jaim itu penting

50
Jaim Itu Penting TAMMI PRASTOWO

Upload: tammi-prastowo

Post on 21-Jan-2018

121 views

Category:

Lifestyle


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jaim Itu Penting

TAMMI PRASTOWO

Jaim Itu Penting

TAMMI PRASTOWO

Page 2: Jaim Itu Penting

1

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Jaim Itu Penting

Tammi Prastowo

Page 3: Jaim Itu Penting

2

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Untuk

Akmal Dzaky Mubarok (060506) &

Muhammad Luqman Harits (270214)

Page 4: Jaim Itu Penting

3

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

SEPATAH KATA

Menjaga momentum. Inilah yang terus saya upayakan. Ketika kesadaran diri memuncak, saya dapat melihat segalanya lebih terang. Jalur yang akan saya tempuh kini terpampang jelas. Pada saat yang sama saya pun melihat segala hal yang melintang di sepanjang jalan. Namun, semua rintangan itu terasa kecil dibandingkan semangat yang tengah berkobar dalam jiwa saya.

Untuk menempuh jalan yang panjang saya mesti mengawalinya dengan satu langkah pendek. Dan itu harus disambung dengan langkah pendek berikutnya. Mulai sekarang saya akan terus melangkah, sependek apapun, untuk memperpendek jarak antara saya dengan cita saya.

Terima kasih untuk Anda, sobat. Doa Anda adalah suluh semangat saya. Cinta Anda menjadi pendorong langkah berikutnya.

Tammi Prastowo

Page 5: Jaim Itu Penting

4

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

DAFTAR ISI

Memungut hikmah ..................................................... 4

Cermin akhlak Rasulullah ......................................... 9

Biasakan berbuat baik ............................................. 15

Salah alamat ............................................................ 19

Bersyukur, kunci bahagia ........................................ 23

Jadi ibu harus cerdas ............................................... 29

Bagaimana mencintai anak ..................................... 36

Jaim itu penting......................................................... 44

Tentang Tammi ......................................................... 49

Page 6: Jaim Itu Penting

5

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

MEMUNGUT HIKMAH

Memungut hikmah dari pengalaman hidup kita hari

ini. Kerja inilah yang tengah saya lakukan. Saya

mencoba memaknai pengalaman berkesan yang

Allah bentangkan di depan mata. Upaya tadi penting

bagi saya karena setiap hal yang kita alami dalam

detik-detik hidup kita tidaklah sia-sia. Segalanya

telah diatur dengan rapi oleh sang Pencipta. Siapa

orang yang bertemu dengan kita, sudah diatur Allah.

Bagaimana kondisi dan suasana yang kita temui juga

diatur Allah.

Namun, Allah tidak mendiktekan reaksi kita saat

bertemu orang dan situasi tadi. Kita bebas

mengambil sikap terhadap dua komponen tadi.

Tentu saja hal ini bukan karena kekuasaan Allah

atas diri kita terbatas. Itu sama sekali tidak benar.

Menurut saya, kebebasan yang Allah berikan

merupakan satu ujian bagi kita. Selama ini hati kita

diberi dua kecenderungan: menuju ke kebaikan atau

keburukan. Nah, Allah selanjutnya merancang

skenario guna menguji kecenderungan hati kita. Dari

sini kita dapat menemukan hikmah yang bisa

dijadikan pegangan hidup.

Saya juga yakin terdapat beragam hikmah dari satu

pengalaman hidup. Kemampuan kita menangkap

Page 7: Jaim Itu Penting

6

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

hikmah itu tergantung pada keluasan wawasan

berpikir kita. Apabila kita memiliki wawasan yang

luas, kita bisa menganalisis dari sejumlah sudut

pandang. Dari sini akan diperoleh lebih banyak

hikmah. Sebaliknya jika wawasan kita terbatas,

sangat mungkin kita hanya akan menemukan sedikit

hikmah. Bahkan, ketika kita tidak punya rujukan

sama sekali, suatu hikmah baru bisa kita dapatkan

setelah orang lain menganalisis pengalaman

tersebut.

Berangkat dari pemikiran tadi, saya menjadi lebih

paham alasan yang melatarbelakangi perintah Allah

dan Rasulullah terhadap umatnya untuk selalu

belajar. Banyak hadits Rasulullah yang memotivasi

kita untuk tekun belajar. Belajarlah dari tiang ayunan

hingga ke liang lahat. Perintah belajar menurut

hadits tersebut tidak hanya ditujukan pada anak-

anak yang tengah bersekolah. Di sini nabi

menegarkan bahwa belajar itu berlangsung

sepanjang hayat. Proses itu berlangsung sejak kita

masih dalam buaian hingga kita menemui ajal.

Hadits kedua menyebutkan:Tuntutlah ilmu walau

hingga ke negeri Cina. Secara geografis, letak negeri

Cina dari Makkah sangatlah jauh. Medannya pun

tidak mudah dilalui. Untuk menempuh jarak

tersebut, kita tentu membutuhkan bekal yang cukup.

Page 8: Jaim Itu Penting

7

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Belajar ke negeri Cina menjadi semacam motivasi

dari Nabi untuk mengkaji ilmu walaupun terbentang

tantangan yang berat saat menuju ke sana. Kedua

hadits tentang belajar tadi sangatlah populer di

kalangan umat Islam. Umat Islam diajak Nabi untuk

menghargai tinggi ilmu pengetahuan. Rupanya

belajar memasukkan banyak pengetahuan dan

informasi baru ke benak kita. Selanjutnya belajar

memancing kita untuk memikirkan hal-hal yang

terjadi di sekitar kita. Tentu saja dengan tetap

mengindahkan aturan yang sudah digariskan Allah.

Inilah esensi dari ayat pertama Al Qur‟an yang

diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua

Tsur. Orang yang selalu memikirkan pengalaman

hidup sepanjang waktu disebut Allah sebagai ulul

albab. Mereka yang telah berhasil menemukan

hikmah selanjutnya memuji kepada Allah dan

memohon ampunan atas segala dosa yang dia

perbuat.

Lantas apa yang mesti dilakukan setelah kita

memperoleh hikmah? Setiap mukmin diperintahkan

Allah untuk saling membantu dalam melakukan

perbuatan baik. Pada waktu yang sama, kita juga

diperintahkan untuk tidak bekerja sama dalam

melakukan perbuatan buruk. Nah, berbagi hikmah

dengan orang lain merupakan salah satu wujud

bekerja sama untuk melakukan perbuatan baik.

Hikmah yang kita peroleh tidak hanya untuk diri

Page 9: Jaim Itu Penting

8

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

sendiri. Orang lain pun perlu memilikinya walau tidak

mengalaminya sendiri. Dengan cara ini, terdapat

manfaat yang bisa dirasakan bersama.

Saya yakin, proses mengasah otak dan hati inilah

yang menjadi kunci dalam membangun peradaban

umat manusia.

Page 10: Jaim Itu Penting

9

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

CERMIN AKHLAK RASULULLAH

Dalam pandangan kaum muslim, Rasulullah saw

merupakan teladan utama yang akhlaknya selalu

kontekstual dalam segala kondisi hidup manusia.

Tidak mengherankan jika sepanjang waktu umat

Islam mengkaji perilaku Rasulullah untuk

menyuburkan benih akhlak karimah di jiwanya.

Apalagi ketika mengingat tantangan dan

problematika hidup yang semakin kompleks. Dengan

mempelajari akhlak Rasulullah kita berharap dapat

selamat dalam mengatasi segala permasalahan tadi.

Pemikiran di atas melandasi dipilihnya materi akhlak

Rasulullah sebagai topik kajian. Ustad Muhsin

membawakan pokok bahasan tersebut dengan gaya

penyajian yang menarik, runtut, sehingga banyak hal

yang terekam baik di benak saya.

Bagi Ustad Muhsin, menceritakan akhlak Rasulullah

bukanlah suatu perkara mudah. Ternyata tidak

hanya umat Islam sekarang yang kesulitan

memaparkan pemahamannya tentang akhlak beliau.

Bahkan para sahabat yang hidup di zaman Nabi

Muhammad serta berinteraksi langsung dengan

beliau pun mengalami hal serupa dengan kita.

Contohnya, Umar bin Khattab. Suatu riwayat

mengisahkan upaya seorang Arab badui yang tengah

Page 11: Jaim Itu Penting

10

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

mencari tahu tentang akhlak Rasulullah. Dia pergi

menemui Umar bin Khatab. ”Wahai Umar,ceritakan

padaku akhlak Rasulullah!” Mendengar permintaan

itu, Umar bin Khattab justru menangis. Orang Arab

badui itu merasa heran. ”Mengapa kamu menangis,

Umar?” ”Aku terkenang pada masa indah bersama

Rasulullah. Aku tak sanggup menjawab

pertanyaanmu. Pergilah kepada Bilal. Dia mungkin

bisa menjelaskannya,” jawab Umar.

Mendapat rekomendasi tadi, orang Arab badui itu

segera menemui Bilal bin Rabah. Dia sampaikan

pertanyaan yang sama. Bilal pun menangis dan tidak

sanggup menceritakan akhlak Rasulullah. Dia

menyarankan si orang Arab untuk pergi menemui Ali

bin Abi Thalib. Setibanya di depan Ali bin Abi Thalib,

kembali orang Arab badui itu menanyakan hal yang

sama. RupanyaAli pun mengalami kesedihan yang

sama dengan Umar dan Bilal. Dia menangis. ”Wahai

Ali,bukankah kamu mengenal baik Rasulullah?

Mengapa tidak segera kamu ceritakan akhlak

Rasulullah?” tanya orang Arab badui itu.

Ali pun menjawab,”Bisakah kamu menceritakan

segala kebaikan yang ada di dunia?” Setelah berpikir

beberapa saat, orang Arab badui itu menjawab,

”Tentu saja aku tidak mampu.” ”Kalau kamu tidak

mampu menceritakan segala kebaikan di dunia,

Page 12: Jaim Itu Penting

11

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

bagaimana kamu memaksa aku menceritakan

akhlak Rasulullah? Dunia ini hanyalah kenikmatan

yang sangat sedikit yang Allah berikan pada

manusia. Sementara Rasulullah disebut Allah

sebagai kebaikan yang sangat agung. Sungguh aku

tidak mampu menceritakannya padamu.”

”Lantas bagaimana aku bisa mengetahui gambaran

akhlak Rasulullah?” ”Cobalah kamu menemui

Aisyah. Sebagai istri tentu dia lebih mengenal akhlak

Rasulullah.” Orang badui itu bergegas menemui

Aisyah. Dia mengajukan pertanyaan yang sama

dengan yang diajukan kepada 3 orang sahabat Nabi

Muhammad saw. Aisyah pun menjawab, ”Akhlak

Rasulullah itu al-qur‟an.”

Singkat sekali jawaban Aisyah ketika menceritakan

akhlak Rasulullah saw. Namun itulah analogi yang

cerdas untuk menggambarkan kesaksian Aisyah

tentang Rasulullah. Beliau memang orang yang

selalu mengamalkan al-qur‟an dalam kehidupan

sehari-hari. Tidak ada perbuatan Rasulullah yang

melenceng dari ajaran al-qur‟an. Dari kenyataan itu,

tidak berlebihan jika sebagian orang menyebut

Rasulullah sebagai al-qur‟an berjalan. Karena

Rasulullah itu teladan umat manusia, semestinya

kita meniru apa yang dilakukan beliau selama hidup

di dunia.

Page 13: Jaim Itu Penting

12

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Sikap mulia Rasulullah itu tidak hanya ditunjukkan

ketika beliau berinteraksi dengan orang lain.

Terhadap istri-istrinya Rasulullah juga bersikap

sangat baik. Beliau memperlakukan istri-istrinya

dengan romantis dan adil. Beliau tidak pernah

menyakiti hati istrinya. Bahkan suatu malam beliau

pernah pulang kemalaman. Rupanya pintu rumah

sudah dikunci. Sebenarnya Rasulullah bisa saja

mengetuk pintu untuk membangunkan istrinya. Akan

tetapi beliau tidak melakukan hal tadi. Rasulullah

justru memutuskan untuk tidur di depan pintu

karena tidak ingin mengganggu tidur istrinya.

Sebagian akhlak Rasulullah diabadikan dalam surat

al-Mu‟minun ayat 1 hingga 10. Dalam urusan

menegakkan sholat, Rasulullah dikenang sebagai

orang yang selalu sholat dengan khusyuk. Saking

khusyuknya sholat, Rasulullah terbiasa sholat

semalam suntuk. Karena berdiri terlalu lama, kaki

beliau pun sampai bengkak. Perilaku tersebut tentu

menimbulkan pertanyaan di benak para sahabat.

Mereka bertanya, ”Wahai Rasulullah, bukankah

engkau sudah dijamin bersih dari dosa oleh Allah

swt? Mengapa engkau mengerjakan sholat hingga

seperti itu?” Mendapat pertanyaan semacam itu,

Rasulullah menjawab,” Aku hanya ingin menjadi

hamba-Nya yang selalu bersyukur.”

Page 14: Jaim Itu Penting

13

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Perilaku Rasulullah itu diteladan oleh para sahabat.

Mereka termasuk orang yang khusyuk dalam sholat.

Mereka terhanyut dalam keindahan bacaan al-qur‟an

yang mereka lantunkan. Bahkan sholat yang khusyuk

juga menjadi bagian dari penyembuhan sakit fisik

yang dialami para sahabat. Tengok saja kejadian

ketika Ali bin Abi Tholib terkena panah saat melawan

kafir quraisy. Beliau meminta agar panah dicabut

ketika dia sedang sholat. Ali pun tidak merasakan

sakit.

Sayangnya sholat khusyuk itu tidak mudah dicapai.

Apalagi oleh umat Islam zaman sekarang. Pikiran

kita susah dikendalikan saat sholat. Bahkan yang

selalu terjadi justru kita mengerjakan sholat sambil

memikirkan urusan dunia. Misalnya, sholat sambil

berpikir tentang cara memenuhi kewajiban sebagai

orang tua terhadap anak, tentang urusan pekerjaan

yang belum tuntas, tentang cara memenuhi

kebutuhan keluarga, atau tentang amanat lain yang

kita sanggupi.

Menanggapi kondisi tersebut, ada yang

menyarankan sebaiknya kita sholat seperti sholatnya

seorang lajang. Dia tidak memikirkan banyak urusan

dunia, sehingga dapat sholat lebih khusyuk. Saya

sendiri pernah mengalami kondisi semacam itu kala

remaja dulu. Pikiran terasa ringan sehingga saya

bisa lebih berkonsentrasi dalam sholat. Padahal

Page 15: Jaim Itu Penting

14

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

masa remaja saya justru diwarnai dengan sejumlah

konflik dalam keluarga besar. Terus terang konflik

tersebut menyisakan trauma yang ternyata

memerlukan waktu lama untuk sembuh. Namun,

saat itu Allah swt menguatkan saya sehingga bisa

mengambil jarak dengan sumber masalah pada

waktu sholat. Mengerjakan sholat dalam kondisi

tersebut memberi ketenangan batin bagi saya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, mulai sekarang

saya harus berlatih keras untuk tidak memasukkan

urusan dunia ke dalam sholat. Saya akan

meluruskan niat dan berusaha meninggalkan semua

urusan dunia sebelum mengerjakan sholat. Insya

Allah kita bisa merasakan lezatnya sholat khusyuk.

Menurut Ustad Muhsin, akhlak baik bisa dibedakan

menjadi akhlak fitri dan akhlak ikhtiyari. Akhlak fitri

sudah dimiliki seseorang sejak dia lahir. Akhlak fitri

yang dimiliki setiap orang tidak sama banyak. Contoh

pribadi yang memiliki akhlak fitri terbanyak ialah

Rasulullah. Sementara akhlak ikhtiyari ialah akhlak

yang dimiliki seseorang berkat usaha yang dia

lakukan. Akhlak ini bisa berubah-ubah tergantung

dari konsistensi sikap orang tersebut dalam berbuat

baik. Apabila dia konsisten mengerjakan kebaikan,

insya Allah akhlak baik itu akan menghiasi

kepribadiannya. Demikian pula sebaliknya.

Page 16: Jaim Itu Penting

15

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

BIASAKAN BERBUAT BAIK

Pada pengajian rutin kemarin, Ustad Muhsin

menekankan pentingnya kita membiasakan berbuat

baik. Misalnya kebiasaan yang dilakukan seorang

pemuda di wilayah Yogyakarta ini. Dia bertekad

untuk selalu datang ke masjid sebelum masuk waktu

sholat. Tujuannya agar bisa mengumandangkan

azan di masjid. Kebiasaan itu konsisten

dilakukannya ke manapun dia pergi. Suatu hari saat

si pemuda sedang mengumandangkan azan, dia

mendapat serangan jantung. Pemuda tadi segera

dibawa ke rumah sakit. Dokter memutuskan untuk

mengoperasinya. Peralatan operasi segera

disiapkan. Pemuda itupun dibius total. Tiba-tiba

tangan pemuda itu memegang tangan si dokter. Dia

meminta agar operasi dihentikan saja. ”Lihat dok,

saya sedang berjalan menuju surga,” kata pemuda

itu. Kisah nyata itu diceritakan oleh salah satu dokter

yang menangani si pemuda kepada Ustad Muhsin.

Subhanallah.

Berkaca pada kisah tersebut, kita perlu

membiasakan diri untuk melakukan kebaikan

sepanjang hidup. Yang dimaksud kebaikan ialah

segala hal yang diperintahkan Allah swt kepada kita,

antara lain membaca al-qur‟an dan sholat tahajjud.

Page 17: Jaim Itu Penting

16

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Berkaitan dengan tilawah quran, Rasulullah

menyarankan kita untuk membaca al-qur‟an hingga

khatam paling lambat 30 hari sekali. Sedangkan

waktu yang paling cepat untuk mengkhatamkan al-

qur‟an ialah 3 hari. Mengapa tilawah quran perlu

dijadikan bagian dari kebiasaan kita?

Orang yang beriman meyakini bahwa kelak di hari

perhitungan al-qur‟an akan menjadi pembela kita di

hadapan Allah. Dia akan muncul sebagai sosok

berwajah putih pucat. Mengapa demikian? Karena

ini cerminan wajah orang-orang yang membacanya

secara tartil setiap malam. Barang siapa

membiasakan diri membaca al-quran, Allah akan

menjadikannya sebagai ahli qur‟an. Yang dimaksud

ahli di sini bukanlah orang yang paham dengan

ajaran al-qur‟an, melainkan kita menjadi bagian dari

keluarga al-qur‟an. Jiwa kita menjadi dekat dengan

al-qur‟an sehingga tercermin dalam akhlak sehari-

hari kita. Tatkala berinteraksi dengan orang lain, kita

bisa bersikap simpatik. Dalam berdagang, kita tidak

tergoda untuk menggadaikan kejujuran demi

keuntungan material. Demikian pula sewaktu

mendidik anak.

Sholat tahajjud juga perlu kita rutinkan selama hidup

karena Allah akan meninggikan derajat kita di dunia

dan akhirat. Jika kita sudah terbiasa membaca al-

Page 18: Jaim Itu Penting

17

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

qur‟an dan sholat tahajjud, kita akan merasakan

nikmatnya melakukan ibadah tersebut.

Manfaat lainnya berupa limpahan kasih sayang Allah

dan perlakuan istimewa yang diberikan kepada kita

di kehidupan akhirat. Sesungguhnya hanya kasih

sayang Allah yang menyebabkan kita selamat dari

siksa api neraka. Sesungguhnya karena kasih

sayang Allah pula yang membuat kita kelak diberi

ganjaran surga. Bukan karena pahala sekian banyak

amal sholih yang kita lakukan di dunia. Kita perlu

menyadari bahwa sesungguhnya amal sholih kita

sangat sedikit dibandingkan nikmat yang Allah

berikan pada kita.

Sebuah riwayat menceritakan tentang seseorang

yang sudah beramal sholih selama di dunia. Dia

merasa telah melakukan banyak kebaikan selama

hidup. Di hari perhitungan, dia meminta surga

kepada Allah. ”Ya Allah, berikanlah surga padaku

karena aku sudah melakukan banyak kebaikan

selama hidup di dunia.” ”Benarkah yang kamu

katakan? Baiklah mari kita timbang amalmu dengan

nikmat yang telah Aku berikan.” Allah swt menyuruh

malaikat mencungkil mata orang itu. Ternyata

kenikmatan berupa mata yang Allah berikan jauh

lebih berat daripada amal sholih yang orang itu

lakukan selama hidup. Jadi amal sholih bukanlah

penyebab seseorang dimasukkan ke surga oleh

Page 19: Jaim Itu Penting

18

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Allah. Melakukan kebajikan hanyalah sarana bagi

kita untuk mendapatkan ridho Allah, merayu Allah

agar kita dinilai sebagai hamba-Nya yang baik.

Berbuat baik perlu dibiasakan karena Allah akan

memberikan kenikmatan terakhir bagi kita

menjelang kematian. Sungguh beruntung orang yang

selalu rindu berbuat kebajikan. Dia akan meninggal

dalam keadaan melakukan kebajikan. Sebaliknya,

orang yang membiasakan diri berbuat keburukan

akan meninggal ketika melakukan keburukan.

Naudzubillahi min dzalik.

Page 20: Jaim Itu Penting

19

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

SALAH ALAMAT

Allah memang menjadikan perhiasan dunia tampak

begitu indah di mata manusia.harta benda yang

melimpah, kekuasaan yang besar, atau jabatan yang

tinggi menjadi objek perburuan manusia selama

hidupnya. Karena jumlahnya yang terbatas, tidak

jarang kita melakukan segala cara untuk bisa

mendapatkannya. Tidak mempedulikan apakah cara

itu dibenarkan oleh Allah atau justru sebaliknya.

Yang penting perhiasan dunia itu ada dalam

genggaman kita.

Setelah perhiasan dunia diperoleh, manusia

cenderung untuk memamerkannya kepada orang

lain. Ketika berhasil mengoleksi barang-barang

lambang gengsi, manusia merasa layak pamer.

Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan

pengakuan dari lingkungan sekitarnya. Pengakuan

dari orang lain dikejar karena dia menduga dirinya

akan menjadi puas dan bahagia. “Lihatlah aku.Aku

lebih terhormat dari kalian.Kekayaanku lebih banyak

daripada kalian.Kekuasaanku lebih besar daripada

kalian. Maka hormatilah aku, hei orang-orang.”

Barangkali teriakan semacam ini yang terdengar

lantang di dasar lubuk hatinya.

Page 21: Jaim Itu Penting

20

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Begitulah saya mencoba memikirkan tingkah laku

orang-orang yang memburu perhiasan dunia dengan

menggebu-gebu. Mereka terus membanting tulang

untuk bisa mendapatkan kesenangan materi itu

lebih banyak lagi.mereka memforsir diri agar tetap

berada di tangga puncak kebahagiaan sesuai

dengan angan-angannya.

Sayangnya, mereka masih berkubang di fase

akumulasi kesenangan duniawi. Mereka belum

memiliki pemahaman yang benar tentang tanggung

jawab moral atas melimpahnya perhiasan dunia di

tangannya. Akibatnya, orang-orang ini berbuat

sesuka hatinya. Mereka terlihat begitu egois. Pada

waktu yang sama, mereka mengabaikan

kewajibannya sebagai hamba Allah. Ibadah pun tidak

dilakukan dengan benar.Juga kewajibannya kepada

sesama makhluk. Sikap empati terhadap lingkungan

yang membutuhkan uluran tangan tidak muncul di

hatinya. Bahkan tidak jarang mereka justru menuduh

kondisi kekurangan saudaranya sebagai akibat tidak

mau bekerja keras.

Terhadap orang-orang yang terlalu banyak meminum

air laut dunia, Allah tidak langsung menegurnya.

Misalnya dengan langsung menghentikan aliran

kekayaan karena dia telah berlaku sombong di muka

bumi. Oleh Allah, mereka tetap ditambahi kekayaan.

Page 22: Jaim Itu Penting

21

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Kekuasaannya justru semakin kuat dengan

dukungan orang-orang yang oportunistik. Keluarga

mereka pun tampaknya bahagia karena segala

kebutuhan materinya terpenuhi. Begitulah yang Allah

lakukan pada mereka.

Sebagai orang beriman, kita diingatkan Allah untuk

tidak iri kepada mereka. Sesungguhnya kesenangan

duniawi yang mereka rasakan itu tidaklah kekal.

Yang terjadi atas diri mereka saat itu bukanlah

limpahan karunia dan kasih sayang Allah. Justru hal

ini menunjukkan ketidakridhaan Allah dengan

kelakuan mereka. Setelah beberapa saat

dimanjakan Allah dengan kesenangan dunia, Allah

akan melenyapkan semua itu seketika. Dalam Al

Qur‟an kondisi itu digambarkan begitu tragis. Allah

mengibaratkan mereka sebagai orang yang memiliki

kebun buah-buahan yang sangat subur. Pagi hingga

sore dia merawat kebun itu dengan baik.tidak

mengherankan jika hasilnya melimpah ruah. Untuk

menjaga keamanan kebun dan buah-buahan itu,

mereka berjaga di kebun pada malam harinya.

Namun, penjagaan mereka tidak bisa melawan

kehendak Allah. Allah meniupkan udara yang sangat

dingin malam itu. Akibatnya sungguh

mencengangkan. Ketika matahari sudah terbit, sang

pemilik kebun terkejut sekali melihat kebunnya

meranggas. Daunnya rontok ke tanah. Tidak tersisa

lagi kerindangan daunnya. Buah yang semula

Page 23: Jaim Itu Penting

22

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

bergelantungan di dahan pun berjatuhan di tanah.

Bukan hanya buah yang hampir masak. Buah yang

masih kecil pun rontok semua. Sudah tidak ada lagi

sisa-sisa kesuburan kebun tadi. Kini, si pemilik

kebun hanya bisa meratap sedih. Menyesal begitu

dalam.

Demikian pula gambaran balasan yang Allah berikan

kepada hamba-Nya yang lalai karena mengejar

kesenangan dunia. Mereka nanti akan dikagetkan

dengan perubahan drastis kondisi yang dialaminya.

Oleh karena itu, terhadap orang-orang tersebut kita

tidak patut merasa iri. Justru seharusnya kita merasa

kasihan karena kejatuhan mereka hanyalah soal

waktu. Entah dekat entah jauh janji Allah pasti

terjadi. Lantas, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Menurut saya, kita perlu mengingatkan mereka

terhadap peran yang harus dilakukan.mereka mesti

diingatkan untuk bersedekah karena dalam harta

yang dimiliki terdapat hak-hak orang lain yang

dititipkan Allah kepadanya. Mereka mesti dihimbau

untuk menggunakan kekuasaan yang dimiliki guna

memberi manfaat bagi masyarakat. Saya yakin, jika

mereka menyadari hakikat kehidupan dan mau

mengubah sikapnya, mereka akan terhindar dari

azab Allah. Bahkan, tidak mustahil Allah justru akan

menambahkan nikmat bagi mereka.

Page 24: Jaim Itu Penting

23

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

BERSYUKUR, KUNCI BAHAGIA

Saya yakin Anda pasti sudah familiar dengan ayat al-

Qur‟an tentang arti penting bersyukur. Laa

insyakartum la azidannakum, walaa inkafartum inna

„adzabi lasyadid. Allah swt menegaskan bahwa

barangsiapa bersyukur, Allah akan menambahkan

nikmat-Nya. Akan tetapi, barangsiapa mengingkari

nikmat Allah, maka Allah akan mendatangkan adzab

yang sangat pedih. Kita semua berharap tidak

menjadi bagian dari kelompok terakhir.

Naudzubillahi min dzalik.

Konsekuensi dari memahami makna ayat tersebut

antara lain kita dituntut menjaga hati agar selalu

ikhlas dengan setiap pemberian Allah. Selanjutnya

mari kita alokasikan rejeki itu untuk keperluan yang

bermanfaat. Tidak hanya bagi kehidupan dunia kita,

namun juga bagi kehidupan akhirat. Pemanfaatan

rejeki untuk urusan duniawi misalnya dengan

membeli makanan halal, melunasi hutang, atau

membayar biaya sekolah anak.sementara

pemanfaatan rejeki untuk urusan akhirat misalnya

dengan membayar zakat, memberi infak dan

sedekah, atau melaksanakan ibadah-ibadah yang

lebih utama nilainya. Semua tindakan tadi semoga

dapat membuktikan besarnya rasa syukur kita

Page 25: Jaim Itu Penting

24

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

kepada Allah. Dengan demikian, kita tidak termasuk

golongan orang yang kufur nikmat.

Saya jadi teringat dengan pengalaman seorang

teman. Selama saya bergaul dengannya, saya

mendapat kesan bahwa Allah selalu memenuhi

keinginannya. Dulu dia pernah berharap agar

suaminya bekerja di Klaten. Akhirnya keinginan itu

terkabul walau sempat tertunda. Dalam seleksi kerja

kesempatan pertama, suaminya tidak lolos. Dia

sempat menggerutu menyesalkan tidak adanya

bantuan dari beberapa teman yang sudah bekerja di

sana terhadap suaminya. Beberapa waktu kemudian

kondisi berubah. Tanpa melalui tes, tiba-tiba saya

dengar suaminya mendapat panggilan kerja di

perusahaan itu. Bahkan posisi yang ditawarkan jauh

lebih baik daripada posisi yang ingin diraih pada tes

sebelumnya.

Saya tidak tahu usaha apa yang teman saya lakukan

sehingga bisa mengubah keadaan seperti itu.

Namun yang saya yakini Allah telah menunjukkan

sifat pengasihnya dengan mewujudkan harapan

teman tadi.

Setelah beberapa tetangga memiliki anak kedua,

teman saya ingin memiliki hal serupa. Tidak

tanggung-tanggung harapannya. Dia ingin memiliki

Page 26: Jaim Itu Penting

25

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

anak perempuan seperti halnya anugerah yang Allah

berikan pada teman-temannya. Keinginan itu lahir

barangkali karena anak perempuan terlihat lebih

imut daripada anak lelaki di mata dia. Allah Yang

Maha Pengasih kembali menunjukkan

kekuasaannya. Teman saya pun hamil dan

melahirkan bayi perempuan yang lucu. Subhanallah

wallahu akbar.

Ketika anaknya lahir, saya pun kembali dibuat heran.

Teman saya bekerja.Dia berusaha memepetkan

waktu cuti dengan hari perkiraan lahir anaknya.

Tujuannya agar pasca persalinan, dia punya waktu

lebih banyak beberapa hari untuk merawat si bayi.

Memakai logika berpikir ini, teman saya berencana

mengambil cuti per 1 Mei. Ternyata pada 1 Mei pagi

bayinya lahir. Allahu Akbar. Bagaimana mungkin

Allah kembali meluluskan rencana yang dia buat?

Tiga bulan berlalu. Semestinya per 1 Agustus teman

saya kembali bekerja setelah cuti melahirkan.

Selama cuti teman saya sibuk mencari orang yang

bersedia mengasuh anaknya. Sayangnya, dia belum

menemukan orang yang cocok di hati. Orang terakhir

yang dihubungi meminta bayaran yang cukup tinggi.

Kondisi ini membuat teman saya mengumbar

keluhan. Dia mulai berandai-andai: andai aku tidak

bekerja, aku bisa mengasuh sendiri anakku.

Page 27: Jaim Itu Penting

26

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Tampaknya teman saya lupa dengan pengalamannya

selama ini. Bahwa harapan yang dia sampaikan akan

segera dibalas oleh Allah. Dan Allah Yang Maha

Mendengar ternyata juga sangat berdisiplin.Karena

kasihan dengan bayi tadi, Allah pun menggerakkan

hati majikan teman saya. Mulai 1 Agustus teman

saya diberhentikan bekerja.

Kali ini saya yang bingung mau mengucap kalimat

thoyyibah yang mana ketika menyimak kondisi

teman tadi. Alhamdulillah atau innalillahi?

Alhamdulillah mungkin lebih tepat karena Allah

memberi kesempatan seluas-luasnya bagi teman

tadi untuk mengasuh anaknya. Dia bisa

mendampingi proses tumbuh kembang bayinya. Bagi

saya, menjadi saksi atas perkembangan fisik dan

mental anak merupakan anugerah yang sangat

indah. Namun, dengan meninggalkan dunia kerja,

pemasukan bulanan buat keluarga teman saya

menjadi berkurang di atas kertas. Padahal saat ini

masih ada sejumlah urusan yang memerlukan dana

cukup besar. Biaya pendidikan si sulung dan

angsuran rumah merupakan pos pengeluaran yang

tidak bisa diabaikan. Keluarga teman saya mesti

belajar mencukupkan diri dengan pemasukan yang

berasal dari satu pintu. Beberapa kesenangan yang

dulu bisa dinikmati dengan bebas, kini harus diatur

Page 28: Jaim Itu Penting

27

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

lebih cermat. Nah, untuk gambaran keadaan seperti

ini mungkin ungkapan „innalillahi‟ terasa

kontekstual.

Bukannya saya bermaksud jahat ketika bercerita

tentang pengalaman hidup teman tadi. Saya hanya

ingin menyodorkan bukti bahwa Allah Maha

Berkehendak. Allah swt bukanlah pihak yang layak

didikte untuk mengabulkan setiap keinginan.

Semestinya kita selalu mengingat bahwa terkabulnya

suatu harapan merupakan bukti Allah Maha

Pengasih dan Maha Penyayang. Tanpa izin Allah,

harapan kita tidak akan terwujud. Maka kita wajib

bersyukur dengan segala pemberian-Nya. Apalagi

jika pemberian itu sesuai dengan harapan kita.

Selain itu, barangkali ini hanya peringatan kecil dari

Allah untuk kita. Bahwa kita hanyalah hamba dengan

kemampuan terbatas. Di atas rencana kita, terdapat

Allah yang berkuasa mutlak. Oleh karena itu, selain

berusaha kita dituntut untuk berdoa. Allah sendiri

yang berjanji akan mengabulkan setiap doa orang

beriman. Memang jawaban doa kita tidak selalu

tepat sama dengan yang kita mau. Kita memohon

mobil, ternyata yang Allah berikan baru motor.

Namun, sikap yang lebih aman ialah tetap

khusnudhon dengan setiap keputusan Allah.

Sungguh tidak ada yang sia-sia dari setiap kehendak

Allah atas diri makhlukNya. Berpijak pada pemikiran

Page 29: Jaim Itu Penting

28

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

tadi, kita mesti banyak bersyukur. Pandai-pandailah

mencari hikmah di balik setiap kehendak Allah atas

diri kita. Sesungguhnya nikmat Allah itu sungguh

tidak terkira jumlahnya. Maka nikmat dari Tuhanmu

yang mana yang engkau dustakan?

Begitulah kesimpulan dari obrolan saya pagi ini

dengan istri. Kami semakin sadar dengan

kelemahan kami sekaligus semakin yakin dengan

keagungan Allah. Kami juga sangat sadar bahwa

nikmat Allah yang diberikan pada keluarga kami

sangatlah besar. Sungguh tidak ada yang sanggup

menghitungnya walau didatangkan tinta sebanyak

lautan di dunia untuk menuliskannya. Sekarang kami

hanya berharap agar bisa menjadi hamba yang

pandai bersyukur.

Page 30: Jaim Itu Penting

29

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

JADI IBU HARUS CERDAS

Catatan harian ini tentang kasih sayang ibu yang

begitu besar pada anaknya. Sayangnya, cara yang

beliau tempuh kurang tepat. Berharap ada yang bisa

menjadikannya sebagai bahan renungan, maka saya

beranikan diri mengunggahnya.

Hari Minggu, 26 Agustus 2007, saya mau pulang ke

Klaten bersama anak dan istri. Mereka seminggu

tinggal di Kiyangkong dan Lugosobo menemani

simbah dan simbah buyut yang sakit. Alhamdulillah,

kedatangan Dzaky menjadi hiburan tersendiri bagi

simbah-simbahnya.

Agar dapat berjalan pulang dengan nyaman, kami

sepakat naik travel Rahayu Persada. Karena agen

travel itu di Purworejo tidak melayani rute

Purwokerto-Solo, saya mesti memesan tiketnya di

agen Kutoarjo. Saya menunggu di pinggir jalan

Purworejo-Jogja karena travel tidak masuk kota

Purworejo. Menurut rencana travel berangkat pukul

07.30. Akan tetapi travel baru datang satu jam

kemudian. Segera barang-barang bawaan saya

masukkan. Sopir kemudian membuka pintu depan.

Ternyata sudah ada dua perempuan berjilbab di

bangku depan. Mereka ibu anak. Dari tampilannya,

saya menduga mereka orang kaya.

Page 31: Jaim Itu Penting

30

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Si ibu berkata sambil makan apel, “Ya, saya pindah,

tapi satu aja ya.”

Saya kaget dengan kata-katanya. “Lho, saya pesan

dua tempat. Bagaimana dengan istri saya? Dia mau

duduk di mana?” kata-kata saya meninggi karena

berusaha mendapatkan hak yang ingin direbut ibu

tadi.

“Toleransi, pak, toleransi,” kata ibu itu.

Saya tidak paham dengan toleransi yang

dimaksudnya. Sementara sopir juga hanya diam.

Saya tegaskan pada ibu itu,”Saya minta bangku

seperti yang saya pesan.”

Akhirnya, ibu itu menyuruh sopir mengambilkan kruk

di belakang.

Saya termenung. Ternyata gadis itu membutuhkan

kruk untuk pindah bangku. Dia nampak kerepotan.

Saya berusaha membantu, tetapi ibu itu menukas,

“Gak usah!”

Si ibu marah. Dia mengomel. Saya dikatakan sebagai

orang super egois. Untung omelannya teredam oleh

suara mesin mobil. Tetapi pada istri saya, dia

mengancam,” Tak sumpahin kamu!”

Page 32: Jaim Itu Penting

31

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Kejadian tersebut merusak suasana perjalanan

keluarga saya. Dzaky yang biasanya ceria menjadi

murung. Saya sempat melihat Dzaky yang menengok

ke bangku belakang. Tetapi dia tidak tersenyum.

Bahkan anak saya nampak ketakutan. Entah apa

yang sempat dilihatnya tadi.

Istri saya mengontak agen travel di Kutoarjo. Dari

petugas agen, kami tahu bahwa ibu dan anaknya itu

penumpang dari Purwokerto. Agen meminta maaf

atas ketidaknyamanan ini. Istri saya bermaksud

meminta maaf lewat hp atas kejadian itu. Istri saya

enggan meminta maaf secara langsung karena

mungkin ibu itu masih marah. Sayangnya, petugas

tidak tahu nomor hp ibu itu.

Kejadian tersebut mengajarkan beberapa hikmah

pada saya. Pertama, saya melihat satu bukti

besarnya kasih sayang ibu kepada anaknya. Ibu itu

mungkin ingin memberikan pelayanan yang baik bagi

anaknya yang habis mengalami kecelakaan.

Keinginan tadi dia wujudkan dengan menempatkan

anaknya di bangku depan walaupun bangku depan

sudah dipesan orang lain.

Kedua, ibu itu berpikir bahwa keinginan itu pasti

disetujui oleh semua orang. Dia akan bernegosiasi

dengan pemesan bangku depan supaya anaknya

bisa tetap duduk di depan. Saat negosiasi dengan

Page 33: Jaim Itu Penting

32

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

saya, dia berusaha menyampaikan keinginannya. Dia

ingin saya setuju dengan keinginannya.

Ketiga, ibu itu ternyata gagal menyampaikan

keinginannya kepada saya dengan gamblang. Hal ini

terlihat dari terjadinya kesalahpahaman antara saya

dengan dia. Jika ibu itu menjelaskan pada saya

bahwa anaknya habis kecelakaan dan akan repot

pindah bangku, tentu saya akan mempersilakan dia

tetap duduk di depan. Sayangnya, dia tidak

ungkapkan alasan tersebut. Apalagi sikap ibu itu

bukan sikap yang tepat untuk bernegosiasi.

Semestinya dia bangkit dari duduknya dan menemui

saya. Tapi yang dia lakukan hanyalah duduk sambil

memakan apel, sehingga saya berpikir ibu ini ingin

bertindak semaunya sendiri. Berdasarkan pemikiran

inilah, saya menegaskan,”Saya minta bangku seperti

yang saya pesan.”

Keempat, mungkin ibu itu malu dengan kondisi anak

gadisnya. Menurut cerita sopir, gadis itu tertabrak

sepeda motor saat berjalan bersama temannya di

kampus. Akibat kecelakaan itu, dia harus memakai

kruk. Nah, kondisi si anak mungkin dimaknai sebagai

aib oleh ibunya. Cacat anaknya dianggap akan

mengurangi kehormatan dirinya di mata orang lain.

Ini harus ditutup-tutupi. Ketika saya meminta bangku

itu, saya dianggap mempertontonkan aib dirinya

Page 34: Jaim Itu Penting

33

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

kepada orang banyak. Ibu itu merasa harga dirinya

jatuh. Sebagai reaksinya, dia marah dan

menyumpahi kami sekeluarga.

Kelima, kehormatan diri kita tidaklah ditentukan oleh

materi yang kita miliki. Orang lain akan menghormati

kita jika kita dapat bersikap tepat dalam setiap

keadaan. Seperti halnya ibu itu. Secara materi, ibu

itu nampak seperti orang kaya. Dandanannya

mencerminkan hal itu. Selera makannya juga.

Barangkali dia memang istri seorang pejabat atau

petinggi negara ini. Selama ini dia mendapat

penghormatan dari anak buah suaminya di kantor.

Akibatnya, dia merasa semua orang harus

menghormatinya pula. Padahal itu keinginan yang

tidak realistis. Tidak setiap orang tahu suaminya dan

kekuasaan yang dimiliki. Apalagi dengan dirinya

sebagai „istri pak pejabat‟. Maka wajar jika dia tidak

mendapat penghormatan sebagaimana yang

diterima di lingkungan kerja suaminya.

Mungkin pula dia istri pengusaha kaya yang terbiasa

dilayani. Dia berpikir semua orang harus

melayaninya pula sebagaimana perlakuan para

buruh kepadanya. Nah, ketika saya meminta hak

atas bangku yang saya pesan, dia merasa saya telah

berbuat kurang ajar kepadanya.

Page 35: Jaim Itu Penting

34

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Keenam, semestinya kita mengubah cara pandang

tentang musibah dan orang lain. Bahwa musibah

bukanlah suatu hukuman yang Allah berikan kepada

kita. Musibah diberikan Allah untuk mengukur

tingkat keimanan manusia kepada Allah. Mungkin ini

yang belum berhasil dilakukan ibu tadi. Ketika

anaknya mendapat kecelakaan, dia menganggap itu

sebagai hukuman yang tidak adil. Mengapa kejadian

itu menimpa diri anaknya yang sangat dibanggakan?

Mengapa Allah tidak mengabulkan setiap harapan

yang dia miliki? Inilah gugatan yang menggelayuti

benak si ibu, hingga dia merasa mendapat aib besar

dengan kondisi anaknya yang mesti memakai kruk.

Sementara terhadap orang lain, selama ini kita

sering menilainya berdasarkan prasangka kita.

Seperti yang dilakukan ibu itu. Kebetulan teman

duduk di bangku belakang adalah seorang laki-laki

cacat. Itu sepenglihatan istriku. Nah, barangkali dia

merasa tidak pantas duduk bersama laki-laki itu.

Mungkin tindakan itu dapat menurunkan harga

dirinya di mata orang lain. Karena anggapan itu, dia

ingin pindah tempat duduk.

Ketujuh, seorang ibu harus cerdas. Tujuannya agar

ibu dapat memberikan yang terbaik bagi anaknya

serta dapat bersikap bijaksana. Tanpa kecerdasan,

ibu akan gagal menjalankan tugasnya. Sedangkan

Page 36: Jaim Itu Penting

35

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

sikap bijaksana diperlukan saat berhubungan

dengan orang lain. Semua itu memerlukan latihan

yang panjang.

Page 37: Jaim Itu Penting

36

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

BAGAIMANA MENCINTAI ANAK?

Ibu itu berusaha keras menahan air matanya agar

tidak terjatuh. Suaranya tercekat, kata-katanya

terbata-bata kala menguraikan kegundahan hatinya.

Ya, kegundahan yang lahir kala memikirkan

kelakuan dan perlakuan sang anak kepadanya.

Saya belum lama mengenalnya sebagai tetangga di

perumahan. Yang saya tahu beliau pindahan dari ibu

kota provinsi, menjual rumah yang menyimpan

kenangan hidup bersama almarhum suaminya, lalu

memboyong seisi rumah ke Klaten. Ternyata

tindakan itu dilakukan hanya untuk memenuhi

permintaan putri sulungnya.Kebetulan si anak

bekerja dan menikah dengan seorang pemuda di

sini. Dia mengeluh tidak kerasan tinggal bersama

mertua. Oleh karena itu, sang ibu menyetujui

rencana si anak untuk membeli rumah baru yang

akan ditinggali bersama. Saran tetangga untuk tidak

berpindah rumah tidak mampu menembus hatinya.

Dijuallah rumah lama yang selama ini menjadi saksi

perjuangan sang ibu dan suami dalam mendidik dan

membesarkan kedua anaknya. Semua dikorbankan

demi anak. Dimulailah lembaran hidup yang baru,

yang mempertemukan saya menjadi tetangganya.

Page 38: Jaim Itu Penting

37

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Namun gambaran indah yang ingin diraih ternyata

tidak terwujud. Sejumlah kerikil yang melukai kaki

membuat langkahnya tersendat. Harapan akan

terciptanya penghidupan yang lebih baik justru

semakin tipis. Apalagi setelah si anak justru

memutuskan untuk mengikuti suaminya tinggal di

rumah mertua. Satu-satunya cucu yang selama ini

menjadi limpahan kasih sayangnya juga

meninggalkan rumah ini. Mereka jarang berkunjung

ke mari. Sang Ibu merasa sendirian, nyaris putus

harapan.

Di kota asal dia sempat menjadi pedagang makanan

yang sukses. Pelanggannya berjumlah banyak,

sehingga hasil perniagaan yang dilakukan dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

serta menyekolahkan kedua anak hingga perguruan

tinggi.

Di sini dia harus memulainya dari titik nol. Karena

penghuni perumahan baru belasan keluarga, sang

ibu harus mau berjalan kaki cukup jauh untuk

menitipkan dagangannya di warung-warung sekitar

kompleks. Kerepotan bertambah ketika dia perlu

berbelanja bahan baku di pasar. Dia tidak jarang

mesti berjalan kaki bolak-balik bersama kakak

perempuannya. Maklumlah, angkutan umum yang

melintasi tempat tinggal saya sudah lama berhenti

beroperasi. Para pemilik angkutan umum banyak

Page 39: Jaim Itu Penting

38

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

yang gulung tikar karena warga lebih memilih naik

sepeda motor daripada angkot.

Melihat pengorbanan ibu itu, saya teringat dengan

pepatah zaman sekolah dulu: kasih ibu sepanjang

jalan, kasih anak sepanjang galah. Segala upaya

akan dilakukan oleh ibu demi anaknya, walau harus

berkorban jiwa sekalipun. Pantas jika Allah swt

mendudukkan ibu di posisi istimewa. Doa ibu

sanggup mengguncangkan „Arsy Allah. Keridaan ibu

mempengaruhi keridaan Allah. Bahkan, seorang ibu

yang meninggal kala berjuang melahirkan anaknya

akan disejajarkan dengan syahidnya seorang yang

berjuang di jalan Allah. Tidak berlebihan jika sebuah

lagu anak menganalogikan kasih sayang ibu sebagai

sang surya yang menyinari dunia.

Sebaliknya dengan kasih sayang anak kepada orang

tuanya. Mereka tidak pernah sanggup membalas

besarnya kasih sayang ibu. Meskipun setiap hari

bumi mendapat sinar matahari, bumi tidak akan

pernah bisa menyinari matahari walau hanya

sekejap.

Saya tidak meragukan besarnya kasih sayang ibu

kepada anaknya. Namun, dalam hati terbetik tanya:

benarkah kasih sayang yang berlebihan justru

mematikan potensi anak?

Page 40: Jaim Itu Penting

39

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Seperti yang terjadi pada ibu tadi. Menurut saya, dia

telah berlebihan dalam menunjukkan kasih

sayangnya kepada anak. Mengapa demikian?

Pertama, karena dia memperlakukan anaknya tetap

sebagai anak kecil walaupun sudah dewasa.

Memang benar, status anak tidak berubah dalam

hubungan dengan orang tuanya kendati dia sudah

berkeluarga. Akan tetapi orang tua perlu menyadari

proses tumbuh kembang anaknya. Sesaat setelah

lahir di dunia, kelangsungan hidup anak sangat

tergantung pada kepedulian orang tua. Ibu dan

bapak yang bekerja keras untuk menyiapkan

hidangan di atas meja bagi anaknya, mendidik anak

dengan aturan hidup sebagai manusia, atau

mengajarkan pengetahuan yang diperlukan anak

untuk bekal menempuh kehidupan. Mereka juga

yang pertama kali tersenyum lega kala bisa

membuat anak bergembira atau menahan perih

ketika anaknya menangis sedih.

Namun, tidak selamanya anak kita menjadi anak

kecil. Seiring bertambahnya usia, kepribadian anak

pun berkembang. Bertambah luasnya lingkup

pergaulan anak membawa pengaruh baru bagi

jiwanya. Apalagi setelah anak berubah menjadi orang

dewasa yang memiliki pemikiran dan keinginan

sendiri.Kedewasaan menurut saya melahirkan

konsekuensi atas setiap tindakan yang dilakukan

seseorang. Seorang dewasa bisa menentukan

Page 41: Jaim Itu Penting

40

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

pilihan dan harus bersiap dengan konsekuensi

pilihan tadi.

Saya melihat masalah sang ibu lahir sebagai

konsekuensi pilihan tidak logis yang dia ambil. Saya

katakan tidak logis karena sebenarnya terdapat

sejumlah alternatif lain untuk mengatasi masalah

anaknya. Ketika si anak merasa tidak betah tinggal

bersama mertua, dia bisa meninggalkan rumah

mertuanya dan mengontrak rumah di tempat lain.

Namun, yang dilakukannya justru membeli rumah

baru. Padahal dana yang dibutuhkan belum tersedia.

Akhirnya dia membujuk ibunya untuk menjual rumah

dan tinggal bersama-sama di sini.

Tindakan ibu memenuhi rengekan anaknya tadi bagi

saya menunjukkan kalau dia memposisikan anaknya

seperti halnya anak kecil. Ibu mengalah dengan

keinginan anaknya semata-mata agar si anak tidak

rewel.

Kedua, masalah itu terjadi karena anak pandai

memanfaatkan situasi. Dia menyadari sepenuhnya

posisinya di mata ibu. Selama ini limpahan kasih

sayang dari orang tua dimaknai sebagai perlakuan

istimewa yang memang seharusnya diterima oleh

dirinya. Sedari kecil dia mengamati bahwa setiap

permintaannya akan dikabulkan orang tua. Setiap

Page 42: Jaim Itu Penting

41

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

permintaannya berlaku mutlak. Orang tua tidak

punya pilihan kecuali mati-matian berusaha

memenuhi permintaan itu. Perlakuan demikian

membuatnya tumbuh sebagai anak yang egois dan

cenderung mementingkan diri sendiri. Dia merasa

setiap permintaannya merupakan satu kewajiban

yang harus dipenuhi orang tua. Di sisi lain dia

tumbuh tanpa kemampuan berempati terhadap

kondisi orang lain, termasuk kondisi orang tuanya.

Sikap semacam itu sayangnya tidak berubah

meskipun secara fisik dia berubah menjadi dewasa.

Dengan kemampuan berpikirnya, dia mampu

memperluas lingkup masalah yang semula pribadi

menjadi masalah yang harus dihadapi semua orang

dalam keluarga.

Bercermin pada masalah yang dihadapi tetangga itu,

saya bertekad untuk tidak salah mendidik anak.

Walaupun anak itu amanah yang Allah swt titipkan

pada orang tua, bukan berarti anak jika dibiarkan

akantetap dalam kondisi baik dan benar. Pengaruh

lingkungan rumah dan teman sebaya sangatlah

besar bagi pembentukan kepribadian anak. Apalagi

dengan kemampuan belajarnya yang sangat

absorbsif. Anak akan menyerap masukan apapun

yang dia temukan di lingkungan kesehariannya.

Bagaikan pasir menyerap tetesan-tetesan air.

Page 43: Jaim Itu Penting

42

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

Yang patut disadari ialah fakta bahwa anak bukanlah

kelanjutan sifat, profesi, atau kepribadian orang

tuanya. Dia makhluk Allah swt yang memiliki minat

dan bakat sendiri. Orang tua bertugas menggali dan

menumbuhkembangkan potensi si anak agar dia

dapat memberi manfaat bagi lingkungan. Inilah kerja

yang dilakukan orang tua yang mencintai anaknya.

Bermain bersama anak sebaiknya dibarengi dengan

bimbingan dan pengarahan. Mereka perlu

dipahamkan dengan aturan bermain yang baik. Saat

bermain bersama anak, orang tua perlu menyisipkan

pesan-pesan moral yang kontekstual dengan situasi

permainan.Jangan sampai orang tua justru

mengarahkan anak pada hal-hal yang negatif. Jika

tindakan ini terus berlangsung, anak tidak akan

memiliki pedoman nilai dan norma sebagai makhluk

sosial.

Saya teringat dengan tindakan seorang filosof Yunani

kuno bernama Diogene le Cynique (413-323 SM).

Dia sering mengecam adat kebiasaan

masyarakatnya yang buruk. Konon, dia pernah

mencambuk seorang ayah sambil berkata,”Aku

melihat dan mendengar anakmu culas dan

berbohong ketika sedang bermain. Aku yakin hal itu

diperolehnya darimu atau orang lain, tetapi kamu

Page 44: Jaim Itu Penting

43

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

diam tidak menegurnya. Kamu biarkan anakmu

berbuat tidak baik.”

Memang peran orang tua sangatlah vital bagi

pembentukan kepribadian anak. Bagi saya, kartu

ucapan yang diselipkan dalam hidangan akikah

semestinya berisi pemohonan doa restu bagi orang

tua agar bisa mendidik anaknya menjadi hamba

Allah swt yang bertakwa.

Page 45: Jaim Itu Penting

44

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

JAIM ITU PENTING

Pagi itu saya mengantar istri saya ke pasar. Dia perlu

berbelanja konsumsi untuk pengajian muslimah.

Sambil menunggu di tempat parkir, saya mengamati

perilaku orang yang melintas di perempatan jalan

dekat pasar. Tak lama kemudian dari arah depan

menepilah seorang perempuan berbusana

muslimah. Jilbab besarnya tampak rapi serasi

dengan gamis yang dikenakan.

Tukang parkir yang sudah tua itu memberi aba-aba

seperlunya. Motor masuk ke area parkir. Petugas

parkir itu melontarkan senyuman dan sapaan ramah

kepada muslimah muda itu. Namun perempuan tadi

hanya diam tanpa reaksi. Dengan wajah dingin, dia

segera berlalu masuk ke pasar. Senyuman tipis pun

tidak terlihat menghiasi wajahnya. Apalagi ucapan

terima kasih buat petugas parkir yang telah

membantu menata kendaraannya. Saya yang berada

di dekat lokasi mencoba memahami latar belakang

sikap muslimah tadi. Barangkali dia merasa perlu

menjaga citra sebagai muslimah yang teguh

memegang aturan agama. Dia mungkin beranggapan

bahwa membalas sapaan orang asing apalagi laki-

laki yang tidak dikenal di muka umum dapat

Page 46: Jaim Itu Penting

45

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

merusak citra dirinya. Oleh karena itu, dia memilih

mengabaikan sapaan ramah dari petugas parkir tadi.

Namun hati kecil saya cenderung tidak bisa

membenarkan perilaku tersebut. Lebih-lebih karena

dia berani menunjukkan diri sebagai seorang

muslimah yang taat pada aturan berpakaian secara

syar‟i. Menurut saya, sikap terbaik yang harus dia

lakukan dalam kondisi tersebut justru menunjukkan

keramahan. Sikap simpatik sebenarnya akan

mendatangkan keuntungan berlipat ganda. Ketika

dia memberikan senyuman hangat atau ucapan

terima kasih, dia sudah menunjukkan bahwa

seorang muslimah memiliki hati yang lembut dan

hidup sehingga bisa membalas penghormatan dari

orang lain dengan baik. Pada waktu yang sama dia

sudah menyodorkan bukti bahwa Islam itu agama

yang mengajarkan kedamaian pada umatnya. Orang

yang berani menunjukkan identitas keislamannya

bukanlah orang yang menakutkan seperti para

teroris yang mengatasnamakan Islam. Tanpa

direncanakan secara njlimet, dia sudah

mendakwahkan citra Islam sebagai rahmatan lil

„alamin kepada orang lain melalui tindakan

sederhana.

Ada pula manfaat yang diterima si muslimah tadi.

Senyuman dan perkataan baik yang diberikan akan

dicatat malaikat sebagai sedekah. Saya teringat

Page 47: Jaim Itu Penting

46

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

dengan nasihat KH Mustofa Bisri. Menurut beliau,

tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersedekah

setiap hari walau hanya dengan senyuman tulus

yang kita berikan pada orang lain.

Gamis dan jilbab bagi muslimah merupakan pakaian

yang disyariatkan karena bisa menutupi aurat

pemakainya serta menambah keindahan tampilan

orang yang memakainya. Inilah fungsi pakaian

menurut firman Allah swt dalam al-quran surat Al-

A‟raaf ayat 26. “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami

telah menurunkan kepadamu pakaian untuk

menutup auratmu dan pakaian indah untuk

perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling

baik.” Yang dimaksud dengan pakaian takwa ialah

sikap selalu bertakwa kepada Allah swt. Pakaian

yang memenuhi fungsi ini dapat dipastikan telah

memenuhi fungsi dasar pakaian bagi manusia.

Dalam al-quran surat An-Nahl ayat 81 Allah swt

berfirman,”Dan Dia jadikan bagimu pakaian yang

memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi)

yang memelihara kamu dalam peperangan.” Akan

tetapi masih ada satu fungsi penting pakaian yang

jarang disadari oleh pemakainya. Ternyata pakaian

juga memiliki fungsi untuk menunjukkan identitas

diri. Kita bisa mengenali seorang anak masih duduk

di bangku SD atau SMP atau SMA dengan melihat

Page 48: Jaim Itu Penting

47

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

pakaian seragam yang dikenakan. Dengan mudah

kita mendapatkan gambaran lokasi bekerja dan

prosedur bekerja seseorang dari mengamati

seragam kerja yang dia kenakan. Begitu pula fungsi

gamis dan jilbab bagi muslimah. Perempuan

beragama Islam yang mengenakan gamis dan jilbab

berarti telah berani menunjukkan identitas

keislamannya sehingga dia terpelihara dari

gangguan dan perbuatan usil orang lain. Mari

perhatikan firman Allah dalam al-Quran surat Al-

Ahzab ayat 59. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-

isterimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri

orang mukmin: „hendaklah mereka mengulurkan

jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.‟ Yang demikian

itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Di balik pakaian yang kita kenakan terdapat

konsekuensi berat yang mengiringinya. Ketika kita

berani menunjukkan identitas keislaman melalui

pakaian yang dikenakan, kita dituntut untuk selalu

menjaga perilaku dan perkataan agar selalu selaras

dengan ajaran agama Islam. Kita dituntut berhati-

hati dalam berinteaksi dengan orang lain. Tindakan

kita melukai perasaan orang lain saat menunjukkan

identitas keislaman dapat mencoreng keagungan

agama yang disampaikan melalui Rasulullah di mata

publik. Usahakan untuk selalu berkiblat pada akhlak

Page 49: Jaim Itu Penting

48

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

junjungan kita Muhammad saw. sewaktu kita

menunjukkan identitas keislaman kita. Namun

mohon tidak menyalahartikan anjuran tadi. Saya

tidak mengajak Anda untuk menanggalkan sejenak

identitas keislaman Anda ketika ingin berbuat yang

melenceng dari aturan Islam. Bukan demikian. Justru

konsekuensi dari keberanian menunjukkan identitas

keislaman kita berupa kesediaan menjaga citra diri

agar selalu mencerminkan keagungan ajaran islam.

Berlandaskan pada pemikiran tadi, saya sangat

menyayangkan perilaku seorang muslim yang

memegang makanannya dengan tangan kiri sambil

berdiri. Padahal selama ini dia telah berani

memelihara jenggot dan menjaga agar celana

panjang yang dikenakan tidak menutupi mata kaki.

Apalagi kejadian tersebut dia lakukan di lingkungan

masjid tempat kami biasa menegakkan sholat

berjamaah.

Mari tunjukkan identitas keislaman kita dan jangan

lalai untuk selalu menjaga citra diri sebagai muslim

sejati.

Page 50: Jaim Itu Penting

49

Jaim

Itu

Pe

nti

ng

TENTANG TAMMI

Keinginan untuk berbagi pemikiran tentang aneka

realitas yang dijumpai dalam hidup mendorong

Tammi menulis apa yang tebersit di pikirannya.

Momentum berpikir kritis dan kreatif inilah yang

terus dia jaga agar dapat menjadi akar yang kokoh

bagi cita-citanya memajukan dunia pendidikan anak

melalui penerbitan buku yang sedang dirintisnya.

Anda yang tertarik dengan idenya dapat

menghubungi Tammi pada nomor 081 392 017 037

atau email [email protected].