jakarta, 25 mei2016 kemenristekdikti - drn.go.id drn/25052016_papapran_drn... · inderaja kualitas...
TRANSCRIPT
28/02/2018
2
3 th, swasembada padi, jagung, dan kedelai; peningkatan ekspor dan pengurangan impor komoditas lainnya
5 th, swasembadapadi, jagung, dankedelai sertapeningkatanproduksi gula dan daging, peningkatan ekspor dan pengurangan impor komoditas lainnya
TARGET PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN
KEGIATAN OPERASIONAL
MENUJU SWASEMBADA PANGAN 2015-
2019
KEGIATAN OPERASIONAL DALAM PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN
Koordinasi: egosektoral Sinergi,
Harmonisasi, dan Simplifikasi
Pembiayaan: skiim pembiayaan belum
berpihak pada petani Penugasan BRI
untuk petani
Kelembagaan:a. UPJAb. Penyuluhanc. Petani
Revitalisasi
Dampak perubahan iklim:
kekeringan, banjir, dan jadwal tanam maju/mundur
TEKNOLOGI INDERAJA
Kualitas panen: mutu rendah dan kehilangan hasil tinggi: 10,82% ALSINTAN
SDM:rumah tangga petani 10 terakhir menurun dari 31
jt menjadi 26 jt Mekanisasi/alsintan
Input: Pupuk Desentralisasi
subsidi pupukBenih 6 tepat spesifik
lokasi
Konversi lahan:60-100 ribu ha/th
Regulasi agraria
Infrastruktur: 52% saluran irigasi rusakPerbaikan irigasi
28/02/2018
3
5
MEMBANGUN DARI TIMUR : MERAUKE 11 MEI 2015
5
6
PENGEMBANGAN KAWASAN PANGAN DI MERAUKE
6
II
28/02/2018
6
1
LOKASI PENGEMBANGAN TAHUN 2015
NO DISTRIK Luas (ha)
1 SEMANGGA 11.223,00
2 TANAH MIRING 91.298,00
3 JAGEBOB 76.706,00
4 KURIK 49.643,00
5 MALIND 17.731,83
6 SOTA 14.105,00
Ketersediaan Lahan 260.707,00
Luas Pengembangan 250.000,00
2
3
4
5
6
Balai Benih Induk : 700 ha
Pupuk Indonesia : 250.000 haHolding Company
PT. Parama Pangan Papua : 5.000 ha
STARTING POINT Merauke
TAHAPAN DAN KETERSEDIAAN ANGGARAN 2015-2017
Rp 7 T
250.000 ha Rp 7 T
250.000 haRp 7 T
Swasta:100.000 ha
Swasta:100.000 ha
Swasta:50.000 ha
20171 juta ha
28/02/2018
7
RENCANA PRODUKSI PADI DI KAWASAN PANGAN MERAUKE
250 000 ha
750 000 ha
20171 juta ha
Potensi Pendapatan: A. Beras Premium
= 24 juta ton GKG/tahun= 15,6 juta ton Beras/tahun= Rp 234 trilyun/tahun
B. Beras Organik= 21 juta ton GKG/tahun= 13,65 juta ton Beras/tahun= Rp 410 trilyun/tahun
TARGET PASAR
USA
28/02/2018
8
15
PEMBANGUNAN PERTANIAN
DALAM PERSPEKTIF EKOREGIONAL
15
III
LAUNCHING BUKUJakarta, 20 April 2016
28/02/2018
9
UU No. 32 tahun 2009:
Ekoregion didefinisikan sebagai wilayahgeografis yang memiliki kesamaan ciriiklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola interaksi manusia dengan alamyang menggambarkan integritas sistemalam dan lingkungan hidup
Pengertian:
Ekoregion bisa diartikan sebagai kondisigeografis dari ekosistem yang mengandung arti pola susunan berbagaiekosistem dan berbagai proses di antaraekosistem tersebut, yang terikat dalamsatu kesatuan geografis.
Penetapam ekoregion menghasilkansuatu batas sebagai satu satuan unit analisis dengan mempertimbangkanekosistem pada sistem yang lebih besar(KLH,2013)
28/02/2018
10
Tantangan pembangunan pertanian berbasis ekoregion masa depan adalah :
Merancang pertanian yang dapat menyesuaikandan merespon PI dan mengurangi emisi GRK.
Mengembangkan kembali kearifan lokal yang ramah lingkungan, yang telah terbukti lebih tahanterhadap deraan iklim.
Mengembangkan praktek-praktek yang dapatmeningkatkan keragaman hayati pertanianmemungkinkan utk meniru proses-proses ekologi alami lebih mampu merespon perubahandan mengurangi risiko dengan lebih baik.
19
• Pembangunan berbasis ekoregion merupakansuatu konsep perencanaan tata ruang (spatial planning) dengan mempertimbangkan jasa tataruang pada suatu wilayah dan masyarakat yang tinggal di dalam wilayah ekoregion tersebut
• Pembangunan pertanian berbasis ekoregion merupakan elaborasi lebih lanjut dari konsepekoregion, yang mengemukakan aspek perlindungandan pengelolaan lingkungan atau ekosistem, sepertitertuang dalam undang-undang no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH.
28/02/2018
11
TIGA DIMENSI YG SERING MENJADI SOROTAN
1. Ekologi dan Ekonomi
2. Resiko
3. Pengembangan Wilayah
21
1) Dimensi Ekologi dan Ekonomi:
Dalam pemanfaatan SDL seringkali terjadi konflikkepentingan, (pilihan antara pertimbangan ekologi dan ekonomi)
Contoh: Pengembangan lahan gambut, alih fungsi lahanlahan pertanian produktif (sawah).
22
28/02/2018
12
2) Dimensi Risiko:
Dalam suatu wilayah ekoregion pertanian, subsektoryang paling rentan adalah tanaman pangan,
misalnya terhadap PI:iklim ektrim, perubahan poladist CH (El Nino dan La Nina)kekeringan, banjir, OPT
23
3) Dimensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah termasuk pengembanganwilayah berbasis ekoregion bisa menghasilkanperbaikan perekonomian yang optimal, apabila terdapat kesesuaian dan interaksi yang efektif antarkomponen2 wilayah, diantaranya:
Interkoneksi Hulu-Hilir
Antara kota (pusat konsumsi) dan pedesaan (pusatproduksi).
Antara proses produksi, pengolahan, dan pemasaransebagai satu kesatuan sistem.
24
28/02/2018
13
Butir-butir penting yang harus mendapat perhatiandalam perencanaan penggunaan lahan berbasisekoregion antara lain:
• Unsur biofisik wilayahsesuai dengan kemampuanlahan dam daya dukung lingkungan.
• Peran masyarakat tani yang berada di dalam wilayahekoregion, peran jejaring eko-sosial/sosio-ekoregion, dan koordinasi lintas sektor&kelembagaan.
• Perlu dilakukan langkah-langkah untuk identifikasipeluang pergesekan antara peningkatan kebutuhanmanusia VS kemampuan ekoregion dalam memenuhikebutuhan penghuninya.
25
PERENCANAN BERBASIS EKOREGION
26
Potensi KawasanPengembangan Padi Merauke
28/02/2018
14
POTENSI IRIGASI SANGAT LAYAK
KARENA DATARAN MERAUKE MEMILIKI 5 SUNGAI BESAR
(DIGUL, BIAN, KUMBE, MARO DAN BURAKA)
Potensi Hidrologi
Potensi Ketersediaan Air
MERAUKE
Karakteristik 4 Sungai Potensial Sumber Irigasi
NamaSungai
Panjang (km)
Lebar(m)
Kecepatanarus
(km/jam)
Luas DAS(km2)
RerataDebit air (m3/dt)
Bian 210 117-1.450 1,62 9.000 175
Digul 800 215-1.209 3,50 8.000 650
Kumbe 260 97-700 1,25 5.000 117
Maro 700 48-90 1,26 8.000 211
Rata-rata 1 m3/dt potensial untuk mengairi 1.000 ha
28/02/2018
15
Kualitas Air Irigasi untuk Padi
No. Asal Contoh Air pH AirDHL*)
( dS/m)SAR Kelas
Kualitas Air
1 S. Maro Hulu 7,6 0,357 0,16 C2S1 Baik2 S. Maro Hilir 7,4 60,2 42,70 C4S4 Buruk
3 S. Kumbe Hulu 7,3 0,146 0,97 C1S1 Baik4 S. Kumbe Hilir 7,5 30,0 423,95 C4S4 Buruk
5 Rawa Biru 5,8 0,058 1,48 C1S1 Baik6 Air Sumur Kurik IV 3,7 0,062 1,60 C1S1 Baik7 Air Sumur Salor I 7,9 1,64 7,50 C3S1 Buruk
8 Air Sumur Bahur 7,9 0,600 0,79 C1S1 Baik9 Air Sumur Muram 6,5 50,6 1,60 C4S1 Buruk
10 Rawa Senegi 5,4 0,135 1,18 C1S1 Baik11 S. Senegi 7,4 0,200 0,85 C1S1 Baik*) Batas kritis untuk padi:
DHL (daya hantar listrik) padi max. 2,0 dS/mSAR (sodium absoption ratio) max. 15 dS/mpH air max 7,7
Pola curah hujan dan pola tanam padi di Kab. Merauke
Distribusi Hujan Bulanan Distrik Okaba
0
50
100
150
200
250
300
350
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Cur
ah H
uja
n (m
m)
MT Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
I
II
Distribusi Hujan Bulanan
28/02/2018
16
Pengembangan Sawah 50.000 ha (2015)
Sawah Eksisting• Peningkatan IP 1,52• Peningkatan Provitas 7 t/ha
40.000 ha
Cetak sawah baru 10.000 ha
Peta lokasi sawah eksisting 40.000 ha dan pengembangan sawah baru 10.000 ha
Lahan PT. ARN(tebu)
Rencana sawah baru 10.000 ha(Tanah Miring)
Sawah Eksisting40.000 ha
Lahan PT. PPP(PADI)
Intake S. Kumbe
Outlet Rawa Burung
28/02/2018
17
Calon lokasi Sawah Baru Tanah Miring
Kondisi Existing:
• Hutan semak belukar• Tekstur: sedang (lempung
berliat)• Bahan organik: rendah –
sedang• Kesuburan : rendah - sedang• Irigasi : Sumber air dari
Rawa Burung
Perlu Normalisasi
Perlu Normalisasi
Saluran dan Pintu Air untuk 50.000 ha
Diperlukan :• Revitalisasi Saluran , Pintu Air dan Pompa
28/02/2018
18
SALOR 3
380 Ha
SALOR 2
425 Ha
SALOR 1946 Ha
Wapeko
5400 Ha
Bendung Karet
K al i Wawan
Tanah Miring SP. 9934 Ha
Tanah Mirin g SP. 68 97 Ha
Tanah Miring SP. 7363 Ha
KURIK 2
Harapan Makmur
8 96 Ha
Rawa Burung87,4 3 KM² = 87430000 m³
Sek tor I
530 Ha
Kal i Apar
Ke Wapeko
Sal . Suplesi Topeko 21.3 Km
SUNGAI KUMBE
Sekto r II
6 87 Ha
Se ktor III
715 Ha
S ektor IV
2050 Ha
Ke
Baad
- S
eneg
i
P . Air Neto
P . A. Kelapa 1
SP. 9
Jalan Inspeksi
Sal. Primer
Sal. Sekunder
Daerah Rawa15,57 KM² = 155700000 m³
Rawa Sakor1 7.97 KM² = 17970000 m³
Tan ah Miring SP. 8765 Ha
Blok A= 7.600 Ha
Blok A
Blok B
Blok C
Blok B= 950 Ha
Blok C= 1.600 Ha
LUAS
Gorong-Gorong
Pintu Air Primer
Pompa Induk
= 29,00 Km
= 77,00 Km
= 420,00 Km
= 20,00 Buah
= 3,00 Buah
= 1,00 Buah
Total = 10.150 Ha
Tanggul Banjir = 27,00 KmRencana Pengembangan Infrastruktur untuk cetak sawah baru 10.000 ha
di Tanah Miring
DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN• Untuk mengantisipasi ancaman terhadap ketahanan
pangan, salah satu alternatif yang perlu ditempuh adalah membangun kemampuan inovatif pada sistem pertanian dalam wilayah ekoregion
• Fokus kebijakan pada lahan sawah nampaknya masih dominan, dalam Renstra Kementan 2015-2019, pemerintah masih menempatkan kebijakan pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai sbg prioritas utama.
28/02/2018
19
Dalam satu ekoregion, adanya keterkaitan eratantara ekosistem pertanian dengan para parastakeholder, mengisyaraktan pentingnya untukmelibatkan para stakeholder dalam prosesperencanaan pengembangan sektor pertanian diwilayah masing-masing. Selain itu, sektor-sektorlainnya juga harus dilibatkan bersifat lintas-sektor dan lintas-wilayah administratif.
• Peningkatan pemahaman terhadap paradigmapembangunan berbasis ekoregion dapat berimplikasipositip terhadap sikap para perencana dan pelaksanapembangunan pertanian pada semua hierarki(penyusun kebijakan, pelaksana kebijakan dihierarki operasional).
• Daerah otonom memegang posisi strategis dalampengelolaan sumber daya, yang dapat berdampakpada kelestarian dan ketersediaan sumber daya,termasuk sumber daya pertanian yang menjaditumpuan hidup sebagian besar masyarakatIndonesia.
28/02/2018
20
Pengembangan pertanian berbasis ekoregionmerupakan opsi yang bisa ditempuh untukmenghadapi permasalahan dan tantanganpembangunan pertanian saat ini maupun di masayang akan datang.
Dengan mengacu pada sistem pengelolaan lahanberbasis ekoregion, pengembangan pertaniandapat dilakukan pada areal yang sesuai dengankemampuannya, sehingga pencegahan danpengendalian degradasi lahan relatif mudahdilakukan. Pengembangan sektor non-pertanianjuga dilakukan pada areal yang sudahdiperuntukan untuk areal non-pertanian.
39
Dengan menerapkan prinsip ekoregion, pendekatan yang dilakukan tidak lagi bersifat sektoral, tetapi bersifat terpadu, yang dapat mengintegrasikan semua pihak yang terkait dalam forum kemitraan.
Sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan wilayah ekoregion, diharapkan dapat menerapkanetika bisnis yang tidak hanya berorientasi pada pendekatan jangka pendek, yang cenderung memburu rente, tetapi yang mengintegrasikan berbagai prinsip sehingga dapat mendukungkeberlanjutan pembangunan di wilayah ekoregion.
40
28/02/2018
21
• Pembangunan pertanian dalam konteks ekoregionharus mampu membangun dan memanfaatkan potensi ekoregion, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendorong penguatan jejaring , serta dapat mengurangi dampak eksploitasi dan pemanfaatan berlebih terhadapsumber daya.
• Pendekatan sosio-ekologis juga diharapkan mampu menghadapi tantangan pembangunan ekoregion,karena inovasi teknologi tidak selalu merupakan solusi terbaik, sehingga pendekatan non-teknisdiharapkan mampu menyumbang solusi yang lebihbaik bagi pengembangan sektor dalam konteksekoregion.
41
• Diperlukan inisiasi dari lembaga penelitian seperti Badan Litbang Pertanian untuk membangun suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai building blockpembangunan wilayah ekoregion.
• Suatu kawasan yang dapat dianggap sebagai center of exellence perlu dibangun dengan memanfaatkan berbagai kemampuan yang telah ada, baik dari pihak birokrasi, lembaga penelitian, dan lembaga masyarakat petani. BPTP mempunyai fungsistrategis dalam mengoptimalkan sistempembangunan berbasis ekoregion
28/02/2018
22
"Dalam jangka pendek kami punya tugas
untuk menjadikan daya saing bangsa ini baik. Kalau daya saing tinggi berarti dampak dari pengelolaan ini bisa kompetitif di ASEAN Economic Community.Apa yang harus dipersiapkan?"
"Inovasi perlu dikomersialisasi dan hilirisasi,contohnya pesawat terbang. Risetnya di Lapan, kemudian dihilirkan di PT DI (Dirgantara Indonesia) lalu dijual ke dunia usaha. Diharapkan bisa dijual di Indonesia dan 2017 nanti sudah bisa terbang di langit Indonnesia,".
Produk inovasi di bidang pertanian yang belumtersentuh industri. …sebetulnya banyak yang
sudah dihasilkan, namun kurang terdengar dan dilirik dunia usaha. Hal seperti itulah yang perlu dihilirkan.
Bio-Science
ENERGI, PANGAN, PERTANIAN MAJU?
PERLU PENGUASAAN TEKNOLOGI
FOOD
FEED
FIBRE
FUEL
ENVIRONMENT
Teknologi
Kualitas Hidup
InovasiMerespon
Dinamika Iklim
TeknologiInormatika
danInstrumentasi
Issues
44
28/02/2018
23
45
RISET KEBIJAKAN LINTAS KOMTEK-DRN
45
IV
KEMENTERIANPERTANIAN
KEMEN. P U
KEMEN PERINDUS
TRIAN
BULOG
PUPUK INDONESIA HOLDING COMPANY
(PIHC)
KEMENDAG
PT SHS, PT PERTANI,
PENANGKAR
BPS
Rehabilitasi jaringan irigasi primer dan sekunder
• Laporan program produksi (perluasan lahan, budidaya, pascapanen, dan konsumsi)
• Metodologi Statistik
Revitalisasi penggilingan padi, penguatan industri pakan, industri gula
• Penetapan harga dan kelancaran distribusi beras jagung dan kedelai
• Pengaturan importasi sapi bakalan dan dagingPenyediaan beras dalam negeri
Penyediaan pupuk
Penyediaan benih unggul padi, jagung dan kedelai
46
KOPTIPenyerapan produksi kedelai untuk tahu dan tempe
PEMDA
pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan pengawalan, anggaran APBD
Keberhasilan Dalam Mewujudkan Ketahanan Dan Kedaulatan Pangan Sangat Ditentukan Adanya Keterpaduan Lintas Instansi