jbptunikompp gdl s1 2007 is 6685 bab ii
TRANSCRIPT
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 1/26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek ,
menyebutkan bahwa “Istilah komunikasi atau bahasa Inggris communication
berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang
berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna” (Effendy, 2005:9).
Dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,
maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam
percakapan, belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Hal
tersebut, sangat jelas bahwa kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif
apabila mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahan yang
dipercakapkan.
Komunikasi antarmanusia hanya dapat terjadi apabila ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Artinya,
komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber pesan,
media, penerima, dan efek. Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi
mengemukakan komunikasi adalah “Suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang
pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,
1998:19).
28
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 2/26
Berdasarkan pengertian di atas, Cangara menspesifikasikan hakikat suatu
hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi atau pesan, di mana ia
menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam
menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu
proses komunikasi. Komunikasi tidak akan berjalan apabila hanya dilakukan oleh
satu orang, tetapi lebih efektifnya, dilakukan oleh dua orang atau lebih.
2.2 Komunikasi Pemerintahan
Komunikasi pemerintahan menurut Erliana Hasan dalam bukunya
Komunikasi Pemerintahan, adalah:
“Penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakatdalam rangka mencapai tujuan negara. Dalam hal ini pemerintah dapatdiasumsikan sebagai komunikator dan masyarakat sebagai komunikan,
namun dalam suasana tertentu bisa sebaliknya masyarakat berada pada posisi sebagai penyampai ide atau gagasan dan pemerintah berada pada posisi mencermati apa yang diinginkan masyarakat” (Hasan, 2005:95).
Dalam kondisi tersebut, berarti pemerintah memiliki kewenangan
sekaligus bertanggung jawab untuk mempertimbangkan, bahkan untuk merespon
keinginan-keinginan tersebut sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
Pemerintah sebagai pihak pertama, berada di tingkat pusat dan daerah
berperan sebagai stakeholders utama dari e-Government. Peranan pemerintah
dalam konsorsium (pengusaha yang mengadakan usaha bersama) terkait adalah
sebagai pihak yang menentukan tujuan, kebijakan, standar, dan pola kerja sama
dari segala yang berkaitan dengan perencanaan, penerapan, dan pengembangan
konsep e-Government . Dengan kata lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk
29
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 3/26
membentuk sebuah lingkungan yang kondusif agar implementasi sistem e-
Government dapat terlaksana dengan baik.
2.3 Komunikasi Media
B. Aubrey Fisher mengemukakan komunikasi media atau komunikasi
bermedia sebagai berikut:
“Komunikasi bermedia dibedakan menjadi dua hal yaitu komunikasi
interpersonal dan komunikasi massa. Komunikasi interpersonal adalahkontak tatap muka itu memungkinkan adanya hubungan langsung diantara
para komunikator. Komunikasi massa adalah adanya suatu perantaraansuatu harian, majalah, buku, pesawat televisi, dan lain sebagainya
penerima antara sumber dengan penerima meniadakan pencapaianhubungan tersebut. Sebagai konsekuensinya, sumber pesan tetap tinggalsebagai sebuah sumber dan si penerima” (Fisher, 1986:170).
Fisher menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal dan komunikasi
massa merupakan proses fenomenal yang berlainan secara fundamental. Hal
tersebut, disebabkan karena tidak terbaginya kombinasi peran sumber atau
penerima sebagaimana yang dilakukan dalam keadaan perorangan. Pendapat
Fisher tidak sejalan dengan Erliana Hasan, dimana ia mengemukakan bahwa
komunikasi mempunyai proses yang dinamakan dengan proses komunikasi
media. Proses komunikasi media menurut Erliana Hasan adalah “Proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang (bahasa) sebagai
media pertama (Hasan, 2005:33).
Adapun unsur-unsur dalam proses komunikasi media menurut Effendy
dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , sebagai
berikut:
30
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 4/26
1. Sender (komunikator)Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.2. Encoding (penyandian)Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.3. Message (pesan)Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yangdisampaikan oleh komunikator.4. MediaSaluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepadakomunikan.5. Decoding (pengkodean)
Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.6. Receiver (komunikan)Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.7. Response (tanggapan)Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.8. Feedback (umpan balik)Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan ataudisampaikan kepada komunikator.9. Noise (gangguan)
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagaiakibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
(Effendy, 2005:18-19).
Proses komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam interaksi,
komunikator menyandi suatu pesan kemudian menyampaikannya kepada
komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut. Kondisi yang
demikian, komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder . Karena
komunikasi antarpersona bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberi
reaksi terhadap komunikasi tersebut kembali menjadi encoder dan komunikator
menjadi decoder . Secara kongkrit dapat dijelaskan bahwa selama komunikasi
berlangsung antara dua orang atau lebih yang berkomunikasi akan terjadi
31
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 5/26
pergantian posisi. Namun, ketika salah satu memberikan tanggapan itu disebut
umpan balik ( feedback ).
2.3.1 Komunikator
Komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam
mengendalikan jalannya komunikasi. Seorang komunikator harus terampil
berkomunikasi, mempunyai ide-ide menarik, dan penuh daya kreativitas. Karena
itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder .
Komunikator menurut Erliana Hasan dalam bukunya yang berjudul Komunikasi
Pemerintahan adalah “orang yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang” (Hasan, 2005:36). Hal tersebut, sejalan dengan pengertian
komunikator yang dikemukakan Cangara sebagai berikut: “Pihak yang mengirim
pesan kepada khalayak”. Untuk mencapai komunikasi yang sempurna, seorang
komunikator harus memiliki kepercayaan dan kompetensi, daya tarik, dan
kekuatan (Cangara, 1998:87).
1. Kepercayaan dan Kompetensi
Kepercayaan menurut Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu
Komunikasi adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang
dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh penerima (Cangara, 1998:87).
Kepercayaan seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi, sikap,
tujuan, kepribadian, dan dinamika.
32
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 6/26
Kepercayaan dapat diperoleh apabila seorang komunikator memiliki
ethos, pathos, dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari
karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya, kekuatan yang
dimiliki seorang. Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam
mengendalikan emosi pendengarnya. Logos adalah kekuatan yang dimiliki
komunikator melalui argumentasinya (Cangara, 1998:87).
Kompetensi adalah penguasaan yang dimiliki komunikator pada masalah
yang dibahasnya (Cangara, 1998:88). Kompetensi tersebut dipergunakan untuk
menentukan atau memutuskan suatu keputusan yang berasal dari komunikator.
Menurut bentuknya, kepercayaan dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu
Initian credibility, derived credibility, dan terminal credibility (Cangara,
1998:88).
1. Initian Credibility
Initian Credibility adalah kredibilitas (kepercayaan) yang diperoleh
komunikator sebelum proses komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88).
Sebagai contoh, seorang pembicara yang sudah mempunyai strata yang lebih
tinggi dapat mendatangkan banyak pendengar atau tulisan seorang pakar yang
sudah terkenal akan mudah dimuat di surat kabar, meskipun editor belum
membacanya.
2. Derived Credibility
Derived Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seseorang pada saat
komunikasi berlangsung (Cangara, 1998:88).
33
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 7/26
3. Terminal Credibility
Terminal Credibility adalah kredibilitas yang diperoleh seorang komunikator
setelah pendengar atau pembaca mengikuti penjelasan atau ulasannya
(Cangara, 1998:89). Komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas, perlu
memiliki pengetahuan yang lebih berkompeten, pengalaman yang luas,
kekuatan yang dipatuhi, dan status sosial yang dihargai.
Dari ketiga penjelasan di atas, kredibilitas atau kepercayaan seseorang
dapat mengalami perubahan apabila terjadi perubahan khalayak, topik, dan waktu.
Kredibilitas seorang pembicara pada suatu tempat belum tentu bisa sama di
tempat lain apabila khalayaknya berubah. Hal ini sama dengan perubahan topik
dan waktu. Seorang komunikator dapat saja menguasai topik tertentu, tetapi
belum tentu dengan topik yang lain. Seorang pembicara yang awalnya memiliki
kekuasaan dapat didengar oleh orang lain, tetapi ketika pembicara tidak berkuasa,
maka orang lain itu tidak akan mendengarkan.
2. Daya Tarik
Daya tarik merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki seorang
komunikator. Faktor tersebut banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi.
Pendengar atau pembaca dapat mengikuti pandangan seorang komunikator.
Menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi memiliki
daya tarik sebagai berikut:
34
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 8/26
1. Hal kesamaan ( similarity)2. Dikenal baik ( fmiliarity)
3. Disukai (liking )4. Fisiknya ( physic)(Cangara, 1998:90)
Kesamaan dimaksudkan bahwa seseorang dapat tertarik pada komunikator
karena adanya kesamaan dalam bahasa, agama, suku, daerah asal, partai, atau
ideologi. Seorang peneliti mengemukakan bahwa masyarakat lebih banyak
dipengaruhi oleh kesamaan ideologi daripada kesamaan ras dan agama (Alexis
Tan dalam Cangara, 1998:90).
Dikenal maksudnya seorang komunikator yang dikenal baik, lebih cepat
diterima oleh penerima atau komunikan daripada mereka yang tidak dikenal.
Komunikator yang sudah terkenal kepiawaiannya akan mudah diterima, sebab
komunikan tidak akan meragukan kemampuan dan kejujurannya. Komunikan
tidak akan mendengarkan apabila komunikator melakukan sesuatu yang kurang
disukai oleh komunikan (Cangara, 1998:90).
Menyukai artinya komunikator yang memiliki kesamaan dan sudah
dikenal, pada akhirnya akan disenangi oleh khalayak atau penerima (Cangara,
1998:90). Seorang pendengar atau pembaca yang menyukai dan menganggap
komunikator sebagai idolanya, akan mudah masuk dalam pengaruh orang yang
disukai itu.
Penampilan fisik atau postur badan, seorang komunikator sedapat
mungkin memiliki bentuk fisik yang sempurna (Cangara, 1998:90). Fisik yang
cacat dapat menimbulkan ejekan, sehingga mengganggu jalannya komunikasi.
Fisik yang sempurna (cantik atau gagah), akan menarik komunikan, apalagi
35
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 9/26
apabila disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya, lebih mudah
mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang.
3. Kekuatan
Kekuatan menurut Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu
Sosiologi adalah:
“Kepercayaan diri yang harus dimiliki seseorang komunikator jika ia ingin
mempengaruhi orang lain. Kekuatan sebagai kekuasaan di mana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan olehorang yang memiliki kekuasaan. Misalnya kepala kantor kepada
bawahannya” (Cangara, 1998:91).
Hal di atas, mengemukakan bahwa kekuatan memudahkan komunikan
menerima pendapat dari orang yang memiliki kekuasaan. Kekuasaan tidak
selamanya menjadi prasyarat bagi seseorang komunikator yang menginginkan
kesuksesan, tetapi minimal, komunikator harus memiliki kepercayaan dan daya
tarik. Kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan dan daya tarik sangat
ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk berempati. Komunikator memiliki
kemampuan untuk memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain.
2.3.2 Penyandian
Penyandian adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator (Effendy, 2005:13). Komunikator
menyandi pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini, berarti
komunikator memformulasikan pikiran atau perasaan ke dalam lambang (bahasa)
yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan, kemudian, komunikan
36
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 10/26
mengawasandi pesan dari komunikator itu. Penafsiran lambang yang mengandung
pikiran atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Proses
tersebut, komunikator berfungsi sebagai penyandi dan komunikan berfungsi
sebagai pengawasandi.
2.3.3 Pesan
Pesan menurut B. Aubrey Fisher dalam bukunya Teori-Teori Komunikasi
adalah:
“Pikiran atau ide pada suatu tempat dalam sistem jaringan syaraf (neourophysiological ) dari sumber/penerima dan setelah penyandianterjadi dalam suatu situasi tatap muka, ditransformasikan ke dalamrangkaian getaran udara (gelombang suara) dan sinar-sinar cahaya yangterpantulkan (secara visual). Alat pengalihan sandi pada sumber/penerimamentransformasikan fenomena energi fisik itu kembali ke dalam kata
petunjuk paralinguistik, isyarat dan pikiran. Tetapi dalam bentuk energi
fisik antara sumber/penerima, maka pesan itu bukanlah merupakan pikiran, bukan pula berupa kata-kata. Akan tetapi, itu merupakanseperangkat isyarat ( signal ) fisik” (Fisher, 1986:365).
Fisher mengemukakan pesan dalam bentuk mekanistis yang
ditransformasikan pada titik-titik atau saat-saat penyandian dan pengalihan sandi.
Sehingga, pesan itu sendiri merupakan pikiran atau ide pada suatu tempat. Hal ini,
berbeda dengan pesan yang dikemukakan Hafied Cangara sebagai berikut:
“Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yangdisampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengancara tatap muka atau melalui media komunikasi. (isinya dapat berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasaInggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atauinformation)” (Cangara, 1998:23).
Cangara mengemukakan pesan dalam proses komunikasi. Proses
komunikasi tersebut, tidak terlepas dari simbol dan kode, karena pesan yang
37
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 11/26
dikirim komunikator kepada komunikan terdiri atas rangkaian simbol dan kode.
Manusia mampu menciptakan simbol-simbol dan memberi arti pada gejala-gejala
alam yang ada di sekitarnya. Kemampuan manusia menciptakan simbol-simbol
membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam
berkomunikasi. Pesan tersebut berbentuk mulai dari simbol yang sederhana
seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk
sinyal-sinyal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, TV, telegram,
telex, dan satelit.
Pemberian arti pada simbol adalah suatu proses komunikasi yang
dipengaruhi oleh kondisi budaya yang berkembang pada suatu masyarakat.
Adapun kode-kode simbol sebagai berikut:
1. Semua kode memiliki unsur nyata
2. Semua kode memiliki arti3. Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya4. Semua kode memiliki fungsi5. Semua kode dapat dipindahkan, apakah melalui media atau saluran-
saluran komunikasi lainnya.(Cangara, 1998:95)
Kode pada dasarnya dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kode verbal
(bahasa) dan kode nonverbal (isyarat) (Cangara, 1998:95).
1. Kode Verbal
Kode verbal dalam pemakainnya menggunakan bahasa. Bahasa dapat
didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara bersturktur sehingga
menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Bahasa menurut Hafied
Cangara memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita
b. Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
38
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 12/26
c. Untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia(Cangara, 1998:95)
Fungsi dari kode verbal menurut Cangara tersebut, sifatnya sangat luas.
Hal ini disebabkan karena Cangara mengemukakan tentang pembinaan hubungan
yang baik antara sesama, penciptaan dalam ikatan-ikatan kehidupan manusia.
2. Kode Nonverbal
Menurut Hafied Cangara, kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam
beberapa bentuk, diantaranya:
a. Kinersics yaitu kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan
badan. Gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam, yaitu:
1) Emblems yaitu isyarat yang mempunyai arti langsung pada simbol
yang dibuat oleh gerakan badan.
2) Illustrators yaitu isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan
badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi
rendahnya suatu objek yang dibicarakan.
3) Affect Displays yaitu isyarat yang terjadi karena adanya dorongan
emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa,
menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya.
4) Regulators yaitu gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah
kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda
menolak.
39
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 13/26
5) Adaptory yaitu gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda
kejengkelan. Misalnya menggerutu, mengepalkan tangan ke atas meja, dan
sebagainya.
b. Gerakan Mata (eye gaze) adalah alat komunikasi yang paling berarti dalam
memberi isyarat tanpa kata. Gerakan mata adalah pencerminan isi hati
seseorang.
c. Sentuhan adalah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
d. Paralanguage adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama
suara, sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik pengucapan.
e. Diam mempunyai arti bersikap negatif dan juga melambangkan sikap
positif. Pemahaman tentang sikap diam, perlu belajar budaya atau kebiasaan-
kebiasaan seseorang. Diam dapat juga dikatakan sebagai perilaku komunikasi
yang dilakukan oleh orang-orang yang bersikap netral dan menginginkan
sesuatu yang bersifat aman.
f. Postur tubuh, terdiri dari tipe ectomorphy bagi mereka yang memiliki
bentuk tubuh kurus tinggi yang dilambangkan sebagai orang yang mempunyai
sikap ambisi, pintar, kritis, dan sedikit cemas. Tipe mesomorphy bagi mereka
yang memiliki bentuk tubuh tegap, tinggi, atletis yang dilambangkan sebagai
pribadi yang cerdas, bersahabat, aktif, dan kompetitif. Tipe yang terakhir
adalah tipe endomorphy yaitu bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh
pendek, bulat, dan gemuk yang dilambangkan sebagai pribadi yang harmonis,
santai, dan cerdik.
40
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 14/26
g. Kedekatan dan Ruang ( proximity and spatial ) dapat dibedakan atas
territority atau zone yang terdiri dari 4 macam, yaitu wilayah intim (rahasia)
kedekatannya berjarak antara 3-18 inchi, wilayah pribadi kedekatannya
berjarak antara 18 inchi hingga 4 kaki, wilayah sosial kedekatannya berjarak
antara 4-12 kaki, dan wilayah umum (publik) kedekatannya berjarak antara 4-
12 kaki sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki.
h. Artifak dan Visualisasi adalah hasil kerajinan manusia (seni), baik yang
melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum.
Artikafak ini dimaksudkan untuk kepentingan estetika dan untuk
menunjukkan status atau identitas diri seseorang atau suatu bangsa. Misalnya
baju, topi, pakaian dinas, cincin, gelang, alat transfortasi, dan sebagainya.
i. Warna memberi arti terhadap suatu objek. Dapat digunakan dalam
berbagai keperluan, misalnya dapat dilihat pada bendera nasional, bendera
partai politik, dan sebagainya.
j. Waktu. Orang yang sering menempati waktu, dinilai sebagai orang yang
berpikiran modern.
k. Bunyi sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan sebagai
paralanguage. Misalnya bersiul, bertepuk tangan, bunyi terompet, letusan
senjata, dan sebagainya.
l. Bau digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga
dapat dijadikan sebagai petunjuk arah. Misalnya posisi bangkai, bau karet
terbakar, dan semacamnya.
(Cangara, 1998:95-110).
41
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 15/26
Setelah mengemukakan penjelasan tersebut, maka terdapat cara
penggunaan kode dalam penyusunan pesan, diantaranya penyusunan pesan
bersifat informatif yang dikemukakan oleh Hafied Cangara sebagai berikut:
1. Space order (pesan berdasarkan kondisi ruang) yaitu penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional,nasional, dan daerah.
2. Time order (pesan berdasarkan waktu) penyusunan pesan berdasarkanwaktu atau periode yang disusun secara kronologis.
3. Deductive order (pesan bersifat umum ke khusus) yaitu penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada khusus.
4. Inductive order (pesan bersifat khusus ke umum) penyusunan pesanyang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang
bersifat umum.(Cangara, 1998:111)
Model penyusunan pesan bersifat informatif tersebut, lebih banyak
ditujukan kepada perluasan wawasan dan kesadaran penerima pesan. Prosesnya
lebih banyak percampuran, penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak
menggunakan istilah-istilah yang kurang terkenal di kalangan penerima pesan
atau komunikan.
2.3.4 Media
Media menurut Effendy adalah “Saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dan komunikator kepada komunikan” (Effendy, 2005:18). Pendapat Effendi
ini sejalan dengan Cangara yang menempatkan media sebagai sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan. Adapun media menurut Cangara adalah
“Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima
(Cangara, 1998:23). Media dalam komunikasi terdiri dari 2 macam, yaitu media
cetak dan media elektronik. Media cetak seperti surat kabar, majalah, buku,
42
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 16/26
leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out , poster, spanduk, dan sebagainya. Media
elektornik antara lain radio, film, televisi, video recording , komputer, elektronic
board , audio casette, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan informasi media adalah:
1. Tersedianya media2. Kehandalan (daya input) media3. Kebiasaan menggunakan media4. Tempat dan situasi
(Cangara, 1998:145)
Keefektifan komunikasi dalam suatu pemerintahan sangat ditentukan oleh
tersedia atau tidaknya media, baik media dalam bentuk simbol, maupun media
dalam bentuk kode verbal dan kode nonverbal. Sejalan dengan perkembangan
masyarakat serta peradaban dan kebudayaan, komunikasi media mengalami
kemajuan dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan
komunikasi berlambang gambar dan warna, maka komputer sebgai media yang
mengandung bahasa, gambar, dan warna.
Pentingnya ketersediaan media dalam proses komunikasi, disebabkan oles
efisiensinya dalam menjangkau komunikan. Komputer merupakan media yang
efisien dalam mencapai komunikan dlam jumlah yang amat banyak. Ketersebaran
efisien, karena dengan menyiarkan atau menyebarkan informasi pesan satu kali
saja, sudah dapat tersebar kepada kahalayak atau penerima pesan yang begitu
banyak jumlahnya.
Media dikatakan reliable atau handal apabila program dapat berjalan
dengan baik, tidak mudah hang , crash atau berhenti pada saat pengoperasian.
Kehandalan media juga dinilai dari seberapa jauh dapat tetap berjalan meskipun
43
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 17/26
terjadi kesalahan pada pengoperasian (error tolerance). Penggguna memerlukan
feedback sesuai dengan kondisi sistem (termasuk beberapa lama pengguna harus
menunggu) (Satriawahyono dalam http://romisatriawahono.net/, 2007/06/23).
Kehandalam media dalam komunikasi harus bersifat melembaga, artinya
pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yaitu mulai dari
pengumpulan, pengelolaan sampai kepada penyajian informasi. Selain itu, meluas
dan serempaknya pengiriman dan penerimaan data-data, artinya dapat mengatasi
rintangan waktu dan jarak, karena memiliki kecepatan, kemudian bergerak secara
luas, di mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat
yang sama. Peralatan teknis dan mekanis seperti komputer dan semacamnya juga
dapat menentukan kehandalan (daya input) media.
Kebiasaan menggunakan media merupakan kebiasaan aparatur dalam
menggunakan alat atau sarana dan prasarana media baik software maupun
hardware. Melihat dalam kondisi jaman sekarang, kuantitas penggunaan
teknologi informasi semakin hari semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan
semakin banyaknya perangkat komputer di instansi-instansi. Kebiasaan aparatur
menggunakan media sangat menentukan baik atau buruknya suatu komunikasi
pemerintahan.
Media sering digunakan oleh orang-orang yang mengerti cara
pengaflikasiannya atau pengoperasiannya. Pengaplikasian media dalam
komunikasi pemerintahan, lebih dititikberatkan pada program-program yang
berhubungan dengan pemerintahan. Sebagai contoh, penggunaan program
radioling untuk menginterkoneksikan data-data yang diperlukan.
44
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 18/26
Tempat dan situasi media sangat mempengaruhi komunikasi
pemerintahan. Media komunikasi harus ditempatkan di tempat yang strategis,
maksudnya tempat yang dapat menampung alat-alat komunikasi dan dapat
menangkap jaringan-jaringan komunikasi dari media komunikasi di tempat yang
lain.
Situasi media komunikasi harus benar-benar kondusif, nyaman, dan
berhawa dingin. Hal ini, disebabkan karena penempatan media seperti komputer,
harus benar-benar terawat dengan baik.
2.3.5 Pengawasandian
Pengawasandian yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada
lambang yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (Effendy,
2005:19). Proses komunikasi antar persona, melibatkan dua orang dalam situasi
interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, kemudian menyampaikannya
kepada komunikan dan komunikan mengawasandi pesan tersebut.
2.3.6 Komunikan
Komunikan sebagai penerima pesan dalam komunikasi. Komunikan ini
menerima pesan dari komunikator. Komunikan dapat bersifat perorangan,
kelompok, institusi, organisasi, masyarakat, atau dapat pula pemerintahan
(Effendy, 2005:19). Pengertian komunikan yang dikemukakan Effendy tersebut,
adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh komunikator atau
sumber.
45
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 19/26
Tipe komunikan menurut Hafied Cangara adalah:
1. Innovator (pembaharu) adalah orang yang menyukai perubahandengan berani melakukan uji coba yang penuh risiko.
2. Early adopter (penerima dini) maksudnya orang yang pertama kalimenerima ide-ide baru dari pembaharu.
3. Early majority ( penerima mayoritas cepat) adalah orang-orang yangtergolong sebagai penerima pesan-pesan atau ide-ide baru sebelumrata-rata anggota lainnya menerima ide tersebut.
4. Late majority (penerima moyoritas lambat) adalah orang-orang yangmenerima ide-ide baru setelah rata-rata anggota lainnya menerimanyalebih awal.
5. Laggard (pengikut) adalah orang-orang yang tergolong penerima
terakhir dari sistem sosial yang ada.(Cangara, 1998:142)
Golongan pembaharu sangat terbuka pada dunia luar, serta memiliki
pengetahuan teknis pada bidang-bidang tertentu. Golongan pembaharu tersebut,
kadangkala mengalami ketidakcocokan dengan lingkunganya, sehingga berusaha
untuk mengubahnya menjadi lebih baik. Rata-rata para pembaharu ini tergolong
berusia muda.
Golongan penerima dini berintegrasi dengan sistem sosial yang ada.
Sistem sosial yang dimaksud adalah golongan yang ada di sekitarnya yang
berhubungan dengan orang-orang yang ada di lingkungannya. Golongan penerima
dini tersebut, menjadi tempat bertanya dan diminta pertimbangan dari orang-orang
yang ada disekitarnya.
Penerima mayoritas cepat tidak tergolong kelompok pimpinan, tetapi
anggota biasa yang dekat dengan jaringan pimpinan yang menerima
pembaharuan. Penerima mayoritas cepat menjadi penghubung antara penerima
dini dengan penerima lambat. Mereka termasuk golongan yang mempunyai waktu
46
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 20/26
untuk melihat keberhasilan atau kegagalan orang lain dalam penerimaan ide-ide
baru.
Penerima mayoritas lambat menerima pesan setelah melihat ide baru itu
membawa keuntungan secara ekonomis atau setelah ia mendapat tekanan demi
keamanan dirinya. Adapun tipe pengikut dari penerima pesan, tidak mempunyai
pendapat dan berada di luar jaringan sosial, namun masih dekat. Mereka
menerima ide-ide baru dan cenderung koservatif, lambat, dan tradisional.
2.3.7 Tanggapan
Tanggapan adalah seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa
pesan (Effendy, 2005:19). Tanggapan komunikan dibagi menjadi dua yaitu
tanggapan yang dinyatakan dengan kata-kata, baik secara singkat maupun secara
panjang lebar dan tanggapan yang dinyatakan dengan tingkah laku atau perilaku.
2.3.8 Umpan Balik
Umpan balik merupakan indikator berlanjut tidaknya proses komunikasi.
Di samping itu, dapat pula dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui tingkat
rujukan atau kapasitas yang berada pada komunikan. Umpan balik yaitu sebagai
reaksi terhadap berbagai aspek yang ditumbuhkan oleh sumber awal dalam
berlangsungnya suatu proses. Jadi, Umpan balik adalah pengaruh yang langsung
diterima oleh sumber dari penerima, berupa data, pendapat, komentar, dan saran
(Harun, 2006:61).
47
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 21/26
Umpan balik dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Umpan
balik bersifat positif menunjukkan respons atau tanggapan yang menyenangkan,
artinya komunikasi dapat dilanjutkan. Umpan balik bersifat negatif artinya
tanggapan kurang menyenagkan dan komunikasi dapat dihentikan atau tidak perlu
dilanjutkan.
2.3.9 Hambatan
Komunikasi dapat terlihat sangat sederhana, namun untuk mendapatkan
komunikasi yang efektif seringkali terdapat banyak hambatan, walaupun faktor
situasi dan kondisi turut berperan. Komunikasi sebagai proses interaksi, maka
faktor manusia memainkan peran yang sangat penting dalam pencapaian
komunikasi yang efektif. Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya
komunikasi yang efektif menurut Erliana Hasan dalam bukunya Komunikasi
Pemerintahan tahun 2005 adalah:
1. Perbedaan latar belakang:a. Perbedaan persepsi
b. Perbedaan pengalaman dan latar belakangc. Sikap praduga/stereotip2. Faktor bahasa:a. Perbedaan arti kata
b. Penggunaan istilah atau bahasa tertentuc. Komunikasi non verbal
3. Sikap pada waktu berkomunikasi; hal ini ikut berperan, bahkan sering menjadi faktor utama, sikap-sikap seseorang yang dapatmenghambat komunikasi tersebut antara lain:a. Mendengar hanya apa yang ingin kita dengar
b. Mengadakan penilaian terhadap pembicarac. Sibuk mempersiapkan jawaband. Bukan pendengar yang baik e. Pengaruh faktor emosif. Kurang percaya dirig. Gaya/cara bicara dan nada suara4. Faktor lingkungan: faktor tempat dan faktor
situasi/waktu
48
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 22/26
(Hasan, 2005:91)
Hambatan dalam berkomunikasi tersebut, lebih banyak didominasi oleh
faktor perbedaan latar belakang. Hal ini, disebabkan karena setiap orang ingin
diperlukan sebagai pribadi. Berkaitan dengan perbedaan tersebut, tanggung jawab
komunikator untuk mengenal perbedaan tersebut dan menyesuaikan isi secara
tepat, dan memilih media serta saluran komunikasi yang sesuai. Hal tersebut, agar
respon atau tanggapan yang diharapkan dapat tercapai. Besarnya persamaan pada
orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan, maka akan semakin besar
kemungkinan tercapainya komunikasi yang efektif.
Hambatan komunikasi dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur
yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
Gangguan terjadi apabila terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen
komunikasi, sehingga, proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif.
Kemudian ada hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat
berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Hambatan terdiri
dari 5 macam, diantaranya:
1. Gangguan teknis2. Gangguan semantik
3. Gangguan psikologis4. Ritangan fisik dan organik 5. Rintangan status6. Rintangan kerangka berfikir 7. Rintangan budaya
(Cangara, 1998:131-132)
Gangguan-gangguan tersebut, dapat terjadi pada semua elemen atau unsur-
unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan di mana komunikasi itu
terjadi. Namun, Bukan hanya faktor lingkungan saja yang menjadi gangguan
49
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 23/26
dalam komunikasi. Terdapat gangguan-gangguan yang lain yang lebih spesifik,
diantaranya gangguan pada alat-alat atau sarana dan prasarana komunikasi yang
terjadi pada media komunikasi.
Gangguan teknis terjadi apabila salah satu alat yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi
memulai saluran mengalami kerusakan (chanel noise). Misalnya gangguan pada
stasiun radio atau televisi, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawat radio,
sehinga suara tidak terdengar, gangguan pada komputer, dan semacamnya.
Gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa
yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:
1. Kata-kata yang digunakan
terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh
khalayak tertentu.
2. Bahasa yang digunakan
pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.
3. Struktur bahasa yang
digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima.
4. Latar belakang budaya yang
menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-sombol bahasa yang digunakan.
Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan
oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima
kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam
penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.
50
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 24/26
Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak yang
jauh, sehingga, sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur
transportasi, dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik
dapat juga diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya
salah satu pancaindera pada penerima.
Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial
diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior
atau atasan dan bawahan. Perbedaan seperti ini biasanya menuntut perilaku
komunikasi yang selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah
membudaya dalam masyarakat, yaitu bawahan cenderung hormat pada atasannya,
atau rakyat pada raja yang memimpinnya.
Rintangan kerangka berfikir adalah rintangan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini, disebabkan karena latar belakang
pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Rintangan yang sulit diatasi pada
hakikatnya berada antara pikiran seseorang dengan orang lain.
Rintangan budaya adalah rintangan yang disebabkan karena adanya
perbedan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat
cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan
dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.
51
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 25/26
Pengertian interkoneksi menurut Sistem Informasi Manajemen Daerah dan
Etalase Kabupaten Subang (www.subang.go.id) adalah saluran komunikasi yang
hanya dilakukan antar dinas, badan, lembaga di Kabupaten Subang saja. Namun,
saat ini hanya 5 SKPD yang memiliki program interkoneksi data. Diantaranya,
Badan Perencanaan Daerah, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Pusat
Statistik, serta Dinas Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Data sebagai bahan dari informasi yang dirumuskan sebagai sekelompok
lambang-lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah atau tindakan atau hal-hal
lain. Data menurut Teguh Wahyono dalam bukunya Sistem Informasi Konsep
Dasar, Analisis Desain, dan Implementasi adalah:
“Data adalah bahan baku informasi yang didefinisikan sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kualitas, tindakan, benda, dansebagainya. Data terbentuk dari karakter yang dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol khusus seperti *, $, dan /. Data disusun untuk diolah dalam bentuk struktur data, struktur file, dan basis data” (Wahyono, 2004:2).
Jadi data berhubungan dengan informasi dan data belum menunjukkan
sesuatu yang bisa dipahami karena harus diproses terlebih dahulu. Data tersebut
dapat berbentuk suara, bunyi-bunyian, simbol-simbol, sinyal, gambar, dan
sebagainya. Informasi merupakan sarana untuk pengambilan keputusan dan
sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya.
Selain itu, informasi berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan
sekarang, maupun masa depan, sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data
yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya, sesuatu
kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya, kenyataan
atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan
52
5/11/2018 Jbptunikompp Gdl s1 2007 is 6685 Bab II - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jbptunikompp-gdl-s1-2007-is-6685-bab-ii 26/26
keputusan bisnis. Hal ini sejalan dengan pendapat Wahyono yang menyatakan
bahwa “informasi adalah hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih
berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu
keputusan” (Wahyono, 2004:3).
53