jbptunikompp gdl s1 2007 is 6685 bab ii

26
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Menurut Effendy dalam bukunya  Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , menyebutka n bahwa “Ist ila h komunik asi atau baha sa Inggris communication  berasal dari kata Latin Communicatio , dan bersumber dari kata communis yang  berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna” (Effendy, 2005:9). Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam  percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Hal tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Komunik asi antarmanusia hanya dapat terjadi apabila ada seseorang yang menyampai kan pesan kepada ora ng lain denga n tujua n tert ent u. Ar ti nya, komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber pesan, media, penerima , dan efek. Cangara dalam bukunya  Pengantar Ilmu Komunikasi mengemukakan komunikasi adalah “Suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang  pa da gil iran nya aka n tiba pada saling peng erti an yang mend alam(Ca ngar a, 1998:19). 28

Upload: zaki-ssi-d-ace

Post on 10-Jul-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 1/26

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Effendy dalam bukunya   Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ,

menyebutkan bahwa “Istilah komunikasi atau bahasa Inggris communication

 berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang

 berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna” (Effendy, 2005:9).

Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,

maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna

mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam

 percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Hal

tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif 

apabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang

dipercakapkan.

Komunikasi antarmanusia hanya dapat terjadi apabila ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Artinya,

komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber pesan,

media, penerima, dan efek. Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi

mengemukakan komunikasi adalah “Suatu proses di mana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang

  pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,

1998:19).

28

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 2/26

 

Berdasarkan pengertian di atas, Cangara menspesifikasikan hakikat suatu

hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi atau pesan, di mana ia

menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam

menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu

 proses komunikasi. Komunikasi tidak akan berjalan apabila hanya dilakukan oleh

satu orang, tetapi lebih efektifnya, dilakukan oleh dua orang atau lebih.

2.2 Komunikasi Pemerintahan

Komunikasi pemerintahan menurut Erliana Hasan dalam bukunya

 Komunikasi Pemerintahan, adalah:

“Penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakatdalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini pemerintah dapatdiasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan,

namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat” (Hasan, 2005:95).

Dalam kondisi tersebut, berarti pemerintah memiliki kewenangan

sekaligus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan untuk merespon

keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

Pemerintah sebagai pihak pertama, berada di tingkat pusat dan daerah

  berperan sebagai stakeholders utama dari e-Government. Peranan pemerintah

dalam konsorsium (pengusaha yang mengadakan usaha bersama) terkait adalah

sebagai pihak yang menentukan tujuan, kebijakan, standar, dan pola kerja sama

dari segala yang berkaitan dengan perencanaan, penerapan, dan pengembangan

konsep e-Government . Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk 

29

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 3/26

 

membentuk sebuah lingkungan yang kondusif agar implementasi sistem e-

Government dapat terlaksana dengan baik.

2.3 Komunikasi Media

B. Aubrey Fisher mengemukakan komunikasi media atau komunikasi

 bermedia sebagai berikut:

“Komunikasi bermedia dibedakan menjadi dua hal yaitu komunikasi

interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal adalahkontak tatap muka itu memungkinkan adanya hubungan langsung diantara

 para komunikator. Komunikasi massa adalah adanya suatu perantaraansuatu harian, majalah, buku, pesawat televisi, dan lain sebagainya

  penerima antara sumber dengan penerima meniadakan pencapaianhubungan tersebut. Sebagai konsekuensinya, sumber pesan tetap tinggalsebagai sebuah sumber dan si penerima” (Fisher, 1986:170).

Fisher menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dan komunikasi

massa merupakan proses fenomenal yang berlainan secara fundamental. Hal

tersebut, disebabkan karena tidak terbaginya kombinasi peran sumber atau

  penerima sebagaimana yang dilakukan dalam keadaan perorangan. Pendapat

Fisher tidak sejalan dengan Erliana Hasan, dimana ia mengemukakan bahwa

komunikasi mempunyai proses yang dinamakan dengan proses komunikasi

media. Proses komunikasi media menurut Erliana Hasan adalah “Proses

 penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat

atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang (bahasa) sebagai

media pertama (Hasan, 2005:33).

Adapun unsur-unsur dalam proses komunikasi media menurut Effendy

dalam bukunya yang berjudul   Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , sebagai

 berikut:

30

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 4/26

 

1. Sender (komunikator)Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.2.  Encoding (penyandian)Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.3. Message (pesan)Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yangdisampaikan oleh komunikator.4. MediaSaluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepadakomunikan.5.  Decoding (pengkodean)

Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.6.  Receiver (komunikan)Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.7.  Response (tanggapan)Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.8.  Feedback (umpan balik)Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan ataudisampaikan kepada komunikator.9.  Noise (gangguan)

Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagaiakibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

(Effendy, 2005:18-19).

Proses komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam interaksi,

komunikator menyandi suatu pesan kemudian menyampaikannya kepada

komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut. Kondisi yang

demikian, komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder . Karena

komunikasi antarpersona bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberi

reaksi terhadap komunikasi tersebut kembali menjadi encoder  dan komunikator 

menjadi decoder . Secara kongkrit dapat dijelaskan bahwa selama komunikasi

  berlangsung antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi akan terjadi

31

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 5/26

 

  pergantian posisi. Namun, ketika salah satu memberikan tanggapan itu disebut

umpan balik ( feedback ).

2.3.1 Komunikator

Komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam

mengendalikan jalannya komunikasi. Seorang komunikator harus terampil

 berkomunikasi, mempunyai ide-ide menarik, dan penuh daya kreativitas. Karena

itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber,  source atau encoder .

Komunikator menurut Erliana Hasan dalam bukunya yang berjudul  Komunikasi

 Pemerintahan adalah “orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang” (Hasan, 2005:36). Hal tersebut, sejalan dengan pengertian

komunikator yang dikemukakan Cangara sebagai berikut: “Pihak yang mengirim

 pesan kepada khalayak”. Untuk mencapai komunikasi yang sempurna, seorang

komunikator harus memiliki kepercayaan dan kompetensi, daya tarik, dan

kekuatan (Cangara, 1998:87).

1. Kepercayaan dan Kompetensi

Kepercayaan menurut Cangara dalam bukunya   Pengantar Ilmu

 Komunikasi adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang

dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh penerima (Cangara, 1998:87).

Kepercayaan seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi, sikap,

tujuan, kepribadian, dan dinamika.

32

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 6/26

 

Kepercayaan dapat diperoleh apabila seorang komunikator memiliki

ethos, pathos, dan logos.  Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari

karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya, kekuatan yang

dimiliki seorang. Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam

mengendalikan emosi pendengarnya.  Logos adalah kekuatan yang dimiliki

komunikator melalui argumentasinya (Cangara, 1998:87).

Kompetensi adalah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah

yang dibahasnya (Cangara, 1998:88). Kompetensi tersebut dipergunakan untuk 

menentukan atau memutuskan suatu keputusan yang berasal dari komunikator.

Menurut bentuknya, kepercayaan dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu

  Initian credibility, derived credibility, dan terminal credibility (Cangara,

1998:88).

1.  Initian Credibility

  Initian Credibility adalah kredibilitas (kepercayaan) yang diperoleh

komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88).

Sebagai contoh, seorang pembicara yang sudah mempunyai strata yang lebih

tinggi dapat mendatangkan banyak pendengar atau tulisan seorang pakar yang

sudah terkenal akan mudah dimuat di surat kabar, meskipun editor belum

membacanya.

2.  Derived Credibility

 Derived Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seseorang pada saat

komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88).

33

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 7/26

 

3. Terminal Credibility

Terminal Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator 

setelah pendengar atau pembaca mengikuti penjelasan atau ulasannya

(Cangara, 1998:89). Komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas, perlu

memiliki pengetahuan yang lebih berkompeten, pengalaman yang luas,

kekuatan yang dipatuhi, dan status sosial yang dihargai.

Dari ketiga penjelasan di atas, kredibilitas atau kepercayaan seseorang

dapat mengalami perubahan apabila terjadi perubahan khalayak, topik, dan waktu.

Kredibilitas seorang pembicara pada suatu tempat belum tentu bisa sama di

tempat lain apabila khalayaknya berubah. Hal ini sama dengan perubahan topik 

dan waktu. Seorang komunikator dapat saja menguasai topik tertentu, tetapi

 belum tentu dengan topik yang lain. Seorang pembicara yang awalnya memiliki

kekuasaan dapat didengar oleh orang lain, tetapi ketika pembicara tidak berkuasa,

maka orang lain itu tidak akan mendengarkan.

2. Daya Tarik 

Daya tarik merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki seorang

komunikator. Faktor tersebut banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi.

Pendengar atau pembaca dapat mengikuti pandangan seorang komunikator.

Menurut Hafied Cangara dalam bukunya  Pengantar Ilmu Komunikasi memiliki

daya tarik sebagai berikut:

34

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 8/26

 

1. Hal kesamaan ( similarity)2. Dikenal baik ( fmiliarity)

3. Disukai (liking )4. Fisiknya ( physic)(Cangara, 1998:90)

Kesamaan dimaksudkan bahwa seseorang dapat tertarik pada komunikator 

karena adanya kesamaan dalam bahasa, agama, suku, daerah asal, partai, atau

ideologi. Seorang peneliti mengemukakan bahwa masyarakat lebih banyak 

dipengaruhi oleh kesamaan ideologi daripada kesamaan ras dan agama (Alexis

Tan dalam Cangara, 1998:90).

Dikenal maksudnya seorang komunikator yang dikenal baik, lebih cepat

diterima oleh penerima atau komunikan daripada mereka yang tidak dikenal.

Komunikator yang sudah terkenal kepiawaiannya akan mudah diterima, sebab

komunikan tidak akan meragukan kemampuan dan kejujurannya. Komunikan

tidak akan mendengarkan apabila komunikator melakukan sesuatu yang kurang

disukai oleh komunikan (Cangara, 1998:90).

Menyukai artinya komunikator yang memiliki kesamaan dan sudah

dikenal, pada akhirnya akan disenangi oleh khalayak atau penerima (Cangara,

1998:90). Seorang pendengar atau pembaca yang menyukai dan menganggap

komunikator sebagai idolanya, akan mudah masuk dalam pengaruh orang yang

disukai itu.

Penampilan fisik atau postur badan, seorang komunikator sedapat

mungkin memiliki bentuk fisik yang sempurna (Cangara, 1998:90). Fisik yang

cacat dapat menimbulkan ejekan, sehingga mengganggu jalannya komunikasi.

Fisik yang sempurna (cantik atau gagah), akan menarik komunikan, apalagi

35

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 9/26

 

apabila disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya, lebih mudah

mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang.

3. Kekuatan

Kekuatan menurut Hafied Cangara dalam bukunya   Pengantar Ilmu

Sosiologi adalah:

“Kepercayaan diri yang harus dimiliki seseorang komunikator jika ia ingin

mempengaruhi orang lain. Kekuatan sebagai kekuasaan di mana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan olehorang yang memiliki kekuasaan. Misalnya kepala kantor kepada

 bawahannya” (Cangara, 1998:91).

Hal di atas, mengemukakan bahwa kekuatan memudahkan komunikan

menerima pendapat dari orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan tidak 

selamanya menjadi prasyarat bagi seseorang komunikator yang menginginkan

kesuksesan, tetapi minimal, komunikator harus memiliki kepercayaan dan daya

tarik. Kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan daya tarik sangat

ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk berempati. Komunikator memiliki

kemampuan untuk memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain.

2.3.2 Penyandian

Penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang

 bermakna yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 2005:13). Komunikator 

menyandi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini, berarti

komunikator memformulasikan pikiran atau perasaan ke dalam lambang (bahasa)

yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan, kemudian, komunikan

36

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 10/26

 

mengawasandi pesan dari komunikator itu. Penafsiran lambang yang mengandung

  pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Proses

tersebut, komunikator berfungsi sebagai penyandi dan komunikan berfungsi

sebagai pengawasandi.

2.3.3 Pesan

Pesan menurut B. Aubrey Fisher dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi

adalah:

“Pikiran atau ide pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neourophysiological ) dari sumber/penerima dan setelah penyandianterjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalamrangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yangterpantulkan (secara visual). Alat pengalihan sandi pada sumber/penerimamentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata

 petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi dalam bentuk energi

fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan  pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi, itu merupakanseperangkat isyarat ( signal ) fisik” (Fisher, 1986:365).

Fisher mengemukakan pesan dalam bentuk mekanistis yang

ditransformasikan pada titik-titik atau saat-saat penyandian dan pengalihan sandi.

Sehingga, pesan itu sendiri merupakan pikiran atau ide pada suatu tempat. Hal ini,

 berbeda dengan pesan yang dikemukakan Hafied Cangara sebagai berikut:

“Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yangdisampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengancara tatap muka atau melalui media komunikasi. (isinya dapat berupa ilmu

 pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasaInggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atauinformation)” (Cangara, 1998:23).

Cangara mengemukakan pesan dalam proses komunikasi. Proses

komunikasi tersebut, tidak terlepas dari simbol dan kode, karena pesan yang

37

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 11/26

 

dikirim komunikator kepada komunikan terdiri atas rangkaian simbol dan kode.

Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala

alam yang ada di sekitarnya. Kemampuan manusia menciptakan simbol-simbol

membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam

  berkomunikasi. Pesan tersebut berbentuk mulai dari simbol yang sederhana

seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk 

sinyal-sinyal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, TV, telegram,

telex, dan satelit.

Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang

dipengaruhi oleh kondisi budaya yang berkembang pada suatu masyarakat.

Adapun kode-kode simbol sebagai berikut:

1. Semua kode memiliki unsur nyata

2. Semua kode memiliki arti3. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya4. Semua kode memiliki fungsi5. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-

saluran komunikasi lainnya.(Cangara, 1998:95)

Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kode verbal

(bahasa) dan kode nonverbal (isyarat) (Cangara, 1998:95).

1. Kode Verbal

Kode verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa. Bahasa dapat

didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara bersturktur sehingga

menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa menurut Hafied

Cangara memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita

 b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia

38

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 12/26

 

c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia(Cangara, 1998:95)

Fungsi dari kode verbal menurut Cangara tersebut, sifatnya sangat luas.

Hal ini disebabkan karena Cangara mengemukakan tentang pembinaan hubungan

yang baik antara sesama, penciptaan dalam ikatan-ikatan kehidupan manusia.

2. Kode Nonverbal

Menurut Hafied Cangara, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam

 beberapa bentuk, diantaranya:

a.  Kinersics yaitu kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan

 badan. Gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam, yaitu:

1)  Emblems yaitu isyarat yang mempunyai arti langsung pada simbol

yang dibuat oleh gerakan badan.

2)  Illustrators yaitu isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan

 badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi

rendahnya suatu objek yang dibicarakan.

3)  Affect Displays yaitu isyarat yang terjadi karena adanya dorongan

emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa,

menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya.

4)  Regulators yaitu gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah

kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda

menolak.

39

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 13/26

 

5)  Adaptory yaitu gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda

kejengkelan. Misalnya menggerutu, mengepalkan tangan ke atas meja, dan

sebagainya.

 b. Gerakan Mata (eye gaze) adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam

memberi isyarat tanpa kata. Gerakan mata adalah pencerminan isi hati

seseorang.

c. Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.

d.  Paralanguage adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama

suara, sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik pengucapan.

e. Diam mempunyai arti bersikap negatif dan juga melambangkan sikap

 positif. Pemahaman tentang sikap diam, perlu belajar budaya atau kebiasaan-

kebiasaan seseorang. Diam dapat juga dikatakan sebagai perilaku komunikasi

yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap netral dan menginginkan

sesuatu yang bersifat aman.

f. Postur tubuh, terdiri dari tipe ectomorphy bagi mereka yang memiliki

 bentuk tubuh kurus tinggi yang dilambangkan sebagai orang yang mempunyai

sikap ambisi, pintar, kritis, dan sedikit cemas. Tipe mesomorphy bagi mereka

yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi, atletis yang dilambangkan sebagai

  pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif, dan kompetitif. Tipe yang terakhir 

adalah tipe endomorphy yaitu bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh

 pendek, bulat, dan gemuk yang dilambangkan sebagai pribadi yang harmonis,

santai, dan cerdik.

40

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 14/26

 

g. Kedekatan dan Ruang (  proximity and spatial ) dapat dibedakan atas

territority atau  zone yang terdiri dari 4 macam, yaitu wilayah intim (rahasia)

kedekatannya berjarak antara 3-18 inchi, wilayah pribadi kedekatannya

 berjarak antara 18 inchi hingga 4 kaki, wilayah sosial kedekatannya berjarak 

antara 4-12 kaki, dan wilayah umum (publik) kedekatannya berjarak antara 4-

12 kaki sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki.

h. Artifak dan Visualisasi adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang

melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum.

Artikafak ini dimaksudkan untuk kepentingan estetika dan untuk 

menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya

 baju, topi, pakaian dinas, cincin, gelang, alat transfortasi, dan sebagainya.

i. Warna memberi arti terhadap suatu objek. Dapat digunakan dalam

 berbagai keperluan, misalnya dapat dilihat pada bendera nasional, bendera

 partai politik, dan sebagainya.

 j. Waktu. Orang yang sering menempati waktu, dinilai sebagai orang yang

 berpikiran modern.

k. Bunyi sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan sebagai

 paralanguage. Misalnya bersiul, bertepuk tangan, bunyi terompet, letusan

senjata, dan sebagainya.

l. Bau digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga

dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, bau karet

terbakar, dan semacamnya.

(Cangara, 1998:95-110).

41

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 15/26

 

Setelah mengemukakan penjelasan tersebut, maka terdapat cara

  penggunaan kode dalam penyusunan pesan, diantaranya penyusunan pesan

 bersifat informatif yang dikemukakan oleh Hafied Cangara sebagai berikut:

1. Space  order  (pesan berdasarkan kondisi ruang) yaitu   penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional,nasional, dan daerah.

2. Time order (pesan berdasarkan waktu) penyusunan pesan berdasarkanwaktu atau periode yang disusun secara kronologis.

3.  Deductive order (pesan bersifat umum ke khusus) yaitu  penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.

4.  Inductive order (pesan bersifat khusus ke umum) penyusunan pesanyang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang

 bersifat umum.(Cangara, 1998:111)

Model penyusunan pesan bersifat informatif tersebut, lebih banyak 

ditujukan kepada perluasan wawasan dan kesadaran penerima pesan. Prosesnya

lebih banyak percampuran, penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak 

menggunakan istilah-istilah yang kurang terkenal di kalangan penerima pesan

atau komunikan.

2.3.4 Media

Media menurut Effendy adalah “Saluran komunikasi tempat berlalunya

 pesan dan komunikator kepada komunikan” (Effendy, 2005:18). Pendapat Effendi

ini sejalan dengan Cangara yang menempatkan media sebagai sarana yang

digunakan untuk menyampaikan pesan. Adapun media menurut Cangara adalah

“Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima

(Cangara, 1998:23). Media dalam komunikasi terdiri dari 2 macam, yaitu media

cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku,

42

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 16/26

 

leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out , poster, spanduk, dan sebagainya. Media

elektornik antara lain radio, film, televisi, video recording , komputer, elektronic

board , audio casette, dan sebagainya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi media adalah:

1. Tersedianya media2. Kehandalan (daya input) media3. Kebiasaan menggunakan media4. Tempat dan situasi

(Cangara, 1998:145)

Keefektifan komunikasi dalam suatu pemerintahan sangat ditentukan oleh

tersedia atau tidaknya media, baik media dalam bentuk simbol, maupun media

dalam bentuk kode verbal dan kode nonverbal. Sejalan dengan perkembangan

masyarakat serta peradaban dan kebudayaan, komunikasi media mengalami

kemajuan dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan

komunikasi berlambang gambar dan warna, maka komputer sebgai media yang

mengandung bahasa, gambar, dan warna.

Pentingnya ketersediaan media dalam proses komunikasi, disebabkan oles

efisiensinya dalam menjangkau komunikan. Komputer merupakan media yang

efisien dalam mencapai komunikan dlam jumlah yang amat banyak. Ketersebaran

efisien, karena dengan menyiarkan atau menyebarkan informasi pesan satu kali

saja, sudah dapat tersebar kepada kahalayak atau penerima pesan yang begitu

 banyak jumlahnya.

Media dikatakan reliable atau handal apabila program dapat berjalan

dengan baik, tidak mudah hang , crash atau berhenti pada saat pengoperasian.

Kehandalan media juga dinilai dari seberapa jauh dapat tetap berjalan meskipun

43

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 17/26

 

terjadi kesalahan pada pengoperasian (error tolerance). Penggguna memerlukan

 feedback  sesuai dengan kondisi sistem (termasuk beberapa lama pengguna harus

menunggu) (Satriawahyono dalam http://romisatriawahono.net/, 2007/06/23).

Kehandalam media dalam komunikasi harus bersifat melembaga, artinya

  pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yaitu mulai dari

 pengumpulan, pengelolaan sampai kepada penyajian informasi. Selain itu, meluas

dan serempaknya pengiriman dan penerimaan data-data, artinya dapat mengatasi

rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan, kemudian bergerak secara

luas, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat

yang sama. Peralatan teknis dan mekanis seperti komputer dan semacamnya juga

dapat menentukan kehandalan (daya input) media.

Kebiasaan menggunakan media merupakan kebiasaan aparatur dalam

menggunakan alat atau sarana dan prasarana media baik   software maupun

hardware. Melihat dalam kondisi jaman sekarang, kuantitas penggunaan

teknologi informasi semakin hari semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan

semakin banyaknya perangkat komputer di instansi-instansi. Kebiasaan aparatur 

menggunakan media sangat menentukan baik atau buruknya suatu komunikasi

 pemerintahan.

Media sering digunakan oleh orang-orang yang mengerti cara

  pengaflikasiannya atau pengoperasiannya. Pengaplikasian media dalam

komunikasi pemerintahan, lebih dititikberatkan pada program-program yang

  berhubungan dengan pemerintahan. Sebagai contoh, penggunaan program

radioling untuk menginterkoneksikan data-data yang diperlukan.

44

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 18/26

 

Tempat dan situasi media sangat mempengaruhi komunikasi

 pemerintahan. Media komunikasi harus ditempatkan di tempat yang strategis,

maksudnya tempat yang dapat menampung alat-alat komunikasi dan dapat

menangkap jaringan-jaringan komunikasi dari media komunikasi di tempat yang

lain.

Situasi media komunikasi harus benar-benar kondusif, nyaman, dan

 berhawa dingin. Hal ini, disebabkan karena penempatan media seperti komputer,

harus benar-benar terawat dengan baik.

2.3.5 Pengawasandian

Pengawasandian yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada

lambang yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy,

2005:19). Proses komunikasi antar persona, melibatkan dua orang dalam situasi

interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, kemudian menyampaikannya

kepada komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut.

2.3.6 Komunikan

Komunikan sebagai penerima pesan dalam komunikasi. Komunikan ini

menerima pesan dari komunikator. Komunikan dapat bersifat perorangan,

kelompok, institusi, organisasi, masyarakat, atau dapat pula pemerintahan

(Effendy, 2005:19). Pengertian komunikan yang dikemukakan Effendy tersebut,

adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator atau

sumber.

45

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 19/26

 

Tipe komunikan menurut Hafied Cangara adalah:

1.  Innovator  (pembaharu) adalah orang yang menyukai perubahandengan berani melakukan uji coba yang penuh risiko.

2.   Early adopter (penerima dini) maksudnya orang yang pertama kalimenerima ide-ide baru dari pembaharu.

3.  Early majority ( penerima mayoritas cepat) adalah orang-orang yangtergolong sebagai penerima pesan-pesan atau ide-ide baru sebelumrata-rata anggota lainnya menerima ide tersebut.

4.  Late majority (penerima moyoritas lambat) adalah orang-orang yangmenerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerimanyalebih awal.

5.  Laggard  (pengikut) adalah orang-orang yang tergolong penerima

terakhir dari sistem sosial yang ada.(Cangara, 1998:142)

Golongan pembaharu sangat terbuka pada dunia luar, serta memiliki

 pengetahuan teknis pada bidang-bidang tertentu. Golongan pembaharu tersebut,

kadangkala mengalami ketidakcocokan dengan lingkunganya, sehingga berusaha

untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Rata-rata para pembaharu ini tergolong

 berusia muda.

Golongan penerima dini berintegrasi dengan sistem sosial yang ada.

Sistem sosial yang dimaksud adalah golongan yang ada di sekitarnya yang

 berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungannya. Golongan penerima

dini tersebut, menjadi tempat bertanya dan diminta pertimbangan dari orang-orang

yang ada disekitarnya.

Penerima mayoritas cepat tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi

anggota biasa yang dekat dengan jaringan pimpinan yang menerima

 pembaharuan. Penerima mayoritas cepat menjadi penghubung antara penerima

dini dengan penerima lambat. Mereka termasuk golongan yang mempunyai waktu

46

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 20/26

 

untuk melihat keberhasilan atau kegagalan orang lain dalam penerimaan ide-ide

 baru.

Penerima mayoritas lambat menerima pesan setelah melihat ide baru itu

membawa keuntungan secara ekonomis atau setelah ia mendapat tekanan demi

keamanan dirinya. Adapun tipe pengikut dari penerima pesan, tidak mempunyai

  pendapat dan berada di luar jaringan sosial, namun masih dekat. Mereka

menerima ide-ide baru dan cenderung koservatif, lambat, dan tradisional.

2.3.7 Tanggapan

Tanggapan adalah seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa

  pesan (Effendy, 2005:19). Tanggapan komunikan dibagi menjadi dua yaitu

tanggapan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara

 panjang lebar dan tanggapan yang dinyatakan dengan tingkah laku atau perilaku.

2.3.8 Umpan Balik 

Umpan balik merupakan indikator berlanjut tidaknya proses komunikasi.

Di samping itu, dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat

rujukan atau kapasitas yang berada pada komunikan. Umpan balik yaitu sebagai

reaksi terhadap berbagai aspek yang ditumbuhkan oleh sumber awal dalam

 berlangsungnya suatu proses. Jadi, Umpan balik adalah pengaruh yang langsung

diterima oleh sumber dari penerima, berupa data, pendapat, komentar, dan saran

(Harun, 2006:61).

47

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 21/26

 

Umpan balik dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Umpan

 balik bersifat positif menunjukkan respons atau tanggapan yang menyenangkan,

artinya komunikasi dapat dilanjutkan. Umpan balik bersifat negatif artinya

tanggapan kurang menyenagkan dan komunikasi dapat dihentikan atau tidak perlu

dilanjutkan.

2.3.9 Hambatan

Komunikasi dapat terlihat sangat sederhana, namun untuk mendapatkan

komunikasi yang efektif seringkali terdapat banyak hambatan, walaupun faktor 

situasi dan kondisi turut berperan. Komunikasi sebagai proses interaksi, maka

faktor manusia memainkan peran yang sangat penting dalam pencapaian

komunikasi yang efektif. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya

komunikasi yang efektif menurut Erliana Hasan dalam bukunya  Komunikasi

 Pemerintahan tahun 2005 adalah:

1. Perbedaan latar belakang:a. Perbedaan persepsi

 b. Perbedaan pengalaman dan latar belakangc. Sikap praduga/stereotip2. Faktor bahasa:a. Perbedaan arti kata

 b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentuc. Komunikasi non verbal

3. Sikap pada waktu berkomunikasi; hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapatmenghambat komunikasi tersebut antara lain:a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar  

 b. Mengadakan penilaian terhadap pembicarac. Sibuk mempersiapkan jawaband. Bukan pendengar yang baik  e. Pengaruh faktor emosif. Kurang percaya dirig. Gaya/cara bicara dan nada suara4. Faktor lingkungan: faktor tempat dan faktor  

situasi/waktu

48

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 22/26

 

(Hasan, 2005:91)

Hambatan dalam berkomunikasi tersebut, lebih banyak didominasi oleh

faktor perbedaan latar belakang. Hal ini, disebabkan karena setiap orang ingin

diperlukan sebagai pribadi. Berkaitan dengan perbedaan tersebut, tanggung jawab

komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi secara

tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai. Hal tersebut, agar 

respon atau tanggapan yang diharapkan dapat tercapai. Besarnya persamaan pada

orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan, maka akan semakin besar 

kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif.

Hambatan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur 

yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

Gangguan terjadi apabila terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen

komunikasi, sehingga, proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif.

Kemudian ada hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat

 berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Hambatan terdiri

dari 5 macam, diantaranya:

1. Gangguan teknis2. Gangguan semantik 

3. Gangguan psikologis4. Ritangan fisik dan organik 5. Rintangan status6. Rintangan kerangka berfikir 7. Rintangan budaya

(Cangara, 1998:131-132)

Gangguan-gangguan tersebut, dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-

unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di mana komunikasi itu

terjadi. Namun, Bukan hanya faktor lingkungan saja yang menjadi gangguan

49

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 23/26

 

dalam komunikasi. Terdapat gangguan-gangguan yang lain yang lebih spesifik,

diantaranya gangguan pada alat-alat atau sarana dan prasarana komunikasi yang

terjadi pada media komunikasi.

Gangguan teknis terjadi apabila salah satu alat yang digunakan dalam

  berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi

memulai saluran mengalami kerusakan (chanel noise). Misalnya gangguan pada

stasiun radio atau televisi, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio,

sehinga suara tidak terdengar, gangguan pada komputer, dan semacamnya.

Gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa

yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:

1. Kata-kata yang digunakan

terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh

khalayak tertentu.

2. Bahasa yang digunakan

 pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.

3. Struktur bahasa yang

digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.

4. Latar belakang budaya yang

menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-sombol bahasa yang digunakan.

Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan

oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima

kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam

 penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.

50

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 24/26

 

Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak yang

 jauh, sehingga, sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur 

transportasi, dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik 

dapat juga diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya

salah satu pancaindera pada penerima.

Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial

diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior 

atau atasan dan bawahan. Perbedaan seperti ini biasanya menuntut perilaku

komunikasi yang selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah

membudaya dalam masyarakat, yaitu bawahan cenderung hormat pada atasannya,

atau rakyat pada raja yang memimpinnya.

Rintangan kerangka berfikir adalah rintangan yang disebabkan adanya

  perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang

digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini, disebabkan karena latar belakang

  pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Rintangan yang sulit diatasi pada

hakikatnya berada antara pikiran seseorang dengan orang lain.

Rintangan budaya adalah rintangan yang disebabkan karena adanya

 perbedan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang

terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat

cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan

dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.

51

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 25/26

 

Pengertian interkoneksi menurut Sistem Informasi Manajemen Daerah dan

Etalase Kabupaten Subang (www.subang.go.id) adalah saluran komunikasi yang

hanya dilakukan antar dinas, badan, lembaga di Kabupaten Subang saja. Namun,

saat ini hanya 5 SKPD yang memiliki program interkoneksi data. Diantaranya,

Badan Perencanaan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pusat

Statistik, serta Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Data sebagai bahan dari informasi yang dirumuskan sebagai sekelompok 

lambang-lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal

lain. Data menurut Teguh Wahyono dalam bukunya Sistem Informasi Konsep

 Dasar, Analisis Desain, dan Implementasi adalah:

“Data adalah bahan baku informasi yang didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kualitas, tindakan, benda, dansebagainya. Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka,

maupun simbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis data” (Wahyono, 2004:2).

Jadi data berhubungan dengan informasi dan data belum menunjukkan

sesuatu yang bisa dipahami karena harus diproses terlebih dahulu. Data tersebut

dapat berbentuk suara, bunyi-bunyian, simbol-simbol, sinyal, gambar, dan

sebagainya. Informasi merupakan sarana untuk pengambilan keputusan dan

sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya.

Selain itu, informasi berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan

sekarang, maupun masa depan, sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data

yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya, sesuatu

kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya, kenyataan

atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan

52

5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 26/26

 

keputusan bisnis. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyono yang menyatakan

 bahwa “informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih

 berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu

keputusan” (Wahyono, 2004:3).

53