issai 1520_prosedur analitis_bahasa

Upload: catherine-sims

Post on 11-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

adalah terjemah dari ISSAI 1520 tentang prosedur analitis audit

TRANSCRIPT

ISSAI 1520ANALYTICAL PROCEDURES

Prosedur analitis adalah evaluasi informasi keuangan melalui analisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non-keuangan. Prosedur analitis juga mencakup penyelidikan yang diperlukan atas fluktuasi yang teridentifikasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi lain yang relevan atau yang berbeda dari nilai-nilai yang diharapkan dengan jumlah yang signifikan.Ketika merancang dan melakukan prosedur analitis substantif, baik sendiri atau dalam kombinasi dengan pengujian rinci, seperti prosedur substantif sesuai dengan ISA 330, auditor harus:1. Menentukan kesesuaian prosedur analitis substantive tertentu dengan asersi, memperhitungkan penilaian risiko dari salah saji material dan pengujian rinci, jika ada, untuk asersi tersebut.2. Mengevaluasi keandalan data dari ekspektasi auditor atas jumlah tercatat atau rasio yang dibuat, memperhitungkan sumber daya, komparabilitas, dan sifat dasar dan relevansi dari informasi yang tersedia, dan kontrol atas persiapan.3. Mengembangkan ekspektasi atas jumlah yang dicatat atau rasio dan mengevaluasi apakah harapan adalah cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji yang , secara individu atau bila digabungkan dengan lainnya salah saji , dapat menyebabkan laporan keuangan menjadi material salah saji.4. Menentukan jumlah yang perbedaan atas jumlah yang tercatat dari nilai yang diharapkan yang dapat diterima tanpa penyelidikan lebih lanjut.Auditor harus merancang dan melakukan prosedur analitis mendekati akhir pelaksanaan audit yang akan membantu auditor ketika membentuk kesimpulan secara keseluruhan yaitu apakah laporan keuangan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas.Jika prosedur analitis dilakukan sesuai dengan ISA ini yaitu mengidentifikasi fluktuasi atau hubungan yang tidak konsisten dengan informasi relevan lainnya atau berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang signifikan, auditor harus menyelidiki perbedaan tersebut dengan:1. Bertanya pada manajemen dan memperoleh bukti audit yang tepat dan relevan dengan tanggapan manajemen;2. Melakukan prosedur audit lain yang diperlukan dalam situasi ini.

Definisi Prosedur AnalitisProsedur analitis mencakup pertimbangan atas perbandingan dari informasi keuangan entitas dengan, misalnya: Informasi sejenis untuk periode sebelumnya. Hasil yang diperkirakan atas entitas, seperti anggaran atau proyeksi, atau ekspektasi auditor, seperti perkiraan penyusutan. Informasi dari industri yang serupa, seperti perbandingan rasio penjualan atas piutang dengan rata-rata industri atau dengan entitas lain dengan ukuran yang sebanding dalam industri yang sama.Prosedur analitis juga mencakup pertimbangan atas hubungan, contohnya: Antara unsur-unsur informasi keuangan yang akan diharapkan sesuai dengan pola yang telah diprediksi berdasarkan pengalaman entitas, seperti persentase marjin kotor. Antara informasi keuangan dan informasi non-keuangan yang relevan, seperti biaya gaji untuk jumlah karyawan.Berbagai metode dapat digunakan untuk melakukan prosedur analitis. Metode-metode ini mencakup mulai dari melakukan perbandingan sederhana sampai melakukan analisis kompleks menggunakan teknik statistik canggih. Prosedur analitis dapat diterapkan pada laporan keuangan konsolidasian, komponen-komponen dan elemen individu atas informasi.Prosedur Analitis SubstantifProsedur substantif auditor pada level asersi mungkin adalah pengujian rinci, prosedur analitis substantif, atau kombinasi keduanya. Keputusan tentang prosedur audit mana yang akan dilakukan, termasuk apakah akan menggunakan prosedur analitis substantif, didasarkan pada pertimbangan auditor tentang efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang tersedia untuk mengurangi risiko audit pada tingkat asersi ke tingkat yang cukup rendah.Auditor dapat bertanya pada manajemen mengenai ketersediaan dan keandalan informasi yang diperlukan untuk menerapkan prosedur analitis substantif, dan hasil dari prosedur analitis serupa yang dilakukan oleh entitas. Mungkin akan efektif untuk menggunakan data analitis yang disiapkan oleh manajemen, asalkan auditor yakin bahwa data tersebut disiapkan dengan benar.Prosedur analitis substantif umumnya lebih tepat untuk volume transaksi yang besar yang cenderung dapat diprediksi dari waktu ke waktu. Penerapan prosedur analitis yang telah direncanakan didasarkan pada harapan atas hubungan antara data saat ini dan selanjutnya tanpa adanya kondisi yang berkebalikan. Namun, kesesuaian prosedur analitis tertentu akan tergantung pada seberapa efektif penilaian auditor dalam mendeteksi salah saji yang, secara individu atau bila digabungkan dengan salah saji lainnya, dapat menyebabkan salah saji material pada laporan keuangan.Dalam beberapa kasus, bahkan model prediktif yang tidak canggih mungkin efektif sebagaiprosedur analitis. Sebagai contoh, di mana entitas memiliki sejumlah karyawan yang diketahui dengan tingkat pembayaran tetap sepanjang periode, dimungkinkan bagi auditor untuk menggunakan data ini untuk memperkirakan total biaya gaji untuk beberapa periode dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga memberikan bukti audit untuk item yang signifikan terhadap laporan keuangan dan mengurangi kebutuhan untuk melakukan pengujian rincian pada daftar gaji. Penggunaan rasio perdagangan diakui secara luas (seperti margin keuntungan untuk berbagai jenis entitas retail) dapat sering digunakan secara efektif dalam prosedur analitis substantif untuk memberikan bukti untuk mendukung kewajaran jumlah yang dicatat .Berbagai jenis prosedur analitis memberikan berbagai tingkat keyakinan. Prosedur analitis yang melibatkan, misalnya, prediksi total pendapatan sewa atas bangunan yang terbagi menjadi apartemen-apartemen, menjadikan tarif sewa, jumlah apartemen, dan tingkat kekosongan menjadi pertimbangan, bisamemberikan bukti persuasif dan dapat menghilangkan kebutuhan lebih lanjut untuk verifikasi melalui pengujian rinci, asalkan unsur-unsur diverifikasi dengan tepat. Sebaliknya, perhitungan dan perbandingan persentase gross marjin sebagai sarana mengkonfirmasikan angka pendapatan dapat memberikanbukti yang kurang meyakinkan, tetapi dapat memberikan bukti yang menguatkan berguna jika digunakan dalam kombinasi dengan prosedur audit lain.Penentuan kesesuaian prosedur analitis substantive tertentu dipengaruhi oleh sifat dasar asersi dan penilaian auditor atas risiko salah saji material. Sebagai contoh, jika kontrol atas order penjualan tidak efisien, auditor dapat lebih bergantung pada pengujian rinci daripada prosedur analitis substantifuntuk asersi yang berkaitan dengan piutang.Prosedur analitis substantif tertentu juga dapat dianggap cocok ketika pengujian rinci dilakukan pada asersi yang sama. Sebagai contoh, ketika memperoleh bukti audit mengenai asersi penilaian untuk rekening saldo piutang, auditor dapat menerapkan prosedur analitis untuk aging atas rekening nasabah, selain melakukan pengujian rinci pada penerimaan kas berikutnya untuk menentukan kolektibilitas piutang.Hubungan antara unsur-unsur individu laporan keuangan yang secara tradisional dipertimbangkan dalam audit entitas bisnis tidak selalu relevan dalam audit pemerintah atau badan sektor publik non-bisnis lainnya; untuk contoh, dalam banyak entitas sektor publik mungkin ada sedikit hubungan langsung antara pendapatan dan pengeluaran. Selain itu, karena pengeluaran pada akuisisi aset tidak dapat dikapitalisasi, mungkin tidak ada hubungan antara pengeluaran dengan, misalnya, persediaan dan aset tetap dan jumlah aset yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Selain itu, data industri atau statistik untuk tujuan perbandingan mungkin tidak tersedia di publik sektor. Namun, hubungan lain mungkin relevan, misalnya, variasi dalam biaya per kilometer pembangunan jalan atau jumlah kendaraan diperoleh dibandingkan dengan kendaraan dihapuskan.Keandalan data dipengaruhi oleh sumber data dan sifat dasar dan tergantung pada keadaan di mana diperoleh. Oleh karena itu, berikut ini relevan ketika menentukan apakah data dapat diandalkan untuk tujuan merancang prosedur analitis substantif :1. Sumber informasi yang tersedia. Misalnya, informasi lebih dapat diandalkan ketika diperoleh dari sumber-sumber independen di luar entitas;2. Komparabilitas informasi yang tersedia. Sebagai contoh, data industri yang sangat luas mungkin perlu ditambah menajdi sebanding dengan suatu entitas yang memproduksi dan menjual produk khusus;3. Sifat dan relevansi dari informasi yang tersedia. Sebagai contoh, apakah anggaran telah ditetapkan sebagai hasil yang diharapkan bukan sebagai tujuan yang ingin dicapai;4. Kontrol atas penyusunan informasi yang dirancang untuk memastikan kelengkapan, akurasi, dan validitas. Sebagai contoh, kontrol selama persiapan, review, dan pemeliharaan anggaran.Auditor dapat mempertimbangkan untuk menguji efektivitas operasi pengendalian, jika ada, selama persiapan entitas atas informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan prosedur analitis substantif dalam menanggapi risiko yang telah dinilai. Ketika kontrol tersebut efektif, auditor umumnya memiliki kepercayaan yang lebih tinggi pada keandalan informasi dan, karena itu, dalam hasil prosedur analitis. Efektivitas operasi dari kontrol atas informasi non-finansial mungkin sering diuji dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian lainnya. Sebagai contoh, dalam membangun kontrol atas proses faktur penjualan, suatu entitas dapat memasukkan kontrol atas pencatatan unit penjualan. Dalamkeadaan ini, auditor dapat menguji efektivitas operasi dari kontrol atas pencatatan unit penjualan dalam hubungannya dengan tes dari efektivitas operasi dari pengendalian atas proses faktur penjualan. Atau, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi itu telah digunakan pengujian audit.Hal-hal yang relevan dengan evaluasi auditor atas apakah ekspektasi dapat dibuat dengan cukup tepat untuk mengidentifikasi salah saji yang, ketika dikumpulkan dengan salah saji lainnya, dapat menyebabkan salah saji material atas laporan keuangan, meliputi: Akurasi dengan yang mana hasil yang diharapkan dari prosedur analitis substantif dapat diprediksi. Sebagai contoh, auditor mungkin mengharapkan konsistensi yang lebih besar dalam membandingkan margin laba kotor dari satu periode ke periode yang lain daripada membandingkan pengeluaran diskresioner, seperti penelitian atau iklan. Sejauh mana informasi dapat dipisahkan. Sebagai contoh, prosedur analitis substantif mungkin lebih efektif bila diterapkan pada informasi keuangan pada masing-masing bagian dari operasi atau komponen laporan keuangan dari entitas yang beragam, daripada ketika diterapkan pada laporan keuangan entitas secara keseluruhan. Ketersediaan informasi, baik keuangan dan non-keuangan. Sebagai contoh, auditor dapat mempertimbangkan apakah informasi keuangan, seperti anggaran atau proyeksi, dan informasi non-keuangan, seperti jumlah unit yang diproduksi atau dijual, adalah tersedia untuk merancang prosedur analitis substantif. Jika informasi yang tersedia, auditor juga dapat mempertimbangkan keandalaninformasi.Penentuan auditor atas jumlah dari perbedaan dari ekspektasi yang dapat diterima tanpa penyelidikan lebih lanjut dipengaruhi oleh materialitas dan konsistensi dengan tingkat keyakinan yang diinginkan, memperhitungkan kemungkinan bahwa salah saji, secara individual atau bila dikumpulkan dengan salah saji lainnya, dapat menyebabkan salah saji material atas laporan keuangan. ISA 330 mengharuskan auditor untuk memperoleh lebih banyak bukti audit persuasif lebih tinggi dari penilaian auditor atas risk. Oleh karena itu, dengan meningkatnya risiko yang dinilai, jumlah perbedaanyang dipertimbangkan dapat diterima tanpa penyelidikan menurun dalam rangka mencapaitingkat bukti persuasive yang diinginkan.

Prosedur Analitis yang Membantu Membuat Kesimpulan KeseluruhanKesimpulan yang diambil dari hasil prosedur analitik yang dirancang dan dilakukan sesuai prosedur dimaksudkan untuk menguatkan kesimpulan yang dibentuk selama audit atas masing-masing komponen atau elemen dari laporan keuangan. Hal ini membantu auditor untuk menarik kesimpulan yang wajar menjadi dasar opini auditor .Hasil prosedur analitis tersebut dapat mengidentifikasi risiko sebelumnya yang belum diakui dari salah saji material. Dalam keadaan seperti itu, ISA 315 mensyaratkan auditor untuk merevisi penilaian auditor atas risiko dari salah saji material dan memodifikasi prosedur audit terkait yang direncanakan lebih lanjut.

Investigasi Hasil Prosedur AnalitisBukti audit yang relevan dengan tanggapan manajemen dapat diperoleh dengan mengevaluasi respon-respon tersebut dengan mempertimbangkan pemahaman auditor dari entitas dan lingkungannya, dan dengan bukti audit lain yang diperoleh selama audit .Kebutuhan untuk melaksanakan prosedur audit lain mungkin muncul ketika, misalnya, manajemen tidak mampu memberikan penjelasan, atau penjelasan, bersama-sama dengan bukti audit yang diperoleh relevan dengan respon manajemen, dianggap tidak memadai.