpen, suan, thing thon, palatangan, tall albizzia, torn, white siris
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Filipina, Myanmar, Thailand, PNG, Australia
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sulawesi, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 655 kg/cm2 (basah) ; 1003 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 334 kg/cm2 (basah) ; 558 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 88.000 kg/cm2 (basah) ; 106.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
18 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, polishing dan perekatan yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 105, 213, 252, 271,285, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 19
10. Aleurites moluccana Euphorbiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Candlenut Nama botani Aleurites moluccana Willd. Nama lokal Modang lajo, kembiri (Sumatera
Utara), kayu kemiri, kenwirie, damar, kumierie, mi, kayu njenga (Maluku), kemiri (Jawa), anai (Manokwari), kemireh (Jawa Timur)
Nama lain Acrot, akrod, anoi, arbol de indias, avellano, bancoulier, bankulnussbaum, belgaum walnut, berau, buah kareh, buah keras, camiri nut, candlenut siris, candlenut tree, derekan, gambiri, goium ne wet, indian walnut, jabilla extranjera, jaiphal, kaleli, kamere, kamieh, kamiri, kawilu, kembiri, kemeri, kemili, kemili, keminting, kereh, komere, kukui, kumiri, lekong, lichtnussbaum, lumbang, madang ijo, mi, miri, muncang, nena, nogal, nogal de la india, nogal prieto, nogueira, nogueira de bancul, nogueira de lguape, nox da india, noyerdes des inndes, nyenga, palo de nuez, perijah, pidekan, ragua, rata-kekuna, singapore nut, tel-kekuna, tenu, tingkih, wild date
Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Maluku, Jawa, Papua
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna putih
kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih putih. Kayu bercorak. Serat lurus.
20 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6%
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 373 kg/cm2 (basah) ; 578 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 150 kg/cm2 (basah) ; 288 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 102 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 89.000 kg/cm2 (kering)
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan Moulding sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 37, 42, 68, 71, 72, 105, 176, 177, 188, 228, 252, 280,
285, 290, 309, 315, 335, 342
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 21
11. Alphitonia zizyphoides Rhamnaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Myapao Nama botani Alphitonia zizyphoides A.Grav. Nama lokal Sapuluh hari, sapar, murak, falbati,
lema mea, liefan (Maluku), kole, ole, kebu mogane (Sulawesi)
Nama lain Doi, uakatan, white almond Penyebaran di dunia
Fiji, Indonesia, PNG
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Maluku, Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu sedikit bercorak. Serat lurus.
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 652 kg/cm2 (basah) ; 974 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 523 kg Keteguhan tekan maksimum: 289 kg/cm2 (basah) ; 508 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 140 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 373 kg/cm2 (basah) ; 516 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 127.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
22 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Perekatan mudah dengan hasil baik, namun permukaan kayu harus rata dan kering.
Catatan - Untuk aplikasi perekatan, persiapan permukaan kayu penting untuk mendapatkan kualitas hasil perekatan optimal. Permukaan kayu harus rata dan kering.
- Dapat digunakan untuk menggantikan kayu European lime (Tilia vulgaris).
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 6, 48, 117, 118, 120, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 23
12. Alstonia scholaris Apocynaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang White cheesewood Nama botani Alstonia scholaris (L.) R.Br. Nama lokal Pule, songkop (Jawa), pulai (Bali),
rita, tongkoija, kuija, talanggilala (Sulawesi), pulai gadang (Sumatera Barat), kayu gitoh (Lampung), goti (Sumatera Utara), puleh isi putih, kayu susu, pulek, jagiri, kiete, jangar, toba, angar, kayu lub, puli, ibong, bintau, rubi, cerac, ramohi, ninivi, maka (Maluku), lete, litta, sita (NTT), sihoeng, birisihoeng, pelaik (Kalimantan), bengui, jakara, susu (Manokwari).
Nama lain Agera, aitonga, aitonga kengeri, alipaun, alstonia mergalang, ampalai, andaragan, andauyan, angar, basong, bengui, bintang, bintihung, bita, blackboard tree, boava, bomudu, bua, chaile, chalain, chatia, chatian, chatiana, chatinn, chatiun, chatiyan, chatni, chattinn, chatwan, chhatim, dakan, dalipaun, devil-tree, dirita, dita,eda-kula, elilaippalai, erlila palei, ezhilam pala, gabus, gogodu, goti, hale, hambaga, hambara, hange, jelentik, kadusale, kamanglit, kasidula, kenumau, kodale, kubita, kunumung, lame, lationj, leleko, lete, lettok, lingaru, linog, loi, madale, maiyanghkao, manakat, mantoti, mergalang, milkwood, milkwood pine, milky, milky pine, mo cua, moi, mudhol, mukampalan, mukkam palei, new guinea cheesewood, pala, palimira alstonia, pela, pelai, pelaik, pelantan, pelawai, pera, polay, pulai, pulai bukit, pule,puli, purbo, rita, rukattana, sambara, saptaparni, satiana, satiani, satiun, satni, satwin, scholar tree, setaka, shaitan, suala, susu, susuh, taba’a, takno,
24 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
talanggilala, tamba, tangovo, tanovo, taung meok, taungsaga, tiengped, tongkoya, tuturan, white cheese wood, wodrase.
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Australia, Bangladesh, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, PNG, Filipina, Srilangka, Thailand, Vietnam.
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Bali, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Maluku, NTT, Papua.
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning putih, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Serat lurus dan berpadu.
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5%
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V.
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, papan dengan tebal kurang dari 32 mm, waktu pengeringan kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan tebalnya lebih dari 63 mm, maka waktu pengeringannya kurang dari 30 hari. Jadwal pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan adalah T10-D4S, T8-D3S (USA), H (Inggris), 7 (Perancis).
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 25
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 392 kg/cm2 (basah) ; 582 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 204 kg Keteguhan tekan maksimum: 203 kg/cm2 (basah) ; 330 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 253 kg/cm2 (basah) ; 427 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 85.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan pengetaman yang baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 37, 44, 47, 49, 53, 54, 63, 67, 68, 69, 71, 79, 100, 101,
105, 126, 147, 149, 154, 161, 177, 188, 212, 215, 216, 228, 235, 237, 244, 252, 260, 262, 280, 294, 297, 314, 343
26 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
13. Amoora cucullata Meliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amoora Nama botani Amoora cucullata Roxb. Nama lokal Bebeko (Lampung), manjulungan
(Kalimantan) Nama lain A’amatia, amoora, amur, bekak,
bor-amari, garotai, goi, latmi, lulua, manatapuku, maoa, maota, mua mua, muta, namota, natmi, new guinea amoora, pacific maple, rose kamala, solomon amoora, tasua
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Pakistan, PNG, Kepulauan Solomon, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Lampung, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat merah muda Serat berpadu, bergelombang dan saling menyilang.
Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut kecil, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan dengan jadwal T3-C2 (4/4), T3-C1 (8/4) (USA), C (Inggris), 3 (Perancis)
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 27
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 572 kg/cm2 (basah) ; 932 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 461 kg Keteguhan tekan maksimum: 269 kg/cm2 (basah) ; 463 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 118 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis 346 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 103.000 kg/cm2 (basah) ; 121.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pembubutan, pengampelasan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 13, 42, 46, 49, 68, 79, 91, 100, 105, 177, 183, 246,
252, 257, 342
28 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
14. Anisoptera costata Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Mersawa Nama botani Anisoptera costata Korth. Nama lokal Damar tingkis, baripung,
tampuran, damar kepala tupai, merlangsat, merembung, keremangkan, bengglem landak, damar miharo, tempaudan, kakan, kedao, perapat utan, merlangat, pedu kalui, rambat, kayu tahan, penjau rebong, cangal padi, penjau grabok, ampreng, marlangat, resak tembaga (Kalimantan), tairah, sitairak, damar mata kuning, cengal, entenam, tenam, durian rimba, melebekan, mesawe (Sumatera), kora, hati besi, kako, kokodako, owiru, kayu bohe, damar hiru, damar utan, asombom, wewe prampuan (Maluku).
Nama lain Ansiopi, armaniuri, asomba, bak, baligan, baoti, baripung, baurai, berua, chawa ta pho, chengal, damar kelasi, damar ketimpun, damar lilin, damar mata kucing, damar miharo, damar tingkis, doka, entenam, gawi, jamar, kabaak khok, kaban, kaban kaunghmu, kakan, kansiopi, kaunghmu, kedao, kenyau, ketimpun, kokadaka, kora, kra-bak, krabak daeng, krabak dam, mansiuri, marlangat, mascalwood, meranti kawan, merayo, merbani, merlangsat, merluang lauh, mersawa daun lebar, mersawa kesat, mersawa merah, mesawa, mi dang wa, mindanao, palosapis, pedu kalui, pengiran, pengirin kesat, penogran, perapat hutan, phdiek kraham, punyau, sampean, sitairak, suri, tabaak, tairak, taire, tairi, tampudau, tampurau, tenam, tukam, ven van trang, ven ven, ven ven xanth, venven, vin vin, von ven, weru.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 29
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Brunei, Myanmar, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Pakistan, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam.
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan samar-samar dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaan dengan mesin.
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 484 kg/cm2 (basah) ; 746 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 273 kg/cm2 (basah) ; 463 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 107 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 94.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
30 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 24, 61, 63, 79, 105, 148, 160, 177, 211, 228, 229, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 31
15. Anisoptera curtisii Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Palosapis, mersawa Nama botani Anisoptera curtisii Dyer. Nama lokal Mesawe (Riau), merbani, penjau
rebong, cangal padi, merbaw, penjau grabok, ampreng, marlangot, marlangat, rasak tembaga (Kalimantan).
Nama lain Balau, bayott, bella rosa, benchaloi, dagang, dagum, duali, ginsek, kabaak thong, kaban kaunghmu, kagu pengiran, kalamansanai, kaunghmu, keruing keching, krabaak, krabaak daeng, krabaak thong, krabak thong, malagangau, malai, malapaho, malopaho, manapo, masawe, mascal wood, mayapis, mentasawa, merakunyit, mersaura paya, mersawa kuning, mersawa kunyit, mesawa, nengkong, pik, rengkong, sanai, tabaak ven ven.
Penyebaran di dunia
Brunei, Myanmar, Kamboja, China, Indonesia, Laos, Malaysia, Pakistan, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam.
Penyebaran di Indonesia
Riau, Kalimantan.
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu, lurus Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaan dengan mesin.
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil.
32 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV.
Sifat mekanis Keteguhan lengkung : 550 kg/cm2 (basah) ; 1057 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 389 kg Keteguhan tekan maksimum: 276 kg/cm2 (basah) ; 526 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 114.000 kg/cm2 (basah) ; 139.000 kg/cm2 (kering).
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 24, 63, 79, 100, 101, 148, 160, 188, 206, 211, 237,
252, 280, 295, 342
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 33
16. Anisoptera laevis Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Palosapis, mersawa Nama botani Anisoptera laevis Ridl. Nama lokal Sempajan (Sumatera Utara),
tenam, empelas, kayu gadis, inggiran burung, kului (Riau), suri (Kalimantan Barat)
Nama lain Kaunghmu, phdiek, ven ven, mersawa durian, medang sawa, pengiran durian.
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel untuk di luar ruangan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaannya dengan mesin
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 618 kg/cm2 (basah) ; 1088 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 375 kg Keteguhan tekan maksimum: 328 kg/cm2 (basah) ; 538 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 74 kg/cm2 (kering)
2 mm
34 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung statis: 381 kg/cm2 (basah) ; 595 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Moulding sukar dengan hasil kurang baik, disebabkan karena serat berpadu dan adanya silika dalam kayu. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 101, 160, 211, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 35
17. Anthocephalus cadamba Rubiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kadam, jabon Nama botani Anthocephalus cadamba (Roxb.)
Miq. Nama lokal Towah, taloh, kelempayan,
kelapayan, tuah, tumeh, ilau, telan (Kalimantan), worotua, waro, taea, pontoea, worotu, bance putih, kokabu, loiroa, sugimanai, toa, pekaung (Sulawesi), klampeyan, jabon, kampyan, klampean, kampjan (Jawa Tengah), masarambi (Maluku), kelampajan, galopoi, kelampean (Sumatera Selatan), empoak, saif (Manokwari), kelampaian (Lampung), kencari, kawah, sencari (NTT), galupai, galupai bengkal, kelampayan (Bengkulu), harapean, selampean, lampajang (Sumatera Utara), kelampean, johan, seribu nuk, kelempen (Aceh), kelampai (Jambi)
Nama lain Aparabire, arsanatega, arsantega, atta vanji, attu tek, attu-teak, bance pute, bangkal, bol-kadam, cadamb, cadamba, chakka, embul-bakmi, entipong, galupai, galupai, bengkal, gao, gumpayan, hanja, harapean, heltega, ilan, jabun, johan, kaatoan bangkal, kadaga, kadam, kadambe, kadambo, kadda vailu, kadwal, kalampain, kalempayan, kelampah, kelampai, kelampaian, kelampayan, kelaan, kelempi, kiuna, klampeyan, kodavara, kodum, kola ayila, kurambo, labula, lampaian, laran, limpoh, luraa, ludai, ma-u, ma-uguagdon, ma-ukadon, maoo, masarambi, mu-lettan-she, mugawe, nhyu, pandur, pedda-soko, pekaung, pelapain, phuya, pontua, roghu,
36 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang melintang/transversal (x)
rudrak-shamba, sanko, sanyepang, selepaian, selimpoh, sempayan, sencari, serebunaik, suge manai, sui manai, taloh, tawa telan, toa, tuak, tuneh, tuwak, vella cadamba, vellei kadambu,yemau
Penyebaran di dunia
Australia, Bangladesh, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sulawesi, Jawa Tengah, Maluku, Sumatera Selatan, Manokwari, Lampung, NTT, Bengkulu, Sumatera Utara, Aceh, Jambi
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, ukiran, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning pucat tidak dibedakan dengan kayu gubal yang berwarna sama Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan waktu kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dan kurang dari 30 hari untuk ketebalan papan diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T10 – D4S (4/4), T8 – D3S (8/4) (USA), h (4/4) (Inggris), 7 (Perancis)
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 37
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 473 kg/cm2 (basah) ; 766 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 283 kg Keteguhan tekan maksimum: 235 kg/cm2 (basah) ; 405 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 85 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 269 kg/cm2 (basah) ; 497 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2 (basah) ; 94.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 8, 42, 47, 51, 53, 62, 64, 68, 79, 91, 100, 101, 105,
120, 143, 149, 155, 156, 158, 176, 177, 178, 180, 187, 188, 208, 216, 217, 227, 228, 244, 247, 256, 260, 267, 287, 295, 297, 312, 314, 329, 342
38 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
18. Antiaris toxicaria Moraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Antiaris Nama botani Antiaris toxicaria Lesch. Nama lokal Upas, siren, kayu habu, ipoh,
palih, ijso pute (Kalimantan), ancar, rempelas (Jawa Tengah), kemu (Jawa Barat), newak, ipo motaha (NTT), tatai (Sumatera)
Nama lain Akeche, ako, andoum, bonkonko, chenchen, ipoh, kirundu, ogiovu, oro, tenek, tsangu, upas, terap, tasem, antiaris, aseik, yang non, yuan
Penyebaran di dunia
Afrika, Indonesia, Malaysia, PNG
Penyebaran di Indonesia
Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan, NTT
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
cerah, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal pengeringan T2 – D4 (4/4), T2 – D3 (8/4) (USA), A (Inggris).
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 328 kg/cm2 (basah) ; 500 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 222 kg Keteguhan tekan maksimum: 201 kg/cm2 (basah) ; 350 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 55.000 kg/cm2 (basah) ; 66.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 39
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 51, 79, 100, 211, 252, 259, 342
40 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
19. Araucaria cunninghamii Araucariaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Hoop pine Nama botani Araucaria cunninghamiiAiton ex
D.Don Nama lokal Damar laki, damar laki-laki
(Maluku), alloa, ningwik, pien (Papua)
Nama lain Australia araucaria, bunya bunya, norfok island pine, pin colonnaire, sapin de montagne, colonial pine
Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, PNG, Afrika Selatan
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Papua
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah muda kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 461 kg/cm2 (basah) ; 804 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 334 kg Keteguhan tekan maksimum: 248 kg/cm2 (basah) ; 444 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 106 kg/cm2 (kering)
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 41
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung statis: 274 kg/cm2 (basah) ; 562 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 93.000 kg/cm2 (basah) ; 115.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pemboran dan pengukiran sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 79, 100, 187, 214, 216, 252, 328
42 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
20. Averrhoa carambola Oxalidaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amrenga Nama botani Averrhoa carambola L. Nama lokal Belimbing manis, belimbing
alas (Jawa Barat, Jawa Tengah) Nama lain carambola, diengsobtreng,
heinohyan, kamarak, kamaraka, kamarakha, kamaranga, kamrak, kamrang, kamranga, kamruk, kardai, karmal, karomonga, kiranelli, mak-hpiig, pulachi, pulichi, saungbya, saungya, saunygga, tamarak, tamarat-tuka, tamarata, tamarathai, tamartakaya, thei-rheiol
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Jawa Tengah
Kegunaan Mebel/perabot, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah muda, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet IV.
Sifat mekanis -
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 43
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas perekatan permukaan harus rata dan kering
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 13, 230, 252
44 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
21. Barringtonia acutangula Lecythidaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Adampa, putat Nama botani Barringtonia acutangula (L.) Gaertn. Nama lokal Puca, alakang (Sulawesi),
wumbalango (Manado), kacuk (Merauke)
Nama lain Adampu, atta peru, attu-pezhu, batta, buddadarmi, chi, datte-phal, dundi, ela midella, hendol, hijal, hinjara, hinjolo, hinjor, hole-kauva, ijal, ingli, injar, jugli, jurai-jurai, kadamic, kanapa, kalambuaia, kinjolo, kurpa, kyeni, kyi, marin-kubia, nir perzha, nir pezhu, panniari, pinniha, piwar, pokok gajah beranak, putat nasi, samundar, samundarphul, saparung, saprung, tirar, tiwarang
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Australia, Bangladesh, Indonesia, Myanmar, India, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Papua
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu. Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda
agak kemerahan, tidak jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna sama Serat berpadu dan lurus.
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil.
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet V.
Sifat mekanis -
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 45
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 53, 244, 252, 260, 267
46 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
22. Bischofia javanica Euphorbiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bishopwood Nama botani Bischofia javanica Blume Nama lokal Gadog, gintungan (Jawa),
kerinjing (Sumatera), bintung (Sumatera Barat)
Nama lain Aidumu, akagi, akan, akayan, apalang, aukkyu, autumn male tree, ayuni, bagna, bangu, beefwood, bembuk, bhillar, bino, bintungan, biscoptra, bishofsholz, bisschophout, bitug, boaungza, bogaungsa, bois de l’eveque, boke, bolzuru, bumbuk, bunian, cholavenga, cingkam, dampol, digahongon, duag, dueg, gadog, gelintungan, gerinjing, geronjing, gerunjing, gintung, gintungan, gobra nairul, govarnellu, hka-shatawi, le, inggedi, irum, java cedar, jitang, joki, kaen, kainjal, kalmote, katan, kaurem, kein, kerinjing, keyawe, ki mahung, ko, koka, kla, korsa, kot-semla, kunjing, kywetho, legno di vescono, madera de obispo, malachithiyan, mandos, mangatu, manoko, maritek, milachithayam, modagerri vembu, na, nannal, needdlebark, nhoi, nili-mara, nira, noar, oa, oha’a oli oil, panaila, panasan, paniala, perabu, pogaungsa, polo, pun, sekutin, sikam, singkam, sinong, taisoh, tanarem, taua, tayok-the, tepala, terangan, term, thirippu, thondi, thrippu, tingkam, tingkem, toe, toog, toogen, tou, tuai, tual, tuan, tuel, tui, tuir, tuog, ulayan, umba, uriam, urum, watung, ye-padauk.
Penyebaran di dunia
Australia, Myanmar, China, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand, Vanuatu, Vietnam.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 47
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Jawa
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, ukiran, rak dapur, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kehitaman, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu, lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,69 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung : 534 kg/cm2 (basah) ; 1020 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 257 kg/cm2 (basah) ; 487 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 152 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 321 kg/cm2 (basah) ; 538 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2(basah) ; 112.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
48 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Moulding dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 3, 6, 8, 9, 29, 47, 48, 53, 68, 72, 71, 79, 100, 101,
105, 124, 149,161, 177, 187, 188, 212, 214, 215, 216, 228, 244, 248,252, 256, 260, 271, 280, 290, 305, 314, 335, 342, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 49
23. Bouea burmanica Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Barari Nama botani Bouea burmanica Griffith Nama lokal Kundang, merapoh, hormania
(Sumatera), jatake, gandaria (Jawa Barat), kelat merah, resak (Riau), raman (Sumatera Selatan)
Nama lain Barine, kudang daun kecil, mamuang, mapring, mayan, miriam, uriam
Penyebaran di dunia
Bangladesh, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Barat
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah
muda, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu.
Sifat fisis Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet II
Sifat mekanis -
2 mm
50 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 13, 149, 247, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 51
24. Butea monosperma Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bengal kino Nama botani Butea monosperma (Lamk) Taubert Nama lokal Pe’loso, ploso (Bojonegoro) Nama lain Bulyettra, chalcha, chamatha,
cheola, chichra, chickria, chiula, chora, dhak, faras, flame of the forest, gas-kela, kakria, kankra, kankrei, khakra, lahokung, mai-kao, moduga, modugu, mohtu, mur, murr, murut, muttala, muttuga, muttugal, palas, palasa, palashu, palasi, palasin samatha, parasu, pauk, pawpan, pharsa, phulla, phullas kakria, plas, plossotree, polak, porasan, porasu, pu palasu, purasu, puroha, shanggan, shora
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Jawa Timur
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat pucat
tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna serupa Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 303 kg/cm2 (basah) ; 464 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 150 kg/cm2 (basah) ; 275 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
52 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik, tetapi hasil finishingnya termasuk buruk.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 36, 53, 149, 161, 244, 252, 260, 269, 314
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 53
25. Caesalpinia sappan Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bakam Nama botani Caesalpinia sappan L. Nama lokal Sepang (NTT) Nama lain Bakamu, bakapu, bokmo,
chappangam, hapang, parthangi, patang, pattangi, patunga, sapang, sappan, sappan tree, sepang, sibukau, sikalig, sunthe, teinnyet, the sappan-wood
Penyebaran di dunia
Brunei, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus, bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
54 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 53, 100, 252, 269, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 55
26. Calophyllum inophyllum Guttiferae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Beach calophyllum Nama botani Calophyllum inophyllum L. Nama lokal Nyamplung (Jawa Tengah, Jawa
Barat), penaga (Riau), bentangur, samplong, mantau, teu, tawou, camplong (NTT), bintagur, bintangur laut, balitaks, bintangur pante, tor, fatam, balesaku (Maluku), bintol hubunut, mentangur (Sumatera Utara), penage (Sumatera Selatan), pude (Sulawesi), bunoh (Bengkulu)
Nama lain Alexandrian laurel, aptakas, beach calophyllum, beauty leaf, bintangor, biotu, bitanghol, bitaog, biyuch, btaches, damanu, fteh, ka thang han, ka thang lan, legitu, penaga, rakich, tamanou, tang hon, wangu
Penyebaran di dunia
Australia, Fiji, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Kepulauan Solomon, Srilangka, Vietnam
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sulawesi, Maluku, NTT, Papua
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dengan garis-garis gelap, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
2 mm
56 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 637 kg/cm2 (basah) ; 998 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 646 kg Keteguhan tekan maksimum: 303 kg/cm2 (basah) ; 507 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 149 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 451kg/cm2 (basah) ; 651kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 117.000 kg/cm2 (kering)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal T2- D4 (4/4), T2 – D3 (8/4) (USA), A (4/4) (Inggris)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman yang kurang baik serta sukar dikerjakan. Polishing kurang baik.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Untuk hasil polishing yang optimal, diperlukan filler.
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 77, 79, 105, 177, 214, 216, 252, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 57
27. Calophyllum papuanum Guttiferae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Calophyllum Nama botani Calophyllum papuanum Lauterb Nama lokal - Nama lain Damanu, fteh, ka thang han, ka
thang lan, legitu, penaga, poon, rakich, tamanou, tang hon, wangu
Penyebaran di dunia
Fiji, India, Indonesia, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Papua
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat Kayu bercorak Serat dan berpadu, saling menyilang dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 618 kg/cm2 (basah) ; 928 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 304 kg/cm2 (basah) ; 544 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 101 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 88.000 kg/cm2 (basah) ; 109.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
58 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman mudah dengan hasil baik, kecuali pada serat berpadu dianjurkan menggunakan sudut pisau yang lebih kecil. Pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik, terutama pada serat yang berpadu atau bersilangan. Pembubutan sukar dengan hasil buruk, karena sebagian serat terangkat menyebabkan permukaan kayu berbulu.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Pada kayu yang arah seratnya berpadu, bergelombang atau saling bersilangan pengampelasannya sukar dilakukan.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 47, 79, 105, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 59
28. Campnosperma auriculatum Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Terentang Nama botani Campnosperma auriculatum (Blume)
Hook.f. Nama lokal Tumbus, madang rimuang
(Sumatera), terentang (Riau), tumus (Sumatera Utara), bekkau ai (Maluku), tarantang (Bengkulu), kayu tumbus (Sumatera Barat), hamtangen (Kalimantan)
Nama lain Arrida, huasum, karamati, kelinting, nangpron, melumut, napan, sangtrang serantang, serentang, terentang daun besar
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Riau, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah muda, dipisahkan seara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,38 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
2 mm
60 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 305 kg/cm2 (basah) ; 422 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 148 kg Keteguhan tekan maksimum: 155 kg/cm2 (basah) ; 254 kg/cm2 (kering)
Penampang radial (r)
Keteguhan geser: 75 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 163 kg/cm2 (basah) ; 219 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 57.000 kg/cm2 (basah) ; 70.000 kg/cm2
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil buruk terutama pada papan yang terdapat kayu reaksi Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Kayu mengeluarkan getah sehingga menurunkan kualitas perekatannya.
- Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40 .
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 100, 101, 176, 177, 208, 237, 252, 294, 299, 321,
342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 61
29. Campnosperma brevipetiolatum Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Campnosperma Nama botani Campnosperma brevipetiolatum
Volkens Nama lokal Lakuoeng, dalipo (Sulawesi)
taniruana, boraro, sari, arom, wecai, one (Maluku)
Nama lain Arrida, charm, dohng, elak, ka, karimari, kelela charm, kelela charm, kelinting, keralm, kiu, melumut, napan, ramala, ramlluw, ramulo, serantang, terentang, thong, tumbus, tohn, tong
Penyebaran di dunia
Indonesia, PNG, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Papua
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan seara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 339 kg/cm2 (basah) ; 590 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 140 kg Keteguhan tekan maksimum: 186 kg/cm2 (basah) ; 337 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 78 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 231 kg/cm2 (basah) ; 409 kg/cm2 (kering)
2 mm
62 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Kekakuan: 69.000 kg/cm2 (basah) ; 96.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu mengandung banyak kayu reaksi menyebabkan kualitas hasil pemesinan buruk
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 47, 105, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 63
30. Canangium odoratum Annonaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Cananga Nama botani Canangium odoratum Baillon Nama lokal Kenanga, kernanga (Kalimantan),
andollia (Manado), jaku (Maluku) Nama lain Al-langigan, alangilan, anangibang,
anangilan, burak, cananga, fereng, ilang-ilang, kenanga, tangid, tangig, tangit
Penyebaran di dunia
Australia, Brunei, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Manado, Kalimantan, Maluku.
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, bubutan.
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning cerah, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,38 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah sampai sedang, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 318 kg/cm2 (basah) ; 470 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 148 kg Keteguhan tekan maksimum: 147 kg/cm2 (basah) ; 259 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 69 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 211 kg/cm2 (basah) ; 285 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 72.000 kg/cm2 (basah) ; 87.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
64 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 64, 72, 79, 105, 111, 177, 202, 220, 232, 252, 280, 283,
293, 342, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 65
31. Cassia nodosa Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bandarlathi Nama botani Cassia nodosa Buch.-Ham. ex
Roxb. Nama lokal Mondeng, tilai, piding
(Kalimantan), kayu buyu (Lampung), iliouk, iliek, meureubo iku boee, sikieng-sikieng, sibusuk (Aceh), talpungbagat, meurubah, soling-soling, petarum (Sumatera Utara), membusukan (Sumatera Selatan)
Nama lain Busuk-busuk, chohui, gnoogye, gnuthein, klorinu-khodong, mai-lum-awn, moroi, ngok, ngu, nguthein, sibusuk, turukop bumi
Penyebaran di dunia
Myanmar, China, Fiji, India, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat Kayu bercorak Serat berpadu, bercorak dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Keawetan
Kayu teras agak tahan, sedangkan bagian gubal mudah terserang organisme perusak Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
66 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 8, 252, 269
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 67
32. Cassia siamea Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Aramana Nama botani Cassia siamea Lamk. Nama lokal Johar, hareng juwar (Jawa Barat,
Jawa Timur, Bali), juhar (Aceh), juhu (Sumatera Barat), bujuk (Palembang), juwar (Jawa Tengah)
Nama lain Beati, bois perdrix, bombay blackwood, bujuk, casia, johar, jahar, kassod, kilet, manja konnei, manji konna, manji konne, melali, mezali, muong, muongten, pink cassia, tagayasan, thagara, vakai, wa
Penyebaran di dunia
Australia, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Palembang
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu, lurus dan bergelombang.
Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
68 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 565 kg/cm2 (basah) ; 883 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 677 kg Keteguhan tekan maksimum: 494 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 139 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 494 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 91.000 kg/cm2 (basah) ; 105.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 43, 53, 68, 100, 177, 230, 245, 252, 269, 303, 335,
348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 69
33. Castanopsis acuminatissima Fagaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Berangan Nama botani Castanopsis acuminatissima (Blume)
A.DC. Nama lokal Paning-paning sirauh, paning-
paning sebanyak anak (Sumatera Barat), riung anak, ki hiur (Jawa Barat), meranak (Jawa Tengah), tenggelam, pagar anak, (Aceh), simimpi, taniu, makaanah, maimana aju, saleka, salarka, kayu asa (Sulawesi), pudulan, afu, asung, atu (Maluku), pempening (Kalimantan)
Nama lain Evergreen chinkapin, indian chestnut, new guinea oak, philippine chestnut, thite
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi, Maluku, Kalimantan
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap organisme perusak, bagian gubalnya tidak tahan Kelas awet III
2 mm
70 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 565 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 400 kg Keteguhan tekan maksimum: 279 kg/cm2 (basah) ; 569 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 93 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 413 kg/cm2 (basah) ; 682 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 119.000 kg/cm2 (basah) ; 154.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pembubutan, pengampelasan dan polishing sedang serta agak mudah dikerjakan. Pengetaman mudah dengan hasil baik. Perekatan sukar dengan hasil perekatan kurang baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan adalah 20° terutama untuk bagian kayu dengan serat bergelombang atau berpadu.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 47, 105, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 71
34. Casuarina equisetifolia Casuarinaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Casuarina Nama botani Casuarina equisetifolia L. Nama lokal Camara laut, cemara, kayu roe
(Kalimantan), roe, poek (Billiton), kasawari, ai samara, kayu kweale (Maluku), ru (Tarakan), cemara (Jawa), aru (Sumatra)
Nama lain Agoho, agoko, agoo, agoso, aroo, aru, australian beefwood, australian pine, beach side oak, beefwood, bois de fer, casuarins, chauku, chavuku, chouk, chowku, chula-maram, cipres, duong-lieu, filao, horsetail, horsetail beefwood, horsetail casuarina, horsetail tree, kasrike, kattadi, mabohok, maribuhok, muinje, pinle-kabwe, ku, pino, pino australiano, pink-tinyu, rhu, ru, ru lait, sampirani, sauce, serva, she oak, son, son thale, sura, tinyu, velau, weeping willow, whistling pine
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Australia, Brunei, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Tarakan, Biliton, Kalimantan, Maluku, Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, mebel untuk di luar ruangan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu, bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,98 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
2 mm
72 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 936 kg/cm2 (basah) ; 1.451 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1.118 kg Keteguhan tekan maksimum: 482 kg/cm2 (basah) ; 719 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 614 kg/cm2 (basah) ; 1.033 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 173 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 148.000 kg/cm2 (basah) ; 179.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding dan pengukiran, kurang baik serta agak sukar dikerjakan. Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 6, 7, 15, 20, 29, 42, 53, 62, 63, 64, 68, 71,79, 81, 92,
100, 105, 149, 177, 180, 188, 212, 214, 216, 218, 222, 230, 335, 244, 246, 259, 260, 280, 294, 297, 309, 314, 323, 326, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 73
35. Ceriops tagal Rhizophoraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Balobalarao Nama botani Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. Nama lokal Tingi (Sumatera Selatan), tengar
(Kalimantan), tinggi (Jawa Timur) Nama lain Dungon, magtongod, mkandaa,
rungon, sagasak, spurred mangrove, tagasa, tangal, tangal-lalake, tengah, tongod, tongog, tunggi, tungog
Penyebaran di dunia
Australia, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Filipina, Tanzania, Vanuatu
Penyebaran di Indonesia
Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat oranye
kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning cerah Serat lurus dan rata
Sifat fisis Berat jenis 0,82 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
74 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 30, 57, 151, 177, 247, 252, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 75
36. Chloroxylon swietenia Rutaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ceylon satinwood Nama botani Chloroxylon swietenia DC. Nama lokal Satiri, ki sutra (Jawa Barat) Nama lain Behra, behru, bella, bharhul, bhera,
bhiraa, bhirwa, bihiri, bilgu, billu, burus, buruta, flowered satinwood, ghiriya, halda, huragali, huragatu, mahogany, mashwal, mududad, mutirai, purush, Sali, satinwood, sengel, vari-maram
Penyebaran di dunia
India, Pakistan, Indonesia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan kadang bergaris-garis, dibedakan secara jelas dari kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,99 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering sangat lambat, dibutuhkan waktu lebih dari 28 hari untuk mengeringkan papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dan lebih dari 84 hari untuk pengeringan papan dengan tebal diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T3 – C2 (4/4) dan T3 – C1 (8/4) (USA)
2 mm
76 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 733 kg/cm2 (basah) ; 1040 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 423 kg/cm2 (basah) ; 645 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 181 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 110.000 kg/cm2 (basah) ; 132.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding dan pembubutan sukar sampai sedang dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 13, 14, 43, 45, 55, 60, 61, 63, 77, 79, 80, 85, 113, 115,
129, 131, 132, 133, 149, 157, 161, 165, 185, 189, 191, 195, 210, 211, 212, 214, 215, 216, 228, 244, 252, 259, 260, 279, 280, 286, 301, 310, 312, 348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 77
37. Cinnamomum inners Lauraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Champorwood Nama botani Cinnamomum inners Reinn. Nama lokal Sintok, cejo (Jawa Tengah) sintoh
(Jawa Timur), Ki teja (Jawa Barat), kulit lawang, situbulung kulit lawang fatuh (Sumatera Utara)
Nama lain Champur wood, cinnamon, cinnamon wood, dalchini, gondhori, hmanthin, kadeu, kayu teja, kalingag, karawe, kayu manis, kayu manis hutan, kemangi, kusunoki, lelang, medang, ohez, singa betina, teja, teja badak
Penyebaran di dunia
Brunei, kamboja, India, Indonesia, Myanmar, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera Utara
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dibedakan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
2 mm
78 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 665 kg/cm2 (basah) ; 997 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 309 kg/cm2 (basah) ; 495 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 95 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 381 kg/cm2 (basah) ; 526 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 115.000 kg/cm2 (basah) ; 133.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 64, 68, 101, 188, 214, 216, 237, 247, 252, 288, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 79
38. Cinnamomum parthenoxylon Lauraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Champorwood Nama botani Cinnamomum parthenoxylon Meissn. Nama lokal Garupaij (Aceh), rawali, kepaleh,
kepalih (Kalimantan), kayu lada (Lampung), madang sangit, loso, kayu babaun, baso (Sumatera Barat), losa, pirawas, lasa bunga, lesat (Sumatera Utara), ki sereh (Sukabumi), medang sahang (Sumatera Selatan)
Nama lain Bunsod, chintamula hitam, cinnamonwood, dalchini, gadis, gondhori, hmanthein, kayu gadis, kayu lada, keplah wangi, ki pedes, kusunoki, laso, madang lesa, madang loso, madeu, marawali, medang busok, medang gatal, medang kemangi, medang losoh, medang sahang, medang serai, merang, ohez, palio, parari, pelarah, peluwari, selasihan, theptharo
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Brunei, Kamboja, China, India, Indonesia, Japan, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap keunguan, dibedakan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan, bercorak, berpadu Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang
2 mm
80 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T10-D2 (4/4) (USA)
Sifat mekanis -
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan pengetaman baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 64, 68, 79, 188, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 81
39. Coelostegia griffithii Bombacaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Durian Nama botani Coelostegia griffithii Benth. Nama lokal Punggai, regeun (Sumatera Barat) Nama lain Durian isa, seranggap, sibankih Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubalnnya yang berwarna mirip Kayu sedikit bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis -
2 mm
82 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman kurang baik serta sukar dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 164, 237, 252, 294, 305, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 83
40. Cordia dichotoma Boraginaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Anonang Nama botani Cordia dichotoma J.G. Foster Nama lokal Nunang, lunang (Sumatera
Utara), nukukai, binawa (NTT) Nama lain Anonang-bakir, cordia, guma,
new guinea cordia, viri Penyebaran di dunia
Australia, China, India, Malaysia, PNG, Filipina, Vanuatu
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, NTT
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
kecoklatan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,45 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 504 kg/cm2 (basah) ; 790 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 298 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 92.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
84 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 46, 68, 105, 244, 247, 252, 256, 280, 326, 332
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 85
41. Cotylelobium malayanum Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Awang Nama botani Cotylelobium malayanum V.Sl. Nama lokal Resak, rosak gunung, resak
padi, resak batu, gagil (Kalimantan), resak gagil (Sulawesi)
Nama lain Bukit, damar resak, gagil, giam, giam padi, giyam putih, rasak, rasak bukit, rasak gunung, resak, resak babalok, resak batu, resak bukit, resak daun kecil, resak daun lebar, resak duren, resak gagil, resak gunung, resak hitam, resak jawai, resak kelabu, resak keranji, resak linga, resak mendawe, resak mentotoh, resak padi, resak paya, resak tembaga, resak tempurong
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sulawesi
Kegunaan Mebel/perabot, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua
kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu, dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I
Sifat mekanis -
2 mm
86 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 24, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 148, 248, 233, 252, 295
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 87
42. Cotylelobium flavum Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Awang Nama botani Cotylelobium flavum Pierre Nama lokal Keladan (Kalimantan Barat) Nama lain Bukit, damar resak, gagil, giam,
giam padi, giyam putih, rasak, rasak bukit, rasak gunung, resak, resak babalok, resak batu, resak bukit, resak daun kecil, resak daun lebar, resak duren, resak gagil, resak gunung, resak hitam, resak jawai, resak kelabu, resak keranji, resak linga, resak mendawe, resak mentotoh, resak padi, resak paya, resak tembaga, resak tempurong
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Kegunaan Mebel/perabot, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu, dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I
Sifat mekanis -
2 mm
88 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 24, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 148, 228, 233, 252, 295
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 89
43. Cratoxylum arborescens Guttiferae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Geronggang Nama botani Cratoxylum arborescens (Vahl) Blume Nama lokal Tanau, timok, tamaw, temaw
(Kalimantan Barat), garunggang (Solok), simarunggang (Sumatera Barat), gerunggang (Riau), sudu-sudu, dori (Sumatera Utara)
Nama lain Adat, buronggang, dat, dori, erat, geronggang gajah, gerunggang, irat, liu-liu, madang baro, mampat, mentemau, munel, serungan, silung-silung, temau, temok
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan Barat, Solok, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika agak tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T6 D2 (4/4), T3 – D1 (8/4) (USA), 5 (Perancis), E (4/4) (Inggris)
2 mm
90 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 402 kg/cm2 (basah) ; 614 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 144 kg Keteguhan tekan maksimum: 165 kg/cm2 (basah) ; 259 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 68 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 219 kg/cm2 (basah) ; 341 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 86.000 kg/cm2 (basah) ; 103.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetamandan pembubutan sukar dengan hasil buruk.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 25, 51, 62, 63, 64, 68, 69, 100, 101, 164, 177, 187,
192, 196, 206, 208, 228, 237, 279, 316, 319, 321, 329, 334, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 91
44. Cynometra ramiflora Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kekatong Nama botani Cynometra ramiflora L. Nama lokal Metombo wolawo, nyamu
(Sulawesi), kampusuk, awanaben (Maluku)
Nama lain Balitbitan, belangkan, gal mendora, gulos, gulus, hambalanak, irapu, iripa, irippa, irudhu, kahsilah, kameu, kammau, kanaka, kanakamara, katong, katong laut, kekatong, kelengui, ketenguit, ketunguit, kumoh, madhuka, mahuka, mang kha, mangkha, moivi, myin-ka, myinga, myinka, myinkabin, naipudukan, ommo, omo, oringen, pamortisan, shingar, shingra, yeminga
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Myanmar, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand, Srilangka, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,90 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T6 – D4 (4/4) (USA).
2 mm
92 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 64, 68, 79, 100, 105, 177, 252, 269, 271, 295, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 93
45. Dactylocladus stenostachys Crypteroniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Jinjang Nama botani Dactylocladus stenostachys Oliv. Nama lokal Madang pipit (Kalimantan
Tengah), melingkat kerangas, mentibu, entibu, madang, medang, medang keladi, sangkalikit, embuwan, merebung (Kalimantan Barat)
Nama lain Jongkong, medang jongkong, medang miang, medang tabak, mentibu, merebong, sampinur
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan buatan cepat dengan waktu pengeringan kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm dan paling lama 30 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm. Jadwal pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan adalah T13 – C4S atau T11- D3S (USA), K (Inggris).
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7%
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
2 mm
94 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 526 kg/cm2 (basah) ; 824 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 298 kg. Keteguhan tekan maksimum: 239 kg/cm2 (basah) ; 399 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 93 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, pengetaman dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 64, 68,79,176, 177, 178,181, 227, 252, 294, 299, 329,
348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 95
46. Dalbergia latifolia Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Indian Rosewood Nama botani Dalbergia latifolia Roxb. Nama lokal Sonokeling, sonobrits, sonosungu
(Jawa) Nama lain Bhotbeula, bhotuk, biti, bodbera,
bombay blackwood, bombay rosewood, botbiola, east indian rosewood, eetti, eravadi, eruvadi, indian palisandre, indian palissander, indian rosewood, iridi, iti, java palisandre, jitangi, jitegi, jitiyegishi, kala-rukh, kalaruk, kariti, makle, malabar, rute, ruzerap, saisa, satsayar, satsiyar, seris, serisso, shisham, siase, siras, siris, sirsa, sirsai, sisali, sison, sissa, sissu, sissua, sissui, sisu, sitsal, sonobrits, thethagatti, thodagatti, thothagatti, veeti, vitti, yerugudu
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Filipina, Srilangka, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,85 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
96 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan buatan cepat dengan waktu pengeringan 11- 17 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm dan 31 – 51 hari untuk papan lebih tebal dari 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T6D2/T3D1 (USA), E (Inggris) dan 5 (Perancis).
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 709 kg/cm2 (basah) ; 1159 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 885 kg Keteguhan tekan maksimum: 381 kg/cm2 (basah) ; 547 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 463 kg/cm2 (basah) ; 508 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 89.000 kg/cm2 (basah) ; 115.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Pustaka 32, 38, 43, 53, 61, 62, 63, 79, 85, 113, 134, 149, 157,
160, 161, 165, 176, 187, 195, 211, 216, 218, 228, 229, 244, 252, 259, 260, 265, 269, 270, 271, 277, 279, 287, 288, 295, 314, 326, 348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 97
47. Dillenia pentagyna Dilleniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Simpoh Nama botani Dillenia pentagyna Roxb. Nama lokal Junti, sempu, sempur (Jawa), kahalalo,
papunuk (Maluku) Nama lain Aggai, dillenia, katmon, san, simpoh,
simpur, zinbyun Penyebaran di dunia
China, India, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Maluku
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ukiran, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Endapan putih dalam pembuluh menjadikan kayu bercorak garis-garis putih Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang oleh organisme perusak kayu Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 579 kg/cm2 (basah) ; 787 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 93.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
98 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, perekatan dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 77, 79, 177, 214, 216, 252, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 99
48. Dillenia reticulata Dilleniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Beringin Nama botani Dillenia reticulata King Nama lokal Pinggan-pinggan (Sumatera
Barat), mempelu (Siak), simpur, tempuran, tempuro (Kalimantan), ampelu (Riau)
Nama lain Katmon, simpoh, simpoh gajah, simpor
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua
kemerahan, samar-samar dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
100 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 79, 98, 99, 252, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 101
49. Dillenia castaneifolia Dilleniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Simpoh Nama botani Dillenia castaneifolia (Miq.) Diels Nama lokal Simpur talang (Sumatera Utara) Nama lain Dillenia, katmon, masurina,
poplea, san, san na, simpoh, simpur, thabyu
Penyebaran di dunia
Australia, China, Indonesia, PNG
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat I
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal mudah terserang Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 474 kg/cm2 (basah) ; 1009 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 555 kg Keteguhan tekan maksimum: 263 kg/cm2 (basah) ; 446 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 84.000 kg/cm2 (basah) ; 117.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
102 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringandalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal pengeringan T3 – C2 (4/4) (USA)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 105, 177, 252, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 103
50. Diospyros ferrea Ebenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ebony, ata-ata Nama botani Diospyros ferrea (Willd.) Bakh Nama lokal Homma (Flores), kayu arang, teed
(NTT), manitan (Bojonegoro), moitomo, moito, kayu manjeta (Manado), solopiri mutopulu (Sulawesi)
Nama lain Balatinao, bantolinao, batulinau, bibis, black ebony, ebano, ebony, irumpalei, irunbali, kamaho, karianthovarai, kathuthovarai, kaya arang, keloran, ki merak, kihagilo, layong, mariathovarai, merakan, mobohagio, palatinao, pasiniki, pulut, rangkemi, ribu-ribu, scahinit laut, secherek aut, tagintin, ugao, uti, yerruti
Penyebaran di dunia
Australia, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand, Vanuatu
Penyebaran di Indonesia
NTT, Flores, Sulawesi
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras coklat kehitaman, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut agak tinggi, kayu kurang stabil
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I
Pengeringan Pengeringan alami lambat Sifat mekanis -
2 mm
104 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil baik.
Catatan - Kayu sukar dikerjakan karena berat jenisnya tinggi, namun hasilnya secara umum baik.
Pustaka 42, 53, 105, 149, 151, 177, 188, 247, 260, 267, 280, 335
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 105
51. Dryobalanops aromatica Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ava Nama botani Dracontomelon mangiferum Blume Nama lokal Kasai bukit (Sumatera Barat), ragu-
urau (Sulawesi), ki langir (Jawa Barat), kul (Maluku), sengkuan, singkuwang (Riau)
Nama lain Basuong, batuan, bau, burroa, chinyok, cinkuang, dahu, damoni, dao, dau, dau payo, dau uding, dorea, ehoi, habas, jaap, kaih, kaih laki, kamarag, kasai bukit, kasuang, kawilu, lakus, lamis, laup, laup mon, layo, lup, lupigi, makau, maliyan, New Guinea walnut, ngabauk, ngasobar, noyer de la Nouvelle-Guinee, onomba, pacific walnut, paldao, PNG walnut, papuanuss, payakoson, prachao, pracchao-har-pra-ong, rao, rau takau, sakuan, sengkowang, sengkuang, sekaung, serai, talansep, tawthitcha
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Myanmar, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Riau
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keabu-abuan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning kemerahan. Serat berpadu dan lurus Kandungan silika sedang
Sifat fisis Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
2 mm
106 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pegeringan buatan cepat untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm, dibutuhkan waktu kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan dengan tebal lebih dari 63 mm, waktu pengeringan diperkirakan sampai dengan 30 hari.
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 529 kg/cm2 (basah) ; 924 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 99.000 kg/cm2 (basah) ; 114.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, polishing, moulding, pengampelasan dan pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu mengandung silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
Pustaka 13, 42, 49, 62, 63, 67, 90, 91, 100, 105, 139, 177, 188, 191, 195, 229, 252, 257, 297
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 107
52. Dryobalanops aromatica Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kapur Nama botani Dryobalanops aromatica Gaertner f. Nama lokal Haburuan, kamper (Sumatera Utara),
kapur (Riau), baojan (Samarinda), wahai, salumpung, kunjung, kapur naga (Kalimantan)
Nama lain Anggi, baros champor wood, borneo champor wood, borneo kamferholz, borneo teak, camphrier de borneo, haburuan, haju hapur, hapur, Indonesian kapur, jahalan, kayu kapur, kamgerhout, kapor, kapur baros, kapur barus, kapur bukit, kapur peringgi, kapur ranggi, kapur singkal, keladan, mahoborn teak, malayan kapur, singkel kamferhout, Sumatraans kamferboom, telajin, tengmang
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Riau, Kalimantan
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,77 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
2 mm
108 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 761 kg/cm2 (basah) ; 1101kg/cm2 (kering) Kekerasan: 564 kg Keteguhan tekan maksimum: 484 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 114 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 158.000 kg/cm2 (basah) ; 184.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Getah yang keluar selama pengukusan menyebabkan plastisasi kurang sempurna, dan hasil pelengkungan kurang baik.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 19, 24, 61, 68, 77, 79, 80, 85, 101, 113, 122, 144, 148,
160, 164, 178, 188, 192, 195, 206, 208, 217, 228, 233, 283, 292, 299, 305, 316, 317, 321, 336, 342, 346
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 109
53. Dryobalanops lanceolata Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kapur Nama botani Dryobalanops lanceolata Burck. Nama lokal Baojan, wahai, salumpung, kunjung,
kapur naga (Kalimantan) Nama lain Borneo champor wood, keladan Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 10% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal mudah terserang Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T10-D4S (4/4) atau T8 – D3S (8/4) (USA)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 837 kg/cm2 (basah) ; 1197 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 546 kg Keteguhan tekan maksimum: 411 kg/cm2 (basah); 668 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 117 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 139.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
110 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 38, 79, 160, 177, 204, 211, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 111
54. Durio zibethinus Bombacaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Durian Nama botani Durio zibethinus Murray Nama lokal Durian Nama lain Apa-apa, bengang, punggai Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat rata, lurus dan berpadu Kandungan silika sedang
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu kurang stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang oleh organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 528 kg/cm2 (basah) ; 692 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 302 kg Keteguhan tekan maksimum: 269 kg/cm2 (basah) ; 358 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 74 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 106.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
112 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu mengandung silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
Pustaka 79, 101, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 113
55. Ehretia acuminata Boraginaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Arjun Nama botani Ehretia acuminata R. Br. Nama lokal Anakea, buang (Ende), pulsima
(NTT) Nama lain Australian silky ash, brown cedar,
bual, chillay, churnwood, kala-aja, kalthanu, koda, kurkuria, nalshuna, narra, pandayan, panden, punjlaurai, punna, punya, punyan, puran, shaursi, silky ash
Penyebaran di dunia
Australia, Bhutan, Myanmar, India, Indonesia, Jepang, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak
kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
114 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 72, 98, 99, 147, 149, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 115
56. Elaeocarpus floribundus Elaeocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Badar-phang Nama botani Elaeocarpus floribundus Bl. Nama lokal Deduk (Belitung), gamprit
(Pekalongan), enbuju (Ende), kelampak (Bangka), pesu (Bojonegoro), uba-uba merah (Kalimantan), rengkat (Bangka), tangku robine (Sulawesi), hahawuan (Pandeglang)
Nama lain Banghkri, belphoi, charphal, jalpai, koying, mai-mamon-pan, medang, ok-hi-siming-ti, ron, theng-koreng-arong, thitpwe
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
116 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 77, 100, 247, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 117
57. Endopsermum malaccense Euphorbiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Baru bukit Nama botani Endospermum malaccenseBenth. Nama lokal Mara bulan (Riau), kayu labu,
madang tapak kuda, kayu kundui (Sumatera Barat)
Nama lain Bebaru, bembulan,bukit, ekor belangkas, gubas, inchong perlis, kayu raja, kayu semut, mahang puteh, merabulan, medang kelabu, membulan, sendok, sendok-sendok, sesundo, terbulan
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Riau, Sumatera Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang oleh organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 144 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering)
2 mm
118 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, moulding, pengetaman sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 62, 63, 64, 68, 79, 100, 177, 188, 196, 206, 208, 236,
237, 252, 293, 299, 325, 344, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 119
58. Enterolobium cyclocarpum Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Guanacaste Nama botani Enterolobium cyclocarpum (Jacq.)
Griseb. Nama lokal Sengon buto (Jawa) Nama lain Acacia franc, algarrobo carretera,
algarrobo de orejas, anjera, arbol de las orejas, arbol de orejas, bois tanni, cabellos de venus, carita, carito, caro, caro hembra, carocaro, cascabel sonaja, central american walnut, conacaste, coratu, corotu, cuanacaztle, cuau-nacaztli, devils ear, earpod, genisero, genizero, guanacaste, guanacaste negro, harina, huanacaxtle, huinecaztle, jarina, jenezero, jenisero, juana costa mahogany, kelobra, mexican walnut, nacaxtle, nacazle, oreja, oreja de judio, orejas, orejero, oriera, parota, perota, piche, pichwood, south american walnut, tamboril, timbauba, timbo, timbo color, tubros
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Amerika latin, Amerika Tengah, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning cerah Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
2 mm
120 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 359 kg/cm2 (basah) ; 581 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 191 kg Keteguhan tekan maksimum: 261 kg/cm2 (basah) ; 384 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 64.000 kg/cm2 (basah) ; 86.000 kg/cm2 (kering)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet -
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 31, 33, 51, 56, 61, 76, 79, 81, 82, 110, 161, 184, 191,
195, 211, 252, 274, 275, 273, 309
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 121
59. Eucalyptus citriodora Myrtaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Lemon scented gum Nama botani Eucalyptus citriodora Hook. Nama lokal lemon Nama lain Eucalyptus, lemon eucalyptus,
lemon scented gum, spotted gum, spotted iron gum
Penyebaran di dunia
Australia, Fiji, India, Indonesia, Afrika Selatan
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning muda Serat bergelombang dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 907 kg/cm2 (basah) ; 1370 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 867 kg Keteguhan tekan maksimum: 464 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser 160 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 600 kg/cm2 (basah) ; 759 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 143.000 kg/cm2 (basah) ; 169.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
122 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 2, 7, 29, 33, 37, 44, 45, 116, 120, 159, 177, 252, 265,
293, 310
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 123
60. Eucalyptus deglupta Myrtaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Deglupta, leda Nama botani Eucalyptus deglupta Blume Nama lokal Gallang, tombu lilato, leda,
ledan, kojo, tampai, pasokan, galang, leda merah, leda putih, ongkolam (Sulawesi), ki poko (Jawa Barat), kayu petola (Maluku)
Nama lain Amamanit, aren, bagaras, bagras, banikag, didia, dinglas, galang, galong, kamarere, komo, koyo, kumo, magoyangit, merah, minanao gum, mindaho gum, mindanao gum, moluccas, ongkolan, tampai, tombulilato, tomela, tomelo
Penyebaran di dunia
Afrika, Amerika Tengah, Amerika Latin, Australia, Fiji, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka, Thailand
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Papua
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
2 mm
124 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, dibutuhkan 11 – 17 hari untuk mengeringkan papan dengan tebal kurang dari 32 mm, dan sekitar 31 – 51 hari untuk mengeringkan papan dengan tebal lebih dari 63 mm.
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 950kg/cm2 (kering) Kekerasan: 373 kg Keteguhan tekan maksimum: 363 kg/cm2 (basah) ; 548 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 104 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 489 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 104.000 kg/cm2 (basah) ; 122.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil buruk.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 6, 7, 8, 42, 47, 48, 49, 62, 63, 69, 79, 87, 91, 105,
118, 120, 150, 156, 158, 159, 177, 187, 188, 229, 242, 252, 263, 280, 281, 310, 312, 329, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 125
61. Eusideroxylon zwageri Lauraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Belian Nama botani Eusideroxylon zwageri Teijsm. &
Binnend. Nama lokal Belian kapur, ulin, kalang kayu
ayan, talion, ulian, telian, telian air, telian pipit (Kalimantan), bulian (Palembang), bulian regis, bulian rambai (Jambi)
Nama lain Abuin, balian, belian bulch, belian buloh, belian griting, belian kapur, belian tembaga, belian wi, bilian, bilan, bois de fer de borneo, borneo eisenholz, borneo ironwood, borneo’s ijzerhout, borneo-jarntra, borneosch ijerhout, caju baelian, ijzerhout, im muk, kajo taha, kayu besi, ku an tin, lampahung, legno ferro del Borneo, melangganai, onglen, palembangs ijzerhout, palo de hierro de Borneo, sakian, tadien, tambulian, tanudlen, tebelian, telian, terbelian, tulian ulin, yam muk
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Jambi, Palembang
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,99 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
2 mm
126 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keawetan
Kayu awet, tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I
Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, papan dengan tebal kurang dari 32 mm, dapat dikeringkan dalam waktu kurang dari 10 hari, sedangkan papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm, dapat dikeringkan dalam waktu kurang dari 30 hari. Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T2-C2 (4/4), T2-C1 (8/4) (USA), B (Inggris), 2 (Perancis).
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 1440 kg/cm2 (basah) ; 1911 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1365 kg Keteguhan tekan maksimum: 742 kg/cm2 (basah) ; 928 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 202 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 178.000 kg/cm2 (basah) ; 197.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan, pengukiran, perekatan, moulding sukar dengan hasil buruk
Catatan - Perekatan sukar, karena adanya sel minyak di permukaan kayu. Untuk perekatan optimal permukaan kayu harus rata dan kering
Pustaka 64, 68, 79, 176, 177, 187, 188, 190, 205, 227, 229, 252, 280, 283, 294, 299, 336, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 127
62. Excoecaria agallocha Euphorbiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Milky mangrove Nama botani Excoecaria agallochaL. Nama lokal Lomuluto (Manado), kokobatuta
(Sulawesi), baiwi, kamjatbuli, maga puta, maga futa, makanga futa, mamatia (Maluku), menengan (Bali), buta-buta (Kalimantan Barat)
Nama lain Alu, ausus, ayas, bat, bat ‘nigak’ iy, bebuta, buta-buta, chilla, eas, gangwa, garu, geon, geor, geria, geva, gewa, hara, hasi, las, kayaw, kayu, komatti, losus, ousus, pardise wood, phungali, sasi, surund, tala kiriya, tayaw, the eye blinding plant, thilla, tilai, uguru, yekin
Penyebaran di dunia
Australia, Brunei, Myanmar, China, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Srilangka, Filipina, Pakistan, Jepang
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Maluku, Bali, Kalimantan Barat
Kegunaan Mebel/perabot, mebel kuno
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat pucat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna sama. Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 327 kg/cm2 (basah) ; 697 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 322 kg Keteguhan tekan maksimum: 182 kg/cm2 (basah) ; 311 kg/cm2 (kering)
2 mm
128 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan geser: 78 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 223 kg/cm2 (basah) ; 320 kg/cm2
Kekakuan: 56.000 kg/cm2 (basah) ; 76.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, moulding dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 65, 101, 105, 149, 252, 260, 335, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 129
63. Fagraea fragrans Potaliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Anan Nama botani Fagraea fragrans Roxb. Nama lokal Tamasu (Kalimantan Barat),
tembesu (Palembang, Jawa Barat), kulahi (Sulawesi), tembesu tualang, tembesu rawang (Lampung)
Nama lain Burman yellowheart, dolo, dulo, kankrao, lemesu, meriang, perepat hutan, reriang, sysulin, tatrau, tembesu paja, tembesu rawang, tembesu renah, tembusu, tembusu luar, tembusu padang, temesu, trai, uling, urung
Penyebaran di dunia
Brunei, Myanmar, Kamboja, Fiji, Indonesia, Malaysia, Filipina, Srilangka, Thailand, Vietnam
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan Barat, Palembang, Jawa Barat, Sulawesi, Lampung
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal yang berwarna sama. Serat lurus, bercorak, berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 954 kg/cm2 (basah) ; 1473 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 851 kg
2 mm
130 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 211 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 3, 64, 68, 70, 79, 100, 161, 177, 188, 206, 208, 252,
260, 280, 294, 297, 325, 336, 344
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 131
64. Ganua motleyana Sapotaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Arupa Nama botani Ganua motleyanaPierre. Nama lokal Katiau, katijau (Kalimantan),
Bengku (Riau) Nama lain Balam, balem, bangku, baringin,
bengku, gata-gata, getah merah, getah perca, gofiri, hangkang, jengkot, kawang, ketiau, kibangkong, kisawo, kuma, kume, maneo keaaf, mayang, mergetahan, nantu, nato, njatuh, nyato, nyatoh, nyatoh ketiau, nyatu, padang, punti, sau payo, semaram, siki, sodu-sodu, soko, suntai, tanjungan, tofiri
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Riau
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna merah muda kecoklatan, dipisahkan secara jelas dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, untuk papan dengan tebal kurang dari 32 mm diperlukan waktu kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan dengan ketebalan diatas 63 mm, diperlukan waktu pengeringan kurang dari 30 hari.
Sifat mekanis -
2 mm
132 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 100, 228, 237, 252, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 133
65. Gordonia papuana Theaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Gordonia Nama botani Gordonia papuana Kobuski Nama lokal Adikelp, kerkebo (Flores), reik
(Biak) Nama lain Mail Penyebaran di dunia
Indonesia, PNG, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Papua
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna merah muda. Kayu bercorak Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubalnya mudah diserang Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
134 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Hasil polishing buruk.
Catatan - Untuk meningkatkan hasil polis, permukaan kayu perlu diampelas berulang kali untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Pustaka 105, 188, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 135
66. Gluta renghas Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Rengas Nama botani Gluta renghas L. Nama lokal Pui-pui, anga (Sulawesi), rengas
suloh, rengas burung (Sumatera, Kalimantan), rengas tembaga (Jawa)
Nama lain Black varnish tree, borneo rosewood, gluta, lingas, rak, straights mahogany, thayet-thitsi, thitsi
Penyebaran di dunia
Indonesia, India, Myanmar, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat lurus dan bergelombang Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,74 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut tinggi, kayu tidak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 702 kg/cm2 (basah) ; 902 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 183 kg/cm2 (basah) ; 577 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 131.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
136 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Hasil polishing sedang.
Catatan - Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
Pustaka 79, 101, 177, 187, 214, 217, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 137
67. Gmelina moluccana Verbenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang New Guinea white beech Nama botani Gmelina moluccana (Blume) Backer
ex K. Heyne Nama lokal Melina, tuhu, kayu piti, tur tuhu
(Maluku), ankieu, anjus (Manokwari), titis (NTT)
Nama lain White beech Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Myanmar, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Manokwari, NTT
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan samar-samar dibedakan dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 434 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 217 kg/cm2 (basah) ; 399 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 103 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
138 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding, pengetaman dan pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Dapat digunakan untuk menggantikan kayu White beech dari Australia
Pustaka 47, 105, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 139
68. Gonystylus bancanus Thymeleaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ramin Nama botani Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz Nama lokal Pulai miang, pulei mijang, matakeli
(Sumatera Utara), lapis kulit, garu buaja, balung kulit (Riau), seriangun, mahabai binjak, lemias, jungkung adung, medang keran, medang keram (Kalimantan Barat), merang (Kalimantan Tengah), aha (Maluku), ramin (Pontianak)
Nama lain Ahmin, asana, badiako, busilak, claro, gaharu, gaharu buaya, garu buaja, gerima, gisok-babae, gisok puti, lanutan bagio, lapis kulit, mala-apdo, malagopinai, malanangka, manggasinoro, medang keladi, medang ramuan, melawis, menamang, merang, nangkaon, panaguraring, pandit, panggatutup, pinang baek, pulai miang, ramin melawis, ramin telur, salasa-ai, sepetis
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Pontianak
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning keabu-abuan tidak dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal. Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
2 mm
140 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan alami agak cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA) dan C (Inggris) dan 3 (Perancis). Waktu pengeringan dalam dapur pengering kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm, dan waktu pengeringan sampai dengan 30 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm.
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 717 kg/cm2 (basah) ; 1251 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 419 kg/cm2 (basah) ; 675 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 104 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 333 kg/cm2 (basah) ; 519 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 119.000 kg/cm2 (basah) ; 145.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 16, 19, 29, 38, 61, 64, 68, 79, 87, 101, 113, 122, 138,
160 ,176,177, 204, 205, 206, 208, 228, 237,252, 254, 276, 279, 280, 295, 299, 302, 310, 344
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 141
69. Gonystylus forbesii Thymeleaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ramin Nama botani Gonystylus forbesii Gilg. Nama lokal Merang, bakubal, dedarah putih,
sekaja, bermiang (Kalimantan), durin utan (Bangka), pucat tutup, sibutok bulug, sa lio bulug (Sumatera Barat)
Nama lain Melawis Penyebaran di dunia
Australia, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Bangka, Sumatera Barat, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning keabu-abuan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA) dan C (Inggris).
2 mm
142 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 682 kg/cm2 (basah) ; 1196 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 577 kg Keteguhan tekan maksimum: 387 kg/cm2 (basah) ; 659 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 101.000 kg/cm2 (basah) ; 144.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengampelasan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan, pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu memiliki persentase jaringan abormal (kayu reaksi) tinggi, menyebabkan serat terangkat dan berbulu. Kadang dijumpai kayu reaksi memanjang berbentuk alur, sehingga kualitas pengerjaan rendah.
Pustaka 79, 101, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 143
70. Grevillea robusta Proteaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Silky oak Nama botani Grevillea robusta A.Cunn.ex R.Br. Nama lokal Salamander (Jawa Barat) Nama lain Australian silky oak, carvalino
sedoso, east african silky oak, gravilea, grevilea, helecho, kawilia, lacewood, pino rojo, roble de pelota, roble de seda, roble redoso, solk oak grevilea, southern silky oak, tuggan-tuggan
Penyebaran di dunia
Australia, Afrika Selatan, USA
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, bentuk lengkung, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna merah kecoklatan jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Kayu bercorak Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 442 kg/cm2 (basah) ; 738 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 420 kg
2 mm
144 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan tekan maksimum: 205 kg/cm2 (basah) ; 357 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 89 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 83.000 kg/cm2 (kering)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm membutuhkan waktu 11 – 17 hari, sedangkan papan dengan tebal lebih dari 63 mm memerlukan waktu 31 – 51 hari. Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal T3C2 (4/4); T3C1 (8/4) (USA), C (Inggris), 3 (Perancis).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 21, 27, 28 , 29, 33, 41, 45, 46, 62, 65, 79, 113, 150,
160, 161, 177, 187, 241, 252, 259, 264, 309, 310, 352
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 145
71. Guazuma ulmifolia Sterculiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang
Ajya
Nama botani Guazuma ulmifolia Lamk. Nama lokal Jati blanda (Ngawi, Jawa Barat) Nama lain Anhuiba, aquich, aquiche, aquicho,
bastard cedar, bay-cedar, bois d’orme, bois puant, bois zombre, bolaina, boss d’orme, bulines, cabal-pixoy, cablote, caca de mico, camba-aca, cambeza de negro, caulote, cedre, cedre jaune, chicarion, chicharron, coco, contamal, cuahulote, cuaulote, dinakra, gua-azuma, granadilo, guacima, guacima boba, guacima cimarrona, guacima de caballo, guacimillo, guacimo, guacimo baba, guacima blanco, guacima colarado, guacima colorado, guacima de ternero, guacima dulce, guacima macho, guazuma, guazuma plum, hetre gris, hetre vert, ibixuma, inga negro, inga-hu, lumanasi, jacocalalu, kudzir, Luicho-vainilla, mahot baba, mahot-vert, majagua de toro, marmelero, motamba, mutumba, orme d’amerique, orme des antillles, palote negor, papayillo, pigeon-wood, pixoi, seruru, shumgin, sungi, sungin, tablote, tapaculo, tzuni, tzuyui, udzir, uiguie, vacima, west Indian elm, wonan, ya-ana, yaco de venado, yaco granadillo, zam-mi
Penyebaran di dunia
Amerika Tengah, Amerika Latin, Indonesia, Malaysia
146 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Jawa Tengah, Jawa Barat
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 933 kg/cm2 (basah) ; 1394 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering)
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik. Perekatan sedang dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 110, 154, 218, 220, 243, 252, 273, 274, 275, 310
2 mm
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 147
72. Heritiera littoralis Sterculiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Barit Nama botani Heritiera littoralisAiton Nama lokal Lungulo (Manado), talungang,
peropa kaputi, longon, dungu, rumu (Sulawesi), dungun (Kalimantan), rumah tioi, rumbai, bib safat, kab magos, weketare, rurum (Maluku).
Nama lain Baut, bayagkabayo, bayor laut, bayui, chandmara, chomuntiri, choo muntri, cui, dongon, dumon, dungon de mangle, dungon-dagat, dungon-lalau, dungon-lante, dungon-lata, dungon-late, dungon-latian, dungon-pakat, dungon-pakatan, dungun, dunnia, etuna, heritiera, kanazo, kannady ilai, kolland, looking-glasstree, magayao, malarungon, mawtda, new guinea heritiera, ngawan kai, palogapig, palugapig, palungapoi, panurapin, paronafin, pelir kambing, pinlekanazo, red mangrove, sunder, sundri, sundrichand, tulip mangrove
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Australia, Brunei, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Kepulauan Solomon, Srilangka, Vanuatu
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Kalimantan, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Kandungan silika sedang
Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif
2 mm
148 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
stabil
Penampang radial (r)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 789 kg/cm2 (basah) ; 1223 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 415 kg/cm2 (basah) ; 616 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 148.000 kg/cm2 (basah) ; 171.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kandungan silika sedang, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul dan menurunkan kualitas hasil pengerjaan dengan mesin
Pustaka 49, 53, 64, 68, 72, 77, 78, 79, 100, 105, 144, 146, 161, 177, 188, 241, 252, 256, 260, 280, 294, 295, 314, 335, 341, 344, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 149
73. Hernandia ovigera Hernandiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Banago Nama botani Hernandia ovigera L. Nama lokal Hapo-hapo delok (Sumatera Barat),
kalimbouwan, benoa (Manado), morobiu-morobiu (Sulawesi), kayu kundur, eposi (Bengkulu), ikan mata kusel, kena hamma, pofirie, papiri (Maluku), krimar, kremar, sogotaub (Manokwari)
Nama lain Hemandia, indang, kementing laut, kolon-kogon, kolong-kolong, koron-koron, kung-kung, malatangan-tangan, malatapai, pantog-lobo, taba-taba
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi, Maluku, Manokwari
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keunguan jelas dipisahkan dari bagian gubal yang berwarna lebih muda Kayu bercorak Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 7%
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis - 2 mm
150 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 di bawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 64, 105, 188, 252, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 151
74. Hevea brasiliensis Euphorbiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Rubberwood Nama botani Hevea brasiliensis (Willd. ex
A.L.Juss) Muell. Arg. Nama lokal Kayu Karet (Jawa) Nama lain Arbol de caucho, caoutchonc
tree, capi, conori, hatti, hevea, jacia, jeve, jeve debil fino, jeve debil muerto, jeve fino, mapalapa, messigne, para rubber, para rubber tree, rapparapa, seringa, seringa mapa, seringa mashan, seringa rana, seringuera, seringuera (s) amarella, s. barriguda, s. branca, s. chicote, s. da catinga, s. terra firme, s. folha de maniva, s. itauba, s. itaubarana, s. legitima, s. pescoco de veado, s. preta, s. roxa, s. tambaqui, s. torraba, s. vermelha, seve juballi, shinga del cerro, shiringa amarilla, shringa, sibi-sibi, urco seringa
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Afrika, Amerika Tengah, Amerika Latin, India, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Jawa
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Ciri umum Kayu teras berwarna putih kekuningan tidak dipisahkan secara nyata dengan bagian gubal yang berwarna sama. Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
2 mm
152 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 259 kg/cm2 (basah) ; 429 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 87 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 72.000 kg/cm2 (basah) ; 85.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 33, 62, 63, 79, 208, 227, 252, 268, 292, 324, 342,
345
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 153
75. Hibiscus tiliaceus Malvaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Blue mahoe Nama botani Hibiscus tiliaceusL. Nama lokal Baru (Sumatera Selatan), wasso
(NTT), waru, waru lengis, tengio (Jawa)
Nama lain Bago, balibago, bauan, bitnong, bolibago, danglin, banglog, emajagua, jablot, lambago, laoga, mahu, majagua, majagua azul, malabago, malibago, malubago, marakapas, mayambago, mountain mahu, ragindi, seaside mahu
Penyebaran di dunia
Amerika tengah, Amerika latin, Indonesia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Jawa, NTT
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua agak kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
154 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 252, 273, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 155
76. Homalium foetidum Flacourtiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Malas Nama botani Homalium foetidum (Roxb.)
Benth. Nama lokal Momala, kayu watu
(Manado), matandauw (Kalimantan), hija, heja, karondang rante (Sulawesi), ropil, hoti besi putih, hati besi merah, suli, ngersauw, merkai, samol, ropir (Maluku)
Nama lain Aranga, bansisian, batu bagelang, gia, hate besi, hate fina, hia, led, kalat-kalat, keruing rengkas, kolaka, melmas, merhai, molaba, momala, mustigawe, ngersaum, padang, petaling, petaling padang, puyut, samar, sclimbar, selimbar, takaliu
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel/perabot, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak jelas batasnya dengan kayu gubal yang memiliki warna sama Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,82 ; Kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
156 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, kayu dengan tebal kurang dari 32 mm perlu waktu kurang dari 10 hari untuk mengering, sedangkan papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm perlu waktu kurang dari 30 hari. Pengeringan dengan dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3D2/T3C1 (USA) atau D (Inggris)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Pustaka 49, 62, 63, 79, 91, 105, 154, 177, 229, 252,
257, 329, 334, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 157
77. Homalium tomentosum Flacourtiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Burma lancewood Nama botani Homalium tomentosum (Vent.) Benth. Nama lokal Delingsem (Jawa) Nama lain Khanang, mai-kan-ang, moulmein
lancewood, myaukchaw, myaukngo, myaukrigo, ob, thewalaw
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Kegunaan Mebel/perabot, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kemerahan tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang memiliki warna sama. Serat lurus, bergelombang.
Sifat fisis Berat jenis 0,91 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 894 kg/cm2 (basah) ; 1383 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 181 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 124.000 kg/cm2 (basah) ; 143.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
158 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 68, 77, 79, 81, 100, 149, 161, 212, 252, 260, 297, 326
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 159
78. Hopea beccariana Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amang jankar Nama botani Hopea beccariana Burck Nama lokal Merawan, merawan batu,
merawan daun lebar (Riau) Nama lain Amang terubuk, banjutan
jangkang, chengai pasir, chengal, gagil, garang buaya daun kecil, jangkang, lempong mit, mahan besi, mangarawan, mangerawan, manirawan, mengarawan, merawan jangkang, merawan kunyit, merawan penak, nuas nyerakat hitam, nyerakat hitam, selangan, selangan hijau, selangan penak, tenggerawan
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran, mebel untuk di luar ruangan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis - 2 mm
160 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
Pustaka 24, 62, 63, 64, 79, 233, 237, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 161
79. Horsfieldia irya Myristicaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Horsfieldia Nama botani Horsfieldia irya (Gaertn.) Warb Nama lokal Piangu, lapak, marahan
(Kalimantan), metangoh (Palembang), pianggu, dareh-dareh (Sumatera Utara), jelutu (Bangka)
Nama lain - Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kuno, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat lurus, bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 351 kg/cm2 (basah) ; 566 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 184 kg Keteguhan tekan maksimum: 174 kg/cm2 (basah) ; 345 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 51 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 244 kg/cm2 (basah) ; 376 kg/cm2 Kekakuan 87.000 kg/cm2 (basah) ; 102.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
162 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman, pengampelasan dan pembubutan sedang dengan hasil agak baik. Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 46, 105, 177, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 163
80. Hymenaea courbaril Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Coubaril Nama botani Hymenaea courbaril A.Cunn. Nama lokal Locus (Kediri) Nama lain Ear-pod wattle, Papuan wattle Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna coklat pucat Kayu bercorak garis-garis gelap Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
164 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan mudah, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 5, 33, 34, 38, 51, 56, 61, 62, 63, 64, 79, 80, 82, 101,
102, 107, 110, 112, 157, 161, 186, 187, 195, 208, 211, 220, 222, 223, 252, 259, 263, 273, 274, 275, 304, 326, 327, 331, 339, 340, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 165
81. Hymenodictyon excelsum Rubiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Aligango Nama botani Hymenodictyon excelsum (Roxb.) Wallich
ex. Roxb. Nama lokal Tur, tuhubula, jubar, sanga pat
(Maluku), jabon (Jawa Timur), hafe (Kupang)
Nama lain Bandara, barthoa, bartu, bauranga, bhamina, bhaulan, bhawarmal, bhawasar, bhohar, bhorkond, bhorkoru, bhrosal, bhurkul, biharuk, blalena, bodoka, burja, burker, burkunda, chetippa, dadhippa, dhauli, doncelo, dondru, dudi-yetta, dumsa-gyaw, itthilei, kakurkat, karar, kedah, khusan, khutan, konsa, kukurkat, kuthan, lamkana, lunia, mahuwa, mai-sonpu, malam kall, medang keladi, monnabillu, nichan kadambu, peran tholi, peranjloi, peruntholi, phaldu, potur, purgur, sagapur, sali, u-lok, vella-kadambu, yetta
Penyebaran di dunia
Bangladesh, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Kupang, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III Pengeringan Pengeringan alami agak cepat, dalam
dapur pengering sedang, yaitu 11 – 17 hari untuk ketebalan papan kurang dari 32 mm, sedangkan untuk papan lebih tebal dari 63 mm, pengeringan memerlukan waktu 31 – 51 hari.
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
2 mm
166 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan tekan maksimum: 100 kg/cm2 (basah) ; 188 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Pembubutan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 101, 149, 244, 247, 252, 260, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 167
82. Intsia bijuga Caesalpiniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Merbau, kwila Nama botani Intsia bijuga (Colebr.) O Kuntze Nama lokal Kayu besih merah, kayu besi,
kayu tea, ro, duwara (Maluku), merbauw (Sumatera Utara), ipi, kintom (Manado), ekithe (Bengkulu), ibla (Sumba)
Nama lain Ai fra mas, aizella, bafn ooi, bendora, borneo teak, choyo, dedira, dort, dowora, eh, finuki-ukaba, ghughole, go nvoe, go nuoe, gox nuwowse, hintzy, ifet, ifil, ihili, ipil, isere, ivili, kaboing, kayu besi, kebuk, kelo, kivili, krakas prek, kubok, kubuk, kuren, kwila, lehase, lumpha, lumpho-thale, makhamong, makhar, maruasi, melila, mer, merbanu changkat, merbaue, mirabow, mollucan ijzerhout, mollucan ironwood, nityanmis, ombong, pas, pradu-thale, sabol, sekka, show, sira, tariti, tashiro-mame, tat-talun, telat, thort, tos, tuamis, u’ula,vesi, vuvuta, wantal, waruasi, wesele, zolt, zort
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Australia, Fiji, India, Indonesia, PNG, Filipina, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, NTB, Sulawesi, Maluku
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, mebel kantor, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Terdapat variasi warna tinggi dalam satu papan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi
2 mm
168 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat fisis
Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 1004 kg/cm2 (basah) ; 1403 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 512 kg/cm2 (basah) ; 707 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 188 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 571 kg/cm2 (basah) ; 707 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 145.000 kg/cm2 (basah) ; 168.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan, baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil buruk. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pengukusan, karena adanya getah yang keluar selama pengukusan
Catatan - Pengampelasan dan perekatan sukar pada permukaan kayu berminyak
- Pembubutan buruk pada kayu yang mempunyai serat berpadu dan/atau bergelombang
- Polishing buruk karena adanya getah di permukaan kayu.
- Dalam penggunaannya dengan besi, mudah berkarat.
Pustaka 6,7,8, 45, 46, 47, 48, 51, 62, 63, 67, 79, 88, 91, 100, 105, 117, 120, 134, 160, 161, 177, 183, 187, 188, 191, 195, 211, 228, 250, 252, 257, 262, 271, 279, 280, 295, 296, 309, 335, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 169
83. Intsia palembanica Caesalpiniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Merbau Nama botani Intsia bijuga (Colebr.) O Kuntze Nama lokal Anglai (Kalimantan Selatan),
ipil (Kalimantan Timur), alai (Kalimantan Barat), mesbo, merbah (Aceh), merbou, merbaw, marbau (Sumatera Utara), mebau (Palembang), Tuho (Nias)
Nama lain Aizella, borneo teak, go nuoe, hintsy, ipil, kwila, lum-pho, lumpha, lumpho, makhamong, marbau, miraboo, miraboo laut, mirabow, tat talun, vula, vesi
Penyebaran di dunia
Australia, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sumatera
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, ruang makan, mebel kantor, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi.
Sifat fisis
Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
170 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 774 kg/cm2 (basah) ; 1093 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 750 kg Keteguhan tekan maksimum: 435 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 126 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 412 kg/cm2 (basah) ; 604 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 137.000 kg/cm2 (basah) ; 154.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar, dengan hasil kurang baik. Pengampelasan mudah dengan hasil baik kecuali pada kayu bergetah Pembubutan mudah dengan hasil baik, kecuali pada kayu yang mempunyai serat berpadu dan/atau bergelombang Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pengukusan, karena getah keluar selama pengukusan Polishing buruk.
Catatan - Permukaan kayu yang mengeluarkan getah menyebabkan sukar diampelas, direkatkan dan dipolis. Perekatan dianjurkan dengan perekat kasein.
- Dalam penggunaannya dengan bahan besi mudah berkarat.
Pustaka 42, 43, 51, 62, 63, 64, 68, 79, 81, 88, 100, 101, 105, 113, 149, 160, 161, 177, 187, 206, 208, 207, 211, 228, 250, 252, 257, 279, 294, 295, 297, 299, 305, 315, 316, 342, 343, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 171
84. Khaya anthoteca Meliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang African mahogany Nama botani Khaya anthoteca (Welw.) C.DC. Nama lokal Mahuni uganda, kaya (Jawa
Barat) Nama lain Acajou blanc, acajou d’afrique,
acajou krala, acajou mangora, ahafo timber, akwantannuro, anthotheca, arwabotioro, benin mahogany, benin wood, bie-eh-nasa, diala, dubini, dukuma fufu, funfun, ghana mahogany, grand bassam mahogany, heavy african mahogany, ivory coast mahogany, khaya, khaya mahogany, kirumbo, krala, kruba, krumben, kwabaho, kwabohori, kwabohoro, kwantannuro, lagos wood, lpaki, lra, mangona, mpohe, munyama, ngollon, nigerian mahogany, odupon, ogigedu, ogwango, ogwango nofuwa, red mahogany, smooth barked african mahogany, uganda mahogany, white mahogany
Penyebaran di dunia
Afrika, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
2 mm
172 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, 11 – 17 hari untuk mengeringkan papan setebal kurang dari 32 mm, dan 31 – 51 hari untuk papan setebal lebih dari 63 mm.
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 570 kg/cm2 (basah) ; 862 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 416 kg Keteguhan tekan maksimum: 260 kg/cm2 (basah) ; 434 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 119 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2 (basah) ; 96.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, perekatan, pengetaman, pengampelasan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran, moulding, pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 27, 29, 34, 40, 43, 45, 51, 61, 62, 63, 79, 85, 108,
110, 113, 126, 130, 152, 160, 161, 162, 182, 193, 197, 204, 205, 211, 252, 259, 303, 326, 332, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 173
85. Koompassia excelsa Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Tualang Nama botani Koompassia excelsa (Becc.) Taubert Nama lokal Ketapang, wehis, dohe, tapang,
benggeris, benggeris putih (Kalimantan)
Nama lain Ginoo, kayu raja, kayu rajah, mangaris, manggis, menggaris, menggeris, raja kayu, tapang, yuan
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Kayu bercorak Serat berpadu Kandungan silika tinggi
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4,5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 860 kg/cm2 (basah) ; 1145 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 506 kg/cm2 (basah) ; 657 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 164 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 619 kg/cm2 (basah) ; 714 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 154.000 kg/cm2 (basah) ; 171.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
174 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran sukar dengan hasil kurang baik Perekatan sukar, terutama dengan perekat Urea Formaldehida
Catatan - Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Permukaan kayu harus rata dan kering untuk mendapatkan hasil perekatan optimal.
Pustaka 1, 51, 64, 68, 79, 86, 100, 101, 164, 177, 188, 192, 206, 207, 208, 225, 227, 228, 234, 238, 252, 259, 280, 295, 329, 342, 343, 348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 175
86. Koompassia malaccensis Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Thongbueng Nama botani Koompassia malaccensis Maingay
ex Benth. Nama lokal Menggeris (Lampung),
berniung, pah, hampas, pak, anpas (Kalimantan), kumpas, kempas (Sumatera)
Nama lain Ampas, bengaris, berniung, empas, enggaris, enggeris, garis, gemaris, gembris, gemeris, goraci, hampas, impas, inggeris, kampas, kayu batu, kempas angin, kempas rawang, kompas, kumpas, madang koran, mengerih, mengeris, menggaris, menggeris, menggeris rawang, menggeris talang, menggris, mengris, ngeris, ngeris abang, njari, nyari, umpas, pa, pah, paniasi, sabanting, tanggaris, thongbeng, thongbueng, tualang ayam, tumaling, turturan batu, umpas
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning keputihan Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
2 mm
176 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan buatan termasuk lambat dengan perkiraan waktu pengeringan 18 – 28 hari untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm dan 52 – 84 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm.
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 868 kg/cm2 (basah) ; 1179 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 526 kg/cm2 (basah) ; 691 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 112 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 584 kg/cm2 (basah) ; 687 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 164.000 kg/cm2 (basah) ; 186.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 38, 41, 51, 61, 64, 78, 79, 100, 101, 113, 122, 160,
164, 177, 187, 188, 195, 207, 208, 211, 228, 229, 238, 252, 279, 295, 299, 316, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 177
87. Leucaena glauca Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Acacia Nama botani Leucaena glauca (Wild.) Benth. Nama lokal Kemlandingan (Jawa) Nama lain Acacia pallida, acle, amon, aroma
blanca, aroma boba, aroma mansa, barba de leon, bois bourro, bois lollo, bolillo, campeche, canafistula dimonte, cascahuite, chajal, chajlib, chamba, chashi, durote, gaucamayo de montana, giant ipil-ipil, grains de linpays, granadillo bobo, granadino, granalino, guaje, guajillo, guaxi, guje de castilla, heoindilla, hoatzin, huashi, huatsin, ipil-ipil, jimbay, jocor, jumby bean, kiulilac, koa haole, lamtora, leadtree, leleques, leucaena, lino, lino criollo, macata blanc, monval, pacapaca, panelo, pete, santa helena, shack-shack, tamarindillo, tantan, tumbarabu, uaxi, uaxin, vahi blanco, veranero, west indies mimoja, wild taman, wild tamarind, xaxim, yaje, zarcilla, zarza blanca
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Afrika, Amerika (Utara, Tengah dan Latin), Indonesia, PNG
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,82 ; kelas kuat II
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan dan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis -
2 mm
178 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik. Polishing baik.
Catatan - Pustaka 111, 220, 251, 252, 274, 330, 335
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 179
88. Litsea ferruginea Lauraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Medang Nama botani Litsea ferruginea Nama lokal Umawak merah (Aceh), medang
kulit manis, medang tareling, medang etem, lebau pajo etem (Sumatera Barat), medang, pahawak, pahawas, kusuk muntui (Kalimantan), medang ekor anjing (Palembang)
Nama lain Batikuling, boi loi, bolly gum, bollywood, brown beach, medang, medang padang, ondon
Penyebaran di dunia
Australia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Aceh, Sumatera Barat, Palembang, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal Serat berpadu, bergelombang dan saling bersilangan
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7%
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 647 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 402 kg/cm2 (kering)
2 mm
180 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 46, 51, 79, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 181
89. Litsea sebifera Lauraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bombi Nama botani Litsea sebifera Blume Nama lokal Kalangkala, kalangkala, karang
bala (Kalimantan) Nama lain Bomi, chandria, chiur, churo,
elumpurukki, gar bijaur, garoli, gwa, kalla-karuna, katakamma, kathula, katmara, kukw chita, lenja, lenjo, mai-dasak, mai-mi-myen, mai-ong-tong, maida-lakadi, maida-lakri, maidalakri, meda lakri, medh, menda, narra-alagi, ondon, rahan, rian, shingran, singrauf, suppatnyok, tagu-shaw
Penyebaran di dunia
Myanmar, China, India, Indonesia, Malaysia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,7 ; kelas kuat II Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis -
2 mm
182 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 244, 252, 260
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 183
90. Lophopetalum javanicum Celastraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Perupuk Nama botani Lophopetalum javanicum (Zoll.) Turcz. Nama lokal Medang (Jambi), perupuk, kerupuk
(Riau), molomagan, bangkorio (Sulawesi), perupuk talang (Bengkulu), galagak, parupuk (Kalimantan)
Nama lain Adau, balpale, banate, dual, mata ulat, perupok, sang trang, seng sa, song sa, taung-yemare
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jambi, Riau, Bengkulu, Sulawesi Utara, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,54 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6%
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan tekan maksimum: 199 kg/cm2 (basah) ; 372 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 96 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 73.000 kg/cm2 (basah) ; 80.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
184 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pengerjaan dengan mesin memerlukan keahlian khusus untuk menghindari pecah retak.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 177, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 185
91. Madhuca malaccensis Sapotaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Basong Nama botani Madhuca malaccensis (C.B. Clarke)
H.J. Lam Nama lokal Wala (NTT) Nama lain Kamayan, nato, nyatoh, rian,
sundek Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Thailand
Penyebaran di Indonesia
NTT
Kegunaan Mebel/perabot, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak
keunguan jelas dibedakan dari kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak, terutama bagian gubal diserang bubuk Kelas awet IV
Sifat mekanis -
2 mm
186 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 68, 100, 252, 295, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 187
92. Maesopsis eminii Rhamnaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Musizi Nama botani Maesopsis eminii Engl. Nama lokal Kayu Afrika (Jawa Barat) Nama lain Aweru, bo-ay-wreh, bu-ay-wreh,
dzotrubo, esenge, igilogbon, maesopsis, manasati, masiar, mbarika, muguruka, muhongera, muhumula, muhunya, musira, musizi, mutere, ndunga, nkangvele, nsira, omuhumula, omuside, onwa
Penyebaran di dunia
Afrika, Fiji, India, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
2 mm
188 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 459 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 290 kg Keteguhan tekan maksimum: 238 kg/cm2 (basah) ; 405 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 88 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 92.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik karena serat banyak terangkat. Pelengkungan sukar walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Pengukiran sebaiknya dilakukan dengan tenaga manusia agar serat terangkat dan pecah retak dapat dihindari.
- Sebagian besar hasil pengerjaan dan pemesinan menunjukkan hasil serat terangkat atau berbulu. Pisau kerja sebaiknya dalam keadaan tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 8, 10, 11, 41, 45, 51, 57, 62, 63, 66, 79, 108, 109, 110, 113, 120, 137, 140, 151, 160, 187, 204, 205, 208, 241, 252, 259, 264, 276, 292, 310, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 189
93. Mangifera altissima Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Mango Nama botani Mangifera altissima Blanco Nama lokal Gawil (Lombok), taeh (Sumatera
Barat) Nama lain Asam, machang, malapaho,
mangga, mango, membacang, pahutan, thayet, xoai
Penyebaran di dunia
Kamboja, China, Hawaii (US), India, Indonesia, Laos, malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Lombok, Sumatera Barat
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kuning kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 630 kg/cm2 (basah) ; 1058 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 465 kg Keteguhan tekan maksimum: 301 kg/cm2 (basah) ; 524 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 105 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 372 kg/cm2 (basah) ; 657 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 108.000 kg/cm2 (basah) ; 133.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
190 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan.
Catatan - Rendahnya kualitas pengerjaan karena kayu banyak mengandung kayu reaksi menyebabkan serat terangkat dan berbulu.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengerjaan pisau kerja sebaiknya tajam dan sudut potong kurang dari 20°.
Pustaka 79, 105, 177, 252, 285, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 191
94. Mangifera foetida Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang La-mut Nama botani Mangifera foetida Lour. Nama lokal Mawang (Kalimantan Barat), bonau,
ambajang rawang halus, ambacang (Sumatera Barat), bacang marosmargus (Sumatera Utara), ambacang utan (Aceh)
Nama lain Machang, mango, sepam, wangi Penyebaran di dunia
Myanmar, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, mebel untuk di luar ruangan, bentuk lengkung, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kehijauan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna sama Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis -
2 mm
192 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 68, 100, 208, 237, 247, 252, 300, 346
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 193
95. Mangifera indica Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Mango Nama botani Mangifera indica L. Nama lokal Pelem (Jawa), ampelan dotan, lukup
(Aceh), pelempoh, pleman (Jawa Timur), mangga hutan, taipa wana, polem (Jawa Barat), to karuku (Sulawesi), mangga utan, wasumar (Maluku)
Nama lain Asam, bobbie manja, edel, ledel, kajanna manja, kangit, kanit, kehngid, machang, malapaho, manga, mangga, manggaboom, manggo, membacang, pahutan, pahuten, thayet, xoai
Penyebaran di dunia
Bangladesh, Kamboja, China, Hawaii (USA), India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, bentuk lengkung, bubutan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat muda, Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 537 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 444 kg Keteguhan tekan maksimum: 258 kg/cm2 (basah) ; 474 kg/cm2(kering)
2 mm
194 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung statis: 182 kg/cm2 (basah) ; 238 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 80.000 kg/cm2 (basah) ; 120.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan pengampelasan mudah dengan hasil baik Moulding sukar dengan hasil kurang baik terutama pada kayu yang mempunyai serat bergelombang Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik, karena adanya serat berpadu atau bergelombang dan kayu reaksi Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik, terutama karena karena adanya serat berpadu atau bergelombang dan kayu reaksi yang menyebabkan serat terangkat dan berbulu
Catatan - Rendahnya kualitas pengerjaan karena seratnya berpadu dan bergelombanng serta banyaknya kayu reaksi menyebabkan serat terangkat dan berbulu.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengerjaan pisau kerja sebaiknya tajam dan sudut potong kurang dari 20°
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 79, 177, 214, 216, 268, 285, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 195
96. Melaleuca leucadendron Myrtaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Broad leaved tea-tree Nama botani Melaleuca leucadendron (L.) L. Nama lokal Gelam (Palembang, Asahan),
aisanamasa putih, ngelam, lilam, kayu putih (Maluku, Papua), ai ulun moros (NTT), galam (Kalimantan Tengah), kenom (Kupang), gelam tikus (Bangka)
Nama lain Aceite de cayeput, ai kelane, al-carabutan, atchoourgo, balsamo de cayeput, baru galang, bus, bottlebrush, cajeput, cajeput oil tree, cayeputi, irano, irano elan, iren, itaho, kaju gelang, kayaputi, kayu puteh, m’me, meu, milkwood, niaouli, paper bark, paperbark tree, putih, punk tree, sa-met, sakelan, smach, swamp tea tree, tea tree, waru gelang, white paper bark, white tea tree, yeon nadi
Penyebaran di dunia
Australia, Brunei, Myanmar, Kamboja, Hawaii (US), India, Indonesia, Malaysia, Kepulauan Kaledonia Baru, PNG, Kepulauan Solomon, USA
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan, NTT, Maluku, Papua
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan samar-samar dipisahkan terhadap kayu gubal yang berwarna kuning keputihan Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
2 mm
196 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringandalam dapur pengering cepat, untuk ketebalan papan dibawah 32 mm, dibutuhkan waktu kurang dari 10 hari, jika papan lebih tebal dari 63 mm, dibutuhkan waktu sampai 30 hari.
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 805 kg/cm2 (basah) ; 1217 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 443 kg/cm2 (basah) ; 672 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 149 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 122.000 kg/cm2 (basah) ; 140.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu mengandung silika, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Pengukiran sebaiknya dalam kondisi kering agar pahat/pisau/alat kerja tidak cepat tumpul.
- Pembubutan sebaiknya dilakukan dalam kondisi kering untuk menghindari perubahan bentuk dan retak angin.
Pustaka 12, 18, 42, 46, 62, 63, 64, 74, 79, 100, 105, 113, 114, 150, 161, 177, 187, 188, 240, 242, 246, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 197
97. Michelia champaca Magnoliaceae
Penampang tangensial (t)
Penampang melintang/transversal (x)
Nama dagang Chambaggam Nama botani Michelia champaca L. Nama lokal Medang cempaka (Palembang),
cempaka kuning (Bali, Lombok), cinkeh (Jawa Tengah)
Nama lain champ, champa, champak, champakamu, chempagam, chempaka merah, chyamka, kanchanamu, kola sampige, kud champa, laran, napu, oulia champ, saga, sagawa, sampenga, sampige, sanga, sapu, sonchampa, tita sopa
Penyebaran di dunia
Myanmar, China, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Palembang, Jawa Tengah, Bali, Lombok
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organsime perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 221 kg/cm2 (basah) ; 375 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
198 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil sedang. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan
Pustaka 53, 81, 100, 149, 230, 244, 252, 260, 314, 344
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 199
98. Michelia montana Magnoliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Camphaca Nama botani Michelia montana Blume Nama lokal Cempaka utan (Jawa Tengah),
manglid, manglid campaka (Jawa Barat), cepoko (Jawa Timur)
Nama lain champ, champaca, chempaka, hangilo, saga, sagawa, sandit, sanga
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,48 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap organsime perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 540 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 322 kg Keteguhan tekan maksimum: 270 kg/cm2 (basah) ; 426 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 90.000 kg/cm2 (basah) ; 104.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
200 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pustaka 79, 214, 216, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 201
99. Morus alba Moraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang White mulberry Nama botani Morus alba L. Nama lokal Murbei, bebesaran lampung
(Jawa), bebesaran (Jawa Barat) Nama lain chinni, chun, gelso bianco, labri,
mawon, murier blanc, ngap-set-ting, posa, shahtul, shatut, silworm mulberry, tooti, tul, tulklu, tunt, tuntri, tut, tutri
Penyebaran di dunia
Afghanistan, Myanmar, China, India, Indonesia, Iran, Jepang, Pakistan
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,69 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8%
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 546 kg/cm2 (basah) ; 888 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 824 kg Keteguhan tekan maksimum: 278 kg/cm2 (basah) ; 491 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 169 kg/cm2 (kering)
2 mm
202 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 107.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Pustaka 29, 73, 100, 149, 199, 213, 214, 215, 219, 226, 252,
260, 269, 287, 289, 328, 351
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 203
100. Myristica buchneriana Juglandaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Darah-darah Nama botani Myristica buchneriana Warb. Nama lokal Mendarahan, balam ijuk, tetapal
(Riau) Nama lain Duguan, kaudamu, kumpang,
mutwinda, nutmeg, penarahan, tambolau
Penyebaran di dunia
Fiji, Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Riau, Kalimantan Timur
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah keabu-abuan tidak dipisahkan secara jelas dari kayu gubal yang berwarna lebih muda. Serat lurus, bergelombang dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 491 kg/cm2 (basah) ; 716 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 236 kg/cm2 (basah) ; 436 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 342 kg/cm2 (basah) ; 496 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 98.000 kg/cm2 (basah) ; 112.000 kg/cm2 (kering)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T10-D4S (4/4) (USA).
2 mm
204 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 46, 79, 105, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 205
101. Neesia synandra Bombacaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Apa apa Nama botani Neesia synandra Mast. Nama lokal Bengang, si bengang (Sumatera), ki
bengang (Jawa Barat) Nama lain Durian Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua
kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,55 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis -
2 mm
206 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 68, 79, 252, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 207
102. Neonauclea calycina Rubiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Calamansanay Nama botani Neonauclea calycina (Bartl. ex DC.) Merr. Nama lokal Kolpok ketek (Jawa Timur),
cangcaratan (Jawa Tengah), anglih (Lampung), setewel batu, kemuting rimbo (Bengkulu), lengit (Sumatera Utara), jambu (Kalimantan)
Nama lain Katum kao, kepayang Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera Utara, Bengkulu, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
208 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 252, 285, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 209
103. Nothofagus dura Fagaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Coigue Nama botani Nothofagus dura Steen. Nama lokal Pudulan (Maluku) Nama lain Anis, coihue, coyan, hualo, lengue,
nire, rauli, roble, roble ruili, South American beech
Penyebaran di dunia
Argentina, Chili, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Maluku
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak awet, tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering agak cepat, dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T2-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA), B (Inggris)
Sifat mekanis Kekerasan: 439 kg Keteguhan tekan maksimum: 253 kg/cm2 (basah) ; 483 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 92.000 kg/cm2 (basah) ; 116.000 kg/cm2 (kering) 2 mm
210 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, penampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Pustaka 51, 79, 173, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 211
104. Ochanostachys amentacea Olacaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ampalang Nama botani Ochanostachys amentacea Mast. Nama lokal Tilokot, uba, ampilung
(Kalimantan), ketalen, ketalen kuning, ketalen putih (Sumatera Utara)
Nama lain Basung, empilung, gai, hampalung, ketikel, ketalen, ketokal, ketukal, lembasung, mancala, merantai, nahum, petaling, petatal, petikal, pilung, pirong, pitatar, tanggal
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua
kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna agak pucat Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak awet, tidak mudah terserang organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
212 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, penampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar direkatkan dengan hasil sedang.
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas perekatan, permukaan kayu harus kering dan rata.
Pustaka 64, 68, 100, 164, 208, 227, 228, 252, 321, 325, 344
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 213
105. Octomeles sumatrana Datiscaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Binuang Nama botani Octomeles sumatranaMiq. Nama lokal Kayu faara, palaka, binuang, kayu
taada Nama lain Afu, bada, banosan, banuang,
barauisan, barobalobo, barong, barosing, barousan, benuwang, benua, benua motutu, benuang, benuang bini, benumba, benuwang, bilua, biluan, bilus, binuang, binonang, binua, binuang, bunuang, bunuang bini, buwar, erima, faara, fadda, fote, ilimo, ipa, jare, kabal, para, rima, samak, sanai, senao, tina, usu, walada, wenuang, winuang
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna kekuningan tidak jelas dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet V
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering agak cepat, 11 – 17 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm untuk papan dengan ketebalan diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan menggunakan jadwal T3C2/T3C1 (USA), C (Inggris), 3 (Perancis)
2 mm
214 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 382 kg/cm2 (basah) ; 547 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 157 kg Keteguhan tekan maksimum: 201 kg/cm2 (basah) ; 322 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 51 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 201kg/cm2 (basah) ; 322 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 69.000 kg/cm2 (basah) ; 80.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan pengukusan
Catatan - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 46, 47, 63, 64, 68, 79, 90, 91, 105, 113, 114, 124,
160, 176, 177, 178, 187, 188, 204, 205, 227, 229, 239, 252, 280, 292, 294, 299, 345
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 215
106. Palaquium ferox Sapotaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Nyatoh Nama botani Palaquium ferox H.J.L. Nama lokal kayu fao, kayu ampu, folouru,
tena, sawarariarum, ajandori, boompie, engerhie, sobaropi, da ai (Maluku), natu (Kalimantan)
Nama lain Bitis, nato, nyatoh batu, pencil cedar, red silkwood
Penyebaran di dunia
Australia, Indonesia, Malaysia, PNG, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Maluku
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna lebih pucat. Serat lurus Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal T6D2/T3D1 (USA), E (Inggris), 5 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 1074 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 531 kg
2 mm
216 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan tekan maksimum: 588 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 82 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan.
Pustaka 79, 100, 105, 160, 177, 187, 252, 328
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 217
107. Parartocarpus venenosus Moraceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Ara berteh paya Nama botani Parartocarpus venenosusBecc. Nama lokal Balapukan (Kalimantan), kelutum
abu (Bengkulu), kolak (Jawa Timur), kejati (Kalimantan Barat)
Nama lain Katik, keledang, minggi, parartocarpus, pinggi, terap
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Bengkulu, Jawa Timur
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna hampir sama. Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6%
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis -
2 mm
218 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 68, 169, 177, 238, 246
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 219
108. Parashorea lucida Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Meranti gerutu Nama botani Parashorea lucida(Miq.) Kurz. Nama lokal Katuko, damar cirik ayam,
damar surandik limono manis (Sumatera Barat), icap, iyap, meranti batu (Sumatera Utara)
Nama lain Chengal tiga banir, gerutu, lemsa meluit, meranti hitam
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar
Penyebaran di Indonesia
Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8%
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal pengeringan T3C2/T3C1 (USA), C (Inggris) dan 3 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
220 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 62, 63, 79, 100, 101, 148, 177, 206, 208, 252, 295,
318, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 221
109. Parashorea malaanonan Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Penampang melintang/transversal (x)
Nama dagang White seraya Nama botani Parashorea malaanonan Merr. Nama lokal Pendan geser, pendan, merasam,
kawang burung, pelepak busok (Kalimantan)
Nama lain Anyit, apnit, bagtikan, baiukan – pula, bakoog, balak-bakan, baliuisuis, banaliuan, bayokan, bayokan-pula, bayukan-puti, binaliuan, buayahon, cho-chi, dalurot, dangiog, danlig, danlig-puti, danlog, daun licin, dunlog, gagil, gerutu-gerutu, guijo balnco, hapnit, lapnisan, lasaan, lauaan, lauan, lauan item, lauan-barik, lauan-danlog, lauan-pula, lauan-puti, light red lauan, litok, malaanonang, malakayan, manggasinoro, manlokoloko, mayapis, meranti putih, murut, pendan, Filipine mahogany, seraya putah, takuban, takulau, tavoy wood, thingadu, tiaong, urat mata, white lauan, white seraya
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
2 mm
222 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering cepat, untuk papan dengan tebal < 32 mm, perlu waktu kurang dari 10 hari. Untuk kayu dengan tebal lebih dari 63 mm, perlu waktu kurang dari 30 hari. Jadwal pengeringan yang dianjurkan menggunakan jadwal T10-D5S/T8D4S (USA), J (Inggris) dan 4 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 606 kg/cm2 (basah) ; 881 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 376 kg Keteguhan tekan maksimum: 301 kg/cm2 (basah) ; 472 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 89 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 102.000 kg/cm2 (basah) ; 118.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Polishing dan varnishing sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 3, 24, 38, 61, 62, 63, 64, 68, 77, 80, 84, 98, 99, 124,
134, 135, 138, 161, 177, 187, 188, 194, 198, 204, 205, 221, 233, 235, 252, 280, 285, 292, 295, 313, 317, 318, 333
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 223
110. Parashorea stellata Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Chan oi Nama botani Parashorea stellata Kurz. Nama lokal Meranti sabut, benio (Riau),
meranti temalun (Jambi), maranti botino (Sumatera Barat)
Nama lain Chengal, chengal tiga banir, cho chi, damar laut, gerutu, hao, kabba, kadut, kadutni, kadutpyu, kai kieo, kaunghmu, kawthu, kawwa, khai kheio, khamin dam, kheikhio, khian sai, kobe, koungnhoo, lemasa, mai hao, mangirawan, may cho chi, may hao, meluit, meranti gerutu, meranti putih, meranti sabut, panthitya, pat lang khieo, suai, takhian-sarmporn, tambun ranggas, tavoy wood, tengkawang pasir, thakhiansarmorn, thingadu
Penyebaran di dunia
Brunei, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,69 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8%
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, untuk papan dengan tebal < 32 mm, perlu waktu lebih dari 28 hari. Untuk kayu dengan tebal lebih dari 63 mm, perlu waktu lebih dari 84 hari.
2 mm
224 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 609 kg/cm2 (basah) ; 954 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 401 kg/cm2 (basah) ; 599 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun sudah melalui perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 77, 148, 149, 177, 252, 259, 260, 295, 297,
314, 326
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 225
111. Payena lucida Sapotaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Baringin jiput Nama botani Payena lucida DC. Nama lokal Nyatoh, balam mansiro (Sumatera
Barat), nyato, baringin jiput, simpur, natu (Kalimantan)
Nama lain Dolu-kurta, kalimangong, mayang bukit, nyatoh, nyatoh bunga, nyatu hitam, phikun-thuan
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang.
Sifat fisis Berat jenis 0,72 ; kelas kuat II
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
226 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 68, 79, 237, 252, 295, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 227
112. Pentace triptera Tiliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Balong ayam Nama botani Pentace tripera Masters Nama lokal Medang burangil (Sumatera Utara),
penuar, tinggi akar (Kalimantan), lapis kulit (Riau), rama, malebakan, dungun (Palembang)
Nama lain Janda baik, kebal ayam, melunak, melunak psat beludu, pinang baik
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat
kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis -
2 mm
228 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 79, 100, 177, 206, 208, 237, 252, 344, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 229
113. Pericopsis mooniana Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang African satinwood Nama botani Pericopsis mooniana Thw. Nama lokal Kala-kala, mawewek (Manado),
kuku (Jawa Barat), merbau (Bangka), angsana, welalah (Sulawesi), daru ai (Maluku)
Nama lain Anyesan, ayin, duabay, duakobin, elo, kokrodua, makarfo, yellow satinwood
Penyebaran di dunia
Afrika, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Selatan, Jawa Barat, Maluku, Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk di dalam dan luar ruangan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna lebih muda. Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 954 kg/cm2 (basah) ; 1473 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
230 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 62, 63, 79, 100, 177, 206, 208, 237, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 231
114. Peronema canescens Verbenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Cherek Nama botani Peronema canescens Jack. Nama lokal Sungkai (Jambi, Bengkulu,
Lampung), sekai (Sumatera Barat), jati sabrang (Jawa)
Nama lain Kurus, longkai, lurus, sukai, sungke, sungkih, sunkai
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
cerah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna mirip Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,63 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan tekan maksimum: 212 kg/cm2 (basah) ; 362 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
232 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 100, 176, 228, 246, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 233
115. Pinus merkusii Pinaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Merkus pine Nama botani Pinus merkusii Jungh et de Vr. Nama lokal Pinus, tusam (Jawa), kayu
sigi(Sumatera Barat), kayu sala (Sumatera Utara), oyam (Aceh)
Nama lain Huyam, indo-china-pine, merkusfohre, merkustall, mindoro pine, srl, sumatra pine, sumatrakiefer, tapulan, thong mu, tingyu, tinshu, tinyu, uyam
Penyebaran di dunia
Kamboja, China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Afrika Selatan, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Jawa
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keputihan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu kurang stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 718 kg/cm2 (basah) ; 1297 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 509 kg
2 mm
234 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan tekan maksimum: 330 kg/cm2 (basah) ; 591 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 103 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 136.000 kg/cm2 (basah) ; 170.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang sampai baik dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Pemboran dan pengukiran sebaiknya dilakukan pada saat kayu dalam kondisi kering.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 101, 177, 252, 293, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 235
116. Planchonia valida Barringtoniaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Putat paya Nama botani Planchonia valida Bl. Nama lokal putat, mambu (Sulawesi Utara), wewu
(Kendari), dut (Balikpapan), jonger, lihai (Kalimantan Barat), jonger (Kalimantan Tengah)
Nama lain Lamog, lamong, planchonia, putat paya
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bentuk lengkung, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan jelas dipisahkan dari bagian kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus dan berpadu
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 1040 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 577 kg Keteguhan tekan maksimum: 342 kg/cm2 (basah) ; 530 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 112.000 kg/cm2 (basah) ; 130.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
236 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 187, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 237
117. Podocarpus neriifolius Podocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amunu Nama botani Podocarpus neriifolius D.Don Nama lokal Jamuju (Jawa), sitobu hotang, kayu
hotang (Sumatera Utara), kalek rotan, seluang (Sumatera Barat), kayu taji (Palembang)
Nama lain Black pine, cipres, cipresilo lorito, cipricilo, dilang butiki, kuasi, landin, malaalmaciga, manio, maniu, matai, miro, mse, musenene, mushunga, paya, pinho bravo, pino castaneto, pino chaquiro, podo, th
Penyebaran di dunia
Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, New Zealand, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Sumatera
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Kayu bercorak Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6%
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 720 kg/cm2 (basah) ; 983 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 356 kg/cm2 (basah) ; 559 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering)
2 mm
238 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung statis: 426 kg/cm2 (basah) ; 571 kg/cm2(kering) Kekakuan: 93.000 kg/cm2 (basah) ; 107.000 kg/cm2 (kering)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dengan jadwal T8 – D4S (8/4) atau T10 – D55 (4/4)berdasarkan jadwal pengeringan USA.
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kadang dijumpai serat terangkat setelah pemboran.
- Pengampelasan kadang tidak rata akibat perbedaan kepadatan kayu
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 43, 46, 79, 105, 177, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 239
118. Pometia pinnata Sapindaceae
Penampang tangensial (t)
Penampang melintang/transversal (x)
Nama dagang Kasai Nama botani Pometia pinnata Forst. Nama lokal Laungsir (Jawa Barat), mulajadi
(Sumatera Utara), leutu, kase, towa (Manado), kayu merah, matoa, kayu manaa (Maluku)
Nama lain Agupanga, aiafai, aklam, ako, akwa, alanipo, aloyam, asam kuang, atam, awa, awang, baiuka, balokanag, bas, bayod, bayuso, bayuto, bidoso, bioso, bolokanga, bontog, cha-i, cuhing, daganon, daine, doko, ebo, galunggung, gasuli, gema, gia-gia, goyod, hatobu, ibu, ihi mendek, iseh, jagir, jampano, kabokabot, kayu sapi, kalambanan, kanggo, karangyan, karsai, kasai sibu, kase, kauna, kayaui, keba, kia-kia, kirone, kungkil, koiawa, kongkir, koyaua, kraungyan, kuakia, kuglik, kungkil, landung, landur, langsekanggang, laui, lauteneng, leungsir, loto, maa, madala, madlau, madalo, magtalisa, mala kobe, mala ula, malaguab, malatagum, malugai, manggis, mansanab, matoa, megan, menda, minamukai, mohui, moroboro, motoa, muni, nautu, ngaa, ngaache, ngelak, niai, nonde, ohabu, okamu, pakam, sapen, senai, sibu, sida-i, sios, suket, takugan, takupan, talaburisu, tanabag, taun, tauna, tava, tawa, tenoakwa, tigaiu, togaui, tun, turtugaui, tuun, tze, uyakya
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, Menado
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna
2 mm
240 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan jadwal pengeringan T3/D2/T3 C1 (USA), C atau D (Inggris), 3 (Perancis).
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 696 kg/cm2 (basah) ; 1150 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 347 kg/cm2 (basah) ; 535 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 342 kg/cm2 (basah) ; 661 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 115.000 kg/cm2 (basah) ; 137.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul.
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 43, 46, 47, 51, 62, 63, 67, 69, 91, 100, 101, 105,
177, 183, 187, 188, 195, 208, 211, 228, 252, 262, 280, 295, 297, 329, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 241
119. Pometia tomentosa Sapindaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kasai Nama botani Pometia tomentosa Kurz. Nama lokal mulah, keramu, jangan malam
(Kalimantan), sapen (Jember), lengsar (Jawa Barat), wusel (Manado), kosdi itam (Bengkulu)
Nama lain Malugai, sibu, taun, truong Penyebaran di dunia
China, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Bengkulu, Kalimantan, Jawa Barat, Manado
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 621 kg/cm2 (basah) ; 957 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 286 kg/cm2 (basah) ; 530 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 562 kg Keteguhan lengkung statis: 383 kg/cm2 (basah) ; 614 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 143.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
242 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 47, 105, 177, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 243
120. Pongamia pinnata Papilionaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Balocbaloc Nama botani Pongamia pinnata L. Pierre Nama lokal Malapari delok (Aceh), embawai
(Sumatera Selatan), wanjara (Maluku), bana (Kalimantan), ambadi (Manado), langi boka (Sulawesi), malapari, ekeraha (Bengkulu)
Nama lain Bani, bonge, charr, dalkaramcha, darkaranja, gangaji, ganuga, garanju, haedem, hungay, Indian beech, karach, karana, karanga, karangi, karanja, karcha, karchaw, kerum, kiramal, kuruini, malapari, marabahai, mempari, naktamala, papar, pitagoria, ponga pongam, pongu, poonga oil plant, thinwin, ungu, vesivesi
Penyebaran di dunia
Australia, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Thailand
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
kecoklatan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1051 kg
2 mm
244 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Keteguhan tekan maksimum: 200 kg/cm2 (basah) ; 345 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 94.000 kg/cm2 (basah) ; 109.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53,64, 68, 100, 149, 230, 244, 252, 260, 271, 312, 335,
343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 245
121. Pterocarpus indicus Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Narra, andaman Nama botani Pterocarpus indicus Willd. Nama lokal Sonokembang (Jawa), Lingga
batu, nala, kayu but, linggoa (Maluku), linggua burik (Manado), kemang (Sumbawa), nara, kenaa, antana (Flores, NTB)
Nama lain Amboyna, andaman pauk, andaman redwood, angsama, angsana, chalanga-da, east Indian mahogany, Indian redwood, liki, nara, narra, narravitail, PNG rosewood, nonalu, padauk, red narra, ringii, rosewood, sena, solomon padauk, sonokembang, vermilion wood, warave, yaya sa, yellow narra
Penyebaran di dunia
India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Maluku, Menado, Sumbawa, NTT
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
246 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, 18 – 28 hari untuk tebal papan kurang dari 32 mm, 52 – 84 hari untuk tebal papan lebih dari 63 mm, pengeringan dalam pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T6 D4 (4/4), T3 D3 (8/4) (USA), F (Inggris), 5 – 6 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 724kg/cm2 (basah) ; 977 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 711 kg Keteguhan tekan maksimum: 419 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 100 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 449 kg/cm2 (basah) ; 579 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Pustaka 38, 45, 49, 51, 61, 62, 63, 64, 69, 79, 80, 81, 85, 91,
96, 101, 105, 113, 130, 134, 149, 157, 160, 161, 176, 177, 184, 187, 195, 208, 212, 213, 216, 217, 252, 259, 260, 269, 271, 279, 287, 295, 305, 314, 326, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 247
122. Pterocymbium beccari Sterculiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amberoi Nama botani Pterocymbium beccari K.Schuman Nama lokal Kosan (Maluku), bimieh (Papua) Nama lain Amberoi Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Papua
Kegunaan Ukiran, mebel untuk ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda agak kemerahan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 355 kg/cm2 (basah) ; 456 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 157 kg Keteguhan tekan maksimum: 166 kg/cm2 (basah) ; 299 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 442 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 254 kg/cm2 (basah) ; 355 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 75.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
248 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Pengerjaan dan pemesinan sebaiknya dilakukan dalam kondisi kering untuk mencapai hasil yang optimal
Pustaka 47, 105, 177, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 249
123. Sandoricum indicum Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kalampu Nama botani Sandoricum indicum Cav. Nama lokal Katapi-tapi, ketapi, satuh, tapi-tapi
(Sulawesi), ketapi (Palembang) kecapi (Jawa), setol, sentul, sentol (Belitung)
Nama lain Kalampu, katon, kra-thon, sentul, sevai, sevamanu, thitto
Penyebaran di dunia
Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa, Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda
dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak Serat lurus, dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis -
2 mm
250 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Pengampelasan tidak rata karena adanya perbedaan kepadatan kayu
- Kayu perlu diawetkan Pustaka 13, 62, 63, 149, 247, 252, 280, 306, 314
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 251
124. Santalum album Santalaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Sandalwood Nama botani Santalum album L. Nama lokal Kaminis, cendana (Sumatera), lemo
darus (Manado), sandelhout, haoe maoni, haoe mani, kayu menie (NTT)
Nama lain Bachduong, cendada, chandal, chandan, chandanam, chandel, gandada, gandala, gandha, sandal, sandalwood, santagu, santalin, santel, santhanam, srigandam, sukhad, tan-muh, candana, vrai
Penyebaran di dunia
Australia, China, Hawaii (USA), India, Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Manado, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan
Ciri umum Kayu teras berwarna kecoklatan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat lurus, berpadu dan bergelombang Bau khas
Sifat fisis Berat jenis 0,95 ; kelas kuat I Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu agak awet, tidak mudah terserang organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 827 kg/cm2 (basah) ; 1162 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 412 kg/cm2 (basah) ; 594 kg/cm2 (kering)
2 mm
252 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Hasil ukiran sangat baik Pustaka 18, 53, 62, 63, 79, 81, 149, 166, 176, 203, 244, 252,
259
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 253
125. Schleichera oleosa Sapindaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Akota Nama botani Schleichera oleosa Merr. Nama lokal Kesambi (Jawa), usappi (Kupang),
eleti (Maluku) Nama lain Akota, baru, ceylon oak, chakota,
chendala, cong, gausam, gosum, gyo, kassumar, kocham, kohan, kokum, komur pusku, kon, koon, kosengi, kosum, kuhumb, kula pulachi, kurku, kusomo, kussam, kusum, mai-khaw, mai-kyang, may, paua, peduman, poovah, pu, puska, pusku, puuam, puvan, puvatti, puvu, roatanga, rusam, sagade, sagdi, shargadi, thakabti, zolim-bukiki
Penyebaran di dunia
India, Myanmar, Indonesia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Nusa Tenggara, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan agak oranye, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan arah radial: 5% Penyusutan arah tangensial: 10%
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 804 kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ;
2 mm
254 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
175.000 kg/cm2 (kering)
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 244, 252, 260, 314
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 255
126. Shorea acuminata Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Red meranti Nama botani Shorea acuminata Dyer. Nama lokal Meranti beras, meranti ambai,
meranti rumbei, meranti katuko (Sumatera)
Nama lain Meranti rambai daun, red meranti Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua,
dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat berpadu Kandungan silika tinggi
Sifat fisis Berat jenis 0,45 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 830 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 273 kg/cm2 (basah) ; 438 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 300 kg/cm2 (basah) ; 468 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 104.000 kg/cm2 (basah) ; 123.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
256 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul dan hasil pengerjaan dan pemesinan tidak optimal.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 101, 211, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 257
127. Shorea acuminatissima Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Yellow meranti Nama botani Shorea acuminatissima Sym. Nama lokal Damar kelepek, damar hirang, pakit,
ketujung, kalipik, billei, pahit, damar ketujung, damar herang, putang, putang besi
Nama lain Yellow seraya, yellow meranti Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, jadwal pengeringan yang dianjurkan T10-D5S (4/4), T8 – D4S (8/4) (USA), J(Inggris)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 543 kg/cm2 (basah) ; 680 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 328 kg Keteguhan tekan maksimum: 265 kg/cm2 (basah) ; 403 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 78.000 kg/cm2 (basah) ; 87.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
258 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding mudah dengan hasil baik, kecuali pada kayu yang mempunyai serat berpadu atau bersilangan. Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 17, 77, 79, 160, 173, 205, 217, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 259
128. Shorea balanocarpoides Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Chengal Nama botani Shorea balanocarpoides Sym. Nama lokal Meranti bunga, meranti daun halus,
merawan, cengal (Sumatera), benua, medang batu (Kalimantan)
Nama lain Cengal, damar hitam daun besar, damar hitam katup, damar katup, damar litam daun besar, damar hitam gondol, kala daun besar, meranti damar hitam, meranti hijau, meranti putih, merawan, merawan lampong, white meranti, yellow meranti
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
kecoklatan samar-samar dipisahkan oleh kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu serat berpadu bercorak garis-garis
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis -
2 mm
260 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 101, 148, 237, 252, 295, 308
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 261
129. Shorea faguetiana Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Yellow meranti Nama botani Shorea faguetiana Heim Nama lokal Mukut, tengkujung, muku, damar
kuning, mit, lempong nyerakat, damar tengkujung (Kalimantan)
Nama lain Yellow meranti, yellow seraya Penyebaran di dunia
Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sumatera
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan saling menyilang
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk lambat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T10-D5S (4/4), T8 – D4S (8/4) (USA), J (Inggris)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 577 kg/cm2 (basah) ; 814 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 327 kg Keteguhan tekan maksimum: 312 kg/cm2 (basah) ; 461 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 92 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 99.000 kg/cm2 (basah) ; 104.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
262 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pengukiran dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, moulding, pengampelasan sedang sampai mudah dengan hasil baik Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Polishing sedang sampai baik
Catatan - Pengukiran sukar karena sebagian besar serat berpadu dan saling menyilang
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 17, 77, 79, 101, 160, 173, 204, 211, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 263
130. Shorea guiso Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Balau Nama botani Shorea guiso (Blanco) Blume Nama lokal Putang, ambana, palapak, kulatan,
bangkirai batu serangan, damar tampih, lanan (Kalimantan)
Nama lain balau, balau merah, guijo, membatu, red balau, red selangan, red selangan batu
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna coklat muda Serat berpadu
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 6% Penyusutan tangensial: 11% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, dengan jadwal pengeringan T8-B3 (4/4), T5 – B1 (8/4) (USA), dan G (Inggris)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 857 kg/cm2 (basah) ; 1233 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 744 kg Keteguhan tekan maksimum: 421 kg/cm2 (basah) ; 649 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 135 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (basah) ; 168.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
264 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Hasil pengerjaan kurang baik karena adanya serat saling bersilangan menyebabkan serat terputus pada pembubutan dan permukaan kurang halus.
- Kayu sukar dilengkungkan walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
- Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 17, 77, 79, 101, 177, 204, 216, 217, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 265
131. Shorea hypochra Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang White meranti Nama botani Shorea hypochra Hance Nama lokal Cengal, cengal keras Nama lain lun, lin puteh, melapi, white meranti Penyebaran di dunia
Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Riau, Jambi, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna keputihan Serat berpadu Kandungan silika tinggi Kayu bergetah
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk lambat, dengan jadwal pengeringan T6-D4 (4/4), T3 – D3 (8/4) (USA) dan F (4/4) (Inggris)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 660 kg/cm2 (basah) ; 854 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 463 kg Keteguhan tekan maksimum: 378 kg/cm2 (basah) ; 439 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 106 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 419 kg/cm2 (basah) ; 654 kg/cm2 (kering).
2 mm
266 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Kekakuan: 89.000 kg/cm2 (basah) ; 102.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Pengampelasan, polishing dan varnishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul
- Kayu bergetah sehingga sulit direkatkan. Pustaka 17, 77, 79, 101, 211, 252, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 267
132. Shorea kuntsleri Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Amang besi Nama botani Shorea kunstleri King Nama lokal Bakiring, semiram, amang besi, turu
(Kalimantan), meranti kulit sapat (Jambi)
Nama lain Ampereng, angeh, bakiring, balau laut merah, balau merah, bangkirai tigu, belau merah, benoa, benua, benua babi, benuas, benuas lebar daun, damar laut merah, dumar dahirang, empatan tanduk, guijo, jagaan, jagan, jingaan, lalin, mahadirang, mahasulit, malalung, mempelam, meranti abang, meranti paang, meranti pahang, pangen, pengitan, red balau, red meranti, red selangan, red selangan batu, rentuing, selangan merah, selimbar, seraya, seraya kitan, seraya sirap, sering lemidin, tengkawang batu, tengkawang bukit, terbak, tuyang
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan
Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua
kemerahan samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
268 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 804kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 901 kg Keteguhan tekan maksimum: 415 kg/cm2 (basah) ; 616 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 108 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 150.000 kg/cm2 (basah) ; 174.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°.
Pustaka 24, 62, 63, 64, 68, 100, 148, 206, 208, 233, 252, 295, 307, 308, 314, 315
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 269
133. Shorea leprosula Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Light red meranti Nama botani Shorea leprosula Miq. Nama lokal Majan bukit, pengerawan lumpung,
pengerawan buaya, lempong, meranti, meranti sarang elang, emang nasi, manjau api (Kalbar), renate (Bangka)
Nama lain Almon, lauan, light red lauan, light red meranti, light red seraya, mayapis, meranti bunga, perawan, white lauan
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Sumatera, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 511 kg/cm2 (basah) ; 732 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 240 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 420 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 66 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
270 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk sedang, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T6-D4 (4/4), T3 – D3 (8/4) (USA) dan F (4/4) (Inggris)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 17, 77, 79, 101, 173, 204, 211, 252, 332, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 271
134. Shorea leptoclados Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Light red meranti Nama botani Shorea leptoclados Sym. Nama lokal Meranti (Jambi), kalup
(Palembang), kalapek, lampong nasi, kakawang langing, kenuwar, mengkutatan, penuar (Kalimantan)
Nama lain Almon, lanan, light red lauan, light red meranti, light red seraya, mayapis, meranti bunga, perawan, white lauan
Penyebaran di dunia
Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Jambi, Palembang, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat bergaris-garis putih samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 454 kg/cm2 (basah) ; 654 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 204 kg Keteguhan tekan maksimum: 229 kg/cm2 (basah) ; 407 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 66 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
272 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 17, 77, 79, 173, 204, 211, 252, 332, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 273
135. Sindora javanica Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Sepetir Nama botani Sindora javanica K. & V. Back. Nama lokal Petir, samparantu (Jambi), tariti
(Jawa Barat) Nama lain Gu, kayu galu, makata, petir,
sepetir, sindur, supa Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Jambi, Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning keputihan. Serat lurus kadang berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering sangat lambat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T8 – B3 (4/4) dan T5 – B1 (8/4) (USA), G (4/4) (Inggris)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 678 kg/cm2 (basah) ; 997 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 693 kg Keteguhan tekan maksimum: 341 kg/cm2 (basah) ; 539 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 124 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 112.000 kg/cm2 (basah) ; 134.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
274 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 101, 160, 177, 252, 279
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 275
136. Strombosia javanica Olacaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Bayam badak Nama botani Strombosia javanica Bl. Nama lokal Kayu kacang, merantei
(Kalimantan), mengkijau (Bangka) Nama lain Bayam badak, belian, dali-dali,
dedali, entelung, kacang-kacang, kayu kacang, ki kacang, landak, leke-leke, mandang kalawar, menterungan, petaling bemban, sanam-sanam
Penyebaran di dunia
India, Malaysia, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Jambi, Bangka
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, mebel untuk di luar ruangan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan kurang jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, kadang berpadu
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet II
Sifat mekanis - 2 mm
276 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran dan pengetaman kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pembubutan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan
Pustaka 13, 64, 100, 122, 188, 208, 252, 305, 325
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 277
137. Strycnos ligustrina Loganiaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Mkoulouku Nama botani Strycnos ligustrina Bl. Nama lokal Gambir (Riau) Nama lain mkoulouku Penyebaran di dunia
Afrika, Brasil, Kolombia, Costa Rica
Penyebaran di Indonesia
Riau
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, bentuk lengkung, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan agak oranye samar-samar dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Serat lurus, kadang berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,96 ; kelas kuat I Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet -
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 937 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 310 kg/cm2 (basah) ; 533 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 130 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 106.000 kg/cm2 (basah) ; 124.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
278 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan.
- Kayu perlu diawetkan. Pustaka 45, 252, 274, 280
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 279
138. Swietenia macrophylla Meliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Mahogany Nama botani Swietenia macrophylla King Nama lokal Mahoni, mahoni daun lebar Nama lain Acajou, acajou d'Amerique, acajou du
Honduras, aguano, american mahogany, americkaans mahonie, aquano de tabasco, ara putange, araputanga, bastard lime, bay-mahogany, baywood, belize mahogany, big leafed mahogany, bigleaf mahogany, Brazilian mahogany, broad leaved mahogany, cabano, caguano, campeche, cao, caoba Americana, caoba de Atlantico, caoba de Honduras, caoba mahogany, caoba roja, caobilla, cedro espinoso, cedro-rana, Central American mahogany, chacalte, chiapas, chiculte, chiculti, cobano, Costa Rica mahogany, crura, Cuban mahogany, flor de veradillo, gateado, giai ngua, granadillo, large leaf mahogany, madeira, mara, mogno, mogno do rio Jurupari, orura, palo xopilote, Peruvian mahogany, punab, purab, red cedar, red wood, resadillo, sisam, tabasco mahogany, tzopible, tzopilote, tzutzul, Venezuela mahogany, zopilocuahuitl, zopilote
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Kep. Bahama, Bolivia, Brasil, Kolombia, Costa Rica, Cuba, Rep. Dominika, Ekuador, El Salvador, Fiji, Guyana, Haiti, Honduras, Indonesia, Jamaika, Meksiko, Nikaragua, Panama, Peru, Filipina, Puerto Rico, Kepulauan Solomon, Venezuela
Penyebaran di Indonesia
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel kuno
2 mm
280 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Ciri umum Kayu teras berwarna merah, merah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering relatif cepat, dengan jadwal pengeringan T6D4/T3D3 (USA); F (Inggris); 6 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 554 kg/cm2 (basah) ; 813 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 456 kg Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 95.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan pengukiran kurang baik serta sukar dikerjakan. Pengampelasan, pembubutan, perekatan, polishing dan varnishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan sedang sampai baik dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 6, 7, 8, 10, 22, 33, 43, 48, 50, 51, 56, 61, 62, 63, 76, 79,
80, 85, 101, 103, 106, 107, 110, 113, 116, 117, 130, 138, 139, 156, 157, 158, 160, 163, 165, 173, 191, 195, 198, 204, 205, 217, 228, 252, 259, 273, 279, 280, 295, 309, 312, 322, 326, 331, 340, 342, 348
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 281
139. Swietenia mahagony Meliaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Cuban mahogany Nama botani Swietenia mahagony Jacq. Nama lokal Mahoni Nama lain Acajou, acajou de cuba, acajou de
saint domingue, acajou des antiles, aguano, antillen mahogani, bay mahogani, caoba, caoba de santo domingo, caoba dominicana, caobilla, chiculte, cobano, cuban mahogany, curlet mahogany, dominican mahogany, echites mahagony, gateado, jamaica mahogany, kuba mahogany, madiera, mahagony, mahog, mahogany, mahogany du pays, mahogany petites feuilles, mahok, mahoni, mongo, orura, small-leaf mahogany, west indies mahogany
Penyebaran di dunia
Kepulauan Bahama, Bolivia, Brasil, Kolombia, Cuba, Republik Dominika, Perancis, Haiti, Jamaika, Mexico, Peru, USA, Venezuela, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Jawa
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna merah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil.
Keawetan
Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
2 mm
282 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering relatif cepat, dengan jadwal pengeringan T6D2/T3D1 (USA); E (Inggris); 5 (Perancis)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 629 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 449 kg Keteguhan geser: 139 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. - Dapat digunakan untuk menggantikan kayu Khaya
ivorensis, Khaya anthotheca, Khaya grandiflora, Khaya senegalensis, Carapa guianensis.
Pustaka 51, 89, 157, 160, 163, 174, 198, 211, 220, 223, 228, 252, 309, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 283
140. Tamarindus indica Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Camalindo Nama botani Tamarindus indica L. Nama lokal kiu (Kupang), nangge, mage
(Ende), tobi (Flores), sampalu (Muna), asam, asam jawa (Jawa)
Nama lain ajagbo, ajagbon, ambli, amli, amlika, asam, camalindo, chicha, chinch, chinta, chita, chitz, chwaa, darachi, hitta, hunase, icheku, imili, imli, indian date, iti, jatami, jojo, jojo’s, kalamendo, kamal, kamalindo, karangi, keditia, khenthiri, kopu, koya, magyeng, magyi, mkwadju, msisa, msisi, mukoge, munondo, museka, musika, muthithi, muthumura, mzumusa, neddi, ol-masamburai, puli, samia, shenta, sitta, siyembela, taman, tamarese,tamarin, tamarindade, tamarinde, tamarindier, tamarindo, tamarinier, tamsugu, tentul
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Afrika, India, Puerto Rico, Srilangka, Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Sumbawa, Flores, Sulawesi dan Jawa
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat sebagian besar bergelombang, berpadu dan lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,90 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, namun bagian gubal mudah diserang. Persentase gubal lebih besar, sehingga mudah diserang. Kelas awet V
2 mm
284 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 706 kg/cm2 (basah) ; 1.102 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1051 kg Kekakuan: 108.000 kg/cm2 (basah) ; 124.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Penggergajian memerlukan gigi gergaji dengan ujung tungsten. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu keras dan mengandung kristal, sehingga kualitas hasil pengerjaan dengan mesin rendah.
- Kayu tahan terhadap asam. - Kayu perlu diawetkan.
Pustaka 45, 57, 66, 108, 149, 218, 244, 252, 258, 268, 269, 271, 280, 286
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 285
141. Tectona grandis Verbenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Teak Nama botani Tectona grandis L.f. Nama lokal Jati (Maluku, Jawa), jatui (Sumatera
Utara), kulidawo, jatih (Muna) Nama lain Burma teak, deleg, jati, jatos,
dodolan, genuine teak, gia thi, giati, jate, jati, jati sak, jatih, jatos, java teak, kaiti, kulidawa, kyoon-pen, kyun, mai sak, maisak, moulimein teak, pahi, rangoon teak, rosawa, sagon, sagwan, tadi, teak, teca, teck, tegina, tekku, thekku, thukku, tik, tsik
Penyebaran di dunia
Burma, Kamerun, Kongo, Fiji, Ghana, Honduras, India, Indonesia, Pantai Gading, Laos, Malaysia, Myanmar, Nigeria, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Afrika Selatan, Srilangka, Sudan, Tanzania, Thailand, Togo, Trinidad dan Tobago, Vietnam, Zaire
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat, dibedakan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna pucat Serat lurus, kadang dijumpai berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I-II
2 mm
286 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 715 kg/cm2 (basah) ; 1036 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 470 kg Kekakuan: 106000 kg/cm2 (basah) ; 121.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan.
Pustaka 26, 28, 29, 42, 43, 45, 59, 61, 62, 63, 65, 70, 79, 91, 102, 104, 121, 156, 157, 158, 160, 165, 166, 172, 174, 176, 177, 184, 187, 188, 200, 208, 214, 215, 217, 220, 223, 228, 241, 244, 250, 252, 270, 287, 295, 299, 303, 306, 313, 314, 322, 331, 340, 342, 347
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 287
142. Terminalia catappa Combretaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Adamarram Nama botani Terminalia catappa L. Nama lokal Kailisa, klisu, fussa, kettapa, talihu,
ketapang (Maluku), ketapang (Banyumas), nusu (Manado), ketapang pasir (Simalur), lise (Kupang), lingka (Biliton)
Nama lain Adamarram, al-calessi, alita, almendro, almond, almond tree, amanda, amandier, amenduira, amendro, badam, badambo, badami, bangla badam, bastard almond, bengal almond, bengali badam, bulao, castana, catappa, dalisai, dao, deshi badam, hindi badam, indian almond tree/wood, jangli badm, ketapang, kotamba, kottamba, logo, magtalisai, nat badam, nat vadom, natavadom, natto-vudumay, natvodam, patti badam, saket, salaisai, salisai, sanideng, savidugg, taisai, talie, talihai, talisai, talisi, taree, tercat, thalli thenga, vathakottai, vedam
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di dunia
Burma, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Jawa Tengah, Manado, Kupang, Bilitton, Sumatera Utara
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak
kekuningan atau kehijauan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang lebih pucat Serat bergelombang dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
2 mm
288 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 598 kg/cm2 (basah) ; 936 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 601 kg Keteguhan tekan maksimum: 225 kg/cm2 (basah) ; 380 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 3, 6, 7, 42, 53, 58, 62, 63, 64, 68, 69, 78, 79, 80, 100,
105, 110, 114, 149, 170, 177, 183, 220, 222, 230, 243, 252, 260, 262, 269, 280, 294, 303, 309, 314, 335, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 289
143. Tetrameles nudiflora Datiscaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Thitpok Nama botani Tetrameles nudiflora R.Br. Nama lokal Loru (Poso), winong (Jawa
Tengah), bulangita (Gorontalo), binong (Sumbawa), linong, palumba (Bali, Lombok)
Nama lain Baing, bao-awny, bhelu, bolong, bolur, bondale, bondsa, cheeni, chini, chundal, hoogia, hoongia, jermala, jermalu, kapang, kapsin, mai-nao-nau, mai-taung, mai-yum-myen, maina, mainakat, mengkundor, mugunu, nigunu, payomko, piyei, sandugaza, sawbya, som pong, tetrameles, thitpok, tseikpoban, tulla, tung, ugad, ugado, vella chini, vella pasa
Penyebaran di dunia
Bangladesh, Bhutan, Burma, Kamboja, China, India, Indonesia, Laos, Myanmar, PNG, Srilangka, Thailand, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Sumbawa
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran
Ciri umum Kayu teras dan gubal berwarna coklat abu-abu agak kemerahan Serat berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 239 kg/cm2 (basah) ; 354 kg/cm2(kering)
2 mm
290 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 47, 49, 53, 67, 79, 100, 105, 114, 149, 167, 175, 177,
244, 252, 256, 260, 267, 270, 282, 306, 314, 342, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 291
144. Tetramerista glabra Tetrameristaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Punak Nama botani Tetramerista glabra Miq. Nama lokal Punak (Riau), carengga
(Kalimantan), biro-biro (Sumatera Barat), punak tembaga (Bengkalis)
Nama lain Amat, bankalis, entuyut, kaye hujan, kuantan, larut, pedad-paja, punah, punak, rain tree, sha lei, terepit, tuyot
Penyebaran di dunia
Brunei, Indonesia, Malaysia
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Riau, Kalimantan
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tidak
dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Serat lurus dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,72 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 585 kg/cm2 (basah) ; 751 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 244 kg/cm2 (basah) ; 294 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
292 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Hasil pengetaman permukaan kayu sedikit berbulu.
Pustaka 52, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 101, 113, 145, 153, 160, 161, 164, 177, 187, 206, 207, 208, 224, 227, 236, 247, 252, 279, 294, 299, 305, 320, 336, 349
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 293
145. Thespesia populnea Malvaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Asha Nama botani Thespesia populnea Soland. Nama lokal waru (Bali), baru laui (Simalur), weru
jawa (Ende), molomomungo (Manado), waru lau (Palopo), kamelamelai (Muna), balorat (Kangean)
Nama lain Asha, banalo, baru, baru-baru, bebaru, bendi gangareni, bhendi, bois de rose, bugari, catalpa, cheelanthi, clemon, cork tree, daleni, dumbla, eijan, emajaguilla, faux bois de rose, fref, gangarava, hurvashi, kabaoui, kavarachu, majagua de florida, milo, parash, parsipu, poovarasu, porassu, poresh, poris, portia pursa, portia tree, purasia, pursong, puvarachu, puvarasam, santa maria, seaside mahoe, suriya portia, tulip tree, umbrella tree
Penyebaran di dunia
Burma, Hawaii (USA), India, Malaysia, Indonesia, Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Bali, Manado, Sulawesi Tengah, Pulau Timor
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat sebagian besar berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,70 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3%
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 380 kg/cm2 (basah) ; 4574kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
294 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan, perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 36, 53, 64, 77, 100, 139, 161, 177, 220, 230, 244, 252,
274, 280, 287, 291, 335, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 295
146. Trema orientalis Ulmaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Menarong Nama botani Trema orientalis Bl. Nama lokal Nyila bunga (Maluku), nelung,
endelung (Bengkulu), landayung, randerung, endrung, enderong (Sumatera Utara), kurai (Sukabumi), mawa (Sulawesi), Singkai (Sumatera Barat), deo (Ende), magelong (Palembang)
Nama lain Agaunai, anabiong, anadong, anagdong, anardung, banahl, charcoal tree, elodechoel, gorklu, guburuka, gutel, hinlalaong, indalugung, indian charcoal tree, kargol, maladurong, malasikong-durong, mandaragon, menanong, menarong, mengkirai, mufefeti, mugubvura, peach cedar, pigeon wood
Penyebaran di dunia
Afrika, India, Malaysia, Indonesia, Filipina, Srilangka, Vietnam
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Indonesia
Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, Palembang, Jawa Barat
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, mebel kantor, mebel kuno, rak dapur
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus kadang bergelombang dan berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 401 kg/cm2 (basah) ; 651 kg/cm2(kering) Keteguhan geser: 75 kg/cm2 (kering)
2 mm
296 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengampelasan, pembubutan dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran dan pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 28, 29, 46, 72, 177, 252, 280, 337, 342, 344
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 297
147. Vatica rassak Dipterocarpaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Resak Nama botani Vatica rassak Bl. Nama lokal Rasak (Sampit), buwok, mananri
(Sorong), Rassak (Kalimantan Timur), resak tembawang (Kalimantan Barat)
Nama lain Chan thip, lan tan, lau tau, mascal wood, narig, resak, taungsagaing
Penyebaran di dunia
Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Papua
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, bubutan, ukiran
Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,60 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 859 kg/cm2 (basah) ; 1338 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 429 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 166 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (basah) ; 162.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
298 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 51, 101, 177, 178, 252, 280, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 299
148. Vitex cofassus Verbenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Vitex Nama botani Vitex cofassus Reinw. Nama lokal Gofasa, pasal, gopasa (Maluku),
buloso, bete, biti, tompira (Manado)
Nama lain Afas, ahsang, anoano, asang bitum, bai-ah, banafat, banohoera, beso, biti, bitum, boepasa, chan vit, fata, garamut, gawasa, gofasa, gupasa, haleban, hasara, hata, ka-ar, katonde, katondeng, kulim papa, kyeto, leban, milla, molave, New Guinea teak, New Guinea vitex, pasal, solomons vitex, taruma, tao-o, teen-nok, vada, vasa, vasara, vata, vitex
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Vietnam
Penyebaran di Indonesia
Maluku, Sulawesi dan Papua
Penampang melintang/transversal (x)
Kegunaan Mebel untuk kantor, ruang makan, ruang tamu, ukiran, bubutan
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat sebagian besar lurus, kadang berpadu
Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3,5% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Keawetan
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubalnya tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 559 kg/cm2 (basah) ; 778 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 134.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
300 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 42, 47, 49, 62, 63, 67, 79, 91, 105, 177, 188, 252,
257, 262, 296
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 301
149. Vitex quinata Verbenaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Kalipapa, laban Nama botani Vitex quinata F.N. Will. Nama lokal Ketileng, laban (Jawa Tengah),
tulawoka bintaloke, meule, tulawata bintalohe, t. bintalahe, t. batu (Manado), gofasa gaba, kayu tonde (Maluku), Sielangi (Poso)
Nama lain West Irian vitex Penyebaran di dunia
Indonesia
Penyebaran di Indonesia
Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Papua
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna kuning
kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Serat lurus dan bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
Sifat mekanis -
2 mm
302 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 100, 221, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 303
150. Wallaceodendron celebicum Leguminosae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Banuyo Nama botani Wallaceodendron celebicum Kds. Nama lokal Latula (Manado), mawuwek
(Sulawesi) Nama lain Adaan, adha, balayong, banuyo,
barrakbak, bol-lilising, bulilising, dauer, gayakan, kariskis, kasai, lupengi, lupigi, lupigi-magalayao, lupiji, mag-ipil, malasaga, malatagum, malenak, malina, manggachapui, narrengdauel, nipot-nipot, supengum, tayom-tayom
Penyebaran di dunia
Indonesia, Malaysia, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Sulawesi
Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Penampang melintang/transversal (x)
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, berbeda jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih kuning keputihan Serat sebagian besar bergelombang
Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7%
Keawetan
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
Sifat mekanis - 2 mm
304 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 157, 187, 201, 252, 280, 285, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 305
151. Wrightia tomentosa Apocynaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Atkuri Nama botani Wrightia tomentosa R.et S. Nama lokal Mentahos (Jawa Tengah), Suliti,
Samiki (Sulawesi) Nama lain Atkuri, bili-kude, bura machkunda,
daira, dairi, danghkyam-kaji, darbela, dharauli, dudh-koraiya, dudhari, dudhi, dudhiya, gidda, harido, igasira, jula, kala inderjau, kala-inderjow, karingi, keor, khalawa, kilawa, kirra, koila-pukri, lanete, lettokthein, mai-lang, mai-yang-khao-awn, mailam pala, mok, pal kurwan, palaperbi, palsi, pandu kura, sandikuya, selemnok, tambada-kuda, tambara kura, taungsalat, taungsalet, tella pal, tella pala, thonthapalei, tuar
Penyebaran di dunia
India, Myanmar, Malaysia, Indonesia dan Srilangka
Penyebaran di Indonesia
Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi
Kegunaan Ukiran, mebel/perabot, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna kuning pucat
Serat lurus, kadang bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
306 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 230, 252, 260, 297
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 307
152. Zanthoxylum rhetsa Rutaceae
Penampang tangensial (t)
Nama dagang Cabrit Nama botani Zanthoxylum rhetsa DC. Nama lokal Hota, budedu (Manado), dadap
karangan(Jawa Timur), kayu lemah (Jawa Tengah), panggal buaya (Bali, Lombok)
Nama lain Cabrit, kaitana, kasabang, kayetana, kayutana, noyer, salai, sarai
Penyebaran di dunia
India, Bangladesh, Srilangka, Malaysia, Indonesia, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Bali, Lombok, Jawa Timur, Jawa Tengah, Manado
Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, rak dapur
Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan (pucat), tidak dipisahkan secara jelas dari kayu gubal Serat lurus
Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 551 kg/cm2 (basah) ; 693 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 38 kg/cm2 (basah) ; 59 kg/cm2 (kering)
2 mm
308 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Catatan - Kayu perlu diawetkan - Kayu cabrit dapat digunakan untuk menggantikan
kayu maple (Acer) Pustaka 100, 214, 245, 252, 280, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 309
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Acosta-Solis M. (1960),Maderas Economicas del Ecuador Usos,Editorial Casa de la Culhra Ecuatoriana Quito, Meksiko.
[2]. Ali M.O., Yakub M.D. dan Bhattacharjee D.K. (1972),Physical and mechanical properties of Toon, Bhadi and Eucalyptus,Bangladesh FRI, Chittagong Bulletin 3 Timber Physics Series.
[3]. Aguilar L.(1941), Relative Durability of Untreated Philippine woods, The Philippine Journal of Forestry 4(3):247-256.
[4]. Ali S.F. dan Wallin W.B. (1963),Suitability of Indigenous Wood Species for Furniture Manufacture,Pakistan Forestry Research Laboratory Bulletin (Wood Working Series) No.1.
[5]. Almonte B.D. (1951),Fibre Measurements of Tropical Woods,F.A.O. For. & For. Product Studies Series 3:28 – 33.
[6]. Alston A.S.(1966a), Natural Heartwood Durability, Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No. 2.
[7]. Alston A.S. (1966b), Powder post beetle lyctus species, Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No. 6.
[8]. Alston A.S.(1982), Timbers of Fiji: Properties and potential uses, Fiji Forestry Department, Suva. [9]. America W.M. dan Meniado J.A.(1975), Tuai (Bischofia javanica) lamog (Planchonia spectabilis) and toog,
(Petersianthus quadrialatus). For. Prod. Res. & Ind. Dev. Comm. Philippines for pindecom Tech. Note, No.157.
[10]. Ananthanarayana A.K., Kumar P. dan Sharma S.N. (1986), Possibilities of utilization of some exotic species from plantations for, timber products, Van Vigyan 24(1 & 2):21-24.
[11]. Ananthanrayana A.K. dan Jain J.C. (1982),A Note on the Physical and mechanical properties of Maesopsis eminii Engl., Musizi,Indian Forester 108(12):741-746.
[12]. Anderson R.H. (1947),The trees of New South Wales,New South Wales Department of Agriculture. [13]. Anonim (1963), Indian Woods: Their Identification, Properties and uses. Vol.II Linaceae,to Moringaceae,
Manager of Publications, Delhi, India. [14]. Arkwright P. (1961),Know your timber - East indian satinwood,Woodworking Industry39(81). [15]. Armstrong F.H. (1951),Resistance to wear of Afzelia as Flooring,Wood16(9):338-339. [16]. Armstrong F.H. (1960),The strength properties of timber,Forest Products Research Laboratory, London
Bulletin,No.45. [17]. Arno J. (1988), Shorea spp. - Luan. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King
Philip Publishing &Co. Portland, Maine.329-330. [18]. Arno J. (1989), Santalum album - Sandalwood. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the
World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 129-130. [19]. Arno J. (1991),Ceiba pentandra - Ceiba. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World.
King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 100-102. [20]. Arno J. (1992),Casuarina spp. - Casuarina. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World.
King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 96-97. [21]. Arno J. (1992). Grevillea robusta - Silky oak. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World.
King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 175-176. [22]. Arno, J. (1993),Swietenia macrophylla - Honduras mahogany. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful
Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 332-333. [23]. Ashiabor W.K. (1968),The properties of Afzelia africana, Anogeissus leiocarpus, Cynometra anata, Guibourtia
ehie, Tectona grandis. Forest Products Research Laboratory, Ghana Tech. Note,No.6. [24]. Ashton P.S.(1964), A manual of the Dipterocarp trees of Brunei State, O.U.P. London. [25]. Australia - N.S.W. Forestry Commission (1968),Working properties of some native and imported
timbers,Forestry Commission of New South Wales, Technical Publication No.8. [26]. Bakshi B.K. (1961),A note on decay resistance of teak, shisham and khair,Indian Forester 87(1):40-41.
310 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[27]. Banks C.H.(1954), The mechanical properties of timbers with particular reference to those, grown in the Union of South Africa, Journal of the South African Forestry Association (24):44-65.
[28]. Banks C.H. (1970),The durability of South African wood and wood base building materials,South African Forestry Journal No.75.
[29]. Banks C.H., Schoeman J.P. dan Otto K.P.(1977), The mechanical properties of timbers with particular reference to South Africa, South African Forestry Research Institute Bulletin No.48.
[30]. Battiscombe E. (1926),A Descriptive Catalogue of some of the Common Trees and Woody Plants ofKenya Colony. Crown Agents for the Colonies London.
[31]. Belize (1946),Secondary hardwood timbers of British Honduras,British Honduras Forest Department BulletinNo.1.
[32]. Benskin E. (1915),Note on Blackwood (Dalbergia latifolia Roxb.),Indian Forest Bulletin No.27. [33]. Berni C.A., Bolza E. dan Christensen F.J. (1979),South American Timbers - The Characteristics, Properties and
Uses of 190 Species,C.S.I.R.O Div. Building Research. [34]. Bhat R.V. (1970),Pulping of tropical hardwoods,Indian Pulp and Paper Technology Association
(IPPTA),7(3):203-214. [35]. Bhat R.V. dan Singh M.M. (1954),Indigenous cellulosic raw materials for the production of pulp paper
and board XXII Wrapping Papers from Trema orientalis,Indian Forester80(8):453-465. [36]. Blatter E. dan Millard W.S. (1937),Some Beautiful Indian Trees,John Bale, Sons & Cornow Ltd, London. [37]. Boas I.H. (1947),The Commercial Timbers of Australia - Their Properties and Uses,Council for Scientific and
Industrial Research, Melbourne. [38]. Bodig J. dan B.A. Jayne (1982),Mechanics of Wood and Wood Composites. Van Nostrand Reinhold Company,
New York. [39]. Bois et Forets des Tropiques (1954),Emien,Bois et Forets Tropiques38:22-26. [40]. Bois et Forets des Tropiques(1975), Fromager, Bois et Forets des Tropiques 163:37-51. [41]. Bois, P.J. (1966),The strength properties of Tanzania timbers,Tanzania Forest Div. Util. Sec. Moshi Tech.
Note, No.35. [42]. Bolza E. (1975),Properties and uses of 175 timber species from Papua New Guinea and
WestIrian,C.S.I.R.O. Div. Building Research Report, No.34. [43]. Bolza E. (1976),Timber and health,Div. Building Res. C.S.I.R.O. Australia. [44]. Bolza E. (1981),The mechanical properties of 33 Solomon islands timbers,C.S.I.R.O. Div. Building
Research. Technical Paper (2nd series) No.37. [45]. Bolza E. dan Keating W.G. (1972),African Timbers - the Properties, Uses and Characteristics of 700
Species,C.S.I.R.O. Div. of Building Research. [46]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1963),The mechanical properties of 174 Australian timbers,C.S.I.R.O. Division
of Forest Products Technological Paper,No.25. [47]. Bolza E. dan Kloot N.H.(1966), The mechanical properties of 81 New Guniea timbers. Technological
Paper No. 41. Division of Forest Products, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Melbourne, Australia.
[48]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1972),The mechanical properties of 56 Fijian timbers,Australia C.S.I.R.O. Division of Forest Products Technological Paper,No.62.
[49]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1976),The mechanical properties of 81 New Guinea timbers,C.S.I.R.O. Div. Building Res. Tec.Paper (2nd series) 11.
[50]. Bond C.W. (1950),Colonial Timbers,Sir Issac Pitman & Sons Ltd. London [51]. Boone R.S., Kozlik C.J., Bois P.J. dan Wengert E.M. (1988), Dry kiln schedules for commercial
hardwoods - temperate and tropical. USDA, Forest Service, General Technical Report FPL-GTR-57, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin.
[52]. Bootle K.R. (1971),The Commercial Timbers of New South Wales and Their Use, Angus & Robertson (publishers).
[53]. Bourdillon T.F. (1908),The Forest Trees of Travancore,Travancore Government Press. [54]. Bowers E.A. (1977),Pressure treatment characteristics of 142 commercially important timbersfrom the
South-West Pacific Region,CSIRO Div. Building Res. Technical Paper (2nd Series) No.13. [55]. Brandis D. (1906),Indian Trees,Constable & Co.Ltd.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 311
[56]. Brazier J.D. dan Franklin G.L. (1967),An Appraisal of the Wood Characteristics and Potential Uses of someNicaraguan Timbers,FAO for Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough.
[57]. Brenan J.P.M. dan Greenway P.J. (1949), Check-lists of the forest trees and shrubs of the British Empire,Imperial Forestry Institute, Oxford, Tanganyika TerritoriesNo.5, Part 2.
[58]. Britton N.L. dan Millspaugh C.F. (1920),The Bahama Flora,Britton & Millspaugh,New York. [59]. Brooks R.L. (1941),Durability tests on untreated timbers in Trinidad,Caribbean Forester2(3):101-119. [60]. Broun A.F. (1899),Satinwood,Indian Forester25(5):181-185. [61]. Brown W.H. (1969),Properties and uses of tropical hardwoods in the United Kingdom. Part
1,Nonstructural properties and uses,Prosiding Conference on Tropical hardwoods SC-5/TN-5, Syracuse University.
[62]. Brown W.H. (1978a),Timbers of the World, No. 4 South East Asia,TRADA, Red Booklet Series. [63]. Brown W.H. (1978b),Timbers of the World, No.5 Philippines and Japan,TRADA, Red Booklet Series. [64]. Browne F.G. (1955),Forest Trees of Sarawak and Brunei and their Products,Government Printing Office,
Kuching, Sarawak. [65]. Bryce J.M. (1966),Mechanical Properties of Tanzania Grown Teak (Tectona grandis L.,Tanzania Forestry
Department, Utility Section Moshi, Technical Note No.34. [66]. Bryce J.M. (1967),Commercial Timbers of Tanzania,Tanzanian Forestry Division Util. Sec. Moshi. [67]. Budgen B. (1981),Shrinkage and density of some Australian and South-East Asian Timbers,C.S.I.R.O.
Div. building Res. Tech Paper(2nd Series) No.38. [68]. Burgess P.F. (1966), Timbers of Sabah,Sabah Forest Record, No.6. [69]. Cameron S. (1945),Some notes on utilisation of timbers in the South-West Pacific,New Zealand Journal of
Forestry 5(2):117-127. [70]. Carrapiett J.B. (1960),Notes on ornamental timbers of Burma,Burmese Forester10(1):37-53. [71]. Cause M.L. (1974), The nomenclature, density and lyctus - susceptibility of Queensland, Timbers,
Queensland Forestry Department Pamphlet No.13. [72]. Cause M.L., Rudder E.J. dan Kynaston W.T. (1989),Queensland Timbers Their Nomenclature, Density
and Lyctid Susceptability,Queensland Department of Forestry, Technical Phamphlet No.2. [73]. Chaturvedi M.D. (1956),Ania (Ailanthus excelsa) - The tree of distinction,Indian Farming 6(3):33-34. [74]. Cherrier J.F. (1981), Le Niaouli en Nouvelle Caledonie (Melalenca quinquenervia S.T. Blake),Revue Forestiere
Francaise 33(4):297-311. [75]. Chen C.L. (1962), The physical properties of 101 Chinese woods,Forest Products Journal 12(7):339-342. [76]. Chichignoud M., Deon G., Detienne P., Parant B. dan Vantomme P. (1990),Tropical Timber Atlas of Latin
America. International Tropical Timber Organization (ITTO), Centre Technique Forestier Tropical, Division of CIRAD, 45 bis Avenue de la Belle Gabrielle, Nogent-sur-Marne, CEDEX, France.
[77]. Chowdhury K.A. dan Ghosh S.S. (1958). Indian Woods - Their Identification, Properties and Uses, Vol. I - Dilleniaceae to Elaeocarpaceae. Manager of Publications, Delhi, India.
[78]. Chu Y.P. (1969), Some basic strength properties of 22 timbers from Christmas Island,Malaysian Forester 32(2):201-202.
[79]. Chudnoff M. (1984), Tropical Timbers of the World, U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory, Madison.
[80]. Clifford N. (1953),Commercial Hardwoods - Their Characteristics Identification and Utilization,Sir Isaac Pitman & Sons Ltd. London.
[81]. Clifford N. (1957),Timber Identification for the Builder and Architect,Leonard Hill (Books) Ltd. London. [82]. Constantine Jr. A.J. (1959), Know Your Woods - A Complete Guide to Trees, Woods, and Veneers. Edisi revisi.
Charles Scribner's Sons, New York. [83]. Cooper G.P. dan Record S.J. (1931),The evergreen forests of Liberia,Yale School Forestry Bulletin31:151-
153. [84]. Cortes R.T. (1940),Impact bending properties of twelve Philippine Dipterocarps,Philippine Journal of
Forestry 3(3):325-343. [85]. Cox H.A. (1939),A Handbook of Empire Timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes
Risborough. [86]. C.S.I.R.O. (1969),Treatment of sawn of round timbers by the Boulton Process,C.S.I.R.O. Preservation
Section.Annual Report Project pp.10-32.
312 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[87]. C.S.I.R.O. Division of Building Research (1977),CSIRO, Division of Building Research, Information Service Sheet No.10-13, CSIRO, Division of Building Research, Information Service, Melbourne,Australia.
[88]. C.S.I.R.O. Division of Building Research (1978),CSIRO Division of Building Research Information Service Sheet No. 10-39,Kwila (merbau),CSIRO Division of Building Research Information service, Melbourne,Australia
[89]. Cuevas E. (1977),American Mahogany (Swietenia spp.,C.S.I.R.O. Div. Building Research Information Service Sheet10-12.
[90]. D'Eispeissis, J.L. (1940),The chief characteristics and uses of 6 New Guinea timbers,Australian Forestry 5:81-84.
[91]. Da Costa, E.W.B. dan Osborne, L.D. (1967),Comparative decay resistance of 26 New Guinea timber species in,accelerated laboratory tests. Comm. Forestry Review 46(1):63-74.
[92]. Dale I.R. dan Greenway P.J. (1961), Kenya Trees and Shrubs, Buchanans Kenya Estates Ltd. Nairobi Hatchards London.
[93]. Dallimore W., Jackson A. dan Bruce (1966),A Handbook of Coniferae and Ginkgoaceae.Edisi ke-4. Edward Arnold (Publishers) Ltd. London.
[94]. Dalziel J.M. (1937),The Useful Plants of West Tropical Africa,Crown Agents for the Colonies. [95]. Das N.R. (1965),Data on the natural durability of timber species. Journal of Timber Development Assoc. of
India11(2):6-12. [96]. Das Gupta P.R. (1969), Wood water relationship in Pterocarpus dalbergioides. Indian Forester 95(3):65-72. [97]. Desch H.E. (1947),The teaks,Wood12(11):324-325. [98]. Desch H.E. (1948a),The Cedars,Wood 13(2):40-43. [99]. Desch H.E. (1948b),The Ashes,Wood 13(10):285-287. [100]. Desch H.E. (1954), Manual of Malayan timbers. Malayan Forest Records No. 15. [101]. Desch H.E. (1957), Manual of Malayan Timbers. Malayan Forest Records 28(30):315-318. [102]. Dickinson F.E. (1949),Properties and uses of tropical woods 1,Tropical Woods13(95):1-140. [103]. Ducke A. (1943),The most important woods of the amazon valley,Tropical Woods12(74):1-15. [104]. Dupuy B. dan Verhaegen D. (1993),Plantation-grown teak (Tectona grandis) in the Ivory Coast [Le teck
de,plantation (Tectona grandis) en Cote d'Ivoire],Bois et Forets des Tropiques 235:9-24. [105]. Eddowes P.J. (1977), Commercial Timbers of Papua New Guinea: Their Properties and Uses. Hebano Press,
Port Moresby, Papua New Guinea. [106]. Edlin H.L. (1969), What Wood is That? A Manual of Wood Identification. A Studio Book, The Viking Press,
New York. [107]. Edmondson C.H. (1949), Reaction of Woods from S.America and Caribbean areas to Marine Borers
in,Hawaiian Waters,Caribbean Foresters10(1):37-41. [108]. Eggeling W.J. (1940),Indigenous Trees of Uganda,Govt. Printer Entebbe Uganda. [109]. Eggeling W.J. dan Harris C.M. (1939), Fifteen Uganda Timbers,Forest Trees and Timbers of the British
Empire, Imperial ForestryInstitute, Oxford,Part 4. [110]. Erfurth T. dan Rusche H. (1976),The Marketing of Tropical Wood. Wood Species from African Moist
Forests,F.A.O. Forestry Department. [111]. Escolano E.U. (1978), Proximate chemical composition of giant Ipil - Ipil (Leucaena bucocephala),Wood
from Different Sources,Forpride Digest 7(1):18-21. [112]. Fanshawe D.B. (1954), Forest Products of British Guiana Part 1 Principal Timbers,Forest Department
British Guiana Forestry Bulletin (New Series 2nd,Edition,No.1). [113]. Farmer R.H. (1972), Handbook of Hardwoods,HMSO. [114]. Fenton R. (1977)),Lowland tropical hardwoods - An annotated bibliography of selected species with
plantation potential. External Aid Div. Ministry of Foreign Affairs, Wellington, N.Z. [115]. Fernando X.M. (1959), Notes on ceylon timbers. Ceylon Forester4(2):227-231. [116]. Fiji Department of Forestry (1967),The properties and potential uses of the exotic species,1 -
,Mahogany (Swietenia macrophylla) A summary of CSIRO Investigations,Fiji Forestry Department, Fiji Timbers and their Uses No.21.
[117]. Fiji Department of Forestry (1969), A summary of the properties of 34 indigenous timbers,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.38.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 313
[118]. Fiji Department of Forestry (1970),The Properties and Potential uses of Koka (Bischofia javanica,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.46.
[119]. Fiji Department of Forestry (1972),Guide to the use of local timbers,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.55.
[120]. Fiji Department of Forestry (1981), The Properties and Uses of 43 Indigenous and Exotic Timbers, Fiji Forestry Department, Fiji Timbers and their Uses No.71.
[121]. Findlay W.P.K. (1975),Timber: Properties and Uses,Crosby Lockwood Staples London,224pp. [122]. Flemmioh C.O. (1959),Timber Utilization in Malaysia,Malayan Forest Records 13, Govt. Printer
Singapore. [123]. Tesoro F.O. (1978),Wood quality and utilization of Philippine plantation species: Mahogany,(Swietenia
spp).Wood quality and utilization of tropical species. Proceedings IUFRO,Conference held at FORPRIDECOM, Laguna, Oct.30-Nov.3, Tamolang, F.N. (Ed.).
[124]. Floresca A.R. dan Rocafort, J.E. (1966), Shrinkage of Philippine Woods, Philippine Journal of Forestry 22(1-4):45-57.
[125]. Floresca A.R. (1974),Shrinkage characteristics of Philippine mahogany,Foxpride Digest 3(1/2):85-86. [126]. Flynn Jr. J.H.(1994), A Guide to Useful Wood of the World. King Philip Publishing Co., Portland, Maine. [127]. Foreman D.B. (1971), A checklist of the vascular plants of bouganville with descriptions ofsome
common forest trees. New Guinea Forestry Department, Division of Botany, Lae, Botany BulletinNo.5. [128]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1935), Preliminary tests on timbers: Purpleheart (Peltogyne
pubescens Benth.), Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Project 22, Investigation 11. [129]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1938),The properties of cramtree. Guinea excelsa H.B.K.
from British Honduras,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Project 22,Investigation 25:12.
[130]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1945), A Handbook of Empire Timbers, Department of Scientific and Industrial Research Forest Products Research.
[131]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1952),General tests carried out on 3 timber Species: Brachystegiaboehmii,B. isoberlinia, B. spiciformis,Forest Products Research Laboratory, Department of Scientific andIndustrial Research.
[132]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1955a),Kiln-drying schedules,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Dept. ofScience and Industrial Research, Building Research Establishment LeafletNo.42.
[133]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1955b),Trials of timber for plywood manufacture,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough,Progress ReportNo.33. Consig. 856
[134]. Forests Products Research Laboratory U.K. (1956),A handbook of hardwoods,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Dept. ofScience and Industrial Research, Building Research Establishment.
[135]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1960), Parashorea malaanonan (Blanco) Merr. consignment 964,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Timber Leaflet 13.
[136]. Forest Products Research Laboratory Nigeria (1965), Nigerian timbers for matchmaking, Nigeria Fed. Department of Forest Research, Ibadan, Forest Products Research Laboratory Report No.5.
[137]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1967),The steam bending properties of various timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Leaflet,No.45.
[138]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1969),The movement of timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Technical Note,No.38.
[139]. Fors A.J. (1965),Maderas Cubanas,Inst. Nac. Ref. Agraria La Habara. [140]. Fortin Y., Poliquin J. (1976),Natural Durability and Preservation of 100 Tropical African Woods,International
Development Research Centre, Canada. [141]. Fouarge J. (1970),Essais physiques, mecaniques et de durabilite de bois de la RepubliqueDemocratique
du Congo,I.N.E.A.C. Belgium Serie TechniqueNo.76. [142]. Fouarge J. dan Gerard G. (1964), Bois du Mayumbe, I.N.E.A.C. Belgia. [143]. Fox J.E.D. (1971),Anthocephalus chinerisis, the laran tree of Sabah,Economic Botany 25(3):221-233. [144]. Foxworthy F.W. (1921), Commercial woods of the Malay Peninsular,Malayan Forest Records No.1. [145]. Foxworthy F.W. (1927),Commercial Timber Trees of the Malayan Peninsula,Malayan Forest Records 3.
314 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[146]. Foxworthy F.W. dan Woolley H.W. (1930),Durability of Malayan timbers,Malayan Forest Record,No.8. [147]. Francis W.D. (1951),Australian Rain-forest Trees,Commonwealth of Australia - Forestry and Timber
Bureau. [148]. Fundter J.M. (1982),Names for Dipterocarp timbers and trees from Asia,Pudoc, Wageningen, Netherlands. [149]. Gamble J.S. (1902), A Manual of Indian Timbers, Sampson Low, Marston & Co. London. [150]. Gay F.J. (1955),Standard laboratory colonies of termites for evaluating the resistance of timber, timber
preservatives and other materials to termite attack, C.S.I.R.O., Australia BulletinNo.277. [151]. Grant D.K.S. (1934),Some local timbers,Tanzania Forest Department. [152]. Greenway P.J. (1947),Mahogany in East Africa 1 The Khayas,East African Agricultural Journal13:8-14. [153]. Grewal G.S. (1979),Air seasoning properties of some Malaysian timbers,Malaysia Forestry Department,
Forest Service, Trade Leaflet No.41. [154]. Griffiden K. (1967), Mechanical, physical and other properties of some West Irian (New Guinea) wood
species and their suitability for the wood working industries in theNetherlands. Forest Products Research Institute, TNO, Delhi, Netherlands.
[155]. Grijpma P. (1967),Anthocephalus cadamba, a versatile fast growing industrial tree species,for the Tropics,Turrialba 17(3):321-329.
[156]. Gua B.E. (1988),Observation on timber samples of eighteen research and plantation species,Forest Research Note, Solomon Islands Forestry Division Number 53:21/88.
[157]. Harrar E.S. (1942), Some physical properties of modern cabinet woods 3. Directional and volume sShrinkage,Tropical Woods9(7):26-32.
[158]. Haslett A.N., Young G.D. dan Britton R.A.J. (1991), Plantation grown tropical timbers. 2. Properties, processing and uses,Journal of Tropical Forest Science 3(3):229-237
[159]. Hillis W.E. dan Brown A.G. (Ed.)(1984). Eucalyptus for wood production. Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Academic Press, Australia.
[160]. HMSO (1981), Handbook of Hardwoods, 2nd Edition. Department of the Environment, Building Research Establishment, Princes Risborough Laboratory, Princes Risborough, Aylesbury, Buckinghamshire.
[161]. Howard A.L. (1948), A Manual of Timbers of the World,Macmillan & Co. Ltd. London 3rd Ed. [162]. International Tropical Timber Organization (ITTO)(1986), Tropical Timber Atlas, Vol. 1 - Africa.
International Tropical Timber Organization (ITTO) and Centre Technique Forestier Tropical (CTFT, 45bis, Avenue de la Belle Gabrielle, Nogent-sur-Marne Cedex, France.
[163]. ITTO (1991), Pre-project Study on the Conservation Status of Tropical Timbers in Trade. World Conservation Monitoring Center (WCMC), Cambridge, London. A Report.
[164]. Jackson W.F. (1957),The durability of Malayan timbers,Malayan Forester20:38-48. [165]. Jackson A. and Day D. (1991), Good Wood Handbook - The Woodworker's Guide to Identifying, Selecting and
Using the Right Wood. Betterway Publications, Cincinnati, Ohio. [166]. Jain J.C. dan Rao P.S. (1966),Industrial utilization of sandal sapwood,Indian Forestry 92(1):16-18. [167]. Jain J.D. dan Das Gupta P.R. (1979),A note on physical and mechanical properties of Tetrameles
nudiflora(maina) from Assam,Indian Forester 105(S):369-376. [168]. Jain V.K., Arora K.L.,dan Sharma A.K. (1993), A Note on the Movement of some Indian Timbers,The
Indian Forester 119(11): 936-939. [169]. Jarrett F.M. (1960), Studies in Artocarpus and allied Genera V. A revision of Parartocarpus
andHullettia,Journal of the Arnold Arboretum XLI:320-340. [170]. Kadambi K. (1954),Terminalia catappa Linn, its silviculture and management,Indian Forester 80(11):718-
720. [171]. Kaiser J. (1986), Wood of the month. Wood and Wood Products, July. [172]. Kaiser J. (1989), Wood of the month - teak: why teak is a popular import and mariner's delight. Wood of
the Month Annual, Vol. 1, Supplement to Wood of the Month, p.24. [173]. Kaiser J. (1991), Wood of the month: satinwood - as smooth as its name suggests. Wood and Wood
Products, Julip.48. [174]. Kaiser J. (1992), Wood of the month - teak: the ironwood of China. Wood and Wood Products, Feb. p. 44. [175]. Karande A.A. (1967), Timber, Tetrameles nudiflora R., resistant to teredid borers in Bombay Harbour,
Nature London 213(5071):105.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 315
[176]. Kartasujana I. dan Martawijaya A, 1973, Kayu komersial dan kegunaannya. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Laporan No.3. Puslitbang Hasil Hutan, Bogor, Indonesia.
[177]. Keating W.G. dan Bolza E. (1982),Characteristics properties and uses of timbers. South East Asia, Northern,Australia and the Pacific,C.S.I.R.O. Div. Chemical Technology,Inkata Press,1
[178]. Keith H.G. (1947),The timbers of North Borneo,Government Colony of North Borneo, North Borneo Forest Record No.3.
[179]. Kennedy J.D. (1936),Forest flora of Southern Nigeria,Government Printer Lagos. [180]. Kikata Y. (1991), The promotion of lesser-known species and plantation-grown species,Proceedings of the
International Forest Products Workshop, 14-15 Oct, Nagoya University, Japan. [181]. Kingston R.S.T. dan Risdon C.J.E. (1961),Shrinkage and Density of Australian and other South-West
Pacific Woods,C.S.I.R.O. Division of Forest Products Technological Paper No.13. [182]. Kinloch D. dan Miller W.A. (1949),Gold Coast Timbers,Govt. Printer Gold Coast. [183]. Kininmonth J.A. (1982),Properties and uses of the timbers of Western Samoa, Indigenous, Hardwoods,Forest
Research Institute, Rotorua, New Zealand. [184]. Kline M. (1976). Tectona grandis - Teak. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World.
King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.337-338. [185]. Kline M. (1977). Chloroxylon swietenia - Ceylon satinwood. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful
Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.115-116. [186]. Kline M. (1978). Hymenaea courbaril - Courbaril. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the
World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.190-191. [187]. Kloot N.H. dan Bolza E. (1961), Properties of timbers imported into Australia. Technological Paper No.
12. Division of Forest Products, Commonwealth Scientific and Industrial Organization, Melbourne, Australia.
[188]. Kraemer J.H. (1951), Trees of the Western Pacific Region, West Lafayette, Indiana U.S.A. [189]. Koelmeyer K.O. (1954),Silvicultural notes on trees - Satin,Ceylon Foresterns1(3):59-67. [190]. Koopman M.J.F. dan Verhoef, L. (1938), The ironwood of Borneo and Sumatra,Tectona 31(6):381-399. [191]. Kribbs D.A. (1950),Commercial Foreign Woods on the American Market: a manual to their,structure, identification,
uses and distribution,U.S.A. Penn. State College, Tropical Woods Laboratory. [192]. Kribbs D.A. (1959). Commercial Foreign Woods on the American Market. Buckhout Lab., Dept. of Botany,
The Pennsylvania State University, University Park, Pennsylvania. [193]. Kryn J.M. dan Forbes E.W. (1959), The woods of Liberia,U.S.A. Department of Agriculture,Forest
Products Laboratory, Madison,Report No. 2159. [194]. Kukachka B.F. (1962),Characters of some imported woods,U.S.A. Department of Agriculture, Forest
Products Laboratory, Madison, Foreign Wood SeriesNo.2242. [195]. Kukachka B.F. (1970),Properties of imported tropical woods,Forest Research Paper FPL 125. [196]. Kumarasamy K. dan Burgess H.J. (1956),The nailing properties of 72 Malayan timber species,The
Malayan Forester 19:219-226. [197]. Kunkel G. (1965),The Trees of Liberia,German Forestry Mission to Liberia Report,No.3. [198]. Kynoch W. dan Norton N.A. (1938),Mechanical properties of certain tropical woods chiefly from
South America,School of Forestry and Conservation, University of Michigan BulletinNo.7. [199]. Laidlaw W.B.R. (1960), Guide to British Hardwoods. Published by Leonard Hill Limited, London. [200]. Lamb A.F.A. dan Wangaard F.F. (1950), The gluing properties of certain tropical American
Woods,Yale Univ. School of Forestry Technical Report4. [201]. Lamb G.N. (1951), Foreign Woods - Black Ironwood (Krugiodendron ferreum, Banuyo,(Wallaceodendron
celebicum), East African Camphor (Ocatea usambarensis),Supa (Sindora supa) and Sepetir (Sindorasp.), Wood and Wood Products 56(12):44-45.
[202]. Lamb G.N. (1955), Foreign Woods Canangium odoratum, Wood and Wood Products 6019:58. [203]. Lamb G.N. (1956),Foreign Woods - Sandalwood (Santalum album) and Butterwood (Vatairea
lundellii),Wood and Wood Products 61(1):44. [204]. Lavers G.M. (1966), The strength properties of timbers. Forest Products Research Bulletin No. 50. Ministry
of Technology, Her Majesty's Stationery Office, London. [205]. Lavers G.M. (1983),The strength properties of timber (3rd Ed.),Forest Products Research Laboratory,
Princes Risborough, Report No.50.
316 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[206]. Lee Y.H. (1974),Commercial Timbers of Peninsular Malaysia,Kuala Lumpur Malaysia Dept. of Forestry Peninsular Malaysia and Malaysian Timber Industry Board.
[207]. Lee Y.H. dan Chu Y.P. (1965), The strength properties of Malayan timbers,Malayan Forester 28(4):307-319.
[208]. Lee Y.H. dan Lopez D.T. (1968), The machining properties of some Malayan timbers, Malayan Forester 3:194-210.
[209]. Lemmens R.H.M.J., Soerianegara I. dan Wong W.C. (Ed.) (1995). Plant Resources of South East Asia 5(2) Timber trees: Minor commercial timbers. PROSEA, Bogor.
[210]. Lewis F. (1934), The Vegetable Products of Ceylon,Assoc. Newspapers of Ceylon Ltd. [211]. Lincoln W.A. (1986), World Woods in Color. Linden Publishing Co. Inc., Fresno, California. [212]. Limaye V.D. (1933),The physical and mechanical properties of woods grown in India, Indian Forest
Records18(10):1-70. [213]. Limaye V.D. (1953), Weights and specific gravities of Indian woods. Indian Forest Records New
Series. Timber Mechanics1(4) Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [214]. Limaye V.D. (1954), Grouping of Indian timbers and their properties, uses and suitability. Indian
Forest Records, New Series. Timber Mechanics 1(2), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [215]. Limaye V.D. (1957),Grouping of Indian timbers and their properties, uses and suitability. Indian Forest
Records, New Series. Timber Mechanics 1(2), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [216]. Limaye V.D. dan Sen B.R. (1953), Weights and specific gravities of Indian woods. Indian Forest
Records, New Series. Timber Mechanics 1(4), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [217]. Lincoln W.A. (1986), World Woods in Color. Linden Publishing Co. Inc., Fresno, California. [218]. Little E.L. (1948), A collection of tree specimens from Western Ecuador, Caribbean Forester 9(3):215-
298. [219]. Little E.L. (1980), The Audobon Society Field Guide to North American Trees - Western Region. Published by
Arthur A. Knopf, New York. [220]. Little E.L. dan Wadsworth F.H. (1964),Common trees of Puerto Rico and the Virgin Islands,U.S.A.
Department of Agriculture, Agriculture HandbookNo.249. [221]. Lomibao B.A. dan Salva R.M. (1972),Wood structure, characteristics and properties of six Vitex species
of the,Philippine Verbenaceae,Philippine Lumberman 18(3):24-26, 28, 29. [222]. Longwood F.R. (1961), Puerto Rican Woods - Their Machining Seasoning and Related
Characteristics,U.S.A. Department of Agriculture, Agriculture Handbook, No.205. [223]. Longwood F.R. (1962), Commercial timbers of the Caribbean,U.S.A. Department of Agriculture,
Agriculture Handbook,No.207. [224]. Lopez D.T. (1982),Malaysian Timbers - Punah (Tetramensta glabra,Malaysia Forestry Department,
Forest Service Malaysia Trade Leaflet No.59. [225]. Maeglin R.R., C.K. Baah, G. Troemner, J.D. Danielsondan Loehnertz S.P. (1989), Sawing of difficult
species: pre-project study. PPR 14/89 (I). Prepared for ITTO by United States Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin.
[226]. Mahendru I.D. (1937),The mulberry (Morus alba Linn),Punjab Forest Records 1(2). [227]. Malaysian Timber Industry Board (1986), 100 Malaysian Timbers,The Malaysian Timber Industry Board. [228]. Martawijaya A., Kadir K. dan Kartasujana I. (1986),Indonesian Wood Atlas. Vol.1,Department of Forestry
Agency for Forestry Research and Development,Bogor-Indonesia. [229]. Martawijaya A., Kartasujana I., Kadir K. dan Parwira S. (1992), Indonesian Wood Atlas Vol.2,Forestry
Research and Development Agency, Department of ForestryBogor-Indonesia. [230]. McCann C. (1947), Trees of India: A Popular Handbook, D.B. Taraporevala Sons & Co. Bombay. [231]. McCoy-Hill M. (1962), The Protection of Timber from Marine Borer Damage in East African,Waters,8th Brit.
Commw. Forestry Conf. East Africa. [232]. McMillen J.M. dan Bois, P.J. (1976), Kiln Schedules for Foreign Woods,U.S.A,Department of
Agriculture, Forest Products Utilization Tec. Report, No.2. [233]. Meijer W. dan Wood G.H.S. (1964),Dipterocarps of Sabah, North Borneo,Sabah Forest Department,
Forest Record No.5. [234]. Mendoza E.U. (1977),Bending properties of Koompassia excelsa,Forpride Digest 6(1):42-47. [235]. MeniadoJ.A. (1974),Timbers of the Philippines Vol.I,Govt. Printing Office, Manila.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 317
[236]. Menon K.D. (1958), Susceptibility of commercial species of Malayan timbers to powder-post beetle attack, Malayan Forest Service Trade Leaflet, No.27.
[237]. Menon P.K.B. (1959),The wood anatomy of Malayan timbers: commercial timbers, 3. Lighthardwoods,Malaysian Forest Research Institute Kepong, Research Pamplet, No. 27.
[238]. Menon P.K.B. (1967),The structure and identification of Malayan woods,Malyasia Forestry Department, Forestry Research Institute, Malayan ForestRecordsNo.25.
[239]. Monsalud M.R. dan Tamolang, F.N. (1969),General Information on Philippine hardwoods,Philippine Lumberman 15(6):14-38.
[240]. Morton J.F. (1966), The cajeput tree - A boon and an affliction,Economic Botany 20(1):31-39. [241]. Murira K. (1984), Natural durability tests of Tanzanian Timbers 1955 – 1982,Tanzania Forestry
Research Institute, Timber Utilisation Research Centre,Moshi. [242]. Natawiria, D. (1973), Percobaan pencegahan serangan rayap Macrotermes gilvis Hagen.pada tanaman kayu
putih (Melalenca leucadendron) di Cikampek,Laporan Lembaga Penelitian Hutan No.73. [243]. Nation Research Council (1980), Firewood Crops Shrub and Tree Species for Energy Production, National
Academy of Sciences, Washington D.C. [244]. Nazma (1981),A handbook of Kerala Timbers,Kerala Forest Research Institute Research Report No.9. [245]. Negi G.S. dan Bhatia D.N. (1958), Physical and mechanical properties of woods tested at F.R.I. Report
No.10, Indian Forest Records (N.S.) Timber Mechanics 1(11):171-180. [246]. Ng, F.S.P. (1978),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 3,Forest Research Institute Malaysia
Ministry of Primary Industries [247]. Ng F.S.P. (1989),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 4,Forest Research Institute Malaysia
Ministry of Primary Industries [248]. Nicolas P.M. dan Tadena, F.G. (1965), Kraft pulping of Tuai (Bischoffia javanica Blume), Philippine Forestry
Journal 21(1/40):109-115. [249]. Nigeria Department of Forest Research (1967), The properties of some savanna timber trees,Nigeria
Federal Department of Forest Research, Ibadan Report No.11. [250]. NWFA. 1994. Wood Species Used in Wood Flooring. Technical Publication No. A200. National Wood
Flooring Association, Manchester. [251]. Oakes A.J. (1968), Leucaena bucocephola - Description - Culture - Utilization,Advancing Frontiers of Plant
Sciences 20:1-114 [252]. Oey D.S. (1964), Specific gravity of Indonesian woods and its significance for
practicaluse,Communication No.1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor, Indonesia. [253]. Oliver A.C. (1974),Timber for Marine and Freshwater Construction,TRADA, London. [254]. Ong T.H. (1971),Durability of timber for foundation piling,The Malayan Forester 34(3):225-238. [255]. Organisation for European Economic Co-operation (OEEC) (1951), African Tropical Timber
Nomenclature Description. [256]. Osborne L.D. (1970),Decay resistance of South-West Pacific rain forest timbers,C.S.I.R.O.,Div. for
Prod., Tech. paper No.56. [257]. Papua New Guinea Department of Forests (1972),New Horizons,Forestry in Papua New Guinea,Jacaranda
Press Pty. Ltd. Brisbane. [258]. Pardy A.A. (1956),Notes on the indigenous trees and shrubs of S. rhodesia–Tamarindus indica,Ministry of
Agriculture and Lands S. Rhodesia BulletinNo.1882. [259]. Patterson D. (1988), Commercial Timbers of the World, 5th Ed. Gower Technical Press, London. [260]. Pearson R.S. dan Brown H.P. (1932),Commercial Timbers of India, Vol.2, Govt. Printer Calcutta. [261]. Peh T.B. dan Khoo K.C. (1984), Timber properties of Acacia mangium, Gmelina arborea,
Paraserianthesfalcataria and their utilization aspects, The Malaysian Forester 47(4):285-303. [262]. Pleydell G.J. (1970),Timbers of the British Solomon Islands,United Africa Company (Timber) Ltd, London. [263]. Polak A.M. (1992), Major Timber Trees of Guyana A Field Guide, The Tropenbos Foundation Wageningen,
Netherlands. [264]. Poynton R.J. (1957),Notes on Exotic Forest Trees in South Africa (Second Ed.), South African
Forestry Department Bulletin No.38. [265]. Prasad B.N. dan Jain N.C. (1964),Preliminary studies of cutting resistance of a few Indian woods,Indian
Forester 90(10):698-701.
318 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[266]. Prawirohatmodjo S. (1989),Properties and utilization of plantation trees in Indonesia. Proceedings of a RegionalSymposium,Faculty of Forestry, Universiti Pertanian Malaysia.
[267]. Purkayastha S.K. (1982) Indian woods: their identifications, properties and uses, Vol.4, Controller of Publications, New Delhi.
[268]. Purseglove J.W. (1968). Tropical Crops - Dicotyledon 1. John Wiley and Sons, Inc. New York. [269]. Ramesh R.K. dan Purkayastha S.K. (1972),Indian Woods - Their Identification Properties and Uses, Vol.3,
Dehra Dun India. [270]. Ramesh R.K. dan Juneja K.B.S. (1971),Field identification of fifty important timbers of India,Dehra Dun India. [271]. Rao K.R. dan Purkayastha S.K.(1972),Indian Woods - Their Identification, Properties and Uses, Vol.3. Manager
of Publications, Delhi, India. [272]. Rawat B.S. dan Rawat N.S. (1960),Physical and mechanical properties of woods tested at the Forest
ResearchInstitute, Dehra Dun Report XI,Indian Forestry Records (NS) Timber Mechanics 1(12). [273]. Record S.J. (1927), Trees of Honduras, Tropical Woods 10:10-47. [274]. Record S.J. dan Hess R.W. (1943), Timbers of the New World, Yale University Press. [275]. Record S.J. dan Mell C.D. (1924),Timbers of Tropical America,Yale Univ. Press [276]. Redding L.W. (1958),The resistance of various timbers to impregnation,Forest Products Research
Laboratory, Princes Risborough, Department ofScientific and Industrial Research. [277]. Rehman M.A. (1956),The seasoning behaviour of Indian trees,Indian Forest Bulletin (N.S.) Wood
Seasoning No. 198. [278]. Rehman M.A. (1971),Shrinkage studies of Indian Timbers (Chickrassia tabularis),Journal of the Timber Dev.
Assoc. of India17(2):24-27. [279]. Rendle B.J. (Ed.)(1970), World Timbers, Vol.3 - Asia & Australia & New Zealand. Ernest Benn Limited,
Bouverie House, Fleet Street, London. [280]. Reyes L.J. (1938), Philippine Woods,Commonwealth of the Philippines Department of Agriculture and
Commerce,Technical Bulletin,No.7. [281]. Salleh M.N. dan Wong W.C. (1989), Utilization of forest plantation trees, Proceedings of a Regional
Symposium,Faculty of Forestry Universiti Pertanian Malaysia [282]. Santhakumaran L.N. (1973),On the natural resistance of Lannea coromanddica,Tetrameles
nudifloradanTectona grandis to marine borers in Bombay Harbour,Journal of the T.D.A. of India 19(3):26-30. [283]. Sarawak Timber Industry Development Corporation (1981),Guide to Timber Trade in Sarawak,S.T.I.D.C.
Kuching, Sarawak, Malaysia. [284]. Scharai-rad M. dan Kambey E. (1989),The wood of Acacia mangium Willd. its properties and possible
uses,Mulawarman University, Indonesia, Report No.14,1-12. [285]. Schneider E.E. (1916), Commercial woods of the Philippines: their preparation and uses. Bulletin No.
14. Department of the Interior, Bureau of Forestry, Manila, Filipina. [286]. Sekhar A.C. (1955),The physical and mechanical properties of woods,Indian Forest Records (ns)Timber
Mechanics1(3):69-72. [287]. Sekhar A.C. (1967), Some Indian timbers equivalent to foreign timbers,Van Vigyan 5(1&2):18-24. [288]. Sekhar A.C. dan Bhatnagar S.S.(1957). Physical and Mechanical Properties of Woods Tested at Forest
Research Institute, Report V. Indian Forest Records, NS.Timber Mechanics, Vol. 1, No. 6. The Manager of Publications, Delhi.
[289]. Sekhar A.C. dan Rana R.S. (1957). Physical and mechanical properties of timbers tested at the Forest Research Institute, Indian Forest Records, Timber Mechanics, Vol. 1 No. 10, Dehra Dun, India.
[290]. Simpson W.T. dan Sagoe J.S. (1991), Relative drying times of 650 tropical woods: estimation by green moisture content, specific gravity and green weight density. United States Department of Agriculture (USDA), Forest Service, General TechnicalReport FPL-GTR-71. FPL, Madison, Wisconsin.
[291]. Skolmen R.G. (1974),Some woods of Hawaii, properties and uses of 16 commercial species,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service, Pacific Southwest Forest,and Range Experiment Station, General Technical Report 8.
[292]. Smith D.N. (1959),The natural durability of timber,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Building Research Establishment,Record No.30
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 319
[293]. Smith W.J., Knyaston W.T., Cause M.L.dan Grimmett J.G.(1991), Building timbers - properties and recommendations for their uses in Queensland. Technical Pamphlet No. 1. Queensland Forest Service, Department of Primary Industries, Queensland, Australia.
[294]. Smythies B.E. (1965),Common Sarawak Trees,Borneo Literature Bureau. [295]. Soerianegara I. dan Lemmens R.H.M.J. (Ed.) (1994),Plant Resources of South-East Asia 5(1),Timber
trees: Major commercial timbers,PROSEA, Bogor. [296]. Solomon Islands (1976),Solomon islands timbers - major species,For Div. Min. Nat. Resources,
Honiara, Timber Booklet 1. [297]. Sono P. (1974), Merchantable Timbers of Thailand, Forest Products Research Division, Royal Forest
Department, Bangkok, Thailand. [298]. Sosef M.S.M., Hong L.T. dan Prawirohatmodjo S. (Ed.) (1998). Plant Resources of South-East Asia
5(3), Timber trees: Lesser known timbers. PROSEA, Bogor. [299]. Stadelman R.C. (1966), Forests of South-East Asia, Wimmer Bros., Memphis Tennessee. [300]. Stephens M. (1955),The timber Machang (Mangifera foetida),Malayan Forester 18(4):205-207. [301]. Stevens W.C. (1961),Kiln Operators Handbook,HMSO. [302]. Stewart A.M., Kloot, N.H. (1957),Mechanical Properties of Timbers,C.S.I.R.O., Australia
BulletinNo.279. [303]. Streets R.J. (1962), Exotic Forest Trees in the British Commonwealth,Clarendon Press Oxford. [304]. Stone H. (1924),The Timbers of Commerce and their Identification,William Rider & Sons Ltd. London. [305]. Strugnell E.J. (1931),Notes on woods for furniture making,Malaysian Forester 1:69-73. [306]. Suvarnasuddhi K. (1950),Some Commercial Timbers of Thailand - Their Properties and Uses,Royal Forest
Department, Thailand. [307]. Sweet C.V. (1922),Further experiments in the air-seasoning of Indian timbers and
general,recommendations as to seasoning methods.Indian Forest Records IX part V, Delhi, India. [308]. Symington C.F. (1943),Foresters manual of Dipterocarps,Malaysia Forest RecordNo.16. [309]. Takahashi A. (1975),Compilation of data on the mechanical properties of foreign woods (Part 2)
Research Report on Foreign Wood No.4, Central and South America,Shimane University, Japan. [310]. Takahashi A. (1978),Compilation of data on the mechanical properties of foreign woods (Part 3)
Research Report on Foreign Wood No.7, Central and South America,Shimane University, Japan. [311]. Tamolang F.N. (1978),Basic and technological information on Manggis (Koompassia excelsa Taub.
Forpride Digest 7(4):19-33. [312]. Tamolang F.R. dan Rocafort J.E. (1987),Physico-mechanical properties and possible uses of eleven
plantation-grown timber species in the Philippines,FPRDI-Journal 16(1-2):75-85. [313]. Tamesis F. dan Aguilar L. (1953),The 'Philippine mahogany' and other Dipterocarp woods,Philippine
Department of Agriculture and Natural Research, Popular BulletinNo.44. [314]. Tewari M.C. dan Jain J.C. (1980),Utilization of Secondary Species,Journal of the National Building
Organization 25(2):1-6. [315]. The Australian Timber Journal & Building Products Merchandiser (1969),Timber durability and
preservation,Supplement to Australian Timber Journal 35(4) Tech. Timb. Guide No.8. [316]. Thomas A.V. (1932), Malayan timbers tested in a green condition, Malayan Forest Service Trade Leaflet
No.5. [317]. Thomas A.V. (1935a),Notes on some timbers from Cameron highlands,Malayan Forester 4(4):188-196. [318]. Thomas A.V. (1935b),Timber tests: Nemesy (Shorea pauciflora) and Damar laut merah
(Shoreakunstleri),Malayan Forester 4(1):30-36. [319]. Thomas A.V. (1937), Timber tests - Geronggang, Malayan Forester 6:142-145. [320]. Thomas A.V. (1938),Timber tests - Punah (Tetramerista glabra Mig.) Malayan Forester 7(3):137-140. [321]. Thomas A.V. (1954),Malayan Timbers - Bintangor, geronggang, terentang,Malayan Forest Service Trade
Leaflet No.12. [322]. Thomas A.V. (1964),Timbers used in the boat building industry:asurvey,Department of Scientific and
Industrial Research Forest Products ResearchLaboratory. [323]. Thomas R.J. and Gilmore R.C. (1962), The machining characteristics of Casuarina glauca, C.
equisetifoliaand Melalenca leucadendron,Department of Wood Science and Technology; School of Forestry, North,Carolina State College, Technical Report 16.
320 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[324]. Thomas A.V. and Landon F.H. (1953),The timber of para rubber,Malayan Forester 16(4):217-219. [325]. Thomas A.V. dan Pillai P.K.B. (1954),Shrinkage of Malayan timbers,Malayan Forester 17(4):208-209. [326]. Titmuss F.H. (1965),Commercial Timbers of the World,Technical Press Ltd., London, 3rd edition. [327]. Tropical Timber Information Center U.S.A. (1975), Courbaril (Hymenaea courbaril),State Univ. New
York TTIC Brief32. [328]. Troup R.S. (1909). Indian woods and their uses. The Indian Forest Memoirs, Economic Products Series,
Vol. 1, No. 1. Superintendent, Government Printing, Calcutta, India. [329]. Tsumoto T. and Karasawa H. (1975),The properties of tropical woods 21,Government of Japan Forest
Experimental Station BulletinNo.227. [330]. U.S.A. National Research Council (1983),Mangium and other Acacias of the Humid Tropics,National
Academy Press, Washington, U.S.A. [331]. USDA Forest Service (1974),Wood Handbook,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service
Handbook,72. [332]. USDAForest Service (1987). Wood Handbook - Wood as an Engineering Material. United States
Department of Agriculture, Forest Service Handbook No. 72, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin.
[333]. Varian H.F. dan Gallardo A.C. (1940), Notes on the susceptibility to insect attack of Philippine woods, Philippine Journal of forestry 3(3):347-378.
[334]. Wallis N.K. (1956). Australian Timber Handbook. Angus & Robertson, Ltd., 89 Castlereagh Street, Sydney, Australia.
[335]. Walker E.H. (1954),Important Trees of the Ryukyu Islands,United States Civil Administration of the Ryukyu Islands Special BulletinNo. 3.
[336]. Walker F.S. (1941),Resistance of Timbers to Marine Borer Attack,Malayan Forester 10(4):145-149. [337]. Wang S.F. (1963),Studies on the absorption and penetration of woods treated with varioustreating
methods of preservatives. Taiwan Forest Research Institute BulletinNo.89. [338]. Wangaard F.F. (1954),Properties and uses of tropical woods 4,Tropical Woods14(99):1-187. [339]. Wangaard F.F. dan Chudnoff M. (1950),The steam bending properties of certain tropical American
woods,Yale Univ. School of Forestry Technical Report No. 6. [340]. Wangaard F.F.dan Muschler A.F (1952). Tropical Woods - Properties and Uses of Tropical Woods, Vol.III, No.
98. School of Forestry, Yale University, New Haven, Connecticut. [341]. Watson J.G. (1928),Mangrove Forests of the Malay Peninsular,Malayan Forest Records No.6. [342]. World Conservation Monitoring Center-Plants Programme (WCMC) (1992), Conservation Status
Listing - Trees and Timbers of the World. WCMC Cambridge, CB3 ODL, United Kingdom. [343]. Whitmore T.C. (1972), Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 1, Forest Department Ministry of
Agriculture and Lands Malaysia. [344]. Whitmore T.C. (1973),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 2,Forest Department Ministry of
Primary Industries Malaysia. [345]. Williams E. (1958),Uses of some common imported species,Technical notes. Forestry Commission
N.S.W. Wood Technology 11(3):11-12. [346]. Wong C.N. dan Burgess H.J. (1960),A comparison of linear shrinkage data obtained by different
methods,Malaysia Forest Research Institute, Forestry Department Research Pamphlet29. [347]. Wood A.D. (1963),Plywoods of the World: Their Development, Manufacture andApplication,Johnston & Bacon
Ltd. Edinburgh & London. [348]. Wood B. dan Calnan D. (1976),Toxic Woods,British Journal of Dermat 94 Suppl. 13. [349]. Wyatt-Smith J. (1979),Pocket Checklist of Timber Trees,Malayan Forest Records No.17. [350]. Yap S.K. dan Razali H. (1980),The reproductive behaviour of Sesendok (Endospermum
malaccense),Malayan Forester 43(1):37-43. [351]. Yasin M. dan Shah Q.H. (1975), Peeling properties of Moris alba wood species, Pakistan Journal of Forestry
25(3):171-196. [352]. Youngs R.L. (1964), Hardness, density and shrinkage characteristics of silk oak from Hawaii,U.S.A.
Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products,Laboratory, Madison Research Note 074.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 321
INDEX KEGUNAAN KAYU
Mebel untuk Kamar Tidur
Acacia decurrens 3 Mangifera altissima 189 Alphitonia zizyphoides 21 Mangifera indica 193 Alstonia scholaris 23 Melaleuca leucadendron 195 Amoora cucullata 26 Morus alba 201 Anisoptera laevis 33 Myristica buchneriana 203 Anthocephalus cadamba 35 Nothofagus dura 209 Araucaria cunninghamii 40 Octomeles sumatrana 213 Bischofia javanica 46 Palaquium ferox 215 Calophyllum inophyllum 55 Parashorea malaanonan 221 Campnosperma auriculatum 59 Pericopsis mooniana 229 Campnosperma brevipetiolatum 61 Pinus merkusii 233 Castanopsis acuminatissima 69 Planchonia valida 235 Chloroxylon swietenia 75 Podocarpus neriifolius 237 Cinnamomum inners 77 Pometia pinnata 239 Cinnamomum parthenoxylon 79 Pometia tomentosa 241 Dalbergia latifolia 95 Pterocarpus indicus 245 Dillenia castaneifolia 101 Santalum album 251 Dracontomelon mangiferum 105 Shorea acuminatissima 257 Eucalyptus cyclocarpum 119 Shorea faguetiana 261 Eucalyptus citriodora 121 Shorea guiso 263 Eusideroxylon zwageri 125 Shorea hypochra 265 Gmelina moluccana 137 Shorea leprosula 269 Gonystylus bancanus 139 Shorea leptoclados 271 Gonystylus forbesii 141 Sindora javanica 273 Grevillea robusta 143 Strycnos ligustrina 277 Hibiscus tiliaceus 153 Swietenia macrophylla 279 Intsia bijuga 167 Tectona grandis 285 Intsia palembanica 169 Tetrameles nudiflora 289 Koompassia excelsa 173 Trema orientalis 295 Koompassia malaccensis 175 Vatica rassak 297 Maesopsis eminii 187 Wallaceodendron celebicum 303 Zanthoxylum rhetsa 307 Mebel untuk Ruang Makan
Acacia decurrens 3 Calophyllum inophyllum 55 Alstonia scholaris 23 Calophyllum papuanum 57 Amoora cucullata 26 Campnosperma auriculatum 59 Anisoptera costata 28 Campnosperma brevipetiolatum 61 Anisoptera laevis 33 Canangium odoratum 63
322 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Araucaria cunninghamii 40 Chloroxylon swietenia 75 Bischofia javanica 46 Cinnamomum inners 77 Dalbergia latifolia 95 Pericopsis mooniana 229 Dillenia pentagyna 97 Pinus merkusii 233 Dillenia castaneifolia 101 Planchonia valida 235 Enterolobium cyclocarpum 119 Podocarpus neriifolius 237 Eusideroxylon zwageri 125 Pometia pinnata 239 Gmelina moluccana 137 Pometia tomentosa 241 Gonystylus forbesii 141 Pterocarpus indicus 245 Grevillea robusta 143 Pterocymbium beccari 247 Hibiscus tiliaceus 153 Santalum album 251 Horsfieldia irya 161 Shorea acuminatissima 257 Intsia palembanica 169 Shorea faguetiana 261 Koompassia malaccensis 175 Shorea guiso 263 Litsea ferruginea 179 Shorea hypochra 265 Lophopetalum javanicum 183 Shorea leprosula 269 Maesopsis eminii 187 Shorea leptoclados 271 Mangifera altissima 189 Sindora javanica 273 Mangifera indica 193 Swietenia mahagony 281 Michelia montana 199 Tamarindus indica 283 Myristica buchneriana 203 Tectona grandis 285 Nothofagus dura 209 Tetrameles nudiflora 289 Octomeles sumatrana 213 Vitex cofassus 299 Palaquium ferox 215 Wallaceodendron celebicum 303 Parashorea malaanonan 221 Zanthoxylum rhetsa 307
Mebel untuk Ruang Tamu
Acacia auriculiformis 1 Calophyllum inophyllum 55 Acacia decurrens 3 Calophyllum papuanum 57 Acacia mangium 5 Campnosperma auriculatum 59 Adenanthera pavonina 7 Campnosperma brevipetiolatum 61 Aegle marmelos 9 Canangium odoratum 63 Afzelia javanica 11 Cassia siamea 67 Agathis alba 13 Castanopsis acuminatissima 69 Aglaia odoratissima 15 Casuarina equisetifolia 71 Albizzia procera 17 Chloroxylon swietenia 75 Aleurites moluccana 19 Cinnamomum inners 77 Alphitonia zizyphoides 21 Cinnamomum parthenoxylon 79 Alstonia scholaris 23 Cratoxylum arborescens 89 Amoora cucullata 26 Cynometra ramiflora 91 Anisoptera costata 28 Dactylocladus stenostachys 93 Anisoptera laevis 33 Dalbergia latifolia 95 Anthocephalus cadamba 35 Dillenia pentagyna 97
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 323
Araucaria cunninghamii 40 Dillenia castaneifolia 101 Barringtonia acutangula 44 Diospyros ferrea 103 Bischofia javanica 46 Dracontomelon mangiferum 105 Caesalpinia sappan 53 Dryobalanops lanceolata 109 Ehretia acuminata 113 Palaquium ferox 215 Endospermum malaccense 117 Parartocarpus venenosus 217 Enterolobium cyclocarpum 119 Parashorea lucida 219 Eucalyptus citriodora 123 Parashorea malaanonan 221 Eucalyptus deglupta 125 Parashorea stellata 223 Eusideroxylon zwageri 127 Payena lucida 225 Fagraea fragrans 132 Pentace tripera 227 Ganua motleyana 134 Peronema canescens 231 Gluta renghas 138 Pinus merkusii 233 Gmelina moluccana 140 Planchonia valida 235 Gonystylus bancanus 142 Podocarpus neriifolius 237 Gonystylus forbesii 145 Pometia pinnata 239 Grevillea robusta 147 Pometia tomentosa 241 Heritiera littoralis 152 Pongamia pinnata 243 Hernandia ovigera 154 Pterocarpus indicus 245 Hevea brasiliensis 156 Sandoricum indicum 249 Hibiscus tiliaceus 158 Santalum album 251 Horsfieldia irya 166 Schleichera oleosa 253 Hymenaea courbaril 168 Shorea acuminatissima 257 Hymenodictyon excelsum 170 Shorea faguetiana 261 Intsia bijuga 172 Shorea guiso 263 Intsia palembanica 175 Shorea leprosula 269 Khaya anthoteca 178 Shorea leptoclados 271 Koompassia excelsa 173 Sindora javanica 273 Koompassia malaccensis 175 Strombosia javanica 275 Leucaena glauca 177 Strycnos ligustrina 277 Litsea sebifera 181 Swietenia macrophylla 279 Lophopetalum javanicum 183 Swietenia mahagony 281 Maesopsis eminii 187 Tamarindus indica 283 Mangifera altissima 189 Tectona grandis 285 Mangifera foetida 191 Terminalia catappa 287 Mangifera indica 193 Tetrameles nudiflora 289 Melaleuca leucadendron 195 Tetramerista glabra 291 Michelia champaca 197 Thespesia populnea 293 Michelia montana 199 Trema orientalis 295 Morus alba 201 Vatica rassak 297 Myristica buchneriana 203 Vitex cofassus 299 Neonauclea calycina 207 Vitex quinata 301 Nothofagus dura 209 Wallaceodendron celebicum 303 Octomeles sumatrana 213 Zanthoxylum rhetsa 307
324 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Mebel untuk Rak Dapur (Kitchen Cabinet)
Acacia decurrens 3 Alstonia scholaris 23 Agathis alba 13 Amoora cucullata 26 Alphitonia zizyphoides 21 Anisoptera laevis 33 Anthocephalus cadamba 35 Morus alba 201 Antiaris toxicaria 38 Myristica buchneriana 203 Bischofia javanica 46 Nothofagus dura 209 Calophyllum inophyllum 55 Octomeles sumatrana 213 Campnosperma auriculatum 59 Palaquium ferox 215 Campnosperma brevipetiolatum 61 Parashorea malaanonan 221 Canangium odoratum 63 Pinus merkusii 233 Chloroxylon swietenia 75 Planchonia valida 235 Cinnamomum inners 77 Podocarpus neriifolius 237 Cinnamomum parthenoxylon 79 Pterocarpus indicus 245 Dillenia pentagyna 97 Pterocymbium beccari 247 Dillenia castaneifolia 101 Shorea acuminatissima 257 Enterolobium cyclocarpum 119 Shorea faguetiana 261 Eucalyptus citriodora 121 Shorea guiso 263 Eusideroxylon zwageri 125 Shorea hypochra 265 Gmelina moluccana 137 Shorea leprosula 269 Gonystylus bancanus 139 Shorea leptoclados 271 Gonystylus forbesii 141 Sindora javanica 273 Grevillea robusta 143 Strycnos ligustrina 277 Hibiscus tiliaceus 153 Swietenia macrophylla 279 Horsfieldia irya 161 Swietenia mahagony 281 Intsia palembanica 169 Tamarindus indica 283 Koompassia malaccensis 175 Tectona grandis 285 Litsea ferruginea 179 Tetrameles nudiflora 289 Lophopetalum javanicum 183 Trema orientalis 295 Maesopsis eminii 187 Vatica rassak 297 Melaleuca leucadendron 195 Wallaceodendron celebicum 303 Michelia montana 199 Zanthoxylum rhetsa 307
Mebel untuk Ruang Kantor
Acacia decurrens 3 Michelia montana 199 Alstonia scholaris 23 Morus alba 201 Amoora cucullata 26 Myristica buchneriana 203 Anthocephalus cadamba 35 Nothofagus dura 209 Bischofia javanica 46 Octomeles sumatrana 213 Campnosperma auriculatum 59 Palaquium ferox 215 Campnosperma brevipetiolatum 61 Parashorea malaanonan 221 Chloroxylon swietenia 75 Pinus merkusii 233 Cinnamomum inners 77 Planchonia valida 235
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 325
Cinnamomum parthenoxylon 79 Podocarpus neriifolius 237 Dalbergia latifolia 95 Pometia pinnata 239 Dillenia pentagyna 97 Pometia tomentosa 241 Dillenia castaneifolia 101 Pterocarpus indicus 245 Dryobalanops lanceolata 109 Pterocymbium beccari 247 Enterolobium cyclocarpum 119 Shorea acuminatissima 257 Eucalyptus citriodora 121 Shorea faguetiana 261 Eusideroxylon zwageri 125 Shorea guiso 263 Gmelina moluccana 137 Shorea hypochra 265 Gonystylus bancanus 139 Shorea leprosula 269 Gonystylus forbesii 141 Shorea leptoclados 271 Grevillea robusta 143 Sindora javanica 273 Hibiscus tiliaceus 153 Strycnos ligustrina 277 Intsia bijuga 167 Swietenia macrophylla 279 Intsia palembanica 169 Swietenia mahagony 281 Koompassia malaccensis 175 Tamarindus indica 283 Litsea ferruginea 179 Tetrameles nudiflora 289 Lophopetalum javanicum 183 Trema orientalis 295 Maesopsis eminii 187 Vitex cofassus 299 Melaleuca leucadendron 195 Wallaceodendron celebicum 303 Zanthoxylum rhetsa 307
Kayu untuk Mebel Kuno
Acacia decurrens 3 Michelia montana 199 Alstonia scholaris 23 Morus alba 201 Amoora cucullata 26 Myristica buchneriana 203 Anthocephalus cadamba 35 Nothofagus dura 209 Chloroxylon swietenia 75 Octomeles sumatrana 213 Cinnamomum inners 77 Palaquium ferox 215 Cinnamomum parthenoxylon 79 Parashorea malaanonan 221 Dalbergia latifolia 95 Pterocarpus indicus 245 Dillenia castaneifolia 99 Pterocymbium beccari 247 Dryobalanops lanceolata 109 Shorea acuminatissima 257 Enterolobium cyclocarpum 119 Shorea faguetiana 261 Eusideroxylon zwageri 125 Shorea hypochra 265 Excoecaria agallocha 127 Shorea leprosula 269 Gmelina moluccana 137 Shorea leptoclados 271 Gonystylus bancanus 139 Sindora javanica 273 Gonystylus forbesii 141 Swietenia macrophylla 279 Grevillea robusta 143 Tamarindus indica 283 Horsfieldia irya 161 Tetrameles nudiflora 289 Koompassia excelsa 173 Trema orientalis 295 Koompassia malaccensis 175 Wallaceodendron celebicum 303 Litsea ferruginea 179
326 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Mebel untuk di Luar Ruangan
Amoora cucullata 26 Michelia champaca 197 Anisoptera laevis 33 Palaquium ferox 215 Castanopsis acuminatissima 69 Pericopsis mooniana 229 Casuarina equisetifolia 71 Strombosia javanica 275 Cinnamomum inners 77 Strycnos ligustrina 277 Hopea beccariana 159 Tectona grandis 285 Mangifera foetida 191
Kayu untuk Komponen Mebel Bentuk Lengkung
Grevillea robusta 143 Planchonia valida 235 Hymenaea courbaril 163 Pometia pinnata 239 Madhuca malaccensis 185 Pometia tomentosa 241 Mangifera foetida 191 Strycnos ligustrina 277 Morus alba 201 Swietenia mahagony 281 Neonauclea calycina 207 Tamarindus indica 283 Nothofagus dura 209 Vitex cofassus 299
Kayu untuk Ukiran
Aegle marmelos 9 Dillenia reticulata 99 Agathis alba 13 Diospyros ferrea 103 Aglaia odoratissima 15 Dracontomelon mangiferum 105 Albizzia procera 17 Endospermum malaccense 117 Aleurites moluccana 19 Eucalyptus citriodora 121 Alphitonia zizyphoides 21 Eusideroxylon zwageri 125 Alstonia scholaris 23 Fagraea fragrans 129 Anisoptera curtisii 31 Gluta renghas 135 Anthocephalus cadamba 35 Gmelina moluccana 137 Antiaris toxicaria 38 Gonystylus bancanus 139 Araucaria cunninghamii 40 Gonystylus forbesii 141 Bischofia javanica 46 Heritiera littoralis 147 Caesalpinia sappan 53 Hernandia ovigera 149 Calophyllum papuanum 57 Homalium foetidum 155 Canangium odoratum 63 Hopea beccariana 159 Cassia nodosa 65 Horsfieldia irya 161 Cassia siamea 67 Intsia bijuga 167 Castanopsis acuminatissima 69 Intsia palembanica 169 Casuarina equisetifolia 71 Khaya anthoteca 171 Chloroxylon swietenia 75 Leucaena glauca 177 Cinnamomum inners 77 Mangifera foetida 191 Cynometra ramiflora 91 Melaleuca leucadendron 195 Dactylocladus stenostachys 93 Michelia champaca 197
JENIS KAYU UNTUK MEBEL | 327
Dalbergia latifolia 95 Morus alba 201 Dillenia pentagyna 97 Nothofagus dura 209 Parartocarpus venenosus 217 Shorea leprosula 269 Parashorea malaanonan 221 Sindora javanica 273 Peronema canescens 231 Strycnos ligustrina 277 Pinus merkusii 233 Swietenia macrophylla 279 Planchonia valida 235 Swietenia mahagony 281 Podocarpus neriifolius 237 Tamarindus indica 283 Pterocarpus indicus 245 Tectona grandis 285 Pterocymbium beccari 247 Tetrameles nudiflora 289 Sandoricum indicum 249 Tetramerista glabra 291 Santalum album 251 Thespesia populnea 293 Shorea acuminatissima 257 Vatica rassak 297 Shorea balanocarpoides 259 Vitex cofassus 299 Shorea kunstleri 267 Wallaceodendron celebicum 303 Wrightia tomentosa 305